You are on page 1of 6

POSTER CUCI TANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS LAMBALE
Jl. Poros Ereke-Baubau Km 26, Desa Kasulatombi, Kode Pos 93670
Email: puskesmaslambale@gmail.com, Telp. 082273264256

LAPORAN AUDIT KEPATUHAN CUCI TANGAN


BULAN APRIL-JUNI
PUSKESMAS LAMBALE

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas merupakan health care system yang di dalamnya terdapat sistem


surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang di dalamnya Puskesmas
mempunyai peran strategis dalam upaya mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat
di Indonesia, karena Puskesmas merupakan fasilitas yang padat karya dan padat
teknologi. Peran strategis Puskesmas sangat diperlukan untuk menghadapi transisi
epidemiologi yang terjadi saat ini.

HAIs (Health-care Associated Infections) merupakan kejadian infeksi yang


didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan >48 jam dan pasien tidak dalam
masa inkubasi. Karena HAIs, di identifikasi melalui kegiatan surveilans, media penularan
utama dari sebagian besar bakteri atau virus penyebab infeksi adalah tangan- tangan
pemberi asuhan yang terkontaminasi.

Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan menggunakan
antiseptik pencuci tangan. Pada tahun 2009, WHO mencetuskan global patient safety
challenge dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan
hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan my five moments for hand hygiene yaitu
melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan prosedur
bersih dan steril, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan cairan
tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan
sekitar pasien. Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya merupakan
stimulus sosial yang dapat menimbulkan respon emosional terhadap upaya universal
precaution sehingga akan meningkatkan peran sertanya dalam upaya pencegahan infeksi
nosokomial. Kegagalan melakukan kebersihan tangan yang baik dan benar dianggap
sebagai penyebab utama infeksi nosokomial atau HAIs dan penyebaran mikroorganisme
multi resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai kontributor yang
penting terhadap timbulnya wabah. Sehingga perlu adanya audit kepatuhan pelaksanaan
hand hygiene untuk evaluasi kegiatan hand hygiene yang telah dilakukan oleh tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Puskesmas Lambale

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud :

Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand hygiene).

2. Tujuan :

a. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand hygiene)


dengan handrub maupun handwash.
b. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan tangan
(hand hygiene).
POSTER CUCI TANGAN

c. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci tangan (hand


hygiene) dengan 6 langkah dalam 5 momen.
d. Mendapatkan data tentang gambaran kepatuhan cuci tangan dan
ketersediaan fasilitas cuci tangan

C. PENGERTIAN

Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh seluruh pegawai
Puskesmas terutama orang yang terlibat dalam perawatan pasien. Untuk menanggapi hal
ini, Tim PPI melakukan penilaian terhadap kepatuhan cuci tangan kepada petugas yang
bersentuhan langsung dengan pasien yang dinilai setiap bulan. Penilaian ini berdasarkan
dilakukan atau tidaknya cuci tangan dalam five moments for hand hygiene (lima momen
cuci tangan) yang ditetapkan oleh WHO.

Lima moment tersebut adalah:

1. Sebelum bersentuhan dengan pasien


2. Sebelum melakukan prosedur bersih/steril
3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi
4. Setelah bersentuhan dengan pasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien

Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi Asuhan (PPA) dan orang
yang bersentuhan langsung dengan pasien untuk dilakukan audit hand hygiene. Data
dikumpulkan dengan cara menggunakan lembar observasi. Lembar observasi berisi check
list untuk melihat praktik hand hygiene yang dilakukan oleh petugas (PPA), yang terdiri
dari penilaian lima momen cuci tangan dengan membandingkan jumlah nilai Opportunity
dan jumlah Action setiap petugas dalam melakukan tindakan cuci tangan. Penilaian
Fasilitas cuci tangan juga menggunakan lembar Observasi dilakukan berupa format yang
berisi item-item yang perlu diamati menggunakan cheklist.

D. HASIL KEGIATAN

Kepatuhan Hand Hygiene di Puskesmas Lambale. Audit hand hygiene merupakan cara
yang dilakukan untuk mengobservasi dan mengukur kepatuhan para petugas kesehatan
dalam melakukan hand hygiene yang merupakan perilaku mendasar dalam upaya
mencegah timbulnya infeksi nosokomial. Dari pelaksanaan audit hand hygiene yang
dilaksanakan rutin tiap 3 bulan di Puskesmas berikut ini laporan kepatuhan hand hygiene
pada setiap unit pelayanan kesehatan Puskesmas bulan April- Juni 2023.

KEPATUHAN CUCI TANGAN KATEGORI


PER RUANGAN DI PUSKESMAS LAMBALE

PRESENTASE

APRIL (0%-85%) MEI (0%-85%) JUNI (0%-85%)


PEDAFTARAN
R.POLI UMUM
R.IMUNISASI
R.Kia dan KB
R.GAWAT
DARURAT
R. RAWAT INAP
LABORATORIUM
R.PELAYANAN
GIZI
R. PROMOSI
POSTER CUCI TANGAN

KESEHATAN

R. REKAM M
R.KEBIDANAN

Berdasarkan data pada grafik, menunjukkan bahwa angka kepatuhan Hand Hygiene bulan
April-Juni 2023 di Puskesmas menurut jenis ruangan paling tinggi yaitu Ruang
UGD,pada bulan April 72%, dan pada bulan Mei dan Juni kepatuhan cuci tangan tertinggi
yaitu Rawat Inap 67%, sedangkan angka kepatuhan paling rendah yaitu Ruang
pendaftaran,Rekam Medik ,Ruang Poli Umum,Ruang 50% pada bulan April,Mei dan
paling rendah pada bulan Juni yaitu Ruang pendaftaran 30%.
E. ANALISA DAN EVALUASI

1. Berdasarkan hasil laporan diatas terhadap


kepatuhan kebersihan tangan (hand hygiene)
petugas bulan Juli-September di Puskesmas abcd
masih dibawah standar yaitu rata-rata 70,4%,
sedangkan standar atau target yang diharapkan
yaitu ≥75%. Ini menunjukkan masih minimalnya
kepatuhan petugas dalam melakukan cuci tangan.
2. Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab
kurangnya kepatuhan petugas dalam cuci tangan,
antara lain:

a. Kurangnya akses/fasilitas cuci tangan menggunakan sabun dan air


b. Kurangnya kepatuhan dalam mencuci tangan
c. Kuranganya kesadaran dalam setiap ruangan dalam mencuci tangan

F. UPAYA TINDAK LANJUT

Maka Tim PPI merencanakan peningkatan kepatuhan kebersihan tangan (hand hygiene)
dengan cara:

1. Melakukan reedukasi rutin


2. Membuat stiker cuci tangan, yang nantinya akan
diberikan kepada setiap ruangan yang sudah bisa
melakukan cuci tangan dengan baik dan benar, serta
dapat menyebutkan 5 momen cuci tangan.
3. Melakukan monitoring sarana dan prasarana untuk cuci
tangan.
4. Menempel poster hand hygiene.
5. Membagikan brosur/leaflet hand hygiene
6. Untuk pelaksaaan hand hygiene agar maksimal maka
Puskesmas perlu menyediakan fasilitas cuci tangan
yang memadai
7. dst

G. PENUTUP

a. Pemahaman petugas IPCN tentang PPI sudah


memadai, dan informasi tentang PPI juga sudah
disampaikan ke petugas ruangan, namun untuk
POSTER CUCI TANGAN

merubah perilaku petugas kesehatan juga harus


didukung oleh ketersediaan fasilitas cuci tangan untuk
kepentingan pasien dan Puskesmas tentunya.
b. Hasil akhir yang diharapkan dari meningkatnya
kepatuhan setiap ruangankau dalam kebersihan tangan
ini adalah tidak terjadinya HAIs pada pasien
Puskesmas. Karena kebersihan tangan merupakan salah
satu indicator pacient safety yang harus dijalankan oleh
petugas di Puskesmas, maka meningkatnya kepatuhan
petugas dalam cuci tangan juga berarti meningkatnya kualitas pelayanan Puskesmas.

Mengetahui Kasulatombi, Juli 2023


Sekertaris Tim PPI Sekertaris Tim PPI
POSTER CUCI TANGAN
POSTER CUCI TANGAN

You might also like