You are on page 1of 18

BAB 10

PERCOBAAN POLA ALIRAN

10.1 Teori Dasar


Aliran fluida merupakan perpindahan fluida yang membentuk garis aliran dengan
kecepatan tertentu. Penandaan terhadap garis aliran adalah pada garis singgung
antara tiap titik perpindahan fluida dengan pengamatan vektor kecepatan.
Berdasarkan garis aliran ini, aliran fluida terbagi menjadi aliran stasioner dan aliran
non-stasioner. Aliran stasioner terbentuk ketika garis aliran berimpit dengan arah
aliran setiap saat. Sementara aliran non-stasioner adalah aliran yang selalu tidak
berimpit dengan garis alirannya. Kedua jenis aliran ini akhirnya juga membentuk
tabung aliran, yang merupakan suatu ruangan berbentuk tabung dengan pembatas
berupa kumpulan garis aliran.

Kondisi aliran dalam saluran terbuka berdasarkan pada kedudukan permukaan


bebas cenderung berubah menurut ruang dan waktu, disamping itu ada hubungan
ketergantungan antara lain kedalaman aliran, debit air, kemiringan dasar saluran
dan permukaan bebas. Kondisi fisik saluran terbuka jauh lebih bervariasi
dibandingkan dengan saluran tertutup. Berikut beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pola aliran:
a. Debit Aliran: hubungan perkalian antara kecepatan aliran dengan luas tampang
basah saluran. Ven Te Chow (1989), dalam Sudiyono dkk (2014).
b. Kecepatan Aliran Rata-rata: Menurut Ven Te Chow (1989), Sudiyono dkk
(2014) kecepatan aliran ratarata merupakan perbandingan antara debit aliran
yang melewati saluran (Q) dengan luas tampang basah saluran (A)
c. Bilangan Reynolds
d. Koefisien Kekasaran Manning
e. Bilangan Froude: Menurut Chow (1959) dalam buku Open Channel Hydraulics
dalam Mulyandari (2010) dijelaskan bahwa akibat gaya tarik bumi terhadap
aliran dinyatakan dengan rasio gaya inersia dengan gaya tarik bumi (g). Rasio
ini diterapkan sebagai bilangan Froude (Fr). Bilangan Froude untuk saluran
terbuka dinyatakan sebagai berikut, yaitu :
BAB 10 PERCOBAAN POLA ALIRAN

1. Aliran kritis, jika bilangan Froude sama dengan satu (Fr = 1) dan gangguan
permukaan misal, akibat riak yang terjadi akibat batu yang dilempar ke
dalam sungai tidak akan bergerak menyebar melawan arah arus.
2. Aliran subkritis, jika bilangan Froude lebih kecil dari satu (Fr < 1). Untuk
aliran subkritis, kedalaman biasanya lebih besar dan kecepatan aliran rendah
(semua riak yang timbul dapat bergerak melawan arus).
3. Aliran superkritis, jika bilangan Froude lebih besar dari satu (Fr > 1). Untuk
aliran superkritis, kedalaman aliran relatif lebih kecil dan kecepatan relatif
tinggi (segala riak yang ditimbulkan dari suatu gangguan adalah mengikuti
arah arus).

Rasio yang diterapkan sebagai bilanganFroude (Fr) yang didefinisikan dengan


rumus:

𝑣
F= (10.1)
√𝑔. 𝐻

v = √2. 𝑔. ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 (10.2)

Dimana :
F = Angka Froud (froud number)
D = Kedalaman aliran (cm)
dengan:
F < 1 → disebut aliran subkritis.
F = 1 → disebut aliran kritis.
F > 1 → disebut aliran super kritis.

Energi spesifik aliran pada penampang tertentu sebagai total energi pada
penampang yang dihitung dengan menggunakan dasar saluran sebagai titik duga
ditentukan dengan:

𝑣21
E1 = H1 + (2.𝑔 ) (10.3)

𝑣22
E2 = H2 + (2.𝑔 ) (10.4)

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 106


BAB 10 PERCOBAAN POLA ALIRAN

Dimana:
E 1 = Tinggi energi spesifik di hulu (m)
E 2 = Tinggi energi spesifik di puncak replika bendung (m)
H 1 = Tinggi muka air di hulu (m)
H 2 = Tinggi muka air di puncak replika bendung (m)
v 1 = kecepatan aliran di hulu (m/s)
v 2 = kecepatan aliran di puncak replika bendung (m/s)

10.2 Maksud dan Tujuan


Pelaksanaan praktikum ini mempunyai maksud dan tujuan tertentu seperti yang
diuraikan dibawah ini :
a. Untuk mengetahui sifat-sifat aliran air berdasarkan jenis saluran dan bangunan
air.
b. Untuk mengetahui kondisi aliran air yang terjadi (kritis, super kritis, sub kritis)

10.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
a. Alat Hidrolika (Open Chanel)
b. Replika bendung
c. Tabung Pitot
d. Jangka sorong/alat pengukur berupa penggaris
e. Klemp penjepit
f. Lilin/malam
g. Kamera

10.4 Langkah Kerja


Langkah kerja pada praktikum pengukuran debit dengan tabung pitot adalah
sebagai berikut.
a. Menempatkan replika bendung di hulu yang telah di pakaikan lilin /malam pada
saluran air;
b. Menyalakan Alat Hidrolika;
c. Membiarkan sebentar agar aliran air naik melewati replika bendung;
d. Mengukur dimensi saluran yang akan digunakan sebagai saluran percobaan;

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 107


BAB 10 PERCOBAAN POLA ALIRAN

e. Mencatat tinggi air tabung pitot di hulu (ℎpitot 1) dan puncak replika bendung
(ℎp𝑖𝑡o𝑡 2) menggunakan metode 3 titik, ℎp𝑖𝑡o𝑡 ini yang akan digunakan untuk
mencari kecepatan;
f. Mengamati pola aliran yang terjadi secara teliti dengan menggunakan kamera
video;
g. Mencatat data yang diperlukan dalam praktikum ini (H1, H2, hp 1, hp 2, B1, B2) ;
h. Mengulangi prosedur di atas untuk 5 replika bendung berbeda.

10.5 Diagram Alir


Dibawah ini merupakan diagram alir praktikum pengukuran debit dengan tabung
pitot.

Mulai

Menempatkan replika bendung di hulu yang telah di pakaikan lilin /malam pada
saluran air jangan sampai muka air meluap dari peluap segitiga

Menyalakan Alat Hidrolika

Membiarkan sebentar agar aliran air naik melewati replika bendung

Mengukur dimensi saluran yang akan digunakan sebagai saluran


percobaan

Mencatat tinggi air tabung pitot di hulu (ℎpitot 1) dan puncak replika
bendung (ℎp𝑖𝑡o𝑡 2) menggunakan metode 3 titik, ℎp𝑖𝑡o𝑡 ini yang akan
digunakan untuk mencari kecepatan

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 108


BAB 10 PERCOBAAN POLA ALIRAN

Mengamati pola aliran yang terjadi secara teliti dengan menggunakan


kamera video

Mencatat data yang diperlukan dalam praktikum ini (H1, H2, hp 1, hp 2, B1,
B2)

Mengulangi prosedur di atas untuk 5 replika bendung berbeda

Selesai

Gambar 10.1 Diagram Alir Percobaan Pola Aliran


(Sumber : Data Pribadi Kelompok 10, 2022)

10.6 Data Pengamatan dan Perhitungan


10.6.1 Data pengamatan
Tabel 10.1 Data Pengamatan Percobaan Pola Aliran
Tabel 10.2 Data Pengamatan Grafik H Vs E Bendung 1 (Terlampir)
Tabel 10.3 Data Pengamatan Grafik H Vs E Bendung 2 (Terlampir)
Tabel 10.4 Data Pengamatan Grafik H Vs E Bendung 3 (Terlampir)
10.6.2 Data perhitungan
Percobaan 1
Diketahui :
Tinggi Muka Air di Hulu (H1) = 0,191 m
Lebar Aluran di Hulu (B1) = 0,087 m
Tinggi Pitot di Hulu (hpitot1) = 0,005 m
= 0,007 m
= 0,006 m
Tinggi Muka Air di Hilir (H2) = 0,065 m
Lebar Aluran di Hilir (B2) = 0,091 m
Tinggi Pitot di Hilir (hpitot2) = 0,015 m

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 109


BAB 10 PERCOBAAN POLA ALIRAN

= 0,020 m
= 0,008 m
Percepatan Gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Ditanya :
a. Kecepatan Aliran di Hulu (V1)
b. Tinggi Energi Spesifik di Hulu (E1)
c. Kecepatan Aliran di Hilir (V2)
d. Tinggi Energi Spesifik di Hilir (E2)
e. Froud 1
f. Froud 2
Jawab :

a. Kecepatan Aliran di Hulu (V1) 1 = √2 × 𝑔 × ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 1

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,005
= 0,313 m/s

Kecepatan Aliran di Hulu (V1) 2 = √2 × 𝑔 × ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 1

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,007
= 0,371 m/s

Kecepatan Aliran di Hulu (V1) 3 = √2 × 𝑔 × ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 1

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,006
= 0,343 m/s
𝑉1 1+𝑉1 2+𝑉1 3
Kecepatan Rata-rata Aliran di Hulu (𝑉1) =
3
0,313+0,371+0,343
=
3
= 0,342
𝑣21
b. Tinggi Energi Spesifik di Hulu (E1) = H1 + (2.𝑔 )

2
0,342
= 0,191 + (2 𝑥 9,81)

= 0,197 m

c. Kecepatan Aliran di Hulu (V2) 1 = √2 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 2√2. 𝑔. ℎ2

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 110


BAB 10 PERCOBAAN POLA ALIRAN

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,015
= 0,542 m/s

Kecepatan Aliran di Hulu (V2) 2 = √2 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 2√2. 𝑔. ℎ2

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,020
= 0,626 m/s

Kecepatan Aliran di Hulu (V2) 3 = √2 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 2√2. 𝑔. ℎ2

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,008
= 0,396 m/s
𝑉1 1+𝑉1 2+𝑉1 3
Kecepatan Rata-rata Aliran di Hulu (V2) =
3
0,542+0,626+0,396
=
3
= 0,522 m/s
𝑣22
d. Tinggi Energi Spesifik di Hulu (E2) = H2 + (2.𝑔 )

2
0,522
= 0,065 + (2 𝑥 9,81)

= 0,079 m
𝑣
e. Froud 1 = 1
√𝑔.𝐻1

0,342
=
√9,81 𝑥 0,191

= 0,250 < 1 subkritis


𝑣2
f. Froud 2 =
√𝑔.𝐻2

0,522
=
√9,81 𝑥 0,065
= 0,653 < 1 sub kritis
Percobaan 2
Diketahui :
Tinggi Muka Air di Hulu (H1) = 0,196 m
Lebar Aluran di Hulu (B1) = 0,088 m

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 111


BAB 10 PERCOBAAN POLA ALIRAN

Tinggi Pitot di Hulu (hpitot1) = 0,005 m


= 0,009 m
= 0,004 m
Tinggi Muka Air di Hilir (H2) = 0,065 m
Lebar Aluran di Hilir (B2) = 0,093 m
Tinggi Pitot di Hilir (hpitot2) = 0,018 m
= 0,017 m
= 0,019 m
Percepatan Gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Ditanya :
a. Kecepatan Aliran di Hulu (V1)
b. Tinggi Energi Spesifik di Hulu (E1)
c. Kecepatan Aliran di Hilir (V2)
d. Tinggi Energi Spesifik di Hilir (E2)
e. Froud 1
f. Froud 2
Jawab :

a. Kecepatan Aliran di Hulu (V1) 1 = √2 × 𝑔 × ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 1

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,005
= 0,313 m/s

Kecepatan Aliran di Hulu (V1) 2 = √2 × 𝑔 × ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 1

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,009
= 0,420 m/s

Kecepatan Aliran di Hulu (V1) 3 = √2 × 𝑔 × ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 1

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,004
= 0,280 m/s
𝑉1 1+𝑉1 2+𝑉1 3
Kecepatan Rata-rata Aliran di Hulu (𝑉1) =
3
0,313+0,420+0,280
=
3
= 0,338

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 112


BAB 10 PERCOBAAN POLA ALIRAN

𝑣21
b. Tinggi Energi Spesifik di Hulu (E1) = H1 + (2.𝑔 )

2
0,338
= 0,196 + (2 𝑥 9,81)

= 0,202 m

c. Kecepatan Aliran di Hulu (V2) 1 = √2 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 2√2. 𝑔. ℎ2

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,018
= 0,594 m/s

Kecepatan Aliran di Hulu (V2) 2 = √2 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 2√2. 𝑔. ℎ2

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,017
= 0,578 m/s

Kecepatan Aliran di Hulu (V2) 3 = √2 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 2√2. 𝑔. ℎ2

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,019
= 0,611 m/s
𝑉1 1+𝑉1 2+𝑉1 3
Kecepatan Rata-rata Aliran di Hulu (𝑉 2) =
3
0,594+0,578+0,611
=
3
= 0,594 m/s
𝑣22
d. Tinggi Energi Spesifik di Hulu (E2) = H2 + (2.𝑔 )

2
0,522
= 0,065 + (2 𝑥 9,81)

= 0,083 m
𝑣
e. Froud 1 = 1
√𝑔.𝐻1

0,338
=
√9,81 𝑥 0,196

= 0,244 < 1 subkritis


𝑣2
f. Froud 2 =
√𝑔.𝐻2

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 113


BAB 10 PERCOBAAN POLA ALIRAN

0,594
=
√9,81 𝑥 0,065
= 0,744 < 1 sub kritis
Percobaan 3
Diketahui :
TinggiMuka Air di Hulu (H1) = 0,125 m
Lebar Aluran di Hulu (B1) = 0,087 m
Tinggi Pitot di Hulu (hpitot1) = 0,006 m
= 0,005 m
= 0,008 m
TinggiMuka Air di Hilir (H2) = 0,063 m
Lebar Aluran di Hilir (B2) = 0,092 m
Tinggi Pitot di Hilir (hpitot2) = 0,013 m
= 0,017 m
= 0,015 m
Percepatan Gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Ditanya :
a. Kecepatan Aliran di Hulu (V1)
b. Tinggi Energi Spesifik di Hulu (E1)
c. Kecepatan Aliran di Hilir (V2)
d. Tinggi Energi Spesifik di Hilir (E2)
e. Froud 1
f. Froud 2
Jawab :

a. Kecepatan Aliran di Hulu (V1) 1 = √2 × 𝑔 × ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 1

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,006
= 0,343 m/s

Kecepatan Aliran di Hulu (V1) 2 = √2 × 𝑔 × ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 1

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,005
= 0,313 m/s

Kecepatan Aliran di Hulu (V1) 3 = √2 × 𝑔 × ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 1

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 114


BAB 10 PERCOBAAN POLA ALIRAN

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,008
= 0,396 m/s
𝑉1 1+𝑉1 2+𝑉1 3
Kecepatan Rata-rata Aliran di Hulu (𝑉1) =
3
0,343+0,313+0,396
=
3
= 0,351
𝑣21
b. Tinggi Energi Spesifik di Hulu (E1) = H1 + (2.𝑔 )

2
0,351
= 0,125 + (2 𝑥 9,81)

= 0,131 m

c. Kecepatan Aliran di Hulu (V2) 1 = √2 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 2√2. 𝑔. ℎ2

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,013
= 0,505 m/s

Kecepatan Aliran di Hulu (V2) 2 = √2 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 2√2. 𝑔. ℎ2

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,017
= 0,578 m/s

Kecepatan Aliran di Hulu (V2) 3 = √2 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ𝑝𝑖𝑡𝑜𝑡 2√2. 𝑔. ℎ2

= √2 𝑥 9,81 𝑥 0,015
= 0,542 m/s
𝑉1 1+𝑉1 2+𝑉1 3
Kecepatan Rata-rata Aliran di Hulu (𝑉 2) =
3
0,505+0,578+0,542
=
3
= 0,542 m/s
𝑣22
d. Tinggi Energi Spesifik di Hulu (E2) = H2 + (2.𝑔 )

2
0,542
= 0,063 + (2 𝑥 9,81)

= 0,078 m

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 115


BAB 10 PERCOBAAN POLA ALIRAN

𝑣1
e. Froud 1 =
√𝑔.𝐻1

0,351
=
√9,81 𝑥 0,125

= 0,317 < 1 subkritis


𝑣2
f. Froud 2 =
√𝑔.𝐻2

0,542
=
√9,81 𝑥 0,063
= 0,689 < 1 sub kritis

10.7 Analisa Grafik


Berdasarkan Gambar 10.7, Gambar 10.8, dan Gambar 10.9 menunjukan bahwa
semakin besar nilai E maka semakin besar pula nilai H pada pola aliran di seluruh
bendung. Grafik yang diperoleh sangat baik dimana grafik membentuk garis linear.

10.8 Kesimpulan dan Saran


10.8.1 Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan dari percobaan ini
Tabel 10.5 Hasil Perhitungan Pengukuran Peluap Segitiga
No 𝑽1(m/s) E1 (m) 𝑽2(m/s) E2 (m) Froud 1 Froud 2
1 0,342 0,197 0,522 0,079 0,250 0,653
2 0,338 0,202 0,594 0,083 0,244 0,744
3 0,351 0,131 0,542 0,078 0,317 0,689
(Sumber: Data Pribadi Kelompok 10, 2022)
Pada percobaan pertama sebelum bendung angka froud yang di dapat yakni sebesar
0,250 < 1 yang di mana kondisi aliran di sebut sub kritis dan pada percobaan
pertama setelah bendung di dapat nilai angka froud sebesar 0,653<1 yang artinya
kondisi aliran pada percobaan juga termasuk sub kritis.

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 116


BAB 10 PERCOBAAN POLA ALIRAN

Gambar 10.4 Pola Aliran Percobaan Pertama


(Sumber: Data Kelompok 10, 2022)
Pada percobaan kedua sebelum bendung nilai angka froud yang di dapat yakni
0,244 <1 kondisi aliran tersebut termasuk dalam kondisi aliran sub kritis lalu pada
percobaan kedua setelah bendung angka froud yang di dapat yakni sebesar 0,744 <
1 yang artinya kondisi aliran termasuk sub kritis.

Gambar 10.5 Pola Aliran Percobaan Kedua


(Sumber: Data Kelompok 10, 2022)
Pada percobaan ketiga sebelum bendung nilai angka froud yang di dapat yaitu
sebesar 0,317 < 1 dimana kondisi aliran termasuk sub kritis lalu pada percobaan
ketiga setalh bendung angka froud yang di dapat yakni sebesar 0,689 < 1 yang
artinya kondisi aliran termasuk dalam sub kritis.

Gambar 10.6 Pola Aliran Percobaan Ketiga


(Sumber: Data Kelompok 10, 2022)

10.8.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk pengukuran debit dengan tabung pitot ini adalah:
a. Pastikan replika bending menempel sampai dasar saluran.
b. Pastikan tidak ada celah saat memasang replika bendung.
c. Tidak menempelkan plastisin terlalu tebal saat replika bendung dimasukkan

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 117


LAMPIRAN
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON -SURVEYING - INVESTIGASI TANAH-HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. JenderalSudirman KM.3 CilegonTlp. (0254) 395502 Ext. 19

BLANGKO
PERCOBAAN POLA ALIRAN

Tabel 10.1 Data Pengamatan Percobaan Pola Aliran


hpitot 1 V1 ̅1 (m/s) hpitot 2 V2 ̅2 (m/s) Froud Froud
No. H1 (m) B1 (m) V E1 (m) H2 (m) B2 (m) V E2 (m)
(m) (m/s) (m) (m/s) 1 2
0,005 0,313 0,015 0,542
1 0,191 0,087 0,007 0,371 0,342 0,197 0,065 0,091 0,020 0,626 0,522 0,079 0,250 0,653
0,006 0,343 0,008 0,396
0,005 0,313 0,018 0,594
2 0,196 0,088 0,009 0,420 0,338 0,202 0,065 0,093 0,017 0,578 0,594 0,083 0,244 0,744
0,004 0,280 0,019 0,611
0,006 0,343 0,013 0,505
3 0,125 0,087 0,005 0,313 0,351 0,131 0,063 0,092 0,017 0,578 0,542 0,078 0,317 0,689
0,008 0,396 0,015 0,542

(Sumber: Data Pribadi Kelompok 10, 2022)


Mengetahui,
Asisten Laboratorium

Bella Rizka
NIM. 3336190043
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. (0254) 395502 Ext. 19

BLANGKO
POLA PERCOBAAN ALIRAN

Pola Aliran Bendung 1


0,250
Hubungan E dengan H
0,200
Linear (Hubungan E
0,150 dengan H)
H (m)

0,100 y = 1,0678x - 0,0194


R² = 1
0,050

0,000
0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250
E (m)

Gambar 10.7 Grafik Pola Aliran Bendung 1


(Sumber : Data Kelompok 10, 2022)

Tabel 10.2 Data Pengamatan Grafik H Vs E Bendung 1

H (m) E (m)

0,191 0,197
0,065 0,079
(Sumber : Data Kelompok 10, 2022)
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. (0254) 395502 Ext. 19

BLANGKO
POLA PERCOBAAN ALIRAN

Pola Aliran Bendung 2


0,25
Hubungan E dengan H
0,2
Linear (Hubungan E
0,15 dengan H)
H (m)

0,1
y = 1,1008x - 0,0264
0,05 R² = 1

0
0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250
E (m)

Gambar 10.8 Grafik Pola Aliran Bendung 2


(Sumber : Data Kelompok 10, 2022)

Tabel 10.3 Data Pengamatan Grafik H Vs E Bendung 2

H (m) E (m)

0,196 0,202
0,065 0,083
(Sumber : Data Kelompok 10, 2022)
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. (0254) 395502 Ext. 19

BLANGKO
POLA PERCOBAAN ALIRAN

Pola Aliran Bendung 3


0,14
Hubungan E dengan H
0,12
0,1 Linear (Hubungan E
dengan H)
0,08
H (m)

0,06
y = 1,1698x - 0,0282
0,04 R² = 1
0,02
0
0,000 0,050 0,100 0,150
E (m)

Gambar 10.9 Grafik Pola Aliran Bendung 3


(Sumber : Data Kelompok 10, 2022)

Tabel 10.4 Data Pengamatan Grafik H Vs E Bendung 3

H (m) E (m)

0,125 0,131
0,063 0,078
(Sumber : Data Kelompok 10, 2022)

Mengetahui,
Asisten Laboratorium

Bella Rizka
NIM. 3336190043

You might also like

  • Bab 9
    Bab 9
    Document15 pages
    Bab 9
    Potato Crispy
    No ratings yet
  • Bab 8
    Bab 8
    Document17 pages
    Bab 8
    Potato Crispy
    No ratings yet
  • Bab 11
    Bab 11
    Document10 pages
    Bab 11
    Potato Crispy
    No ratings yet
  • Bab 5
    Bab 5
    Document10 pages
    Bab 5
    Potato Crispy
    No ratings yet
  • Bab 2
    Bab 2
    Document12 pages
    Bab 2
    Potato Crispy
    No ratings yet
  • Bab 4
    Bab 4
    Document21 pages
    Bab 4
    Potato Crispy
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document25 pages
    Bab 1
    Potato Crispy
    No ratings yet
  • Bab 3
    Bab 3
    Document14 pages
    Bab 3
    Potato Crispy
    No ratings yet