You are on page 1of 28

PERLINDUNGAN HAK ANAK TENTANG KESEHATAN

DAN GIZI BURUK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN HAK ANAK

Dosen Pengampu: Herlinawaati, M.Pd

Disusun Oleh:

Dewi (19.03.00.005)

Tutiek Ari Santi (22.03.00.003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ALHIKMAH

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-MAHBUBIYAH

JAKARTA

2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan


nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul
“Perlindungan Hak Anak Tentang Kesehatan Dan Gizi Buruk”. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan memberikan dukungan kepada kami dalam menulis makalah ini.
Terutama kepada dosen pengampu mata kuliah, Ibu Herlinawati, M.Pd, serta
keluarga yang kami sayangi dan juga teman-teman seperjuangan yang sangat
kami cintai.

Penulis menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.


Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini, supaya nantinya penulis dapat menyusun makalah dengan lebih
baik lagi. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
pembacanya.

Jakarta, 15 Desember 2022

ii
Penulis

DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI ………………………………………………........................ iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………... 1


B. Rumusan Masalah ……………………………………… 4
C. Tujuan Pembahasan …………………………………….. 4
BAB II. PEMBAHASAN

A. Perlindungan Hukum Anak .............................................. 6


B. Hak Kesehatan Anak.......................................................
12
C. Gizi Buruk Anak...............................................................
14
D. Peran Pemerintah Dalam Pemenuhan Perlindungan Hak
Anak Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan ............17
BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………. 21
B. Saran ................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 23

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun
2009 tentang kesehatan, umumnya menjelaskan bahwa kesehatan
merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejatraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagai mana dimaksud dalam pancasila dan pembukaan undang-
undang dasar negara republik indonesia tahun 1945. Oleh karna
itu, setiap kegiatan dan upayauntuk meningatkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan
berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan dan
berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan
sumber daya manusia indonesia, peningkatan ketahanan dan daya
saing bangsa, serta pembangunan nasional. Undang-undang No 39
tahun 1999 tentang hak asasi manusia, pasal 52 menyatakan1 :

1. Setiap anak berkah atas perlindungan oleh orang tua, keluarga,


masyarakat dan negara
2. Hak anak adalah hak asasi manusia dan untuk kepentingan hak
anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam
kandungan.
Hak yaitu kewenangan, kekuasaan untuk melakukan sesuatu
karna telah ditentukan oleh undang-undang atau peraturan lain
Kekuasaan yang benar untuk menuntut sesuatu atau kekuasaan

1
Staf Akademik di Kantor Pusat Universitas Sam Ratulangi Manado

1
yang benar atas sesuatu.2 Hak asasi yaitu hak yang dasar,yang
pokok bagi setiap individu seperti hidup dan hak mendapatkan

perlindungan,dan hak-hak lain yang sesuai.3 Perlindungan hukum


atas hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dimuat dalam
undang-undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 4
menyatakan : ’’Setiap orang berhak atas kesehatan. ’’ Penjelasan
pasal 4 menyatakan hak atas kesehatan yang dimaksud dalam
pasal ini adalah hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dari
fasilitas pelayanan kesehatan agar dapat mewujudkn derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia No 23
tahun 2002 tentang perlindungan anak. Bagian umum menjelaskan
anak adalah aman sekaligus karunia Tuhan yang maha esa yang
senantiasa harus kita jaga karan dalam dirinya melekat
harkat,martabat,dan hak-hak sebagai manusia yang harus
dijunjung tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi
manusia yang termuat dalam undang-undang dasar 1945 dan
konvensi perserikatan bangsa-bangsa tentang hak-hak anak.
Dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah
masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa sehingga
setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari
tindak kekersan dan deskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.
Meskipun undang-undang No 39 tahun 1999 tentang hak asasi
manusia telah mencantumkan hak-hak anak pelaksanaan
kewajiban dan tangung jawab orang tua, keluarga, masyarakat,

2
Sodarsono,kamus hukum,cetakan 6 (Jakarta : Rineke Cipta, 2009 ) h 154
3
ibid

2
pemerintah dan negara untuk memberikan perlindungan pada anak.
Orang tua, keluarga dan masyarakat bertangung jawab untuk
menjaga dan memelihara hak asasi tersebut sesuai kewajiban yang di
bebangkan oleh hukum. Demikian pula dalam rangka penyelengaraan
perlindungan anak, negara dan pemerintah bertangung jawab
menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi anak, terutama dalam
menjamin pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal dan
terarah. Undang-undang ini menegaskan bahwa pertangung
jawaban orang tua,keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara
merupakan rangkaian kegiatan yang di laksanakan secara terus
menarus demi terlindungnya hak-hak anak.
Rangkaian kegiatan tersebut harus berkelanjutan dan terarah
guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik,
mental , spritual maupun sosial. Tindakan ini dimaksudkan untuk
mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak yang diharapkan sebagai
penerus bangsa yang berpotensial, tanguh, memiliki nasionalisme
yang dijiwai oleh akhlak mulia dan nilai pancasila serta
berkemauankeras menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dan
negara.
Upaya perlindungan anak perlu di laksanakan sedini
mungkin yakni sejak dari janin dalam kndungan sampai anak
berumur 18 (huruf) tahun. Bertitik tolak dari konsepsi
perlindungan anak yang utuh, menyeluruh dan komprehensif,
undang-undang ini, meletakan kewajiban memberikan
perlindungan kepada anak berdasarkan asas-asas,sebagai berikut:
1. Mendiskiriminasi
2. Kepentingan yang berbaik bagi anak
3. Baik untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan.

3
4. Penghargaan terhadap pendapat anak
Dalam malakukan pembinaan, pengembangan dan
perlindungan anak, perlu peran masyarakat, baik melalui
perlindungan anak lembaga keagamaan, lembaga swadaya
masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia
usaha, media masa, atau lembaga pendidikan. Ditinjau secara garis
besar maka dapat disebutkan bahwa perlindungan hukum dapat
dibedahkan 2(dua) pergertian:
1. Perlindungan yang bersifat yuridis, yang meliputi
perlindungan dalam:
a. Bidang hukum publik
b. Bidang hukum keperdataan
2. perlindungan yangbersifat non yuridis,meliputi:
a. Bidang sosial
b. Bidang kesehatan
c. Bidang pendidikan4
B. Rumusan Masalah
1. Apa Perlindungan Perlindungan Hukum Anak?
2. Apa hak kesehatan anak?
3. Apa Pengertian Gizi Buruk Anak?
4. Apa Peran Pemerintah Dalam Pemenuhan Perlindungan Hak Anak
dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis berharap dapat
memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang :
1. Pengertian Perlindungan Hukum Anak
2. Hak kesehatan anak
4
Fredy Tengker, hukum kesehatan kini dan dii sini cetakan 1 (Bandung : manda maju
2010) h

4
3. Pengertian gizi buruk
4. Peran Pemerintah Dalam Pemenuhan Perlindungan Hak Anak dalam
Memperoleh Pelayanan Kesehatan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perlindungan Hukum Anak


1. Pengertian Perlindungan Hukum
PerIindungan hukum adalah perIindungan yang diperuntukkan
pada subjek hukum dalam bentuk perangkat hukum yang sifatnya
preventif juga represif, baik tertulis maupun tidak tertuIis.
PerIindungan hukum diharapkan dapat memberi rasa kepastian,
ketertiban, kemanfaatan, kedamaian, serta keadilan. Hukum
diharapkan bisa berfungsi dalam mewujudkan perlindungan yang
fleksibeI, adaptif, prediktif, dan antisipatif. Hukum diperuntukkan
bagi mereka yang belum mampu mendapat keadilan sosiaI,
ekonomi, dan poIitik. Perlindungan hukum dapat pula diartikan
sebagai perlindungan harkat dan martabat, serta pengakuan hak asasi
manusia yang dimiIiki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan
hukum dari wewenang atau kaidah yang dapat meIindungi suatu hal
dari hal Iainnya. Terkait menggunakan pihak konsumen maka
hukum bisa meIindungi hak-hak pelanggan dari haI yang merugikan.
Adapun pendapat yang dikutip dari beberapa ahIi yaitu:
a. PerIindungan hukum berdasarkan Sarjito Raharjo adaIah upaya
buat meIindungi kepentingan seseorang menggunakan cara 10
menempatkan Hak Asasi insan kepada yg bertindak dalam
rangka kepentingan tersebut.
b. Setiono berpendapat bahwa perIindungan hukum adaIah
tindakan atau upaya buat meIindungi rakyat pada perbuatan
sewenangwenang oleh penguasa yang tidak sesuai
menggunakan aturan hukum, untuk menjaga martabat
masyarakat dengan harapan dapat menikmati ketentraman dan

6
ketertiban.
c. PerIindungan hukum berdasarkan Muchsin artinya aktivitas
buat meIindungi individu dengan menyelaraskan hubungan
kaidah yg diwujudkan pada sikap dan tindakan dengan
membentuk adanya ketertiban pada pergaulan hidup antara
sesama manusia.
PerIindungan dikatakan perIindungan hukum apabiIa memiIiki unsur-
unsur sebagai berikut:

1) Terdapatnya dukungan dari pemerintah kepada warganya.


2) Jaminan kejelasan hukum.
3) Terpaut dengan hak warga negara.
4) Pihak pelanggar yang diberi sanksi.
Perlindungan hukum bisa didefinisikan selaku perlindungan dalam
memberikan perlindungan hukum agar tidak dimaknai berbeda dan tidak
mencederai penegak hukum dan diartikan perlindungan yang dapat
diberikan terhadap suatu hal.5

2. Pengertian Anak
Undang-undang No 23 tahun 2002 tentang perlindungan
anak, memberkan pengertian mengenai anak sesuai pasal 1 ayat
1 yatu anak adalah seorang yang belum beruisa 18 (delapan
belas) tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang hak asas manusia
memberikan pengertian mengenai anak sesuai pasal 1 ayat 5
yaitu anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18
(delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak dalam
kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya.

5
Indar, Etikolegal Dalam Pelayanan Kesehatan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, ,
2017 ) h 371-372.

7
Konvensi hak-hak anak 1989 pasal 1 menyatakan anak adlah
setiap orang yang berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun
kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak
ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal. Pasal 1 konvensi
anak ini menerangkan bahwa pasal ini mengakui batas usia
kedewasaan dalam aturan hukum sebuah negara mungkin
berbeda dengan ketentuan konvensi hak-hak anak.
Menurut Pasal 1 butir 1 Undang-Undang No. 3 Tahun 1997
Tentang Pengadilan Anak, bahwa “anak adalah orang yang dalam
perkara 8 Anak Nakal telah mencapai umur 8 (delapan) tahun
tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum
pernah kawin”. Menurut Pasal 1 butir 2 Undang-Undang No. 4
Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak, bahwa “anak adalah
seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun
dan belum pernah kawin”. Menurut Pasal 45 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP), bahwa “anak yang belum
dewasa apabila anak belum mencapai umur 16 (enam belas)
tahun.
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa anak adalah
dihitung sejak seseorang di dalam kandungan sampai dengan usia
18 tahun dan belum pernah menikah.
3. Perlindungan Hukum Terhadap Anak
Pengertian perlindungan hukum secara umum mengacu
pada segala tindakan, perbuatan, atau upaya yang dilakukan
dalam mencegah dari bahaya atau berbagai hal yang bisa
menyebabkan kerugian yang tidak diinginkan dan memberikan
rasa aman.
Menurut asal katanya, bahwa pengertian lindung berarti

8
tidak terkena panas, hujan, menempatkan diri di balik atau di
bawah sesuatu supaya tak terlihat, berada pada area aman agar
terlindung dari sesuatu. Melindungi juga dapat diartikan dengan
menutup supaya tidak tampak, terlihat, terkena angin, panas,
menjaga, merawat, memelihara, melestarikan, membantu serta
agar terhindar dari musibah. Perlindungan juga diartikan
mengenai tempat berlindung, proses atau cara, hal atau perbuatan
untuk melindungi sesuatu.
Pada Pasal 1 ayat 2 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-undang Perlindungan Anak
Nomor 23 Tahun 2002 mengatur tentang perlindungan bidang
hukum khususnya perlindungan anak, yang memuat ketentuan
bahwa perlindungan adalah segala aktivitas untuk menjamin
perlindungan. Anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang serta berpartisipasi dengan cara yang sebaik-baiknya
sesuai dengan harkat dan martabat Kemanusiaan serta dilindungi
dari diskriminasi dan kekerasan.
Penjelasan tentang perlindungan agar kegiatan
perlindungan dapat memberikan rasa aman dan perlindungan
kepada anak, termasuk hak-haknya, agar dapat tumbuh dan
berkembang secara lahir dan batin. Pada berbagai belahan global
di kehidupan masyarakat bahwa perlindungan anak
dikembangkan sesuai dengan kondisi manusia dan sesuai dengan
perkembangan kehidupan manusia yang dinamis.
Oleh karena itu, perlindungan anak pada masa lalu erat
kaitannya dengan kehidupan manusia pada umumnya, yaitu
bagaimana manusia dapat bertahan dan mengembangkan
kehidupannya dalam kelompok keluarga atau masyarakat. Setiap

9
kelompok masyarakat tentu ini menjadikan suatu perhatian serius
karena kedudukan anak sebagai penerus kehidupan suatu bangsa
sehingga berbagai upaya dan tindakan telah muncul dalam
memberikan perlindungan kepada anak-anak agar mereka dapat
tumbuh dan berkembang pada generasi berikutnya untuk
melanjutkan kehidupan kelompok di masa depan.
Perlindungan maupun perlakuan khusus bagi anak
merupakan perlindungan terhadap hak anak dalam menjalani
semua aktivitas kehidupan sehari-hari karena kondisi fisik dan
mental anak perlu dilindungi oleh pemangku kepentingan suatu
negaraMakna dari mukadimah deklarasi hak anak berarti bahwa
negaranegara internasional telah mengakui bahwa anak, sebagai
manusia yang belum mencapai kedewasaan fisik dan mental,
sehingga memerlukan keselamatan dan perlindungan khusus,
termasuk perlindungan hukum yang layak sebelum maupun
setelah kelahiran. Hal ini berarti kehidupan anak semenjak masih
dalam kandungan sampai tumbuh dan berkembang menjadi
manusia seutuhnya, bahwa anak mempunyai hak hidup untuk
melanjutkan kehidupan dimasa yang akan datang.
Kepentingan terbaik bagi anak dalam mempertimbangkan
tumbuh kembang sebagai manusia seutuhnya, sehingga perlu
mendapat perhatian urgensi dengan menyampaikan perlindungan
tersebut agar anak dijamin oleh aturan pada tiap negara. Hal ini
berkaitan erat sebagaimana tercantum dengan sila kedua dalam
Deklarasi Hak Anak (Deklaration of The Rights of The Child) yg
berbunyi: “The Child shall enjoy special protection, and shall be
given opportunities and facilities by law and other means, to
enable him to develop physically, morally, spiritually and

10
socially in healty and normal manner in conditions of freedom
and dignity. In the enactment of laws for this purpose the best
interest of the child shall be the paramount consideration. "
Kesehatan fisik, moral, spiritual, dan sosial secara sehat serta
pertumbuhan dan perkembangan yang normal dalam kebebasan
juga martabat adalah prinsip-prinsip deklarasi hak anak yang
mewajibkan negara untuk menyediakan hak atas fasilitas bahwa
anak-anak harus diberikan perlindungan khusus, kesempatan dan
sarana lain menurut Undang-undang.
Pada piagam PBB konsideran konvensi hak-hak anak
mengatakan bahwa sepenuhnya anak wajib dipersiapkan untuk
menjalani kehidupan langsung sebagai warga serta dibesarkan
dengan cita-cita, termasuk pada semangat perdamaian, toleransi,
kemerdakaan, bermartabat maupun solidaritas. Perlindungan
hukum yang layak baik sebelum maupun setelah lahir disebutkan
dalam konsideran konvensi hak Anak bahwa anak belum
mempunyai kematangan fisik dan mental sebagai akibat
membutuhkan perlindungan diberbagai penjuru dunia buat
memberikan perlindungan terhadap anak dengan berbagai
kegiatan kehidupan. Bagi nusa dan bangsa dikemudian hari
bahwa perlindungan hukum terhadap anak memiliki arti penting
upaya dan kegiatan semua strata sosial, perbedaan kedudukan
dan peran yang berbeda. Penempatan anak menjadi cita-cita luhur
generasi penerus bangsa, pemimpin masa depan bangsa, menjadi
sumber harapan bagi generasi sebelumnya agar mendapat
kesempatan yang seluasluasnya untuk tumbuh dan berkembang
secara wajar, spiritual, fisik dan sosial.
Perlindungan yuridis meliputi perlindungan sebagai berikut :

11
1. Bidang hukum publik.
2. Bidang hukum perdata.
Perlindungan non-yuridis mencakup :
1. Bidang sosial
2. Bidang kesehatan
3. Bidang pendidikan, Kriminalisasi Anak, Tawaran Gagasan
Radikal Pengadilan Anak Tanpa Pemidanaan.
Batasan mengenai Pasal 34 UUD 1945 tentang perlindungan
hukum yang memuat aturan hak-hak anak bahwa : “Fakir
miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”. Pada
hukum dalam hal ini tidak terkecuali di Indonesia, dimana
setiap negara memiliki ketentuan tentang hak-hak anak. Dalam
UUD 1945, tanggung jawab negara secara konstitusional
dipikul dan dijamin untuk kesejahteraan anak. Batasan
mengenai Pasal 20 Undang-undang nomor 35 Tahun 2014 yang
memuat aturan bahwa "Negara, pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat, keluarga, serta orang tua atau wali berkewajiban
serta bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
perlindungan anak."
Upaya dalam perlindungan anak ialah setiap warga negara
turut bertanggung jawab terhadap dilaksanakannya
perlindungan anak demi kesejahteraan anak itu sendiri yang
sesuai dengan kemampuannya melalui berbagai macam usaha di
situasi dan kondisi tertentu. Dalam rangka mencegah
ketidakseimbangan kegiatan perlindungan anak secara
menyeluruh, perlu dilakukan koordinasi kerjasama kegiatan
perlindungan anak, yang didasarkan pada kewajiban dan
tanggung jawab negara dan pemerintah dalam usaha

12
perlindungan anak. kebahagiaan yg melindungi.
B. Hak Kesehaatan Anak
Hak Kesehatan Anak
Hak kesehatan adalah hak asasi anak yang mengacu pada :
a. UUD 1945 pasal 28 B
1) Setiap orang berhak hidup dan mempertahankan
kehidupannya
2) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
b. Konvensi Hak Anak (KHA)
c. Undang-undang No. 23 Tahun 2022 tentang perlindungan anak
d. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan anak.
Undang-undang Republik indonesia no.36 tahun 2009,tentang
kesehatan,pasal 1 ayat 1: kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spritual, maupun sosial yang menunjukan oang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dari batasan ini, terlihat
jelas bahwa aspek kesehatan atau dimensi sehat bukan hanya fisik,
mental, dan sosial saja, tetapi ditambah satu aspek lagi, yakni
ekonomi (produktif secara ekonomi).
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang mempunyai empat
aspek tersebut diperlukan sumber daya kesehatan. Sumber daya
dibidang kesehatan menurut undangundang ini adalah segala bentuk
dana, tenaga, pembekalan kesehatan, ketersediaan farmasi dan alat
kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang
dimanfaatkan untuk menyelenggaraan upaya kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat.6
6
Hayriza Adnani, Buku ajar ilmu kesehatan masyarakat, (Yogjakarta: Nuha
medika, oktober, 2011) h

13
Sehat menurut, WTO(1997) adalah suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik,mental dan sosial beserta tidak hanya bebas penyakit
atau kelemahan.7 secara mental (kesehatan perkembangan fisik,
intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan
perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang-orang lain.
Sehat secara sosial adalah peri kehidupan dalam masyarakat, peri
kehidupan ini harus sedemikian rupa sehingga setiap warga negara
mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan kehidupannya
sendiri serta keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkannya
untuk bekerja,beristirahat dan menikmati hiburan pada waktunya.8

C. Gizi Buruk Anak


1. Pengertian Gizi Buruk
Kata "gizi" berasal dari bahasa Arab "ghidza", yang berarti
"makanan". Makanan dan tubuh manusia saling berkaitan dengan
ilmu gizi. Dalam bahasa Inggris "food" menjelaskan makanan,
pangan dan bahan makanan. Pengertian gizi dibagi secara klasik dan
masa sekarang yaitu:
1. Secara klasik: gizi dikaitkan dengan kesehatan fisik
(memberikan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh,
mengatur proses kehidupan tubuh).
2. Sekarang: Selain kesehatan, potensi ekonomi juga terkait
dengan kesehatan, karena nutrisi terkait dengan perkembangan otak,
kemampuan belajar, dan produktivitas kerja.
Memelihara kesehatan setiap orang merupakan kewajiban
dalam pemenuhan gizi. Kemampuan bahasa, kreatifitas, kesadaran

7
ibid
8
Soekidjo notoatmodjo, Etika dan hukum kesehatan, ( Jakarta: PT. Rineke cipta,
2010) h 50

14
sosial, emosi, dan kecerdasan anak dapat berjalan dengan cepat yang
merupakan fondasi bagi perkembangan balita selanjutnya.
Memperoleh nutrisi yang cukup merupakan salah satu suplai nutrisi
pada puncak perkembangan otak, dan harus dimanfaatkan
semaksimal mungkin karena mengandung nutrisi lengkap yang
dapat dikonsumsi setiap hari.
Berdasarkan acuan (standar) panjang badan yang telah
ditetapkan, status gizi balita dapat dilihat hanya dengan melihat
perbandingan berat badan dan panjang badan menurut umur. Jika
berat badan menurut umur memenuhi kriteria, maka anak dikatakan
gizi baik. Jika sedikit dibawah normal, disebut kurang gizi. Namun,
jika jauh dibawah normal, maka anak tersebut tergolong gizi buruk.
Kondisi ini dapat dengan mudah dikenali melalui grafik pada Kartu
Menuju Sehat (KMS). Namun, menghitung berat badan berdasarkan
panjang tubuh lebih bermakna secara klinis.
Anak dengan kategori gizi buruk, ringan atau sedang masih
dianggap sebagai anak lain dan beraktivitas dan bermain secara
normal seperti anak lainnya. Namun, jika anda perhatikan lebih
dekat, anda akan menemukan bahwa tubuhnya mulai kehilangan
berat badan dan energinya mulai berkurang. Pada stadium lanjut
(malnutrisi), karena kekurangan protein dan asam amino yang
merupakan bahan baku antibody dalam tubuh, sistem kekebalan
tubuh menurun, sehingga rentan terhadap infeksi, menyebabkan
pengecilan otot, pembengkakan hati dan berbagai penyakit lainnya.
Penyakit sperti peradangan atau infeksi kulit, infeksi serius yang
paling sering menyerang paru-paru dan saluran pernapasan dan
pencernaan, serta kelainan organ dan fungsinya.
Gizi kurang dan gizi buruk (wasting) merupakan gangguan

15
pertumbuhan yang dinilai berdasarkan perbandingan berat badan
terhadap tinggi badan. Indeks massa tubuh berdasarkan panjang atau
tinggi badan (BB/PB atau BB/TB) untuk menilai gizi kurang dan
gizi buruk. Seorang anak dikatakan mengalami gizi kurang jika
memiliki nilai z-score berdasarkan BB/TB adalah <-2 SD sedangkan
dikatakan mengalami gizi buruk jika memiliki nilai z-score
berdasarkan BB/TB sebesar <-3 SD. (Kemenkes RI, 2020). Tampak
adanya pitting edema bilateral, yaitu pembengkakan akibat
penimbunan cairan tubuh, minimal pada kedua punggung kaki
merupakan tanda lain seorang anak mengalami gizi buruk
(Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Hasil kombinasi antara infeksi dan asupan makanan yang
tidak memenuhi kebutuhan adalah pengertian dari gizi kurang
maupun gizi buruk.9 Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun
1999 mengkategorikan wilayah berdasarkan prevalensi gizi kurang
ke dalam 4 kelompok yaitu:
1. Rendah (di bawah 10%),
2. Sedang (10-19%),
3. Tinggi (20-29%), dan
4. Sangat tinggi (>30%).
Diagonosis gizi buruk selain ditegakkan melalui pemeriksaan
antropometri (perhitungan berat badan menurut umur/Panjang
badan), dapat juga diketahui melalui temuan klinis yang dapat
dibagi menjadi kondisi campuran (marasmus-kwashiorkor). Tanda-
tanda marasmus adalah anak kurus, kulit kering, didapatkan
pengecilan otot (atrofi), sedangkan kwashiorkor diketahui jika
didapatkan edema (bengkak), terutama pada punggung kaki yang
9
Umar Zein dan Emir Al Newi, Buku Ajar Ilmu Kesehatan (Memahami, Gejala,
Tanda dan Mitos), (Yogyakarta : Deepublish,, 2019 ) h 57

16
tidak kembali setelah dilakukan pemijitan (nonpitting edema).
Marasmus kwashiorkor adalah bentuk klinis campuran keduanya.
Pengertian di masyarakat mengenai “busung lapar” belum
tepat. Penyebutan yang tepat mengenai busung lapar adalah kondisi
yang mengakibatkan kekurangan pangan di suatu daerah dalam
jangka waktu tertentu disebut dengan “rawan pangan”, sehingga
dampak kurangnya asupan zat gizi yang dibutuhkan untuk kondisi
ini dapat terjadi pada semua kelompok umur ketika status gizi
menjadi kurang atau lebih buruk. 10
Gejala klinis yang biasanya muncul pada busung lapar hampir
identik dengan tanda marasmus maupun kwashiorkor. Stunting ialah
kekurangan gizi jangka panjang yang disebabkan oleh asupan zat
gizi yang tidak mencukupi, yang berlangsung dalam waktu lama,
mengakibatkan gagal tumbuh pada anak, sehingga mengakibatkan
anak berada pada tinggi badan lebih pendek di bawah standar
usianya. Pada dasarnya, stunting dan pendek ialah dua hal yang
berbeda. Penderita stunting memang bertubuh pendek, tetapi tidak
selalu anak yang bertubuh pendek menderita stunting. Ada yang
menganggap stunting dan pendek itu sama.
Untuk kebijakan yang berkaitan dengan masyarakat luas,
pengertian pendek sama dengan stunting dapat memudahkan dan
digunakan karena tidak perlu membedakannya dengan proses
diagnosis yang sering sulit dan tidak selalu tersedia sarananya.
Namun, untuk keperluan klinis, seorang dokter harus mampu
membedakan keduanya karena tatalaksananya pasti berbeda. Gizi
buruk merupakan kelompok usia dimana anak balita rentan terhadap
gangguan kesehatan dan gizi, dan biasanya terjadi pada anak usia

10
Umar Zein dan Emir Al Newi, Ibid., h 58

17
dibawah usia 5 tahun, yakni pada anak balita umur
D. Peran Pemerintah Dalam Pemenuhan Perlindungan Hak Anak dalam
Memperoleh Pelayanan Kesehatan
Landasan utama bahwa perlindungan HAM merupakan
kewajiban pemerintah adalah prinsip demokrasi bahwa sesungguhnya
pemerintah diberi amanah kekuasaan adalah untuk melindungi hak-
hak warga negara. Terlebih lagi dengan konsep negara kesejahteraan
(welfare state) sebagai konsep negara modern telah memberikan
kekuasaan lebih besar pada pemerintah untuk bertindak. Kekuasaan
ini semata-mata adalah untuk memajukan dan mencapai pemenuhan
hak asasi manusia. Pemerintah tidak lagi hanya menjaga agar
seseorang tidak melanggar atau dilanggar haknya, namun harus
mengupayakan pemenuhan hak-hak tersebut.
Demikian pula dengan hak atas kesehatan, merupakan
kewajiban pemerintah untuk memenuhinya. Kewajiban Pemerintah
untuk memenuhi hak atas kesehatan sebagai hak asasi manusia
memiliki landasan yuridis inter-nasional dalam Pasal 2 ayat (1)
Konvensi Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
yang ditetapkan oleh Majelis Umum PBB 2200 A (XXI) tanggal 16
Desember 1966. Pasal 28 I ayat (4) UUD 1945 menyatakan bahwa
perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
manusia adalah tanggungjawab negara, terutama pemerintah.
Kewajiban pemerintah ini juga ditegaskan dalam Pasal 8 Undang-
undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
menyatakan perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak
asasi manusia terutama menjadi tanggung jawab Pemerintah.
Dibidang kesehatan, Pasal 14 ayat (1) UU Kesehatan menyatakan
bahwa “Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur,

18
menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya
kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat”. Pasal 15 UU
Kesehatan menyatakan bahwa “Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan lingkungan, tantanan, fasilitas kesehatan baik fisik
maupun social bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan
yang setinggitingginya”.
Upaya pemenuhan hak atas kesehatan dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara yang meliputi pencegahan dan penyembuhan.
Upaya pencegahan meliputi penciptaan kondisi yang layak bagi
kesehatan baik menjamin ketersediaan pangan dan pekerjaan,
perumahan yang baik, dan lingkungan yang sehat. Sedangkan upaya
penyembuhan dilakukan dengan penyediaan pelayanan kesehatan
yang optimal. Pelayanan kesehatan meliputi aspek jaminan sosial atas
kesehatan, sarana kesehatan yang memadai, tenaga medis yang
berkualitas, dan pembiayaan pelayanan yang terjangkau oleh
masyarakat.
Pasal 12 ayat (2) Konvensi Internasional Hak Ekonomi,
Sosial, dan Budaya menguraikan langkahlangkah yang harus diambil
untuk mencapai terwujudnya standar tertinggi dalam mencapai
kesehatan fisik dan mental adalah:
a) Ketentuan pengurangan tingkat kelahiran mati anak serta
perkembangan anak yang sehat;
b) Peningkatan semua aspek kesehatan lingkungan dan industri;
c) Pencegahan, perawatan dan pengendalian segala penyakit
menular endemik, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
dan penyakit lainnya;
d) Penciptaan kondisi-kondisi yang menjamin adanya semua
pelayanan dan perhatian medis ketika penyakit timbul.

19
Undang-Undang tentang Kesehatan mengatur berbagai macam
upaya yang menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Secara umum, Pasal 47 UU
Kesehatan menyatakan bahwa “Upaya kesehatan diselenggarakan
dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
menyeluruh, dan berkesinambungan”. Dalam pasal 48 ayat (1)
menyatakan Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 dilaksanakan melalui kegiatan:
a) Pelayanan kesehatan;
b) Pelayanan kesehatan tradisional;
c) Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit;
d) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan;
e) Kesehatan reproduksi;
f) Keluarga berencana;
g) Kesehatan sekolah;
h) Kesehatan olahraga;
i) Pelayanan kesehatan pada bencana;
j) Pelayanan darah;
k) Kesehatan gigi dan mulut;
l) Penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan
pendengaran;
m) Kesehatan mata;
n) Pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan;
o) Pengamanan makanan dan minuman;
p) Pengamanan zat adiktif; dan/atau

20
q) Bedah mayat Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),
dan pemulihan kesehatan (rehabilitas) yang dilaksanakan secara
menyeluruh,terpadudankesinambunganPerlindungan

Undang-undang no 36

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
PerIindungan hukum adalah perIindungan yang diperuntukkan
pada subjek hukum dalam bentuk perangkat hukum yang sifatnya
preventif juga represif, baik tertulis maupun tidak tertuIis.

Anak adalah dihitung sejak seseorang di dalam kandungan


sampai dengan usia 18 tahun dan belum pernah menikah.
Pengertian perlindungan hukum secara umum mengacu pada
segala tindakan, perbuatan, atau upaya yang dilakukan dalam
mencegah dari bahaya atau berbagai hal yang bisa menyebabkan
kerugian yang tidak diinginkan dan memberikan rasa aman.

21
Perlindungan yuridis meliputi perlindungan bidang hukum
publik dan bidang hukum perdata.
Perlindungan non-yuridis mencakup bidang sosial ,bidang
kesehatan, bidang pendidikan, kriminalisasi anak, tawaran gagasan
Hak kesehatan adalah hak asasi anak yang mengacu pada :
a. UUD 1945 pasal 28 B
b. Konvensi Hak Anak (KHA)
c. Undang-undang No. 23 Tahun 2022 tentang perlindungan
anak
d. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan anak.
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini .
oleh sebab itu dibutuhkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini
menjadi lebih baik.

22
DAFTAR PUSTAKA

Staf Akademik di Kantor Pusat Universitas Sam Ratulangi Manado

Sodarsono.kamus hokum cetakan 6. Jakarta : Rineke Cipta

Fredy Tengker. 2010. hukum kesehatan kini dan dii sini cetakan 1.
Bandung : manda maju

Indar. 2010. Etikolegal Dalam Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta :


Pustaka Pelajar

Hayriza Adnani. 2011. Buku ajar ilmu kesehatan masyarakat.


Yogjakarta: Nuha medika.

Soekidjo notoatmodjo. 2010. Etika dan hukum kesehatan . Jakarta:


PT. Rineke Cipta

Umar Zein dan Emir Al Newi. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
(Memahami, Gejala, Tanda dan Mitos. Yogyakarta : Deepublish

23
24

You might also like