(Sosi
CASE :
isasi Singkat Kepegawaian)
HAL IKHWAL CUTI SAKIT DAN CUTI ALASAN PENTING
‘Akhir-akhir ini banyak sekali terjadi kekeliruan ASN serta pimpinan OPD atau unit kerja dalam
memberikan persetujuan cuti yang diajukan oleh ASN asuhannya sebelum di ajukan kepada Sekretaris,
Daerah Sebagai pejabat yang berwenang menetapkan cuti. Kekeliruan dimaksud adalah menyangkut
persetujuan atas pengajuan cuti sakit dan cuti karena alasan penting. Pimpinan OPD asal menyetujui saja
permohonan cuti yang diajukan ASN tanpa melihat pertimbangan persyaratan sebagaimana diatur dalam
regulasi tentang cuti PNS. Untuk itu pertu diberikan masukan singkat terkait hal dimaksud agar tidak menjadi
temuan dalam pemberian cuti PNS.
REGULASK:
- Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang manajemen PNS sebagaimana telah diubah dengan
PP. Nomor 17 Tahun 2020; dan
- Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 20 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti PNS
- _ Edaran Bupati Sabu Raijua Nomor 800/027/BKOPP-SR/I/2023 tanggal 25 Januari 2023 tentang Penegasan
‘Tentang Persetujuan Pemberian Cuti ASN.
PENJELASAN :
1. Cuti Sakit
v
Di datam ketentuan mengenai cut, PNS yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari dapat diberikan
uti sampai dengan 1(satu) tahun. Dan apabila setelah satu tahun belum sembuh, maka dapat
ditambah lagi masa cuti selama 6(enam} bulan.
Setelah ditambah 6(enam) bulan dan ternyata belum sembuh, maka dilakukan pengujian kesehatan
oleh Tim Penguji Kesehatan yang tunjuk.
Apabita hasit rekomendasi Tim Penguji Kesehatan menyatakan bahwa ASN dimaksud tidak dapat lagi
dipekerjakan dalam suatu jabatan negeri, maka yang bersangkutan diberhentikan dengan dengan
hormat karena sakit (pensiun dini).
Nah ! terkait hak cuti dimaksud yang bisa sampai 1(satu) tahun ditambah 6 (enam) bulan, tentu tidak
serta merta harus dipenuhi satu tahun enam bulan. Semuanya ada prosedur persyaratan sebagai
pertimbangannya, yaitu kondisi sakitnya yang dibuktikan dengan dengan keterangan dari dokter.
Dokter dimaksud minimal dari dokter yang memilki jin praktek.
Sesual regulasi yang ada, maka keterangan dokter dimaksud, harus memuat pernyataan dari dokter
tentang perlunya diberikan_cuti, lamanya euti ditambeh keterangan tain yang dipertukan.
Keterangan dokter itulah menjadi pijakan dasar pimpinan dalam memberikan pertimbangan
persetujuan lamanya cut.
Dengan demikian tidak atas dasar pengakuan dan permintaan dari PNS menyangkut lamanya
permintaan cuti.
Pengalaman menunjukkan bahwa banyak ASN yang saat mengajukan cuti sakit tidak melampirkan
keterangan dokter dimaksud, tetapi hanya melampirkan |foto copy catatan/rekam medis yang
‘menggunakan istilah kedokteran dan tentu saja hanya dokter dan apoteker yang bisa memahaminya.
an tidak ada keterangan apapun tentang pertunya cuti dan berapa lama harus cuti. (ini sebetutnya
suatu modus untuk mengelabui pimpinan OPD/Unit Kerja). Karena itu perlu kejelian untuk melihat
itu.
Dalam beberapa kasus, PNS yang mengajukan cuti sakit melampirkan copian rekam medis yang
bermacam-macam tebalnya, namun tanpa disadarinya ada terselip keterangan berobat. Dan setelah
diteliti ternyata disitu disebutkan perlu bersitirahat hanya 3itiga) hari. Namun karena ketidak jelian
dari pimpinan OPD/Unit maka langsung diberikan persetujuan cut sesual permintaan PNS, baik
2(dua) bulan atau 3 (tiga) bulan bahkan 6{enam) bulan. Hal-hal seperti ini sesungguhnya menyalahi
etentuan pemberian cuti dan apabila ada pemeriksaan pendataman dari BPK, tentu akan menjadi
temuan.
Karena itu pimpinan OPD/Unit Kerja perlu jeli sebelum memberikan persetujuan cuti. Jangan pernah
terpukau dengan wajahnya yang mengekspresikan seolah-olah sakit yang luar biasa dan perlu cuti
lama, Ingat bahwa mereka tidak memiliki kompetensi untuk menentukan jenis sakit, berapa lama
waktu penyembuhan diperlukan. Yang memiliki kompetens| untuk itu hanyalah dokter dan diakui
1‘oleh negara. Karena itu tanpa keterangan dokter, maka jangan pernah untuk melayani
permintaannya, Regulasi hanya mengakui keterangan dari mereka yang berkompeten, yaitu dokter
pada fasilitas Kesehatan atau yang memiliki jin praktek.
2. Cuti Karena Alasan Penting.
¥ _Sesuai regulasi, PNS/ASN berhak atas cuti karena alasan penting untuk paling lama 1(satu) bulan
Y _Aiasan yang dapat diberikan urituk jenis cuti alasan penting adalah :
a. Ibu atau bapak kandung, isteri atau suami, anak kandung, adik atau kakak kandung, mertua, atau
‘menantu sakit keras atau meninggal dunia.
~ Bahwa terkait anggota keluarga yang sakit keras dimaksud, sesual regulasi harus dibuktikan
dengan surat keterangan rawat inap dari Unit Pelayanan Kesehatan.
~ Dengan demikian tidak bisa atas dasar pengakuan saja dari PNS yang bersangkutan bahwa
keluarganya sakit keras, apalagi dirawat oleh dukun atau keluarga. Permintaan cuti tanpa
melampirkan keterangan rawat inap agar tidak boleh diakomodir oleh pimpinan OPD/Unit
Kerja.
b. Anggota keluarga dimaksud point a meninggal dunia dan menurut peraturan perundang-
undangan PNS yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang
meninggal dunia. (cukup jelas)
¢._Melangsungkan pernikahan. (cukup jelas)
PANS laki-laki yang isterinya kesulitan melahirkan/operasi Caesar dapat diberikan cuti arena alasan
penting untuk paling lama 1 (satu) bulan.
= Bahwa terkait jenis cuti ini, ada rangkaiaan persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu harus
‘melampirkan surat keterangan rawat inap dari Unit Pelayanan Kesehatan,
= Berdasarkan pengalaman, banyak PNS yang mengajukan permohonan cuti dengan alasan
mendampingi isteri yang melahirkan tanpa keterangan rawat inap dan itu disetujui oleh
pimpinan OPD.
- Padahal pendampingan isteri itu dibatasi bagi yang karena alasan Kesehatan, termasuk operasi
Caesar sehingga harus rawat inap. Dengan demikian pada kelahiran normal tidak perlu diberikan
ccuti karena alasan penting kepada suami PNS yang isterinya melahirkan.
¥ Selain hal-hal diatas, kepada PNS yang mengalami musibah kebakaran rumah atau bencana alam,
dapat diberikan cuti karena alasan penting, dengan melampirkan surat keterangan paling rendah dari
Ketua Rukun Tetangga (Ketua RT}.
= Terkait jenis cutl ini tentu perlu pertimbangan juga dari pimpinan OPD tentang lamanya cut! tidak
harus 2(satu) bulan.
- itu perlu dihat dari tingkat kerusakan rumah sehingga dapat diperkirakan lamanya pemberian
uti. Contohnya kalau hanya Sebagian dapur yang terbakar, tentu tidak harus sampai satu bulan
cutinya. Atau karena bencana alam angin dan beberapa lembar seng rumah yang tercabut,
mungkin hanya diberikan cuti karena alasan penting selama 1(satu) minggu. Kecuali kebakaran
‘atau bencane alam yang membuat rumah rusak total barulah diberikan tama cuti I{satu) bulan.
PENUTUP
> PNS diberikan hak cuti sakit_untuk paling lama 1(satu) tahun 6 (enam bulan dan cuti karena alasan
penting untuk paling lama 1 (satu) bulan.
> Bahwa untuk persetujuan pemberian cuti dimaksud diperlukan berbagai syarat yang harus dipenuhi
sebagai bahan pengambilan keputusan persetujuan cuti.
> Bahwa pimpinan OPD perlu jeli mempertimbangkan lamanya cuti dengan melihat situasi dan kondis!
disertai keterangan resmi dari pihak yang berkompeten (Unit Pelayanan Kesehatan, Dokter yang memiliki
ijin praktek dan Ketua RT)
Demikianlah beberapa penjelasan singkat terkait pertimbangan dan persetujuan terhadap
permintaan cuti sakit dan cuti karena alasan penting yang diajukan oleh PNS untuk menjadi bahan
pertimbangan pimpinan OPD/Unit kerja dalam memberikan persetujuan. Badan Kepegawaian Daerah,
Pendidikan dan Pelatihan tidak akan memproses permintaan cuti yang diajukan tanpa memperhatikan
persyaratan-persyaratan sebagai lampiran pada surat permohonan dimaksud. Kiranya materi singkat ini
Salam ASN Berakhlak.
[SKDPP SABU RAUUA 2023.