You are on page 1of 24

FENOMENA TARUHAN ATAU JUDI POLITIK DALAM PILKADES DI

DESA ANRANG

Proposal

Diajukan Untuk Memenui Salah Satu Syarat Meraih Gelar

Sarjana Sosial Program Studi Ilmu Politik

pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

ANDI RANGGA RAHMAN HAKIM

NIM: 30600100020043

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

C. Rumusan Masalah

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian

F. Kajian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

a. Teori Kepemimpinan

b. Teori Kebijakan Publik

B. Kerangka Konseptual

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

C. Pendekatan Penelitian

D. Sumber Data
E. Metode Pengumpulan Data

F. Instrumen penelitian

G. Metode Pengelolahan dan Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemilihan kepala desa berlangsung dengan cermat di desa anrang, hal ini

menjadi bukti penanaman prinsip demokrasi pada tingkat lokal, dan terselenggara

dengan demokratis di Desa anrang Kecamatan rilau ale Kabupaten Bulukumba

pada Tahun 2022. Pemilihan Kepala Desa anrang Tahun 2022 diikuti oleh empat

bakal calon dengan visi misi yang mereka tunjukkan untuk memenangkan suara

pemilih. Namun disayangkan pada pelaksanaan sebelum diadakannya suatu

pencoblosan sudah terjadi adanya fenomena praktik judi dalam kontestasi politik.
1

Bangsa Indonesia adalah salah satu bangsa yang ada di dunia yang menganut

sistem demokrasi yang tertinggi dan kuat dan telah menjadikan demokrasi sebagai

pijakan dalam menyelenggarakan sistem kepemerintahan. Mekanisme demokrasi

untuk memilih pemimpin eksekutif di segala level, saat ini telah diselenggarakan

secara langsung. Mekanisme ini, pada level kabupaten/kota ke atas, diadopsi dari

penyelenggaraan demokrasi langsung yang sudah diselenggarakan berdasarkan

kehendak dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi ia

(demokrasi) berarti pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri

atau atas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat. Sehingga,

tidak salah jika Indonesia menerapkan sistem pemerintahan yang desentralistik

1
Lestari, sugesti ayu, praktik politik uang dalam pemilihan kepala desa tahun 2019 (studi kasus desa
pesantren kecamatan tambak kabupaten banyumas). Diss, ipdn, 2023.
sebagai jembatan atas keterlibatan masyarakat dalam menentukan kebijakan

pemerintah, terutama pada pemerintahan tingkat paling bawah yaitu Desa.Salah

satu bentuk dari partisipasi masyarakat dalam suatu negara tersebut kata Samidjo,

adalah keterlibatannya dalam Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilu merupakan

salah satu ciri dari pemerintahan yang demokratis. Termasuk didalamnya adalah

pemilihan kepala desa secara langsung yang selanjutnya disingkat menjadi

Pilkades. Pemilahan kepala desa (pilkades) sebagai wujud pelaksanaan demokrasi.

Fakta nyata menunjukan bahwa pilkades merupakan pemilihan kepala

pemerintahan secara langsung oleh rakyat.Pilkades merupakan pemilihan

langsung kepala pemerintahan yang pertama kali dilaksanakan di indonesia,

sedangkan pemilihan kepala pemerintah lainnya, seperti pilpres dan pilkada, baru

dilaksanakan secara langsung belum lama ini. Suksesnya pelaksanaan pilkades

kadang dijadikan barometer dalam pelaksanaan pilpres dan pilkada langsung.

Pilkades memiliki peran sangat starategis dalam membangun fondasi

demokrasi sistem politik lokal di indonesia, karena pilkades merupakan

manifestasi dari demokrasi rakyat. Namun demikian, pelaksanaan tidak lepas dari

berbagai hambatan yang menyebabkan distorsi (penyimpangan) tujuan pilkades

itu sendiri. Isu miring berkaitan dengan fenomena politik uang, intimidasi,

kekerasan dan anarki dalam pilkades termasuk perjudian. Beberapa tahun terakhir

masyarakat Kecamatan Sape dan Lambu selalu disuguhkan dengan hingar bingar

pentas demokrasi desa atau pemilihan kepala desa yang disingkat dengan

pilkades. Pada awalnya demokrasi desa seperti pilkades merupakan adu visi misi

oleh beberapakandiddat calon kepala desa. Namun, kenyataannya akhir-akhir ini


pilkades jauh dari espektasi masyarakat yang rindu dengan hakikat demokrasi

desa yang sebenarnya. Pilkades malah cenderung kepada hal-hal yang super

instan, yaitu memilih calon kepala desa bukan berdasarkan sesuatu yang

mendasar, tetapi selalu berdasarkan kepentingan sesaat. Berubahnya budaya

politik masyarat ini, tentu menimbulkan permasalahan baru dalam pilkades, dan

salah satu penyebab utamanya adalah munculnya politik uang (money poltic) dan

perjudian pada saat pemilihan kepala desa.Pesta Demokrasi ini sudah melenceng

dari tujuan pilkades yang sesungguhnya, yaitu mencari seorang pemimpin yang

mempunyai kemampuan memimpin dan membangun desa2.

Namun pada prakteknya pilkades jauh dari apa yang diharapkan. Segala cara

dilakukan oleh para calon Kepala desa, mulai dari saling menyindir, membagikan

sejumlah uang, dan yang lebih ironisnya lagi dimana sejatinya pesta demokrasi

desa yaitu adu visi dan misi para kandidat desa namun pada kenyataannya diganti

dengan ajang judi yang sangat memprihatinkan. Perjudian besar-besaran pada saat

pilkades merupakan hal yang mutlak ada dan merupakan bumbu

penyedap/pelengkap pada setiap pilkades. Ibaratnya kurang lengkap dan sempurna

kalau tidak ada perjudian.Perjudian menjadi alat untuk mempengaruhi pilihan

politik masyarakat desa, walaupun agama dan Undang-Undang secara jelas

melarang praktik politik praktis ala perjudian semacam ini. Namun kenyataan

yang terjadi di desa, praktik perjudian pada saat pilkades tumbuh subur

dimasyarakat desa. Perilaku sebagian besar pemilih yang lebih cenderung kepada

2
Fauzi, Agus Machfud. "Hegemoni Pejudi Dalam Pilkada Di Indonesia." DIMENSI-Journal of
Sociology 10.2 (2017).
perjudian, merupakan jalan keluar yang ampuh bagi calon-calon yang memiliki

modal uang dengan jumlah besar untuk menguasai institusi yang diinginkan

seperti pemerintahan desa. Untuk menjalankan praktik politik perjudian, praktik

haram tersebut dilakukan teknik yang sistemik dan sistematik, mulai dari

memberikan sejumlah uang kepada sekelompok masyarakat dalam jumlah kecil/

besar untuk bertarung dengan pihak lawan secarasembunyi-sembunyi sampai

dengan secara terbuka yaitu mengundang pihak lawan politik untuk bertarung

dengan jumlah uang yang cukup fantastik dan cukup besar. Praktek perjudian

menjadi seperti tontonan yang menarik pada saat pemilihan kepala desa.

Praktik perjudian semacam ini, sudah menjadi hal yang biasa yang terjadi

didalam masyarakat desa yang ada di kabupaten Bima. Bahkan metode ini wajib

digunakan apabila seorang calon keluar sebagai pemenang dalam pilkades

tersebut. Praktek perjudian dalam pilkades seolah-oleh suatu ajang demokrasi

yang luar biasa bagi masyarakat setempat, dan merupakan hal yang biasa terjadi

dalam setiap pilkades. Karena perjudian seperti ini merupakan adu gengsi para

kandidat sekaligus pembuktian bahwa calon-calon kepala desa yang bertarung.

Pada hal, hakikatnya dari sebuah pemilu dan pilkades yaitu mencari simpati dari

rakyat dengan menyampaikan visi dan misi yang baik demi kesejahteraan rakyat

sesungguhnya.Permasalahan yang diuraikan di atas menarik untuk diteliti karena

praktik perjudian pada pemilihan kepala desa yang ada di kabupaten Bima hampir

merata disemua desa. Hal ini dikarenakan pihak-pihak terkait seperti tokoh

masyarakat, tokoh agama bahkan aparat penegak hukum seakan-akan tutup mata

terhadap permasalahan ini.


ِ َ‫الش ي ٰط ِن ف‬ ِ ِ ِ ِ ٓ
ُ‫اجتَنُب ْوه‬
ْ ْ َّ ‫س ِّم ْن َع َم ِل‬
ٌ ‫اب َوااْل َْزاَل ُم ر ْج‬
ُ ‫ص‬َ ْ‫ٰايَيُّ َه ا الَّذيْ َن اٰ َمُن ْٓوا امَّنَا اخْلَ ْم ُر َوالْ َمْيس ُر َوااْل َن‬

‫لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُح ْو َن‬

Terjemahan:

Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi,

(berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah

perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-

perbuatan) itu agar kamu beruntung

Perjudian merupakan salah satu kegiatan atau permainan yang dilakukan

masyarakat yang hampir di semua negara masih populer dan terus berkembang

hingga saat ini, seperti Amerika Serikat, Italia, Singapura, Cina, Jepang, dan

negara lainnya termasuk Indonesia. Di Indonesia perjudian merupakan tindakan

yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan, maupun hukum. Serta

dapat merugikan kepada pihak yang melakukan perjudian maupun masyarakat

umum. Sehingga perjudian dianggap sebagai salah satu penyakit masyarakat

(pekat) serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan Masyarakat,

Bangsa, dan Negara Indonesia. Perjudian di Indonesia termasuk salah satu delict

yang sulit diberantas. Hingga saat ini, perjudian masih marak terjadi ditengah-

tengah masyarakat, bahkan masih terus berkembang seiring dengan

perkembangan masyarakat. Terkhususkan dengan pesatnya perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi. Telah terjadi banyak penggerebekan dan

penangkapan bagi pelaku perjudian dan penjatuhan sanksi yang cukup berat,
namun belum membawa efek jera bagi masyarakat untuk tidak melakukan praktek

perjudian. Secara psikologis dapat dikatakan bahwa ketekunan dalam kejahatan

adalah ketekunan pula di dalam kebiasaan. Perjudian masih menjadi kegiatan

yang dianggap lumrah oleh sebagian masyarakat untuk jadikan sebagai permainan

pengisi waktu kosong, atau bahkan dijadikan sebagai pencaharian.3

Perjudian bagi masyarakat, adalah salah satu bentuk permainan yang sangat

digemari dan marak dalam kehidupan bermasyarakat, karena permainan judi

dianggap mengandung nilai hiburan.Bentuk perjudian diatur didalam buku II

KUHP, karena perjudian termasuk sebagai kejahatan. Perjudian bagi masyarakat

umum dapat menimbulkan problem sosial yang bertentangan dengan agama,

hukum dan pancasila. Perjudian berdampak buruk bagi individu itu sendiri,

keluarga maupun terhadap masyarakat. Apabila masyarakat sudah terkontaminasi

oleh permainan judi, maka dapat mengakibatkan pemborosan, kemiskinan dan

menyesatkan kehidupan masyarakat itu sendiri. Terlihat jelas bahwa perjudian

bertentangan dengan kehidupan ekonomis dan apabila dibiarkan akan berdampak

buruk pada kehidupan ekonomi di dalam masyarakat tersebut. Dalam KUHP

Pasal 303 : (1) Dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 10 (sepuluh)

tahun atau dengan hukuman denda setinggi-tingginya Rp 25.000.000,- (dua puluh

lima juta rupiah), barangsiapa tanpa mempunyai hak untuk itu : 1. dengan sengaja

melakukan sebagai suatu usaha, menawarkan atau memberikan kesempatan untuk

bermain judi atau dengan sengaja turut serta di dalam sesuatu usaha semacam itu

4 2. dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan kepada khalayak

3
Suharya, Reza. "Fenomena Perjudian Dikalangan Remaja Kecamatan Samarinda
seberang." Sosiatri-Sosiologi 7.3 (2019): 326-340.
ramai untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta di dalam sesuatu usaha

semacam itu dengan tidak memandang apakah pemakaian kesempatan itu

digantungkan pada sesuatu syarat atau pada pengetahuan mengenai sesuatu cara

atau tidak 3. turut serta didalam permainan judi sebagai usaha. (2) Apabila orang

yang bersalah melakukan kejahatan tersebut di dalam pekerjaannya, maka ia dapat

dicabut haknya untuk melakukan pekerjaan itu. (3) Yang dimaksud dengan

permainan judi adalah setiap permainan yang pada umumnya menggantungkan

kemungkinan diperolehnya keuntungan itu pada faktor kebetulan, juga apabila

kesempatan itu menjadi lebih besar dengan keterlatihan yang lebih tinggi atau

dengan ketangkasan yang lebih tinggi dari pemainnya. Termasuk permainan judi

pertaruhan atau hasil pertandingan atau permainan-permainan yang lain, yang

tidak diadakan antara mereka yang turut serta sendiri di dalam permainan itu,

demikian pula setiap pertaruhan yang lain.4

1.2. Rumusan Masalah


1. faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi judi politik dalam pilkades di

desa anrang.

2. Dampak yang terjadi setelah pilkades akibat dari judi politik.

1.3. Tujuan dan kegunaan penilitian


1. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang menyebabkan perjudian yang terjadi pada

saat pemilihan kepala Desa di desa anrang.

2. Untuk mengetahui apa saja dampak yang terjadi akibat perjudian setelah

pemilihan kepala desa.


4
Rosadi, abang, analis kriminologis terhadap perjudian yang terjadi pada saatpemilihan kepala
desa. (Studi Di Wilayah Hukum Kabupaten Sampang). Diss. University of Muhammadiyah
Malang, 2017.
1.4. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

a.Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih

pemikiran bagi perkembangan ilmu politik dan hukum pada umumnya dan

khususnya pada khususnya mahasiswa politik.

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

dibidang karya ilmiah serta bahan masukan bagi penelitian sejenis dimasa

yang akan datang.

2. Manfaat praktis

a.Untuk memberikan wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat luas

mengenai perjudianYang terjadi pada saat pemilihan kepala desa.

b. Untuk meningkatkan penalaran dan membentuk pola pikir dinamis,

serta mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh penulis 9

selama studi di uin alauddin makassar.

1.5 Kajian Terdahulu

1. Irfan : Analisis praktik perjudian dalam pilkades ( studi pada lima desa

dua kecamatan di kabupaten bima dalam jurnal ini penulis mengemukakan

bahwa Perjudian menjadi alat untuk mempengaruhi pilihan politik masyarakat

desa. Agama dan Undang-Undang secara tegas dan jelas melarang praktik politik

praktis ala perjudian. Kenyataan yang terjadi di desa, praktik perjudian pada saat

pilkades tumbuh subur dimasyarakat. Perilaku sebagian besar pemilih yang lebih

cenderung kepada perjudian, merupakan jalan keluar yang ampuh bagi calon-

calon yang memiliki modal uang dengan jumlah besar untuk menguasai institusi
yang diinginkan seperti pemerintahan desa. Untuk menjalankan  praktik politik

perjudian, praktik haram tersebut dilakukan teknik yang sistemik dan sistematik,

mulai dari memberikan sejumlah uang kepada sekelompok masyarakat dalam

jumlah kecil/ besar untuk bertarung dengan pihak lawan secara sembunyi-

sembunyi sampai dengan secara terbuka yaitu mengundang pihak lawan politik

untuk bertarung dengan jumlah uang yang cukup fantastik dan cukup besar.

Alhasil, praktik perjudian menjadi seperti tontonan yang menarik pada saat

pemilihan kepala desa.5

2. Pada negara berkembang, seperti Indonesia, bahwa para pejudi dan pebotoh

berpengaruh besar terhadap hasil demokrasi. Apalagi dalam kontestasi Pilkada

kemenangan dan kekalahan Pilkada tergantung pasar taruhan yang diciptakan

dan dikendalikan para pejudi dan pebotoh,

misalkan di mana para pejudi mempertaruhkan yang besar maka kemungkinan

hasil pemilihan akan terjadi, hal ini biasanya lebih akurat daripada setiap jajak

pendapat pra-pemilihan.Pejudi dan pebotoh bisa menghegemoni sebuah daerah

atau negara jika piranti demokrasi belum tertata rapi sebagaimana idealnya negara

demokrasi. Masyarakat menjadi tumbal demokrasi sebab dia yang melaksanakan

Pilkada dengan tujuan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, tetapi pada

prakteknya keberadaan Pilkada dikendalikan oleh pejudi dan pebotoh. Hal ini

membawa dampak pemerintahan daerah satu tahun paska Pilkada tidak

menghadirkan kesejahteraan dan kemakmuran, tetapi pemenang akan tunduk pada

perintah para pejudi dan pebotoh. Yang mendapat celaka adalah masyarakat lagi,
5
Irfan, Irfan. "Analisis Praktik Perjudian dalam Pilkades (Studi pada Lima Desa Dua Kecamatan
di Kabupaten Bima)." JURNAL PENDIDIKAN IPS 7.2 (2017): 73-83.
yaitu mereka tidak bisa memperoleh tujuan demokrasi. Demokrasi hanya menjadi

dramaturgi bagi negara untuk menghasilkan pemimpin, prakteknya yang menang

pejudi dan botoh6

3.Kasus perjudian yang terjadi pada saat pemilihan kepala desa ini nyaris menjadi

tradisi saat pesta demokrasi berlangsung dalam pemilihan kepala desa, Sekalipun

Pemilihan Kepala Desa (PILKADES) dilakukan serentak, masih saja ada sebagian

oknum masyarakat yang memamfaatkan momentum bersejarah tersebut.

Penelitian ini mengambil Rumusan Masalah Faktor-faktor apakah yang

menyebabkan perjudian yang terjadi pada saat pemilihan kepala Desa di

Kabupaten Sampang, Bagaimana upaya penanggulangan terhadap perjudian yang

terjadi pada saat pemilihan kepala desa di kabupaten Sampang dan Hambatan-

hambatan dalam upaya penanggulangan terhadap perjudian yang terjadi pada saat

pemilihan kepala desa di kabupaten Sampang. Penelitian ini menggunakan

metode pendekatan yuridis sosiologis-kriminologis, sumber data primer diperoleh

dari lapangan dan sumber data sekunder dari dokumentasi dan peraturan

perundang-undangan dan teknik pengumpulan datanya berupa wawancara dengan

cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada kepala desa, pelaku, warga,

serta aparat kepolisian di wilayah hukum kabupten sampang sebagai lokasi

penelitian dan pengambilan data primer. Kemudian data hasil penelitian tersebut

dianalisa secara metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dari

kepala desa, pelaku, warga serta pihak kepolisian diperoleh data-data faktor

penyebab perjudian yang terjadi pada saat pemilihan kepala desa dari faktori : a.
6
Fauzi, Agus Machfud. "Hegemoni Pejudi Dalam Pilkada Di Indonesia." DIMENSI-Journal of
Sociology 10.2 (2017).
Ekonomi b. Pendidikan c. Lingkungan d. Hiburan e. Peluang Menang Taruhan f.

Kebiasaa. Kesimpulan, pelaku kebanyakan berasal dari orang yang tidak mampu,

perlunya pembinaan penyuluhan hukum.7

4. Perjudian merupakan masalah yang harus segera mungkin untuk diselesaikan,

agar ketentraman dan keamanan dalam masyarakat tetap terjaga dan terpelihara.

Hal ini tentunya harus segera mendapat perhatian serius, karena jika kita melihat

yang terjadi di kota-kota besar dan beberapa daerah di Pulau Jawa, dari waktu ke

waktu semakin banyak tindak pidana dan kejahatan yang disebabkan oleh aksi

perjudian yang pada akhirnya semakin meresahkan masyarakat, maka sebelum

hal-hal tersebut terjadi di wilayah Kecamatan Samarinda Seberang harus segera

ditemukan solusi efektif guna pemberantasannya. Tujuan dalam penelitian ini

adalah Untuk mengetahui Fenomena Perjudian Dikalangan Remaja Kecamatan

Samarinda Seberang dan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya

perjudian di Kecamatan Samarinda Seberang. Pengumpulan data dilakukan

dengan pengamatan (observasi), wawancara, penelitian dokumen dan studi

literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Fenomena Perjudian

Dikalangan Remaja Kecamatan Samarinda Seberang dalam hal upaya

menanggulangi perilaku perjudian yang sangat meresahkan warga masyarakat

Samarinda Seberang, maka antara lain dengan upaya preventif dan upaya represif.

Faktor-faktor penyebab terjadinya perjudian Kecamatan Samarinda Seberang

7
Rosadi, abang, analis kriminologis terhadap perjudian yang terjadi pada saatpemilihan kepala
desa. (Studi Di Wilayah Hukum Kabupaten Sampang). Diss. University of Muhammadiyah
Malang, 2017.
adalah faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sosial, faktor tingkat

Pendidikan, faktor ekonomi dan faktor kejiwaan.8

5. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Praktik Politik Uang

dalamPemilihanKepala Desa Pesantren Tahun 2019 maka ada 3 temuan

diantaranya: 1. dimanaberdasarkan dari 3 dimensi dalam Teori Rational Actor

menurut Hopskin danKahani dalamSyafhendry (2016) yakni kondisi awal, media

massa, dan partai politik/ calon bahwatelahterjadi praktik politik uang dalam

Pemilihan Kepala Desa Pesantren Tahun 2019; 2. Faktorfaktor melatarbelakangi

adanya praktik politik uang di Desa Pesantren karenakondisimasyarakat yang

terbuka serta tingkat pendidikan dan ekonomi yang cukup rendah; dan3.Strategi-

strategi pemerintah Desa Pesantren dalam pencegahan praktik

politikuangdilakukan dengan dua cara yaitu sosialisi pada masyarakat

sebelumpelaksanaanpemiludan pencegahan secara persusif apabila pelanggaran

ditemukan.9

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Landasan Teori

1. Teori Struturasi

8
Suharya, Reza. "Fenomena Perjudian Dikalangan Remaja Kecamatan Samarinda
seberang." Sosiatri-Sosiologi 7.3 (2019): 326-340.

9
Lestari, sugesti ayu, praktik politik uang dalam pemilihan kepala desa tahun 2019 (studi kasus desa
pesantren kecamatan tambak kabupaten banyumas). Diss, ipdn, 2023.
Patronase merupakan hubungan dua arah antara patron dan klien, patron adalah

individu ataupun kelompok yang memiliki sumber daya (materil dan non-materil)

dibandingkan dengan klien, sedangkan sumber daya adalah dimana aktor memiliki

kontrol serta memiliki kepentingan tertentu, sumber daya juga dapat diartikan

sebagai sesuatu yang bisa dikendalikan oleh actor.Dalam patronase politik dimaknai

hubungan antara patron dan klien dalam ruang lingkup atau dinamika politik, dan

hubungan dua arah antara elite partai politik (parpol) dengan para pemilih, pegiat

kampanye, birokrasi pemerintahan ataupun organisasi masyarakat dengan adanya

tujuan untuk kepentingan-kepentingan. Dalam patronase politik adanya hubungan

relasi sosial yang dikapitalisasi dengan bentuk jaringan untuk tujuan kekuasaan.

Salah satu kepentingan itu adalah untuk meraup suara pemenangan pemilihan dalam

dinamika ruang lingkup politik, dengan dibantu oleh broker klientelisme. Broker bisa

dikatakan sebagai “penghubung” atau “pedagang” dalam praktik politik yang

menjadi jaringan untuk saling berinteraksi10

Subjektivitas yang dititik beratkan pada etnisitas pada gilirannnya memberdayakan

kita untuk bertindak bedasarkan fakta sosial tertentu. Sejalan dengan itu, masalah-

masalah mengenai bagaimana seorang aktor bias memperngaruhi keadaan atau

bahkan kualitas lingkungan tak pelak turut menjadi kajian kotemporer yang juga bisa

dikaji secara mikro kemudian menjadi makro.

Sekadar untuk menekankan saja bahwa teori strukturasi terpusat pada cara agen

memproduksi dan mereproduksi struktur sosial melalui tindakan mereka sendiri.

Aktivitas-aktivitas manusia yang teratur tidak diwujudkan oleh aktor-aktor

10
Susanto, WijayaHadi. Praktik Perjudian Dikalangan Petani Sidoajur. Diss. Universitas
Brawijaya, 2016.
individual, melainkan terus-menerus diciptakan dan diulang oleh mereka melalui

cara mereka mengekspresikan diri sebagai aktor. Jadi, di dalam dan melalui aktivitas,

agen mereproduksi sejumlah kondisi yang memungkinkan aktivitas-aktivitas

semacam itu. Setelah dibentuk sebagai seorang key person oleh sejumlah harapan

dan praktik yang dipadukan dengan kesadaran bersama, setelah belajar dan

menginternalisasikan nilai serta aturan, maka kita bertindak sesuai dengan aturan-

aturan itu, mereproduksi aturan itu lagi. Di mana aturan yang mengikat tersebut

kembali menjadikan masyarakat di sekitarnya turut melembagakan kekangan

walaupun pada akhirnya munculnya kuasa mampu menembus peraturan yang mereka

buat sendiri.

2. Teori Relasi kuasa

Menurut konsep pemikiran Michel Foucault, seorang filsuf Perancis yang

berpengaruh, relasi kuasa bermaksud menjelaskan bahwa kekuasaan merupakan satu

dimensi dari relasi. Di mana ada relasi, di sana ada kekuasaan dan kekuasaan selalu

teraktualisasi lewat pengetahuan, karena pengetahuan selalu punya efek kuasa.

Tidak dapat dipungkiri,

Michel Foucault adalah seorang pemikir besar dalam sejarah. Banyak hal ia

sumbangkan bagi dunia intelektual, khususnya bidang filsafat, kebudayaan, sosial,

politik maupun dalam bidang kesenian. Salah satu kontribusi besar Foucault dalam

bidang filsafat dan politik adalah konsepnya tentang kekuasaan. Foucault sangat

tertarik menyelidiki hubungan antara kuasa dan pengetahuan. Tidak ada praktek

pelaksanaan kekuasaan yang tidak memunculkan pengetahuan dan tidak ada

pengetahuan yang di dalamnya tidak memandang relasi kuasa. Foucault menunjukan


bagaimana individu modern lahir sebagai objek dan subjek dari penyebaran dan

pengadaan jaring-jaring kuasa. Michel Foucault adalah salah satu pemikir yang

sangat luar biasa. Pemikirannya tidak mengenal batas ilmu. Hasil pemikirannya

meliputi ilmu sejarah, filsafat, ilmu sosial dan politik, sampai ranah medis yang

digeluti oleh keluarganya. Foucault sering dijuluki sebagai post-modernis, post-

strukturalis, bahkan sebutan filosof, karena hasil-hasil pemikirannya menentang

pemikiranpemikiran modernis yang sudah mapan pada saat itu, namun ia menolak

semua julukan yang diberikan kepadanya. Kelebihan lain dari pemikiran Foucault

141 terletak pada ketertarikannya pada isu-isu kemanusiaan, marginalitas,

ketidaknormalan, dan pandangannya tentang kebenaran. Foucault sebenarnya ingin

menunjukkan bahwa kita adalah bagian dari mekanisme kekuasaan itu. Dari

kesadaran ini akan lahir kesanggupan untuk menggunakan kekuasaan secara baik,

artinya demi kepentingan orang lain. Keterarahan pada orang lain hanya lahir dari

kesadaran akan tempat diri sendiri dalam konstelasi kekuasaan. Yang menjadi

masalah dalam kehidupan adalah bahwa banyak orang tak menyadari perannya

dalam peta kekuasaan. Apabila orang sadar akan hal ini, maka orang pun akan

menerima dan menghargai pluralitas peran yang ada dalam relasi kekuasaan. Dari

ketidaksadaran ini akan lahir berbagai tindakan dan sistem yang menindas dan

menyeragamkan11.

2.2 kerangka konseptual

perjudian
11
Syafiuddin, Arif. "Pengaruh Kekuasaan Atas Pengetahuan (Memahami Teori Relasi Kuasa
Michel Foucault)." Refleksi Jurnal Filsafat dan Pemikiran Islam 18.2 (2018): 141-155.

politik
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, karena pendekatan ini mampu

menganalisa realitas sosial secara mendetail peran kepemimpinan kepala desa dalam

mewujudkan desa sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di kecamatan kahu

kabupaten bone metode ini dapat digunakan untuk mengkaji, membuka dan

menggambarkan atau menguraikan sesuatu dengan apa adanya. Serta bertujuan untuk

memahami fenomena ataupun temuan yang terjadi dilapangan berdasarkan bukti atau

fakta sosial.

B. Lokasi penelitian

Berdasarkan lokasi pada judul di atas, penelitian ini dilakukan di kabupaten

bulukumba dengan mengambil kawasan kec. Rilau ale desa anrang disertai alasan

mengambil lokasi di Kawasan ini dikarenakan peneliti juga berasal dari Anrang

Kecamatan rilau ale Kabupaten Bulukumba dan ini juga akan memudahkan peneliti

untuk mengjangkau dan memperoleh informan serta data-data yang diperlukan

terkait penyusunan ini.

C. Pendekatan Penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Rasional Chois. Bahwa sejatinya,

Rasional Chois adalah tindakan yang dilakukan oleh suatu negara karna berdasarkan

kepentingan-kepentingan nasionalnya. Namun, transaksi yang dilakukan oleh

pemerintah dengan aktor-aktor lain belum tentu merupakan negara itu sendiri.

Karena, seringkali di tunggangi oleh kepentingan kelompok atau individu tertentu.


Maka untuk melihat fenomena tersebut, penulis menggunakan teori strukturasi dan

Relasi kuasa memecahkan masalah atau kasus yang sedang dikaji tersebut .

D. Sumber Data

1. Data Primer

Pada peneltian ini data primer diperoleh dari hasil wawancara dan observasi di

lapangan dengan informan. Dengan kata lain, peneliti dalam hal ini mengunjungi

langsung tempat-tempat yang dianggap oleh peneliti dapat memberikan informasi

terkait dengan apa yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini.

2. Data Sekenuder

Data skunder diperoleh dengan membaca buku, karya tulis ilmiah, dan berbagai

literatur-literatur yang lainnya yang memiliki hubungan dengan tulisan ini, Data

Sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk suatu maksud yang lain tetapi

digunakan kembali oleh ahli analisis dalam suatu desain riset yang baru. Seperti

Jurnal terkait dengan masalah yang akan diteliti penulis

E. Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan langsung di lapangan

untuk mengetahui kondisi subjektif di sekitar lokasi penelitian. Beberapa informasi

yang akan diperoleh dari hasil pengamatan adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan,

benda, perbuatan, peritiwa, atau kejadian waktu dan perasaan. Menyatakan bahwa
melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
12

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara Teknik

pengumpulan data untuk mendapatkan informasi lisan melalui tanya jawab dan tatap

muka dengan orang-orang yang memberikan informasi untuk objek masalah yang

dilakukan oleh peneliti.

Wawancara ini meliputi Wawancara tersrtuktur,Tidak terstruktur dan semi terstruktur

• Wawancara Terstruktur adalah wawanacara formal yang memiliki prosedur

sistematis untuk menggali informasi dari responden dimana pertanyaan yang di

tanyakan telah disiapkan sebelumnya dan jawabannya di rekam dalam bentuk yang
13
terstandarisasi.

• Wawancara tidak Terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya secara

sistematis atau lebih tepatnya antonym daripada Wawancara Terstruktur .

• Wawancara semi Terstruktur adalah Wawancara yang sedang berlangsung pada

suatu rangkaian peristiwa yang memungkinkan timbulnya pertanyaan baru sehingga

penggalian informasi dilakukan secara mendalam.

12
armalaksana, Wahyudin. "Metode penelitian kualitatif studi pustaka dan studi lapangan." Pre-
Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung 5 (2020).
13
Azhari, Muhammad Taufiq, et al. Metode penelitian kuantitatif. PT. Sonpedia Publishing
Indonesia, 2023.
3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang yang

tertulis.Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda

tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,

catatan harian dan sebagainya.64 Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan

lebih kredibel/dapat dipercaya jika didukung oleh dokumentasi

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Observasi Instrumen dalam sebuah Observasi merupakan pengamatan

dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala, fenomena atau objek yang diteliti.

2. Instrumen Wawancara Dalam wawancara atau wawancara adalah Teknik

pengumpulan data untuk mendapatkan informasi lisan melalui tanya jawab dan tatap

muka dengan orang yang dapat memberikan informasi.

G. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dalam mengatur data dan Menyusun

secara sistematis dan yang dieroleh dari hasil wawancara. Sedangkan untuk lebih

memudahkan peneliti dalam mencari data yaitu diperlukan dalam penelitiannya

DAFTAR PUSTAKA
Lestari, sugesti ayu, praktik politik uang dalam pemilihan kepala desa tahun 2019 (studi kasus

desa pesantren kecamatan tambak kabupaten banyumas). Diss, ipdn, 2023.


Fauzi, Agus Machfud. "Hegemoni Pejudi Dalam Pilkada Di Indonesia." DIMENSI-Journal of

Sociology 10.2 (2017).

Rosadi, abang, analis kriminologis terhadap perjudian yang terjadi pada saatpemilihan kepala

desa. (Studi Di Wilayah Hukum Kabupaten Sampang). Diss. University of Muhammadiyah

Malang, 2017.

Irfan, Irfan. "Analisis Praktik Perjudian dalam Pilkades (Studi pada Lima Desa Dua Kecamatan di

Kabupaten Bima)." JURNAL PENDIDIKAN IPS 7.2 (2017): 73-83.

Fauzi, Agus Machfud. "Hegemoni Pejudi Dalam Pilkada Di Indonesia." DIMENSI-Journal of

Sociology 10.2 (2017).

Rosadi, abang, analis kriminologis terhadap perjudian yang terjadi pada saatpemilihan kepala

desa. (Studi Di Wilayah Hukum Kabupaten Sampang). Diss. University of Muhammadiyah

Malang, 2017.

Suharya, Reza. "Fenomena Perjudian Dikalangan Remaja Kecamatan Samarinda

seberang." Sosiatri-Sosiologi 7.3 (2019): 326-340.

Lestari, sugesti ayu, praktik politik uang dalam pemilihan kepala desa tahun 2019 (studi kasus desa

pesantren kecamatan tambak kabupaten banyumas). Diss, ipdn, 2023.

Susanto, WijayaHadi. Praktik Perjudian Dikalangan Petani Sidoajur. Diss. Universitas

Brawijaya, 2016.

Syafiuddin, Arif. "Pengaruh Kekuasaan Atas Pengetahuan (Memahami Teori Relasi Kuasa Michel

Foucault)." Refleksi Jurnal Filsafat dan Pemikiran Islam 18.2 (2018): 141-155.

armalaksana, Wahyudin. "Metode penelitian kualitatif studi pustaka dan studi lapangan." Pre-

Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung 5 (2020).


Azhari, Muhammad Taufiq, et al. Metode penelitian kuantitatif. PT. Sonpedia Publishing

Indonesia, 2023.

You might also like