Professional Documents
Culture Documents
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang
Oleh:
Anna Susilowati
NIM. P 17420512051
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang
Oleh :
Anna Susilowati
NIM. P 17420512051
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan puji syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada
tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah tugas akhir program
masalah dan hambatan, tetapi berkat arahan dan bantuan dari beberapa pihak
maka karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan. Maka pada kesempatan ini penulis
2. Budi Ekanto, S.Kep, M.Sc, Ketua Jurusan Keperawatan Semarang yang telah
Dewan penguji karya tulis ilmiah yang memberikan kritik dan sarannya
5. Ibu Nanik Agustin dan kakak Nanang dan Nano yang selalu memberikan doa,
7. Sahabat saya Farida, Rinda, Anita, Resti, Ninin, Salwa, Yuke, Rahma dan
9. Pihak – pihak lain yang berhubungan langsung maupun tak langsung dalam
penulisan laporan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis mengakui bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih
sederhana, hal ini disebabkan keterbatasan waktu, ilmu serta pengalaman yang
penulis miliki, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
Akhir kata penulis berharap agar apa yang telah tertulis dalam karya tulis
Anna Susilowati
NIM. P 17420512051
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
1. Definisi ........................................................................................ 8
2. Etiologi ........................................................................................ 9
4. Patofisiologi ................................................................................. 11
8. Penatalaksanaan .......................................................................... 17
5. Perencanaan ................................................................................ 32
6. Evaluasi ...................................................................................... 35
B. Pengkajian ...................................................................................... 37
D. Perencanaan .................................................................................... 43
E. Pelaksanaan ..................................................................................... 44
F. Evaluasi ........................................................................................... 46
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN ................................................ 49
A. Pembahasan .................................................................................... 49
B. Simpulan ......................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
Lampiran
1. DDST
2. SAP
3. Leaflet
5. Lembar Konsultasi
PENDAHULUAN
bertambahnya frekuensi buang air besar dari biasanya hingga 3 kali atau
lebih dalam sehari. Dengan ungkapan lain, diare adalah buang air besar
air dalam tinja lebih banyak daripada biasanya (normal 100 – 200 ml/jam
tinja ) atau frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan 3 kali
lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa
disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. Diare
yang dimaksudkan adalah buang air besar berkali – kali (dengan jumlah
yang melebihi 4 kali, dan bentuk feses yang cair, dapat disertai dengan
masyarakat. Menurut WHO angka kesakitan diare pada tahun 2010 yaitu
Indonesia tahun 2010 jumlah kasus diare dari daftar urutan penyebab
anak yang berusia 5 tahun. Sementara itu menurut hasil survey yang
Kelompok ini setiap tahunnya mengalami lebih dari satu kali kejadian
tidak mengalami peningkatan atau penurunan yaitu sekitar 25,22 per 1000
bahwa jumlah kasus diare pada tahun 2011 diperkirakan sekitar 30.417
jumlah pasien anak 1 – 14 tahun pada tahun 2012 sebanyak 1038 pasien
dengan jumlah pasien kasus gastroenteritis 187 pasien (18%) terdiri dari
105 laki – laki 82 perempuan. Pada tahun 2013 jumlah pasien 1193
dengan jumlah pasien kasus gastroenteritis 167 pasien (14%) terdiri dari
101 laki-laki 71 perempuan. Pada tahun 2014 jumlah pasien 1280 dengan
jumlah kasus gastroenteritis 188 pasien (15%) terdiri dari 117 laki–laki 71
golongan besar yaitu infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi
2011).
besar anak dengan gastroenteritis akut dan sebaiknya terdiri atas larutan
makanan padat secara dini. Bayi yang diberi Air Susu Ibu (ASI) sebaiknya
jelas dan mengandung risiko. Oleh karena itu, obat yang mengontrol gejala
muntah dan diare sebaiknya dihindari (Dewi Asih Mahanani& Natalia
Susi,2004).
2010).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Gastroenteritis
1. Definisi
dengan adanya muntah dan diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi,
2010).
lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa
disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. Diare
jumlah yang melebihi 4 kali, dan bentuk feses yang cair, dapat disertai
oleh infeksi, bakteri, virus, dan patogen yang ditandai dengan buang
air besar berkali – kali melebihi 4 kali dan bentuk feses yang cair,
2. Etiologi
terbaik.
Tabel 2. 1
Adenovirus 6–8 %
C.jejuni 8 – 10 %
vagotomi.
berikut :
a. Gangguan osmotik
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus
b. Gangguan sekresi
4. Patofisiologi
melakukan absorpsi air yang akan membuat solid dari komponen feses,
absorpsi nutrisi dan elektrolit oleh usus halus, serta absorpsi air
menjadi terganggu.
inflamasi.
Dampak
Peningkatan hospitalisasi
motilitas usus Kerusakan
rongga usus
Gangguan Info tentang
diare penyakit
absorpsi nutrisi
dan cairan oleh Respons kurang
mukosa intestinal Defekasi lebih sistemik Kurang
dari 3 kali pengetahua
n
Gangguan
gastrointestinal Peningkatan hiperterm
sekresi cairan dan i
elektrolit
Mual, muntah, Pasase feses yang encer
kembung, anoreksia
Kekurangan
Kemerahan dan eksurasi
volume cairan
Asupan nutrisi kulit sekitar anus
tidak adekuat
Kerusakan
Nutrisi kurang intregitas kulit
dari kebutuhan
diare. Tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna
berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare.
(Ngastiyah, 2005).
oliguria ringan tetapi tanda fisik yang bisa dideteksi setara dengan
tonus kulit mencolok (tugor kulit dan jaringan buruk), mata cekung,
tekanan bola mata rendah, oliguria berat atau anuria, gelisah dan
apatis, setara dengan kehilangan berat badan sebesar 10%. Selain itu
7. Derajat dehidrasi
Tabel 2. 2
Ringan 50 100 25
Sedang 75 100 25
Berat 125 200 25
Tabel 2. 3
Ringan 30 80 25
Sedang 50 80 25
Berat 80 80 25
Tabel 2. 4
(Ngastiyah, 2005)
Keterangan :
(ml/kg BB)
(Ngastiyah, 2005)
8. Penatalaksanaan
d. Pengobatan dietik
e. Obat – obatan
minimum 30 mg.
f. Pemberian cairan
Cairan rumah tangga (air tajin, air teh manis dan lain – lain)
2) Dehidrasi ringan
3) Dehidrasi sedang
a) 0 – 2 tahun
jumlah, dan ukuran di tingkat sel mana pun organ pada individu serta
terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul dari
tertentu.
2009) :
yang sempurna.
0-28 Kemampuan untuk Diawali dengan tanda Kemampuan bersuara Tanda- tanda tersenyum dan mulai
hari mengikuti garis gerakan seimbang pada (menangis) dan bereaksi menatap muka untuk mengenali seseorang
tengah bila kita tubuh dan mulai terhadap suara atau bel
memberi respon mengangkat kepala
terhadap gerakan jari
atau tangan
1-4 Memegang suatu Mengangkat kepala saat Kemampuan untuk Kemampuan untuk mengamati tangannya,
bulan objek, mengikuti tengkurap, mencoba bersuara dan tersenyum, tersenyum spontan dan membalas
suatu objek dari sisi duduk sebentar dengan mengucapkan huruf senyuman bila diajak tersenyum, mengenal
ke sisi, mencoba ditopang, mampu hidup, berceloteh, ibunya dengan penglihatan, penciuman,
memegang dan duduk dengan kepala mengucapkan kata pendengaran, dan kontak. Tersenyum pada
memasukkan benda tegak, jatuh terduduk di “ooh/ahh”, tertawa dan wajah manusia. Waktu tidur dalam sehati
ke mulut, memegang pangkuan ketika berteriak, mengoceh lebih sedikit daripada waktu terjada.
benda tapi terlepas, disokong pada posisi spontan, serta bereaksi Membentuk siklus tidur- bangun.
memerhatikan tangan berdiri, kontrol kepala dengan mengoceh Menangis bila terjadi sesuatu yang aneh.
dan kaki, memegang sempurna, mengangkat Membedakan wajah- wajah yang dikenal
benda dengan kedua kepala sambil berbaring dan tidak dikenal. Senang menatap wajah-
tangan, serta menahan terlentang, berguling wajah yang dikenalnya. Serta terdiam bila
benda di tangan dari terlentang ke ada orang tak dikenal.
walaupun hanya miring, posisi lengan
sebentar dan tungkai kurang
fleksi, dan berusaha
untuk merangkak
Tabel 2. 5 (Lanjutan)
4-8 Mengamati benda, Posisi telungkup pada Menirukan bunyi atau Anak merasa takut dan terganggu dengan
bula menggunakan ibu jari alas, dan sudah kata-kata, menoleh ke keberadaan orang asing. Mulai bermain
n untuk memegang, memulai mengangkat arah suara atau sumber dengan mainan, mudah frustasi, serta
mengeksplorasi benda kepala dengan bunyi, tertawa, menjerit, memukul- mukul lengan dan kaki jika
yang sedang melakukan gerakan menggunakan vokalisasi sedang kesal.
dipegang, mengambil menekan kedua semakin banyak, serta
objek dengan tangan tangannya. Pada bulan mengggu
tertungkup, mampu ke-4 sudah mampu
menahan kedua benda memalingkan kepala ke nakan kata yang terdiri
di kedua tangan kanan dan kekiri, duduk dari atas dua suku kata
secara stimulant, dengan kepala tegak, dan dapat membuat dua
menggunakan bahu membalikkan badan, bunyi vocal yang
dan tangan sebagai bangkit dengan kepala bersamaan seperti “ba-
satu kesatuan, serta tegak, menumpu beban ba”
memindahkan objek pada kaki dengan
dari satu tangan ke lengan berayun ke
satu tangan yang lain. depan dank e belakang,
berguling dari
terlentang ke tengkurap,
serta duduk dengan
bantuan dalm waktu
yang singkat
Tabel 2. 5 (Lanjutan)
8-12 Mencari atau meraih Duduk tanpa pegangan, Mampu mengucapkan Kemampuan bertepuk tangan. Menyatakn
bulan benda kecil, bila berdiri dengan kata “papa” dan “mama” keinginan. Sudah mulai minum dengan
diberi kubus mampu pegangan, bangkit lalu yang belum spesifik, cangkir. Menirukan kegiatan orang.
memindahkan, berdiri, berdiri 2 detik, mengoceh hingga Bermain bola atau lainnyadengan orang
mengambil, dan berdiri sendiri mengatakannya secara lain.
memegang dengan spesifik, serta dapat
telunjuk dan ibu jari, mengucapkan 1- 2 kata.
membenturkannya,
serta meletakkan
benda atau kubus ke
tempatnya
1-2 Kemampuan dalam Melangkah dan berjalan Memiliki 10 Kemampuan membantu kegiatan di rumah,
tahun mencoba menyusun dengan tegak. Usia 18 perbendaharaan kata, menyuapi boneka, mulai menggosok gigi,
atau membuat menara bulan anak mampu tingginya kemampuan serta mencoba mengenakan baju sendiri
pada kubus menaiki tangga dengna meniru, mengenal, dan
satu tangan dipegang. responsive terhadap
Pada akhir tahun ke-2 orang lain, mampu
sudah mampu berlari- menunjukkan dua
lari kecil, menendang gambar,
bola, dan mulai mengkombinasikan kata-
mencoba melompat kata, serta mulai mampu
menunjukkan lambaian
anggota badan.
Tabel 2. 5 (Lanjutan)
3-6 Memiliki kemampuan Berdiri dengan satu Kemampuan Kemampuan bermain dengan permaian
tahun untuk kaki selama 1- 5 detik, menyebutkan hingga sederhana, menangis jika dimarahi,
menggoyangkan jari- melompat dengan satu empat gambar, membuat permintaan sederhana dengan
jari kaki, menggambar kaki, berjalan dengan menyebutkan satu hingga gaya tubuh, menunjukkan peningkatan
dua atau tiga bagian, tumit ke jari kaki, dua warna, menyebutkan kecemasan terhadap perpisahan, sserta
memiliki garis yang menjelajah, membuat kegunaan benda, mengenali anggota keluarga.
lebih panjang dan posisi merangkak, dan menghitung, mengartikan
menggambar orang, berjalan dengan dua kata, mengerti empat
melepas objek dengan bantuan kata depan,
jari lurus, mampu mengertibeberapa kata
menjepiit benda, sifat dan jenis kata
melambaikan tangan, lainnya, menggunakan
menggunakan bunyi untuk
tangannya untuk mengidentifikasi objek,
bermain, orang, dan aktivitas,
menempatkan objek menirukan berbagai
ke dalam wadah, bunyi kata, memahami
makan sendiri, minum arti larangan, serta
dari cangkir dengan merespons panggilan
bantuan, makan orang dan anggota
dengan jari, serta keluarga dekat
membuat coretan di
atas kertas
Tabel 2.5 (Lanjutan)
Menyebutkan nama-
nama hari dan bulan
dengan berurutan.
Menghitung mundur dari
20 ke 1.
10-12 Pertambahan tinggi Membaca untuk Fase operasional formal Sangat tertarik terhadap bacaan, ilmu
tahun badan lambat. kesenangan dan tujuan pengetahuan, usaha-usaha kreatif.
tertentu Pemikiran logis dan
Pertambahan berat kemampuan Demonstratif.
badan cepat. menggunakan pemikiran
abstrak berkembang. Teman sebaya dan orang tua penting.
Perubahan tubuh yang
berhubungan dengan Pemikiran reflektif, Bersifat percakapan.
pubertas tampak. futuristik, Mulai tertarik dengan lawan jenis
mutlidimensional.
Sisa erupsi gigi.
Mencuci pakaian.
27
c. Pola eliminasi
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi kulit untuk adanya pucat, dan ikterik. Kaji turgor kulit
2-5 detik: turgor kulit agak kurang (dehidrasi ringan), 5-10 detik:
turgor kulit kurang (dehidrasi sedang), dan > 10 detik: turgor kulit
27
adanya kekurangan gizi. Pembesaran kelenjar getah bening
wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan lidah, faring, laring dan
dehidrasi.
d. Pemeriksaan abdomen.
pembesaran hepar.
sekitar anus.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan tinja
adaya mukus darah dan leukosit. Pada umumnya leokosit tidak dapat di
b. Pemeriksaan darah
a. Diare
2) Batasan Karakteristik
2) Batasan karakteristik
Subjektif : haus
2012).
c. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
kebutuhan metabolik.
e. Hipertermi
f. Kurang pengetahuan
5. Perencanaan
a. Diare
1) NOC :
2) NIC
1) NOC
feses
(Wilkinson, 2012).
1) NOC
2) NIC
1) NOC
2) NIC
kemerahan
penyembuhan luka
e. Hipertermi
1) NOC
2) NIC
f. Kurang pengetahuan
1) NOC
program terapi.
2) NIC
keluarga
(Wilkinson, 2012).
6. Evaluasi
LAPORAN KASUS
A. Biodata Klien
pada tanggal 1 Maret 2015 pada pukul 19. 15 WIB melalui IGD diantar
oleh keluarga dengan diagnosa medis diare akut dengan dehidrasi sedang
Pekerjaan Tn. S adalah karyawan swasta. Tn. S tinggal satu rumah dengan
terhadap An. A pada tanggal 2 Maret 2015 pukul 08.00 WIB di ruang
B. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
mengatakan bahwa An. A sering rewel, buang air besar cair lebih dari
5 kali, panas 5 hari sebelum dibawa ke Rumah Sakit, pasien susah
IGD dengan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu yaitu mulai tanggal
28 Februari 2015. Hari pertama diare pasien BAB cair sebanyak 9 kali,
muntah 3 kali, dan suhu tubuh 39ºC. Sebelumnya pasien belum pernah
dirawat di rumah sakit. Penyakit yang sering diderita hanya batuk dan
Pasien merupakan anak kedua dan anak kandung dari Tn. S dan
Ny. A. Pasien tinggal satu rumah dengan kedua orang tuanya. Selama
lengkap.
Ibu klien mengatakan bahwa klien jarang sakit. Jika klien sakit
langsung dibawa ke bidan desa. Sebelum sakit berat badan klien 9 kg,
saat sakit 7,5 kg. Sebelum sakit klien makan 2 kali sehari porsi kecil,
minum ASI dan minum air putih sebagai tambahan. Saat sakit klien
tidak mau makan, minum ASI sedikit dan minum air putih 200 cc.
badan 74 cm, lingkar kepala 43 cm, lingkar dada 49 cm, dan lingkar
mau makan diit yang diberikan rumah sakit yaitu bubur kasar.
sehari dengan warna urine jernih dan buang air besar sebanyak 1 kali
sakit, klien buang air kecil sebanyak 8 kali sehari, warna pekat, buang
gambar yang mudah. Saat sakit klien hanya bermain balon di atas
jam dan tidur malam kurang lebih 9 jam, namun setelah klien sakit,
klien susah tidur, mudah terbangun dan hanya tidur kurang lebih 8 jam.
Klien tampak lemas. Klien adalah anak kedua dari dua bersaudara dan
tinggal bersama kedua orang tuanya. Klien dekat dengan orang tuanya
terutama ibunya. Klien berjenis kelamin perempuan dan beragama
mau bermain boneka dan tidak mau bermain permainan apapun. Ibu
2. Pemeriksaan Fisik
respiration rate 20 kali per menit, nadi 112 kali per menit dan suhu
anemis, pupil isokor, dan sklera tidak ikterik. Hidung tampak bersih,
buncit dan tidak ada lesi. Bising usus terdengar 22 kali per menit. Pada
ekstremitas atas dan ekstremitas bawah tidak ada edema maupun lesi.
3. Pemeriksaan Diagnostik
amoeba positif, epitel negatif, telur cacing negatif, bakteri positif (3+).
Terapi yang diberikan yaitu infus Asering 150 cc untuk rehidrasi, infus
Dexametason 3x0,3 cc, zirkumkid 1x20 mg, L-Bio 3x1 sachet, dan
subyektif, ibu klien mengatakan bahwa anaknya rewel, buang air besar
cair sebanyak 5 kali selama di rumah sakit. Dari data objektif diperoleh
dengan adanya bakteri pada feses. Pada jam 08.20 didapatkan data
subjektif ibu klien mengatakan An. A klien hanya mau minum air putih
dan ASI sebanyak ±150 cc, buang air besar cair 5 kali, buang air kecil 7
kali. Dari data objektif diperoleh hasil pemeriksaan fisik keadaan umum
pukul 08.30 didapatkan data subjektif dari ibu klien nafsu makan An. A
kg. Dari data objektif diperoleh berat badan sebelum sakit 9kg, berat badan
saat sakit 7,5kg, Hb 8.3g/dL, suhu aksila 36,6ºC, nadi 112 kali per menit,
diit bubur kasar dari rumah sakit tidak dimakan. Berdasarkan data yang
diperoleh, maka rumusan masalah yang muncul dari An. A adalah nutrisi
ditandai dengan muntah dan penurunan berat badan. Pada pukul 08.40
didapatkan data subjektif bahwa ibu klien menanyakan banyak hal tentang
penyakit yang diderita An. A dan cara penanganan awal saat di rumah.
Dari data objektif diperoleh bahwa ibu An. A bingung dan tidak bisa
diperoleh, maka rumusan masalah yang muncul dari An. A adalah kurang
D. Perencanaan
jam diharapkan masalah diare dapat teratasi dengan kriteria hasil buang air
besar < 2 kali /hari, buang air besar tidak cair, masalah kekurangan volume
cairan tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil turgor kulit baik kembali
masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan kriteria
tubuh, kaji pola makan klien, lakukan oral hygiene, beri makanan dan
minuman secara bertahap, beri diit tinggi kalori, tinggi protein, dan mineral
keluarga.
E. Pelaksanaan
mulai jam 09.00 WIB. Saat mengobservasi frekuensi defekasi An. A buang
air besar cair 5 kali, berlendir, ibu pasien tidak mengetahui penyebab diare
masukan cairan sebanyak 950 cc dan haluaran cairan sebanyak 2800 cc.
menambahkan asupan cairan melalui oral, namun anak hanya mau minum
sebanyak 65 cc air putih dan 95 cc ASI. Saat dikaji tentang nutrisi An. A
tidak mau makan dan muntah. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu
didapatkan suhu tubuh An. A 36,6ºC dengan nadi 112 kali per menit dan
07.00 WIB yaitu memonitor frekuensi defekasi, An. A buang air besar
sebayak 4 kali, lembek, berlendir dan sudah ada ampas. Ibu pasien tetap
memberikan ASI dan minum air putih untuk menyeimbangkan cairan yang
hilang. An. A hanya minum sebanyak 100 cc air putih dan 80 cc ASI. Saat
dikaji nutrisi, An. A sudah tidak muntah, An. A makan biskuit dan 2
sendok makan bubur diit rumah sakit. Pada pukul 07.20 memonitor status
hidrasi klien. Mukosa bibir klien lembab, konjunctiva anemis, turgor kulit
suhu tubuh klien 36,8˚ C, nadi 98 kali per menit, dan pernapasan 28 kali
per menit. Perawat tetap memberikan dorongan kepada ibu klien untuk
memberikan minum, klien hanya minum sebanyak 100 cc air putih dan 80
cc ASI. Perawat memberikan terapi pada klien pada jam 13.00 WIB injeksi
07.00 WIB yaitu memonitor frekuensi defekasi, An. A buang air besar
sebanyak 2 kali, lembek, berlendir dan sudah ada ampas. Ibu pasien tetap
memberikan ASI dan minum air putih untuk menyeimbangkan cairan yang
hilang. An. A hanya minum sebanyak 120 cc air putih dan 80 cc ASI. Saat
dikaji nutrisi, An. A sudah tidak muntah, An. A makan biskuit dan 5
sendok makan bubur diit rumah sakit. Pada pukul 07.20 memonitor status
hidrasi klien. Mukosa bibir klien lembab, konjunctiva anemis, turgor kulit
dorongan kepada ibu pasien agar memberikan ASI dan minum air putih.
36,3˚ C, nadi 112 kali per menit, dan pernapasan 28 kali per menit. Perawat
klien hanya minum sebanyak 120 cc air putih dan 80 cc ASI. Perawat
memberikan terapi pada klien pada jam 13.00 WIB injeksi metronidazole
F. Evaluasi
terhadap An. A yaitu buang air besar sebanyak 5 kali cair tanpa ampas,
berlendir, hasil feses rutin bakteri positif (+3), An. A tidak mau makan,
lembab, turgor kulit kembali dalam waktu 2 detik, klien tidak mau minum,
hanya minum 65 cc air putih dan 95 cc ASI. Suhu tubuh An. Y 36,6˚ C
dengan nadi 112 kali per menit dan pernapasan 28 kali per menit. Masalah
klien teratasi sebagian yaitu suhu dalam batas normal ( 36,6ºC ) nadi dalam
batas normal (112 kali per menit). Untuk mencapai tujuan, maka harus
Maret 2015, dilakukan evaluasi dan didapatkan hasil An. A buang air besar
cair sebanyak 4 kali, lembek, berlendir, sudah ada sedikit ampas, An. A
mau makan sebanyak 2 sendok makan bubur kasar diit dari rumah sakit,
lembab, klien minum air putih sebanyak 100 cc dan ASI 80 cc, suhu tubuh
klien 36,8˚ C, nadi 98 kali per menit dan pernapasan 28 kali per menit.
hidup bersih dan sehat. Masalah klien teratasi sebagian yaitu suhu tubuh
klien dalam batas normal (36,6º C), nadi klien dalam batas normal (98 kali
tanda vital, dorong ibu klien untuk memberikan minum, monitor masukan
didapatkan An. A buang air besar cair terdapat ampas sebanyak 2 kali, An.
A makan 3 keping biskuit dan 5 sendok makan bubur kasar diit dari rumah
sebanyak 120 cc air putih dan 80 cc ASI. Suhu tubuh klien 36,3˚ C, nadi
112 kali per menit, dan pernapasan klien 28 kali per menit. Masalah klien
teratasi sebagian yaitu buang air besar < 2 kali, makan 5 sendok makan diit
rumah sakit, suhu tubuh nadi klien dalam batas normal (112 kali per
menit), suhu tubuh dalam batas normal (36,3˚ C), mukosa bibir lembab,
turgor kulit kembali dalam waktu kurang dari 1 detik, dan masukan serta
A. PEMBAHASAN
berdasarkan data subjektif ibu klien mengatakan An. A buang air besar cair
lebih dari 5 kali, dan berlendir. Data objektif bising usus 22 kali per menit,
Diare timbul karena asupan makanan atau zat yang sukar diserap
dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
sangat berisiko terhadap diare. Akibat lanjut bila tidak diatasi dapat
Maret 2015 pada pukul 08.00 WIB untuk mengatasi masalah tersebut
antibiotik.
yang akan dicapai oleh penulis yaitu BAB <2 kali /hari, BAB tidak cair,
(Carpenito, 2013).
makanan yang mencurigakan, tetapi ibu klien menyadari bahwa ibu klien
ASI dan air putih. Masukan oral perlu dilakukan untuk membantu rehidrasi
pemberian injeksi metronidazole 7,5 cc (75 mg) dan dexametason 0,5 cc,
anti inflamasi, anti alergi dan metabolik yang kuat, obat ini bereaksi
feses terdapat bakteri (3+), amoeba (+), dan lendir (+). Diare mendadak
dengan buang air besar lebih dari empat kali per hari dan tidak ada muntah
2 Maret 2015 didapatkan hasil evaluasi subjektif (S): ibu klien mengatakan
An. A buang air besar sebanyak 5 kali. Evaluasi objektif (O): hasil feses
terdapat bakteri (3+), amoeba (+), dan lendir (+). Assesment (A): masalah
Didapatkan data An. A BAB cair sebanyak 4 kali, berlendir, sedikit ampas.
ibu klien untuk memberikan cairan per oral. Ibu klien memberikan ASI dan
evaluasi yang didapatkan data Subjektif (S): ibu klien mengatakan An. A
BAB cair 4 kali, berlendir, dan terdapat ampas. Objektif (O): klien rewel,
feses rutin.
memberikan terapi oral. Ibu memberikan ASI dan air putih. Implementasi
Evaluasi pada tanggal 4 Maret 2015 adalah Subjektif (S): ibu klien
mengatakan An. A BAB cair 2 kali, sudah berampas. Data Objektif (O):
hasil pemeriksaa feses rutin amoeba (-), bakteri (2+). Assesment (A):
Subjektif (S): ibu klien mengatakan An. A belum BAB. Data Objektif (O):
Evaluasi pada tanggal 5 Maret 2015 adalah Subjektif (S): ibu klien
intervensi.
klien mengatakan An. A BAB cair 5 kali, muntah 2 kali. Data objektif
penyajian makanan untuk anak balita. An. A mengalami diare dan muntah
berkali-kali. An. A tidak ada nafsu makan dan kurang dalam pemberian
Maret 2015 pada pukul 08.20 WIB dengan tujuan setelah dilakukan
sesuai indikasi.
yang akan dicapai oleh penulis yaitu turgor kulit kembali <2 detik, ubun-
kembali dalam waktu 2 detik, dan mukosa bibir lembab. Propulsi feses
yang cepat melalui usus mengurangi absorbsi air. Volume sirkulasi yang
(Carpenito, 2013).
BAB 5 kali, BAK 8 kali, muntah 2 kali (2800 cc). Pasien hanya minum
ASI (95 cc) dan air putih (65 cc). Haluaran dapat melebihi masukan, yang
terapi rehidrasi oral. An. A minum ASI dan air putih. Pemberian terapi
Evaluasi yang didapat pada tanggal 2 Maret 2015 pada An. A yaitu
evaluasi Subjektif (S): ibu klien mengatakan An. A masih BAB cair
sebanyak 5 kali, muntah 2 kali, dan BAK 8 kali. Data objektif (O): didapat
1690 cc. Klien lemas, mukosa bibir lembab, mata normal, dan ubun-ubun
cairan parenteral.
Implementasi yang pertama pada hari kedua tanggal 3 Maret 2015
yaitu memonitor tanda dehidrasi. Ibu klien mengatakan An. A BAB cair 4
kali, BAK 4 kali. Pasien lemas, ubun-ubun cekung, turgor kembali 2 detik,
keluaran cairan. Ibu klien mengatakan An. A minum air putih (100cc) dan
ASI (80cc). An. A BAB 4 kali, BAK 4 kali. Implementasi ketiga yaitu
menganjurkan ibu klien untuk memberikan terapi rehidrasi oral. Ibu klien
memberikan ASI dan minum air putih. Pasien masih rewel. Implementasi
ibu klien mengatakan An. A BAB cair sebanyak 4 kali, BAK sebanyak 4
kali. Data Objektif (O): didapatkan balance cairan output lebih besar
monitor tanda dehidrasi. Ibu klien mengatakan An. A BAB cair sebanyak 2
kali, BAK 6 kali. Mukosa bibir lembab, turgor kulit kembali 1 detik, ubun-
balance cairan. Input air putih 120 cc, ASI 80 cc. BAB cair 2 kali, BAK 6
kali. Implementasi ketiga yaitu menganjurkan ibu klien untuk memberikan
terapi rehidrasi oral. Ibu klien memberikan ASI dan minum air putih.
ibu klien mengatakan An. A BAB cair 2 kali, BAK 6 kali. Data objektif
(O): mukosa bibir lembab, turgor kembali 1 detik, ubun-ubun normal, dan
ASI yang dihisap oleh An. A. Kemudian juga dalam pengeluaran BAK.
suatu keadaan ketika individu yang tidak puasa mengalami atau berisiko
menyebutkan berat badan kurang dari 20% atau lebih dibawah berat badan
ideal untuk tinggi badan dan rangka tubuh, asupan makanan kurang dari
kebutuhan metabolik, baik kalori total maupun zat gizi tertentu, kehilangan
pada klien yaitu data subjektif ibu klien mengatakan An. A muntah
sebanyak 3 kali, tidak ada nafsu makan. Data objektif antropometri yaitu
sebelum sakit 9kg, BB selama sakit 7,5kg, BB turun 1,5kg, Berat Badan
klien mendapat diit bubur kasar namun klien tidak mau makan.
fisiologis bagi manusia setelah oksigen dan cairan, karena nutrisi yang
berasal dari makanan diperlukan untuk mengganti sel yang rusak dan
teratasi dengan kriteria hasil berat badan sesuai tinggi badan, tidak ada
yang akan dicapai oleh penulis yaitu asupan makanan adekuat dengan
menghabiskan porsi diit dari rumah sakit, tidak mual, tidak muntah,
kenaikan berat badan hingga berat badan ideal dalam jangka panjang dan
klien. Ibu klien mengatakan An. A tidak mau makan, mual dan muntah.
Minum air putih dan ASI. Dengan mengetahui pola makan klien dan
(Doenges, 2000).
tinggi protein. An. A mendapat diit bubur kasar tinggi kalori dan tinggi
protein. Ibu klien mengatakan An. A tidak mau makan. Makanan yang
masalah nutrisi yaitu evaluasi subjektif (S): ibu klien mengatakan An. A
tidak mau makan, muntah, dan tidak nafsu makan. Data objektif (O):
penurunan berat badan 1,5 kg. Assesment (A): masalah belum teratasi.
Planning (P): lanjutkan intervensi kaji pola makan dan motivasi pemberian
mengkaji pola makan An. A. Ibu klien mengatakan An. A makan 2 sendok
makan bubur kasar. Klien masih tampak lemas. Implementasi kedua yaitu
(S): ibu klien mengatakan An. A makan bubur kasar 2 sendok makan dan 2
keping biskuit. Data objektif (O): klien masih tampak lemas. Assesment
(A): masalah belum teratasi. Planning (P): lanjutkan intervensi kaji pola
makan pasien, motivasi pemberian makanan tambahan dan timbang berat
badan.
An. A. Ibu klien mengatakan An. A makan 5 sendok makan bubur kasar.
klien. Ibu klien mengatakan nafsu makan An. A meningkat. BB An. A 8,5
kg.
(S): ibu klien mengatakan An. A makan 5 sendok makan bubur kasar,
makan biskuit 5 keping. Data objektif (O): BB An. A 8,5 kg. Assesment
Penyakit
data yang didapat pada ibu klien yaitu ibu klien menanyakan tentang
penyakit diare dan penanganan awal pada anak diare. Pengkajian tersbut
perawatan diri serta kemungkinan untuk dapat sakit diare lagi dan dapat
menjadi semakin parah dari sakit yang sekarang akibat tidak tahu akan
yang akan dicapai oleh penulis yaitu keluarga pasien mengerti bagaimana
cara penanganan pertama pada anak saat di rumah dan keluarga pasien
dipahami.
mengenai diare dan cara penanganan awal pada diare. Objektif (O):
hentikan intervensi.
B. SIMPULAN
1. Pengkajian
penunjang yang dilakukan telah sesuai dengan teori. Ibu klien mengatakan
An. A BAB cair lebih dari 5 kali, klien lemas, ubun-ubun cekung, mata
normal, mukosa bibir lembab, turgor kulit kembali 2 detik, tidak nafsu
makan, mual, muntah, penurunan berat badan 1,5 kg. Saat pengkajian ibu
klien mengatakan tidak mengetahui cara penanganan awal pada anak diare
pengetahuan.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
pemberian antibiotik.
nurtrisi kurang dari kebutuhan yaitu mengkaji pola makan klien, mengukur
5. Evaluasi
Jakarta : EGC.
DOI. (2008). Daftar Obat di Indonesia (DOI) Edisi 11. Jakarta: PT Multiapurna
Jayaterbit.
Fida & Maya. (2012). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jogjakarta: D-MEDIKA.
Hasan, R. (2007). Buku Kuliah: Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Penerbit Bagian
Jelliffe, D.B. Tanpa Tahun. Kesehatan Anak di Daerah Tropis. Terjemahan oleh
2010.
(online),(http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdati
n/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2010.pdf
Kurnianingsih, Sari & Monica Ester (Eds). (2010). Buku Saku Keperawatan
Mahanani, Dewi Asih & Natalia Susi (Eds). (2004). Pedoman Klinik Pediatri.
Jakarta: EGC.
Merenstein, G.B., Kaplan, D.W., & Rosenberg A.A. (2010). Buku Pegangan
Soebagyo. (2008). Diare Akut pada Anak. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Press.
Suriadi & Rita Y. (2010). Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Sagung Seto.
Susanty, Ely. (2011). Diagnosa Keperawatan Aplikasi NANDA dan NIC NOC.
Jakarta: EGC.
Wijaya, Andra Saferi & Yessie Mariza Putri. (2013). Keperawatan Medikal
( SAP )
C. Waktu : 30 menit
gastroenteritis.
1. Pengertian gastroenteritis.
6. Penanganan gastroenteritis.
K. Media = Leaflet
L. Pelaksanaan
M. Sumber.
DOI. (2008). Daftar Obat di Indonesia (DOI) Edisi 11. Jakarta: PT Multiapurna
Jayaterbit.
Hasan, R. (2007). Buku Kuliah: Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Penerbit Bagian
Kurnianingsih, Sari & Monica Ester (Eds). (2010). Buku Saku Keperawatan
Butir soal
O. Lampiran.
1. Materi
2. Media
3. Presensi
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Gastroenteritis
adanya muntah dan diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi, tidak toleransi
2. Penyebab gastroenteritis
b. Malabsorbsi
c. Alergi susu
d. Keracunan makanan
e. Faktor lingkungan
a. Gangguan osmotik
osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan
akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus
b. Pemberian cairan dan elektrolit; oral (seperti pedialyte atau oralit) atau
terapi parenteral.
c. Pada bayi, pemberian ASI (air susu ibu) diteruskan jika penyebab bukan
dari ASI.
d. Pengobatan dietik
e. ASI atau susu formula yang mengandung rendah laktosa dan asam lemak.
f. Beri makanan tinggi kalori dan tinggi kalium misalnya : jeruk, pisang dan
Cairan rumah tangga (air tajin, air teh manis dan lain – lain) dengan
b. Dehidrasi ringan
c. Dehidrasi sedang
Beri cairan oralit 100 ml/kg BB dalam 3 jam pertama selanjutnya oralit 10
d. Dehidrasi berat
A. BIODATA
1. Nama Lengkap : Anna Susilowati
2. NIM : P 17420512051
3. Tempat Lahir : Magelang
4. Tanggal Lahir : 28 Desember 1993
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Alamat Rumah :
a. Dusun : Kedon RT 02 RW 01
b. Desa : Pasuruhan
c. Kecamatan : Mertoyudan
d. Kabupaten : Magelang
7. Telepon :
a. Rumah :-
b. HP : 085641895057
c. E-mail : annasusilo@ymail.com
annasusilowati28@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan TK di RA Muslimat NU Pasuruhan, lulus tahun 2000
2. Pendidikan SD di SD N Pasuruhan 1 Mertoyudan, lulus tahun 2006
3. Pendidikan SMP di SMP N 5 Semarang, lulus tahun 2009
4. Pendidikan SMA di SMA 4 Semarang, lulus tahun 2012
5. Pendidikan D3 di Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan
Magelang