Professional Documents
Culture Documents
1.11 Prosedur Audit Internal
1.11 Prosedur Audit Internal
AUDIT INTERNAL
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
1. Tujuan
Prosedur ini disusun untuk mengatur tata cara pelaksanaan Audit Internal Sistem Manajemen
Pengamanan di lingkungan PT PLN (Persero) UP3 Bandung agar penerapannya berjalan efektif
sesuai dengan dokumen Sistem Manajemen Pengamanan yang ditetapkan.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk seluruh kegiatan Audit Internal terhadap penerapan Sistem
Manajemen Pengamanan yang dilaksanakan oleh auditor yang ditunjuk.
3. Referensi
3.1. Keputusan Presiden No. 63 Tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional
3.2. Peraturan Kapolri No. 13 Tahun 2017 tentang Pemberian Bantuan Pengamanan pada Objek
Vital Nasional dan Objek Tertentu sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepolisian
Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2019 dan Peraturan Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. 7 Tahun 2019
3.3. Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 4 Tahun 2020 tentang Pengamanan
Swakarsa
5. Uraian Prosedur
5.1. Umum
5.1.1. Vice President Keamanan Korporat (VP KAM Korp) bertanggungjawab untuk
pelaksanaan kegiatan Audit Internal yang dalam hal ini dapat menunjuk salah satu
pegawai yang mempunyai Sertifikasi Auditor untuk menjadi ketua Tim Audit
Internal.
5.1.2. Audit internal dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun untuk seluruh
divisi dan satuan kerja yang terkait, yang ditetapkan secara proporsional melalui
jadwal yang disusun oleh Ketua Tim Audit Internal setiap tahun.
5.1.3. Audit dilaksanakan oleh personil yang beranggotankan pegawai yang telah
mempunyai sertifikat Auditor Sistem Manajemen Pengamanan (SMP).
5.1.4. Auditor dapat didampingi oleh tenaga ahli internal atau eksternal (observer).
5.3. Pelaksanaan
5.3.1. Sebelum audit dilaksanakan, Auditor melakukan Opening Meeting dengan Auditi.
5.3.2. Auditor melakukan proses audit di Divisi/Unit Kerja terkait untuk memeriksa
ketidaksesuaian dan observasi; dilakukan dengan cara wawancara, observasi
lapangan atau pemeriksaan rekaman/ dokumen dengan didukung oleh bukti-bukti
objektif.
5.3.3. Setelah pelaksanaan audit dilakukan Closing Audit Meeting.
5.3.4. Temuan ketidaksesuaian ditulis dengan sistematika Problem Location
Objective/Evidence - Reference (PLOR). Temuan ketidaksesuaian dan observasi
dibuat dalam form check list oleh Tim Audit Internal paling lama 1 (satu) minggu
setelah kegiatan audit selesai.
5.3.5. Seluruh temuan ketidaksesuaian dan observasi yang telah dibuat oleh Tim Audit
Internal dikompilasi oleh Sekretaris Tim dan hasilnya disampaikan ke Unit Kerja
Auditi (dalam bentuk soft copy). Temuan ketidaksesuaian dan observasi dibahas
oleh masing-masing Unit Kerja Auditi untuk menetapkan tindakan koreksi/ tindakan
perbaikan yang dapat dilakukan dengan tahapan :
a. Mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan temuan
ketidaksesuaian;
b. Analisis data dan informasi ketidaksesuaian;
c. Melakukan investigasi akar penyebab masalah;
d. Menetapkan dan meng-entry rencana tindakan koreksi/tindakan perbaikan
penyebab ketidaksesuaian;
e. Rencana tindakan koreksi/ tindakan perbaikan yang telah di-entry dicetak dan
dimintakan persetujuan VP Keamanan Korporat terkait serta dikirimkan ke
Sekretaris Tim Audit;
f. Unit Kerja Auditi melaksanakan tindakan koreksi/tindakan perbaikan atas
rencana yang telah disetujui oleh VP Keamanan Korporat terkait dan
mengirimkan kembali soft copy yang telah diisi ke Sekretaris Tim Audit beserta
dokumen pendukungnya melalui e-mail. Temuan ketidaksesuaian/ observasi
agar ditindaklanjuti oleh Unit Kerja Auditi paling lama 3 (tiga) bulan setelah soft
copy dikirim ke Unit Kerja Auditi.
5.3.6. Auditor melakukan verifikasi atas relevansi usulan tindakan koreksi/ tindakan
perbaikan untuk temuan ketidaksesuaian dan observasi yang telah dikirimkan Unit
Kerja Auditi. Apabila usulan tindakan koreksi/ tindakan perbaikan belum relevan
atau belum cukup maka auditor melakukan klarifikasi dan meminta auditi untuk
merevisi/ melengkapi usulannya.
6. Dokumen Tekait
Tidak Ada.