You are on page 1of 18

ANGGARAN DASAR

IKATAN KELUARGA LIMA PULUH KOTA PAYAKUMBUH


“GONJONG LIMO” KECAMATAN TUALANG

MUKADDIMAH

BISMILLAHHIRRAHMANIRRAHIM

Sesungguhnya perjuangan untuk mewujudkan masyarakat Madani sebagaimana yang


dicita-citakan bersama sangat perlu kesatuan visi, misi dan tekad yang kuat untuk menjalankan
program dari setiap bidang kehidupan.

Sehubungan dengan hal tersebut, atas nama masyarakat Riau suku Minangkabau yang
berasal dari daerah Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh, yang selama ini telah
berpartisipasi dalam berbagai organisasi social kekeluargaan dengan tekad dapat menampung
seluruh bentuk aspirasi dan sekaligus mencarikan pemecahan dalam berbagai permasalahan
warganya. Hal ini merupakan wujud nyata dari usaha dan rasa tanggung jawab untuk ikut serta
memberikan sumbangsihnya dalam usaha Pembangunan Bangsa dan Negara umumnya dan
Propinsi Riau pada Khususnya.

Usaha mulia ini akan dapat berjalan lebih baik jika potensi-potensi yang ada dalam wadah
persatuan ini, berjiwa serta berlandaskan “ Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah"

Adapun pemikiran dan cita-cita diatas, telah lama menjadi gagasan dari para orang tua,
alim ulama, cerdik pandai dan pemuka masyarakat Riau Suku Minang yang berasal dari Daerah
Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh dan selama ini telah mulai tumbuh dan
berkembang dengan baik.

Kemudian dari pada itu, untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut, maka perlu dibentuk
sebuah organisasi social dan kekeluargaan yang diberi nama Ikatan Keluarga Lima Puluh Kota
Payakumbuh "GONJONG LIMO" Kecamatan Tualang, dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga sebagaimana tercantum dalam bab-bab dan Pasal-pasal berikut ini :
BAB I
NAMA, KEDUDUKAN DAN WAKTU

Pasal 1
Nama dan Istilah

1. Ikatan ini diberi nama Ikatan Keluarga Lima Puluh Kota Payakumbuh.
2. Istilah organisasi ini adalah “ Gonjong Limo"

Pasal 2
Tempat dan Kedudukan

1. Dewan Pengurus Daerah (DPD) berkedudukan di Ibukota Kabupaten atau Kota.


2. Dewan Pengurus Cabang (DPC) berkedudukan di Kecamatan.

Pasal 3
Waktu

1. Organisasi “Gonjong Limo" Propinsi Riau diproklamirkan pada tanggal 31 Juli tahun
2004 di Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru dalam musyawarah Besar Il Ikatan Keluarga
Lima Puluh Kota Payakumbuh " Gonjong Limo" Pekanbaru.
2. Organisasi “Gonjong Limo “ Propinsi Riau dibentuk untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan lamanya.

BAB II
AZAS, TUJUAN, BENTUK DAN SIFAT

Pasal 4
Azas
“Gonjong Limo" berazaskan “ Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”.

Pasal 5
Tujuan

1. Ikut serta berperan aktif dalam menyukseskan program-program pembangunan Bangsa


dan Negara yang menyeluruh demi tercapainya masyarakat madani. Meningkatkan
hubungan silahturrahmi dan kerjasama yang saling menguntungkan antar sesama
masyarakat Riau suku Minangkabau, khususnya yang berasal dari Kabupaten Limapuluh
Kota dan Kota Payakumbuh.
2. Menggali dan memelihara khasanah budaya Minangkabau dan tingkah laku masyarakat
Riau Suku Minangkabau di perantauan agar dapat menjadi suri tauladan yang baik dalam
berbangsa dan bernegara, khususnya yang berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota dan
Kota Payakumbuh.

Pasal 6
Bentuk

“ Gonjong Limo" merupakan wadah persatuan dan kesatuan yang menampung aspirasi dan
permasalahan dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kemudian
dipecahkan bersama-sama demi terwujudnya tujuan organisasi.

Pasal 7
Sifat

« Gonjong Limo " bersifat sosial kemasyarakatan dan tidak berpolitik .

BAB III
KEGIATAN

Pasal 8

Untuk mencapai tujuan yang dimaksud dalam Bab II Pasal 5, « Gonjong Limo “ mengadakan
Kegiatan sebagai berikut .

1. Mengadakan komunikasi dengan berbagai instansi Pemerintah Daerah, BUMN, "swasta


dan koperasi serta Badan-badan atau organisasi yang mempunyai sifat dan tujuan yang
erat kaitannya dengan sifat dan tujuan “ Gonjong Limo" dalam rangka informasi
lapangan kerja bagi para anggotanya.
2. Menciptakan dan membina segala bentuk kegiatan ekonomi dan social dalam rangka
mengentaskan kemiskinan khususnya bagi para anggotanya.
3. Menciptakan dan membina segala bentuk kegiatan olah raga, seni dan budaya serta
kegiatan kepemudaan lainnya sebagai wadah untuk berprestasi dan berkarir bagi para
anggotanya.
4. Menciptakan media untuk berkomunikasi dan dapat di akses dengan mudah bagi para
anggotanya demi lancarnya berita dan informasi.
5. Kegiatan-kegiatan lainnya yang baik dan halal dan tidak bertentangan dengan tujuan dan
cita-cita “Gonjong Limo”

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal 9
Keanggotaan

1. Keanggotaan “Gonjong Limo" terdiri dari anggota biasa, anggota luar biasa dan anggota
kehormatan,
2. Anggota biasa adalah seluruh masyarakat yang berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota
dan Kota Payakumbuh yang berada di wilayah Propinsi Riau. Ketentuan menjadi
Anggota biasa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Anggota Luar Biasa dan kehormatan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
4. Keanggotaan dalam “ Gonjong Limo" ditentukan oleh Dewan Pengurus Daerah di mana
orang tersebut berdomisili, kecuali jika telah terbentuk Dewan Pengurus Cabang
sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 10
Hak Anggota

1. Setiap anggota berhak untuk menyampaikan pendapat, saran dan kritikan baik secara
lisan maupun tulisan demi tercapainya tujuan organisasi.
2. Setiap anggota berhak untuk memilih dan dipilih.

Pasal 11
Kewajiban Anggota
1. Setiap Anggota wajib menjunjung tinggi azas organisasi dan menjaga nama baik
“Gonjong Limo" di lingkungan masyarakat.
2. Setiap Anggota wajib saling bekerja sama bahu membahu demi mewujudkan tujuan dan
kegiatan “ Gonjong Limo" menurut AD/ART serta ketentuan ketentuan lainnya.

BAB V
ORGANISASI

Pasal 12

Perangkat organisasi “Gonjong Limo" terdiri dari : Musyawarah Daerah (Musda)

1. Musyawarah Daerah (MUSDA)


2. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA)
3. Rapat Koordinasi Daerah (RAKORDA)
4. Rapat Dewan Pengurus Daerah
5. Musyawarah Cabang(MUSCAB)
6. Rapat anggota Cabang (RAC)
7. Rapat Dewan Pengurus Cabang
8. MUSDA /MUSCAB Luar Biasa

BAB VI
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

PASAL 13
Musyawarah

1. Musyawarah Daerah (MUSDA) dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam lima (5) tahun.
2. Musyawarah cabang (MUSCAB) dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam 5 (lima)
tahun.
3. Dalam kasus khusus dapat dilaksanakan MUSDA/MUSCAB Luar Biasa.
4. Ketentuan mengenai pelaksanaan Musyawarah diatur dalam ART.

Pasal 14
Rapat-rapat

1. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) dilaksanakan sekurang kurangnya 1(satu) kali dalam 5
(lima) tahun diantar MUSDA.
2. Rapat Koordinasi Daerah(RAKORDA) dilaksanakan apabila ada scsuatu hal yang
mendesak untuk segera diselesaikan atau dalam rangka persiapan penyelenggaraan
MUSDA dan atau RAKERDA.
3. Rapat dewan Pengurus Daerah dilaksanakan munimal 1(satu) kali dalam sebulan .
4. Rapat anggota Cabang (RAC) dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun
5. Rapat Dewan Pengurus cabang diadakan minimal 1 (satu) kali dalam sebulan.
6. Ketentuan mengenai pelaksanaan rapat diatur Jebih lanjut dalam ART.

BAB VII
KEPENGURUSAN

Pasal 16
Dewan Pengurus Daerah

1. Dewan Pengurus Daerah terdiri dari .


a. Ninik Mamak
b. Alim Ulama
c. Cerdik Pandai
d. Pengurus Harian
e. Bundo Kandung
f. Generasi Mudo
g. Seluruh DPC dalam lingkup DPD
2. Dewan Pengurus Daerah dipilih dan dilantik untuk masa bakti adalah 5 (lima) tahun
dalam MUSDA.
3. Dewan Pengurus Daerah berkewajiban menjalankan seluruh keputusan MUSDA dan
melaporkan segala sesuatunya dalam RAKERDA serta harus dapat mempertanggung-
jawabkannya dalam MUSDA.

Pasal 17
Dewan Pengurus Cabang

1. Dewan Pengurus Cabang terdiri Pengurus Harian termasuk Ketua Umum, Sekretaris
Umum, Bendahara Umum, Ketua Bidang, dan Anggota bidang.
2. Dewan Pengurus Cabang dipilih dan dilantik untuk masa bakti 3 (lima) tahun dalam
suatu MUSCAB.
3. Dewan Pengurus Cabang berkewajiiban menjalankan seluruh keputusan RAKORDA,
MUSDA gan MUSCAB dan melaporkan segala sesuatunya dalam RAC serta harus dapat
mempertanggung jawabkannya dalam MUSCAB.

BAB VIII

Pasal 18
KEUANGAN

1. Sumber keuangan “Gonjong Limo" berasal dari .


a. luran bulanan jika dianggap perlu dan sumbangan sukarela para anggota.
b. Badan - badan usaha milik organisasi.
2. Pengelolaan kcuangan organisasi menjadi wewenang dan kewajiban pengurus harian dan
harus dipertanggung jawabkan pada masa baktinya.
3. hal-hal lain akan diatur dalam ART.

BAB IX

Pasal 19
PEMBUBARAN

1. Pembubaran “ Gonjong Limo" hanya dapat dilakukan dalam suatu Musyawarah Daerah
Luar Biasa (MUSDALUB) dengan agenda khusus, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Atas permintaan tertulis minimal 2/3 dari seluruh jumlah anggota sah " Gonjong
Limo" yang terdaftar dan disampaikan atas nama DPC masing-masing daerah
melahn mekanisme MUSDALUB.
b. Dihadiri minimal 2/3 dan Jamilah anggota « Gonjong Limo” yang
menandatangani permintaan MUSDALUB tersebut.
c. Pembubaran dianggap sah apabila disetujui minimal 2/3 dari jumlah Suara yang
sah pada waktu pengambilan keputusan.
2. Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh pembubaran « Gonjong Limo" akan diatur
kemudian dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB X
Penutup

Pasal 20
ART

hal-hal yang belum diatur dalam anggaran Dasar ini, akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga. Isi Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar. Apabila
terjadi perbedaan penafsiran dalam AD/ART, maka masalah tersebut harus diselesaikan dalam
suatu RAKORDA dan harus dipertanggungjawabkan dalam MUSDA selanjutnya.

Pasal 21
Perubahan AD/ART

Perubahan terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dilakukan dalam
MUSDA/MUSDALUB. Usulan-usulan perubahan terhadap AD/ART beserta penjelasannya
disampaikan kepada Dewan Pengurus Daerah melalui Dewan Pengurus Cabang.

Pasal 22

Anggaran Dasar ini berlaku semenjak ditetapkan.

Ditetapkan di . Perawang Pada Tanggal . 31 Juli 2019


ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA LIMA PULUH KOTA
PAYAKUMBUH “GONJONG LIMO" KABUPATEN SIAK

BAB I
ISTILAH - ISTILAH

Pasal 1
Nama, Cita-cita dan Tujuan

Dalam Anggaran Rumah Tangga ini yang dimaksud dengan :

1. Ikatan keluarga warga suku Minang yang berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota dan
Kota Payakumbuh yang berada di Kabupaten Siak.
2. “Gonjong Limo" ialah istilah untuk Ikatan Keluarga Lima Puluh Kota Payakumbuh yang
berada di luar daerah Kab. 50 kota dan Kodya Payakumbuh.
3. Cita - cita “Gonjong Limo" ialah membentuk satu visi, misi dan tekad yang kuat dalam
mewujudkan masyarakat madani khusunya di Propinsi Riau dengan berlandaskan pada
“Adat basandi Syarak, syarak basandikan Kitabullah".
4. Tujuan " Gonjong Limo" ialah sebagaimana yang dimaksud dalam AD Bab II Pasal 5.

Pasal 2
Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup DPD ialah seluruh wilayah Kabupaten Siak dan membawahi seluruh IKA
dan DPC yang berada di wilayahnya.
2. Ruang Lingkup DPC ialah wilayah Kecamatan yang berada di Kabupaten Siak dalam
kepengurusan “Gonjong Limo”.

Pasal 3
Sifat

1. Nirlaba ialah segala bentuk kegiatan transaksi/bisnis atas nama “Gonjong Limo" baik ke
dalam maupun keluar dengan demi kepentingan pribadi atau sekelompok orang.
2. Tidak berpolitik dalah tidak membenarkan adanya tindakan atau pernyataan Sikap atas
nama “ Gonjong Limo “ terhadap perkembangan politik yang terjadi baik di Propinsi
Riau maupun secara Nasional.

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 4
Anggota Biasa

1. Yang dapat diterima menjadi anggota biasa adalah anggota sebagaimana yang dimaksud
dalam AD Bab IV Pasal 9 ayat 2.
2. Setiap Anggota harus terdaftar pada “Gonjong Limo" di mana sekretariat tersebut berada.
3. Permohonan menjadi Anggota dapat diajukan secara tertulis kepada DPD “Gonjong
Limo” tempat anggota tersebut berada atas rekomendasi DPC “Gonjong Limo" setempat
(Jika DPC yang dimaksud telah terbentuk).
4. Dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah pengajuan permohonan menjadi
anggota, DPD harus memberikan jawaban tertulis kepada anggota yang memohon.
5. Yang menentukan diterima atau tidak diterimanya anggota menjadi anggota ialah DPD
“Gonjong Limo" dimana orang tersebut berdomisili.
6. Apabila anggota tersebut pernah menjadi anggota “Gonjong Limo" dan ingin kembali
menjadi anggota, maka dia harus mengulangi prosedur permohonan sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat 3 diatas.

Pasal 5
Anggota Luar Biasa

1. Yang dapat diterima menjadi Anggota Luar Biasa ialah warga negara Indonesia bukan
suku Minang yang berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh dan
berdomisili di wilayah Riau.
2. Ketentuan menjadi Anggota Luar Biasa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Bab II
pasal 4 ayat 2 sampai 6.
Pasal 6
Anggota Kehormatan

1. Anggota Kehormatan ialah orang-orang yang bermanfaat atau berjasa pada “Gonjong
Limo" dan diusulkan oleh Pengurus Harian DPC “Gonjong Limo" dimana orang tersebut
berdomisili dan disahkan melalui RAKERCAB DPC Tersebut.
2. Anggota Kehormatan memiliki hak dan kewajiban yang ditentukan kemudian oleh DPD
yang tertuang dalam Peraturan Organisasi.
3. Pemberhentian Anggota Kehormatan ditentukan melalui RAKERDA.

Pasal 7
Kewajiban Anggota Biasa dan Luar Biasa

1. Membayar iuran Anggota tepat pada waktunya demi kelancaran kegiatan organisasi.
2. Mematuhi, mentaati dan melaksanakan ketentuan-ketentuan organisasi yang diatur dalam
Anggaran Dasar Rumah Tangga serta ketentuan-ketentuan lainnya.
3. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan “Gonjong Limo"
4. Ikut berperan aktif dalam segala bentuk kegiatan “gonjong Limo”
5. Menepati segala bentuk janji dan komitmen yang pernah diucapkan.

Pasal 8
Hak Anggota Biasa

1. Menghadiri musyawarah, rapat-rapat dan pertemuan-pertemuan “ Gonjong Limo "


menurut tata cara yang ditentukan oleh Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan lainnya.
2. Mengeluarkan pendapat, kritikan dan suara secara lisan maupun tulisan dalam setiap
musyawarah dan rapat-rapat “Gonjong Limo" menurut tata cara yang ditentukan oleh
Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan lainnya.
3. Mendapat perlindungan, konsultasi, rekomendasi dan bantuan lainnya dari “ Gonjong
Limo" yang tidak bertentangan dengan AD/ART ketentuan-ketentuan lainnya.
4. Ikut berperan aktif dalam semua kegiatan “Gonjong Limo" demi mewujudkan cita-cita
dan tujuan organisasi.
5. Memilih dan dipilih untuk duduk di dalam kepengurusan “gonjong Limo"

Pasal 9
Hak Anggota Luar Biasa

1. Menghadiri, musyawarah, rapat-rapat dan pertemuan-pertemuan “Gonjong Limo”


menurut tata cara yang ditentukan oleh Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan lainnya.
2. Mengeluarkan pendapat, saran ataupun naehat dalam setiap musyawarah dan rapat-rapat
lainnya, baik diminta maupun tidak diminta secara lisan maupun tulisan.
3. Berhak dipilih untuk duduk dalam kepengurusan “Bidang-bidang" atau badan usaha
milik organisasi apabila diperlukan Dewan Pengurus demi kelancaran kegiatan
organisasi.

Pasal 10
Kehilangan Keanggotaan Biasa dan Luar Biasa

1. Tidak memenuhi kewajiban keuangan setelah diperingatkan secara tertulis oleh Pengurus
Harian 3 (tiga) kali berturut turut dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan.
2. Diberhentikan untuk sementara atau seterusnya oleh Pengurus Daerah karena sesuatu hal
yang bertentangan dengan AD/ART, setelah diperingatkan terlebih dahulu secara tertulis
3 (tiga) kali berturut turut dalam jangka waktu minimal 2 (Tiga) bulan.

BAB III
DEWAN PENGURUS CABANG

Pasal 11
Pembentukan DPC Baru

1. DPC “ Gonjong Limo" dimaksudkan untuk membentuk DPC Gonjong Limo yang belum
memiliki DPC sebagai Anggota Biasa DPD “ Gonjong Limo “ setempat.
2. Pembentukan Dewan Pengurus Cabang baru dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Mendeklarasikan Pembentukan DPC minimal 10 (sepuluh) orang yang memenuhi
syarat menjadi Anggota Biasa dan harus disaksikan oleh Anggota DPD “Gonjong
Limo”
b. Pembentukan langsung oleh suatu tim khusus yang diberi mandat oleh DPD untuk
melaksanakan MUSCAB untuk Daerah tersebut.
3. Pembentukan DPC baru yang tidak sesuai dengan Pasal 18 di atas harus mendapat
persetujuan dari DPD “Gonjong Limo" setempat.
4. DPD yang terbentuk sebelum AD/ART ini ditetapkan, diakui keberadaannya dengan
menyesuaikan AD/ART lama dengan AD/ART ini dan sekaligus menjadi Anggota Biasa
DPI) setempat.

Pasal 12
Susunan, Hak dan Kewajiban DPC

Susunan, hak dan Kewajiban Dewangan Pengurus Cabang diatur kemudian dalam peraturan
Organisasi “Gonjong Limo"

BAB IV
DEWAN FORMATUR

Pasal 13
Susunan Dewan Formatur

1. Dewan Formatur dipilih dari dan oleh peserta musyawarah dengan melaksanakan Muscab
yang dihadiri minimal 20 orang yang memenuhi syarat untuk menjadi anggota biasa
“Gonjong Limo”.
2. Jumlah anggota Dewan Formatur ditetapkan pada Tata Tertib Musyawarah.
3. Dewan Formatur bertugas menyusun Tugas Kerja (job description) dan personil Dewan
Pengurus.
4. Rapat Dewan Formatur dianggap sah apabila dihadiri lebih Kari 2/3 jumlah formatur.
5. Formatur pada tingkat DPC yang mendapatkan suara terbanyak berhak untuk menjadi
Ketua Umum DPC tersebut.
6. Dewan Formatur harus melaksanakan tugasnya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kalender semenjak hasil musyawarah. Apabila dewan formatur tidak dapat
menyelesaikan tugasnya pada waktu yang telah ditentukan, maka formatur
mengembalikan mandatnya kepada pimpinan Musyawarah dan dewan Formatur tersebut
dinyatakan gagal. Selanjutnya Pimpinan Musyawarah berkewajiban menyelenggarakan
Musyawarah Luar Biasa (MUSCAB-LUB).
7. Dewan Formatur menyerahkan hasil kerjanya kepada pimpinan Musyawarah untuk
segera ditindaklanjuti.
8. Mereka yang telah 2 (dua) kali terpilih sebagai ketua umum tidak boleh dicalonkan
sebagai dewan formatur.
9. Dewan pengurus lama (Demisioner) masih berkewajiban untuk melaksanakan tugas-
tugas rutin sampai waktu serah terima jabatan kepada Dewan Pengurus baru
dilaksanakan.

BAB V
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT TINGKAT DAERAH

Pasal 14
Musyawarah Dacrah

1. Anggota Pleno MUSDA terdiri dari ,


a. Utusan-utusan DPC yang dipimpin oleh Ketua DPC atau yang diberi mandat.
b. Anggota Luar Biasa yang diangkat dan terdaftar pada DPD tersebut.
c. Anggota Kehormatan yang diangkat dan terdaftar pada DPD tersebut.
2. MUSDA dapat dihadiri oleh Peninjau dan Undangan lainnya.
3. Jadwal dan Tempat Pelaksanaan MUSDA ditentukan langsung oleh DPD yang
bersangkutan sebelum masa bakti kepengurusannya berakhir.
4. Dalam MUSDA dibahas hal-hal sebagai berikut
a. Pertanggung-jawaban Pengurus lama.
b. Menyusun Garis Besar Program Kerja dan penyempurnaan RAB DPD
c. Usulan penyempurnaan AD/ART.
d. Pembentukan Dewan Pengurus Daerah yang baru.
5. MUSDA dipimpin oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah atau Anggota Pengurus
Daerah yang telah diberi mandat dari Ketua Umum DPD untuk memimpin sampai
MUSDA selesai.
6. Komposisi Hak suara masing-masing DPD diatur sebagai berikut .
a. Setiap DPC Anggota biasa DPD memiliki 3 (satu) suara.
b. Bundo Kandung tingkat DPD memiliki 3 (satu) suara.
c. Generasi Mudo Tingkat DPD memiliki 3 (satu) suara.
7. Korum MUSDA tercapai jika dihadiri 2/3 dari total suara, dan 2/3 dari suara yang hadir
berasal DPC, Bundo Kandung dan Generasi Mudo DPD tersebut.
8. Jika Korum dalam ayat 7 diatas tidak tercapai maka MUSDA ditunda untuk masa 30 (tiga
puluh) menit ke depan, Jika Korum tetap lidak tercapai, maka pimpinan sidang dapat
mengambil kebijaksanaan atas jalannya musyawarah.
9. Keputusan MUSDA diambil dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat. Jika kata
mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan cara perhitungan suara terbanyak
(voting) komposisi hak suara berdasarkan ayat 6 pasal ini.

Pasal 27
Musyawarah Daerah Luar Biasa

1. MUSDALUB hanya dapat dilaksanakan jika dan hanya jika :


a. Pergantian Ketua Umum DPD sebelum masa jabatannya berakhir.
b. Formatur gagal membentuk kepengurusan DPD yang baru.
c. Atas permintaan dari DPW dengan mengacu pada AD/ART.
2. Ketentuan-ketentuan dalam MUSDALUB ialah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal
ART Bab VII Pasal 26
3. Tata Laksana dan hal lainnya yang dianggap perlu akan diatur kemudian dalam Peraturan
Organisasi.

Pasal 28
Rapat Kerja Daerah
1. Diselenggarakan oleh DPD sekurang-kurangnya 1 (satu) kali diantara 2 (dua) MUSDA.
2. Dihadiri DPD dan utusan daerah dari masing-masing DPD.
3. Dalam RAKERDA dibahas hal-hal sebagai berikut :
a. Laporan Kegiatan DPD yang sedang berjalan
b. Laporan Kegiatan DPC “Gonjong Limo: anggota DPD tersebut.
c. Laporan Kegiatan IKA-IKA Negeri Asal anggota DPD tersebut.
d. Hal-hal lain yang menyangkut kebijaksanaan DPD tersebut dan tidak
bertentangan dengan AD/ART.
4. Ketentuan-ketentuan lainnya akan diatur kemudian dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 29
Rapat Koordinasi Daerah

1. RAKORDA dilaksanakan oleh DPD setempat berdasarkan keperluan.


2. Dihadiri oleh Pengurus DPD dan utusan-utusan dari IKA Negeri asal dan DPC Anggota
biasa DPD tersebut.
3. RAKORDA dapat membahas :
a. Materi khusus persiapan MUSDA/MUSDALUB atau materi-materi khusus yang
mendesak untuk diambil keputusan.
b. Acara-acara lain yang dianggap perlu dan tidak menyimpang dari AD/ART.
4. Ketentuan-ketentuan lain akan diatur kemudian dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 30
Rapat Dewan Pengurus Daerah

Rapat Dewan Pengurus Daerah akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 31
Musyawarah Cabang

1. Anggota Pleno MUSCAB ialah perseorangan yang menjadi anggota biasa DPC.
2. MUSCAB dapat dihadiri oleh Peninjau dan Undangan lainnya.
3. Jadwal dan Tempat pelaksanaan MUSCAB ditentukan langsung oleh DPC yang
bersangkutan sebelum masa bakti kepengurusannya berakhir.
4. Dalam MUSCAB dibahas hal-hal sebagai berikut : a. Pertanggung-jawaban Pengurus
lama b. Menyusun Garis Besar Program Kerja dan penyempurnaan RAB DPC Cc.
Pembentukan Dewan Pengurus Cabang yang baru.
5. MUSCAB dipimpin oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Cabang atau Anggota Pengurus
Cabang yang telah diberi mandat dari Ketua Umum DPC untuk memimpin sampai
terpilihnya Ketua Sidang, selanjutnya Ketua Sidang Memimpin Rapat sampai MUSCAB
selesai.
6. Setiap anggota DPC memiliki 1 (satu) hak suara dalam pengambilan suara.
7. Korum MUSCAB tercapai jika dihadiri 2/3 dari total suara.
8. Jika Korum dalam ayat 7 di atas tidak tercapai maka MUSCAB ditunda untuk masa
30f(tiga puluh) menit ke depan. Jika Korum tetap tidak tercapai, maka Pimpinan sidang
dapat mengambil kebijaksanaan atas jalannya musyawarah.
9. Keputusan MUSCAB diambil dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.jika
kata mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan cara perhitungan suara
terbanyak (voting) komposisi haksuara berdasarkan ayat 6 pasal ini.

Pasal 32 Musyawarah Cabang Luar Biasa

1. MUSCABLUB hanya dapat dilaksanakan jika dan hanya jika :


a. Pergantian Ketua DPC sebelum masa jabatannya berakir
b. Formatur gagal membentuk kepengurusan DPC yang baru.
c. Atas permintaan dari DPD sebagaimana yang dimaksud dalam ART Bab IV Pasal
17 ayat 6.
2. ketentuan-ketentuan dalam MUSCABLUB ialah sebagaima yang dimaksud "
dalamPAsal ART Bab VII Pasal 31
3. Tata Laksana dan hal lainnya yang dianggap perlu akan diatur kemudian dalam "
Peraturan Organisasi.

Pasal 33 Rapat Angota Cabang


Rapat Anggota Cabang akan diatur lebig lanjut dalam Peraturan Organisasi

Pasal 34 Rapat Dewan Pengurus Cabang

Rapat Dewan Pengurus Cabang akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi

BAB VIII
KEUANGAN

Pasal 35
Sumber Keuangan

1. Keuangan “Gonjong Limo" diperoleh dari , a. Turan Bulanan Anggota b. Pendapatan dari
Badan-badan usaha milik organisasi. C. Sumbangan-sumbangan Jain yang tidak
mengikat.
2. Iuran Bulanan diurus oleh DPD “Gonjong Limo" atau dibantu oleh DPC setempat.
3. Badan-badan usaha diurus dan diawasi oleh DPW.
4. Tata cara pengurusan sumber keuangan akan diatur kemudian dalam peraturan
organisasi.

Pasal 36
Penggunaan Keuangan

Keuangan “Gonjong Limo" digunakan untuk pembiayaan :


1. Kegiatan-kegiatan besar organisasi seperti Musyawarah dan Rapat-rapat
2. Kegiatan yang termasuk Program Kerja.
3. Bantuan-bantuan sosial seperti bencana alam, kemiskinan dan lain-lain.

You might also like