You are on page 1of 15

MAKALAH

ANALISIS KEJADIAN BENCANA TANAH LONGSOR TANGGAL 29 JUNI 2021


DI DUSUN CIDARMA, DESA SANDINGTAMAN, KECAMATAN PANJALU,
KABUPATEN CIAMIS, PROVINSI JAWA BARAT

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Konservasi Lingkungan dan Manajemen Kebencanaan

Dosen Pengampu : Lia Yulisma, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Resti Febriyanti Sudrajat 2118200005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya,
yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini yaitu makalah
berjudul “Analisis Kejadian Bencana Tanah Longsor Tanggal 29 Juni 2021 di Dusun Cidarma,
Desa Sandingtaman, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat”. Shalawat
beserta salam tak lupa pula kami persembahkan kepada junjungan kita semua yaitu Nabi besar
Muhammad SAW,semoga kita mendapat syafaatnya di akhirat kelak, aamiin.
Penulis menyadari pula bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dalam hal isi maupun sitematika dan teknik penulisannya karena
keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kebaikan makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
dan memberikan sumbangan pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
umumnya.

Panjalu, Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................

1.1.....................................................................................................................Latar
Belakang Masalah.......................................................................................
1.2.....................................................................................................................Rumusan
Masalah.......................................................................................................
1.3.....................................................................................................................Tujuan
Penelitian....................................................................................................
1.4.....................................................................................................................Manfaat
Penelitian....................................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................................

2.1. Pengertian Tanah Longsor.........................................................................

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................

3.1. Waktu dan Tempat.....................................................................................


3.2. Metode Pengambilan Data.........................................................................
3.3. Narasumber................................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................

4.1. Kondisi Tempat Tanah Longsor................................................................


4.2. Proses Terjadinya Tanah Longsor.............................................................
4.3. Faktor-Faktor Terjadinya Tanah Longsor.................................................
4.4. Dampak dari Tanah Longsor.....................................................................
4.5. Pencegahan Bencana Tanah Longsor........................................................

BAB V SIMPULAN.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

LAMPIRAN..............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tanah longsor adalah proses perpindahan massa batuan (tanah) akibat gaya berat (gravitasi).
Longsor terjadi karena adanya gangguan kesetimbangan gaya yang bekerja pada lereng yakni
gaya penahan dan gaya peluncur. Gaya peluncur dipengaruhi oleh kandungan air, berat masa
tanah itu sendiri berat beban bangunan. Ketidakseimbangan gaya tersebut diakibatkan adanya
gaya dari luar lereng yang menyebabkan besarnya gaya peluncur pada suatu lereng menjadi
lebih besar daripada gaya penahannya, sehingga menyebabkan masa tanah bergerak turun.

Tanah longsor terjadi karena dua faktor utama yaitu faktor pengontrol dan faktor pemicu.
Faktor pengontrol adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material itu sendiri seperti
kondisi geologi, kemiringan lereng, litologi, sesar dan kekar pada batuan. Faktor pemicu adalah
faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut seperti curah hujan, gempabumi, erosi
kaki lereng dan aktivitas manusia.

Bencana tanah longsor menimpa dusun Cidarma, desa Sandingtaman. Bencana tanah longsor
terjadi di persawahan pada hari Selasa, 29 Juni 2021 pada malam hari. Bencana longsor terjadi
karena kondisi tanah yang strukturnya tidak kuat dan berada di tebing dan juga tedapat aliran
sungai di atas tebing. Dampak dari bencana tanah longsor menimbun aliran sungai yang beraa di
bawahnya yang digunakan warga untuk mengairi persawahan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian di atas dalam latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat
diketahui rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana terjadinya tanah longsor ?


2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi bencana tanah longsor?
3. Apa saja dampak yang terjadi dari bencana tanah longsor ?
4. Bagaimana cara mencegah bencana tanah longsor ?
1.3. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan makalah ini, penulis mengadakan penelitian dengan tujuan untuk:

1. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya tanah longsor.


2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bencana tanah longsor.
3. Untuk mengetahui dampak yang terjadi dari bencana tanah longsor.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah bencana tanah longsor.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Terhadap masyarakat sebagai pedoman dalam mengetahui bencana tanah longsor dan
bagaimana menanganinya.
2. Tehadap pembaca sebagai penambah pengetahuan tentang bencana tanah longsor.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Tanah Longsor

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena


pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah.

Menurut Skempton dan Hutchinson (1969) tanah longsor atau gerakan tanah didefinisikan
sebagai gerakan menuruni lereng oleh massa tanah dan atau batuan penyusun lereng akibat
terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut.

Menurut Varnes (1978) mengusulkan terminology gerakan lereng (slope movement) yang
dianggap lebih tepat untuk mendefinisikan longsoran yaitu sebagai gerakan material penyusun
lereng kearah bawah atau keluar lereng di bawah pengaruh gravitasi bumi.

Menurut Brunsden (1984) mengusulkan gerakan massa (mass movement) yang dianggap
lebih tepat dipakai dalam mendefinisikan proses gerakan massa penyusun lereng, daripada istilah
longsoran (landslide) yang lebih popular dikenal di masyarakat.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan di dusun Cidarma, desa Sandingtaman, kecamatan Panjalu,


kabupaten Ciamis selama lima hari dari tanggal 29 Juni sampai 03 Juli 2021.

3.2. Metode Pengambilan Data

Pengambilan data penelitian dilakukan dengan metode observasi dan wawancara.


1. Observasi (Pengamatan)
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan
maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan
pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-
informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.  Dalam penelitian ini dilakukan
observasi langsung (direct observation) dan peneliti menempatkan diri sebagai pengamat
(recognized outsider)sehingga interaksi peneliti dengan subjek peneliti bersifat terbatas. Dengan
melakukan observasi, peneliti mencatat apa yang dilihat dan menggali dari dokumen tertulis
untuk memberikan gambaran yang utuh tentang objek yang diteliti.
2. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan tanya-jawab secara lisan untuk memperoleh informasi.
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara secara tidak terstruktur(unstructured interviews)
terhadap anggota masyarakat itu sendiri yang sehari-harinya bekerja dan memanfaatkan hutan.
3. Analisis Data
Analisis data menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Metode ini memberikan gambaran
hubungan-hubungan logis untuk menerapkan suatu fenomena social (Singarimbun, 1995). Data
yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Data kualitatif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Maleong, 1997).
Selanjutnya data-data tersebut diuraikan dengan cara menghubunghubungkan informasi hasil
pengamatan dan teori yang terkait.
3.3. Narasumber

Narasumber anggota masyarakat itu sendiri yang tinggal di sekitar daerah terjadi nya
bencana longsor.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Tempat Tanah Longsor
Menurut informasi warga, bencana tanah longsor terjadi pada malam hari. Pada pagi hari
warga telah melihat kondisi tebing yang telah longsor. Aliran sungai yang berada di atasnya
mengalir ke bawah juga jalan yang menjadi akses masyarakat untuk pergi ke sawah yang berada
di atas tebing juga ikut runtuh bersama dengan tanah yang longsor.
4.2. Proses Terjadinya Tanah Longsor
Peristiwa tanah longsor dapat terjadi apabila air yang meresap ke dalam tanah
menyebabkan bobot tanah bertambah, kemudian menembus sampai ke bidang gelincir, hingga
menyebabkannya bergerak keluar lereng. Apabila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari
gaya penahan maka terjadilah longsor. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan
batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut
kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan, demikian dikutip dari
laman BPBDDIY.
Bencana tanah longsor sering muncul di musim hujan, setelah musim kering yang
menyebabkan permukaan tanah retak dan berpori. Saat tanah retak, maka air hujan makin mudah
meresap ke bagian dalam tanah, membuat kandungan air dalam tanah menjadi jenuh. Air yang
terakumulasi di dasar lereng memicu gerakan lateral, sehingga mudah bergerak menuruni lereng.
Namun, jika ada banyak pohon maka tanah tidak mudah bergerak longsor. Maka itu, penghijauan
di daerah perbukitan, pegunungan dan sekitar lereng penting dilakukan.
Tanah longsor yang terjadi di dusun Cidarma desa Sandingtaman terjadi karena struktur
tanah yang tidak kuat, tidak banyaknya pohon yang ditanam diatas tebing dan juga dikarenakan
adanya aliran sungai di atas tebing tersebut. Tanah longsor tidak terjadi karena turunnya hujan.
4.3. Faktor-Faktor Terjadinya Tanah Longsor

Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan
faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material
sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut.

1. Curah Hujan yang Tinggi

Tingginya curah hujan merupakan salah satu penyebab tanah longsor. Saat musim kemarau
yang panjang, tanah akan mengering dan membentuk rongga pecah-pecah atu pori-pori. Hal itu
berakibat terjadinya keretakan pada tanah tersebut. Kemudian, kala musim hujan tiba, air hujan
akan masuk dan meresap ke dalam tanah yang retak dan memenuhi rongga, sehingga terjadilah
pergeseran tanah. Tanah yang bergeser menyebabkan erosi tanah dan kemudian terjadi longsor.

2. Erosi Tanah
Erosi merupakan pengikisan pada tanah. Erosi tanah merupakan salah satu penyebab
terjadinya longsor. Erosi tanah bisa disebabkan karena aliran air yang deras menghujam tanah
sehingga membuat tanah menjadi kian curam. Aliran ini biasanya berupa aliran sungai, hujan,
banjir, dan sebagainya. Tebing yang kekurangan pohon atau tidak memiliki penahan akan lebih
mudah terkikis dan mengalami erosi sehingga mudah longsor.

3. Lereng Tebing yang Terjal

Lereng tebing yang terjal juga bisa menjadi penyebab tanah longsor. Proses pembentukan
lereng atau tebing terjal adalah lewatnya angin dan air di sekitar lereng yang berdampak pada
pengikisan lereng tersebut. Apabila Anda bermukim di sekitar tebing atau lereng yang terjal,
harap waspada karena merupakan daerah yang rawan longsor.

4. Getaran

Indonesia berada di lokasi yang memang memiliki sumber gempa bumi yang banyak maka
akan sering terjadi gempa bumi. Saat gempa bumi terjadinya getaran pada tanah, dan dapat jadi
penyebab tanah longsor. Tanah yang bergetar juga dapat menyebabkan tanah longsor. Selain
gempa bumi, getaran yang dihasilkan lalu lintas di jalan sekitar lereng juga dapat menyebabkan
terjadinya tanah longsor. Meski terjadinya perlahan, namun akumulasi dari keretakan-keretakan
tanah oleh getaran-getaran kecil akan menyebabkan tanah jatuh ke bawah atau longsor.

5. Hutan Gundul

Hutan yang terdiri dari pepohonan merupakan salah satu cara pencegah banjir, sebab air
akan tersimpan dahulu di akar pohon sehingga tanah tetap kokoh. Namun, apabila suatu daerah
terutama yang berupa lereng atau tebing memiliki hutan yang gundul maka akan berdampak
pada struktur tanah yang melonggar karena tidak memiliki penahan, juga air tidak memiliki
daerah resapan. Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya tanah longsor.

6. Ada Lahan Pertanian di Lereng

Penyebab tanah longsor selanjutnya ialah keberadaan lahan pertanian di lereng gunung.
Penataan lahan pertanian maupun perkebunan yang buruk, akan berdampak pada timbulnya
bencana longsor. Tanaman pertanian dan perkebunan memiliki akar yang kecil dan tidak cukup
kokoh untuk menjaga struktur tanah tetap kuat.

7. Hancurnya Bebatuan
Bebatuan di lereng, seperti batu endapan yang berasal dari gunung berapi dan batu jenis
sedimen kecil memiliki sifat lapuk atau kekuatan yang mudah hancur menjadi tanah. Hal ini
yang kemudian juga menjadi penyebab tanah longsor.

8. Tanah Tidak Padat

Tanah yang tidak padat menjadi penyebab tanah longsor selanjutnya, yaitu seperti tanah
liat. Tanah liat yang memiliki karakteristik yang mudah pecah ketika musim panas, dan lembek
ketika musim hujan. Menyebabkan tanah tidak bisa kuat berada di posisinya sehingga mudah
longsor.

9. Tumpukan sampah

Selain menyebabkan banjir, tumpukan sampah juga bisa jadi penyebab tanah longsor.
Sampah yang tidak pernah diolah dan dibiarkan menggunung akan beresiko longsor terutama
karena tekanan dan air hujan yang memiliki intensitas yang tinggi. Hal ini pernah terjadi di TPA
Leuwigajah dan membuat puluhan orang tewas.

10. Bendungan Susut

Terjadinya penyusutan muka air danau ataupun bendungan yang cepat dapat
menyebabkan hilangnya gaya penahan lereng serta turunnya permukaan tanah. Hal ini akan
berdampak pada waduk yang berpotensi untuk longsor.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor di dusun Cidarma desa


Sandingtaman pertama, karena adanya aliran sungai di dekat tebing sehingga air mudah meresap
dan menimbulkan retakan di lereng. Kedua, Lereng tebing yang terjal juga menjadi salah satu
faktor terjadinya tanah longsor. Ketiga, tebing yang tidak ditanami pohon berdampak pada
struktur tanah yang melonggar karena tidak memiliki penahan, juga air tidak memiliki daerah
resapan dan keempat, tebing ditanami tanaman perkebunan yang memiliki akar yang kecil dan
tidak cukup kokoh untuk menjaga struktur tanah tetap kuat.

4.4. Dampak dari Tanah Longsor

Dampak dari terjadinya tanah longsor di dusun Cidarma desa Sandingtaman yaitu
tertutupnya aliran sungai yang berada di bawah tebing yang biasanya di gunakan masyakarat
untuk mengairi sawah juga rusaknya aliran sungai yang berada diatas tebing yang juga
digunakan masyarakat untuk mengairi sawah dan juga kolam ikan. Rusaknya jalan yang berada
di atas tebing, jalan tersebut menjadi salah satu akses masyarakat untuk pergi ke sawah untuk
bekerja.
4.5. Pencegahan Bencana Tanah Longsor

Setelah mengetahui penyebab tanah longsor, ada baiknya kita mengetahui cara
pencegahannya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya tanah longsor.
Berikut upaya yang bisa dilakukan:

1. Tidak membangun rumah atau vila di lereng gunung, sehingga beban tanah di wilayah
tersebut bertambah.
2. Tidak membuat sawah atau kolam di atas lereng karena air mudah meresap dan
menimbulkan retakan di lereng.
3. Tidak membuat rumah di daerah bawah tebing atau lereng, untuk menghindari korban jiwa
saat sewaktu-waktu terjadi longsor.
4. Tidak menebang pohon secara membabi buta di sekitar wilayah lereng, agar akar pepohonan
dapat mengikat tanah dan mencegah longsor.
5. Menanami daerah lereng gunung dan bukit yang gundul dengan pepohonan, agar tidak
terjadi erosi tanah apabila hujan datang.
6. Membuat terasering atau sistem tanah bertingkat jika harus menanam padi di lereng bukit.
Terasering akan memperlambat aliran air dan tanah saat hujan.

Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menanam pohon didekat tebing agar tidak
terjadi erosi tanah apabila hujan datang. Penanganan setelah terjadi nya tanah longsor warga
dapat membuat tembok penahan di sekitar tebing sehingga tidak akan terjadi lagi tanah longsor.
BAB V

KESIMPULAN

Tanah longsor yang terjadi di dusun Cidarma desa Sandingtaman terjadi karena adanya
aliran sungai di dekat tebing sehingga air mudah meresap dan menimbulkan retakan di lereng.
Lereng tebing yang tejal juga menjadi salah satu faktor terjadinya tanah longsor. Tebing yang
tidak ditanami pohon berdampak pada struktur tanah yang melonggar karena tidak memiliki
penahan, juga air tidak memiliki daerah resapan dan tebing ditanami tanaman perkebunan yang
memiliki akar yang kecil dan tidak cukup kokoh untuk menjaga struktur tanah tetap kuat.
Dampak dari terjadinya tanah longsor di dusun Cidarma desa Sandingtaman yaitu tertutupnya
aliran sungai yang berada di bawah tebing yang biasanya di gunakan masyakarat untuk mengairi
sawah juga rusaknya aliran sungai yang berada diatas tebing yang juga digunakan masyarakat
untuk mengairi sawah dan juga kolam ikan. Rusaknya jalan yang berada di atas tebing, jalan
tersebut menjadi salah satu akses masyarakat untuk pergi ke sawah untuk bekerja. Pencegahan
yang dapat dilakukan yaitu dengan menanam pohon didekat tebing agar tidak tejadi erosi tanah
apabila hujan datang. Penanganan setelah terjadi nya tanah longsor warga dapat membuat tembok
penahan di sekitar tebing.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_longsor (03 juli 2021)


https://tirto.id/apa-itu-tanah-longsor-pengertian-jenis-jenis-proses-terjadinya-gaF3 (03 Juli 2021)
https://www.merdeka.com/jateng/10-penyebab-tanah-longsor-dan-cara-mencegahnya-kln.html?
page=all (03 Juli 2021)
LAMPIRAN

You might also like