You are on page 1of 7

Serambi Saintia Volume IX, No.

1, April 2021 pISSN 2337 – 9952


Jurnal Sains dan Aplikasi eISSN 2656 – 8446

Analisis Faktor Kunjungan Antenatal Care (Anc) Ibu Hamil Di


Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2020
Yuliani Safmila¹, Yetty², Nurul Sakdah³, Husna4, Nurfitri Antina5, Masyudi6
1,2,4,6
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Serambi Mekkah
3
Rumah Sakit Umum dr. Zainal Abidin Banda Aceh
5
Puskesmas Tanjung Unggat Kepulauan Riau

Corresponding author: Masyudi, email : masyudi@serambimekkah.ac.id

ABSTRAK

Antenatal Care (ANC) merupakan salah satu upaya pencegahan awal dari faktor
risiko kehamilan. Pelayanan antenatal dapat dipantau melalui cakupan K1 dan
cakupan K4. Pemeriksaan antenatal care yang tidak lengkap menyebabkan
komplikasi kehamilan pada ibu tidak terdeteksi dan bisa menyebabkan resiko
kematian ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Analisis Faktor
Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil Di Puskesmas Lampulo
Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2020. Penelitian ini bersifat analitik
dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lampulo berjumlah 529 orang dan
sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan rumus slovin yaitu berjumlah
85 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 5 – 10 September
2020. Data diolah secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan ada
hubungan pengetahuan (P value = 0,002) dan dukungan keluarga (P value =
0,016) serta tidak ada hubungan paritas (P value = 0,875) dengan Kunjungan
Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil Di Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta
Alam Banda Aceh Tahun 2020. Diharapkan kepada Puskesmas dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan mengadakan kelas ibu hamil di
setiap desa secara rutin minimal 1 bulan sekali dengan memberikan penyuluhan
dan arahan kepada ibu hamil dan memberikan pelatihan kader serta pertemuan
rutin kader minimal 1 bulan sekali terkait program KIA dan pendataan.
Kata Kunci : pengetahuan, dukungan keluarga, paritas, ANC

ABSTRACT
Antenatal Care (ANC) is an effort to prevent early pregnancy risk factors.
Antenatal care can be monitored through K1 coverage and K4 coverage.
Incomplete antenatal care examinations cause pregnancy complications to the
mother that are not detected and can cause the risk of maternal death. The
purpose of this study was to determine the analysis of factors for antenatal care
visits (ANC) for pregnant women at the Lampulo Public Health Center, Kuta
Alam District, Banda Aceh in 2020. This research is analytical in nature with a
cross sectional design. The population in this study were all pregnant women in
the work area of Puskesmas Lampulo totaling 529 people and the sample in this
1
Yuliani Safmila, dkk.

study was taken using the Slovin formula, amounting to 85 people. The sampling
technique used in this study was purposive sampling. The study was conducted
on 5 - 10 September 2020. The data were processed univariate and bivariate. The
results showed that there was a relationship between knowledge (P value =
0.002) and family support (P value = 0.016) and there was no relationship
between parity (P value = 0.875) with Antenatal Care Visit (ANC) for pregnant
women at Lampulo Public Health Center, Kuta Alam District, Banda Aceh.
2020. It is hoped that Puskesmas can increase public knowledge by holding
classes for pregnant women in each village regularly at least once a month by
providing counseling and direction to pregnant women and providing cadre
training and regular cadre meetings at least once a month related to the KIA
program and data collection.
Keywords: knowledge, family support, parity, ANC

PENDAHULUAN
Antenatal Care (ANC) merupakan salah satu upaya pencegahan awal dari faktor
risiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care untuk
mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat
menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin (Masyudi and Usman
2019). Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya, bertujuan
untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada
kehamilan tersebut lekas diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak
baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan antenatal care
(Faradhika 2018).
Menurut data World Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia
pada tahun 2019 adalah 830 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di
negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan angka kematian ibu di negara
maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di negara maju hanya 12 per
100.000 kelahiran hidup(Sataloff, Johns, and Kost n.d.).
Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 (Ministry of Health of the Republic of
Indonesia 2018), memperlihatkan bahwa data cakupan antenatal care di Indonesia
selama periode 5 tahun terakhir pada tahun 2013-2018 yaitu tahun 2013 sebesar 95,2%
dan tahun 2018 sebesar 96,1%. Cakupan ANC pertama pada trimester 1 selama periode
5 tahun terakhir pada tahun 2013-2018 yaitu tahun 2013 sebesar 81,3 % dan tahun 2018
sebesar 86%. Cakupan K4 selama periode 5 tahun terakhir pada tahun 2013-2015 yaitu
tahun 2013 sebesar 70% dan tahun 2018 sebesar 74%.
Di Provinsi Aceh, menurut Dinas Kesehatan Aceh tahun 2019 Angka kematian
ibu di Aceh lima tahun terakhir berfluktuasi, pada tahun 2019 mengalami kenaikan
menjadi 172 per 100,000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian ibu sebanyak 157
kasus, tertinggi di kabupaten Aceh Utara sebanyak 25 kasus di ikuti Bireuen 16 kasus,
terendah di Pidie Jaya sebanyak 1 kasus. Upaya percepatan penurunan angka kematian
ibu dapat dilakukan dengan menjamin setiap ibu mampu mengakses pelayanan
kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil. Selama tahun
2015 hingga 2019 cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K-4 cenderung tidak
mengalami peningkatan, capaian tahun 2019 sebesar 79%(Ferdiyus 2018).
Data Dinas Kesehatan Aceh menyatakan terdapat 8 kabupaten/kota yang
persentase cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K-4 di atas target Rencana Strategis
2
Serambi Saintia Volume IX, No.1, April 2021 pISSN 2337 – 9952
Jurnal Sains dan Aplikasi eISSN 2656 – 8446

(Renstra) Pemerintah Aceh tahun 2019 yang sebesar 82%. Capaian tertinggi berada di
Kabupaten Aceh Tenggara 95%, Adapun terendah di Simeulue sebesar 59%.
Rendahnya cakupan K-4 dikarenakan sasaran yang lebih besar dari jumlah real ibu
hamil di lapangan, adanya mobilisasi ibu hamil ke luar wilayah, dan masih rendahnya
kesadaran ibu hamil untuk secara teratur memeriksakan kehamilannya (Profil Dinas
Kesehatan Aceh, 2019).
Puskesmas Lampulo merupakan salah satu puskesmas yang ada di wilayah Kota
Banda Aceh. Dalam wilayah kerja Puskesmas Lampulo terdapat 5 desa. Jumlah ibu
hamil tahun 2019 sekitar 1034 orang dan jumlah ibu hamil Januari sampai Juni 2020
sebanyak 529 orang. Dari laporan Puskesmas Lampulo diketahui bahwa jumlah
kunjungan ibu hamil ke Puskesmas tahun 2020 yaitu 286 orang. Cakupan pelayanan
kesehatan ibu hamil (K4) tahun 2018 sebesar 99% dan cakupan K4 pada tahun 2019
yaitu 94% dengan ibu hamil yang didominasi oleh usia produktif. Dari laporan
Puskesmas Lampulo diketahui bahwa puskesmas telah menerapkan langkah 10T pada
pelayanan antenatal care yaitu mulai dari timbang berat badan & ukur tinggi badan,
pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi
Tetanus Tixoid (TT), pemberian zat tablet besi, status gizi, tes laboratorium,
pemeriksaan denyut jantung janin, tatalaksana kasus dan temu wicara persiapan rujukan
(Laporan Puskesmas Lampulo, 2019).
Dari data yang diperoleh melalui wawancara kepada 6 ibu hamil di Puskesmas
Lampulo, mengatakan bahwa 4 diantaranya belum mengetahui secara jelas mengenai
apa saja standar atau Langkah dalam pemeriksaan ANC dan manfaatnya bagi mereka,
hal ini mengindikasikan bahwa masih adanya ibu hamil yang belum mengerti
sepenuhnya tentang betapa pentingnya kunjungan ANC secara teratur, karena dengan
memeriksakan kehamilan secara rutin pada kehamilan akan dapat menurunkan
mortalitas dan morbiditas pada ibu hamil. Dan rata-rata ibu hamil kurang mendapatkan
motivasi dari keluarga untuk mengantarkan ibu hamil ke bidan atau dokter kandungan.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Analisis Faktor Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil Di
Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2020”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat analitik deskriptif dengan desain cross sectional yaitu
variabel independen dan dependen diteliti pada waktu bersamaan untuk melihat
“Analisis Faktor Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil Di Puskesmas Lampulo
Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2020”.

HASIL
Analisis Univariat
Distribusi Frekuensi setiap variabel bahwa dari 85 responden yang diteliti,
sebagian besar responden melakukan kunjungan antenatal care (ANC) yaitu sebesar
55,3% (47 orang), Sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebesar
51,8% (44 orang).Sebagian besar responden menyatakan mendapat dukungan keluarga
yaitu sebesar 56,5% (48 orang).Sebagian besar responden menyatakan sebagai ibu
multipara yaitu sebesar 49,4% (42 orang.

3
Yuliani Safmila, dkk.

Analisis Bivariat
Penelitian ini memperoleh hasil sebagai berikut :
Dari 44 responden yang memiliki pengetahuan yang baik, sebanyak 72,7% (32
orang) melakukan kunjungan antenatal care (ANC). Sedangkan dari 41 responden yang
memiliki pengetahuan kurang baik, sebanyak 36,6% (15 orang) melakukan kunjungan
antenatal care (ANC). Dan dari hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai P value
sebesar 0,002, lebih kecil dari nilai α 0,05 dan ini dapat diartikan bahwa ada hubungan
pengetahuan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil di Puskesmas
Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2020.
Dari 47 responden yang menyatakan mendapat dukungan keluarga, sebanyak
68,1% (32 orang) melakukan kunjungan antenatal care (ANC). Sedangkan dari 38
responden yang menyatakan kurang mendapatkan dukungan keluarga, sebanyak 39,5%
(15 orang) melakukan kunjungan antenatal care (ANC).Dan dari hasil uji statistik Chi-
Square didapatkan nilai P value sebesar 0,016, lebih kecil dari nilai α 0,05 dan ini dapat
diartikan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan Kunjungan Antenatal Care
(ANC) Ibu Hamil di Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun
2020.
Dari 25 responden yang primipara, sebanyak 56% (14 orang) melakukan
kunjungan antenatal care (ANC). Sedangkan dari 42 responden yang multipara,
sebanyak 57,1% (24 orang) melakukan kunjungan antenatal care (ANC), dan dari 18
responden yang grande multipara, sebanyak 50% (9 orang) melakukan kunjungan
antenatal care (ANC). Dan dari hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai P value
sebesar 0,875, lebih besar dari nilai α 0,05 dan ini dapat diartikan bahwa tidak ada
hubungan paritas dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil di Puskesmas
Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2020.

PEMBAHASAN
Pengetahuan
Dari penelitian yang peneliti lakukan di wilayah kerja Puskesmas Lampulo
diketahui bahwa ada hubungan pengetahuan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Ibu Hamil di Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2020.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh
sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. Namun, perubahan
pengetahuan tidak selalu berujung kepada perubahan perilaku (Notoatmodjo 2018).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasil
penelitian Nur (2019)(Lily Yulaikhah 2019) menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan dengan kunjungan antenatal care. Semakin tinggi
pengetahuan seseorang tentang pemeriksaan kehamilan, maka semakin lengkap
Kunjungan Antenatal Care (ANC) yang diperoleh dan juga didukung oleh ketersediaan
tenaga kesehatan serta keterjangkauan pelayanan kesehatan. Dalam penelitian ini
pengetahuan merupakan factor pendukung dari suatu pelayanan kesehatan terutama
bagi ibu-ibu yang mencari pelayanan kesehatan yang terdekat seperti puskesmas,
polindes, pustu maupun tenaga kesehatan swasta.
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman dari berbagai sumber
misalnya media massa, buku petunjuk, teman, pengawas di perusahaan maupun tenaga
kesehatan yang tersedia di perusahaan. Seseorang yang mempunyai pendidikan tinggi
4
Serambi Saintia Volume IX, No.1, April 2021 pISSN 2337 – 9952
Jurnal Sains dan Aplikasi eISSN 2656 – 8446

diperkirakan dapat memahami informasi yang disampaikan. Jadi, pada umumnya


semakin tinggi pendidikan formal yang diterima, maka responden tentu semakin baik
pemahaman responden dalam menerima sebuah informasi baru. Pengetahuan
merupakan resultan dari penginderaan terhadap suatu objek melalui dari indera
penglihatan dan pendengaran yang mempengaruhi pengetahuan dan perilaku seseorang.
Sehingga pengetahuan bisa didapatkan setiap saat dalam kehidupan sehari-hari
(Sakinah 2016).
Pada hasil penelitian Nur (2019) juga didapatkan bahwa pengetahuan ibu tentang
Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pariaman baik sementara masih ada
yang melakukan pemeriksaan kehamilan yang belum lengkap. Hal ini disebabkan oleh
faktor lain yaitu ketersediaan waktu yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan
kunjungan Antenatal Care (ANC) serta kurangnya motivasi dan kesadaran seseorang
untuk memeriksakan kehamilannya.
Dalam penelitiannya Rachmawati (2017) menyatakan bahwa sebagai indikator
seseorang dalam melakukan suatu tindakan, pengetahuan merupakan faktor penting
yang memengaruhi motivasi ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC. Bagi ibu
dengan pengetahuan yang tinggi mengenai kesehatan kehamilan menganggap
kunjungan ANC bukan sekedar untuk memenuhi kewajiban, melainkan menjadi sebuah
kebutuhan untuk kehamilannya(Rachmawati, Puspitasari, and Cania 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Fitrayeni (2015) menyatakan bahwa terdapat
hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kelengkapan kunjungan ANC.
Diketahui nilai ratio prevalency sebesar 19, berarti variabel tingkat pengetahuan
merupakan salah satu factor risiko dalam kelengkapan kunjungan ANC pada ibu hamil.
Ibu hamil yang memiliki pengetahuan rendah 19 kali berisiko melakukan kunjungan
ANC tidak lengkap dibanding ibu yang memiliki pengetahuan tinggi tentang
ANC(Fitrayeni, Suryati, and Faranti 2017).

Dukungan Keluarga
Dari penelitian yang peneliti lakukan di wilayah kerja Puskesmas Lampulo
diketahui bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan Kunjungan Antenatal Care
(ANC) Ibu Hamil di Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun
2020.
Faktor dukungan keluarga yang perlu dikaji adalah status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, hubungan klien dengan kepala
keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga, peran dalam keluarga,
hubungan kekerabatan dengan masyarakat, dan lain sebagainya (Kemenkes RI, 2016).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitrayeni
(2015) terlihat bahwa kunjungan ANC tidak lengkap banyak terdapat pada responden
yang kurang mendapatkan dukungan keluarga (70,4%) dibandingkan dengan responden
yang mendapat dukungan keluarga (31,6%). Variabel dukungan keluarga merupakan
salah satu faktor risiko dalam kelengkapan kunjungan ANC. Ibu hamil yang tidak
mendapatkan dukungan keluarga 2,54 kali berisiko melakukan kunjungan ANC tidak
lengkap dibanding ibu yang mendapat dukungan keluarga.
Dukungan sosial dari orang-orang yang berarti bagi individu, seperti: keluarga,
pasangan hidup, teman dekat, saudara, dan tetangga. Dukungan keluarga berperan
penting dalam terwujudnya hal yang positif. Untuk itu diperlukan peningkatan edukasi
5
Yuliani Safmila, dkk.

bagi suami dan keluarga lainnya, sehingga kebutuhan ibu hamil untuk melaksanakan
kunjungan ANC dengan baik dan lengkap dapat tercapai (Fitrayeni et al. 2017).
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap
anggota keluarganya. Sebagai lingkungan yang terdekat dengan ibu hamil, dukungan
dari keluarga memegang peranan penting dalam mempengaruhi psikologi dan motivasi
ibu dalam melakukan perilaku kesehatan. Dengan dukungan yang baik dari keluarga,
ibu akan lebih memperhatikan kesehatan diri dan janinnya, yaitu dengan secara rutin
berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan ANC. Dukungan dari
keluarga dapat berupa bantuan, perhatian, penghargaan, atau dalam bentuk kepedulian
terhadap ibu hamil (Rachmawati et al. 2017)(Maulida, Masyudi, and Fitri 2017).
Begitu juga hasil penelitian dari Nur (2019), yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kunjungan antenatal care.
Menurut Nur (2019) kurangnya motivasi maupun tindakan langsung yang diberikan
oleh keluarga kepada ibu untuk berkunjung ke pelayanan kesehatan menyebabkan ibu
juga tidak melakukan kunjungan yang lengkap. Dalam hal peran keluarga untuk
meningkatkan kesehatan ibu selama hamil kurang maksimal. Apabila keluarga berperan
lebih aktif lagi untuk memotivasi ibu untuk berkunjung tentu kunjungan antenatal care
ibu bisa lebih lengkap.

Paritas
Dari penelitian yang peneliti lakukan di wilayah kerja Puskesmas Lampulo
diketahui bahwa tidak ada hubungan paritas dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Ibu Hamil di Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2020.
Paritas adalah banyaknya jumlah kelahiran hidup yang dialami oleh seorang
wanita. Ibu dengan jumlah paritas yang tinggi tidak terlalu khawatir dengan
kehamilannya lagi sehingga menurunkan angka kunjungannya, sedangkan ibu dengan
kehamilan pertama merasa ANC merupakan sesuatu yang baru sehingga ibu memiliki
motivasi yang lebih tinggi dalam pelaksanaannya (Lily Yulaikhah 2019).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mulyanto (2015)
diketahui bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan perilaku ibu hamil dalam
melakukan kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Bawen Kabupaten
Semarang. Jumlah paritas merupakan salah satu faktor risiko pada kehamilan.
Responden dengan tingkat paritas dalam kategori kehamilan berisiko akan lebih
memperhatikan kondisi kehamilannya dengan memeriksakan kehamilan pada
pelayanan kesehatan dikarenakan kekhawatiran akan terjadi penyulit.
Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan Nur (2019), diketahui
bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan kunjungan
antenatal care. Hasil ini menunjukkan bahwa paritas ibu bukan faktor yang dominan
dalam mempengaruhi kunjungan antenatal care.
Dalam penelitian ini sebagian besar responden menganggap dirinya telah
berpengalaman pada kehamilan anak sebelumnya serta berdasarkan pengalaman orang
lain yang sudah pernah hamil dan melahirkan. Dan dari wawancara terhadap responden
dengan paritas berisiko dengan kunjungan ANC tidak sesuai standar menganggap
bahwa tidak perlu rutin melakukan pemeriksaan kehamilan karena mereka menganggap
nantinya dapat melahirkan anak dengan selamat.

6
Serambi Saintia Volume IX, No.1, April 2021 pISSN 2337 – 9952
Jurnal Sains dan Aplikasi eISSN 2656 – 8446

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Ada
hubungan pengetahuan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil di
Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2020 dengan P value
0,002, Ada hubungan dukungan keluarga dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Ibu Hamil di Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2020
dengan P value 0,016. Dan Tidak ada hubungan paritas dengan Kunjungan Antenatal
Care (ANC) Ibu Hamil di Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh
Tahun 2020 dengan P value 0,875.

DAFTARPUSTAKA
Faradhika, Aviati. 2018. Analisis Faktor Kunjungan Antenatal Care Berbasis Teori
Transcultural Nursing Di Wilayah Kerja Puskesmas Burneh.
Ferdiyus. 2018. “Profil Kesehatan Aceh 2018.” Dinas Kesehatan Aceh (9):51.
Fitrayeni, Fitrayeni, Suryati Suryati, and Rizki Mela Faranti. 2017. “Penyebab
Rendahnya Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pegambiran.” Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas 10(1):101. doi:
10.24893/jkma.v10i1.170.
Lily Yulaikhah, S. si. .. 2019. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan. Vol. 53.
Masyudi, and Said Usman. 2019. “Creating Synergy between Village Midwives and
Traditional Midwives : To Reduce the Mortality Rate of Mothers and Babies : In
the Central Kluet Sub-District Health Centre in South Aceh Creating Synergy
between Village Midwives and Traditional Midwives : To.” Journal of Physics:
Conference Series 1232. doi: 10.1088/1742-6596/1232/1/012051.
Maulida, Maya, Masyudi, and Fitri. 2017. “Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Di
SMA Negeri 2 Takengon.” Serambi Saintia : Jurnal Sains Dan Aplikasi V(1):23–
32.
Ministry of Health of the Republic of Indonesia. 2018. “Riskesdas 2018, Ministry of
Health of the Republic of Indonesia.” Hasil Utama Riskesdas Penyakit Tidak
Menular 8.
Notoatmodjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Rachmawati, Ayu Indah, Ratna Dewi Puspitasari, and Eka Cania. 2017. “Faktor-Faktor
Yang Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care ( ANC ) Ibu Hamil.” Majority
7:72–76. doi: 10.1002/2013WR015233.
Sakinah. 2016. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Mengikuti
Asuhan Antenatal (ANC) Di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.” Journal
Information 10(1):1–16.
Sataloff, Robert T., Michael M. Johns, and Karen M. Kost. n.d. WHO
Recommendations on Antenatal Care For Positive Pregnancy Experience.

You might also like