Professional Documents
Culture Documents
Analisis Perilaku Cyberbullying Pada Berita Video Syur Artis Rebecca Klopper Dalam Jejaring Sosial Media Twitter Dan Instagram
Analisis Perilaku Cyberbullying Pada Berita Video Syur Artis Rebecca Klopper Dalam Jejaring Sosial Media Twitter Dan Instagram
Disusun Oleh :
20 ILMU KOMUNIKASI 03
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS EKONOMI DAN SOSIAL
UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
BAB 1 ................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 9
1.4 Batasan Penelitian ............................................................................................... 9
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 10
BAB II............................................................................................................................... 10
KAJIAN PUSTAKA ......................................................................................................... 10
2.1 Definisi Konseptual .................................................................................................... 10
2.1.1 Interaksi Simbolik ................................................................................................ 10
2.1.2 Instagram.............................................................................................................. 11
2.1.3 Twitter .................................................................................................................. 12
2.1.4 Analisis Data ................................................................................................. 13
2.1.5 Motif dan Dampak Cyberbullying ....................................................................... 13
2.1.6 Video Syur Rebecca Klopper ............................................................................... 14
2.2 Kajian Teori................................................................................................................. 15
2.2.1 Teori Interaksi Simbolik....................................................................................... 15
2.2.2 Penelitian Terdahulu............................................................................................. 16
BAB III ............................................................................................................................. 19
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................................ 19
3.1 Pendekaatan Penelitian ........................................................................................... 19
3.2 Objek Penelitian ...................................................................................................... 19
3.3 Data Primer dan Sekunder ...................................................................................... 19
3.3.1 Data Primer ......................................................................................................... 19
3.3.2 Data Sekunder ...................................................................................................... 19
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 20
3.4.1 Observasi.......................................................................................................... 20
3.4.2 Studi Pustaka .................................................................................................... 20
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 22
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cyberbullying atau perundungan siber adalah salah satu dampak negatif dari
kemajuan teknologi dan penggunaan media sosial. Cyberbullying merujuk pada
tindakan mengunggah atau mengirimkan teks dan gambar yang kasar dan
merugikan melalui media digital atau internet (Feinberg & Robey, 2010:1).
Cyberbullying juga dapat diartikan sebagai penggunaan teknologi komunikasi
modern, seperti media sosial, dengan tujuan menghina, mempermalukan,
mempermainkan, atau mengintimidasi seseorang (Bauman, 2008:363). Dengan
akses internet dan media sosial yang luas di Indonesia, kasus-kasus
cyberbullying semakin sering terjadi di berbagai kalangan. Menurut Sekjen
APJII, Henri Kasyfi, hampir setengah dari populasi pengguna internet di
Indonesia pernah menjadi korban cyberbullying. Data tersebut didapatkan dari
survei yang dilakukan pada Maret hingga April 2019, dengan 5.900 responden,
yang menunjukkan bahwa 49 persen dari mereka mengaku pernah mengalami
bullying di media sosial (Yudha, 16 Mei 2019).
Bullying yang terjadi tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga terjadi
di kehidupan Dunia maya. lebih buruk lagi, bullying menyebar lebih cepat di
media sosial. kadang-kadang, sebuah berita tak terungkap bisa menyebabkan
kecemasan di mana-mana ketika menyebar melalui media sosial. Teknologi dan
gadget ibarat pedang bermata dua. Ini bisa bermanfaat, tapi bisa juga berbahaya
jika tidak digunakan dengan benar Kasus cyberbullying saat ini tidak lagi
dianggap sebagai hal yang aneh atau tabu oleh sebagian besar masyarakat
karena telah menjadi fenomena yang kerap dijumpai dalam media sosial. Mulai
kalangan anak-anak, remaja bahkan sampai publik figur pernah menjadi korban
cyberbullying. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kementerian
Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan UNICEF pada tahun 2011
hingga 2013 yang dirilis Februari 2014, menyatakan sebagian besar remaja di
Indonesia telah menjadi korban cyberbullying. Studi melibatkan 400 anak dan
remaja rentang usia 10 hingga 19 tahun. Dari ini juga terungkap bahwa sembilan
dari sepuluh siswa atau 89 persen responden berkomunikasi secara online
dengan teman-teman mereka, 56 persen berkomunikasi online dengan keluarga,
dan 35 persen berkomunikasi secara online dengan guru mereka. Sebanyak 13
persen responden mengaku menjadi korban cyberbullying dengan bentuk
hinaan dan ancaman.
• Secara Teoritis
Secara teoritis peneliti berharap dapat memberikan kontribusi positif
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang jurnalistik. Baik
itu untuk referensi dalam melakukan penelitian dengan permasalahan
yang sama ataupun untuk menjadi bahan pembelajaran dalam materi
perkuliahan. Serta untuk mengaplikasikan teori yang telah diperoleh di
bangku kuliah selama menjalani proses mendapatkan ilmu di perguruan
tinggi. Serta Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan
rujukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis
tentang respons cyberbullying di sosial media.
• Secara Praktis
Secara praktis peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat menjadi
salah satu media untuk menambah penegtahuan dan wawasan berpikir
sebagai mahasiswa warga negara Indonesia dan umat beragama yang
baik dalam menghargai perbedaan. Serta Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi referensi dan rujukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian sejenis tentang respons cyberbullying di sosial media juga di
harapkan dapat memberikan informasi tentang hubungan bermedia
sosial tentunya Twitter dan Instagram dengan berbagai fenomena yang
ada pada Twitter dan Instagram. Dan mengapa bisa terjadinya simbolik
cyberbullying pada perempuan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi Konseptual
2.1.1 Interaksi Simbolik
2.1.2 Instagram
Instagram adalah sosial media berbasis gambar yang memberikan layanan berbagi
foto atau video secara online. Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan
fungsi aplikasi ini. Kata "insta" berasal dari kata "instan", seperti kamera polaroid
yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan "foto instan". Instagram juga
dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya.
Sedangkan untuk kata "gram" berasal dari kata "telegram" yang cara kerjanya untuk
mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan
Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan Internet,
sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh
karena itulah Instagram merupakan lakuran dari kata instan dan telegram. Pada
aplikasi Instagram, memungkinkan pengguna untuk mengunggah foto dan video ke
dalam feed yang dapat diedit dengan berbagai filter dan diatur dengan tag dan
informasi lokasi.
Unggahan dapat dibagikan secara publik atau dengan pengikut yang disetujui
sebelumnya. Pengguna dapat menjelajahi konten pengguna lain berdasarkan tag
dan lokasi dan melihat konten yang sedang tren. Pengguna dapat menyukai foto
serta mengikuti pengguna lain untuk menambahkan konten mereka masuk kepada
beranda. Melalui Instagram pengguna dapat mengunggah foto dan video pendek
kemudian membagikannya kepada pengguna lain. Pada gambar yang diunggah,
pengguna dapat menambahkan tag kepada orang tertentu dan penentuan lokasi.
Pengguna juga dapat mengatur akun mereka sebagai "pribadi", sehingga
mengharuskan mereka menyetujui setiap permintaan pengikut baru. Pengguna
dapat menghubungkan akun Instagram mereka ke situs jejaring sosial lain,
memungkinkan mereka untuk berbagi foto yang diunggah ke situs-situs tersebut.
2.1.3 Twitter
Twitter didirikan pada tahun 2006 oleh Jack Dorsey, Evan Williams, Biz Stone, dan
Noah Glass dengan tujuan untuk memperluaskan komunikasi dan berbagi informasi
secara instan dengan banyak orang sekaligus melalui pesan singkat atau yang
kemudian dikenal sebagai "tweet". Sejak diluncurkan, Twitter telah menjadi
salahsatu platform media sosial yang paling populer dan banyak digunakan di
seluruh dunia. Twitter memungkinkan pengguna untuk mengikuti akun lain dan
melihat tweet mereka di waktu nyata, serta mengirimkan tweet mereka sendiri
untuk dibagikan ke pengikut mereka.
Twitter adalah layanan jejaring sosial atau bisa juga dibilang mikroblog daring yang
memungkinkan pengguna untuk mengirim, membaca, dan membalas pesan teks
hingga 280 karakter (dikenal dengan sebutan kicauan (tweet)). Pada awalnya
Twitter hanya mengizinkan pengguna untuk mengirim tweet maksimal 140
karakter, namun pada tanggal 7 November 2017 twitter menambah jumlahnya
menjadi 280 karakter. Di Twitter, pengguna yang tidak terdaftar hanya dapat
membaca kicauan (tweet) pengguna lain, sedangkan pengguna terdaftar bisa
menulis, membagikan, dan menyukai kicauan (tweet) melalui user interface situs
web dan aplikasi smartphone Android dan iOS (iPhone). Kicauan (tweet) diartikan
ketika pengguna menulis dan membagikan tulisan (postingan). Sedangkan retweet
diartikan membagikan tulisan pengguna lain ke beranda profil kita. Twitter
memiliki banyak manfaat dalam segala aspek, namun ada beberapa hal yang
terkadang membuat kegaduhan sehingga masalah dimana-mana. Twitter banyak
dimanfaatkan sebagai media kampanye politik dengan mendukung pasangan
tertentu atau bahkan merendahkan pasangan lain, dijadikan sebagai sarana protes,
sarana pembelajaran, hingga media komunikasi darurat.
Analisis data adalah proses pengolahan data dengan tujuan untuk menemukan
informasi yang berguna sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah. Proses analisis ini meliputi kegiatan pengelompokan data berdasarkan
karakteristik data, melakukan pembersihan data, transformasi data, membuat model
data hingga menemukan informasi penting dari data. Jangan lupa bahwa data yang
melewati proses ini harus disajikan dalam bentuk yang menarik dan mudah
dipahami, biasanya dalam bentuk bagan atau grafik.
Dorongan, alasan dasar dan pikiran dasar bagi seseorang merupakan sebuah
penggerak untuk mau bertindak memenuhi kebutuhannya, hal inilah yang
disebut sebagai motivasi, motif jika dihubungkan dengan konsumsi media
berarti segala alasan dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan
seseorang menggunakan media. Penelitiannya bertujuan untuk memahami
motivasi pelaku dalam melakukan cyberbullying dijejaring sosial twitter dan
Instagram.
Dampak dari perilaku remaja yang hanya memanfaatkan layanan internet untuk
chattingdi media sosial, memiliki kecenderungan terhadap penyalahgunaan
layanan media sosial tersebut, diantara bentuk penyimpangan
penyalahgunaan layanantersebut adalah Cyberbullying. Cyberbullying
merupakan tindakan perundungan yang dilakukan oleh seseorang dengan
menggunakan media internet, dengan berbasis pada situs atau platform jejaring
sosial.
Popularitas sebuah video di platform Twitter dan TikTok saat ini sedang menjadi
fokus perhatian masyarakat. Rebecca Klopper menjadi perbincangan hangat setelah
munculnya kontroversi terkait video berdurasi 11 menit yang memuat adegan yang
tidak pantas dan menjadi viral, menarik perhatian dan rasa ingin tahu banyak orang.
Video tersebut kemudian memicu pencarian link telegram yang diduga memiliki
versi full durasi lebih lama. Dugaan ini didasarkan pada adanya petunjuk dalam
video yang menunjukkan keberadaan versi full.
Banyak yang menduga bahwa perempuan dalam video tersebut mirip dengan
Rebecca Klopper, sehingga spekulasi semakin berkembang dan menimbulkan
pertanyaan dari masyarakat mengenai siapa sebenarnya sosok dalam video tersebut.
Rebecca Klopper tengah menjadi topik hangat di berbagai platform media sosial,
sejak munculnya video yang kontroversial selama 47 detik yang diduga
menampilkan sosok yang mirip dengannya. Dugaan bahwa wanita dalam video
tersebut adalah Rebecca semakin kuat setelah ditemukan tanda lahir yang sama
dengan yang dimiliki oleh Rebecca di bagian kiri perutnya. Penampilan wanita
dalam video tersebut menunjukkan adanya tindik pada pusar, yang juga mirip
dengan milik Rebecca Klopper. Meskipun situasinya tengah menjadi perhatian
publik, Rebecca Klopper memilih untuk tidak memberikan respons apa pun terkait
hal ini.
Teori ini pada dasarnya memusatkan perhatiannya pada analisis perilaku individu
dengan individu lainnya dalam kelompok kecil. Teori ini tidak dimaksudkan untuk
menganalisis masyarakat dalam skala yang besar, seperti masyarakat adat atau
masyarakat umum. Lebih tepatnya, teori ini mempelajari perilaku komunitas kecil
yang memiliki keunikan tertentu dalam interaksi sosial di antara mereka.
Teks ini tidak bertujuan untuk menjelaskan teori ini secara rinci. Biasanya, dalam
perkuliahan sosiologi hukum, teori ini jarang dibahas, terutama karena skala
analisisnya yang terlalu mikro, sedangkan fenomena hukum lebih bersifat umum
dan abstrak. Padahal, kajian teoretis semacam ini sangat bermanfaat dalam
memahami kasus-kasus yang unik yang telah diputuskan oleh pengadilan. Teks ini
sendiri bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang teori ini dan
bagaimana ia dapat diterapkan pada sebuah fenomena sederhana.
Sebagai contoh, kita dapat melihat tanda lalu lintas yang memiliki lingkaran berisi
huruf P yang dicoret di ujung tiangnya. Tanda itu adalah simbol yang disepakati
sebagai larangan untuk parkir di sekitar tempat tersebut. Kesepakatan ini diyakini
universal karena di berbagai negara, tanda lalu lintas yang bermakna Tanda
larangan parkir memiliki simbol yang sama dengan tanda lalu lintas yang melarang
parkir. Para pembentuk hukum, terutama di bidang lalu lintas dan angkutan jalan,
telah mengadopsi makna simbolik ini dan menganggapnya sebagai hasil
kesepakatan. Simbol ini kemudian disosialisasikan, diperkenalkan kepada anak-
anak sejak dini yang belajar tentang etiket berlalu lintas hingga saat mereka dewasa
dan mendapatkan surat izin mengemudi. Dengan demikian, makna simbolik dari
tanda larangan parkir telah diperkenalkan dalam interaksi sosial.
1. Data Primer
Data primer yang merupakan sumber data utama yang diperoleh secara
langsung oleh peneliti dengan mengamati komentar – komentar dan story postingan
yang ada pada Instagram @rklopperr
Data sekunder adalah data diperoleh peneliti dari sumber lain yakni jurnal
terkait yang kredibel dan pustaka lain memiliki keterkaitan dengan riset ini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Observasi
Dalam riset ini karena Teknik yang digunakan peneliti menggunakan teori
interaksi simbolik. Teori interaksi simbolik fokus pada pemahaman tentang
bagaimana manusia memberikan makna dan berinteraksi dengan dunia mereka
melalui simbol-simbol. Dalam konteks analisis data kualitatif, teori ini digunakan
untuk memahami dan menganalisis makna yang terkandung dalam interaksi,
komunikasi, dan pengalaman yang diungkapkan oleh peserta penelitian melalui
observasi, dan kualitatif lainnya. Teknik analisis yang melibatkan teori interaksi
simbolik dapat membantu menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang
pengalaman manusia dan interpretasi mereka terhadap dunia sekitar.
Dalam teori analisis simbolik, terdapat beberapa elemen utama, antara lain:
1. Simbol: Simbol merupakan bagian penting dalam teori ini. Simbol-simbol adalah
tanda atau representasi yang memiliki makna di dalam konteks sosial. Simbol-
simbol ini dapat berupa kata, gestur, tindakan, atau objek yang digunakan oleh
individu untuk berkomunikasi dan memberikan makna.
3. Makna: Dalam teori ini, makna diberikan oleh individu melalui interpretasi
simbol-simbol dalam konteks sosial. Makna bersifat subjektif dan dapat bervariasi
antara individu atau kelompok. Analisis simbolik berfokus pada pemahaman dan
interpretasi makna yang diberikan oleh individu terhadap simbol-simbol dalam
interaksi sosial.
4. Tindakan: Tindakan merujuk pada perilaku atau aktivitas yang dilakukan oleh
individu dalam konteks interaksi sosial. Tindakan dapat berupa kata-kata yang
diucapkan, gerakan tubuh, atau bahkan penampilan fisik. Analisis simbolik
memperhatikan tindakan sebagai manifestasi dari interpretasi simbolik yang
diberikan oleh individu.
5. Konteks sosial: Konteks sosial merujuk pada lingkungan, norma, nilai-nilai, dan
struktur sosial yang mempengaruhi interpretasi simbolik dan interaksi antara
individu. Konteks sosial memberikan kerangka referensi bagi individu dalam
memberikan makna dan berinteraksi.