Professional Documents
Culture Documents
Toaz Info Impaksi Gigi PR 527b85374407a8
Toaz Info Impaksi Gigi PR 527b85374407a8
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas berkat dan penyertaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah tentang “Impaksi Gigi” Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah mendukung dalam menyusun makalah ini.
Penyusunan makalah ini telah diselesaikan dengan lancar, tetapi penulis
menyadari bahwa penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
jadi penulis mohon untuk memberikan masukan, kritik, dan saran yang
membangun demi perbaikan dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penulis, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan tentang
masalah kesehatan.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengakibatkan gigi tidak dapat keluar atau tumbuh secara normal. Pada
umumnya bisa dikerjakan dengan suntik lokal ataupun dengan bius umum di
Impaksi gigi biasanya terjadi sekitar 20% dari total populasi. Pria lebih
ketiga pada umumnya terjadi sekitar 17%-32% dari populasi yang telah
gigi kaninus (gigi Taring) atas terjadi sekitar 0,3-3,2%, dari populasi yang
diteliti. Impaksi gigi kaninus bagian palatal (langit langit mulut) terjadi
sebesar 15% kasus impaksi gigi kaninus, lebih banyak terjadi pada perempuan
daripada pria. Impaksi gigi premolar (geraham kecil yang terletak 1 dan 2
baris di belakang gigi taring) sebesar 0,5% dari populasi yang diteliti.
Gigi yang sering terjadi impaksiadalah molar (gigi geraham besar) ketiga
mandibula (rahang bawah) diikuti molar ketiga maksila (gigi geraham besar
rahang atas), dan premolar dua mandibula (gigi geraham kecil dua baris yang
Gigi geraham bungsu atau gigi geraham ketiga atau gigi molar (M3)
atau “Wisdom Teeth” bisa disebabkan oleh kemungkinan rahang yang terlalu
penumpukan sehingga terjadi impaksi pada gigi. Biasanya gigi geraham ketiga
makanan yang lunak saja dan kebiasaan mengunyah yang kurang baik; seperti
bertumbuh normal pada lengkung rahang, yang disebabkan oleh posisi yang
salah, kekurangan tempat atau dihalang-halangi oleh gigi lain, tertutup tulang
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas dalam makalah ini penulis mengangkat impaksi
gigi.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan
E. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan karya tulis ini adalah agar masyarakat/ warga binaan
KONSEP DASAR
A. Defenisi
menimbulkan keluhan apapun tidak perlu untuk di cabut. Lain hal jika gigi
keluhan sakit akan tetapi tim medis sepakat bahwa gigi yang mengalami
bertumbuh normal pada lengkung rahang, yang disebabkan oleh posisi yang
salah, kekurangan tempat atau dihalang-halangi oleh gigi lain, tertutup tulang
Definisi Impaksi gigi adalah malposisi gigi karena benih gigi (tooth
buds) yang tumbuh tidak tepat. Hal ini dapat menyebabkan gigi gagal tumbuh
ke dalam mulut dalam posisi yang tepat. Impaksi juga bisa disebabkan oleh
tanggalnya gigi susu terlalu awal atau gigi berjejalan (crowding). Geraham
bungsu adalah gigi yang paling sering terkena dampaknya, tapi gigi taring
Impaksi gigi adalah kegagalan gigi untuk erupsi secara sempurna pada
posisinya akibat terhalang oleh gigi pada anteriornya maupun jaringan lunak
atau padat di sekitarnya (Peterson, 2003). Gigi yang sering mengalami
impaksi gigi adalah gigi molar 3 rahang bawah, dan gigi kaninus rahang atas.
Impacted teeth merupakan gigi yg tidak keluar karena terhalang oleh gigi
disekitarnya
B. Etiologi
Ada sejumlah faktor yang diduga menjadi penyebab terjadinya impaksi gigi.
Faktor- faktor ini diklasifikasikan menjadi faktor lokal, faktor sistemik, dan
1. Faktor lokal
2. Faktor sistemik
» Cleidocranial dysostosis
» Oxycephaly
» Achondroplasia
» Cleft
Kelas II: Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak
Kelas III: Seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada dalam ramus
mandibula.
2. Berdasarkan Letak Molar Ketiga di Dalam Rahang
Posisi A: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada setinggi garis oklusal
Posisi B: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada di bawah garis oklusal
namun masih terletak lebih tinggi daripada garis servikal gigi molar kedua
Posisi C: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada di bawah garis servikal
Klasifikasi yang dicetuskan oleh George Winter ini cukup sederhana. Gigi
a. Posisi vertikal
b. Posisi horizontal
Pada posisi horizontal, sumbu panjang gigi molar ketiga rahang bawah
kedua.
c. Posisi mesioangular
pada kasus impaksi gigi. Pada posisi ini, gigi molar ketiga berinklinasi
e. Posisi inverted
f. Posisi unusual
semi vertical.
Klas II: Gigi berada dibukal, dengan posisi horizontal, vertikal atau
semi vertical.
a. Klasifikasi
gigi sebelahnya.
molar desidui. Dibanding gigi Premolar satu lebih sering terjadi pada gigi
ke bukal. Letaknya lebih sering vertikal, daya erupsinya lebih besar. Jika
korona belum nampak di rongga mulut dan gigi terletak di arkus dentalis
D. Komplikasi
Kista
Tumor
Rasa sakit
Fraktur rahang
Trismus
Tonsilitis
Nafas berbau
Lidah berselaput
Tinnitus aurius
Otitis
Radang kronis
Prematur ekstraksi
Keturunan
Dan lain-lain
Pencabutan gigi adalah solusi terbaik untuk menangani gigi yang impaksi
lewat operasi bedah gigi dan mulut atau yang dalam istilah kedokteran dikenal
Indikasi odontektomi
Gigi yang berdekatan dengan gigi yang impaksi merupakan salah satu
rahang bawah mengurangi jumlah tulang pada bagian distal dari gigi
sebelahnya (molar kedua). Karena permukaan gigi yang paling sulit untuk
dibersihkan adalah bagian distal dari gigi terakhir pada lengkung, pasien
yang disebabkan oleh bakteri juga memiliki peluang yang besar terhadap
dengan gigi impaksi pada molar ketiga sering memiliki pocket periodontal
Ketika gigi molar tiga mengalami impaksi atau erupsi sebagian, bacteria
Ketika gigi erupsi sebagian dengan jumlah jaringan lunak yang banyak
mengelilingi mahkota dari gigi yang erupsi sebagian dan disebabkan oleh
Perikoronitis juga bisa terjadi karena secondary minor trauma dari gigi
molar tiga rahang atas. Jaringan lunak yang menutupi mahkota gigi molar
pembengkakan.
Penyebab lain dari perikoronitis adalah terjebaknya sisa makanan dibawa
dan terjebak diantara operculum dan mahkota gigi yang impaksi. Karena
operkulektomi sangat sakit dan kadang tidak memberikan hasil yang lebih
pada daerah bekas pencabutan yang tidak tertutup oleh tulang dan bisa
digunakan.
menjadi kista dan kista dentigerous atau keratosit. Dokter gigi bisa
kista yang tidak termonitor bisa menjadi sangat besar ukurannya. Sebagai
petunjuk umum, jika ruangan folicullar disekitar mahkota gigi lebih dari 3
bagian retromolar mandibulan dengan alasan yang tidak jelas. Jika kondisi
seperti sindrom nyeri otot wajah dan kelainan TMJ tidak termasuk dan
pasien memiliki gigi impaksi, pencabutan gigi impaksi bisa menjadi solusi
untuk nyerinya.
Gigi impaksi molar tiga rahang bawah biasanya menempati darah yang
tersebut menjadi lemah. Jika fraktur terjadi pada daerah gigi molar tiga
Pada pasien yang menaik molar pertama dan molar kedua dengan
perawatan, hal itu bisa menyebabkan terjadi crowding pada gigi incisal.
untuk pengangkatan gigi molar ketiga yang impaksi adalah untuk menjaga
kesehatan setelah operasi molar ketiga, yaitu, tinggi tulang pada aspek
distal molar kedua dan tingkat perlekatan pada aspek distal molar kedua.
kedua dan pasien usia pada saat operasi. Jika sejumlah besar tulang distal
hilang karena gigi impaksi dan folikel, sangat kecil kemungkinan bahwa
pocket infrabony bisa berkurang Demikian juga, jika pasien berusia tua,
odontektomi setelah usia 25. Pada pasien yang lebih muda, tidak hanya
penyembuhan periodontal inisial yang lebih baik, tetapi regenerasi jangka
Kontraindikasi Odontektomi
lanjut usia. pasien lanjut usia memiliki tulang yang sangat kaku, sehingga
kurang fleksibel. Oleh karena itu pada pasien yang lebih tua (biasanya di
atas usia 35) dengan gigi yang impaksi yang tidak menunjukkan tanda-
yang melibatkan gigi yang berdekatan ataupun gigi impaksi, atau menjadi
Jika fungsi jantung pasien atau pernafasan atau pertahanan tubuh terhadap
odontektomi. Namun, jika gigi menjadi focal infeksi, dokter bedah harus
Untuk pasien yang lebih muda yang mungkin mengalami gejala gigi
gigi ataupun tulang yang berdekatan. Namun, untuk pasien yang lebih tua
1. Anastesi
pasien yang relaks dan anestesi lokal yang efektif atau pasien yang
teranestesi dengan selamat. Pemberian sedatif oral tertentu pada sore hari
diterima. Sering kali anestesi umum merupakan pilihan yang cocok untuk
pembedahan impaksi.
2. Desain Flap
flap yang didesain dengan baik dan ukurannya cukup. Flap mandibula
dengan irigasi larutan saline. Tekik yang biasa dilakukan adalah membuat
crista oblique externa namun tetap bisa mendapatkan jalan masuk yang
4. Pengambilan Gigi
cedera n.lingualis.
sisa akar.
1) Impaksi Mesioangular
Untuk pemotongan bagian distal mahkota atau separh bagian distal gigi
bur fisur diletakkan pada garis servikal dan dengan gerakan seperti
distal mahkota atau memecah gigi menjadi dua daerah bifurkasi. Sesudah
Pick #41 yang diinsersikan pada bagian mesio-bukal atau pada tempat
yang sama dengan pengeluaran bagian distal. Gaya ini melepaskan gigi
2) Impaksi Distoangular
sebanyak mungkin bagian akar atau mahkota gigi sebelah distal. Pada
pergeseran ke distal dari sisa potongan gigi. Jika segmen ini hilang,
3) Impaksi Horizontal
mahkota.
kearah ruangyang ada dan dikeluarkan. Akar superior terdedah dan dibuat
ditarik ke anterior (mesial). Hal ini cenderung menggeser akar kea rah
anterior kea rah ruang yang sebelumnya ditempati oleh mahkota. Apabila
akar tidak bisa bergerak sebagai satu unit, maka akar superior dipisahkan
dari yang inferior, dan kemudian akan dikeluarkan satu per satu.
4) Impaksi Melintang
seluruhnya. Titik kaitan dibuat pada akar superior dan tekanan kearah
ditempati mahkota.
5) Impaksi Vertical
#41. Jika sulit digeser, akan dipisahkan pada bifurkasinya dan dicabut satu
per satu.
dihaluskan dengan bur dan kikir tulang. Penjahitan dilakukan terutama unutk
operasi dan pasien dianjurkan untuk tetap mengigitnya paling tidak 1-1 ½ jam.
Tekankan perlunya meminum analgesic sebelum rasa sakit timbul, seperti juga
pencabutan.
beku darah.
1. Anastesi
pasien yang relaks dan anestesi lokal yang efektif atau pasien yang
teranestesi dengan selamat. Pemberian sedatif oral tertentu pada sore hari
diterima. Sering kali anestesi umum merupakan pilihan yang cocok untuk
pembedahan impaksi.
2. Desain Flap
Flap yang paling sering digunakan adalah envelope tanpa insisi tambahan,
atau bukal. Jalan masuk menuju M3 impaksi yang dalam (level C) pada
anterior.
3. Pengambilan Tulang
folikel dibawahnya.
4. Pengambilan Gigi
perforasi sinus.
Tepi-tepi tulang harus dihaluskan dengan bur dan kikir tulang. Penjahitan
analgesic sebelum rasa sakit timbul, seperti juga aplikasi dingin untuk
mulut yang jelek karena penyikatan gigi masih sakit. Tekankan anjuran
alat pulsasi air sebaiknya ditunda karena dihawatirkan dapat melukai atau
Setelah molar tiga rahang atas dan rahang bawah, gigi lain yang sering
mengalami impaksi adalah kaninus rahang atas. Jika pasien mau dengan
yang impaksi tersebut dengan membuang sedikit jaringan lunak dan jaringan
keras diatasnya. Ketika gigi diposisikan dengan cara manipulasi ortodontik,
gigi kaninus akan dikeluarkan dipasang bracket. Flap dengan empat sisi akan
dibuat untuk mereposisi jaringan lunak pada bagian apical untuk jaringan
dengan chisel atau bur jika diperlukan. Setelah dilakukan debridement, gigi
perlekatan primer.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Gigi impaksi adalah gigi yang gagal erupsi kedalam lengkung geligi pada
serta jaringan lunak yang padat. Gigi ini seumur hidup tidak akan erupsi,
1998; Dym, 2001). Kondisi ini sering dijumpai pada pasien yang datang
ke tempat praktek dokter gigi dengan keluhan sakit maupun kurang estetis
gigi berupa crowding ataupun diastema. Gigi impaksi lebih sering terjadi
pada molar ketiga baik rahang atas maupun rahang bawah, diikuti oleh
serta premolar rahang atas dan bawah (Peterson, 1998; Andreasen, 1997).
DAFTAR PUSTAKA
Pedersen, Gordon W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta : EGC.