You are on page 1of 67

Hak Cipta © Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan

Nasional
Edisi Tahun 2023

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Jl. Akses Tol Cimanggis, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.
Telp. (021) 8674586

PELATIHAN PENATAAN AKSES REFORMA AGRARIA MELALUI


PEMBERDAYAAN TANAH MASYARAKAT
Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran

Penanggung Jawab:
1. Dr. Agustyarsyah, S.SiT., S.H., M.P.
Subject Matter Expert:
1. Enang Setiawan, S.H.
2. Purwanto, S.SiT.
Content Author:
1. Ir. Achmad Taufiq Hidayat, M.Si.
Editor:
1. Tim PPSDM Kementerian ATR/BPN

JAKARTA - KEMENTERIAN ATR/BPN - 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya modul
yang menjadi pegangan bagi peserta Pelatihan Penataan Akses Reforma
Agraria melalui Pemberdayaan Tanah Masyarakat. Modul ini dapat
terselesaikan karena kerjasama Tim Penyusun Modul yang sudah dirangkum
melalui beberapa kali workshop dan dukungan dari berbagai pihak di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional.
Untuk itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
2. Direktorat Pemberdayaan Tanah Masyarakat Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
3. Tim Penyusun Modul;
4. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Modul ini.

Akhir kata, semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peserta
pelatihan. Kritik dan saran dengan senang hati akan diterima untuk
perbaikan modul ini.

Bogor, Februari 2023


Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional

Dr. Agustyarsyah, S.SiT., S.H., M.P.


NIP. 19700811 199403 1 010

i
...

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................... 1
B. DESKRIPSI SINGKAT ............................................................... 4
C. TUJUAN PEMBELAJARAN ....................................................... 4
D. INDIKATOR HASIL BELAJAR ................................................... 4
E. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK ............................. 4
BAB II PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN USAHA DAN FASILITASI
AKSES PEMASARAN REFORMA AGRARIA ....................................... 6
A. PENGERTIAN PENGEMBANGAN USAHA .................................. 7
B. PENGERTIAN FASILITASI AKSES PEMASARAN........................ 8
C. KLASIFIKASI USAHA PENATAAN AKSES REFORMA AGRARIA . 9
D. KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN USAHA DAN PEMASARAN
.............................................................................................. 11
BAB III RUANG LINGKUP KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA DAN
AKSES PEMASARAN REFORMA AGRARIA ..................................... 15
A. PENGEMBANGAN RENCANA USAHA ..................................... 16
B. FASILITASI AKSES PEMASARAN............................................ 17
C. FASILITASI INFRASTRUKTUR PENDUKUNG .......................... 17
D. DISEMINASI MODEL AKSES REFORMA AGRARIA ................. 19
BAB IV TEKNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA DAN AKSES
PEMASARAN PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA ............... 23
A. IMPLEMENTASI KEGIATAN PENINGKATAN PENGEMBANGAN
RENCANA USAHA .................................................................. 23
B. IMPLEMENTASI KEGIATAN FASILITASI AKSES PEMASARAN 31

ii
...

C. IMPLEMENTASI KEGIATAN FASILITASI INFRASTRUKTUR


PENDUKUNG ......................................................................... 36
D. IMPLEMENTASI KEGIATAN DISEMINASI MODEL AKSES
REFORMA AGRARIA .............................................................. 42
BAB V PELAKSANAAN ANGGARAN, PENGUKURAN KINERJA DAN
LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA DAN AKSES PEMASARAN ....... 50
A. SUMBER PEMBIAYAAN ......................................................... 50
B. TAHAPAN DAN OUTPUT KEGIATAN ....................................... 50
C. PENGUKURAN KINERJA ........................................................ 52
D. WAKTU PELAKSANAAN ......................................................... 53
E. PELAPORAN .......................................................................... 54
BAB IV PENUTUP ........................................................................... 57
A. KESIMPULAN......................................................................... 57
B. TINDAK LANJUT .................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 58

iii
...

DAFTAR GAMBAR

iv
...

DAFTAR TABEL

v
...

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Pengguna dapat mempelajari keseluruhan isi materi modul ini yang


dilakukan secara berurutan. Pastikan terlebih dahulu urutan materi pada
saat memahami setiap bagian dalam modul ini, karena masing-masing
urutan materi saling berkaitan. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung
dengan lancar dan tujuan pembelajaran tercapai dengan baik, maka dari itu
dianjurkan untuk:
1. Membaca dengan cermat materi yang ada dan pahami tujuan
pembelajaran terlebih dahulu yang tersedia pada setiap awal bab,
apabila ada hal-hal yang kurang jelas dapat bertanya dengan fasilitator
saat kegiatan pembelajaran berlangsung;
2. Mengerjakan latihan dan evaluasi yang tersedia pada setiap akhir bab
modul ini;
3. Membentuk kelompok diskusi untuk membahas materi tertentu dan
studi kasus yang diberikan untuk memperdalam pemahaman materi;
4. Mempelajari bahan dari sumber lain sesuai referensi yang tercantum
pada daftar pustaka di akhir modul ini untuk memperluas wawasan;
dan
5. Mengaitkan materi yang diperoleh dengan kondisi lingkungan kerja
dan cobalah rencanakan implementasinya bila perlu.

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tanah memiliki arti penting bagi kehidupan manusia dan juga


mempunyai kedudukan yang strategis bagi pembangunan bangsa yang
digunakan sebagai alat peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945
“bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat”. Pasal tersebut mengamanatkan bahwa segala
sesuatu mengenai bumi, tanah, air, sumber daya alam, dan kekayaan
alam lainnya yang berada dalam wilayah teritorial Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dikuasai, diatur, dan dikelola oleh Negara,
Pemerintah, dan segenap lembaga pengelolaannya untuk dipergunakan
sebagai alat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Nilai strategis fungsi tanah tersebut telah diatur di dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria atau lebih dikenal dengan Undang – Undang Pokok Agraria
(UUPA) tercantum pada pasal (2), pasal (12), dan pasal (13) menjelaskan
bahwa bumi, air, dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang
terkandung didalamnya, pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara
yang digunakan untuk mencapai sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat dan segala usaha bersama dalam lapangan agraria dilaksanakan
untuk meningkatkan produktivitas yang didasarkan atas kepentingan
bersama dalam rangka kepentingan nasional.
Perkembangan pembangunan di Indonesia yang terus meningkat,
maka amanat tanah untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat semakin
didukung dengan terbitnya Ketetapan MPR Nomor IX/MPR/2001
tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan

1
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun
2OO5-2O25, perlu pengaturan tentang pelaksanaan Reforma Agraria
dalam rangka meningkatkan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat
Amanat tersebut dilaksanakan oleh Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang memiliki tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan
dan tata ruang, hadir dan berkomitmen mewujudkan tanah untuk
keadilan ruang hidup bagi rakyat serta menjamin kepastian hukum hak
atas tanah serta menjadikan tanah sebagai sumber kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat, hal ini selaras dengan peraturan presiden Nomor
86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria yaitu penataan kembali
struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah
yang lebih berkeadilan melalui penataan aset yang disertai penataan
akses untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Komponen kegiatan
Reforma Agraria berupa kegiatan Penataan Akses ialah pemberian
kesempatan akses permodalan maupun bantuan lain dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan yang berbasis pada pemanfaatan tanah
atau disebut juga pemberdayaan tanah masyarakat. Adapun tujuan
penataan akses salah satunya yaitu memperbaiki akses masyarakat
kepada sumber ekonomi. Masyarakat yang dimaksud merupakan
subjek penerima TORA (Tanah Objek Reforma Agraria).
Reforma Agraria memiliki keterkaitan dengan tujuan dan strategi
pada RPJMN IV Tahun 2020-2024 yaitu kesejahteraan masyarakat yang
terus meningkat. Peningkatan atas kesejahteraan tersebut termasuk
menjadi agenda Rencana Strategis Kementerian Agraria Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional 2020-2024, yaitu Penataan Akses
Reforma Agraria yang dilakukan dan didesain untuk mendukung
capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable
Development Goals (SDGs). Pembangunan Berkelanjutan
(TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) tersebut merupakan
agenda global yang berisi 17 tujuan dan 169 target meliputi tiga
dimensi, mulai dari lingkungan, sosial, dan ekonomi. Strategi intervensi

2
Reforma Agraria dimaksudkan untuk mendukung agenda dan tujuan
yang ada pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) antara
lain terdapat pada poin: (1) Tidak Ada Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan;
(5) Kesetaraan Gender; dan (8) Pekerjaan Layak dan pertumbuhan
ekonomi melalui model kemitraan dan lainnya yang bertujuan
tercapainya pertumbuhan ekonomi berkualitas melalui keberlanjutan
peluang kerja dan usaha, inovasi, industri inklusif, infrastruktur
memadai, energi bersih yang terjangkau, dan didukung kemitraan.
Implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) secara
substansi maupun teknis memerlukan koordinasi di tingkat pusat
hingga daerah terkait data dan informasi.
Tindak lanjut penataan akses pada tahun pertama dan tahun
kedua dilaksanakan pada tahun ketiga berupa pengembangan usaha
dan fasilitasi akses pemasaran sesuai dengan potensi dan peluang
usaha masyarakat. Tujuan dari pengembangan usaha masyarakat
antara lain: untuk meningkatkan penjualan produk-produk usaha
masyarakat; untuk meningkatkan keuntungan dengan menawarkan
berbagai jenis produk usaha; untuk memenuhi permintaan pasar yang
berdaya saing tinggi; dan untuk memanfaatkan peluang pemasaran
secara menguntungkan.
Kegiatan ini secara umum dilaksanakan pada Kantor
Pertanahan dengan dukungan daripada Tenaga Pendukung. Kegiatan
pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran sebagai bentuk
pengembangan penanganan akses yang masih dalam tahapan inisiasi
membutuhkan satu dukungan internalisasi ide dan pemahaman
terkait kegiatan yang pelaksanaannya sudah diatur pada Petunjuk
Teknis Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran.
Internalisasi ide dan pemahaman tentang konsep dan tahapan
implementasi kegiatan dapat diwujudkan melalui pelatihan dan/atau
bimbingan teknis dengan materi – materi berupa bahan ajar atau
modul dan/atau media ajar lain yang terintegrasi.

3
B. DESKRIPSI SINGKAT

Mata Pelatihan ini membahas tentang konsep dasar, ruang lingkup,


tahapan pelaksanaan, hingga pelaporan kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria Tahun Ke-3 Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran. Penyampaian materi di atas dijelaskan melalui kombinasi
metode penyampaian materi dengan menggunakan video pembelajaran,
diskusi interaktif dan studi kasus. Keberhasilan peserta dinilai dari
kemampuannya memahami bahasan materi yang disampaikan.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat menguraikan bentuk


kegiatan pengembangan usaha dan akses pemasaran sesuai ketentuan
yang berlaku.

D. INDIKATOR HASIL BELAJAR

Setelah mempelajari mata pelatihan ini peserta diharapkan mampu:


1. Memahami prinsip dasar dalam pengembangan usaha dan fasilitasi
akses pemasaran reforma agraria.
2. Menjelaskan ruang lingkup kegiatan pengembangan usaha dan
akses pemasaran reforma agraria dalam segi kajian teoritis dalam
menerjemahkan kegiatan teknis.
3. Mengimplementasikan teknis pelaksanaan kegiatan pengembangan
usaha dan akses pemasaran penanganan akses reforma agraria.
4. Menjabarkan mekanisme pelaksanaan penganggaran, pengukuran
kinerja dan laporan pengembangan usaha serta akses pemasaran
sesuai prosedur ketentuan yang berlaku.

E. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK

1. Prinsip Dasar Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses


Pemasaran Reforma Agraria
a. Pengertian Pengembangan Usaha
b. Pengertian Fasilitasi Akses Pemasaran

4
c. Klasifikasi Usaha Penataan Akses Reforma Agraria
d. Kelembagaan Pengembangan Usaha dan Pemasaran
2. Ruang lingkup Kegiatan Pengembangan Usaha dan Akses
Pemasaran Reforma Agraria
a. Pengembangan Rencana Usaha
b. Fasilitasi Akses Pemasaran
c. Fasilitasi Infrastruktur Pendukung
d. Diseminasi Model Akses Reforma Agraria
3. Teknis Kegiatan Pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran
Penanganan Akses Reforma Agraria
a. Implementasi kegiatan Peningkatan Pengembangan Rencana
Usaha
b. Implementasi kegiatan Fasilitasi Akses Pemasaran
c. Implementasi kegiatan Fasilitasi Infrastruktur Pendukung
d. Implementasi kegiatan Diseminasi Model Akses Reforma Agraria
4. Pelaksanaan Anggaran, Pengukuran Kinerja dan Laporan
Pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran
a. Pelaksanaan Kegiatan
b. Tahapan dan Output Kegiatan
c. Pengukuran Kinerja
d. Waktu Pelaksanaan
e. Pelaporan

5
BAB II
PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN USAHA DAN FASILITASI
AKSES PEMASARAN REFORMA AGRARIA

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mempelajari bab ini peserta diharapkan memahami prinsip dasar dalam
pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran reforma agraria.

Kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran


merupakan salah satu kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria yang
dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan, sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden No. 86 Tahun 2018 Tentang Reforma Agraria khususnya Pasal 1
yaitu Penataan Akses yang memiliki definisi pemberian kesempatan akses
permodalan maupun bantuan lain kepada subjek Reforma Agraria dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan yang berbasis pada pemanfaatan tanah,
yang disebut juga pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaanya diatur pada
pasal 15 ayat 1 huruf b yaitu dilaksanakan berbasis klaster dalam rangka
meningkatkan skala ekonomi, nilai tambah serta mendorong inovasi
kewirausahaan Subjek Reforma Agraria.
Kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran dengan
biaya dibebankan pada DIPA anggaran Direktorat Jenderal Penataan Agraria,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional dalam
bentuk pengadaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berfokus pada lokasi
Penanganan Akses Reforma Agraria tahun 2021. Anggaran yang dialokasikan
di setiap kantor pertanahan digunakan untuk kegiatan pendampingan dan
fasilitasi pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran bersama
Perangkat Daerah setempat yang bertujuan untuk memberikan pemahaman
dalam upaya peningkatan dan pengembangan usaha, serta memberikan
akses pemasaran terhadap produk masyarakat.
Fokus utama dalam Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran (Penanganan Akses Reforma Agraria Tahun Ketiga) yaitu melalui
pendekatan kelembagaan, dimana subjek Reforma Agraria yang sudah

6
terdata pada kegiatan pemetaan sosial (tahun pertama) telah terbentuk
kelompok usaha masyarakat yang memiliki kegiatan pemanfaatan dan
peningkatan produktivitas lahan dari hulu sampai hilir di sektor pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan nelayan tangkap, perikanan budidaya,
dan UMKM.
A. PENGERTIAN PENGEMBANGAN USAHA

Pengertian pembinaan dan pengembangan usaha adalah upaya


yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melalui
pemberian bimbingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi usaha yang
tangguh dan mandiri. Pengembangan usaha dalam konteks Reforma
Agraria yaitu sebagaimana diatur pada Peraturan Presiden Nomor 86
Tahun 2018 pasal 15 ayat (2) poin (c), (d), (f), dan (h) dan Peraturan
Pemerintah No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan
Usaha Kecil, pengembangan usaha dapat diklasifikasikan dalam
kegiatan penanganan akses reforma agraria yang terdiri dari:
a. Pendampingan Usaha, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat
(2) huruf c dilakukan melalui kemitraan yang berkeadilan.
b. Peningkatan Keterampilan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
ayat (2) huruf d dilakukan melalui penyuluhan, pendidikan,
pelatihan, dan/atau bimbingan teknis.
c. Diversifikasi Usaha, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat
(2) huruf f dilakukan dengan penganekaragaman jenis usaha untuk
memaksimalkan upaya peningkatan kesejahteraan.

[1] Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kecil

7
B. PENGERTIAN FASILITASI AKSES PEMASARAN

Fasilitasi Akses Pemasaran adalah suatu upaya memberikan


akses dalam sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan
pembeli maupun pembeli potensial.[1] Pada pelaksanaan Penanganan
Akses Reforma Agraria, fasilitasi akses pemasaran dapat dilakukan
antara sumber produksi yang dihasilkan oleh masyarakat sebagai
subjek Reforma Agraria dalam bentuk komoditi atau barang dengan
pembeli dengan menampung dan menyalurkan hasil usaha kelompok
sasaran Penanganan Akses Reforma Agraria sehingga terbentuk dalam
sebuah ekosistem pasar melalui kemitraan atau strategi pemasaran
lainnya. Kegiatan yang dimaksud di atas sebagaimana pada Peraturan
Presiden No. 86 Tahun 2018 pasal 15 ayat (2) huruf h dilakukan dengan
menampung dan menyalurkan hasil usaha kelompok sasaran Penataan
Akses. Kegiatan fasilitasi akses pemasaran dilakukan dengan
memfasilitasi kemitraan dengan Dinas/Lembaga, lembaga badan
hukum daerah, maupun pihak swasta sebagai offtaker terkait agar
terbuka akses pasar dan jangkauan pemasaran hasil usaha.

[1] W Stanton dalam Buku Manajemen Pemasaran Oleh Fariadi Yulianti, dkk

8
C. KLASIFIKASI USAHA PENATAAN AKSES REFORMA AGRARIA

Pengelompokkan usaha subjek Reforma Agraria didasari oleh


Kelembagaan Ekonomi Reforma Agraria dan memiliki kegiatan
pemanfaatan dan peningkatan produktivitas lahan yang terdiri dari
beberapa sektor, diantaranya:

a. Sektor Pertanian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun


2013 Tentang Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani, yang
dimaksud usaha petani adalah kegiatan dalam bidang Pertanian,
mulai dari sarana produksi, produksi/budi daya, penanganan
pascapanen, pengolahan, pemasaran hasil, dan/atau jasa
penunjang.

b. Sektor Perkebunan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun


2014 tentang perkebunan, yang dimaksud usaha di sektor
perkebunan adalah usaha yang menghasilkan barang dan/atau
jasa perkebunan. Pengertian dari Tanaman Perkebunan adalah
tanaman semusim atau tanaman tahunan yang jenis dan tujuan
pengelolaannya ditetapkan untuk usaha Perkebunan.

c. Sektor Peternakan

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6


Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Peternak, yang dimaksud
dari Usaha Peternakan adalah kegiatan usaha budidaya Ternak
untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, dan
kepentingan masyarakat lainnya di suatu tempat tertentu secara
terus menerus.

9
d. Sektor Perikanan Nelayan Tangkap

Menurut Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik


Indonesia Nomor 58/Permen-Kp/2020 Tentang Usaha Perikanan
Tangkap, Adapun pengertian Usaha Perikanan Tangkap adalah
usaha perikanan yang berbasis pada kegiatan penangkapan Ikan
dan/atau kegiatan pengangkutan ikan.

e. Sektor Perikanan Budidaya

Menurut Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik


Indonesia Nomor 47 Tahun 2021 Tentang Kampung Perikanan
Budidaya. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk
memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta
memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk
kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut,
menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau
mengawetkannya.

f. Sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)

Usaha Mikro Kecil dan menengah, menurut Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil, Dan Menengah, yaitu:

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan


dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria
Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri


sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

10
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang


berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.

g. Sektor Lainnya

Selain 6 (enam) sektor diatas yang memiliki potensi dalam


pengembangan usaha dan akses pamasaran guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat seperti sektor pariwisata, sektor jasa,
dsb.

D. KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN USAHA DAN PEMASARAN

Fokus utama dalam Pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran


(Penanganan Akses Reforma Agraria Tahun Ketiga) yaitu melalui
pendekatan kelembagaan, dimana subjek Reforma Agraria yang sudah
terdata pada kegiatan pemetaan sosial (tahun pertama) seyogyanya sudah
terbentuk kelompok usaha masyarakat yang memiliki kegiatan
pemanfaatan dan peningkatan produktivitas lahan dari hulu sampai hilir
di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan nelayan tangkap,
perikanan budidaya, dan UMKM.
Kelompok usaha masyarakat terdiri dari kelompok tani dan/atau
kelompok wanita tani, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), kelompok
nelayan, Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan), kelompok petani
garam, Kelompok Usaha Bersama (KUB), Badan Usaha Milik Petani

11
(BUMP), Asosiasi Komoditas Pertanian, Dewan Komoditas Pertanian
Nasional, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis), Koperasi, dan kelompok usaha masyarakat lainnya yang
sudah mendapat pengukuhan dari perangkat desa/kelurahan baik yang
sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar pada instansi terkait.
Klasifikasi lainnya dalam intervensi kegiatan pengembangan usaha dan
akses pemasaran yakni subjek Reforma Agraria tahun 2021 yang belum
terbentuk kelompok usaha masyarakat namun sudah mendapat
pengukuhan dari perangkat desa setempat selama periode kegiatan
dilaksanakan.

RANGKUMAN
Kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran
merupakan salah satu kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria yang
dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan, sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden No. 86 Tahun 2018 Tentang Reforma Agraria khususnya Pasal 1
yaitu Penataan Akses yang memiliki definisi pemberian kesempatan akses
permodalan maupun bantuan lain kepada subjek Reforma Agraria dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan yang berbasis pada pemanfaatan tanah,
yang disebut juga pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaanya diatur pada
pasal 15 ayat 1 huruf b yaitu dilaksanakan berbasis klaster dalam rangka
meningkatkan skala ekonomi, nilai tambah serta mendorong inovasi
kewirausahaan Subjek Reforma Agraria.
Pengembangan usaha dalam konteks Reforma Agraria sebagaimana
diatur pada Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 pasal 15 ayat (2) poin
(c), (d), (f), dan (h) dan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil yakni berupa pendampingan
usaha, peningkatan keterampilan, dan diversifikasi usaha.

12
EVALUASI
1. Kegiatan dalam pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran
merupakan salah satu kegiatan penanganan akses Reforma Agraria yang
dilaksanakan oleh kantor pertanahan. Pernyataan tersebut diatur
dalam…
a. Peraturan Presiden no. 16 Tahun 2018
b. Peraturan Presiden no. 86 Tahun 2018
c. Peraturan Presiden no. 82 Tahun 2018
d. Peraturan Presiden no. 95 Tahun 2018
e. Peraturan Presiden no. 54 Tahun 2018
2. Bentuk pelaksanaan dalam peningkatan skala ekonomi, nilai tambah,
serta mendorong inovasi kewirausahaan telah diatur pada PERPRES No.
86 Tahun 2018 dengan pasal…
a. Pasal 1 ayat 3
b. Pasal 2 huruf E
c. Pasal 5 ayat 1 huruf B
d. Pasal 14 ayat 2 huruf A
e. Pasal 15 ayat 1 huruf B
3. Berikut yang tidak termasuk kedalam pengembangan usaha dalam
konteks Reforma Agraria pada PERPRES No. 86 Tahun 2018 pasal 15 ayat
2 antara lain...
a. Peningkatan kapasitas kelembagaan
b. Pendampingan usaha
c. Peningkatan keterampilan
d. Diversifikasi usaha
e. Fasilitasi akses permodalan
4. Berdasarkan pengelompokkan usaha, subjek Reforma Agraria didasari
oleh Kelembagaan Ekonomi dan memiliki kegiatan pemanfaatan serta
peningkatan produktivitas lahan yang terdiri atas beberapa sektor antara
lain…
a. Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
b. Sektor Perkebunan
c. Sektor Peternakan
d. Sektor Pertanahan
e. Sektor Pariwisata
5. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok usaha masyarakat berupa
pemanfaatan dan peningkatan produktivitas lahan dari hulu sampai hilir
di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan nelayan tangkap,
perikanan budidaya, dan UMKM. Berikut merupakan yang termasuk
kedalam kelompok usaha masyarakat yaitu, kecuali…
a. Kelompok Usaha Bersama

13
b. Badan Usaha Milik Petani
c. Posyandu
d. Kelompok Sadar Wisata
e. Badan Usaha Milik Desa

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Setelah menyelesaikan pembelajaran materi Prinsip Dasar
Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran Reforma Agraria dan
apabila berhasil menjawab pertanyaan evaluasi dengan baik, maka saudara
dianggap telah mampu memahami materi - materi pada bab ini. Selanjutnya
saudara dapat mengikuti pembelajaran pada bab berikutnya. Sebaliknya,
apabila belum dapat menjawab pertanyaan pada evaluasi dengan baik, maka
saudara diminta untuk mempelajari kembali materi pada bab ini dengan
lebih seksama hingga saudara dapat menjawab pertanyaan dalam evaluasi
dengan baik.

14
BAB III
RUANG LINGKUP KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA DAN
AKSES PEMASARAN REFORMA AGRARIA

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mempelajari bab ini peserta diharapkan menjelaskan ruang lingkup kegiatan
pengembangan usaha dan akses pemasaran reforma agraria dalam segi kajian teoritis dalam
menerjemahkan kegiatan teknis.

Dalam mewujudkan kegiatan yang dimaksud dilaksanakan secara


kolaboratif antar kementerian/lembaga, sebagaimana pada pasal 15 ayat (4)
yaitu “Penataan Akses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
oleh kementerian/lembaga terkait yang dikoordinasikan oleh Gugus Tugas
Reforma Agraria”. Berdasarkan penjelasan diatas maka ruang lingkup
kegiatan penanganan akses Reforma Agraria untuk tahun ketiga yaitu
pengembangan usaha dan akses pemasaran. Ruang lingkup kegiatan pada
tahun ketiga dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini:

Gambar 1. Ruang Lingkup Kegiatan Pengembangan Usaha Dan


Fasilitasi Akses Pemasaran

15
A. PENGEMBANGAN RENCANA USAHA

Pengembangan Rencana Usaha dilakukan untuk meningkatkan


kemampuan pelaku/kelompok usaha yang dimaksudkan agar
masyarakat dapat merencanakan dalam peningkatan usahanya,
sehingga produk yang dihasilkan dapat diminati oleh konsumen dan
menguntungkan. Subtansi kegiatan yang dimaksud adalah analisis data
subjek Reforma Agraria tahun 2021 guna menyusun rencana aksi dan
target kegiatan pengembangan usaha dan akses pemasaran pada tahun
ketiga yang bertujuan terwujudnya pengelolaan usaha masyarakat yang
lebih mandiri.
Unsur pengembangan usaha terdiri dari pengembangan bisnis
dan pengembangan produk. Unsur dari pengembangan bisnis antara
lain pengembangan manajemen keuangan, manajemen SDM, dan
manajemen produksi. Sedangkan unsur dari pengembangan produk
ialah pengembangan inovasi dan teknologi serta komersialisasi.

16
B. FASILITASI AKSES PEMASARAN

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan membantu membuka


akses pasar baik yang bersifat langsung/offline seperti memasarkan
produk pada event - event pameran, bazar, membuka merchandise, dll.
Disisi lain peluang dalam memasarkan produk juga dapat
memanfaatkan platform online yang tersedia seperti melalui media sosial
(Instagram, Tiktok, Facebook, dan platform online lainnya), dan strategi
pemasaran produk online lainnya juga dapat dimanfaatkan melalui
perusahaan e-commerce yang telah ada (Shopee, Tokopedia, Bukalapak,
Sayurbox, Aruna, dan e-commerce lainnya) atau memasarkan produk
melalui pembuatan website milik usaha itu sendiri. Fokus kegiatan ini
yaitu identifikasi potensi pengembangan usaha dan akses pemasaran
serta pendampingan terhadap subjek reforma agraria yang berkaitan
dengan pengembangan produk masyarakat dan akses pemasaran.

C. FASILITASI INFRASTRUKTUR PENDUKUNG

Infrastruktur merupakan sistem fisik yang menyediakan


transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung dan fasilitas publik
lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi. Pengertian ini

17
merujuk pada infrastruktur sebagai suatu sistem. Infrastruktur dalam
sebuah sistem adalah bagian-bagian berupa sarana dan prasarana
(jaringan) yang tidak terpisahkan satu sama lain.[1]

Fasilitasi infrastruktur pendukung merupakan kegiatan yang


dilakukan dalam rangka membantu masyarakat khususnya subjek
reforma agraria yang terdata dalam pemetaan sosial tahun 2021 dan
menjadi prioritas dalam pendampingan program pengembangan usaha
dan akses pemasaran reforma agraria, terhadap dukungan infrastruktur
pembangunan seperti akses jalan, jembatan, transportasi, listrik, dan
lain sebagainya. Pemenuhan infrastruktur dapat membantu masyarakat
dalam pendistribusian produk usaha ke pasar dengan waktu yang lebih
singkat. Dalam hal ini kantor pertanahan sebagai fasilitator mampu
mewujudkan kerjasama kolaboratif dengan Perangkat Daerah terkait
dalam membantu masyarakat mendapatkan dukungan pembangunan
infrastruktur pendukung yang dibutuhkan sesuai kebutuhan
masyarakat dan kondisi masing-masing lokasi. Kegiatan fasilitasi
infrastruktur pendukung dilaksanakan melalui pendekatan survey yang
dilaksanakan secara bersama – sama dengan Perangkat Daerah terkait.
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah memiliki kewenangan untuk
menyediakan infrastruktur dalam meningkatkan produksi-produksi
yang berasal dari masyarakat.

18
Berkaitan dengan hal tersebut, pemenuhan infrastruktur ini terbagi 2
(dua) yaitu:

1. Infrastruktur Utama seperti jaringan energi kelistrikan, jaringan


telekomunikasi, jaringan sumber daya air dan sanitasi serta jaringan
transportasi; dan
2. Infrastruktur penunjang terdiri atas perumahan, tempat usaha dan
lain sebagainya, dan untuk infrastruktur penunjang juga bisa dikait
kan dengan sarana dan pra-sarana terhadap pengembangan usaha
dan akses pemasaran, seperti alat-alat pertanian, tekhnologi
budidaya ikan, garam, dan lain sebagainya.

[1] Grigg, N. 1988, Infrastructure Engineering and Management, John Wiley & Sons.

D. DISEMINASI MODEL AKSES REFORMA AGRARIA

Diseminasi model Akses Reforma Agraria dapat dikatakan suatu


kegiatan penyebaran informasi yang berkaitan dengan implementasi
Penanganan Akses Reforma Agraria Tahun 2021 – 2023 yang ditujukan

19
kepada masyarakat secara umum termasuk subjek Reforma Agraria
dengan tujuan agar memperoleh informasi dan dari informasi tersebut
dapat dijadikan dasar dalam suatu perubahan yang menitikberatkan
pada peningkatan kesejahteraan khususnya subjek Reforma Agraria
dengan kata lain pendekatan diseminasi akses Reforma Agraria
merupakan suatu bagian dari evaluasi kegiatan dari penanganan akses
reforma agraria yang sudah berlangsung selama 3 (tiga) tahun yang
terkosentrasi pada wilayah atau lokasi yang memiliki target penataan
akses di tahun 2021.

Bentuk kegiatan ini yaitu koordinasi lintas stakeholders terkait


dengan hal – hal berikut:

1. Evaluasi implementasi Penanganan Akses Reforma Agraria;


2. Penentuan calon lokasi yang akan diseminasikan pada kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria yang telah berlangsung selama
tiga (3) tahun di lokasi objek Penanganan Akses Reforma Agraria
tahun 2021; dan
3. Kesepakatan bersama terkait materi yang akan diinformasikan dan
diolah lebih lanjut untuk dapat dipublikasikan secara terbuka agar
diketahui oleh masyarakat luas, bentuk informasi tersebut dapat di
desain secara baik dalam berbagai bentuk media massa (elektronik
maupun non-elektronik).

RANGKUMAN
Ruang lingkup kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses
pemasaran secara umum ialah melakukan pendampingan dan fasilitasi
terhadap subjek dan/atau objek Penanganan Akses Reforma Agraria dengan
asas kolaboratif dan kemitraan bersama dengan Kementerian/Lembaga,
Perangkat Daerah, dan Stakeholders lainnya. Bentuk kegiatan diantaranya
adalah peningkatan pengembangan rencana usaha, fasilitasi akses
pemasaran, fasilitasi infrastruktur pendukung, dan diseminasi model akses

20
reforma agraria dengan keluaran akhir adalah satu kelompok usaha
masyarakat hasil kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria.

EVALUASI
1. Berikut merupakan salah satu unsur yang termasuk kedalam
pengembangan produk yaitu…
a. Inovasi dan Teknologi
b. Manajemen Sumber Daya Manusia
c. Manajemen Produksi
d. Manajemen Keuangan
e. Infrastruktur
2. Pelabelan, Pengemasan, Branding, dan Sertifikasi merupakan bagian dari
pengembangan usaha berdasarkan unsur…
a. Manajemen Sumber Daya Manusia
b. Manajemen Produksi
c. Inovasi dan Teknologi
d. Komersialisasi
e. Manajemen Keuangan
3. Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah memiliki kewenangan
untuk menyediakan infrastruktur dalam meningkatkan produksi –
produksi yang berasal dari masyarakat. Berikut merupakan yang
termasuk kedalam Infrastruktur Utama yaitu…
a. Kios Beras
b. Traktor
c. Energi Listrik
d. Perumahan
e. Internet
4. Berikut merupakan platform e-commerce yang dapat dimanfaatkan
sebagai media pemasaran produk yaitu, kecuali…
a. Shopee
b. Tokopedia
c. Lazada
d. Bukalapak
e. Tiktok
5. Penentuan calon lokasi yang akan diseminasikan pada kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria yang telah berlangsung selama…
a. 1 tahun
b. 3 tahun
c. 5 tahun
d. 7 tahun

21
e. 9 tahun

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Setelah menyelesaikan pembelajaran materi Ruang lingkup Kegiatan
Pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran Reforma Agraria dan apabila
berhasil menjawab pertanyaan evaluasi dengan baik, maka saudara dianggap
telah mampu memahami materi - materi pada bab ini. Selanjutnya saudara
dapat mengikuti pembelajaran pada bab berikutnya. Sebaliknya apabila
belum dapat menjawab pertanyaan pada evaluasi dengan baik, maka
saudara diminta untuk mempelajari kembali materi pada bab ini dengan
lebih seksama hingga saudara dapat menjawab pertanyaan dalam evaluasi
dengan baik.

22
BAB IV
TEKNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA DAN AKSES
PEMASARAN PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mempelajari bab ini peserta diharapkan mampu mengaplikasikan mekanisme
pemetaan sosial sebagai upaya penting untuk mengidentifikasi dan memahami dinamika sosial,
ekonomi, dan budaya.

Tahapan kegiatan Pengembangan Usaha Dan Akses Pemasaran


dimulai dari penyusunan konsep perencanaan, persiapan bahan-bahan
penunjang kegiatan, pengadaan Konsultan Perseorangan Fasilitasi sampai
pada tahap kegiatan teknis pendampingan dan fasilitasi serta koordinasi
dengan stakeholders terkait. Dimana pada setiap kegiatan yang dilaksanakan
dapat memenuhi unsur pelaksanaan sampai dengan pertanggungjawaban
pada setiap kegiatan yang dilaksanakan di Kantor Pertanahan.

Alur implementasi kegiatan pengembangan usaha dan akses


pemasaran dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:

A. IMPLEMENTASI KEGIATAN PENINGKATAN PENGEMBANGAN


RENCANA USAHA

Dalam rangka mendukung terlaksananya kegiatan


Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran, Kantor
Pertanahan pada tahap persiapan melakukan pengadaan jasa Tenaga
Pendukung dengan jangka waktu kontrak selama 6 (enam) bulan dan
nilai kontrak sesuai dengan ketentuan alokasi anggaran yang tersedia
berdasarkan kategori wilayah. Alokasi anggaran diberikan dengan
ketentuan setiap Kabupaten/Kota sejumlah 1 (satu) orang Tenaga
Pendukung untuk kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran. Optimalisasi anggaran dapat dilakukan dengan
mengarahkan realokasi pada pembiayaan perjalanan dinas kegiatan
pendampingan lanjutan yang dilakukan oleh Konsultan Perseorangan

23
Fasilitasi ke lokasi penanganan akses tahun 2021 (tahun pertama).
Tugas dan tanggung jawab Tenaga Pendukung kegiatan Pengembangan
Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran antara lain:

1) Melakukan pendampingan kepada masyarakat dan kelompok


masyarakat terkait dengan kegiatan pengembangan usaha dan
fasilitasi akses pemasaran;
2) Membantu petugas Kantor Pertanahan dalam penyusunan
perencanaan kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses
pemasaran;
3) Melakukan input data terkait seluruh rangkaian kegiatan
Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran ke dalam
Aplikasi dan/atau instrumen lain;
4) Melakukan validasi data terhadap data – data sekunder dalam
kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran jika
dibutuhkan;
5) Melakukan fasilitasi terhadap narasumber apabila dibutuhkan;
6) Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan
yang berkaitan dengan program pemberdayaan tanah masyarakat baik
secara langsung maupun tidak langsung;
7) Menyusun laporan bulanan kepada Kepala Seksi Penataan dan
Pemberdayaan di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota;
8) Menyusun dan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan kegiatan
Penataan Kelembagaan Penanganan Akses Reforma Agraria yang
diketahui oleh minimal Koordinator Substansi pada seksi Penataan
dan Pemberdayaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

Tenaga pendukung di Kantor Pertanahan dalam menjalankan


tugasnya melapor dan melakukan koordinasi dengan Konsultan
perorangan di Kantor Wilayah.
Ketentuan dan pelaksanaan pengadaan jasa Tenaga pendukung
dapat dilihat lebih rinci pada Tabel 1. Rekrutmen tenaga pendukung
juga mengacu pada Surat Edaran Sekretariat Jenderal Kementerian
ATR/BPN Nomor B/KU/01.03/308.100/II/2023 Tentang Mekanisme

24
Penggunaan Jasa Konsultan Oleh Konsultan Perorangan/Tenaga Ahli
Dan Jasa Lainnya Oleh Tenaga Pendukung Dalam Pelaksanaan
Anggaran.
Tabel 1. Ketentuan Rekrutmen Tenaga pendukung
Rekrutmen Tenaga pendukung

Jumlah Persiapan Tim Panel

1 (satu) 1. Link Pendaftaran ASN (Aparatur Sipil Negara)


Orang 2. Pengumuman Pendaftaran pada Seksi Penataan dan
3. Lembar scoring wawancara Pemberdayaan serta Sub-
4. Daftar Hadir calon Tenaga bagian Tata Usaha Kantor
pendukung (short list) Pertanahan
Klasifikasi Tenaga pendukung

1. Warga Negara Indonesia;


2. Sehat jasmani dan rohani;
3. Pendidikan minimal S-1 semua jurusan dengan pengalaman kerja kurang
dari 3 (tiga) tahun;
4. Berusia minimal 22 (dua puluh dua) tahun dan maksimal 45 (empat puluh
lima) tahun (disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing
daerah);
5. Memiliki kemampuan mengidentifikasi, mengolah, dan menganalisis data
kuantitatif maupun kualitatif;
6. Memiliki kemampuan komunikasi dan presentasi yang baik;
7. Memiliki kemampuan dalam mengorganisir program yang berhubungan
dengan pengembangan produk dan akses pemasaran;
8. Tidak berstatus ASN/TNI/Polri atau terikat kontrak kerja dengan pihak
manapun;
9. Mampu menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan baik seperti
Microsoft office;
10. Diutamakan memiliki pengalaman dalam memberi penyuluhan dan
pendampingan masyarakat terkait dengan pengembangan usaha dan
fasilitasi akses pemasaran produk;
11. Diutamakan memiliki pengalaman kerja di bidang pemberdayaan
masyarakat di lingkungan Kementerian ATR/BPN;
12. Mampu bekerja sama dalam tim serta memiliki komitmen kuat di bidang
pemberdayaan masyarakat;
13. Bersedia bekerja penuh waktu (full time) dan berdomisili di lokasi
penanganan akses reforma agraria;
14. Sanggup bekerja dalam tekanan dan target waktu;
15. Bersedia mengikuti pelatihan secara tatap muka atau virtual;
16. Diutamakan pernah menjadi field staff penanganan akses reforma agraria di
tahun 2021 pada Kantor Pertanahan setempat.
Persyaratan Administratif

1. Surat Lamaran yang ditandatangani oleh pelamar;


2. Fotocopy e-KTP yang masih berlaku atau surat keterangan perekaman e-
KTP;
3. Fotocopy Ijazah terakhir/Surat Keterangan Lulus dan transkrip nilai yang
dilegalisir;
4. Pasfoto terakhir berwarna ukuran 4x6 latar belakang merah sebanyak 2
(dua) lembar;

25
Rekrutmen Tenaga pendukung

5. Daftar Riwayat Hidup dengan melampirkan keterangan pendukung


(pelatihan, pengalaman kerja, penghargaan, dan lain – lain) bila ada;
6. Surat keterangan kerja jika ada (Rekomendasi tempat kerja sebelumnya);
7. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih berlaku (setelah
dinyatakan lulus seleksi);
8. Surat Keterangan Sehat dari Dokter (setelah dinyatakan lulus seleksi);
9. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Rekening (setelah dinyatakan
lulus seleksi).

Evidence 1:

Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Tentang Penetapan Tenaga


Pendukung Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran
Tahun 2023.

1. Penyusunan Target Subjek Kegiatan Pengembangan Usaha dan


Fasilitasi Akses Pemasaran

Penyusunan target subjek kegiatan Pengembangan Usaha dan


Fasilitasi Akses Pemasaran, dilaksanakan melalui rapat koordinasi
dengan Perangkat Daerah terkait. Kegiatan ini bertujuan untuk
menyusun subjek target kegiatan dalam rangka pelaksanaan
pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran yang
dilaksanakan pada Tahun 2023 dengan jangka waktu pelaksanaan
kegiatan teknis selama 6 (enam) bulan. Pihak yang terlibat pada
kegiatan rapat ini yaitu:
1) Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan;
2) Tenaga pendukung Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran;
3) Gugus Tugas Reforma Agraria (jika ada);
4) Perangkat Daerah terkait;
5) Stakeholders lainnya.
Kegiatan ini berfokus pada pendataan dan analisis data target
subjek pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran. Data
yang dapat digunakan dalam melakukan analisis subjek pada
kegiatan ini adalah data subjek Reforma Agraria hasil pemetaan
sosial tahun pertama yaitu tahun 2021 baik subjek Reforma Agraria

26
yang mendapat intervensi maupun yang belum mendapat intervensi
pada tahun 2021 atau sesudahnya. Dalam penentuan prioritas
subjek kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses
pemasaran Reforma Agraria memiliki 2 (dua) kriteria yang meliputi
sebagai berikut:
1) Subjek Penanganan Akses Reforma Agraria (PARA) tahun 2021
yang memiliki potensi berdasarkan pemetaan sosial tahun
pertama untuk diberikan akses serta tergabung dalam kelompok
usaha.
2) Subjek Penanganan Akses Reforma Agraria (PARA) tahun 2021
yang memiliki potensi berdasarkan pemetaan sosial tahun
pertama untuk diberikan akses namun belum tergabung
kelompok usaha. Khusus untuk kriteria ini, apabila masih
terdapat sejumlah masyarakat yang belum memiliki kelompok
usaha, dapat melampirkan Surat Keterangan tentang
Pengukuhan Kelompok Usaha dari Kepala Desa setempat yang
dibuat dengan batas waktu sebelum diterbitkannya Berita Acara
kelompok usaha hasil fasilitasi Penanganan Akses Reforma
Agraria khususnya Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran.
Kedua kriteria di atas dijadikan rujukan dalam penentuan target
subjek intervensi Penanganan Akses Reforma Agraria tahun ketiga
(2023) dalam hal ini merupakan kegiatan pengembangan usaha dan
fasilitasi akses pemasaran. Target subjek intervensi dapat memenuhi
lebih dari satu kriteria yang dimaksud. Penetapan target subjek
kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran
ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan bersama dalam rapat
koordinasi. Penentuan subjek PARA yang tidak masuk ke dalam
target kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran
ditentukan dengan potensi sesuai dengan elaborasi hasil pemetaan
sosial dan hasil analisis oleh perangkat daerah dan perangkat desa
pada rapat koordinasi.

27
Ketentuan dalam penetapan target intervensi kegiatan
pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran harus
menggunakan dasar basis data yang tersedia pada aplikasi,
khususnya untuk subjek reforma agraria yang sudah terdata pada
kegiatan pemetaan sosial tahun 2021 (Lampiran. 2). Penetapan
Target Intervensi Kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi
Akses Pemasaran tahun ketiga dapat dituangkan dalam dokumen
database penetapan target intervensi kegiatan pengembangan usaha
dan fasilitasi akses pemasaran (Lampiran 3).
Pengisian database tersebut dilakukan dengan mendata seluruh
subjek Penanganan Akses Reforma Agraria (PARA) tahun 2021 yang
dikategorikan menjadi dua kategori yaitu (1) Subjek Reforma Agraria
yang menjadi target intervensi kegiatan pengembangan usaha dan
fasilitasi akses pemasaran dengan 2 (dua) kriteria di atas dan (2)
Subjek Reforma Agraria yang tidak menjadi target intervensi
kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran
dengan dasar subjek PARA yang tidak memiliki potensi berdasarkan
hasil pemetaan sosial dan analisis perangkat daerah serta analisis
perangkat desa. Contoh pengisian: Di suatu daerah terdapat target
subjek PARA tahun 2021 sejumlah 500 KK dan hasil keputusan
rapat disepakati yang menjadi target subjek intervensi kegiatan
pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran sejumlah 200
KK, maka dalam pengisian database jumlah total 500 KK terdiri dari
kategori (1) sejumlah 200 KK memiliki potensi dan kategori (2)
sejumlah 300 KK yang tidak memiliki potensi.
Apabila subjek Penanganan Akses Reforma Agraria (PARA) tahun
2021 memiliki kondisi yang bersifat force majeure maka subjek PARA
tersebut tidak menjadi target intervensi. Kondisi force majeure yang
dimaksud antara lain:
1) Subjek meninggal dunia sebelum penetapan subjek sasaran
kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran;
atau

28
2) Subjek sudah meninggalkan lokasi objek PARA (pindah domisili)
sebelum penetapan subjek sasaran kegiatan pengembangan
usaha dan fasilitasi akses pemasaran.
Perihal subjek dengan kondisi force majeure untuk lebih
lanjutnya diberikan keterangan pada basis data (Sistem Informasi
Pengembangan Tanah Masyarakat).

2. Penyusunan Rencana Timeline Kegiatan Pengembangan Usaha


dan Fasilitasi Akses Pemasaran

Rencana Aksi disusun berdasarkan kesepakatan bersama


dengan Perangkat Daerah terkait dengan jangka waktu pelaksanaan
kegiatan selama 6 (enam) bulan, adapun poin yang menjadi
penyusunan dokumen Rencana Aksi tersebut diantaranya:

a. Rencana Aksi yang disusun memuat kegiatan diantaranya:


1) Rekrutmen Konsultan Perseorangan Fasilitasi;
2) Rekrutmen narasumber;
3) Identifikasi potensi pengembangan usaha dan fasilitasi akses
pemasaran;
4) Pendampingan potensi pengembangan usaha dan fasilitasi
akses pemasaran;
5) Rapat Rencana Aksi kegiatan fasilitasi kebutuhan
infrastruktur pendukung;
6) Survey kebutuhan infrastruktur pendukung;
7) Rapat evaluasi implementasi model Penanganan Akses
Reforma Agraria;
8) Rapat pembentukan kelompok usaha Reforma Agraria.
9) Rapat penyusunan succes story Penanganan Akses Reforma
Agraria; dan
b. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Rencana Aksi dilaksanakan mengacu pada
Tabel 2 dan dapat disesuaikan kembali dengan kebutuhan

29
setempat serta berdasarkan kesepakatan Perangkat Daerah
terkait dengan justifikasi yang jelas (jika berbeda dari acuan yang
telah ditetapkan).

Tabel 2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses


Pemasaran
Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Koordinasi dan
1.
Persiapan

Rekrutmen
2. Tenaga
pendukung

Bimbingan
Teknis Petunjuk
3.
Teknis PARA oleh
PPSDM

Rapat
4. Penyusunan
Rencana Kerja

Kegiatan
Peningkatan
5.
Pengembangan
Rencana Usaha

Kegiatan
Peningkatan
6.
Pengembangan
Akses Pemasaran

Kegiatan
7. Fasilitasi
Infrastruktur

Kegiatan
Diseminasi Model
8.
Akses Reforma
Agraria

9. Pemantauan

Evidence 2:
Berita Acara Tentang Penatapan Target Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran Tahun Ketiga

30
B. IMPLEMENTASI KEGIATAN FASILITASI AKSES PEMASARAN

Langkah awal dalam melakukan peningkatan pengembangan


rencana usaha adalah dengan melakukan pengadaan jasa profesi
(narasumber). Narasumber dibutuhkan dalam proses pengembangan
rencana usaha sebagai bentuk kontrol kualitas terhadap aktivitas yang
akan direncanakan dan dilakukan. Pengadaan dilaksanakan melalui
rapat koordinasi dengan Perangkat Daerah terkait. Pengadaan
narasumber bertujuan untuk membantu pada kegiatan teknis dan
substantif yang berkaitan dengan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi
Akses Pemasaran. Pihak yang terlibat pada kegiatan ini yaitu:
1) Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan ;
2) Subbagian Tata Usaha Kantor Pertanahan ;
3) Tenaga pendukung Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran;
4) Gugus Tugas Reforma Agraria (jika ada);
5) Perwakilan dari Perangkat Daerah terkait;
6) Stakeholders lainnya.
Detail kegiatan dijelaskan lebih lanjut pada Tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Tahapan Kegiatan Pengadaan Narasumber Kegiatan Pengembangan


Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran
Kegiatan Pengadaan Narasumber Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran
Deskripsi Lokasi Persiapan
Identifikasi Narasumber yang Kantor 1. Undangan
mempunyai latar belakang: Pertanahan 2. Notulensi
• Pengembangan Usaha Kab/Kota 3. Daftar Hadir
• Pengembangan Akses Pemasaran.

31
Tabel 4. Administrasi dan Profil Narasumber
Administrasi Narasumber Profil Narasumber
1. Daftar Riwayat Hidup 1. Instansi Pemerintah, baik tingkat Pusat,
(CV) Provinsi dan Kabupaten/Kota;
2. NPWP 2. Pihak Swasta (Perorangan/Badan Usaha) yang
mempunyai bisnis di sektor usaha dan
pemasaran (online dan offline);
3. Badan Usaha Pemerintah yang mempunyai
bisnis di sektor usaha dan pemasaran (online
dan offline);
4. Akademisi yang mempunyai konsentrasi
pendidikan dan pengembangan konsep
pengembangan di sektor usaha dan pemasaran;
5. Praktisi/Pelaku Usaha.

Evidence 3: Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Tentang


Penetapan Narasumber Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran Tahun 2023.

Langkah selanjutnya dari tahapan fasilitasi akses pemasaran


adalah dengan melakukan identifikasi potensi pengembangan usaha
dan fasilitasi akses pemasaran. Langkah ini dilaksanakan melalui
perjalanan dinas ke lokasi atau desa yang merupakan objek reforma
agraria yang telah ditentukan pada Berita Acara Tentang penatapan
Target Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran Tahun
Ketiga. Keterlibatan pada kegiatan ini yaitu:
1) Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan;
2) Tenaga pendukung Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran Reforma Agraria;
3) Narasumber;
4) Perwakilan dari Perangkat Daerah terkait.
Tahapan dalam pelaksanaan kegiatan dijelaskan lebih rinci pada
Tabel 5.

32
Tabel 5. Identifikasi Potensi Pengembangan Usaha Dan Fasilitasi Akses
Pemasaran
Identifikasi Potensi Pengembangan Usaha Dan Fasilitasi Akses Pemasaran
No Tahapan Persiapan Keterangan
1 Pertemuan dengan 1. Honor Narasumber Subjek RA yang sudah
Subjek RA yang 2. ATK menjadi prioritas dan
dilaksanakan di balai 3. Lembar Checklist sudah terdata pada
desa atau tempat Potensi Berita Acara Tentang
pertemuan desa Pengembangan usaha Target Pengembangan
lainnya. dan fasilitasi akses Usaha & Fasilitasi Akses
pemasaran (Lampiran Pemasaran Tahun Ketiga
7)
4. Daftar Hadir
5. Materi (disiapkan oleh
narasumber)
6. Konsumsi
2 Identifikasi potensi Identifikasi ini dilaksanakan oleh Tenaga
pengembangan Usaha pendukung kantor pertanahan dan narasumber,
dan Fasilitasi Akses serta OPD terkait yang berkaitan dengan:
Pemasaran. 1. Potensi diversifikasi usaha dan/atau
diferensiasi Produk
2. Potensi dan strategi pemasaran.
3. Potensi lainnya yang berpeluang dalam
pengembangan usaha dan fasilitasi akses
pemasaran.
4. Potensi lainnya yang sesuai dengan
karakteristik wilayah setempat.

Poin diatas merupakan muatan identifikasi


minimum, narasumber direkomendasikan untuk
dapat mengembangkan kebutuhan muatan
tersebut.

Kriteria sektor dijelaskan lebih rinci pada Tabel 6 untuk


mengidentifikasi skala usaha di masing – masing sektor.
Tabel 6. Identifikasi Potensi Pengembangan Usaha Dan Fasilitasi Akses
Pemasaran
Skala Variabel
No. Sektor Usaha Kriteria Klasifikasi
Klasifikasi Klasifikasi
Kecil < 0,5
Pertanian dan Luas Lahan
1. Menengah 0,5 – 1,0
Perkebunan1 (ha)
Besar >1,0
Kecil < 0,5
Luas Lahan
2. Perkebunan Menengah 0,5 – 1,0
(ha)
Besar >1,0
3. Peternakan2 Rincian terdapat pada Lampiran 8.

1Badan Pusat Statistik, Sensus Pertanian


2Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 14 Tahun 2020 Tentang Pendaftaran dan Perizinan
Usaha Peternakan

33
Skala Variabel
No. Sektor Usaha Kriteria Klasifikasi
Klasifikasi Klasifikasi
Kecil Gross 30 – 60
Perikanan
4. Menengah Tonnage 60 - 200
Tangkap3
Besar Kapal (GT) >200
Mikro 0 - 300.000.000
300.000.000 –
Kecil
Pengolahan Omzet 2.500.000.000
5
Ikan4 Tahunan (Rp) 2.500.000.000 –
Menengah
50.000.000.000
Besar > 50.000.000.000
Pembudidaya
6. Rincian terdapat pada Lampiran 9.
Ikan5
Mikro 0 - 300.000.000
Hasil 300.000.000 –
Kecil
7. UMKM6 Penjualan 2.500.000.000
Tahunan (Rp) 2.500.000.000 –
Menengah
50.000.000.000

Evidence 4: Notulensi Tentang Identifikasi Potensi Pengembangan Usaha


Reforma Agraria.

Langkah selanjutnya pada tahapan pelaksanaan fasilitasi akses


pemasaran yakni pendampingan pengembangan usaha dan fasilitasi
akses pemasaran. Kegiatan ini dilaksanakan melalui perjalanan dinas
ke lokasi atau desa yang merupakan target pada Surat Keputusan
Kepala Kantor Pertanahan Tentang Penetapan Target Penanganan
Akses Reforma Agraria – Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran Tahun Ketiga. Keterlibatan pada kegiatan ini yaitu:
1) Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan ;
2) Tenaga pendukung Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran Reforma Agraria;
3) Narasumber; dan

3 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 36/Permen-KP/2015 Tentang Kriteria


dan Pengelompokan Skala Kecil, Menengah, dan Besar dalam Pungutan Hasil Perikanan
4 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 37/Permen-KP/2016 Tentang Skala

Usaha Pengolahan Ikan


5 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 05/MEN/2009 Tentang Skala

Usaha Pembudidaya Ikan


6 Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

34
4) Perwakilan dari Perangkat Daerah terkait.
Pelaksanaan pendampingan dilakukan oleh perangkat daerah terkait
yang dibantu oleh narasumber, beserta Tenaga pendukung yang
berperan sebagai fasilitator teknis pendampingan yang memastikan
kegiatan bisa terlaksana dengan baik. Tahapan pelaksanaan kegiatan
dijelaskan lebih rinci pada Tabel 7.
Tabel 7. Tahapan Pendampingan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran
Pendampingan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran
No Tahapan Keterangan Persiapan
1 Pendampingan Substansi Pendampingan
Pengembangan memenuhi diantaranya tentang
usaha dan produk. pengembangan manajemen bisnis
(dapat berupa FGD, dan pengembangan produk.
Sarasehan, Rapat,
Bimbingan, capacity
building, dan
Konsultasi)

• Alat
Pelatihan
(Projector,
laptop, dll)
• Daftar Hadir
2 Pendampingan Akses Substansi Pendampingan • Alat
Pemasaran Produk memenuhi unsur produk yang pendukung
usaha masyarakat terdiri dari lainnya
Reforma Agraria. 1. Pemasaran Online
(dapat berupa FGD, 2. Pemasaran Offline
Sarasehan, Rapat,
Bimbingan, capacity
building, dan Catatan:
Konsultasi) Pengembangan Akses Pemasaran
Produk Masyarakat Reforma Agraria
hasil dari Pelatihan diutamakan
memiliki ciri khas lokal setempat.

Evidence 5:

Berita Acara Kunjungan Lapangan Tentang Pendampingan Pengembangan


Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran (Lampiran 11).

35
C. IMPLEMENTASI KEGIATAN FASILITASI INFRASTRUKTUR
PENDUKUNG

Kegiatan ini berfokus pada pemenuhan kebutuhaan infrastruktur


yang mampu `mendorong dan mendukung kegiatan pengembangan
usaha dan akses pemasaran khususnya pada lokasi kegiatan
pengembangan usaha dan akses pemasaran, termasuk perkembangan
terhadap kelengkapan sarana dan pra-sarana dari subjek reforma agaria
yang telah dilakukan pemetaan sosial pada tahun 2021. Kegiatan
fasilitasi infrastruktur pendukung dilaksanakan dengan tahapan –
tahapan diantaranya penyusunan rencana fasilitasi infrastruktur
pendukung dan survey kebutuhan infrastruktur pendukung. Langkah
awal yang dilakukan pada tahapan pelaksanaan fasilitasi infrastruktur
pendukung adalah penyusunan rencana fasilitasi infrastruktur
pendukung.
Langkah awal yang dilakukan pada tahapan pelaksanaan fasilitasi
infrastruktur pendukung adalah penyusunan rencana fasilitasi
infrastruktur pendukung. Langkah ini merupakan salah satu kegiatan
pra-survey dalam rangka pemenuhan infrastruktur yang mampu
mendukung kebutuhan Penanganan Akses Reforma Agraria khususnya
pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran produk
masyarakat. Rapat ini dapat dilaksanakan dengan beberapa metode,
diantaranya:
a. Turut serta dalam kegiatan penyusunan rencana pembangunan
daerah seperti Musrenbangda atau Forum Komunikasi yang
terdapat di tingkat Kabupaten/Kota seperti Forkompinda, dll.
Hasil dari kegiatan tersebut dapat menjadi rujukan terhadap
pengajuan kepada Perangkat Daerah untuk dapat dijadikan
prioritas dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur khususnya
pada lokasi pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran.
Peserta yang terlibat pada kegiatan dimaksud dapat melakukan
arsiran dari dokumen hasil kegiatan Musrenbang dan/atau Forum
Komunikasi pembangunan daerah lainnya yang berkaitan dengan

36
kebutuhan infrastruktur pendukung di lokasi Penanganan Akses
Reforma Agraria khususnya tahun 2021;
b. Melaksanakan koordinasi dengan Perangkat Daerah terkait
khususnya Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) dan Dinas
Pekerjaan Umum setempat dalam rangka identifikasi dan
inventarisasi data awal perencanaan kegiatan pemenuhan
infrastruktur masyarakat yang menjadi prioritas pada tahun
berjalan;
c. Mengadakan rapat koordinasi yang dilaksanakan oleh kantor
pertanahan setempat dengan agenda tindak lanjut pemenuhan
kebutuhan infrastruktur pendukung khususnya pada lokasi
kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran.
Sebagai bahan rujukan kegiatan rapat penyusunan rencana
kegiatan fasilitasi infrastruktur pendukung dapat mengikuti
seperti tabel dibawah ini:
Tabel 8. Klasifikasi Kebutuhan Infrastruktur Pendukung
Klasifikasi Kebutuhan Infrastruktur Pendukung
Klasifikasi Jenis Keterangan
Prasarana 1. Jaringan kelistrikan, Kebutuhan
yang tersedia 2. Jaringan telekomunikasi, infrastruktur utama
di Desa / 3. Jaringan sumber daya air dan dapat disesuaikan
Lokasi sanitasi dengan kebutuhan
4. Jaringan transportasi; dan standar dari OPD
5. Jaringan persampahan; terkait.
6. Irigasi Pertanian;
7. Dsb

Sarana 1. Tempat usaha Kebutuhan


Penunjang 2. Sarana Pertanian infrastruktur utama
bagi Kelompok 3. Sarana Perikanan dapat disesuaikan
Usaha 4. Sarana perkebunan dan dengan kebutuhan
Masyarakat peternakan dan standar dari OPD
5. Sarana UMKM terkait.
6. Sarana Usaha lainnya.

37
Klasifikasi Kebutuhan Infrastruktur Pendukung
Klasifikasi Jenis Keterangan
Kelengkapan 1. Listrik Rujukan dari data
sarana dan 2. Air bersih/ PDAM Pemetaan Sosial
prasarana 3. Drainase Tahun 2021,
rumah tangga 4. Sanitasi khususnya pada poin
subjek reforma 5. Telekomunikasi H - kelengkapan
agraria Tahun sarana dan prasarana.
2021

Hasil rekapitulasi yang dituangkan dalam kesimpulan dapat


dielaborasikan dengan data hasil Musrenbangda atau Forum
Komunikasi yang terdapat di tingkat Kabupaten/Kota seperti
Forkompinda dan/atau hasil koordinasi dengan Perangkat Daerah
terkait khususnya Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) dan
Dinas Pekerjaan Umum setempat. Format rekapitulasi untuk
kebutuhan infrastruktur pendukung bagi subjek reforma agraria
didapatkan dari aplikasi pemetaan sosial tahun 2021 khususnya
pada poin H, dimana rekapitulasi tersebut yaitu seluruh subjek
yang terdata pada pemetaan sosial tahun 2021.
Peserta yang terlibat dalam rapat penyusunan rencana kegiatan
fasilitasi infrastruktur pendukung yaitu:
1) Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan;
2) Tenaga Pendukung Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran;
3) Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) jika ada;
4) Perwakilan dari Perangkat Daerah terkait.
Tahapan kegiatan penyusunan rencana kegiatan fasilitasi
infrastruktur pendukung dijelaskan lebih rinci pada Tabel 9.

38
Tabel 9. Tahapan Penyusunan Kegiatan Fasilitasi Infrastruktur Pendukung
Penyusunan Rencana Kegiatan Fasilitasi Infrastruktur Pendukung
Agenda Lokasi Persiapan Peserta
1. Identifikasi dan Kantor 1. Undangan 1. Kantor
inventarisasi Pertanahan 2. Data akhir hasil Pertanahan
kebutuhan Kab/Kota. elaborasi data Kab/Kota
infrastruktur rekapitulasi (seksi
pendukung pemetaan sosial Penataan dan
2. Menyusun agenda 2021 dan data Pemberdayaan)
teknis kegiatan OPD 2. Tenaga
survei pemenuhan 3. Notulensi pendukung
infrastruktur 4. Format 3. OPD Terkait
pendukung Instrumen 4. GTRA (jika ada)
3. Mempersiapkan Survei
instrumen survei
pemenuhan
infrastruktur
pendukung dan
evaluasi kegiatan
penanganan akses
reforma agraria

Evidence 6: Notulensi dari Kantor Pertanahan Kabupaten/kota


Tentang Hasil Rapat Penyusunan Rencana Kegiatan Fasilitasi
Infrastruktur Pendukung Terhadap Akses Reforma Agraria.

Langkah berikutnya pada tahapan pelaksanaan fasilitasi


infrastruktur pendukung ialah survei penajaman kebutuhan
infrastruktur pendukung. Dalam kegiatan survei kebutuhan
infrastruktur terhadap penanganan akses reforma agraria,
menggunakan sample survey method, yaitu survei yang hanya
menggunakan sebagian kecil dari populasi, atau hanya
menggunakan sampel dari populasi.
Pemilihan sampel terhadap populasi dari kegiatan survei
dimaksud yaitu subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh surveyor untuk dapat
dipelajari dan di evaluasi yang kemudian dianalisa untuk ditarik
kesimpulan dari sebuah kegiatan evaluasi.7

7Sugiyono (2012:80) dalam penelitian Heni Hendrawati, 2016, Analisis Potensi Tenaga
Kerja Lokal Di Kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Di Kecamatan Kertajati
Kabupaten Majalengka

39
Penajaman kebutuhan Infrastruktur Utama dilaksanakan
melalui survei yang turun secara langsung ke lokasi atau desa yang
merupakan objek reforma agraria khususnya objek yang menjadi
intervensi kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses
pemasaran. Hasil dari inventarisasi dan identifikasi yang diperoleh
pada penyusunan rencana kegiatan fasilitasi infrastruktur
pendukung sebagai bahan dalam kegiatan penajaman kebutuhan
infrastruktur pendukung khususnya kesesuaian data sekunder
dengan data lapangan (observasi lapangan).
Kegiatan penajaman atau survei dimaksud juga dapat secara
paralel dilaksanakan bersamaan dengan evaluasi kegiatan
penanganan akses reforma agraria yang sudah berjalan selama 3
(tiga) tahun. Subjek yang menjadi responden pada kegiatan survei
infrastruktur pendukung dan evaluasi kegiatan penanganan akses
reforma agraria yaitu subjek reforma agraria yang terlibat langsung
pada kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran
atau subjek yang terdata pada Berita Acara Tentang penetapan
Target Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran Tahun
Ketiga. Peserta dari survei penajaman pada terdiri dari:
1) Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan;
2) Tenaga pendukung Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran Reforma Agraria;
3) Perangkat Daerah terkait (Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, dan
organisasi perangkat daerah lain yang terkait).
Tahapan pelaksanaan kegiatan dijabarkan lebih rinci pada Tabel 10.
Tabel 10. Tahapan Kegiatan Penajaman Infrastruktur Pendukung
Survei Kebutuhan Infrastruktur Pendukung
Tahapan Persiapan Lokasi Keterangan
Observasi • Daftar Hadir Kelurahan/ Cakupan survei pemenuhan
lapangan/ • Instrumen desa yang kebutuhan infrastruktur
penajaman survei ditetapkan pendukung difokuskan pada
Infrastruktur sebagai lokasi kegiatan pengembangan
pendukung lokasi usaha dan fasilitasi akses
(Disiapkan Penanganan pemasaran dan dalam
oleh Akses pelaksanaannya menyesuaikan
Perangkat Reforma dengan standar dan ketentuan

40
Survei Kebutuhan Infrastruktur Pendukung
Tahapan Persiapan Lokasi Keterangan
Daerah Agraria yang berlaku di lingkungan
terkait) Tahun Pemerintah Daerah setempat
2021. dan memperhatikan kebutuhan:
i. Infrastruktur Utama;
ii. Infrastruktur penunjang; dan
iii. kelengkapan sarana dan
prasarana (Pemetaan Sosial
Tahun 2021).
Interview / • Instrumen Kelurahan/ Interview dilaksanakan kepada
wawancara Survei desa yang Subjek Reforma Agraria Tahun
• Surat ditetapkan 2021 untuk mendapatkan
Pernyataan sebagai informasi kebutuhan evaluasi
Responden lokasi kegiatan penanganan akses
Penanganan reforma agraria yang sudah
Akses terlaksana selama 3 (tiga) tahun.
Reforma Hasil survei dilaksanakan
Agraria sekaligus dengan melampirkan
Tahun instrumen dan surat
2021. pernyataan.

Mekanisme dan pendekatan pelaksanaan kegiatan penajaman


kebutuhan infrastruktur pendukung disepakati bersama Perangkat
Daerah terkait. Pelaksanaan kegiatan ini dapat dilakukan dengan
melakukan koordinasi dengan Pemerintah Desa setempat,
koordinasi di tingkat Kecamatan, dan/atau koordinasi di tingkat
kabupaten/kota.

Evidence 7: Berita Acara Kunjungan Lapangan Tentang Survei


Kebutuhan Infrastruktur Pendukung Penanganan Akses Reforma
Agraria.

[1] Sugiyono (2012:80) dalam penelitian Heni Hendrawati, 2016, Analisis Potensi Tenaga
Kerja Lokal Di Kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Di Kecamatan Kertajati
Kabupaten Majalengka

41
D. IMPLEMENTASI KEGIATAN DISEMINASI MODEL AKSES REFORMA
AGRARIA

Tahapan pelaksanaan diseminasi model Akses Reforma Agraria


dilaksanakan melalui koordinasi di Kantor Pertanahan dalam rangka
membahas rancangan kegiatan diseminasi model akses Reforma
Agraria. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tahapan
pelaksanaan diseminasi penanganan akses Reforma Agraria
diantaranya evaluasi implementasi Penanganan Akses Reforma Agraria,
perumusan bahan diseminasi model Penanganan Akses Reforma
Agraria, dan penetapan kelompok usaha masyarakat Penanganan
Akses Reforma Agraria.
Langkah awal pada tahapan ini yaitu evaluasi implementasi
Penanganan Akses Reforma Agraria. Kegiatan ini dilaksanakan melalui
rapat koordinasi dengan tujuan melakukan evaluasi terhadap
Penanganan Akses Reforma Agraria yang sudah dilaksanakan sejak
tahun 2021 - 2023. Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari:
1) Kepala Kantor Pertanahan;
2) Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan;
3) Tenaga pendukung Kantor Pertanahan;
4) GTRA setempat (jika ada);
5) Tokoh Masyarakat;
6) Perangkat Daerah terkait.

Tabel 11. Tahapan Kegiatan Rapat Evaluasi Implementasi Penanganan Akses


Reforma Agraria
Rapat Evaluasi Implementasi Penanganan Akses Reforma Agraria
No Agenda Lokasi Persiapan Keterangan
1 Rapat Evaluasi Kantor • Undangan Metode rapat evaluasi
Penanganan Pertanahan • Notulensi dengan menggunakan
Akses Reforma Kab/Kota • Daftar Hadir metode diskusi dan
Agraria Tahun • Bahan perumusan kesimpulan
2021 – 2023. Presentasi yang didasari data yang
tersedia dan
• Data hasil
kesepakatan bersama.
evaluasi
2 Pembuatan Kantor • Bahan hasil Format Laporan hasil
Laporan dan Pertanahan diskusi evaluasi (Lampiran 17)
Berita acara Kab/Kota evaluasi

42
Evidence 8:

Notulensi dari Kantor Pertanahan Tentang Hasil Evaluasi Implementasi


Penanganan Akses Reforma Agraria Tahun 2023 (Lampiran 18)

Langkah berikutnya pada tahapan pelaksanaan diseminasi


akses Reforma Agraria yaitu perumusan desiminasi model Penanganan
Akses Reforma Agraria. Kegiatan yang berbentuk rapat koordinasi ini
bertujuan untuk menentukan sebuah proses keberhasilan dan capaian
dari intervensi penanganan akses reforma agraria yang sudah berjalan
selama 3 (tiga) tahun untuk kepentingan publikasi. Indikator dari
capaian tersebut dapat dirumuskan pada peningkatan partisipasi
masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya secara mandiri.
Hasil dari proses perumusan Diseminasi Model Penanganan Akses
Reforma Agraria adalah penyepakatan informasi terkait Success Story
Penanganan Akses Reforma Agraria yang nantinya akan
didiseminasikan dalam bentuk:
a. Video pendek terhadap gambaran keberhasilan atau beberapa
best practice terhadap implementasi penanganan akses reforma
agraria.
b. Publikasi lainnya yang dapat menjadi bahan informasi
masyarakat dan pemerintah setempat terhadap keberhasilan
implementasi penanganan akses reforma agraria.
Peserta yang terlibat pada kegiatan rapat koordinasi perumusan
diseminasi model Penanganan Akses Reforma Agraria terdiri dari:
1) Kepala Kantor Pertanahan;
2) Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan;
3) Tenaga pendukung Kantor Pertanahan;
4) GTRA setempat (jika ada);
5) Perangkat Daerah terkait;
6) Perangkat Desa/Kelurahan;
7) Tokoh Masyarakat.

43
Tahapan dalam pelaksanaan kegiatan ini serta evidence kegiatan
secara berurutan dijelaskan lebih lanjut pada Tabel 12 dan contoh
penyusunan success story dijelaskan pada Tabel 13.
Tabel 12. Rapat Perumusan Desiminasi Model Penanganan Akses Reforma Agraria
Rapat Perumusan Desiminasi Model Penanganan Akses Reforma Agraria
No Agenda Lokasi Persiapan Keterangan
1 Perumusan Kantor • Undangan Hasil rumusan rapat
Desiminasi Model Pertanahan • Notulensi dapat dituangkan
Penanganan Kab/Kota • Daftar Hadir dalam bentuk
Akses Reforma • Bahan notulensi, yang
Agraria 2021 – Presentasi meliputi:
2023. • Lokasi Intervensi
• Data hasil
evaluasi • Konten
keberhasilan
• Dsb

Contoh perumusan
success story
(Lampiran 19)

2 Penyusunan Kantor Pertanahan


Berita Acara

Evidence 9:

Notulensi dari Kantor Pertanahan tentang Diseminasi Model


Penanganan Akses Reforma Agraria Tahun 2023 (Lampiran 20)

Langkah akhir dari tahapan pelaksanaan diseminasi


Penanganan Akses Reforma Agraria adalah penetapan kelompok
usaha masyarakat Penanganan Akses Reforma Agraria. Kegiatan ini
merupakan kegiatan akhir yang menghasilkan output untuk
seluruh kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria Tahun Ketiga
Pengembangan Rencana Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran.
Kegiatan ini disusun sebagai wujud hasil pendampingan dan
fasilitasi akses reforma agraria yang sudah terlaksana selama 3
(tiga) tahun. Peserta yang terlibat terdiri dari:
1) Kepala Kantor Pertanahan;
2) Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan;
3) Tenaga pendukung Kantor Pertanahan;
4) GTRA setempat (jika ada);

44
5) Perangkat Daerah terkait;
6) Perangkat Desa/Kelurahan;
7) Tokoh Masyarakat.
Tahapan dalam pelaksanaan kegiatan ini lebih lanjut dijelaskan
secara rinci pada Tabel 15.

Tabel 13. Tahapan Rapat Pembentukan Kelompok Usaha Masyarakat


Rapat Pembentukan Kelompok Usaha Masyarakat Reforma Agraria
No Tahapan Persiapan Keterangan
1 Rapat penetapan • Daftar Hadir Penetapan kelompok usaha
kelompok usaha • Notulensi masyarakat berdasarkan:
masyarakat Reforma c. Subjek Reforma Agraria
Agraria yang sudah terdata pada
kegiatan intervensi
pengembangan usaha dan
fasilitasi akses pemasaran
d. Subjek Reforma Agraria
tahun 2021 yang sudah
terdata pada pemetaan
sosial, namun tidak terlibat
pada kegiatan
pengembangan usaha dan
fasilitasi akses pemasaran.

Format daftar kelompok


usaha masyarakat (Lampiran.
21)
2 Penyusunan berita
acara penetapan
kelompok usaha
masyarakat.

3 Penyerahan Berita Berita Acara penetapan kelompok usaha


Acara Penetapan masyarakat, diserahkan kepada Perangkat Daerah
Kelompok Usaha terkait secara formal, agar dapat di tindak lanjuti
masyarakat kepada atas seluruh poin yang menjadi kesepakatan
Perangkat Daerah. bersama.

Evidence 10:

Berita Acara Tentang Penetapan Kelompok Usaha Masyarakat


Penanganan Akses Reforma Agraria Tahun 2023.

45
RANGKUMAN
Kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran
sebagai bentuk Penanganan Akses Reforma Agraria yang dilaksanakan pada
tahun ketiga memiliki beberapa tahapan pelaksanaan, diantaranya
peningkatan pengembangan rencana usaha; fasilitasi akses pemasaran;
fasilitasi infrastruktur pendukung; dan diseminasi model akses Reforma
Agraria. Tahapan peningkatan pengembangan rencana usaha merupakan
tahapan analisis data subjek Reforma Agraria tahun 2021 terkait rencana
aksi dan target kegiatan pengembangan usaha dan akses pemasaran pada
tahun ketiga. Tahapan fasilitasi akses pemasaran ialah melakukan
identifikasi potensi pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran serta
pendampingan pengembangan usaha dan produk. (dapat berupa FGD,
Sarasehan, Rapat, Bimbingan, capacity building, dan Konsultasi), dengan
subtansi Pendampingan memenuhi pengembangan manajemen bisnis dan
pengembangan produk serta pemasaran (Pemasaran Online & Pemasaran
Offline).
Tahapan fasilitasi infrastruktur pendukung merupakan kegiatan
dalam bentuk koordinasi dengan Perangkat Daerah terkait khususnya Badan
Perencanaan Daerah (Bappeda) dan Dinas Pekerjaan Umum setempat dalam
rangka identifikasi dan inventarisasi data awal perencanaan kegiatan
pemenuhan infrastruktur masyarakat yang menjadi prioritas pada tahun
berjalan serta dalam bentuk survey penajaman kebutuhan infrastruktur
pendukung. Dalam kegiatan survey kebutuhan infratruktur terhadap
penanganan akses reforma agraria, dengan memperhatikan kebutuhan
Infrastruktur Utama, Infrastruktur penunjang; dan kelengkapan sarana dan
prasarana (Pemetaan Sosial Tahun 2021). Tahapan akhir ialah diseminasi
model akses reforma agrarian dengan kegiatan berupa penyusunan success
story dan evaluasi kegiatan secara keseluruhan dan penetapan kelompok
usaha masyarakat Penanganan Akses Reforma Agraria melalui berita acara.

46
EVALUASI
1. Pada tahap persiapan dalam melakukan pengadaan jasa Tenaga
Pendukung, Kantor Pertanahan memerlukan jangka waktu kontrak
selama…
a. 8 bulan
b. 6 bulan
c. 5 bulan
d. 3 bulan
e. 2 bulan
2. Berikut merupakan tugas dan tanggung jawab Tenaga Pendukung dalam
kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran antara
lain, kecuali…
a. Melakukan pendampingan kepada masyarakat dan kelompok
masyarakat terkait dengan kegiatan pengembangan usaha dan
fasilitasi akses pemasaran
b. Melakukan input data terkait seluruh rangkaian kegiatan
Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran ke dalam
Aplikasi dan/atau instrumen lain
c. Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh
kegiatan yang berkaitan dengan program pemberdayaan tanah
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung
d. Menyusun laporan bulanan kepada Kepala Seksi Penataan dan
Pemberdayaan di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
e. Melakukan validasi data terhadap data – data tersier dalam kegiatan
Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran jika
dibutuhkan
3. Ketentuan umur maksimal bagi calon pelamar dalam rekrutmen Tenaga
Pendukung dalam kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran yaitu…
a. 50 tahun
b. 45 tahun
c. 40 tahun
d. 38 tahun
e. 35 tahun
4. Kemampuan yang harus dimiliki oleh calon pelamar untuk menjadi
Tenaga Pendukung dalam kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi
Akses Pemasaran yaitu, kecuali…
a. Memiliki kemampuan mengidentifikasi, mengolah, dan
menganalisis data kuantitatif maupun kualitatif

47
b. Memiliki kemampuan dalam mengorganisir program yang
berhubungan dengan pengembangan produk dan akses pemasaran
c. Mampu menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan baik
seperti Microsoft office
d. Memiliki kemampuan bernegosiasi
e. Memiliki kemampuan komunikasi dan presentasi yang baik
5. Penyusunan target subjek kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi
Akses Pemasaran, dilaksanakan melalui rapat koordinasi dengan
Perangkat Daerah terkait. Berikut merupakan pihak yang terlibat pada
kegiatan rapat koordinasi tersebut antara lain, kecuali…
a. Gugus Tugas Reforma Agraria
b. Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan
c. Tenaga pendukung Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran
d. Perangkat Daerah terkait
e. Subbagian Tata Usaha Kantor Pertanahan
6. Berdasarkan kesepakatan bersama, Penyusunan rencana aksi bersama
Perangkat Daerah terkait dengan jangka waktu pelaksanaan kegiatan
yang ditentukan selama…
a. 6 Bulan
b. 5 Bulan
c. 4 Bulan
d. 3 Bulan
e. 7 Bulan
7. Berikut merupakan isi dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI
Nomor 36/Permen-KP/2015 yaitu…
a. Mengenai Skala Usaha Pengolahan Ikan
b. Mengenai Skala Usaha Pembudidaya Ikan
c. Mengenai Kriteria dan Pengelompokan Skala Kecil, Menengah, dan
Besar dalam Pungutan Hasil Perikanan
d. Mengenai Pengawasan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil
e. Mengenai Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Perikanan Di
Bidang Penangkapan Ikan Untuk Perairan Darat
8. Adapun beberapa kegiatan yang disusun mengenai rencana aksi
diantaranya memuat...
a. Rekrutmen Konsultan Perseorangan Fasilitasi
b. Identifikasi potensi pengembangan usaha dan fasilitasi akses
pemasaran
c. Rapat Rencana Aksi kegiatan fasilitasi kebutuhan infrastruktur
pendukung

48
d. Rapat evaluasi mengenai implementasi pemenuhan kebutuhan
infrastrukur
e. Survey kebutuhan infrastruktur pendukung
9. Berikut merupakan klasifikasi kebutuhan infrastruktur pendukung
berupa Prasarana guna menunjang kegiatan pengembangan usaha di
desa antara lain, kecuali…
a. Jaringan Telekomunikasi
b. Jaringan Kelistrikan
c. Jaringan Sumber Daya Air dan Sanitasi
d. Jaringan Transportasi
e. Jaringan Sosial
10. Berikut merupakan peserta yang terlibat dalam kegiatan evaluasi
terhadap Penanganan Akses Reforma Agraria antara lain…
a. Narasumber
b. Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan
c. Subbagian Tata Usaha Kantor Pertanahan
d. Kepala Penata dan Pemberdayaan Kantor
e. Tenaga Ahli Kantor Pertanahan

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Setelah menyelesaikan materi pembelajaran Teknis Kegiatan
Pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran Penanganan Akses Reforma
Agraria dan apabila berhasil menjawab pertanyaan evaluasi dengan baik,
maka saudara dianggap telah mampu memahami materi - materi pada bab
ini. Selanjutnya saudara dapat mengikuti pembelajaran pada bab
berikutnya. Sebaliknya apabila belum dapat menjawab pertanyaan pada
evaluasi dengan baik, maka saudara diminta untuk mempelajari kembali
materi pada bab ini dengan lebih seksama hingga saudara dapat menjawab
pertanyaan dalam evaluasi dengan baik.

49
BAB V
PELAKSANAAN ANGGARAN, PENGUKURAN KINERJA DAN
LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA DAN AKSES PEMASARAN

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mempelajari bab ini peserta diharapkan mampu menjabarkan mekanisme
pelaksanaan penganggaran, pengukuran kinerja dan laporan pengembangan usaha serta
akses pemasaran sesuai prosedur ketentuan yang berlaku.

Mekanisme penganggaran dan pengukuran kinerja kegiatan


penanganan akses reforma agraria di tingkat Kabupaten/Kota, pelaksanaan
penganggaran dan pertanggungjawaban mengacu pada Surat Edaran Nomor
1/SE-100.KU.01.03/I/2022 tentang Pedoman Pelaksanaan dan
Pertanggungjawaban Realisasi Anggaran di Lingkungan Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Pedoman untuk Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional seperti yang tertuang pada halaman 70,
huruf e. Pelaksanaan Anggaran Rincian Output (RO) Akses Reforma Agraria,
beserta keterangan lain dan lampirannya.

A. SUMBER PEMBIAYAAN

Sumber pembiayaan kegiatan Pengembangan Usaha dan


Fasilitasi Akses Pemasaran reforma agraria berasal dari Rupiah Murni
(RM).

B. TAHAPAN DAN OUTPUT KEGIATAN

Output Kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses


Pemasaran, berdasarkan tahapan kegiatan.
1. Pembiayaan Peningkatan Pengembangan Rencana Usaha (051)

50
Tabel 14. Tahapan Kegiatan dan Output Peningkatan Pengembangan Rencana
Usaha
Kompo Tahapan Satuan Dokumen Keluaran/
nen Kegiatan Pertanggung Hasil
/ Akun jawaban (evidence)

051 Peningkatan Pengembangan Rencana Usaha

521811 Belanja Paket Kwitansi pembelian Barang Habis


Barang barang Pakai (ATK dan
Persediaan Bahan
(ATK dan Penunjang
Bahan Komputer)
Penunjang
Komputer)
• Surat Undangan Notulen Rapat
521211 Belanja Orang rapat
Bahan Kegiatan • Daftar Hadir
• Kwitansi pembelian
konsumsi
522151 Belanja Jasa Orang • Daftar Riwayat
Profesi Jam Hidup
• NPWP
• KTP
• Kwitansi
Narasumber

2. Fasilitasi Akses Pemasaran (052)

Tabel 15. Tahapan Kegiatan dan Output Fasilitasi Akses Pemasaran

Komponen Tahapan Satuan Dokumen Keluaran/


/ Akun Kegiatan Pertanggung Hasil
jawaban (evidence)

052 Fasilitasi Akses Pemasaran

521211 Belanja Paket Kwitansi pembelian Barang Habis Pakai


Bahan barang (ATK dan Bahan
(Bahan) Penunjang Komputer)
522191 Belanja Jasa Paket • Daftar Riwayat Laporan Bulanan
Lainnya Hidup Tenaga pendukung
(Tenaga • NPWP
pendukung) • KTP
524113 Belanja Orang Laporan Perjalanan
Perjalanan Jam Dinas
Dinas dalam
Kota

51
3. Fasilitasi Infrastruktur Pendukung (053)

Tabel 16. Tahapan Kegiatan Fasilitasi Infrastruktur Pendukung


Dokumen
Komponen/ Tahapan Satuan Pertanggung Keluaran/
Akun Kegiatan jawaban
(evidence) Hasil

053 Fasilitasi Infrastruktur Pendukung

Belanja Barang Habis Pakai


521211 Bahan Paket Kwitansi (ATK dan Bahan
(Bahan) pembelian Penunjang
barang Komputer).
Belanja Orang Laporan Perjalanan
524113 Perjalanan Jam Dinas
Dinas dalam
Kota

4. Diseminasi Model Akses Reforma Agraria (054)


Tabel 17. Tahapan Kegiatan Diseminasi Model Akses Reforma Agraria
Komponen/ Tahapan Satuan Dokumen Keluaran/
Akun Kegiatan Pertanggung Hasil
jawaban
(evidence)
054 DIseminasi Model Akses Reforma Agraria
521211 Belanja Bahan Paket Kwitansi Barang Habis Pakai
(Bahan) pembelian barang (ATK dan Bahan
Penunjang
Komputer)

C. PENGUKURAN KINERJA

Realisasi kegiatan dan anggaran di Kantor Pertanahan akan diukur


kinerjanya berdasarkan bobot kinerja fisik dan keuangan. Kinerja
keuangan diukur dari perbandingan antara realisasi keuangan dan
target dikali 100%. Sedangkan realisasi fisik kegiatan diukur
berdasarkan progres persentase bobot kinerja sebagai berikut:

52
Tabel 18. Bobot Capaian Realisasi Fisik Kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi
Akses Pemasaran di Kantor Pertanahan
Komponen/ Akun Tahapan Kegiatan Bobot Realisasi

Peningkatan Pengembangan
051 26,67 % 26,67 %
Rencana Usaha

052 Fasilitasi Akses Pemasaran 26,67 % 53,34 %

Fasilitasi Infrastruktur
053 26,67 % 80,01 %
Pendukung

Diseminasi Model Akses Reforma


054 20 % 100 %
Agraria

Pengembangan Usaha dan


6419.QDD.002 100 %
Fasilitasi Akses Pemasaran

D. WAKTU PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan Rencana Aksi dilaksanakan mengacu pada Tabel


2 dan dapat disesuaikan kembali dengan kebutuhan setempat serta
berdasarkan kesepakatan Perangkat Daerah terkait dengan justifikasi
yang jelas (jika berbeda dari acuan yang telah ditetapkan).

Tabel 19. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran
Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Koordinasi dan
1.
Persiapan

Rekrutmen
2. Tenaga
pendukung

Bimbingan Teknis
3. Petunjuk Teknis
PARA oleh PPSDM

53
Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Rapat
4. Penyusunan
Rencana Kerja

Kegiatan
Peningkatan
5.
Pengembangan
Rencana Usaha

Kegiatan
Peningkatan
6.
Pengembangan
Akses Pemasaran

Kegiatan Fasilitasi
7.
Infrastruktur

Kegiatan
Diseminasi Model
8.
Akses Reforma
Agraria

9. Pemantauan

E. PELAPORAN

Pelaporan merupakan komponen penting dalam kegiatan


Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran (Akses Reforma
Agraria Tahun Ke-3) khususnya untuk mengakomodir data
perkembangan pelaksanaan kegiatan. Laporan tersebut mempunyai
fungsi strategis, sebagai dasar dalam perencanaan, membantu dalam
pengambilan keputusan, sebagai alat pengendali terhadap pelaksanaan
suatu kebijakan dan sebagai dasar evaluasi terhadap kegiatan
pemberdayaan tanah masyarakat yang telah dilaksanakan.
Penyusunan laporan kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi
akses pemasaran agar diperhatikan hal – hal sebagai berikut:

a. Kantor Pertanahan menyediakan link penyimpanan laporan, link


tersebut disampaikan kepada Direktorat Pemberdayaan Tanah
Masyarakat;

54
b. Tenaga pendukung di Kantor Pertanahan memiliki tugas untuk
menghimpun data yang menyangkut dengan perkembangan kondisi
subjek penanganan akses reforma yang diakomodir melalui
kelembagaan ekonomi masyarakat, khususnya perkembangan
pengembangan produk dan fasilitasi akses pemasaran dari hasil
usaha masyarakat subjek reforma agraria.

RANGKUMAN
Pelaksanaan, penganggaran, dan pertanggungjawaban mengacu pada Surat
Edaran Nomor 1/SE-100.KU.01.03/I/2022 tentang Pedoman Pelaksanaan
dan Pertanggungjawaban Realisasi Anggaran di Lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

EVALUASI
1. Dibawah ini yang tidak termasuk kedalam output kegiatan pengembangan
usaha dan fasilitas akses pemasaran, berdasarkan tahapan kegiatannya
yaitu…
a. Pembiayaan Peningkatan Pengembangan Rencana Usaha
b. Fasilitasi Akses Pemasaran
c. Realisasi kegiatan dan anggaran
d. Fasilitasi Infrastruktur Pendukung
e. Diseminasi Model Akses Reforma Agraria

2. Berikut dokumen pertanggungjawaban yang harus dipersiapkan dalam


kegiatan belanja jasa profesi antara lain, kecuali…

a. NPWP
b. KTP
c. Kwitansi Narasumber
d. Daftar Riwayat Hidup
e. Kwitansi Pembelian Konsumsi

3. Sebutkan sumber pembiayaan kegiatan pengembangan usaha dan


fasilitasi akses pemasaran reforma agrarian berasal dari…

55
4. Pada tahapan Peningkatan Pengembangan Rencana Usaha, bentuk
dokumen pertanggung jawaban dari Belanja bahan antara lain yaitu…

5. Teknik pengukuran kinerja dari realisasi kegiatan dan anggaran


berdasarkan pada…

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Setelah menyelesaikan pembelajaran materi Model Pemberdayaan
Tanah Masyarakat dan apabila berhasil menjawab pertanyaan evaluasi
dengan baik, maka saudara dianggap telah mampu memahami materi -
materi pada bab ini. Selanjutnya saudara dapat mengikuti pembelajaran
pada bab berikutnya. Sebaliknya apabila belum dapat menjawab pertanyaan
pada evaluasi dengan baik, maka saudara diminta untuk mempelajari
kembali materi pada bab ini dengan lebih seksama hingga saudara dapat
menjawab pertanyaan dalam evaluasi dengan baik.

56
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Modul ini disusun untuk keperluan Pelatihan Penataan Akses


Reforma Agraria melalui Pemberdayaan Tanah Masyarakat, dengan
tujuan agar setiap peserta Pelatihan mampu menerapkan pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan
Penataan Akses Reforma Agraria melalui Pemberdayaan Tanah
Masyarakat dengan baik sesuai tugas dan fungsinya.
Setelah selesai mempelajari materi dalam modul ini, jangan lupa
untuk melatih pemahaman anda dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ada dalam latihan serta melakukan evaluasi dalam
setiap materi.

B. TINDAK LANJUT

Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran materi modul ini, maka:


1. Bagi peserta pelatihan diharapkan mampu mengimplementasikan
hasil pembelajaran dari mata pelatihan Pengembangan Usaha dan
Fasilitasi Akses Pemasaran;
2. Bagi Fasilitator, diharapkan mampu menyampaikan serta
mengembangkan penyampaian materi dalam modul agar mampu
menjadi bahan ajar yang efektif dalam penyamaan persepsi peserta;
3. Bagi pengelola pelatihan, diharapkan modul sebagai referensi dan
bahan evaluasi bagi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
serta pengendalian pelaksanaan pelatihan Penataan Akses Reforma
Agraria melalui Pemberdayaan Tanah Masyarakat serta untuk
penyempurnaan modul pelatihan berikutnya agar lebih baik.

57
DAFTAR PUSTAKA

Heni Hendrawati. 2016. Analisis Potensi Tenaga Kerja Lokal Di Kawasan


Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Di Kecamatan Kertajati Kabupaten
Majalengka. Universitas Pendidikan Indonesia.

Kementerian Sosial Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Sosial


Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Bantuan Sosial Usaha
Ekonomi Produktif Kepada Kelompok Usaha Bersama Untuk Penanganan
Fakir Miskin.

Kusumadjajanti, dkk. 2018. Diseminasi Informasi Humas Kementerian


Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dalam meningkatkan
awareness. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Jurnal
Media Komunikasi Vol. 7 No. 3 Tahun 2018, h 120.

Republik Indonesia. 1998. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 Tentang


Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil

Yulianti Fariadi, dkk. 2019. Buku Manajemen Pemasaran. CV Budi Utama.

Rozarie, R.A.De. 2019. Manajemen Pengembangan Bisnis: Pengembangan


Empirik Pada “Tibo-tibo” Perempuan Nelayan.

58
59

You might also like