Professional Documents
Culture Documents
Pengembangan Usaha Dan Akses Pemasaran
Pengembangan Usaha Dan Akses Pemasaran
Nasional
Edisi Tahun 2023
Jl. Akses Tol Cimanggis, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.
Telp. (021) 8674586
Penanggung Jawab:
1. Dr. Agustyarsyah, S.SiT., S.H., M.P.
Subject Matter Expert:
1. Enang Setiawan, S.H.
2. Purwanto, S.SiT.
Content Author:
1. Ir. Achmad Taufiq Hidayat, M.Si.
Editor:
1. Tim PPSDM Kementerian ATR/BPN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya modul
yang menjadi pegangan bagi peserta Pelatihan Penataan Akses Reforma
Agraria melalui Pemberdayaan Tanah Masyarakat. Modul ini dapat
terselesaikan karena kerjasama Tim Penyusun Modul yang sudah dirangkum
melalui beberapa kali workshop dan dukungan dari berbagai pihak di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional.
Untuk itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
2. Direktorat Pemberdayaan Tanah Masyarakat Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
3. Tim Penyusun Modul;
4. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Modul ini.
Akhir kata, semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peserta
pelatihan. Kritik dan saran dengan senang hati akan diterima untuk
perbaikan modul ini.
i
...
DAFTAR ISI
ii
...
iii
...
DAFTAR GAMBAR
iv
...
DAFTAR TABEL
v
...
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun
2OO5-2O25, perlu pengaturan tentang pelaksanaan Reforma Agraria
dalam rangka meningkatkan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat
Amanat tersebut dilaksanakan oleh Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang memiliki tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan
dan tata ruang, hadir dan berkomitmen mewujudkan tanah untuk
keadilan ruang hidup bagi rakyat serta menjamin kepastian hukum hak
atas tanah serta menjadikan tanah sebagai sumber kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat, hal ini selaras dengan peraturan presiden Nomor
86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria yaitu penataan kembali
struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah
yang lebih berkeadilan melalui penataan aset yang disertai penataan
akses untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Komponen kegiatan
Reforma Agraria berupa kegiatan Penataan Akses ialah pemberian
kesempatan akses permodalan maupun bantuan lain dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan yang berbasis pada pemanfaatan tanah
atau disebut juga pemberdayaan tanah masyarakat. Adapun tujuan
penataan akses salah satunya yaitu memperbaiki akses masyarakat
kepada sumber ekonomi. Masyarakat yang dimaksud merupakan
subjek penerima TORA (Tanah Objek Reforma Agraria).
Reforma Agraria memiliki keterkaitan dengan tujuan dan strategi
pada RPJMN IV Tahun 2020-2024 yaitu kesejahteraan masyarakat yang
terus meningkat. Peningkatan atas kesejahteraan tersebut termasuk
menjadi agenda Rencana Strategis Kementerian Agraria Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional 2020-2024, yaitu Penataan Akses
Reforma Agraria yang dilakukan dan didesain untuk mendukung
capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable
Development Goals (SDGs). Pembangunan Berkelanjutan
(TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) tersebut merupakan
agenda global yang berisi 17 tujuan dan 169 target meliputi tiga
dimensi, mulai dari lingkungan, sosial, dan ekonomi. Strategi intervensi
2
Reforma Agraria dimaksudkan untuk mendukung agenda dan tujuan
yang ada pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) antara
lain terdapat pada poin: (1) Tidak Ada Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan;
(5) Kesetaraan Gender; dan (8) Pekerjaan Layak dan pertumbuhan
ekonomi melalui model kemitraan dan lainnya yang bertujuan
tercapainya pertumbuhan ekonomi berkualitas melalui keberlanjutan
peluang kerja dan usaha, inovasi, industri inklusif, infrastruktur
memadai, energi bersih yang terjangkau, dan didukung kemitraan.
Implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) secara
substansi maupun teknis memerlukan koordinasi di tingkat pusat
hingga daerah terkait data dan informasi.
Tindak lanjut penataan akses pada tahun pertama dan tahun
kedua dilaksanakan pada tahun ketiga berupa pengembangan usaha
dan fasilitasi akses pemasaran sesuai dengan potensi dan peluang
usaha masyarakat. Tujuan dari pengembangan usaha masyarakat
antara lain: untuk meningkatkan penjualan produk-produk usaha
masyarakat; untuk meningkatkan keuntungan dengan menawarkan
berbagai jenis produk usaha; untuk memenuhi permintaan pasar yang
berdaya saing tinggi; dan untuk memanfaatkan peluang pemasaran
secara menguntungkan.
Kegiatan ini secara umum dilaksanakan pada Kantor
Pertanahan dengan dukungan daripada Tenaga Pendukung. Kegiatan
pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran sebagai bentuk
pengembangan penanganan akses yang masih dalam tahapan inisiasi
membutuhkan satu dukungan internalisasi ide dan pemahaman
terkait kegiatan yang pelaksanaannya sudah diatur pada Petunjuk
Teknis Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran.
Internalisasi ide dan pemahaman tentang konsep dan tahapan
implementasi kegiatan dapat diwujudkan melalui pelatihan dan/atau
bimbingan teknis dengan materi – materi berupa bahan ajar atau
modul dan/atau media ajar lain yang terintegrasi.
3
B. DESKRIPSI SINGKAT
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
4
c. Klasifikasi Usaha Penataan Akses Reforma Agraria
d. Kelembagaan Pengembangan Usaha dan Pemasaran
2. Ruang lingkup Kegiatan Pengembangan Usaha dan Akses
Pemasaran Reforma Agraria
a. Pengembangan Rencana Usaha
b. Fasilitasi Akses Pemasaran
c. Fasilitasi Infrastruktur Pendukung
d. Diseminasi Model Akses Reforma Agraria
3. Teknis Kegiatan Pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran
Penanganan Akses Reforma Agraria
a. Implementasi kegiatan Peningkatan Pengembangan Rencana
Usaha
b. Implementasi kegiatan Fasilitasi Akses Pemasaran
c. Implementasi kegiatan Fasilitasi Infrastruktur Pendukung
d. Implementasi kegiatan Diseminasi Model Akses Reforma Agraria
4. Pelaksanaan Anggaran, Pengukuran Kinerja dan Laporan
Pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran
a. Pelaksanaan Kegiatan
b. Tahapan dan Output Kegiatan
c. Pengukuran Kinerja
d. Waktu Pelaksanaan
e. Pelaporan
5
BAB II
PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN USAHA DAN FASILITASI
AKSES PEMASARAN REFORMA AGRARIA
6
terdata pada kegiatan pemetaan sosial (tahun pertama) telah terbentuk
kelompok usaha masyarakat yang memiliki kegiatan pemanfaatan dan
peningkatan produktivitas lahan dari hulu sampai hilir di sektor pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan nelayan tangkap, perikanan budidaya,
dan UMKM.
A. PENGERTIAN PENGEMBANGAN USAHA
[1] Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kecil
7
B. PENGERTIAN FASILITASI AKSES PEMASARAN
[1] W Stanton dalam Buku Manajemen Pemasaran Oleh Fariadi Yulianti, dkk
8
C. KLASIFIKASI USAHA PENATAAN AKSES REFORMA AGRARIA
a. Sektor Pertanian
b. Sektor Perkebunan
c. Sektor Peternakan
9
d. Sektor Perikanan Nelayan Tangkap
10
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
g. Sektor Lainnya
11
(BUMP), Asosiasi Komoditas Pertanian, Dewan Komoditas Pertanian
Nasional, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis), Koperasi, dan kelompok usaha masyarakat lainnya yang
sudah mendapat pengukuhan dari perangkat desa/kelurahan baik yang
sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar pada instansi terkait.
Klasifikasi lainnya dalam intervensi kegiatan pengembangan usaha dan
akses pemasaran yakni subjek Reforma Agraria tahun 2021 yang belum
terbentuk kelompok usaha masyarakat namun sudah mendapat
pengukuhan dari perangkat desa setempat selama periode kegiatan
dilaksanakan.
RANGKUMAN
Kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran
merupakan salah satu kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria yang
dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan, sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden No. 86 Tahun 2018 Tentang Reforma Agraria khususnya Pasal 1
yaitu Penataan Akses yang memiliki definisi pemberian kesempatan akses
permodalan maupun bantuan lain kepada subjek Reforma Agraria dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan yang berbasis pada pemanfaatan tanah,
yang disebut juga pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaanya diatur pada
pasal 15 ayat 1 huruf b yaitu dilaksanakan berbasis klaster dalam rangka
meningkatkan skala ekonomi, nilai tambah serta mendorong inovasi
kewirausahaan Subjek Reforma Agraria.
Pengembangan usaha dalam konteks Reforma Agraria sebagaimana
diatur pada Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 pasal 15 ayat (2) poin
(c), (d), (f), dan (h) dan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil yakni berupa pendampingan
usaha, peningkatan keterampilan, dan diversifikasi usaha.
12
EVALUASI
1. Kegiatan dalam pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran
merupakan salah satu kegiatan penanganan akses Reforma Agraria yang
dilaksanakan oleh kantor pertanahan. Pernyataan tersebut diatur
dalam…
a. Peraturan Presiden no. 16 Tahun 2018
b. Peraturan Presiden no. 86 Tahun 2018
c. Peraturan Presiden no. 82 Tahun 2018
d. Peraturan Presiden no. 95 Tahun 2018
e. Peraturan Presiden no. 54 Tahun 2018
2. Bentuk pelaksanaan dalam peningkatan skala ekonomi, nilai tambah,
serta mendorong inovasi kewirausahaan telah diatur pada PERPRES No.
86 Tahun 2018 dengan pasal…
a. Pasal 1 ayat 3
b. Pasal 2 huruf E
c. Pasal 5 ayat 1 huruf B
d. Pasal 14 ayat 2 huruf A
e. Pasal 15 ayat 1 huruf B
3. Berikut yang tidak termasuk kedalam pengembangan usaha dalam
konteks Reforma Agraria pada PERPRES No. 86 Tahun 2018 pasal 15 ayat
2 antara lain...
a. Peningkatan kapasitas kelembagaan
b. Pendampingan usaha
c. Peningkatan keterampilan
d. Diversifikasi usaha
e. Fasilitasi akses permodalan
4. Berdasarkan pengelompokkan usaha, subjek Reforma Agraria didasari
oleh Kelembagaan Ekonomi dan memiliki kegiatan pemanfaatan serta
peningkatan produktivitas lahan yang terdiri atas beberapa sektor antara
lain…
a. Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
b. Sektor Perkebunan
c. Sektor Peternakan
d. Sektor Pertanahan
e. Sektor Pariwisata
5. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok usaha masyarakat berupa
pemanfaatan dan peningkatan produktivitas lahan dari hulu sampai hilir
di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan nelayan tangkap,
perikanan budidaya, dan UMKM. Berikut merupakan yang termasuk
kedalam kelompok usaha masyarakat yaitu, kecuali…
a. Kelompok Usaha Bersama
13
b. Badan Usaha Milik Petani
c. Posyandu
d. Kelompok Sadar Wisata
e. Badan Usaha Milik Desa
14
BAB III
RUANG LINGKUP KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA DAN
AKSES PEMASARAN REFORMA AGRARIA
15
A. PENGEMBANGAN RENCANA USAHA
16
B. FASILITASI AKSES PEMASARAN
17
merujuk pada infrastruktur sebagai suatu sistem. Infrastruktur dalam
sebuah sistem adalah bagian-bagian berupa sarana dan prasarana
(jaringan) yang tidak terpisahkan satu sama lain.[1]
18
Berkaitan dengan hal tersebut, pemenuhan infrastruktur ini terbagi 2
(dua) yaitu:
[1] Grigg, N. 1988, Infrastructure Engineering and Management, John Wiley & Sons.
19
kepada masyarakat secara umum termasuk subjek Reforma Agraria
dengan tujuan agar memperoleh informasi dan dari informasi tersebut
dapat dijadikan dasar dalam suatu perubahan yang menitikberatkan
pada peningkatan kesejahteraan khususnya subjek Reforma Agraria
dengan kata lain pendekatan diseminasi akses Reforma Agraria
merupakan suatu bagian dari evaluasi kegiatan dari penanganan akses
reforma agraria yang sudah berlangsung selama 3 (tiga) tahun yang
terkosentrasi pada wilayah atau lokasi yang memiliki target penataan
akses di tahun 2021.
RANGKUMAN
Ruang lingkup kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses
pemasaran secara umum ialah melakukan pendampingan dan fasilitasi
terhadap subjek dan/atau objek Penanganan Akses Reforma Agraria dengan
asas kolaboratif dan kemitraan bersama dengan Kementerian/Lembaga,
Perangkat Daerah, dan Stakeholders lainnya. Bentuk kegiatan diantaranya
adalah peningkatan pengembangan rencana usaha, fasilitasi akses
pemasaran, fasilitasi infrastruktur pendukung, dan diseminasi model akses
20
reforma agraria dengan keluaran akhir adalah satu kelompok usaha
masyarakat hasil kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria.
EVALUASI
1. Berikut merupakan salah satu unsur yang termasuk kedalam
pengembangan produk yaitu…
a. Inovasi dan Teknologi
b. Manajemen Sumber Daya Manusia
c. Manajemen Produksi
d. Manajemen Keuangan
e. Infrastruktur
2. Pelabelan, Pengemasan, Branding, dan Sertifikasi merupakan bagian dari
pengembangan usaha berdasarkan unsur…
a. Manajemen Sumber Daya Manusia
b. Manajemen Produksi
c. Inovasi dan Teknologi
d. Komersialisasi
e. Manajemen Keuangan
3. Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah memiliki kewenangan
untuk menyediakan infrastruktur dalam meningkatkan produksi –
produksi yang berasal dari masyarakat. Berikut merupakan yang
termasuk kedalam Infrastruktur Utama yaitu…
a. Kios Beras
b. Traktor
c. Energi Listrik
d. Perumahan
e. Internet
4. Berikut merupakan platform e-commerce yang dapat dimanfaatkan
sebagai media pemasaran produk yaitu, kecuali…
a. Shopee
b. Tokopedia
c. Lazada
d. Bukalapak
e. Tiktok
5. Penentuan calon lokasi yang akan diseminasikan pada kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria yang telah berlangsung selama…
a. 1 tahun
b. 3 tahun
c. 5 tahun
d. 7 tahun
21
e. 9 tahun
22
BAB IV
TEKNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA DAN AKSES
PEMASARAN PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
23
Fasilitasi ke lokasi penanganan akses tahun 2021 (tahun pertama).
Tugas dan tanggung jawab Tenaga Pendukung kegiatan Pengembangan
Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran antara lain:
24
Penggunaan Jasa Konsultan Oleh Konsultan Perorangan/Tenaga Ahli
Dan Jasa Lainnya Oleh Tenaga Pendukung Dalam Pelaksanaan
Anggaran.
Tabel 1. Ketentuan Rekrutmen Tenaga pendukung
Rekrutmen Tenaga pendukung
25
Rekrutmen Tenaga pendukung
Evidence 1:
26
yang mendapat intervensi maupun yang belum mendapat intervensi
pada tahun 2021 atau sesudahnya. Dalam penentuan prioritas
subjek kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses
pemasaran Reforma Agraria memiliki 2 (dua) kriteria yang meliputi
sebagai berikut:
1) Subjek Penanganan Akses Reforma Agraria (PARA) tahun 2021
yang memiliki potensi berdasarkan pemetaan sosial tahun
pertama untuk diberikan akses serta tergabung dalam kelompok
usaha.
2) Subjek Penanganan Akses Reforma Agraria (PARA) tahun 2021
yang memiliki potensi berdasarkan pemetaan sosial tahun
pertama untuk diberikan akses namun belum tergabung
kelompok usaha. Khusus untuk kriteria ini, apabila masih
terdapat sejumlah masyarakat yang belum memiliki kelompok
usaha, dapat melampirkan Surat Keterangan tentang
Pengukuhan Kelompok Usaha dari Kepala Desa setempat yang
dibuat dengan batas waktu sebelum diterbitkannya Berita Acara
kelompok usaha hasil fasilitasi Penanganan Akses Reforma
Agraria khususnya Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran.
Kedua kriteria di atas dijadikan rujukan dalam penentuan target
subjek intervensi Penanganan Akses Reforma Agraria tahun ketiga
(2023) dalam hal ini merupakan kegiatan pengembangan usaha dan
fasilitasi akses pemasaran. Target subjek intervensi dapat memenuhi
lebih dari satu kriteria yang dimaksud. Penetapan target subjek
kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran
ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan bersama dalam rapat
koordinasi. Penentuan subjek PARA yang tidak masuk ke dalam
target kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran
ditentukan dengan potensi sesuai dengan elaborasi hasil pemetaan
sosial dan hasil analisis oleh perangkat daerah dan perangkat desa
pada rapat koordinasi.
27
Ketentuan dalam penetapan target intervensi kegiatan
pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran harus
menggunakan dasar basis data yang tersedia pada aplikasi,
khususnya untuk subjek reforma agraria yang sudah terdata pada
kegiatan pemetaan sosial tahun 2021 (Lampiran. 2). Penetapan
Target Intervensi Kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi
Akses Pemasaran tahun ketiga dapat dituangkan dalam dokumen
database penetapan target intervensi kegiatan pengembangan usaha
dan fasilitasi akses pemasaran (Lampiran 3).
Pengisian database tersebut dilakukan dengan mendata seluruh
subjek Penanganan Akses Reforma Agraria (PARA) tahun 2021 yang
dikategorikan menjadi dua kategori yaitu (1) Subjek Reforma Agraria
yang menjadi target intervensi kegiatan pengembangan usaha dan
fasilitasi akses pemasaran dengan 2 (dua) kriteria di atas dan (2)
Subjek Reforma Agraria yang tidak menjadi target intervensi
kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran
dengan dasar subjek PARA yang tidak memiliki potensi berdasarkan
hasil pemetaan sosial dan analisis perangkat daerah serta analisis
perangkat desa. Contoh pengisian: Di suatu daerah terdapat target
subjek PARA tahun 2021 sejumlah 500 KK dan hasil keputusan
rapat disepakati yang menjadi target subjek intervensi kegiatan
pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran sejumlah 200
KK, maka dalam pengisian database jumlah total 500 KK terdiri dari
kategori (1) sejumlah 200 KK memiliki potensi dan kategori (2)
sejumlah 300 KK yang tidak memiliki potensi.
Apabila subjek Penanganan Akses Reforma Agraria (PARA) tahun
2021 memiliki kondisi yang bersifat force majeure maka subjek PARA
tersebut tidak menjadi target intervensi. Kondisi force majeure yang
dimaksud antara lain:
1) Subjek meninggal dunia sebelum penetapan subjek sasaran
kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran;
atau
28
2) Subjek sudah meninggalkan lokasi objek PARA (pindah domisili)
sebelum penetapan subjek sasaran kegiatan pengembangan
usaha dan fasilitasi akses pemasaran.
Perihal subjek dengan kondisi force majeure untuk lebih
lanjutnya diberikan keterangan pada basis data (Sistem Informasi
Pengembangan Tanah Masyarakat).
29
setempat serta berdasarkan kesepakatan Perangkat Daerah
terkait dengan justifikasi yang jelas (jika berbeda dari acuan yang
telah ditetapkan).
Koordinasi dan
1.
Persiapan
Rekrutmen
2. Tenaga
pendukung
Bimbingan
Teknis Petunjuk
3.
Teknis PARA oleh
PPSDM
Rapat
4. Penyusunan
Rencana Kerja
Kegiatan
Peningkatan
5.
Pengembangan
Rencana Usaha
Kegiatan
Peningkatan
6.
Pengembangan
Akses Pemasaran
Kegiatan
7. Fasilitasi
Infrastruktur
Kegiatan
Diseminasi Model
8.
Akses Reforma
Agraria
9. Pemantauan
Evidence 2:
Berita Acara Tentang Penatapan Target Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran Tahun Ketiga
30
B. IMPLEMENTASI KEGIATAN FASILITASI AKSES PEMASARAN
31
Tabel 4. Administrasi dan Profil Narasumber
Administrasi Narasumber Profil Narasumber
1. Daftar Riwayat Hidup 1. Instansi Pemerintah, baik tingkat Pusat,
(CV) Provinsi dan Kabupaten/Kota;
2. NPWP 2. Pihak Swasta (Perorangan/Badan Usaha) yang
mempunyai bisnis di sektor usaha dan
pemasaran (online dan offline);
3. Badan Usaha Pemerintah yang mempunyai
bisnis di sektor usaha dan pemasaran (online
dan offline);
4. Akademisi yang mempunyai konsentrasi
pendidikan dan pengembangan konsep
pengembangan di sektor usaha dan pemasaran;
5. Praktisi/Pelaku Usaha.
32
Tabel 5. Identifikasi Potensi Pengembangan Usaha Dan Fasilitasi Akses
Pemasaran
Identifikasi Potensi Pengembangan Usaha Dan Fasilitasi Akses Pemasaran
No Tahapan Persiapan Keterangan
1 Pertemuan dengan 1. Honor Narasumber Subjek RA yang sudah
Subjek RA yang 2. ATK menjadi prioritas dan
dilaksanakan di balai 3. Lembar Checklist sudah terdata pada
desa atau tempat Potensi Berita Acara Tentang
pertemuan desa Pengembangan usaha Target Pengembangan
lainnya. dan fasilitasi akses Usaha & Fasilitasi Akses
pemasaran (Lampiran Pemasaran Tahun Ketiga
7)
4. Daftar Hadir
5. Materi (disiapkan oleh
narasumber)
6. Konsumsi
2 Identifikasi potensi Identifikasi ini dilaksanakan oleh Tenaga
pengembangan Usaha pendukung kantor pertanahan dan narasumber,
dan Fasilitasi Akses serta OPD terkait yang berkaitan dengan:
Pemasaran. 1. Potensi diversifikasi usaha dan/atau
diferensiasi Produk
2. Potensi dan strategi pemasaran.
3. Potensi lainnya yang berpeluang dalam
pengembangan usaha dan fasilitasi akses
pemasaran.
4. Potensi lainnya yang sesuai dengan
karakteristik wilayah setempat.
33
Skala Variabel
No. Sektor Usaha Kriteria Klasifikasi
Klasifikasi Klasifikasi
Kecil Gross 30 – 60
Perikanan
4. Menengah Tonnage 60 - 200
Tangkap3
Besar Kapal (GT) >200
Mikro 0 - 300.000.000
300.000.000 –
Kecil
Pengolahan Omzet 2.500.000.000
5
Ikan4 Tahunan (Rp) 2.500.000.000 –
Menengah
50.000.000.000
Besar > 50.000.000.000
Pembudidaya
6. Rincian terdapat pada Lampiran 9.
Ikan5
Mikro 0 - 300.000.000
Hasil 300.000.000 –
Kecil
7. UMKM6 Penjualan 2.500.000.000
Tahunan (Rp) 2.500.000.000 –
Menengah
50.000.000.000
34
4) Perwakilan dari Perangkat Daerah terkait.
Pelaksanaan pendampingan dilakukan oleh perangkat daerah terkait
yang dibantu oleh narasumber, beserta Tenaga pendukung yang
berperan sebagai fasilitator teknis pendampingan yang memastikan
kegiatan bisa terlaksana dengan baik. Tahapan pelaksanaan kegiatan
dijelaskan lebih rinci pada Tabel 7.
Tabel 7. Tahapan Pendampingan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran
Pendampingan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran
No Tahapan Keterangan Persiapan
1 Pendampingan Substansi Pendampingan
Pengembangan memenuhi diantaranya tentang
usaha dan produk. pengembangan manajemen bisnis
(dapat berupa FGD, dan pengembangan produk.
Sarasehan, Rapat,
Bimbingan, capacity
building, dan
Konsultasi)
• Alat
Pelatihan
(Projector,
laptop, dll)
• Daftar Hadir
2 Pendampingan Akses Substansi Pendampingan • Alat
Pemasaran Produk memenuhi unsur produk yang pendukung
usaha masyarakat terdiri dari lainnya
Reforma Agraria. 1. Pemasaran Online
(dapat berupa FGD, 2. Pemasaran Offline
Sarasehan, Rapat,
Bimbingan, capacity
building, dan Catatan:
Konsultasi) Pengembangan Akses Pemasaran
Produk Masyarakat Reforma Agraria
hasil dari Pelatihan diutamakan
memiliki ciri khas lokal setempat.
Evidence 5:
35
C. IMPLEMENTASI KEGIATAN FASILITASI INFRASTRUKTUR
PENDUKUNG
36
kebutuhan infrastruktur pendukung di lokasi Penanganan Akses
Reforma Agraria khususnya tahun 2021;
b. Melaksanakan koordinasi dengan Perangkat Daerah terkait
khususnya Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) dan Dinas
Pekerjaan Umum setempat dalam rangka identifikasi dan
inventarisasi data awal perencanaan kegiatan pemenuhan
infrastruktur masyarakat yang menjadi prioritas pada tahun
berjalan;
c. Mengadakan rapat koordinasi yang dilaksanakan oleh kantor
pertanahan setempat dengan agenda tindak lanjut pemenuhan
kebutuhan infrastruktur pendukung khususnya pada lokasi
kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran.
Sebagai bahan rujukan kegiatan rapat penyusunan rencana
kegiatan fasilitasi infrastruktur pendukung dapat mengikuti
seperti tabel dibawah ini:
Tabel 8. Klasifikasi Kebutuhan Infrastruktur Pendukung
Klasifikasi Kebutuhan Infrastruktur Pendukung
Klasifikasi Jenis Keterangan
Prasarana 1. Jaringan kelistrikan, Kebutuhan
yang tersedia 2. Jaringan telekomunikasi, infrastruktur utama
di Desa / 3. Jaringan sumber daya air dan dapat disesuaikan
Lokasi sanitasi dengan kebutuhan
4. Jaringan transportasi; dan standar dari OPD
5. Jaringan persampahan; terkait.
6. Irigasi Pertanian;
7. Dsb
37
Klasifikasi Kebutuhan Infrastruktur Pendukung
Klasifikasi Jenis Keterangan
Kelengkapan 1. Listrik Rujukan dari data
sarana dan 2. Air bersih/ PDAM Pemetaan Sosial
prasarana 3. Drainase Tahun 2021,
rumah tangga 4. Sanitasi khususnya pada poin
subjek reforma 5. Telekomunikasi H - kelengkapan
agraria Tahun sarana dan prasarana.
2021
38
Tabel 9. Tahapan Penyusunan Kegiatan Fasilitasi Infrastruktur Pendukung
Penyusunan Rencana Kegiatan Fasilitasi Infrastruktur Pendukung
Agenda Lokasi Persiapan Peserta
1. Identifikasi dan Kantor 1. Undangan 1. Kantor
inventarisasi Pertanahan 2. Data akhir hasil Pertanahan
kebutuhan Kab/Kota. elaborasi data Kab/Kota
infrastruktur rekapitulasi (seksi
pendukung pemetaan sosial Penataan dan
2. Menyusun agenda 2021 dan data Pemberdayaan)
teknis kegiatan OPD 2. Tenaga
survei pemenuhan 3. Notulensi pendukung
infrastruktur 4. Format 3. OPD Terkait
pendukung Instrumen 4. GTRA (jika ada)
3. Mempersiapkan Survei
instrumen survei
pemenuhan
infrastruktur
pendukung dan
evaluasi kegiatan
penanganan akses
reforma agraria
7Sugiyono (2012:80) dalam penelitian Heni Hendrawati, 2016, Analisis Potensi Tenaga
Kerja Lokal Di Kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Di Kecamatan Kertajati
Kabupaten Majalengka
39
Penajaman kebutuhan Infrastruktur Utama dilaksanakan
melalui survei yang turun secara langsung ke lokasi atau desa yang
merupakan objek reforma agraria khususnya objek yang menjadi
intervensi kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses
pemasaran. Hasil dari inventarisasi dan identifikasi yang diperoleh
pada penyusunan rencana kegiatan fasilitasi infrastruktur
pendukung sebagai bahan dalam kegiatan penajaman kebutuhan
infrastruktur pendukung khususnya kesesuaian data sekunder
dengan data lapangan (observasi lapangan).
Kegiatan penajaman atau survei dimaksud juga dapat secara
paralel dilaksanakan bersamaan dengan evaluasi kegiatan
penanganan akses reforma agraria yang sudah berjalan selama 3
(tiga) tahun. Subjek yang menjadi responden pada kegiatan survei
infrastruktur pendukung dan evaluasi kegiatan penanganan akses
reforma agraria yaitu subjek reforma agraria yang terlibat langsung
pada kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran
atau subjek yang terdata pada Berita Acara Tentang penetapan
Target Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran Tahun
Ketiga. Peserta dari survei penajaman pada terdiri dari:
1) Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan;
2) Tenaga pendukung Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran Reforma Agraria;
3) Perangkat Daerah terkait (Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, dan
organisasi perangkat daerah lain yang terkait).
Tahapan pelaksanaan kegiatan dijabarkan lebih rinci pada Tabel 10.
Tabel 10. Tahapan Kegiatan Penajaman Infrastruktur Pendukung
Survei Kebutuhan Infrastruktur Pendukung
Tahapan Persiapan Lokasi Keterangan
Observasi • Daftar Hadir Kelurahan/ Cakupan survei pemenuhan
lapangan/ • Instrumen desa yang kebutuhan infrastruktur
penajaman survei ditetapkan pendukung difokuskan pada
Infrastruktur sebagai lokasi kegiatan pengembangan
pendukung lokasi usaha dan fasilitasi akses
(Disiapkan Penanganan pemasaran dan dalam
oleh Akses pelaksanaannya menyesuaikan
Perangkat Reforma dengan standar dan ketentuan
40
Survei Kebutuhan Infrastruktur Pendukung
Tahapan Persiapan Lokasi Keterangan
Daerah Agraria yang berlaku di lingkungan
terkait) Tahun Pemerintah Daerah setempat
2021. dan memperhatikan kebutuhan:
i. Infrastruktur Utama;
ii. Infrastruktur penunjang; dan
iii. kelengkapan sarana dan
prasarana (Pemetaan Sosial
Tahun 2021).
Interview / • Instrumen Kelurahan/ Interview dilaksanakan kepada
wawancara Survei desa yang Subjek Reforma Agraria Tahun
• Surat ditetapkan 2021 untuk mendapatkan
Pernyataan sebagai informasi kebutuhan evaluasi
Responden lokasi kegiatan penanganan akses
Penanganan reforma agraria yang sudah
Akses terlaksana selama 3 (tiga) tahun.
Reforma Hasil survei dilaksanakan
Agraria sekaligus dengan melampirkan
Tahun instrumen dan surat
2021. pernyataan.
[1] Sugiyono (2012:80) dalam penelitian Heni Hendrawati, 2016, Analisis Potensi Tenaga
Kerja Lokal Di Kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Di Kecamatan Kertajati
Kabupaten Majalengka
41
D. IMPLEMENTASI KEGIATAN DISEMINASI MODEL AKSES REFORMA
AGRARIA
42
Evidence 8:
43
Tahapan dalam pelaksanaan kegiatan ini serta evidence kegiatan
secara berurutan dijelaskan lebih lanjut pada Tabel 12 dan contoh
penyusunan success story dijelaskan pada Tabel 13.
Tabel 12. Rapat Perumusan Desiminasi Model Penanganan Akses Reforma Agraria
Rapat Perumusan Desiminasi Model Penanganan Akses Reforma Agraria
No Agenda Lokasi Persiapan Keterangan
1 Perumusan Kantor • Undangan Hasil rumusan rapat
Desiminasi Model Pertanahan • Notulensi dapat dituangkan
Penanganan Kab/Kota • Daftar Hadir dalam bentuk
Akses Reforma • Bahan notulensi, yang
Agraria 2021 – Presentasi meliputi:
2023. • Lokasi Intervensi
• Data hasil
evaluasi • Konten
keberhasilan
• Dsb
Contoh perumusan
success story
(Lampiran 19)
Evidence 9:
44
5) Perangkat Daerah terkait;
6) Perangkat Desa/Kelurahan;
7) Tokoh Masyarakat.
Tahapan dalam pelaksanaan kegiatan ini lebih lanjut dijelaskan
secara rinci pada Tabel 15.
Evidence 10:
45
RANGKUMAN
Kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran
sebagai bentuk Penanganan Akses Reforma Agraria yang dilaksanakan pada
tahun ketiga memiliki beberapa tahapan pelaksanaan, diantaranya
peningkatan pengembangan rencana usaha; fasilitasi akses pemasaran;
fasilitasi infrastruktur pendukung; dan diseminasi model akses Reforma
Agraria. Tahapan peningkatan pengembangan rencana usaha merupakan
tahapan analisis data subjek Reforma Agraria tahun 2021 terkait rencana
aksi dan target kegiatan pengembangan usaha dan akses pemasaran pada
tahun ketiga. Tahapan fasilitasi akses pemasaran ialah melakukan
identifikasi potensi pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran serta
pendampingan pengembangan usaha dan produk. (dapat berupa FGD,
Sarasehan, Rapat, Bimbingan, capacity building, dan Konsultasi), dengan
subtansi Pendampingan memenuhi pengembangan manajemen bisnis dan
pengembangan produk serta pemasaran (Pemasaran Online & Pemasaran
Offline).
Tahapan fasilitasi infrastruktur pendukung merupakan kegiatan
dalam bentuk koordinasi dengan Perangkat Daerah terkait khususnya Badan
Perencanaan Daerah (Bappeda) dan Dinas Pekerjaan Umum setempat dalam
rangka identifikasi dan inventarisasi data awal perencanaan kegiatan
pemenuhan infrastruktur masyarakat yang menjadi prioritas pada tahun
berjalan serta dalam bentuk survey penajaman kebutuhan infrastruktur
pendukung. Dalam kegiatan survey kebutuhan infratruktur terhadap
penanganan akses reforma agraria, dengan memperhatikan kebutuhan
Infrastruktur Utama, Infrastruktur penunjang; dan kelengkapan sarana dan
prasarana (Pemetaan Sosial Tahun 2021). Tahapan akhir ialah diseminasi
model akses reforma agrarian dengan kegiatan berupa penyusunan success
story dan evaluasi kegiatan secara keseluruhan dan penetapan kelompok
usaha masyarakat Penanganan Akses Reforma Agraria melalui berita acara.
46
EVALUASI
1. Pada tahap persiapan dalam melakukan pengadaan jasa Tenaga
Pendukung, Kantor Pertanahan memerlukan jangka waktu kontrak
selama…
a. 8 bulan
b. 6 bulan
c. 5 bulan
d. 3 bulan
e. 2 bulan
2. Berikut merupakan tugas dan tanggung jawab Tenaga Pendukung dalam
kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran antara
lain, kecuali…
a. Melakukan pendampingan kepada masyarakat dan kelompok
masyarakat terkait dengan kegiatan pengembangan usaha dan
fasilitasi akses pemasaran
b. Melakukan input data terkait seluruh rangkaian kegiatan
Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran ke dalam
Aplikasi dan/atau instrumen lain
c. Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh
kegiatan yang berkaitan dengan program pemberdayaan tanah
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung
d. Menyusun laporan bulanan kepada Kepala Seksi Penataan dan
Pemberdayaan di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
e. Melakukan validasi data terhadap data – data tersier dalam kegiatan
Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran jika
dibutuhkan
3. Ketentuan umur maksimal bagi calon pelamar dalam rekrutmen Tenaga
Pendukung dalam kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran yaitu…
a. 50 tahun
b. 45 tahun
c. 40 tahun
d. 38 tahun
e. 35 tahun
4. Kemampuan yang harus dimiliki oleh calon pelamar untuk menjadi
Tenaga Pendukung dalam kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi
Akses Pemasaran yaitu, kecuali…
a. Memiliki kemampuan mengidentifikasi, mengolah, dan
menganalisis data kuantitatif maupun kualitatif
47
b. Memiliki kemampuan dalam mengorganisir program yang
berhubungan dengan pengembangan produk dan akses pemasaran
c. Mampu menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan baik
seperti Microsoft office
d. Memiliki kemampuan bernegosiasi
e. Memiliki kemampuan komunikasi dan presentasi yang baik
5. Penyusunan target subjek kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi
Akses Pemasaran, dilaksanakan melalui rapat koordinasi dengan
Perangkat Daerah terkait. Berikut merupakan pihak yang terlibat pada
kegiatan rapat koordinasi tersebut antara lain, kecuali…
a. Gugus Tugas Reforma Agraria
b. Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan
c. Tenaga pendukung Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran
d. Perangkat Daerah terkait
e. Subbagian Tata Usaha Kantor Pertanahan
6. Berdasarkan kesepakatan bersama, Penyusunan rencana aksi bersama
Perangkat Daerah terkait dengan jangka waktu pelaksanaan kegiatan
yang ditentukan selama…
a. 6 Bulan
b. 5 Bulan
c. 4 Bulan
d. 3 Bulan
e. 7 Bulan
7. Berikut merupakan isi dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI
Nomor 36/Permen-KP/2015 yaitu…
a. Mengenai Skala Usaha Pengolahan Ikan
b. Mengenai Skala Usaha Pembudidaya Ikan
c. Mengenai Kriteria dan Pengelompokan Skala Kecil, Menengah, dan
Besar dalam Pungutan Hasil Perikanan
d. Mengenai Pengawasan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil
e. Mengenai Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Perikanan Di
Bidang Penangkapan Ikan Untuk Perairan Darat
8. Adapun beberapa kegiatan yang disusun mengenai rencana aksi
diantaranya memuat...
a. Rekrutmen Konsultan Perseorangan Fasilitasi
b. Identifikasi potensi pengembangan usaha dan fasilitasi akses
pemasaran
c. Rapat Rencana Aksi kegiatan fasilitasi kebutuhan infrastruktur
pendukung
48
d. Rapat evaluasi mengenai implementasi pemenuhan kebutuhan
infrastrukur
e. Survey kebutuhan infrastruktur pendukung
9. Berikut merupakan klasifikasi kebutuhan infrastruktur pendukung
berupa Prasarana guna menunjang kegiatan pengembangan usaha di
desa antara lain, kecuali…
a. Jaringan Telekomunikasi
b. Jaringan Kelistrikan
c. Jaringan Sumber Daya Air dan Sanitasi
d. Jaringan Transportasi
e. Jaringan Sosial
10. Berikut merupakan peserta yang terlibat dalam kegiatan evaluasi
terhadap Penanganan Akses Reforma Agraria antara lain…
a. Narasumber
b. Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan
c. Subbagian Tata Usaha Kantor Pertanahan
d. Kepala Penata dan Pemberdayaan Kantor
e. Tenaga Ahli Kantor Pertanahan
49
BAB V
PELAKSANAAN ANGGARAN, PENGUKURAN KINERJA DAN
LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA DAN AKSES PEMASARAN
A. SUMBER PEMBIAYAAN
50
Tabel 14. Tahapan Kegiatan dan Output Peningkatan Pengembangan Rencana
Usaha
Kompo Tahapan Satuan Dokumen Keluaran/
nen Kegiatan Pertanggung Hasil
/ Akun jawaban (evidence)
51
3. Fasilitasi Infrastruktur Pendukung (053)
C. PENGUKURAN KINERJA
52
Tabel 18. Bobot Capaian Realisasi Fisik Kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi
Akses Pemasaran di Kantor Pertanahan
Komponen/ Akun Tahapan Kegiatan Bobot Realisasi
Peningkatan Pengembangan
051 26,67 % 26,67 %
Rencana Usaha
Fasilitasi Infrastruktur
053 26,67 % 80,01 %
Pendukung
D. WAKTU PELAKSANAAN
Tabel 19. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran
Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Koordinasi dan
1.
Persiapan
Rekrutmen
2. Tenaga
pendukung
Bimbingan Teknis
3. Petunjuk Teknis
PARA oleh PPSDM
53
Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Rapat
4. Penyusunan
Rencana Kerja
Kegiatan
Peningkatan
5.
Pengembangan
Rencana Usaha
Kegiatan
Peningkatan
6.
Pengembangan
Akses Pemasaran
Kegiatan Fasilitasi
7.
Infrastruktur
Kegiatan
Diseminasi Model
8.
Akses Reforma
Agraria
9. Pemantauan
E. PELAPORAN
54
b. Tenaga pendukung di Kantor Pertanahan memiliki tugas untuk
menghimpun data yang menyangkut dengan perkembangan kondisi
subjek penanganan akses reforma yang diakomodir melalui
kelembagaan ekonomi masyarakat, khususnya perkembangan
pengembangan produk dan fasilitasi akses pemasaran dari hasil
usaha masyarakat subjek reforma agraria.
RANGKUMAN
Pelaksanaan, penganggaran, dan pertanggungjawaban mengacu pada Surat
Edaran Nomor 1/SE-100.KU.01.03/I/2022 tentang Pedoman Pelaksanaan
dan Pertanggungjawaban Realisasi Anggaran di Lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
EVALUASI
1. Dibawah ini yang tidak termasuk kedalam output kegiatan pengembangan
usaha dan fasilitas akses pemasaran, berdasarkan tahapan kegiatannya
yaitu…
a. Pembiayaan Peningkatan Pengembangan Rencana Usaha
b. Fasilitasi Akses Pemasaran
c. Realisasi kegiatan dan anggaran
d. Fasilitasi Infrastruktur Pendukung
e. Diseminasi Model Akses Reforma Agraria
a. NPWP
b. KTP
c. Kwitansi Narasumber
d. Daftar Riwayat Hidup
e. Kwitansi Pembelian Konsumsi
55
4. Pada tahapan Peningkatan Pengembangan Rencana Usaha, bentuk
dokumen pertanggung jawaban dari Belanja bahan antara lain yaitu…
56
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. TINDAK LANJUT
57
DAFTAR PUSTAKA
58
59