You are on page 1of 8

Lampiran 2 Surat: B- /II/DS000PL.01.

01/11/2021

LAMPIRAN 2

TANGGAPAN PERUM BULOG ATAS SIMPULAN SEMENTARA HASIL REVIU


ATAS PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PEKERJAAN EPC
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCAPANEN MRMP OLEH PT
WASKITA KARYA (PERSERO) TBK. PADA PERUM BULOG

Bersama ini disampaikan tanggapan PERUM BULOG pada bagian simpulan dan
saran dengan uraian sebagai berikut:

Simpulan dan Saran


Atas alasan pengajuan perpanjangan jangka waktu oleh PT Waskita Karya
(persero) tbk belum dilakukan kajian aspek legal terutama kajian atas pasal
kontrak yang terkait dengan pandemi covid-19 yaitu Pasal 7 FORCE MAJEUR
ayat (3). Selain itu, dari hal-hal yang telah diuraikan diatas (alasan serta hasil
reviu PMC), dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Adanya perubahan desain dan terlambatnya approval material.


Approval material atas roofing dan cladding baru disetujui tanggal 29 Maret
2021, sehingga penyelesaian pekerjaan tersebut juga menjadi terlambat,
perlu juga dikaji apakah pihak kontraktor (PT Waskita Karya), juga terlambat
mengajukan persetujuannya dibandingkan dengan rencana dalam kurva S
awal.

TANGGAPAN PERUM BULOG:


1) Sesuai Ketentuan Kontrak Pasal 19 tentang Tahap Perencanaan
(Engineering), pada Ayat (1) butir e disebutkan bahwa “ Menyusun
Dokumen Detail Engineering Design selambat-lambatnya 2 (dua) bulan
sejak tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
meliputi hal sebagai berikut:
a. Pengujian tanah baik lapangan maupun laboratorium, Pengukuran
lahan/topografi dan hasil penyelidikan tanah/soil test;
b. Gambar Rancangan Detail/Detail Engineering Design (DED)
Arsitektur, Sipil, Struktur, MEP, Peralatan MRMP dan Tata
Lingkungan;
Lampiran 2 Surat: B- /II/DS000PL.01.01/11/2021

c. Spesifikasi Teknis Material;


d. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang memuat antara lain
Metode, Prosesdur Pelaksanaan dan Syarat penerimaan hasil
pekerjaan;
e. Rencana Anggaran Biaya (RAB);
f. Analisa perhitungan struktur;
g. Analisa perhitungan Mechanical, Electrical, Plumbing;
h. Analisa perhitungan MRMP
i. Laporan Perencanaan
2) Batas waktu Tahap Engineering sudah disepakati oleh Para Pihak
selama 2 (dua) bulan sejak tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) yang bertujuan agar pelaksanaan Engineering tidak
terlalu lama sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pekerjaan
Fisik.
3) Approval material atas roofing dan cladding merupakan salah satu
tahap pekerjaan dalam penyusunan Gambar Rancangan Detail/Detail
Engineering Design (DED). Approval material atas roofing dan
cladding tersebut diajukan tanggal 29 Maret 2021. Dimana
berdasarkan ketentuan Kontrak dan jadwal Kurva S, Approval material
atas roofing dan cladding perlu diajukan sebelum 2 (dua) bulan sejak
diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) tanggal 14 September
2020. Sehingga penyusunan Detail/Detail Engineering Design (DED)
perlu diselesaikan sampai tanggal 13 November 2020.

b) Bencana banjir di Lokasi MRMP Subang


Bencana banjir di Lokasi Subang sebagai akibat tingginya curah hujan dan
jebolnya tanggul kali Cipunagara, yang menggenangi area lokasi proyek,
sesuai dengan hasil kajian oleh PMC telah memenuhi syarat untuk
dilakukan perpanjangan jangka waktu serta telah di dukung oleh dokumen
Berita Acara & Surat Pernyataan Bencana Banjir Kecamatan Pamanukan
Kabupaten Subang.
Namun demikian, pihak PT Waskita Karya, tidak memberitahukan secara
tertulis kepada pihak Perum BULOG atas kejadian bencana banjir tersebut
dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari kalender sebagaimana

2
Lampiran 2 Surat: B- /II/DS000PL.01.01/11/2021

yang disyaratkan dalam ketentuan kontrak sesuai pasal 7 FORCE


MAJEURE ayat 2 huruf a. “Jika suatu Force Majeure terjadi yang membuat
salah satu pihak tidak dapat menjalankan atau memenuhi kewajibannya
berdasarkan Kontrak ini, maka Pihak tersebut harus secepatnya dan dalam
waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari kalender memberitahukan
secara tertulis pihak lain tentang timbulnya Force Majeure yang
mempengaruhi kewajibannya berdasarkan Kontrak ini dengan disertai
dengan surat resmi dari instansi yang berwenang di Indonesia”.

TANGGAPAN PERUM BULOG:


1) Ketentuan tentang Force Majeur (Keadaan Memaksa) sudah diatur
dalam ketentuan Kontrak Pasal 7, dimana sesuai Ketentuan Pasal 7
Ayat (1), Keadaan-keadaan yang termasuk Force Majeur tersebut
adalah :
a. Bencana alam termasuk akan tetapi tidak terbatas pada gempa
bumi, tanah longsor, banjir besar, likuifaksi, angin puting beliung,
tsunami, badai, petir dan kebakaran;
b. Perang (baik yang dinyatakan atau tidak), invasi, aneksasi atau
tindakan militer dari Negara asing, pemberontakan, revolusi, aksi
terorisme, kudeta (baik oleh militer maupun sipil), kerusuhan,
tindakan pengambilalihan perusahaan secara paksa;
c. Huru-hara dan/atau Bencana Sosial, gangguan industri,
pemogokan oleh pekerja selain pekerja WASKITA;
d. Epidemic dan/atau Pandemic suatu penyakit, ledakan, radiasi atau
kontaminasi radio aktif kecuali yang diizinkan oleh Para Pihak;
e. Tindakan atau kebijakan Pemerintah yang berakibat serius
terhadap kegiatan usaha BULOG atau keberlangsungan Pekerjaan
Engineering, Procurement and Construction (EPC) Pembangunan
Infrastruktur Pascapanen Modern Rice Milling Plant (MRMP) di 3
lokasi : Subang, Kendal dan Sragen sehingga menyebabkan
BULOG tidak mungkin untuk dapat memenuhi kewajiban
berdasarkan Kontrak ini.
2) Pemberitahuan tentang Force Majeur juga sudah diatur dalam
ketentuan kontrak Pasal 7 Ayat (1) sebagai berikut:
3
Lampiran 2 Surat: B- /II/DS000PL.01.01/11/2021

a. Jika suatu Force Majeur terjadi yang membuat salah satu Pihak
tidak dapat menjalankan atau memenuhi kewajibannya
berdasarkan Kontrak ini, maka Pihak tersebut harus secepatnya
dan dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) Hari Kalender
memberitahukan secara tertulis pihak lain tentang timbulnya Force
Majeur yang mempengaruhi kewajibannya berdasarkan Kontrak
ini dengan disertai dengan surat resmi dari instansi yang
berwenang di Indonesia;
b. Setelah BULOG secara resmi menerima pemberitahuan Force
Majeur dari WASKITA, maka atas dasar pemberitahuan tersebut
BULOG dapat memperpanjang Jangka Waktu Penyelesaian
Pekerjaan;
c. Selama terjadinya penundaan akibat Force Majeur, BULOG
dibebaskan dari kewajiban membayar kepada WASKITA.
3) Apabila Bencana banjir di Lokasi Subang memenuhi ketentuan Kontrak
yang dapat menjadi hal pertimbangan pertambahan jangka waktu
pelaksanaan, mohon agar tim reviu BPKP dapat menyampaikan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Mohon dapat disampaikan ketentuan yang mengakomodir
Bencana banjir di Lokasi Subang.
b. Mohon dapat menyampaikan Jumlah hari yang dapat
dipertimbangkan atas Bencana banjir di Lokasi Subang dengan
memperhatikan waktu pekerjaan yang hilang saat terjadi banjir,
dan waktu untuk recovery akibat banjir di Lokasi Subang.
c. Pelaksanaan Kontrak EPC MRMP oleh WASKITA terdapat di 3
Lokasi yaitu Subang, Kendal dan Sragen. Sehubungan dengan
terjadi Bencana banjir di Lokasi Subang, mohon masukan Tim
reviu BPKP apabila terdapat pertimbangan pertambahan jangka
waktu dilakukan hanya untuk Lokasi Subang atau secara
keseluruhan.

c) Terlambatnya Proses Pengadaan Mesin.


Pengadaan mesin pada kontrak EPC MRMP oleh Waskita Karya
merupakan bagian utama dalam kontrak ini, karena bobot atas pekerjaan ini

4
Lampiran 2 Surat: B- /II/DS000PL.01.01/11/2021

dalam kontrak masing-masing sebesar 47,9582% dan 47,5002%. Pandemi


covid-19 sebagai alasan utama terhambatnya pengadaan mesin, karena
adanya pembatasan produksi di negara pabrikan, terlambatnya pengiriman
mesin (shipping) ke Indonesia, serta proses kegiatan VAT yang semula
direncanakan kunjungan langsung ke negara pabrikan menjadi ditunjuknya
pihak ketiga untuk melaksanakan VAT, merupakan hal-hal yang tidak dapat
di kontrol (uncontrollable) oleh kontraktor, dan oleh PMC PT Virama karya,
kondisi tersebut dapat diterima sebagai alasan diberikannya perpanjangan
jangka waktu.

Namun demikian, keadaan pandemi covid-19 telah diatur dalam klausul


kontrak, sesuai Pasal 7 FORCE MAJEUR ayat (3) yang berbunyi: “ Pada
saat pelaksanaan Kontrak ini Para Pihak mengetahui dan telah menghadapi
keadaan Pandemi Covid-19, tanpa mengecualikan segala ketentuan
Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia terkait Covid-19, Para
Pihak setuju melaksanakan seluruh kewajiban yang diatur dalam Kontrak
ini”.

Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian dari aspek legal, terutama pada
pasal 7 ayat (3) tersebut, untuk memastikan bahwa kondisi yang tidak dapat
di kontrol oleh kontraktor tersebut, memenuhi atau tidak memenuhi syarat
untuk dapat diterimanya alasan perpanjangan jangka waktu kontrak.

TANGGAPAN PERUM BULOG:


Keterlambatan proses pengadaan dapat ditanggapi dalam beberapa hal
sebagai berikut:
1) Secara prinsip, proses material approval sebagai proses evaluasi dan
proses quality control dari PMC atas setiap bahan yang akan dipesan
oleh EPC. Material Approval akan berpengauh pada bahan-bahan
yang belum dituliskan merk pada saat proses lelang contohnya
spesifikasi cat anti karat yang belum dijelaskan secara detail merknya
pada proses lelang perlu diajukan kembali pada material approval.
Untuk peralatan mesin utama, sudah dilakukan penawaran dan
evaluasi teknis secara mendalam oleh PMC sehingga hasil evaluasi
tersebut yang menentukan nilai teknis dari penawaran calon EPC.

5
Lampiran 2 Surat: B- /II/DS000PL.01.01/11/2021

2) Tahap Pengadaan (Procurement) sudah diatur dalam ketentuan


Kontrak Pasal 20. Dimana pelaksanaan Pekerjaan Procurement
dilakukan selama 4 (empat) bulan kalender sejak material peralatan
MRMP disetujui. Waktu 4 (empat) bulan ini merupakan perencanaan
dari Project Management Consultant yang berasumsi bahwa ini
merupakan waktu yang cukup dengan memperhitungkan proses
Pengadaan (Procurement) yang dimulai dari proses Purchase Order
(PO) hingga tiba di Indonesia yang akan dilaksanakan saat Pandemi
Covid-19.
3) Seluruh peralatan mesin RMU sudah disetujui pada saat proses
penawaran dimana PT Raja Musi Perkasa sebagai vendor akan
memesan mesin Dryer, RMU dan SILO dengn merk yang sudah
ditawarkan pada Dokumen pengadaan. Untuk itu, maksimal 1 (satu)
bulan setelah penandatanganan Kontrak, sudah dapat dilaksanakan
proses Pemesanan (Purchase Order) mesin dibuktikan berdasarkan
Commercial Invoice dari Hubei Yongxiang Food Processing Machine
Co., Ltd. Proses Pemesanan (Purchase Order) merupakan hal yang
kritikal yang apabila proses ini terlambat, maka akan berpengaruh ke
proses produksi, proses pengiriman hingga tahap instalasi yang juga
akan terlambat. Hingga tanggapan ini dibuat, PT. Waskita belum
memberikan kapan proses Pemesanan (Purchase Order) dilakukan.
4) Sehubungan dengan adanya pembatasan produksi di negara
pabrikan, perlu dibuktikan dengan keterangan dan Kebijakan Negara
Setempat apabila telah terjadi pembatasan produksi.
5) Sesuai Ketentuan Pasal 22, untuk memastikan peralatan yang dipesan
akan sesuai dengan yang dipersayaratkan, Waskita wajib
melaksanakan Acceptance Test untuk sistem Otomasi
berkesinambungan dalam:
a. Pengujian akseptasi pabrik (Factory Acceptance Test);
b. Pengujian instalasi sistem (System Installation Test);
c. Pengujian akseptasi lapangan (Site Acceptance Test);
d. Pengujian kesiapan sistem (System Availability Test);

Pelaksanaan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem

6
Lampiran 2 Surat: B- /II/DS000PL.01.01/11/2021

sudah memenuhi persyaratan fungsional, kinerja, interface dan sistem


jaringan. Pengujian akan memeriksa kebenaran dari kinerja dan
integritas fungsional dari masing-masing subsistem, termasuk interface
aktif antara subsistem, dan akan melakukan simulasi operasi
subsistem pada sebuah basis sistem terintegrasi. Secara prinsip,
teknis pengujian diwajibkan untuk diusulkan oleh Waskita dan harus
dapat menghasilkan keyakinan bahwa mesin yang dipesan sesuai
dengan persyaratan. Selain itu, Tim penguji dapat ditentukan oleh
Pihak ketiga selama memenuhi persyaratan. Sehubungan dengan
belum adanya konfirmasi terkait pendelegasian kepada pihak ketiga
yang akan melaksanakan FAT untuk mesin RMU dan Dryer. sesuai
Pasal 7 FORCE MAJEUR ayat (3) yang berbunyi: “ Pada saat
pelaksanaan Kontrak ini Para Pihak mengetahui dan telah menghadapi
keadaan Pandemi Covid-19, tanpa mengecualikan segala ketentuan
Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia terkait Covid-19,
Para Pihak setuju melaksanakan seluruh kewajiban yang diatur dalam
Kontrak ini”. Sehingga apabila Waskita akan mengajukan
pendelegasian, perlu diajukan segera sejak tanggal diterbitkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) atau segera setelah melaksanakan
Purchase Order (PO).
6) Sehubungan dengan adanya keterlambatan pengiriman/delivery, pada
saat proses mencari vendor pengiriman, EPC perlu melakukan upaya
untuk mencarai beberapa alternatif jasa ekspedisi yang dapat
mempercepat proses pengiriman.

Atas Beberapa Poin Tersebut Mohon Agar Dapat Diberikan Kesimpulan :

Mengingat bahwa kontrak EPC Pembangunan infrastruktur Pasca panen MRMP


di 3 Lokasi adalah Jenis kontrak Lumsum (pasal 4 RUANG LINGKUP), dan
apabila menurut hasil reviu BPKP dengan mempertimbangkan alasan
perpanjangan jangka waktu pelaksanaan sehingga memperoleh kesimpulan
bahwa PT. WASKITA telah gagal memenuhi kewajibannya dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai jangka waktu pelaksanaan EPC
Pembangunan Infastruktur Pasca Panen MRMP terhitung sejak diterima nya

7
Lampiran 2 Surat: B- /II/DS000PL.01.01/11/2021

SPMK sampai dengan BAST I adalah selama 240 (dua ratus empat puluh
hari) kalender tidak termasuk Testing Commissioning, dan uji full sistem
operasi/performance (pengoperasian Drying, Silo dan Milling). Sehingga PT
WASKITA dikenakan denda (pasal 9 DENDA). Untuk itu, dimohon agar tim reviu
BPKP dapat memberikan saran atas jumlah hari keterlambatan maupun jumlah
hari pertimbangan perpanjangan jangka waku sebagai dasar pengenaan denda
sesuai dengan ketentuan yang ada didalam kontrak (pasal 9 DENDA).

Demikian disampaikan, kami mengharapkan agar hasil final reviu dapat kami terima
dalam waktu yang tidak terlalu lama. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan
terima kasih.

PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG


DIREKSI,

PURNOMO SINAR HADI


Direktur Human Capital

You might also like