Professional Documents
Culture Documents
II 26 Ristiana Desain Pengkajian Program
II 26 Ristiana Desain Pengkajian Program
C. Batasan Teoritis
1. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
Menurut Monks dkk. (1998), perkembangan diartikan sebagai “suatu proses ke arah yang
lebih sempurna dan tidak dapat terulang kembali. Perkembangan menunjuk pada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali”. Perkembangan juga
dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi
pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan dan
belajar”.
Desmita (2005) mendefinisikan perkembangan tidak terbatas pada pengertian perubahan
secara fisik, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan secara terus
menerus dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju tahap
kematangan, melalui pertumbuhan dan belajar.Berdasarkan definisi-definisi tersebut
perkembangan diartikan sebagai proses perubahan secara terus menerus dari fungsi-
fungsi jasmaniah dan rohaniah melalui pertumbuhan dan belajar. Berdasarkan definisi
perkembangan dan anak usia dini di atas maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan
anak usia dini adalah proses perubahan secara terus menerus anak usia 0-6 tahun
melalui pertumbuhan dan belajar.
Dalam perkembangan anak usia dini, terdapat aspek-aspek yang mengalami
perkembangan yang meliputi aspek fisik atau motorik, aspek kognitif, aspek bahasa dan
perkembangan emosi.
a) Perkembangan fisik atau motorik
Perkembangan fisik atau motorik akan mempengaruhi kehidupan anak baik secara
langsung ataupun tidak langsung (Hurlock, 1978). Hurlock menambahkan bahwa
secara langsung, perkembangan fisik akan menentukan kemampuan dalam
bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fisik akan
mempengaruhi bagaimana anak memandang dirinya sendiri dan orang lain.
Perkembangan fisik meliputi perkembangan badanm otot kasar dan otot halus,
yang selanjutnya lebih disebut dengan motorik kasar dan motorik halus (Suyanto,
2005). Perkembangan motorik kasar berhubungan dengan gerakan dasar yang
terkoordinasi dengan otak seperti berlari, berjalan, melompat, memukul dan
menarik. Motorik halus berfungsi untuk melakukan gerakan yang lebih spesifik
seperti menulis, melipat, menggunting, mengancingkan baju dan mengikat tali
sepatu.
b) Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan
berfungsi sehingga dapat berpikir (Mansur, 2005). Keat (dalam Purwanti dan
Widodo, 2005) menyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan proses
mental yang mencakup pemahaman tentang dunia, penemuan pengetahuan,
pembuatan perbandingan, berfikir dan mengerti. Proses mental yang dimaksud
adalah proses pengolahan informasi yang menjangkau kegiatan kognisi,
intelegensi, belajar, pemecahan masalah, dan pembentukan konsep. Hal ini juga
menjangkau kreativitas, imajinasi dan ingatan.
c) Perkembangan bahasa
Penguasaan bahasa anak berkembang menurut hukum alami, yaitu mengikuti
bakat, kodrat, dan ritme yang alami. Perkembangan bahasa anak berjalan sesuai
jadwal biologisnya. Hal ini digunakan sebagai dasar mengapa anak pada umur
tertentu sudah dapat berbicara, sedangkan pada umur tertentu belum dapat
berbicara. Perkembangan bahasa tidaklah ditentukan pada umur, namun
mengarah pada perkembangan motoriknya, namun perkembangan tersebut
sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Bahasa anak akan muncul dan berkembang
melalui berbagai situasi interaksi sosial dengan orang dewasa (Kartono, 1995).
Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Suhartono (2005) menyatakan bahwa peranan bahasa bagi anak usia dini
diantaranya sebagai sarana untuk berfikir, sarana untuk mendengarkan, sarana
untuk berbicara dan sarana agar anak mampu membaca dan menulis. Melalui
bahasa seseorang dapat menyampaikan keinginan dan pendapatnya pada orang
lain.
d) Perkembangan sosio emosi
Emosi merupakan perasaan atau afeksi yang melibatkan perpaduan antara
gejolak fisiologis dan gejala perilaku yang terlihat (Mansur, 2005). Perkembangan
emosi memainkan peranan yang penting dalam kehidupan terutama dalam hal
penyesuaian pribadi dan sosial anak dengan lingkungan. Adapun dampak
perkembangan emosi adalah sebagai berikut: 1) emosi menambah rasa nikmat
bagi pengalaman sehari-hari, 2) emosi menyiapkan tubuh untuk melakukan
tindakan, 3) emosi merupakan suatu bentuk komunikasi, 4) emosi mengganggu
aktifitas mental, dan 6) reaksi emosi yang diulang-ulang akan menjadi kebiasaan
(Soemantri, 2004).
.Ismail (dalam Harun, 2009) menyatakan bahwa pada tahap ini anak akan
mengalami perkembangan yang positif dalam kreativitas, banyak ide, imajinasi,
berani mencoba, berani mengambil resiko dan mudah bergaul. Pada tahap ini
anak dapat menunjukkan sikap inisiatif, yaitu mulai lepas dari ikatan orang tua,
bergerak bebas dan mulai berinteraksi dengan lingkungan. Mereka dituntut untuk
mengembangkan perilaku yang diharapkan dalam lingkungan sosialnya, serta
bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
2. Literasi Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah masa terbaik dalam proses pembentukan karakter yang penting
seorang anak. Masa keemasan utamanya pada kisaran umur 0 sampai 5 tahun. Sang anak
akan akan lebih mudah belajar segala sesuatu hal dengan indera pendengaran, penglihatan
dan indera perasa. Literasi untuk anak usia dini sangat penting dilakukan para orangtua. Pada
usia awal lebih mudah bagi seorang anak untuk menyerap ilmu dan pengetahuan. Literasi
untuk anak usia dini adalah suatu cara membuat kepandaian seorang anak dalam berbahasa,
menulis, membaca, menghitung, dan berbicara serta menemukan solusi atas setiap
masalahnya. Kemampuan literasi seorang anak akan berbeda-beda. Semakin baik literasi
seorang anak maka semakin baik pula seorang anak tumbuh dan kembang di masyarakat.
Secara bahasa atau harfiah, literasi berasal dari bahasa inggris yakni literacy. Bermakna
sebuah aksara. Sedangkan menurut terminologi atau istilah secara umum, literasi pada anak
adalah sebuah keterampilan membaca dan menulis seorang anak. Pendek kata, literasi
berkaitan dengan huruf dan angka. Misalkan kemampuan menulis dan baca. Adapun
Education Development Center (EDC) memberikan pengertian literasi lebih luas lagi. Literasi
bukan semata soal sebuah keahlian atas menulis dan membaca. Tapi lebih dari itu. Literasi
adalah sebuah usaha dan keterampilan seseorang dalam memaksimalkan keahlian dan
potensi yang dimilikinya, dengan demikian jelas bahwa literasi anak bukan hanya kemampuan
membaca dan menulis tapi juga keterampilan dalam memecahkan masalah.
Pendidikan literasi yang diberikan pada anak usia dini akan memberikan banyak manfaat bagi
anak yang meliputi :
a) Membuat anak usia dini lebih pandai menulis
b) Menjadikan anak lebih pandai membac
c) Menjadikan anak pandai berhitung
d) Anak lebih pintar memecahkan masalahnya sendiri
e) Anak akan lebih siap ketika ia akan memasuki bangku sekolah TK atau SD
Pendidikan literasi untuk anak usia dini akan membuat seorang anak lebih cerdas secara
pisokologi, bahasa, kognitif, emosional, sosial, akademik dan kritis.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam desain pengkajian program ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana efektivitas pemanfaatan sudut baca dalam menstimulasi aspek
perkembangan kogitif anak usia dini peserta didik Kelompok Bermain SKB SPNF N
Kabupaten Tegal?
2. Bagaimana efektivitas pemanfaatan sudut baca dalam menstimulasi aspek minat literasi
anak usia dini peserta didik Kelompok Bermain SKB SPNF N Kabupaten Tegal?
E. Lokasi Pelaksanaan
Lokasi kegiatan pengkajian program akan dilaksanakan di Kelompok Bermain SKB SPNF N
Kabupaten Tegal.
F. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan pengkajian program akan dilaksanakan pada 4 Juli 2022 s.d 31
Agustus 2022.
H. Metode Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan dengan metode action research. Action research adalah salah
satu bentuk penelitian tindakan dimana peneliti dapat mendeskripsikan, menginterpretasi
dan menjelaskan suatu situasi dengan tujuan perbaikan atau partisipasi. Dalam prosesnya,
teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan proses penelitian menggunakan teknik studi dokumentasi dan teknik
observasi (pengamatan) langsung terhadap proses kegiatan yang akan dikaji serta
mengobservasi secara berkala terhadap kegiatan pemanfaatan sudut baca di Kelompok
Bermain SKB SNF N Kabupaten Tegal sehingga dapat memperoleh data langsung yang bisa
diolah untuk mencari akar permasalahan atau hambatan yang dihadapi dalam prosesnya.
I. Langkah-langkah Pengkajian
Langkah-langkah untuk melakukan pengkajian program akan dilaksanakan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan proses penyusunan desain pengkajian program yang
meliputi menentukan tujuan pengkajian program, pembentukan tim pengkajian
program, menentukan waktu dan lokasi pengkajian program, menentukan metode
pengkajian program dan menentukan sasaran pengkajian program.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini memulai pelaksanaan pengkajian program sesuai dengan waktu dan
jadwal yang telah dibuat.
3. Tahap Pelaporan
Menyusun hasil pengolahan dan analisis data hasil pengkajian program yang
kemudian menjadi sebuah laporan hasil pengkajian program.
J. Sasaran Pengkajian
Sasaran pengkajian program ini adalah peserta didik Program Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) di Kelompok Bermain SKB SPNF N Kabupaten Tegal.
Sumber
Nurfadilah. (2021). Perkembangan Anak Usia Dini. BANPAUDDANPNF : Jakarta.
Pustaka PAUD. (2016). Definisi dan Aspek-aspek Perkembangan Anak Usia Dini. [Online].
Diakses pada 16 Mei 2022. Tersedia :
https://pustakapaud.blogspot.com/2017/10/definisi- dan-aspek-aspek-perkembangan-
anak-usia-dini.html
Yusuf C. (2021). Literasi untuk Anak Usia Dini dan Contoh Programnya. [Online]. Diakses pada
16 Mei 2022. Tersedia : https://edumasterprivat.com/literasi-untuk-anak-usia-dini-dan-
programnya/