You are on page 1of 46

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN

IBU HAMIL, IBU BERSALIN, BAYI BARU LAHIR,


BALITA, ANAK USIA PEDIDIKAN DASAR,
USIA PRODUKTIF DAN USIA LANJUT
Urusan Pemerintahan
UU 23 Th 2014 ttg Pemda
Absolut Umum Konkuren
kewenangan penuh kewenangan Dibagi antara Pusat,
Pemerintah Pusat Presiden provinsi, dan kab/kota
1. politik luar negeri
2. pertahanan Wajib Pilihan
3. keamanan
1. kelautan dan perikanan
4. yustisi
Pelayanan Dasar Non Pelayanan Dasar 2. pariwisata
5. moneter & fiskal nasional
3. pertanian
6. agama 1. pendidikan 1. tenaga kerja 4. kehutanan
2. kesehatan
kesehatan 2. PP & PA 5. energi dan sumber daya
3. pekerjaan umum dan 3. pangan mineral
penataan ruang 4. pertanahan 6. perdagangan
4. perumahan rakyat dan 5. lingkungan hidup 7. perindustrian
SPM Non SPM kawasan permukiman 6. adminduk dan capil 8. transmigrasi
5. ketenteraman, ketertiban 7. pemberdayaan masyarakat dan desa
Pelayanan kesehatan bagi: 8. pengendalian penduduk dan KB
1. ibu hamil
umum, dan perlindungan
masyarakat 9. perhubungan
2. ibu bersalin
3. bayi baru lahir 6. sosial 10. komunikasi dan informatika
4. Balita 11. koperasi & UKM
5. usia pendidikan dasar 12. penanaman modal
6. usia produktif Urusan Kesehatan dilaksanakan melalui 13. kepemudaan dan olah raga
7. usia lanjut PEMBAGIAN URUSAN 14. statistik
8. penderita hipertensi antara Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota 15. persandian
9. penderita diabetes melitus dalam kerangka
10. orang dgn gangguan jiwa berat 16. kebudayaan
SISTEM KESEHATAN NASIONAL 17. perpustakaan
11. orang terduga tuberkulosis (Perpres 72 Th 2012 ttg SKN)
12. orang dgn risiko terinfeksi HIV 18. kearsipan
LANDASAN HUKUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019 INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018
 Pemerintah Daerah Provinsi dan  Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah menerapkan SPM untuk
pemenuhan Jenis Pelayanan
Kabupaten/Kota wajib Dasar dan Mutu Pelayanan
menerapkan Standar Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh
Minimal bidang Kesehatan. setiap Warga Negara secara
minimal.
 Standar Pelayanan Minimal bidang  Penerapan SPM sebagaimana
Kesehatan yang selanjutnya dimaksud diprioritaskan bagi
disebut SPM Kesehatan Warga Negara yang berhak
merupakan ketentuan mengenai memperoleh Pelayanan
Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar Dasar secara minimal sesuai
dengan Jenis Pelayanan
yang merupakan Urusan Dasar dan Mutu Pelayanan
Pemerintahan Wajib yang berhak Dasarnya.
diperoleh setiap Warga Negara
secara minimal.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 Pasal 2
TAHUN 2019
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Pasal 3
NOMOR 100 TAHUN 2018
Jenis Pelayanan Dasar untuk daerah kab/kota terdiri atas:
a. pelayanan kesehatan ibu hamil;
b. pelayanan kesehatan ibu bersalin;
c. pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan d. pelayanan kesehatan balita;
Daerah Provinsi terdiri atas: e. pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
a. pelayanan kesehatan bagi penduduk f. ipelayanan kesehatan pada usia produktif;
terdampak krisis kesehatan akibat bencana g. pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
dan/atau berpotensi bencana provinsi; dan h. pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
b. pelayanan kesehatan bagi penduduk pada i. pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
kondisi kejadian luar biasa provinsi. j. pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa
berat;
k. pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis;
l. pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi
virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia
(Human Immunodeficiency Virus);
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019

• Pelayanan dasar pada SPM Kesehatan dilaksanakan pada PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018
pusat, pemerintah daerah, maupun swasta.
• Pelayanan dasar dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan. • Menteri melalui Direktur Jenderal Bina
• Selain oleh tenaga kesehatan untuk jenis pelayanan Pembangunan Daerah berwenang
dasar tertentu dapat dilakukan oleh kader kesehatan mengoordinasikan pelaksanaan penerapan SPM
terlatih di luar fasilitas pelayanan kesehatan di bawah secara nasional.
pengawasan tenaga kesehatan • Gubernur berwenang mengoordinasikan
• Pemerintah Daerah wajib memenuhi mutu pelayanan pelaksanaan penerapan SPM di daerah provinsi.
setiap jenis pelayanan dasar pada SPM bidang
Kesehatan. • Bupati/Wali Kota berwenang mengoordinasikan
• Mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada SPM pelaksanaan penerapan SPM di daerah
bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud ditetapkan kabupaten/kota.
dalam standar teknis yang terdiri atas
a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya
manusia kesehatan; dan
c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019 INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018

• Perhitungan pembiayaan pelayanan dasar pada • Pembiayaan Penerapan SPM oleh Pemerintah Daerah
SPM Kesehatan memperhatikan berbagai dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
sumber pembiayaan agar tidak terjadi Daerah Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja
duplikasi anggaran. Daerah Kabupaten/Kota, dan sumber lainnya yang sah
• Pelaksanaan pelayanan dasar sebagaimana dan tidak mengikat.
dimaksud dicatat dan dilaporkan kepada • Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan
pemerintah daerah kabupaten/kota, Daerah melakukan pembinaan secara umum dan
pemerintah daerah provinsi, dan Menteri menteri teknis yang membidangi Urusan Pemerintahan
Kesehatan secara berjenjang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Wajib Pelayanan Dasar melakukan pembinaan secara
teknis terhadap Penerapan SPM daerah provinsi.
• Menteri Kesehatan, Pemerintah Daerah • Menteri melalui Inspektorat Jenderal melakukan
Provinsi, dan Pemerintah Daerah pengawasan terhadap Penerapan SPM daerah provinsi.
Kabupaten/Kota melakukan monitoring dan
• Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan
evaluasi serta pembinaan dan pengawasan
secara berjenjang sesuai dengan kewenangan Penerapan SPM daerah kabupaten/kota.
masing-masing. • Bupati/Wali Kota melakukan pembinaan dan
pengawasan penerapan SPM daerah kabupaten/kota.
SPM TERKAIT KESEHATAN KELUARGA
PP 2/ 2018 TENTANG SPM BIDANG KESEHATAN
PERMENKES NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR PADA SPM BIDANG KESEHATAN

NO PERNYATAAN STANDAR NO PERNYATAAN STANDAR

1 Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar. 8 Setiap penderita hipertensi mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar.
2 Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar. 9 Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar.
3 Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
10
4 Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.

5 Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining 11 Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar. TB sesuai standar.
6 Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan 12 Setiap orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan
skrining kesehatan sesuai standar. pemeriksaan HIV sesuai standar.
7 Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan
skrining kesehatan sesuai standar. 8
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil
PERNYATAAN STANDAR STANDAR KUANTITAS
Setiap ibu hamil Standar kuantitas adalah Kunjungan 4 kali selama periode kehamilan (K4)
mendapatkan dengan ketentuan:
pelayanan antenatal 1. Satu kali pada trimester pertama.
sesuai standar. 2. Satu kali pada trimester kedua.
Pemerintah Daerah 3. Dua kali pada trimester ketiga
tingkat kabupaten/kota
wajib memberikan STANDAR KUALITAS
pelayanan kesehatan Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T, meliputi:
ibu hamil sesuai standar 1. Pengukuran berat badan.
kepada semua ibu hamil 2. Pengukuran tekanan darah.
di wilayah kerja 3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
tersebut dalam kurun 4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
waktu satu tahun. 5. Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
6. Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
Pelayanan antenatal 7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
sesuai standar meliputi: 8. Tes Laboratorium.
1. Standar kuantitas. 9. Tatalaksana/penanganan kasus.
2. Standar kualitas. 10. Temu wicara (konseling).
Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan Tenaga kesehatan
meliputi:
a. Dokter/ dokter spesialis kebidanan, atau
b. Bidan, atau
c. Perawat

PERHITUNGAN KINERJA
Jumlah ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal
Persentase ibu sesuai standar di wilayah kerja
hamil kabupaten/kota tersebut dalam
mendapatkan kurun waktu satu tahun
pelayanan = x 100 %
kesehatan ibu Jumlah sasaran ibu hamil di
hamil wilayah kerja kabupaten/kota
tersebut dalam kurun waktu satu
tahun yang sama

 Nominator yang dihitung adalah Ibu hamil yang telah selesai menjalani masa kehamilannya (bersalin) di
akhir tahun berjalan
 Ibu hamil yang belum selesai menjalani masa kehamilannya pada akhir tahun berjalan tidak di hitung
sebagai nominator akan tetapi dihitung sebagai nominator dan denominator pada tahun berikutnya.
ANTENATAL CARE TERPADU

 Tujuan umum:
Memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh
pelayanan antenatal berkualitas sehingga mampu
menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin selamat,
dan melahirkan bayi yang sehat.
 Tujuan Khusus

- Menyediakan pelayanan antenatal terpadu,


komprehensif dan berkualitas, termasuk konseling
kesehatan dan gizi ibu hami, konseling KB dan
pemberian ASI
- Menghilangkan “missed opportunity”
- Deteksi dini
- Intervensi
- Rujukan
Masalah pada ibu:

- Gizi
- Berisiko
- Komplikasi kebidanan
- PTM (Penyakit Tidak menular)
- PM (Penyakit Menular)
- Masalah kejiwaan

→ penanganan, rujukan, dll sehingga persalinan aman


Komponen ANC Terpadu (10T)

1. Timbang BB (setiap kali kunjungan)dan ukur TB (pada awal kunjungan)


2. Tekanan darah diukur (setiap kali kunjungan)
3. sTatus Gizi (LiLA) pada awal kunjungan
4. Tinggi fundus uteri (setiap kali kunjungan)
5. Tentukan presentasi janin (akhir Trimester2 dst) dan DJJ (akhir trimester 1 dst)
6. TT skrining dan pemberian
7. TTD
8. Tes laboratorium (gol darah, Hb, protein urin, gula darah, malaria, sifilis, HIV,
BTA)
9. Tatalaksana kasus
10. Temuwicara (konseling): kes ibu, PHBS, perencanaan persalinan, tanda bahaya,
gizi, gejala penyakit, tawaran tes HIV, IMD dan ASI E, KB pasca salin, imunisasi,
brain booster, dll
Proses

 Anamnesis
 Pemeriksaan
 Penanganan dan Tindak Lanjut
Kesiapan persalinan (Anamnesis)

 Siapa yang menolong?


 Di mana?
 Siapa yang mendampingi?
 Siapa pendonor darah?
 Transportasi menggunakan apa?
 Persiapan biaya?
Buku Kesehatan Ibu
dan Anak(Buku KIA)
dan Stiker P4K
Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K)
 Tujuan umum
Meningkatnya cakupan dan mutu yankes bagi bumil dan BBL melalui
peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda
bahaya kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat
 Tujuan khusus
- Pendataan
- Perencanaan
- Pengambilan keputusan yang cepat
- Keterlibatan tokoh masyarakat dll sesuai peran masing-masing
Manfaat

 Mempercepatberfungsinya Desa Siaga


 Meningkatkan cakupan pelayanan ANC sesuai
standar
 Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan kompeten
 Meningkatnya kemitraan bidan dan dukun
 Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini.
Komponen P4K dengan Stiker

 Pencatatan Ibu Hamil


 Tabulin
 Donor darah
 Transport / ambulan desa
 Suami/keluarga menemani ibu pada saat bersalin
 IMD
 Kunjungan nifas
 Kunjungan rumah
Ingat!

Pemasangan Stiker P4K bukan sekedar menempelkan


stiker tapi harus dilakukan konseling kepada ibu
hamil, suami dan keluarga untuk mendapatkan
kesepakatan dan kesiapan dalam merencanakan
persalinan
Amanat Persalinan

 Kesepakatan
kesanggupan ibu hamil
beserta
suami/keluarga atas
komponen P4K dengan
stiker.
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin
PERNYATAAN STANDAR 1. Penetapan sasaran ibu bersalin di wilayah
Setiap ibu bersalin kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data
mendapatkan pelayanan proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan
persalinan sesuai standar. mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/ riset yang
Pemerintah Daerah tingkat
terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh Kepala
Kabupaten/Kota wajib
memberikan Pelayanan
Daerah.
Kesehatan Ibu Bersalin sesuai 2. Standar persalinan normal adalah Acuan Persalinan
standar kepada semua ibu Normal (APN) sesuai standar.
bersalin di wilayah kerja a) Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
kabupaten/kota tersebut b) Tenaga penolong minimal 2 orang, terdiri dari:
dalam kurun waktu satu • Dokter dan bidan, atau
tahun. • 2 orang bidan, atau
• Bidan dan perawat.
Pelayanan persalinan sesuai 3. Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku
standar meliputi:
Pelayanan Kesehatan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan
1)Persalinan normal.
2)Persalinan komplikasi
Dasar dan Rujukan.
PERHITUNGAN KINERJA
Persentase ibu bersalin Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan
mendapatkan pelayanan pelayanan persalinan sesuai standar di fasilitas
persalinan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
kabupaten/kota dalam kurun waktu satu
tahun. x 100 %

Jumlah sasaran ibu bersalin di wilayah kerja


kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu
satu tahun yang sama.

STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA

No Barang Jumlah Fungsi


1 Formulir partograf Sejumlah sasaran ibu bersalin - Instrumen pemantauan persalinan

2 Kartu ibu (rekam medis) Terintegrasi dengan ibu hamil - Form rekam medis bagi ibu

3 Buku KIA Terintegrasi dengan ibu hamil - Pencatatan kesehatan ibu dan
anak sampai umur 6 tahun
- Media KIE bagi ibu dan
keluarganya
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
STANDAR KUANTITAS
PERNYATAAN STANDAR Kunjungan minimal 3 kali selama masa periode neonatal dengan ketentuan :
Setiap bayi baru lahir 1. Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 6 - 48 jam
mendapatkan pelayanan 2. Kunjungan Neontal 2 ( KN2) 3-7 hari
kesehatan neonatal esensial 3. Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 8-28 Hari
sesuai standar. Pemerintah
daerah tingkat kabupaten/kota STANDAR KUALITAS
wajib memberikan pelayanan 1. Pelayanan neonatal esensial saat lahir (0-6 Jam) meliputi :
kesehatan bayi baru lahir a. Pemotongan dan perawatan tali pusat
sesuai standar kepada semua b. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
bayi usia 0-28 hari di wilayah c. Pencegahan perdarahan (injeksi vitamin K1)
kerjanya dalam kurun waktu d. Pemberian salep/tetes mata antibiotik
e. Pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis B0)
satu tahun.
2. Pelayanan Neonatal Setelah Lahir ( 6-28 Hari) meliputi:
a. Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif
PELAYANAN BAYI BARU LAHIR b. Memeriksa kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM
SESUAI STANDAR MELIPUTI : c. Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasilitas Pelayanan kesehatan atau belum
1. Standar Kuantitas mendapatkan Vitamin K
2. Standar Kualitas d. imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia < 24 jam yang lahir tidak ditolong tenaga
kesehatan
e. Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi
Standar Jumlah dan Kualitas Personil/SDM Tenaga kesehatan meliputi:
a. Dokter/ dokter spesialis anak, atau
b. Bidan, atau
c. Perawat

Jumlah bayi baru lahir usia 0- 28 hari yang


PERHITUNGAN KINERJA
mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
sesuai dengan standar dalam kurun waktu satu
tahun
x 100%
Presentase bayi baru lahir mendapatkan
pelayanan kesehatan bayi baru lahir =
Jumlah sasaran bayi lahir di wilayah kerja
kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu
tahun yang sama
4 Pelayanan kesehatan balita
Pelayanan kesehatan balita sehat
PERNYATAAN STANDAR
1.Pelayanan Kesehatan Balita Usia 0-11 bulan
Setiap balita mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai 2.Pelayanan Kesehatan balita Usia 12-23 Bulan
standar. Pemerintah Daerah 3.Pelayanan Kesehatan Balita Usia 24- 59 bulan
Tingkat Kabupaten/Kota wajib Pelayanan Balita sakit adalah Pelayanan balita mengunakan pendekatan Manajemen
memberikan pelayanan Terpadu Balita Sakit (MTBS)
kesehatan sesuai standar kepada
semua balita di wilayah kerja Pelayanan kesehatan Balita usia 0 -11 bulan:
1)Penimbangan minimal 8 kali setahun
kabupaten/kota tersebut dalam 2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali /tahun
kurun waktu satu tahun. Setiap 3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
balita (0-59 Bulan) mendapatkan 4)Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1 kali setahun
5)Pemberian imunisasi dasar lengkap
pelayanan kesehatan sesuai
standar. Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan:
1)Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan)
2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
PELAYANAN KESEHATAN 3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun
BALITA BERUSIA 0-59 BULAN 4)Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun
MELIPUTI 5)Pemberian Imunisasi Lanjutan

1. Pelayanan Balita Sehat Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan:


2. Pelayanan Balita sakit 1)Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan)
2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun
4)Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun
a. Balita yang belum mencapai usia 1 tahun di akhir tahun berjalan,
Standar jumlah dan kualitas personil/ SDM kesehatan: tidak di hitung sebagai cakupan. Perhitungan balita usia 0-11 bulan
1. Tenaga Kesehatan : dilakukan setelah balita berulang tahun yang pertama (balita genap
a. Dokter atau berusia 1 tahun/12 bulan).
b. Bidan atau b. Balita yang belum mencapai usia 24 bulan di akhir tahun berjalan
c. Perawat tidak di hitung sebagai cakupan balita usia 24-35 bulan.
d. Gizi Perhitungan dilakukan setelah berulang tahun yang kedua (balita
2. Tenaga Non Kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi genap berusia 2 tahun/24 bulan)
tertentu : c. Balita yang belum mencapai usia 36 bulan, di akhir tahun berjalan
a. Guru PAUD tidak di hitung sebagai cakupan balita usia 36-59 bulan.
b. Kader Kesehatan Perhitungan di lakukan setelah berulang tahun yang ketiga (balita
genap berusia 3 tahun/36 bulan)

PERHITUNGAN KINERJA
Jumlah Balita usia 12-23 bulan yang mendapat Pelayanan Kesehatan
sesuai Standar 1 + Jumlah Balita usia 24-35 bulan mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar 2 + Balita usia 36-59 bulan
mendapakan pelayanan sesuai standar 3
Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita
= __________________________________ X100%
sesuai Standar
Jumlah Balita usia 12-59 bulan di wilayah kerja Kabupaten/kota
tersebut pada kurun waktu satu tahun yang sama
5 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
PERNYATAAN STANDAR SKRINING KESEHATAN
Setiap anak pada usia pendidikan dasar Pelaksanaan skrining kesehatan anak usia pendidikan dasar
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dilaksanakan di satuan pendidikan dasar (SD/MI dan
standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
wajib melakukan pelayanan kesehatan sesuai SMP/MTS) dan di luar satuan pendidikan dasar seperti di
standar pada anak usia pendidikan dasar di pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya,
dalam dan luar satuan pendidikan dasar di
wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun meliputi:
waktu satu tahun ajaran. a. Penilaian status gizi.
PELAYANAN KESEHATAN USIA PENDIDIKAN b. Penilaian tanda vital.
DASAR SESUAI STANDAR MELIPUTI : c. Penilaian kesehatan gigi dan mulut.
1. Skrining kesehatan.
2. Tindaklanjut hasil skrining kesehatan. d. Penilaian ketajaman indera.
TINDAK LANJUT SKRINING KESEHATAN meliputi:
Keterangan: Dilakukan pada anak kelas 1
sampai dengan kelas 9 di sekolah minimal a. Memberikan umpan balik hasil skrining kesehatan
satu kali dalam satu tahun ajaran dan usia 7 b. Melakukan rujukan jika diperlukan
sampai 15 tahun diluar sekolah.
c. Memberikan penyuluhan kesehatan
Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan
a.Tenaga kesehatan:
1. Dokter/ dokter gigi, atau
2. Bidan, atau
3. Perawat
4. Gizi
5. Tenaga kesehatan masyarakat
b.Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu:
1. Guru
2. Kader kesehatan/ dokter kecil/ peer conselor

PERHITUNGAN KINERJA Jumlah anak usia pendidikan dasar yang mendapat


Persentase anak usia pendidikan
pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada di
dasar yang mendapatkan pelayanan wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu
kesehatan sesuai standar satu tahun ajaran
x 100 %
=
Jumlah semua anak usia pendidikan dasar yang
ada di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut
dalam kurun waktu satu tahun ajaran yang sama.
PELAYAN AN K ES EH ATAN
▪ Penjaringan
Kesehatan
▪ Pemeriksaan
Berkala
PELAYANAN
▪ BIAS
KESEHATAN ▪ PMTAS
▪ Pemberiat Tablet
Fe Rematri
▪ Pemberian obat
PENDIDIKAN cacing
KESEHATAN TRIAS
PEMBINAAN
UKS LINGKUNGAN
SEKOLAH
PENDIDIKAN KESEHATAN SEHAT
• Pendidikan kesehatan melalui Buku Rapor Kesehatanku
• Penyuluhan kesehatan pada Masa Orientasi Siswa P E M B IN AAN L IN G KU N G AN S E KO L AH S E H AT
(MOS) • Pembinaan sanitasi dan
• Penyuluhan kesehatan melalui Muatan Lokal (kesenian
daerah) hygiene Kantin
• Kampanye HIV-AIDS: Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) • Pemanfaatan pekarangan sekolah
• Pendidikan kespro (modul kespro bagi guru saat ini
• Pembinaan Kawasan sekolah bebas
sedang dalam proses diversifikasi kurikulum)
asap rokok
• Pencegahan kekerasan, tawuran, 31
pornografi
6 Pelayanan kesehatan pada usia produktif
PERNYATAAN STANDAR Pelayanan kesehatan usia produktif
Setiap warga negara usia 15 tahun sampai 59 1. Pelayanan edukasi pada usia produktif adalah
tahun mendapatkan pelayanan kesehatan Edukasi yang dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan
sesuai standar. Pemerintah Daerah Kesehatan dan/atau UKBM.
Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan 2. Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia produktif
kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining adalah skrining yang dilakukan minimal 1 kali
kesehatan sesuai standar kepada warga dalam setahun untuk penyakit menular dan
negara usia 15-59 tahun di wilayah kerjanya penyakit tidak menular meliputi:
dalam kurun waktu satu tahun.
a. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan
lingkar perut.
PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF SESUAI
b. Pengukuran tekanan darah.
STANDAR MELIPUTI :
c. Pemeriksaan gula darah.
1) Edukasi kesehatan termasuk keluarga
d. Anamnesa perilaku berisiko.
berencana. 3. Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan a) Melakukan rujukan jika diperlukan.
penyakit tidak menular. b) Memberikan penyuluhan kesehatan.
Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan
a. Tenaga kesehatan :
1) Dokter, atau
2) Bidan, atau
3) Perawat
4) Gizi
5) Tenaga kesehatan masyarakat
b. Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu, kader kesehatan

PERHITUNGAN KINERJA

Jumlah orang usia 15–59 tahun di kab/kota yang mendapat

Persentase orang usia 15–59 pelayanan skrining kesehatan sesuai standar dalam kurun
x 100 %
tahun mendapatkan skrining = waktu satu tahun

kesehatan sesuai standar


Jumlah orang usia 15–59 tahun di kab/kota di kab/kota dalam
kurun waktu satu tahun yang sama
7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut

PERNYATAAN STANDAR Pelayanan kesehatan usia lanjut


Setiap Warga Negara usia 60 tahun ke atas 1.Pelayanan edukasi pada usia lanjut adalah Edukasi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan usia lanjut dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM
sesuai standar. Pemerintah Daerah Tingkat dan/atau kunjungan rumah.
2.Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia lanjut adalah skrining
Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan
yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit
kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining menular dan penyakit tidak menular meliputi:
usia lanjut sesuai standar pada Warga Negara a. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut
usia 60 tahun ke atas di wilayah kerjanya b. Pengukuran tekanan darah
dalam kurun waktu satu tahun. c. Pemeriksaan gula darah
d. Pemeriksaan kolesterol
e. Pemeriksaan gangguan mental
PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT SESUAI f. Pemeriksaan gangguan kognitif
STANDAR MELIPUTI : g. Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
1. Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. h. Anamnesa perilaku berisiko
2. Skrining faktor risiko penyakit menular dan 3. Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
a. Melakukan rujukan jika diperlukan
penyakit tidak menular
b. Memberikan penyuluhan kesehatan
Standar Jumlah dan Kualitas Personil /Sumber Daya Manusia Kesehatan
a. Tenaga kesehatan:
1.Dokter, atau
2.Bidan, atau
3.Perawat
4.Gizi
5.Tenaga kesehatan masyarakat
b. Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu, kader kesehatan

Jumlah warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang mendapat


PERHITUNGAN KINERJA
skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali yang ada di suatu
wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu
tahun (Nominator)
Persentase warga negara usia 60
x 100 %
tahun ke atas mendapatkan skrining =
kesehatan sesuai standar
Jumlah semua warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang ada di
suatu wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu
satu tahun yang sama (Denominator)
REGULASI
UU NO 13 / 1998 UU NO 11 / 2009 UU NO 36 / 2009
Undang
Undang
UU NO 39 / 1999
Kesejahteraan Kesejahteraan tentang
HAM
Lansia Sosial Kesehatan

Permenkes No.75 Th.2014 Permenkes No.79 Th.2014


Peraturan Menteri

Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri


Pusat Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit
Kesehatan

Permenkes No.67 Th.2015 Permenkes No.25 Th.2016


Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Rencana Aksi Nasional Kesehatan
Lansia di Puskesmas Lansia Tahun 2016-2019
KEPMENKES

Kepmenkes RI No. HK.01.07/MENKES/144/2018


tentang
Pokja Kesehatan Lansia di Lingkungan Kemenkes

39
Terwujud :

Meningkatkan derajat
kesehatan lansia untuk
mencapai Lansia yang sehat,
mandiri, aktif, produktif dan
berdayaguna bagi keluarga
dan masyarakat

Peningkatan akses dan kualitas


layanan kesehatan bagi lansia di
fasyankes primer dan rujukan serta
pemberdayaan potensi lansia
40
PENGEMBANGAN PROGRAM KESEHATAN LANSIA
Melalui PROGRAM TERINTEGRASI
dengan melibatkan lintas program dan Lintas Sektor

Pengembangan dan Penguatan Pelayanan dasar → Pengembangan


Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan Santun
Lansia

Pengembangan Pelayanan Rujukan → Pengembangan RS yang


mempunyai pelayanan Geriatri Terpadu
Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat melalui pelaksanaan kegiatan di
Posyandu Lansia

Peningkatan pemberdayaan Lansia dalam keluarga/masyarakat

Peningkatan Pelayanan Home Care yang terintegrasi dalam perawatan


kesehatan masyarakat

Pengembangan pelayanan Long Term Care

Peningkatan pelayanan integrasi dengan Lintas Program melalui


pendekatan siklus hidup
Peningkatan kemitraan dengan LS,TOMA,TOGA,LSM,ORMAS, Swasta,
dll 42
42
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA

No Barang Jumlah Fungsi


1 Strip uji pemeriksaan : Sesuai jumlah sasaran warga negara usia - Pemeriksaan kadar gula
-Gula darah
lanjut (≥ 60 tahun) darah dan kolesterol dalam
-Kolesterol
darah
2 Instrumen Geriatric Depression Sesuai jumlah sasaran warga negara usia - Pemeriksaan kesehatan usia
Scale (GDS), Instrumen lanjut (≥ 60 tahun) lanjut (≥ 60 tahun) meliputi
Abbreviated Mental Test pemeriksaan status mental,
(AMT), dan Instrumen Activity status kognitif dan tingkat
Daily Living (ADL) dalam paket kemandirian pada usia
Pengkajian Paripurna Pasien lanjut.
Geriatri (P3G)
3 Buku Kesehatan Lansia Sesuai jumlah sasaran warga negara usia - Pencatatan hasil
lanjut (≥ 60 tahun) pemeriksaan kesehatan usia
lanjut (≥ 60 Tahun)
- Media KIE
STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN

Capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam pemenuhan mutu pelayanan setiap


jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan harus 100% (seratus persen).

Penetapan sasaran di wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan


data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan
estimasi dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah

Sasaran di luar wilayah kerja Kabupaten/Kota tetap dilayani dan dicatat tetapi
tidak masuk sebagai cakupan pelayanan di Kab/Kota tersebut melainkan dilaporkan
ke Kab/Kota sesuai dengan alamat tinggal sasaran tersebut.

Pencapaian target-target SPM lebih diarahkan kepada kinerja Pemerintah Daerah, menjadi
penilaian kinerja daerah dalam memberikan pelayanan dasar kepada Warga Negara

Memprioritaskan belanja daerah untuk mendanai urusan pemerintahan wajib yang terkait pelayanan dasar
yang ditetapkan dengan SPM. Pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK) ke daerah akan berdasar pada
kebutuhan daerah untuk pencapaian target-target SPM. Tidak dobel counting pembiayaan
CONTINUUM OF CARE
BERDASARKAN SIKLUS
HIDUP

LANSIA
DEWASA
REMAJA • Pengkajian
Paripurna
ANAK- • UKS • Pelayanan Pasien
ANAK kesehatan masa Geriatri (P3G)
BALITA • Kesehatan sebelum hamil
• Imunisasi anak reproduksi • Posyandu
• SDIDTK bagi catin dan
sekolah Lansia
• Konseling gizi PUS
BAYI • MTBS • Penjaringan HIV/AIDS dan • KB bagi PUS • Pemberdayaa
IBU HAMIL • • Imunisasi anak usia NAPZA n Lansia
SHK • Gizi sekolah • PKRT dalam
• • ASI eksklusif • Tablet Fe Peningkatan
P4K
• Imunisasi dasar • Kolaborasi • PMT • Deteksi PM dan
• Buku KIA PAUD, BKB, • Konseling PTM Kesehatan
• ANC terpadu lengkap • Integrasi UKS keluarga
dan Posyandu Kespro
• PPIA (triple • Pemberian dan SBH Krida • Kesehatan OR
makan • Deteksi dan • PKPR dan • Home Care
elimination) penyakit dan kerja
• Penimbangan Simulasi Posyandu dan
• Kelas Ibu kognitif • Skrining
Hamil • Vit A remaja Perawatan
• MTBS, SDIDTK • Penggunaan penyakit di Jangka
• APN
• RTK • Penggunaan kelambu pada sekolah PELAKSANAAN Panjang bagi
kelambu pada lansia (PJP)
• Kemitraan
bayi
balita PROGRAM
• Pemeriksaan • Buku
Bidan Dukun
• Pemeriksaan • HOLISTIK
• KB PP kontak TB Kesehatan
• PONED/ kontak TB pada pada balita • INTEGRASI Lansia
PONEK bayi
AY O H I D U P S E H AT – S E H AT D I AWA L I D A R I S AYA
S A L A M S E H AT

TERIMA KASIH

You might also like