Professional Documents
Culture Documents
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap
M
UMUR 23 TAHUN P1A0 POST PARTUM HARI KE 3 DENGAN
BENDUNGAN ASI Di PUSKESMAS RAMPI LUWU UTARA
TAHUN 2020
DISUSUN OLEH
NELVIANTI TEWONTO
NIM : 042020007
Abdomen:
Pembesaran : Tidak Ada
Konsistensi : keras Saat Kontraksi
Kandung kemih : Kosong
Uterus : 3 jari di bawah pusat
Anogenital:
Vulva : Merah Kebiruan
Perineum : Luka Jahitan
Pengeluaran pervaginam : Lokea Rubra
Anus : Tidak Ada Hemoroid
Ektremitas bawah:
Oedema : Tidak Ada
Kemerahan : Tidak Ada
Varices : Tidak ada
Reflex patella : (+) Kanan Dan Kiri
2. Bayi
Lahir tanggal / pukul : 20-5-2013/08.10 Wib
Berat badan : 3000 gram
Panjang badan : 50 cm
Jenis kelamin : Perempuan
Cacat bawaan : Tidak Ada
Masa gestasi : 39 minggu 2 Hari
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Terhadap Ny. M umur
23 tahun P1A0 dengan bendungan ASI ditemukan kesenjangan antara tinjauan
teori dan tinjauan kasus sebagai berikut :
I. Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan
pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada ibu nifas Data
Subjektif yaitu : Ny. M umur 23 tahun P1A0 dengan bendungan ASI, yaitu terdiri
dari
A. Data Subjektif
1. Umur
a. Tinjauan teori
Di catat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20
tahun, alat- alat reproduksi belum matang, mental psikisnya belum siap.
Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam
masa nifas (Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.131).
b. Tinjauan kasus
Setelah dilakukan pengkajian, Ny. M saat ibu berusia 23 tahun.
c. Pembahasan
Saat ini ibu berusia 23 tahun, dan tidak terjadi suatu komplikasi seperti
perdarahan post partum pada Ny. M. Hal ini sejalan dengan teori dimana menurut
Ambarwati dan Wulandari (2009; h.133) usia yang rentan terjadi resiko yaitu pada
usia kurang dari 20 tahun dan usia lebih dari 35 tahun.
2. Suku/bangsa
a. Tinjauan Teori
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari (Ambarwati dan
Wulandari, 2009; h.132).
b. Tinjauan Kasus
Suku ibu jawa dan ibu berkebangsaan Indonesia dan ibu mempunyai adat istiadat
untuk tidak memakan telur dan ikan pada masa nifas.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena di
dalam keluarga ibu tidak diperbolehkan makan ikan, telor, karena dapat
menyebabkan gatal pada luka jahitan.
3. Pendidikan
a. Tinjauan teori
Dikaji karena berpengaruh terhadap tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling
sesuai dengan pendidikan (Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.132)
b. Tinjauan kasus
Setelah dilakukan pengkajian, Ny.M pendidikan terakhirnya yaitu SMA
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dimana pada kasus Ny. M
berpendidikan terakhir SMA. Dan pada saat diberikan penyuluhan Ny. M dapat
dengan cepat mengerti tentang penyuluhan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan
teori dimana tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat intelektualnya.
4. Pekerjaan
a. Tinjauan Teori
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya,karena ini
juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut (Ambarwati dan Wulandari, 2009;
h.132).
b. Tinjauan Kasus
Ny M sebagai ibu rumah tangga dan suami bekerja sebagai wiraswasta
c. Pembahasan
Berdasarkan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena meskipun
Ny.M hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi nutrisi dan kebutuhan sehari-hari
terpenuhi karena didukung oleh pekerjaan suami sebagai wiraswasta.
Menurut Prawiroharjo (2010; h.652) keluhan yang dirasakan pada pasien dengan
bendungan ASI dengan ditandainya pembengkakan payudara bilateral dan secara
palpasi secara keras, kadang terasa nyeri serta seringkali disertai peningkatan suhu
badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda- tanda kemerahan dan demam
b. Menurut tinjauan kasus
Ny. M mengeluh bengkak pada payudara dan nyeri pada saat menyusui, keras saat
diraba, tetapi ibu tidak merasakan demam.
c. Pembahasan
Ny. M mengeluh bengkak pada payudara dan nyeri pada saat menyusui dan dalam
kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang ada karena
menurut Prawiroharjo (2010;h .652) keluhan yang dirasakan pada pasien dengan
bendungan ASI dengan ditandainya pembengkakan payudara bilateral dan secara
palpasi secara keras, kadang terasa nyeri serta seringkali disertai peningkatan suhu
badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda- tanda kemerahan dan demam.
7. Riwayat KB
a. Tinjauan Teori
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis
apa,berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana
KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa (Ambarwati dan
Wulandari, 2009; h.134)
b. Tinjauan Kasus
Ny. M belum pernah menggunakan KB
c. Pembahasan
Hasil pembahasan didapatkan tidak terdapat kesenjangan karena Ny.M belum
menggunakan KB
9. Eliminasi
a. BAK
1. Tinjauan Teori
Miksi normal apabila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam (Yanti dan Sundawati,
2011; h.83).
2. Tinjauan Kasus
Ny. M sudah BAK 3 jam setelah persalinan dengan warna jernih dan bau khas urin.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny.M
telah BAK setelah 3 jam postpatum.
b. BAB
1. Tinjauan Teori
Ibu di harapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari setelah persalinan (Yanti dan
Sundawati, 2011: h.83)
2. Tinjauan Kasus
Ibu BAB pertama kali 4 hari setelah persalinan,dengan konsistensi keras.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan karena telah
BAB ketika 4 hari setelah persalinan.
Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 Mmhg dan sistolik
60-80 Mmhg. Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak
berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat
diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum
merupakan tanda terjadinya pre eklamsia post partum
(http://masalahkebidanan.blogspot.com/2012/11/tanda-tanda-vital-pada-ibu-
nifas.html)
2) Tinjauan kasus
Tekanan darah : 110/80 Mmhg
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena
pada tekanan darah Ny.M 110/80 Mmhg. Dan tidak ada peningkatan tekanan
darah.
b. Nadi
1) Tinjauan teori
Berkisar antara 60- 80x/menit denyut nadi di atas 100x/menit pada masa nifas
adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa di
akibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebih
(Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.138)
2) Tinjauan kasus
Nadi : 80 x/menit
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena
Ny.M nadi dalam keadaan normal
c. Pernafasan
1) Tinjauan teori
Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20-30 x/menit
(Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.139)
2) Tinjauan kasus
Pernapasan: 22 x/menit
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena
Ny.M nadi dalam keadaan normal
d. Suhu
1) Tinjauan teori
Suhu tubuh ibu inpartu tidak lebih dari 37,2oc. Pasca melahirkan, suhu tubuh
dapat naik kurang lebih 0,5oc dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini
akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan maupun kelelahan
(Yanti dan Sundawati, 2011; h.67)
b. Abdomen
1) Tinjauan Teori
Selama masa kehamilan kulit abdomen akan melebar, melonggar dan mengendur
selama berbulan-bulan (Yanti dan Sundawati, 2009; h.62)
c. Anogenital
1) Tinjauan Teori
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta meregang,
setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor.
Rugae timbul kembali pada minggu ketiga.
Proses involusi uterus biasanya disertai dengan adanya rasa nyeri yang disebut
after pain yaitu perasaan mulas-mulas yang diakibatkan oleh kontraksi rahim,
biasanya berlangsung selama 2-4 hari pasca persalinan. Proses kontraksi juga
mempengaruhi pengeluaran secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas yang disebut dengan Lochea (Yanti dan Sundawati, 2009; h.5).
Langkah awal dari perumusan diagnose atau masalah adalah pengolahan data dan
analisis dengan menghubungkan data satu dengan data yang lainnya (Sulistyawati,
2009; h.177)
Bendungan ASI adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan
rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. (Aiyeyeh, 2010; h.345)
B. Masalah
1. Tinjauan teori
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien (Ambarwati dan
Wulandari, 2009; h.141)
2. Tinjauan kasus
Pada kasus ibu mengatakan payudara terasa nyeri dan panas, bengkak, teraba
keras, dan ibu masih merasakan mules.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena
dalam masalah yang fisiologis.
C. Kebutuhan
1. Tinjauan teori
Yang memerlukan penanganan segera beberapa data demi menunjukan situasi
emergensi dimana kita perlu bertindak demi keselamatan klien (Mufdillah, 2009;
h.75-76).
2. Tinjauan Kasus
Kebutuhan yang diperlukan yaitu cara mengatasi nyeri pada payudara, penjelasan
tentang cara mengatasi putting susu terbenam, penjelasan tentang tehnik menyusui
yang benar.
3. Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena asuhan
yang diberikan telah sesuai dengan kebutuhan ibu.
V. Perencanaan
1. Tinjauan Teori
Langkah-langkah ini di tentukan oleh sebelumnya yang merupakan lanjutan dari
masalah atau diagnose yang telah di identifikasi atau antisipasi. Rencana asuhan
yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien
atau dari masalah yang berkaitan ,tetapi juga dengan kerangka pedoman antisipasi
bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya (Ambarwati dan
Wulandari, 2009; h.143).
VI. Implementasi
1. Tinjauan Teori
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien dan
keluarga.Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan
aman (Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.145).
2. Tinjauan Kasus
Implementasi telah dilakukan sesuai dengan perencanan yang telah diberikan pada
ibu.
3. Pembahasan
Setelah dilakukan asuhan pada Ny.M tidak terdapat kesenjangan karena asuhan
yang dilakukan sesuai dengan tinjauan teori.
VII. Evaluasi
1. Tinjauan Teori
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang
tidak efektif untuk mengetahui factor mana yang menguntungkan atau
menghambat keberhasilan yang diberikan. Pada langkah terakhir, dilakukan
evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan (Soepardan, 2008; h. 96 - 102).
2. Tinjauan Kasus
a. Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini.
b. Ibu mengerti dan bersedia melakukan cara penanganan putting susu yang telah
diajarkan.
c. Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan tehnik yang telah diajarkan.
d. Ibu mengerti tentang tehnik menyusui yang benar.
e. Ibu bersedia untuk memberikan ASI pada bayinya.
f. Ibu mengerti tentang menyendawakan bayinya.
g. Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan.
h. Pemeriksaan anogenital telah dilakukan, Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan
dirinya terutama daerah genetalianya.
i. Ibu mengerti tentang kebutuhan istirahat.
j. Ibu mengerti tentang penjelasan terapi obat dan mau mengkonsumsinya.
k. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karena
setelah dilakukan perawatan dan kunjungan rumah hari ke-6, asuhan yang di
berikan pada Ny.M proses involusi berjalan dengan normal, ibu tidak mengalami
tanda tanda infeksi, payudara ibu sudah tidak bengkak, serta putting susu ibu
mulai menonjol dan tidak ada kesulitan dalam menyusui bayinya.