You are on page 1of 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/329241375

Implementasi Lean Manufacturing Car Body Studi Kasus di PT Inka (Persero)

Article  in  Business and Finance Journal · November 2017


DOI: 10.33086/bfj.v2i2.474

CITATIONS READS

2 1,092

3 authors, including:

Udisubakti Ciptomulyono Mohamad Yusak Anshori


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
38 PUBLICATIONS   47 CITATIONS    49 PUBLICATIONS   180 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Penelitian Kolaborasi View project

All content following this page was uploaded by Mohamad Yusak Anshori on 27 August 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Raden Denny Herwindo, Udisubakti Ciptomulyono, M. Yusak Anshori, Implementasi Lean Manufacturing Car Body
Studi Kasus di PT Inka (Persero)

Implementasi Lean Manufacturing Car Body


Studi Kasus di PT Inka (Persero)

Raden Denny Herwindo, Udisubakti Ciptomulyono, M. Yusak Anshori


MMT – ITS, Magister Manajemen
Teknologi Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya
e-mail: denny.herwindo@gmail.com

Abstract: Means of rail transport in developing countries became major commodities integrated
transportation solutions, rail transport is efficient for the number of mass transit. It opens the
market potential procurement of railway facilities by PT INKA, both in the domestic market or
abroad. As a make to order-based manufacturing started in 2008 with a lot of project exports to
developing countries, such as Bangladesh, Malaysia and Singapore. PT INKA export market oppor-
tunities potentially enough ahead to 2020, but delays in delivery schedule of the train is the main
problem is always the case in recent years. Methods of lean manufacturing focuses on identifying
and eliminating activities that do not have added value, the first step was the elaboration of a
method VSM (value stream mapping) as tools to determine mapping the entire process of produc-
tion, then weighted 7 waste via a questionnaire and the results of the ranking of waste are translated
through the method of RCA (root cause analysis) and then do an analysis matrix mapping tools with
value stream analysis tools (VALSAT) and there is a value added value ratio of 60.17% of the 84
activities of production and the total cycle time 29,905 minutes. As a tool to mitigate the improve-
ment of waste carried out the translation of failure mode and effect analysis (FMEA) and of design
improvements value stream mapping - future state map can raise the value added ratio to 67.16%
consists of 74 processes and production activities 26 795 minutes total cycle time. So this research
can increase the productivity and know the activities that do not add value (Non Value Added) in
line car body processes and eliminating waste (Waste) as one of the causes of train delays in deli-
very.

Keywords: Lean manufacturing, VSM, RCA, root cause analysis, value stream mapping, waste,
VALSAT, FMEA, PT INKA

PENDAHULUAN negeri. Dari segi persaingan bisnis pengadaan


proyek kereta api dari beberapa negara sangatlah
Sarana transportasi kereta api di negara
ketat, baik dari segi kualitas produk yang dihasil-
berkembang dan beberapa negara telah menjadi
kan dan ketepatan jadwal waktu pengiriman.
komoditas utama solusi transportasi terpadu,
PT INKA adalah perusahaan pembuatan
Kereta api merupakan angkutan yang efisien
kereta api di Indonesia, yang bergerak di bidang
untuk jumlah penumpang yang tinggi sehingga
manufaktur, didominasi pekerjaan seperti: fa-
sangat cocok untuk angkutan massal kereta api
brikasi, desain, engineering, konsultan dan as-
perkotaan pada koridor yang padat, beberapa
sembly. 70% lead time kegiatan dipusatkan pada
negara berusaha memanfaatkannya secara mak-
work in process pada fabrikasi dan assy. Selain
simal sebagai alat transportasi utama angkutan
didominasi permintaan proyek dari pemerintah,
darat baik di dalam kota, antarkota, maupun
seperti: PT KAI dan Dephub (Departemen Per-
antarnegara, hal tersebut membuka potensi pasar
hubungan), pada tahun 2008 mulai banyak pe-
terhadap banyaknya pengadaan sarana kereta
ngerjaan proyek kereta untuk pasar ekspor ke
api, baik di pasar dalam negeri ataupun luar

131 131
Business and Finance Journal, Volume 2, No. 2, October 2017

negara berkembang, seperti: Bangladesh, Ma- tambah (non-value adding activities), baik dalam
laysia dan Singapura. Peluang pasar ekspor dari desain, produksi, supply chain, atau operasional
negara berkembang cukup berpotensi hingga yang terkait langsung dengan pelanggan (Gas-
2020. persz, 2007).
Permasalahan dari internal PT INKA yaitu Lean merupakan pendekatan sistemik yang
kesenjangan alih teknologi, kualifikasi potensi menghilangkan pemborosan atau aktivitas yang
SDM dan kapasitas produksi harus ditingkatkan tidak bernilai tambah (non-value adding activi-
guna menjawab potensi pasar yang besar. Namun ties) baik hingga output yang didasarkan pada
sebaliknya, data internal divisi PPC (Product premis bahwa di mana pun pekerjaan dilakukan
planning and control) menunjukkan sebagian selalu ada pemborosan.
besar proyek mengalami keterlambatan dalam Sebagai perusahaan berbasis manufaktur
delivery produknya. Beberapa data interval pro- MTO (make to order), dimulainya aktivitas pro-
gres proyek PT INKA yang mengalami keterlam- ses produksi berdasarkan order konsumen, selain
batan dalam delivery proyek. itu beragamnya jenis produk kereta api juga
merupakan salah satu pemicu potensi pemboros-
Pekerjaan proyek kereta TMC – 1 Unit car
an yang relatif tinggi. Lean manufacturing sebagai
BULAN RENCANA PRODUKSI REALISASI suatu filosofi berlandaskan pada konsep untuk
SEPT '15 8,48% 9,37% meminimalisasi pemborosan (waste) yang diang-
OKT '15 20,86% 21,39% gap dapat mengatasi permasalahan dalam penum-
NOV '15 58,02% 55,29% pukan barang setengah jadi di antara stasiun
DES '15 100% 89,03% kerja dan produk cacat untuk meningkatkan
kapasitas produksi. Digunakan pendekatan lean
Pekerjaan Kereta Bangladesh type BG – 50 Unit manufacturing guna meminimalisasi waktu pro-
BULAN RENCANA PRODUKSI REALISASI
ses produksi yang panjang dengan cara mengu-
DES '15 52,05% 21,38% rangi pemborosan (waste). Adanya keterlambatan
JAN '16 65,10% 22,78% due date ini disebabkan adanya beberapa ke-
FEB '16 76,46% 27,87% giatan yang tidak memberikan nilai tambah pada
MAR '16 81,83% 29,33% produk atau yang biasa disebut dengan waste
(pemborosan). Di antaranya, keterlambatan
Dalam hal peningkatan daya saing industri kedatangan material dari supplier di mana akan
harus meningkatkan produktivitas dan menurun- memengaruhi waktu proses dari jadwal induk
kan lead time produksi agar memenuhi keinginan yang telah direncanakan. Hal ini menyebabkan,
customer tepat waktu (Ratnaningtyas, 2009). keterlambatan waktu dimulainya proses pro-
Dalam meningkatkan produktivitas perusahaan duksi, keterlambatan pengadaan bahan consum-
hendaknya mengetahui aktivitas atau kegiatan able menyebabkan proses produksi (fabrikasi)
yang dapat meningkatkan nilai tambah (value dan finishing terhenti, menunggu bahan con-
added) dan menghilangkan pemborosan (waste), sumable. Hal ini menyebabkan proses menunggu
hal tersebut maka memakai pendekatan metode dalam fabrikasi, adanya proses pengerjaan ulang
lean, berfokus pada identifikasi dan mengelimi- akibat dari ketidaksesuaian ukuran ataupun kete-
nasi kegiatan yang dianggap tidak memiliki nilai patan fit-up hal ini akan memengaruhi terjadinya

132
Raden Denny Herwindo, Udisubakti Ciptomulyono, M. Yusak Anshori, Implementasi Lean Manufacturing Car Body
Studi Kasus di PT Inka (Persero)

penambahan waktu proses akibat adanya peng- lebih terfokus pada basis proses, uptime mesin,
ulangan proses kerja. Banyaknya bagian produk quick changeover, dan respons yang cepat untuk
yang menunggu untuk proses berikutnya (Abdul memenuhi due date yang telah ditetapkan sebagai
Wahid Nuruddin, et al., 2013). Permasalahan value pelanggan (Nuruddin et al., 2013). Lean
yang dihadapi oleh PT INKA adalah tidak manufacturing merupakan strategi operasi dalam
tercapainya target produksi sehingga pengiriman sistem produksi yang menitikberatkan pada usa-
pesanan kepada konsumen sering terlambat. Hal ha untuk meminimalkan waste pada aktivitas
tersebut disebabkan waktu produksi yang pan- produksi baik secara internal perusahaan maupun
jang serta banyaknya pemborosan (waste) yang pada rantai kegiatan terkait tujuan utama menda-
terjadi pada proses produksi. patkan biaya produksi rendah, meningkatkan
output dan lead time lebih pendek untuk ke-
puasan pelanggan dan meningkatkan produk-
KAJIAN PUSTAKA tivitas berarti merampingkan proses produksi,
Lean Manufacturing di mana lean sendiri mempunyai arti sebagai
perampingan (Ratnaningtyas, 2009).
Lean membantu dalam penghematan, kare-
Menurut Chang et al. (2008) konsep lean
na lean menghilangkan aktivitas-aktivitas yang
manufacturing erat keterkaitan dengan konsep
tidak memberikan pertambahan nilai. General
lean production, bermula dari analisis praktik
Motors (GM), yang sedang menghadapi ancam-
Toyota Production System (TPS) untuk pertama
an kebangkrutan dan berusaha memperoleh
kalinya. Lean production pada dasarnya adalah
bailout dari pemerintah sebenarnya merupakan
cara manajerial organisasi perusahaan dalam
salah satu perusahaan yang menerapkan Lean,
mengadopsi pull management melalui manaje-
namun sepertinya GM belum cukup efektif jika
men rekayasa sehingga dapat secara efektif
dibandingkan dengan pesaing utamanya asal
mengalokasikan sumber daya yang langka dan
Jepang, yakni Toyota (Nurhayati, 2011).
mengoptimalkan organisasi dan mencapai tujuan
Lean manufacturing adalah suatu filosofi
pengurangan biaya, peningkatan pendapatan,
manufaktur yang memperpendek waktu antara
peningkatan nilai pelanggan, dan perusahaan.
pesanan pelanggan dan pengiriman barang de-
Sebagai jenis inovasi manajemen modern, lean
ngan menghilangkan sumber waste. Dengan
production sangat sesuai jika diterapkan pada
menghilangkan waste, maka waktu akan semakin
bidang industri manufaktur.
pendek (Liker, 2006). Menurut Gasperz (2007)
Seperti yang dikemukakan (Gaspersz, 2007
mendefinisikan lean sebagai suatu filosofi bisnis
dan Linker, 2005). Konsep dari the Toyota way
berlandaskan pada minimalisasi penggunaan
terdapat tujuh tipe waste dalam suatu proses
sumber-sumber daya termasuk waktu dalam ber-
sebagai berikut.
bagai aktivitas perusahaan. Lean berfokus pada
1. Waiting
identifikasi dan eliminasi aktivitas-aktivitas yang
Waiting terjadi ketika ada barang yang sedang
tidak bernilai tambah (non-value adding activi-
tidak bergerak/diproses. Banyak sekali lead
ties) dalam desain, produksi (untuk manufaktur)
time produk yang habis ketika menunggu
atau operasional (untuk bidang jasa) dan supply
untuk operasi selanjutnya, hal ini biasanya
chain management yang berkaitan langsung de-
dikarenakan material flow yang buruk,
ngan pelanggan. Di mana lean make to order ini

133
Business and Finance Journal, Volume 2, No. 2, October 2017

produksi yang terlalu lama, dan jarak antara memproduksi barang yang dibutuhkan oleh kon-
work center terlalu besar. sumen, kapan saatnya diperlukan dan dalam
2. Transportasi atau Transfer jumlah yang sesuai dengan order. Dalam pene-
Transportasi produk antara proses menimbul- rapan lean manufacturing harus dibuat korelasi
kan biaya namun, pergerakan yang berle- langsung antara visi kondisi kerja dengan tool
bihan dapat menimbulkan kerusakan dan pendukung (Zélio, 2015).
bisa mencederai kualitas.
3. Overproduction
Overproduction adalah membuat suatu item VSM (Value Stream Mapping)
yang belum tentu dibutuhkan. Menurut penelitian Rahani (2013) VSM
4. Motion adalah salah satu tool di mana digunakan untuk
Waste ini terkait dengan ergonomis dan ge- mengidentifikasi peluang untuk berbagai teknik
rakan-gerakan yang berlebihan dan sebenar- lean. Metode VSM disebut sebagai salah satu
nya kurang penting juga termasuk kategori metode yang menerapkan suatu gambaran vi-
waste. sualisasi yang paling efisien dalam menggambar-
5. Overprocessing kan keadaan suatu sistem saat ini, dan mampu
Banyak perusahaan yang menggunakan per- mengidentifikasi visi jangka panjang dan mampu
alatan canggih, namun yang sederhana pun mengembangkan rencana perusahaan untuk men-
sudah cukup. Mengakibatkan layout pabrik dapatkan tujuan yang diinginkan (Marksberry,
yang buruk. 2011). Value stream mapping adalah sebuah
6. Inventory metode visual untuk memetakan jalur produksi
Inventory merupakan akibat langsung dari yang di dalamnya termasuk material dan infor-
overproduction dan waiting. masi dari masing-masing stasiun kerja (Firman-
7. Defects syah, 2015).
Cacat dalam hal kualitas menghasilkan re- Value stream mapping adalah tool yang
work dan scrap yang merupakan biaya yang efektif pada lean manufacturing, mencakup selu-
luar biasa untuk perusahaan. ruh aliran proses dalam metode tiga langkah
(Rahani, 2012).
Menurut Ririyani (2015) dalam dunia in-
1. Mengolah diagram yang menunjukkan keada-
dustri banyak persaingan yang terjadi untuk
an current map mengenai informasi tentang
memenuhi kebutuhan konsumen. Persaingan
proses yang sebenarnya telah beroperasi.
tersebut meliputi produk, proses produksi, mau-
2. Future map untuk mengidentifikasi akar
pun kinerja dari industri. Produk yang dimaksud
penyebab limbah dan melalui perbaikan pro-
adalah hasil dari produksi di mana ada atau
ses yang bisa memberikan dampak besar
tidaknya cacat. Untuk proses produksi dapat
dalam proses.
dilihat dari peralatan yang digunakan, waste
3. Perbaikan ini kemudian dilakukan implemen-
yang dihasilkan, serta waktu tunggu antar proses.
tasi rencana sebagai bagian dan rincian par-
Kinerja industri dilihat dari jam kerja, kedisiplin-
sial dan tindakan yang diperlukan untuk
an pekerja, serta keahlian pekerja.
tujuan proses kaizen.
Menurut Hines (2002), dalam konteks ma-
nufaktur, aplikasi konsep lean cenderung untuk

134
Raden Denny Herwindo, Udisubakti Ciptomulyono, M. Yusak Anshori, Implementasi Lean Manufacturing Car Body
Studi Kasus di PT Inka (Persero)

Menurut Hynes (2000), sebelum memulai dalam proses produksi dan menganalisis waste
pemetaan secara rinci dari setiap proses hal ini yang paling banyak terjadi serta memberikan
berguna untuk mengembangkan gambaran dari rekomendasi perbaikan.
fitur kunci dari yang seluruh proses. Ini akan: Dalam VALSAT ini terdapat tujuh tool
1. membantu memvisualisasikan alur proses yang nantinya akan digunakan untuk menganalisis
2. membantu di mana terjadi waste pemborosan-pemborosan tersebut. Value stream
3. mengetahui prinsip-prinsip lean thinking mapping dengan total skor terbesar menurut
4. membantu memutuskan siapa yang harus di hasil VALSAT akan dijadikan mapping terpilih
tim implementasi untuk dapat mengidentifikasi waste secara de-
5. mengetahui hubungan antara arus informasi tail. Pemilihan ini didasarkan bahwa value stream
dan arus fisik mapping dengan nilai terbesar tersebut paling
6. menciptakan tim senior melakukan peme- sesuai untuk mengidentifikasi waste pada value
taan big picture mapping stream (Goldie, 2012).
Menurut Moses (2008) VALSAT merupa-
kan tools yang tepat untuk memetakan secara
VALSAT (Value Stream Mapping Analysis Tool) detail waste pada aliran nilai yang fokus pada
Menurut Goldie (2012), VALSAT dapat value adding process. Terdapat tujuh detail map-
memetakan situasi dan kondisi yang terjadi pada ping tools yang mempunyai manfaat untuk me-
pelaksanaan proyek mulai dari perencanaan pro- metakan waste. Masing-masing tools mempunyai
yek dari pengadaan hingga barang siap dikirim bobot low, medium, dan high sekaligus menun-
untuk pemesan. Tujuan lainnya untuk meng- jukkan skor yang dapat mengindikasikan sedikit
evaluasi VALSAT pada proyek dengan tipe job atau besarnya pengaruh pemborosan pada map-
order karena umumnya digunakan untuk meng- ping yang dipilih, kemudian dari pembobotan
identifikasi waste product series. Menurut Inti- tersebut dilakukan untuk mengetahui korelasi
fada (2012) merupakan alat yang dapat digu- antara tujuh waste pengaruhnya terhadap tujuh
nakan untuk meminimalisasi waste (pemborosan) detail mapping tools.

135
Business and Finance Journal, Volume 2, No. 2, October 2017

FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Analisis, dokumentasi, dan memperbaiki
FMEA merupakan dokumen yang harus diana-
FMEA adalah suatu prosedur terstruktur
lisis dan diurus secara terus-menerus. FMEA
untuk mengidentifikasikan dan mencegah seba-
tidak dapat menyelesaikan masalah sehingga
nyak mungkin mode kegagalan (failure mode).
harus dikombinasikan dengan metode-metode
FMEA digunakan untuk mengidentifikasi sum-
’problem solving’. FMEA memberi gambaran
ber-sumber dan akar penyebab dari suatu masa-
tentang tingkat risiko suatu kegagalan. Problem
lah kualitas. Suatu mode kegagalan adalah apa
solving: brainstorming, fishbone diagram, design
saja yang termasuk dalam kecacatan atau kega-
of experiment, etc.
galan dalam desain, kondisi di luar batas spesi-
fikasi yang telah ditetapkan, atau perubahan
dalam produk yang menyebabkan terganggunya
Metode Penelitian
fungsi dari produk itu. Para ahli memiliki bebe-
rapa definisi mengenai failure modes and effect Dalam penelitian diperlukan metode yang
analysis, definisi tersebut memiliki arti yang terstruktur, yang di dalamnya terdapat langkah-
cukup luas dan apabila dievaluasi lebih dalam langkah dan aturan-aturan tertentu untuk men-
memiliki arti yang serupa. dapatkan suatu hasil penelitian secara benar.

Mulai

Identifikasi Awal
0 Perumusan Masalah
0 Tujuan penelitian

Studi Literatur Studi Lapangan


• Konsep Lean Manufacturing • Kondisi Perusahaan, sistem produksi
• Value Stream Mapping • Aliran proses produksi
• VALSAT • Penyebaran Kuesioner pembobotan
• FMEA waste
• Jurnal dan Tesis

Data
0 Aliran proses produksi
0 Kuesioner 7 waste

Pengolahan Data
0 Pemetaan Value stream mapping
0 Pengolahan kuesioner dengan VALSAT (Value stream mapping tools)

Analisis Data
0 Analisis pemetaan dengan Value stream mapping
0 Analisis VALSAT (Value stream mapping tools)
0 Improvement rekomendasi dengan FMEA

Kesimpulan dan saran

136
Raden Denny Herwindo, Udisubakti Ciptomulyono, M. Yusak Anshori, Implementasi Lean Manufacturing Car Body
Studi Kasus di PT Inka (Persero)

PEMBAHASAN 1. Waiting (menunggu) dengan score sebesar


7,8 (22,3%).
Analisis Value Stream Mapping – Current State
2. Over processing (proses yang tidak tepat)
Map
sebesar 6,3 (18,1%).
Value stream mapping adalah tool yang 3. Motion (pergerakan yang tidak perlu) sebesar
digunakan untuk menggambarkan suatu sistem 5,6 (15,9%).
secara keseluruhan beserta aliran nilai (value
stream) yang terdapat pada perusahaan, sehingga Skor Rata-Rata Pemborosan (Waste pada Produksi
diketahui aliran informasi dan fisik pada sistem, Car Body)
lead-time yang dibutuhkan dari masing-masing No. Jenis pemborosan Score Persentase Ranking
proses yang terjadi. Total process cycle time 1 Overproduction 3.8 10,9% 5
2 Defect 3.7 10,5% 6
untuk produksi kereta mencapai 29.905 menit
3 Inventory 3.6 10,4% 7
(498,5 jam), upaya mereduksi total process cycle 4 Over processing 6.3 18,1% 2
time ini menjadi perhatian utama penelitian ini. 5 Transportation 4.2 11,9% 4
6 Waiting 7.8 22,3% 1
Selain mengetahui proses juga mengetahui po-
7 Motion 5.6 15,9% 3
tensi waste dalam keseluruhan proses.

Root Cause Analysis – Fishbone Diagram


Salah satu tool dalam mencari akar penye-
bab masalah adalah root cause analysis, digunakan
untuk mengidentifikasi detail semua kemung-
kinan penyebab permasalahan yang digambarkan
melalui unsur: material, man, machine, dan
metode. Dalam solusi penyelesaian dan masukan
Analisis Identifikasi Seven Waste dari fishbone diagram digali dari interview de-
ngan pihak manajerial PT INKA, meliputi: gene-
Kuesioner pemborosan diberikan kepada
ral manajer divisi fabrikasi, general manager
pelaku produksi yang terkait dalam produksi
divisi PPC, dan senior manajer divisi finishing
car body kereta api. Kuesioner diisi oleh kepala
yang keterkaitannya dengan hal teknis aktivitas
divisi, manager, supervisor, dan karyawan pelak-
faktor keterlambatan proses produksi car body.
sana yang terkait pada produksi car body kereta.
Dari analisis fishbone diagram dapat ditarik
Dari hasil pembobotan tujuh waste dapat diketa-
rekomendasi perbaikan untuk menghilangkan
hui terdapat tiga jenis pemborosan yang paling
waste di workshop produksi, antara lain:
dominan dan memiliki skor rata-rata paling besar
sebagai berikut.

137
Business and Finance Journal, Volume 2, No. 2, October 2017

Hasil Penjabaran Fishbone Diagram dan Rekomendasi Perbaikan

Pemborosan Poin Penyebab Rekomendasi Perbaikan


Keterlambatan Diperlukan adanya server system dalam
kedatangan material penerapan pengadaan
Material
Memerlukan alat bantu Inovasi penggunaan rel existing untuk
unloading sarana loading-unloading
Jumlah mesin terbatas Invest mesin baru atau Sub kontrak
pekerjaan pihak lain
Machine Menunggu setup mesin Pembuatan baku cara setup mesin
Perbaikan mesin rusak Penggantian komponen utama untuk
menjaga kepresisian
Menunggu Keterbatasan SDM ahli Rekrut SDM untuk supervisi
Man
Kesalahan proses Perlunya peran aktif supervisi memantau
SOP proses
Perlakuan material Memberikan informasi cara perlakuan
material/ komponen
Menunggu proses lama Kedisiplinan waktu baku dalam proses
Method
Belum ada baku SOP Mengacu baku standar internasional,
method seperti: JIS, EN
Salah material Perlunya trial, perlukan pihak expert
Material
mengenai material
Kesalahan set up Perlunya peran supervisi memantau
dalam set up
Machine
Usia mesin Invest mesin baru atau kalibrasi untuk
kepresisian
Over Tenaga ahli terbatas Adanya pelatihan atau sertifikasi untuk
Process kompetensi tenaga muda
Man
Alih teknologi kurang Perlunya peningkatan kompetensi

Salah penyimpanan Penataan inventory sesuai standar


kebutuhan material
Method
Salah proses Perlunya SOP baku proses

Proses terlalu banyak Perlu jig membantu mempermudah seting


Material movement
Letak antar-proses jauh Perlunya flow yang memudahkan proses
Terlalu lama waktu Perlunya SOP dalam setup
setup mesin
Machine Tool kurang memadai Invest mesin baru atau kalibrasi untuk
tujuan kepresisian
Letak antar mesin jauh Penambahan rel untuk alur proses
Kurangnya tenaga ahli Perlu supervisi tenaga expert
Motion Man Produktivitas SDM Perlu pembekalan productivity
belum maximal
Belum ada SOP baku Pembuatan SOP proses, mengacu standar
proses EN (Eropa), JIS (Jepang)
Method
Area kerja kurang Perlunya penataan work area agar
ergonomi ergonomi
Jarak antar site proses Penambahan rel untuk alur proses
jauh
Environment
Banyak aktivitas loading Perlunya flow yang memudahkan proses
unloading

138
Raden Denny Herwindo, Udisubakti Ciptomulyono, M. Yusak Anshori, Implementasi Lean Manufacturing Car Body
Studi Kasus di PT Inka (Persero)

VALSAT (Value Stream Analysis Tools) 1. operasi (operation)


2. transportasi (transportation)
Setelah diketahui pembobotan waste yang
3. inspeksi (inspection)
dominan maka dilakukan pemetaan secara tepat
4. penyimpanan (storage)
dengan menggunakan VALSAT (value stream
5. delay (menunggu)
analysis tools). Metode tersebut menghitung rata-
rata skor waste dikalikan dengan besarnya pem-
Data process activity mapping – current
bobotan yang terdapat pada tabel VALSAT dike-
state didapat melalui pengamatan proses secara
tahui pemetaan PAM (process activity mapping)
langsung dan record data waktu di lapangan dan
mempunyai total bobot tertinggi dan hasil perhi-
didapat data sebagai berikut.
tungan tersebut dapat mengevaluasi pemborosan
pada seven waste dengan memetakan detail se- Pembobotan PAM – Current State
tiap proses produksi PT INKA.
Aktivitas Jumlah Waktu (Menit) Persentase
Tabel Hasil Pembobotan Berdasarkan Mapping Operation 30 15.555 52,67
VALSAT Transportation 15 1.315 4,84
Inspection 13 2.440 8,26
No. Detail Mapping Tools Total Bobot Rank Storage 2 1.920 6,50
1. Process activity mapping 267,6 1 Delay 24 8.675 28,12
2. Supply chain response matrix 119,6 2 TOTAL 84 29.905 100%
3. Product variety funnel 37,5 6
4. Quality filter mapping 43,4 5
5. Demand amplification mapping 67,2 3 Hasil Pembobotan Berdasarkan Jenis Aktivitas –
6. Decision point analysis 51,9 4 Current Map
7. Physical structure 16,2 7
Aktivitas Jumlah Waktu (Menit) Persentase
VA 43 17.995 60,17
NNVA 17 1.795 6,00
NVA 24 10.115 33,82
TOTAL 84 29.905 100%

Dapat diketahui bahwa proses produksi car


body kereta memiliki proporsi VA (value added)
waktu paling banyak yaitu 17.995 menit dan
persentase 60,17% dari konsumsi waktu keselu-
PAM (Process Activity Mapping) ruhan proses, kemudian dari data tersebut dike-
Process Activity Mapping akan memberikan tahui value added ratio dengan perbandingan
antara Value added time dengan total process
gambaran aliran fisik dan informasi serta waktu
yang diperlukan untuk setiap aktivitas, jarak cycle time.
yang ditempuh dan waktu operasional. Identifi-
kasi aktivitas terjadi karena tool tersebut meng-
golongkan aktivitas menjadi lima jenis, antara
lain:

139
Business and Finance Journal, Volume 2, No. 2, October 2017

FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

Tabel Hasil Penjabaran FMEA dan Rekomendasi Perbaikan

Potential
Process Current Current
Cause(s)/

Detect
Occur
Function/ Process Process Corrective

RPN
Sev

Mechanism
Require- Controls Controls Action(s)
of
ment (Prevention) (Detection)
Failure

Usia mesin Dilakukan invest mesin


9 8 Pengukuran 5 360
tua kalibrasi baru
Sub Tidak ada Mengacu kon- dibakukan
7 8 pengamatan 5 280
Assy SOP baku sep sebelumnya SOP proses
Rework
Perlu peng- adanya SOP
8 karena 9 Inspeksi 6 432
awasan ahli setiap proses
kerusakan
Proses sebe-
Pendampingan
lumnya QC perlu
8 8 tenaga ahli saat Pengukuran 6 384
kurang ditingkatkan
proses
optimal
Car Perlu metode
Kesalahan Trail atau
Body 8 8 Pengukuran 6 384 desain yang
desain simulasi awal
Assy baku
Terjadi Membuat alur
Memprioritas-
7 Waiting 7 Pengukuran 7 343 yang memu-
kan proyek
Line proses dahkan waiting
Rework Perlunya
8 karena 8 Ada alat bantu Pengukuran 7 448 pendampingan
kerusakan staff ahli
Perlu QC in
Interior Perlu finish Pendampingan charge lebih
9 6 Inspeksi 7 378
Equipment touch tenaga ahli awal tenaga
terampil
R n D internal Perlunya tenaga
Salah konsep
8 9 perlu dikem- Pengukuran 7 504 ahli konseptor
desain
bangkan desain

Penjabaran tabel analisis FMEA di atas efektif dan dapat digali potensi kesalahan prose-
berdasarkan pendekatan pada process cycle time durnya melalui FMEA.
aktivitas dengan lead time terbanyak. Didapat
dari 3 aktivitas tertinggi VA (value added) pada
value stream mapping antara lain pada work- Perancangan Value Stream Mapping - Future
shop sub-assy dengan cycle time 2.730 menit State Map
(45,5 jam), car body assy dengan cycle time Melalui hasil identifikasi waste pada awal
1.755 menit (29 jam) dan interior fitting 1.380 kondisi current map maka dibutuhkan rancangan
menit (23 jam). Dari aktivitas VA (value added) mapping baru, yaitu mengeliminasi sebagai
tersebut juga berpotensi terhadap adanya waste, berikut.
sehingga aktivitas proses tersebut dinilai kurang

140
Raden Denny Herwindo, Udisubakti Ciptomulyono, M. Yusak Anshori, Implementasi Lean Manufacturing Car Body
Studi Kasus di PT Inka (Persero)

Gambar perancangan Value Stream Mapping – Future State

1. Menghilangkan inventory setelah aktivitas body karena tidak segera dilakukan proses
unloading sebanyak (1440 menit), melalui selanjutnya, juga berpotensi terjadi kerusakan
pendekatan pull system diharapkan mampu material yang menyebabkan kerugian perusahaan.
mengurangi inventory, sehingga menciptakan Future state map akan menerapkan flow
aktivitas proses sesuai dengan kebutuhan process maksimal dengan mengurangi inventory
dan kapasitas workshop. Pada kegiatan proses dan waiting. Berikut tabel total pembobotan
tersebut dapat dilakukan kerjasama dengan dari hasil future state mapping aktivitas PAM
supplier untuk melakukan pengiriman mate- (process activity mapping) dan tabel total hasil
rial atau komponen sesuai dengan kebutuhan pembobotan berdasar jenis aktivitas. Untuk de-
proses saat itu di workshop. tail perincian PAM (process activity mapping) -
2. Menghilangkan waktu menunggu terlalu lama future state map dapat dilihat sebagai berikut.
setelah proses pengeringan unitex floor agar
disesuaikan dengan waktu yang dibutuhkan Tabel Hasil Pembobotan PAM – Future State Map
pengeringan saja yaitu 540 menit, sedangkan Aktivitas Jumlah Waktu (Menit) Persentase
waktu yang ada terlalu over mencapai 1380 Operation 30 15.555 58,05
menit, sisanya 840 menit adalah aktivitas Transportation 15 1.315 4,84
tanpa keterangan. Hal tersebut berdasar Inspection 13 2.440 9,11
Storage 1 480 1,79
informasi identifikasi teknis dengan pihak
Delay 15 7.005 26,14
teknologi proses PT INKA.
TOTAL 74 26.795 100%
3. Menghilangkan aktivitas menunggu (wait-
ing) yang tidak ada kaitannya dengan aktivi-
Tabel Hasil Pembobotan Berdasarkan Jenis Aktivitas -
tas proses, seperti menunggu setup, menunggu
Future Map
proses selanjutnya tanpa keterangan yang
jelas. Berdasar bagan value stream Mapping Aktivitas Jumlah Waktu (Menit) Persentase
VA 43 17.995 67,16
terdapat 8 aktivitas tanpa keterangan dengan
NNVA 16 1.795 6,70
total waktu 830 menit.
NVA 15 7.005 26,14
Ketiga aktivitas tersebut selain berpotensi TOTAL 74 26.795 100%
waste secara waktu, material dan komponen car

141
Business and Finance Journal, Volume 2, No. 2, October 2017

Maka dari future state map didapat value identifikasi permasalahan waste di lini produksi
added ratio baru setelah menerapkan analisis car body di PT INKA, pada penelitian ini solusi
data terkait waste dan dikemukakan melalui feedback didapat dari sisi manajerial meliputi:
perbaikan proses pembuatan car body serta General Manajer PP (Perencanaan Perusahaan),
pengurangan waktu process cycle time. Senior Manajer Teknologi produksi, dan Senior
Manajer Proses Fabrikasi. Berdasar data 3 rank-
Analisis Future State Map ing waste tertinggi (Waiting, Over process, Mo-
tion) dan analisis FMEA di atas dapat teridentifi-
1. Perhitungan VALSAT pada current state map
kasi untuk analisis dan rekomendasi perbaikan
didapat bahwa nilai VAR (value added ratio)
untuk rujukan management dalam menentukan
sebesar 60,17%, dibandingkan dengan VAR
antisipasi terhadap potensi waste.
sesudah perbaikan didapat kenaikan sebesar
1. Dibakukan prosedur standar di setiap pre-
67,16%, dengan prinsip menghilangkan waste
paring prosesnya, terkait dengan usia mesin
terhadap inventory dan aktivitas delay di mana
yang tua sehingga SOP tersebut dibuat seba-
kedua aktivitas tersebut termasuk dalam kate-
gai set up mesin yang benar.
gori non-value added. Inventory sesudah un-
2. Kaitannya over processing adalah hal yang
loading kedatangan material, delay pada lini
krusial dikarenakan potensi waste tersebut
produksi adalah aktivitas tanpa keterangan.
berdampak terjadinya scrap material dan
2. Dari perhitungan PAM (process activity map-
lamanya waktu pengadaan kembali raw ma-
ping) didapat waktu dari current map adalah
terial. Untuk menghindari hal tersebut dilaku-
29.905 menit dalam memproduksi car body
kan antisipasi pengawasan tenaga ahli yang
kereta, tereduksi menjadi 26.795 menit di ma-
memantau pada awal proses.
na pengurangan waste sebesar 3.110 menit.
3. Perlunya peningkatan kinerja QC sebelum
Jumlah aktivitas pada PAM (process activity
masuk proses car body assy sehingga memi-
mapping) juga tereduksi dari semula 84 menja-
nimalkan kesalahan yang terlewatkan. Selain
di 74 aktivitas produksi. Dalam upaya meng-
itu potensi failure pada aktivitas kesalahan
hilangkan waste dilakukan peningkatan dalam
desain, dalam hal ini pihak desain perlu
semua proses organisasi tidak hanya dalam lini
bekerjasama dengan pihak lain yang berpe-
produksi.
ngalaman terhadap desain konstruksi car
3. Meningkatkan VAR (value added ratio) ten-
body, kemudian simulasi pengujian melalui
tunya dapat dilakukan tanpa mengurangi kua-
software perlu ditingkatkan referensinya se-
litas, perbaikan VAR (value added ratio) ter-
hingga melalui simulasi yang valid desain
sebut membutuhkan kepemimpinan top man-
dilakukan dengan baik dan benar.
agement dan partisipasi karyawan sehingga
4. Aktivitas interior equipment yang berpotensi
pencapaian lean manufacture proses dapat
failure kesalahan desain, hal tersebut berpo-
tercapai.
tensi waste terhadap waktu dan material.
Mengingat bahwa PT INKA adalah industri
Implementasi Manajerial manufaktur yang menerapkan concept, engi-
Top management adalah pihak yang mem- neering, dan manufacture dalam satu kesa-
berikan keputusan-keputusan dalam kaitannya tuan waktu sehingga kegiatan trial error dan

142
Raden Denny Herwindo, Udisubakti Ciptomulyono, M. Yusak Anshori, Implementasi Lean Manufacturing Car Body
Studi Kasus di PT Inka (Persero)

kesalahan desain kerap terjadi. Usulan dari Liker, J.K. 2006. The Toyota Way: 14 Prinsip
top management adalah melatih atau melaku- Manajemen. Jakarta: Erlangga.
kan perekrutan tenaga kerja profesional akan Li hong C, et al. 2008. Applicability and Meth-
bidang interior dan fitting equipment. ods of Lean Production in Railway Trans-
portation Organization: A Case Study of
Urumqi Railway Bureau in China, (School
DAFTAR PUSTAKA of Economics and Management, Beijing
A.R., Rahani, Al-Ashraf M. 2012. Production Jiaotong University, Beijing, P.R. China,
Flow Analysis through Value Stream Map- 100044).
ping: A Lean Manufacturing Process Case Marksberry, P dan Hughes, S. 2011. The Role
Study, International Symposium on Ro- of The Executive in Lean: a Qualitative
botics and Intelligent Sensors 2012 (IRIS Thesis based on The Toyota Production
2012). Malaysia. System. International Journal of Lean
Elean, A.Y.W, Singgih. M.L. 2015. Perbaikan Thinking Volume 2, Issue 2.
Proses Produksi Gula Aren dengan Pende- Morlock, F. & Meier, H. 2015. Service Value
katan Lean Manufacturing di Pabrik Gula Stream Mapping in Industrial Product-
Aren Masarang Tomohon. Service System Performance Management.
Firmansyah, F. Singgih, M.L. 2015. Pendekatan Procedia CIRP, 30 (2015) 457–461 7th.
Cost Integrated Value Stream Mapping Industrial Product-Service Systems Con-
pada Divisi Kapal Niaga Studi Kasus PT ference - PSS, Industry Transformation
PAL Indonesia. for Sustainability and Business. Ruhr-
Gaspersz, V. 2007. Lean Six Sigma for Manufac- Universität Bochum, Chair of Production
turing and Service Industries: Strategi Dra- Systems, 44801 Bochum, Germany.
matik Reduksi Cacat/ Kesalahan, Biaya, Nuruddin W.A. et al. 2013. Implementasi Konsep
Inventori dan Lead Time dalam Waktu Lean Manufacturing Untuk Meminimalkan
Kurang dari 6 Bulan. Jakarta: PT Gramedia Waktu Keterlambatan Penyelesaian Produk
Pustaka Utama. “A” Sebagai Value Pelanggan (Studi Kasus
Hines, P. Taylor, D. 2000. Going Lean, Lean Pt. Tsw) (Tuban Steel Work). Jurnal Reka-
Enterprise Research Centre Cardiff Busi- yasa Mesin, Vol. 4, No. 2, Tahun 2013:
ness School Aberconway Building Colum 147–156. Indonesia.
Drive Cardiff, UK, Hlm. 21. Nurhayati, E. 2011. Lean Manufacturing. Dina-
Intifada, G.S. 2012. Minimasi Waste (Pembo- mika Teknik, Vol. V, No. 1, Januari 2011
rosan) Menggunakan Value Stream Analy- Hal 21–31. Indonesia.
sis Tool untuk Meningkatkan Efisiensi Wak- Octavia, L. 2010. Aplikasi Metode Failure Mode
tu Produksi, Studi Kasus PT Barata Indo- and Effects Analysis (FMEA) untuk Pengen-
nesia. dalian Kualitas pada Proses Heat Treat-
Keputusan Menteri Perhubungan dan Telekomu- ment PT Mitsuba Indonesia.
nikasi No. Km 81 Tahun 2000, Pengertian Ratnaningtyas. 2009. Implementasi Lean Manu-
dan Jenis Kereta. facturing untuk mengurangi Lead Time
Shoulder, Studi Kasus PT Barata Indonesia

143
Business and Finance Journal, Volume 2, No. 2, October 2017

(Persero). Surabaya: Magister Manajemen Atay. Procedia - Social and Behavioral


Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh No- Sciences 207, pp. 214–224. 11th Interna-
vember. tional Strategic Management Conference
Ririyani, V. & Singgih, M.L. 2015. Peningkatan 2015. Sakarya, 54187, Turkey: Sakarya
Efisiensi di PT Varia Usaha Beton dengan University, Engineering Faculty, Industrial
Menerapkan Lean Manufacturing. Engineering Department.
Rizky, M. dan Rochman, F. 2013. Penerapan Zélio G, et al. 2015. Lean Manufacturing and
Lean Manufacturing Menggunakan WRM, Ergonomic Working Conditions in the
WAQ dan VALSAT untuk Mengurangi Waste Automotive Industry, Procedia Manufac-
pada proses finishing. turing 3, pp. 5947–5954. 6th International
Seher, A. 2015. Maintenance management and Conference on Applied Human Factors
Lean Manufacturing Practices in a Firm and Ergonomics (AHFE 2015) and the
which Produces Dairy Products, Hatice Affiliated Conferences. Brazil: AHFE.

144

View publication stats

You might also like