Professional Documents
Culture Documents
Jawaban Soal Hukpid TMK I
Jawaban Soal Hukpid TMK I
KULIAH TUGAS 1
Sumber :
Dr. Fitri Wahyuni, S. M. (2017). DASAR - DASAR HUKUM PIDANA DI INDONESIA.
Tangerang Selatan: PT. Nusantara Persada Utama.
Drs. Adam Chazawi, S. (2014). Pelajaran Hukum Pidana Bagian I. Depok: Rajawali Pers.
Prof. Satjipto rahardjo, S. (2006). Ilmu Hukum. Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti.
Sumber :
Dr. Fitri Wahyuni, S. M. (2017). DASAR - DASAR HUKUM PIDANA DI INDONESIA. Tangerang Selatan:
PT. Nusantara Persada Utama.
Drs. Adam Chazawi, S. (2014). Pelajaran Hukum Pidana Bagian I. Depok: Rajawali Pers.
Effendi, E. (2021). Hukum Acara Pidana Perspektif KUHAP dan Peraturan Lainnya . Bandung: Refika
Aditama.
Prof. Satjipto rahardjo, S. (2006). Ilmu Hukum. Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti.
Sofyan, A., & Asis, A. (2014). Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
3. Kasus yang dilansir pada laman Curi Sepeda Motor, Pelaku Ditangkap Unit Reskrim
Polsek Tanjung Balai Utara - Bratapos.com dapat diuraikan secara mendetail terkait
pasal yang dilanggar serta pasal prosedur yang diterapkan kemudian unsur-unsur
hukum pidana yang terkandung akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Jenis Pasal yang dilanggar
Diketahui bahwasannya terdapat Warga melakukan pelaporan pencurian motor
di Tanjung Balai Utara pada tanggal 22 Agustus 2020 di Polsek Tanjung Balai
Utara. Pelaporan yang dilakukan warga sesuai dengan Pasal 1 angka 24 BAB I
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(KUHAP). Setelah mendapat Laporan, Unit Reskrim Polsek Tanjungbalai Utara
melakukan pengembangan kasus dengan menggali informasi untuk
mendapatkan saksi serta barang bukti dalam rangka menentukan tersangka
untuk mendapatkan dasar penangkapan tersangka. Anggota Reskrim Polsek
Tanjung Balai Utara ditetapkan sebagai penyelidik sesuai dengan Pasal 4
BAB IV Bagian Kesatu Undang Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP.
Selaku penyelidik dan Penyidik melakukan pengembangan kasus dengan
mencari keterangan saksi, dan barang bukti dalam rangka menentukan
tersangka sebagai dasar penangkapan tersangka sesuai dengan Pasal 5 –
Pasal Pasal 9 BAB IV Bagian Kesatu Undang Undang No 8 Tahun 1981 pada
KUHAP. Setelah itu Polisi menentukan tersangka, penyelidik atas perintah
penyidik melakukan penangkapan tersangka yang mana prosedur tersebut
sesuai dengan Pasal 16 - Pasal 19 pada BAB V bagian Kesatu Undang
Undang No 8 Tahun 1981 pada KUHAP. Berdasarkan bukti dan saksi yang
telah didapatkan dan tersangka yang telah ditetapkan dan ditangkap, Reskrim
Polsek Tanjung Balai Utara memberikan penjelasan atas kronologi kejadian
dapat dideskripsikan bahwasannya Kiki dan Anas melakukan pencurian yang
mana melanggar hukum yang telah diatur dalam Pasal 363 Ayat 1 ke-4 Bab
XXII Buku Kedua KUHP (termasuk kategori Pencurian yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih), ditambah terdapat sebuah bukti dari saksi dan korban
bahwa Anas melakukan penawaran penjualan sepeda motor tanpa dokumen
yang mana dapat dikatakan melanggar pasal 480 Ke-1 KUHP (Penadahan).
Namun apabila tersangka Kiki melakukan pencurian seorang diri tanpa
bersekongkol dengan siapapun maka ia disebut melanggar Pasal 362 Bab
XXII Buku Kedua KUHP.
b. Unsur-Unsur Hukum Pidana
Berdasarkan kasus yang dilansir pada laman Curi Sepeda Motor, Pelaku
Ditangkap Unit Reskrim Polsek Tanjung Balai Utara - Bratapos.com, dinyatakan
bahwa Kiki melanggar 362 KUHP (POV : Kiki mengakui bahwa ia melakukan
pencurian sendiri). Pasal 362 KUHP berbunyi, ”Barangsiapa mengambil barang
sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud
untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah”.
Dari bunyi pasal 362 KUHP tersebut bisa ditarik bahwa terdapat 4 unsur yakni :
1) Perbuatan mengambil
Unsur pertama dari tindak pidana pencurian ialah perbuatan mengambil
barang. Kata mengambil dalam arti sempit terbatas pada menggerakkan
tangan dan jari-jari memegang barangnya, dan mengalihkannya ke
tempat lain. Berarti berdsarkan uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa
perbuatan mengambil itu hanyalah apabila barang tersebut diambil oleh
orang yang tidak berhak terhadap barang tersebut. Berdasarkan kasus
tersebut Kiki mengambil motor milik korban.
2) Yang diambil harus sesuatu barang
Kita ketahui bersama bahwa sifat tindak pidana pencurian ialah
merugikan kekayan si korban, maka barang yang diambil haruslah
berharga. Harga ini tidak selalu bersifat ekonomis. Yang dimaksudkan
berupa barang ini tentu saja barang yang dapat dinikmati oleh orang yang
membutuhkannya. Berdasarkan kasus tersebut sepeda motor
merupakan salah satu alat transportasi yang penting dan tergolong
kebutuhan sekunder yang memiliki nilai berharga bagi korban
(dibuktikan karena sepeda motor penggunaannya pun harus
memiliki SIM serta terdapat surat-surat kepemilikan khusus BPKB
dan STNK serta merupakan barang yang terkena Pajak setiap
tahunnya)
3) Barang yang diambil harus seluruhnya atau sebagian kepunyaan
orang lain
Yang dimaksudkan kepunyaan orang lain dalam hal ini dimaksudkan
bahwa barang yang diambil itu haruslah kepunyaan orang lain atau selain
kepunyaan orang yang mengambil tersebut. Berdasarkan kasus
tersebut, Sepeda motor merupakan sepenuhnya kepemilikan korban
sedangkan Kiki tidak memiliki kepemilikan sedikitpun atas sepeda
motor tersebut.
4) Pengambilan itu harus dilakukan dengan maksud untuk memiliki
barang itu dengan melawan hukum
Dalam hal ini dimaksudkan bahwa timbulnya timbulnya perbuatan itu
haruslah berdasarkan adanya keinginan dari si pelaku untuk memiliki
barang tersebut dengan cara melawan hukum, dimana letak perbuatan
melawan hukum dalam hal ini adalah memiliki barang orang dengan cara
mencuri atau mengambil barang orang lain tanpa sepengetahuan
pemiliknya. Dalam kasus tersebut berdasarkan keterangan saksi,
disebutkan bahwa Kiki mencuri motor kemudian akan dijual kepada
orang lain dan diambil secara illegal karena menggunakan cara-cara
tertentu agar pemilik sepeda motor tidak tahu bahwa barangnya
diambil (ditemukan barang bukti berupa obeng untuk membobol
kunci).
Sumber :
Prof. Satjipto rahardjo, S. (2006). Ilmu Hukum. Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti.
Soesilo, R. (2004). Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Penjelasannya. Bogor: Politeia.