You are on page 1of 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A . Titrasi
Titrasi adalah pengukuran volume dalam larutan yang diperlukan untuk

bereaksi sempurna dengan volume atau jumlah berat zat yang akan ditentukan. Setiap

metode titrimetri selalu terjadi reaksi kimia antara komponen analit dengan zat

pendeteksi yang disebut titran. Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu

reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu

lainnya. Salah satu contoh dari titrasi adalah titrasi asam basa, titrasi jenis ini di

sebut juga titrasi penetralan. Pada saat suatu proses titrasi sudah berakhir maka di

sebut dengan titik akhir titrasi (Yusuf, 2019: 102).

Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan. Titrasi

biasanya diambil sejumlah analit tertentu yaitu bagian dari keseluruhan larutan yang

dititrasi kemudian dilakukan proses pengenceran. Indikator titik akhir titrasi adalah

adanya perubahan warna biru pada larutan yang dititrasi. Pengenceran adalah proses

penambahan pelarut yang tidak diikuti terjadinya reaksi kimia sehingga berlaku

hukum kekekalan mol. Kesalahan titrasi merupakan kesalahan yang terjadi bila titik
akhir titrasi tidak tepat sama dgn titik ekivalen (≤ 0,1%), disebabkan ada kelebihan

titran, indikator bereaksi dengan analit, atau indikator bereaksi dengan titran, diatasi

dengan titrasi larutan blanko. Larutan blanko larutan yang terdiri atas semua pereaksi

kecuali analit. Titrasi juga dapat di definisikan sebagai pengukuran suatu larutan dari

suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan

tertentu (Erwanto, dkk., 2018: 77).

3
4

Menurut Yusuf, (2019: 103) bahwa reaksi yang dapat digunakan dalam

metode volumetri yakni salah satu dari metode dilakukannya titrasi adalah

reaksi-reaksi kimia yang sesuai dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Reaksi harus berlangsung cepat.

b. Tidak terdapat reaksi sampai.

c. Reaksi harus stoikiometri, yaitu diketahui dengan pasti reaktan dan produk

serta perbandingan mol / koefisien reaksinya.

d. Terdapat zat yang dapat digunakan untuk mengetahui saat titrasi harus

dihentikan (titik akhir titrasi) yang disebut zat indikator.

Menurut Yusuf, (2019: 93-120) macam titrasi di bedakan atas beberapa

yakni, sebagai berikut:

1. Titrasi Pengendapan/Argentometri
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida

dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3)

pada suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga metode pengendapan karena

pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau

endapan. Reaksi yang mendasari titrasi argentometri adalah:

AgNO3 + Cl- →AgCl(s) +NO3-...........................(II.1)

Sebagai indikator, dapat digunakan kalium kromat yang menghasilkan warna

merah dengan adanya kelebihan ion Ag+.

2. Titrasi Volumetri
Analisis volumetri adalah analisis kuantitatif yang pada umumnya dilakukan

dengan mengukur banyaknya volume larutan standar yang dapat bereaksi kualitatif

dengan larutan zat yang dianalisis yang banyaknya tertentu dan diketahui. Sedangkan

titrasi yaitu proses penambahan larutan standar ke dalam larutan yang akan
5

ditentukan sampai terjadi reaksi sempurna disebut titrasi. Sedang saat dimana reaksi

sempurna dimaksud tercapai disebut titik ekuivalen atau titik akhir titrasi.

3. Titrasi kompleksometri
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling

mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan

kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga

banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas

tentang kompleks, sekalipun akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi

kompleksometri :

Ag+ + 2 CN- Ag(CN)2 dan Hg2+ + 2Cl- HgCl2.............(II.2)


B. Titrasi Kompleksometri
Titrasi kompleksometri adalah penetapan kadar zat yang berdasarkan atas

pembentukan senyawa kompleks yang larut, yang berawal dari reaksi antara ion

logam/kation (komponen zat uji) dengan zat pembentuk kompleks sebagai ligan

(fentiker). EBT merupakan asam lemah tidak stabil dalam air karena senyawa

organik ini merupakan gugus sulfonat yang mudah terdisosiasi sempurna dalam air

dan mempunyai 2 gugus fenol yang terdisosiasi lambat dalam air (Khopar, 2002: 98).

Titrasi kompleksometri adalah titrasi yang berdasarkan reaksi pembentukan


kompleks, misalnya penetapan kadar Ca (ion logam) dengan EDTA (garam natrium

dari asam etilendiaminatetra-asetat) (Pujaatmaka, 2002: 45). Analisa kadar kalsium

dapat dilakukan dengan metode kompleksomtri. Titrasi ini digunakan dalam estimasi

garam logam. Etilen diamin asam tetra asetat (EDTA) adalah titran yang digunakan

membentuk stabel 1:1 kompleks dengan semua logam efektif. Logam alkali tanah

seperi kalsium dan magnesium bentuk kompleks yang stabil pada nilai pH rendah

dan dititrasi pada ammonium klorida penyangga pH= 10 ( Watson, 2000: 76).
6

Titrasi kompleksometri merupakan jenis titrasi yang digunakan untuk

menentukan kandungan garam-garam logam. Etilendiamin tetraasetat (EDTA)

merupakan titran yang sering digunakan. EDTA akan membentuk kompleks 1:1 yang

stabil dengan semua logam kecuali logam alkali seperti natrium dan kalium. Untuk

deteksi titik akhir titrasi digunakan indikator zat warna yang ditambahkan pada

larutan logam pada saat awal sebelum dilakukan titrasi dan akan membentuk

kompleks berwarna dengan sejumlah kecil logam. Pada titik akhir titrasi (ada sedikit

kelebihan EDTA) maka komples indikator logam akan pecah dan menghasilkan

warna yang berbeda. Indikator yang dapat digunakan untuk titrasi kompleksometri

ini antara lain hitam eriokrom, mureksid, jingga pirokatenol, jingga xilenol, asam

kalkon karbonat, kalmagit, dan biru hidroksi naftol (Gholib, 2007: 66).

C. Na-EDTA
EDTA adalah asam karboksilat poliamino dan berwarna, larut pada air. Nama

resmi EDTA merupakan singkatan dari Ethylene diamine tetra acetic; nama resmi

lainnya ialah Ethylene dinitrilo tetra acetic acid. Selain itu dikenal beberapa nama

tidak resmi, tetapi cukup sering dipakai, seperti misalnya Complexon, Nullapon,

Sequestrenc, Versene untuk garam dinatrium-EDTA. Kemampuan EDTA

membentuk senyawa kompleks dengan logam berat telah mendorong lahirnya

banyak penelitian seputar adsorpsi logam berat pada EDTA murni dan EDTA

termodifikasi. EDTA bersifat pengkhelat yang dapat mengikat logam berat, sehingga

dapat berfungsi sebagai adsorben terhadap logam berat dalam air limbah modifikasi

kimia EDTA menjadi bentuk gel dapat meningkatkan kemampuan dan kapasitas

jerapnya terhadap ion logam berat. Hal ini disebabkan karena bentuk gel mempunyai

volume pori yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk serpihan. Agar

penggunaan adsorben EDTA lebih efektik maka perlu dilakukan modifikasi EDTA
7

dengan penambahan alginat untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas jerapnya

terhadap ion logam (Sari, 2016: 29).

Titrasi kompleksasi dilakukan menggunakan ligan multidentat seperti EDTA

atau zat serupa sebagai komplekson. EDTA adalah reagen yang sangat tidak selektif

karena kompleks dengan banyak kation bermuatan dua kali lipat, tiga kali lipat dan

empat kali lipat. Titrasi EDTA indikator peka ion logam (disingkat menjadi indikator

logam atau indikator ion logam) sering digunakan untuk mendeteksi perubahan PM.

Indikator tersebut (yang mengandung jenis pengelompokan kelat dan umumnya

memiliki sistem resonansi khas zat warna) membentuk kompleks dengan ion logam

tertentu, yang berbeda dalam warna dari indikator bebas dan menghasilkan

perubahan warna mendadak pada titik ekuivalen (Vogel, 1979: 310).

D. Sampel
Titrasi kompleksometri yang mana suatu jenis titrasi akan bereaksi antara

bahan yang ingin dianalisis dan titrat yang akan membentuk senyawa kompleks, oleh

karena itu digunakan suatu sampel agar dapat diketahui proses reaksinya yang

awalnya tidak memiliki warna hingga berubah menjadi suatu senyawa yang memiliki

warna. Sampel yang digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Eriochromblack T(EBT)

EBT ini berfungsi sebagai mempermudah untuh mengetahui titik akhir titrasi.

Eriochrom Black T (EBT) sebagai indikator akan terjadi blocking indikator oleh ion

besi, sehingga perlu ditambahkan buffer pH 10 dalam titrasi ini untuk menyingkirkan

besi sebagai Endapan (Astuti, 2016: 71).


8

EBT murni juga digunakan sebagai indikator dalam titrasi kompleksometri

untuk estimasi ion Ca2+, Mg2+, dan Zn2+ dan untuk pewarnaan biologis. Pewarna ini

berbahaya dan produk degradasinya seperti Naphthaquinone masih lebih bersifat

karsinogenik (Dave, 2011: 54).

2. Asam Klorida (HCl)

Asam klorida (HCl) merupakan cairan kimia yang bersifat sangat korosif,

berbau menyengat, dan beracun. HCl termasuk bahan kimia berbahaya. Warnanya

bervariasi dan tidak berwarna hingga kuning muda. Perbedaan warna ini tergantung

pada tingkat kemurniannya (Mutia., dkk, 2013: 33).

3. Akuades (H2O)

Akuades merupakan cairan yang tak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

Akuades memiliki rumus molekul H2O dengan bersifat polar sehingga merupakan

pelarut yang baik pada macam-macam zat. Molekul air terikat oleh ikatan hidrogen

satu sama lain, pada kondisi standar yaitu pada tekanan 100 kPa dan mempunyai titik

beku 273,15°K setara 0°C dan titik didih 273,15°K atau setara dengan 100°C. Dalam

bentuk ion molekul akuades dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H +)
yang berkaitan dengan ion Hidroksida (OH-) (Ritonga, 2011: 269-270).

4. CaCO3

Partikel kalsium karbonat bersifat menarik karena pengaplikasiannya di

berbagai bidang seperti teknik lingkungan, teknik kimia, Bioteknologi dan lain-lain.

CaCO3 juga memberikan aplikasi yang berguna di bidang pemurnian airan, juga

menghilangkan ion logam berat seperti Cu+2,Pb+2, Cd+2, Zn+2 dan Cr+6. Salah satu

contoh yang relevan adalah formulasi komposit dengan kalsium karbonat/biopolimer.

formula memiliki sifat unik yang didapatkandari penggabungan senyawa organik

plastik dengan senyawa keramik keras (Declet, 2016: 89).


9

5. Na-EDTA

Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA,

merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah

ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua

nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang

mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam

1,2-diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang

mempunyai dua atom nitrogen penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang

dalam molekul (Yusuf, 2019: 148).

6. Air keran (H2O)

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang

banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup.Oleh karena itu sumber daya air tersebut

harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan

makhluk hidup lainnya.Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan

secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan

generasi mendatang.Salah satu sumber air yang banyak dimanfaatkan untuk


memenuhi kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya yaitu sungai.Sungai

merupakan ekosistem yang sangat penting bagi manusia. Sungai juga menyediakan

air bagi manusia baik untuk berbagai kegiatan seperti pertanian, industri maupun

domestik (Siahaan dkk., 2011 : 265).

E. Integrasi ayat
Ayat Al- Qur’an yang berhubungan dengan percobaan ini adalah

Q.S Al-Kahfi (18/98) yang berbunyi:

             

   


10

Terjemahannya:
Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, Maka
apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh;
dan janji Tuhanku itu adalah benar". (Q.s al- Kahfi, 18: 19)
Ayat diatas menjelaskan bahwa di dalam ayat tersebut mengandung sebagian

cerita petualangan dari Iskandar Zulkarnain, yaitu seorang raja penakluk yang gagah

perkasa dan penuh bijaksanaan. Hal ini dibuktikan dengan kisah penaklukan

negeri-negeri barat dan timur sebagaimana yang dijelaskan, Iskandar Zulkarnain dan
pasukkannya menaklukan daerah Afrika sampai pendalamannya, hingga mencapai

bagian paling barat sebuah samudra, beliau dan pasukannya tiba di sebuah tempat

ketika matahari terbenam. Di daerah tersebut beliau menemukan suatu bangsa yang

penduduknya sebagian baik dan sebagian lagi jahat. Ayat tersebut tergambar

kenyataan bahwa ketika manusia sudah mencapai kemajuan dalam penggunaan

alat-alat dan penyingkiran hambatan sehingga penghalang itu dibuat Zurkarnain

tidak berfungsi lagi dalam membendung serangan kemujuan Ya’jul dan Ma’jul

(Quraish Shihab) Chang, 2004: 96).

You might also like