You are on page 1of 3

Nama : Rumanah

Nim : 2021.02.08.0004

MK : Perkembangan peserta Didik

REACTION PAPER

"Perkembangan Agama"

E. MOTIVASI BERAGAMA PADA REMAJA


Menurut Dister menyatakan motivasi beragama pada diri manusia dapat dibagi menjadi empat jenis
motivasi, yaitu:
1. Motivasi yang didorong oleh rasa keinginan untuk mengatasi frustrasi yang ada dalam kehidupan, baik
frustasi karena kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan alam, frustrasi sosial, frustrasi moral,
maupun frustrasi karena kematian.

2. Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk menjaga kesusilaan dan tata tertib
masyarakat.
3. Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia atau
intelek ingin tahu manusia.
4. Motivasi beragama karena ingin menjadikan agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan.

Masganti (2011) menyatakan motivasi beragama dalam ajaran Islam antara lain:

1. Mengharapkan cinta Allah

2. Melepaskan diri dari rasa putus asa dengan pertolongan Allah


3. Mengharapkan kehidupan yang bahagia di Akhirat.
4. Membina hubungan baik dengan manusia
Masganti (2011) mengelompokkan keempat motivasi tersebut ke dalam dua kelompok.

1. Motivasi intrinsik yang terdiri dari rasa ketenangan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
2. Motivasi ekstrinsik yang terdiri untuk mendapatkan dukungan masyarakat dan balasan surga
F. FAKTOR- FAKTOR KEBERAGAMAAN
Thouless (1992) mengemukakan empat faktor keberagamaan yang dimasukkan dalam kelompok utama,
yaitu: · Pengaruh- pengaruh sosial

· Berbagai pengalaman
· Kebutuhan
· Proses pemikiran
Faktor sosial mencakup semua pengaruh sosial dalam perkembangan sikap keberagamaan, yaitu:
pendidikan orang tua, tradisi-tradisi sosial dan tekanan-tekanan lingkungan sosial untuk menyesuaikan
diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang disepakati oleh lingkungan.
Faktor pengalaman terdiri dari pengalaman hidup yang dialami seseorang ketika dia menjalankan agama
atau meninggalkan ajaran agama. Ada orang yang ketika menghadapi kesulitan hidup dia kembali ke
ajaran agama, tetapi ada juga orang yang mengalami cobaan hidup justru meninggalkan agama.
Faktor lain yang dianggap sebagai sumber keyakinan agama adalah kebutuhan-kebutuhan yang tidak
dapat dipenuhi secara sempurna, sehingga mengakibatkan terasa adanya kebutuhan akan kepuasan
agama. Kebutuhan- kebutuhan tersebut dapat dikelompokkan dalam empat bagian, antara lain
kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan akan cinta, kebutuhan untuk memperoleh harga diri, dan
kebutuhan yang timbul karena adanya kematian.

Faktor terakhir adalah pemikiran. Faktor ini lebih relevan untuk masa remaja, karena disadari bahwa
masa remaja mulai kritis dalam menyikapi soal-soal keagamaan, terutama bagi mereka yang mempunyai
keyakinan secara sadar dan bersikap terbuka. Mereka akan mengkritik guru agama mereka yang tidak
rasional dalam menjelaskan ajaran-ajaran agama, khususnya bagi remaja yang selalu ingin tahu dengan
pertanyaan-pertanyaan kritisnya. Meski demikian, sikap kritis remaja juga tidak mengesampingkan
faktor- faktor lainnya, seperti faktor berbagai pengalaman.
G. BERBAGAI METODE PENGEMBANGAN AGAMA
1. Pendidikan Agama dengan Metode Keteladanan
Keteladanan adalah metode tarbiyah yang selaras dengan fitrah manusia. Salah satu dari sifat fitrah
bahwa setiap manusia mendambakan hadirnya seorang tokoh atau figur yang layak menjadi panutan
dalam kehidupannya. Al-Abrasyi mengatakan, anak berbahasa sesuai dengan bahasa ibu. Apabila bahasa
yang digunakan orang tua baik, maka anak akan berbahasa dengan baik dan benar (Al-Abrasyi: 30).

Allah swt telah mengirimkan Nabi Muhammad sebagai tauladan yang baik bagi umatnya. Allah
berfirman dalam Alquran surat al-Qalam/68: 4:
Artinya: dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

2. Pendidikan Agama dengan Metode Pembiasaan

Pembiasaan adalah metode yang harus dilakukan di lingkungan keluarga. Kebiasaan terbentuk dengan
selalu melakukannya sehingga menjadi kebiasaan yang permanen. Kebiasaan dapat terjadi melalui
pengulangan-pengulangan tindakan secara konsisten. Misalnya Ibadah salat, tadarus Alquran, infak, dan
sedekah serta pengalaman keagamaan lainnya harus dikokohkan dengan pembiasaan.

3. Pendidikan Agama dengan Metode Nasihat

Nasihat adalah sebuah keutamaan dalam beragama

4. Pendidikan Seks
Peserta didik usia remaja menghadapi 2 (dua) problem besar. Problem pertama adalah problem intern
ini secara alami akan terjadi pada diri remaja. Hasrat seksual yang berasal dari naluri seksualnya,
mulai mendorong untuk dipenuhi. Hal ini sangat fitrah karena fisiknya Secara primer maupun sekunder
sudah mulai berkembang. Misalnya mulai berfungsinya hormon testosteron pada laki-laki menyebabkan
pertumbuhan bulu pada daerah fisik tertentu, berubahnya suara menjadi lebih besar. Pada remaja
puteri mulai berfungsinya hormon progesteron yang menyebabkan perubahan fisik di dadanya, dan
sekaligus mengalami menstruasi. Perkembangan fungsi hormon ini selalu menyebabkan remaja sulit
mengendalikan diri dalam bergaul dengan lawan jenis.

Kesimpulan

Menurut saya Kebimbangan beragama mulai menyerang remaja setelah pertumbuhan dan
kecerdasannya mencapai tingkat kematangan, sehingga remaja bisa mengeritik, menerima, atau
menolak sesuatu yang disampaikan kepadanya. Dikarenakan ajaran-ajaran yang diterima pada waktu
kecil berbeda dengan kehidupan agama diwaktu remaja. Dalam kehidupan remaja, agama mempunyai
peranan yang sangat penting karena agama dapat membantu remaja dalam menghadapi segala macam
persoalan yang dihadapi dalam hidupnya.

Adapun faktor faktor keberagaman, yang paling dominan di sebabkan oleh pengaruh pengaruh sosial,
yang mana di dalam masyarakat terdapat banyak perbedaan perbedaan dalam beragama. Baik dalam
cara beribadah dan lain lain.

Metode dalam pengembangan agama sangat banyak yang dapat kita lakukan untuk menanamkan nilai
nilai agama dan moral kepada anak anak atau remaja,

Yang pertama dengan keteladanan, yang mana kita harus mempunyai seseorang yang mampu menjadi
teladan bagi kita , contohnya yaitu nabi Muhammad Saw , yang mana keteladanan nya sangat patut kita
contoh dan diterapkan dalam kehidupan sehari hari.

Selain itu untuk menamakan nilai agama pada anak anak kita bisa membiasakan dari usia dini contohnya
dengan membiasakan sholat lima waktu, dan membaca Alqur'an setelah sholat. Hal itu akan menjadi
kebiasaan yang baik sampai remaja kelak.

You might also like