You are on page 1of 11

KEBIJAKAN KESEHATAN:

PROSES, IMPLEMENTASI, ANALISIS DAN PENELITIAN

Roy G.A. MassieI

ABSTRACT
Health Policy frameworks can be described as systemic, where basic objectives or principles of the health system
are decided, and programmatic, where intervention priorities are set and translated into operational guidelines for service
delivery There are many ways of thingking about the policy process as there are about the concept of policy itself. The
health policy may take the form ofplan or a more generalised statetement of approach (Baker, 1996). Implementation
has been defined as what happens between policy expectations and (perceived) policy results (DeLeon, 1999). Clearly
implementation is a process of turning a health policy into practice. Analysis of policy tends to be restrospective and
descritive. Analysis of policy looks back at why or how a policy made its way to agenda. Analysis fro policy tends to be
prospective. It is usually carried out to inform the formulation of a policy or anticipate how policy might fare if introduced.
At times such analysis will result in the decision to abandon a particularcourse ofaction due to its poor political feasibility
(Buse, Mays & Walt, 2005). Health research is a systematic process for generating new knowledge and relating it to
existing knowledge in order to improve understanding about the natural and social world. It uses a wide variety of
methods, theories and assumptions about what counts as valid knowledge. Health reseach results may be used to
inform policy.

Key words: Health Policy, process, implementation, Analysis and Research

PENDAHULUAN memengaruhi masyarakat pada tingkat lokal,


nasional dan dunia (Leppo, 1997).
Mengapa kebijakan kesehatan itu sangat
Tinjauan kepustakaan ini mengulas
penting? Hal itu disebabkan antara lain sektor
pengetahuan tentang kebijakan kesehatan, ciri-ciri,
kesehatan merupakan bagian dari ekonomi.
proses, implementasi, analisis, hasil penelitian yang
Jelasnya sektor kesehatan ibarat suatu sponge yang
dimanfaatkan untuk pengembangan kebijakan
mengabsorpsi banyak anggaran belanja negara
kesehatan. Tujuannya adalah untuk menambah
untuk membayar sumber daya kesehatan. Ada yang
pengetahuan dan pemahaman akan kebijakan
mengatakan bahwa kebijakan kesehatan
kesehatan serta hubungan antara kebijakan
merupakan driver dari ekonomi, itu disebabkan
kesehatan dan kesehatan, sehingga memungkinkan
karena adanya inovasi dan investasi dalam bidang
untuk menanggani persoalan-persoalan dari
teknologi kesehatan, baik itu bio-medical maupun
kesehatan masyarakat.
produksi, termasuk usaha dagang yang ada pada
bidang farmasi. Namun yang lebih penting lagi Ciri-ciri Kebijakan Kesehatan
adalah keputusan kebijakan kesehatan melibatkan Kebijakan kesehatan merupakan kebijakan
persoalan hidup dan mati manusia (Buse, Mays & publik. Konsep dari kebijakan publik dapat diartikan
Walt, 2005). Kebijakan kesehatan itu adalah tujuan sebagai adanya suatu negara yang kokoh dan
dan sasaran, sebagai instrumen, proses dan gaya memiliki kewenangan serta legitimasi, di mana
dari suatu keputusan oleh pengambil keputusan, mewakili suatu masyarakat dengan menggunakan
termasuk implementasi serta penilaian (Lee, Buse & administrasi dan teknik yang berkompeten terhadap
Fustukian, 2002). Kebijakan kesehatan adalah keuangan dan implementasi dalam mengatur
bagian dari institusi, kekuatan dari aspek politik yang kebijakan. Kebijakan adalah suatu konsensus atau
I Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan. Jalan Percetakan Negara No. 23A Jakarta 10560
Korespondensi: E-mail: roymassie@litbang.depkes.go.id

40
9
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 12 No. 4 Oktober 2009: 409-417

kesepakatan terhadap suatu persoalan, di mana mana Departemen Kesehatan memiliki kewenangan
sasaran dan tujuannya diarahkan pada suatu dalam penyiapan kebijakan. Implementasi dan
prioritas yang bertujuan, dan memiliki petunjuk strateginya adalah bottom-up. Kebijakan seharusnya
utama untuk mencapainya (Evans & Manning, dikembangkan dengan partisipasi oleh mereka yang
2003). Tanpa ada kesepakatan dan tidak ada terlibat dalam kebijakan itu. Hal ini untuk
koordinasi akan mengakibatkan hasil yang memastikan bahwa kebijakan tersebut realistik dan
diharapkan sia-sia belaka. dapat mencapai sasaran. Untuk itu perlu komitmen
Definisi kebijakan kesehatan bervariasi. dari para pemegang dan pelaksana kebijakan.
Kebijakan kesehatan didefinisikan sebagai suatu Kebijakan kesehatan harus berdasarkan
cara atau tindakan yang berpengaruh terhadap pembuktian yang menggunakan pendekatan
perangkat institusi, organisasi, pelayanan kesehatan problem solving secara linear. Penelitian kesehatan
dan pengaturan keuangan dari sistem kesehatan adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan bukti
(Walt, 1994). Kebijakan kesehatan merupakan yang akurat. Setelah dilakukan penelitian kesakitan
bagian dari sistem kesehatan (Bornemisza & dan penyakit dari masyarakat, termasuk kebutuhan
Sondorp, 2002). Komponen sistem kesehatan akan kesehatan, sistem kesehatan, tantangannya
meliputi sumber daya, struktur organisasi, selanjutnya adalah mengetahui persis penyebab
manajemen, penunjang lain dan pelayanan dari kesakitan dan penyakit itu. Walaupun disadari
kesehatan (Cassels, 1995). Kebijakan kesehatan betapa kompleksnya pengertian yang berbasis bukti
bertujuan untuk mendisain program-program di untuk dijadikan dasar dari kebijakan (Fafard, 2008).
tingkat pusat dan lokal, agar dapat dilakukan Tujuan dari kebijakan kesehatan adalah untuk
perubahan terhadap determinan- determinan menyediakan pola pencegahan, pelayanan yang
kesehatan (Davies 2001; Milio 2001), termasuk terfokus pada pemeliharaan kesehatan, pengobatan
kebijakan kesehatan internasional (Hunter 2005; penyakit dan perlindungan terhadap kaum rentan
Labonte, 1998; Mohindra 2007). (Gormley, 1999). Kebijakan kesehatan juga peduli
Kebijakan kesehatan adalah suatu hal yang terhadap dampak dari lingkungan dan sosial
peduli terhadap pengguna pelayanan kesehatan ekonomi terhadap kesehatan (Poter, Ogden and
termasuk manajer dan pekerja kesehatan. Kebijakan Pronyk, 1999). Kebijakan kesehatan dapat bertujuan
kesehatan dapat dilihat sebagai suatu jaringan banyak terhadap masyarakat. Untuk kebanyakan
keputusan yang saling berhubungan, yang pada orang kebijakan kesehatan itu hanya peduli kepada
prakteknya peduli kepada pelayanan kesehatan konten saja. Contohnya, pembiayaan kesehatan dari
masyarakat (Green & Thorogood, 1998). pemerintah dan swasta atau kebijakan dalam hal
Kebijakan-kebijakan kesehatan dibuat oleh pemantapan pelayanan kesehatan ibu dan anak
pemerintah dan swasta. Kebijakan merupakan (Walt, 1994).
produk pemerintah, walaupun pelayanan kesehatan Kebijakan kesehatan berpihak pada hal-hal
cenderung dilakukan secara swasta, dikontrakkan yang dianggap penting dalam suatu institusi dan
atau melalui suatu kemitraan, kebijakannya masyarakat, bertujuan jangka panjang untuk
disiapkan oleh pemerintah di mana keputusannya mencapai sasaran, menyediakan rekomendasi yang
mempertimbangkan juga aspek politik (Buse, May & praktis untuk keputusan-keputusan penting (WHO,
Walt, 2005). Jelasnya kebijakan kesehatan adalah 2000).
kebijakan publik yang merupakan tanggung jawab Kebijakan kesehatan dapat bermanifestasi
pemerintah dan swasta. Sedangkan tugas untuk dalam berbagai hal dan tidak selalu dalam bentuk
menformulasi dan implementasi kebijakan dokumen- dokumen (Ritsatakis, 1987). Kebijakan
kesehatan dalam satu negara merupakan tanggung kesehatan diexpresikan dalam bentuk suatu
jawab Departemen Kesehatan (WHO, 2000). konstitusi, undang- undang dan peraturan-peraturan
Pengembangan kebijakan biasanya top-down di termasuk juga platform dari partai-partai politik atau

41
0
Kebijakan Kesehatan: Proses, Implementasi, Analisis dan Penelitian (Roy G.A.
Massie)
kertas-kertas kebijakan (Ritsatakis, 2000). berminat untuk menyeleksi kebijakan yang
Kebijakan kesehatan tidak saja terdiri dari diprioritaskan.
dokumen-dokumen strategi dalam suatu negara, - Model rational (mixed scanning model) di mana
tetapi juga bagaimana kebijakan itu diimplementasi penentu kebijakan mengambil langkah mereview
oleh pengambil keputusan dan pemegang program secara menyeluruh dan membuat suatu
kesehatan, dan bagaimana melakukannya secara negosiasi dengan kelompok-kelompok yang
praktis pada masing-masing tingkatan memprioritaskan model kebijakan.
pemerintahan. - Model puncuated equilibria yaitu kebijakan
difokuskan kepada isu yang menjadi pokok
Komponen Kebijakan
perhatian utama dari penentu kebijakan.
Para ahli kebijakan kesehatan membagi
kebijakan ke dalam empat komponen yaitu konten, Masing-masing model di atas memilah proses
process, konteks dan aktor (Frenk J. 1993; Buse, kebijakan ke dalam komponen untuk mengfasilitasi
Walt and Gilson, 1994; May & Walt, 2005). Keempat analisis. Meskipun pada kenyataannya, proses
komponen kebijakan akan dibahas satu persatu. kebijakan itu memiliki karakteristik tersendiri yang
merujuk kepada model-model tersebut.
Konten
Konten kebijakan berhubungan dengan teknis Konteks
dan institusi. Contoh aspek teknis adalah penyakit Konteks kebijakan adalah lingkungan atau
diare, malaria, typus, promosi kesehatan. Aspek setting di mana kebijakan itu dibuat dan
insitusi adalah organisasi publik dan swasta. diimplementasikan (Kitson, Ahmed, Harvey, Seers,
Konten kebijakan memiliki empat tingkat dalam Thompson, 1996). Faktor-faktor yang berada di
pengoperasiannya yaitu: dalamnya antara lain politik, ekonomi, sosial dan
a. Sistemik atau menyeluruh di mana dasar dari kultur di mana hal-hal tersebut sangat berpengaruh
tujuan dan prinsip-prinsip diputuskan. terhadap formulasi dari proses kebijakan (Walt,
b. Programatik adalah prioritas-prioritas yang 1994). Ada banyak lagi bentuk yang dikategorikan
berupa perangkat untuk mengintervensi dan ke dalam konteks kebijakan yaitu peran tingkat
dapat dijabarkan ke dalam petunjuk pelaksanaan pusat yang dominan, dukungan birokrasi dan
untuk pelayanan kesehatan. pengaruh aktor-aktor international juga turut
c. Organisasi di mana difokuskan kepada struktur berperan.
dari institusi yang bertanggung jawab terhadap Aktor
implementasi kebijakan. Aktor adalah mereka yang berada pada pusat
d. Instrumen yang menfokuskan untuk kerangka kebijakan kesehatan. Aktor-aktor ini
mendapatkan informasi demi meningkatkan biasanya memengaruhi proses pada tingkat pusat,
fungsi dari sistem kesehatan. provinsi dan kabupaten/kota. Mereka merupakan
Proses bagian dari jaringan, kadang-kadang disebut juga
Proses kebijakan adalah suatu agenda yang mitra untuk mengkonsultasi dan memutuskan
teratur melalui suatu proses rancang dan kebijakan pada setiap tingkat tersebut (Walt, 1994).
implementasi. Ada perbedaaan model yang Hubungan dari aktor dan peranannya
digunakan oleh analis kebijakan antara lain: (kekuasaannya) sebagai pengambil keputusan
- Model perspektif (rational model) yaitu semua adalah sangat tergantung kepada kompromi politik,
asumsi yang mengformulasikan kebijakan yang daripada dengan hal-hal dalam debat-debat
masuk akal berdasarkan informasi yang benar. kebijakan yang masuk diakal (Buse, Walt and
- Model incrementalist (prioritas pilihan) yaitu Gilson, 1994).
membuat kebijakan secara pelan dan Kebijakan itu adalah tentang proses dan power
bernegosiasi dengan kelompok-kelompok yang (Walt, 1994). Kebijakan kesehatan adalah efektif

41
1
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 12 No. 4 Oktober 2009: 409-417

apabila pada tingkatan maksimal dapat mencapai perumusan kebijakan, bagaimana kebijakan itu
tujuan yang optimal, dan efisien apabila disepakati dan bagaimana akan dikomunikasikan.
diimplementasikan dengan biaya yang rendah Ketiga, implementasi kebijakan. Tahap ini sering kali
(Sutton & Gormley, 1999). Efisiensi dalam hal ini diabaikan namun demikian merupakan fase yang
karena pemerintah memiliki keterbatasan dalam sangat penting dalam membuat suatu kebijakan,
investasi untuk memantapkan status kesehatan. karena apabila kebijakan tidak diimplementasikan
Jadi adalah sangat penting untuk untuk maka dapat dianggap keliru. Keempat, evaluasi
mengalokasikan sumber daya itu kepada kebijakan di mana diidentifikasi apa saja yang terjadi
masyarakat yang membutuhkan dan tentu saja termasuk hal-hal yang muncul dan tidak diharapkan
berdasarkan bukti-bukti (Peabody, 1999). dari suatu kebijakan (Pollard & Court, 2005).
Agenda-agenda dari kebijakan kesehatan
Proses Kebijakan
didominasi oleh hal-hal yang spesifik yang
Proses kebijakan adalah cara dari kebijakan itu
berhubungan dengan kebutuhan yang dirasakan
diinisiasi, dikembangkan atau diformulasikan,
dalam konteks sistem kesehatan untuk menjawab
dinegosiasikan, dikomunikasikan, diimplementasi
persoalan kesehatan masyarakat, penyebab
dan dievaluasi (Sutcliffe & Court, 2006). Ada dua
penyakit- penyakit atau hal-hal yang behubungan
langkah dalam mengformulasikan proses kebijakan
dengan organisasi dan manajemen kesehatan.
yaitu tentukan pilihan dari kebijakan dan pilihlah
Contohnya, obat-obatan, peralatan, akses terhadap
yang diutamakan. Pada kedua tahapan ini pembuat
fasilitas kesehatan dan lain sebagainya (Leppo,
kebijakan idealnya harus memahami situasi yang
2001).
spesifik dan membandingkan pilihan-pilihan secara
rinci, sehingga dapat membuat keputusan untuk Implementasi Kebijakan
dapat diimplementasi (Sutton, 1999). Implementasi didefinisikan sebagai apa yang
Proses pengembangan kebijakan menurut terjadi sesuai dengan harapan dan akibat dari
Brehaut dan Juzwishin adalah mengumpulkan, kebijakan yang dirasakan (DeLeon, 1999).
memproses, dan mendesiminasikan informasi yang Implementasi kebijakan cenderung untuk
berhubungan dengan kebijakan yang akan memobilisasi keberadaan lembaga (Blakie &
dikembangkan; mempromosikan pilihan-pilihan Soussan, 2001).
untuk langkah yang akan diambil; Pada kebijakan dilihat apakah ada kesenjangan
mengimplementasi pada pengambil keputusan; antara yang direncanakan dan yang terjadi sebagai
memberikan sanksi bagi yang tidak bisa mentaati; suatu akibat dari kebijakan. Sebagai contohnya ada
dan mengevaluasi hasil pencapaian (Brehaut & banyak studi kasus dari dampak kebijakan.
Juzwishin, 2005). Contohnya, studi kebijakan upaya penanggulanggan
Pendekatan yang paling sering digunakan untuk kekurangan garam yodium di mana kesenjagaan
mengerti suatu proses kebijakan adalah yang antara aktor-aktor yang berperan dan proses juga
disebut “stages heuristic” yaitu memilah proses implementasi tidak terlibat.
kebijakan tersebut ke dalam suatu rangkaian Pendekatan pengembangan kebijakan oleh
tingkatan dengan menggunakan teori dan model pembuat kebijakan biasanya berdasarkan hal-hal
serta tidak mewakili apa yang terjadi pada keadaan yang masuk akal dan mempertimbangkan informasi-
sebenarnya. Langkah- langkahnya adalah Pertama, informasi yang relevan. Namun demikian apabila
identifikasi masalah dan pengenalan akan hal-hal pada implementasi tidak mencapai apa yang
yang baru termasuk besar persoalan-persoalannya. diharapkan, kesalahan sering kali bukan pada
Pada langkah ini dieksplorasi bagaimana hal-hal kebijakan itu, namun kepada faktor politik atau
yang menjadi perhatian masuk dalam ke dalam managemen implementasi yang tidak mendukung
agenda. Kedua, formulasi kebijakan yang (Juma & Clarke, 1995). Sebagai contoh, kegagalan
mengexplorasi siapa-siapa saja yang terlibat dalam

41
2
Kebijakan Kesehatan: Proses, Implementasi, Analisis dan Penelitian (Roy G.A.
Massie)
dari implementasi kebijakan bisa disebabkan oleh dari kebijakan dan aturan-aturan yang sudah ada
karena tidak adanya dukungan politik, managemen kemudian digabungkan dengan pengalaman-
yang tidak sesuai atau sedikitnya sumber daya pengalaman di waktu lampau serta prioritas-prioritas
pendukung yang tersedia (Sutton, 1999). yang akan dikembangkan. Milestones kunci
Suatu kebijakan kesehatan dapat berubah saat kebijakan adalah keseluruhan dari kebijakan yang
diimplementasikan, di mana bisa muncul output dan lampau, yang sudah ada, peraturan-peraturan,
dampak yang tidak diharapkan dan tidak bermanfaat program-program yang sementara dijalankan.
untuk masyarakat (Baker, 1996). Konteks Pemerintahan dan Politik
Analisis Kebijakan Kelanjutan proses kebijakan adalah antara
Menurut Springate, Baginski & Soussan, 2007, konteks dan gaya birokrasi serta kemampuan
ada beberapa tujuan untuk melaksanakan suatu institusi publik, termasuk unsur-unsur sosial dan
analisis dari kebijakan yaitu: politik serta kecenderungan perubahannya.
- Untuk dapat memahami proses kebijakan yang Pendekatan Isu-isu Kunci Kebijakan dan
dikembangkan dan diimplementasi. Hubungannya dengan Pendapatan Keluarga
- Untuk mengetahui tujuan dan motivasi di balik Penelitian harus dapat mengidentifikasi kunci
kebijakan yang diimplementasi termasuk fokus hal- hal kebijakan yang mendesak sehubungan
pada pendekatan pendapatan keluarga dan dengan hal-hal yang baru.
kemiskinan.
- Untuk memahami cara kebijakan tersebut Proses Pengembangan Kebijakan
Inti daripada proses pengembangan kebijakan
berpengaruh terhadap area keberadaan
pendapatan keluarga. adalah menganalisis proses pengembangan
kebijakan tersebut. Untuk memahami proses ini,
- Untuk memahami area-area yang potensial
untuk diintervensi dalam proses kebijakan. identifikasi dan pengertian termasuk interaksi dan
respons dari aktor sangatlah penting dalam hal
Dalam hal ini untuk mendapatkan efek
pemantapan dalam pengembangan kebijakan mengformulasikan kebijakan, di mana hasil daripada
proses ini dapat berbentuk suatu formulasi kebijakan
dan proses implementasi.
makro.
Analisis dari kebijakan umumnya bersifat Pada proses ini dibutuhkan suatu pengertian
retrospektif yaitu dengan mengexplorasi determinan- dari struktur formal organisasi yang berhubungan
determinan kebijakan (bagaimana memasukkan dengan pengembangan dan implementasi
dalam agenda yang diawali dari perumusan) dan kebijakan. Demikian juga identifikasi dari aktor-aktor
apa kontennya. Di sini termasuk hasil monitoring utama di setiap tingkatan pada proses
dan evaluasi, apakah kebijakan itu mencapai pengembangan kebijakan, yang meliputi peran dan
sasaran atau tidak. Demikian juga, analisis dari kekuatan, dan bagaimana kebijakan tersebut
kebijakan bersifat prospektif dengan melihat ke dilakukan pengujian.
depan hal-hal yang berhubungan. Contohnya Hal-hal yang berpengaruh dalam pada point ini
kemungkinan apa yang akan terjadi apabila suatu antara lain strategi yang digunakan oleh aktor- aktor
kebijakan dikembangkan. Pemikiran-pemikiran yang terlibat dalam proses kebijakan untuk
strategi ke depan, yang terkadang menggunakan memenuhi atau mengalihkan tujuan-tujuan daripada
advokasi dan lobi (Buse, Mays & Walt, 2005). implementasi kebijakan; aktor-aktor utama yang
Untuk melakukan analisis hubungan antara sangat memengaruhi proses formal di tingkat
proses kebijakan dan implementasi ada beberapa implementasi; aksi dari kelompok masyarakat lokal
langkah yang diusulkan (Blaikie et al 2001), serta ketergantungan pada hubungan antar pusat
Milestones Kunci Kebijakan dan daerah.
Pada umumnya kebijakan baru dikembangkan

41
3
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 12 No. 4 Oktober 2009: 409-417

Hasil, Luaran dan Dampak untuk Kesejahteraan


Masyarakat
Dengan mempertimbangkan proses
pengembangan kebijakan, perhatian ditujukan
kepada proses implementasi. Hal ini ditandai
dengan aksi terhadap output, outcome dan impak
terhadap kesejahteraan masyarakat. Institusi yang
membuat suatu kebijakan pada hakikatnya akan
mengalihkan kepada pemegang manajemen di
tingkat bawah, dan diharapkan hasilnya dapat
berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat.
Ilustrasi analisis kebijakan yang dapat
dikemukakan dalam tinjauan kepustakaan ini adalah
kebijakan kesehatan untuk keluarga miskin.
Pengertian dari keluarga miskin adalah tidak
memiliki kemampuan atau tidak memiliki uang untuk
membayar jasa atau barang. Dalam kenyataan
sehari-hari keluarga miskin cenderung
menggunakan fasilitas kesehatan yang disediakan
oleh publik termasuk pengobatan tradisional
dibandingkan dengan fasilitas swasta.
Dari keadaan ini hal-hal yang perlu dialamatkan
kepada kebijakan kesehatan untuk keluarga miskin
antara lain: bagaimana memantapkan status
kesehatan mereka? bagaimana memastikan apakah
pelayanan kesehatan berkualitas jelasnya apakah
pelayanan tersebut terjangkau? Bagaimana
memastikan masyarakat tidak akan jatuh miskin
disebabkan oleh biaya untuk kesehatan?
Kebijakan kesehatan oleh karena sebab- sebab
di atas adalah untuk memastikan bahwa
pertanyaan-pertanyaan di atas harus dapat dijawab
dan kebijakan kesehatan perlu dikembangkan dan
diimplementasikan. Tujuan untuk memantapkan
kesehatan keluarga miskin di sini harus lebih implisit
apakah benar-benar berpihak kepada keluarga
miskin (Brehaut & Juzwushin, 2005).
Demikian juga apakah kebijakan kesehatan
terhadap keluarga miskin tersebut untuk

41
4
Kebijakan Kesehatan: Proses, Implementasi, Analisis dan Penelitian (Roy G.A.
Massie)

Gambar 1. Langkah-langkah pada Kebijakan Kesehatan

memaksimalkan pemantapan kesehatan mereka? tentu saja melalui suatu rangkaian penelitian, dan
Selanjutnya pemantapan kesehatan dan akan dimanfaatkan untuk menghasilkan kebijakan.
pemantapan kesejahteraan harus dibedakan karena Pada langkah-langkah ini sangat tergantung kepada
dari dua kebijakan ini karena sangatlah berbeda pengalaman peneliti, teori, acuan kepustakaan,
maknanya. Kebijakan kesehatan untuk keluarga termasuk cara untuk mentransfer pengetahuan.
miskin adalah untuk memantapkan kesehatan Dengan kata lain, kebijakan kesehatan yang
mereka. Contoh, penyediaan pelayanan kesehatan berbasis bukti yang menggunakan metode-metode
dasar bagi semua keluarga miskin melalui kebijakan untuk mentransfer pengetahuan kepada pengambil
jaminan sosial kesehatan masyarakat. Pada kebijakan sangat diperlukan, agar supaya mereka
hakikatnya walaupun kebijakan kesehatan di atas dapat memahami dan mengimplementasikannya
sangat luas perlindungan dari penyakit terhadap (Fafard, 2008).
keluarga miskin dan penurunan beban biaya Pada tingkatan transfer pengetahuan, hasil-hasil
penyakit, perlu dipastikan apakan keluarga miskin itu dari penelitian ditranslasikan ke dalam rekomendasi
memiliki akses pengobatan yang sesuai untuk dari kebijakan dengan mempertimbangkan kekuatan
kesehatan mereka (Brehaut & Juzwushin, 2005). dan kelemahan dari hasil penelitian. Di sini peneliti-
peneliti membuat rekomendasi-rekomendasi
Kebijakan dan Hasil Penelitian
terhadap program-program, mulai dari pengesahan
Apakah hasil penelitian dapat menjadi bukti
sampai pada hal-hal yang membantah suatu
untuk kebijakan kesehatan? Data-data yang
kebijakan, yang tentu saja berdasarkan bukti-bukti
didapatkan dari penelitian terhadap pengembangan
yang ada (CDC US, 2008). Jelasnya hasil penelitian
suatu kebijakan mungkin saja dapat bersifat
harus diberikan kepada penentu kebijakan agar
normatif. Namun demikian langkah-langkah yang
dapat dimanfaatkan. Walaupun perlu
akan diambil dalam penyusunan kebijakan
dipertimbangkan bahwa pengambil keputusan tidak
kesehatan sasarannya adalah langkah-langkah
banyak yang memakai hasil penelitian sebagai
yang berbasis bukti. Skema di bawah ini
emperical evidence, karena mereka sering
menggambarkan langkah-langkah untuk sampai
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan lain
kepada kebijakan (Fafard, 2008).
termasuk mempertimbangkan kultur dan politik dari
Hal yang perlu diperhatikan pada skema di atas
masyarakat (CDC US, 2008). Basis bukti untuk
adalah mendapatkan data yang berbasis bukti yang

41
5
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 12 No. 4 Oktober 2009: 409-417

membuat kebijakan tidak selalu dimanfaatkan.


Kenyataannya kebijakan kesehatan sering kali
hanya didasarkan pada asumsi, pertimbangan
politik, kelompok, perorangan serta manajemen
krisis yang bersifat kedaruratan.
Hal-hal lain yang menjadi perhatian dalam
kebijakan kesehatan antara lain bagaimana
mengkombinasikan opini-opini dan harapan-harapan
dari masyarakat terhadap pemegang atau pemutus

41
6
Kebijakan Kesehatan: Proses, Implementasi, Analisis dan Penelitian (Roy G.A.
Massie)
kebijakan, dan memastikan bahwa tersistem (Bowen & Zwi, 2005).
masyarakat tidak bingung dengan kebijakan Penelitian kesehatan yang dapat memberikan
bukti akurat akan memiliki dampak yang sangat
yang akan dikeluarkan yang mungkin saja
besar terhadap kebijakan kesehatan (Fafard, 2008).
tidak bermanfaat (Wooding et al., 2004). Dukungan dari penelitian untuk mengembangkan
Testing dan evaluasi dari kebijakan program-
kebijakan kesehatan harus dilakukan lebih banyak
program kesehatan yang dianggap efektif dan
lagi agar supaya dapat mengetahui ciri-ciri, proses,
efisien dapat menentukan hal-hal apa saja yang
analisis kebijakan kesehatan dan menciptakan
seharusnya dilakukan, tentu saja yang berbasis
kebijakan kesehatan yang berbasis bukti.
bukti yang metodenya dilakukan secara hati-hati dan
ilmiah. Hal yang berbasis bukti tersebut nantinya
menjadi dasar dalam penerapan suatu kebijakan PENUTUP
dari pilihan program-program. Jelasnya empirical Berbagai disiplin dari tinjauan kepustakaan yang
evindence adalah menjadi pegangan yang sangat berkaitan dengan kebijakan kesehatan telah
kuat, bukan sekedar bukti untuk kebijakan. didiskusikan. Namun demikian, kepustakaan-
Gambar di bawah ini menunjukkan alur dari kepustakaan tersebut tidaklah mutual exclusive.
bukti- bukti yang menginformasikan kebijakan Dengan kata lain, ada kepustakaan yang
(Boven & Zwi, 2005). mendukung dan ada yang tidak. Intinya adalah
Gagasan/ide dari kebijakan beralur melalui tiga tinjauan kepustakaan ini dapat dimanfaatkan dalam
proses yaitu sumber, penggunaan dan pelaksanaan kontribusinya sebagai pertimbangan, untuk hal-hal
dari pembuktian. Alur ini juga melibatkan faktor- yang berhubungan dengan pengembangan
faktor yang berhubungan dengan keputusan melalui kebijakan kesehatan.
suatu proses yang diartikan sebagai mengadopsi, Sebagai kesimpulan kebijakan kesehatan dapat
mengadaptasi dan melakukan. Saat diadopsi, dikembangkan dan akan terlaksana apabila ada
pembuktian biasanya diadaptasi atau dirubah bukti-bukti yang menunjang dan lengkap, kemudian
sebelum digunakan dalam konteks kebijakan. Di sini dapat mendefinisikan suatu masalah dan
aktor kebijakan dan praktisi harus mengerti dan mengklarifikasikannya sesuai dengan tujuan dan
mampu memutuskan yang terbaik dari bukti-bukti sasaran yaitu untuk menangani persoalan-persoalan
tersebut yang akan diimplementasi pada setiap kesehatan demi meningkatkan status kesehatan
keadaan. Alur ini memperhatikan keragaman masyarakat.
individu, organisasi dan nilai-nilai yang telah

Gambar 2. Evidence-Informed Policy and Practice Pathway (Boven and Zwi, 2005)

41
7
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 12 No. 4 Oktober 2009: 409-417

KEPUSTAKAAN Livingstone.
Grenn J and Thorogood N, 1998. Analysing Health Policy.
Baker C, 1996. The Health Care Policy Process. Sage
A sociological Approach. Addision Wesley Longman
Publication Inc. London. UK.
Ltd. Essex.
Blaikie P and JG Soussan, 2001. Understanding Policy
Hunter DJ, 2005. Choosing or losing health? Journal of
Processes. University of Leeds. UK
Epidemiology and Community Health 59(12)
Bornemisza O and Sondorp E, 2002. Health Policy
(December 1): 1010-3
Formulation In Complex Political Emergencies and
Juma C and Clark N, 1995. Policy research in sub-
Post-Conflict Countries. A Literature Review.
Saharan Africa: An Emploration. Public
London School of Hygiene & Tropical Medicine
Administration and Development, Vol. 15, pp. 121-
University of London. Department of Public Health
37.
and Policy. Health Policy Unit London UK.
Kitson A, Ahmed LB, Harvey G, Seers K, Thompson DR,
Bowen S and Zwi AB, 2005. Pathways to “Evidence-
1996. From research to practice: One organizational
Informed” Policy and Practice: A Framework for
model for promoting research-based practice. J Adv
Action. PLoS Medicine. Vol. 2. 7. 166.
Nurs 23: 430-40
Brehaut JD and Juzwishin D, 2005. Bridging the Gap: The
Labonte R, 1998. Healthy public policy and the World
Use of Research Evidence in Policy Development.
Trade Organization a proposal for an international
Alberta Heritage Foundation for Medical Research,
health presence in future world trade/investment
Canada.
talks. Health Promotion International 13(3): 245-56.
Buse K, May N, Walt G, 2005. Making Health Policy.
Leppo K, 2001 . Strengthening capacities for policy
Understanding Public Health. Open University Press
development and strategic management in national
McGraw - Hill House. Berkshire England. UK.
health systems. A background paper prepared for
Cassels A, 1995. Health sector reform: key issues in less
the Forum of senior policy maker and manager of
developed countries. Journal of international health
health systems WHO. Geneva, 16-18 July.
development 7(3): 329-49.
Lee K, Buse K and Fustukian S, 2002. Health Policy in a
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2008.
Globalising World. Cambridge University Press. UK
US State Policy Guide: Using Research in Public
Milio N. (2001). Glossary: healthy public policy. Journal of
Health Policymaking A Publication of The Council of
Epidemiology and Community Health 55(9)
State Governments 2008. U.S. Department of
(September 1): 622-3.
Health and Human Services.
Mohindra KS, 2007. Healthy public policy in poor
Davies JK, 2001. Back to the Future? Prospects for
countries: Tackling macro-economic policies. Health
healthy public policy. Public Health Medicine 3, (2):
Promotion International 22(2) (June 1): 163-9.
62-6.
Poter J, Ogden J, Pronyk P, 1999. Infectious disease
DeLeon P, 1999. The missing ling reviseted:
policy: towards the production of health. Health
contemporary implementation research. Policy
Policy and Planning; 14(4): 322-8.
Studies Review 16: 311-38
Peabody JW et al., 1999. Policy and Health: Implication
Evans G, Manning N, 2003. Helping Governments Keep
for Development in Asia. Cambrige University Press.
Their Promises Making Ministers and Governments
Cambrige UK.
More Reliable Through Improved Policy
Pollard A and Court J, 2005. How Civil Society
Management Report No. IDP-187 South Asia
Organisations Use Evidence to Influence Policy
Region- Internal Discussion Paper.
Processes: A literature review. ODI Working Paper
Fafard P, 2008. Evidence and Healthy Public Policy:
249.
Insights from Health and Political Sciences. National
Ritsatakis A, 1987. Framework for the analysis of country
Collaborating Centre for Healthy Public Policy US.
(HFA) policies. WHO Regional Office for Europe,
Frenk J, 1993. The health transition and the dimensions of
1987 (document ICP/MPN 032) Copenhagen
health system reform. Paper presented at the
Denmark.
Conference on Health Sector Reform in Developing
Ritsatakis A, Barnes R, Dekker E, Harrington P, Kokko S,
countries: Issues for the 1990s. pp. 10-13. Harvard
Makara P, 2000. Exploring health policy
School of Public Health, New Hampshire. In Macrae,
development in Europe.WHO regional publications.
Zwi and Gilson, 1996 Ibid.
European series; No. 86. Copenhagen Denmark.
Gormley K, 1999. Social Policy and Health Care. Churchill

41
8
Kebijakan Kesehatan: Proses, Implementasi, Analisis dan Penelitian (Roy G.A.
Massie)
Springate O, Baginski and John Soussan, 2007. A
Methodology for Policy Process Analysis Livelihood-
Policy Relationships in South Asia. Working Paper
9. DFID London UK.
Sutton R, 1999. The Policy Process:An OverView.
Overseas Development Institute Portland House
Stag Place. London. UK.
Sutton F and Gormley K, 1999. Social Policy and Health
Care. Churchill Livingstone Harcourt Brace. London.
UK.
Sutcliffe S and Court J, 2006. A Toolkit for Progressive
Policymakers in Developing Countries. Overseas
Development Institute. Research and Policy in
Development Programme. London UK.
Walt G, 1994. Health policy: an introduction to process
and power. London: Zed Books. UK.
Walt G and Gilson L, 1994. Reforming the health sector in
developing countries: the central role of policy
analysis. Health Policy and Planning 9(4): 353-70.
World Health Organisation (WHO), 2000. The World
Health Report: Health System: Improving
Perfomance (p. 1-125). Geneva.
Wooding S, Scoggins A, Lundin P, Ling T, 2004. Talking
Policy An examination of public dialogue in science
and technology policy. RAND Corporation Santa
Monica, CA US.

41
9

You might also like