You are on page 1of 39
PENERBIT ITB CATATAN KULIAH MS-4102 PERAWATAN MESIN oleh Tt: SUWANDT SUPARLAN, MME PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN KATA PENGANTAR Penulisan Diktat Maintenance ini bertujuan untuk memenuhi atau melengkapi kebutuhan akan informasi tentang maintenance khususunya di masyarakat industri Kelangkaan dalam penulisan mengenai maintenance ini mungkin disebabkan terbatasnya pemakai buku maintenance atau mungkin maintenance ini dianggap bukan masalah berat yang dapat diatasi setiap saat. Namun semakin meningkat kebutuhan manusia akan produk-produk kebutuhan sehari-hari dan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan kualitas produk yang dibutuhkan maka kebutuhan akan mesin-mesin produksi yang canggih semakin meningkat. Semakin canggih mesin-mesin produksi yang dioperasikan, semakin meningkat pula kkuantitas maupun kualitas kegiatan maintenance yang diperlukan Semakin tinggi kualitas maintenance yang dituntut, semakin banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus diserap oleh para pengelola pabrik khususnya yang berkecimpungdalam bidang maintenance. Disadari atau tidak bidang maintenance sangat sarat dengan berbagai disiplin bidang ilmu yang terkait satu dengan lainnya, Semoga diktat yang sederhana ini dapat memberikan kontribusi dalam melengkapi bidang ilmu yang diperlukan dalam maintenance. Untuk menambah wawasan para pembaca dalam bidang maintenance dianjurkan untuk membaca buku-buku referensi dari penulisan diktat ini pada halaman terakhir. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISL BAB, 1 PEDAHULUAN wn Maintenance 12. Bagian Maintenmce 13 Keyrentingan Teshadap Maintenance 14 Istlah-istilah Dalam Mainvenance BAB. Il KONS| EP DASAR MAINT! 1 Tiga Dae ama Dalen Mai 3. Preventive Mi 3.1 by 3.3. Kesimmputan pada preventive 2.4. Corrective Maintenance 2.4.1. Aliran informs dalam corrective maim BAB, HL TOTAL PRODUCTIY BAB. TV PREDICTIVE MAINTE BAB. V KEAUSAN SUKU CADANG 5.1. Pengertian Keausan 5.2. Klasil si Keausai statistik dalam preventive m NANCE 2. Klasifikasi Pokeyjaan Maintenance nenance 2 Historical record pada preventive maintenance NANCE 5.3. Pemuaruh Keausan Terhadap Kerit Alt 3.4. Siklus Perh 5.3, Sarana Pendokune 5.6 Ataintonance Record BAB VI STRATEGIPENYEDIAAN SUKU 6.1. Klasifikasi Suku Cadane 6.2. Junilah Suku Cadang BAB. VII REPAIR COMPLEXITY 7.1. Index Kerumiten 7.2. Sumber Daya Manusia 7.3, Wakiu Perbaikan BAB. VIII ORGANISASI MAINTENANCE, BAB. IX PERENCANAAN DALAM MAINT 9.1. Mant 9.2. Aspek Perencanaan t Perenneanaan 9.4. Staintenance Schedule 9.4.1 Powhatan Jada 9.4.2, Terminal wntuk Net work CADANG ENANCE 94.3, Peraturan-peraturan untuk Network 9.4.4. Pembuatan Schedule 9.4.5, Peshitungan total sick dan free slack DAFTAR PUSTAKA Halaman 57 3 66 69 PENDAHULUAN 1.1. Perancangan Maintenance Perancangan sistem maintenance yang baik, scharusnya sudah diikut sertakan sejak awal perancangan sistem produksi dimulai, Ruang lingkup sistem maintenance cukup luas, tidak hanya menyangkut langsung peralatan produksi tetapi juga menyangkut sarana dan pra sarana lainnya yang ada kaitannya langsung maupun tidak langsung dengan sistem produksi. Sebagai contoh yang sederhana misalnya perancangan saluran air buangan atau air limbab, harus sudah dipikirkan bagaimana cara melakukan maintenance dengan mudah dan murah dikemudian hari, Hal i dapat dilaksanakan misalnya dengan pembuatan bak kontro! di beberape lokasi untuk mempermudah pekerjaan maintenance ini. Contoh lain misalnya pembuatan T-slot pada bagian struktur tertentu pada bangunan tinggi untuk memudahkan pekerja pembersih kaca menggantungkan diri dan bergerak sepanjang daerah kaca yang harus dibersihkan, Contoh Iain lagi ; Pemasangan katup-katup pada tempat-tempat tertentu pada suatu instalasi jaringan pipa, kegunaannya antara lain untuk mempermudah pelaksanaan- pelaksanaan_perbaiakan-perb: ‘1 jaringan pipa dengan jalan menutup katup pada bagian-bagian tertentu selama perbaikan berlangsung 1.2. Bagian Maintenance Dibentuknya bagian maintenance dalam suatu perusahaan industri dengan tujuan mesin-mesin produksi, bangunan maupun peralatan Jainnya selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal. Hal ini penting untuk dapat menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar kembali modal yang telah ditanamkan dan pada akhimnya akan mendapat keuntungan yang optimal. Bagian maintenance merupakan satu kesatuan dengan bagian-bagian lainnya dalam menjalankan fungsinya masing-masing, Ketergantungan orang-orang bagian produksi (operasi) terhadap orang-orang bagian maintenance dirasakan semakin besar dengan semakin rumitnya masin-mesin/peralatan-peralatan produksi yang dipakai dalam industri-industri muthahir. Untuk dapat memelihara peralatan dengan baik dan benar maka prinsip kerja dari Peralatan yang bersangkutan harus dapat dikuasai, Dengan dikuasainya prinsip kerja Peralatan tersebut maka diagnoca kerusakan yang mungkin (eijadi pada alat dapat dilakukan secara cepat dan tepat 13. Kepentingan Terhadap Maintenance Banyak orang yang merasa berkepentingan dengan masalah maintenance ini antara Iain, penanam modal (investor), manager dan karyawan perusahaan yang bersangkutan juga masyarakat dan pemerintah, Ditinjau dari segi kepentingan penanam modal (investor), maintenance ini penting karena 1 Dapat melindungi modal yang ditanam dalam perusahaan baik yang. berupa bangunan gedung maupun peralatan produksi 2. Dapat menjamin penggunaan sarana perusahaan secara optimal dan berumur Panjang, 3. Dapat menjamin kembalinya modal dan keuntungan 4. Dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan 5. Dapat mengetahni dan mengendalikan biaya maintenance membantu menentukan anggaran biaya dimasa mendatang serta kebijakan-kebijakan lain yang akan diambil Para manager berkepentingan untuk mengembangkan maintenance ini dengan harapan dapat membantu : r 1. Melindungi bangunan dan instalasi pabrik terhadap kerusakan. - Meningkatkan daya guna serta mengurangi waktu menganggurnya peralatan. Mengendalikan dan mengarahkan tenaga karyawan, ‘Meningkatkan efisiensi bagian maintenance secara ckonomis, Pemanfaatan sumber-sumber yang potensial secara optimal “ Memelihara instalasi secara aman . Pencatatan perbelanjaan dan biaya pekerjaan. Mencegah pemborosan perkakas suku cadang dan material Memperbaiki komunikasi teknik fees eee ene !0.Menyediakan data biaya untuk anggaran mendatang, 1.Mengukur hasil kerja pabrik sebayai pedoman untuk menempuh suatu kebijakan yang akan datang. Ditinjau dari seyi kepentingan karyawan jelas pengembangan masalah maintenance diharapkan dapat + Menjamin kelangsungan hidup karyawan yang memadai dalam jangka waktu Panjang, hal mana akan menumbuhkanrasa memiliki (sense of belonging) schingea peralatar/sarana yang dapat menjamin kelangsungan hidupnya akan ijaga dan dipelihara dengan baik ¢ Menjamin kesetamatan kerja karyawan. ¢ Menimbulkan rasa bangga bila bekerja pada perusahaan yang sangat terpelihara keadaannya Ditinjau dari segi kepentingan masyarakat, maintenance diharapkan dapat ‘# Menjamin kontinuitas tersedianya produk yang bersangkutan di masyzrakat Iuas, ‘* Menjamin kualites produk dalam arti yang luas ‘¢ Menjaga fluktuasi harga, Ditinjau dari kepentingan pemerintah maintenance diharapkan dapat + Membantu menjamin kebutuhan masyarakat Iuas + Membantu menjamin peningkatan devisa negara. ¢ Mampu hersaing dengan produk I nar Negeri tas dasar_kepentingan inilah maka maintenance perlu dikembangkan dan diaplikasikan sesuai dengan bentuk dan sifat perusahaan yang berkepentingan 14. Istilah-Istilah Dalam Maintenance Menguasaiistilah dengan pengerian yang sama adelah penting untuk memperlancar Komunikasi dalam formasi. Istilah-istilah yang banyak dipakai dalam maintenance adalah 1. Maintenance Pekarjaan yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki setiap fasilitas agar tetap dalam keadaan yang dapat diterima menurut standard. yang berlaku pada tingkat biaya yang wajar. Planned Maintenance Suatu pekerjaan dalam bidang maintenance yang terorganisasi dan dilakukan dengan ‘melihat jauh kedepan yang menyangkut juga masalah pengendalian dan pendapatan 3. Preventive Maintenance : Suatu pekerjaan yang ditujukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada suatu alavfasilitas s Corrective Maintenance : Suatu pekerjaan yang ditujukan untuk memperbaiki suatu fasilitas untuk dapat ‘™mencapai standard yang, dipersyaratkan Running Maintenance Suatu pekerjaan preventive maintenance dilakukan dimana fasilitav/alat yang bersangkutan masih tetap dalam keadaan bekerja. 6. Shut Down Maintenance: ‘ Suatu pekerjaan yang hanya dilakukan bila fasilitas/alat yang bersangkmtan sedang tidak bekerja 7. Break Down Maintenance Pekerjaan yang dilakukan berdasarkan perencanaan sebelumnya atas suatu alav/fasilitas yang diduga telah mengalami kerusakan, Emegency Maintenance Suatu pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mengatasi kerusakan suatu alat/fasilitas yang tidak diduga sebelumnya. Availability 2 Perioda waktu dimana alatfasilits dalam keadaan siap untuk dipakaildioperasikan 10. Down Time Perioda waktu dimana alav/fesilites dalam keadaan tidak dapat dipakalléioperasikan 11. Cheek ; ; Menguji dan membandingkan terhadap standard y. 12. Facility Register Alat pencatat data alat/fasilitas dapat juga disebut inventarisasi peralatanfasilitaas, 13, Maintenance Management Organisasi maintenance dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama, 14, Maintenance Schedule Suatu daftar yang menyeluruh yang berisi kegiatan maintenance dan kejadian- kejadian menyertainya. 15, Maintenance Planning Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan yeng akan dilakukan dimasa mendatang. 16, Overhaul Pemeriksaay dan perbaikan secara. menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau sebagian dari fasilitas sehingga mencapai standard yang dapat diterima. 17. Test Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standard yang dapat diterima, 18, User Pemakai alat/fasilitas. 19. Owner Pemilik alat/fasilitas. 20. Vender Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan, pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan, 21. Efficiency RunningHours 7 RurningHours+ DownTme 22. Trip Mati sendiri secara automatic (istilah dalam electrical). 23, Shut In Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak) 24. Shut Down, Mendadak mati sendiri (istilah dalam pengeboran minyak) 25. Shut Down ‘Sengaja dimatikan (istilah dalam mechanical). BAB. Il. KONSEP DASAR DALAM MAINTENANCE 21. Tiga Dasar Utama Dalam Maintenance Pekerjaan perlama yang paling mendasar dalam maintenance adalah membersthkan peralatan dari debu maupun kotoran-kotoran lain yang diangeap tidak perlu. Debu ini akan menjadi inti bermulanya proses kondensasi dari uap air yang berada diudara. Butir air yang terjadi pada debu tersebut lambat laun akan merusak permukaan kerja ~ dari peralatan tadi sehingga secara keseluruhan peralatan tersebut akan menjadi rusak. Pekerjaan membersihkan ini pada umumnya diabaikan orang karena dianggap tidak penting Dalam melakukan pekerjaan ini perlu ada petunjuk tentang + Bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut + Kapan pekerjaan tersebut dilakukan # Alat bantu apa saja yang diperlukan @ Hal-hal apa saja yang harus dihindari dalam melakukan pekerjaan tersebut Pekerjaan kedua adalah memeriksa bagian-bagian dari peralatan yang dianggap perlu. Pemeriksaan terhadap unit instalasi perlu dilakukan secara teratur mengikuti suatu pola jadwal tertentu. Jadwal ini dibuat atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang cukup mendalam antara tain: 1, Berdasarkan pengalaman yang lalu dalam suatu jenis pekerjean yang sama diperoleh inform: ‘mengenai selang waktu atau frekwensi untuk melakukan pemeriksaan seminimal mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko yang berupa kerusakan pada unit instalasi yang bersangkutan 2, Berdasarkan sifat operasinya yang dapat menimbulkan kerusakan setelah unit instalasi beroperasi dalam selang waktu tertentu 3. Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat unit instalasi yang bersangkutan Pekerjaan selanjutnya adalah memperbaiki bila terdapat kerustkan-kerusakan pada bagian unit inctalasi cedemikian rupa sohingga kondisi unit instalasi tersebut dapat ‘mencapai standard semula dengan usaha dan biaya yang wajar. Dengan berkembangnya teknologi secara pesat dalam bidang industri maka maintenance tethadap peralatan produksi secara sadar dinilai sangat penting Pada permulaan tumbuhnya industri, maintenance terhadap peralatan biasanya baru mendapat perhatian setelah pada peralatan tersebut mengalami kerusakan, karena tidak pernah mendapat perhatian yang layak. Beberapa kerusakan pada peralatan produksi tidak hanya berakibat terhentinya sebagian alat produksi tetapi seluruh peralatan produksi lainnya akan ikut terhenti. e Dengan meningkatnya persaingan yang cukup ketat dalam bidang industri jelas Perhatian akan ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut usaha-usaha untuk dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan hualitas dau menurunkan biaya operasi produksi dengan segala cara yang mungkin Dalam hal ini dengan sendirinya salah satu diantaranya adalah mengarah kepada peningkatan efektifitas maintenance peralatan dengan cara yang lebih ilmiah yang dikenal dengan nama Planned Maintenance, Dalam planned maintenance suatu peralatan akan mendapat giliran perbaikan sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan dengan demikian kerusakan yang lebih besar dapat dihindar Interyal waktu perbaikan ini ditentukan terutama berdasarkan beban dan derajat kerumitan dari peralatan yang bersangkutan, Jadi dengan planned maintenance ini (sudah termasuk didalamnya preventive ‘maintenance dan corrective maintenance) diharapkan dapat memperpanjang umur pakai ari peralatan 3 sampai 4 kali lebih panjang dan dapat mengurangi terjadinya kerusakan yang tidak diharapkan. Disamping itu dengan planned maintenance diharapkan pula dapat menjamin ketelitian Peralatan produksi sehingea kualitas dan kelangsungan produksi dapat terpelihara dengan baik 22. Klasifikasi Pekerjaan Maintenance Secara garis besar maintenance ini dapat diklasifikasikan dalam planned ‘maintenance (terencana) dan unplanned maintenance (tidak terencaba). Dalam planned maintenance terbagi lagi menjadi preventive dan corrective maintenance, Yang 9 termasuk preventive maintenance adalah ; Cleaning, Inspection, Running Maintenance dan Shut Down, yang termasuk corrective maintenance adalah Shut Down dan Breakdown Maintenance dimana didalamnya sudah termasuk minor overhaul dan mayor overhaul, Yang termasuk unplanned maintenance adalah emergency maintenance yang sifatnya sangat darurat. Untuk jelasnya pembagian ini dapat dilihat dalam bagan klasifikasi maintenance pada gambar | 2.3. Preventive Maintenance Melalui pemanfaatan prosedute preventive maintenance yang baik, dimana terjadi Avordinasyang baik antara orang-orang, bagian produksi dan maintenance maka : 1. Kerugian waktu produksi dapat diperkeeil 2. Biaya perbaikan yang mahal dapat dikurangi atau dihindari 3. Interupsi terhadap jadwai yang telah direncanakan waktu produksi maupun perawatan dapat dihilangkan atau dikurangi. Pada waktu yang lalu sering ketidak serasian antara orang-orang bagian produksi dan bagian maintenance mengenai metoda yang sesuai untuk memperoleh hasil kerja yang maksimum dari suatu mesin/alat. Orang-orang bagian produksi selama dan semaksimal mungkin untuk dapat mela.mpaui target produksi yang telah ditetapkan (ada kaitannya dengan bonus) sampa: peralatan produksi tersebut mengalami kerusakan dan kemudian secara tergesa-gesa memperbaikinya (belum tentu baik betul) untuk segera dioperasikan lagi. Scringan terjadi perbaikan-perbaikan ini dilakukan tanpa jadwal yang teratur. Baik agian produksi maupun bagian maintenance mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan produk dengan kualitas baik dengan efisiensi dan biaya rendah. Manager bagian produksi seharusnya sadar (dan memang sadar) bahwa maintenance merupakan kunci untuk menjamin kelangsungan produksi dimana preventive maintenance merupakan sarana, bsik untuk bagian produksi maupun bagian maintenance untuk mencapai produksi yang maksimum pada tingkat biaya perbaikan yang minimum. Sebenarnya, salah satu dari tujuan preventive maintenance adalah untuk menemukan suatu tingkat keadaan yang menunjukkan gejala kerusakan sebelum alat alat tersebut mengalami kerusakan yang fatal 10 MAINTENANCE, PLANNED, UNPLANNED MAINTENANCE MAINTENANCE PREVENTIVE EMERGENCY MAINTENANCE MAINTENANCE SHUTDOWN MAINTENANCE, BREAKDOWN ———]_ MAINTENANCE Lane =) minor | y MAJOR OVERHAUL, INSPECTION OVERHAUL Gambar 1 Hal ini dapat dilakukan dengan jalan membuat perencanaan dan penjadwalan kegiatan maintenance dengan interupsi sekecil mungkin pada bagian produksi Pada saat ini orang-orang bagian maintenance lebih menyukai melakukan pekerjaan yang terencana dan terjadwal dan menghindari pekerjaan-pekerjaan yang mendadak Oleh karenanya mereka berusaha meningkatkan daya guna dari sumber-sumber yang ada baik sumber daya manusia dan untuk memperpanjang umur peralatan_produksi Berhubung dengan bertambah rumitnya dan mahalnya harga mesin-mesin baru maka dianggap perlu untuk memiliki program-program maintenance yang terencana” Sebetulnya tidak cukup dengan hanya menetapkan bahwa setiap mesin harus memiliki program pemeliharaan yang terencana untuk mengurangi kemungkinan_ terjadinya kerusakan mesin tetapi harus juga diadakan usaha untuk sedapat mungkin menghindari terjadinya interupsi-i terupsi pada jadwal yang telah ditetapkan, Hal ini dilaksanakan dengan memusatkan perhatian pada unit-unit yang dianggap rawan atau kritis, ‘Suatu kuallifikasi terhadap unit yang rawan didasarkan pada |. Kerusakan pada unit tersebut dapat membahayakan kesehatan atau keselamatan kerja. 2. Kerusakan dapat mempengaruhi kualitas produk. 3. Kerusakan dapat menyehahkan proses produksi terhenti 4. Modal yang tertanam pada unit tersebut dinilai cukup tinggi Ini berarti perhatian preventive maintenance harus diarahkan secara menyeluruh dan terperinci pada unit-unit yang dianggap kritis. Mungkin akan lebih ekonomis membiarkan sampai rusak suatu unit produksi yang dianggap tidak kritis dari pada harus melakukan program preventive maintenance pada unit tersebut. Untuk memelihara atau memeriksa seluruh unit secara ketat dan teratur hanya sekedar ‘menghilangkan kemungkinan kerusakan pada mesin adalah suatu usaha yang tidak praktis karena memerlukan manusia-manusia dengan persyaratan yang tinggi dan biaya yang tidak memadai. Masalahnya adalah bagaimana titik pulang pokok dimana efisiensi secara optimum dapat dicapai tanpa melakukan kegiatan inspeksi yang berlebihan. Dengan perkataan lain, suatu unit dapat dimasukkan dalam program kegiatan preventive maintenance apabila kegiatan ini dapat lebih menghemat biaya dibanding dengan biaya maintenance secara tidak teratur (random) i berarti biaya preventive maintenance harus lebih rendah dari pada biaya akibat terhentinya mesin, biaya perhaikan atau biaya penggantian dengan mesin baru. 2.3.1 Data statistik dalam preventive maintenance a) Data statistik menunjukkan bahwa waktu optimal untuk preventive maintenance adalah 5% davi waktu total operasi. b) Nilai dasar suku-suku cadang dalam inventory control sebesar 1% dari replacement valuenya. ©) Mengganti suku-suku cadang selama perioda preventive maintenance 10% lebih mahal bila dibanding membiarkan peralatan sampai susak (tergantung dari jenis alatnya) dan 20% tebih mahal untuk penjadwalan (kembali) general overhaul dibandingkan membiarkan peralatan sampai rusak Evaluasi tethadap preventive maintenance tidak selalu akurat tetapi_selalu ‘menunjukkan kemajuan (perbaikan), Ada beberapa cara umum yang dipakai untuk mengevaluasikan hasil Kerja dari suatu preventive maintenance antara lain dengan melihat * Biaya maintenance sebagai % dari modal yang ditanam. * Biaya maintenance sebagai % dari berat produk * Waktu ckstra untuk maintenance (overtime). ‘+ Pekerjaan danurat berapa sering dilakukan ‘+ Terhentinya mesin (mechanical down time), ‘Sebagai patokan kasar dapat dipakai * Direct maintenance cost = 50% total maintenance cost. * Biaya pelayanan dan operasi = 30% maintenance cost. * Biaya penyempurnaan (improvement) = 10% maintenance cost. * General maintenance (bangunan, saluran-saluran, listrik dan sebagainya) = 10% maintenance cost. 23.2 233. Historical record pada preventive maintenance 1. Preventive maintenance historical record akan menghasilkan hasil kerja yang, lebih efektif, Bila menggunakan metoda inspeksi dengan program-program yang ketat akan memberikan hasil yang baik tetapi biaya sangat tinggi 3. Siklus Overhaul dapat di prakirakan dengan baik bila data historical record diperoleh dengan lengkap. 4. Usaha untuk memperpanjang sikfus orvehaul akan berhasil bila data dari historical record lebih akurat 5. Makin akurat penentuan diagnosis kerusakan pada mesin maka biaya preventive maintenance semakin ekonomik Kesimpulan pada preventive maintenance a) Preventive Maintenance adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai analisis ekonomik untuk menjamin berfungsinya suatu peralatan produksi dan memperpanjang umur peralatan yang bersangkutan. Tujuan preventive maintenance adalah untuk dapat mencapai suatu tingkatan perawatan (maintenance) terhadap semua peralatan produksi agar diperoleh suatu kualitas produk yang optimum pada biaya paling rendah. Biaya total Biaya Biaya Biaya Tingkat Gambar 2 b) Preventive maintenance adalah pilihan utama dari dua pilihan yang harus dalam menjalankan peralatan produksi, pilihan berikutnya adalah break down maintenance yang masuk dalam kelompok corrective maintenance. ©) Dari berhasiinya program preventive maintenance, hal-hal berikut ini perlu dikembangkan |. Suatu paket pencatatan data maintenance yang, baik 2. Adanya pengertian yang saling menunjang antara bagian operasi/produksi dengan bagian maintenance. 3. Para teknisi bidang maintenance menunjukkan kemampuannya sebagai pekerja yang baik. 4. Memiliki program inspeksi yang baik 5. Memiliki program perawatan korektif yang baik. 6. Preventive maintenance memiliki sistem administrasi yang baik 4) Keuntungan dari preventive maintenance 1. Preventive maintenance bersifat antisipatif oleh karenanya bagian produksi maupun bagian maintenance seharusnya sudah dapat melakukan prakiraan dan penjadwalan operasi yang lebih baik 2. Preventive maintenance dapat meminimumkan waktu berhentinya mesin (down time). 3. Preventive maintenance dapat meningkatkan mutu pengendalian terhadap suku cadang 4. Preventive maintenance dapat menurunkan tingkat kegiatan pekerjaan yang bersifat darurat, . Kerugian preventive maintenance |. Dapat terjadi pemborosan suku cadang bila penggantian suku-suku cadang dilakukan sebelum rusak. 2. Terjadi biaya tambahan untuk karyawan 24. Corrective Maintenance Corrective maintenance tidak hanya berarti_memperbaiki tetapi juga mempelajari_sebab-sebab terjadinya kerusakan serta-cara-cara mengatasinya dengan Cepat, tepat dan benar sehingea tercegah terulangnya kerusakan yang serupa. Untuk mencegah terulangnya kerusakan yang serupa perlu dipikirkan dengan mantap. Tindakan-tindakan berikut ini dapat dipakai sebagai pilihan (altematif) |. Merubah proses produksi, sehingga semua sistem produksi dirubah 2, Mengganti design/konstruksi/material dari komponen yang mengalami kerusakan. 3. Mengganti Komponen yang rusak dengan Komponen sejenis dengan design/konstruksi yang lebih baik 4. Seluruh mesin diganti baru 5. Memperbaiki prosedure preventive maintenance mis alnya_memperbaiki jadwal pelumasan, 6 Mempettimibangkan/mengganti prosedure operasi misalnya dilakukan training tethadap operator untuk mengoperasikan suatu unit khusus dengan benar. 7. Merubah/mengurangi beban pada unit Oleh karenanya laporan terperinei tentang suatu kerusakan peralatan adalah sangat Penting untuk dianalisis sehingga dapat diambil tindakan-tindakan yang tepat untuk mengatasinya atan mencari alternatif penyolesaian (lihat aliran informasi pada Gb. 3) Perlu disadari pula bahwa corrective maintenance tidak dapat menghilangkan atau liminasi semua kerusakan, tetapi harus mampu mencegah terulangnya kerusakan yang serupa. Dengan corrective maintenance ini maka jumlah kerusakan berkurang dan waktu terhentinya mesin (down time) juga berkurang sehingga kapasitas produksi dapat ditingkatkan disamping itu pula masih membuka kemungkinan terhadap berubahnya Proses produksi, penggantian peralatan dan perencanaan kembali peralatan demi penyempurnaan, Adalah menjadi tugas bagian Produksi, bagian Engineering dan bagian Maintenance untuk ikut mengamati terjadinya kerusakan-kerusakan pada peralatan dan mengambil tindakan-tindakan yang perlu untuk mengatasinya. Koordinasi antara ketiga bagian | tersebut harus baik 24.1 Aliran informasi dalam corrective maintenance Adanya kerusakan atau gangguan dalam instalasi pabrik perlu. segera diinformasikan kepada semua pihak yang perlu segera diinformasikan kepada semua pihak yang berkepentingan agar masalah ini dapat segera ditanggulangi secara benar | dan baik. Kesalahan dalam menginformasikan akan menimbulkan benturan-benturan diantara pihak-pihak yang berkepentingan. Masing-masing pihak akan melakukan klaim atas kepentingannya masiny-masing. Untuk mencegah hal ini perlu dibuat suatu tata aliran informasi yang disepakati bersama antar pihak-pihak yang berkepentingan karena banyak menyangkut masalah hak, tugas, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak. Aliran informasi ini ternyata merupakan mata rantai yang cukup panjang dan memakan waktu yang lama untuk mengaibil keputusan terhadap cara dan tdakan apa untuk menanggulangi kerusakan atau gangguan yang bersangkutan, v ALIRAN INFORMASI DALAM CORRECTIVE MAINTENANCE. LAPANGAN LAPORAN KERUSAKAN MANAGER DARI MANAGER DARI MANAGERDARI | ENGINEERING || __ ENGINEERING & MAINTENANCE MAINTENANCE USULAN TINDAKAN USULAN PENYELESAIAN TINDAKAN PENYELESAIAN, DATA LENGKAP KERUSAKAN DAN USULAN PENANGGULANGAN a = LJ” MANAGER BAGIAN PERENCANAAN PRODUKSI RENCANA TINDAK LANJUT SURAT TUGAS PERRAIKAN LAPORAN PENANGGULANGAN KERUSAKAN DAN ANALISA TINDAK LANIUT PENANGGULANGAN Gambar 3 BAB Ill TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE, Sampai saat ini kegiatzn maintenance suatu pabrik di Indonesia secara keseluruhan dikerjakan oleh bagian maintenance Untuk pabrik-pabrik ukuran kecil bagian maintenance dalam struktur organisasinya berada di bawah bagian produksi Kedua bagian ini memiliki orientasi kerja yang berbeda dan kadang-kadang berlawanan, Hal ini menyebabkan terjadinya ketidak selarasan antara kedua bagian int ‘yang dapat merugikan perusahaan secara keseluruhan. ‘Tindakantindakan pencegahan perlu segera diambil dengan merubah pola kerja lama dimana seluruh kegiatan maintenance hanya dikerjakan oleh bagian maintenance, menjadi pola kerja baru dimana tidak seluruh kegiatan maintenance ditimpakan kepada bagian maintenance, tetapi sebagian pekerjaan maintenance wajib dikerjakan olch bagian-bagian lain dalam struktur organisasi perusahaan. Dengan lain perkataan seluruh Karyawan perusahaan tanpa kecuali wajib melakukan pekerjaan maintenance sesuai dengan bagian masing-masing Pekerjaan-pekerjaan maintenance yang dapat dikerjakan oleh bagian-bagian lain tersebut terbatas pada pekerjaan-pekerjaan * Membersinkan debu dan Kotoran-kotoran lain yang mengganggu_peralatan, Perbaikan-perbaikan ringan, memberi pelumasan bila diperlukan, mengencangkan bagian-bagian yang kendur. * Mencegah datangnya debu dan kotoran-kotoran lain yang mengganggu, memikirkan cara-cara maintenance yang lebih baik. * Membakukan tata cara kerja maintenance pada kasus-ksus tertentu dan disepakati bersama, * Melakukan pekerjaan-pekerjaan inspeksi dan perbaikan-perbaikan ringan Bila pekerjaan seperti membersihkan dan inspeksi serta perbaikan-perbaikan ringan Sudah dikerjakan secara rutin oleh bagian-bagian lain di luar bagian maintenance Khususnya oleh operator-operator bagian produksi maka beban atau tugas yang dikerjakan oleh bagian maintenance sudah berkurang sehingga bagian maintenance 9 dapat mengkonsentrasikan kegiatannya pada masalah-masalah over haul agar diperoleh hasil yang lebih anda. Hasil pekerjaan-pekerjaan over haul yang lebih andal akan mengurangi terjadinya ‘emergency down time sehingga interupsi terhadap jadwal produksi akan berkurang. Dendan diserahkannya sebagian tugas-tugas maintenance kepada bagian-bagian lain, diharapkan dapat meningkatkan Kesadaran para karyawan/operator akan pentingnya atau manfaati.ya pekerjaan maintenance ini bagi keandalan dan kemajuan perusahaan yang dapat menjamin kelangsungan hidup para karyawan/operator yang bersangkutan Meskipun demikian porlu disadari bahwa peuyalihan sebagian tugas-tugas maintenance ini kepada begian Iain pada mulanya akan mengalami hambatan-hambatan atau tantangan-tantangan, Oleh karenanya pengalihan sebagian tuagas-lugas maintenance ini perlu dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah menyadarkan bahwa maintenance dan merapikan cuatu alat Kerja adalah suatu proses yang bersifat mendidik yang secara langsung atau tidak angsung membangkitkan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatunya dari alat yang sedang dibersihkan, misalnya + Bagaimana cara alat ini bekerja ‘+ Dari mana datangnya debu yang mengotori alat ini ‘+ Bagimana cara memasang dan mengencangkan baut-baut yang lepas. + Bagimana membedakan suara mesin yang normal dan yang tidak normal ‘Tahap kedua memberikan pengertian bagaimana caranya agar peralatan tidak mudah terkena debu atau kotoran-kotoran lain yang mengganggu. Misalnya dengan memberikan tutup atau alat pelindung lainnya agar mesin peralatan terhindar dari debu atau kotoran, Makin besar tanggung jawab yang dibebankan kepadanya atas peralatan yang harus dipeliharanya, makin besar keinginannya untuk menjaga peralatan tersebut tetap bersih dan terpelihara, Tahap ketiga, bila kesadaran yang ditanamkan pada tahap | dan 2 sudah tercapai maka tahap berikutnya adalah menugaskan secara rinci dan terjadwal pekerjaan-pekerjaan maintenance yaniy, 11a menjadi (gas rutinnya, Para karyawan/operator dibiasakan 20 mempelajari dan mengerjakan instruksi-instruksi yang terdapat dalam manual instruction book secara disiplin. Misalnya operator diwajibkan tiap hari 10 menit untuk membersihkan/memeriksa dan memberi minyak pelumas pada peralata-peralatan sebelum dan sesudah operas. Tiap akhir minggu disediakan waktu 10 menit untuk membersihkan/memeriksa dan memberi minyak pelumas pada peralatamperalatan sebelum dan sesudah operas Tiap akhir minggu disediakan waktu 30 menit dan tiap akhir bulan disediakan waktu 60 menit khusus untuk membersihkan dan memeriksa sister pelumasan pada peralatan- Peralatan produksi yang bersangkutan, Tahap Keempat, para karyawan/operator diwajibkan mengikuti tramning/latihan yang berkaitan dengan kegistan maintenance khususnya dalam bidang inspeksi_peralatan secara umum, Kegintan tahap empat ini memakan waktu agak lama kurena setiap karyawan/operator dituntut_mengembangkan kemampuannya untuk dapat mengamati adanya ketidak beresan pada suatu peralatan yang menjadi tangeung jawabnya, Pada akhir tahap ini diharapkan dapat dihasilkan operator-operator yang telah memiliki Kemampuan dan kewenangan untuk memantau gejala-gejala kerusakan alat dan dapat ‘mengatasi kerusakan ringan sebatas kemempuannya. Pada tahap Kelima, karyawan/operator dilatih untuk membuat tabel-tabel untuk keperluan inspeksi bagian-bagian peralatan, Untuk keperiuan ini dari para karyawan/operator dituntut wawasan pengetahuan yang lebih tinggi mengenai beberapa peralatan produksinya. Tabel-abel ini bila telah disepakati bersama akan menjadi tabel yang baku. Tahap keenam, kepada karyawan/operator akan diperkenalkan organisasi kerja Perusahaan sehingga wawasannya lebih lus mengenai selukmbeluk perusahaan dan Seielah_menghayatinya akan timbul rasa memiliki (sense of belonging) terhadap Perusahaan ini dan secara sadar dan otomatis akan memelihara peralatan dengan baik seperti miliknya sendiri BAB. IV PREDICTIVE MA INTENANCE Mengingat tingkat kepastian 100% tidak pernah ada maka orang lebih suka menggunakan istilah praduga atau perkiraan atau kire-kira untuk memastikan pendapatnya. Dalam menduga-duga ini tidak semaunya, karena tindakan ini didukung oleh data dan pengetahuan yang cukup mendalam tentang perilaku dari mesin produksi yang diamati. Bahkan dukungan data diproses secara statistik sering dilakukan untuk memastikan suatu keputusan tindakan dengan resiko sekecil mungkin. Beberapa contoh dukungan pengetahuan yang diperlukan untuk mengantisipasi keadaan ini diantara lain © Penguasaan prinsip kerja alat yang bersangkutan. ‘© Penguasaan karakteristik alat ‘* Pengalaman pengoperasian alat yang sama dimasa lalu baik oleh diri sendiri maupun oleh orang lain + Penguasaan dan pengambilan data yang tepat. © Penguasaan pengolahan data + Kemampuan mengkorelasikan antara satu kejadian dengan keyadian lam dafam kaitannya dengan bidang maintenance. * Berwawasan luas dalam bidang peralatan produksi kaitannya dengan kemajuan teknologi dimana mendatang Seperti telah diketahui, preventive maintenance berfungsi menangani langsung hal-hal yang bersifat mencegah terjadinya kerusakan pada alat/facilitas yang dilakukan dengan Jalan memeriksa alat/fasilitas secara teratur dan berkala serta memperbaiki kerusakan- kerusakan kecil yang dijumpainya selama pemeriksaan, Bagaimanapun baiknya suatu mesin yang telah direncanakan, keausan dan kerusakan selama pemakaian, pada umumnya masih dapat terjadi, meskipun demikian laju keausan ini masih dapat diperkirakan besarnya bila mesin/elat dipakai dalam kondisi normal 2 Khususnya dalam bidang peralatan listrik dan elektronika sering diperingatkan bahwa Kerusakan-kerusakan komponen listrik adalah bahaya yang selalu mengancam sehingga tidak ada alat/instrument yang dapat dipercaya yang mampu melakukan pemeriksaan dan pengukuran terhadap kerusakan komponen Yang umum dilakukan dalam praktek, contohnya adalah mengganti semua bola lampu listrik dalam pabrik atau daerah tertentu sekaligus setelah beroperasi dalam jangka waktu tertentu, jadi tidak menggantinya satu persatu setelah bola lampu tersebut padam. Hal yang sama pada pengeantian bearing pada mesin. Contoh diatas adalah contoh khusus dari pendekatan predictive maintenance. Predictive maintenance ini juga merupakan suatu teknik/cara yang banyak dipakai dalam cara produksi berantai dimana bila ada gangguan darurat sedikit saja pada sistem produksi tersebut misalnya rusaknya suatu belt conveyor dapat menyebabkan terhentinya aliran produksi sehingea dapat menimbulkan kerugian yang cukup hesar pada perusahaan yang bersangkutan, Dalam industri yang menggunakan proses kimia, terhentinya aliran sistem produksi beberapa detik saja dapat menimbulkan kerusakan dan bila terhenti sampai beberapa ‘menit saja sudah dapat menimbulkan kerusakan berat yang fatal. Jadi predictive maintenance adalah merupakan bentuk baru dari planned maintenance dimana penggantian komponen/suku cadang dilakukan lebih awal dari waktu terjadinya kerusakan (dalam Gb. 4 hal ini dilakukan menjelang wearing out period atau sebelum berakhimya useful life period). Pada Gb. 4 terlihat bahwa pada waktu suatu mesin yang masih baru, dioperasikan akan terjadi laju keausan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan bagian-bagian permukaan Kerja (working surface) dari alat masih kasar sehingga ketika terjadi kontak kerja permukaan, permukaan kasar tersebut akan menjadi rata (halus) dan geram-geramnya terbuang keluar (biasanya terbawa oleh minyak pelumas). Masa ini dikenal sebagai masa penyesuaian (running in), dalam Gb. 4 dinyatakan sebagai phase I (early failure). Setelah melewati phase I ini karena permukaan bidang Kerja sudah halus maka geram yang terjadi akibat gesekan sudah menurun hal ini akan menambah stabilitas keadaan permukaan bidang kerja. Phase II ini dikenal sebagai 3 perioda kerja guna dari mesin (useful life period) Perioda ini menentukan umur mesin/alat yang sesungguhnya Karena permukaan bidang kerja mempunyai lapisan kekerasan dengan ketebalan yang terbatas maka bila ketebalan lapisan keras ini sudah habis terkikis maka laju keausan akan meningkat_kembali, Hal ini akan berlangsung selama phase IT yang dikenal sebagai perioda keausan cepat (wearing out period) DIAGRAM ANALISA PREDICTIVE Phase | Phase Il Phase {ll Early Useful Wearing out Failure | —_—ilife-period period ‘Gambar 4 eauseon) RAR. V. KI) CADANG 5-1 Pengertian Keausan Keausan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang memburuk dari suatu permukaan kerja akibat dari pemakaiannya (gesekan), Hal ini dapat terjadi pada berbagai macam kondisi keri. Dalam beberapa industri hal ini dapat menyebabkan biaya tahunan yang cukup besar untuk mengganti suku cadang yang telah aus Dalam prakteknya keausan ini dapat membatasi umur dan juga karakteristik kerja mesin yang bersangkutan Keausan ini dapat berupa : a) Keausan yang normal. ) keausan yang tidak normal, misalnya karena penggantian minyak pelumas yang tidak teratur dan sebagainya. Tidak satu bagianpun dari mesin yang kebel terhadap keausan, keausan akan timbul dengan sendirinya apabila padaniya terjadi pembebanan dan gerakan. Contoh-contoh keausan pada piston motor bakar, keausan pada roda gigi, keausan pada sambungan- sambungan kerut, keausan akibat kavitasi pada sudu-sudu turbin ‘Tiada satupun rumus umum yang berlaku untuk menyatakan keausan ini secara tepat. Hal ini sangat tergantung dari kondisi kerja yang dialaminya misalnya jenis pembebanan, kecepatan, jumlah dan jenis minyak pelumas, suhu, kekerasan, kehalusan permukaan, ada tidaknya benda-benda asing, atau bahan kimia disekelilingnya Jadi kalau kondisi kerja berubah maka keausannyapun berubah, Dalam praktek, keausan merupakan kombinasi dani satu atau lebih bentuk-bentuk elementer keausan tersebut schingga sukar menentukan jenis keausan manakah yang terjadinya. 5.2, Klasifikasi Keausan Disamping itu masih belum ada kesepakatan mengenai pengertian istilah-istilah yang sesuai untuk jenis-jenis keausan tertentu misalnya * Gores (scuffing) misalnya goresan pada piston, « Kelupas (galling) misalnya terkelupasnya lapisan permukaan pada roda gigi + Lusuh (fretting) micalnya Inenhnya permuksan pada sambungan kerut ‘ Abrasi (abrasion) misalnya gesekan antara dua permukaan kerja + Korosi (corrosion) misalnya pengkaratan permukaan kerja Bagaimanapun juga keausan akan melibatkan pengertian sentuhan atau gesekan- gesekan permukaan yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut |. Metal terhadap metal 2. Metal terhadap non metal 3. Metal terhadap fluida Klasifikasi inipun dapat dibagi lagi Ada pelumasan ‘Tidak ada pelumasan + Pergeseran (sliding) ‘+ Menggelinding (rolling) Tetapi Klasifikasi tersebut tadi masih kurang tepat dalam praktek kondisi kerjanya selalu berubah, Oleh karena itu dibuat klasifikasi baru sebagai berikut 4) Jenis keausan adhesive, dimana keausan disebabkan adanya gaya geseran (shearing) yang terjadi antara permukaan kerja yang telah terlas (welded) jadi satu akibat tefjadinya panas gesekan. Hal ini mungkin terjadi apabila lapisan minyak Pelumasnya yang berfungsi sebagai penghalang, telah pecah. Pecahnya lapisan minyak ini dapat disebabkan karena @ Kenaikan suhu yang tinggi m tekanan kerja yang tinggi kecepatan luncur yang ti gi Yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah ™ kclupas terjadi pada roda gigi (galling) ™ goresan terjadi pada piston (scuffing) Juka-luka goresan pada bantalan atau peluncur (scoring) pelengketan antara poros engkol dengan bantalan luncur (seizing). b) Jenis keausan abrasive Abrasive atau jenis keausan pemotongan berlanusuny apabila ada partikel-partikel benda asing, misalnya serbuk-serbuk logam, debu, oksida-oksida logam, atau serbuk- serbuk lain sekelilingnya yang terdapat diantara dua permukaan yang sedang bergesekan, Partikel-patikel ini ini mula-mula menekan dan masuk kedalam logam kemudian merobek partikel-partikel logam tersebut dalam bentuk goresan-goresan. ©) Keausan karena tegangan kontak ; Secara umum hal ini terjadi Karena tegangan kontak bidang yang terjadi secara berulang antara dua bidang kerja yang berpasangan misalnya antara pasangan roda gigi, antara bantalan peluru dengan dudukan lintasannya (inner race maupun outer race). Tegangan Kontak bidang yang tinggi dapat wyebabhun hetetuhan yang memisahkan suatu partikel dari badan utama material yang bersangkutan, dengen demikian lekukan atau lubang yang terjadi diakibatkan adanya bagian partikel yang tercungkil (spalls out) dari badan utama material tersebut. Kerusakan ini pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor ganda misalnya kombinasi dari; ‘+ tegangan bidang kontak yang tinggi, yang disertai dengan gelombang elastis yang berlangsung secara berulang yang dapat menimbulkan kelelahan (fatique) ‘+ gerak luncur dengan kecepatan tinggi disertai gerak menggelinding. 53. Pengaruh Keausan Tehadap Kerja Alat Kerja alat sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satua diantaranya adalah Keausan, Dengan anggapan bahwa faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhinya sudah dapat dikurangi/dihilangkan, kecuali faktor keausan saja yang ada maka pengaruh yang timbul dapat berupa 1. Bila keausan ini terjadi terjadi pada bantalan maka alat ini akan bergetar dengan amplitudo dan frekuensi yang berlainan 27 N Bila keausan ini terjadi pada alat-alat ukur dengan sendirinya ketelitian pengukuran akan berkurang, 2. Bila keausan ini terjadi pada alat-alat produksi maka produk-preduk yang dihasilkannya berkualitas rendah dan kapasistas produksi menurun, 4, Bila Keausan ini melampaui batas yang diijinkan dapat menimbulkan kerusakan/kecelakaan, 5. Bila keausan terjadi pada silinder motor torak maka daya yang dapat dihasilkan turun, pemakaian bahan bakar bertambah. 6. Bila keausan ini terjadi pada plunger maka akan terjadi kebocoran sehingga rem tidak bekerja lagi 5.4. Siklus Perb: a Secara umum keausan atau dapat juga disebut sebagai kerusakan pengaruhnya. terhadap hasil kerja alat dapat dijelaskan dengan pertolongan diagram berikut ini (Lihat Gb. 5 dan Gb. 6). Pada saat alatequipment masih baru dioperasikan, menunjukkan kondisi performansi yang maksimum. Tetapi pada suatu saat alat ini menunjukkan gejala-gejala menurunnya performansi meskipun didukung oleh usaha preventive maintenance yang intensif. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya keausan-keausan atau kerusakan-kerusakan pada bagian-bagian tertentu pada alat tersebut yang memerlukan usaha preventive maintenance yang intensif. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya keausan-keausan atau kerusakan-kerusakan pada bagian fertentu pada alat tersebut yang _memerlukan Perhaikan Setelah perhaikan-perhaikan herupa corrective maintenance seperlunya dilakukan performansi alat kembali ke keadaan semula Untuk selanjutnya selama operasi didukung oleh usaha preventive maintenance yang intensive. Meskipun demikian gejala-gejala penurunan performansi muncul kembali setelah alat beroperasi beberapa waktu lamanya Perbaikan kedua kalinya dilakukan sehingga mencapai kondisi semula.Demikian seterusnya alat tersebut mengalami beberapa kali perbaikan yang pada akhimya usaha perbaikan ini tidak mampu membawa alat ke kondisi yang masih dalam daerah toleransi yang dapat diterima. Pada kondisi inilah alavequipment tersebut terpaksa harus dibuang dan diganti dengan yang baru 28 ALIN un puosey GOI = WH WW 9ANDBLI03 = WW, ocwuDIUIEHY anNuOngu = WW ad HES NIN XV ely TSTpUuOy UonuaKany souuDHUIE = dW uisopay — Cy p1099y LoIsty] = UI ‘Soueuaruyy ann9410,) = WO, ‘SOURUISTUR HY DANUDADI = Wel ‘rundo =O x 4 y9eq pasy 4 A anya avios 4H k wi fe Wd wife Wd + wpe | na wre vite why sve RVERTO sv ‘wan Wo no wy] wo “Vd -aNv vty wn 55. Sarana Pendukung Dalam rangka melaksanakan operasi perbaikan ini (corrective maintenance) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diluar dena yang diperlukan 1. Organisasi, Pekerjaan perbaikan ini harus dapat dis dalam waktu sesingkat mungkin untuk menghindari down time yang terlalu lama, hal mana akan menurunkan kapasitas produksi. Oleh karenanya diperlukan suatu sarana berupa organisasi yang baik yang mampu a. mengatur mobilisasi tenaga mariusia b. mengetur pembagian tugas ¢. mengatur jadwal pekerjaan : d. mengatur penyediaan fasilitas yang diperlukan dana sebagainya. 2. Faktor-faktor yang menentukan dasar susunan organisasi ‘© pekerjaan maintenance bersifat rutine © arena bersifat mtine perlu ada penanggung jawab atas rutinitas tersebut perlu ada kontrol atau pengawasan dalam pelaksanaan perlu pula ada evaluasi terhadap hasil pekerjaan tersebut. * tutinitas dalam maintenance memerlukan disiplin yang tinggi. * disiplin yang tinggi memerlukan pengawasan yang ketat © pengawasan yang ketat perlu ada hirarhi * hirarhi akan memerlukan struktur érganisasi 3. Struktur organisasi diperlukan agar diperoleh kejelasan mengenani © hak dan kewajiban dari insan-insan yang bekerja dalam bidang perawatan (maintenance), © batas-batas pekerjaan vang harus dilakukan * batas-batas tanggung jawab ates suatu pekerjaan © ketetapan aliran kerja perawatan 3 4, Tata aliran kerja perawatan sangat diperlukan mengingat bahwa Mesin-mesin atau peralatan yang dirawat memiliki kerumitan atau. kompleksitas yang tinggi sehingga pekerjaan perawatannya perlu dilakukan secara bertahap dan berurutan sesuai dengan karakterteristiknya 5. Karakteristik operasi mesin, ‘Akan memberikan data-data yang diperlukan dianalisis yang akan menghasilkan suatu out put (keluaran) berupa perencanaan dan pengendaiiannya terhadap perawatan 6, Tenaga Manusia (Personalian), Dalam melaksanakan pekerjaan perbaikan ini diperlukan tenaga-tenaga terampil dari berbagai bidang disiplin ilmu yang sesuai dengan sifat pekerjaan tersebut Penempatan tenaga terampil vang tepat sangat membantu mempercepata pekerjaan perbaikan ini 7. Perkakas (Tools), Untuk pekerjaan perbaikan ini biasanya alat harus dibongkar dan dipasang kembali Pekerjaan bongkar pasang ini memerlukan perkakas khusus yang sesuai dengan bentuk/konstruksi dari alat yang sedang diperbaiki Tanpa adanya perkakas yang sesuai pekerjaan perbaikan ini akan mengalami hambatan, Perkakas-perkakas ini harus disimpan ditempat khusus sehingga mudah untuk dicari dan bilamana hilang akan segera diketahui. Bila ada perkakas yang hilang harus segera dicarikan gantinya 8. Suku Cadang, Pada pekerjaan perbaikan pada umumnya akan lebih cepat dengan jalan mengganti suku cadang yang rusak dengan suku cadang yang baru. Pekerjaan membuat atau memperbaiki suku cadang pada umumnya dilakukan dalam keadaan darurat bila suku cadang yang bersangkutan kebetulan sudah habis. Oleh karenanya penyediaan suku cadang yang memadai sangat membantu mempercepat pekerjaan perbaikan. Pada gambar 5 dan gambar 6 terlinat pula bahwa selama alat dioperasikan selalu didukung oleh usaha-usaha preventive maintenance yang intensif Dalam usaha Preventive maintenance setiap perioda antara satu perbaikan dengan perbaikan berikutnya selalu dilakukan pencetatan-pencatatan tentang kejadian-kejadian yang dialami alat tersebut. Catatan-catatan (Historical Record) ini penting sebagai data yang nantinya sangat berguna dalam menanggulangi masalah-masalah maintenance serupa yang berikutnya, Data inipun dapat dipakai sebagai umpan balik bagi perancangan mesiwvalat yang lebih sempunia dimana usaha-usaha melakukan maintenance akan dilakukan seekonomis mungkin usaha ini dikenal sebagai Maintenance Prevention. Dalam perancengan alat/mesin yang sudah disempurnakan ini, berdasarkan data yang diperoleh dari umpan balik, diharapkan ‘+ Umur teknik dari mesin bertambah + Umur ekoriomi dari mesin bertambah * Frekuensi maintenance berkurang * Biaya administrasi berkurang © Reliabilitas bertambah Pada dasarnya dalam preventive maintenance ini ada dua program utama yaitu 1, Inspeksi secara periodik terhadap permesinan, utilitas dan bangunan-bangunan, Frekuensi inspeksi ditcntukan bedasatkan pengalaman atau terhadap peralatan yang baru didasarkan atas rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan tersebut 2. Membuat laporan tentang kerusakan suatu alat sehingga dapat digunakan_ untuk analisis penanggulangan kerusakan sehingga pekerjaan perbaikan peralaian tersebut dapat dilaksanakan secara yakin tidak akan diulang atau dibongkar kembali. 5.6. Maintenance Record, Dalam pekerjaan preventive maintenance maupun corréctive maintenance Pencatatan (recording) apa yang terjadi atau dilakukan memegang peranan penting. ‘Agar catatan-catatan yang dibuat mengenai maintenance dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarya maka catatan-catatan ini sebaiknya diarahkan kepada hal-hal yang penting saja dan mengarah kepada hal-hal berikut ini 2 1. Dapat memberikan informasi mengenai prosentase pekerjaan planned maintenance yang telah meneapai sasaran dalam suatu perioda tertentu 2, Memberikan informasi mengenai perbandingan antara pekeriaan-pekeriaan vane terencana terhadap vang tidak direncanakan. 3. Memberikan informasi mengenai terhentinya mesin karena sedang diperbaiki dalam suatu perioda kerja produksi tertentu 4. Memberikan informasi mengenai perbandingan kerja preventive maintenance terhadap kerja corrective maintenance 5. Memberikan informasi mengenai perbandingan persyaratan-persyaratan yang diminta antara beberapa mesin tertentu atau antara proses produksi yang satu terhadap produksi yang lain atau antara dua pabrik atau lebih yang berbeda. 6, Memberikan informasi mengenai indikator-indikator keterandalan suatu produk dari suatu pabrik-pabrik tertentu 7. Memberikan informasi mengenai kecenderungan pemakaian sejumlah suku cadang tertentu. 8. Memberikan informasi mengenai pola kerusakan dari mesin/peralatan tertentu. 9. Memberikan informasi mengenai hasi! kerja/performansi dari personel pada bidang tertentu misalnya bidang maintenance. 10. Memberikan informasi tentang pemakaian material sebagai dasar untuk menentukan jumlah persediaan yang diperlukan 11.Memberikan informasi tentang kemungkinan-kemungkinan untuk melakukan kebijakan-kebijakan dalam standardisasi Mengenai caranya ada bermacam-macam dari sistem Kartu sampai dengan cara komputer, tergantung dari kemampuan atau situasi setempat. Dua contoh formulir pencatatan data dapat dilihat pada halaman berikut 4 equ, wlegete| =e. = aig i i BGP REE) © ats, | ome EPA ET) ava [EET ave [PE a is a NVdVNONATYAd VLVG ALIVY SONVNALLNIVIN NYIOWG N¥dVNONETYSd OUI 35 sosyuradng sour ueEog wyadoy ae NvunA NVNIVERad SAY NVMATIGIC eal ar avinat | Nyaonvavo | _oNvavo vray | ONVAONVGYO | VRIEX Iawys | riva ANS YOWON | _MINsWAWN | NvIONRIaE | mynsviwN’ |_oNVwOWs TINVSIC ONVA NANOANOM NVSIVESE SINT “NDNA NAVI OL AVIA VLV1 YOON LIV VINVN, AONVNAUNIVNN NVIOVE Lt ISVSRIV.LNAANI YOON NVDIVEQId LVAVANTH NYdVNONSTHd O81

You might also like