You are on page 1of 9

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN
(Studi pada Karyawan Tetap Bagian Produksi PR.Sejahtera Abadi Malang)

Indria Al Kautsar
Bambang Swasto S
Mochammad Al Musadieq
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Email: indriakautsar@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel
Keselamatan Kerja (X1) dan variabel Kesehatan Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) dan untuk
mengetahui pengaruh secara parsial variabel Keselamatan Kerja (X1) dan variabel Kesehatan Kerja (X2)
terhadap Kinerja karyawan (Y). Berdasarkan hasil yang di dapat dalam penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Kinerja Karyawan (Y) dengan nilai Sig.
F sebesar 0,000 lebih kecil dari . yang ditentukan yaitu sebesar 0,05. Nilai signifikansi tersebut dibawah
5% (0,000<0,05) sehingga menghasilkan keputusan Ha diterima dan Ho ditolak. Sedangkan secara parsial
variabel Keselamatan Kerja (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja karyawan (Y)
ditunjukkan dengan QLODL VLJQLILNDQVL W VHEHVDU \DQJ OHELK NHFLO GDUL . VHEHVDU
Hasil uji parsial variabel Kesehatan Kerja (X2) mempunyai koefisien beta tertinggi sebesar 0,368 dan
signifikansi t paling kecil sebesar 0,000.

Kata kunci : keselamatan kerja, kesehatan kerja, kinerja karyawan

PENDAHULUAN perusahaan. Sumber daya manusia perlu mendapat


Memasuki perkembangan era industrialisasi perhatian lebih dari perusahaan. Perhatian lebih
yang bersifat global seperti sekarang ini, yang diberikan perusahaan salah satunya adalah
persaingan industrialisasi tidak terlepas dari dengan pemberian keselamatan dan kesehatan
sumber daya manusia, dimana setiap manusia kerja kepada para karyawan. Pemberian
diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai keselamatan dan kesehatan kerja ini dikarenakan
dan mampu membantu tercapainya tujuan kegiatan dalam proses produksi maupun
perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan. aktivitasnya selalu disertai faktor-faktor yang
Kekuatan yang ada dalam perusahaan terletak mengandung resiko bahaya terjadinya kecelakaan
pada sumber daya manusia yang ada dalam maupun penyakit akibat bekerja.
perusahaan tersebut. Tenaga kerja diperlakukan Masalah keselamatan dan kesehatan kerja,
secara tepat dan sesuai dengan harkat dan merupakan salah satu komponen yang wajib
martabatnya, perusahaan akan mencapai hasil diperhatikan dalam sebuah perusahaan. Tanpa
sesuai dengan tujuan yang dinginkan oleh memperhatikan masalah tersebut, sebuah proses
perusahaan. kerja dalam sebuah perusahaan akan memiliki
Faktor sumber daya manusia memegang resiko yang cukup tinggi. Usaha untuk
peranan yang paling penting dan utama dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja
proses produksi, karena alat produksi tidak akan karyawan, pemberian sarana dan fasilitas
berjalan tanpa dukungan dan keberadaan sumber pendukung sangatlah diperlukan agar karyawan
daya manusia. Begitu pentingnya faktor sumber dapat terhindar dari bahaya yang dapat
daya manusia yang ada dalam perusahaan, ditimbulkan dari kegiatan operasional perusahaan.
karyawan sebagai sumber daya manusia dari Keselamatan dan kesehatan kerja bagi para
perusahaan merupakan faktor penentu karyawan secara langsung memberikan perasaan
keberhasilan menjalankan visi dan misi aman sehingga karyawan dapat bekerja tanpa

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
adanya perasaan tertekan dengan kondisi mengalami kecelakaan kerja tahun 2010-2012
disekitarnya. yang terjadi di PR.Sejahtera Abadi Malang
Maslow dalam Hasibuan (2010:153) juga memperlihatkan adanya fenomena peluang
mengemukakan dalam teori motivasi yang terjadinya kecelakaan kerja. Terjadi penurunan
dinamakan 0DVORZ¶V 1HHG +LHUDrchy Theory, jumlah karyawan yang mengalami kecelakaan
salah satunya yaitu Safety and Security Needs kerja pada tahun 2010 sampai 2012 di
artinya kebutuhan akan kebebasan dari ancaman PR.Sejahtera Abadi Malang. Pada tahun 2011
yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan terjadi peningkatan jumlah karyawan yang
keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan. mengalami kecelakaan kerja sebanyak 12 orang.
Keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan hanya Di tahun 2012 terjadi penurunan jumlah karyawan
akan didapat apabila karyawan bekerja memiliki yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak 6
motivasi dan kinerja yang tinggi. Salah satu cara orang.
untuk meningkatkan kinerja karyawan adalah
dengan menjamin keselamatan dan kesehatan Menghindari terjadinya kecelakaan kerja,
kerja pada setiap karyawan. perlindungan akan keselamatan dan kesehatan
Berdasarkan uraian di atas, dilakukan kerja di PR.Sejahtera Abadi Malang sangatlah
penelitian dimana sebuah perusahaan bisa diutamakan, mengingat karyawan merupakan aset
memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan penting dalam perusahaan. Hal ini telah terlampir
kerja kepada karyawannya yang memfokuskan dalam kebijakan perusahaan di PR.Sejahtera
pada PR.Sejahtera Abadi Malang yang terletak di Abadi yaitu kebijakan dengan membentuk Panitia
Jalan Wendit Barat No.60 Desa Mangliawan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung
Malang. PR.Sejahtera Abadi Malang merupakan Lingkungan (PK3LL) mempunyai tugas,
perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi tanggungjawab dan komitmen melindungi setiap
pembuatan rokok. Produk yang dihasilkan oleh orang, aset perusahaan, lingkungan dan komunitas
PR.Sejahtera Abadi Malang adalah produk rokok sekitar dari potensi bahaya yang behubungan
yang dikenal oleh masyarakat malang dengan dengan kegiatan PR.Sejahtera Abadi. Oleh karena
merek rokok Ares. Kegiatan pekerjaan saat itu, PR.Sejahtera Abadi Malang dituntut untuk
memproduksi rokok, perusahaan ini sangat mampu memberikan perlindungan dan
berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan pemeliharaan kepada sumber daya manusia yang
kerja karyawan karena tidak dipungkiri bahwa ada di dalamnya guna memberikan rasa aman dan
semakin canggih dan modernnya mesin-mesing nyaman dalam setiap melakukan pekerjaannya.
yang digunakan dalam bekerja khususnya pada
Pemilihan lokasi penelitian di PR.Sejahtera
bagian produksi, salah satunya yaitu terjadinya
Abadi Malang dikarenakan PR.Sejahtera Abadi
kecelakaan kerja yang pernah terjadi di tempat
Malang sangat mengutamakan keselamatan dan
kerja sangat mempengaruhi kinerja karyawaan.
kesehatan kerja pada karyawannya, program
Berikut adalah jumlah karyawan tetap bagian
keselamatan dan kesehatan kerja di kelola dengan
produksi yang pernah mengalami kecelakaan kerja
baik. Hal ini di lihat dari adanya bagian yang
di PR.Sejahtera Abadi Malang tiga tahun terakhir
khusus menangani keselamatan dan kesehatan
(2010-2012) sebagai berikut,
kerja yang bernama PK3LL (Panitia Keselamatan
Tabel 1 Jumlah Karyawan Tetap Bagian Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan),
Produksi yang Pernah Mengalami Kecelakaan berdasarkan pengamatan peneliti, sejauh ini belum
Kerja Tahun 2010-2012 pernah diadakan penelitian dengan kajian yang
JUMLAH KARYAWAN sama yaitu Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan
TAHUN Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di
(Orang) PR.Sejahtera Abadi Malang. Inilah yang
2010 8 mendasari ketertarikan peneliti untuk mengangkat
NH GDODP SHQHOLWLDQ \DQJ EHUMXGXO ³Pengaruh
2011 12
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap
2012 6 Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan
Sumber: PK3LL PR.Sejahtera Abadi Malang, Tetap Bagian Produksi PR.Sejahtera Abadi
2013 Malang ´.
Berdasarkan Tabel 1 tentang jumlah
karyawan tetap bagian produksi yang pernah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
TINJAUAN PUSTAKA Swasto (2011:108) juga mengemukakan ada
Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja,
Keselamatan dan kesehatan kerja sehingga berakibat terhadap kecelakaan kerja.
merupakan faktor yang penting dalam
terlaksananya kegiatan perusahaan. Setiap Dari pendapat ahli diatas dapat
karyawan akan bekerja maksimal apabila terdapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja adalah
jaminan keselamatan dan kesehatan kerja suatu bentuk perlindungan yang berkaitan dengan
karyawan. Adanya jaminan keselamatan dan upaya pencegahan kecelakaan kerja maupun
kesehatan kerja merupakan kewajiban yang harus lingkungan kerja serta tindakan pekerja sendiri.
dilakukan oleh setiap perusahaan kepada para
Kesehatan Kerja
karyawannya. Adapun pengertian dari
Mathis dan Jackson (2006:245)
keselamatan dan kesehatan kerja menurut para
PHQ\HEXWNDQ EDKZD ³kesehatan kerja merujuk
ahli adalah sebagai berikut:
pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi
Menurut Rivai (2005:411) keselamatan
secara umum. Individu yang sehat adalah yang
dan kesehatan kerja merujuk kepada kondisi-
bebas dari penyakit, cidera serta masalah mental
kondisi fisiologis-fiskal dan psikologis tenaga
dan emosi yang bisa mengganggu aktivitas
kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang
PDQXVLD QRUPDO XPXPQ\D´ 0HQXUXW 6ZDVWR
disediakan oleh perusahaan. Sedangkan menurut
³NHVHKDWDQ NHUMD PHQ\DQJNXW
Mangkunegara (2010:161), istilah keselamatan
NHVHKDWDQ ILVLN GDQ PHQWDO´ .HVHKDWDQ PHQFDNup
mencakup dua istilah yaitu resiko keselamatan
seluruh aspek kehidupan manusia termasuk
dan resiko kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua
lingkungan kerja. Swasto (2011:110) juga
istilah tersebut dibedakan. Keselamatan kerja
mengemukakan bahwa ada beberapa faktor-faktor
menunjukkan kondisi aman atau selamat dari
yang mempengaruhi kesehatan kerja antara lain:
penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat
1) Kondisi lingkungan tempat kerja
kerja. Sedangkan kesehatan kerja menunjukkan
Kondisi ini meliputi:
pada kondisi yang bebas dari fisik, mental, emosi
a. Kondisi fisik
atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan
Berupa penerangan, suhu udara, ventilasi
kerja.
ruangan tempat kerja, tingkat kebisingan,
Dari penjelasan mengenai pengertian
getaran mekanis, radiasi dan tekanan udara
keselamatan dan kesehatan kerja yang telah
b. Kondisi fisiologis
disebutkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Kondisi ini dapat dilihat dari konstruksi
pengertian keselamatan dan kesehatan kerja
mesin/peralatan, sikap badan dan cara
merupakan salah satu cara untuk melindungi para
kerja dalam melakukan pekerjaan, hal-hal
karyawan dari bahaya atau ancaman kecelakaan
yang dapat menimbulkan kelelahan fisik
kerja selama bekerja yang bertujuan untuk
dan bahkan dapat mengakibatkan
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan
perubahan fisik tubuh karyawan
sehat yang mendukung pencapaian tujuan
c. Kondisi Khemis
perusahaan. Kondisi yang dapat dilihat dari uap gas,
Keselamatan Kerja debu, kabut, asap, awan, cairan dan benda
Rivai mengemukakan (2005:413) padat
³NHVHODPDWDQ NHUMD safety) adalah suatu 2) Mental psikologis
perlindungan karyawan dari cidera yang Kondisi ini meliputi hubungan kerja dalam
disebabkan oleh kecelakaan yang berkaitan kelompok/teman sekerja, hubungan kerja
GHQJDQ SHNHUMDDQ´ 7LP 0LWUD %HVWDUL antara bawahan dengan atasan dan
mengemukakan bahwa ³NHVHODPDtan kerja sebaliknya, suasana kerja dan lain-lain.
menunjukkan kondisi aman atau selamat dari
Dari beberapa pengertian kesehatan kerja
penderitaan, kerusakaan atau kerugian di tempat
di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa
kerja.
yang dimaksud dengan kesehatan kerja adalah
0HQXUXW 6ZDVWR ³NHVHODPDWDQ kondisi di mana para karyawan terbebas dari
kerja menyangkut segenap proses perlindungan berbagai penyakit fisik dan emosional yang
tenaga kerja terhadap kemungkinan adanya disebabkan oleh pekerjaan yang dilakukannya.
bahaya yang timbul dalDP OLQJNXQJDQ SHNHUMDDQ´

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Kinerja Karyawan kesehatan kerja juga bertujuan untuk
Simamora (2004:339) mengatakan bahwa meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan
³.LQHUMD (performance) mengacu pada kadar partisipasi kerja karyawan. Dengan meningkatnya
pencapaian tugas-tXJDV´ Dimana hal tersebut kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja
dapat membentuk sebuah pekerjaan karyawan. karyawan maka dapat berdampak pada
Kinerja merefleksikan seberapa baik karyawan meningkatnya kinerja dari karyawan. Berdasarkan
memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan. pendapat Mangkunegara ini, maka hubungan
Mangkunegara (2010:9) mengemukakan bahwa, keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja
kinerja SDM merupakan istilah yang berasal dari karyawan bisa bersifat tidak langsung. Handoko
kata Job Performance atau Actual Performance (2011:86) juga menyatakan hal yang serupa
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang bahwa lingkungan kerja fisik yang menjadi
dicapai seseorang). Oleh karena itu disimpulkan perhatian utama dari keselamatan dan kesehatan
bahwa kinerja SDM adalah prestasi kerja atau kerja dapat berpengaruh terhadap hasil kerja
hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas manusia tersebut.
yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam
melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan Keselamatan dan kesehatan kerja
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. karyawan merupakan tanggung jawab perusahaan,
dimana hal tersebut dapat membawa dampak atau
Mathis dan Jackson (2006:378) pengaruh secara langsung kepada para karyawan
PHQGHILQLVLNDQ ³.LQHUMD (Performance) pada dalam bekerja. Pemberian fasilitas-fasilitas
dasarnya adalah apa yang dilakukan atau yang pendukung dan peraturan-peraturan sangat
WLGDN GLODNXNDQ ROHK NDU\DZDQ´ 5LYDL (2005:308) diperlukan dalam mewujudkan usaha-usaha
MXJD PHPEHULNDQ SHQJHUWLDQ ³.LQHUMD VHEDJDL meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.
suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang Berdasarkan yang telah diungkapkan
sepatutnya memiliki kesediaan dan tingkat sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
NHPDPSXDQ WHUWHQWX´ :DK\X keselamatan dan kesehatan kerja berkontribusi
mengemukakan bahwa³kinerja adalah perilaku terhadap kinerja karyawan, karena lingkungan
yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai kerja fisik yang menjadi perhatian utama dari
prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan keselamatan dan kesehatan kerja dapat
VHVXDL GHQJDQ SHUDQQ\D GDODP SHUXVDKDDQ´ berpengaruh terhadap hasil kerja manusia. Dengan
adanya jaminan atau program keselamatan dan
Dari beberapa pengertian mengenai kinerja kesehatan kerja yang diberikan oleh perusahaan
yang telah diuraikan, peneliti dapat maka diharapkan kinerja dari karyawan dapat
menyimpulkan bahwa kinerja atau performance berjalan sesuai dengan yang diinginkan oleh
mempunyai hubungan erat dengan masalah perusahaan.
produktivitas. Kinerja merupakan indikator dalam
menentukan bagaimana usaha untuk mencapai
tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu HIPOTESIS
perusahaan atau instansi. Kinerja dapat diukur 1. Diduga terdapat pengaruh simultan yang
berdasarkan kualitas, kuantitas dan ketepatan signifikan dari Keselamatan Kerja (X1)
waktu. dan Kesehatan Kerja (X2) terhadap Kinerja
Karyawan (Y) Bagian Produksi
Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PR.Sejahtera Abadi Malang.
Terhadap Kinerja Karyawan 2. Diduga terdapat pengaruh parsial yang
Keselamatan dan kesehatan kerja signifikan dari Keselamatan Kerja (X1)
merupakan kondisi yang merujuk pada kondisi terhadap Kinerja Karyawan (Y) Bagian
fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. Produksi PR.Sejahtera Abadi Malang.
Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja yang 3. Diduga terdapat pengaruh parsial yang
efektif diperusahaan adalah mencegah kecelakaan signifikan dari Kesehatan Kerja (X2)
atau cidera yang terkait dengan pekerjaan. terhadap Kinerja Karyawan (Y) Bagian
Produksi PR.Sejahtera Abadi Malang.
Menurut Mangkunegara (2010:162), selain
bertujuan untuk menghindari kecelakaan dalam
proses produksi perusahaan, keselamatan dan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
METODE Regresi digunakan mengetahui bentuk
Penelitian ini menggunakan metode hubungan antara variabel bebas dengan
penelitian survey dengan menggunakan variabel terikat. Dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Singarimbun dalam bantuan SPSS for Windowsver 16.00
Singarimbun dan Effendi (Ed.2006:4) menyatakan 4. Uji F
bahwa penelitian survey adalah penelitian yang Untuk melakukan pengujian pengaruh dari
mengambil sampel dari suatu populasi dan variabel-variabel bebas secara simultan
menggunakan kuesioner sebagai alat terhadap variabel terikat, maka dilakukan
pengumpulan data yang pokok. dengan menggunakan uji F.
Jenis penelitian yang digunakan dalam 5. Uji t
penelitian ini adalah explanatory research Uji t ini dilakukan untuk menguji signifikan
(penelitian eksplanatori). Menurut Singarimbun masing-masing variabel bebas secara parsial
dalam Singarimbun dan Effendi (Ed. 2006:5) atau untuk mengetahui variabel bebas mana
explanatory research diartikan sebagai suatu yang lebih berpengaruh diantara kedua
penelitian yang ditujukan untuk menjelaskan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
hubungan kausal antara variabel-variabel melalui (Y).
pengujian hipotesa. Dinamakan juga penelitian
pengujian hipotesa atau testing research. Alasan
penggunaan jenis penelitian explanatory research HASIL DAN PEMBAHASAN
karena dalam penelitian ini akan menjelaskan Analisis Regresi Linier Berganda
secara lengkap mengenai pengaruh Keselamatan Uji hipotesis dalam penelitian ini
dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan menggunakan software SPSS for windows 16.0
melalui pengujian hipotesis. dengan menguji regresi linier berganda yang
Teknik analisis data akan diolah dan merupakan analisis untuk mengetahui besarnya
dianalisis dengan menggunakan bantuan program pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel
SPSS 16.0 for windows. Analisis yang terikat. Pada penelitian ini menggunakan
dipergunakan adalah sebagai berikut : pengujian yang dilakukan dengan tingkat
1. Analisis Deskriptif kepercayaan 95% atau tingkat signifikan 5%
Analisis deskriptif ini digunakan untuk (. 8QWXN PHQJXML NHEHQDUDQ KLSRWHVLV
mendeskripsikan karakteristik penelitian yang telah diajukan sebelumnya, digunakan
dengan menggambarkan objek penelitian analisis regersi linier berganda.
yang terdiri dari gambaran lokasi penelitian, Hasil perhitungan regresi linier berganda
keadaan responden yang diteliti, serta item- tampak pada Tabel 2 sebagai berikut:
item yang didistribusikan dari masing-masing Tabel 2.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
variabel. Tujuan dari analisis ini adalah untuk Unstandardized
Variabel
membuat suatu deskripsi, gambaran, atau Bebas Coefficient t
Sig. Keterangan
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat hitung
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta B Std.Eror
Konstanta 9,121 1,888 4,832 0,000
hubungan antar fenomena yang diteliti. Data X1 0320 0,097 3,317 0,001 Signifikan
yang dikumpulkan diolah dan dianalisis X2 0,368 0,072 5,098 0,000 Signifikan
menggunakan tabel distribusi frekuensi.
2. Uji Asumsi Klasik Variabel terikat Y
R 0,729
Asumsi-asumsi klasik ini harus dilakukan R Square 0,531
pengujiannya untuk memenuhi penggunaan Adjusted R Square 0,517
regresi linier berganda. Setelah diadakan F hitung 37,996
Sig.F 0,000
perhitungan regresi berganda melalui alat
bantu SPSS for Windows, diadakan pengujian
uji asumsi klasik regresi. Sumber: Data Primer Diolah,2013
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi ini digunakan untuk Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
menghitung besarnya pengaruh antara Kinerja Karyawan (Y), sedangkan variabel
variabel bebas, yaitu Keselamatan Kerja (X1) bebasnya adalah Keselamatan Kerja (X1), dan
dan Kesehatan Kerja (X2) terhadap variabel Kesehatan Kerja (X2). Berdasarkan pada Tabel 2
terikat yaitu Kinerja Karyawan(Y). Analisis didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Y = 9,121+ 0,320 X1 + 0,368X2 Pengujian Hipotesis
Interpretasi berdasarkan koefisien regresi
Dari persamaan di atas dapat tidaklah cukup digunakan untuk mengetahui
diinterpretasikan sebagai berikut: pengaruh Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan
Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y). Untuk
1) Konstanta sebesar 9,121 menunjukkan jika
itu perlu dilakukan uji hipotesis koefisien regresi
variabel independen atau bebas Keselamatan
di mana pengujian hipotesis terdiri dari dua jenis
Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2)
pegujian yaitu, pegujian hipotesis secara simultan
diabaikan atau diasumsikan 0 maka besar
menggunakan uji F dan pengujian hipotesis secara
Kinerja Karyawan (Y) adalah 9,121 artinya
parsial menggunakan uji t. Hasil yang didapatkan
sebelum atau tanpa adanya variabel
adalah sebagai berikut:
Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan
Kerja (X2) dalam perusahaan maka besarnya 1) Uji Simultan (Uji F)
Kinerja Karyawan (Y) akan sebesar 9,121. Uji simultan (Uji F) untuk mengetahui
2) Kinerja Karyawan (Y) akan meningkat pengaruh variabel bebas (X) secara simultan
untuk setiap tambahan X1 (Keselamatan atau bersama-sama terhadap variabel terikat
Kerja). Jadi apabila Keselamatan Kerja (X1) (Y). Pengujian dalam penelitian ini dilakukan
mengalami peningkatan, maka Kinerja GHQJDQ WLQJNDW NHVDODKDQ VHEHVDU DWDX .
Karyawan (Y) akan meningkat sebesar 0,05.
0,320 dengan asumsi variabel yang lainnya Berdasarkan perhitungan nilai signifikansi F
dianggap konstan. sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai tingkat
3) Kinerja Karyawan (Y) akan meningkat kesalahan yang ditentukan sebesar 0,05
untuk setiap tambahan X2 (Kesehatan (5%). Nilai signifikansi tersebut dibawah
Kerja), Jadi apabila Kesehatan Kerja (X2) 5% (0,000<0,05) sehingga menghasilkan
mengalami peningkatan, maka Kinerja keputusan H0 ditolak, karena H0 ditolak
Karyawan (Y) akan meningkat sebesar maka hipotesis yang menyatakan bahwa
0,368 dengan asumsi variabel yang lainnya secara simultan antara variabel Keselamatan
dianggap konstan. Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) secara
4) Nilai R adalah sebesar 0,729. Dari hasil bersama-sama mempengaruhi Kinerja
perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat Karyawan (Y). Hal ini berarti H0 ditolak dan
hubungan positif sebesar 0,729 antara Ha diterima sehingga dapat disimpulkan
variabel independen Keselamatan Kerja (X1) bahwa variabel terikat (Kinerja Karyawan)
dan Kesehatan Kerja (X2) terhadap Kinerja dapat dipengaruhi secara signifikan oleh
Karyawan (Y). Koefisien korelasi yang variabel bebas Keselamatan Kerja (X1) dan
ditemukan sebesar 0,729 termasuk kategori Kesehatan Kerja (X2).
kuat, jadi terdapat hubungan yang kuat
antara Keselamatan Kerja (X1) dan 2) Uji Parsial (Uji t)
Kesehatan Kerja (X2) dengan Kinerja Uji parsial (Uji t) digunakan untuk
Karyawan (Y). mengetahui apakah masing-masing variabel
5) Nilai R Square adalah sebesar 0,531. R bebas secara parsial mempunyai pengaruh
square menunjukkan kontribusi variabel yang signifikan terhadap variabel terikat.
Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan -LND QLODL VLJQLILNDQVL W . PDND KDVLOQ\D
Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y). signifikan dan berarti H0 ditolak dan Ha
Jadi dapat diketahui bahwa variabel GLWHULPD 6HEDOLNQ\D MLND VLJQLILNDQVL W!.
Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan maka hasilnya signifikan dan berarti H0
Kerja (X2) yang digunakan dalam diterima dan Ha ditolak.
persamaan regresi ini mampu memberikan Berdasarkan perhitungsn diperoleh hasil
kontribusi terhadap variabel Kinerja sebagai berikut :
Karyawan (Y) sebesar 0,531, sedangkan
sisanya sebesar 0,469 dipengaruhi oleh a. Uji t antara Keselamatan Kerja (X1)
variabel lain di luar variabel independen dengan Kinerja Karyawan (Y)
atau variabel bebas yang diteliti. menunjukkan signifikansi t = 0,001.
signifikansi t yang dihasilkan 0,001 di
bawah . = 0,05. Karena nilai
signifikansi W . 1<0.05) maka

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pengaruh variabel Keselamatan Kerja Keselamatan kerja menurut Swasto
(X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y) (2011:107) menyangkut segenap proses
signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan perlindungan tenaga kerja terhadap kemungkinan
Ha diterima sehingga dapat disimpulkan adanya bahaya yang timbul dalam lingkungan
bahwa Keselamatan Kerja (X1) dapat pekerjaan. Tujuan keselamatan kerja yang efektif
mempengaruhi Kinerja Karyawan (Y). diperusahaan adalah mencegah kecelakaan atau
b. Uji t antara Kesehatan Kerja (X2) dengan cidera yang terkait dengan pekerjaan. Menurut
Kinerja Karyawan (Y) menunjukkan Mangkunegara (2010:162), selain bertujuan untuk
signifikansi t = 0,000. signifikan t yang menghindari kecelakaan dalam proses produksi
dihasilkan 0,000 di bawah . 0,05. perusahaan, keselamatan kerja juga bertujuan
Karena nilai signifikansi W . untuk meningkatkan kegairahan, keserasian kerja
(0,000<0.05) maka pengaruh variabel dan partisipasi kerja karyawan. Meningkatnya
Kesehatan Kerja (X2) terhadap Kinerja kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja
Karyawan (Y) signifikan. Hal ini berarti karyawan maka dapat berdampak pada
H0 ditolak dan Ha diterima sehingga meningkatnya kinerja dari karyawan.
dapat disimpulkan bahwa Kesehatan
Kerja (X2) dapat mempengaruhi Kinerja Hasil analisis regresi linier berganda
Karyawan (Y). menunjukkan bahwa variabel keselamatan kerja
merupakan salah satu faktor yang memiliki
Dari hasil keseluruhan dapat disimpulkan pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
bahwa variabel bebas, Keselamatan Kerja (X1) Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian
dan Kesehatan Kerja (X2) mempunyai pengaruh terdahulu yang dilakukan oleh Rani Sanjaya
yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan(Y) (2007) dimana secara parsial keselamatan kerja
secara simultan dan parsial. Hasil dari analisis berpengaruh signifikan terhadap kinerja
regresi dalam penelitian ini diketahui bahwa karyawan. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh
variabel yang mempunyai pengaruh dominan SHQGDSDW 0DQJNXQHJDUD ³VHODLQ
terhadap Kinerja Karyawan (Y) adalah variabel bertujuan untuk menghindari kecelakaan kerja
Kesehatan Kerja (X2). Pengaruh dominan ini dalam proses produksi perusahaan, program
diketahui berdasarkan koefisien beta tertinggi keselamatan juga untuk meningkatkan kegairahan,
sebesar 0,368 dan signifikansi t paling kecil NHVHUDVLDQ NHUMD GDQ SDUWLVLSDVL NHUMD NDU\DZDQ´
VHEHVDU . dengan meningkatnya kegairahan, keserasian
kerja dan partisipasi kerja karyawan, maka akan
berdampak pada meningkatnya kinerja karyawan.
Pembahasan Hasil Penelitian Jika dilihat dari hipotesis pertama dan kedua,
Pembahasan mengenai pengaruh Keselamatan dapat dijelaskan juga bahwa keselamatan kerja
Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) Terhadap dapat mempengaruhi tingkat kinerja karyawan,
Kinerja Karyawan (Y) adalah sebagai berikut: keselamatan kerja dapat mempengaruhi tingkat
1) Pengaruh Keselamatan Kerja (X1) kinerja karyawan artinya variabel keselamatan
terhadap Kinerja Karyawan (Y). kerja dapat memperkuat tingkat kinerja karyawan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui di PR.Sejahtera Abadi Malang.
bahwa variabel Keselamatan Kerja (X1) memiliki 2) Pengaruh Kesehatan Kerja (X2) terhadap
pengaruh terhadap variabel Kinerja Karyawan Kinerja Karyawan (Y).
(Y). Besarnya pengaruh variabel bebas secara Kesehatan Kerja (X2) dengan Kinerja
parisal dapat dilihat dari nilai signifikansi t Karyawan (Y) menunjukkan signifikansi t =
sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai tingkat 0,000. signifikan t yang dihasilkan 0,000 di bawah
kesalahan yang ditentukan sebesar 0,05 (5%). . .DUHQD QLODL VLJQLILNDQVL W .
Keselamatan Kerja (X1) dengan Kinerja (0,000<0.05) maka pengaruh variabel Kesehatan
Karyawan (Y) menunjukkan signifikansi t = Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y)
0,001. signifikansi t yang dihasilkan 0,001 di signifikan. Berdasarkan hasil uji t didapatkan
EDZDK . .DUHQD QLODL VLJQLILNDQVL W . bahwa variabel Kesehatan Kerja (X2) mempunyai
(0,001<0.05) maka pengaruh variabel koefisien beta tertinggi sebesar 0,368 dan
Keselamatan Kerja (X1) terhadap Kinerja VLJQLILNDQVL W SDOLQJ NHFLO VHEHVDU .
Karyawan (Y) signifikan. sehingga variabel Kesehatan Kerja (X2)
mempunyai pengaruh yang paling kuat.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Menurut SwDVWR ³NHVHKDWDQ ditolak, karena H0 ditolak maka hipotesis
NHUMD PHQ\DQJNXW NHVHKDWDQ ILVLN GDQ PHQWDO´ yang menyatakan bahwa secara simultan
Kesehatan mencakup seluruh aspek kehidupan antara variabel Keselamatan Kerja (X1)
manusia termasuk lingkungan kerja. Menurut dan Kesehatan Kerja (X2) secara
Mangkunegara (2010:164) tujuan kesehatan kerja bersama-sama mempengaruhi Kinerja
karyawan yaitu agar adanya jaminan atas Karyawan (Y).
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi 2. Secara secara parsial variabel bebas
karyawan, agar meningkatkan kegairahan, Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan
keserasian kerja dan partisipasi kerja serta Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan
terhindar dari gangguan kesehatan yang (Y) dilakukan dengan uji t. Keselamatan
disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja. Kerja (X1) dengan Kinerja Karyawan (Y)
menunjukkan signifikansi t = 0,001.
Hasil analisis regresi linier berganda signifikansi t yang dihasilkan 0,001 di
menunjukkan bahwa kesehatan kerja merupakan bawah . .DUHQD QLODL
salah satu faktor yang berpengaruh signifikan VLJQLILNDQVL W . PDND
terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini pengaruh variabel Keselamatan Kerja
sama dengan hasil penelitian terdahulu yang (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y)
dilakukan oleh Farouk Afero (2009) dimana signifikan.
secara parsial kesehatan kerja berpengaruh 3. Kesehatan Kerja (X2) dengan Kinerja
signifikan terhadap kinerja karyawan, selain itu Karyawan (Y) menunjukkan signifikansi
didukung oleh pendapat Handoko (2011:84) t = 0,000. signifikan t yang dihasilkan
EHUSHQGDSDW EDKZD ³OLQJNXQJDQ NHUMD ILVLN \DQJ GL EDZDK . .DUHQD QLODL
menjadi perhatian utama dari program VLJQLILNDQVL W . PDND
keselamatan dan kesehatan kerja dapat pengaruh variabel Kesehatan Kerja (X2)
berpengaruh terhadap hasil kerja manusia terhadap Kinerja Karyawan (Y)
terVHEXW´ $GDQ\D SURJUDP NHVHKDWDQ \DQJ EDLN signifikan. Berdasarkan hasil uji t
dan memenuhi syarat akan meningkatkan kinerja didapatkan bahwa variabel Kesehatan
karyawan, sehingga secara keseluruhan akan Kerja (X2) mempunyai koefisien beta
mampu bekerja lebih baik dan lebih produktif. tertinggi sebesar 0,368 dan signifikansi t
Penerapan kesehatan kerja yang baik, maka akan SDOLQJ NHFLO VHEHVDU .
meningkatkan kinerja karyawan PR.Sejahtera Sehingga variabel Kesehatan Kerja (X2)
Abadi Malang, karena apabila karyawan mempunyai pengaruh yang paling kuat
mendapatkan jaminan kesehatan kerja mereka dibandingkan dengan variabel yang
tidak perlu memiliki rasa khawatir atas gangguan lainnya maka variabel Kesehatan Kerja
kesehatan yang ditimbulkan di tempat kerja dan (X2) mempunyai pengaruh yang dominan
dapat bekerja secara optimal sehingga kinerja terhadap Kinerja Karyawan (Y).
karyawan akan semakin meningkat.
Saran
Berdasarkan kesimpulan,dapat dikemukakan
KESIMPULAN DAN SARAN
beberapa saran untuk perusahaan dan pihak-pihak
Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang dilakukan baik lain. Beberapa saran yang diberikan, antara lain:
menggunakan analisis deskriptif maupun regresi 1. Berdasarkan hasil penelitian yang
linier berganda, maka dapat disimpulkan beberapa menunjukkan bahwa secara simultan variabel
hal diantaranya: Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja yang
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
1. Secara simultan (bersama-sama) tiap
Karyawan, maka PR.Sejahtera Abadi Malang
variabel bebas terhadap Kinerja
perlu untuk terus menjalankan kebijakan-
Karyawan dilakukan dengan pengujian
kebijakan yang telah ditentukan bersama
Uji F. Dari hasil analisis regresi linier
menyangkut Keselamatan dan Kesehatan
berganda diperoleh nilai signifikansi F
Kerja bertujuan untuk memberikan rasa aman
sebesar 0,000 yang OHELK NHFLO GDUL .
kepada karyawan dalam melakukan
sebesar 0,05 (5%). Nilai signifikansi
pekerjaannya sehingga karyawan dapat
tersebut dibawah 5% (0,000<0,05)
bekerja dengan tenang, yang pada akhirnya
sehingga menghasilkan keputusan H0

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dapat meningkatkan Kinerja Karyawan yang Rivai, Veltzhal. 2005. Manajemen Sumber Daya
lebih baik. Manusia untuk Perusahaan. Jakarta :
2. Diharapkan pihak perusahaan dapat Murai Kencana.
mempertahankan serta meningkatkan
pelayanan terhadap Kesehatan Kerja, karena Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber
variabel Kesehatan Kerja mempunyai Daya Manusia. Yogyakarta : STIE
pengaruh yang dominan dalam YKPN.
mempengaruhi Kinerja Karyawan. Pelayanan
Swasto, Bambang. 2011. Manajemen Sumber
Kesehatan Kerja bisa dilakukan dengan cara
Daya Manusia. Malang : UB Press.
memberikan vitamin dan susu setiap dua
minggu sekali untuk para karyawan tetap
bagian produksi untuk menjaga kondisi
kesehatan karyawan, serta memberikan cek
kesehatan secara rutin untuk para
karyawannya, sehingga Kinerja Karyawan
akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (
Handoko, T.Hani. 2011. Manajemen Personalia
dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta
: Liberty
Hasan, M.I. 2006. Pokok-pokok Materi
Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya.
Jakarta : Ghalia Indonesia.
Hasibuan, Malayu.S.P. 2010. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Ismail, Iriani. 2010. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Malang : Lembaga Pendidikan
Fakultas Pertania Universitas Brawijaya.
Kerlinger, F.N. 2009. Asas-asas Penelitian
Behavioral. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Lambrie, Irianto. 2010. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta : Laksbang
Preesindo.
Malhotra, N.K. 2005. Riset Pendekatan Terapan.
Klaten : Indeks.
Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu. 2010. Evaluasi
Kinerja Sumber Daya Manusia.
Bandung : Refika Aditama.
Mathis, Robert L. Jackson John, H. 2006.
Manajemen Sumber daya Manusia.
Jakarta : Salemba Empat.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like