You are on page 1of 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Tujuan dari praktikum sistem pencernaan dan respirasi kambing ini adalah agar
mahasiswa atau praktikan dapat mempelajari dan mengetahui materi tentang sistem
pencernaan dan respirasi pada kambing. Dan praktikum kali ini juga menjelaskan
secara detail dan jelas, mengenai bagian-bagian respirasi dan pencernaan pada
kambing

Tujuan dari praktikum hematologi dan sediaan apus darah adalah mahasiswa
atau praktikan untuk mengamati bentuk sel darah, mengamati ada tidaknya sel
krenasi dan rouleaux, dan mengamati ada tidaknya mikroorganisme dalam darah
kambing, ayam, kerbau.

Tujuan dari praktikum sistem saraf dan reflek pada otak praktikan untuk
mempelajari fungsi bagian bagian otak katak dengan menghilangkan bagian bagian
otak dan mengamati reaksi yang timbul

Tujuan dari praktikum preparat natif darah adalah agar praktikan meneliti
bentuk sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit).

Tujuan dari praktikum kardiovaskular Untuk menentukan kemampuan fisik


(kesehatan) seseorang dengan menilai kesanggupan jatung dan paru-parunya
melalul frekuensi denyut nadi setelah melakukan suatu latihan/kegiatan.

Tujuan dari praktikum analisis urin ini adalah untuk mengetahui status kesehatan
ginjal dan tubuh secara umum melalui pemeriksaan urin secara fisik meliputi warna,
kejernihan, bau, derajat keasaman (pH).

Tujuan dari praktikum Laju endap darah Untuk menentukan laju endap darah
dengan menggunakan tabung Wastergreen.

Tujuan dari praktikum menghitung eritrosit dan leukosit untuk mengetahui


jumlah sel darah merah sapi dan ayam per mm' darah., ntuk mengetahui jumlah sel
darah putih sapi dan ayam per mm' darah.
1.2 Landasan Teori

Ternak ruminansia memiliki sistem pencernaan yang unik karna terdiri dari
empat bagian yakni rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Pada ternak
ruminansia yang telah dewasa, rumen memiliki proporsi terbesar yakni ¾ bagian dari
alat pencernaan bagian depan serta merupakan tempat utama dalam proses
pencernaan pakan. Di rumen zat makanan seperti karbohidrat akan dicerna dan
dirombak menjadi komponen seperti asam lemak bebas (asetat, propionate dan
butirat) serta gas seperti CO₂, H₂ dan metan. Metan dihasil dalam rumen melalui
proses reduksi antara CO₂ dan H₂ oleh bakteri metanogen. Pada saat ini gas metan
menjadi perhatian karena merupakan gas rumah kaca yang berdampak pada
pemanasan global. Disamping itu, gas metan yang dihasil melalui proses fermentasi
pakan di rumen dapat mencerminkan kehilangan energi pakan. Energi pakan yang
hilang sebagai gas metan dapat mencapai 12%, dan gas metan dapat
merepresentasikan sekitar 2-15% kehilangan energi pakan serta menurunkan
kandungan energi metabolism pakan. Proporsi tersebut akan semakin tinggi pada
ternak yang mengkonsumsi pakan berserat tinggi. Kambing merupakan jenis ternak
ruminansia penghasil daging dan susu yang banyak dikembangkan oleh manusia,
terutama di daerah pedesaan. Secara biologis, kambing mudah untuk beradaptasi
dengan berbagai kondisi lingkungan di Indonesia dan pemeliharaannya pun relatif
lebih mudah dibandingkan dengan ternak ruminansia lainnya. Kambing juga
mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan karena kambing mempunyai
tingkat pertumbuhan yang cepat, jarak antar kelahiran relatif pendek dan sebagian
besar setiap induk dapat melahirkan anak lebih dari satu ekor.

Alat Respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusimasuk
dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar.Alat respirasi pada hewan bervariasi
antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru- paru,
insang, kulit, trakea, dan paru paru buku, bahkan ada beberapa organismeyang
belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung darilingkungan
ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu, porifera,
dancoelenterata.Pernafasan mempunyai 2 arti yang sangat berbeda
pernafasanoksigen (O2 ) dalam matabolisme karbohidrat dan berbagai molekul
organiklainnya dan suatu proses yang melibatkan pertukaran O2 dan CO2 di antara
berbagai sel suatu organisme dan lingkungan luar.

Darah merupakan jaringan pengikat dengan sel-selnya terendam dalamcairan


matriks(plasma darah) yang terdiri dari senyawa organik dan anorganik.Darah
merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang mengalir ke seluruh tubuhmelalui
vena dan arteri yang memasok oksigen, dan bahan makanan ke seluruh jaringan
tubuh serta mengambil karbondioksida dan sisa metabolisme dari jaringan. Darah
memiliki dua komponen penyusun yaitu plasma dan seldarah. Plasma darah
merupakan bagian dari komponen darah yang berwarnakekuning-kuningan yang
jumlahnya sekitar 60% dari volume darah, sedangkan seldarah adalah komponen
selluler dari darah termasuk sel darah merah (eritrosit),sel darah putih (Leukosit) dan
keping-keping darah (Trombosit)

Hematokrit merupakan presentase sel sel darah merah. Darah yang ditambah
antikougulan kemudian disentrifuge dengan kecepatan tinggi, maka darah akan
terpisah menjadi 3 bagian, yaitu lapisan teratas (plasma berwarna kuning), lapisan
tengah (buffy coat) danlapisan terbawah (eritrosit berwarna merah tua). Metode
yang digunakan untuk pengukuran nilai hematokrit yaitu metode mikro hematokrit
dan makro hematokrit

Sel darah merah (eritrosit) Sel darah merah berbentuk cawan dengan bagian
tengah yang tipis dan bagian tepi yang lebar. Pada tahap awal pembentukannya, sel
darah merah bernukleus, tetapi semakin lama nukelus itu tersingkir dan sel darah
merah normal pada manusia tidak bernukleus. Sel darah merah tersususun atas
membran sel yang mengandung satu rangkaian (stroma) yang berhemoglobin.
Hemoglobin mengandung globin yang artinya sejenis protein dan hematin yang
artinya sejenis zat besi. Sel-sel yang berwarna merah disebut eritrosit. Sel-sel
berwarna merah karena mengandung (Hb) yang berfungsi sebagai pengangkut
oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2).

Sistem saraf merupakan sistem koordinasi yang berfungsi sebagai penerima dan
penghantar rangsangan ke semua bagian tubuh dan selanjutnya memberikan
tanggapanterhadap rangsangan tersebut. Jaringan saraf intinya adalah jaringan
komunikasi dalamtubuh. Sistem saraf adalah suatu sistem organ pusat yang terdiri
dari sel-sel saraf atauneuron. Sistem syaraf terdiri atas sistem saraf pusat yang
meliputi otak dan batang spinal,dan sistem saraf perifer yang meliputi saraf kranal,
saraf spinal, dan trunkus simpaticus. Sistem kedua ini bekerja saling menunjang.

Gerak refleks dikendalikan oleh system saraf yaitu otak (refleks kranial) atau
medula spinalis (refleks spinal) melalui saraf motoric kranial dan spinal. Refleks
terjadi melalui lintasan tertentu. Hal itu disebut dengan lengkung refleks dengan
komponennya komponennya: reseptor, neuron sensorik, neuron penghubung (di
dalam otak dan medula spinalis), neuron motoric, dan afektor.

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri. Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi hewan
karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya
untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami
gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibat-kan kematian. Darah memiliki
dua komponen penyusun yaitu plasma dan sel darah. Plasma darah merupakan
bagian darikomponen darah yang berwarna kekuning-kuningan yang jumlahnya
sekitar 60% darivolume darah, sedangkan sel darah adalah komponen selluler dari
darah termasuk sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping-
keping darah (trombosit). Beberapa sel darah, seperti leukosit dapat berpindah
melalui pembuluh darah untuk melawan infeksi.

Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah. Fungsi utama
sistem ini adalah untuk mengangkut nutrisi dan darah yang mengandung banyak
oksigen menuju seluruh tubuh, serta membawa darah terdeoksigenasi kembali ke
paru-paru.Sesuai fungsi dari sistem kardiovaskular yang bertanggung jawab untuk
mengirimkan darah ke berbagai bagian tubuh.

Urine merupakan cairan sisa dari hasil metabolisme dalam tubuh yang dibentuk
dalam ginjal melalui 3 (tiga) proses yaitu filtrasi oleh glomerulus, reabsorbsi dan
sekresi oleh tubulus. Urine merupakan hasil dari filtrasi glomerulus dan disertai
sejumlah air yang dikeluarkan oleh tubuh. Urine dapat digunakan untuk
menganalisis sejumlah penyakit yang ada di dalam tubuh. Pemeriksaan atau analisis
urine sering disebut dengan istilah urinalisis. Urinalisis dilakukan dengan tiga macam
cara yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan kimia urine dan pemeriksaan mikroskopis
urine. Urinalisis merupakan pemeriksaan uji saring yang sering diminta untuk
mengetahui gangguan ginjal dan saluran kemih atau gangguan metabolisme tubuh.
Urinalisis merupakan pemeriksaan medis yang digunakan di laboratorium klinik dan
biasanya berupa pengamatan mikroskopik sedimen urine. Sedimen urine adalah
unsur yang tidak larut di dalam urine yang berasal dari darah, ginjal dan saluran
kemih. Unsur-unsur dalam sedimen urine dibagi atas dua golongan yaitu unsur
organik (berasal dari suatu organ atau jaringan seperti sel epitel, eritrosit, leukosit,
silinder, potongan jaringan.
Laju Endap Darah (LED) merupakan suatu pemeriksaan darah yang dapat membantu
penentuan status kesehatan seekor hewan. LED ditentukan dengan mengukur jarak
dalam mm yang ditempuh dalam satuan waktu tertentu oleh lapisan teratas yang
berada di dalam tabung-tabung standar yang ditempatkan dalam posisi vertikal.
Kecepatan pengendapan darah berbagal spesies hewan sangat bervarias, LED dapat
dpengaruhi oleh beberapa faktor antara lain perubahan komposisi plasma darah
(kekentalan/viskositas plasma), jumlah sel darah merah dan tegangan permukaan.

Biasanya LED meningkat pada keadaan Infeksi blasa yang akut, tumor yang ganas,
kondisi radang, hypothyroidisme, kehamilan, hypercholesterolemia, dan anemia.
Laju Endapan Darah lebih rendah pada sampel darah yang lama (1-2 jam) dan yang
baru dikeluarkan dari lemari pendingin.

Darah mengandung sel-sel darah yang dibagi dalam 3 kelompok yaitu sel darah
merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah (thrombosit).
Fungsi dari sel darah ini adalah transport oksigen dan karbo 23/66 (sel darah
merah/eritrosit), mencegah infeksi dan masuknya mikroorganis darah
putih/leukosit), dan menjaga kehilangan darah (platelet/trombosit).Untuk
menghitung jumlah sel darah dipergunakan alat hemocytometer,pipet pengencer
untuk sel darah merah, dan pipet pengencer untuk sel darah putih.

Setiap hemocytometer berdiri dari 2 kamar hitung yang masing-masing berukuran 9


mm, dan dibagi menjadi 9 petak bujur sangkar masing-masing berukuran 1 mm.
Empat sudut bujur sangkar digunakan untuk menghitung leukosit (sel darah putih).
Pada ke empat bujur sangkar ini masing- masing terdiri dari 16 bujur sangkar kecil
untuk membuat proses penghitungan mudah. Bujur sangkar yang di tengah untuk
menghitung eritrosit (sel darah merah) berukuran 1 mm'yang dibagi menjadi 25
bujur sangkar kecil, masing-masing 1/25 mm'dan dibatasi oleh 2 garis yang masing-
masing dibagi lagi menjadi 16 bujur sangkar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hewan ruminansia (poligastrik), mempunyai lambung depan terdiri dari rumen


(perut handuk), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan lambung sejati,
yaitu abomasum. Secara umum, lambung ruminansia berfungsi untuk mencerna
bahan pakan yang memiliki serat tinggi seperti hijauan (Susanto, 2013).

Secara histologi, struktur lambung depan ruminansia (rumen, retikulum dan


omasum) memiliki ciri khusus berupa epitel pelindung yaitu epitel pipih banyak lapis
yang mengalami keratinisasi yang berperan penting dalam membantu mencerna
pakan yang kasar dan keras serta melindungi membran mukosa lambung dari
kerusakan mekanik (Wang, dkk., 2014)

Jumlah protozoa dalam rumen sangat beragam menurut jenis pakan, umur dan
jenis hewan yang menjadi hospesnya. Secara normal jumlah protozoa bersilia adalah
105 per ml pada pakan berserat kasar tinggitinggi, namun jumlah ini meningkat
menjadi 106 per ml pada rumen yang telah beradaptasi dengan sumber pakan yang
banyak mengandung gula-gula terlarut. (Yanuwartono,dkk 2019).

Retikulum berfungsi untuk mencampur, regurgitasi dan eruktasi partikel yang


dikonsumsi, jika partikel tersebut berukuran besar akan dikembalikan ke rumen
untuk dihancurkan kembali. Selain itu retikulum juga disebut sebagai tempat
berkumpulnya “junk” highdensity material (Parish, dkk., 2017)

Optimalisasi fungsi rumen merupakan kunci dalam peningkatan efisiensi nutrien


pakan. Fungsi rumen sangat penting karena mikrobiota rumen yang bertanggung
jawab terhadap degradasi dan fermentasi komponen utama pakan yang dicerna oleh
ternak ruminansia. (Dewi.A.R.D. dkk 2020).
Bahwa adanya mukopolisakarida asam pada lambung depan ruminansia diduga
menandakan kompleksitas dari sekreta yang dihasilkan serta mengakibatkan
kompleksitas dari fungsi pencernaan fermentatif ruminansia sesuai dengan
pendapat (Nurliani, dkk. 2015).

Fungsi paru paru adalah untuk proses respirasi. Suatu pengambilan oksigen (O2)
dari udara bebas masuk menuju kedalam nafas dan dilanjutkan menuju ke dalam
darah. O2 yang masuk kedalam saluran nafas digunakan untuk proses metabolisme
dan CO2 yang dibentuk dalam proses tersebut dikeluarkan dari dalam darah ke
udara luar. Proses respirasi itu sendiri terdiri dari tiga tahapan, yaitu ventilasi, difusi,
dan perfusi. (Agus,N, dkk,2022).

Fungsi hati yang merombak senyawa berbahaya bagi tubuh tidak bekerja
maksimal. Amonia yang dirombak tidak maksimal menyebabkan pH dan konsentrasi
amonia meningkat, sehingga ternak mengalami keracunan bahkan sampai
mengalami kematian. (Syarifudin, 2021).

Trakea adalah struktur fibroelastik yang kaku, berbentuk setengah cincin yang
saling menyambung mempertahankan bentuk lumen trakea. Yang berfungsi
menahan debu atau kotoran dalam udara agar tidak masuk kedalam paru-paru
(Omar, 2014).

Bronkus memiliki fungsi utama yaitu melembabkan udara yang akan masuk ke
dalam paru paru Rihiantoro, (2014). Bronkus merupakan percabangan dari bronkus
yang berfungsi untuk menyalurkan udara dari dan menuju alveolus (Saminan, 2013).

Cara mikro hematokrit digunakan tabung wintobre sedangkan pada cara


mikrohematokis digunakan tabung mikropiler ( Gandasoebrata, 2018 ).

Yang dimasukkan ke dalam tabung wintrobe dan disentrifus pada kecepatan


tertentu sehingga eritrosit terpisah dari plasma secara sempurna (Nugroho, 2015).

Apus darah tapi memberikan banyak informasi bukan saja berkaitan dengan
morfologi sel darah tetapi juga memberikan petunjuk keadaan hematologi yang
sempurna (Kiswari, 2014).

Tujuan dilakukan pewarnaan pada preparat aves darah tepi yaitu agar
memudahkan dalam melihat berbagai jenis sel ( Rodak, 2017 ).
Metode pewarnaan Romanowskg karena pewarnaan ini mampu memberikan
hasil memuaskan pada apusan darah (Baim, 2014).

Digunakan penilaian yang khas jumlahnya cukup banyak dan mudah diamati
( polimer, 2015). Inti biasanya memiliki dua bolus kromatin berwarna ungu
sitoplasma mengandung banyak gianula eosonifilik (Riswanto, 2014).

pada saat embriogenesis serta merupakan sistem yang paling akhir selesai
pembentukan dan perkembangannya (Setiawan dkk .,2013).

Medulla spinalis merupakan pusat saraf jika dirusak maka secara langsung tidak
akan terjadi Gerakan refleks. Dan menyebabkan impuls terhambat karena seluruh
sarafnya yang sehasrusnya dapat menghantarkan impuls telah rusak (Sherwood,
2016).

Otot pada tungkai belakang juga dapat digunakan untuk memperagakan gerak
refleks (Sari dkk., 2018).

Gerak refleks merupakan respon yang cepat dan tidak disadari terhadap
perubahan lingkungn interna maupun eksterna. Refleks dikendalikan oleh sistem
saraf pusat motoric kranial dan spinal. (Maknun dkk, 2021)

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan, tanpa memerlukan control dari otak (Suharto, 2014)

Sistem pada katak dubedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat meliputo otak (ensafalon) dan sumsum tulang belakang (modula
spinalis). Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi yang
sama tetapi susunannya berbeda. pada sumsum tulang belakang bagian tengah
berupa materi kelabu berbentuk kupu kupu,sedangkan bagian korteks berupa materi
putih. (Andi, 2016)

Susunan saraf tepi susunan saraf tepi tersusun atas serabut - serabut saraf dari
dan ke pusat susunan saraf susunan saraf tepi berupa 12 pasang tersebut saraf dari
otak dan 31 pasang serabut saraf dari sumsum tulang belakang (Sitorus, 2014).

Bahwa komponen selluler dari darahtermasuk sel darah merah (eritrosit),


seldarah putih (leukosit), dan keping-kepingdarah (trombosit). (Sonjaya, 2013).

Bahwa trombositmerupakan fragmen sel yang berdiameter2-4µ, dibentuk dalam


sumsum tulang danlimpa dan mempunyai masa hidup 8-10 hari. (Sonjaya, 2013).
Penyakit kardiovaskular dapat menyebabkan kecacatan dan penurunan kualitas
hidup terkait kesehatan (Hong 2015)

Penilaian kualitas hidup terkait kesehatan sangat berguna dalam menentukan


manajemen terkait penyakit yang diderita dan berguna untuk mengukur atau
mengevaluasi tujuan yang telah tercapai(Ko dkk, 2015)

Rochmayanti (2017) menyatakan bahwa rata-rata usia responden penyakit jantung


koroner adalah 58,74 tahun.

Ortiz dkk, (2016) menemukan rata-rata usia responden dengan risiko sedang
penyakit kardiovaskular yaitu 60,48 tahun.

Hasil ini dapat terjadi kemungkinan karena perempuan lebih rentan mengalami
penyakit kardiovaskular ketika menopause akibat adanya penurunan hormon
estrogen. Selain itu, kemungkinan disebabkan oleh faktor usia yaitu mayoritas
responden berusia > 45 tahun yang menjadi faktor terjadinya menopause. Usia
menopause terjadi pada 40-60 tahun(Syalfina, 2017).

Penelitian di Taiwan, Spanyol dan Korea menunjukan bahwa pasien dengan penyakit
kardiovaskular dan orang yang berisiko terhadap penyakit kardiovaskular mayoritas
adalah perempuan (Hong, 2015)

Wanita dinyatakan memiliki masalah terkait risiko penyakit kardiovaskular lebih


tinggi dibandingkan laki-laki (Aini dkk, 2019).

Pemeriksaan urine terdiri dari pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, dan


kimia urine. Pemeriksaan makroskopik urine terdiri dari menilai warna, kejernihan,
bau, berat jenis, dan pH. Hasil pemeriksaan urine yang berubah akibat penundaan
pemeriksaan tidak dapat menggambarkan keadaan pasien dengan baik, sehingga
dapat menjadi kesalahan dalam diagnosa (Delanghe and Speeckaert, 2014)

Penundaan waktu pemeriksaan urinalisa mengakibatkan perubahan hasil urinalisa


yaitu pH, glukosa, blood, keton dan urobilinogen penundaan waktu pemeriksaan
urinalisa mengakibatkan perubahan hasil urinalisa yaitu pH, glukosa, blood, keton
dan urobilinogen (Rosita, 2013)

Pengawet yang paling sering digunakan adalah toluena, yang berfungsi untuk
menghambat perombakan urine oleh bakteri dengan merusak sintesa dinding sel
oleh bahan kimia yang bercampur dengan penyusun dinding sel sehingga dapat
menghambat polymerase penyusun dinding sel (Gandasoebrata, 2013).

Pengawet formalin merupakan bahan pengawet urine yang juga biasa digunakan.
Pengawet formalin 40% sebanyak 1 – 2 ml digunakan untuk mengawetkan urine 24
jam. Pengaruh formalin terhadap eritrosit dan leukosit dapat mencegah penguraian
komponen yang terdapat dalam urine (Sanudin, 2013).

Antikoagulan merupakan zat yang ditambahkan kedalam darah yang bertujuan


untuk menghambat proses pembekuan (Rahmawati,2019)

Natrium Sitrat 3,8% merupakan larutan isotonis dengan darah artinya larutan
mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan tekanan cairan pembanding atau
memiliki sifat bertegangan tetap sehingga tidak mempengaruhi kecepatan
pengendapan eritrosit (Rahmawati,2019)

(Rahmawati, 2019) hasil pengaruh penambahan konsentrasi antikoagulan 10 µl EDTA


10% terhadap pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) memperoleh hasil rata-rata
14,43 mm/jam, antikoagulan 50 µl EDTA 10% memperoleh hasil rata-rata 11,17
mm/jam dan dengan antikoagulan Natrium Sitrat 3,8% memperoleh hasil rata-rata
15,10 mm/jam.

(Rahmawati, 2019) bahwa hasil uji statistik Uji Paired Sampel T-Testerhadap
pemeriksaan laju endap darah dengan 10 µl EDTA 10% didapatkan nilai signifikansi
(2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan hasil yang bermakna, sedangkan
dengan 50 µl EDTA 10%didapatkan nilai sigqnifikansi (2-tailed) < q0,05, maka
terdapat perbedaan yangbermakna.

(Rahmawati,2019) dan dengan penelitian ini memperoleh hasil rata-rata yang


berbeda meskipun menggunakan antikoagulan yang sama (EDTA 10%).

Pemeriksaan LED tidak bisa digunakan untuk melakukan diagnosa satu penyakit
spesifik, tetapi pemeriksaan ini digunakan sebagai penunjang dari diagnosa
beberapa penyakit yang berhubungan dengan inflamasi (Kratz dkk, 2017).

LED dipengaruhi oleh berat sel darah dan luas permukaan serta gravitasi bumi.
Makin berat sel darah makin cepat laju endapnya dan makin luas permukaan sel
makin lambat pengendapannya (Yana, 2019).
Leukosit sebagian besar terbentuk di sumsum tulang (granulosit dan monosit
serta limfosit) serta sebagan lain di jaringan limfe (limfosit dan sel plasma) (Fiko,
2017)Sugandi (2018) nilai rata-rata angka basofil, eosinofil, dan neutrofil segmen
pada pekerja terpajan polutan lebih tinggi daripada pekerja tidak terpajan polutan.

Metode ini dilakukan dengan mengencerkan darah hingga konsentrasi tertentu


dilanjutkan dengan penghitungan sel darah di dalam area kamar hitung (Carisch et
al., 2019).

Jumlah sel darah yang sebenarnya akan dihitung menggunakan rumus khusus
sehingga didapatkan estimasi jumlah darah per satuan volume (Carisch et al., 2019).

Pipet Thoma eritrosit dan leukosit didesain untuk dapat digunakan pada
pengenceran dengan berbagai faktor dilusi (Hardian,2020)

Pengenceran darah pada faktor dilusi tertentu bisa dilakukan jika didapatkan
populasi sel darah yang terlalu padat pada metode pengenceran standar
(Hardian,2020)

Yadav et al. (2018) juga melakukan manipulasi faktor pengenceran untuk


menghitung jumlah leukosit total pada ayam-ayam eksotik.
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum sistem pencernaan dan respirasi kambing
ialah baskom, terpal hitam, pisau, sabun cuci tangan dan organ dalam yang diamati
yaitu sistem pencernaan kambing dan respirasi.

Alat yang digunakan pada praktikum hematokrit dan sediaan apus darah adalah
alkohol, darah kerbau, kambing, ayam yang telah diberi antikougulan, tissue, pipet
hematokrit, objek glass, cover glass, gelas beaker, sentrofus mikeo hematokrit.

Alat yang digunakan pada praktikum sistem saraf dan gerak reflek pada katak
adalah Alat : papan ukuran a4, jarum pentul, catter, tali nilon, sabun cuci tangan,
tisu, alkohol, dan bahan yang di praktikum kan adalah Katak.

Alat yang digunakan pada praktikum preparat natif darah adalah darah kambing,
kerbau, ayam, tissue, alkohol 70%, cover glass, objek glass, 3 botol aqua q8.

Pada praktikum kardiovaskular alat dan bahan yang digunakan yaitu Stopwach
Pada praktikum fisiologi ginjal adalah urin sapi atau kambing, urin praktikan, NaCl
kristal, sitras kaffein, KCrO4 20%, AgNO3 2,9%, urinometer, gelas piala, gelas ukur,
tabung reaksi, pH strip, pipet pasteur.

Pada praktikum laju endap darah alat dan bahan yang digunakan yaitu Darah sapl
dan ayam yang sudah diberi antikoagulan, tabung Westergreen dengan raknya

Pada praktikum menghitung eritrosit dan leukosit alat dan bahan yang di gunaan
yaitu Darah sapi dan ayam yang sudah diberi antikoagulanLarutan hayemLarutan
Turk Hemocytometer Naubauer Improved, pipet pengencer untuk eritrositberskala
0-0.5-1-101, dan pipet pengencer untuk leukosit berskala 0-0.5-1-11.Tissue,
mikroskop dengan pembesaran 40x

3.2 Gambar Alat Dan Bahan

3.2.2 Alat.

1. Terpal 2. Cutter 3. Centrifuge 4. Sabun

5. Gelas beker 6. Objek&cover glas 7.Jarum 8. Papan

9. Baskom 10. Mikroskop 11. Stopwach 12. Tabung westergreen

13. Rak 14. Pipet encer 15. Ruang kamar

3.2.2 Bahan

16 Pernafasan 17 Pencernaan 18 Darah sapi,ayam 19 Katak

3.3 Langkah Kerja

Cara yang digunakan pada praktikum sistem pencernaan dan respirasi pada
kambing yaitu, pertama menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, setelah itu
pisahkan bagian organ pencernaan dan organ respirasi, setelah itu ambil pisau dan
buka terlebih dahulu 4 bagian lambung, retikulum, omasum, abomasum. Lalu amati
sistem pencernaan dan respirasi tersebut dengan teliti.

Cara yang digunakan pada praktikum hematokrit dan sediaan apus darah yaitu,
tabung hematokrit wintrobe diisi darah yang telah diberikan antikougulan sampai
garis merah, kemudian disentrifuge dengan kecepatan 2500 rpm selama 5 menit,
setelah disentrifuge bisa dilihat nilai hematokrit nya. Sedangkan pada sediaan apus
darah siapkan 2 buah glass objek dengan keadaan bersih lalu pegang ujung sebuah
objek glass dengan ibu jari dan teteskan darah pada ujung objek glass dengan tangan
kanan, pegang objek glass lainya, lalu membentik sudut 30°, kemudian gerakan
objek glass yang ditangan kanan ke belakang segera setelah darah menyebar,
dengan hati hati dorong kedepan objek glass ditangan kanan sampai membentul
oval.

Cara yang digunakan pada praktikum sistem saraf dan gerak reflek pada katak
yaitu pada bagian Saraf Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan dan yang
sudah di siapkan pegang katak dan amati fisik dari katak, amati gerak spontan pada
katak perhatikan juga pada kelopak mata, keseimbangan refleks bangkit pada katak
reaksi pengangkatan tiba tiba ,reaksi pemutaran dan kemampuan berenang dan
mulai amati refleks pada katak .katak di letakkan di atas papan dan di mengunakan
tali nilon dan mulai membedah pada bagian punggung dan mendekati kepala pada
katak guna untuk melihat otak pada katak dan sistem saraf nya. Pada bagian refleks
amati dulu bentuk pisiknya dan bentuk refleks yang tejadi pada katak katak di
letakan di atas papan yang sudah ada pakunya dan ikat katak lalu putarkan katak
selama kurang lebih 1 menit lalu lepaskan ikatan pada tanggan dan kaki katak lalu
amati pergerakan pada katak setelah itu katak di masukan k dalam baskom,dan awal
msuk tidak ad refleks senjalang beberapa detik kodok berenang dan melompat
lompat

Cara yang digunakan pada praktikum preparat natif darah yaitu, pertama
teteskan darah kambing, ayam, kerbau pada objek glass lalu amati darah tersebut
menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x 40x.

Metode yang dlauan pada pratum ardovasular yatu Pertama Harvard step Praktikan
melakukan kegiatan naik turun bangku dengan irama yang konstan (30 kali dalam 1
menit) selama mungkin (maksimal 5 menit), kemudian diistirahatkan selama 1
menit, lalu frekuensi denyut nadinya dihitung selama 30 detik. Dalam melaksanakan
test Harvard, kedua kaki dalam kondisi normal (tidak sakit atau cidera). Pada waktu
kaki sedang dalam posisi menginjak bangku, lutut harus sampai lurus ke atas baru
turun kembali.Dari angka-angka yang kita dapat untuk lamanya percobaan dan
bilangan nadi (frekuensi denyut nadi), maka kita periksa pada Tabel Skor Harvard
Step dalam lajur yang bersangkutan untuk mendapatkan indeks kemampuan fisik
praktikan yang bersangkutan. Kedua Test Schneider Praktikan berbaring/bersandar
selama 5 menit, kemudian ukur denyut nadi dan ulangi sampai 2 kali. Berdiri santai
selama 2 menit, kemudian ukur denyut nadi sama seperti di atas.Kemudian lakukan
kegiatan sebagai berikut: Berdiri di atas kursi yang tingginya 45-50 cm. selama 2
menit.Setelah itu berdiril dengan satu kaki yang dilakukan secarabergantian selama 3
menit.Hitunglah denyut nadi selama 15 detik. Untuk mendapatkan denyut nadi per
menit, maka denyut nadi yangdiukur selama 15 detik harus dikalikan 4. Hasil
perhitungan denyut nadi dicocokkan dengan skor dalam tabel skor Schneider. Ketiga
Maximum oxygen consuption Praktikan berjalan di atas treadmill dengan mengikuti
irama kecepatan treadmil tersebut. Kecepatan treadmill dinaikkan dan sudut
elevasinya dibesarkan. Apabila praktikan tersebut masih mampu berjalan mengikuti
Irama treadmill, maka kecepatan dan sudut elevasinya ditambah sampai tidak dapat
lagi mengikuti irama treadmill.

Metoda yang digunakan pada analisa urin secara fisik adalah mengamati warna urin,
kejernihan, bau, derajat keasaman, berat jenis dan kadar kepadatan urin kambing,
sapi, kerbau

Langkah kerja yang di gunakan pada Laju endap darah yaitu Sampel darah dihisap
dengan tabung westergreen sampai angka 0 kemudian tegakan pada rak. Tiap 30
menit catat penurunan dari sel sel darahnya.

Langkah kerja yang d gunakan pada menghitung eritrost dan leukosit yaitu
Hisap darah dengan pipet untuk eritrosit sampai angka 0.5. Bersihkanujungnya
dengan kertas saring/tissue. 2. Segera hisap larutan hayem sampai angka, 101,
dengan demikian darah diencerkan 200 kali.Peganglah ujung-ujung pipet dengan ibu
jari dan jari telunjuk atau jaritengah kemudian kocoklah dengan memuta-mutar
pergelangan tanganmembentuk angka 8, supaya yang tercampur hanya cairan yang
terdapat di dalam pipet yang menggelembung. Buanglah cairan yang tidak
mengandung sel darah merah (2-3 tetes) 5. Isikan ke dalam kamar hitung yang sudah
ada kaca penutupnya dengan menempelkan ujung pipet pada batas kamar hitung
dengan penutup. Hitung sel darah pada kamar hitung (5 bujur sangkar kecil, pada
Gambar 5. diberi tanda R) dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10X
atau 40X.

3.4 Metode Percobaan

Pada Praktikum Sistem pencernaan dan respirasi kita menggunakan metode


percobaan langsung yaitu melihat dan me megang secara langsung objek yang di
praktikum kan.

Pada praktikum hematokrit metode yang di gunakan yaitu mikrohematokrit.

Pada praktikum sediaan Apus darah matode yang di gunakan yaitu oles ( smear )

Pada praktikum sistem saraf metode yang di gunakan yaitu sikap badan, gerakan
spontan, keseimbangan badan, kemampuan berenang, frekuensi nafas, frekuensi
denyut jantung.

Pada praktikum gerak refleks Metode yang di gunakan yaitu sikap badan, gerakan
spontan, keseimbangan badan, kemampuan berenang dan mengambang di atas air,
frekuensi nafas, frekuensi denyut jantung, kelopak mata, reaksi terhadap
pengangkatan tiba- tiba, reaksi terhadap pemutaran papan yang ada katak di
atasnya.

Pada praktikum preparat natip darah metode yang di gunakan yaitu metode
pengamatan

Pada praktikum Kardiovaskular metode yang digunakan yaitu maximum oxygen


consuption, pengiraan VO2 Max, test Schneider, test Harvard step.

Pada praktikum menghitung eritrosit dan leukosit metode yang digunakan yaitu
metode manual.
BAB IV

DATA DAN ANALISIS

4.1 Sistem pencernaan

Dari praktikum ini kami mendapatkan hasil yaitu sistem pencernaan pada ruminansia
meliputi; Mulut, Rumen, Retikulum, Omasum, Abomasum, Usus kecil

Lampiran atau Cecum, Usus besar,dan Rectum.

4.2 Sistem pernapasan

Dari praktikum ini kami mendapatkan hasil yaitu sistem pernapasan pada ruminansia
meliputi Rongga hidung, Faring dan Laring, Trakea atau Windpipe Bronchi, Paru-
paru.

4.3 Hematokrit dan Sediaan Apus Darah

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai hematoid ayam sebesar 10% tidak
normal normalnya 20%, nilai hematokrit kerbau 41% normal, nilai hematokrit
kambing tidak bisa diidentifikasi karena analisis dan berbusa, hasil warna dari darah
merah terpisah menjadi tiga bagian, yaitu; lapisan teratas plasma berwarna kuning,
lapisan kuning tengah buffy coat yang terdiri atas trombosit bagian teratas berwarna
kuning coklat, leukosit bagian tengah berwarna abu-abu kemerahan, dan eritrosit
muda bagian bawah berwarna merah, lapisan terbawah eritrosit berwarna merah
tua, ada interaksi tersisa di bagian bawah karena mempunyai bj terbesar.
Sediaan hapus darah bertujuan untuk mengetahui morfologi sel hitung jenis ini
dilakukan dengan prosedur tertentu yaitu dengan mengoleskan setetes darah vena
atau kapiler setelah itu dengan hati-hati di tipiskan di atas objek gas kemudian
dilakukan gielusa. penarik saat ini disebut sediaan apus darah.

4.4 Sistem Syaraf dan Gerak Refleks

Hasil percobaan sesuai dengan penelitian Pearce (1989), yang menyatakan


bahwasumsum tulang belakang merupakan pusat gerak refleks, sehingga semakin
tinggi tingkat perusakan sumsum tulang belakang maka semakin lemah respon yang
diberikan.

Secara umum susunan syaraf dapat dibagi atas; 1. Susunan syaraf pusat (SSP), 2.
Susunan syaraf tepi (PNS), 3. Susunan syaraf otonom (SSO).

4.5 Preparat Natif Darah

Hasil pada praktikum ini kita mengamati objek darah sapi,ayam,dan kerbau yang
mana terdapat perbedaan bentuk antar sel darah ruminansia dan sel darag
unggas.Darah mamalia memiliki bentuk cakram,bikonkaf,sirkular dan tidak berinti.

4.6 Kardiovaskuler
BAB V

PEMBAHASAN

4.1 Sistem pencernaan dan respirasi pada kambing

Saluran pencernaan kambing pada umumnya sama dengan ternak


ruminansia lainnya seperti kambing. Organ saluran pencernaan kambing adalah
mulut, esophagus (kerongkongan), lambung (rumen, retikulum, omasum, dan
abomasum), usus halus (small intestine), usus buntu (cecum), usus besar (large
intestine/colon).

Sistem pencernaan kambing mirip dengan sistem pencernaan ruminansia lainnya,


seperti sapi dan domba. Namun, terdapat beberapa perbedaan panjang dan struktur
dari setiap bagian saluran pencernaan kambing. Berikut pembahasan tentang sistem
pencernaan kambing; Proses pencernaan ruminansia terjadi secara mekanis (di
dalam mulut) dan secara fermentatif (oleh enzim pencernaan).

Mulut merupakan tempat masuknya pakan ke dalam tubuh kambing untuk


pertama kali sebagai penggilingan pakan secara mekanis. Setelah makanan masuk
dari mulut makanan akan melewati kerongkongan atau Esofagus yang menuju ke
rumen, di kerongkongan terdapat kelenjar enzim salfa yang membantu makanan ke
dalam rumen. Fungsi rumen adalah sebagai tempat pembusukan dan fermentasi
makanan yang dibantu oleh mikroba yaitu bakteri, protozoa, dan jamur. Dan ada
enzim selulosa yang membantu proses tersebut, dan lanjut ke Retikulum
pencernaan, retikulum sering disebut sebagai jala/laba laba karna bentuknya yg
mirip dengan jaring. Fungsi retikulum adalah sebagai tempat penggumpalan
makanan berupa serat serat kasar (bolus), dan akan memisahkan partikel makanan
halus dan kasar, partikel halus akan dimasukkan ke dalam omasum, sedangkan
pertikel kasar akan dikembalikan ke mulut dengan melewati kerongkongan dan akan
dikunyah lagi sampai halus atau biasa disebut (MAMABIAK).

Lalu kemudian makanan dikembalikan lagi melalui esofagus, rumen, dan


retikulum menuju omasum. Pencernaan di Omasum, Omasum biasa disebut perut
buku karena memiliki lipatan mirip buku berupa lipatan logitudinal. Pencernaan
pada omasum masih terjadi fermentasi mikroorganisme. Omasum berfungsi sebagai
penyerapan air yang terdapat pada hijauan pakan ternak oleh dinding omasum, di
dalam omasum enzim bekerja untuk menghaluskan hijauan. Setelah itu dilanjutkan
ke abomasum atau perut asam, di abomasum terjadi sekresi makanan dan asam
atau disebut pemecahan protein makanan. Lanjut lagi pencernaan usus halus, Di
dalam usus halus terjadi proses penyerapan nutrisi dari sari-sarii makan secara
kompleks yang dibantu oleh 3 enzim, antara lain amilase (karbohidrat), protease
(protein), dan lipase (lemak). Dan lanjut Pencernaan usus besar, fungsi usus besar
adalah penyerapan air, makanan dan makanan secara besar besaran dan
penyerapan antibiotik. Kemudian setelah itu ampas akan menjadi fises dan masuk ke
rektum yang berfungsii tempat penyimpanan makanan sementara sebelum
dikeluarkan melalui anus.

"Mengapa fases kambing bulat bulat? Karena terjadinya penekanan oleh otot otot di
rektum, dan bisa disebabkan karena kambing kurang mengkonsumsi air"

Organ respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk
dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Organ respiratorius merupakan organ
yang menyediakan tempat untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfir, dan
dalam batas-batas tertentu meningkatkan kualitas udara yang diinspirasi dan
mengatur pengalirannya. Sistem respirasi dimulai nari nostril (lubang hidung/nares
anterior), cavum nasi, faring, laring, trakea, dan paru-paru.

Respirasi atau pernafasan pada kambing mirip dengan pernafasan pada hewan
mamalia lainnya. Proses pernapasan kambing melibatkan pengambilan oksigen dari
udara dan pembuangan karbon dioksida.

Respirasi pada kambing dimulai dari rongga hidung (cavum nasalin), sebagai jalan
masuknya udara, di dalam hidung terdapat bulu bulu halus (silia) yang berfungsi
sebagai filterasi atau menyaring udara kotor yang akan masuk, lalu ke Faring
berfungsi sebagai jalan napas yang menghubungkan hidung dan mulut dengan
trakea. Saat kambing menghirup udara, udara akan masuk melalui hidung atau
mulut dan melewati faring. Faring juga berfungsi sebagai jalur makanan atau
minuman yang masuk ke dalam tubuh kambing. Laring, sebaliknya, berfungsi untuk
mengatur aliran udara dan makanan ke dalam tubuh kambing. Laring memiliki
epiglotis yang akan menutup lubang trakea saat kambing menelan makanan atau
minuman, sehingga makanan dan minuman tidak masuk ke trakea dan akhirnya
masuk ke paru-paru. Lalu Trakea yang berfungsi sebagai penyaringan kedua agar
udara yang masuk ke paru paru lebih bersih atau steril. Setelah itu terdapat bronkus
dan bronkiolus, berfungsi untuk melembabkan udara sebelum menuju ke aveolus.
Sedangkan aveolus berfungsi sebagai tempat pertukaran O2 dan CO2.

4.2 Hematokrit dan sediaan apus darah

Hematokrit merupakan salah satu penentu utama viskositas darah, dan


peningkatan hematokrit mungkin mendukung pembentukan gumpalan dengan
meningkatkan waktu beredarnya trombosit dan faktor koagulasi berdasarkan
dengan fungsional selanjutnya hematopik yang meningkatkan ditunjukkan untuk
mendukung transportasi trombosit terhadap dinding pembuluh sehingga
meningkatkan interaksi dengan pembuluh darah pembukuan darah juga tergantung
pada globe kecepatan dimana pembekuan berlangsung pengaruh hematoid pada
viskositas darah meningkatkan salah laju geser menurun.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai hematoid ayam sebesar 10% tidak
normal normalnya 20%, nilai hematokrit kerbau 41% normal, nilai hematokrit
kambing tidak bisa diidentifikasi karena analisis dan berbusa, hasil warna dari darah
merah terpisah menjadi tiga bagian, yaitu; lapisan teratas plasma berwarna kuning,
lapisan kuning tengah buffy coat yang terdiri atas trombosit bagian teratas berwarna
kuning coklat, leukosit bagian tengah berwarna abu-abu kemerahan, dan eritrosit
muda bagian bawah berwarna merah, lapisan terbawah eritrosit berwarna merah
tua, ada interaksi tersisa di bagian bawah karena mempunyai bj terbesar.

Ada dua metode pengukuran nilai hematoid yaitu ;1 metode makro hematofit. 2
metode mikro hematokrit.

hasil dari yang disentrifugasi yaitu darah kerbau nilai hematokritnya sebesar 41% di
mana nilai normal kerbau adalah sebesar 28% sampai 41% ini berarti nilai hematofit
darah kerbau normal dengan berada pada rentangan nilai normal yang seharusnya

hasil dari yang disentrifugasi yaitu darah ayam nilai hematofitnya sebesar 10%
dimana nilai ini tidak normal karena Nilai normalnya pada ayam berkisar 22% sampai
35% hal ini berarti nilai hematopiknya tidak berada pada rentang nilai rata-rata
hasil dari yang disentrifugasi yaitu darah kambing nilai hematokritnya tidak bisa
diidentifikasi karena darah kambing mengalami lisis dan berbusa yang disebabkan
karena darah kurang dari 600 ml dan terlalu sering diaduk dan nilai normal
hematoksinnya adalah berkisar 24% sampai 48%.

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai hematokrit pada setiap hewan
berbeda-beda, karena tidak sesuai dengan nilai normal hematokrit yang ditentukan,
hal itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu; jenis kelamin, usia, dan
kesehatan hewan tersebut.

Sediaan hapus darah bertujuan untuk mengetahui morfologi sel hitung jenis ini
dilakukan dengan prosedur tertentu yaitu dengan mengoleskan setetes darah vena
atau kapiler setelah itu dengan hati-hati di tipiskan di atas objek gas kemudian
dilakukan gielusa. penarik saat ini disebut sediaan apus darah. Langkah-langkah kerja
pada sediaan apus darah yaitu 1 siapkan dua buah gelas objek dalam keadaan
bersih. 2 pegang ujung sebuah objek glass dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri
atau Letakkan saja objek Glass di atas meja yang rata. 3 Letakkan Satu Tetes darah
pada ujung objek glass lainnya kemudian Letakkan dengan tangan kanan pegang
objek gas lainnya kemudian Letakkan ujung optik kelas tersebut. 4 gerakan objek
glass yang di tangan kanan ke belakang sampai menyinggung tetestan darah tadi
sehingga darah menebar sepanjang sudut antara kedua obtugas. 5 setelah menyebar
dengan hati-hati (tanpa mengangkat objek glass dan sudut objek tetap 30°) Dorong
ke depan objek Glass di tangan kanan.

4.3 Sistem saraf dan gerak reflek pada katak.

Sistem saraf merupakan sistem koordinasi yang berfungsi sebagai penerima dan
penghantar rangsangan ke semua bagian tubuh dan selanjutnya memberikan
tanggapanterhadap rangsangan tersebut. Sistem syaraf terdiri atas sistem saraf
pusat yang meliputi otak dan batang spinal. Sistem ini bekerja saling menunjang.
Pada Analisa fungsi tubuh akan diperlukan respon cepat yang dibutuhkan, misalnya
rangsangan pada otot skelet yang berperan saraf karena konduksinya cepat. Impuls
syaraf dapat bergerak dengan kecepatan beberapa ratus meter per detik, dengan
demikian dalam waktu beberapa detik efeknya sudah terlihat. Hasil percobaan
sesuai dengan penelitian Pearce (1989), yang menyatakan bahwasumsum tulang
belakang merupakan pusat gerak refleks, sehingga semakin tinggi tingkat perusakan
sumsum tulang belakang maka semakin lemah respon yang diberikan.
Secara umum susunan syaraf dapat dibagi atas; 1. Susunan syaraf pusat (SSP), 2.
Susunan syaraf tepi (PNS), 3. Susunan syaraf otonom (SSO).

Pada katak dihasilkan sikap badan; Normal, Gerakan gerakan sepontan; bergerak
gesit dan lompat lompat, Keseimban; Normal, Kemampuan berenang; Normal gesit.

Pada katak Decerebrasi diketahui bahwa Sikap badan; Normal tapin agak lemas,
Gerakan-gerakan sepontan Bergerak gesit dan lompat, Keseimbangan; Normal,
Kemampuan berenang; Normal gesit.

pada katak spinal dihasilkan bahwa Sikap badan; sangat lemas, Gerakan-gerakan
spontan; diam tidak gesit, Keseimbangan; tidak kuat bangkit dan oleng, kemampuan
berenang Normal tapi lemas.

4.4 Preparat natif darah Preparat natif darah

Pada praktikum ini praktikan mengamati bentuk sel darah mamalia dan unggas
dan mengamati ada tidaknya sel yang mengalami pengkerutan (krenasi), dan bentuk
rouleaux dan mengamati ada tidaknya mikroorganisme di dalam darah

bentuk sel darah ayam dengan perbesaran 10x dan terlihat bentuk reoleaux yang
kecil kecil dan tidak begitu jelas dan juga pada darah ayam tidak ada mikroorganisme

darah ayam dengan perbesaran 40x dimana terlihat jelas betntk rouleaux dan
juga didalam darah terlihat ada mikroorganisme dan terdapat sel darah merah
unggas.

darah kerbau dengan perbesaran 10x dimana terlihat darah berbentuk seperti
rouleaux atau seperti uang logam yang dideretkan dan didalamnya terlihat terdapat
mikroorganisme.

darah kerbau dengan presaran 40x dimana terlihat sel darah merah unggas yang
berbentuk seperti lonjong atau oval dan tidak ada mikroorganisme didalamnya.

sel darah kambing dengan perbesaran 10x dimana terlihat berbentuk bulat-bulat
lonjong atau oval.

sel pada darah kambing dengan perbesaran 40x dimana tidak terlihat bentuk
rouleax ataupun mikroorganisme didalamnya.

4.5 Sistem kardiovaskuler dan Analisis Urin


Sistem kardio vaskuler merupakan sistem yang menjelaskan proses sirkulasi yang
terjadi di dalam tubuh manusia, sirkulasi sistemik, sirkulasi paru dansirkulasi khusus
(sirkulasi pada janin, sirkulasi koroner jantung). Sirkulasi tidak hanya menjelaskan
tentang sirkulasi darah saja tetapi juga ada sirkulasi cairan limfe yang berperan
dalam sistem kekebalan tubuh dan pengaturan keseimbangancairan di ruang
interstisial. Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, pembuluh darah (vena dan
arteri), pembuluh limfe dan darah. Jantung merupakan salah satuorgan tubuh
manusia yang sangat penting karena mempunyai fungsi sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia yaitu memompa darah ke jaringan, menyuplai oksigen
dan zat nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan dampah hasil
metabolisme. Jantung berfungsi memompa darah untuk menyediakan oksigen,
nutrien dan hormone ke seluruh tubuh serta mengangkutsisa metabolisme ke
seluruh tubuh seperti karbondioksida, asam urat dan ureum. Untuk menjalankan
fungsinya sebagai pompa, jantung dapat berkontraksi dan berlelaksasi. Proses
kontraksi dan relaksasi jantung dikenal sebagai denyut jantung. Pada saat berdenyut,
setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah, selanjutnya jantung berkontraksi
dan memompa dalam keluar dari jantung. Sedangkan pembuluh darah berfungsi
sebagai saluran untuk mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh
dan mengembalikannya kembali ke jantung. Darah sebagai medium transportasi
dimana darah akan membawaoksigen dan nutrisi. Sedangkan sistem saluran limfe
berhubungan erat dengansistem sirkulasi darah. Darah meninggalkan jantung
melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Sebagian cairan yang meninggalkan
sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe, yang merembes dalam ruang-ruang
jaringan. Sistem kardio vaskuler sangat memegang peranan penting bagi tubuh
manusia, makadari itu kita perlu mengetahui bagian-bagian serta manfaat dari
sistem kardio vaskuler.

Pemeriksaan Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada dinding
pembuluh darah, dan merupakan salah satu tanda-tanda vital utama. Tekanan darah
adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap dinding arteri
(Amiruddin 2015). Pada setiap detak jantung, tekanan darah bervariasi antara
tekanan maksimum (sistolik) dan minimum (diastolik). Tekanan darah dikarenakan
oleh pemompaan jantung dan resistensi pembuluh darah, berkurang sebagai
sirkulasi darah menjauh dari jantung melalui arteri. Tekanan darah diukur dalam
milimeter air raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua nilai yang berbeda yaitu
tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik (Amiruddin, 2015). Tekanan darah
memiliki penurunan terbesar dalam arteri kecil dan arteriol, dan terus menurun
ketika bergerak melalui darah kapiler dan kembali ke jantung melalui pembuluh
darah. Gravitasi, katup dalam pembuluh darah, dan memompa dari rangka kontraksi
otot, adalah beberapa pengaruh lain pada tekanan darah di berbagai tempat di
dalam tubuhTekanan darah dinilai dalam dua hal, sebuah tekanan tinggi sistolik yang
menandakan kontraksi maksimal jantung dan tekanan rendah diastolik atau tekanan
istirahat. Keadaan nondipper yang berlangsung lama akan mengakibatkan beban
tekanan darah yang menyebabkan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri, penebalan
dinding arteri karotis dan pembentukan plak aterosklerotik, mikroalbuminuria,
penyakit serebrovaskular, penyakit jantung kongestif dan jantung koroner, juga
kerusakan ginjal (Marihot, 2015).

Bunyi Jantung

Hasil dan pembahasan pada pratikum mendengarkan bunyi detak jantung didapat
hasil yaitu dengan menggunakn stetoskop terdengar bunyi jantung yaitu “Lup..
Dup..” hal tersebut sesuai dengan yang menyatakan bahwa Bunyi jantung secara
tradisional digambarkan sebagai lup -dup dan dapat didengar melalui stetoskop.
´Lupµ mengacu pada saat katup A -V menutup dan dupµ mengacu pada saat katup
semilunar menutup. Bunyi ketiga atau keempat disebabkan vibrasi yang terjadi pa da
dinding jantung saat darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel, dan
dapatdidengar jika bunyi jantung diperkuat melalui mikrofon.Murmur adalah
kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar yangberkaitan dengan
turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek padakatup seperti
penyempitan (stenosis) yang menghambat aliran darah ke depan,atau katup yang
tidak sesuai yang memungkinkan aliran balik darah. Kelainan katup jantung yang
dideteksi dan diisyaratkan dengan adanya bising jantung (murmur) menyebabkan
tidak bekerjanya dengan baik fungsi jantung, antara lain menyebabkan gangguan
hemodynamic yaitu terganggunya distribusi atau sirkulasi darah keseluruh tubuh.
Tetralogy of Fallot (TOF) merupakan kelainan jantung bawaan yang terdiri atas
ventricular septal defect, overriding aorta, stenosis pulmonal, dan hipertrofi
ventrikel kanan (Arsy, 2013). Tetralogy of Fallot termasuk kelainan jantung bawaan
tipe sianotik. Prinsip pengelolaan perioperatif pembedahan nonkardiak pada pasien
tetralogy of Fallot (TOF) adalah mencegah terjadi peningkatan shunt dari kanan ke
kiri dengan menjaga 22 agar tidak terjadi penurunan SVR, peningkatan PVR, dan
menurunkan spasme infundibular
Test Kemampuan Fisik

Di mana tujuan pada tes kemampuan fisik adalah untuk menentukan kemampuan
fisik atau kesehatan seseorang dengan menilai kesanggupan jantung dan paru-
parunya melalui frekuensi denyut nadi setelah melakukan suatu latihan atau
kegiatan. Kemampuan fisik adalah kesanggupan atau ketahanan seseorang untuk
melakukan kerja otot dengan memuaskan di bawah kondisi khusus. Kemampuan
fisik seseorang sangat tergantung pada komponen-komponen dari sistem transpor
oksigen, pernapasan, kardiovaskuler, darah, otot, dan sistem enzim di dalam tubuh.
Selain itu kemampuan fisik seseorang juga ditentukan oleh genetik, konsumsi
makanan sehari-hari, pekerjaan sehari-hari, latihan-latihan yang dilakukan, dan
faktor-faktor.

Kondisi fisik ini dapat diperbaiki dengan latihan-latihan tertentu. Penentuan


kemampuan fisik seseorang dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan alat
pernafasan, jantung, kemampuan kerja otot, kerja yang dihasilkan. Pada orang yang
sedang atau sesudah melakukan aktivitas olahraga darah yang keluar dari jantung
meningkat dengan cepat sehingga mengakibatkan frekuensi denyut jantung
meningkat. Sebagai akibat lebih lanjut adalah terjadinya peningkatan tekanan darah
karena tekanan darah merupakan produk dari kardiak output. Pada sistem
pernapasan juga meningkat yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan CO2 dan O2
di dalam darah. Pada pelaksanaan tahap tes kemampuan fisik atau disebut dengan
test Schneider kami melakukan 5 percobaan dan menghitung setiap menitnya
denyut nadi yang berdetak pada denyut nadi teman. Di mana 5 percobaan itu seperti
bersandar, berbaring, berdiri di atas kursi, berdiri di atas kursi dengan satu kaki, dan
turun naik tangga.

Pada hasil perhitungaan denyut nadi yang sudah do cocokkan dengan skor dalam
table skor Schneider,kita dapat melihat akan status fisiologis pada percobaan yang
sudah kita lakukan berdasarkan hasil skor schneider di mana kita telah melihat
perbandingan antara denyut nadi saat istirahat dengan denyut nadi saat berdiri di
mana terdapat perbandingan antara denyut nadi di atas normal dengan denyut nadi
yang normal.

Pada tahap selanjutnya Praktikan melakukan kegiatan turun-naik tangga selama 5


menit. Setelah melakukan kegiatan ini, praktikan duduk dan denyut nadinya dihitung
berturutturut selama 30 detik yaitu dari 1 menit sampai 1 menit 30 detik dan dari 3
menit sampai 3 menit lebih dari 30 detik.

Selanjutnya kemampuan fisik praktikan tersebut dihitung dengan menetapkan angka


indeks kemampuan fisik maka diperoleh hasil pada praktikan cowo yaitu sebagai
berikut :

Denyut nadi pertama : 52 kali/menit.

Denyut nadi kedua : 78 kali/menit.

Denyut nadi ketiga : 101 kali/menit.

Maka angka indeks kemampuan praktikan cowo adalah:

=46,2

Begitu pula pada praktikan cewe diperoleh hasil pengamatan yaitu :

Denyut nadi pertama: 78kali/menit.

Denyut nadi kedua : 102 kali/menit.

Denyut nadi ketiga : 126 kali/menit.

Maka angka indeks kemampuan praktikan cewe adalah;

=88,23

Di mana tujuan dari analisis urine secara fisik adalah untuk mengetahui status
kesehatan ginjal dan tubuh secara umum melalui pemeriksaan urine secara fisik
meliputi warna, kejernihan, bau, derajat ke asaman, berat jenis. Hasil analisis urine
dapat menunjukkan status kesehatan ginjal dan tubuh secara umum berbagai
penyakit akibat metabolisme abnormal dapat diketahui melalui sisa metabolisme
yang ditemukan dalam urine

Warna Urin
Warna urine adalah zat warna urine yang berasal dari metabolisme endogen. Urine
segar yang normal mempunyai warna kuning (kuning sitrun sampai kuning batu
Ambar). Intensitas warna urine tergantung pada zat yang dikandungnya terutama
oleh pigmen yang terlarut di dalamnya. Urine selalu dikeluarkan dalam jumlah yang
mantap karena itu semakin encer urine maka semakin pucat warnanya. Urine akan
terlihat encer bahkan kadang-kadang tanpa warna bila hewan menderita nefritis
atau radang ginjal, diabetes melitus, dan terlalu banyak minum. Urine berwarna
kuning tua bila hewan mengalami dehidrasi dan kurang minum.

Kejernihan

Di sini kami akan mengamati urine Kambing PE betina. Di mana warna pada urine
kambing PE betina ini terdapat berwarna kuning keruh, di mana kejernihan yang di
amati pada urin kambing ini terbilang keruh

Bau

Bau urine kambing yang dapat dikatakan bau pesing pada urine tersebut terasa
menyengat jika dicium, di mana bau pada urine sangat dipengaruhi oleh jenis
makanan yang dikonsumsinya, bau urine disebabkan oleh asam-asam organik yang
mudah menguap.

Derajat keasaman (pH)

Urin Kambing PE betina bersifat basa dengan PH 8. Organ ginjal dan paru
mempertahankan keseimbangan asam basa dimana paru mengeluarkan CO2 dan
ginjal menghasilkan bikarbonat (pembentukan dan reabsorbsinya di tubulus
proksimal) dan mensekresi ion amonium dan bersama garam (sodium, kalium,
calcium, dan amonium) yang di ekskresi glomerulus akan mencegah sekresi ion
hidrogen (Ricke, 2012).

Derajat keasaman (pH) untuk mengetahui derajat keasaman (pH) urine dapat
digunakan kertas lakmus (merah dan biru),pH strip serta pH meter. Bila PH urine
rendah kemungkinan disebabkan oleh demam, nefritis, atau diabetes melitus. Bila
FH urine tinggi mungkin disebabkan tertahannya urine di pesica urinaria karena
adanya obstruksi (penyembuhan) pada saluran urine sehingga urea dirombak jadi
amoniak

Berat Jenis
Berat jenis atau BC ada dua cara yang dikenal untuk menentukan BC yaitu
menggunakan urinometer dan refraktometer. Penentuan BCA urine dengan
menggunakan oregometer biasanya cukup teliti tetapi apabila volume urine sedikit
sebaiknya menggunakan refraktometer. BJ urine lebih tinggi dari normal maka
kemungkinan bisa dikarenakan ternak tersebut kekurangan air demam nefritis ginjal
tidak mampu mengekskresikan air, diabetes melitus, dehidrasi atau muntah yang
terlalu banyak mengeluarkan cairan. Bila BC urine rendah dari normal kemungkinan
disebabkan oleh ginjal yang tidak mampu mengkonsentrasikan urine. Dalam hal ini
menentukan berat jenis yang kami lakukan menggunakan urinometer.

Isi gelas ukur dengan urin hewan sebanyak 40ml. Gelas ukur harus cukup luas untuk
mencegah urinometer menempel pada sisi gelas. Tempatkan urinometer dalam
gelas ukur yang telah berisi urin dan gerakkan sedikit untuk mencegah urinometer
menyentuh sisi/dasar gelas ukur. Baca skala pada urinometer di batas antara urin
dengan permukaan urin. Baca sampel dengan satu decimal (BJ netral:1.020). Nah
pada tahap berat jenis pada urin yang di dapat dari pengenceran 1.051,maka BJ urin
yang sebenarnya adalah:1.069

BJ=1051

0009 +

=1.051
DAFTAR PUSTAKA

You might also like