You are on page 1of 9

Pengaruh Massa dan Ukuran Partikel Adsorben Daun Nanas Terhadap

Efisiensi Penyisihan Fe Pada Air Gambut

Anilza Silvi Reyra 1), Syarfi Daud2), Silvia Reni Yenti3)


1)
Mahasiswa Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Riau
2)
Dosen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Riau
Program Studi Teknik Lingkungan S1
Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jl. HR Soebrantas, Km.12,5, Panam – Pekanbaru
Email: silvireyra@gmail.com

ABSTRACT

Peat water is surface water are blackish brown and metals Fe which requires
effective and efficient processing to be worthy for use by the public. Various types of
adsorbents continue to be developed, one of which is the pineapple leaf adsorbent.
The purpose of this study was to determine metal removal efficiency of Fe in the peat
water, calculating the adsorption capacity and determine the appropriate type of
isotherm. Fixed variables used in this study is the stirring speed of 120 rpm and a
contact time of 90 minutes. For independent variables used consisted of adsorbent
mass variation of 1,5; 2; 2,5; 3 g and a particle size variation 80, 100 and 120 mesh.
Removal efficiency of Fe metal concentrations higher 76,14% by mass of adsorbent 3
g with a particle size of 120 mesh. Metal adsorption capacity of Fe achieved the
highest on the mass of 1,5 grams with a particle size of 120 mesh amounted to 0,092
mg Fe / g . Types of adsorption isotherms corresponding to Fe by pineapple leaf
adsorbents is Freundlich isotherm with R2 values of 0,927 for Fe.

Keywords : Adsorption, Adsorbent, Peat Water, pineapple leaf

PENDAHULUAN
Daun nanas merupakan salah selulosa dapat mengadsorpsi logam
satu bagian tanaman yang memiliki berat (Handayani dkk, 2012). Kriteria
kandungan selulosa tinggi. Dalam pemilihan adsorben antara lain:
Weng dkk (2009), disebutkan bahwa kemampuan ketersediaan bahan dasar,
dalam serat daun nanas mengandung harganya tidak mahal, memiliki
70-80% selulosa. Kandungan selulosa kandungan karbon yang tinggi serta
yang tinggi pada daun nanas dapat memiliki unsur anorganik (seperti
dijadikan sebagai adsorben logam abu) yang rendah (Manocha Satish,
berat karena struktur rongga dalam 2003). Adsorben daun nanas telah

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 1


berhasil menurunkan kadar logam Cr Pekanbaru; Limbah daun nanas ;
(VI) sebesar 90,1 % pada limbah cair aktivator HCl 10% aquades.
(Ponou dkk, 2011) dan menurunkan
kadar logam Cu pada limbah industri A. Variabel Penelitian
perak sebesar 74,56% (Budiyanto, Variabel Tetap
dkk, 2012) Variabel tetap yang digunakan
Air gambut mengandung kadar dalam penelitian ini adalah kecepatan
pH rendah (3-4) sehingga bersifat pengadukan 120 rpm dan waktu
sangat asam, zat organik tinggi, kontak 90 menit.
berwarna kuning hingga coklat tua
(pekat) dan kandungan Fe dan warna Variabel Berubah
yang tinggi. Kandungan Fe dalam air Variabel berubah yang digunakan
gambut bila melewati baku mutu air dalam penelitian ini yaitu :
bersih akan membahayakan kesehatan a. Massa adsorben 1,5; 2; 2,5 dan
antara lain : penyumbatan pada sistem 3gram.
peredaran darah, hati, ginjal, jantung, b. Ukuran partikel adsorben 80; 100
otak, limpa, adrenals, thymus dan dan 120 mesh.
bahkan kematian (Karthikeyan, dkk,
2005). B. Prosedur Penelitian
Penyisihan logam Fe pada air Preparasi Daun Nanas
gambut dapat menggunakan metode Daun nanas dijemur dibawah
koagulasi, membran, pertukaran ion, sinar matahari selama 5 hari. Setelah
dan adsorpsi. Metode adsorpsi kering dipotong kecil-kecil (1-2 cm).
merupakan metode yang paling
banyak digunakan dalam menyerap Proses Karbonisasi
ion logam dan kandungan warna dari Proses karbonisasi dilakukan
larutan (Buhani dkk, 2010). Metode menggunakan furnance yang
adsorpsi memiliki kelebihan dari dipanaskan dengan suhu 450°C
metode yang lain karena prosesnya selama 30 menit (ponou dkk, 2011).
lebih sederhana, biayanya relatif Kemudian arang didinginkan dalam
murah, ramah lingkungan (Gupta and desikator, setelah dingin arang digerus
Bhattacharyya, 2006) dan tidak halus dan diayak dengan ukuran 80;
adanya efek samping gas beracun 100 dan 120 mesh.
(Blais ddk, 2006). Proses adsorpsi
diharapkan dapat menyisihkan ion-ion Proses Aktivasi
logam berat Arang yang telah diayak
kemudian diaktivasi dengan cara
METODOLOGI direndam dengan HCl 10% selama 24
Bahan-bahan yang digunakan jam (Simanjuntak, 2012). Setelah itu
dalam penelitian ini adalah : Air disaring dengan kertas saring untuk
gambut berasal dari jalan Kesadaran memisahkan endapan dengan
Parit Indah, Kelurahan Tangkerang larutannya, kemudian arang yang
Labuai, Kecamatan Bukit Raya, Kota disaring dicuci dengan aquades agar

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 2


pH menjadi netral lalu dipanaskan masing 1,5; 2; 2,5 dan 3 gram.
dengan oven pada suhu 105°C selama Dimasukkan kedalam 200 ml air
4 jam kemudian didinginkan didalam gambut, kemudian dilakukan
desikator. pengadukan dengan kecepatan 120
rpm selama 90 menit. Kemudian di
Pengujian karakterisasi Adsorben endapkan 1 hari dan disaring dengan
daun nanas (SII No. 0258-88) kertas saring. Kemudian dilakukan
1. Kadar Air analisa Fe menggunakan AAS (atomic
Sebanyak 1 gram arang aktif absorption spectroscopy).
dimasukkan kedalam cawan yang
telah diketahui beratnya, kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN
dimasukkan kedalam oven pada suhu Hasil Uji Awal Air Gambut
105°C selama 1 jam. Selanjutnya
Uji kualitas awal air gambut
didinginkan dalam desikator dan
dari jalan Kesadaran Parit Indah,
ditimbang beratnya.
Kelurahan Tangkerang Labuai,
2. Kadar Abu (Ash Content)
Kecamatan Bukit Raya, Kota
Sebanyak 1 gram arang aktif
Pekanbaru ini meliputi analisis Fe.
dimasukkan ke dalam cawan yang
Adapun hasil uji awal kandungan
telah diketahui beratnya. Kemudian
logam Fe pada air gambut ini dapat
dumasukkan ke dalam furnance dan
dilihat pada Tabel 1 :
dibakar pada suhu 800°C selama 2
jam. Setelah itu di dinginkan di dalam
Tabel 1. Hasil Analisis Karakteristik
desikator dan ditimbang beratnya.
Awal Air Gambut
3. Kadar Zat Terbang (Volatile No. Parameter Hasil Satuan Baku
Matter) Analisa Mutu
Sebanyak 1 gram arang aktif Air
dimasukkan ke dalam cawan yang Bersih*)
telah diketahui beratnya. Kemudian
dimasukkan ke dalam furnace dan
dipanaskan pada suhu 950°C, setelah 1. Besi (Fe) 1,0664 mg/L 1
suhu tercapai selanjutnya didinginkan *)
Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990
dalam desikator kemudian ditimbang
beratnya Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan
4. Kadar Karbon (Fixed Carbon) bahwa hasil uji karakteristik air
Penetapan kadar karbon pada gambut menunjukkan nilai Fe yang
arang aktif tidak dilaksanakan secara diizinkan adalah 1,0 mg/l sedangkan
langsung tetapi didapat dari hasil nilai Fe pada air gambut melebihi
perhitungan secara tidak langsung. baku mutu dengan nilai 1,0664 mg/l.
Oleh karena itu, perlu dilakukan
Proses Adsorpsi pengolahan lebih lanjut agar air
Adsorben daun nanas yang telah gambut tersebut memenuhi standar
digerus halus dengan ukuran 80; 100
dan 120 mesh ditimbang masing-

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 3


baku mutu air bersih yang telah abu, kadar volatile dan fixed karbon
ditetapkan. menurut SII No. 0258-88 yang
Karakterisasi Arang Aktif disajikan pada Tabel 2 :
Karakterisasi arang aktif daun nanas
dilakukan meliputi kadar air, kadar

Tabel 2. Hasil Uji Karakterisasi Arang Aktif daun nanas

Ukuran Kadar Air Kadar Abu Kadar Volatile Fixed Carbon


Partikel (%) (%) (%) (%)
(Mesh)
80 1,9 7,5 8,01 84,91
100 1,6 6,62 4,40 88,98
120 1,35 5,94 3,16 90,9
SII No. 0258-88 Max 15% Max 10% Max 25% Min 65%

Kadar Air pori-pori karbon aktif, sehingga luas


Nilai kadar air arang aktif yang permukaan karbon aktif menjadi
dihasilkan berkisar 1,35% sampai berkurang sehingga mempengaruhi
1,9% dan telah memenuhi persyaratan proses adsorpsi (Maulinda, 2015).
SII No. 0258-88, yaitu kurang dari
15%. Rendahnya kadar air pada arang Kadar Zat Menguap
aktif daun nanas antara lain kmarena Nilai kadar zat menguap yang
proses karbonisasi dan faktor aktivasi diperoleh pada penelitian ini telah
dengan HCl. Menurut Rizky (2015) sesuai dengan SII No. 0258-88 yaitu
HCl memiliki sifat higroskopis yang kurang dari 25%. Nilai terendah
dapat menyerap kandungan air. diperoleh pada ukuran partikel 120
Kadar Abu mesh sebesar 5,94%. Hal ini
Nilai kadar abu yang diperoleh menunjukkan senyawa non karbon
berturut-turut berdasarkan variasi seperti H dan O yang terikat kuat pada
ukuran partikel 7,5 %, 6,62 % dan atom C sudah menguap pada suhu
5,94 %. Kadar abu sudah memenuhi 950°C (Ikawati dan Melati, 2010).
syarat karbon aktif menurut SII No.
0258-88 bahwa kandungan abu yang Fixed Carbon
di izinkan untuk arang aktif adalah Nilai kadar abu dan kadar zat yang
max 10 %. Kadar abu yang rendah menguap pada arang aktif daun nanas
mengindikasikan bahwa oksida telah memenuhi persyaratan SII No.
mineral seperti Na, K, Mg dan Ca 0258-88 dengan nilai yang rendah
yang tersisa pada arang aktif sehingga kadar karbon terikat (fixed
jumlahnya sangat sedikit. Keberadaan karbon) yang diperoleh cukup tinggi
abu yang berlebihan dapat yaitu sebesar 90,9% pada ukuran
menyebabkan terjadinya penyumbatan partikel 120 mesh. Kadar karbon

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 4


terikat (fixed karbon) dipengaruhi tertinggi dicapai pada massa 3 gram
oleh kadar abu dan kadar zat menguap dengan efisiensi penyisihan logam Fe
setiap sampel. Semakin tinggi kadar 76,14%. Bertambahnya jumlah
abu dan kadar zat menguap maka adsorben daun nanas sebanding
kadar karbon terikat akan semakin dengan bertambahnya jumlah partikel
rendah. Apabila proses karbonisasi dan luas permukaan adsorben daun
berjalan sempurna maka bahan baku nanas sehingga menyebabkan jumlah
arang akan menguapkan zat ekstraktif tempat mengikat ion logam juga
sebanyak-banyaknya sehingga kadar bertambah dan efisiensi penyisihan
zat mudah menguap yang tertinggal pun meningkat.
sedikit dan akibatnya kadar karbon
yang terikat akan meningkat (Amin, Pengaruh Ukuran Partikel
2016). Adsorben daun nanas Terhadap
Efisiensi Penyisihan Fe
Pengaruh Massa Adsorben Pengaruh ukuran partikel terhadap
Terhadap Efisiensi Penyisihan Fe efisiensi penyisihan Fe pada air
Hasil analisa pengaruh massa gambut dapat dilihat pada Gambar 2.
adsorben daun nanas terhadap
efisiensi penyisihan Fe pada air
gambut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2 Pengaruh Ukuran Partikel


Adsorben terhadap Efisiensi
Penurunan Fe Pada Air Gambut
Gambar 1 Pengaruh Massa Adsorben
Terhadap Efisiensi Penyisihan Logam Dilihat pada gambar 2 bahwa efisiensi
Fe pada Air Gambut penyisihan logam Fe terendah adalah
pada ukuran partikel 80 mesh dan
Berdasarkan 1 dapat dilihat bahwa efisiensi logam Fe tertinggi pada
massa adsorben yang digunakan ukuran partikel 120 mesh. Hal ini
berpengaruh terhadap efisiensi disebabkan semakin halus ukuran
penyisihan Fe pada air gambut. Hasil partikel adsorben, efisiensi penyisihan
analisa pada penelitian ini semakin meningkat. Menurut
berdasarkan variasi massa adsorben Handiyatmo (1999), semakin kecil
daun nanas menunjukkan bahwa ukuran partikel adsorben maka
efisiensi penyisihan logam Fe semakin banyak adsorbat yang

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 5


terserap. Hal ini disebabkan karena hal yang sama, dengan menggunakan
ukuran partikel yang kecil mempunyai adsorben sabut kelapa didapatkan
tenaga inter molekuler yang lebih hasil semakin besar massa adsorben
besar sehingga penyerapannya sabut kelapa yang digunakan maka
menjadi lebih baik. kapasitas adsorpsi logam Fe akan
semakin menurun. Kapasitas adsorpsi
Kapasitas Adsorpsi Logam Fe juga dipengaruhi oleh ukuran partikel
Hasil penentuan kapasitas adsorpsi adsorben. Berdasarkan hasil
variasi massa adsorben dan ukuran penelitian, dapat diketahui bahwa
partikel adsorben untuk logam Fe ukuran partikel paling halus yaitu 120
dapat dilihat pada gambar 3. mesh memiliki kapasitas adsorpsi
yang paling baik dibandingkan
dengan ukuran partikel yang kasar
yaitu 80 mesh. Hal ini menyangkut
luas permukaan adsorben yang
tersedia untuk dapat menyerap
adsorbat pada sampel air gambut. Hal
ini diperkuat oleh Sukir (2008) yang
mengatakan bahwa semakin tinggi
ukuran mesh karbon, kapasitas
adsorpsinya semakin besar karena
Gambar 3 Perbandingan kapasitas semakin tinggi ukuran mesh, ukuran
adsorpsi variasi massa dan ukuran partikelnya semakin halus sehingga
partikel untuk logam Fe luas permukaan karbon aktifnya
semakin besar, dengan demikian
Berdasarkan Gambar 3, semakin banyak jumlah bagian aktif
kapasitas adsorpsi Fe tertinggi dicapai yang tersedia menyebabkan semakin
pada massa adsorben 1,5 gram dengan banyak partikel adsorbat yang dapat
ukuran partikel 120 mesh sebesar diserap.
0,092 mg Fe/gram adsorben dan
kapasitas adsorpsi Fe terendah dicapai Penentuan Jenis Isotherm Adsorpsi
massa adsorben daun nanas 3 gram Logam Fe yang sesuai
dengan ukuran partikel 80 mesh Penentuan jenis isotherm adsorpsi
sebesar 0,0726 mg Fe/gram. Dilihat oleh adsorben daun nanas tipe
dari hasil analisa ini, penggunaan Langmuir dan freundlich dapat dilihat
massa adsorben berpengaruh terhadap pada Tabel 3.
kapasitas adsorpsi. Semakin tinggi
massa adsorben kapasitas adsorpsinya
akan semakin menurun. Penurunan
kapasitas adsorpsi disebabkan oleh
adanya sisi aktif adsorben yang belum
semuanya berikatan dengan adsorbat.
Istighfarini (2017) juga mengatakan

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 6


Tabel 3 Perbandingan Persamaan Garis pada Variasi Massa untuk logam Fe
Isoterm Langmuir Isoterm Freundlich
Persamaan Persamaan
a b R2 k n R2
Garis Garis

y = -16,11 + y = -0,242 -
3,630 -0,6620 0,230 1,8030 -4,1322 0,927
6,560 0,256

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat efisiensi penyisihan Fe sebesar


bahwa pengujian data-data 76,14%.
menggunakan isoterm Langmuir dan 2. Nilai kapasitas adsorpsi tertinggi
Freundlich menunjukkan nilai R2 oleh adsorben daun nanas terhadap
yang baik. Jenis isoterm adsorpsi oleh logam Fe 0,092 mg Fe/gram yang
adsorben daun nanas pada logam Fe dicapai pada massa adsorben 1,5
cenderung mengikuti jenis isoterm gram dan ukuran partikel 120
Freundlich daripada langmuir, hal ini mesh.
dapat dilihat dari nilai R2 untuk logam 3. Adsorpsi logam Fe oleh adsorben
Fe yaitu 0,927 yang paling mendekati daun nanas mengikuti isoterm
angka 1. Pada isoterm Freundlich, Freundlich dengan nilai R2 yaitu
adsorpsi yang terjadi secara fisik dan 0,927. Jenis isoterm Freundlich
membentuk lebih dari satu lapisan adalah adsorpsi yang terjadi secara
(multilayer). Pada adsorpsi fisik fisik dan membentuk lebih dari
adsorbat tidak terikat kuat pada satu lapisan (multilayer).
permukaan adsorben sehingga
adsorbat dapat bergerak dari suatu Saran
bagian permukaan ke permuakaan Untuk penelitian selanjutnya dengan
yang lain, dan pada permukaan yang memvariasikan massa adsorben yang
ditinggalkan oleh adsorbat dapat lebih besar dan ukuran partikel yang
digantikan oleh adsorbat yang lebih kecil untuk mendapatkan massa
lainnya. Adsorpsi fisik ini terjadi optimum dan ukuran partikel
karena adanya gaya Van Der Waals optimum serta dilakukan adsorpsi
yaitu gaya tarik menarik yang lemah menggunakan adsorben daun nanas
antara adsorbat dengan permukaan terhadap adsorbat lainnya.
adsorben (Jasmal, 2015).
Daftar Pustaka
Kesimpulan Amin, A., Sitorus, S., dan Yusuf, B.
1. Efisiensi penyisihan logam Fe pada 2016. Pemanfaatan Limbah
air gambut yang tertinggi yaitu Tongkol Jagung (Zea Mays L)
pada massa adsorben 3 gram dan Sebagai Arang Aktif Dalam
ukuran partikel 120 mesh dengan Menurunkan Kadar Amonia,
Nitrit Dan Nitrat Pada Limbah

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 7


Cair Industri Tahu Ikawati dan Melati. 2010. Pembuatan
Menggunakan Teknik Celup. Karbon Aktif Dari Limbah Kulit
Jurnal Kimia Mulawarman Singkong UKM Tapiok a
Volume 13 Nomor 2 Mei 2016. Kabupaten Pati. Skripsi. Jurusan
Blais, J.F., B. Dufresne., and G. Teknik Kimia. Universitas
Mercier. 2000. State of The Art Diponegoro, Semarang.
of Technologies for Metal Istighfarini, S.A.E. 2017. Pengaruh
Removal From Industrial Massa dan Ukuran Partikel
Effluents. Rev. Sci. Eau. 12(4): Adsorben Sabut Kelapa
687- 711. Terhadap Efisiensi Penyisihan
Budiyanto, Wardhani dan Nirmala. Fe Pada Air Gambut. Skripsi.
2012. Pemanfaatan Daun Nanas Program Studi Teknik
(Ananas csomosus) Sebagai Lingkungan, Fakultas Teknik.
Adsorben Logam Berat Ag Dan Universitas Riau, Pekanbaru.
Cu Pada Limbah Industri Perak Jasmal., Sulfikar. dan Ramlawati.
Di Kota Gede, Yogyakarta. 2015. Kapasitas Adsorpsi Arang
Prosiding Seminar Nasional Aktif Ijuk Pohon Aren (Arenga
Penelitian, Pendidikan dan pinnata) terhadap Pb2+. Vol.IV
Penerapan MIPA, Fakultas No 1. Maret 2015, Hal. 57-66.
MIPA, 2 Juni 2013. Universitas Semarang.
Negeri Yogyakarta. Karthikeyan, G., Andal, N.M., and
Buhani, Suharso, and Sumadi. 2010. Anbalagn, K., 2005. Adsorption
Adsorption Kinetics and Studies of Iron (III) on Chitin.
Isotherm of Cd (II) Ion on JournalChemist Science,
Nannochloropsis sp Biomass Department of Chemistry,
Imprinted Ionic Polymer. Gandhiman Rural Institue
Desalination. 259:140-146. Deemed University, Gandhigram,
Gupta, S.S., and K.G. Bhattacharyya. India.
2006. Adsorption of Ni(II) on Maulinda, L., Nasrul, ZA., dan Dara,
Clay. Journal Chemist Science. N.S. Pemanfaatan Kulit Singkong
295: 21-32. Sebagai Bahan Baku Karbon
Handayani, Aries Wiwit. 2010. Aktif. Jurnal Teknologi Kimia
Penggunaan Selulosa Daun Unimal 4:2 November (2015) 11-
Nanas sebagai Adsorben Logam 19.
Berat Cd(II). Skripsi. UNS, Manocha, S.M. 2003. Porous
Surakarta. Carbons. Sadhana volume 28
Handiyatmo.E.T., 1999. Adsorpsi part 1 & 2 pp 335-348. India.
Polutan Komponen Ganda Ponou, J., Kim, J., Dodbiba, G.,
Senyawa Fenol (2,4 DCP dan Fujita, T. 2011. Sorption of Cr
Fenol) Dengan Zeolit. Jurusan (VI) Anion inAqueous Using
Teknik Kimia Fakultas Teknik Carbonized or Dried Pineapple
Universitas Gadjah Mada, Leaves. Chemical Engineering
Yogyakarta. Journal 172: 906-913.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 8


Rizky, Istria Pijar (2015). Aktivasi
Arang Tongkol Jagung
menggunakan HCl sebagai
adsorben ion Cd (II). Skripsi.
FMIPA-UNS, Semarang.
Simanjuntak, Megawati. 2012. Studi
Pemanfaatan Daun Nanas
(Ananas comosus) Sebagai
Adsorben untuk Menurunkan
Kandunagn Ion Tembaga (Cu+2),
Besi (Fe3+) dan Seng (Zn2+) Di
Dalam Air. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara.
Sukir. 2008. Pembuatan Dan
Karakterisasi Karbon Aktif Dari
Sekam Padi. Tesis. Institut
Teknologi Bandung.
Weng, C.H., Lin, Y.L., Tzeng, T.W.
2009. Removal of Methylene
Blue from Aqueous Solution by
Adsorption Onto Pineapple Leaf
Powder. Journal of Hazardous
Material. 170: 417-424.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 9

You might also like