You are on page 1of 8

Jurnal ALTASIA

Vol. 3, No. 1, Tahun 2021

Upaya Meningkatkan Kualitas Layanan Publik Melalui


Digitalisasi

Ani Yunaningsih1, Diani Indah2, Fajar Eryanto Septiawan3


1,2,3
Universitas Langlangbuana, Indonesia
aniyunaningsih@gmail.com

ABSTRAK

Pelayanan publik digital di era revolusi industry 4.0 merupakan suatu keniscayaan. Konsep layanan
publik digital mengarah kepada prinsip efektis dan efisien. Efektif memiliki arti melaksanakan sesuatu
yang tepat sedangkan efisien memiliki makna melaksanakan sesuatu dengan tepat. Pelayan publik digital
diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi siapa saja yang membutuhkan akses. Pelayanan publik
digital ditandai dengan penggunaan media selain kertas atau yang sering disebut dengan paperless.
Terknologi mempunyai peran penting agar peayanan publik digital dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Sekarang ini hampir semua orang bisa menjalankan atau mengoperasikan sebuah gawai,
artinya kemudahan dapat dimiiki oleh setiap orang karena dapat mengakses informasi secara mudah
melalui gawai yang dimiliki. Penelitian dilakukan secara deskriptif dan wawancara kepada pihak terkait
untuk menemukan informasi terkait digitalisasi layanan publik. Hasil penelitian ditemukan bahwa
teknologi dan informasi yang berkembang saat ini seperti artificial intelligent, mobile otonom,
dan internet memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan manusia khususnya
dalam hal cara berfikir dan cara bersikap. Layanan publik saat ini dituntut untuk bisa
mengimbangi permintaan pengguna dalam hal ini warga. Semakin pahamnya pengguna
terhadap teknologi berdampak pada keinginan pengguna unutuk mendapatkan layanan yang
praktis, ekonomis, cepat dan tepat. Layanan pubik digital merupakan salah satu solusi untuk
menjawab tantangan-tantangan tersebut.
Kata Kunci : Layanan Publik, Digitalisasi, Teknologi.

ABSTRACT

Digital public service in the era of the industrial revolution 4.0 is a necessity. The concept of digital
public services leads to effective and efficient principles. Adequate means are doing something right,
while efficient means doing something appropriately. Digital public service is expected to provide
convenience for anyone who needs access. Digital public service is characterized by the use of media
other than paper or what is often referred to as paperless. Technology has an important role so that
digital public services can run as they should. Nowadays, almost everyone can run or operate a device,
meaning that everyone can have convenience because they can easily access information through their
device. The research was conducted descriptively and interviews with related parties to find information
related to the digitalization of public services. The study results found that the technology and
information are currently developing, such as artificial intelligence, autonomous mobile, and the
internet, have a very big influence on human life, especially in terms of how to think and behave. Public
services are currently required to be able to balance user demands, in this case, citizens. The more
familiarity of users with technology has an impact on the user's desire to get practical, economic, fast,
and precise services. Digital public service is one solution to answer these challenges.
Keywords : Public Services, Digitalization, Technology.

Diterima : 18 Jan 2021, Direvisi: 1 Feb 2021, Dipublikasi: 15 Feb 2021

E-ISSN: 2655-965X, ISSN: 2655-965X 9


Upaya Meningkatkan Kualitas Layanan Publik Melalui ……. Ani Yunaningsih et al.

PENDAHULUAN Lengkong Kota Bandung berada pada ketinggian


Pelayanan publik digital di era revolusi 700 m diatas permukaan air laut. Suhu maksimum
industry 4.0 merupakan suatu keniscayaan. dan minimum di Kelurahan Balonggede
Konsep layanan publik digital mengarah kepada Kecamatan Regol Kota Bandung berkisar 20 –
prinsip efektis dan efisien (Cabrilo et al., 2014). 29oc, sedangkan dilihat dari segi hujan berkisar
Efektif memiliki arti melaksanakan sesuatu yang 2400 mm/th dan jumlah hari dengan curah hujan
tepat sedangkan efisien memiliki makna yang terbanyak sebesar 45 hari. Kelurahan
melaksanakan sesuatu dengan tepat (Almsalam, Cikawao terdiri dari 9 Rukun Warga (RW) dan 55
2014; Gures et al., 2014; Utami, 2015). Pelayanan Rukun Tetangga (RT). Jumlah penduduk pada
publik di tingkat yang paling bawah berada di tahun 2015 sebanyak 9.483 jiwa, terdiri dari 4.725
tingkat RT dan RW sebagai ujung tombak penentu laki-laki dan 4.758 perempuan, sehingga
jalan tidaknya program pemerintah baik pusat kepadatan/Ha adalah 252,9 jiwa. Jumlah kepala
maupun daerah. RW memiliki peranan yang keluarga sebanyak 1.778 KK, dengan kepadatan
sangat besar dalam tercapainya sasaran dan target per KK sebanyak 5 orang. Mata pencaharian
program pemerintah karena RW yang paling penduduk sebagai berikut: Pegawai Negeri Sipil
mengetahui kondiai eksisting di lingkungan (PNS) berjumlah 288 orang, ABRI/Polri sebanyak
warganya. 129 orang, pegawai swasta berjumlah 788 orang,
Pelayan publik digital diharapkan dapat petani sebanyak 3 orang, dan pedagang sebanyak
memberikan kemudahan bagi siapa saja yang 1.211 orang.
membutuhkan akses (Fitriasari, 2020; Liu, 2012; Urusan administrasi kependudukan
Riyanto et al., 2018). Pelayanan publik digital menjadi lebih mudah diakses melalui aplikasi
ditandai dengan penggunaan media selain kertas formulir online. Keunggulan penggunaan aplikasi
atau yang sering disebut dengan paperless (Suma adalah lebih mudah diakses, efisiensi waktu, dan
Vally & Hema Divya, 2018). Terknologi kepastian layanan serta meminimalisasi terjadinya
mempunyai peran penting agar peayanan publik pungli (pungutan liar) diluar biaya yang
digital dapat berjalan sebagaimana mestinya. seharusnya dikeluarkan (Chiu et al., 2009; Kim &
Sekarang ini hampir semua orang bisa Lennon, 2013; Sawitri et al., 2017). Permasalahan
menjalankan atau mengoperasikan sebuah gawai, prioritas yang dihadapi oleh masyarakat RW 04
artinya kemudahan dapat dimiiki oleh setiap orang Kelurahan Cikawao antara lain:
karena dapat mengakses informasi secara mudah 1. Data kependudukan diinput secara manual
melalui gawai yang dimiliki (Aya Pastrana & dan konvensional, tidak ada tim khusus
Sriramesh, 2014). Tantangan yang dihadapi dalam untuk pendataan penduduk.
implementasi pelayanan publik digital harus dapat 2. Banyak program yang tidak dapat
dihadapi dengan memiliki kompetensi manajerial terrealisasi karena kurangnya sosialisasi.
dan kompetensi melayani. Kedua kompetensi 3. Pelayanan administrasi terkadang
tersebut apabila dikolaborasikan akan membingungkan warga (berbelit-belit) hal
menciptkana kualitas layanan yang unggul. ini dikarenakan warga tidak mengetahui
Kualitas layanan yang unggul tersebut dapat standar operasional prosedur layanan.
dicerminkan oleh kepuasan pengguna layanan 4. Sampah masih dikelola secara
dalam hal ini warga setempat (Laohasirichaikul & konvensional belum ada nilai tambah.
Combs, n.d.; Soelasih, 2015). Menelaah dari fenomena masalah pada
Kelurahan Cikawao Kecamatan Lengkong Kelurahan Cikawao, maka terdapat kesempatan
Kota Bandung merupakan salah satu bagian di untuk mengkaji upaya digitalisasi layanan publik
wilayah Kota Bandung dengan memiliki luas untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat
lahan sebesar 37,5 ha. Secara administratif sebagai pengguna jasa.
Kelurahan Cikawao Kecamatan Lengkong Kota
Bandung dibatasi oleh Bagian Selatan KAJIAN PUSTAKA
(Kecamatan Regol), Bagian Utara (Kelurahan Layanan Publik
Braga), Bagian Timur (Kelurahan Burangrang) Pelayanan publik adalah kegiatan atau
dan Bagian Barat (Kecamatan Regol). Secara rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
geografis Kelurahan Cikawao Kecamatan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
Lengkong Kota Bandung memiliki bentuk perundang-undangan bagi setiap warga Negara
wilayah datar/berombak sebesar 98,5 % dari total dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
keseluruhan luas wilayah. Ditinjau dari sudut pelayanan administratif yang disediakan oleh
ketinggian tanah, Kelurahan Cikawao Kecamatan penyelenggara pelayanan publik (Heiskala et al.,

E-ISSN: 2655-965X, ISSN: 2655-965X 10


Jurnal ALTASIA
Vol. 3, No. 1, Tahun 2021

2016; Vogt et al., 2013; Wise et al., 2012). setiap tersebut mempunyai tugas melakukan pembinaan,
institusi penyelenggara Negara, korporasi, pengawasan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan
lembaga independen yang dibentuk berdasarkan tugas dari penanggung jawab (Sawitri & Febrian,
undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, 2018). Sedangkan penanggung jawab adalah
dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata pimpinan kesekretariatan lembaga atau pejabat
untuk kegiatan pelayanan publik (Nasco & Hale, yang ditunjuk Pembina. Penanggung jawab
2009; Onofri & Nunes, 2014). Kegitan tersebut mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan
dilaksanakan oleh pejabat, pegawai, petugas, dan kelancaran penyelenggaraan pelayanan publik
setiap orang yang bekerja di dalam organisasi sesuai dengan standar pelayanan pada setiap
penyelenggara yang bertugas melaksanakan satuan kerja; melakukan evaluasi
tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan penyelenggaraan pelayanan publik; dan
publik (Aziz et al., 2015). melaporkan kepada Pembina pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pelayanan publik harus penyelenggaraan pelayanan publik di seluruh
berdasarkan standar pelayanan sebagai tolok ukur satuan kerja unit pelayanan publik (Mulyono et
yang dipergunakan sebagai pedoman al., 2018).
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian
kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji Digitalisasi
penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka Digitisasi adalah proses mengubah sesuatu
pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, yang berbentuk non digital menjadi digital
terjangkau, dan terukur. Pelayanan publik diatur (Heiskala et al., 2016). Digitisasi dan digitalisasi
dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 sangat erat kaitannya. Keduanya sering dianggap
Tentang Pelayanan Publik. Pengaturan ini sebagai istilah yang memiliki arti sama, tapi dalam
dimaksu dan untuk memberikan kepastian hukum praktiknya, keduanya memiliki arti yang berbeda
dalam hubungan antara masyarakat dan (de Pablos Heredero & Berzosa, 2011).
penyelenggara dalam pelayanan publik. Selain itu, Digitalisasi adalah proses membuat atau
pengaturan mengenai pelayanan publik bertujuan memperbaiki proses bisnis dengan menggunakan
agar terwujudnya batasan dan hubungan yang teknologi dan data digital. Istilah digitalisasi
jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan mengacu pada penggunaan teknologi dan data
kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan digital untuk meningkatkan bisnis, pendapatan,
penyelenggaraan pelayanan publik (Richardson et dan menciptakan budaya digital (Crawford et al.,
al., 2013; Sawitri & Febrian, 2018). Agar 2020; Johannessen & Olsen, 2010). Dalam
terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan praktiknya, data digital dijadikan sebagai
publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pendukung utama untuk seluruh proses tersebut.
pemerintahan dan korporasi yang baik; agar Jika sudah ditahap digitalisasi, perusahaan sudah
terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik mampu mengubah proses bisnis menjadi lebih
sesuai dengan peraturan perundang-undangan; efisien, produktif, dan menguntungkan
dan agar terwujudnya perlindungan dan kepastian (Hikmawati & Alamsyah, 2018; Opute et al.,
hukum bagi masyarakat dalam penyelengaaran 2020). Contoh praktiknya adalah mengunggah
pelayanan publik (Mulyono et al., 2018; Riyanto data atau informasi ke cloud dan membagikannya
et al., 2018). ke kolega agar dapat diakses dan dilihat secara
Ruang lingkup pelayanan publik meliputi bersamaan, lalu dianalisa untuk keperluan bisnis.
pelayanan barang publik dan jasa publik serta Transformasi digital adalah proses
pelayanan administratif yang diatur dalam transformasi aktivitas, proses, dan model bisnis
perundang-undangan (Beekman et al., 2014). secara keseluruhan dengan memanfaatkan
Untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan perkembangan teknologi (Fitriasari, 2020;
pelayanan publik diperlukan Pembina dan Panourgias, 2015). Tujuan utamanya adalah
penanggung jawab. Pembina tersebut terdiri atas meningkatkan efisiensi, mengelola risiko, dan
pimpinan lembaga Negara, pimpinan menemukan peluang bisnis baru (Diaz-Rainey et
kementerian, pimpinan lembaga pemerintah non al., 2015; Ramaswamy, 2009). Contoh praktiknya
kementerian, pimpinan lembaga komisi Negara adalah menggunakan aplikasi atau sistem untuk
atau yang sejenis, dan pimpinan lembaga lainnya menganalisa data. Tujuannya untuk
(Abdullah, 2020; Nugroho, 2011); gubernur pada mendapatkan insight baru yang berguna untuk
tingkat provinsi; bupati pada tingkat kabupaten; pengembangan produk dan meningkatkan strategi
dan walikota pada tingkat kota. Para Pembina layanan pelanggan (Crawford et al., 2020; Suma

E-ISSN: 2655-965X, ISSN: 2655-965X 11


Upaya Meningkatkan Kualitas Layanan Publik Melalui ……. Ani Yunaningsih et al.

Vally & Hema Divya, 2018). Proses ini tidak dilakukan adalah mempersiapkan perangkat
membutuhkan banyak interaksi manusia karena laptop/komputer serta membuat modul pelatihan
semuanya dilakukan secara otomatis oleh sistem. dan praktek penggunakaan alat dengan
Hasilnya dapat meningkatkan efisiensi dalam hal menggunakan teknologi. Kemudian dilanjutkan
waktu dan biaya, yang pada akhirnya juga dapat dengan memberikan pelatihan cara pembuatan
meningkatkan hasil penjualan (Alaeddin et al., administrasi sederhana dengan computer/laptop
2018). lalu di upload ke cloud.
Digitisasi adalah proses mengubah Selanjutnya untuk urusan sampah, ketua RT
informasi non-digital menjadi digital (Heiskala et diberikan pengetahuan untuk diberitahukan
al., 2016). Jika sebuah perusahaan menggunakan kepada masyarakat untuk dapat memilah sampah
informasi digital tersebut untuk meningkatkan yang nantinya akan memudahkan dalam
bisnis, menghasilkan pendapatan, atau pemanfaatan sampah. Masarakat sekitar juga
menyederhanakan beberapa proses bisnis, maka diberi pengarahan oleh TIM PKM setiap bulannya
itu disebut digitalisasi (Helm et al., 2019). Hasil untuk mendapatkan keahlian baru dalam
dari proses digitisasi dan digitalisasi disebut mengelola sampah.
transformasi digital. Digitisasi dan digitalisasi Program kemitraan masyarakat yang
adalah tahap atau bagian dari proses menuju diadakan di RW 04 diharapkan dapat
transformasi digital. Transformasi digital memperbaiki kualitas ayanan terhadap warga
mencakup seluruh aspek dalam bisnis, dan secara efektif dan efisien juga menignkatkan
penerapannya bukan hanya tentang memanfaatkan transparansi, control, dan akuntabilitas dalam
teknologi. Sumber daya manusia, teknologi, dan rangka mewujudkan pelayanan prima. Era
strategi bisnis saling bersinergi untuk pandemik mewajibkan dikuranginya interaksi
menghasilkan bisnis yang lebih baik (Liu, 2012). sosial maka dari itu digitalisasi merupakan solusi
praktis untuk menjawab tantangan era revolusi
METODOLOGI PENELITIAN industry 4.0 dimana pelayanan yang cepat dna
Penelitian dilakukan dengan wawacara pasti tanpa harus bertatap muka, biaya yang lebih
kepada responden yaitu masyarakat yang ada di murah juga menjadi pertimbangan serta dengan
Kelurahan Cikawao. Setelahnya dilakukan digitalisasi dapat menjangkau lebih luas lagi
pelatihan terkait masalah yang dihadapi tentunya warga yang ingin mengakses. Menciptakan
berkaitan dengan Digitalisasi. Metode pendekatan lingkungan masyarakat yang cepat dan tepat
untuk memecahkan masalah yang ada di RW 04 menyelesaikan masalah adalah destinasi dari
Kelurahan Cikawao Kota Bandung Kecamatan program kemitraan masyarakat ini.
Lengkong Kota Bandung, adalah sebagai berikut: Digitalisasi ini merupakan suatu wujud
1. Pelatihan memasukan data ke big data dan implementasi dari PP nomor 71 tentang
menyimpan di cloud. penyelenggaraan system elektronik dan PP nomor
2. Pendampingan pengunaan media sosial 96 tahun 2012 tentang pelayanan publik. Destinasi
sebagai sarana informasi publik. akhir dari PKM ini adalah terciptanya konsep
3. Pelatihan pembuatan SOP digital. smart environment dimana kebutuhan pelayanan
4. Pembinaan pemilahan sampah. dan admin kependudukan secara cepat, murah,
inovatif. Keunggulan digitalisasi adalah daftar
HASIL DAN PEMBAHASAN penduduk selallu terupdate serta paperless sebagai
Rencana program pelaksanaan pengabdian bentuk pelestarian lingkungan. Pengolahan
masyarakat PKM Kelurahan Cikawao RW 04 sampah juga menjadi focus PKM ini, agar sampah
seperti termuat dalam proposal, maka kegiatan yang tadinya adalah barang tidak berguna atau
pengabdian masyarakat ini dimulai dari kegiatan residu menjadi barang yang memiliki niai jual
survei identifikasi masalah mitra, perumusan secara ekonomi maupun nilai manfaat
permasalahan, survei lapangan potensi yang ada Jumlah warung makan, rumah makan, dan
sehingga bisa digunakan untuk memecahnkan restoran di Kelurahan Cikawao sebagai berikut: 25
masalah, menyiapkan tempat praktek dan warung makan, 6 rumah makan, dan 1 restoran.
pelatihan, pendampingan, praktek pelaksanaan Untuk sarana pariwisata dan rekreasi, terdapat 6
program, evaluasi kegiatan dan pelaporan. pub, 5 karaoke, dan 1 billiard. Sedangkan lembaga
Pelaksanaan ini diikuti oleh ketua RT, ketua keuangan ada 9 bank umum, dan 1 koperasi.
RW serta beberapa masyarakat RW 04 Kelurahan Kelurahan Cikawao berada di pusat kota Bandung
Cikawao Kecamatan Lengkong Kota Bandung tidak jauh dari Alun-alun Kota Bandung. Hal ini
dengan oleh tim PKM. Awal kegiatan yang seharusnya menjadi suatu keungulan khususnya

E-ISSN: 2655-965X, ISSN: 2655-965X 12


Jurnal ALTASIA
Vol. 3, No. 1, Tahun 2021

dalam hal pelayanan publik sebagai wilayah yang informasi yang berkembang saat ini seperti
berada di tengah kota maka diharapkan pelayanan artificial intelligent, mobile otonom, dan internet
publik yang prima sudah menjadi suatu memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
keniscayaan dan dapat direplikasi di tempat lain kehidupan manusia khususnya dalam hal cara
yang belum menjalankan pelayanan publik secara berfikir dan cara bersikap. Layanan publik saat ini
prima. Kelurahan Cikawai memiliki 9 RW di dituntut untuk bisa mengimbangi permintaan
wilayahnya dengan berbagai macam karakteristik pengguna dalam hal ini warga. Semakin
yang berbeda-beda. Lokus Program Kemitraan pahamnya pengguna terhadap teknologi
Masyarakat ini yaitu di RW 04 Melongkaler yang berdampak pada keinginan pengguna unutuk
terletak tidak jauh dari Kantor Kelurahan mendapatkan layanan yang praktis, ekonomis,
Cikawao. RW 04 Melongkaler terdiri dari 6 RT cepat dan tepat. Layanan pubik digital merupakan
dengan jumlah kepala keluarga kurang lebih 300 salah satu solusi untuk menjawab tantangan-
KK. Letak RW 04 cukup strategis karena tantangan tersebut. Apalagi dunia sekarang ini
berdekatan dengan kampus UNPAS Lengkong sedang dilanda wabah corona, dimana sebagai
dan UNLA Karapitan. Terkait dengan letak RW bentuk pencegahan diharuskan untuk jaga jarak
04 yang strategis tersebut maka menjadi destinasi sosial dehingga interaksi antara penyedia layanan
dan tempat tinggal sementara bagi para mahasiswa dengan pengguna layanan diharapkan tidak terlalu
yang kuliah di kampus tersebut. Fenomena itu sering dilakukan dengan tatap muka.
ditandai dengan banyaknya rumah kos yang Kesimpulannya layan publik digital merupakan
dibangun sehingga perbandingan antara warga alternative yang baik sebagai salah satu langkah
dengan penduduk musiman bisa dikatakan lebih untuk tetap memberi layanan prima namun tetap
banyak penduduk musiman. Dampaknya adalah memegang prinsip jaga jarak sosial.
RW 04 enjadi lebih rawan akan tndak pencurian
kendaraan bermotor karena antar sesama DAFTAR PUSTAKA
penghuni tidak saling mengenal. Volume sampah Abdullah, I. (2020). COVID-19: Threat and Fear
pun meningkat drastic ketika musim kuliah in Indonesia. Psychological Trauma:
dimulai. Sampah yang menumpuk terkasang tidak Theory, Research, Practice, and Policy,
dapat diangkut oleh petugas dikarenakan 12(5), 488–490.
keterbatasan alat angkut kebersihan. https://doi.org/10.1037/tra0000878
Melihat kondisi eksisting RW 04 maka
perlu dilakukan pembenahan administrasi Alaeddin, O., Rana, A., Zainudin, Z., &
kependudukan melalui konsep digital yaitu Kamarudin, F. (2018). From physical to
mendata semua penduduk di lingkungan RW 04 digital: Investigating consumer behaviour of
baik penduduk tetap mau. Pun penduduk musiman switching to mobile wallet. Polish Journal of
yang dilakukan secara digital, yaitu data yang Management Studies, 17(2), 18–30.
didapatkan di simpan pada big data secara cloud. https://doi.org/10.17512/pjms.2018.17.2.02
Dengan adanya data yang akurat maka akan lebih
mudah mengimplementasikan program-program Almsalam, S. (2014). The Effects of Customer
yang telah di rencanakan. Warga juga lebih mudah Expectation and Perceived Service Quality
mengakses informasi terkait program-program on Customer Satisfactio. International
pemerintah baik pusat maupun daerah melalui Journal of Business and Management
aplikasi di dalam gawainya. Invention, 3(8), 79–84.

Aya Pastrana, N., & Sriramesh, K. (2014).


KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Corporate Social Responsibility:
Tantangan yang dihadapi dalam Perceptions and practices among SMEs in
implementasi pelayanan publik digital harus dapat Colombia. Public Relations Review, 40(1),
dihadapi dengan memiliki kompetensi manajerial 14–24.
dan kompetensi melayani. Kedua kompetensi https://doi.org/10.1016/j.pubrev.2013.10.00
tersebut apabila dikolaborasikan akan 2
menciptkana kualitas layanan yang unggul.
Kualitas layanan yang unggul tersebut dapat Aziz, M. A. A., Rahman, H. A., Alam, M. M., &
dicerminkan oleh kepuasan pengguna layanan Said, J. (2015). Enhancement of the
dalam hal ini warga setempat. Teknologi dan Accountability of Public Sectors through

E-ISSN: 2655-965X, ISSN: 2655-965X 13


Upaya Meningkatkan Kualitas Layanan Publik Melalui ……. Ani Yunaningsih et al.

Integrity System, Internal Control System sized Enterprises (SME) survive the
and Leadership Practices: A Review Study. COVID-19 outbreak? Jurnal Inovasi
Procedia Economics and Finance, Ekonomi, 5(3), 53–62.
28(April), 163–169. https://doi.org/10.22219/jiko.v5i3.11838
https://doi.org/10.1016/s2212-
5671(15)01096-5 Gures, N., Arslan, S., & Yucel Tun, S. (2014).
Customer Expectation, Satisfaction and
Beekman, G., Bulte, E., & Nillesen, E. (2014). Loyalty Relationship in Turkish Airline
Corruption, investments and contributions to Industry. International Journal of Marketing
public goods: Experimental evidence from Studies, 6(1), 66–74.
rural Liberia. Journal of Public Economics, https://doi.org/10.5539/ijms.v6n1p66
115, 37–47.
https://doi.org/10.1016/j.jpubeco.2014.04.0 Heiskala, M., Jokinen, J. P., & Tinnilä, M. (2016).
04 Crowdsensing-based transportation services
- An analysis from business model and
Cabrilo, S., Nesic, L. G., & Mitrovic, S. (2014). sustainability viewpoints. Research in
Study on human capital gaps for effective Transportation Business and Management,
innovation strategies in the knowledge era. 18, 38–48.
Journal of Intellectual Capital, 15(3), 411– https://doi.org/10.1016/j.rtbm.2016.03.006
429. https://doi.org/10.1108/JIC-05-2014-
0058 Helm, S., Serido, J., Ahn, S. Y., Ligon, V., &
Shim, S. (2019). Materialist values, financial
Chiu, C. M., Chang, C. C., Cheng, H. L., & Fang, and pro-environmental behaviors, and well-
Y. H. (2009). Determinants of customer being. Young Consumers.
repurchase intention in online shopping. https://doi.org/10.1108/YC-10-2018-0867
Online Information Review, 33(4), 761–784.
https://doi.org/10.1108/1468452091098571 Hikmawati, N. K., & Alamsyah, D. P. (2018). The
0 digital company based on competitive
strategy. Proceedings of the 3rd
Crawford, J., Butler-Hunderson, K Rudolph, J., International Conference on Informatics and
B., M., Glowatz, M., Burton, R., & Lam, S. Computing, ICIC 2018, 2001.
M. S. (2020). View of COVID-19: 20 https://doi.org/10.1109/IAC.2018.8780516
countries’ higher education intra-period
digital pedagogy responses | Journal of Johannessen, J. A., & Olsen, B. (2010). The future
Applied Learning and Teaching. Journal of of value creation and innovations: Aspects of
Applied Learning & Teaching3, (1)(1). a theory of value creation and innovation in
https://journals.sfu.ca/jalt/index.php/jalt/arti a global knowledge economy. International
cle/view/191/163 Journal of Information Management, 30(6),
502–511.
de Pablos Heredero, C., & Berzosa, D. L. (2011). https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2010.03.
Open innovation in firms and public 007
administrations: Technologies for value
creation. In Open Innovation in Firms and Kim, J., & Lennon, S. J. (2013). Effects of
Public Administrations: Technologies for reputation and website quality on online
Value Creation. consumers’ emotion, perceived risk and
https://doi.org/10.4018/978-1-61350-341-6 purchase intention: Based on the stimulus-
organism-response model. Journal of
Diaz-Rainey, I., Ibikunle, G., & Mention, A. L. Research in Interactive Marketing, 7(1), 33–
(2015). The technological transformation of 56.
capital markets. Technological Forecasting https://doi.org/10.1108/1750593131131673
and Social Change, 99, 277–284. 4
https://doi.org/10.1016/j.techfore.2015.08.0
06 Laohasirichaikul, B., & Combs, H. (n.d.).
Effective customer relationship management
Fitriasari, F. (2020). How do Small and Medium- of health care : a study of hospitals in

E-ISSN: 2655-965X, ISSN: 2655-965X 14


Jurnal ALTASIA
Vol. 3, No. 1, Tahun 2021

Thailand. 1–13. Strategy and Leadership, 37(2), 32–37.


https://doi.org/10.1108/1087857091094120
Liu, C. (2012). The myth of informatization in 8
rural areas: The case of China’s Sichuan
province. Government Information Richardson, G., Taylor, G., & Lanis, R. (2013).
Quarterly, 29(1), 85–97. The impact of board of director oversight
https://doi.org/10.1016/j.giq.2011.06.002 characteristics on corporate tax
aggressiveness: An empirical analysis.
Mulyono, H., Indonesia, M., & Helmi, S. (2018). Journal of Accounting and Public Policy,
e-CRM and Loyalty : A Mediation Effect of 32(3), 68–88.
Customer Experience and Satisfaction in https://doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2013.0
Online Transportation of Indonesia e-CRM 2.004
and Loyalty : A Mediation Effect of
Customer Experience and Satisfaction in Riyanto, A., Primiana, I., Yunizar, & Azis, Y.
Online Transportation of Indonesia. (2018). Disruptive Technology: The
September. Phenomenon of FinTech towards
Conventional Banking in Indonesia. IOP
Nasco, S. A., & Hale, D. (2009). Information Conference Series: Materials Science and
search for home, medical, and financial Engineering, 407(1).
services by mature consumers. Journal of https://doi.org/10.1088/1757-
Services Marketing, 23(4), 226–235. 899X/407/1/012104
https://doi.org/10.1108/0887604091096556
6 Sawitri, N. N., & Febrian, E. (2018). Determinants
of demand for Islamic banking services: A
Nugroho, Y. (2011). Opening the black box: The survey on moslem public servants in
adoption of innovations in the voluntary Indonesia. Malaysian Journal of Consumer
sector-The case of Indonesian civil society and Family Economics, 21(Special Issue 2),
organisations. Research Policy, 40(5), 761– 65–73.
777.
https://doi.org/10.1016/j.respol.2011.03.002 Sawitri, N. N., Oswari, T., & Hastuti, E. (2017).
Analysis of WebQual usefulness,
Onofri, L., & Nunes, P. A. L. D. (2014). De information quality and interaction service in
rationibus est disputandum: Psychological cultural sites online. International Journal of
dimensions of choice and public policy Economic Research, 14(6), 191–199.
design. Ecosystem Services, 10, 172–179.
https://doi.org/10.1016/j.ecoser.2014.09.011 Soelasih, Y. (2015). Is physical evidence still
valid? A study of low cost carriers in
Opute, A. P., Irene, B. O., & Iwu, C. G. (2020). Indonesia. Gadjah Mada International
Tourism service and digital technologies: A Journal of Business, 17(3), 203–218.
value creation perspective. African Journal https://doi.org/10.22146/gamaijb.8499
of Hospitality, Tourism and Leisure, 9(2), 1–
18. Suma Vally, K., & Hema Divya, K. (2018). A
study on digital payments and
Panourgias, N. S. (2015). Capital markets demonetization in India: Prospects and
integration: A sociotechnical study of the challenges. Journal of Advanced Research in
development of a cross-border securities Dynamical and Control Systems, 10(8
settlement system. Technological Special Issue), 384–390.
Forecasting and Social Change, 99, 317–
338. Utami, S. (2015). The Influence of Customer Trust
https://doi.org/10.1016/j.techfore.2015.02.0 on Customer Loyalty. International Journal
14 of Economics, Commerce and Management,
III(7), 638–653.
Ramaswamy, V. (2009). Leading the
transformation to co-creation of value. Vogt, N., Reeson, A. F., & Bizer, K. (2013).

E-ISSN: 2655-965X, ISSN: 2655-965X 15


Upaya Meningkatkan Kualitas Layanan Publik Melalui ……. Ani Yunaningsih et al.

Communication, competition and social gift


exchange in an auction for public good
provision. Ecological Economics, 93, 11–19.
https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2013.04.0
17

Wise, S., Paton, R. A., & Gegenhuber, T. (2012).


Value co-creation through collective
intelligence in the public sector: A review of
US and European initiatives. Vine, 42(2),
251–276.
https://doi.org/10.1108/0305572121122727
3

E-ISSN: 2655-965X, ISSN: 2655-965X 16

You might also like