You are on page 1of 27

LEGAL AUDIT PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN*
Dr. Mohammad Syaiful Aris, S.H., M.H., LL.M
Dosen Fakultas Hukum UNAIR- Certified Legal Auditor
2022
*Diambil dari berbagai sumber daftar bacaan terlampir
MASALAH PENTING
OBESITAS REGULASI dAN TUMPANG TINDIH

Terdapat 8.451 peraturan


pusat dan 15.965
peraturan daerah yang
menggambarkan
kompleksitas regulasi di
Indonesia.

(Sumber: Kemenkumham,
23 Jan 2020)

MENGHAMBAT TUJUAN
PEMBANGUNAN HUKUM
UU CIPTA KERJA--->
INKONSTITUSIONAL BERSYARAT

PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI


NOMOR 91/PUU/XVIII/2020

UNSUR KEPASTIAN HUKUM,


KEMANFAATAN DAN TUJUAN STRATEGIS
KEADILAN

MEMBERIKAN KESEMPATAN PEMBENTUK UU MEMPERBAIKI


PERTIMBANGAN PUTUSAN HAL 414
“….PEMBENTUK UU MEMILIKI KESEMPATAN MENGKAJI KEMBALI BEBERAPA
SUBSTANSI YANG MENJADI KEBERATAN BEBERAPA KELOMPOK MASYARAKAT”

TIDAK HANYA
FORMIL ?

ASPEK
LEGAL AUDIT
PEMBENTUKAN DAN
PERUNDANGAN
MATERI PENGATURAN
Latar Belakang
 Audithukum awalnya sebagai persyaratan untuk perusahaan-perusahaan
go public yang mensyaratkan lembaga yang berwenang untuk melakukan
audit hukum/legal audit
 Kemudian berkembang pada perusahaan yang akan merger atau
melakukan akusisi.
 Sekaranggagasan audit hukum dikembangkan ke beberapa sektor antara
lain penyelenggara Negara (eksekutif, legislative dan yudikatif) dan
peraturan perundang-undangan.
 Masalah baru dan belum banyak referensi yang membahas masalah
tersebut
Audit
Awalnya kata “ audit” dipergunakan untuk kegiatan pemeriksaan
resmi di bidang keuangan dengan otentikasi pembukuan didukung
oleh saksi dan alat bukti. Suatu “systematic inspection of
accounting records, involving analyses test and confirmation”.
Definisi atau rumusan legal audit berubah menurut masa dan
tempat sbg mana dlm literatur;
Legal audit sekarang diartikan pemeriksaan dari segi hukum
terhadap organisasi bisnis, berkenaan dengan kelengkapan,
kebenaran dokumen pendukung, kepatuhan dan ketaatan
terhadap hukum dan kewajiban-kewajiban hukum oleh suatu
organisasi bisnis, yang menggambarkan kondisi sebenarnya suatu
organisasi bisnis. (Black’s Law Dictionary, Sixth Editions, hal. 131)
PENGERTIAN AUDIT HUKUM
Pemeriksaan fakta/data (pengumpulan, pemilihan, pemilahan, penyajian,
analisa, pengkajian, penilaian) dari aspek hukum atas Subyek Hukum,
Harta Kekayaan, Perbuatan Hukum/Transaksi, sehingga diketahui tingkat
kualitas kepatuhan hukumnya, atau seberapa jauh hukum
dipatuhi/diterapkan oleh yang bersangkutan.

audit hukum pada intinya membandingkan fakta


yang senyatanya dengan yang seharusnya
menurut peraturan hukum/perundangan yang
berlaku.
7
SUBJEK AUDIT HUKUM
 Umumnya auditor/pemeriksa yang diberi kewenangan untuk melakukan
pemeriksaan hukum adalah seorang atau lebih professional yang
memiliki keahlian di bidang audit hukum;
 Audit terhadap lembaga/ peraturan perundang-undangan dapat
ditugaskan kepada Tim Independen Audit Hukum yang terdiri dari
professional di bidang hukum tata Negara/perundang-undangan dan
bidang hukum lainnya yang terkait dengan objek audit;
 Tim Independen ditetapkan oleh Pimpinan Lembaga.
AUDITOR HUKUM DAN AUDITEE
I. IN-HOUSE LEGAL AUDITOR: AUDITEE: PENYELENGGARA NEGARA &
PEMERINTAHAN:
SesMen, SekJen, SesTama, Inspektorat, MPR, DPR, DPD, DPRD
Biro Hukum, Bawasda, Legal Officer pada:
BPK, MK, MA, KY, KPK, TNI,
Pengguna Anggaran, Pembuat Komitmen,
Pengadaan, Perlengkapan, POLRI, PPATK, LPS, BPKP, BI, OJK,
Perbendaharaan,dll. KOMNAS, KPU, PRESIDEN,
KEMENTRIAN, GUBERNUR,
II. SUPERVISORY LGL AUDITOR: BUPATI/PEMKAB, WALIKOTA/
BPK, BPKP, PPATK, Kepolisian, PEMKOT, CAMAT/KCAMATAN,
LURAH/KELURAHAN, KADES/
Kejaksaan, KPK DESA  Atas:
III.INDEPENDENT LGL AUDITOR: 1. Kelembagaan & Pejabatnya
2. Harta Kekayaan/Assetnya
Auditor Hk Independen, ASAHI 3. Perbuatan Hukumnya
4. Permasalahan Hukumnya

9
Bagan Audit Hukum
A. PRA AUDIT B. PELAKSANAAN C. PENYERAHAN
1. Perjanjian 1. Pengumpulan 1. Penyerahan
Kerjasama peraturan
2. Perencanaan perundangan Laporan hasil
3. Konfirmasi 2. Validasi peraturan Audit
3. Pengumpulan data 2. Presentasi
4. Validasi data
5. Analisis 3. Serah terima
6. Validasi analisis pekerjaan
7. Pendapat hukum
& rekomendasi
Identifikasi Tujuan Penugasan Audit Hukum berdasarkan
Kipling Method

Apa tujuan penugasan audit hukum?


Bagaimana tujuan What
penugasan audit hukum
dilaksanakan?
Siapa pihak-pihak yang terkait
How Who dalam tujuan penugasan audit
hukum?

Mengapa tujuan penugasan


Where Why audit hukum dilakukan?

Dimana tujuan penugasan


audit hukum dilaksanakan?
When
Kapan waktu pelaksanaan tujuan
penugasan audit hukum?

11
KERANGKA REGULASI DAN KELEMBAGAAN
Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan
1.Memberikan kemudahan bagi aktivitas
1. Tidak ada tumpang tindih
masyarakat dan mengurangi beban
fungsi/kewenangan
masyarakat
2. Tata kelola dan hubungan kerja yang
2.Mendorong potensi kreatif warga negara sinergis antarfungsi/kewenangan
lebih mudah dilaksanakan 3. Tersedianya ASN yang profesional untuk
melaksanakan fungsi/kewenangan di setiap
3.Mendorong efektivitas dan efisiensi
lembaga
penyelenggaraan negara dan pembangunan
4. Format kelembagaan memberikan daya
4.Memiliki nilai tambah atau insentif bagi ungkit terhadap pencapaian hasil
pelaku usaha untuk mendukung sasaran pembangunan
Kriteria Regulasi
INDIKATOR LEGAL AUDIT PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
A. MEMENUHI ASPEK LEGALITAS
1. Tidak menimbulkan konflik dengan regulasi yang lebih tinggi dan/atau
regulasi yang sederajat serta inkonsisten dengan regulasi di atasnya/
turunannya.
2. Tidak multitafsir, sehingga menimbulkan pemahaman berbeda (tidak
memberikan kejelasan objek dan subjek yang diatur, serta bahasa yang
tidak dimengerti masyarakat)
3. Dapat dilaksanakan dan memberikan manfaat serta telah memiliki
peraturan pelaksanaan
B. Berdasarkan kebutuhan (mengutamakan
kualitas) dan bukan keinginan (kuantitas)

1. Memenuhi hak-hak dasar masyarakat


2. Memenuhi prinsip transparansi dan
akuntabilitas
3. Mendorong inovasi
4. Memberikan kepastian hukum bagi masyarakat
umum
5. Meningkatkan efisiensi, efektivitas, koordinasi,
harmonisasi, sinkronisasi, dan sinergi di
lingkungan birokrasi dan penyelenggara Negara
6. Mendukung pencapaian sasaran dan target
pembangunan
C. Tidak Membebani
1. Tidak menimbulkan beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) untuk pelaksanaan
regulasi tersebut (di luar kewajiban atau tanggung
jawab negara atau hasil guna)
2. Tidak memberatkan masyarakat dengan
menetapkan pungutan, persyaratan, dan atau
prosedur dan perizinan yang tidak perlu /
memberatkan.
3. Mudah diawasi dalam pelaksanaannya.
BATU UJI PENGUSULAN REGULASI BARU

1. Apakah regulasi ini •Apabila regulasi yang diusulkan merupakan


amanat dari UU/PP/Perpres/ Peraturan lain
merupakan amanat
regulasi lain?

• Tingkat urgensi dibentuknya regulasi ini untuk mengatasi


2. Apakah hambatan pencapaian dari target pembangunan
• Pembentukan regulasi ini merupakan arahan
regulasi baru ini Presiden/Kepala Daerah

perlu?
•Tingkat urgensi dibentuknya regulasi ini untuk mengatasi
Apakah regulasi hambatan pencapaian dari target pembangunan
ini diperlukan •Pengambilan kebijakan memerlukan instrumen regulasi
dalam hal implementasi kebijakan (regulasi merupakan
sekarang? upaya terakhir yang diperlukan setelah opsi kebijakan lain)

•Regulasi ini dapat meningkatkan mobilitas masyarakat, produktifitas,


Apakah regulasi meningkatkan daya beli, memberikan kemudahan terhadap akses
ini akan public/pelayanan umum
•Regulasi ini ditujukan kepada masyarakat yang terkena dampaknya
memberikan secara langsung dan memberikan manfaat berkelanjutan
manfaat bagi •Regulasi ini ditujukan untuk merespon dinamika perkembangan social,
politik, ekonomi, hukum, dan budaya baik kearifan local maupun
masyarakat? perkembangan dunia internasional
 Berkurangnya beban anggaran negara
Apakah regulasi ini akan  Penerapan sistem informasi dan teknologi, contoh : pelayanan
berdampak pada lebih online untuk pelayanan public
 Dengan adanya efisiensi maka sumber-sumber pendanaan
efisiennya pembangunan dapat digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan
penyelenggaraan negara? negara yang lain demi kesejahteraan masyarakat.
 Dengan adanya regulasi tersebut maka dapat menciptakan good
governance

 Hal ini diperlukan untuk mengetahui kejelasan masing-masing


pelaku:
Apakah ada analisis  Pemerintah: penerimaan negara, berkurangnya beban anggaran
negara;
tentang manfaat  Dunia usaha: terbukanya kesempatan berusaha/kemudahan
berusaha, meningkatnya keuntungan, produktivitas dan sebagainya;
(efisien) dan biaya  Masyarakat Umum: meningkatnya kualitas lingkungan hidup,
(biaya ekonomi)? kesehatan, meningkatnya angka harapan hidup, kesejahteraan,
bertambahnya akses pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat
miskin, dan lain-lain.
Model Analisis Peraturan Perundang-undangan
(MAPP)

Identifikasi Analisis Rencana


Inventarisasi
& Klarifiasi Regulasi Tindak
3 KRITERIA MAPP

1. Legalitas (legal basis):


Konflik,

Multitafsir,

Inkonsisten, dan
Tidak Operasional
2. Kebutuhan (needs)

Regulasi mempunyai tujuan yang jelas dan


dibutuhkan/diperlukan masyarakat dan penyelenggara negara
serta merupakan jawaban terhadap permasalahan yang ingin
diatasi.
3. Ramah (friendly)
Regulasi tersebut tidak memberikan beban tambahan yang
berlebihan (berupa tambahan biaya, waktu dan proses)
kepada pihak-pihak yang terkena dampak
3 (tiga) pilihan keputusan tindakan
(1) Regulasi Dipertahankan;
(2) Regulasi Direvisi; dan
(3) Regulasi Dicabut.
DAFTAR BACAAN
1. M. Zaidun, Pengantar Legal Audit (Legal Due Diligence) dan Legal Opinion, Materi PKPA DPC
Peradi Surabaya, 2019
2. Jimly School of Law and Government, Modul Pendidikan Auditor Hukum, Certified Legal
Auditor (C.L.A), Asosiasi Auditor Hukum Indonesia, Jakarta, 2017.
3. Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, Kode Etik Konsultan Hukum Pasar Modal, HKHPM,
Jakarta, 2015.
4. Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal,
HKHPM, Jakarta, 2018.
5. St Laksanto Utomo dan Lenny Nafriana, Pemeriksaan Dari Segi Hukum atau Due Diligence,
ALUMNI, Bandung, 2015
6. Sudikno Mertokusumo, Teori Hukum, Maha Karya Pustaka, Yogyakarta, 2019.
7. Wawan Wardiana,dkk, Panduan Penanganan Konflik Kepentingan Untuk Penyelenggara
Negara dan Lembaga Publik, Komisi Pemberantasan Korupsi, 2019.
TERIMA KASIH

Email: syaiful@fh.unair.ac.id

You might also like