Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
NIKMATULLOH
NPM: 210102395
i
KATA PENGANTAR
Pertama tama penulis panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan nikmat sehat dan sempat sehingga penulis bisa menjalankan
proses Pendidikan di bangku perkuliahan dan berkat Allah SWT makalah ini bisa
terselesaikan Alhamdulillah.
Kedua kalinya sholawat dan salam tak lupa pula penulis curahkan kepada
junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari
zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................... i
A. Kesimpulan .......................................................................................... 20
B. Saran ..................................................................................................... 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang
disajikan melalui ujaran. Keterampilan menyimak merupakan dasar
keterampilan dalam komunikasi lisan. Apabila kemampuan seseorang
dalam menyimak kurang, dapat dipastikan dia tidak dapat mengungkapkan
topik yang didengar dengan baik. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
terdapat satu kompetensi yang harus dicapai siswa yaitu menemukan pokok-
pokok berita (apa, siapa, mengapa, dimana, kapan dan bagaimana) yang
didengar atau ditonton melalui radio/TV. Hal ini menandakan bahwa
pembelajaran menyimak berita merupakan salah satu pembelajaran yang
pentiing untuk dilaksanakan.
Pentingnya pembelajaran menyimak berita di sekolah yaitu dapat
melatih daya pikir siswa terhadap hal-hal yang telah disimaknya. Semakin
tinggi daya ingat siswa dalam menyimak maka semakin tingginpula
kecerdasan siswa. Seperti halnya pada materi pembelajaran menyimak
berita televisi, untuk menyetahui informasi dari berita siswa tidak sekedar
melihat berita di televisi saja, akan tetapi siswa juga harus menyimak
dengan cermat segala informasi yang telah diberitakan. Konsentrasi penuh
dalam menyimak teks berita merupakan hal yang utama dalam menyimak.
Hal tersebut terbukti bahwa siswa yang menyimak informasi dengan cermat
dan penuh konsentrasi maka informasi yang diperoleh juga lengkap, namun
sebaliknya siswa yang tidak menyimak informasi dengan cermat maka
informasi yang didapat juga tidak akan lengkap.
Menyimak merupakan salah satu dari keempat keterampilan
berbahasa yang penting. Keterampilan menyimak harus dikuasai terlebih
dahulu dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan berbahasa yang
lain. Kegiatan menyimak dapat terlihat dari kehidupan sehari-hari yang
dihadapkan dengan berbagai kesibukan menyimak, misalnya dalam dialog
1
antaranggota kaluarga, percakapan antarteman dan aktivitas pendidikan di
sekolah (Tarigan, 2008: 2).
Berbagai anggapan siswa terhadap kegiatan menyimak merupakan
kegiatan tidak yang menarik, membosankan dan menghabiskan waktu.
Kejenuhan siswa dalam menyimak terjadi karena siswa merasa dipaksa
untuk melakukan kegiatan menyimak. Padahal manfaat dari kegiatan
menyimak sangat penting bagi kehidupan manusia. Seperti halnya
menyimak, dengan menyimak informasi siswa dapat mengetahui segala hal
yang terjadi di belahan dunia ini meliputi kasus-kasus yang sedang terjadi
di berbagai negara, keanekaragaman suku dan budaya yang terdapat di
berbagai negara, beragam keajaiban dunia yang terdapat di dunia dan
berbagai jenis makhluk hidup yang terdapat di dunia.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan upaya
untuk meningkatkan kinerja guru, karena guru harus bertanggung jaawab
terhadap profesinya yang terlibat langsung dengan siswa. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran dalam materi menyimak teks berita, guru harus
menggunakan strategi pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif untuk
membangkitkan minat siswa dalam proses pembelajaran.
Menyimak dapat menambah cakrawala pengetahuan. Para pakar
memperkirakan atau menaksir kira-kira 85% dari sesuatu yang diketahui
manusia berasal dari menyimak, tapi yang mereka ingat hanya 20% dari
yang mereka dengar itu. Dengan demikian, jelaslah betapa besarnya
keuntungan yang diperoleh dari keterampilan menyimak dalam kehidupan
manusia. Banyak orang yang tidak memahami bahwa menyimak sama
aktifnya dengan berbicara, bahkan dalam beberapa hal jauh lebih rumit dan
sulit. Pembicaraan sudah jelas mengetahui pesan yang akan dikatakannya,
sedangkan penyimak harus menginterpretasikan pesan yang akan
disampaikannya.
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan, rumusan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari keterampilan menyimak?
2. Apa saja tujuan keterampilan menyimak?
3. Apa saja Manfaat Keterampilan menyimak?
4. Bagaimana pembelajaran menyimak di SD?
5. Apa saja tahapan keterampilan menyimak?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang sudah dipaparkan, tujuan pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui defini keterampilan menyimak
2. Untuk mengetahui tujuan dari keterampilan menyimak
3. Untuk mengetahui manfaat-manfaat dari keterampilan meyimak
4. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran menyimak di SD
5. Untuk mengetahui apa saja tahapan-tahapan alam keterampilan
menyimak
D. Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2. Pengertian Menyimak
Kata menyimak dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan
makna dengan ‘mendengar’ dan ‘mendengarkan’. Ketiga istilah itu
sering menimbulkan kekacauan pemahaman, bahkan sering dianggap
sama sehingga dipergunakan secara bergantian (Akhadia, 1991/1992:
3). Ketiga istilah tersebut memang agak berkaitan dengan makna.
Namun, tetap berbeda dalam penerapan atau penggunaannya. Moeliono
(1998: 246) menjelaskan bahwa mendengar diartikan sebagai
menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti
menangkap sesuatu (bunyi) dengan sungguh-sungguh. Berbeda halnya
dengan menyimak. Menyimak berarti memerhatikan baik-baik apa yang
diucapkan atau dibaca orang.
Secara umum menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi, atau pesan serta memahami makna komunikasi yang
telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Menyimak juga bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman
dan perhatian serta apresiasi (Russell & Rusell, 1959: Anderson, 1972).
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyimak
adalah mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan
atau dibaca orang.
Tidak sedikit orang yang beranggapan menyimak sama dengan
mendengar. Padahal menyimak (listening) berbeda dengan mendengar
(hearing). Menyimak bersifat aktif, sedangkan mendengar bersifat pasif,
spontan, dan tidak selektif. Menyimak tidak hanya merupakan aktivitas
mendengarkan, tetapi merupakan sebuah proses memilih dari sekian
banyak rangsangan di sekitar kita. Menyimak menyangkut proses dan
interpretasi terhadap informasi yang diterima.
Menyimak merupakan komunikasi verbal yang sulit dan unik
harus dipelajari dan dilatih, karena merupakan bagian yang penting dari
5
komunikasi. Bahkan menyimak dapat diklasifikasikan sebagai seni
bergaul atau keterampilan berkomunikasi. Peranan menyimak penting
dalam berkomunikasi, karena memiliki manfaat dalam mengembangkan
kemampuan berkomunikasi dan menempati ruang paling besar dalam
aktivitas berkomunikasi. Sekitar 50% aktivitas komunikasi didominasi
oleh menyimak.
Secara lebih rinci, menyimak juga mempunyai tahapan yang
komperhensif. Dimulai dari mendengar, mendengarkan, dan yang
terakhir menyimak. Perbedaan di antara ketiganya, mendengar hanya
sepintas saja, seperti mendengar suara pesawat, klakson mobil, atau deru
ombak. Mendengarkan lebih meningkatkan perhatian terhadap suara
atau bunyi yang masuk ke telinga, seperti mendengarkan orang
mengetuk pintu dan mengucap salam, mendengarkan orang menyebut
nama kita, dan sebagainya. Sedangkan menyimak lebih komperhensif,
memperhatikan sungguh-sungguh kepada bahan simakan, misalnya
memperhatikan dosen menjelaskan materi perkuliahan, menyimak
radio, menyimak bahan bacaan, dan lain-lain.
Disisi lain dijelaskan keterampilan berbahasa dimulai dari
keterampilan menyimak, kemudian keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan terakhir keteramoilan menulis. Ada teori
yang mengatakan kalau anak sudah bisa mendengarkan, menyimak
sejak dalam kandungan. Setelah ia lahir, maka anak itu diajarkan
berbicara. Pintar berbicara, maka ia pun akan diajarkan membaca.
Keterampilan menulis diajarkan setelah anak bisa menyimak, berbicara,
dan membaca; karena keterampilan menulis adalah akumulasi dari
ketiga keterampilan sebelumnya.
Ketika seseorang berkomunikasi, menyimak merupakan salah
satu keterampilan berbahasa yang penting untuk menunjang
keberhasilan aktivitas pribadi, akademik, dan profesi. Peranan penting
dari keterampilan menyimak ini mesti disadari oleh setiap pengajar
bahasa, sebab ada pemahaman bahwa keterampilan menyimak ini dapat
6
diperoleh secara spontan tanpa melalui latihan yang inntensif. Namun
demikian, untuk menjadi seorang pendengar yang baik atau agar dapat
menyimak dengan baik maka keterampilan tersebut harus dilatih.
Selain itu, simakan dimaknai sebagai hasil menyimak, terutama
melalui pancaindra dengar dengan perhatian penuh atas ujaran-ujaran
bahasa lisan yang ditangkap oleh seseorang dari orang lain, baik secara
langsung maupun melalui rekaman. Jadi, sumber utama simakan adalah
bentuk asli dari bahasa, yaitu bahasa lisan. Dalam bidang linguistik
sering dinamakan la parole (objek pertama linguistik). Bahasa tulisan
merupakan objek linguistik yang kedua (la langue) karena bahasa
tulisan merupakan ukisan dari bahasa lisan.
Dari beberapa pengertian tentang menyimak tersebut, dapat
penulis simpulkan bahwa menyiamak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang bungi dengan penuh perhatian agar
apa yag didengar atau disimak bisa sampai pada orang yang menyimak.
3. Keterampilan Menyimak
Dalam pengajaran bahasa, terutama pengajaran bahasa lisan
sering kita jumpai istilah mendengar, mendengarkan, dan menyimak.
Ketiga istilah itu memang berkaitan dalam makna namun berbeda dalam
arti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian ketiga istilah itu
dijelaskan seperti berikut. Mendengar diartikan sebagai menangkap
bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti mendengarkan
sesuatu dengan sungguh-sungguh. Sedangkan menyimak berarti
mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau
dibicarakan orang (Djago Tarigan, 2003: 2.5).
Menurut Hanry Guntur Tarigan (1991: 4) menyimak adalah
suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna
yang terkandung di dalamnya. Menyimak melibatkan penglihatan,
penghayatan, ingatan, pengertian, bahkan situasi yang menyertai bunyi
7
bahasa yang disimak pun harus doiperhitungkan dalam menentukan
maknanya.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang keterampilan,
menyimak serta keterampilan menyimak, dapat penulis simpulkan
bahwa keterampilan menyimak sangat diperlukan adanya pada setiap
pengajar maupun siswa atau setiap individu dikarenakan seperti yang
sudah dipaparkan keteramipilan menyimak merupakan keterampilan
yang paling utama dibutuhkan pada keterampulan berkomunikasi.
8
aestetik pada dasarnya tujuannya adalah untuk menyimak hal-hal
yang mungkin dapat menimbulkan keindahan bagi diri penyimak.
c. Efferent Listening
Menyimak untuk mendapat informasi (Efferent Listening)
merupakan keterampilan menyimak yang menuntut siswa
mengorganisasikan informasi yang diterimanya sedemikian rupa
sehingga informasi itu dapat tersimpan di dalam otak dan mudah
untuk mengingatnya.
d. Critical Listening
Menyimak dengan tujuan mengkritik atau Critical Listening
adalah keterampilan menyimak informasi yang dilanjutkan proses
mengevaluasi pesan yang diterimanya menurut kriteria yang
dimiliki oleh pendengar/penyimak.
e. Therapeutic Listening
Menyimak untuk terapi atau Therapeutic Listening adalah
menyimak yang digunakan pada saat seseorang masalah-masalah
yang diungkapkan pembicara. Sebagaimana orang dewasa, anak-
anak juga memerlukan penyimak yang simpatik untuk menyimak
permasalahan-permasalahan yang dialaminya.
9
kosakata dan kalimat. Pemahaman terhadap fonem, kosakata dan kalimat
ini sangat membantu dalam berbagai kegiatan seperti berbicara, membaca,
dan menulis. Menurut Setiawan (dalam Rahmawati 2007: 20-21)
menyatakan bahwa manfaat menyimak sebagai berikut.
a. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga
bagi kemanusiaan sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu
memberikan masukan-masukan tertentu yang menjadikan kita lebih
berpengalaman.
b. Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan
keilmuan dan khasanah ilmu.
c. Memperkaya kosakata, menambah perbendaharaan ungkapan yang
tepat, bermutu dan puitis.
d. Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup serta
membina sifat terbuka dan objektif.
e. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial.
f. Meningkatkan citra artistik jika yang disimak merupakan bahan
simakan yang isi dan bahasanya halus.
g. Menggugah kreativitas dan semangat cipta untuk mengghasilkan
ujaran-ujaran dan tulisan-tulisan yang berjati diri. Jika banyak
menyimak, kita akan mendapatkan ide-ide yang cemerlang dan segar,
pengalaman hidup yang berharga. Semua itu akan mendorong kita untuk
giat berkarya dan kreatif.
10
D. Pembelajaran Menyimak di SD
Menurut Tarigan (dalam Elvi Susanti, 2019) Tujuan utama
pengajaran bahasa ialah agar para siswa terampil dalam berbahasa, dalam
pengertian terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan
terampil menulis. Pada tahun 1949, Tulare Country School selesai
menyusun sebuah buku petunjuk mengenai keterampilan berbahasa yang
berjudul “Tulare Country Cooperative Languge Arts Guide”.
Anak pada usia sekolah dasar berada pada tahap operasional
konkret. Yahap operasional konkret tahapan umur siswa sekolah dasar yang
tidak dapat memahami operasi (logis) dalam pembelajaran tanpa dibantu
dengan benda-benda konkret. Hal itu menunjukkan bahwa siswa sekolah
dasar memerlukan benda-benda nyata sebagai bantuan untuk mengikuti
pembelajaran denga senang, siswa juga memiliki daya fantasi yang sangat
tinggi.
Pada siswa sekolah dasar kemampuan menyimak memnggunakan
media pembelajaran untuk mempermudah jalannya pembelajaran. Sehingga
apa yang mereka simak dapat diterima dengan baik. Kemampuan
menyiimak siswa berbeda-beda melihat dari pengetahuan yang mereka
miliki.
1. Kelas Saatu
a. Menyimak untuk menjelaskan atau menjernihkan pikiran atau untuk
mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan.
b. Dapat mengulangi secara tepat sesuatu yang telah didengarnya
c. Menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata dan lingkungan
2. Kelas Dua
a. Menyimak dengan kemampuan memilih yang meningkat
b. Membuat saran-saran, usul-usul, dan mengemukakan pertanyaan-
pertanyaan untuk mengeck pengertian
c. Sadar akan situasi, kapan sebaiknya menyimak, kapan pula
sebaiknya tidak usah menyimak
11
3. Kelas Tiga dan Empat
a. Sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai suatu sumber
informasi dan sumber kesenangan
b. Menyimak pada laporan orang lain,, pita rekaman laporan mereka
sendiri, dan siaran-siaran radio dengan maksud tertentu serta dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan hal itu.
c. Memperlihatkan keangkuhan dengan kata-kata atau ekspresi-
ekspresi yang tidak mereka pahami maknanya
4. Kelas Lima dan Enam
1. Menyimak scara kritis terhadap kekeliruan-kekeliruan, kesalahan-
kesalahan, propaganda-propaganda dan petunjuk-petunjuk yang
keliru
2. Menyimak pada aneka ragam cerita puisi, rima kata-kata, dan
memperoleh kesenangan dalam menemui tipe-tipe baru (Anderson,
dalam Elvi Susanti, 2019).
12
menyiapkan gambar bukanlah hal yang mudah. Walaupun tidak teramat
sulit, menyiapkkan gambar untuk pembelajaran dapat menyita banyak
waktu, bahkan perlu biaya untuk mencarinya.
13
menerima informasi terakhir, mengucapkan keras-keras informasi
tersebut dihadapan teman-temannya. Dengan demikian, kita tahu
apakah informasi itu tetap sama dengan sumber pertama atau tidak. Jika
tetap sama, berarti daya simak siswa sudah cukup baik, akan tetapi, bila
informasi pertama berubah setelah beranting, ini berarti daya simak
siswa masih kurang.
3. Teknik satu mulut satu kelas
Guru membacakan sebuah wacana yang dapat berupa artikel
atau cerita di hadapan siswa, dan siswa diminta menyimak baik-baik.
Sebelum siswa menyimak, guru memberi penjelasan tentang apa-apa
yang pernah disimak. Setelah guru selesai membacakan, guru dapan
meminta siswa, misalnya menceritakan kembali isi materi yang
disimaknya, menyebutkan tokoh atau pelaku dari cerita yang
disimaknya, atau menilai isi dari apa yang disimaknya, dan lain-lain.
Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan guru kepada siswa
tentu saja harus disesuaikan dengan tujuan yang tlah dirumuskan. Guru
dituntut untuk dapat membaca dengan baik sesuai dengan jenis wacana
yang dibacanya dalam penggunaan teknik ini. Oleh karena itu, guru
perlu menyiapkan benar-benar bahan bacaan dan cara membacanya,
jangan sampai siswa mengalami kesulitan memahami isi yang
disimaknya hanya karena pembacaan yang kurang siap.
4. Teknik satu rekaman satu kelas
Guru terlebih dahulu menyiapkan rekaman melalui kaset (tape
recorder), CD, telpon genggam, ataupun laptop yang berisi ceramah,
pembacaan puisi, pidato, cerita/dongeng, drama, dan sebagainya.
Kemudian guru memberi petunjuk-petunjuk sebelum kaset/CD, dan
telepon genggam diputar tentang hal-hal yang perlu disimak. Setelah
itu guru memutar rekaman yang telah disiapkan sebelumnya (dongeng,
misalnya). Siswa diminta menyimak baik-baik, rekaman dapat diputas
ulang bila siswa belum dapat mengikuti tentang apa yang diputar.
14
Kemudian siswa diberikan tugas menjawab pertanyaan-pertanyaan
untuk menguji pemahamannya terhadap rekaman yang disimaknya.
5. Teknik group cloze
Dalam penggunaan teknik ini, guru membacakan sebuah
wacana sekali, siswa diminta menyimak baik-baik. Kemudian, guru
membacakan lagi wacana tersebut dengan cara membaca paagraf awal
penuh, sedangkan paragraf berikutnya ada beberapa kata atau
kelompok kata yang dihilangkan. Setelah itu, tugas siswa adalah
memikirkan konteks wacana dan mengisi tempat yang kosong dengan
kata-kata atau peristilahan atau kelompok kata yang dibacakan
sebelumnya.
6. Teknik parafrase
Dalam penggunaan teknik ini, guru terlebih dahulu menyiapkan
sebuah puisi untuk disimak oleh siswa. Setelah itu, guru membacakan
puisi yang telah disiapkan dengan jelas. Kemudian setelah siswa selesai
menyimak, siswa secara bergiliran disuruh menceritakan kembali isi
puisi yang telah disimaknya dengan kata-kata sendiri.
Dalam penerapan teknik ini, guru harus menyesuaikan dengan
perkembangan kebahasaan siswa, agar dalam pelaksanaannya dapat
berjalan sesuai tujuan.
7. Teknik simak libat cakap
Sesuai dengan nama teknik ini, penyimak terlibat dalam
pembicaraan. Guru dapat menugaskan iswa mengadakan wawancara,
misalnya dengan guru wali, guru pengajar bahasa Bali, dan budayawan
dalam pelaksanaan teknik ini. Sebelum mengadakan wawancara, siswa
diminta menyiapkan apa yang perlu ditanyakan kepada orang yang
diwawancarai. Tugas selanjutnya siswa menyusun hasil wawancara
yang kemudian diserahkan kepada guru untuk teliti.
8. Teknik simak bebas libat cakap
Teknik ini senada dengan teknik simak libat cakap yang
mementingkan keterlibatan penyimak dalam pembicaraan. Penyimak
15
disini hanya berlaku sebagai pemerhati yang penuh minat, tekun
menyimak apa yang disampaikan oleh pembicara sehingga penyimak
dapat memahami isi pembicaraan, tujuan pembicaraan, menganalisis
apa yang dibicarakan, serta akhirnya menilai isi pembicaraan.
16
d. Tahap mengevaluasi
Setelah memahami serta dapat menafsirkan atau
menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak pun mulailah
menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara
mengenai keunggulanbdan kelemahan serta kebaikan dan
kekurangan pembicara. Dengan demikian, sudah sampai pada tahap
evaluating.
e. Tahap menanggapi
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak.
Penyimak menyambut, mengecamkanm dan menyerap serta
menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara
dalam ujaran atau pembicaraannya. Lalu, penyimak pun sampailah
pada tahap menanggapi (responding).
Sedangkan menurut Tarigan (2008), proses menyimak dilakukan
dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
a. Isolasi
Pada tahap ini sang penyimak mencatat aspek-aspek individual
kata lisan dan memisah-misahkan atau mengisolasikan bunyi-bunyi,
ide-ide, fakta-fakta, organisasi-organisasi khusus, begitu pula
stimulus lainnya.
b. Identifikasi
Sekali stimulus tertentu telah dapat dikenal maka suatu makna,
atau identitas pun diberikan kepada setiap butir yang berdikari itu.
c. Integrasi
Kita mengintegrasikan atau menyatupadukan apa yang kita
dengar dengan informasi lain yang telah kita simpan dan rekam
dalam otak kita.
d. Inspeksi
Paada tahap ini informasi baru yang telah kita terima
dikontraskan dan dibandingkan dengan segala informasi yang telah
kita miliki mengenai hal tersebut.
17
e. Interpretasi
Pada tahap ini kita secara aktif mengevaluasi apa-apa yang kita
dengar dan menulusuri dari mana datangnya semua itu.
f. Interpolasi
Selama tidak ada pesan yang membawa makna dalam dan
mengenai informasi, maka tanggung jawab kitalah untuk
mengediakan data-data dan ide-ide penunjang dari latar belakang
pengetahuan dan pengalaman kita sendiri untuk mengisi serta
memenuhi butir-butir pesan yang kita dengar.
g. Intropeksi
Tahap ini dilakukan dengan cara merefleksikan dan menguji
informasi baru, kita berupaya untuk mempersonalisasikan informasi
tersebut, menerapkannya pada situasi kita sendiri.
a. Membedakan bunyi-bunyi
b. Membentuk suku-suku kata menjadi kata
c. Mengidentifikasi kelompok-kelompok kata
d. Mengidentifikasi unsur-unsur pragmatik, seperti ekspresi,
teman bicara, tempat, waktu, dan tujuan.
e. Memperhatikan aspek-aspek linguistik dan pralinguistik
(intonasi atau tekanan) dan aspek-aspek di luar linguistik.
f. Memanfaatkan pengetahuan yang telah dimiliki yang
berhubungan dengan isi ujaran yang sedang disimak
sehingga dapat memprediksi dan menangkap makna
dengan tepat.
g. Memahami kata-kata dan gagasan atau ide-ide pokok yang
disampaikan secara tersurat maupun tersirat.
18
Lebih lanjut Rost menjelaskan bahwa seorang dikatakan berhasi
dalam menyimak jika dia mampu menghubungkan/menggunakan
kemampuan-kemampuan tersebut. Kemampuan di atas dikelompokkan
menjadi tiga sebagai berikut:
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
keterampilan adalah suatu kemampuan untuk melakukan sesuatu
melalui belajar dengan cepat, cekat, dan tepat untuk memperoleh hasil
tertentu yang berlangsung secara terus-meneus sehingga membentuk
kebiasaan. Selanjutnya, menyimak adalah suatu proses kegiatan
memndengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi, atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Keterampilan menyimak sangat diperlukan adanya pada setiap
pengajar maupun siswa atau setiap individu dikarenakan seperti yang sudah
dipaparkan keteramipilan menyimak merupakan keterampilan yang paling
utama dibutuhkan pada keterampulan berkomunikasi.
Menyimak memiliki ragam dan tujuan serta fungsi dan manfaat.
Menurut Wolvin dan Coakley (Andayani, 2009: 6) mengemukakan bahwa
tujuan menyimak ada lima bagian, yaitu: 1) menyimak dengan maksud
membedakan, 2) menyimak dengan tujuan hiburan, 3) menyimak dengan
tujuan mendapatkan informasi, 4) menyimak kritis, 5) menyimak dengan
tujuan terapi.
Menyimak juga memiliki manfaat serta tahapan-tahapan yang
dilalui ketika seseorang akan menyimak suatu ujaran atau pembicaraan dari
si pembicara.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyarankan untuk pembaca,
guru maupun calon guru agar memperhatkan apa saja yang diperlukan
ketika mempelajari terkait keterampilan menyimak. Kemudian penulis
menyadari masih banyak kekurangan baik dari substansi materi dan lain-
lainnya.
20
DAFTAR PUSTAKA
21