You are on page 1of 11
BAB7 PENGINDERAAN I “+ Reseptor Sensorik Fungsi reseptor sensorik ialah untuk melakukan proses transduksi, yaitu_mengkonversi berbagai bentuk energi (stimulus) dari lingkungan menjadi potensial aksi pada neuron, untuk diteruskan ke SSP dan diterima sebagai informasi mengenai keadaan lingkungan internal dan eksternal. Reseptor sensorik dapat berupa bagian neuron, yaitu ujung akson ataupun sel khusus. Reseptor sensorik bersama sel lain di sekitarnya membentuk organ indera (sense organ). Contoh bentuk energi reseptor sensorik antara lain yaitu stimulus: + Mekanis (sentuh-tekan), Termal (panas), Elektromagnetik (cahaya), Kimiawi (bau dan cita rasa). ang dikonversi dalam proses transduksi pada Karakteristik dasar reseptor sensorik Pada reseptor sensorik didapatkan sel reseptor akan yang memberi respons terhadap ambang intensitas minimum tertentu. Struktur reseptor sensorik dirancang untuk hanya menerima stimulus tertentu yang spesifik Sel reseptor primer akan berinteraksi dengan serabut saraf sensorik yang menghantarkan impuls ke SSP melalui nervus. kranialis atau nervus spinalis. Klasifikasi Organ Indera * Menurut Lokasi Sumber Stimulus Klasifikasi organ indera menurut lokasi sumber stimulus adalah: ‘Teleseptor: Menerima dari ‘jarak jauh’, yaitu melalui mata, telinga, dan Eksteroseptor: Menerima dari ‘luar’, yaitu melalui kulit. 89 49 Reseptor penciuman terletak pada selaput lendir hidung bagian atas (Concha superior). Daerah ini mempunyai luas kurang lebih 2 em yang berwarna kekuning — kuningan yang disebut area olfaktoria. Daerah ini selalu berlendir karena ada secresi daripada kelenjar Bowmann, Sekresi inilah yang akan melarutkan gas yang sampai pada ara olfaktoria schingga dapat merangsang saraf penciuman, Makin rendah titik didih suatu gas atau cairan makin kuat rangsangannya. a. Fisiologi Sensasi Penciuman Alat penciuman crat hubungannya dengan alat pengecap bahkan discbut sebagai pengecap jarak jauh, Alat penciuman mempunyai kepekaan yang luar biasa karena kadar zat-zat yang dimiliki rendah sudah mampu merangsang reseptor penciuman. Reseptor penciuman terletak di bagian atas dari rongga hidung, pada gerak pernafasan biasa aliran gerak udara pemafasan hanya melalui bagian bawah rongga hidung, olch karena itu kita bernafas biasa suatu zat tidak tercium oleh kita, ‘Supaya udara pernafasan dapat mencapai rongga hidung bagian atas (area olfaktoria) maka kita harus menarik nafas dalam- dalam. Dengan demikian terjadi arus memutar dari udara pernafasan schingga gas yang mengandung zat yang berbau tadi akan sampai pada ara olfaktoria akan bau akan tercium. Penciuman disarafi oleh Nervus | (Nervus Olfaktorius) juga disaraf olch Nervus VI (Nervus Trigeminus) yang berfungsi sebagai reflck perlindungan tubuh terhadap saluran pemafasan (reflek bersin, batuk dan sebagainya). Gg , ANATOMIG@) FISIOLOGE " Dani etd GENETIKA Sehitar 30 sampai 40 persen sel Kelenjar hipofiss anterior merupakan sel jenis somatotropik yang menyekresi_ growth hhormone, dan sekitar 20 persen merupakan fenis kortkotropik yang menyekresi ACTH. Sel jenis lain masing-masing hanya 3 Sampat 5 persen dari seluruh sel kelenjar ini: namun, sl-sl int menyekresi hormon yang sangat kuat untuk mengatur fungst tiroid, fungs!scksual, dan sekresi air susu dari payudara Sel jenis somatotropik sangat kuat dipulas dengan polasan sam dan oleh karena itu disebut asidofik Jad, tumor Kelenjar hipofsis yang menyekresi banyak schali growth hormone mansia, disebut sebagai tumor asidafiik. Hormon Hipofisis Posterior Disintsels oleh Badan Sel di dalam Hipotalamus. dan se! yang menyekrest harmon hipofiis, posterior tidak terletak di dalam Kelenjat hipofsis posterior itu sendiri tetapi dalam neuron besat, disebut neuron rmagnoselular, yang tedletak di nukleus supraoptik dan paraventrikular hipotalamus. ormon tersebut ~ kemudian

You might also like