You are on page 1of 67

MAKALAH

FIKIH DI MADRASAH TSANAWIYAH


KELAS VII SEMESTER GENAP

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh di Madrasah

Dosen Pengampu:
Dr. Sapiudin Shidiq, M.Ag.

Disusun oleh:

Kelompok 2
Sahara Adjie Samudera 11160110000055
Ripqi Abdillah 11160110000130
Mega Kusumawati 11160110000049
Anisa Mumtaz 11160110000077

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018/ 1440
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Fikih di Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Semester 2 (Genap) ................... 3

B. Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat .......................................... 5

C. Di Balik Kesulitan Terdapat Kemudahan .................................................. 10

D. Meraih Gelar Mahmudah dengan Amaliah Sunnah ................................... 14

BAB III
PENUTUP ............................................................................................................ 19

A. Kesimpulan ................................................................................................ 19

B. Saran ........................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

LAMPIRAN ......................................................................................................... 22

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran fikih merupakan salah satu pilar dan bagian penting dari mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di madrasah bersama mata pelajaran
Alquran Hadis, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab. Fikih
dapat dikatakan sebagai “jantung PAI” karena sejatinya fikih membahas substansi
dari mata pelajaran lainnya.

Lini masa yang sudah terlewati menghasilkan sebuah catatan penting untuk
guru yang mana catatan itu berorientasi pada perubahan kurikulum, silabus, bahan
ajar dan segala aspek lain pendukung pengajaran membuat banyak guru yang
berimprovisasi demi menciptakan suasana belajar mengajar yang tepat sehingga
pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa.1 Tidak hanya itu, tuntutan
kompetensi yang semakin berkembang dan meningkat membuat dua poros subjek-
objek pendidikan perlu up to date agar dapat mencapai kompetensi itu. Namun,
dengan meningkatnya kompetensi diharapkan siswa akan lebih baik hasil yang
dicapai ke depannya.

Secara garis besar, tujuan dan fungsi pendidikan keagamaan dijelaskan dalam
PP No. 55 Tahun 2007 yang berbunyi: “Pendidikan keagamaan berfungsi
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.
Sedangkan tujuan pendidikan keagamaan adalah bertujuan untuk terbentuknya
peserta didik yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya
dan/atau menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif,
dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman,
bertakwa, dan berakhlak mulia”.2 Di samping itu, pendidikan agama yang baik

1
Observasi “Implementasi Kurikulum di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta”, 4A
Bilingual Kelompok 6, 2018.
2
Pemerintah RI, Undang-Undang No 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama Dan

1
2

tidak saja memberi manfaat bagi yang bersangkutan, akan tetapi juga akan
membawa keuntungan dan manfaat terhadap masyarakat lingkungannya bahkan
masyarakat ramai dan umat manusia seluruhnya. Jelaslah, bahwa agama sangat
besar manfaatnya bagi kehidupan manusia terutama bagi yang menjalankan agama
tersebut dengan baik.3

Dalam makalah ini, kami memfokuskan bahasan pada mata pelajaran Fikih
untuk jenjang Madrasah Tsanawiyah kelas VII semester genap yang disadur
berdasarkan referensi utama langsung dari Keputusan Menteri Agama (KMA)
nomor 165 Tahun 2014, disertai buku penunjang guru dan siswa yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia
(Ditjen Pendis Kemenag RI), kami mengharapkan makalah ini dapat dimanfaatkan
secara maksimal sehingga memudahkan kita dalam memahami bahan ajar mata
pelajaran Fikih untuk kelas VII Semester Genap Madrasah Tsanawiyah.

B. Perumusan Masalah
1. Apa saja bab dan materi yang dibahas pada jenjang MTs kelas VII semester
genap?
2. Bagaimana strategi pembelajaran yang cocok untuk diterapkan guna
menunjang materi ajar fikih kelas VII semester genap?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui bab dan materi yang dibahas pada jenjang MTs kelas VII
semester genap sehingga menjadi acuan dan persiapan dalam mengajar di kelas
VII MTs.
2. Untuk memahami strategi pembelajaran yang cocok untuk diterapkan guna
menciptakan kondisi belajar mengajar fikih kelas VII semester genap.

Pendidikan Keagamaan, Bab III Pasal 8 ayat 1 dan 2.


3
Wahyuddin dkk, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Grasindo, 2009), 14.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fikih di Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Semester 2 (Genap)

Mata pelajaran fikih merupakan salah satu mata pelajaran agama yang
menjadi favorit di kalangan siswa Madrasah.4 Hal ini dikarenakan fikih pada
dasarnya berisi pengetahuan tentang kehidupan. Fikih juga sangat berpengaruh bagi
kepribadian siswa karena sejatinya fikih berisi pedoman hidup, hukum-hukum
dalam kehidupan beragama yang semua itu perlu dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari. Di sisi lain, fikih dinilai sebagai mata pelajaran yang sederhana,
terutama pada jenjang ini. Maksudnya, siswa hanya diharapkan mampu memahami
dari segi hukum atau teori dasar lalu mempraktikkannya.

Dalam makalah ini, kami membahas mata pelajaran fikih kelas VII Semester
2 Madrasah Tsanawiyah meliputi Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator,
Materi Pokok, dan Proses Pembelajaran. Adapun materi yang dibahas pada
semester 2 kelas VII MTs ini meliputi tiga bab yang kami tuliskan selanjutnya pada
sub bab makalah selanjutnya. Sebagai informasi, judul setiap bab materi fikih MTs
kelas VII semester 2 yang terdapat dalam makalah ini bersumber dari Buku Guru
Fikih Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah yang
dikeluarkan oleh Pendis Kemenag RI, sehingga jika suatu waktu ditemukan judul
yang berbeda dalam buku lain hendaknya dapat dipahami bahwa secara silabus dan
isinya tetap sama.

Di dalam semester genap, materi yang dibahas antara lain seputar ibadah, tata
cara salat termasuk aspek lain di dalamnya meliputi: kewajiban salat Jumat dan
termasuk khutbah, salat Jamak dan Qasar, salat dalam keadaan sakit, salat dalam
kendaraan, salat sunnah muakkad, dan salat sunnah ghairu muakkad.

4
Observasi “Metode Pembelajaran PAIKEM di Madrasah”, Sahara Adjie Samudera, 2017.

3
4

Sebelum kami menyusun makalah ini, kami menganalisis Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar yang terdapat pada mata pelajaran Fikih kelas 7 MTs, terfokus
pada semester genap. Hal ini guna memberikan gambaran awal bagi kita untuk
memahami dan menyusun langkah kita sebagai guru atau calon guru ke depannya.

Seperti yang kita ketahui, Kompetensi Inti (KI) adalah pengikat berbagai
kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata pelajaran
serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran. Kompetensi Inti
(KI) dalam kurikulum memiliki rumus yang terdiri dari 4 notasi, yaitu: 5

a. KI-1, untuk kompetensi inti sikap spiritual.


b. KI-2, Untuk kompetensi inti sikap Sosial.
c. KI-3, Untuk kompetensi inti pengetahuan.
d. KI-4, untuk kompetensi inti keterangan.

Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) adalah kompetensi setiap mata pelajaran


untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi dasar (KD)
merupakan konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan dan
keterampilan serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran.6

Maka dari itu, semua materi yang terdapat dalam buku ajar Fikih perlu
disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

5
Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014, 3.
6
Ibid.
5

B. Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat


1. Kompetensi
Pada bab ini, diharapkan siswa mampu memenuhi kompetensi sebagai
berikut:7
a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti yang ingin dicapai adalah:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

b. Kompetensi Dasar
Ada pun kompetensi dasar dalam bab ini adalah:
1) Meyakini kewajiban melaksanakan salat Jumat
2) Menghayati nilai-nilai positif dalam salat Jumat
3) Memahami ketentuan salat Jumat
4) Menganalisis ketentuan khutbah Jumat
5) Mempraktikkan salat Jumat
6) Mendemonstrasikan khutbah Jumat

7
Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas
VII Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 71. Lihat juga di Ditjen Pendis
Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah
Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 69.
6

2. Indikator
Berikut adalah indikator yang harus dicapai setelah mempelajari bab ini
dalam pembelajaran Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah:

Indikator Tujuan Pembelajaran


Peserta didik mampu: Melalui pendekatan saintifik melalui
- Menyebutkan pengertian salat dan metode kooperatif tentang ketentuan salat
dalilnya. dan khutbah Jumat, peserta didik dapat:
- Menjelaskan hukum dasar salat - Menyebutkan pengertian salat dan
Jumat dalilnya.
- Menjelaskan syarat mendirikan - Menjelaskan hukum dasar salat
salat Jumat. Jumat.
- Menerangkan perbuatan sunnah - Menjelaskan syarat mendirikan salat
yang terkait dengan salat Jumat. Jumat.
- Menjelaskan adab ketika khutbah - Menerangkan perbuatan sunnah
sedang berlangsung. yang terkait dengan salat Jumat.
- Menjelaskan rukun khutbah. - Menjelaskan adab ketika khutbah
- Menjelaskan syarat khutbah Jumat. sedang berlangsung.
- Menjelaskan sunnah khutbah - Menjelaskan rukun khutbah.
Jumat. - Menjelaskan syarat khutbah Jumat.
- Memperagakan khutbah Jumat. - Menjelaskan sunnah khutbah Jumat.
- Memperagakan khutbah Jumat

3. Materi Pokok
Dalam bab ini, guru perlu memberikan pemahaman secara komprehensif
kepada siswa tentang keagungan hari Jumat. Adapun rangkuman materi yang
dibahas dalam bab ini antara lain:8

8
Ibid., 72.
7

1) Salat Jumat adalah salat yang wajib dikerjakan pada waktu zuhur di
hari Jumat yang diawali dengan 2 (dua) khutbah Jumat.
2) Melaksanakan salat Jumat hukumnya wajib bagi setiap muslim kecuali 4
golongan, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak-anak dan orang sakit.
3) Syarat wajib salat Jumat ialah Islam, balig, berakal, laki-laki, merdeka,
muslim, dan tidak ada halangan syar’i.
4) Syarat sah salat Jumat ialah Diselenggarakan di masjid daerah pemukiman
(tidak boleh di sawah, lapangan, dll.), dilaksanakan pada waktu zuhur,
dikerjakan dengan berjamaah, dan dikerjakan setelah dua khutbah
5) Rukun khutbah Jumat adalah mengucapkan pujian kepada Allah Swt. pada
khutbah pertama dan kedua, mengucapkan dua kalimah syahadat pada
khutbah pertama dan kedua, membaca salawat kepada Nabi pada khutbah
pertama dan kedua, berwasiat/memberi nasehat kepada jama`ah untuk
bertakwa kepada Allah pada khutbah pertama dan kedua, membaca ayat
Al-Quran pada salah satu khutbah, dan berdoa untuk kaum
muslimin/muslimat pada khutbah kedua.
6) Sunnah salat Jum’at ialah mandi Jumat, memotong kuku dan kumis,
berpakaian bersih dan putih, memakai wangi-wangian, dan menyegerakan
ke masjid.
7) Adab ketika khutbah sedang berlangsung adalah Jamaah tenang
mendengarkan khutbah dan duduk menghadap ke arah kiblat, Jamaah
tidak berbicara selama khutbah berlangsung. Jamaah yang berbicara saat
khutbah berlangsung dapat merusak ibadahnya sendiri dan juga
memperoleh dosa karena mengganggu jamaah lain yang hendak
mendengarkan khutbah. Jamaah berdoa atau membaca istigfar saat khatib
duduk di antara dua khutbah.

4. Proses Pembelajaran

Berkaitan dengan materi bab “Meraih Khidmat dengan Mengagungkan


Jumat”, kami menganalisis apa yang terdapat dalam sub bab 4 Proses
Pembelajaran buku panduan guru, pada dasarnya berisi penerapan strategi,
8

metode dan model pembelajaran. Sebagaimana kita tahu betapa banyak variasi,
macam, jenis strategi pembelajaran, maka kami menemukan kesimpulan
bahwa untuk mengajar bab ini hendaknya menerapkan strategi berikut:

1. Investigasi Grup (Group Investigation)


Investigasi grup merupakan model pembelajaran di mana guru
membagi murid dalam beberapa kelompok, kemudian sang guru
memberikan suatu materi lalu sang murid menginvestigasi materi
tersebut kemudian masing-masing kelompok menyampaikan hasil dari
investigasi mereka ke kelompok lain. Adapun langkah-langkah model
tersebut sebagai berikut:9
1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok;
2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok;
3) Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil satu
materi tugas yang berbeda;
4) Masing-masing kelompok secara kooperatif membahas materi yang
berisi materi temuan;
5) Setelah selesai diskusi kelompok, masing-masing juru bicara
menyampaikan hasil pembahasannya;
6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi
kesimpulan;
7) Evaluasi;
8) Penutup.

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi dapat diartikan sebagai “cara pengajuan


pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, disertai
dengan penjelasan lisan.” Dengan metode ini siswa akan lebih paham

9
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2014), 51 – 52.
9

secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan


sempurna. Juga siswa dapat menghayati dan memperhatikan apa yang
diperintahkan selama pelajaran berlangsung.10

Demonstrasi merupakan sebuah model yang digunakan apabila


materi yang ditujukan memerlukan peragaan atau percobaan sebagai
pendukung kesuksesan pemahaman dalam proses pembelajaran.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran ini sebagai
berikut:11
1) Guru menjelaskan indikator pembelajaran yang diharapkan;
2) Guru menyajikan sekilas materi yang akan disampaikan;
3) Guru menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan;
4) Guru menunjuk salah seorang untuk mendemonstrasikan sesuai
skenario yang telah disiapkan;
5) Seluruh peserta didik memerhatikan demonstrasi dan
menganalisisnya.
6) Tiap peserta didik atau kelompok mengemukakan hasil analisanya
dan juga pengalaman peserta didik untuk mendemonstrasikan;
7) Guru membuat kesimpulan.

10
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015),
90.
11
Cucu Suhana, Op.Cit., 54.
10

C. Di Balik Kesulitan Terdapat Kemudahan


1. Kompetensi

Pada bab ini, diharapkan siswa mampu memenuhi kompetensi sebagai


berikut:12

a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti yang ingin dicapai adalah:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

b. Kompetensi Dasar
Ada pun kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam bab ini adalah:
1) Menerima ketentuan salat Jamak dan Qasar.
2) Meyakini kewajiban salat dalam berbagai keadaan.
3) Menghayati nilai-nilai positif dalam salat Jamak dan Qasar.
4) Menghayati nilai-nilai positif dalam melaksanakan salat wajib dalam
berbagai keadaan.

12
Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas
VII Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 88. Lihat juga di Ditjen Pendis
Kemenag, Buku Siswa: Fikih, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah
Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 85.
11

5) Memahami ketentuan salat Jamak dan Qasar.


6) Memahami salat ketika sakit.
7) Mempraktikkan salat Jamak dan Qasar.
8) Memperagakan salat dalam keadaan sakit.
9) Mempraktikkan salat di atas kendaraan.

2. Indikator
Berikut adalah indikator yang harus dicapai setelah mempelajari bab ini
dalam pembelajaran Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah:

Indikator Tujuan Pembelajaran


Peserta didik mampu: Melalui pendekatan saintifik melalui
- Menjelaskan pengertian salat metode kooperatif tentang ketentuan salat
jamak dan qasar dan khutbah Jumat, peserta didik dapat:
- Menjelaskan macam-macam salat
- Menjelaskan pengertian salat
jamak
jamak dan qasar
- Mengemukakan syarat salat
- Menjelaskan macam-macam salat
jamak dan qasar
jamak
- Menjelaskan hikmah salat jamak
- Mengemukakan syarat salat
qasar
jamak dan qasar
- Menjelaskan pengertian salat
- Menjelaskan hikmah salat jamak
dalam keadaan darurat dan
qasar
dalilnya.
- Menjelaskan pengertian salat
- Mengemukakan tata cara salat
dalam keadaan darurat dan
dalam keadaan sakit
dalilnya.
- Menjelaskan tata cara salat dalam
- Mengemukakan tata cara salat
kendaraan
dalam keadaan sakit
- Mendemonstrasikan cara salat
- Menjelaskan tata cara salat dalam
jamak dan qasar
kendaraan
- Mendemonstrasikan cara salat
- Mendemonstrasikan cara salat
dalam keadaan sakit
jamak dan qasar
- Mendemonstrasikan cara salat di
- Mendemonstrasikan cara salat
atas kendaraan
dalam keadaan sakit
- Mendemonstrasikan cara salat di
atas kendaraan
12

3. Materi Pokok
Adapun ringkasan materi yang dibahas dalam bab ini adalah:
1) Jamak menurut bahasa berarti mengumpulkan. Sedangkan salat jamak
menurut istilah adalah mengumpulkan dua salat wajib yang dikerjakan
dalam satu waktu.
2) Jamak Taqdim, adalah mengumpulkan dua salat wajib dikerjakan pada
waktu yang pertama , sedangkan jamak ta’khir, adalah mengumpulkan
dua salat wajib yang dikerjakan pada waktu yang kedua (akhir).
3) Syarat-syarat salat Jamak antara lain: musafir, orang yang sedang dalam
perjalanan dan perjalanannya tidak untuk maksiat, jarak perjalanan
minimal 80.64 km, tidak boleh makmum dengan orang yang mukim,
dalam keadaan tertentu, seperti : sedang sakit, hujan lebat, dan berniat salat
jamak.
4) Qasar menurut bahasa berarti meringkas, sedangkan salat qasar adalah
meringkas salat wajib empat rakaat menjadi dua rakaat.
5) Syarat sah salat qasar antara lain: orang yang boleh menqasar adalah musafir
yang bukan karena maksiat, berniat mengqasar pada waktu takbiratul
ihram. dan jarak perjalanan sekurang-kurangnya dua hari perjalanan kaki,
atau dua marhalah (yaitu sama dengan 16 farsah)
6) Hikmah salat jam’ qasar antara lain: Salat jamak dan qasar merupakan
rukhsah (kemurahan) dari Allah Swt. terhadap hamba-Nya,
Melaksanakan salat secara jamak dan Qasar mengandung arti bahwa
Allah Swt. tidak memperberat terhadap hamba-Nya, Disyariatkan salat
jamak dan qasar supaya manusia tidak berani meninggalkan salat karena ia
dapat melaksanakan dengan mudah dan cepat.
13

4. Proses Pembelajaran
Setelah menganalisis konten pada bab ini, maka kami menemukan
kesimpulan bahwa untuk mengajar bab ini sebaiknya menerapkan strategi
berikut:

1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling umum dilakukan
dalam kegiatan belajar mengajar. Metode ini boleh dikatakan sebagai
metode tradisional. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan
guru daripada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan
begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Maka agar tidak membuat jenuh,
guru harus secara aktif menciptakan kelas yang kondusif dan mampu
menciptakan keaktifan siswa dalam memperhatikan. Dengan demikian
dapat dipahami bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran
yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara
langsung terhadap siswa.13

2. Metode Demonstrasi
Seperti yang sempat disinggung di atas, metode demonstrasi
diartikan sebagai metode pembelajaran yang di mana seorang guru
menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses, misalnya
memperlihatkan tata cara salat yang baik. Dengan demonstrasi proses
penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam sehingga membentuk pengertian yang baik dan sempurna.
Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang
diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung.14

13
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015), 97.
14
Roestiyah N. K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), 83.
14

3. Metode Examples - Non Examples


Metode Example - Non Example menurut pengertian bahasa
berarti contoh (dan) bukan contoh. Jika diterjemahkan menurut cara
kerjanya berarti model pembelajaran yang menggunakan teknik melihat
gambar dan menyimpulkan atau menjelaskan konsep apa yang diperoleh
siswa dari gambar tersebut.
Untuk menerapkan metode ini, langkah-langkah yang perlu
dilakukan adalah:15
1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran;
2) Guru menempelkan gambar di papan tulis atau menayangkan
melalui proyektor slideshow;
3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan;
4) Siswa diminta menganalisis gambar;
5) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis
gambar tersebut dicatat pada kertas;
6) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya;
7) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

D. Meraih Gelar Mahmudah dengan Amaliah Sunnah


1. Kompetensi
Pada bab ini diharapkan siswa mampu memenuhi kompetensi sebagai
berikut:16

15
Jasa Ungguh Muliawan, 45 Model Pembelajaran Spektakuler, (Jogjakarta: AR-Ruzz
Media, 2016), 89-90.
16
Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas
VII Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 106. Lihat juga di Ditjen Pendis
Kemenag, Buku Siswa: Fikih, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah
Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 103.
15

a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti yang ingin dicapai adalah:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

b. Kompetensi Dasar
Ada pun kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam bab ini adalah:
1) Menghayati hikmah dari salat sunah
2) Menghayati nilai-nilai positif dalam melakukan salat sunah
3) Memahami ketentuan salat sunah muakkad
4) Menganalisis salat sunah gairu muakkad
5) Mempraktikkan salat sunah muakkad.
6) Mempraktikkan salat sunah gairu muakkad.
16

2. Indikator
Berikut adalah indikator yang harus dicapai setelah mempelajari bab ini
dalam pembelajaran Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah:
Indikator Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu: Melalui pendekatan saintifik melalui
- Menyebutkan pengertian salat metode kooperatif tentang ketentuan salat
sunah
dan khutbah Jumat, peserta didik dapat:
- Menyebutkan pengertian salat
sunah muakkad - Menyebutkan pengertian salat
- Menyebutkan macam-macam sunah
salat sunah muakkad - Menyebutkan pengertian salat
- Menyebutkan pengertian salat sunah muakkad
sunah ghairu muakkad - Menyebutkan macam-macam
- Menyebutkan macam-macam salat sunah muakkad
salat sunah ghairu muakkad - Menyebutkan pengertian salat
- Mempraktikkan tata cara salat sunah ghairu muakkad
sunah muakkad - Menyebutkan macam-macam
- Mempraktikkan tata cara salat salat sunah ghairu muakkad
sunah ghairu muakkad - Mempraktikkan tata cara salat
sunah muakkad
- Mempraktikkan tata cara salat
sunah ghairu muakkad

3. Materi Pokok
Adapun ringkasan materi yang dibahas pada bab ini adalah:
1. Pengertian salat sunah adalah semua salat selain salat fardhu yang lima
waktu di mana jika kita menunaikannya akan mendapat ganjaran sedangkan
jika tidak dilaksanakan tidak mendapat dosa.
2. Salat sunah muakkad merupakan salat sunah yang sangat dikuatkan (selalu
dikerjakan) Rasulullah Saw. Salat sunah muakkad merupakan salat yang
betul-betul dianjurkan untuk dikerjakan bagi umat Islam sebagaimana Nabi
juga melakukannya.
3. Salat Sunah Muakkad terdiri dari beberapa macam, di antaranya: Salat
sunah rawatib muakkad, salat sunah malam (salat tarawih, salat tahajud,
salat witir), salat idain, (salat Idulfitri dan Iduladha), salat sunnah tahiyatul
masjid.
17

4. Salat sunah Ghairu muakkad yaitu salat sunah yang tidak dikuatkan
(kadang-kadang dikerjakan Rasulullah Saw, kadang-kadang tidak
dikerjakan).
5. Salat Sunah Ghairu Muakkad terdiri dari beberapa macam, di antaranya:
Salat Sunah Rawatib ghairu Muakkad, Salat Istisqa’ (mohon hujan), Salat
Khusuf/Kusuf (salat gerhana), Salat istikharah dan lain-lain.

4. Proses Pembelajaran

Pada indikator untuk pelajaran fikih bab “Meraih Gelar Mahmudah


Dengan Amaliah Sunnah” yaitu siswa diharapkan mampu menyebutkan
pengertian salat sunnah, pengertian salat sunnah muakkad, pengertian salat
sunnah ghairu muakkad beserta macam-macamnya. Untuk mencapai indikator
tersebut guru bisa melakukan beberapa metode, di antaranya:

a. Metode Ceramah

Dalam metode ini guru harus menyiapkan bagaimana caranya


menyampaikan materi dengan menarik dan tidak membosankan. Metode
ini dapat diterapkan dan menciptakan lingkungan belajar yang aktif.
Berikut adalah sejumlah pilihan supaya metode ceramah bisa
menyenangkan: 17

1. Mulanya bangkitkan minat siswa melalui pemaparan kisah atau


tayangan yang menarik. Bisa juga melalui pengajuan soal cerita
kepada murid yang nantinya akan menjadi bahan sajian dalam
ceramah pengajaran.
2. Memaksimalkan pemahaman dan pengingatan dengan menyusun
kembali poin-poin utama dalam ceramah menjadi kata-kata kunci
yang berfungsi sebagai sub judul verbal atau bantuan mengingat.

17
Melvin L Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa,
2012), 46 – 47.
18

3. Berikan contoh atau gambaran nyata tentang gagasan dalam ceramah


dan, jika memungkinkan buatlah perbandingan antara materi Anda
dengan pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki.
4. Libatkan siswa selama ceramah dengan melakukan interupsi ceramah
secara berkala dan tantanglah siswa untuk memberikan contoh tentang
konsep-konsep yang telah dilakukan selama ini atau untuk menjawab
pertanyaan kuis ringan.
5. Perkuat apa yang telah disampaikan dengan mengajukan masalah atau
pertanyaan pada siswa untuk diperlukan oleh mereka berdasarkan
informasi yang disampaikan selama pembelajaran. Bisa juga dengan
cara memerintahkan siswa untuk meminjam isi dari penyampaian
pelajaran kepada sesama siswa.

b. Metode Demonstrasi
Pada indikator selanjutnya, siswa diharapkan mampu
mempraktikkan tata cara salat sunnah muakkad dan ghairu muakkad.
Adapun metode yang bisa digunakan salah satunya dengan menggunakan
metode demonstrasi.

Pada intinya proses pembelajaran bisa menjadi efektif dan


menyenangkan apabila guru mampu menciptakan emosi positif pada siswa
sehingga siswa merasa nyaman dan senang ketika pembelajaran
berlangsung. Oleh karena itu guru dianjurkan untuk menciptakan suasana
yang kondusif dan membuat siswa dalam kondisi rileks sebelum mulai
menyampaikan materi pembelajaran, sehingga otak siswa mampu
menerima segala yang disampaikan oleh guru dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Fikih untuk jenjang Madrasah Tsanawiyah terutama di kelas VII semester


genap menitikberatkan bahasan pada pengenalan dan panduan pelaksanaan salat
(sunnah) yang di dalamnya terdapat beberapa hukum yang mesti dikaji. Materi yang
dibahas di semester ini pada dasarnya perlu pengaplikasian pengajaran konseptual
dan prosedural yang tepat. Dari situlah kreativitas guru perlu ditingkatkan agar
siswa dapat menerima pelajaran dengan baik dan komprehensif.

Berdasar pada buku terbitan Kemenag dan disandingkan satu persatu dengan
Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) serta materi
pokok di dalamnya sudah sesuai dengan standar yang ditentukan, yakni dengan
KMA No.165 Tahun 2014. Materi tersebut antara lain: kewajiban salat Jumat
termasuk khutbah, salat Jamak dan Qasar, salat dalam keadaan sakit, salat dalam
kendaraan, salat sunnah muakkad, dan salat sunnah ghairu muakkad.

Adapun strategi pembelajaran yang hendaknya dipilih pada hakikatnya


mengikuti kebutuhan kelas dan menyesuaikan dengan materi. Jika kita rangkum ke
semua materi yang dibahas tentunya tak jauh dari seputar salat. Maka metode yang
paling tepat dan umum digunakan adalah metode ceramah dan metode demonstrasi.
Metode ceramah di sini memiliki posisi vital untuk memberikan siswa pemahaman
yang baik, dalil dalam berbuat, dan hal-hal yang termasuk ke dalam “konsep”
materi. Sedangkan demonstrasi di sini bersifat aplikasi. Maknanya, siswa tidak
hanya memahami dasarnya saja, melainkan siswa perlu menguasai bagaimana tata
cara dan praktik salat sesuai dengan materi dan kondisi yang berlaku.

19
20

B. Saran

Menyadari bahwa kami selaku pemakalah masih jauh dari kata sempurna, ke
depannya kami akan lebih fokus dan lebih detail dalam menjelaskan apa yang
terkandung dalam makalah di atas disertai sumber - sumber yang lebih banyak dan
tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

Untuk pengembangan lebih lanjut, maka kami memberikan saran kepada


pembaca untuk kembali melihat dan mengkaji kebijakan pemerintah meliputi
KMA, Undang-Undang, PP, dan sebagainya. Di samping itu, kami mengimbau agar
selalu up to date dengan informasi yang diberikan pemerintah sehingga kita sebagai
guru atau calon guru dapat menjadi guru yang lebih baik dan kompeten di
bidangnya demi kemajuan nusa, bangsa, dan agama.
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaiful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2015.

Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik Kurikulum


2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Kementerian Agama,
2014.

________________. Buku Siswa: Fikih, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013


Kelas VII Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Kementerian Agama, 2014.

Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014.

Muliawan, Jasa Ungguh. 45 Model Pembelajaran Spektakuler. Jogjakarta: AR-


Ruzz Media, 2016.

Pemerintah RI, Undang-Undang No 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama


Dan Pendidikan Keagamaan, Bab III Pasal 8 ayat 1 dan 2.

Roestiyah N. K. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012.

Siberman, Melvin L. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nuansa, 2012.

Suhana, Cucu. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama, 2014.

Wahyuddin dkk, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Grasindo, 2009), 14.

Observasi “Implementasi Kurikulum di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta”,


4A Bilingual Kelompok 6, 2018.

Observasi “Metode Pembelajaran PAIKEM di Madrasah”, Sahara Adjie


Samudera, 2017.

21
LAMPIRAN

Gambar Buku Guru (kiri) dan Buku Siswa (kanan): Fikih kelas VII Madrasah
Tsanawiyah.

22
Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat

PENDALAMAN MATERI

A. KETENTUAN SALAT JUMAT


1. Pengertian dan Dasar Hukum
Salat Jumat adalah salat yang wajib dikerjakan pada waktu Zuhur di hari Jumat
yang diawali dengan 2 (dua) khutbah.
Dasar hukum salat Jumat :

ÐíÚô Ùó íó õ dĝ UÐ}õ T÷ ُ ÷ Rpõ _ó eô œô U÷Ðêõ Ž÷ xó Œ÷ Yõ ÒĆ


õ Uó õÎЎ÷ _ó Hnó õ [d
­ õUïó ؎ ó |õ UÐn
õ iô ÐÙó õÎЎ fô Yó ËŒx ó xó
­ gó x´ Ìn
ó ‹÷ cô õUÙó …ó h÷ ˜ó U÷Ð
(Ä óëŽ eô dó _÷ >ó ‹÷ šô f÷ Tô ë÷ õÎ ‹÷ cô Uó }ñ h÷ B
³+DLRUDQJRUDQJ\DQJEHULPDQMLNDGLVHUXNDQNHSDGDPXXQWXNPHQXQDLNDQVDODW
GLKDUL-XPDWPDNDEHUVHJHUDODKXQWXNPHQJLQJDW$OODKGDQWLQJJDONDQODKMXDOEHOL
<DQJGHPLNLDQLWXEDLNEDJLPXMLNDNDPXPHQJHWDKXL´(QS. al-Jumu ah [62] : 9)

Di samping mendatangkan pahala, salat Jumat juga menjadi pembersih dosa antara Jumat
tersebut dan Jumat berikutnya, sebagaimana hadits Nabi Saw.:

ó qó [ó i÷Ìó ‹­ ?ô ô Uó Úó {õ Sn


õ õš ˜ó ]÷ Bô Œ÷ Yõ ãó }ô a÷ xó  š­ A ó Rpó _ó eô œô U÷Џ >ó Ìó ‹­ ?ô Šó —ó šó QÐ
ô Yó  d­ [ó ÷ Œõ Yó
êò nx­ Ìó pò ?ó Ćó ?ó Šô \ó ô ÷ põ _ eô œô U÷ÐŒó h =íô fó h =n Yô Uó } aõ Qô ô _ Y dõ [ xô ‹ ?ô
ó }ó B÷ úÐ
÷ Ríî ó ÷ó ó ÷ó ó ó óó ó ­
³%DUDQJVLDSDPDQGLNHPXGLDQPHQGDWDQJL-XPDWDQODOXVDODW VXQQDK \DQJGLWDNGLUNDQ
GLPXGDKNDQ $OODK 6ZW EDJLQ\D VHUWD GLDP VDPSDL LPDP  VHOHVDL GDUL NKXWEDKQ\D
GDQ VDODW EHUVDPDQ\D  GLDPSXQL EDJLQ\D DQWDUD -XPDW LWX KLQJJD -XPDW EHULNXWQ\D
GLWDPEDKWLJDKDUL´ (HR. Shahih Muslim)

Melaksanakan salat Jumat adalah syiar orang-orang saleh, sedangkan meninggalkannya


adalah pertanda kefasikkan dan kemuna kan yang mengantarkan pada kebinasaan.
Rasulullah Saw. bersabda:

ô dó Ló ô dĝ UÐŒ­ eõ šó ž÷ hó Uó í÷ Ìó Ón


Œ­ iô Ž÷ cô hó Uó ‹­ ?ô ‹÷ gõ õ=Ž÷ dô S ó SÌó Œ­ hó gõ šó f÷ hó Uó
õ _ó eô œô U÷Ћô gõ Lõ Ø÷íó Œ÷ Ló êÐñ Ž÷
Œó h÷ dõ Rnõ ó` U÷ÐŒó Yõ
³+HQGDNQ\DRUDQJRUDQJEHUKHQWLPHQLQJJDONDQVDODW-XPDWDWDX NDODXWLGDN $OODK
6ZWDNDQPHQXWXSKDWLKDWLPHUHNDNHPXGLDQWHQWXPHUHNDDNDQPHQMDGLRUDQJRUDQJ
\DQJODODL´(HR. Muslim)

Fikih Kurikulum 2013 71


Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat

0DNVXGQ\DDSDELODVHVHRUDQJGLWXWXSKDWLQ\DGLDDNDQODODLPHODNXNDQDPDODQ\DQJ
EHUPDQIDDWGDQODODLPHQLQJJDONDQKDO\DQJPHPEDKD\DNDQ
+DGLWV LQL WHUPDVXN DQFDPDQ \DQJ NHUDV WHUKDGDS RUDQJ \DQJ PHQLQJJDONDQ GDQ
PHUHPHKNDQ-XPDWDQ-XJDPHQXQMXNNDQEDKZDPHQLQJJDONDQQ\DDGDODKIDNWRUXWDPD
VHVHRUDQJDNDQGLDEDLNDQROHK$OODK6ZW
0HODNVDQDNDQVDODW-XPDWKXNXPQ\DZDMLEEDJLVHWLDSPXVOLPNHFXDOLJRORQJDQ
\DLWXKDPEDVDKD\DSHUHPSXDQDQDNDQDNGDQRUDQJVDNLW

2. Syarat Wajib Salat Jumat


a. Muslim
Dengan demikian, orang ka r tidak wajib salat Jumat, bahkan jika mengerjakannya
tidak dianggap sah. Allah Swt. ber rman:

ó õÎ ‹ gô >ô nbó aó ió ‹ gô f÷ Yõ Šó ˜ b÷ >ô ë÷ Ìó ‹ gô _ó fó Yó nYó íó


(À¿ õ õUŽ Hô }ó õ=íó õ dĝ Unõ= Ðí}ô aó Tó ‹÷ gô i­ Ìø ÷ ÷ ó ÷
³'DQWLGDNDGD\DQJPHQJKDODQJLPHUHNDXQWXNGLWHULPDGDULPHUHNDQDINDKQDINDKQ\D
PHODLQNDQNDUHQDPHUHNDND¿UNHSDGD$OODKGDQ5DVXO1\D´(QS. at-Taubah [9]: 54)

Apabila Allah Swt. tidak menerima infak orang ka r padahal manfaatnya sangat luas,
tentu ibadah yang manfaatnya terbatas (untuk pelaku) lebih tidak terima.
b. Baligh
Anak kecil yang belum baligh tidak wajib Jumatan karena belum dibebani syariat.
Meskipun demikian, anak laki-laki yang sudah PXPD\\L] (biasanya berusia tujuh
tahun lebih), dianjurkan kepada walinya agar memerintahnya menghadiri salat Jumat.
Hal ini berdasarkan keumuman sabda Nabi Saw.,

Œó h÷ õf H
õ …ó ˜ H õ ó [Un
÷ ó †ó dó =ó ÐÙó õÎ ÒĆ ­ õ= ­ õ˜ [UÐÐ
­ í÷}ô Yô
³3HULQWDKNDQ DQDN NHFLO XQWXN PHQJHUMDNDQ VDODW DSDELOD VXGDK EHUXPXU WXMXK
WDKXQ´ (HR. Abu Dawud)
c. Berakal
Orang yang tidak berakal (gila) secara total berarti dia bukan orang yang cakap untuk
diarahkan kepadanya perintah syariat atau larangannya. Nabi Saw. bersabda:

ºo­ Zõ xó  š­ A
ó ¬ õ˜ [UÐ ó „ó bõ h÷ šó —÷ xó  š­ A‹
­ Œõ Ló íº ó õýn fUÐ ó ‹ô dó bó U÷Ð…ó Rõ Úô
ó pò ?ó Ćó ?ó Œ÷ L
­ Œõ L
Šó bõ _÷ xó  š­ A
ó ìõ Ž÷ šô _÷ eó U÷ÐŒõ Ló íó
³3HQDWHUDQJNDWGDULWLJDJRORQJDQGDULRUDQJ\DQJWLGXUVDPSDLGLDEDQJXQGDUL
DQDN NHFLO VDPSDL GLD GHZDVD GDQ GDUL RUDQJ JLOD VDPSDL GLD NHPEDOL  EHUDNDO
ZDUDV ´ (HR. at-Tirmidzi)

72 Buku Siswa Kelas VII MTs


Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat

d. Laki-laki, Merdeka, dan Sehat


Maka dari itu, tidak wajib salat Jumat atas perempuan, sebagaimana sabda Nabi Saw.:

íõ Ìó ºèñ Ž÷ dô e÷ Yó {ñ ˜÷ Ló pð _ó =ó Ú÷ Ìó pò Lnó eó @ó  Rõ ‹ò dõ —÷ Yô Š¬ Tô  dó Ló oñ @Ð


õ íó ˆ° Aó pô _ó eô œô U÷Ð
ó  õ˜ É
ñ x÷}õ Yó í÷ ̺ ó ó
‚ ° ó í÷ ̺Òñ Ì}ó YÐ÷
³6DODW-XPDWDGDODKKDN\DQJZDMLEGLWXQDLNDQROHKVHWLDSPXVOLPVHFDUDEHUMDPDDK
NHFXDOLHPSDWRUDQJEXGDNVDKD\DZDQLWDDQDNNHFLODWDXRUDQJ\DQJVDNLW´(HR.
Abu Dawud)

e. Orang yang Menetap (Mukim)


Orang musa r termasuk orang yang mendapat rukhsah (keringan) dari Allah Swt.
untuk tidak melaksanakan puasa. Demikian halnya dengan salat Jumat. Di antara dalil
yang menegaskan bahwa musa r tidak diwajibkan untuk salat Jumat adalah hadits
Jabir ra. yang menyebutkan salat Nabi Saw. di Padang Arafah di hari Jumat. Jabir ra.
mengatakan, “Kemudian (muazin) mengumandangkan azan lalu iqamah, Nabi Saw.
salat zhuhur. Kemudian (muazin) iqamah, lalu salat Ashar.” (Shahih Muslim)
Adapun tentang musa r yang singgah atau menetap bersama orang-orang mukim
beberapa saat, sebagian ulama berpendapat disyariatkannya Jumatan atas mereka
karena mereka mengikuti orang-orang yang mukim.

f. Orang yang tidak ada uzur/halangan yang mencegahnya untuk menghadiri salat Jumat
Orang yang memiliki uzur, ada keringanan tidak menghadiri salat Jumat dan
menggantinya dengan salat Zuhur. Misalnya hujan deras atau angin topan yang terus-
menerus, atau ada kezaliman yang dikhawatirkannya, atau bisa menggugurkan suatu
kewajiban yang tidak ada seorang pun yang bisa menggantikannya, dan sebagainya.

3. Syarat Sah Salat Jumat


Adapun syarat sah salat Jumat adalah sebagai berikut:
a. Salat Jumat diadakan dalam satu tempat (tempat tinggal) baik di kota maupun di desa.
Tidak sah mendirikan salat Jumat di tempat yang tidak merupakan daerah tempat
tinggal seperti di ladang atau jauh dari perkampungan penduduk.
b. Salat Jumat diadakan secara berjamaah. Jumlah jamaah menurut pendapat sebagian
ulama adalah 40 orang laki-laki dewasa dari penduduk negeri setempat. Sebagian
ulama yang lain berpendapat lebih dari 40 orang jamaah dan sebagian ulama yang lain
berpendapat cukup dengan dua orang saja, karena sudah berarti berjamaah.
c. Hendaklah dikerjakan pada waktu Zuhur. Rasulullah Saw. bersabda:

Fikih Kurikulum 2013 73


Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat

 óënT ó õ h÷ dó L
ó ‹ó d­ Hó í ó ô dĝ UЏ d­ É
ó ­ õ˜ fUÐ ó dĝ UАó ”õ Ú
­ ë­ Ðó ô f÷ Lô ó ‰ò õUnYó Œõ =÷ ó
ò iÐó Œ÷ Ló
õ pó _ó eô œô U÷А d¬ [ó xô
­ Šô h÷ eõ >ó Œó h÷ A
ïÚnž˜UÐìÐíÚ ô e÷ ZUÐ
“Dari Anas bin Malik ra., Rasulullah Saw. bersabda: salat Jumat ketika telah tergelincir
matahari.” (H.R. Bukhari).

d. Hendaklah dilaksanakan setelah dua khutbah. Hadits tentang khutbah ini menyatakan
sebagai berikut:

oô ]ô ž÷ xó ‹ó d­ Hó íó õ h÷ dó Ló dUЏ


ô ó õ dĝ UÐéô Ž÷ Hô Úó óënTn
d­ É ó eó gô f÷ Ló ô dĝ UАó ”õ Úó }ó eó Lô Œõ =Ð
÷ Œõ Ló
neó gô fó h÷ =ó ô dõ œ÷ xó Œõ h÷ šó ˜ó ]÷ Bn
ô eð õýnSó põ _ó eô œô U÷Ðêó Ž÷ xó
³'DUL ,EQX 8PDU UD 5DVXOXOODK 6DZ EHUVDEGD ³%HUNKXWEDK SDGD KDUL -XPDW GXD
NKXWEDKGHQJDQEHUGLULGDQEHOLDXGXGXNGLDQWDUDNHGXDNKXWEDKLWX´ (H.R. Bukhari
dan Muslim).

B. KETENTUAN KHUTBAH JUMAT


1. Rukun Khutbah Jumat
Rukun Khutbah Jumat terdiri lima, yaitu:
a. Hamdalah
Khutbah Jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah, yaitu lafaz yang memuji Allah Swt.
Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau ahmadullah. Pendeknya,
minimal ada kata alhamdu dan lafaz Allah, baik di khutbah pertama atau khutbah kedua.
Contoh bacaan:

n fó —õ aô i÷Ìó Úõ í÷}ô Iô Œ÷ Yõ dUn


õ õ= Ùô Ž÷ _óô iíó ìô }ô aõ `÷ šó —óiíó ô fô h _õ šó —óiíó ìô ô{ eó ó÷ i õ dĝ Uõ {ó e÷ ó U÷Ð ëö õÎ
÷ ÷ ÷
ô Uó ïó Øn ó Ró Š÷ dõ \÷ xô Œ÷ Yó íó ô Uó Šö \õ Yô Ć
õ wó Ć ô ìõ {õ g÷ xó Œ÷ Yó n fó õUneó L÷ Ìó Ón
ó Ró dUÐ õ
õ þó hö Hó Œ÷ Yí
ó
b. Membaca dua kalimat syahadat pada khutbah pertama dan kedua:

ô dĝ UÐéô Ž÷ Hô Úó ó{ð e­ ó Y ó ô dĝ UÐøö õ Ѝó Uó õ Ðøó ë÷ Ðó  ô{ gó I÷ Ðó


ô ë­ Ðó  ô{ gó I÷ Ðó í
c. Shalawat kepada Nabi Saw.
Shalawat kepada nabi Muhammad Saw. harus dilafalkan dengan jelas, paling tidak
ada kata shalawat. Misalnya XVKDOOLµDOD0XKDPPDG, atau DVVDODWXµDOD0XKDPPDG,
atau DQDPXVKDOODLDOD0XKDPPDG.

74 Buku Siswa Kelas VII MTs


Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat

Contoh bacaan:

ò —ó A÷ õlõ=‹÷ gô _ó õ˜ >ó Œ÷ Yó íó õ õ=nó É÷ Ìó íõ õ õUˏd Ló íó {ò eö ó Yô d Ló ‹÷ dö Hó íó Šö É
 Uó õÎën ó ‹ö gô dĝ UÐó
ó
Œx÷ ö{UÐêõ Ž÷ xó
c. :DVKL\DW untuk Taqwa
Yang dimaksud dengan ZDVKL\DW ini adalah perintah atau ajakan atau anjuran untuk
bertakwa atau takut kepada Allah Swt. beberapa ulama memberi penjelasan, di
antaranya ada yang berpendapat bahwa washiyat yang dimaksud ini adalah perintah
untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Ada juga
yang berpendapat bahwa cukup dengan ajakan untuk mengerjakan perintah Allah.
Bahkan ada yang berpendapat bahwa ZDVKL\DW itu harus berbentuk seruan kepada
ketaatan kepada Allah. Lafalnya sendiri bisa lebih bebas. Misalnya dalam bentuk
kalimat: “takutlah kalian kepada Allah”. atau kalimat: “marilah kita bertaqwa dan
menjadi hamba yang taat”.
Contoh bacaan:

óëŽ÷ eô dõ —÷ Yô ‹÷ šô i÷Ìó íó ø ó ó dĝ UÐЎ böô >ÐЎ÷ fô Yó ËŒó x÷|ó Uö Ðn gó xö Ìnó xó
ó íó õ õ>nbó >ô ˆ­ A
ö õÎ Œö >ô Ž÷ eô >ó ø
Ketiga rukun di atas harus terdapat pula dalam kedua khutbah Jumat itu.

d. Membaca ayat Al-Quran pada salah satunya


Minimal satu kalimat dari ayat Al-Quran yang mengandung makna lengkap. Bukan
sekedar potongan yang belum lengkap pengertiannya. Maka tidak dikatakan sebagai
pembacaan Al-Quran bila sekedar mengucapkan Lafal: “WVXPPD QD]KDU” atau
potongan ayat sejenisnya.
Tentang tema ayatnya bebas saja, tidak ada ketentuan harus ayat tentang perintah atau
larangan atau hukum. Boleh juga ayat al-Quran tentang kisah umat terdahulu dan
lainnya.
Contoh bacaan:

È ǟÈ ÈɦÀċ ʤƢǠÅ ºȈÌŦÉ


É ȄǴ
DzËÊ ǯ Ê È ɦǶÉ ǰÉ Êƥ©Ê ÌÈϩÀÉ ȂÌ ǰÉ ÈƫƢǷÈ ǺÈ ÌȇȦ©¦
Ê ǂÈ ºȈÌŬ¦¦
ÈÌ ȂǬÉ ÊƦÈƬLJƢÈ Ìǧ
ǂÆ ºȇÌƾÊ ÈǫƞÇ ÌȈNjÈ

Fikih Kurikulum 2013 75


Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat

e. Doa untuk umat Islam


Pada bagian akhir, khatib harus mengucapkan lafaz yang doa yang intinya meminta
kepada Allah kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat: “$OODKXPPDJK¿U OLO
PXVOLPLQZDOPXVOLPDW”. Atau kalimat “$OODKXPPDDMLUQDPLQDQQDU”.
Contoh bacaan doa penutup:

ó Ð Ón
õ Ênõ hó A÷ú÷ õ fó Yõ k÷ eô U÷Ðíó Œó h õf Yõ k÷ eô U÷Ðíº õ eó dõ — eô U÷Ðíó Œó h eõ dõ — eô d÷ õU} aõ QÐ
‹÷ gô f÷ Y ÷ ó Ón ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ‹­ gô dĝ UÐó
õ Žó Ló ö{UÐoô h œõ Yô oñ x÷}õ Só …ñ h eõ H õ ó
ÓÐ ÷ ÷ ó ‰ó i­ õÎ ºÓЎó Y÷ú÷Ðíó
2. Syarat Khutbah Jumat
a. Khutbah dilaksanakan pada waktu Zuhur
b. Berdiri jika mampu
c. Dengan suara yang keras
d. Khatib hendaknya duduk di antara dua khutbah
e. Khatib menutup aurat
f. Berurutan antara khutbah pertama dan kedua
g. Tertib, yakni berturut-turut antara khutbah pertama dengan khutbah kedua.
Sabda Rasulullah Saw;

ô Œó h÷ =ó ô dõ œ÷ xó ín
 Œõ h÷ šó ˜ó ]÷ B ó eð õýnSó oô ]ô ž÷ xó  ê ލõ dĝ UÐéô Ž÷ Hô Úó óënTó
³%LOD 5DVXOXOODK 6DZ %HUNKXWEDK NHGXD PDWDQ\D PHUDK VXDUDQ\D NHUDV GDQ
VHPDQJDWQ\DWLQJJLEDJDLVHRUDQJSDQJOLPD\DQJPHPSHULQJDWNDQNHGDWDQJDQPXVXK
\DQJPHQ\HUJDSGLNDODSDJLGDQVRUH´(HR. Muslim dan Ibnu Majah)
Sabda Rasulullah Saw.:

÷ íó ô >ô Ž÷ É
ó ô ˜ô \ó Qó {­ šó IÐ
 š­ A ó Ćó Ló íó ìnô fó h÷ Ló Ó÷ }­ eó A÷ õ Ðoó ]ó BÐ
ó Ùó õ Ð ê ލ dĝ UÐéô Ž÷ Hô Úó óënTó
‹÷ Tnô —ó Yó íó ‹÷ cô ó ˜­ É
ó € ó Úô |õ f÷ Yô ô i­ nó Tó
ò h÷ @
³%LOD 5DVXOXOODK 6DZ EHUNKXWEDK NHGXD PDWDQ\D PHUDK VXDUDQ\D NHUDV GDQ
VHPDQJDWQ\D WLQJJL EDJDL SDQJOLPD \DQJ PHPSHULQJDWNDQ NHGDWDQJDQ PXVXK \DQJ
PHQ\HUJDSGLNDODSDJLGDQVRUH´(HR. Muslim dan Ibnu Majah)
3. Syarat Khatib Jumat
Salah satu syarat sahnya mendirikan salat Jumat ialah harus didahului khutbah oleh khatib
dengan ketentuan sebagai berikut:

76 Buku Siswa Kelas VII MTs


Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat

a. Berpenampilan baik, rapi dan sopan.


b. Mengetahui syarat, rukun dan sunat khutbah.
c. Fasih mengucapkan al-Qur’an dan Hadis.
d. Muslim yang telah baligh, berakal sehat, dan taat beribadah.
e. Suci dari hadas dan najis, baik pada badan ataupun pakaian, serta tertutup auratnya.
f. Memiliki akhlak yang baik, tidak tercela di mata masyarakat dan tidak melakukan
perbuatan dosa.

4. Sunnah Khutbah Jumat


a. Khatib menghadap jamaah.
b. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
c. Memberi salam pada permulaan khutbah Jumat.
d. Dilakukan di tempat yang lebih tinggi atau di atas mimbar.
e. Disampaikan dengan kalimat yang jelas, sistematik dan temanya sesuai dengan kondisi
yang terjadi.
f. Materi khutbah hendaklah pendek, jangan terlalu panjang sebaiknya salatnya saja
yang panjang.

5. Adab Salat Jumat


a. Sebelum berangkat ke masjid, hendaklah terlebih dahulu mandi Jumat, memotong
kuku dan kumis, berpakaian bersih dan putih, dan memakai wangi-wangian.
b. Hendaknya berangkat ke mesjid lebih awal, dihindari datang sebelum imam sesudah
menyampaikan khutbahnya.
c. Mengisi VKDIyang kosong, kemudian mengerjalan salat “WDKL\DWXOPDVMLG” sebanyak
dua rakaat.
d. Memperbanyak dzikir, berdoa membaca shalawat Nabi atau membaca al-Qur’an
sebelum imam naik mimbar.
e. Mendengarkan khutbah, tidak boleh berbicara, menegur jamaah dan mengantuk/tidur,
sehingga tidak mengetahui isi khutbah.
Sabda Rasulullah Saw:

õ íó q÷ [õ i÷Ðó põ _ó e÷ œô U÷Ðêó Ž÷ xó ‰ó õ˜ An


 Óó Ž÷ ó`Uó {÷ bó Ró oô ]ô ž÷ xó ênô Yó øÐ õ [ó õUqó d÷ SÐ
ô Ùó õ Ð
 ³$SDELOD$QGD EHUNDWD NHSDGD WHPDQPX SDGD KDUL -XPDW ³GLDPODK´ SDGDKDO LPDP
WHODK PHQ\DPSDLNDQ NKXWEDKQ\D PDND VDODW -XPDWPX VLDVLD´ HR. Bukhari dan
Muslim).

Fikih Kurikulum 2013 77


Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat

f. Jamaah tenang mendengarkan khutbah dan duduk menghadap ke arah kiblat. Dari Muthi’
ibnul Hakam ra, bahwa Nabi Saw.

ó ˜ f÷ eUÐ
 h÷ Uó õÎ n fó wŽ÷ @ô Žô õ= n fó d˜ S÷ÌÅ} ó õ {_ ó Ùó õÎ  óënTó
ó ÉÐ
³$SDELODEHOLDXQDLNPLPEDUPDNDNDPLPHQJKDGDSNDQZDMDKZDMDKNDPLNHEHOLDX´
(HR. Bukhari Muslim)
g. Jamaah berdoa atau membaca istigfar saat khatib duduk di antara dua khutbah. Waktu
di antara dua khutbah adalah waktu ijabah (waktu yang banyak dikabulkannya doa
saat itu).

C. TATA CARA SALAT JUMAT DAN KHUTBAH JUMAT


Tata Cara Pelaksanaan Salat Jumat
Kamu selalu melaksanakan salat Jumat, bukan? Sekarang saatnya mengetahui ketentuan
mengenai praktik salat Jumat. Semoga ibadah salat Jumat kalian menjadi semakin sempurna.
Walaupun salat Jumat hanya diwajibkan kepada laki-laki, perempuan juga harus mengerti
tentang tata cara atau ketentuannya. Pada bagian ini kalian akan berlatih salat Jumat.Tata
cara pelaksanaan salat Jumat secara umum adalah sebagai berikut.
a. Khatib naik ke mimbar mengucapkan salam, muadzin mengumandangkan azan
yang kedua (bagi yang melaksanakan dua kali azan) atau azan pertama (bagi yang
melaksanakan azan sekali saja).
b. Khatib menyampaikan dua kali khutbah yang diselingi dengan duduk di antara dua
khutbah.
c. Pada saat khutbah dibacakan, jamaah memperhatikan dengan khusuk, tidak bercakap-
cakap, meskipun suara khutbah tidak terdengar.
d. Setelah selesai khutbah, muazin mengumandangkan ikamah, sebagai tanda di mulainya
salat Jumat.
e. Jamaah bersiap-siap untuk melaksanakan salat Jumat.
f. Sebelum salat dimulai, imam hendaknya mengingatkan makmum untuk merapatkan
dan meluruskan shaf serta mengisinya yang masih kosong.
g. Imam memimpin salat Jumat berjamaah dua rakaat.
h. Jamaah disunahkan untuk berzikir dan berdoa setelah selesai salat Jumat.
i. Sebelum meninggalkan masjid jamaah disunahkan untuk melaksanakan salat %D¶GL\DK
terlebih dahulu.
Tata Cara Khutbah Jumat
a. Membuat makalah atau naskah praktek khutbah Jumat sebelum membuat naskah atau
makalah khutbah Jumat, perhatikan hal-hal sebagai berikut:

78 Buku Siswa Kelas VII MTs


Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat

1) Daerah mana kita akan berkhutbah.


2) Waktu yang diperlukan 20 menit.
3) Materi disesuaikan dengan masalah dan kondisi yang terjadi di masyarakat.
4) Susunlah makalah khutbah pertama dan kedua.
5) Siswa-siswi semuanya membuat makalah.
b. Makalah Jumat sebaiknya diperiksa terlebih dahulu oleh guru kih untuk saran
perbaikannya.
c. Siswa-siswi tampil mendemontrasikan sebagai khatib secara bergiliran, sedang yang
lain menjadi jama’ah.
d. Di antara siswa-siswi mengadakan evaluasi dan mendiskusikan penampilan khatib.
e. Penampilan terbaik ditinjau dari gaya dan materinya dapat diajukan menjadi khatib
sesungguhnya di masjid sekitar atau mushala madrasahnya.
f. Contoh kerangka makalah khutbah Jumat:
a. Khutbah (pertama)
1) khatib berdiri di mimbar sambil mengucapkan salam
2) duduk ketika dikumadangkan adzan
3) selesai azan khatib berdiri dan membaca rangkaian rukun khutbah:

n fó —õ aô i÷Ìó Úõ í÷}ô Iô Œ÷ Yõ õ dĝ Unõ=Ùô Ž÷ _óô iíó ìô }ô aõ `÷ šó —ó÷ iíó ô fô h÷ _õ šó —ó÷ iíó ìô ô{ eó ó÷ iõ dĝ Uõ{ó e÷ ó U÷Ðë­ õÎ
õ w
ô Uó ïó Øn ó Ró Š÷ dõ \÷ xô Œ÷ Yó í
ó Ć ó ô Uó Šö \õ Yô Ć ô ìõ {õ g÷ xó Œ÷ Yó n fó õUneó L÷ Ìó Ón
ó Ró dUÐ õ þó hö Hó íó

ó {ð eö ó Yô ëö Ìó ô{ gó I÷ Ìó íó ô dĝ UÐø


ô Uô Ž÷ Hô Úó íó ìô ô{ ˜÷ LÐ ó ë÷ Ìó ô{ gó I÷ Ì'ó
ö õ΍ó UõÎø

ò —ó A÷ õlõ=‹÷ gô _ó õ˜ >ó Œ÷ Yó íó õ õ=nó É÷ Ìó íõ õ õUˏd Ló íó {ò eö ó Yd


ën ô Ló ‹÷ d¬ Hó íó Š¬ É ô Ðó
ó ‹ö gdU
 Uó n _>
ó dUÐ
ô énó Só  Œx÷ ö{UÐêõ Ž÷ xó  Uó õÎ

óëŽ÷ eô dõ —÷ Yô ‹÷ šô i÷Ìó íó ø ó ó dĝ UÐЎ böô >ÐЎ÷ fô Yó ËŒó x÷|ó Uö Ðn gó xö Ìnó xó
ó íó õ õ>nbó >ô  öˆ A
ö õÎ Œö >ô Ž÷ eô >ó ø

‹÷ cô Uó neó L÷ Ìó ‹÷ cô Uó y÷ dõ [÷ xô Ð{ð x÷{õ Hó ø


ð Ž÷ Só Ў÷ Uô Ž÷ Sô íó ó dĝ UÐ Ў böô >Ð Ў÷ fô Yó Ë Œó x÷|õ Uö Ð n gó xö Ìnó xó
ó eð h ^õ LÐ ó R{÷ bó Ró ô Uó Ž÷ Hô Úó íó ó dĝ UÐ…õ ]õ xô Œ÷ Yó íó ‹÷ cô =ó Ž÷ iô Ùô ‹÷ cô Uó }÷ aõ `÷ xó íó
' ô{ _÷ =ó nYö ̺n ÷ ó Ûð Ž÷ Ró Ûnó

Fikih Kurikulum 2013 79


Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat

ëŽ÷ ô dõ a÷ >ô ‹÷ cô d­ _U


ó õ õš Lnó Jó í
ó dĝ UÐîŽó b÷ šó õ=  —õ a÷ ió íó ‹÷ cô h÷ Éõ í÷ Ðô
Memberi wasiat hendaklah disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Dalam
memberi wasiat ini hendaklah membaca ayat Al-Qur’an dan Hadits sebagai dasar
wasiat dalam menyampaikan khutbah.
4) Penutup khutbah I (pertama)
Di akhir khutbah pertama ini, marilah kita dekatkan diri kita kepada Allah, dan
Selama masih hidup, manusia senantiasa perlu bertaubat dan istighfar kepada
Allah ‘Azza wa Jalla,

¬ í õ xó ø õ õ õ=  õf _ó aó ió í õ ‹ cô Uó í
ó ‹õ h÷ ^õ _ó U÷Ðëõ Ðó }÷ bô U÷А R õ
}õ T÷ |UÐ ó Ón ó ÐŒó Y ÷ ÷ ó Uô dĝ UÐèó Únó =ó 
Œó h÷ eõ dõ —÷ eô U÷Ð }õ õýn —ó õUíó ‹÷ cô Uó íó  õU ó dĝ UÐ }ô aõ `÷ šó H÷ Ìó Ð|ó wó  õUŽ÷ Só éô Ž÷ Sô Ìó '‹õ h÷ cõ ó U÷Ð
‹ô h÷ Aõ }UÐ
ö Úô Ž÷ aô ó`UÐ÷ Žó wô ô iö õÎ ìô í÷}ô aõ `÷ šó Hnó õ eó dõ — eô U÷Ðíó
÷ R Ón ÷
Atau dalam kalimat yang lain:

Òõ }ó Y÷Ûô ÷ Rõ ‹÷ Tnô x­ õ Ðíó n fó d÷ Bõ Ø÷ Ðó íó Œó h÷ õf YùÐ


õ Œó x÷~õ õýn aó U÷Ð Œó Yõ ‹ Tnô x­ õ Ðíó ô dĝ UÐ n fó dó _ó @ó
÷
}õ õýn —ó õUíó ‹÷ cô Uó íó ÷ õU ‹õ h÷ ^õ _ó U÷Ð ó dĝ UÐ }ô aõ `÷ šó HÐ ó  õUŽ÷ Só éô Ž÷ Sô Ðó 'Œó h÷ õ õUn[UÐ
÷ íó Ð|w ­
Ѭ Úó Š÷ Sô íó ‹õ h÷ Aõ }UÐ
­ Úô Ž÷ aô ó` U÷Ð Žó wô ô i­ Ðó ìô í÷}ô aõ `÷ šó Hnó õ eó dõ — eô U÷Ðíó Œó h eõ dõ — eô U÷Ð
÷ R Ón ÷ ÷ ÷
õ }UÐ
Œó h÷ eõ AÐ ó qó i÷Ðó íó }÷ aõ QÐ÷
­ }ô h÷ B
b. Khutbah II (kedua)
1. Selesai khutbah pertama khatib duduk sebentar lalu berdiri untuk khutbah kedua.
2. Boleh menyampaikan kesimpulan khutbah 1 (pertama) setelah membaca
hamdallah, dua kalimat sahadat dan shalawat atas Nabi Muhammad Saw. (seperti
pada khutbah pertama di atas).
3. Setelah itu diakhiri dengan membaca do’a:

õ eó dõ — eô U÷Ðíó Œó h eõ dõ — eô U÷Ðíó Ón


‹­ gô dö UÐó  Ón õ fó Yõ k÷ eô U÷Ðíó Œó h õfYõ k÷ eô d÷ õU } aõ QÐ÷ ‹­ gô dö UÐó
÷ ÷ ÷ ÷ ÷
‹÷ õš BÐ
÷ ‹­ gô dö UÐó Œó h÷ eõ dõ —÷ eô U÷Ð éó |åó å Bó Œ÷ Yó é÷ |åô åBÐ
÷ íó Œó x÷ ¬{UÐ }ó [óó i Œ÷ Yó }÷ [ô i÷Ð
ó íó põ eó õ>nžó U÷Ð Œõ —÷ ô õ= n fó Uó ‹÷ õšBÐ
Êõ Ž÷ —ô õ= nfó dó @ó Ðó }ô Bõ Ðó Š÷ _ó œ÷ >ó ø õ õ= nfó Uó
õ eó x÷øn
÷ íó ën

80 Buku Siswa Kelas VII MTs


Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat

Œó h÷ bõ š­ eô d÷ õUnfó d÷ _ó @Ð ô fó õš x­Ú¬ Ùô ín


ó Œò hô L÷ Ðó Òó }­ Sn
÷ í õ fó Uó o÷ wn
õ íó Û÷ Ðó Œ÷ Yn
ó fó @Ð ó põ eó õ>nžó U÷Ð
ó fó =­Ú
Úõ n fUÐ
­ ÑÐ ó fó Sõ íó pð fó —ó A
ó |ó Ln ó Òõ }ó B‘UА
õ Rõ íó pð fó —ó An õ fó õ>Ënfó =­Ú n
ó hó i÷ ´{UА Rn ó Yð nYó õ Ð
4. Kalimat penutup khutbah kedua

Œõ L õ Ênõ šó x÷õ Ðíó ën


ó =ó }÷ bô U÷Ðî÷ Ù
ó gó f÷ xó í õ íó éõ {÷ _ó U÷nõ= }ô Yô j÷ xó ó dĝ UÐë­ õ Ð õ dĝ UÐØó n ˜ó Lõ
õ —ó A÷øÐ
‹ó h÷ ^õ _ó U÷Ѝó dUÐÐí}ô Tô Ù÷ nóR óëí÷}ô T­ |ó >ó ‹÷ cô d­ _ó Uó ‹÷ cô ^ô _õ xó õ `÷ ˜ó U÷Ðíó }õ có f÷ eô U÷Ðíó Êvõ Zó ÷ aó U÷Ð
}ô ˜ó T÷ Ðó õ dĝ UÐ}ô T÷ |õ Uó íó ‹÷ Tô }÷ Tô |÷ xó
5. Khatib turun dari mimbar dan bersamaan dengan itu muazin mengumandangkan
ikamah.

3. Nilai-nilai Pendidikan Ibadah Salat Jumat.


Salat Jumat merupakan ibadah yang hukumnya wajib dilakukan oleh seorang muslim
mukalaf . Jika diarik dalam garis dunia pendidikan, maka ibadah salat Jumat memiliki
nilai-nilai yang luhur yang dapat dijabarkan dalam rangkaian nilai sebagai berikut:
a. Disiplin waktu.
Salat Jumat merupakan salat wajib mingguan, yang hanya dilaksanakan pada hari
Jumat dengan waktu yang khusus, yaitu pada waktu salat Zuhur. Dengan pelaksanaan
salat Jumat mendidik umat untuk menggunakan waktu pada hari Jumat sebaik mungkin
dan bersegera untuk melaksanakan salat Jumat.
b. Memilih untuk mengingat Allah Swt. dan tidak +XEEXGXQ\D(cinta dunia).
Sikap ini tergambar dengan rman Allah Swt. surah al-Jum’ah ayat 9 dalam penjelasan
ayat ini menuntun manusia agar tidak terpedaya dunia ketika seruan Allah Swt. telah
datang.
c. Nilai kebersamaan.
Nilai ini tercermin dalam tatacara salat Jumat yang dilaksanakan secara berjamaah.
Bahkan dalam salat Jumat pelaksanaannya dilaksanakan oleh seluruh penduduk. Salat
Jumat adalah kewajiban Islam yang paling kuat dan merupakan perkumpulan orang-
orang muslim yang paling besar karena dilakukan secara berjamaah.
d. Nilai menghargai orang lain.
Nilai ini tercermin dalam pelaksanaan salat Jumat pada saat khatib sedang melaksanakn
khutbahnya. Dalam salat Jumat setiap muslim diharuskan untuk mendengarkan
khutbah, dan jika tidak maka disebut ODJKDZ (sia-sia). dan barang siapa yang termasuk
lagha maka dianggap tidak mengikuti Jumat.

Fikih Kurikulum 2013 81


Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat

e. Membiasakan hidup bersih dan rapi.


Hal ini dilihat dan tergambar dari aktivitas yang dianjurkan ketika hendak melaksanakan
salat Jumat yaitu mandi dan memakai wangi-wangian.

MENGANALISA

Untuk memperluas wawasanmu, diskusikanlah masalah-masalah berikut:

No. Masalah

1. Mengapa umat muslim melaksanakan salat Jumat ? Bagaimana jika ditinggalkan?

2. Bagaimana hukumnya mengantuk ketika khutbah berlangsung?

3. Bagaimana jika ada orang perempuan mengikuti salat Jumat?

4. Sebagai pelajar, mengapa perlu berlatih menyampaikan khutbah Jumat?

Azan Jumat bermacam-macam, ada yang 1 kali, 2 kali bahkan 3 kali (azan awal,
5. masuk waktu, dan ketika mulai khutbah) bagaimana menyikapinya? Bandingkan pula
dengan perkembangan pada zaman Nabi dan para sahabat!

Khutbah Jumat Abu Nawas


MOTIVASI Abu Nawas dikenal sebagai mubaligh oleh tetangga dan warga
sekitarnya, dan tak jarang ada orang yang berkunjung ke rumahnya
hanya sekedar bersilaturrahmi dan meminta petunjuk agar usaha
yang dijalankannya berjalan lancar dan diridhai Allah Swt.
Namun satu hal pesan dari Abu Nawas ini, bahwa Abu Nawas tidak bisa memberikan
janji, hanya saja dirinya mengingatkan agar selalu ingat kepada Allah Swt. dengan jalan
bersedekah.
Hari Jumat telah tiba, Abu Nawas yang ditunjuk menjadi imam sekaligus khatib untuk
memberikan ceramah pun bersiap berangkat ke masjid.
Abu Nawas segera mandi dan berpakaian rapi. Setelah berpamitan dengan istrinya, Abu
Nawas lalu melangkahkan kakinya menuju masjid. Tidak lama kemudian, terdengar suara
azan.

82 Buku Siswa Kelas VII MTs


Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat

Umat Islam khususnya laki-laki berbondong-bondong menuju masjid dan meninggalkan


segala jenis akti tasnya. Para warga sangat senang dan antusias sekali karena biasanya
ceramah dari Abu Nawas ini sangat sesuai dengan situasi terkini.
Namun belum lama Abu Nawas berkhutbah, dilihatnya banyak para jamaah banyak yang
mengantuk, bahkan ada yang tertidur. Melihat hal itu, Abu Nawas berteriak: “Api Api Api,”
ujar Abu Nawas dengan keras.
Kontan saja para jamaah terbangun kaget, menoleh kiri dan kanan mendengar teriakan Abu
Nawas itu. Sebagian malah ada yang hanya saling pandang saja.
“Dimana apinya, dimana,” teriak jamaah.
Abu Nawas yang melihat para jamaah terbangun dan panik, lantas Abu Nawas meneruskan
khutbahnya tanpa peduli pertanyaan para jamaah mengenai letak apinya.
“Api yang dahsyat di neraka, bagi mereka yang lalai dalam beribadah,” kata Abu Nawas
dalam khutbahnya. Setelah menyampaikan khutbahnya, Abu Nawas segera menutup bagian
kedua khutbah dengan berdoa.
Sesaat kemudian, Abu Nawas kemudian memimpin salat Jumat dengan khusyuk diikuti oleh
para jamaah. Para Jamaah tersadar dan masih ingat akan Api Neraka yang diucapkan oleh
Abu Nawas tadi.

Tugas

Setelah mempelajari tentang salat Jumat, cobalah kalian menuliskan


pengalaman kalian tentang melaksanakan khutbah jumat. Jika belum pernah,
coba kalian wawancarai guru atau orang yang melaksanakannya. Kemudian
hasil pengalaman kalian ditempel di mading kelas kalian!

RANGKUMAN

1. Salat Jumat adalah salat yang wajib dikerjakan pada waktu Zuhur di hari Jumat
yang diawali dengan 2 (dua) khutbah. Dasar hukum salat Jumat surat Al-Jumu ah
(62) : 9.
2. Syarat wajib salat Jumat ialah muslim, baligh, berakal, laki-laki, merdeka, dan orang
sakit, muqim dan bukan musa r, dan orang yang tidak ada uzur/halangan yang
mencegahnya untuk menghadiri shalat Jumat.

Fikih Kurikulum 2013 83


Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat

3. Syarat sah salat Jumat ialah diselenggarakan di dalam satu tempat (tempat tinggal)
baik di kota maupun di desa, dilaksanakan pada waktu Zuhur dengan berjamaah, dan
dikerjakan setelah dua khutbah.
4. Rukun khutbah Jumat ialah hamdalah, shalawat kepada Nabi Saw, washiyat untuk
taqwa, membaca ayat Al-Quran pada salah satunya, dan berdoa untuk umat Islam.
5. Syarat khutbah Jumat ialah dilaksanakan pada waktu Zuhur, berdiri jika mampu,
dengan suara yang keras, duduk di antara dua khutbah, menutup aurat, berurutan
antara khutbah pertama dan kedua, berdoa untuk kaum musliminin, dan tertib.
6. Syarat khatib Jumat ialah muslim yang telah baligh, berakal sehat, dan taat beribadah,
mengetahui syarat, rukun dan sunat khutbah, suci dari hadas baik badan dan pakaian
serta tertutup auratnya, fasih mengucapkan Al-Qur’an dan al-Hadits, memiliki akhlak
yang baik, tidak tercela di mata masyarakat dan tidak melakukan perbuatan dosa, dan
berpenampilan baik, rapi dam sopan.
7. Sunnah khutbah Jumat ialah dilakukan di tempat yang lebih tinggi atau di atas
mimbar, memberi salam pada permulaan khutbah Jumat, menggunakan bahasa yang
mudah dipahami, disampaikan dengan kalimat yang jelas, sistematik dan temanya
sesuai dengan kondisi yang terjadi, materi khutbah hendaklah pendek, jangan terlalu
panjang sebaiknya salatnya saja yang panjang, dan khatib menghadap jama ah.
. Adab salat Jumat ialah mandi sebelum pergi ke masjid, berpakain rapi bagus,memakai
wangi-wangian, bersegerah pergi ke masjid, memperbanyak zikir, berdoa membaca
shalawat Nabi atau membaca al-Qur’an sebelum imam naik mimbar, mendengarkan
khutbah, dan sebagainya

PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami ajaran Islam mengenai salat Jumat, maka seharusnya kita memiliki
sikap sebagai berikut :
1. Religius atau taat kepada agama, karena meyakini dan melaksanakan ajaran-
ajarannya dengan baik
2. Disiplin, karena seseorang yang taat pasti dia disiplin dalam melaksanakan shalat
Jumat dengan baik
3. Saling sayang menyayangi, karena ada silaturahmi rutin dalam melaksanakan shalat
Jumat berjama’ah
4. Rasa persatuan, karena berkumpul dalam suatu tempat waktu yang bersamaan.
5. Tanggung jawab, karena dia menyakini bahwa semua perbuatannya di dunia ini akan
dipertanggungjawankannya

84 Buku Siswa Kelas VII MTs


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

PENDALAMAN MATERI

Ibadah salat merupakan ibadah yang tidak dapat ditinggalkan walau dalam keadaan apapun.
Hal ini berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain seperti puasa, zakat dan haji. Jika seseorang
sedang sakit pada bulan Ramadhan dan tidak mampu untuk berpuasa, maka ia boleh tidak
berpuasa dan harus menggantinya pada hari lain. Orang yang tidak mampu membayar zakat,
ia tidak wajib membayar zakat. Demikian pula halnya dengan ibadah haji, bila seseorang tidak
mampu maka tidak ada kewajiban baginya.
Salat adalah ibadah yang wajib dilaksanakan bagi setiap muslim selama masih memiliki
akal dan ingatannya masih normal. Kewajiban tersebut harus dilakukan tepat pada waktunya.
Halangan untuk tidak mengerjakan salat hanya ada tiga macam, yaitu hilang akal seperti gila
atau tidak sadar, karena tidur dan lupa (namun demikian ada kewajiban mengqadha di waktu
lain).
Betapa pentingnya ibadah salat ini, Rasulullah Saw. bersabda:

}ó aó Tó {÷ bó Ró n gó Tó }ó >ó Œ÷ eóó R Òô Ćó [UÐ ó fó fó h÷ =ó ï|õ UÐ


­ ‹ô gô fó h÷ =ó ín ­ ô{ g÷ _ó U÷Ð
³3HUMDQMLDQ DQWDUD NDPL GDQ PHUHND RUDQJ ND¿U  DGDODK VDODW NDUHQDQ\D EDUDQJVLDSD
\DQJPHQLQJJDONDQQ\DPDNDVXQJJXKGLDWHODKND¿U´(HR. At-Tirmizi dan An-Nasai)
Dalam hadis lain:

­ èô }÷ >ó }õ a÷ cô U÷Ðíó èõ }÷ ZUÐ


Òõ Ćó [UÐ ­ Œó h÷ =ó ë­ õÎ
¬ Œó h÷ =ó íó Šõ @ô }UÐ
³6XQJJXK\DQJPHPLVDKNDQDQWDUDVHRUDQJODNLODNL EDFDPXVOLP GHQJDQNHV\LULNDQGDQ
NHNXIXDQDGDODKPHQLQJJDONDQVDODW´ (HR. Muslim)

A. KETENTUAN SALAT JAMA’


1. Pengertian Salat Jama’
Jama’ menurut bahasa berarti mengumpulkan. Sedangkan salat Jama’ menurut
istilah adalah mengumpulkan dua salat wajib yang dikerjakan dalam satu waktu.
Misalnya menggabungkan salat Zuhur dan Ashar dikerjakan pada waktu Zuhur atau
pada waktu Ashar. Atau menggabungkan salat Magrib dan Isya dikerjakan pada waktu
Magrib atau pada waktu Isya. Sedangkan salat Subuh tetap pada waktunya tidak boleh
digabungkan dengan salat lain.
Hal ini merupakan UXNKVKDK(keringanan) dari Allah Swt. dalam melaksanakan
salat dalam keadaan tertentu.
Menjama’ salat hukumnya mubah atau boleh bagi orang yang sudah memenuhi
syarat. Sabda Rasulullah Saw.:

Fikih Kurikulum 2013 87


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

Šó Aõ ÚÐÙ
ó õ Ћd ó õ h÷ dó L
÷ Hó í ó õ dĝ UÐéŽ
ó ô dĝ UЏ d­ É ô Hô Úó óënTén ó ô dĝ UАó ”õ Úó ó
ó Só ô f÷ L ò iÐó Œ÷ Ló
ë÷ õnóR neó gô fó h÷ =ó …ô eó œ÷ xó éó ~óó i ‹­ ?ô }õ [÷ _UÐ
ó q÷ ó õ Ð}õ g÷ ^UÐ
õ SíU õ ô e÷ ZUÐ
ô }ó BÐ ó †ó x÷~õ >ó ë÷ Ðó Šó ˜÷ Só
oó Tõ Úó ‹­ ?ô }ó g÷ ^UЏ
ô ó Šó õ >ó }÷ xó ë÷ Ðó Šó ˜÷ Só ô e÷ ZUÐ
d­ É ó q÷ QÐó Ûó
³'DUL $QDV LD EHUNDWD 5DVXOXOODK 6DZ DSDELOD EHUDQJNDW  VHEHOXP WHUJHOLQFLU
PDWDKDULPDNDEHOLDXDNKLUNDQVDODW=XKXUNH$VKDUNHPXGLDQ GDODPSHUMDODQDQ 
EHOLDX WXUXQ GDUL NHQGDUDDQ  PHQMDPD¶NDQ NHGXD VDODWLWX $SDELOD EHOLDX EHUDQJNDW
VHVXGDKWHUJHOLQFLUPDWDKDULPDNDEHOLDXNHUMDNDQVDODW=XKXUEDUXEHUDQJNDWQDLN
NHQGDUDDQ´(HR. Bukhari dan Muslim) .
Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah Saw. pernah menjama’ salat
karena ada suatu sebab yaitu bepergian. Hal menunjukkan bahwa menggabungkan dua
salat diperbolehkan dalam Islam, namun harus ada sebab tertentu.

2. Macam -Macam Salat Jama’


a. Jama’ WDTGLP, adalah mengumpulkan dua salat wajib dikerjakan pada waktu yang
pertama (awal). Jama’ 7DTGLPada dua macam yaitu:
1) Mengumpulkan salat Zuhur dan salat Ashar, dikerjakan pada waktu dzhuhur.
2) Mengumpulkan salat Maghrib dan salat Isya, dikerjakan pada waktu Maghrib
b. Jama’ WD¶NKLU, adalah mengumpulkan dua salat wajib yang dikerjakan pada waktu
yang kedua (akhir). Jama’ ta’khir ada dua macam, yaitu :
1) Mengumpulkan salat Zuhur dan salat Ashar, dikerjakan pada waktu Ashar.
2) Mengumpulkan salat Maghrib dan salat Isya, dikerjakan pada waktu Isya

3. Syarat-Syarat Umum Salat Jama’


a) Musa r, orang yang sedang dalam perjalanan dan perjalanannya tidak untuk
maksiat.
b) Jarak perjalanan minimal 0.64 km .
c) Tidak boleh makmum dengan orang yang mukim.
d) Berniat salat Jama’.

Syarat Jama’ Taqdim


a. Dikerjakan dengan tertib, yakni dengan salat yang pertama misalnya Zuhur dahulu,
kemudian Ashar. Setelah itu, Maghrib dahulu kemudian Isya.
b. Niat Jama’ dilakukan (dilahirkan) pada salat pertama.

88 Buku Siswa Kelas VII MTs


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

c. Berurutan antara keduanya; yakni tidak boleh disela dengan salat sunat atau lain-lain.
Syarat Jama’ Ta’khir
1) Niat Jama’ takhir dilakukan pada salat yang pertama.
2) Masih dalam perjalanan tempat datangnya waktu yang kedua.

3. Syarat-Syarat Shalat Jama`


a. Musa r, orang yang sedang dalam perjalanan dan perjalanannya tidak untuk
maksiat.
b. Jarak perjalanan minimal 0.64 km
c. Tidak boleh makmum dengan orang yang mukim
d. Berniat shalat Jama’

Salat Jama’ Bagi yang Tidak Musa r


Orang yang bukan musa r, boleh juga mengerjakan menjama’ salat, kalau dalam
keadaan darurat. Misalnya orang yang sedang mengerjakan salat berjamaah di mesjid di
suatu tempat khusus seperti di mesjid atau mushalla, kemudian turun hujan lebat yang
menghalangi orang untuk pulang dan kembali lagi untuk berJama’ah.
Melanjutkannya haruslah dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Hujan lebat hingga menyulitkan perjalanan.

 Òò }ó h÷ ]õ Yó pò dó h÷ U
­ Rõ Ênõ Zó _õ U÷Ðíó Ñ ó ‹ó d­ Hó íó õ h÷ dó Ló ô dĝ UЏ d­ É
õ }õ `÷ eó U÷ÐŒó h÷ =ó …ó eó @ ó ¬ õ˜ fUÐ
­ ë­ Ðó
îÚnž˜UÐìÐíÚ
³%DKZDVDQ\D 1DEL 6DZ 0HQMDPD¶ VDODW 0DJKULE GDQ ,V\D GL PDODP \DQJ KXMDQ
OHEDW´. (HR. Bukhari)
b. Setelah selesai salat pertama, hujan masih berjalan terus, sampai pada permulaan salat
yang kedua.
c. Dikerjakan berurutan antara keduanya.
d. Tertib, yaitu mendahulukan Zuhur daripada Ashar, atau Maghrib daripada Isya.
Dalam hal ini hanya boleh Jama’ 7DTGLPsaja.
e. Salat yang kedua juga dilakukan dengan berjamaah.

Praktek Salat Jama’


a. Cara Melaksanakan salat Jama’ 7DTGLP (misalnya salat Zuhur dengan Ashar: salat

Fikih Kurikulum 2013 89


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

Zuhur dahulu empat rakaat kemudian salat asar empat rakaat, dilaksanakan pada
waktu Zuhur).
Tata caranya sebagai berikut:
1) Berniat salat Zuhur dengan Jama’ Taqdim. Bila dilafalkan yaitu:

Un_ó >ó õ dĝ UõÐn ”ð }÷ Ró }õ [÷ _UÐ


ó …ó Yó n eð x÷{õ b÷ >ó n_ð e÷ @ ò _ó Tó Úó …ó =ó Ú÷ Ðó }õ g÷ ^UÐ
ó Ón ô ß ó }÷ Ró  d¬ Éó Ðô
´6D\DQLDWVDODWVDODW=XKXUHPSDWUDNDDWGLJDEXQJNDQGHQJDQVDODWDVDUGHQJDQ
-DPD¶7DTGLPNDUHQD$OODK7D¶DOD´
2) Takbiratul ihram
3) Salat Zuhur empat rakaat seperti biasa.
4) Salam.
5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (asar), jika dilafalkan sebagai berikut;

Un _ó >ó õ dĝ õUn”ð }÷ Ró }õ g÷ ^UÐ


ô …ó Yó n eð x÷{õ b÷ >ó n_ð e÷ @ ò _ó Tó Úó …ó =ó Ú÷ Ðó }õ [÷ _UÐ
ó Ón ó ß ó }÷ Ró  d¬ Éó Ðô
³6D\D QLDW VDODW DVDU HPSDW UDNDDW GLJDEXQJNDQ GHQJDQ VDODW =XKXU GHQJDQ
-DPD¶7DTGLPNDUHQD$OODKWD¶DOD´
6) Takbiratul Ihram.
7) Salat asar empat rakaat seperti biasa.
) Salam.
 &DWDWDQ Setelah salam pada salat yang pertama harus langsung berdiri,tidak
boleh diselingi perbuatan atau perkataan misalnya zikir, berdoa, bercakap-cakap
dan lain-lain).
b. Cara Melaksanakan salat Jama’ WD¶NKLU (misalnya salat Magrib dengan Isya: boleh salat
Magrib dulu tiga rakaat kemudian salat Isya empat rakaat, dilaksanakan pada waktu
Isya).
Tata caranya sebagai berikut:
1) Berniat menjama’ salat Magrib dengan Jama’ WD¶NKLU, seperti sebagai berikut;

õ dĝ õUn”ð }ó÷ R Ên


õ Zó _UÐ
õ …ó Yó Ð}ð hBj
õ
÷ >ó n_ð e÷ @
ò _ó Tó Ú
ó Ón ó ?ó Ñ
ó Ôó Ć õ }õ `÷ eUÐ
ó ß ó }ó÷ R d¬ Éó Ðô
Uó n_ó >ó
³6D\DQLDWVDODWVDODW0DJULEWLJDUDNDDWGLJDEXQJNDQGHQJDQVDODW,V\DGHQJDQ
-DPD¶WD¶NKLUNDUHQD$OODK7D¶DOD´

90 Buku Siswa Kelas VII MTs


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

2) Takbiratul ihram
3) Salat Magrib tiga rakaat seperti biasa.
4) Salam.
5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (Isya), seperti sebagai berikut;

õ dĝ õU n”ð }÷ Ró Ñ
õ }õ `÷ eUÐ õ >ó n_ð e÷ @ó Ón
ó …ó Yó Ð}ð h÷ Bj ò _ó Tó Úó …ó =ó Ú÷ Ðó Ênõ Zó _UÐ
õ ßó }÷ Ró  d¬ Éó Ðô
 Uó n _ó >ó
³6D\DEHUQLDWVDODW,V\DHPSDWUDNDDWGLJDEXQJNDQGHQJDQVDODW0DJULEGHQJDQ
-DPD¶WD¶NKLUNDUHQD$OODK7D¶DOD´
6) Takbiratul Ihram
7) Salat Isya empat rakaat seperti biasa.
) Salam.
&DWDWDQ Ketentuan setelah salam pada salat yang pertama sama seperti salat Jama’
7DTGLP. Untuk menghormati datangnya waktu salat, hendaknya ketika waktu salat
pertama sudah tiba, maka orang yang akan menjama’ WD¶NKLU, sudah berniat untuk
menjama’ ta’khir salatnya, walaupun salatnya dilaksanakan pada waktu yang
kedua.

B. KETENTUAN SALAT QASHAR


1. Pengertian Salat Qashar
Qashar menurut bahasa berarti meringkas, sedangkan salat Qashar adalah meringkas
salat wajib empat raka at menjadi dua raka at. Mengqashar salat bagi orang yang
memenuhi syarat hukumnya PXEDK (boleh) karena merupakan UXNKVKDK (keringanan)
dalam melaksanakan salat bagi orang-orang yang sudah memenuhi syarat.
Salat yang boleh diqashar adalah salat Zuhur, Ashar dan Isya. Salat Maghrib dan
Subuh tidak boleh diqashar karena jumlah rakaatnya tidak empat rakaat. Firman Allah
Swt.:

õ ë÷ õÎ ÒĆ
‹÷ šô a÷ B õ [UÐ õ }ô [ô b÷ >ó ë÷ Ìó Ön
­ Œó YÐí ô ‹÷ cô h÷ dó L
ñ fó @ ó ó h÷ dó Ró ß
õ ÚúА
÷ Rõ ‹÷ šô =÷}ó ”Ð
ó Ùó õÎíó
ô íă ô{ Ló ‹÷ cô Uó Ў iô n Tó Œx
(¼»¼nðf h õ˜ YÐ ó |õ UЭ ‹ô cô fó õša÷ xó ë÷ Ìó
ó }õ Rnõ có U÷Ðë­ õÎ Ðí}ô aó Tó Œx
³'DQDSDELODNDPXEHSHUJLDQGLDWDVEXPLPDNDWLGDNODKPHQJDSDNDPX
PHULQJNDVVDODWPXMLNDNDPXWDNXWGLVHUDQJRUDQJRUDQJND¿U6HVXQJJXKQ\DRUDQJ
RUDQJND¿ULWXDGDODKPXVXKNDPX\DQJDPDWQ\DWDC(QS. An Nisa [4] :  

Fikih Kurikulum 2013 91


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

Dalam prakteknya, salat Qashar dilaksanakan bersamaan salat Jama’, jarang salat
Qashar dilaksanakan sendiri atau tidak bersamaan dengan salat Jama’. Dengan
demikian, salat Jama’ Qashar adalah salat Jama’ yang dilaksanakan dengan cara
Qashar/diringkas.
Hukum salat Qashar itu boleh, sebagaimana rman Allah Swt:

õ [UÐ
(¼»¼ ÒĆ õ }ô [ô b÷ >ó ë÷ Ìó Ön
­ Œó YÐí ñ fó @ô ‹÷ cô h÷ dó Ló 
ó h÷ dó Ró ß
õ ÚúА
÷ Rõ ‹÷ šô =÷}ó ”Ð
ó Ùó õÎíó
³$SDELODNDPXPHQJDGDNDQSHUMDODQDQGLDWDVEXPL GLGDUDWPDXSXQGLODXW PDND
WLGDNDGDKDODQJDQEDJLPXXQWXNPHPHQGHNNDQVDODW´ (QS. An-Nisa’ [4]: 101)
Menurut madhab Sya ’i dinyatakan lebih baik mengqashar bagi orang yang musa r
yang cukup syarat-syaratnya. Demikian berdasarkan hadis sebagai berikut:

õ h÷ dó Ló ô dĝ UЏ d­ É


ó õ dĝ UÐéô Ž÷ Hô Úó én
ó Só én
ó Só ô f÷ L ô ó ”õ Úó }ó eó Lô Œõ =Ð
ó Uó n _ó >ó ô f÷ Ló dUÐ ÷ Œõ Ló
 ô šô hó [õ _÷ Yó  >ó k÷ >ô ë÷ Ðó ìô }ó c÷ xó n eó T ô >ó k÷ >ô ë÷ Ðó ó õ xô  Uó n _ó >ó ó dĝ UÐë­ õ Ћó d­ Hó íó
ó ô [ô Bó ڏ
ën˜AŒ=Ðípex~BŒ=ЍÉí{eAÐìÐíÚ
'DUL,EQ8PDUUDLDEHUNDWD5DVXOXOODK6DZEHUVDEGD³6HVXQJJXKQ\D$OODK7D¶DOD
VXND VHQDQJ  DSDELOD VHJDOD NHORQJJDUDQQ\D GLWHULPD GLODNVDQDNDQ ROHK NDPX 
VHEDJDLPDQD,DVDQJDWEHQFLDSDELODVHJDODNHPDNVLDWDQQ\DGLNHUMDNDQROHKNDPX´
(H.R. Ahmad)

2. Syarat Sah Salat Qashar


a. Orang yang boleh mengqashar adalah musa r yang bukan karena maksiat.
b. Berniat mengqashar pada waktu takbiratul ikhram.
c. Jarak perjalanan sekurang-kurangnya dua hari perjalanan kaki, atau dua marhalah
(yaitu sama dengan 16 IDUVDK). Keterangan ini berdasarkan hadis Nabi Saw.:

õ _ó =ó Ú÷ nó h Rõ ëÐ
Øò }ô =ô q õ }ó ]õ a÷ xô íó ëÐ
õ }ó [ô b÷ xó ‹÷ gô f÷ L
ó ô dĝ UЏó ”õ Úó Ün
ò ˜­ L ÷ óënTó
ó Œô =Ð÷ íó }ó eó Lô Œô =Ð
õ  wõ íó
îÚnž˜UÐìÐíÚ nžð Hó }÷ Ró }ó Zó Ló pô š­ H ó
³3HUQDK,EQ8PDUGDQ,EQX$EEDVUDPHQJTDKDUGDQEHUEXNDGDODPSHUMDODQDQ
VHMDXKHPSDWEXUXG\DLWXHQDPEHODVIDUVDNK´. (HR. Bukhari)
Ulama berbeda pendapat ukuran 16 IDUVDK, Jarak perjalanannya sudah ada 0,64
km.

92 Buku Siswa Kelas VII MTs


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

Tentang batas waktu musa r, sebagian para ulama menyatakan tiga hari tiga malam
saja. Selebihnya dianggap sudah menjadi muqim. Hal ini berdasarkan hadis Nabi Saw:

‹ó d­ Hó íó õ h÷ dó L
ó ô dĝ UЏ d­ É
ó ¬ õ˜ fUÐ
­ én ó Só ô f÷ L ó Yõ }ó \÷ ó U÷ÐŒõ =÷ Êõ Ć
ó ô dĝ UЏó ”õ ڏ ó _ô U÷ÐŒõ Ló
ó ?ó õ cõ —ó iô Ênõ aó Só {ó _÷ =ó }ô @n
‹d—YíîÚnž˜UÐìÐíÚ n?ð Ć õ gó eó U÷Ðrô cô e÷ xó
'DUL$O8ODELQ+DGUDPLUD,DEHUNDWD1DEL6DZEHUVDEGD³7HODKWLQJJDONDXP
0XKDMLULQ GL 0HNNDK VHODPD WLJD KDUL VHWHODK PHQXQDLNDQ UXNXQ KDMLQ\D´. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Cara mengqashar salat:
a. Salat yang berjumlah 4 rakaat (Zuhur, Ashar dan Isya) dapat diqashar menjadi 2
rakaat. Dalam prakteknya, bila sesorang melaksanakan sahalat Jama’ Qashar Zuhur
dan Ashar maka Zuhurnya dikerjakan 2 rakaat dan Asharnya 2 rakaat
b. Salat Magrib adalah salat yang rakaatnya tidak bisa diqashar. Apabila diqashar tetap
dilaksanakan 3 rakaat. sesorang yang ingin melaksanakan Jama’ Qashar antara salat
Magrib dan Isya, maka Magrib dilaksanakan 3 rakaat dan Isya 2 rakaat.
c. Adapun salat Subuh tidak dapat dijama’ ataupun diqashar

Praktik Salat Jama’ Qashar


a. Salat Jama’ Qashar menggunakan Jama’ Taqdim, misalnya salat Zuhur dengan Ashar.
Tata caranya sebagai berikut:
1) Berniat menjama’ Qashar salat Zuhur dengan Jama’ Taqdim, seperti sebagai
berikut;

 Uó n_ó >ó õ dĝ õUneð x÷{÷


õ b>ó …ó e÷ @ó }ô [÷ _UÐ
ó õ h÷ Uó õ ÐnLð Ž÷ eô œ÷ Yó Ð}ð [÷ Só Œõ h÷ šó _ó T÷Úó }õ g÷ ^UÐ
ô ß ó }÷ Ró  dö Éó Ðô
³6D\D EHUQLDW VDODW =XKXU GXD UDNDDW GLJDEXQJNDQ GHQJDQ VDODW DVDU GHQJDQ
-DPD¶7DTGLPGLTDVKDUNDUHQD$OODK7D¶DOD´
2) Takbiratul ihram.
3) Salat Zuhur dua rakaat (diringkas)
4) Salam.
5) Berdiri dan niat salat Ashar, seperti sebagai berikut:

 Uó n_ó >ó õ dĝ õUneð x÷{÷


õ b>ó …ó e÷ @ó }õ g÷ ^UЏ
ô Uó õ ÐnLð Ž÷ eô œ÷ Yó Ð}ð [÷ Só Œõ h šó _ó T÷Úó }õ [÷ _UÐ
÷ ó ß ó }÷ Ró  dö Éó Ðô
³6D\DEHUQLDWVDODW$VKDUGXDUDNDDWGLJDEXQJNDQGHQJDQVDODW=XKXUGHQJDQ
-DPD¶7DTGLPGLTDVKDUNDUHQD$OODK7D¶DOD´

Fikih Kurikulum 2013 93


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

6) Takbiratul ihram.
7) Salat Ashar dua rakaat (diringkas)
) Salam

b. Salat Jama’ Qashar menggunakan Jama’ ta’khir, misalnya salat Magrib dengan Isya.
Tata caranya sebagai berikut:
1) Berniat menjama’ Qashar salat Magrib dengan jama’ ta’khir, seperti sebagai berikut:

õ dĝ õUÐ}ð h÷ Bõ n÷ >ó …ó e÷ @


ó Ênõ Zó _UЏ
õ Uó õ Ðn Lð Ž÷ eô œ÷ Yó Ón
ò _ó Tó Úó Ôó Ć ó }÷ Ró  dö Éó Ðô
ó ?ó Ñ}`eUÐß
 Uó n _ó >ó
³6D\DEHUQLDWVDODW0DJULEWLJDUDNDDWGLJDEXQJNDQGHQJDQVDODW,V\DGHQJDQ
-DPD¶WD¶NKLUNDUHQD$OODK7D¶DOD´
2) Takbiratul ihram.
3) Salat Magrib tiga rakaat seperti biasa.
4) Salam.
5) Berdiri dan niat salat Isya, seperti sebagai berikut:

Ð}ð h÷ Bõ n÷ >ó …ó e÷ @ ó õ h÷ Uó õ Ðn Lð Ž÷ eô œ÷ Yó Ð}ð [÷ Só Œõ h÷ šó _ó T÷Ú


ó Ñô }õ `÷ eUÐ ó Ênõ Zó _UÐ
õ ß ó }÷ Ró  dö Éó Ðô
õ
 Uó n _ó >ó dU
³6D\D EHUQLDW VDODW LV\D GXD UDNDDW GLJDEXQJNDQ GHQJDQ VDODW PDJULE GHQJDQ
MDPD¶WD¶NKLUGLTDVKDUNDUHQD$OODK7D¶DOD´
6) Takbiratul Ihram.
7) Salat Isya dua rakaat (diringkas)
) Salam

Hikmah Salat Jama’ dan Qashar


1. Salat Jama’ dan Qashar merupakan rukhsah (kemurahan) dari Allah Swt. terhadap
hamba-Nya manakala kita sedang bepergian sehingga dapat melaksanakan ibadah
secara mudah sesuai dengan kondisinya.
2. Melaksanakan salat secara Jama’ dan Qashar mengandung arti bahwa Allah Swt.
tidak memperberat terhadap hamba-Nya karena sekalipun salatnya dikumpulkan dan
diringkas tetapi tidak mengurangi pahalanya.

94 Buku Siswa Kelas VII MTs


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

3. Disyariatkan salat Jama’ dan Qashar supaya manusia tidak berani meninggalkan salat
karena ia dapat melaksanakan dengan mudah dan cepat.

C. SHALAT DALAM KEADAAN DARURAT


1. Pengertian Salat dalam Keadaan Darurat
Salat fardhu lima waktu adalah suatu kewajiban yang disyariatkan Allah kepada
hamba-hamba-Nya untuk dikerjakan. Perintah salat ini berlaku juga bagi orang yang
sedang menderita sakit, sedang dalam kendaraan dan orang yang sedang dalam
keadaan bagaimanapun selama ingatannya masih ada, maka ia wajib mengerjakan salat.
Bagi orang yang sedang sakit maupun orang yang sedang dalam keadaan sulit
melaksanakan salat, Allah memberikan keringanan-keringanan (UXNKVDK) sesuai dengan
kondisinya masing-masing. Dengan demikian, salat dalam keadaan darurat adalah
salat dalam keadaan terpaksa.

a. Salat dalam Kendaraan


Seseorang yang berpegian dengan kendaraan, tidak bisa melakukan banyak aktivitasnya
secara normal, termasuk melaksanakan salat. Mengingat kita di atas kendaraan, bisa
jadi tidak memungkinkan untuk salat dengan sempurna. Karena itu, ada beberapa
catatan penting yang perlu kita perhatikan:
1) Salat wajib harus dilakukan dengan cara sempurna, yaitu dengan berdiri, bisa
ruku’, bisa sujud, dan menghadap kiblat. Jika di atas sebuah kendaraan seseorang
bisa salat sambil berdiri, bisa ruku’, bisa sujud, dan menghadap kiblat maka dia
boleh salat wajib di atas kendaraan tersebut. Seperti orang yang salat di kapal.
2) Bersuci (wudhu), bila tidak memungkinkan menggunakan air karena keterbatasan
air, boleh bertayamum.
3) Jika di atas sebuah kendaraan seseorang tidak mungkin salat sambil berdiri dan
menghadap kiblat, maka cara salatnya adalah duduk semampunya. Dari Imran bin
Husain ra., Nabi Saw. Bersabda:

ó dó _óó R …÷ ]õ šó —÷ >ó ‹÷ Uó ë÷ õl Ró ºÐð { Ln


õ f÷ @
o õ bó Ró …÷ ]õ šó — >ó ‹ Uó ë÷ õl Ró nð eõýnSó Š¬ Éó
÷ ÷
³6DODWODKVDPELOEHUGLULMLNDWLGDNPDPSXVDPELOGXGXNGDQMLNDWLGDNPDPSX
VDODWODKVDPELOWLGXUDQ´ (HR. Bukhari)
4) Jika di atas kendaraan mampu salat sambil menghadap kiblat maka wajib
salat dengan menghadap kiblat, meskipun sambil duduk. Namun jika tidak
memungkinkan menghadap kiblat, dia bisa salat dengan menghadap sesuai arah
kendaraan. Allah juga ber rman,

Fikih Kurikulum 2013 95


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

÷ íó ‹÷ šô _÷ ]ó šó HÐn
¼Á Ў _ô eó HÐ ­ bô ­>nóR
÷ Yó ó dUÐЎ
³%HUWDTZDODKNHSDGD$OODKVHPDPSXNDOLDQ´ (QS. At-Taghabun [64] : 16).
5) Pada waktu takbiratul ihram hendaklah menghadap kiblat, seterusnya dapat
menghadap sesuai dengan arah tujuan kendaraan. Firman Allah :

‹÷ cô wŽ ô U´ Žó Ró ‹÷ šô f÷ Tn


ó @ô íЎ ó êõ Ð}ó ó U÷Ð{õ œõ —÷ eó U÷Ð}ó ]÷ I
ô eó ›ô h÷ Aó í ó é¬ Žó Ró 
ó ‰ó gó @÷ í
(¼¿¿ ìô }ó ]÷ Ió
³3DOLQJNDQODKZDMDKPXNHDUDK0DVMLGLO+DUDPGDQGLPDQDVDMDNDPX
EHUDGDSDOLQJNDQPXNDPXNHDUDKQ\D´(QS. Al Baqarah [2] : 144)
6) Ketentuan di atas hanya berlaku untuk salat wajib. Adapun salat sunah, boleh
dilakukan dengan duduk dan tidak menghadap kiblat, meskipun dua hal itu bisa
dilakukan. Jabir bin Abdillah ra. mengatakan,

}õ h÷ Q õ oñ TÐõ Ú
ó ÷ R ­ d¬ [ó xô  óënT
ó âó Ž´ ]ó šUА
ó Žó wô í ó õ h÷ dó L
ó ‹ó d­ Hó í ó ô dĝ UЏ d­ É ­ ë­ Ìó
ó ­ õ˜ fUÐ
põ dó ˜÷ bU÷
õ Ð
1DEL6DZPHODNVDQDNDQVDODWVXQDKGLDWDVNHQGDUDDQWDQSDPHQJKDGDSNLEODW
(HR. Bukhari)

b. Salat Bagi Orang Sakit


Orang yang sedang sakit diwajibkan pula melaksanakan salat selama akal
dan ingatannya masih sehat atau masih sadar. Salat adalah IDUGX  DLQ  yaitu
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap pribadi muslim. Telah kita ketahui
bersama bahwa salat itu tiang agama, maka barang siapa yang mendirikan
salat berarti agamanya telah tegak, sebaliknya jika meninggalkan salat berarti
agamanya telah roboh.
Karena pentingnya salat itu, maka dalam kondisi dan situasi apa pun kita
wajib melaksanakan salat. Bagi orang yang tidak bisa berdiri, maka dapat
mengerjakan salat dengan duduk seperti duduk di antara dua sujud. Jika tidak
mampu dengan duduk dengan berbaring di atas lambung, dan jika tidak mampu,
maka dengan berbaring terlentang. Rasulullah Saw. bersabda:

…÷ ]õ šó —÷ xó ‹÷ Uó ë÷ õlRó ºÐð {Lõ nó Så® dö É


ó …÷ ]õ šó —÷ xó ‹å ÷ ëõ õÎnð eõýnSó ‚
ó ]ó šó HÐ
÷ Uó ë÷ õlRó ºân ô x÷}õ eó U÷А÷ d¬ [ó xô

96 Buku Siswa Kelas VII MTs


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

ó d¬ [ó xô ë÷ Ìó …÷ ]õ šó —÷ xó ‹÷ Uó ëló


÷ Rºõ Lõ Ž÷ Tô Úô Œ÷ Yõ ‚ ó jó Yó í÷ Ìó {ó œô —÷ xó ë÷ Ìó
ó aó B÷ Ìó ìô Øó Ž÷ œô Hô Šó _ó @ó íº
ó Ѝõ õ˜f÷@
d® Ló ó d¬ [ó xô ë÷ Ìó …÷ ]õ šó —÷ xó ‹÷ Uó ë÷ õlRó ºpõ dó ˜÷bõ U÷Њó õ˜b÷ šó —÷ Yô Œõ eó x÷ú÷ ó å® dö ÉÐð {Ln
ó d® L õ Só
õ Аdõ xó ne­ Yõ ô dó @÷ Úõ nð håbõ d÷ šó —Y ó Ѝõ õ˜f÷@ó
f]SÚÐ{UÐìÐíÚ pó dó ˜÷bU÷ ÷ ô å® dö ɺ
ó Œõ eó x÷ú÷
³2UDQJ\DQJVDNLWMLNDKHQGDNPHODNXNDQVDODWDSDELODPDPSXEHUGLULPDNDVDODWQ\D
GHQJDQ EHUGLUL DSDELOD WLGDN PDPSX EHUGLUL PDND GHQJDQ GXGXN DSDELOD WLGDN
PDPSXVXMXGPDNDGHQJDQLV\DUDKGDQPHQMDGLNDQVXMXGQ\DOHELKUHQGDKGDULSDGD
UXNX¶Q\DDSDELODWHWDSWLGDNPDPSXPDNDGHQJDQWLGXUPLULQJVDPELOPHQJKDGDS
TLEODWDSDELODWLGDNPDVLKPDPSXPDNDGHQJDQPHQJDUDKNDQNDNLQ\DNHDUDKNLEODW
WLGXUWHUOHQWDQJ ´(HR. Ad Daruquthni)
Orang yang akan menunaikan salat hendaklah suci dari hadas dan najis. Namun jika
tidak bisa melaksanakan sendiri bisa minta bantuan orang lain. Dan jika tidak mungkin
boleh bersuci sebisanya. Cara wudhunya, jika masih mampu menggunakan air wudhu
dapat dilakukan di atas tempat tidur atau dengan bantuan orang lain atau diwudhukan
orang lain, akan tetapi jika tidak sanggup menggunakan air atau menurut pertimbangan
dokter tidak boleh, maka digantikan dengan tayamum atau ditayamumkan oleh
orang lain sebagai pengganti wudu dan mandi.

c. Tatacara Salat dalam Keadaan Darurat


1. Salat berdiri tetapi tidak bisa ruku atau sujud
Orang yang mampu berdiri namun tidak mampu ruku’ atau sujud, ia tetap wajib
berdiri. Ia harus salat dengan berdiri dan melakukan ruku’ dengan menundukkan
badannya. Bila ia tidak mampu membungkukkan punggungnya sama sekali, maka
cukup dengan menundukkan lehernya, kemudian duduk, lalu menundukkan badan
untuk sujud dalam keadaan duduk dengan mendekatkan wajahnya ke tanah sebisa
mungkin
2. Cara salat dengan duduk
a. Salat dengan duduk boleh dilakukan dengan berbagai posisi duduk, tetapi yang
lebih utama adalah dengan duduk LIWLURV\seperti ketika WDV\DKXGDZDO
b. Duduklah seperti duduk di antara dua sujud seperti pada (WDV\DKXG DZDO),
sedekap, membaca doa iftitah, fatihah dan membaca ayat Al-Qur’an.
c. Ruku’ yaitu dengan duduk membungkuk membaca tasbih ruku sebagaimana
biasa.
d. ,¶WLGDO(dengan duduk kembali).
e. Sesudah itu sujud sebagaimana sujud biasa dengan membaca tasbih.
Kemudian menyempurnakan rakaat yang kedua sebagaimana rakaat yang
pertama.

Fikih Kurikulum 2013 97


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

3. Cara salat dengan tidur pada lambung


a. Hendaklah berbaring dengan di atas lambung kanannya (tidur miring) membujur
ke selatan, dengan posisi kepala berada di utara.
b. Telinga sebelah kanan tertindih kepala bagian kanan.
c. Perut dada kaki menghadap kiblat, kemudian niat dan takbiratul ihram, lalu
membaca bacaan seperti biasa dalam salat.
d. Untuk melakukan ruku dan sujud cukup dengan anggukan kepala dan ke depan
pelupuk mata.
e. Jika tidak bisa, maka gunakan dalam hati selama kita masih sadar. Demikian
dilakukan hingga salam.
3. Cara salat dengan terlentang
a. Dengan cara tidur terlentang kepala ditinggikan dengan bantal muka diarahkan
ke kiblat.
b. Kemudian berniat salat sesuai dengan salat yang diinginkan.
c. Untuk melakukan ruku’ sujud cukup dengan kedipan mata.
d. Jika tidak bisa, gunakan dalam hati selama masih sadar.
e. Adapun bacaan-bacaannya adalah seperti dalam bacaan salat biasa sampai
selesai.
4. Cara salat dengan Isyarat Mata
a. Saat kondisi seseorang benar-benar kritis dan yang bisa digerakkan hanya
matanya, maka semua rukun salat dikerjakan dengan Isyarat mata atau anggota
tubuh lainnya yang lainnya.
b. Berbaring atau tidur dalam kondisi yang bisa dia lakukan
c. Kemudian berniat salat sesuai dengan salat yang diinginkan.
d. Untuk melakukan ruku’ sujud cukup dengan Isyarat mata
e. Jika tidak bisa, gunakan dalam hati selama masih sadar.
f. Adapun bacaan-bacaannya sesuai dengan kemampuannya

98 Buku Siswa Kelas VII MTs


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

MENGANALISA

Untuk memperluas wawasan tentang pengurusan jamak dan qasar, diskusikanlah


masalah berikut ini!
No. Masalah

Bagaimanakah menurutmu melaksanakan salat jamak dengan alasan terjebak macet


1.
total meskipun jaraknya kurang dari 0,64 km?
Apa yang kamu lakukan apabila dalam kondisi musa r namun waktu salat jum’at
2.
sudah datang? Mengapa melakukan hal tersebut?

3. Mengapa kita tetap diwajibkan melaksanakan salat meskipun dalam keadaan sakit?

Bagaimanakah cara bersuci orang yang sakit, namun tidak diperbolehkan terkena air
4.
dan tidak mampu menggerakkan tangannya?

Apa yang dimaksud dengan Allah tidak membebani seorang hamba kecuali ia mampu
5.
memikulnya? Sebutkan contohnya!

Kisah Ali bin Abu Thalib


MOTIVASI
Seorang sahabat mengadu kepada Rasulullah, bahwa kalau
mengerjakan salat tidak dapat khusyuk sepenuhnya. Sering kali ia
masih teringat akan hal-hal lain, termasuk urusan rumah tangga, utang
piutang dn sebagainya
‘’Tidak ada orang yang dapat sempurna dan khusyuk sepenuhnya dalam mengerjakan salat
dari awal hingga akhir.’’ Jawab Rasulullah..
‘’Saya bisa, ya Rasulullah, ‘’tiba-tiba Ali bin Abi Thalib menyela.
‘’Betul?’’ tanya Rasulullah. ‘’Benar, Rasulullah, ‘’jawab Ali bin Abi Thalib dengan yakin.
‘’Jika memang benar kau dapat sempurna dan Khusyuk dari awal hingga akhir, akan
kuberikan sorbanku yang terbaik sebagai hadiah untukmu, ‘’Janji Rasulullah.
Kemudian Ali bin Abi Thalib mengerjakan salat sunnah dua rakaat, terlihat dia
mengerjakannya dengan penuh kekhusyukan. Setelah selesai ia ditanya oleh Nabi. ‘’Bagaimana?
Kau bisa mengerjakannya dengan khusyuk dan sempurna?’’
‘’Pada rakaat pertama, saya mengerjakannya dengan khusyuk, ‘’jawab Ali dengan muka

Fikih Kurikulum 2013 99


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

murung. ‘’Dan pada rakaat yang kedua, ketika sujud yang terakhir saya tetap khusyuk hingga
duduk tasyahud. Namun ketika mendekati salam, barulah hati saya berubah, teringat akan
janjimu, ya Rasulullah, bahwa engkau akan memberikan hadiah Sorban terbagus milikmu
untuk saya. Maka rusaklah kekhusyukan salat saya.’’
Hal itu terjadi pula dengan yang lain, ‘’ujar Nabi. ‘’Sebab khusyuk itu diukur oleh Allah
sebatas kemampuan manusia. Yang penting, ketika pikiranmu terbawa kepada urusan lain,
cepat-cepat kembalikan kepada salatmu lagi. Dalam mengerjakan salat , memang hendaknya
seakan-akan kita mampu melihat dan berbicara kepada Allah. Tetapi kalau tidak mampu,
asalkan kita ingat bahwa Allah melihat kita, itu sudah memadai.

Tugas Setelah mempelajari teknis dalam kegiatan diskusi adalah siswa


dibagi dalam beberapa kelompok, dan setiap kelompok diberikan
tugas untuk mempratekkan tatacara shalat jama qasar, dan dalam
keadaan kendaraan!

RANGKUMAN

1. Syariat tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya. Salah


satu bentuk kemudahan dalam syariat adalah memperbolehkan seseorang (misalnya
orang sakit atau musa r) untuk melaksanakan salat dengan memperpendek rakaat
shalat yaitu salat 4 rakaat dijadikan salat 2 rakaat (salat qasar), atau dua salat fardhu
(misalnya salat magrib dan Isya) digabungkan dalam satu waktu (salat jamak).
2. Jamak menurut bahasa berarti mengumpulkan. Jadi salat jamak adalah mengumpulkan
dua salat wajib yang dikerjakan dalam satu waktu. Misalnya menggabungkan
salat Zuhur dan Ashar dikerjakan pada waktu Zuhur atau pada waktu Ashar. Atau
menggabungkan salat magrib dan ‘isya dikerjakan pada waktu magrib atau pada
waktu ‘isya.
3. Menjamak salat hukumnya mubah atau boleh bagi orang yang sudah memenuhi syarat.
4. Macam-macam salat jamak, yaitu jamak takdim, adalah mengumpulkan dua salat
wajib dikerjakan pada waktu yang pertama (awal). Misalnya mengumpulkan salat
Zuhur dan salat Ashar, dikerjakan pada waktu Zuhur. Dan jamak ta’khir, adalah
mengumpulkan dua salat wajib yang dikerjakan pada waktu yang kedua (akhir).
Misalnya mengumpulkan salat Zuhur dan salat Ashar, dikerjakan pada waktu Ashar.

100 Buku Siswa Kelas VII MTs


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

5. Syarat-syarat umum salat jamak ialah musa r, tidak boleh makmum kepada yang
mukim, dalam keadaan tertentu (hujan lebat, sakit, dan sebagainya), dan berniat salat
jamak
6. Qasar menurut bahasa berarti meringkas, sedangkan salat qasar adalah meringkas salat
wajib empat rakaat menjadi dua rakaat. Mengqasar salat bagi orang yang memenuhi
syarat hukumnya mubah (boleh) karena merupakan UXNKVKDK (keringanan) dalam
melaksanakan salat bagi orang-orang yang sudah memenuhi syarat.
7. Salat yang boleh diqasar adalah salat Zuhur, Ashar, dan Isya. Salat Maghrib dan subuh
tidak boleh diqasar karena jumlah rakaatnya tidak empat rakaat.
. Hukum salat qasar itu boleh, walaupun madzab sya ’i mengajurkan untuk menqasar
daripada tidak, karena qasar merupakan rukhsah dan hadiah Allah kepadanya
9. Syarat sah salat qasar ialah musa r yang bukan karena maksiat, berniat mengqasar,.
10. Bagi orang yang sedang sakit maupun orang yang sedang dalam keadaan sulit
melaksanakan salat, Allah memberikan keringanan-keringanan (UXNKVDK) sesuai
dengan kondisinya masing-masing. Dengan demikian, salat dalam keadaan darurat
adalah salat dalam keadaan terpaksa, yaitu salat dalam kendaraan dan salat bagi orang
sakit.

PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami ajaran Islam mengenai salat jamak, qasar, dan salat dalam keadaan
darurat. Maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut :
1. Religius atau taat kepada agama, karena meyakini dan melaksanakan ajaran-ajarannya
dengan baik
2. Rasa ingin tahu, karena dia akan berusaha mencari pemecahan dari problem yang
dialaminya dalam menjalakan shalat fardhu
3. Disiplin, karena dia akan menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada peraturan
shalat berjama’ah yang ditetapkan
4. Tanggung jawab, karena dia menyakini bahwa semua perbuatannya di dunia ini akan
dipertanggungjawankannya
5. Kerja keras, karena dia berusaha terus untuk bisa melaksanakan shalat dalam kondisi
apapun

Fikih Kurikulum 2013 101


Dibalik Kesulitan Terdapat Kemudahan

³$OODKWLGDNPHPEHEDQLVHVHRUDQJPHODLQNDQVHVXDLGHQJDQ
NHVDQJJXSDQQ\DLDPHQGDSDWSDKDOD GDULNHEDMLNDQ \DQJ
GLXVDKDNDQQ\DGDQLDPHQGDSDWVLNVD GDULNHMDKDWDQ \DQJ
GLNHUMDNDQQ\D PHUHNDEHUGRD ³<D7XKDQ.DPLMDQJDQODK
(QJNDXKXNXP.DPLMLND.DPLOXSDDWDX.DPLWHUVDODK<D7XKDQ
.DPLMDQJDQODK(QJNDXEHEDQNDQNHSDGD.DPLEHEDQ\DQJEHUDW
VHEDJDLPDQD(QJNDXEHEDQNDQNHSDGDRUDQJRUDQJVHEHOXPNDPL<D
7XKDQ.DPLMDQJDQODK(QJNDXSLNXONDQNHSDGD.DPLDSD\DQJWDN
VDQJJXS.DPLPHPLNXOQ\DEHULPD¶DÀDKNDPLDPSXQLODKNDPLGDQ
UDKPDWLODKNDPL(QJNDXODKSHQRORQJ.DPL0DNDWRORQJODK.DPL
WHUKDGDSNDXP\DQJND¿U´(QS. Al-Baqarah [2]: 2 6)

102 Buku Siswa Kelas VII MTs


Meraih Gelar Mahmudah dengan Amaliah Sunah

PENDALAMAN MATERI

Shalat Sunnah adalah semua shalat selain shalat fardhu salat sunah adalah semua salat
selain salat fardhu yang lima waktu, di mana jika kita menunaikannya akan mendapat ganjaran,
sedangkan jika tidak dilaksanakan tidak mendapat dosa. Salat sunah ada banyak sekali yang
bisa kita kerjakan selagi kita masih mau mendekatkan diri kepada sang Maha Pencipta, Allah
Swt. Salat sunah sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw. untuk kita laksanakan. Salat
sunah terdiri dari sunah muakkad dan sunah gairu muakkad.

A. KETENTUAN SALAT SUNAH MUAKKAD


Yaitu salat sunah yang sangat dikuatkan (selalu dikerjakan) Rasulullah Saw. salat sunah
muakkad merupakan salat yang betul-betul dianjurkan untuk dikerjakan bagi umat Islam
sebagaimana Nabi juga melakukannya.
Salat sunah muakkad terdiri dari beberapa macam, diantaranya:
1. Salat sunah rawatib, yaitu salat sunah yang dikerjakan mengiringi salat fardu lima waktu,
baik yang dilakukan sebelumnya (TDEOL\DK) maupun sesudahnya (ED¶GL\DK)
Hadits Nabi :

ó õ dĝ UÐøõ Ž÷ Hô Úó Œ÷ Ló qô ^÷ aõ A


ô dĝ UЏ d­ É ó én ó Só neó gô f÷ Ló ô dĝ UАó ”õ Úó }ó eó Lô Œõ =÷ õ dĝ UÐ{õ ˜÷ Ló Œ÷ Ló
õ }õ `÷ eó U÷Ð{ó _÷ =ó Œõ h÷ šó _ó T÷Úó í
Ñ ´ {ó _÷ =ó Œõ h÷ šó _ó T÷Úó í
ó }õ g÷ ^UÐ ´ Šó ˜÷ Só Œõ h÷ šó _ó T÷Ú
ó }õ g÷ ^UÐ ó õ h÷ dó Ló
ó ‹ó d­ Hó í
ó õnZó _õ U÷Ð{ó _÷ =ó Œõ h÷ šó _ó T÷Úó íó
îÚnž˜UÐìÐíÚ ÒõÐ{ó ó` U÷Њó ˜÷ Só Œõ h÷ šó _ó T÷Úó íÊ
³'DUL$EGXOODKELQXPDUGLDEHUNDWD6D\DLQJDWGDUL5DVXOXOOODKPHQJHUMDNDQVDODW
VXQDK GXD UDNDDW VHEHOXP =XKXU GXD UDNDDW VHVXGDK =XKXU GXD UDNDDW VHVXGDK
0DJKULEGXDUDNDDWVHVXGDK,V\DGDQGXDUDNDDWVHEHOXP6XEXK´(HR. Bukhari)

Salat sunah rawatib muakkad meliputi:


a. Dua rakaat sebelum salat Zuhur
b. Dua rakaat sesudah salat Zuhur
c. Dua rakaat sesudah salat magrib
d. Dua rakaat sesudah salat isya
e. Dua rakaat sebelum salat subuh

Fikih Kurikulum 2013 105


Meraih Gelar Mahmudah dengan Amaliah Sunah

2. Salat sunah malam, yaitu salat sunah yang dikerjakan pada malam hari sesudah salat
isya sampai sebelum fajar. Salat sunah malam itu disebut juga salat lail. Waktu yang
paling utama untuk melaksanakan shalat sunnah malam adalah 1/3 malam terakhir.
Nabi Saw. bersabda:
­ Òô Ć
‹d—eUÐìÐíÚŠõ h÷ dUÐ ó põ \ó x÷}õ aó UÐ{ó _÷ =ó Òõ Ć
ó É ó [UÐ ó RÌó
­ Šô \÷
³5DVXOXOODK6DZWHODKEHUVDEGD6KDODW\DQJSDOLQJXWDPDVHVXGDKVKDODWIDUGXDGDODK
VKDODWPDODP³(HR. Muslim).
Ada beberapa keutamaan salat sunah malam, yaitu :
a. Diberikan kedudukan yang mulia
b. Menentramkan jiwa
c. Doanya terkabul
d. Diberikan pahala
e. Dimasukkan ke dalam surga
Macam-macam salat sunah malam meliputi:
1) Salat Tarawih,
Tarawih merupakan bentuk jamak dari kata WDUZLKDKyang berarti istirahat, dan bisa
juga berarti MDOVDK(duduk). Kemudian perbuatan duduk pada bulan Ramadan setelah
selesai salat malam 4 rakaat disebut WDUZLKDK, karena dengan duduk itu orang-orang
bisa beristirahat setelah lama melaksanakan TL\DPRamadhan.
Hadits Nabi Saw.:

‹ó d­ Hó íó õ h÷ dó Ló ô dĝ UЏ d­ É


ó õ dUÐ
­ éŽ ô Hô Úó én ô õ=Ìó Œ÷ Ló
ó Só ô f÷ Ló ô dĝ UАó ”õ Úó Òó }ó x÷}ó w
ó Só én
õ õ˜ i÷Ùó Œ÷ Yõ êó {­ bó >ó nYó ô Uó }ó aõ Qn
ô =ð n —ó õš AÐ ó ið nex
÷ ín ó õÎ óën\ó Yó Úó ênó Só Œ÷ Yó
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata 5DVXOXOODK 6DZ EHUVDEGD ³%DUDQJ VLDSD
PHODNXNDQTL\DP5DPDGKDQ \DNQLVDODWPDODPSDGDEXODQ5DPDGKDQ NDUHQDLPDQ
GDQ PHQJKDUDS SDKDOD GDQ ULGKD $OODK PDND GRVDGRVDQ\D \DQJ WHODK ODOX DNDQ
GLDPSXQL´ (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Sedangkan hukum salat tarawih adalah sunah muakkad.
Adapun bilangan rakaat salat tarawih sebagai berikut :
a) 20 rakaat menurut mazhab Imam Hana , Imam Sya ’i dan Imam Hambali serta
Umar bin Khattab.
b) 36 rakaat menurut mazhab Imam Maliki
c) rakaat menurut hadis dari Aisyah ra. yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad

106 Buku Siswa Kelas VII MTs


Meraih Gelar Mahmudah dengan Amaliah Sunah

Saw pada bulan Ramadhan maupun selain bulan Ramadan hanya melaksanakan
salat malam sebanyak sebelas rakaat ( rakaat salat Tarawih dan 3 rakaat salat
Witir).
2) Salat Tahajud
yaitu salat sunah yang dilaksanakan pada malam hari sesudah bangun tidur setelah
salat isya, dan waktu yang utama melaksanakannya di sepertiga malam yang terakhir.
Salat sunah tahajud dalam bahasa arab disebut 6KDODWXQ /DLO yang artinya salat di
malam hari. Jumlah rakaat rakaat salat tahajud minimal adalah dua rakaat, dan paling
banyak atau maksimal bisa sebanyak-sebanyaknya sesuai dengan kemampuan. Nabi
Saw, beliau pernah mengerjakan salat tahajud sebanyak 10 rakaat ditambah 1 rakaat
sunat witir, pernah juga rakaat ditambah 1 rakaat sunat witir, dan dan pernah juga
rakaat ditambah 3 rakaat sunat witir. Jadi dalam melaksanakan salat tahajud sebaiknya
ditambah dengan salat sunat witir.
Allah Swt. ber rman:

ó — Ló ‰ó Uó pð dó Rnó


õ i õ õ= {÷ œ­ gó šó Ró Šõ h dUÐ õ
(ÂÄÐØð Ž eô ÷ Yó n Yð n bó Yó ‰ó =´ Úó ‰ó ›ó _ó ˜÷ xó ë÷ ̏ ó ÷ ­ Œó Yíó
´'DQSDGDVHEDKDJLDQPDODPKDULEHUVHPEDK\DQJWDKDMXGODKNDPXVHEDJDLVXDWX
LEDGDKWDPEDKDQEDJLPX0XGDKPXGDKDQ7XKDQPXPHQJDQJNDWNDPXNHWHPSDW
\DQJ7HUSXML´ (QS. Al-Isra [17]: 79)

3) Salat Witir
Witir artinya ganjil, jadi salat witir ialah salat sunah yang dilakukan pada malam hari
dengan jumlah rakaatnya ganjil, paling sedikit 1 rakaat dan paling banyak 11 rakaat.
Salat witir hukumnya sunah PXDNNDGDK. Salat witir disunahkan setiap hari dan tidak
hanya pada bulan Ramadan.
Waktunya adalah mulai setelah salat Isya sampai dengan salat subuh. Kalau seseorang
merasa khawatir akan tidak melaksanakan salat witir di tengah atau akhir malam,
maka ia sebaiknya melaksanakannya setelah salat Isya, atau setelah salat tarawih pada
bulan Ramadhan. Salat witir tidak disunahkan berjamaah, kecuali bersama dengan
salat tarawih.

­ éõ í­ Ìó Œ÷ Yõ }÷ õ>Ž hô d÷ Ró Šõ h÷ dUÐ


‹­ ?ô Šõ h÷ dUÐ õ Œ÷ Yõ „ó bõ h šó — xó øó ë÷ Ìó ‹ cô f÷ Yõ æn
­ }õ BË ÷ ÷ ÷ ó Bó Œ÷ Yó
­ }õ BË õ } õ>Ž hô d÷ Ró Šõ h dUÐ
õ Œ÷ Y õ õ õ ó ô õ õ ó Œ÷ Yó í ó {÷ Sô }÷ hó õU
Šõ h÷ dUÐ ÷ ÷ ­ }õ BËŒ÷ Y„ó b h÷ šó —÷ xó ë÷ Ì‹÷ c f÷ Y…ó eJ
ó RÌó ‰ó õUÙó íó Òñ ڎ
Šô \÷ õ Òó Êó Ð} Sõ ë­ õlRó
­ }õ BË
ó \ô ÷ Yó Šõ h÷ dUÐ ó

Fikih Kurikulum 2013 107


Me ai ela Ma u a e a alia Su a

´6LDSD GL DQWDUD NDOLDQ \DQJ NKDZDWLU WLGDN EDQJXQ GL DNKLU PDODP KHQGDNQ\D LD
ZLWLUGLDZDOPDODPODOXLDWLGXU'DQVLDSDGLDQWDUDNDOLDQ\DQJ\DNLQEHQDUELVD
EDQJXQGLDNKLUPDODPPDNDKHQGDNQ\DLDEHUZLWLUGLDNKLUPDODP6HEDEEDFDDQ
GLDNKLUPDODPGLKDGLUL0DODLNDWGDQOHELKXWDPD´(HR. Muslim, Al-Tirmidzi, Ibnu
Majah, dan Ahmad)
Salat witir merupakan salat penutup dari seluruh salat malam.

­ õ= ‹÷ cô õ>Ćó É
ìÐíÚÐ}ð >÷íõ Šõ h÷ dUn õ dô _ó @Ð
ó }ó BËЎ ó õ h÷ dó L
÷ ‹ó d­ Hó í ó ô dĝ UЏ d­ É
ó ´ õ˜ fUÐ
­ én ó Só
hdLˆašY
1DEL 0XKDPPDG 6DZ EHUVDEGD ³-DGLNDQODK ZLWLU VHEDJDL DNKLU VDODW PDODPPX´
(H.R Muttafaq ‘Alaih)

3. Salat Idain, yaitu dua salat hari raya bagi umat Islam, yang pelaksanaannya pada
waktu duha. Hukum melaksanakan salat ‘idain adalah sunah muakkad, artinya sunah
yang dikuatkan dan senantiasa dikerjakan oleh Nabi Saw.
Rasulullah Saw. bersabda :

õ Õó }õ ž÷ iô ë÷ Ìó ‹ó d­ Hó í
 R ó õ h÷ dó L
ó dUЏ
ô ó õ dĝ UÐéô Ž÷ Hô Únó
d­ É ó ê¬ Ìô Œ÷ Ló
ó i}ó Yó Ìó q÷ Uó nSó pó h­ ]õ L
‹d—YíîÚnž˜UÐìÐíÚÚõ í÷ ô{ žUÐ õ íó Ùó í‚
ô ÓÐ ó ó íó ˆó õ>Ўó _UЏ
h÷ UÐ ó ”÷ úÐ ó íó }õ ]÷ aUÐ
õ
Artinya : ³'DUL 8PPL µ$WL\DK LD EHUNDWD 5DVXOXOODK 6DZ WHODK PHQ\XUXK NDPL
XQWXNNHOXDUSDGDKDULUD\D)LWULGDQKDULUD\D$GKDGHQJDQPHQJDMDNSDUDJDGLV
SHUHPSXDQ \DQJ VHGDQJ KDLG GDQ KDPED SHUHPSXDQ NH WHPSDW VDODW KDUL UD\D
SHUHPSXDQ\DQJVHGDQJKDLGWLGDNPHQJHUMDNDQVDODW ´ (H.R Bukhari dan Muslim)

1) Macam-macam salat Idain :


a) Salat Idul Fitri, yaitu salat hari raya yang dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal
mulai terbit matahari sampai tergelincirnya matahari.
b) Salat Idul Adha, yaitu salat hari raya yang dilaksanakan pada tanggal 10
Dzulhijjah mulai terbit matahari sampai tergelincirnya matahari
2) Amalan sunah sebelum salat Ied :
a) Membaca takbir (Idul Fitri mulai tenggelam matahari pada malam tanggal 1
Syawal sampai dengan dimulainya salat Idul Fitri, Sedangkan Idul Adha mulai
waktu subuh pada hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah sampai dengan waktu Ashar
pada akhir hari Tasyrik tanggal 13 Dzulhijjah).

108 Buku Siswa Kelas VII MTs


Meraih Gelar Mahmudah dengan Amaliah Sunah

b) Mandi, berhias, memakai pakaian yang paling bagus dan memakai wangi-
wangian.
c) Makan sebelum salat Idul Fitri, sedangkan Idul Adha makannya sesudah salat
ied.
d) Berangkat menuju tempat salat Id dan pulangnya dengan jalan yang berbeda.

3) Amalan sunah pada waktu salat Id :


a) Dilaksanakan dengan berjamaah.
b) Takbir tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua.
c) Mengangkat tangan setiap kali takbir.
d) Membaca doa tasbih diantara beberapa takbir.
e) Membaca surat al-A’la pada rakaat pertama dan surat Al-Ghasyiyah pada rakaat
kedua atau surta Qof pada rakaat pertama dan surat Al-Qamar pada rakaat kedua.
f) Khutbah dua kali setelah selesai salat ied diawali dengan membaca takbir
sembilan kali pada khutbah pertama.

4) Tata cara salat Ied :


Pelaksanaan salat Id dilakukan dengan berjamaah, terdiri dari dua rakaat yang
dilanjutkan dengan khutbah. salat ied sama seperti salat fardu yang dua rakaat,
hanya saja setelah takbir pada rakaat pertama dilanjutkan dengan takbir sebanyak
tujuh kali, dan pada rakaat kedua dilanjutkan dengan takbir sebanyak lima kali.
Diantara takbir disunahkan membaca:

ó ö õ΍ó Uó Îøó íó õ dĝ õU ô{ e÷ UÐ


ó íó õ dĝ UÐ óënó ˜÷ Hô
ó ̍ô dĝ UÐíó ô dĝ UÐø
}÷ ˜T
4. Salat Tahiyatul Masjid
Secara bahasa adalah menghormati masjid, sedangkan salat sunah tahiyatul masjid
adalah salat sunah dua rakaat yang dikerjakan sesaat setelah kita memasuki masjid.
Rasulullah Saw. bersabda :

õ xó ëÌó Š˜ õ h >ó {œ ð Aó Ìó Êó n@Ð


ØíÐØŽ=ÌìÐíÚ
ó dœ õ Só ŒYŒ ÷ ó Hó Š¬ [ó hô dóR{ó œõ —÷ eó Uó Ћ T{ ó Ùó Î
³$SDELODVDODKVHRUDQJGLDQWDUDNDPXPDVXNPDVMLGKHQGDNODKLDVDODWGXDUDNDDW
VHEHOXPGXGXN´ (H.R Abu Daud)
Salat tahiyatul masjid dilaksanakan sebanyak dua rakaat sebelum duduk di dalam
masjid. Bacaan-bacaan salat tahiyatul masjid sama dengan bacaan salat yang lainnya,
hanya niat saja yang berbeda.

Fikih Kurikulum 2013 109


Me ai ela Ma u a e a alia Su a

5. Salat Sunah Dhuha


Adalah salat sunah yang dikerjakan pada waktu dhuha, yaitu ketika matahari telah
terbit atau naik kurang lebih 7 hasta hingga terasa panas menjelang salat dzhur. atau
sekitar jam 7 sampai jam 11, tentunya setiap daerah berbeda, tergantung posisi matahari
pada daerah masing-masing. Salat dhuha sebaiknya dikerjakan pada seperempat kedua
dalam sehari, atau sekitar pukul sembilan pagi. Salat dhuha dilakukan secara sendiri
atau tidak berjamaah (0XQIDULG)
Salat dhuha dilakukan dalam satuan dua rakaat satu kali salam. Sementara itu untuk
berapa jumlah maksimal salat dhuha ada pendapat yang berbeda dari para ulama, ada
yang mengatakan maksimal rakaat, ada yang maksimal 12 rakaat, dan ada juga yang
berpendapat tidak ada batasan
Rasulullah Saw. bersabda:

 š­ A ó Ô
ó Œ­ gô Lô Øó Ìø ò Ćó ›ó õ=  dh ó én
ó õin Éó í÷ Ì
õ dõ B ô õ=Ìó Œ÷ Ló
ó ô dĝ UАó ”õ Úó Òó }ó x÷}ó w
ó Só ô f÷ L
} >÷íõ  dó Ló êò Žó÷ iíó º  ó \UÐ õ Éó íó º }ò g÷ Ió Š¬ Tô Œ÷ Yõ êò nx­ Ìó põ ?ó Ć?ó êõ Ž÷ Éó  ӎ
´ ÒĆ ó Yô Ìó
hdLˆašYò
'DUL $EX +XUDLUDK UD ,D EHUNDWD ´.HNDVLKNX 5DVXOXOODK VKDOODOODKX DODLKL ZD
VDOODP WHODKEHUZDVLDWNHSDGDNXWHQWDQJWLJDSHUNDUDDJDUMDQJDQDNXWLQJJDONDQ
KLQJJD PDWL 3XDVD WLJD KDUL VHWLDS EXODQ VDODW 'KXKD GDQ WLGXU GDODP NHDGDDQ
VXGDKPHODNXNDQVDODW:LWLU´ (H.R Muttafaq ’Alaih)
Setelah melaksanakan salat dhuha disunah membaca doa sebagai berikut:

èó Ínô gó =ó Êó ngó ˜U÷


ó Ðíó èó Ínô ó ”ô Êó nó \UÐ ­ º‹õ h÷ Aõ }UÐ
´ ëέ ‹­ gô dUÐ ­ õ dĝ UÐ ‹õ —=
­ Œõ eó A÷ }UÐ ÷
º‰ó šô eó [÷ Lõ pó eó [÷ _UÐ
õ íó ‰ó >ôÚó {÷ Sô Òó Úó {÷ bU÷ ô Ðíó ‰ó Unô eó @ó én
ô Ðíó ‰ó >ô Ž­ Sô Òó Ž­ bU÷ ó eó œU÷
ó Ðíó
 óënTëÎ
÷ íó ô @}
÷ Bjó õ ÚúЏ
÷ R ß ÷ Rõ óënTó ëÎ
÷ íó ô U÷~õ i÷jóR Ênõ eó —UЏ
­ õ Sõ Û÷Ú óënó TëÎ
R ­
÷ ‹­ gô dUÐ
‰ó õýnó ”ô  ¬ˆó õ= ô =÷}¬ bó Ró Ð{ð h÷ _õ =ó  óënTó ëÎ ÷ íó ìô }÷ —¬ hó Ró Ð}ð —õ _÷ Yô
÷ íó ìô }÷ g¬ ]óó R n Yð Ð}ó Aó  óënT ëÎ
Œó h÷ õ õUn[UÐ õ qó h >ó ËnYó  õfõ>ˉó õ>Úó {÷ Sô íó ‰ó õ>Ž­ Sô íó ‰U
õ ˜ó L
­ èó Øn ó õneó @ó íó ‰ó õýn gó =ó íó
÷
B. SALAT SUNAH GAIRU MUAKKAD :
Yaitu salat sunah yang tidak dikuatkan (kadang-kadang dikerjakan Rasulullah Saw,
kadang-kadang tidak dikerjakan).

110 Buku Siswa Kelas VII MTs


Meraih Gelar Mahmudah dengan Amaliah Sunah

Salat sunah gairu muakkad terdiri dari beberapa macam, diantaranya:


1. Salat Sunah Rawatib Ghairu Muakkad, meliputi :
a. Empat rakaat sebelum salat Ashar
Sabda Rasulullah Saw:

ð ô dĝ UЋ Aõ Ú‹ d­ Híõ h dó L


Šó ˜÷ Só  d­ É
ó Ì}ó YÐ
÷ ó ó ó ó ó ÷ ó ô dĝ UЏ d­ É
ó ´ õ˜ fUÐ
­ én ó Só }ó eó Lô Œõ =Ð
÷ Œ÷ Ló
ï|Y}šUÐìÐíÚn _ð =ó Ú÷ Ðó }õ [÷ _ó U÷Ð
Dari Ibnu Umar, telah bersabda Nabi Saw: Allah memberi rahmat kepada orang yang
mengerjakan salat (sunah) empat rakaat sebelum asar.” (HR. Tirmizi).

b. Dua rakaat sebelum salat magrib


Sabda Rasulullah Saw:

ó õ dĝ UÐéŽ
ô dĝ UЊö É ô Hô Ú ó Só én
ó én ó ô dĝ UАó ”õ Ú
ó Só ô f÷ L õ ˜ L
ó Šò a­ ó` Yô Œõ =÷ dUÐ{ ÷ ó Œ÷ Ló
õ } T“
pó hó wÐ ó Œ÷ eó õU”põ ›ó õUn ­›UА Rõ én õ }õ `÷ eó U÷Њó ˜÷ Só Ў d´ É
ó Só ‹­ ?ô  Ñ õ dó Ló
ó ‹ó d­ Hó íó h
ó ó Êó nI
îÚnž˜UÐìÐíÚpð f­ Hô Ün ­ wó |ó žó šó xó ë÷ Ðó
ô fUÐn
³'DUL$EGXOODKELQ0XJDIIDO5D,DEHUNDWD5DVXOXODK6DZEHUVDEGD6DODWODK
VHEHOXPPDJULE6DODWODKVHEHOXPPDJULENHPXGLDQSDGDNDOL\DQJNHWLJDEHOLDX
EHUVDEGD³EDJL\DQJPHQJKHQGDNLQ\D´ %HOLDXEHUVDEGDGHPLNLDQ NDUHQDWDNXW
RUDQJRUDQJPHQJDQJJDSNQ\DVHEDJDLVXQDKPXDNNDG´ (HR. Bukhari).

c Dua rakaat sebelum salat Isya


Sabda Rasulullah Saw:

õ dó Ló ô dUЏ
h ó õ dĝ UÐéŽ
­ d­ É ô Hô Úó én ó Só ô f÷ Ló ô dö UАó ”õ Úó Šò a­ ó` Yô Œõ =÷ õ dĝ UÐ{õ ˜÷ Ló Œ÷ Ló
ó Só én
ó Œ÷ eó õU”põ ›ó õUn ­›UА Rõ én
pLne@ÐìÐíÚ“Êó nI ó Só ‹­ ?ô Òñ Ć ó Œõ hi÷ Ùó Ðó Š¬ Tô Œó h÷ =ó ‹ó d­ Hó íó
ó É
³'DUL$EGXOODKELQ0XJDIIDO5D,DEHUNDWD5DVXOXODK6DZEHUVDEGDDQWDUDNHGXD
D]DQLWXDGDVDODWVXQDKDQWDUDNHGXDD]DQLWXDGDVDODWVXQDKNHPXGLDQSDGDNDOL
\DQJNHWLJDEHOLDXEHUVDEGD³EDJL\DQJPHQJKHQGDNLQ\D´. (HR. Jamaah)

2. Salat Istisqa’ (Salat Mohon Hujan)


Rasulullah pernah salat mohon hujan, dijelaskan oleh Ibnu Abbas:

Fikih Kurikulum 2013 111


Me ai ela Ma u a e a alia Su a

‹dHíhdLô dĝ UЏdɐ´ õ˜ fU­ Ðó Õó }ó B


ó én ó ô dĝ UÐó ó ”õ Ú
ó Só n eó gô f÷ L ó Œõ =Ð
ò ˜­ L
ó Ün ÷ Œõ L
ó
õ d¬ [ó xô n eó T,
 R ó d­ [ó
ó Œõ h÷ šó _ó T÷ڏ ô Ćð H¬ }ó šó Y,n
ó R ,nLð }¬ \ó šó Y, ô øð |¬ ˜ó šó Y,n
ô _ð Z¬ žó šó Y, õ Žó šó Yô
ô _ð ”Ð
Ž =ô Ìó íó ,ḯ|õ Yõ }÷ š¬ UÐó ô ó ­ Éó íó ,pô —ó e÷ žó U÷Ðó ìÐô íó Úó  ìõ |õ wó ‹÷ cô šó ˜ó ]÷ Bô o÷ ]ô ž÷ xó ‹÷ Uó ,{h
õ _õ U÷Ðó
õ Œô =Ð÷ í,
 óën ˜­ A ó pó ió Ўó Ló
,EQX$EEDV UD EHUNDWD 1DEL 6DZ NHOXDU GHQJDQ UHQGDK GLUL EHUSDNDLDQ VHGHUKDQD
NKXV\X¶ WHQDQJ EHUGRD NHSDGD$OODK ODOX EHOLDX VDODW GXD UDNDDW VHSHUWL SDGD VDODW
KDULUD\DEHOLDXWLGDNEHUNKXWEDKVHSHUWLSDGDVDODWKDULUD\DEHOLDXWLGDNEHUNKXWEDK
VHSHUWLNKXWEDKPXLQL HR. Imam Lima)
Salat sunah LVWLVTD’ ini hukumnya sunah biasa, dikerjakan 2 rakaat saja bertempat di tanah
lapang dengan berjamaah ketika musim kemarau.

3. Salat Khusuf/Kusuf (Salat Gerhana)


Salat gerhana dalam bahasa Arab sering disebut dengan istilah NKXVXI ( ) dan juga
NXVXI ( ) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang
sama. Salat gerhana matahari dan gerhana bulan sama-sama disebut dengan kusuf dan
juga khusuf sekaligus. Namun masyhur juga di kalangan ulama penggunaan istilah khusuf
untuk gerhana bulan dan kusuf untuk gerhana matahari. Rasulullah pernah melakukannya
sebagaimana hadis, Dari Abu Bakrah ra. berkata:

´ õ˜ fUÐ ­ q÷ aó —ó có i÷nóR ‹ó d­ Hó íó õ h÷ dó Ló ô dĝ UÐ  d­ Éó õ dĝ UÐ éŽ


­ ênó bó Ró ô e÷ ZUÐ õ Hô Úó {ó f÷ Lõ nf­ Tô

ó R n fó d÷ Bó {óó R {ó œõ —÷ eó U÷Ð Šó Bó Øó  š­ Aó ìô Êó ÐØó Úõ }´ œô xó ‹ó d­ Hó íó õ h÷ dó Ló ô dĝ UÐ  d­ Éó
n fó õ=  d­ [ó
}ó eó bó U÷Ðíó  ­ ë­ õ΋ó d­ Hó íó õ h÷ dó Ló ô dĝ UЏ d­ É
ó e÷ ZUÐ ó bó Ró ô e÷ ZUÐ
ó én ­ q÷ dó œó i÷Џ š­ A
ó Œõ h÷ šó _ó T÷Úó
‹÷ cô õ= nYó ‡
ó Zó c÷ xô  š­ AЎ ó d´ [ó
ó Lô Ø÷ ÐíЎ ô eô šô x÷Ìó ÚÐ
ó R neó wŽ ó Ùó õlRó {ò Aó Ìó Ó
õ Ž÷ eó õUën
õ aó —õ có f÷ xó øó
³.DPL SHUQDK GXGXNGXGXN EHUVDPD 5DVXOXOODK 6DZ ODOX WHUMDGL JHUKDQD PDWDKDUL
0DND1DELEHUGLULGDQEHUMDODQFHSDWVDPELOPHQ\HUHWVHOHQGDQJQ\DKLQJJDPDVXNNH
GDODPPDVMLGPDNDNDPLSXQLNXWPDVXNNHGDODPPDVMLG%HOLDXODOXPHQJLPDPLNDPL
VDODWGXDUDNDDWKLQJJDPDWDKDULNHPEDOLQDPSDNEHUVLQDU6HWHODKLWXEHOLDXEHUVDEGD
³6HVXQJJXKQ\D PDWDKDUL GDQ EXODQ WLGDN PHQJDODPL JHUKDQD GLVHEDENDQ NDUHQD
PDWLQ\D VHVHRUDQJ -LND NDOLDQ PHOLKDW JHUKDQD NHGXDQ\D PDND GLULNDQODK VDODW GDQ
EHUGRDODKKLQJJDVHOHVDLJHUKDQD\DQJWHUMDGLSDGDNDOLDQ´ (HR. Al-Bukhari).

112 Buku Siswa Kelas VII MTs


Meraih Gelar Mahmudah dengan Amaliah Sunah

4. Salat Istikharah
Salat istikharah adalah salat sunah dua rakaat dikerjakan menjelang tidur malam hari.
Tujuan agar dipilihkan yang lebih baik dari dua pilihan oleh Allah Swt. Pilihan tersebut
ditunjukan lewat mimpi tidur malam.
Apabila sekali salat istikharah belum diberi pilihan oleh Allah Swt. maka agar malam-
malam berikutnya diulang salat lagi sampai Allah memberikan pilihan.
Dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah ra., beliau berkata,

ô ÷  Rõ Òó Únžó õšHøÐõ n fó eô d¬ _xô ‹ d­ Hí õ h dó Ló ô dĝ UÐ  d­ É õ dĝ UÐ éŽ


n gó d¬ Tô Úõ Ž Yô úÐ ô Hô Úó  óënTó
ó ÷ ó ó óó ÷ ó
ó ÷ õ= ‹ Tô ô{ Aó Ìó ‹­ wÐ
ó …÷ Tó }÷ hó d÷ Ró }õ Y÷ún
Œõ h÷ šó _ó T÷Ú ô bô xó ëË
ó Ùó õÎ éŽ õ }÷ bô U÷ÐŒ÷ Y õ Òó ڎ ´ fó eô d¬ _ó xô n eó Tó
ó —UÐn
÷
Š÷ bô hó õU‹­ ?ô põ \x ó Œ÷ Yõ
ó }õ aó U÷Ð}õ h÷ Q
5DVXOXOODK6DZPHQJDMDULNDPLVDODWLVWLNKDUDKGDODPVHWLDSSHUNDUDXUXVDQ\DQJ
NDPL KDGDSDL VHEDJDLPDQD EHOLDX PHQJDMDUNDQ NDPL VXDWX VXUDK GDUL $O4XUDQ
%HOLDXEHUNDWD³-LNDVDODKVHRUDQJGLDQWDUDNDOLDQEHUQLDWGDODPVXDWXXUXVDQPDND
ODNXNDQODKVDODWGXDUDND¶DW\DQJEXNDQVDODWZDMLENHPXGLDQEHUGRDODK…”. (HR. Al-
Bukhari)

C. HIKMAH SALAT SUNNAH


Banyak sudah macam-macam salat sunah yang kita pelajari dan kita ketahui, tapi apakah
cukup dengan mengetahuinya saja amal kebaikan dan bekal kita untuk di akhirat kelak akan
bertambah? Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpan buah. Demikian bunyi pepatah yang
yang sering kita dengar.
Di antara hikmah salat sunah adalah sebagai berikut:
1. Salat sunah adalah shalat yang berupa anjuran. Hikmah dan manfaatnya untuk menutupi
kekurangan-kekurangan dalam salat fardhu, contoh salat rawatib.
2. Orang yang sering melakukan salat sunah dinaikkan derajatnya dan digolongkan orang–
orang muttaqin serta memperoleh ketenteraman hidup lahir dan bathin.
3. Mengerjakan salat dhuha memperoleh keutamaan yang besar dan merupakan pengganti
kebaikan yang tidak dapat dijalankan serta mempermudah dan barokah dalam rizki.
4. Salat tarawih dapat melebur dosa-dosa yang telah lewat dan dapat menyemarakkan malam
Ramadhan sebagai TL\DPXOODLO.
5. Salat dapat melebur dosa-dosa dan dapat mempererat tali ukhuwah Islamiyah, juga dapat
menambah syiar Islam dan dapat menguatkan keimanan.
6. Salat tahiyatul masjid dapat menambah semarak dan memakmurkan masjid.

Fikih Kurikulum 2013 113


Me ai ela Ma u a e a alia Su a

MENGANALISA

Untuk memperluas wawasan tentang pengurusan jamak dan qasar, diskusikanlah


masalah berikut ini!
No. Masalah

Iwan merasa tidak perlu melaksanakan salat sunah. Baginya cukup melaksanakan salat
1.
fardu lima waktu saja. Mengapa kita perlu melaksanakan salat sunah?

Ketika diajak melaksanakan salat duha, Rina menolak karena belum pernah
2. melaksanakan salat duha sebelumnya. Mengapa kita perlu memahami tata cara
melaksanakan salat sunah?
Nina heran mengapa saat terjadi gerhana, ayahnya mengajak melaksanakan salat sunah.
3.
Mengapa perlu mengetahui macam-macam salat sunah?

Ketika hari raya idul trih, bunda sibuk mempersiapkan hidangan untuk open house
4.
sehingga tidak melaksanakan salat id. Bagaimana pendapat kalian?

Siti membiasakan diri bangun malam dan melaksanakan salat tahajud, terutama saat
5. menjelang UAS. Mengapa perlu mengetahui hikmah atau manfaat melaksanakan salat
sunah?

Salat Dhuha Mempermudah Datangnya Rezeki


Sebuah testimoni tentang kehebatan salat Dhuha, ikuti kisahnya
MOTIVASI sebagai berikut: Lelaki yang akan diceritakan dibawah ini hanyalah
seorang yang tidak tamat SD. Sekolahnya hanya kelas 3 SD saja.
Ia pergi ke kota untuk mengadu nasib sebagai tukang pipa air.
Keahlian sebagai tukang pipa air ini diperolehnya dari kakak iparnya. Di kota besar ia berkeliling
naik sepeda angin menawarkan jasanya ke rumah-rumah. Hal itu ia lakukan selama dua tahun.
Suatu hari, ketika waktu dhuhur ia berhenti di sebuah masjid untuk melakukan sholat.
Kebetulan disana ada pengajian singkat. Dia mengikutinya. Ceramah yang ia dengarkan tentang
kemuliaan salat dhuha. Semenjak itu, ia tidak pernah meninggalkan salat dhuha.
Waktu demi waktu, pekerjaan sebagai tukang pipa air dan sumur bor semakin hari semakin
ramai. Ia memiliki anak buah. Semakin lama semakin ia rasakan kemajuan. Meskipun tenggelam
dalam kesibukan di kota, namun ia tidak pernah mengabaikan salat dhuha.

114 Buku Siswa Kelas VII MTs


Meraih Gelar Mahmudah dengan Amaliah Sunah

Pada suatu hari ia bertemu dengan seorang kontraktor perumahan. Ia mendapat penawaran
dari kontraktor itu untuk membuat 5000 sumur bor.
Mulanya ia ragu-ragu karena tidak punya modal. Namun setelah mengeluh kepada Allah
setelah salat dhuha, ternyata ada jalan lapang yaitu Kontraktor tersebut berkenan mambayar
uang muka 50 % persen dari total biaya yang telah disepakati dan 50 % lagi akan dilunasi saat
sumur bor telah selesai pengerjaannya.
Proyek selesai dan ia mendapatkan keuntungan besar. Semenjak itu ia berkeliling tidak
lagi menggunakan sepeda angin tetapi ia telah dapat membeli mobil dan rumah. Pekerjaan
cukup diserahkan kepada anak buah.
Dalam kurun 2 tahun, ia menjadi miyarder. Proyek besar berpihak kepadanya dengan
memenangkan tender. Hingga suatu hari sebuah perusahaan rokok terkenal memberi proyek
pengeboran air tanah. Sebenarnya sudah sepuluh kontraktor lain telah mencobanya tetapi selalu
gagal.
Mulanya ia ragu menerima tawaran besar itu, namun akhirnya diserahkan nasib dan semua
urusan kepada Allah. Ia mengerjakan pekerjaan tersebut. Sebelum memulai pekerjaan, semua
anak buahnya diminta untuk terlebih dahulu mengerjakan salat dhuha.
Hasilnya luar biasa. Setelah pengeboran berlangsung satu minggu, air tanah yang
berkualitas didapatinya. Pemilik perusahaanpun merasa puas.
Tahukan anda berapa ia mendapat pembayaran itu ? Dua lobang sumur bor berikut dengan
jaringannya, ia menerima uang sebanyak dua milyar. Pekerjaan itu hanya butuh waktu dua
bulan. Subhanallah ... Luar biasa ..
(Dikutip dari Buku :Bertambah Kaya Lewat salat Dhuha)

Tugas

Setelah mempelajari ketentuan salat sunnah, cobalah kalian praktekkan


tata cara salah satu salat sunnah secara berkelompok, dan kelompom
lain memperhatikan dan akan menilai praktek kalian

Fikih Kurikulum 2013 115


Me ai ela Ma u a e a alia Su a

RANGKUMAN

1. Salat sunah adalah semua salat selain salat fardhu yang lima waktu dimana jika
kita menunaikannya akan mendapat ganjaran sedangkan jika tidak dilaksanakan
tidak mendapat dosa. Salat sunah ada banyak sekali yang bisa kita kerjakan
selagi kita masih mau mendekatkan diri kepada sang Maha Pencipta, Allah Swt.
2. Salat sunah muakkad adalah salat sunah yang sangat dikuatkan (selalu
dikerjakan) Rasulullah Saw. salat sunah muakkad merupakan salat yang betul-
betul dianjurkan untuk dikerjakan bagi umat Islam sebagaimana Nabi juga
melakukannya. Salat sunah muakkad terdiri dari beberapa macam, diantaranya :
a. Salat sunah rawatib, yaitu salat sunah yang dikerjakan mengiringi salat
fardu lima waktu, baik yang dilakukan sebelumnya (Qabliyah) maupun
sesudahnya (Ba’diyah)
b. Tarawih merupakan bentuk jamak dari kata tarwihah yang berarti istirahat,
dan bisa juga berarti jalsah (duduk). Kemudian perbuatan duduk pada bulan
Ramadhan setelah selesai salat malam 4 rakaat disebut tarwihah; karena
dengan duduk itu orang-orang bisa beristirahat setelah lama melaksanakan
qiyamul Ramadhan.
c. Salat Tahajud, yaitu salat sunah yang dilaksanakan pada malam hari sesudah
bangun tidur setelah salat isya, dan waktu yang utama melaksanakannya
di sepertiga malam yang terakhir. Salat sunah tahajud dalam bahasa arab
disebut Sholatun Lail yang artinya salat di malam hari.
d. Salat Witir ialah salat sunah yang dilakukan pada malam hari dengan jumlah
rakaatnya ganjil, paling sedikit 1 raka’at dan paling banyak 11 raka’at. Salat
witir hukumnya sunah muakkadah. Salat Witir disunahkan setiap hari dan
tidak hanya pada bulan Ramadhan
e. Salat Idain, yaitu dua salat hari raya bagi umat Islam, yang pelaksanaannya
pada waktu dhuha. Hukum melaksanakan salat idain adalah sunah muakkad,
artinya sunah yang dikuatkan.
f. Salat sunah tahiyatul masjid adalah salat sunah dua rakaat yang di kerjakan
sesaat setelah kita memasuki masjid. Salat tahiyatul masjid dilaksanakan
sebanyak dua rakaat sebelum duduk di dalam masjid. Bacaan-bacaan salat
tahiyatul masjid sama dengan bacaan salat yang lainnya, hanya niat saja
yang berbeda.
g. Salat Sunah Duha adalah salat sunah yang dikerjakan pada waktu dhuha,
yaitu ketika matahari telah terbit atau naik kurang lebih 7 hasta hingga terasa
panas menjelang salat dzhur. Salat dhuha dilakukan dalam satuan dua rakaat
sekali salam.

116 Buku Siswa Kelas VII MTs


Meraih Gelar Mahmudah dengan Amaliah Sunah

3. Salat sunah gairu muakkad adalah salat sunah yang tidak dikuatkan (kadang-
kadang dikerjakan Rasulullah Saw, kadang-kadang tidak dikerjakan). Salat
sunah gairu muakkad terdiri dari beberapa macam, diantaranya :
a. Salat sunah rawatib gairu muakkad, meliputi: empat rakaat sebelum salat
Ashar, dua rakaat sebelum salat magrib, dua rakaat sebelum salat Isya.
b. Salat LVWLVTD’ (mohon hujan), yaitu salat untuk meminta hujan ketika musin
kemarau. Hukumnya sunah biasa, dikerjakan 2 rakaat saja bertempat di
tanah lapang dengan berjamaah ketika musim kemarau.
c. Salat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah .KXVXI
( ) dan juga .XVXI ( ) sekaligus. Secara bahasa, kedua
istilah itu sebenarnya punya makna yang sama. Salat gerhana matahari
dan gerhana bulan sama-sama disebut dengan .XVXI dan juga .KXVXI
sekaligus. Namun masyhur juga di kalangan ulama penggunaan istilah
NKXVXI untuk gerhana bulan dan NXVXI untuk gerhana matahari.
d. Salat istikharah adalah salat sunah dua rakaat dikerjakan menjelang tidur
malam hari. Tujuan agar dipilihkan yang lebih baik dari dua pilihan oleh
Allah Swt. Pilihan tersebut ditunjukan lewat mimpi tidur malam

PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami ajaran Islam mengenai salat sunah maka seharusnya kita memiliki
sikap sebagai berikut :
1. Religius atau taat kepada agama, karena meyakini dan melaksanakan ajaran-ajarannya
dengan baik
2. Disiplin, karena seseorang yang taat pasti dia disiplin dalam melaksanakan shalat
sunnah tepat waktu
3. Kreatif, karena ia akan berusaha melaksanakan shalat sunnah dengan baik, di sela-
sela kesibukannya di dunia ini.
4. Rasa ingin tahu, karena dia akan berusaha mencari pemecahan dari problem yang
dialaminya dalam menjalakan shalat waktu
5. Tanggung jawab, karena dia menyakini bahwa semua perbuatannya di dunia ini akan
dipertanggungjawankannya

Fikih Kurikulum 2013 117

You might also like