Professional Documents
Culture Documents
Analisa Mata Pelajaran Fikih Di Madrasah
Analisa Mata Pelajaran Fikih Di Madrasah
Dosen Pengampu:
Dr. Sapiudin Shidiq, M.Ag.
Disusun oleh:
Kelompok 2
Sahara Adjie Samudera 11160110000055
Ripqi Abdillah 11160110000130
Mega Kusumawati 11160110000049
Anisa Mumtaz 11160110000077
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................ 19
A. Kesimpulan ................................................................................................ 19
B. Saran ........................................................................................................... 20
LAMPIRAN ......................................................................................................... 22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Mata pelajaran fikih merupakan salah satu pilar dan bagian penting dari mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di madrasah bersama mata pelajaran
Alquran Hadis, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab. Fikih
dapat dikatakan sebagai “jantung PAI” karena sejatinya fikih membahas substansi
dari mata pelajaran lainnya.
Lini masa yang sudah terlewati menghasilkan sebuah catatan penting untuk
guru yang mana catatan itu berorientasi pada perubahan kurikulum, silabus, bahan
ajar dan segala aspek lain pendukung pengajaran membuat banyak guru yang
berimprovisasi demi menciptakan suasana belajar mengajar yang tepat sehingga
pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa.1 Tidak hanya itu, tuntutan
kompetensi yang semakin berkembang dan meningkat membuat dua poros subjek-
objek pendidikan perlu up to date agar dapat mencapai kompetensi itu. Namun,
dengan meningkatnya kompetensi diharapkan siswa akan lebih baik hasil yang
dicapai ke depannya.
Secara garis besar, tujuan dan fungsi pendidikan keagamaan dijelaskan dalam
PP No. 55 Tahun 2007 yang berbunyi: “Pendidikan keagamaan berfungsi
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.
Sedangkan tujuan pendidikan keagamaan adalah bertujuan untuk terbentuknya
peserta didik yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya
dan/atau menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif,
dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman,
bertakwa, dan berakhlak mulia”.2 Di samping itu, pendidikan agama yang baik
1
Observasi “Implementasi Kurikulum di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta”, 4A
Bilingual Kelompok 6, 2018.
2
Pemerintah RI, Undang-Undang No 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama Dan
1
2
tidak saja memberi manfaat bagi yang bersangkutan, akan tetapi juga akan
membawa keuntungan dan manfaat terhadap masyarakat lingkungannya bahkan
masyarakat ramai dan umat manusia seluruhnya. Jelaslah, bahwa agama sangat
besar manfaatnya bagi kehidupan manusia terutama bagi yang menjalankan agama
tersebut dengan baik.3
Dalam makalah ini, kami memfokuskan bahasan pada mata pelajaran Fikih
untuk jenjang Madrasah Tsanawiyah kelas VII semester genap yang disadur
berdasarkan referensi utama langsung dari Keputusan Menteri Agama (KMA)
nomor 165 Tahun 2014, disertai buku penunjang guru dan siswa yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia
(Ditjen Pendis Kemenag RI), kami mengharapkan makalah ini dapat dimanfaatkan
secara maksimal sehingga memudahkan kita dalam memahami bahan ajar mata
pelajaran Fikih untuk kelas VII Semester Genap Madrasah Tsanawiyah.
B. Perumusan Masalah
1. Apa saja bab dan materi yang dibahas pada jenjang MTs kelas VII semester
genap?
2. Bagaimana strategi pembelajaran yang cocok untuk diterapkan guna
menunjang materi ajar fikih kelas VII semester genap?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bab dan materi yang dibahas pada jenjang MTs kelas VII
semester genap sehingga menjadi acuan dan persiapan dalam mengajar di kelas
VII MTs.
2. Untuk memahami strategi pembelajaran yang cocok untuk diterapkan guna
menciptakan kondisi belajar mengajar fikih kelas VII semester genap.
Mata pelajaran fikih merupakan salah satu mata pelajaran agama yang
menjadi favorit di kalangan siswa Madrasah.4 Hal ini dikarenakan fikih pada
dasarnya berisi pengetahuan tentang kehidupan. Fikih juga sangat berpengaruh bagi
kepribadian siswa karena sejatinya fikih berisi pedoman hidup, hukum-hukum
dalam kehidupan beragama yang semua itu perlu dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari. Di sisi lain, fikih dinilai sebagai mata pelajaran yang sederhana,
terutama pada jenjang ini. Maksudnya, siswa hanya diharapkan mampu memahami
dari segi hukum atau teori dasar lalu mempraktikkannya.
Dalam makalah ini, kami membahas mata pelajaran fikih kelas VII Semester
2 Madrasah Tsanawiyah meliputi Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator,
Materi Pokok, dan Proses Pembelajaran. Adapun materi yang dibahas pada
semester 2 kelas VII MTs ini meliputi tiga bab yang kami tuliskan selanjutnya pada
sub bab makalah selanjutnya. Sebagai informasi, judul setiap bab materi fikih MTs
kelas VII semester 2 yang terdapat dalam makalah ini bersumber dari Buku Guru
Fikih Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah yang
dikeluarkan oleh Pendis Kemenag RI, sehingga jika suatu waktu ditemukan judul
yang berbeda dalam buku lain hendaknya dapat dipahami bahwa secara silabus dan
isinya tetap sama.
Di dalam semester genap, materi yang dibahas antara lain seputar ibadah, tata
cara salat termasuk aspek lain di dalamnya meliputi: kewajiban salat Jumat dan
termasuk khutbah, salat Jamak dan Qasar, salat dalam keadaan sakit, salat dalam
kendaraan, salat sunnah muakkad, dan salat sunnah ghairu muakkad.
4
Observasi “Metode Pembelajaran PAIKEM di Madrasah”, Sahara Adjie Samudera, 2017.
3
4
Sebelum kami menyusun makalah ini, kami menganalisis Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar yang terdapat pada mata pelajaran Fikih kelas 7 MTs, terfokus
pada semester genap. Hal ini guna memberikan gambaran awal bagi kita untuk
memahami dan menyusun langkah kita sebagai guru atau calon guru ke depannya.
Seperti yang kita ketahui, Kompetensi Inti (KI) adalah pengikat berbagai
kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata pelajaran
serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran. Kompetensi Inti
(KI) dalam kurikulum memiliki rumus yang terdiri dari 4 notasi, yaitu: 5
Maka dari itu, semua materi yang terdapat dalam buku ajar Fikih perlu
disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
5
Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014, 3.
6
Ibid.
5
b. Kompetensi Dasar
Ada pun kompetensi dasar dalam bab ini adalah:
1) Meyakini kewajiban melaksanakan salat Jumat
2) Menghayati nilai-nilai positif dalam salat Jumat
3) Memahami ketentuan salat Jumat
4) Menganalisis ketentuan khutbah Jumat
5) Mempraktikkan salat Jumat
6) Mendemonstrasikan khutbah Jumat
7
Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas
VII Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 71. Lihat juga di Ditjen Pendis
Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah
Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 69.
6
2. Indikator
Berikut adalah indikator yang harus dicapai setelah mempelajari bab ini
dalam pembelajaran Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah:
3. Materi Pokok
Dalam bab ini, guru perlu memberikan pemahaman secara komprehensif
kepada siswa tentang keagungan hari Jumat. Adapun rangkuman materi yang
dibahas dalam bab ini antara lain:8
8
Ibid., 72.
7
1) Salat Jumat adalah salat yang wajib dikerjakan pada waktu zuhur di
hari Jumat yang diawali dengan 2 (dua) khutbah Jumat.
2) Melaksanakan salat Jumat hukumnya wajib bagi setiap muslim kecuali 4
golongan, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak-anak dan orang sakit.
3) Syarat wajib salat Jumat ialah Islam, balig, berakal, laki-laki, merdeka,
muslim, dan tidak ada halangan syar’i.
4) Syarat sah salat Jumat ialah Diselenggarakan di masjid daerah pemukiman
(tidak boleh di sawah, lapangan, dll.), dilaksanakan pada waktu zuhur,
dikerjakan dengan berjamaah, dan dikerjakan setelah dua khutbah
5) Rukun khutbah Jumat adalah mengucapkan pujian kepada Allah Swt. pada
khutbah pertama dan kedua, mengucapkan dua kalimah syahadat pada
khutbah pertama dan kedua, membaca salawat kepada Nabi pada khutbah
pertama dan kedua, berwasiat/memberi nasehat kepada jama`ah untuk
bertakwa kepada Allah pada khutbah pertama dan kedua, membaca ayat
Al-Quran pada salah satu khutbah, dan berdoa untuk kaum
muslimin/muslimat pada khutbah kedua.
6) Sunnah salat Jum’at ialah mandi Jumat, memotong kuku dan kumis,
berpakaian bersih dan putih, memakai wangi-wangian, dan menyegerakan
ke masjid.
7) Adab ketika khutbah sedang berlangsung adalah Jamaah tenang
mendengarkan khutbah dan duduk menghadap ke arah kiblat, Jamaah
tidak berbicara selama khutbah berlangsung. Jamaah yang berbicara saat
khutbah berlangsung dapat merusak ibadahnya sendiri dan juga
memperoleh dosa karena mengganggu jamaah lain yang hendak
mendengarkan khutbah. Jamaah berdoa atau membaca istigfar saat khatib
duduk di antara dua khutbah.
4. Proses Pembelajaran
metode dan model pembelajaran. Sebagaimana kita tahu betapa banyak variasi,
macam, jenis strategi pembelajaran, maka kami menemukan kesimpulan
bahwa untuk mengajar bab ini hendaknya menerapkan strategi berikut:
2. Metode Demonstrasi
9
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2014), 51 – 52.
9
10
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015),
90.
11
Cucu Suhana, Op.Cit., 54.
10
a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti yang ingin dicapai adalah:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
b. Kompetensi Dasar
Ada pun kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam bab ini adalah:
1) Menerima ketentuan salat Jamak dan Qasar.
2) Meyakini kewajiban salat dalam berbagai keadaan.
3) Menghayati nilai-nilai positif dalam salat Jamak dan Qasar.
4) Menghayati nilai-nilai positif dalam melaksanakan salat wajib dalam
berbagai keadaan.
12
Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas
VII Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 88. Lihat juga di Ditjen Pendis
Kemenag, Buku Siswa: Fikih, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah
Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 85.
11
2. Indikator
Berikut adalah indikator yang harus dicapai setelah mempelajari bab ini
dalam pembelajaran Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah:
3. Materi Pokok
Adapun ringkasan materi yang dibahas dalam bab ini adalah:
1) Jamak menurut bahasa berarti mengumpulkan. Sedangkan salat jamak
menurut istilah adalah mengumpulkan dua salat wajib yang dikerjakan
dalam satu waktu.
2) Jamak Taqdim, adalah mengumpulkan dua salat wajib dikerjakan pada
waktu yang pertama , sedangkan jamak ta’khir, adalah mengumpulkan
dua salat wajib yang dikerjakan pada waktu yang kedua (akhir).
3) Syarat-syarat salat Jamak antara lain: musafir, orang yang sedang dalam
perjalanan dan perjalanannya tidak untuk maksiat, jarak perjalanan
minimal 80.64 km, tidak boleh makmum dengan orang yang mukim,
dalam keadaan tertentu, seperti : sedang sakit, hujan lebat, dan berniat salat
jamak.
4) Qasar menurut bahasa berarti meringkas, sedangkan salat qasar adalah
meringkas salat wajib empat rakaat menjadi dua rakaat.
5) Syarat sah salat qasar antara lain: orang yang boleh menqasar adalah musafir
yang bukan karena maksiat, berniat mengqasar pada waktu takbiratul
ihram. dan jarak perjalanan sekurang-kurangnya dua hari perjalanan kaki,
atau dua marhalah (yaitu sama dengan 16 farsah)
6) Hikmah salat jam’ qasar antara lain: Salat jamak dan qasar merupakan
rukhsah (kemurahan) dari Allah Swt. terhadap hamba-Nya,
Melaksanakan salat secara jamak dan Qasar mengandung arti bahwa
Allah Swt. tidak memperberat terhadap hamba-Nya, Disyariatkan salat
jamak dan qasar supaya manusia tidak berani meninggalkan salat karena ia
dapat melaksanakan dengan mudah dan cepat.
13
4. Proses Pembelajaran
Setelah menganalisis konten pada bab ini, maka kami menemukan
kesimpulan bahwa untuk mengajar bab ini sebaiknya menerapkan strategi
berikut:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling umum dilakukan
dalam kegiatan belajar mengajar. Metode ini boleh dikatakan sebagai
metode tradisional. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan
guru daripada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan
begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Maka agar tidak membuat jenuh,
guru harus secara aktif menciptakan kelas yang kondusif dan mampu
menciptakan keaktifan siswa dalam memperhatikan. Dengan demikian
dapat dipahami bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran
yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara
langsung terhadap siswa.13
2. Metode Demonstrasi
Seperti yang sempat disinggung di atas, metode demonstrasi
diartikan sebagai metode pembelajaran yang di mana seorang guru
menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses, misalnya
memperlihatkan tata cara salat yang baik. Dengan demonstrasi proses
penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam sehingga membentuk pengertian yang baik dan sempurna.
Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang
diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung.14
13
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015), 97.
14
Roestiyah N. K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), 83.
14
15
Jasa Ungguh Muliawan, 45 Model Pembelajaran Spektakuler, (Jogjakarta: AR-Ruzz
Media, 2016), 89-90.
16
Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas
VII Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 106. Lihat juga di Ditjen Pendis
Kemenag, Buku Siswa: Fikih, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah
Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 103.
15
a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti yang ingin dicapai adalah:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
b. Kompetensi Dasar
Ada pun kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam bab ini adalah:
1) Menghayati hikmah dari salat sunah
2) Menghayati nilai-nilai positif dalam melakukan salat sunah
3) Memahami ketentuan salat sunah muakkad
4) Menganalisis salat sunah gairu muakkad
5) Mempraktikkan salat sunah muakkad.
6) Mempraktikkan salat sunah gairu muakkad.
16
2. Indikator
Berikut adalah indikator yang harus dicapai setelah mempelajari bab ini
dalam pembelajaran Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah:
Indikator Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu: Melalui pendekatan saintifik melalui
- Menyebutkan pengertian salat metode kooperatif tentang ketentuan salat
sunah
dan khutbah Jumat, peserta didik dapat:
- Menyebutkan pengertian salat
sunah muakkad - Menyebutkan pengertian salat
- Menyebutkan macam-macam sunah
salat sunah muakkad - Menyebutkan pengertian salat
- Menyebutkan pengertian salat sunah muakkad
sunah ghairu muakkad - Menyebutkan macam-macam
- Menyebutkan macam-macam salat sunah muakkad
salat sunah ghairu muakkad - Menyebutkan pengertian salat
- Mempraktikkan tata cara salat sunah ghairu muakkad
sunah muakkad - Menyebutkan macam-macam
- Mempraktikkan tata cara salat salat sunah ghairu muakkad
sunah ghairu muakkad - Mempraktikkan tata cara salat
sunah muakkad
- Mempraktikkan tata cara salat
sunah ghairu muakkad
3. Materi Pokok
Adapun ringkasan materi yang dibahas pada bab ini adalah:
1. Pengertian salat sunah adalah semua salat selain salat fardhu yang lima
waktu di mana jika kita menunaikannya akan mendapat ganjaran sedangkan
jika tidak dilaksanakan tidak mendapat dosa.
2. Salat sunah muakkad merupakan salat sunah yang sangat dikuatkan (selalu
dikerjakan) Rasulullah Saw. Salat sunah muakkad merupakan salat yang
betul-betul dianjurkan untuk dikerjakan bagi umat Islam sebagaimana Nabi
juga melakukannya.
3. Salat Sunah Muakkad terdiri dari beberapa macam, di antaranya: Salat
sunah rawatib muakkad, salat sunah malam (salat tarawih, salat tahajud,
salat witir), salat idain, (salat Idulfitri dan Iduladha), salat sunnah tahiyatul
masjid.
17
4. Salat sunah Ghairu muakkad yaitu salat sunah yang tidak dikuatkan
(kadang-kadang dikerjakan Rasulullah Saw, kadang-kadang tidak
dikerjakan).
5. Salat Sunah Ghairu Muakkad terdiri dari beberapa macam, di antaranya:
Salat Sunah Rawatib ghairu Muakkad, Salat Istisqa’ (mohon hujan), Salat
Khusuf/Kusuf (salat gerhana), Salat istikharah dan lain-lain.
4. Proses Pembelajaran
a. Metode Ceramah
17
Melvin L Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa,
2012), 46 – 47.
18
b. Metode Demonstrasi
Pada indikator selanjutnya, siswa diharapkan mampu
mempraktikkan tata cara salat sunnah muakkad dan ghairu muakkad.
Adapun metode yang bisa digunakan salah satunya dengan menggunakan
metode demonstrasi.
A. Kesimpulan
Berdasar pada buku terbitan Kemenag dan disandingkan satu persatu dengan
Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) serta materi
pokok di dalamnya sudah sesuai dengan standar yang ditentukan, yakni dengan
KMA No.165 Tahun 2014. Materi tersebut antara lain: kewajiban salat Jumat
termasuk khutbah, salat Jamak dan Qasar, salat dalam keadaan sakit, salat dalam
kendaraan, salat sunnah muakkad, dan salat sunnah ghairu muakkad.
19
20
B. Saran
Menyadari bahwa kami selaku pemakalah masih jauh dari kata sempurna, ke
depannya kami akan lebih fokus dan lebih detail dalam menjelaskan apa yang
terkandung dalam makalah di atas disertai sumber - sumber yang lebih banyak dan
tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Bahri, Syaiful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2015.
Siberman, Melvin L. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nuansa, 2012.
21
LAMPIRAN
Gambar Buku Guru (kiri) dan Buku Siswa (kanan): Fikih kelas VII Madrasah
Tsanawiyah.
22
Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat
PENDALAMAN MATERI
Di samping mendatangkan pahala, salat Jumat juga menjadi pembersih dosa antara Jumat
tersebut dan Jumat berikutnya, sebagaimana hadits Nabi Saw.:
0DNVXGQ\DDSDELODVHVHRUDQJGLWXWXSKDWLQ\DGLDDNDQODODLPHODNXNDQDPDODQ\DQJ
EHUPDQIDDWGDQODODLPHQLQJJDONDQKDO\DQJPHPEDKD\DNDQ
+DGLWV LQL WHUPDVXN DQFDPDQ \DQJ NHUDV WHUKDGDS RUDQJ \DQJ PHQLQJJDONDQ GDQ
PHUHPHKNDQ-XPDWDQ-XJDPHQXQMXNNDQEDKZDPHQLQJJDONDQQ\DDGDODKIDNWRUXWDPD
VHVHRUDQJDNDQGLDEDLNDQROHK$OODK6ZW
0HODNVDQDNDQVDODW-XPDWKXNXPQ\DZDMLEEDJLVHWLDSPXVOLPNHFXDOLJRORQJDQ
\DLWXKDPEDVDKD\DSHUHPSXDQDQDNDQDNGDQRUDQJVDNLW
Apabila Allah Swt. tidak menerima infak orang ka r padahal manfaatnya sangat luas,
tentu ibadah yang manfaatnya terbatas (untuk pelaku) lebih tidak terima.
b. Baligh
Anak kecil yang belum baligh tidak wajib Jumatan karena belum dibebani syariat.
Meskipun demikian, anak laki-laki yang sudah PXPD\\L] (biasanya berusia tujuh
tahun lebih), dianjurkan kepada walinya agar memerintahnya menghadiri salat Jumat.
Hal ini berdasarkan keumuman sabda Nabi Saw.,
ó h÷ õf H
õ
ó H õ ó [Un
÷ ó ó dó =ó ÐÙó õÎ ÒĆ õ= õ [UÐÐ
í÷}ô Yô
³3HULQWDKNDQ DQDN NHFLO XQWXN PHQJHUMDNDQ VDODW DSDELOD VXGDK EHUXPXU WXMXK
WDKXQ´ (HR. Abu Dawud)
c. Berakal
Orang yang tidak berakal (gila) secara total berarti dia bukan orang yang cakap untuk
diarahkan kepadanya perintah syariat atau larangannya. Nabi Saw. bersabda:
ºo Zõ xó A
ó ¬ õ [UÐ ó ó bõ h÷ ó ÷ xó A
õ Ló íº ó õýn fUÐ ó ô dó bó U÷Ð
ó Rõ Úô
ó pò ?ó Ćó ?ó ÷ L
õ L
ó bõ _÷ xó A
ó ìõ ÷ ô _÷ eó U÷Ðõ Ló íó
³3HQDWHUDQJNDWGDULWLJDJRORQJDQGDULRUDQJ\DQJWLGXUVDPSDLGLDEDQJXQGDUL
DQDN NHFLO VDPSDL GLD GHZDVD GDQ GDUL RUDQJ JLOD VDPSDL GLD NHPEDOL EHUDNDO
ZDUDV´ (HR. at-Tirmidzi)
f. Orang yang tidak ada uzur/halangan yang mencegahnya untuk menghadiri salat Jumat
Orang yang memiliki uzur, ada keringanan tidak menghadiri salat Jumat dan
menggantinya dengan salat Zuhur. Misalnya hujan deras atau angin topan yang terus-
menerus, atau ada kezaliman yang dikhawatirkannya, atau bisa menggugurkan suatu
kewajiban yang tidak ada seorang pun yang bisa menggantikannya, dan sebagainya.
óënT ó õ h÷ dó L
ó ó d Hó í ó ô dĝ UÐ d É
ó õ fUÐ ó dĝ UÐó õ Ú
ë Ðó ô f÷ Lô ó ò õUnYó õ =÷ ó
ò iÐó ÷ Ló
õ pó _ó eô ô U÷Ð d¬ [ó xô
ô h÷ eõ >ó ó h÷ A
ïÚnUÐìÐíÚô e÷ ZUÐ
“Dari Anas bin Malik ra., Rasulullah Saw. bersabda: salat Jumat ketika telah tergelincir
matahari.” (H.R. Bukhari).
d. Hendaklah dilaksanakan setelah dua khutbah. Hadits tentang khutbah ini menyatakan
sebagai berikut:
Contoh bacaan:
ò ó A÷ õlõ=÷ gô _ó õ >ó ÷ Yó íó õ õ=nó É÷ Ìó íõ õ õUËd Ló íó {ò eö ó Yô d Ló ÷ dö Hó íó ö É
Uó õÎën ó ö gô dĝ UÐó
ó
x÷ ö{UÐêõ ÷ xó
c. :DVKL\DW untuk Taqwa
Yang dimaksud dengan ZDVKL\DW ini adalah perintah atau ajakan atau anjuran untuk
bertakwa atau takut kepada Allah Swt. beberapa ulama memberi penjelasan, di
antaranya ada yang berpendapat bahwa washiyat yang dimaksud ini adalah perintah
untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Ada juga
yang berpendapat bahwa cukup dengan ajakan untuk mengerjakan perintah Allah.
Bahkan ada yang berpendapat bahwa ZDVKL\DW itu harus berbentuk seruan kepada
ketaatan kepada Allah. Lafalnya sendiri bisa lebih bebas. Misalnya dalam bentuk
kalimat: “takutlah kalian kepada Allah”. atau kalimat: “marilah kita bertaqwa dan
menjadi hamba yang taat”.
Contoh bacaan:
óë÷ eô dõ ÷ Yô ÷ ô i÷Ìó íó ø ó ó dĝ UÐÐ böô >ÐÐ÷ fô Yó Ëó x÷|ó Uö Ðn gó xö Ìnó xó
ó íó õ õ>nbó >ô A
ö õÎ ö >ô ÷ eô >ó ø
Ketiga rukun di atas harus terdapat pula dalam kedua khutbah Jumat itu.
ó Ð Ón
õ Ênõ hó A÷ú÷ õ fó Yõ k÷ eô U÷Ðíó ó h õf Yõ k÷ eô U÷Ðíº õ eó dõ eô U÷Ðíó ó h eõ dõ eô d÷ õU} aõ QÐ
÷ gô f÷ Y ÷ ó Ón ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ gô dĝ UÐó
õ ó Ló ö{UÐoô h õ Yô oñ x÷}õ Só
ñ h eõ H õ ó
ÓÐ ÷ ÷ ó ó i õÎ ºÓÐó Y÷ú÷Ðíó
2. Syarat Khutbah Jumat
a. Khutbah dilaksanakan pada waktu Zuhur
b. Berdiri jika mampu
c. Dengan suara yang keras
d. Khatib hendaknya duduk di antara dua khutbah
e. Khatib menutup aurat
f. Berurutan antara khutbah pertama dan kedua
g. Tertib, yakni berturut-turut antara khutbah pertama dengan khutbah kedua.
Sabda Rasulullah Saw;
ô ó h÷ =ó ô dõ ÷ xó ín
õ h÷ ó ó ]÷ B ó eð õýnSó oô ]ô ÷ xó êÞõ dĝ UÐéô ÷ Hô Úó óënTó
³%LOD 5DVXOXOODK 6DZ %HUNKXWEDK NHGXD PDWDQ\D PHUDK VXDUDQ\D NHUDV GDQ
VHPDQJDWQ\DWLQJJLEDJDLVHRUDQJSDQJOLPD\DQJPHPSHULQJDWNDQNHGDWDQJDQPXVXK
\DQJPHQ\HUJDSGLNDODSDJLGDQVRUH´(HR. Muslim dan Ibnu Majah)
Sabda Rasulullah Saw.:
÷ íó ô >ô ÷ É
ó ô ô \ó Qó { ó IÐ
A ó Ćó Ló íó ìnô fó h÷ Ló Ó÷ } eó A÷ õ Ðoó ]ó BÐ
ó Ùó õ ÐêÞ dĝ UÐéô ÷ Hô Úó óënTó
÷ Tnô ó Yó íó ÷ cô ó É
ó ó Úô |õ f÷ Yô ô i nó Tó
ò h÷ @
³%LOD 5DVXOXOODK 6DZ EHUNKXWEDK NHGXD PDWDQ\D PHUDK VXDUDQ\D NHUDV GDQ
VHPDQJDWQ\D WLQJJL EDJDL SDQJOLPD \DQJ PHPSHULQJDWNDQ NHGDWDQJDQ PXVXK \DQJ
PHQ\HUJDSGLNDODSDJLGDQVRUH´(HR. Muslim dan Ibnu Majah)
3. Syarat Khatib Jumat
Salah satu syarat sahnya mendirikan salat Jumat ialah harus didahului khutbah oleh khatib
dengan ketentuan sebagai berikut:
f. Jamaah tenang mendengarkan khutbah dan duduk menghadap ke arah kiblat. Dari Muthi’
ibnul Hakam ra, bahwa Nabi Saw.
ó f÷ eUÐ
h÷ Uó õÎ n fó w÷ @ô ô õ= n fó d S÷ÌÅ} ó õ {_ ó Ùó õÎ óënTó
ó ÉÐ
³$SDELODEHOLDXQDLNPLPEDUPDNDNDPLPHQJKDGDSNDQZDMDKZDMDKNDPLNHEHOLDX´
(HR. Bukhari Muslim)
g. Jamaah berdoa atau membaca istigfar saat khatib duduk di antara dua khutbah. Waktu
di antara dua khutbah adalah waktu ijabah (waktu yang banyak dikabulkannya doa
saat itu).
n fó õ aô i÷Ìó Úõ í÷}ô Iô ÷ Yõ õ dĝ Unõ=Ùô ÷ _óô iíó ìô }ô aõ `÷ ó ó÷ iíó ô fô h÷ _õ ó ó÷ iíó ìô ô{ eó ó÷ iõ dĝ Uõ{ó e÷ ó U÷Ðë õÎ
õ w
ô Uó ïó Øn ó Ró ÷ dõ \÷ xô ÷ Yó í
ó Ć ó ô Uó ö \õ Yô Ć ô ìõ {õ g÷ xó ÷ Yó n fó õUneó L÷ Ìó Ón
ó Ró dUÐ õ þó hö Hó íó
óë÷ eô dõ ÷ Yô ÷ ô i÷Ìó íó ø ó ó dĝ UÐÐ böô >ÐÐ÷ fô Yó Ëó x÷|ó Uö Ðn gó xö Ìnó xó
ó íó õ õ>nbó >ô ö A
ö õÎ ö >ô ÷ eô >ó ø
¬ í õ xó ø õ õ õ= õf _ó aó ió í õ cô Uó í
ó õ h÷ ^õ _ó U÷Ðëõ Ðó }÷ bô U÷Ð R õ
}õ T÷ |UÐ ó Ón ó Ðó Y ÷ ÷ ó Uô dĝ UÐèó Únó =ó
ó h÷ eõ dõ ÷ eô U÷Ð }õ õýn ó õUíó ÷ cô Uó íó õU ó dĝ UÐ }ô aõ `÷ ó H÷ Ìó Ð|ó wó õU÷ Só éô ÷ Sô Ìó 'õ h÷ cõ ó U÷Ð
ô h÷ Aõ }UÐ
ö Úô ÷ aô ó`UÐ÷ ó wô ô iö õÎ ìô í÷}ô aõ `÷ ó Hnó õ eó dõ eô U÷Ðíó
÷ R Ón ÷
Atau dalam kalimat yang lain:
MENGANALISA
No. Masalah
Azan Jumat bermacam-macam, ada yang 1 kali, 2 kali bahkan 3 kali (azan awal,
5. masuk waktu, dan ketika mulai khutbah) bagaimana menyikapinya? Bandingkan pula
dengan perkembangan pada zaman Nabi dan para sahabat!
Tugas
RANGKUMAN
1. Salat Jumat adalah salat yang wajib dikerjakan pada waktu Zuhur di hari Jumat
yang diawali dengan 2 (dua) khutbah. Dasar hukum salat Jumat surat Al-Jumu ah
(62) : 9.
2. Syarat wajib salat Jumat ialah muslim, baligh, berakal, laki-laki, merdeka, dan orang
sakit, muqim dan bukan musa r, dan orang yang tidak ada uzur/halangan yang
mencegahnya untuk menghadiri shalat Jumat.
3. Syarat sah salat Jumat ialah diselenggarakan di dalam satu tempat (tempat tinggal)
baik di kota maupun di desa, dilaksanakan pada waktu Zuhur dengan berjamaah, dan
dikerjakan setelah dua khutbah.
4. Rukun khutbah Jumat ialah hamdalah, shalawat kepada Nabi Saw, washiyat untuk
taqwa, membaca ayat Al-Quran pada salah satunya, dan berdoa untuk umat Islam.
5. Syarat khutbah Jumat ialah dilaksanakan pada waktu Zuhur, berdiri jika mampu,
dengan suara yang keras, duduk di antara dua khutbah, menutup aurat, berurutan
antara khutbah pertama dan kedua, berdoa untuk kaum musliminin, dan tertib.
6. Syarat khatib Jumat ialah muslim yang telah baligh, berakal sehat, dan taat beribadah,
mengetahui syarat, rukun dan sunat khutbah, suci dari hadas baik badan dan pakaian
serta tertutup auratnya, fasih mengucapkan Al-Qur’an dan al-Hadits, memiliki akhlak
yang baik, tidak tercela di mata masyarakat dan tidak melakukan perbuatan dosa, dan
berpenampilan baik, rapi dam sopan.
7. Sunnah khutbah Jumat ialah dilakukan di tempat yang lebih tinggi atau di atas
mimbar, memberi salam pada permulaan khutbah Jumat, menggunakan bahasa yang
mudah dipahami, disampaikan dengan kalimat yang jelas, sistematik dan temanya
sesuai dengan kondisi yang terjadi, materi khutbah hendaklah pendek, jangan terlalu
panjang sebaiknya salatnya saja yang panjang, dan khatib menghadap jama ah.
. Adab salat Jumat ialah mandi sebelum pergi ke masjid, berpakain rapi bagus,memakai
wangi-wangian, bersegerah pergi ke masjid, memperbanyak zikir, berdoa membaca
shalawat Nabi atau membaca al-Qur’an sebelum imam naik mimbar, mendengarkan
khutbah, dan sebagainya
PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami ajaran Islam mengenai salat Jumat, maka seharusnya kita memiliki
sikap sebagai berikut :
1. Religius atau taat kepada agama, karena meyakini dan melaksanakan ajaran-
ajarannya dengan baik
2. Disiplin, karena seseorang yang taat pasti dia disiplin dalam melaksanakan shalat
Jumat dengan baik
3. Saling sayang menyayangi, karena ada silaturahmi rutin dalam melaksanakan shalat
Jumat berjama’ah
4. Rasa persatuan, karena berkumpul dalam suatu tempat waktu yang bersamaan.
5. Tanggung jawab, karena dia menyakini bahwa semua perbuatannya di dunia ini akan
dipertanggungjawankannya
PENDALAMAN MATERI
Ibadah salat merupakan ibadah yang tidak dapat ditinggalkan walau dalam keadaan apapun.
Hal ini berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain seperti puasa, zakat dan haji. Jika seseorang
sedang sakit pada bulan Ramadhan dan tidak mampu untuk berpuasa, maka ia boleh tidak
berpuasa dan harus menggantinya pada hari lain. Orang yang tidak mampu membayar zakat,
ia tidak wajib membayar zakat. Demikian pula halnya dengan ibadah haji, bila seseorang tidak
mampu maka tidak ada kewajiban baginya.
Salat adalah ibadah yang wajib dilaksanakan bagi setiap muslim selama masih memiliki
akal dan ingatannya masih normal. Kewajiban tersebut harus dilakukan tepat pada waktunya.
Halangan untuk tidak mengerjakan salat hanya ada tiga macam, yaitu hilang akal seperti gila
atau tidak sadar, karena tidur dan lupa (namun demikian ada kewajiban mengqadha di waktu
lain).
Betapa pentingnya ibadah salat ini, Rasulullah Saw. bersabda:
ó Aõ ÚÐÙ
ó õ Ðd ó õ h÷ dó L
÷ Hó í ó õ dĝ UÐé
ó ô dĝ UÐ d É ô Hô Úó óënTén ó ô dĝ UÐó õ Úó ó
ó Só ô f÷ L ò iÐó ÷ Ló
ë÷ õnóR neó gô fó h÷ =ó
ô eó ÷ xó éó ~óó i ?ô }õ [÷ _UÐ
ó q÷ ó õ Ð}õ g÷ ^UÐ
õ SíU õ ô e÷ ZUÐ
ô }ó BÐ ó ó x÷~õ >ó ë÷ Ðó ó ÷ Só
oó Tõ Úó ?ô }ó g÷ ^UÐ
ô ó ó õ >ó }÷ xó ë÷ Ðó ó ÷ Só ô e÷ ZUÐ
d É ó q÷ QÐó Ûó
³'DUL $QDV LD EHUNDWD 5DVXOXOODK 6DZ DSDELOD EHUDQJNDW VHEHOXP WHUJHOLQFLU
PDWDKDULPDNDEHOLDXDNKLUNDQVDODW=XKXUNH$VKDUNHPXGLDQGDODPSHUMDODQDQ
EHOLDX WXUXQ GDUL NHQGDUDDQ PHQMDPD¶NDQ NHGXD VDODWLWX $SDELOD EHOLDX EHUDQJNDW
VHVXGDKWHUJHOLQFLUPDWDKDULPDNDEHOLDXNHUMDNDQVDODW=XKXUEDUXEHUDQJNDWQDLN
NHQGDUDDQ´(HR. Bukhari dan Muslim) .
Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah Saw. pernah menjama’ salat
karena ada suatu sebab yaitu bepergian. Hal menunjukkan bahwa menggabungkan dua
salat diperbolehkan dalam Islam, namun harus ada sebab tertentu.
c. Berurutan antara keduanya; yakni tidak boleh disela dengan salat sunat atau lain-lain.
Syarat Jama’ Ta’khir
1) Niat Jama’ takhir dilakukan pada salat yang pertama.
2) Masih dalam perjalanan tempat datangnya waktu yang kedua.
Òò }ó h÷ ]õ Yó pò dó h÷ U
Rõ Ênõ Zó _õ U÷Ðíó Ñ ó ó d Hó íó õ h÷ dó Ló ô dĝ UÐ d É
õ }õ `÷ eó U÷Ðó h÷ =ó
ó eó @ ó ¬ õ fUÐ
ë Ðó
îÚnUÐìÐíÚ
³%DKZDVDQ\D 1DEL 6DZ 0HQMDPD¶ VDODW 0DJKULE GDQ ,V\D GL PDODP \DQJ KXMDQ
OHEDW´. (HR. Bukhari)
b. Setelah selesai salat pertama, hujan masih berjalan terus, sampai pada permulaan salat
yang kedua.
c. Dikerjakan berurutan antara keduanya.
d. Tertib, yaitu mendahulukan Zuhur daripada Ashar, atau Maghrib daripada Isya.
Dalam hal ini hanya boleh Jama’ 7DTGLPsaja.
e. Salat yang kedua juga dilakukan dengan berjamaah.
Zuhur dahulu empat rakaat kemudian salat asar empat rakaat, dilaksanakan pada
waktu Zuhur).
Tata caranya sebagai berikut:
1) Berniat salat Zuhur dengan Jama’ Taqdim. Bila dilafalkan yaitu:
2) Takbiratul ihram
3) Salat Magrib tiga rakaat seperti biasa.
4) Salam.
5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (Isya), seperti sebagai berikut;
õ dĝ õU nð }÷ Ró Ñ
õ }õ `÷ eUÐ õ >ó n_ð e÷ @ó Ón
ó
ó Yó Ð}ð h÷ Bj ò _ó Tó Úó
ó =ó Ú÷ Ðó Ênõ Zó _UÐ
õ ßó }÷ Ró d¬ Éó Ðô
Uó n _ó >ó
³6D\DEHUQLDWVDODW,V\DHPSDWUDNDDWGLJDEXQJNDQGHQJDQVDODW0DJULEGHQJDQ
-DPD¶WD¶NKLUNDUHQD$OODK7D¶DOD´
6) Takbiratul Ihram
7) Salat Isya empat rakaat seperti biasa.
) Salam.
&DWDWDQ Ketentuan setelah salam pada salat yang pertama sama seperti salat Jama’
7DTGLP. Untuk menghormati datangnya waktu salat, hendaknya ketika waktu salat
pertama sudah tiba, maka orang yang akan menjama’ WD¶NKLU, sudah berniat untuk
menjama’ ta’khir salatnya, walaupun salatnya dilaksanakan pada waktu yang
kedua.
õ ë÷ õÎ ÒĆ
÷ ô a÷ B õ [UÐ õ }ô [ô b÷ >ó ë÷ Ìó Ön
ó YÐí ô ÷ cô h÷ dó L
ñ fó @ ó ó h÷ dó Ró ß
õ ÚúÐ
÷ Rõ ÷ ô =÷}ó Ð
ó Ùó õÎíó
ô íă ô{ Ló ÷ cô Uó Ð iô n Tó x
(¼»¼nðf h õ YÐ ó |õ UÐ ô cô fó õa÷ xó ë÷ Ìó
ó }õ Rnõ có U÷Ðë õÎ Ðí}ô aó Tó x
³'DQDSDELODNDPXEHSHUJLDQGLDWDVEXPLPDNDWLGDNODKPHQJDSDNDPX
PHULQJNDVVDODWPXMLNDNDPXWDNXWGLVHUDQJRUDQJRUDQJND¿U6HVXQJJXKQ\DRUDQJ
RUDQJND¿ULWXDGDODKPXVXKNDPX\DQJDPDWQ\DWDC(QS. An Nisa [4] :
Dalam prakteknya, salat Qashar dilaksanakan bersamaan salat Jama’, jarang salat
Qashar dilaksanakan sendiri atau tidak bersamaan dengan salat Jama’. Dengan
demikian, salat Jama’ Qashar adalah salat Jama’ yang dilaksanakan dengan cara
Qashar/diringkas.
Hukum salat Qashar itu boleh, sebagaimana rman Allah Swt:
õ [UÐ
(¼»¼ÒĆ õ }ô [ô b÷ >ó ë÷ Ìó Ön
ó YÐí ñ fó @ô ÷ cô h÷ dó Ló
ó h÷ dó Ró ß
õ ÚúÐ
÷ Rõ ÷ ô =÷}ó Ð
ó Ùó õÎíó
³$SDELODNDPXPHQJDGDNDQSHUMDODQDQGLDWDVEXPLGLGDUDWPDXSXQGLODXWPDND
WLGDNDGDKDODQJDQEDJLPXXQWXNPHPHQGHNNDQVDODW´ (QS. An-Nisa’ [4]: 101)
Menurut madhab Sya ’i dinyatakan lebih baik mengqashar bagi orang yang musa r
yang cukup syarat-syaratnya. Demikian berdasarkan hadis sebagai berikut:
õ _ó =ó Ú÷ nó h Rõ ëÐ
Øò }ô =ô q õ }ó ]õ a÷ xô íó ëÐ
õ }ó [ô b÷ xó ÷ gô f÷ L
ó ô dĝ UÐó õ Úó Ün
ò L ÷ óënTó
ó ô =Ð÷ íó }ó eó Lô ô =Ð
õ wõ íó
îÚnUÐìÐíÚnð Hó }÷ Ró }ó Zó Ló pô H ó
³3HUQDK,EQ8PDUGDQ,EQX$EEDVUDPHQJTDKDUGDQEHUEXNDGDODPSHUMDODQDQ
VHMDXKHPSDWEXUXG\DLWXHQDPEHODVIDUVDNK´. (HR. Bukhari)
Ulama berbeda pendapat ukuran 16 IDUVDK, Jarak perjalanannya sudah ada 0,64
km.
Tentang batas waktu musa r, sebagian para ulama menyatakan tiga hari tiga malam
saja. Selebihnya dianggap sudah menjadi muqim. Hal ini berdasarkan hadis Nabi Saw:
ó d Hó íó õ h÷ dó L
ó ô dĝ UÐ d É
ó ¬ õ fUÐ
én ó Só ô f÷ L ó Yõ }ó \÷ ó U÷Ðõ =÷ Êõ Ć
ó ô dĝ UÐó õ Ú ó _ô U÷Ðõ Ló
ó ?ó õ cõ ó iô Ênõ aó Só {ó _÷ =ó }ô @n
dYíîÚnUÐìÐíÚn?ð Ć õ gó eó U÷Ðrô cô e÷ xó
'DUL$O8ODELQ+DGUDPLUD,DEHUNDWD1DEL6DZEHUVDEGD³7HODKWLQJJDONDXP
0XKDMLULQ GL 0HNNDK VHODPD WLJD KDUL VHWHODK PHQXQDLNDQ UXNXQ KDMLQ\D´. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Cara mengqashar salat:
a. Salat yang berjumlah 4 rakaat (Zuhur, Ashar dan Isya) dapat diqashar menjadi 2
rakaat. Dalam prakteknya, bila sesorang melaksanakan sahalat Jama’ Qashar Zuhur
dan Ashar maka Zuhurnya dikerjakan 2 rakaat dan Asharnya 2 rakaat
b. Salat Magrib adalah salat yang rakaatnya tidak bisa diqashar. Apabila diqashar tetap
dilaksanakan 3 rakaat. sesorang yang ingin melaksanakan Jama’ Qashar antara salat
Magrib dan Isya, maka Magrib dilaksanakan 3 rakaat dan Isya 2 rakaat.
c. Adapun salat Subuh tidak dapat dijama’ ataupun diqashar
6) Takbiratul ihram.
7) Salat Ashar dua rakaat (diringkas)
) Salam
b. Salat Jama’ Qashar menggunakan Jama’ ta’khir, misalnya salat Magrib dengan Isya.
Tata caranya sebagai berikut:
1) Berniat menjama’ Qashar salat Magrib dengan jama’ ta’khir, seperti sebagai berikut:
3. Disyariatkan salat Jama’ dan Qashar supaya manusia tidak berani meninggalkan salat
karena ia dapat melaksanakan dengan mudah dan cepat.
÷ íó ÷ ô _÷ ]ó ó HÐn
¼ÁÐ _ô eó HÐ bô >nóR
÷ Yó ó dUÐÐ
³%HUWDTZDODKNHSDGD$OODKVHPDPSXNDOLDQ´ (QS. At-Taghabun [64] : 16).
5) Pada waktu takbiratul ihram hendaklah menghadap kiblat, seterusnya dapat
menghadap sesuai dengan arah tujuan kendaraan. Firman Allah :
}õ h÷ Q õ oñ TÐõ Ú
ó ÷ R d¬ [ó xô óënT
ó âó ´ ]ó UÐ
ó ó wô í ó õ h÷ dó L
ó ó d Hó í ó ô dĝ UÐ d É ë Ìó
ó õ fUÐ
põ dó ÷ bU÷
õ Ð
1DEL6DZPHODNVDQDNDQVDODWVXQDKGLDWDVNHQGDUDDQWDQSDPHQJKDGDSNLEODW
(HR. Bukhari)
MENGANALISA
3. Mengapa kita tetap diwajibkan melaksanakan salat meskipun dalam keadaan sakit?
Bagaimanakah cara bersuci orang yang sakit, namun tidak diperbolehkan terkena air
4.
dan tidak mampu menggerakkan tangannya?
Apa yang dimaksud dengan Allah tidak membebani seorang hamba kecuali ia mampu
5.
memikulnya? Sebutkan contohnya!
murung. ‘’Dan pada rakaat yang kedua, ketika sujud yang terakhir saya tetap khusyuk hingga
duduk tasyahud. Namun ketika mendekati salam, barulah hati saya berubah, teringat akan
janjimu, ya Rasulullah, bahwa engkau akan memberikan hadiah Sorban terbagus milikmu
untuk saya. Maka rusaklah kekhusyukan salat saya.’’
Hal itu terjadi pula dengan yang lain, ‘’ujar Nabi. ‘’Sebab khusyuk itu diukur oleh Allah
sebatas kemampuan manusia. Yang penting, ketika pikiranmu terbawa kepada urusan lain,
cepat-cepat kembalikan kepada salatmu lagi. Dalam mengerjakan salat , memang hendaknya
seakan-akan kita mampu melihat dan berbicara kepada Allah. Tetapi kalau tidak mampu,
asalkan kita ingat bahwa Allah melihat kita, itu sudah memadai.
RANGKUMAN
5. Syarat-syarat umum salat jamak ialah musa r, tidak boleh makmum kepada yang
mukim, dalam keadaan tertentu (hujan lebat, sakit, dan sebagainya), dan berniat salat
jamak
6. Qasar menurut bahasa berarti meringkas, sedangkan salat qasar adalah meringkas salat
wajib empat rakaat menjadi dua rakaat. Mengqasar salat bagi orang yang memenuhi
syarat hukumnya mubah (boleh) karena merupakan UXNKVKDK (keringanan) dalam
melaksanakan salat bagi orang-orang yang sudah memenuhi syarat.
7. Salat yang boleh diqasar adalah salat Zuhur, Ashar, dan Isya. Salat Maghrib dan subuh
tidak boleh diqasar karena jumlah rakaatnya tidak empat rakaat.
. Hukum salat qasar itu boleh, walaupun madzab sya ’i mengajurkan untuk menqasar
daripada tidak, karena qasar merupakan rukhsah dan hadiah Allah kepadanya
9. Syarat sah salat qasar ialah musa r yang bukan karena maksiat, berniat mengqasar,.
10. Bagi orang yang sedang sakit maupun orang yang sedang dalam keadaan sulit
melaksanakan salat, Allah memberikan keringanan-keringanan (UXNKVDK) sesuai
dengan kondisinya masing-masing. Dengan demikian, salat dalam keadaan darurat
adalah salat dalam keadaan terpaksa, yaitu salat dalam kendaraan dan salat bagi orang
sakit.
PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami ajaran Islam mengenai salat jamak, qasar, dan salat dalam keadaan
darurat. Maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut :
1. Religius atau taat kepada agama, karena meyakini dan melaksanakan ajaran-ajarannya
dengan baik
2. Rasa ingin tahu, karena dia akan berusaha mencari pemecahan dari problem yang
dialaminya dalam menjalakan shalat fardhu
3. Disiplin, karena dia akan menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada peraturan
shalat berjama’ah yang ditetapkan
4. Tanggung jawab, karena dia menyakini bahwa semua perbuatannya di dunia ini akan
dipertanggungjawankannya
5. Kerja keras, karena dia berusaha terus untuk bisa melaksanakan shalat dalam kondisi
apapun
³$OODKWLGDNPHPEHEDQLVHVHRUDQJPHODLQNDQVHVXDLGHQJDQ
NHVDQJJXSDQQ\DLDPHQGDSDWSDKDODGDULNHEDMLNDQ\DQJ
GLXVDKDNDQQ\DGDQLDPHQGDSDWVLNVDGDULNHMDKDWDQ\DQJ
GLNHUMDNDQQ\DPHUHNDEHUGRD³<D7XKDQ.DPLMDQJDQODK
(QJNDXKXNXP.DPLMLND.DPLOXSDDWDX.DPLWHUVDODK<D7XKDQ
.DPLMDQJDQODK(QJNDXEHEDQNDQNHSDGD.DPLEHEDQ\DQJEHUDW
VHEDJDLPDQD(QJNDXEHEDQNDQNHSDGDRUDQJRUDQJVHEHOXPNDPL<D
7XKDQ.DPLMDQJDQODK(QJNDXSLNXONDQNHSDGD.DPLDSD\DQJWDN
VDQJJXS.DPLPHPLNXOQ\DEHULPD¶DÀDKNDPLDPSXQLODKNDPLGDQ
UDKPDWLODKNDPL(QJNDXODKSHQRORQJ.DPL0DNDWRORQJODK.DPL
WHUKDGDSNDXP\DQJND¿U´(QS. Al-Baqarah [2]: 2 6)
PENDALAMAN MATERI
Shalat Sunnah adalah semua shalat selain shalat fardhu salat sunah adalah semua salat
selain salat fardhu yang lima waktu, di mana jika kita menunaikannya akan mendapat ganjaran,
sedangkan jika tidak dilaksanakan tidak mendapat dosa. Salat sunah ada banyak sekali yang
bisa kita kerjakan selagi kita masih mau mendekatkan diri kepada sang Maha Pencipta, Allah
Swt. Salat sunah sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw. untuk kita laksanakan. Salat
sunah terdiri dari sunah muakkad dan sunah gairu muakkad.
2. Salat sunah malam, yaitu salat sunah yang dikerjakan pada malam hari sesudah salat
isya sampai sebelum fajar. Salat sunah malam itu disebut juga salat lail. Waktu yang
paling utama untuk melaksanakan shalat sunnah malam adalah 1/3 malam terakhir.
Nabi Saw. bersabda:
Òô Ć
deUÐìÐíÚõ h÷ dUÐ ó põ \ó x÷}õ aó UÐ{ó _÷ =ó Òõ Ć
ó É ó [UÐ ó RÌó
ô \÷
³5DVXOXOODK6DZWHODKEHUVDEGD6KDODW\DQJSDOLQJXWDPDVHVXGDKVKDODWIDUGXDGDODK
VKDODWPDODP³(HR. Muslim).
Ada beberapa keutamaan salat sunah malam, yaitu :
a. Diberikan kedudukan yang mulia
b. Menentramkan jiwa
c. Doanya terkabul
d. Diberikan pahala
e. Dimasukkan ke dalam surga
Macam-macam salat sunah malam meliputi:
1) Salat Tarawih,
Tarawih merupakan bentuk jamak dari kata WDUZLKDKyang berarti istirahat, dan bisa
juga berarti MDOVDK(duduk). Kemudian perbuatan duduk pada bulan Ramadan setelah
selesai salat malam 4 rakaat disebut WDUZLKDK, karena dengan duduk itu orang-orang
bisa beristirahat setelah lama melaksanakan TL\DPRamadhan.
Hadits Nabi Saw.:
Saw pada bulan Ramadhan maupun selain bulan Ramadan hanya melaksanakan
salat malam sebanyak sebelas rakaat ( rakaat salat Tarawih dan 3 rakaat salat
Witir).
2) Salat Tahajud
yaitu salat sunah yang dilaksanakan pada malam hari sesudah bangun tidur setelah
salat isya, dan waktu yang utama melaksanakannya di sepertiga malam yang terakhir.
Salat sunah tahajud dalam bahasa arab disebut 6KDODWXQ /DLO yang artinya salat di
malam hari. Jumlah rakaat rakaat salat tahajud minimal adalah dua rakaat, dan paling
banyak atau maksimal bisa sebanyak-sebanyaknya sesuai dengan kemampuan. Nabi
Saw, beliau pernah mengerjakan salat tahajud sebanyak 10 rakaat ditambah 1 rakaat
sunat witir, pernah juga rakaat ditambah 1 rakaat sunat witir, dan dan pernah juga
rakaat ditambah 3 rakaat sunat witir. Jadi dalam melaksanakan salat tahajud sebaiknya
ditambah dengan salat sunat witir.
Allah Swt. ber rman:
3) Salat Witir
Witir artinya ganjil, jadi salat witir ialah salat sunah yang dilakukan pada malam hari
dengan jumlah rakaatnya ganjil, paling sedikit 1 rakaat dan paling banyak 11 rakaat.
Salat witir hukumnya sunah PXDNNDGDK. Salat witir disunahkan setiap hari dan tidak
hanya pada bulan Ramadan.
Waktunya adalah mulai setelah salat Isya sampai dengan salat subuh. Kalau seseorang
merasa khawatir akan tidak melaksanakan salat witir di tengah atau akhir malam,
maka ia sebaiknya melaksanakannya setelah salat Isya, atau setelah salat tarawih pada
bulan Ramadhan. Salat witir tidak disunahkan berjamaah, kecuali bersama dengan
salat tarawih.
´6LDSD GL DQWDUD NDOLDQ \DQJ NKDZDWLU WLGDN EDQJXQ GL DNKLU PDODP KHQGDNQ\D LD
ZLWLUGLDZDOPDODPODOXLDWLGXU'DQVLDSDGLDQWDUDNDOLDQ\DQJ\DNLQEHQDUELVD
EDQJXQGLDNKLUPDODPPDNDKHQGDNQ\DLDEHUZLWLUGLDNKLUPDODP6HEDEEDFDDQ
GLDNKLUPDODPGLKDGLUL0DODLNDWGDQOHELKXWDPD´(HR. Muslim, Al-Tirmidzi, Ibnu
Majah, dan Ahmad)
Salat witir merupakan salat penutup dari seluruh salat malam.
õ= ÷ cô õ>Ćó É
ìÐíÚÐ}ð >÷íõ õ h÷ dUn õ dô _ó @Ð
ó }ó BËÐ ó õ h÷ dó L
÷ ó d Hó í ó ô dĝ UÐ d É
ó ´ õ fUÐ
én ó Só
hdLaY
1DEL 0XKDPPDG 6DZ EHUVDEGD ³-DGLNDQODK ZLWLU VHEDJDL DNKLU VDODW PDODPPX´
(H.R Muttafaq ‘Alaih)
3. Salat Idain, yaitu dua salat hari raya bagi umat Islam, yang pelaksanaannya pada
waktu duha. Hukum melaksanakan salat ‘idain adalah sunah muakkad, artinya sunah
yang dikuatkan dan senantiasa dikerjakan oleh Nabi Saw.
Rasulullah Saw. bersabda :
õ Õó }õ ÷ iô ë÷ Ìó ó d Hó í
R ó õ h÷ dó L
ó dUÐ
ô ó õ dĝ UÐéô ÷ Hô Únó
d É ó ê¬ Ìô ÷ Ló
ó i}ó Yó Ìó q÷ Uó nSó pó h ]õ L
dYíîÚnUÐìÐíÚÚõ í÷ ô{ UÐ õ íó Ùó í
ô ÓÐ ó ó íó ó õ>Ðó _UÐ
h÷ UÐ ó ÷ úÐ ó íó }õ ]÷ aUÐ
õ
Artinya : ³'DUL 8PPL µ$WL\DK LD EHUNDWD 5DVXOXOODK 6DZ WHODK PHQ\XUXK NDPL
XQWXNNHOXDUSDGDKDULUD\D)LWULGDQKDULUD\D$GKDGHQJDQPHQJDMDNSDUDJDGLV
SHUHPSXDQ \DQJ VHGDQJ KDLG GDQ KDPED SHUHPSXDQ NH WHPSDW VDODW KDUL UD\D
SHUHPSXDQ\DQJVHGDQJKDLGWLGDNPHQJHUMDNDQVDODW´ (H.R Bukhari dan Muslim)
b) Mandi, berhias, memakai pakaian yang paling bagus dan memakai wangi-
wangian.
c) Makan sebelum salat Idul Fitri, sedangkan Idul Adha makannya sesudah salat
ied.
d) Berangkat menuju tempat salat Id dan pulangnya dengan jalan yang berbeda.
A ó Ô
ó gô Lô Øó Ìø ò Ćó ó õ= dh ó én
ó õin Éó í÷ Ì
õ dõ B ô õ=Ìó ÷ Ló
ó ô dĝ UÐó õ Úó Òó }ó x÷}ó w
ó Só ô f÷ L
} >÷íõ dó Ló êò ó÷ iíó º ó \UÐ õ Éó íó º }ò g÷ Ió ¬ Tô ÷ Yõ êò nx Ìó põ ?ó Ć?ó êõ ÷ Éó Ó
´ ÒĆ ó Yô Ìó
hdLaYò
'DUL $EX +XUDLUDK UD ,D EHUNDWD ´.HNDVLKNX 5DVXOXOODK VKDOODOODKX DODLKL ZD
VDOODPWHODKEHUZDVLDWNHSDGDNXWHQWDQJWLJDSHUNDUDDJDUMDQJDQDNXWLQJJDONDQ
KLQJJD PDWL 3XDVD WLJD KDUL VHWLDS EXODQ VDODW 'KXKD GDQ WLGXU GDODP NHDGDDQ
VXGDKPHODNXNDQVDODW:LWLU´ (H.R Muttafaq ’Alaih)
Setelah melaksanakan salat dhuha disunah membaca doa sebagai berikut:
ó õ dĝ UÐé
ô dĝ UÐö É ô Hô Ú ó Só én
ó én ó ô dĝ UÐó õ Ú
ó Só ô f÷ L õ L
ó ò a ó` Yô õ =÷ dUÐ{ ÷ ó ÷ Ló
õ } T“
pó hó wÐ ó ÷ eó õU”põ ó õUn UÐ Rõ én õ }õ `÷ eó U÷Ðó ÷ Só Ð d´ É
ó Só ?ô Ñ õ dó Ló
ó ó d Hó íó h
ó ó Êó nI
îÚnUÐìÐíÚpð f Hô Ün wó |ó ó ó xó ë÷ Ðó
ô fUÐn
³'DUL$EGXOODKELQ0XJDIIDO5D,DEHUNDWD5DVXOXODK6DZEHUVDEGD6DODWODK
VHEHOXPPDJULE6DODWODKVHEHOXPPDJULENHPXGLDQSDGDNDOL\DQJNHWLJDEHOLDX
EHUVDEGD³EDJL\DQJPHQJKHQGDNLQ\D´%HOLDXEHUVDEGDGHPLNLDQNDUHQDWDNXW
RUDQJRUDQJPHQJDQJJDSNQ\DVHEDJDLVXQDKPXDNNDG´ (HR. Bukhari).
õ dó Ló ô dUÐ
h ó õ dĝ UÐé
d É ô Hô Úó én ó Só ô f÷ Ló ô dö UÐó õ Úó ò a ó` Yô õ =÷ õ dĝ UÐ{õ ÷ Ló ÷ Ló
ó Só én
ó ÷ eó õU”põ ó õUn UÐ Rõ én
pLne@ÐìÐíÚ“Êó nI ó Só ?ô Òñ Ć ó õ hi÷ Ùó Ðó ¬ Tô ó h÷ =ó ó d Hó íó
ó É
³'DUL$EGXOODKELQ0XJDIIDO5D,DEHUNDWD5DVXOXODK6DZEHUVDEGDDQWDUDNHGXD
D]DQLWXDGDVDODWVXQDKDQWDUDNHGXDD]DQLWXDGDVDODWVXQDKNHPXGLDQSDGDNDOL
\DQJNHWLJDEHOLDXEHUVDEGD³EDJL\DQJPHQJKHQGDNLQ\D´. (HR. Jamaah)
ó R n fó d÷ Bó {óó R {ó õ ÷ eó U÷Ð ó Bó Øó Aó ìô Êó ÐØó Úõ }´ ô xó ó d Hó íó õ h÷ dó Ló ô dĝ UÐ d Éó
n fó õ= d [ó
}ó eó bó U÷Ðíó ë õÎó d Hó íó õ h÷ dó Ló ô dĝ UÐ d É
ó e÷ ZUÐ ó bó Ró ô e÷ ZUÐ
ó én q÷ dó ó i÷Ð A
ó õ h÷ ó _ó T÷Úó
÷ cô õ= nYó
ó Zó c÷ xô AÐ ó d´ [ó
ó Lô Ø÷ ÐíÐ ô eô ô x÷Ìó ÚÐ
ó R neó w ó Ùó õlRó {ò Aó Ìó Ó
õ ÷ eó õUën
õ aó õ có f÷ xó øó
³.DPL SHUQDK GXGXNGXGXN EHUVDPD 5DVXOXOODK 6DZ ODOX WHUMDGL JHUKDQD PDWDKDUL
0DND1DELEHUGLULGDQEHUMDODQFHSDWVDPELOPHQ\HUHWVHOHQGDQJQ\DKLQJJDPDVXNNH
GDODPPDVMLGPDNDNDPLSXQLNXWPDVXNNHGDODPPDVMLG%HOLDXODOXPHQJLPDPLNDPL
VDODWGXDUDNDDWKLQJJDPDWDKDULNHPEDOLQDPSDNEHUVLQDU6HWHODKLWXEHOLDXEHUVDEGD
³6HVXQJJXKQ\D PDWDKDUL GDQ EXODQ WLGDN PHQJDODPL JHUKDQD GLVHEDENDQ NDUHQD
PDWLQ\D VHVHRUDQJ -LND NDOLDQ PHOLKDW JHUKDQD NHGXDQ\D PDND GLULNDQODK VDODW GDQ
EHUGRDODKKLQJJDVHOHVDLJHUKDQD\DQJWHUMDGLSDGDNDOLDQ´ (HR. Al-Bukhari).
4. Salat Istikharah
Salat istikharah adalah salat sunah dua rakaat dikerjakan menjelang tidur malam hari.
Tujuan agar dipilihkan yang lebih baik dari dua pilihan oleh Allah Swt. Pilihan tersebut
ditunjukan lewat mimpi tidur malam.
Apabila sekali salat istikharah belum diberi pilihan oleh Allah Swt. maka agar malam-
malam berikutnya diulang salat lagi sampai Allah memberikan pilihan.
Dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah ra., beliau berkata,
MENGANALISA
Iwan merasa tidak perlu melaksanakan salat sunah. Baginya cukup melaksanakan salat
1.
fardu lima waktu saja. Mengapa kita perlu melaksanakan salat sunah?
Ketika diajak melaksanakan salat duha, Rina menolak karena belum pernah
2. melaksanakan salat duha sebelumnya. Mengapa kita perlu memahami tata cara
melaksanakan salat sunah?
Nina heran mengapa saat terjadi gerhana, ayahnya mengajak melaksanakan salat sunah.
3.
Mengapa perlu mengetahui macam-macam salat sunah?
Ketika hari raya idul trih, bunda sibuk mempersiapkan hidangan untuk open house
4.
sehingga tidak melaksanakan salat id. Bagaimana pendapat kalian?
Siti membiasakan diri bangun malam dan melaksanakan salat tahajud, terutama saat
5. menjelang UAS. Mengapa perlu mengetahui hikmah atau manfaat melaksanakan salat
sunah?
Pada suatu hari ia bertemu dengan seorang kontraktor perumahan. Ia mendapat penawaran
dari kontraktor itu untuk membuat 5000 sumur bor.
Mulanya ia ragu-ragu karena tidak punya modal. Namun setelah mengeluh kepada Allah
setelah salat dhuha, ternyata ada jalan lapang yaitu Kontraktor tersebut berkenan mambayar
uang muka 50 % persen dari total biaya yang telah disepakati dan 50 % lagi akan dilunasi saat
sumur bor telah selesai pengerjaannya.
Proyek selesai dan ia mendapatkan keuntungan besar. Semenjak itu ia berkeliling tidak
lagi menggunakan sepeda angin tetapi ia telah dapat membeli mobil dan rumah. Pekerjaan
cukup diserahkan kepada anak buah.
Dalam kurun 2 tahun, ia menjadi miyarder. Proyek besar berpihak kepadanya dengan
memenangkan tender. Hingga suatu hari sebuah perusahaan rokok terkenal memberi proyek
pengeboran air tanah. Sebenarnya sudah sepuluh kontraktor lain telah mencobanya tetapi selalu
gagal.
Mulanya ia ragu menerima tawaran besar itu, namun akhirnya diserahkan nasib dan semua
urusan kepada Allah. Ia mengerjakan pekerjaan tersebut. Sebelum memulai pekerjaan, semua
anak buahnya diminta untuk terlebih dahulu mengerjakan salat dhuha.
Hasilnya luar biasa. Setelah pengeboran berlangsung satu minggu, air tanah yang
berkualitas didapatinya. Pemilik perusahaanpun merasa puas.
Tahukan anda berapa ia mendapat pembayaran itu ? Dua lobang sumur bor berikut dengan
jaringannya, ia menerima uang sebanyak dua milyar. Pekerjaan itu hanya butuh waktu dua
bulan. Subhanallah ... Luar biasa ..
(Dikutip dari Buku :Bertambah Kaya Lewat salat Dhuha)
Tugas
RANGKUMAN
1. Salat sunah adalah semua salat selain salat fardhu yang lima waktu dimana jika
kita menunaikannya akan mendapat ganjaran sedangkan jika tidak dilaksanakan
tidak mendapat dosa. Salat sunah ada banyak sekali yang bisa kita kerjakan
selagi kita masih mau mendekatkan diri kepada sang Maha Pencipta, Allah Swt.
2. Salat sunah muakkad adalah salat sunah yang sangat dikuatkan (selalu
dikerjakan) Rasulullah Saw. salat sunah muakkad merupakan salat yang betul-
betul dianjurkan untuk dikerjakan bagi umat Islam sebagaimana Nabi juga
melakukannya. Salat sunah muakkad terdiri dari beberapa macam, diantaranya :
a. Salat sunah rawatib, yaitu salat sunah yang dikerjakan mengiringi salat
fardu lima waktu, baik yang dilakukan sebelumnya (Qabliyah) maupun
sesudahnya (Ba’diyah)
b. Tarawih merupakan bentuk jamak dari kata tarwihah yang berarti istirahat,
dan bisa juga berarti jalsah (duduk). Kemudian perbuatan duduk pada bulan
Ramadhan setelah selesai salat malam 4 rakaat disebut tarwihah; karena
dengan duduk itu orang-orang bisa beristirahat setelah lama melaksanakan
qiyamul Ramadhan.
c. Salat Tahajud, yaitu salat sunah yang dilaksanakan pada malam hari sesudah
bangun tidur setelah salat isya, dan waktu yang utama melaksanakannya
di sepertiga malam yang terakhir. Salat sunah tahajud dalam bahasa arab
disebut Sholatun Lail yang artinya salat di malam hari.
d. Salat Witir ialah salat sunah yang dilakukan pada malam hari dengan jumlah
rakaatnya ganjil, paling sedikit 1 raka’at dan paling banyak 11 raka’at. Salat
witir hukumnya sunah muakkadah. Salat Witir disunahkan setiap hari dan
tidak hanya pada bulan Ramadhan
e. Salat Idain, yaitu dua salat hari raya bagi umat Islam, yang pelaksanaannya
pada waktu dhuha. Hukum melaksanakan salat idain adalah sunah muakkad,
artinya sunah yang dikuatkan.
f. Salat sunah tahiyatul masjid adalah salat sunah dua rakaat yang di kerjakan
sesaat setelah kita memasuki masjid. Salat tahiyatul masjid dilaksanakan
sebanyak dua rakaat sebelum duduk di dalam masjid. Bacaan-bacaan salat
tahiyatul masjid sama dengan bacaan salat yang lainnya, hanya niat saja
yang berbeda.
g. Salat Sunah Duha adalah salat sunah yang dikerjakan pada waktu dhuha,
yaitu ketika matahari telah terbit atau naik kurang lebih 7 hasta hingga terasa
panas menjelang salat dzhur. Salat dhuha dilakukan dalam satuan dua rakaat
sekali salam.
3. Salat sunah gairu muakkad adalah salat sunah yang tidak dikuatkan (kadang-
kadang dikerjakan Rasulullah Saw, kadang-kadang tidak dikerjakan). Salat
sunah gairu muakkad terdiri dari beberapa macam, diantaranya :
a. Salat sunah rawatib gairu muakkad, meliputi: empat rakaat sebelum salat
Ashar, dua rakaat sebelum salat magrib, dua rakaat sebelum salat Isya.
b. Salat LVWLVTD’ (mohon hujan), yaitu salat untuk meminta hujan ketika musin
kemarau. Hukumnya sunah biasa, dikerjakan 2 rakaat saja bertempat di
tanah lapang dengan berjamaah ketika musim kemarau.
c. Salat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah .KXVXI
( ) dan juga .XVXI ( ) sekaligus. Secara bahasa, kedua
istilah itu sebenarnya punya makna yang sama. Salat gerhana matahari
dan gerhana bulan sama-sama disebut dengan .XVXI dan juga .KXVXI
sekaligus. Namun masyhur juga di kalangan ulama penggunaan istilah
NKXVXI untuk gerhana bulan dan NXVXI untuk gerhana matahari.
d. Salat istikharah adalah salat sunah dua rakaat dikerjakan menjelang tidur
malam hari. Tujuan agar dipilihkan yang lebih baik dari dua pilihan oleh
Allah Swt. Pilihan tersebut ditunjukan lewat mimpi tidur malam
PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami ajaran Islam mengenai salat sunah maka seharusnya kita memiliki
sikap sebagai berikut :
1. Religius atau taat kepada agama, karena meyakini dan melaksanakan ajaran-ajarannya
dengan baik
2. Disiplin, karena seseorang yang taat pasti dia disiplin dalam melaksanakan shalat
sunnah tepat waktu
3. Kreatif, karena ia akan berusaha melaksanakan shalat sunnah dengan baik, di sela-
sela kesibukannya di dunia ini.
4. Rasa ingin tahu, karena dia akan berusaha mencari pemecahan dari problem yang
dialaminya dalam menjalakan shalat waktu
5. Tanggung jawab, karena dia menyakini bahwa semua perbuatannya di dunia ini akan
dipertanggungjawankannya