You are on page 1of 13
Laboratorium Pengujian Beton Politeknik Negeri Ujung Pandang JOB3 PENGUJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG ‘A. TUJUAN 1. Dapat menentukan kuat lentur struktur beton bertulang, 2. Dapat membedakan tipe keretakan yang terjadi akibat keruntuhan lentur dan ‘geser pada struktur balok B. DASAR TEORI Berdasarkan ASTM 87-01 keruntuhan pada balok ada dua jenis yaitu, keruntuhan geser dan keruntuhan lentur. Keruntuban geser di akibatkan oleh gaya lintang sedangkan keruntuhan lentur diakibatkan oleh momen lentur. Gaya geser balok menyebabkan terjadinya keretakan geser dimana geser yang lebih besar terjadi dekat dengan tumpuan balok. Balok memiliki dua jenis tulangan yaitu, tulangan tarik dan tulangan tekan.Tulangan tekan tidak hanya berfungsi sebagai tulangan tekan tetapi juga berfungsi untuk mengurangi lendutan jangka panjang akibat beban tetap, ‘meningkatan daktilitas serta mengubah keruntuhan tekan menjadi keruntuhan tarik. ‘Adapun literatur yang dingunakan sebagai acuan untuk pengujian lentur balok beton bertulang adalah SNI 4431:2011 tentang cara wii kuat lentur beton normal dengan ‘dua tit pembebanan. Retak diakibatkan penurunan yang tidak seragam, susut, beban bertukar arah, Pada kondisi lapangan, variasi pola retak berbeda dengan lainnya, Hal tersebut dikarenakan perbedaan tegangan tarik yang ditimbulkan oleh beban dari retak permukaan yang tidak dapat terlihat secara kasat mata Pada balok yang memiliki tulangan memanjang diperlukan penulangan secara transversal atau biasa disebut dengan tulangan geser untuk mencegah pembentukan retak miring, terdapat tiga jenis keretakan pada balok yaitu : 1. Retak lentur (flexural crack) Retakan ini terjadi hampir tegak lurus dengan pada daerah yang memiliki momen Jentur yang besa. 2. Retak geser lentur (flexural shear erack) Kelompok I / 3A D3 TKG Jurusan Teknik Sipil CC Perambatan diagonal dari retak lentur yang terjadi sebelumnya. 3. Retak tarik diagonal (web shear crack) Retak tarik terjadi pada garis netral. Hal ini terjadi saat gaya geser maksimum dan tegangan aksial sangat kecil Berikut gambar tiga jenis keretakan pada balok: een ry peer tg C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Penggaris b. Flexural machine (Mesin uji lentur) ec. Kapur d. Spidol 2. Bahan ‘a. Balok beton bertulang normal ukuran 60 x 15 x 15 cm b. Balok beton bertulang dengan bahan tambah ukuran 60 x 15 x 15 em Laboratorium Pengu; @ Politeknik Negeri Ujung Pandang NGKAH KERJA Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan Membuat garis Kotak —kotak pada salah satu sisi balok dengan ukuran 2 x 2 em ‘Memasang dua buah perletakan dengan lebar bentang tiga kali jarak ttik —tiik pembebanan, lalu memasang slat pembebanan sehingga mesin tekan beton berfungsi sebagai alat uji lentur 4. Mengatur pembebanan dan skala pembacaannya 5, Menempatkan benda uji yang sudah diberi tanda diatas perletakan sedemikian sehingga tanda tumpuan yang dibuat pada benda uji tepat pada pusat tumpuan dari alatuji, dengan kedudukan sisi atas benda uji pada waktu pengecoran berada pada bagian samping alat penckan dan menyetuh bends uji pada sepertiga| bentang titik tumpuan 6. Menghidupkan mesin sampai pembebanan menyebabkan patahnya benda uji 7. Mengambil benda uji dari mesin, pee rmeneapai beban maksimum yang Jalu mengukur lebar retak dari benda uji tersebut 8. Melakukan analisa perhitungan berdasarkan data yang diperoleh DATA DAN ANALISA PERHITUNGAN > Beton Normal 1. Data Penguji a = 60x 15x15 em 'b. Mutu Beton = 32 MPa c. P Maks = 74,65 KN 2. Perhitungan reaksi perletakan dan momen m Penampang) a. Bahan = fyO8mm = 404,77 Mpa -p = 0,95 - SL) > 0,65 (Pe> 30MPa) = 0,84 = Sengkang =06mm Sy 2350 kg/m? = 23,50 KNim? — ‘Volume balok_beton ),15 x 0,15 x. 0,0135 m’ Kelompok 11 /3A D3 TKG Jurusan Teknik Sipil ~ —<$—$—— Laboratorium Pengujian Beton Politeknik Negeri Ujung Pandang ~ Berat besi /m? 0,395 x 2 x 0,60] /0,0135 m° 5,11 kg/m? = 0,35 kN/m? + Berat /m'8 mm = 0,395/m" = Berat /m’06 mm = diabaikan = @ beton bertulang 3,50 KNim' + 0,35 kNim? = 23,85 kN/m? = Berat beton =0,0135 m? x 23,50 kNim? 13173 KN = Berat besi = 0,395 x2.x 0,60 = 0,474 kg = 0,0047 kN ~ Berat total erat beton + berat besi ),3173 KN + 0,0047 KN = 0,3220 KN = Beban merata = 522M 954 kN 0,607, b. Analisa Perhitungan 150 ee A E | | alee AS =3D8 =3xG eD*) =3xGr8) = 150,8 mm d= 150-20-5 = 125mm As fe oe 150,80 * 350x125 108 A 0008 Kelompok I /3A D3 TKG Jurusan Teknik Sipil _ i re Laboratorium Pengujian Beton Politeknik Negeri Ujung Pandang Pia 600 o0sty 600 soosa0n77 Prosks Pin Sp S Pats 0,0035 < 0,008 < 0,030 okt Karena tulangan diasumsikan leleh, maka fs = fy ~ Hitung tegangan ekuivalen a c=r ery Dasx sex’ ss09240477 asx 32150 a = Cok kapasitas Mn = Asfy.(d—$ = 150,8 x 404,77 x (125 -* = 7173340,42 Nmm =7,17 Nm einstein ae Te Kelompok I /3A D3 TKG Jurusan Teknik Sipi Mn = $Px0,2 317 = 4Px02 P = 71,7 KN (P teoritis) ~ Perhitungan Mmax terhadap beban P td Mmax = = 7 PL->P>L x 2 1 2 x 74,65 x 250-2 x 74,65 x 2x 100 = 8140 kNmm = 8,140 kNm Selisih Pmaks dan Pteoritis yang terjadi = 74,65 - 71,7 = 2,95 KN Laboratorium Pengujian Beton Politeknik Negeri Ujung Pandang Selisih persentase Mn dan Mmax yang terjadi _ 8140-717 ccca7dy = 13,52% x 100% Dari hasil percobaan struktur balok diperoleh pola retak sebagai berikut : Pola keretakan pada balok beton bertulang tanpa menggunakan bahan tambah terjadi pada 1/3 bentang tengah balok dengan lebar retakan pertama sebesar 50 ‘mm dan lebar retakan kedua sebesar 30 mm, > Beton dengan Bahan Tambah 1. Data Pengujian 4. Ukuran sampel = 60. 15x 15. em €. Mutu Beton =32MPa f P Maks = 95,37 KN 2. Perhitungan reaksi perletakan dan momen maksimum balok (Analisa Kapasitas Penampang) a. Bahan ~ fy 08 mm = 404,77 Mpa - 2B = 0,85 — 22505-39065 (re >30 MPa) = 0,84 ~ Sengkang = 06mm + Yoeton = 2350 ky/m!= 23,50 KNim! + Volume balok beton = 0,15 x 0,15 x 0,60 =0,0135 m? nae Jurusan Teknik Sipil _ Laboratorium Pengujian Beton Politeknik Negeri Ujung Pandang eee Berat besi 395 x 2.x 0,60) / = 35,11 kg/m? = 0,35 kNim? = Berat /m’98 mm =0,395/m" + Berat /m’96 mm = diabaikan = @beton bertulang = 23,50 kNim? + 0,35 kN/m? = 23,85 kNim? ~ Berat beton = 0,0135 m? x 23,50 kNim?* =0,3173 KN = Berat besi = 0,395 x2 x 0,60 = 0,474 kg = 0,0047 KN - Berat total = Berat beton + berat besi = 0,3173 KN + 0,0047 KN = 0,3220 KN SBEROEN 9,54 kl = = E a & d —-=150-20-5 _ 150.80 * q50x 125 = 0,008 | Se Kelompok I /3A D3 TKG Jurusan Teknik Sipil m7 m7 Mn Px 0,2 ak TAT = 3 P x02 ¥ = 71,7 kN (P teoritis) ~ Perhitungan Mmax terhadap beban P opie Ps Mmax = = >PL-3P3L = £5 95,37x 250-4x 95,37 x+x 100 2 2 2 = 9537 kNmm = 9,537 kNm Selisih Pmaks dan Pteoritis yang terjadi = 95,37 -71,7 = 23,67 KN Laboratorium Pengujian Beton Politeknik Negeri Ujung Pandang na aw a Mn = 3Px02 717 -= $Px02 PB -=TL,7N (P teoritis) ~ Perhitungan Mmax terhadap beban P aye Mmax = 5PL-ZP3L 95,37 x 250 -2x 95,37 x5 100 2 = 9537 kNmm = 9,537 kNm Selisih Pmaks dan Pteoritis yang terjadi =95,37-71,7 =23,67KN Lo Kelompok 11/34 D3 TKG (©) Jurusan Teknik Sipil Laboratorium Pengujian Beton Politeknik Negeri Ujung Pandang Sel persentase Mn dan Mmax yang terjadi 9537-747 = Sx 100% 33.01% Dari hasil pereobaan struktur balok diperoleh pola retak sebagai berikut : Pola keretakan pada balok beton bertulang menggunakan bahan tambah terjadi pada 1/3 bentang tengah balok dengan lebar retakan < 0,5 mm. F. KESIMPULAN ‘Berdasarkan pengujian kuat lenturbalok beton bertulang tanpa bahan tambah didapatkan hasil Mn sebesar 7,17 kNm dan Mmax sebesar 8,140 kNm. Sehingga, diperoleh nilai selisih persentase dari Mn dan Mmax yang terjadi yaitu sebesar 13,52%, Sedangkan pada pengujian kuat lentur balok beton bertulang dengan bahan tambah didapatkan hasil Mn sebesar 7,17 kKNm dan Mmax sebesar 9,537 kNm. Schingga diperoteh hasil selisih persentase dari Ma dan Mmax yang terjadi yaitu sebesar 33,01%. Fy baja tulangan yang digunakan tidak sesuai dengan fy baja tulangan pada benda uji balok beton bertulang menggunakan bahan tambah dan balok beton bertulang tanpa bahan tambah, sehingga perbandingan antaraP ji dan P teorits yang diperolch menghasilkan selisih sebesar 23,67 KN pada beton dengan bahan tambah dan 2,95 kN pada beton tanpa bahan tambah. Berdasarkan pengamatan pada balok beton bertulang menggunakan bahan tambah, pola retakan yang terjaditermasuk dalam jenis pola retak lentur. Sedangkan untuk balok betok tanpa bahan tambah, pola retakan yang terjadi termasuk dalam jenis pola retak geser lentur. Kelompok I1/3A D3 TKG we Jurusan Teknik Sipil Laboratorium Pengujian Beton Politeknik Negeri Ujung Pandang Gambar 3.1 Membuat sketsa pada Gambar 3.2 Mengatur pembebanan satu sisi penampang balok untuk pengujian balok bertulang Gambar 3.3 Meletakkan balok ke Gambar 3.4 Hasil pengujian kuat

You might also like