You are on page 1of 266

Cetakan 1

0
Cetakan 1
Computational Thinking
Mata Kuliah Pilihan

Pendidikan Profesi Guru


PraJabatan Tahun 2022

Kurator/Penulis :
Vania Natali

Penelaah:
Nus Primata Nugraheni, ST., MBA
Dr.Nur Arifah Drajati, M.Pd
Dr. Farikah, M.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2022
Direktorat Pendidikan Profesi Guru
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan

Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (UUGD). mengamatkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam Pasal 8
UUGD menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.

Sesuai dalam Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi bahwa pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah
program sarjana yang menyiapkan Mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan
persyaratan keahlian khusus.

Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan merupakan program pendidikan yang


menyiapkan guru sebagai sumber daya manusia berkualitas untuk memenuhi
kondisi ideal guru di Indonesia yang meliputi aspek kuantitas, distribusi, kualifikasi,
dan kompetensi. PPG Prajabatan bertujuan menghasilkan guru profesional
pemula yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila, semangat gotong royong, dan
mampu menggunakan teknologi digital, serta melahirkan hal-hal yang inovatif dan
kreatif. Selain itu, PPG Prajabatan menekankan pada konsep Merdeka Belajar,
yang berpusat kepada peserta didik dan pembelajarannya, berkomitmen menjadi
teladan dan pembelajar sepanjang hayat serta memiliki dasar-dasar
kepemimpinan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, PPG Prajabatan mengedepankan penguatan


kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional melalui clinical practice atau program praktik lapangan
yang diintegrasikan dalam perkuliahan. Sebagai calon guru pemula, mahasiswa
PPG Prajabatan perlu dibekali pengalaman pembelajaran yang bermakna yang
nantinya akan bermanfaat ketika mereka mengajar di kelas. Hal ini dilaksanakan
dengan perkuliahan berbasis kegiatan dan refleksi yang dikombinasikan dengan

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 1


praktik lapangan, termasuk di sekolah tempat guru pemula akan ditugaskan.
Pelaksanaan PPG Prajabatan melibatkan pengajar dari unsur akademisi, praktisi
pendidikan, dan Guru Penggerak. Keterlibatan pengajar dari berbagai unsur ini
bertujuan untuk menjembatani teori dan praktik di lapangan.

Paket-paket modul digunakan dalam perkuliahan yang dilaksanakan selama dua


semester melalui tiga kelompok mata kuliah, yaitu: Mata Kuliah Inti, Mata Kuliah
Pilihan Selektif, dan Mata Kuliah Pilihan Elektif. Setiap modul perkuliahan
mencakup komponen Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dan asesmen,
perangkat pembelajaran, dan isi modul. Asesmen ketercapaian CPMK
dilaksanakan di antaranya melalui projek, studi kasus, portofolio, dan tes.
Perangkat pembelajaran meliputi Lembar Kerja (LK), media, dan sumber belajar
yang dilengkapi dengan pranala ke sumber belajar lainnya sebagai pengayaan.

Isi modul disusun berdasarkan alur MERDEKA, yaitu: Mulai dari diri (M), Eksplorasi
konsep (E), Ruang kolaborasi (R), Demonstrasi kontekstual (D), Elaborasi
pemahaman (E), Koneksi antar materi (K), dan Aksi nyata (A). Modul dengan alur
MERDEKA diharapkan dapat membantu mahasiswa mempersiapkan diri dalam
mencapai tuntutan profesi sebagai agen yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mampu mencetak generasi yang membawa perubahan ke hal yang lebih baik.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim
penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif
mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu terlaksananya PPG
Prajabatan. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang
kita lakukan demi pendidikan Indonesia. Amin.

Jakarta, September 2022


Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan,

Dr. Iwan Syahril, Ph.D

2 | Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya


Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah mengambil


kebijakan untuk secara bertahap mengganti guru-guru yang memasuki masa
pensiun/purna tugas melalui pengangkatan guru baru yang telah lulus Pendidikan
Profesi Guru Prajabatan (PPG Prajabatan).

Kebijakan tersebut menuntut kesiapan Lembaga Pendidikan Tenaga


Kependidikan (LPTK) menyelenggarakan PPG Prajabatan dengan jumlah peserta
PPG Prajabatan sesuai dengan kebutuhan dan kualitas lulusan untuk menjawab
tantangan kebutuhan pendidikan di sekolah.

Menanggapi tuntutan tersebut, Direktorat Pendidikan Profesi Guru (Direktorat


PPG) mengkoordinasikan proses peningkatan kapasitas LPTK dalam
menyelenggarakan PPG Prajabatan dalam hal jumlah dan mutu pendidikan. Untuk
menanggapi tuntutan kualitas penyelenggaraan PPG Prajabatan, salah satu
aktivitas yang telah dilakukan oleh Direktorat PPG, di bawah arahan Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, telah mengembangkan Modul PPG
Prajabatan. Hasil pengembangan tersebut dimuat di dalam dokumen ini.

Modul PPG Prajabatan memuat materi, alur, aktivitas, dan penugasan mahasiswa
PPG Prajabatan. Kami berharap dengan adanya Modul PPG Prajabatan ini
penyelenggaraan PPG Prajabatan di seluruh LPTK dapat terselenggara secara
terstandar agar dihasilkan guru yang memiliki profil dan kompetensi sesuai
kebutuhan perkembangan dunia pendidikan secara global.

Kami berterimakasih kepada LPTK penyelenggara PPG Prajabatan atas


dukungan dan kerjasama dalam menyelenggarakan amanat Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Jakarta, September 2022


Plt. Direktur Pendidikan Profesi Guru,

Temu Ismail, S.Pd., M.Si.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 3


Kata Pengantar Penyusun Mata Kuliah

Computational Thinking atau yang selanjutnya disingkat dengan CT adalah proses


berpikir dalam memformulasikan persoalan dan berstrategi dalam memilih solusi
yang paling efektif, efisien, optimal untuk dikerjakan oleh agen pemroses
informasi. Agen informasi ini dapat berupa manusia atau komputer (perangkat
keras, perangkat lunak atau kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak).
Saat ini, CT yang dinyatakan sebagai literasi baru abad ke-21, di Indonesia
diimplementasikan dalam Kurikulum Merdeka. Namun, karena CT adalah hal yang
termasuk baru di Indonesia, masih terdapat beberapa kesalahan persepsi tentang
CT, misalnya menganggap CT itu berpikir seperti komputer atau CT itu identik
dengan pemrograman. Maka selain mengoreksi salah persepsi tentang CT, mata
kuliah CT dalam pendidikan ini perlu untuk memperjelas pemahaman CT bagi para
guru, dan meletakkan CT pada jenjang usia yang sesuai.

Dasar dari CT adalah berbagai konsep dalam bidang Informatika (dalam Bahasa
Inggris: informatics, computing, atau computer science). Berkembangnya ilmu
Informatika berdampak pada semakin banyaknya persoalan yang dapat
diselesaikan dengan bantuan komputer. Komputer terlihat pintar karena dapat
membantu manusia menyelesaikan berbagai persoalan. Kepintaran komputer ini
sebenarnya disebabkan karena adanya para computer scientist yang bekerja di
belakang layar. Computer scientist bekerja sedemikian rupa sehingga komputer
dapat menyelesaikan berbagai persoalan dengan efektif, efisien, dan optimal. Pola
pikir computer scientist inilah yang mendasari CT. Dengan demikian, menjadi jelas
bahwa CT itu bukan mengajarkan manusia berpikir seperti komputer karena
computer scientist adalah seorang manusia yang terus berlatih menyelesaikan
berbagai persoalan. CT adalah proses berpikir yang hasilnya tidak selalu berakhir
dengan membuat program komputer.

Karena CT adalah hal baru, dapat dipahami bahwa masih diperlukan waktu,
latihan, dan adaptasi dari para pendidik untuk mengimplementasikan CT sebagai
literasi. CT perlu diajarkan sesuai usia karena problem yang perlu diselesaikan
pun semakin kompleks seiring dengan perkembangan usia. Karena CT adalah
literasi, maka CT tidak terbatas pada keterampilan kognitif, melainkan berkaitan

4 | Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya


dengan sikap dan penghayatan akan proses berpikir ini. Dengan demikian, CT
tidak dapat diajarkan secara teoritis, melainkan perlu ditularkan oleh guru kepada
para siswanya. Sebelum mengajarkan CT, seorang guru harus menjadi seorang
computational thinker terlebih dahulu.

Mata Kuliah Computational Thinking

Mata Kuliah CT adalah mata kuliah pilihan dengan bobot 2 sks. Mata kuliah ini
bertujuan untuk membantu calon guru agar memahami CT. Tidak hanya itu, tujuan
dari mata kuliah ini adalah juga mengintegrasikan CT dalam mata pelajaran yang
akan diampu oleh masing-masing guru. Sebelum menyusun materi ajar yang
diintegrasikan dengan CT, mahasiswa akan berlatih per tahap agar lebih dapat
memahami dan menghayati CT. Proses belajar diawali dengan dua topik
konseptual, yaitu pemahaman terkait konsep CT dan posisi CT dalam kurikulum.
Setelah itu, mahasiswa berlatih mengimplementasikan CT dalam penyelesaian
persoalan dalam (i) kehidupan sehari-hari (ii) literasi bahasa, sains, numerasi
(PISA/AKM) (iii) persoalan-persoalan lain yang melibatkan analisis data, simulasi,
dan modeling. Setelah itu, CT akan diimplementasikan dalam proyek STEM dan
proyek kreatif lainnya. Hal yang menarik adalah, dengan semakin banyak
mahasiswa membedah dan berlatih tentang CT, mahasiswa akan menyadari
bahwa CT sebenarnya sudah ada di sekitar dan tidak asing.

Setelah melalui berbagai latihan, mahasiswa akan berlatih menyusun RPP yang
sudah diintegrasikan dengan CT. Diharapkan, dengan mengintegrasikan CT,
setiap guru dapat menyampaikan materi ajar dengan lebih baik tanpa mengubah
esensi materi yang ingin disampaikan kepada para peserta didiknya.

Metode Kuliah

Kunci keberhasilan dari belajar CT adalah latihan. Maka, mata kuliah ini
menggunakan thematic activity based learning dengan bobot teori sebesar 40%
dan praktik sebesar 60%. Perkuliahan disampaikan dengan thematic activity
based learning yang terdiri dari inquiry based, problem based, dan project based.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 5


Untuk dapat memperoleh gambaran perkembangan mahasiswa semenjak awal
hingga akhir perkuliahan, bentuk ujian akhir dari mata kuliah ini adalah
penyusunan portofolio. Semenjak pertemuan pertama kuliah, mahasiswa diminta
untuk ‘menabung’ bagian-bagian dari portofolio yang bisa berupa hasil refleksi
mahasiswa maupun artefak atau hasil karya mahasiswa. Pada pertemuan akhir
kuliah, mahasiswa diminta untuk merestrukturisasi bagian-bagian dari portofolio
agar menjadi portofolio yang utuh dan layak dipamerkan. Tentunya, mahasiswa
diminta untuk menerapkan CT dalam penyusunan portofolio tersebut. Inilah
perayaan dari proses belajar CT pada mata kuliah ini.

Materi yang disusun untuk mata kuliah ini terkesan padat, karena tingkat
pemahaman CT guru di Indonesia yang masih beragam sehingga diberikan secara
rinci semuanya secara umum. Inti dari belajar CT adalah mendapatkan
pengalaman dan jalan berpikir CT dari pengajarnya. CT tidak dapat dipelajari
secara terlepas tanpa adanya konteks dan jenjang yang tepat. Jika mahasiswa
sudah memahami CT dengan benar, maka studi lewat kasus perlu ditambah agar
pengetahuan dan pengalaman mahasiswa bertambah. Jika mahasiswa baru
memahami CT, sebaiknya dosen memilih kasus yang sesuai dengan jenjang dan
bidang yang akan diajarkan oleh mahasiswa kelak saat menjadi guru. Dengan
demikian, materi dapat disesuaikan dengan populasi mahasiswa. Kasus juga
dapat disesuaikan sesuai minat dan kemampuan literasi digital mahasiswa.

Harapannya, setelah lulus mata kuliah ini, adalah agar mahasiswa yang akan
menjadi guru bidang apapun dan untuk tingkat/jenjang apapun, akan mampu
mengajar dengan mengintegrasikan Computational Thinking yang merupakan
literasi berpikir abad ke-21, yang penting di era saat ini dimana siapapun perlu
mengintegrasikan “komputasi” dan problem solving yang efektif, efisien dan
optimal dalam kehidupan sehari-hari, entah dengan memanfaatkan teknologi,
teknologi Komunikasi dan Informasi atau tidak. Guru Informatika akan mendalami
dan menambahkan aspek-aspek CT dikaitkan dengan konsep informatika yang
terkait dengan implementasi solusi menjadi program.

6 | Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya


Daftar Isi

Hlm

Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan 1

Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru 3

Kata Pengantar Penyusun Mata Kuliah 4

Daftar Isi 7

Daftar Gambar 14

CPMK dan Asesmen 16

Alur Isi Modul 18

Petunjuk Penggunaan Modul 35

Topik 1 : Pendalaman Pemahaman Computational Thinking 1

1. Mulai Dari Diri 2

1.1. Latar Belakang 2

1.2. Pertanyaan Reflektif (pertanyaan diskusi di kelas) 2

2. Eksplorasi Konsep 3

2.1. Pendekatan Pembelajaran 3

2.2. Paparan Konsep 3

2.3. Lembar Kerja 15

3. Ruang Kolaborasi 16

3.1. Panduan Kerja Kelompok 16

3.2. Pokok Bahasan yang Didiskusikan 17

3.3. Langkah-langkah Penjelasan Diskusi 17

4. Demonstrasi Kontekstual 19

5. Elaborasi Pemahaman 20

6. Koneksi Antar Materi 20

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 7


7. Aksi Nyata 21

Topik 2: CT dalam Kurikulum 23

1. Mulai Dari Diri 23

1.1. Latar Belakang 23

1.2. Persiapan Sebelum Kuliah Tatap Muka 24

2. Eksplorasi Konsep 26

2.1. Pendekatan Pembelajaran 26

2.2. Paparan Konsep 26

2.3. Lembar Kerja Reflektif individual (pertanyaan diskusi di kelas) 40

2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (dikumpulkan, penilaian partisipasi) 41

3. Ruang Kolaborasi 42

3.1. Mekanisme Pembagian Kelompok 42

3.2. Materi Diskusi Kelompok 43

4. Demonstrasi Kontekstual 44

5. Elaborasi Pemahaman 45

6. Koneksi Antar Materi 45

7. Aksi Nyata 46

7.1. Pertanyaan Reflektif (Menjadi Bagian Portofolio) 46

7.2. Portofolio Topik CT dalam Kurikulum 46

Topik 3: CT dalam Problem Solving 47

Subtopik 1: Menyelesaikan Persoalan Sehari-hari dengan CT 47

1. Mulai Dari Diri 48

1.1. Latar Belakang 48

1.2. Pertanyaan Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas) 48

2. Eksplorasi Konsep 48

2.1. Pendekatan Pembelajaran 49

2.2. Paparan Konsep 49

8 | Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya


Contoh Soal Bebras 2 - Tingkat SMP 56

Contoh Soal Bebras 3 - Tingkat SMA 60

2.3. Lembar Kerja Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas) 64

2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (Dikumpulkan dan Dinilai) 64

Soal Latihan Bebras 65

3. Ruang Kolaborasi 66

Mekanisme Pembagian Kelompok 67

Materi Diskusi Kelompok 67

4. Demonstrasi Kontekstual 69

Lembar Kerja Mahasiswa 69

5. Elaborasi Pemahaman 69

Subtopik 2: CT dalam Menyelesaikan Soal Literasi Membaca, Matematika,


Sains, dan Finansial) 70

1. Mulai Dari Diri 70

1.1. Latar Belakang 70

1.2. Pertanyaan Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas) 71

2. Eksplorasi Konsep 71

2.1. Pendekatan Pembelajaran 71

2.2. Paparan Konsep 72

Framework Literasi pada Tes Pisa 73

Framework AKM 74

Hubungan Literasi dengan Computational Thinking 75

Contoh Soal Literasi Membaca PISA 77

Contoh Soal Literasi Matematika PISA 80

Contoh Soal Literasi Sains PISA 84

2.3. Lembar Kerja Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas) 87

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 9


2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (Dinilai - Dikumpulkan Bersama dengan
Hasil Diskusi pada Ruang Kolaborasi) 87

2.4.1 Lembar Kerja Mahasiswa 1 (Literasi Membaca pada Tes PISA)


87

Subtopik 3: Mengenali Pola Berpikir dalam Menyelesaikan Persoalan (Problem


Solving) untuk Berbagai Kasus 89

6. Koneksi Antar Materi 89

Mekanisme Pembagian Kelompok 89

Materi Diskusi Kelompok 90

Lembar Kerja Mahasiswa (Berkelompok) 90

7. Aksi Nyata 90

Penutup 91

Topik 4: Ujian Tengah Semester 93

A. Kisi-kisi UTS Mata Kuliah Computational Thinking dalam Pendidikan 94

B. Rubrik Penilaian Secara Umum 98

C. Contoh Soal 104

Penutup/Simpulan 112

Topik 5: CT dan Proyek 113

1. Eksplorasi Konsep 113

1.1. Pendekatan Pembelajaran 114

1.2. Paparan Konsep 114

1.3. Lembar Kerja Reflektif Individual (pertanyaan diskusi di kelas) 118

1.4. Lembar Kerja Mahasiswa (dikumpulkan, dinilai) 119

2. Mulai Dari Diri 119

2.1. Latar Belakang 120

2.2. Pertanyaan Reflektif Individual (Tidak Dinilai) 120

3. Ruang Kolaborasi 121

10 | Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya


3.1. Mekanisme Pembagian Kelompok 121

3.2. Panduan Kerja Kelompok 122

4. Demonstrasi Kontekstual 124

5. Elaborasi Pemahaman 124

6. Koneksi Antar Materi 125

7. Aksi Nyata 126

Topik 6: Integrasi CT dalam Mata Pelajaran 127

1. Mulai Dari Diri 131

1.1. Latar Belakang 131

1.2. Pertanyaan Reflektif (pertanyaan untuk diskusi) 131

2. Eksplorasi Konsep 132

2.1. Pendekatan Pembelajaran 132

2.2. Paparan Konsep 133

A. Contoh Integrasi CT pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 139

B. Contoh Integrasi CT pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila


dan Kewarganegaraan (PPKN) 146

C. Asesmen CT 150

2.3. Lembar Kerja Reflektif (Dikumpulkan sebagai Penilaian Partisipasi)


151

2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (Dikumpulkan dan Dinilai) 151

3. Ruang Kolaborasi 152

4. Demonstrasi Kontekstual 154

5. Elaborasi Pemahaman 155

6. Koneksi Antar Materi 155

7. Aksi Nyata 156

TOPIK 7: Restrukturisasi Portofolio 157

Penjelasan Aktivitas 157

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 11


Panduan Restrukturisasi Portofolio 159

a. Pengumpulan artefak-artefak 159

b. Proses Restrukturisasi Portofolio 161

Daftar Pustaka 165

LAMPIRAN A Topik CT dalam Problem Solving: Menyelesaikan Persoalan


yang Melibatkan Analisis data, Pemodelan, dan Simulasi dengan CT 173

1. Mulai Dari Diri 174

1.1. Latar Belakang 174

1.2. Pertanyaan Reflektif (pertanyaan diskusi di kelas) 175

2. Eksplorasi Konsep 175

2.1. Pendekatan Pembelajaran 175

2.2. Paparan Konsep 175

2.3. Lembar Kerja Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas) 179

2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (Dikumpulkan dan Dinilai) 180

Soal latihan Analisis Data, Pemodelan dan Simulasi 181

3. Ruang Kolaborasi 191

4. Demonstrasi Kontekstual 192

5. Elaborasi Pemahaman 194

LAMPIRAN B Topik CT dan Proyek Kreatif: Proyek Programming dengan


Scratch 195

1. Eksplorasi Konsep 197

1.1. Pendekatan Pembelajaran 197

1.2. Paparan Konsep 198

1.2.1. Miskonsepsi: CT adalah Koding (Liem & Natali, 2021) 198

1.2.2. Mempelajari Scratch dengan Mempraktikkan Membuat


Program Sederhana (Bagi Mahasiswa yang Belum Terbiasa
Memrogram dengan Scratch). 199

1.2.3. Belajar Membuat Program Secara Unplugged 202

12 | Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya


1.2.4. Asesmen Keterampilan CT melalui Pemrograman Scratch 204

1.3. Lembar Kerja Reflektif Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas) 206

1.4. Lembar Kerja Mahasiswa (Dikumpulkan dan Dinilai) 206

2. Mulai Dari Diri 209

2.1. Latar Belakang 209

2.2. Pertanyaan Reflektif Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas) 209

3. Ruang Kolaborasi 210

4. Demonstrasi Kontekstual 212

5. Elaborasi Pemahaman 212

6. Koneksi Antar Materi 212

1. Aksi Nyata 213

Penutup 215

Biodata Penyusun Modul 216

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 13


Daftar Gambar

Diagram Gambaran Umum Pembelajaran pada Mata Kuliah


Gambar 1 Computational Thinking
………………………………………………………………………………. xxxvi
Elemen Pembentuk Disposisi Pembelajaran (Project Zero, 2019)
Gambar 1.1
…………….. 13
Karakteristik Kurikulum Merdeka di Setiap Jenjang Pendidikan (Badan
Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Gambar 2.1
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021)
………………………………………… 27
Pilar Pengetahuan Informatika (Wijanto et al., 2021)
Gambar 2.2
……………………………. 28
Contoh Soal Mata Pelajaran Informatika Kelas VIII - Bagian 1 (Natali et
Gambar 2.3 al., 2021)
…………………………………………………..……………………………… 31
Contoh Soal Mata Pelajaran Informatika Kelas VIII - Bagian 2 (Natali et
Gambar 2.4 al., 2021)
…………………………………………………..……………………………… 31
Contoh Soal Mata Pelajaran Informatika Kelas X - Bagian 1 (Mushtofa
Gambar 2.5 et al., 2021)
………………………………………………………………………………….. 32
Contoh Soal Mata Pelajaran Informatika Kelas X - Bagian 2 (Mushtofa
Gambar 2.6 et al., 2021)
………………………………………………………………………………….. 32
Empat Pengalaman Pedagogik (Kotsopoulos et al., 2017)
Gambar 2.7
……..………………. 38
Empat Jenis Bunga yang Tersedia di Toko Bunga (NBO Bebras
Gambar 3.1 Indonesia, 2019)
……………………………………………………..…………………………… 52
Pilihan Jawaban untuk Soal Karangan Bunga (NBO Bebras Indonesia,
Gambar 3.2
2019) . 52
Diagram Venn
Gambar 3.3
………………………………………………………..………………. 54
Posisi Awal Berang-berang. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras
Gambar 3.4 Indonesia, 2018)
………………………………………………………………………………….. 56
Jaringan Lokal Rumah Bebras (NBO Bebras Indonesia, 2019)
Gambar 3.5
..………………. 60
Pemeriksaan XX-001 Tahap 1. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras
Gambar 3.6 Indonesia, 2019)
……………………………………………………………………... 61
Pemeriksaan XX-001 Tahap 2. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras
Gambar 3.7 Indonesia, 2019)
……………………………………………………………………... 61
Pemeriksaan XX-002 Tahap 1. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras
Gambar 3.8 Indonesia, 2019)
……………………………………………………………………... 62
Pemeriksaan XX-002 Tahap 2. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras
Gambar 3.9 Indonesia, 2019)
……………………………………………………………………... 62
Gambar Soal Memindahkan Dadu untuk Jenjang SD, SMP, SMA. Gambar

14 | Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya


3.10 diadaptasi dari (NBO Bebras Indonesia, 2019) 65
………..………………………………………
Gambar Perubahan Permukaan Danau Chat di Saharan (OECD, 2009)
3.11 .………………. 78
Gambar Susunan Apel dan Konifer. Gambar diadaptasi dari (OECD, 2009)
3.12 …………… 81
Gambar Emisi Karbon Dioksida (dalam satuan 10.000.000 per tahun) (OECD,
3.13 2009) ... 86
Gambar Rata-rata Temperatur Atmosfer Bumi (Celcius) (OECD, 2009)
3.14 ...………………. 86
Perpindahan Warna Setelah Tombol Ditekan (NBO Bebras Indonesia,
Gambar 4.1
2019)... 109
Posisi Warna Sesuai Nomor (NBO Bebras Indonesia, 2019)
Gambar 4.2
…..………………. 109
Nilai Ujian Sains untuk Grup A dan B (OECD, 2009)
Gambar 4.3
……………………………. 111
Contoh infografis Pancasila
Gambar 6.1
………………………………………...………………. 144
Contoh CT dalam Bidang Matematika (Resources, 2018)
Gambar 6.2
……...………………. 146
Contoh CT dalam Bidang Kemanusiaan (Resources, 2018)
Gambar 6.3
…...………………. 147
Beberapa Rumah Adat dari Berbagai Daerah di Indonesia
Gambar A.1
…….………………. 183
Tampilan Lab Force and Motion (sumber gambar: screenshot halaman
https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-
Gambar A.2
basics/latest/forces-and-motion-basics_en.html)
…………………………………………………………… 185
Tampilan Net Force (sumber gambar: screenshot halaman
https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-
Gambar A.3
basics/latest/forces-and-motion-basics_en.html)
…………………………………………………………… 185
Contoh Program Scratch untuk Membuat Sprite Bergerak Berkeliilng
Gambar B.1
………... 198
Contoh Penggunaan Pengenalan Pola Pada Pemrograman Scratch
Gambar B.2 untuk Kasus Membuat Sprite Bergerak Berkeliling
…….……………………………….. 199
Contoh Penggunaan Abstraksi Pada Pemrograman Scratch untuk
Gambar B.3 Kasus Membuat Sprite Bergerak Berkeliling
……………………………………………… 199
Contoh Penggunaan Fungsi Pada Pemrograman Scratch
Gambar B.4
……..………………. 200
Contoh Blok Unplugged untuk Membuat Objek Bergerak Berkeliling
Gambar B.5
…………. 202
Tampilan Awal Permainan Tebak Angka
Gambar B.6
………………………….………………. 205
Respon Program Jika Tebakan Terlalu Kecil
Gambar B.7
……………………..………………. 205
Respon Program Jika Tebakan Terlalu Besar
Gambar B.8
…………………….……………… 205
Respon Program Jika Tebakan Tepat
Gambar B.9
……………………………..………………. 206

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 15


CPMK dan Asesmen
CPMK-01 Memahami CT sebagai sebagai pendekatan problem solving yang
dibutuhkan sebagai kompetensi penting abad kini dalam profesi apapun di era saat
ini, yaitu dunia IR4.0, masyarakat 5.0 dan dunia VUCA (S1, KU1).
Sub-CPMK
CPMK-01.01 Menjelaskan apa itu CT dan apa yang bukan CT (S1, KU1).
CPMK-01.02 Menjelaskan kenapa CT diperlukan sebagai salah satu kemampuan dasar
lintas mapel di era digital (IR 4.0, masyarakat 5.0) dan VUCA (S1, KU1, KK1).
CPMK-02 Fondasi (Keterampilan dasar) dan disposisi Berpikir Komputasional.
Sub-CPMK
CPMK-02.01 Menjelaskan 4 keterampilan dasar CT yang tidak terpisahkan: dekomposisi,
abstraksi, berpikir algoritmik dan pengenalan pola dan keterampilan tambahan lainnya.
(KU1, KK1).
CPMK-02.02 Menjelaskan tentang disposisi CT. (S1, KU1, KU2, KK1).
CPMK-03 Integrasi CT ke dalam berbagai bidang mata pelajaran dalam kurikulum.
Sub-CPMK
CPMK-03.01 Menjelaskan posisi dan peran CT dalam kurikulum Indonesia dan kaitannya
dengan Informatika dan CP BK dari K1 s.d. K12 (S1, KU1, KK1).
CPMK-03.02 Menjelaskan posisi dan peran CT dalam tatanan global (framework, literacy)
(S1, KU1, KK1).
CPMK-04 Pembelajaran berbasis Studi Kasus Tematik untuk penerapan CT dengan
menjalankan siklus lengkap problem solving dengan 4 keterampilan dasar CT mulai
memahami permasalahan, menganalisis, menemukan akar persoalan, mengusulkan
alternatif solusi, memilih solusi “terbaik” (efektif, efisien, optimal).
Catatan : tidak terbatas pada Cara/strategi dan yang dituliskan di sini.
Sub-CPMK
CPMK-04.01 Menerapkan CT dalam problem solving secara umum (KU1, KU2, KK1).
CPMK-04.02 Penerapan Strategi Integrasi CT dalam bidang literasi membaca, numerasi,
sains, finansial (KU1, KU2, KK1).
CPMK-04.03 Pendekatan studi kasus untuk penerapan CT dalam proyek yang berkaitan
dengan berbagai bidang mata pelajaran yang dipilih tergantung kemampuan dan ragam
latar belakang dan jenjang peserta (KU1, KU2, KK1).
Pengayaan (opsional):
CPMK-04.04 Menjelaskan Strategi integrasi CT dalam berbagai bidang mata pelajaran
yang melibatkan analisis data, pemodelan, dan simulasi (KU1).

16 | Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya


CPMK-04.05 Menghasilkan karya kreatif sebagai ekspresi solusi berbasis CT dari sebuah
problem (P1, KU1, KK1, KK3).
CPMK-05 Mampu merancang integrasi CT dan mengimplementasikannya dalam satu
atau beberapa topik sebuah mata pelajaran yang dipilih oleh peserta sesuai jenjang
dan bidang yang akan diajarkan atau diminatinya.
Sub-CPMK
CPMK-05.01 Menganalisis, memilih salah satu aktivitas/topik/materi pada mata pelajaran,
dan menentukan satu atau lebih Tujuan Pembelajaran yang akan diinjeksi CT (KU1, KU2,
KK1, KK3).
CPMK-05.02 Merancang dan menerapkan integrasi CT dalam mata pelajaran tertentu
(KU1, KU2, KK1, KK3).
CPMK-06 Mendokumentasikan dan mengkomunikasikan pengalaman mengajar CT.
Sub-CPMK
CPMK-06.01 Menyusun makalah reflektif dan membangun portofolio pengalaman belajar
(KU1, KK1, KK3).
CPMK-06.02 Mengkomunikasikan pengalaman belajar (KU1, KK3).

Asesmen dilakukan secara sumatif (hanya pada ujian tengah semester) dan
secara formatif lewat lembar kerja, portofolio dll seperti dirangkum dalam tabel
sebagai berikut. Secara keseluruhan, asesmen mencakup kemampuan yang
dibutuhkan untuk mendukung profil pelajar Pancasila.

Bobot
No Jenis Tugas CPMK Catatan*
(%)
Mengisi Lembar Kerja
1 24 1, 2, 3, 4, 5 Individual
Pribadi

Mengisi Lembar Kerja Secara


2 21 1, 2, 3, 4, 5
Kelompok Berkelompok
Secara
3 Presentasi 10 1, 2, 3, 4, 5
Berkelompok
Individual,
4 Ujian Sumatif 25 1, 2, 3, 4
Tengah Semester

5 Proyek : Portofolio Reflektif


20 6 Penilaian Penutup
Di Akhir Kuliah

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 17


Alur Isi Modul

Nama MK : Computational Thinking


Jumlah Topik : 7
Keterangan : 2 dari 7 topik adalah topik yang berhubungan dengan ujian. Topik-topik selain topik ujian, disampaikan dengan alur
MERDEKA. Pada topik ke-3, alur yang digunakan adalah dua kali alur MERDE dan satu kali alur KA. Tujuan dari penggabungan
alur tersebut adalah agar mahasiswa dapat menyimpulkan pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari pembahasan dua alur
MERDE pada saat melaksanakan alur KA. Pada topik ke-5, alur yang digunakan adalah EMRDEKA, dengan tujuan siswa
mempelajari terlebih dahulu beberapa konsep sebelum melakukan refleksi terhadap pengalaman pribadinya.

Judul Jumlah Pertemuan Alur


Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
Kegiatan individual: mahasiswa menjawab
- Lembar pertanyaan
M pertanyaan pemantik terkait Computational
reflektif (individu)
Thinking (CT).
Pendalaman
Bahan bacaan dan video
Pemahaman 2 1 Kegiatan individual yang dilakukan bersama di
sesuai yang dituliskan pada
CT kelas:
E Topik 1
- Dosen menayangkan video terkait CT dan
- Lembar kerja mahasiswa
meminta mahasiswa membaca berita terkait CT.
(individual)

18 | PPG Pra Jabatan 2022


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
- Dosen menjelaskan definisi CT, mengapa
CT itu penting, fondasi CT, pembentukan
disposisi CT,dan apa yang perlu dilakukan untuk
dapat mengajar CT.
- Mahasiswa mengerjakan lembar kerja
mandiri terkait konsep CT, fondasi CT, dan
contoh penerapan fondasi CT dalam kehidupan
sehari-hari.
Kegiatan kelompok: mahasiswa berdiskusi
kelompok, mendiskusikan hasil lembar kerja
mandiri dari bagian E, mengisi lembar kerja
- Lembar kerja mahasiswa
R kelompok, membuat bahan presentasi.
(kelompok)
Catatan: pembagian kelompok dilakukan
berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme
2 Pembagian Kelompok” pada alur R.
Kegiatan kelompok: mahasiswa - Lembar kerja mahasiswa
mempresentasikan hasil kerja kelompok (R). (kelompok)
D
Catatan: kelompok terdiri dari anggota yang sama - Kakas untuk membuat
dengan kelompok pada alur R. materi presentasi
Catatan dari masing-masing
E Kegiatan individual:
mahasiswa yang berisi

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 19


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
- Mahasiswa mengajukan pertanyaan jika ada pertanyaan tentang bagian-
bagian yang belum dipahami. bagian yang belum
- Dosen meluruskan pemahaman mahasiswa dipahami
yang kurang tepat atau mengkoreksi
pemahaman yang salah.

Kegiatan individual:
- Mahasiswa merefleksikan kembali koneksi
K CT dengan kehidupan sehari-hari. Pertanyaan diskusi
- Mahasiswa mencoba mencari koneksi CT
dengan mata pelajaran yang diampu.

Kegiatan individual:
- Mahasiswa merefleksikan materi dengan
menjawab pertanyaan yang disajikan. - Kakas untuk membuat
- Mahasiswa menuliskan harapannya terkait portofolio (misalnya blog
A mata kuliah CT. atau Google Slide)
- Mahasiswa mengerjakan tugas mengerjakan - Lembar pertanyaan
sebagian dari portofolio terkait materi reflektif (individu)
pertemuan 1 dan 2 dalam bentuk yang
disepakati di kelas.

20 | PPG Pra Jabatan 2022


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
- Lembar pertanyaan
Kegiatan individual: Sebelum tatap muka,
reflektif (individu)
M mahasiswa mempelajari referensi- referensi yang
- Bahan bacaan yang
diberikan dan menjawab pertanyaan reflektif.
disebutkan pada Topik 3
Kegiatan individual:
- Lembar pertanyaan
- Mahasiswa mempelajari paparan konsep.
reflektif (individu)
E - Mahasiswa mengerjakan Lembar Kerja
CT dalam - Lembar kerja mahasiswa
Reflektif Individual dan Lembar Kerja
Kurikulum (individu)
Mahasiswa.
Indonesia,
Kegiatan kelompok: mahasiswa melakukan
CT dan
1 3 diskusi kelompok terkait kata-kata kunci dalam CP
Posisinya
dan peningkatan CP antar fase. - Lembar kerja mahasiswa
dalam R
Catatan: pembagian kelompok dilakukan (kelompok)
Tatanan
berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme
Global
Pembagian Kelompok” pada alur R.
Kegiatan kelompok : mahasiswa
- Lembar kerja mahasiswa
mempresentasikan hasil kerja kelompok pada alur
(individu)
R. Jika lembar kerja dikerjakan dalam bentuk file
D - Kakas untuk membuat
digital, mahasiswa menampilkan lembar kerjanya
materi presentasi
dan mempresentasikan hasilnya. Jika lembar kerja
dikerjakan dalam bentuk manual (print-out),

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 21


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
mahasiswa menjelaskan/membacakan hasil
kerjanya.
Catatan: kelompok terdiri dari anggota yang sama
dengan kelompok pada alur R
Catatan masing-masing
Kegiatan Individual: dosen memperkuat
mahasiswa yang berisi
pemahaman konsep mahasiswa atau meluruskan
E daftar pertanyaan atau
jika ada pemahaman mahasiswa yang kurang
bagian dari materi yang
tepat.
belum dipahami
Kegiatan individual: mahasiswa mengisi lembar
K kerja terkait koneksi CP dengan mata pelajaran Pertanyaan diskusi
yang diampu dengan CP CT.
- Kakas untuk membuat
Kegiatan individual: Mahasiswa menjawab portofolio (misalnya blog
A pertanyaan-pertanyaan yang akan menjadi bagian atau Google Slide)
dari portofolio akhir penilaian mata kuliah ini. - Lembar pertanyaan
reflektif (individu)
CT dalam 4 - Lembar pertanyaan
Kegiatan individual: mahasiswa menggali
Problem (Menyelesa reflektif
4 M pengalaman terkait soal yang menguji
Solving ikan - Bahan bacaan yang
kemampuan CT (seperti soal untuk Tantangan
(pada persoalan dituliskan pada Topik 4

22 | PPG Pra Jabatan 2022


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
Persoalan sehari-hari Bebras) dan mengisi pertanyaan reflektif terkait
Sehari-hari dengan soal tersebut.
(Bebras), CT)
Kegiatan individual:
pada Literasi
- Mahasiswa mengerjakan latihan Bebras - Bahan bacaan yang
dan
yang sudah disediakan di modul atau situs dituliskan pada Topik 4
Numerasi
E https://latihanbebras.ipb.ac.id. - Lembar kerja mahasiswa
(PISA,
- Mahasiswa mengerjakan lembar kerja (individu)
AKM))
reflektif dan lembar kerja mandiri terkait soal
Bebras.
Kegiatan kelompok:
- Mahasiswa melakukan diskusi terkait
lembar kerja dari alur eksplorasi konsep.
- Mahasiswa saling memberi evaluasi (peer
review) terhadap hasil kerja rekan sekelompok
R Rubrik peer review
berdasarkan rubrik evaluasi.
- Pada akhir sesi diskusi, dosen memilih 1
kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya. Dosen memberi feedback terhadap
presentasi. Presentasi ini bukan untuk dinilai tapi
untuk memberi contoh untuk kelompok-kelompok

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 23


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
lain tentang masalah yang mungkin terjadi dan
bagaimana perbaikannya. Feedback dari dosen
sudah diberikan pada sesi ruang kolaborasi
karena dibutuhkan feedback berkali-kali dalam
melatih cara berpikir.
Catatan: pembagian kelompok dilakukan
berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme
Pembagian Kelompok” pada alur R.
Kegiatan individual: mahasiswa mengerjakan
satu soal Bebras yang diberikan oleh dosen dan
D menuliskan: alur berpikir dalam menyelesaikan Lembar kerja mahasiswa
5 masalahnya, 4 fondasi CT yang ada pada (individu)
(Menyelesa penyelesaian soal tersebut, dan kaitannya dengan
ikan kehidupan sehari-hari.
persoalan Kegiatan individual:
sehari-hari - Dosen membahas hasil dari demonstrasi
dengan kontekstual. Beberapa mahasiswa ditunjuk untuk Hasil pekerjaan mahasiswa
E
CT) menyampaikan jawaban mereka. Dosen yang telah dilakukan pada
memimpin diskusi terkait jawaban mahasiswa dan demonstrasi kontekstual
meluruskan jika masih terdapat pemahaman yang
salah.

24 | PPG Pra Jabatan 2022


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
- Mahasiswa diberi kesempatan bertanya jika
masih ada yang tidak dipahami.
Alur M-E-R-D-E pada pertemuan 6 memiliki
sasaran dan kegiatan yang sejenis dengan
pertemuan 4 namun dilakukan pada jenis soal
M Lembar pertanyaan reflektif
yang berbeda.
Kegiatan individual: mahasiswa mengisi
pertanyaan reflektif terkait latihan AKM dan PISA.
6
Kegiatan individual:
(CT dalam
- Mahasiswa membaca referensi terkait AKM
menyelesai - Lembar pertanyaan
dan PISA.
kan soal reflektif
- Mahasiswa mengisi lembar kerja reflektif.
terkait - Bahan bacaan yang
E - Mahasiswa mengisi lembar kerja terkait tes
literasi dan dituliskan pada Topik 4
PISA.
numerasil) - Lembar kerja mahasiswa
- Mahasiswa mengerjakan soal PISA yang
(individu)
disediakan dan mengisi lembar kerja terkait
soal tersebut.
Kegiatan kelompok:
R
- Mahasiswa melakukan diskusi terkait lembar Rubrik peer review
kerja dari alur eksplorasi konsep.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 25


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
- Mahasiswa saling memberi evaluasi (peer
review) terhadap hasil kerja rekan sekelompok
berdasarkan rubrik evaluasi.
- Pada akhir sesi diskusi, dosen memilih 1
kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya. Dosen memberi feedback
terhadap presentasi. Presentasi ini bukan
untuk dinilai tapi untuk memberi contoh untuk
kelompok-kelompok lain tentang masalah
yang mungkin terjadi dan bagaimana
perbaikannya. Feedback dari dosen sudah
diberikan pada sesi ruang kolaborasi karena
dibutuhkan feedback berkali-kali dalam
melatih cara berpikir.
Catatan: pembagian kelompok dilakukan
berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme
Pembagian Kelompok” pada alur R.
Lembar kerja mahasiswa
Kegiatan individual: mahasiswa mengerjakan
D (individu)
satu soal PISA yang diberikan oleh dosen,
menuliskan: alur berpikir dalam menyelesaikan

26 | PPG Pra Jabatan 2022


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
soal, dan mengidentifikasi 4 fondasi CT yang ada
pada penyelesaian soal tersebut.
Kegiatan individual:
- Dosen membahas hasil dari demonstrasi
kontekstual. Beberapa mahasiswa ditunjuk
untuk menyampaikan jawaban mereka. Dosen Hasil pekerjaan mahasiswa
E
akan memimpin diskusi terkait jawaban yang telah dilakukan pada
mahasiswa dan membantu untuk meluruskan demonstrasi kontekstual
jika masih terdapat pemahaman yang salah.
- Mahasiswa diberi kesempatan bertanya jika
masih ada yang tidak dipahami.
Kegiatan kelompok:
- Mahasiswa merefleksikan kembali
pengalaman dari pertemuan 4 hingga 6.
- Dari pengalaman pertemuan 4 hingga 6,
K mahasiswa bisa menemukan pola alur berpikir Lembar kerja mahasiswa
7
dalam problem solving dengan CT dan (kelompok)
menuliskannya dalam bentuk laporan.
Catatan: pembagian kelompok dilakukan
berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme
Pembagian Kelompok” pada alur K.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 27


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
Kegiatan individual:
- Mahasiswa menuliskan pengalaman
(kegagalan & keberhasilan) saat
melaksanakan pertemuan 4 hingga 6, hal baru
yang dipelajari, dan apa yang berubah setelah
mencoba problem solving dengan CT.
- Mahasiswa menuliskan hasil refleksi terhadap
pengalamannya dalam proses belajar - Lembar pertanyaan
mengajar baik sebagai pengajar atau siswa reflektif
A
yang diajar, yang dinilai kurang tepat. Setelah - Kakas untuk membuat
itu, mahasiswa menuliskan usulan perbaikan portofolio (misalnya blog
yang menerapkan CT untuk proses belajar atau Google Slide)
mengajar yang kurang tepat tersebut.
- Mahasiswa menyusun hasil pekerjaan yang
sudah dilakukan dari pertemuan 4 hingga 7
sebagai bagian dari portofolio yang
dipamerkan pada pertemuan ke-16. Hasil
pekerjaan yang menjadi bagian dari portofolio
dijelaskan di dalam modul.

UTS

28 | PPG Pra Jabatan 2022


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
Kegiatan individual: - Proyek STEM yang
- Mahasiswa mempelajari makalah “Infusing sudah pernah
Computational Thinking in an Integrated dilaksanakan atau
STEM Curriculum: User Reactions and sebuah contoh proyek
Lessons Learned”. STEM yang diperoleh
- Mahasiswa mencari sebuah proyek STEM dari media lain yang
yang sudah pernah dilakukan. Jika tidak ada, sumbernya “kredibel”
E
mahasiswa dapat mencari sebuah contoh seperti buku atau internet
proyek STEM dari sumber lain (misalnya - Bahan bacaan yang
CT dan internet). dituliskan pada Topik 5
4 9
Proyek - Mahasiswa menceritakan secara singkat - Lembar pertanyaan
mengenai proyek yang dipilih. reflektif
Catatan: semua kegiatan di atas dilakukan - Lembar kerja mahasiswa
sebelum tatap muka. (individu)
Kegiatan individual: mahasiswa secara
individual menuliskan bagaimana pelaksanaan - Lembar pertanyaan
proyek yang telah dipilih. Apabila terdapat reflektif
M
kendala dalam pelaksanaan proyek, mahasiswa - Proyek yang dipilih dari
menceritakan kendala tersebut dan bagaimana alur E
cara mengatasinya.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 29


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
Apabila proyek yang dipilih bukanlah proyek yang
pernah dikerjakan, melainkan yang diambil dari
media lain, maka mahasiswa menuliskan kendala
apa yang mungkin akan dihadapi dan bagaimana
cara mengatasi kendala tersebut.
Kegiatan kelompok: mahasiswa berdiskusi,
menentukan proyek mana dari anggota tim yang
akan dibedah lebih lanjut berdasarkan makalah
yang sudah dipelajari. Mahasiswa diizinkan jika - Lembar kerja mahasiswa
ingin mengusulkan proyek STEM baru. (kelompok)
R
Mahasiswa melakukan perancangan ulang - Proyek yang dipilih dari
terhadap proyek STEM yang dipilih. alur E
Catatan: pembagian kelompok dilakukan
berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme
Pembagian Kelompok” pada alur R.
Kegiatan kelompok: mahasiswa
- Hasil rancangan proyek
mempresentasikan rancangan proyek dan
yang sudah disusun
10-11 D rencana pelaksanaan proyeknya.
secara berkelompok
Catatan: kelompok terdiri dari anggota yang sama
- Kakas untuk presentasi
dengan kelompok pada alur R.

30 | PPG Pra Jabatan 2022


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
Kegiatan kelompok: dosen dan kelompok lain
memberi feedback untuk hasil kerja yang
Lembar kerja mahasiswa
E dipresentasikan.
(kelompok)
Catatan: kelompok terdiri dari anggota yang sama
dengan kelompok pada alur R.
Kegiatan Individual: mahasiswa membuat
Lembar kerja mahasiswa
K kesimpulan tentang bagaimana CT dapat
(individu)
diintegrasikan ke dalam proyek STEM.
Kegiatan individual:
- Mahasiswa mengisi form refleksi pribadi - Lembar pertanyaan
mengenai pengalaman merancang proyek reflektif
A STEM dengan integrasi CT. - Kakas untuk membuat
- Mahasiswa menggabungkan rancangan portofolio (misalnya blog
proyek tersebut sebagai bagian dari portofolio atau Google Slide)
pada kakas portofolio yang sudah ditentukan.
- Materi ajar masing-
Kegiatan individual: mahasiswa mempelajari masing guru
Integrasi CT
makalah yang menjadi referensi modul ini (judul - Bahan bacaan yang
dalam Mata 3 12 M
makalah ada pada kolom kebutuhan). dituliskan pada Topik 6
Pelajaran
Kegiatan kelompok: - Lembar pertanyaan
reflektif (kelompok)

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 31


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
- Masing-masing kelompok
mencari/menyiapkan satu materi ajar dari
mata pelajaran yang diampu.
- Masing-masing kelompok menjawab
pertanyaan reflektif seputar hubungan CT
dengan mata pelajaran yang diampu.
Catatan: pembagian kelompok dilakukan
berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme
Pembagian Kelompok” pada awal Topik 6.
Kegiatan kelompok:
- Materi ajar masing-
- Masing-masing kelompok menjawab
masing guru
pertanyaan reflektif terkait hasil mempelajari
- Bahan bacaan yang
makalah yang dipelajari pada komponen alur
dituliskan pada Topik 6
M.
E - Lembar pertanyaan
- Masing-masing kelompok mengeksplorasi
reflektif (kelompok)
unsur CT yang pada materi ajar yang telah
- Lembar kerja mahasiswa
disiapkan.
(kelompok)
Catatan: kelompok terdiri dari anggota yang sama
dengan kelompok pada alur M.

32 | PPG Pra Jabatan 2022


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
Kegiatan kelompok: masing-masing kelompok
Lembar kerja mahasiswa
memodifikasi materi ajar dengan
(kelompok)
R mengintegrasikan CT pada materi ajar tersebut.
Catatan: kelompok terdiri dari anggota yang sama
dengan kelompok pada alur M.
Kegiatan kelompok:
- Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi
pada bagian R di dalam kelompok besar.
- Kelompok lain yang mendengarkan presentasi Lembar kerja mahasiswa
D mengisi lembar kerja untuk pemberian (kelompok)
feedback.
Catatan: pembagian kelompok dilakukan
berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme
13
Pembagian Kelompok”.
Kegiatan individual:
- Dosen memberikan feedback terhadap hasil Catatan dari masing-masing
kerja mahasiswa. mahasiswa yang berisi
E
- Dosen meluruskan pemahaman mahasiswa pertanyaan tentang bagian-
yang kurang tepat atau mengkoreksi bagian yang belum
pemahaman yang salah terkait integrasi CT di dipahami
dalam mata pelajaran.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 33


Judul Jumlah Pertemuan Alur
Rincian Kegiatan Kebutuhan
Topik Pertemuan Ke- MERDEKA
Kegiatan individual: mahasiswa menarik
Lembar kerja mahasiswa
K kesimpulan terkait integrasi CT dalam mata
(individu)
pelajaran.
Kegiatan kelompok:
Mahasiswa menyajikan materi ajar dalam format
before dan after integrasi CT sebagai bagian dari - Lembar pertanyaan
14
portofolio yang dipamerkan pada minggu ke-16. reflektif
A Hasil modifikasi materi ajar dituliskan dalam - Kakas untuk membuat
bentuk satu unit RPP lengkap. portofolio (misalnya blog
Catatan: pembagian kelompok dilakukan atau Google Slide
berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme
Pembagian Kelompok”.

UAS - Pameran Portofolio

34 | PPG Pra Jabatan 2022


Petunjuk Penggunaan Modul

Gambaran Umum Mata Kuliah Computational Thinking

Saat ini, kebutuhan akan Artificial Intelligence dan Big Data terus meningkat,
terutama untuk mengisi kebutuhan kerja. Kebutuhan lainnya yang dihadapi saat
ini adalah kebutuhan akan system thinking, karena semakin meningkatnya
kompleksitas dari persoalan. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan di atas
adalah dengan memposisikan (Computational Thinking) CT pada semua jenjang
pendidikan, di semua bidang. Melalui mata kuliah CT, diharapkan mahasiswa yang
adalah calon guru dapat berlatih agar memiliki kemampuan CT. Dengan bekal ini,
kelak guru yang mengajar di berbagai bidang dan di berbagai jenjang pendidikan,
dapat mengajar dengan pembelajaran yang berbasis pada CT.

Gambaran umum ini diberikan agar mahasiswa dapat merangkai simpul-simpul


pengetahuan dan pengalaman yang akan didapat selama proses belajar Mata
Kuliah CT. Mata Kuliah CT menerapkan pendekatan Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK) seperti yang terlihat pada Gambar 1. Dapat dilihat
pada Gambar 1, bahwa Mata Kuliah CT dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu konten,
pedagogi, dan teknologi pembelajaran. Warna kuning pada Gambar 1 artinya
materi tersebut adalah materi pengayaan. Warna biru pada Gambar 1 artinya
materi tersebut tidak diajarkan mada mata kuliah ini. Pada Gambar 1 terdapat
simbol berbentuk awan yang artinya dosen dapat mempertimbangkan atau
menyesuaikan metode yang akan digunakan pada proses pembelajaran.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 35


Gambar 1: Diagram Gambaran Umum Pembelajaran pada Mata Kuliah Computational
Thinking

A. Konten

Terdapat dua kelompok materi pada Mata Kuliah CT, yaitu :

B. Pendalaman Konsep CT.

Mata Kuliah CT dimulai dengan memperkenalkan konsep-konsep CT melalui


tinjauan teoritis. Pada bagian ini dijelaskan apa itu CT, mengapa CT penting, di
bidang apa saja CT dapat diterapkan, kapan CT diperlukan, siapa saja yang
memerlukan CT, serta bagaimana CT dapat “diajarkan”. Pada bagian ini juga
dijelaskan disposisi CT dan berbagai miskonsepsi tentang CT.

C. Problem Solving.

Untuk dapat menjadi seorang computational thinker, tidak cukup jika mahasiswa
sekedar menghafal materi yang diberikan. Selain harus menguasai konsep-
konsep yang terkait dengan CT, mahasiswa perlu banyak berlatih dan menggali
proses berpikir komputasional dari mentor/dosen. Karena itu, selain diberikan

36 | PPG Pra Jabatan 2022


berbagai konsep mengenai CT, pada modul ini, diberikan berbagai latihan problem
solving yang bertujuan untuk melatih/mengasah keterampilan computational
thinking. Selain itu, mahasiswa juga diajak untuk memahami posisi dan peran CT
dalam kurikulum Merdeka serta dalam tatanan global.

Problem solving dilakukan pada berbagai domain. Domain problem solving yang
dilatih pada modul ini mencakup problem solving pada kehidupan sehari-hari,
literasi, analisis data, pemodelan, dan simulasi, proyek, dan pada mata pelajaran.

Problem solving pada kehidupan sehari-hari dilatih menggunakan soal-soal


Bebras. Bebras adalah komunitas Internasional memiliki tujuan untuk
mempromosikan CT pada guru dan murid serta masyarakat luas. Setiap tahun,
Bebras melangsungkan kompetisi yang bernama Tantangan Bebras (Bebras
Challenge). Soal-soal pada Tantangan Bebras bertujuan untuk memperkenalkan
dan melatih CT serta konsep informatika dalam kehidupan sehari-hari. Walau soal
Bebras berhubungan dengan informatika, namun pada mata kuliah ini, mahasiswa
tidak perlu punya dasar informatika terlebih dahulu, dan soal selalu dikaitkan
dengan hal sehari-hari. CT dapat dikatakan sebagai literasi berpikir. Implementasi
CT pada literasi membaca, matematika, dan literasi sains dibahas melalui soal-
soal Tes PISA dan AKM.

Pada modul ini terdapat materi pengayaan mengenai problem solving yang
berkaitan dengan analisis data, pemodelan, dan simulasi. Materi tersebut
diberikan karena analisis data, pemodelan, dan simulasi dapat diimplementasikan
pada berbagai bidang.

Domain problem solving berikutnya adalah proyek STEM dan programming.


Mahasiswa akan merancang solusi dari suatu persoalan di bidang STEM melalui
suatu proyek. Solusi yang dirancang sebenarnya adalah perancangan ulang dari
proyek STEM yang sudah ada. Namun, diharapkan hasil perancangan ulang ini
menjadi lebih baik dan juga memiliki nilai tambah karena mengimplementasikan
CT di dalamnya.

Selain melalui proyek STEM, mahasiswa juga akan memodelkan solusi dalam
bentuk program. Sebenarnya ada dua jenis pemrograman, yaitu visual dan
tekstual. Pada mata kuliah ini, mahasiswa akan mempelajari sebuah bahasa

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 37


pemrograman visual yaitu Scratch, untuk membuat solusi dalam bentuk program.
Perlu diperhatikan bahwa mahasiswa tidak sekedar mempelajari pemrograman,
namun mahasiswa diharapkan untuk dapat menerapkan CT dalam program yang
dibuat sehingga program tersebut dapat menyelesaikan suatu persoalan dengan
efektif, efisien, dan optimal. Materi pemrograman merupakan materi pengayaan
namun materi ini merupakan materi yang penting karena merupakan cerminan dari
keterampilan CT yang baik.

Domain problem solving yang terakhir adalah dalam mata pelajaran yang akan
diampu masing-masing calon guru. Mahasiswa berlatih merancang metode
pembelajaran yang mengintegrasikan CT. Harapannya dengan mengintegrasikan
CT, calon guru dapat membuat rencana pembelajaran yang lebih baik lagi.

Pada berbagai domain problem solving, mahasiswa akan berlatih berdasarkan


enam dimensi yang mempengaruhi sebuah persoalan, yaitu: fase atau usia;
kompleksitas persoalan; proses yang dipraktikkan pada pembelajaran; bidang
ilmu; metode atau strategi yang dipilih dalam pembelajaran; serta desain solusi.
Harapannya adalah mahasiswa yang nantinya akan menjadi guru, dapat memilih
persoalan yang kompleksitasnya sesuai usia siswanya, berdasarkan bidang
ilmunya. Untuk itu, perlu dipilih proses, strategi dan metode yang tepat di dalam
pembelajaran di bidang masing-masing, agar dapat didesain solusi yang tepat
juga.

1. Pedagogi
Tingkatan berpikir pada mata kuliah ini mengikuti Taksonomi Bloom yang direvisi
oleh Anderson. Pada topik Pendalaman Konsep CT, mahasiswa mengingat dan
memahami konsep-konsep CT serta CT dalam kurikulum. Setelah mahasiswa
sampai pada level memahami, mahasiswa mengaplikasikan CT dalam problem
solving. Pada domain problem solving, mahasiswa berlatih dengan menggunakan
soal-soal Bebras dan tes PISA untuk menganalisis proses berpikirnya hingga
menghasilkan solusi dari persoalan yang menerapkan CT. Mahasiswa juga
berlatih mengevaluasi apakah solusi yang dihasilkan sudah efektif, efisien, dan
optimal. Tingkatan berikutnya adalah mahasiswa menciptakan karya dengan
menerapkan CT. Tingkatan berpikir ini dilatih mahasiswa pada projek STEM atau
pemrograman. Mahasiswa juga berlatih mengintegrasikan CT untuk mata

38 | PPG Pra Jabatan 2022


pelajaran yang diampu. Hasil akhir yang diharapkan, mahasiswa menghasilkan
RPP yang mengintegrasikan CT di dalamnya.

2. Teknologi Pembelajaran
Pembelajaran mata kuliah ini dapat dilakukan dengan dua cara. Cara yang
pertama adalah secara plugged, yang artinya akan digunakan komputer atau
perangkat digital lainnya. Cara ini dapat dilakukan jika mahasiswa memiliki akses
pada komputer atau perangkat digital tersebut. Jika tidak, maka pembelajaran
harus dilakukan secara unplugged.

D. Petunjuk Teknis

Pada modul Mata Kuliah Computational Thinking ini, terdapat tujuh topik, yaitu :
1. Pendalaman Pemahaman CT
2. CT dalam Kurikulum Indonesia, CT dan Posisinya dalam Tatanan
Global
3. CT dalam Problem Solving
4. CT dan Proyek
5. Ujian Tengah Semester
6. Integrasi CT dalam Mata Pelajaran
7. Pameran Portofolio
Dari tujuh topik di atas, terdapat dua topik yang merupakan ujian, yaitu Ujian
Tengah Semester dan Pameran Portofolio. Ketujuh topik tersebut disusun dengan
tujuan untuk membantu para mahasiswa untuk menjadi seorang computational
thinker.

Untuk menghindari pemberian materi yang terlalu banyak atau padat, maka
beberapa subtopik dijadikan sebagai subtopik yang bersifat opsional. Terdapat
dua topik yang di dalamnya terdapat subtopik yang bersifat opsional, yaitu Topik
CT dalam Problem Solving serta Topik CT dan Proyek.

Topik “CT dalam Problem Solving” tersusun atas empat subtopik. Tiga subtopik
bersifat wajib dan satu subtopik bersifat opsional. Subtopik yang diberikan disusun
dengan tingkat kesulitan yang meningkat, dimulai dari jenis persoalan dengan
kompleksitas sederhana, menuju kompleksitas yang lebih tinggi. Adapun subtopik
yang bersifat wajib adalah sebagai berikut :

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 39


Subtopik 1: Menyelesaikan Persoalan Sehari-hari dengan CT
(Menggunakan soal-soal Tantangan Bebras).
Subtopik 2: Menyelesaikan Persoalan Terkait Literasi dan Numerasi
(Menggunakan Soal-soal Tes PISA).
Subtopik 3: Mengenali Pola Berpikir dalam Menyelesaikan Persoalan
(Problem Solving) untuk berbagai Kasus yang sudah dilakukan pada
subtopik 1 dan subtopik 2.
8. Dosen dapat mengatur alokasi waktu agar ketiga subtopik tersebut
dapat diselesaikan dalam 4 pertemuan. Penulis menyarankan agar
subtopik-subtopik di atas diatur sebagai berikut :
a. Subtopik 1 dibahas dalam 2 pertemuan.
b. Subtopik 2 dibahas dalam 1 pertemuan.
c. Subtopik 3 dibahas dalam 1 pertemuan.

Salah satu kendala adalah beragamnya tingkat pengetahuan mahasiswa di bidang


CT karena saat ini beberapa Perguruan Tinggi mulai mengenalkan CT. Jika dosen
menilai bahwa ketiga subtopik tersebut dapat diselesaikan dalam waktu tiga
pertemuan, dosen dapat menambahkan subtopik opsional, yaitu “Menyelesaikan
Persoalan yang Melibatkan Analisis Data, Pemodelan, dan Simulasi dengan CT”
yang diberikan pada Lampiran A. Subtopik tersebut dapat dipelajari oleh calon
guru dari seluruh mata pelajaran dan semua jenjang, karena materi ini aplikatif
untuk seluruh bidang ilmu. Subtopik ini dapat digunakan setelah Subtopik 2 dan
sebelum Subtopik 3. Pada Subtopik 3, mahasiswa belajar mengenali pola
penyelesaian persoalan yang melibatkan CT berdasarkan pengalaman belajarnya
di Subtopik 1, Subtopik 2, dan Lampiran A. Jika hal ini dilakukan, maka setiap
subtopik harus diberikan masing-masing pada 1 pertemuan.

Topik “CT dan Proyek” terdiri dari dua subtopik. Subtopik yang pertama adalah
“CT dan Proyek STEM” yang bersifat wajib. Subtopik kedua adalah “CT dan
Proyek Kreatif: Proyek Programming dengan Scratch” yang bersifat opsional.
Sebelum masuk ke pertemuan “CT dan Proyek”, dosen harus sudah dapat menilai
kemampuan mahasiswa di kelasnya. Berdasarkan hal itu, lalu dosen memilih salah
satu dari pilihan berikut ini :

40 | PPG Pra Jabatan 2022


a. Jika dosen menilai bahwa mayoritas mahasiswa membutuhkan cukup banyak
waktu untuk memahami suatu materi, maka pertemuan “CT dan Proyek” serta
“Integrasi CT dalam Mata Pelajaran” dilakukan masing-masing selama 3
pertemuan.

b. Jika dosen menilai bahwa proses belajar mayoritas mahasiswa cukup cepat,
maka dapat ditambahkan subtopik “CT pada Proyek Kreatif: Proyek
Programming dengan Scratch” yang terdapat pada Lampiran B. Dengan
demikian, urutannya menjadi “CT dan Proyek”, “CT pada Proyek Kreatif:
Proyek Programming dengan Scratch”, dan “Integrasi CT dalam Mata
Pelajaran”. Masing-masing topik/subtopik dilaksanakan dalam 2 pertemuan.

Dosen dapat mempertimbangkan jumlah topik/kasus yang dipilih dan


menyesuaikan bobot penilaian yang diberikan. Pada masing-masing topik,
terdapat tugas-tugas yang dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Tugas yang dikumpulkan dan dinilai. Nilai dari tugas ini diperhitungkan pada
bobot capaian mata kuliah.
b. Tugas yang dikumpulkan, nilai partisipasi. Dosen dapat menentukan apakah
tugas-tugas ini akan menjadi bahan untuk diskusi di kelas atau bahan untuk
memantau pemahaman siswa terhadap topik tertentu. Dosen dapat
memberikan nilai partisipasi.
c. Tugas berupa pertanyaan untuk diskusi di kelas. Jawaban untuk pertanyaan-
pertanyaan ini tidak perlu dikumpulkan, tetapi menjadi bahan diskusi baik
dalam kelompok maupun di kelas.
d. Bagian portofolio. Tugas atau pertanyaan jenis ini tidak dikumpulkan kepada
dosen dan tidak harus didiskusikan di kelas, tetapi disimpan oleh mahasiswa
sebagai bagian dari portofolio yang akan direstrukturisasi pada pertemuan
terakhir kuliah.

Dosen dapat membuat panduan teknis terkait pengumpulan tugas di LMS


(Learning Management System) yang digunakan dalam mata kuliah ini. Selain
dapat menyesuaikan pemilihan subtopik dan pengkategorian tugas berdasarkan
kondisi kelas, dosen juga dapat menyesuaikan hal-hal berikut ini :

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 41


a. Kakas yang digunakan: kakas yang digunakan tidak harus sama dengan
yang ada di modul ini. Contohnya, pada Topik CT dan Programming, kakas
yang digunakan tidak harus Scratch.
b. Kasus atau contoh persoalan: dosen dapat menggunakan kasus-kasus atau
persoalan-persoalan selain yang telah disebutkan pada modul ini. Sebagai
contoh, dosen dapat memilih Soal Bebras, PISA, atau AKM yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
c. Jenjang dan bidang: karena CT adalah generic skill, maka CT dapat
diimplementasikan di berbagai bidang dan untuk semua jenjang. Karena itu,
dosen juga dapat menyesuaikan bidang mata pelajaran dan jenjang yang
cocok dengan kondisi mahasiswa di kelasnya. Sebagai contoh, jika ada
banyak mahasiswa yang berlatar belakang bidang Sosiologi, maka dosen
dapat memodifikasi modul ini sehingga persoalan atau contoh-contoh lebih
sesuai untuk bidang Sosiologi, meskipun pada modul ini tidak diberi contoh
untuk bidang Sosiologi. Hal yang sama berlaku juga untuk jenjang.

42 | PPG Pra Jabatan 2022


Topik 1 : Pendalaman Pemahaman Computational Thinking
Durasi : 2 Pertemuan
Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan
ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas.

Capaian Pembelajaran Alokasi Waktu

CPMK-01 Memahami CT sebagai sebagai pendekatan problem


solving yang dibutuhkan sebagai kompetensi penting abad kini
dalam profesi apapun di era saat ini, yaitu dunia IR4.0,
masyarakat 5.0 dan dunia VUCA (S1, KU1).
Sub-CPMK [TM: 2x50”]
CPMK-01.01 Menjelaskan apa itu CT dan apa yang bukan CT [BT: 2x60”; BM: 2x60“]
(S1, KU1).
CPMK-01.02 Menjelaskan kenapa CT diperlukan sebagai salah
satu kemampuan dasar lintas mapel di era digital (IR 4.0,
masyarakat 5.0) dan VUCA (S1, KU1, KK1).

CPMK-02 Fondasi (keterampilan dasar) dan disposisi Berpikir


Komputasional.
Sub-CPMK
CPMK-02.01 Menjelaskan 4 fondasi (keterampilan dasar) CT
[TM: 2x50”]
yang tidak terpisahkan: dekomposisi, abstraksi, berpikir
[BT: 2x60”; BM: 2x60“]
algoritmik dan pengenalan pola dan keterampilan tambahan
lainnya. (KU1, KK1).
CPMK-02.02 Menjelaskan tentang disposisi CT. (S1, KU1, KU2,
KK1).

Pada topik Pendalaman Pemahaman Computational Thinking (CT) ini, akan


dibahas beberapa konsep dasar mengenai CT, yaitu: apa itu CT dan apa saja yang
bukan CT, mengapa CT itu penting, empat fondasi CT, pembentukan disposisi CT,
dan apa yang perlu dilakukan untuk dapat “mengajar” CT atau mengintegrasikan
CT dalam mata pelajaran. Pada akhir modul ini, mahasiswa diharapkan dapat
menemukan unsur CT dalam kehidupan sehari-hari.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 1


1. Mulai Dari Diri
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

Pada topik pertama ini, Anda akan mendapatkan gambaran umum mengenai Mata
Kuliah Computational Thinking (CT) dan konsep dasar dari CT.

1.1. Latar Belakang


CT saat ini sudah menjadi literasi dan menjadi bagian Kurikulum Merdeka. Karena
itu, Guru harus mampu mengimplementasikan CT ke dalam mata pelajaran yang
diajarkan, dengan harapan siswa terbiasa menghadapi permasalahan dan
menyelesaikan persoalan dengan menggunakan CT. Mengimplementasikan CT
ke dalam mata pelajaran bukan berarti menjabarkan fondasi CT pada mata
pelajaran tersebut, tetapi menularkan cara berpikir CT melalui cara guru
memecahkan persoalan. Agar Anda yang nantinya menjadi guru dapat
menularkan cara berpikir CT, Anda perlu memahami terlebih dahulu apa itu CT.
Ayo berkenalan dengan CT sekarang!

1.2. Pertanyaan Reflektif (pertanyaan diskusi di kelas)


Jawablah pertanyaan berikut!
Nama/Jenjang/Mapel yang akan diajar :

Pertanyaan Refleksi Respon

Saat ini, komputer cukup banyak digunakan untuk membantu


manusia dalam melakukan berbagai hal, misalnya belanja
online (daring) atau mencari jalur untuk menuju suatu tempat.
Menurut Anda, bagaimana cara komputer ‘berpikir’ sehingga
dapat membantu manusia melakukan berbagai kegiatan?

Apakah Anda pernah mendengar/mengetahui tentang CT?


Jika pernah, uraikan dengan ringkas apa yang Anda ketahui
tentang CT!

Jika belum pernah mendengar tentang CT dan saat ini Anda


mengambil mata kuliah ini, apa motivasi Anda dalam
mengambil mata kuliah ini?

2 | PPG Pra Jabatan 2022


2. Eksplorasi Konsep
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

2.1. Pendekatan Pembelajaran


Karena CT tidak diajarkan sebagai teori, maka konsep CT diberikan secara
singkat. Mahasiswa diberikan cukup banyak rujukan (makalah/video) yang dapat
diakses gratis/bebas. Tujuannya adalah agar cakrawala mahasiswa bertambah
luas dan mampu memposisikan “apa itu CT” dan “apa itu bukan CT” serta
mengenali miskonsepsi yang selama ini terjadi di masyarakat. Hal ini penting
karena di Indonesia, masih banyak guru belum memahami benar perbedaan
antara CT, ICT, digital literacy, dan Informatika. Hal ini dapat terlihat dari
beredarnya banyak video tentang keempat hal di atas, tanpa acuan jelas dan
tanpa jaminan kualitas isinya.

2.2. Paparan Konsep


Pada bagian ini, akan dibahas mengenai definisi CT, mengapa CT itu penting,
fondasi CT, pembentukan disposisi CT, dan apa yang perlu dilakukan untuk dapat
“mengajarkan” CT (dengan mengintegrasikan ke mata pelajaran masing-masing
calon guru). Untuk memberi wawasan awal mengenai apa itu CT dan mengapa
CT penting untuk dipelajari, simaklah video dengan judul

Best of Digital Literacy + Computational Thinking for Children yang dapat Anda
temukan pada tautan berikut ini :

https://www.youtube.com/watch?v=mUXo-S7gzds
dan bacalah artikel dengan judul “Nadiem Usung Computational Thinking Jadi
Kurikulum, Apa Itu?” pada tautan:

https://www.cnbcdonesia.com/tech/2020021815in1009-37-138726/nadiem-
usung-computational-thinking-jadi-kurikulum-apa-itu.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 3


Konsep-konsep Dasar CT
Pada bagian konsep-konsep dasar CT ini dibahas mengenai definisi CT, apa yang
termasuk CT dan bukan CT (miskonsepsi CT), mengapa CT itu penting, empat
fondasi CT, pembentukan disposisi CT, dan apa yang perlu dilakukan untuk dapat
“mengajar” CT.
Definisi CT - Apa yang Termasuk CT dan Bukan CT
Bagi yang belum berpengalaman tentang CT, berikut hal-hal penting mengenai
kompleksitas persoalan yang memerlukan solusi dan tools (kakas) yang sesuai.
Mari menyimak sebuah contoh kasus. Pada contoh kasus ini, Anda akan melihat
tiga buah persoalan yang memiliki kompleksitas berbeda-beda. Kompleksitas
dibahas karena berdasarkan pengalaman banyak yang mempertanyakan
mengenai kompleksitas.

Ada tiga orang yaitu Ibu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala yang perlu
mengevaluasi hasil belajar siswa secara berkala berdasarkan data atau statistik
siswa di lembaga pendidikan tempat mereka bekerja.

a. Ibu Ani pemilik bimbingan belajar kecil yang kegiatan bimbingannya


dilakukan di luar jam sekolah. Bimbingan belajar tersebut hanya
membuka satu kelas per hari. Masing-masing kelas terdiri dari 1-5 orang
siswa yang berada di tingkat kelas yang sama.

b. Pak Budi adalah seorang kepala sekolah dari sekolah yang tidak terlalu
besar. Satu angkatan hanya terdiri dari satu kelas yang terdiri dari 20-30
orang siswa.

c. Pak Cakrawala adalah seorang kepala sekolah dari sekolah yang besar.
Satu angkatan di sekolah ini dapat terdiri dari 8-10 kelas. Masing-masing
kelas terdiri dari 30-40 orang siswa.

Untuk melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa/i, mereka tentu


memerlukan data hasil belajar siswa/i-nya. Oleh karena itu, Ibu Ani, Pak Budi, dan
Pak Cakrawala melakukan pencatatan hasil belajar dari para siswanya. Dari
kebutuhan pencatatan hasil belajar tersebut, timbul pertanyaan “Bagaimana cara
mencatat dan mengolah data nilai siswa?” Banyak kelas dan banyaknya siswa per
kelas dari tempat belajar yang dipimpin Ibu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala

4 | PPG Pra Jabatan 2022


berbeda-beda sehingga cara pencatatan yang dilakukan oleh ketiga guru tersebut
pun berbeda-beda menyesuaikan kompleksitas persoalan yang mereka hadapi.

Mari kita lihat bagaimana cara pencatatan data yang dilakukan oleh ketiga guru
tersebut guna melakukan evaluasi hasil belajar siswanya.

1) Karena Ibu Ani hanya memiliki siswa sekitar 1-5 orang per harinya,
maka Ibu Ani memutuskan untuk mencatat nilai siswa/i di tempat
bimbingan belajarnya dalam bentuk tabel di sebuah buku.

2) Dengan jumlah siswa yang menjalani pendidikan di sekolah yang


dipimpin Pak Budi, Pak Budi menilai bahwa jika guru-guru kelas
mencatat nilai siswa/i dalam bentuk tabel di sebuah buku maka Pak Budi
akan kesulitan untuk mengelola nilai para siswa. Oleh karena itu Pak
Budi perlu menggunakan kakas lain yang memudahkan pengelolaan
nilai. Pak Budi memutuskan menggunakan spreadsheet yang dapat
dipakai gratis untuk mencatat nilai dari siswa/i.

3) Jumlah siswa menjalani pendidikan di sekolah yang dipimpin pak


Cakrawala jauh lebih banyak dari sekolah yang dipimpin pak Budi.
Karena banyaknya siswa/i yang dipimpin Pak Cakrawala, Pak
Cakrawala memutuskan untuk menggunakan aplikasi yang harus dibeli
dalam pengelolaan nilai siswa/i. Diasumsikan, belum terdapat aplikasi
freeware untuk mengolah data sesuai kebutuhan sekolah yang dipimpin
Pak Cakrawala.

Pada contoh tersebut, Ibu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala memiliki tujuan yang
sama yaitu pencatatan nilai siswa/i untuk mengetahui perkembangan belajar
siswa/i mereka.

Namun, kita perhatikan bahwa ada tiga jenis solusi yang mereka terapkan.
Diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan rekan sekelas Anda :

1) Menurut Anda, perlukah Ibu Ani membeli aplikasi seperti yang


digunakan Pak Cakrawala?
2) Menurut Anda, apakah sistem pencatatan yang digunakan Ibu Ani
sekarang dapat digunakan oleh Pak Cakrawala?

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 5


3) Menurut Anda, mengapa terdapat beberapa jenis solusi walaupun
tujuan yang ingin dicapai sama?
4) Menurut Anda, dari beberapa solusi yang mungkin, apa yang
mendasari pemilihan solusi tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dibahas pada bagian “Apa itu CT?”

Apa itu CT?


CT adalah proses berpikir dalam memformulasikan persoalan dan berstrategi
dalam menentukan/memilih solusi yang efektif, efisien, optimal untuk dikerjakan
oleh agen pemroses informasi (solusi) tersebut. Agen pemroses informasi yang
dimaksud adalah manusia atau komputer. Ada tiga hal utama yang terdapat pada
definisi CT tersebut, yaitu persoalan, solusi yang efektif, efisien, dan optimal, serta
agen pemroses informasi.

Persoalan
Seringkali terjadi kesalahpahaman tentang permasalahan dan persoalan.
Permasalahan adalah gejala-gejala yang tampak di permukaan, sedangkan
persoalan adalah penyebab atau akar permasalahan yang “paling potensial”
menyebabkan timbulnya gejala-gejala tadi.

Misalnya, ada seseorang yang punya masalah kesehatan, yaitu sakit kepala. Sakit
kepala itu adalah gejala yang timbul ke permukaan. Tetapi, akar masalahnya bisa
bermacam-macam, misalnya kurang tidur, sakit gigi, tumor otak, atau lainnya. Akar
masalah inilah yang disebut sebagai persoalan atau problem yang perlu dicarikan
solusinya. Solusi untuk sakit kepala karena kurang tidur tentu berbeda dengan
solusi sakit kepala karena sakit gigi atau tumor otak. Penyelesaian persoalan atau
problem solving ini berkaitan dengan banyak hal, misalnya strategi dan
resources/sumber daya yang tersedia.

Persoalan dapat berbeda-beda kompleksitasnya. Ada persoalan yang sederhana


dan mudah diselesaikan, ada juga persoalan yang kompleks. Persoalan yang
kompleks bisa terdiri dari beberapa subpersoalan. Penyelesaiannya pun
memerlukan beberapa strategi.

6 | PPG Pra Jabatan 2022


Solusi yang Efektif, Efisien, dan Optimal
Efektif, efisien, dan optimal adalah tiga istilah yang perlu diketahui perbedaannya.
Perbedaan dari ketiganya dijelaskan sebagai berikut:

a. Efektif berhubungan dengan melakukan sesuatu yang memberikan efek


untuk persoalan yang dihadapi. Misalnya, diketahui sakit kepala yang
dirasakan ternyata karena sakit gigi. Solusi yang efektif adalah datang ke
dokter gigi, bukan sekedar tidur.
b. Efisien berhubungan dengan strategi (cara) dan sumber daya
(resources/alat). Misalnya, seseorang ingin memasak dua porsi mie instan
kuah. Kalau ia memilih panci yang akan digunakan adalah panci yang biasa
digunakan untuk memasak 20 porsi mie instan, solusi tersebut menjadi
kurang efisien. Mie memang tetap dapat dimasak, tapi terjadi pemborosan
air dan gas.
c. Optimal itu terkait dengan kondisi/constraint tertentu. Misalnya, untuk
menentukan makanan yang akan dipilih, terdapat empat variabel, yaitu rasa
(enak atau tidak enak), sehat, ukuran porsi, dan harga. Solusi yang optimal
untuk memilih makanan, bergantung pada subjek dari solusi tersebut.
Contoh: bagi orang yang punya masalah kesehatan, makanan yang optimal
bagi kondisinya adalah makanan yang sehat (misalnya rendah gula bagi
orang yang diabetes, rendah garam bagi orang yang darah tinggi). Makanan
yang sehat terkadang kurang enak dan mahal. Sedangkan bagi anak muda
yang sehat, makanan yang optimal adalah makanan yang banyak porsinya
dan mungkin murah.

Berdasarkan kisah Bu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala, kita dapat melihat bahwa
kompleksitas persoalan menentukan bagaimana solusi efektif, efisien, dan
optimal. Mencatat nilai siswa adalah solusi yang efektif bagi Bu Ani, Pak Budi, dan
Pak Cakrawala. Tetapi, bagaimana pencatatan nilai yang efisien dan optimal untuk
masing-masing kondisi? Pada kasus Ibu Ani, bisa saja Ibu Ani membeli aplikasi
yang juga dibeli oleh Pak Cakrawala. Namun hal ini akan membuat Ibu Ani
mengeluarkan biaya lebih untuk membeli aplikasi yang sebetulnya tidak terlalu
diperlukan.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 7


Sebaliknya, sekolah yang dipimpin Pak Cakrawala memiliki jumlah siswa yang
banyak, sehingga kompleksitas pencatatan dan pengelolaan nilai pun meningkat
jika dibandingkan tempat kursus Bu Ani dan sekolah yang dipimpin Pak Budi. Jika
Pak Cakrawala menggunakan metode pencatatan seperti Ibu Ani dan Pak Budi,
proses evaluasi belajar tetap bisa dilakukan, tetapi menjadi kurang efisien.
Pencatatan di buku memang tidak memerlukan biaya yang besar, namun untuk
mengolah nilai siswa, tentu diperlukan durasi waktu yang panjang karena
dilakukan secara manual. Begitu pula dengan pencatatan menggunakan
spreadsheet. Karena ada banyak kelas, maka nilai dalam satu angkatan akan
terdiri dari banyak tabel sehingga menyulitkan pengolahan data jika menggunakan
spreadsheet. Oleh karena itu, Pak Cakrawala memutuskan menggunakan aplikasi
pengolah data berbayar untuk menyelesaikan persoalannya.

1) Agen Pemroses Informasi


Pada definisi CT, dikatakan bahwa agen pemroses informasi bisa saja manusia
atau komputer. Untuk memperjelas definisi tersebut, kita lihat kembali persoalan
pencatatan nilai yang dilakukan Bu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala. Pak Budi
dan Pak Cakrawala menggunakan komputer dalam melakukan pencatatan. Untuk
dapat menggunakan komputer sebagai alat bantu, Pak Budi dan Pak Cakrawala
perlu dapat berinteraksi dengan komputer.

Jika Bu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala ingin menghitung nilai rata-rata salah
satu ujian, Bu Ani dapat menghitung nilai rata-rata dengan cara manual, yaitu
menghitung dengan kotretan di kertas. Agar manusia dapat berinteraksi dengan
komputer, maka diperlukan cara berkomunikasi tertentu. Sebagai contoh jika Pak
Budi ingin menggunakan spreadsheet untuk menghitung nilai rata-rata, maka Pak
Budi perlu memberikan perintah kepada komputer dengan format “=AVERAGE(sel
awal: sel akhir)”. Jika Pak Budi hanya mencatat nilai dan tidak memberikan
perintah tersebut, maka komputer hanya mencatat dan tidak menghitung rata-rata.
Hal ini terjadi karena komputer hanya bekerja berdasarkan perintah yang
diberikan. Oleh karena itu, agar komputer dapat membantu menyelesaikan
persoalan manusia, kita perlu memberikan rangkaian perintah kepada komputer.

Perintah yang diberikan Pak Budi ke komputer sebenarnya juga dilakukan Ibu Ani
tapi tanpa bantuan komputer. Begitu pula pada kasus Pak Cakrawala, aplikasi

8 | PPG Pra Jabatan 2022


yang digunakan Pak Cakrawala sebenarnya juga menggunakan perintah yang
sejenis dengan yang digunakan oleh Ibu Ani dan Pak Budi. Namun, perintah
tersebut diberikan oleh orang yang membuat aplikasi (program komputer).

Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat bahwa langkah-langkah yang mereka


ambil untuk menyelesaikan persoalan sebenarnya sama namun diterapkan pada
perangkat yang berbeda-beda. Ibu Ani melakukan pencatatan dan pengolahan
data secara manual pada buku tulis, sementara dua orang lainnya menggunakan
perangkat komputer. Dari sini, dapat kita simpulkan bahwa apa yang dilakukan
oleh komputer sebenarnya adalah hal yang dapat dilakukan oleh manusia.

Oleh karena itu, CT tidak terbatas pada proses untuk menghasilkan cara
penyelesaian yang dilakukan oleh komputer tapi juga dapat diterapkan untuk
menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari. CT berfokus pada cara
berpikir dalam menemukan cara penyelesaian persoalan (problem solving) dalam
kehidupan sehari-hari, baik dengan bantuan komputer maupun tanpa bantuan
komputer. Kita akan belajar bagaimana menyelesaikan berbagai persoalan
dengan cara yang efektif, efisien, dan optimal.

a. Apa Saja yang Termasuk CT dan Apa yang Bukan CT?


Beberapa pihak, memahami CT secara kurang tepat. Berikut adalah karakteristik
dari CT:

● CT berkaitan dengan konseptualisasi solusi, bukan pemrograman.


● CT adalah cara berpikir seperti cara berpikir computer scientist, bukan untuk
membuat manusia berpikir seperti komputer karena cara berpikir manusia
jauh lebih kompleks dari komputer yang diciptakan dan diprogram oleh
manusia.
● CT dapat dimanfaatkan oleh semua orang dan untuk berbagai persoalan,
bukan hanya orang-orang yang pekerjaannya berkaitan erat dengan
komputer, atau persoalan-persoalan di bidang komputer saja.
● CT berkaitan dengan ide, tidak terbatas pada artefak. CT tidak selalu
berkaitan artefak perangkat lunak dan perangkat keras yang berperan pada
kehidupan manusia. CT berkaitan dengan konsep komputasi yang
digunakan untuk memecahkan persoalan, untuk mengelola kehidupan kita
sehari-hari, dan untuk berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 9


● CT adalah keterampilan dasar, bukan hafalan. Hafalan berarti rutinitas
mekanis. Keterampilan dasar adalah sesuatu yang perlu dikuasai agar
seseorang dapat beradaptasi dalam masyarakat modern.

b. Mengapa CT Penting
Perkembangan dunia melalui Industri 4.0, VUCA, dan Society 5.0 berdampak pada
berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satunya
adalah perubahan pada lingkungan pembelajaran yang berubah menjadi
lingkungan digital yang menggunakan Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence
(AI), big data, dan lain-lain. Hal ini membuat informasi menjadi lebih mudah untuk
diperoleh oleh siswa. Proses pembelajaran menjadi lebih berpusat pada siswa,
karena guru tidak lagi menjadi sumber informasi utama. Peran guru adalah
sebagai fasilitator dalam proses belajar siswa.

Karena sudah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka bentuk
pembelajaran yang sifatnya hanya ceramah, di mana siswa hanya sekedar
menjadi pendengar, sudah tidak relevan. Bentuk pembelajaran yang cocok untuk
era ini adalah bentuk pembelajaran seperti problem-based atau project-based
learning. Karena CT adalah proses berpikir, maka CT akan sangat cocok untuk
diintegrasikan ke dua bentuk pembelajaran ini. Pada topik-topik berikutnya kita
akan mempelajari bagaimana CT cocok diintegrasikan dalam bentuk
pembelajaran problem-based dan project-based learning.

Dengan CT, Anda akan terbiasa berpikir sistematis dan menemukan solusi yang
efektif, efisien, dan optimal saat menghadapi persoalan sederhana maupun
kompleks. Kemampuan memecahkan persoalan adalah kemampuan yang sangat
dibutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhadapan dengan
persoalan dan perlu memutuskan solusi yang akan diambil dari berbagai solusi
yang mungkin ada.

Sebagai contoh, Anda akan pergi bersama dengan beberapa orang teman Anda.
Untuk menentukan kemana Anda akan pergi, Anda perlu mengumpulkan
beberapa informasi seperti kegiatan apa yang bisa dilakukan di sana, siapa saja
yang ingin melakukan hal tersebut, berapa dana yang dimiliki oleh orang-orang
yang ikut pergi, berapa banyak waktu yang dimiliki, bagaimana cuaca yang

10 | PPG Pra Jabatan 2022


mungkin di hari tersebut, dan sebagainya. Dari informasi yang Anda kumpulkan,
barulah dapat ditentukan ke mana tujuan yang akan dipilih. Mengumpulkan
informasi dan kemudian memanfaatkan informasi tersebut untuk mendapatkan
solusi yang paling baik merupakan salah satu contoh kegiatan yang membutuhkan
CT. Dari contoh tersebut, Anda dapat melihat bahwa dalam kehidupan sehari-hari
kita selalu berhadapan dengan berbagai persoalan dan dapat menggunakan CT
untuk membantu penyelesaiannya.

c. Empat Fondasi CT
CT memiliki empat fondasi yang menjadi landasan pemecahan persoalan yaitu
dekomposisi (decomposition), algoritma (algorithm), pengenalan pola (pattern
recognition), dan abstraksi (abstraction).

● Dekomposisi: Dekomposisi adalah pembagian persoalan ke dalam


beberapa sub-persoalan yang lebih kecil.
● Pengenalan pola: Pengenalan pola adalah pengamatan atau analisis
terhadap berbagai kesamaan yang ada di antara persoalan-persoalan. Jika
seseorang telah berkali-kali menyelesaikan persoalan, diharapkan dapat
menemukan pola dari persoalan-persoalan sejenis dan juga pola dari solusi-
solusi yang dirancang/diimplementasikan.
● Abstraksi: Abstraksi adalah proses eliminasi bagian-bagian yang tidak
relevan dari suatu persoalan. Dengan abstraksi, dapat dibuat suatu blueprint
penyelesaian persoalan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan sejenis.
● Algoritma: Algoritma adalah langkah-langkah terurut untuk menyelesaikan
suatu persoalan. Algoritma harus disusun dengan jelas, runtut, lengkap,
efisien, dan tidak menyalahi batasan-batasan dalam persoalan tersebut.
Dengan empat fondasi CT tersebut, kita dapat mengembangkan solusi-solusi dari
persoalan. CT juga dapat diintegrasikan dengan berbagai konsep berpikir lainnya,
misalnya design thinking, critical thinking, system thinking, dan lain-lain, yang
mungkin sebenarnya sudah pernah Anda praktikkan dalam kehidupan Anda.

International Society for Technology in Education (ISTE - https://www.iste.org/)


dan Computer Science Teachers Association (CSTA -
https://www.csteachers.org/) berkolaborasi dengan para pimpinan perguruan

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 11


tinggi, industri, dan disdakmen untuk mengembangkan definisi operasional dari
CT. ISTE dan CSTA melakukan survei dan berhasil mengumpulkan kurang lebih
700 respon dari guru-guru, peneliti, dan praktisi. Hal ini menunjukkan dukungan
yang luar biasa untuk pembentukan definisi operasional CT. Berikut adalah definisi
operasional yang didapatkan :

CT adalah proses penyelesaian persoalan yang melibatkan (tapi tidak terbatas


pada) karakteristik berikut:

● Merumuskan persoalan dengan cara yang memungkinkan untuk


penggunaan komputer dan alat lain untuk membantu menyelesaikannya .
● Mengorganisasikan dan menganalisis data secara logis.
● Mengotomatiskan solusi melalui pemikiran algoritmik.
● Mengidentifikasi dan menerapkan solusi yang mungkin dengan tujuan
mencapai kombinasi langkah dan sumber daya (resources) yang paling
efisien dan efektif.
● Menggeneralisasi dan mentransfer proses pemecahan persoalan ini ke
berbagai persoalan lain.
Berdasarkan definisi operasional tersebut, dapat dilihat bahwa CT tidak terbatas
pada abstraksi, algoritma, dekomposisi, dan pengenalan pola (AADP). Telah
banyak ahli yang mendefinisikan implementasi definisi operasional CT sebagai
konsep CT. Pada Topik CT dalam Problem Solving, CT dan Proyek, Integrasi CT
dalam Mata Pelajaran, diberikan contoh-contoh implementasi konsep CT tersebut
dalam topik yang dibahas.

d. Pembentukan Disposisi CT
“Disposisi pembelajaran” atau dapat juga disebut “kebiasaan berpikir” mengacu
pada cara di mana peserta didik terlibat dan berhubungan langsung dalam proses
belajar. Disposisi pembelajaran mempengaruhi pendekatan pembelajaran peserta
didik, dan oleh karena itu berpengaruh pula pada hasil belajar mereka. Disposisi
pembelajaran dapat memajukan keterampilan, keterlibatan, dan pemahaman yang
mendalam bagi peserta didik untuk hal yang sedang dipelajarinya.

12 | PPG Pra Jabatan 2022


Pengembangan disposisi pembelajaran adalah hal yang sangat mendasar bagi
siswa untuk mengembangkan kesadaran tentang cara mereka belajar dan
membangun sikap belajar yang berguna bagi masa depan mereka.

Terdapat tiga hal yang diperlukan untuk membentuk disposisi, yang digambarkan
pada Gambar 1.1 (Project Zero, 2019).

Gambar 1.1: Elemen Pembentuk Disposisi Pembelajaran (Project Zero,


2019)

● Kemampuan. Untuk pembentukan disposisi, tentu diperlukan kemampuan


yang diperlukan pada bidang tertentu. Sebagai contoh, untuk membuat
keputusan, diperlukan kemampuan untuk mempertimbangkan pro dan
kontra untuk setiap pilihan yang ada.
● Motivasi. Untuk dapat memikirkan suatu hal dengan serius, tidak cukup
kemampuan saja, tapi diperlukan juga motivasi untuk menggunakan
kemampuan tersebut. Sebagai contoh, untuk membuat keputusan,
diperlukan motivasi untuk mau mempertimbangkan pro dan kontra untuk
setiap pilihan yang ada.
● Sensitivitas. Selain kemampuan dan motivasi, diperlukan juga sensitivitas
akan saat yang tepat untuk menggunakan kemampuan berpikir tersebut.
Sebagai contoh, untuk membuat keputusan, diperlukan kepekaan akan
pentingnya pertimbangan pro dan kontra dari setiap pilihan yang ada.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 13


Secara singkat, disposisi dapat diartikan sebagai kesiagaan seseorang untuk
mengaplikasikan sebuah konsep pada momen ketika konsep tersebut diperlukan.

Disposisi tidak serta merta terbentuk, melainkan dihasilkan dari proses belajar
selama bertahun-tahun. Demikian juga dengan pembentukan disposisi CT. CT
perlu terus dilatih melalui pendekatan mengutak-atik (tinkering), berlatih
menciptakan sesuatu (creating), berusaha mencari akar masalah dan
memperbaiki kesalahan tersebut (debugging), bekerja sama (collaborating), dan
memiliki sikap pantang menyerah (persevering) (Barefoot Computing, 2020).

Melalui mata kuliah ini, Anda akan berlatih untuk mendisposisikan CT dalam
aspek-aspek kehidupan Anda. Selain itu, mata kuliah ini dirancang agar Anda
dapat berlatih mengintegrasikan CT dalam berbagai proyek agar Anda
mendapatkan pengalaman aktual dalam CT. Melalui pengalaman dan refleksi,
diharapkan Anda dapat mendisposisikan CT dalam berbagai bidang kehidupan
Anda, termasuk di antaranya adalah dalam mata pelajaran yang Anda ajarkan
kepada siswa/i Anda.

e. Apa yang Perlu Dilakukan untuk Dapat “Mengajar” CT atau


Mengintegrasikan CT dalam Mata Pelajaran?
Sebagai literasi, CT tidak dapat diajarkan hanya dengan pemaparan konsep,
melainkan perlu dilatih seperti halnya membaca/menulis/berhitung, critical
thinking, atau general capabilities/literasi lainnya.

Untuk dapat melatih CT sebagai “literasi” dan diintegrasikan ke berbagai mata


pelajaran seperti kemampuan literasi lainnya, beberapa latihan yang pada
umumnya digunakan adalah sebagai berikut, namun tidak terbatas kepada yang
disebutkan di sini. Beberapa bidang lain mungkin membutuhkan metoda khusus.

1. Menyelesaikan tantangan Bebras (Bebras, 2003).


2. Menggunakan permainan atau aktivitas fisik.
3. Melakukan analisis data.
4. Menggunakan modeling dan simulasi.
5. Menggunakan persoalan dalam kehidupan sehari-hari.

14 | PPG Pra Jabatan 2022


Seperti cara kita untuk berlatih CT, mengajarkan CT kepada siswa juga harus
dilakukan dengan membiasakan siswa dengan CT. Bagi siswa SD, CT
diinfus/diintegrasikan ke mata pelajaran. Pada Kurikulum Merdeka, CT terdapat
pada mata pelajaran Informatika untuk jenjang SMP dan SMA. Tetapi hanya
mengenal CT melalui mata pelajaran Informatika saat SMP dan SMA tidaklah
cukup. Siswa juga perlu dibiasakan untuk terus menggunakan CT pada mata
pelajaran lain dan pada kehidupan nyata seperti yang sudah dijelaskan pada
bagian disposisi CT.

CT “diajarkan” di kelas dengan cara ditularkan melalui cara berpikir guru saat
menyelesaikan sebuah persoalan. Oleh karena itu, sebelum mengajarkan CT
kepada siswa penting untuk guru memahami dan terbiasa menggunakan CT.
Dengan demikian, guru dapat mengimplementasikan CT di dalam mata
pelajarannya dan membiasakan siswa untuk menggunakan CT dalam kehidupan
sehari-hari mereka.

2.3. Lembar Kerja

2.3.1 Lembar Kerja Reflektif Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas)

1. Manfaat apa sajakah yang Anda peroleh setelah mempelajari CT?

2. Menurut Anda, apakah Anda sudah dapat memahami apa itu CT dan 4
fondasi CT? Jelaskan apa itu CT dan 4 fondasi dasarnya berdasarkan
pemahaman Anda!

2.3.2 Lembar Kerja Mahasiswa (Dikumpulkan sebagai Penilaian


Partisipasi)

1. Sampai saat ini, Anda sudah mendapatkan contoh-contoh implementasi


CT dalam kehidupan sehari-hari. Dalam contoh-contoh tersebut, dapat dilihat
bahwa CT dapat diterapkan dengan ataupun tanpa menggunakan “komputer”.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 15


Tuliskanlah hal atau persoalan apa yang zaman sekarang tidak memakai
“komputer”, TIK, dan robot tapi membutuhkan CT!

2. Tuliskan dan jelaskan minimal satu contoh penerapan untuk masing-


masing fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari! Contoh yang Anda berikan
dapat mengandung lebih dari satu fondasi.

3. Ruang Kolaborasi
Jenis Kegiatan:
Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)

Dalam ruang kolaborasi, mahasiswa beraktivitas dalam kelompok untuk saling


sharing, diskusi, tukar pendapat tentang pemahamannya terhadap CT. Kelompok
terdiri dari 2-3 orang. Anggota kelompok tidak harus berasal dari jenjang
(SD/SMP/SMA) dan mata pelajaran yang sama.

Hasil diskusi dicatat dalam lembar kerja yang sudah disediakan. Hasil diskusi
kelompok dapat berupa lembar kertas flipchart (hard copy) atau kolaborasi digital
(Jamboard atau kakas lainnya). Satu kelompok cukup mengerjakan satu lembar
kerja.

3.1. Panduan Kerja Kelompok


1. Aktivitas: diskusi kelompok berdasarkan Lembar Kerja Mahasiswa (2.3.2).
2. Bahan diskusi: Lembar Kerja Mahasiswa (2.3.2).
3. Pertanyaan / Instruksi / Lembar Kerja :

Tujuan diskusi: berbagi dan berdiskusi mengenai hasil refleksi pribadi yang
sudah dilakukan pada bagian (2). Hasil diskusi dicatat oleh notulis.

16 | PPG Pra Jabatan 2022


3.2. Pokok Bahasan yang Didiskusikan
Setelah melakukan refleksi pribadi, saat ini bagikan dan diskusikan hasil refleksi
pribadi Anda di dalam kelompok. Diskusikanlah hal-hal berikut ini :

1. Contoh-contoh penerapan fondasi CT yang sudah benar.


2. Contoh-contoh penerapan fondasi CT yang masih kurang tepat atau
sebenarnya masih dapat digali lebih lanjut fondasi CT-nya.
Contoh :

a. Anggota 1 menulis bahwa contoh dari algoritma adalah petunjuk


memasak mie instan yang tertera pada bungkus mie instan.
Jika seluruh anggota kelompok setuju dengan contoh tersebut, tuliskan
contoh tersebut pada bagian “Jawaban yang sudah tepat” pada lembar
kerja yang diberikan.
b. Anggota 1 menulis bahwa contoh dari algoritma adalah menentukan rute
perjalanan dari tempat A menuju tempat B di sebuah kota besar.
Anggota 2 mengatakan bahwa dalam contoh pencarian rute, terdapat
unsur pengenalan pola juga, yaitu mengenali pola tingkat kepadatan
(kemacetan) lalu lintas jalan yang dilalui (untuk menghindari jalan yang
macet).

Jika terjadi diskusi seperti ini, tuliskan contoh tersebut pada bagian
“Jawaban yang masih dapat ditelaah lebih lanjut”

Catatan: jika terjadi diskusi seperti ini, bukan berarti jawaban yang
diberikan oleh Anggota 1 adalah jawaban yang tidak berguna, karena kita
dapat belajar dari jawaban yang masih kurang tepat juga.

3.3. Langkah-langkah Penjelasan Diskusi

1. Mahasiswa membentuk kelompok yang terdiri dari 2-3 orang. Anggota


suatu kelompok tidak harus terdiri dari mahasiswa yang akan mengajar
ada jenjang dan mata pelajaran yang sama. Keberagaman anggota
kelompok akan membuat bahasan diskusi menjadi lebih beragam.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 17


2. Jika dilakukan secara daring, mahasiswa menyepakati penggunaan
media diskusi (Google Meet, Zoom, dll). Jika dilaksanakan secara luring,
mahasiswa dipersilahkan untuk menentukan tempat diskusi.
3. Mahasiswa mempelajari format lembar kerja yang perlu diisi oleh notulis
berdasarkan hasil diskusi kelompok dan dikumpulkan.

Nama/No. Kelompok:

1.
No. Induk / Nama Mahasiswa : 2.
3.

Hasil Diskusi secara umum :

Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai “komputer”,
TIK, dan robot tapi membutuhkan CT.
1. …
2. …
3. …
(silakan dilanjutkan)

Penerapan fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari.


A. Jawaban yang sudah tepat
1. …
2. …
3. …
(silakan dilanjutkan)

B. Jawaban yang kurang tepat


1. …
2. …
3. …
(silakan dilanjutkan)

4. Notulis menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja kelompok ini.


5. Selain lembar kerja sebagai laporan hasil diskusi, mahasiswa membuat
juga slide/artefak presentasi dalam bentuk kertas yang disusun dengan

18 | PPG Pra Jabatan 2022


kreatif agar dapat dipakai presentasi. Slide/artefak ini digunakan dalam
demonstrasi kontekstual. Slide/artefak presentasi berisi hasil diskusi dan
disiapkan untuk presentasi selama maksimal 10 menit.
6. Mahasiswa mengumpulkan atau mengunggah lembar kerja dan slide
presentasi kelompok sesuai petunjuk dosen.

4. Demonstrasi Kontekstual
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)

Pada bagian ini, mahasiswa menunjukkan pemahaman dari hasil belajarnya


dengan melakukan presentasi hasil diskusi pada ruang kolaborasi. Durasi
presentasi adalah maksimal 10 menit untuk setiap kelompok.

Kegiatan dapat dilakukan dengan mengikuti petunjuk berikut ini :

1. Jika memungkinkan, maka setiap kelompok bisa mempresentasikan hasil


diskusinya di depan seluruh peserta mata kuliah ini. Jika tidak
memungkinkan, maka presentasi tidak harus dilakukan di hadapan
seluruh peserta kuliah. Dua atau tiga kelompok dapat bergabung
membentuk kelompok yang lebih besar. Dalam kelompok yang lebih
besar tersebut, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
2. Kelompok yang tidak melakukan presentasi memberikan feedback atau
pertanyaan untuk hasil presentasi kelompok tersebut. Feedback atau
pertanyaan dari kelompok lain dicatat oleh notulis kelompok dalam format
berikut ini.

Nama/No. Kelompok:

1.
No. Induk / Nama Mahasiswa: 2.
3.

Feedback/pertanyaan: Tanggapan/solusi:

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 19


Kumpulkan lembar kerja untuk pemberian feedback pada LMS atau tempat
pengumpulan yang disediakan oleh Anda!

5. Elaborasi Pemahaman
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

Untuk mempertajam pemahaman Anda tentang CT, buatlah pertanyaan-


pertanyaan tentang konsep-konsep CT yang masih belum Anda pahami! Setelah
itu, diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan dosen, maupun rekan
mahasiswa lainnya!

6. Koneksi Antar Materi


Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas)

Tuliskan contoh-contoh hubungan CT dengan kehidupan sehari-hari Anda!

Menurut pendapat Anda, dapatkah CT diterapkan pada mata pelajaran yang akan
Anda ajar? Penerapan CT dapat dilakukan baik pada metode atau bentuk
pengajaran, soal-soal, atau aktivitas lainnya di dalam kelas.

20 | PPG Pra Jabatan 2022


7. Aksi Nyata
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual.

Aksi nyata pada modul ini bukan melaksanakan praktik pengajaran, melainkan
membuat perencanaan untuk pengajaran di kelas kelak.

7.1 Pertanyaan Reflektif (Menjadi Bagian Portofolio)

Jawablah pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut!


1. Apa harapan/target Anda dalam mengikuti mata kuliah ini ?

2. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari CT?

3. Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT dalam


kehidupan Anda?

4. Bagaimana perasaan Anda setelah belajar mengenai CT?

5. Apa potensi kendala yang mungkin akan Anda alami selama mengikuti
kuliah ini?
Jika ada, tindakan apa yang akan Anda lakukan untuk
mengantisipasinya?

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 21


7.2. Portofolio Topik Pendalaman Pemahaman CT

Pada mata kuliah CT ini Anda diminta untuk membuat portofolio yang
menggambarkan proses belajar yang Anda alami. Bentuk portofolio dapat berupa
portofolio digital (misalnya blog) atau non-digital (misalnya menuliskan pada buku
jurnal). Bentuk portofolio yang dipilih dapat disepakati di kelas.

Pada masing-masing pertemuan kuliah, Anda akan diminta untuk membuat


bagian-bagian kecil dari portofolio Anda, atau dapat dikatakan Anda menabung
portofolio. Isi dari portofolio yang diharapkan antara lain data diri pembuat
portofolio, daftar isi, pengetahuan dan pengalaman yang didapat, hasil refleksi,
dan artefak (misalnya slide presentasi, laporan). Selain catatan atau artefak
portofolio yang diminta dari setiap topik, Anda dapat menambahkan tabungan
portofolio Anda jika Anda merasa ada catatan penting atau menarik yang ingin
Anda cantumkan.

Pada pertemuan terakhir perkuliahan (Topik 7), Anda akan diminta untuk
merestrukturisasi tabungan portofolio menjadi bentuk yang layak dipamerkan
sebagai pencapaian Anda dalam mata kuliah ini. Portofolio ini juga dapat menjadi
bekal Anda pada saat Anda kelak menjalani profesi Anda sebagai seorang guru.

Hal-hal yang menjadi bagian dari portofolio untuk topik pendalaman CT adalah
sebagai berikut:

1. Hasil diskusi pada bagian Ruang Kolaborasi (dapat berupa slide


presentasi/laporan).
2. Feedback yang diberikan kelompok lain pada saat Demonstrasi
Kontekstual.
3. Hasil refleksi yang diisikan pada Aksi Nyata.

22 | PPG Pra Jabatan 2022


Topik 2: CT dalam Kurikulum

Durasi : 1 Pertemuan
Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan
ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas.

Capaian Pembelajaran Alokasi Waktu

CPMK-03 Integrasi CT ke dalam berbagai bidang mata


pelajaran dalam kurikulum.
Sub-CPMK
CPMK-03-01 Menjelaskan posisi dan peran CT dalam [TM: 2x50”]
kurikulum Indonesia dan kaitannya dengan Informatika dan [BT: 2x60”; BM: 2x60“]
CP BK dari K1 s.d. K12 (S1, KU1, KK1).
CPMK-03-02 Menjelaskan posisi dan peran CT dalam
tatanan global (framework, literacy) (S1, KU1, KK1).

Pada modul CT dalam Kurikulum ini mahasiswa mempelajari CT dalam Kurikulum


Merdeka dan posisi CT dalam tatanan global. Mahasiswa akan menelaah Capaian
Pembelajaran CT pada setiap fase dengan terperinci.

1. Mulai Dari Diri


Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

1.1. Latar Belakang


CT adalah literasi baru yang masuk dalam Kurikulum Merdeka. Sebagai literasi
“baru”, tidak semua pihak sudah memahami mengenai Capaian Pembelajaran
(CP) CT yang terdapat dalam Kurikulum Merdeka. Untuk dapat memahami CP CT,
diperlukan pemaknaan terhadap setiap istilah yang terdapat pada CP tersebut.
Pada modul ini juga akan dibahas mengenai peningkatan CP CT pada masing-
masing jenjang. Selain itu, kita perlu mengetahui bahwa sudah ada beberapa
negara yang terlebih dahulu mengupayakan CT di dalam kurikulumnya. Hal
tersebut akan dibahas agar kita dapat belajar dari penelitian dan pengalaman-
pengalaman terkait implementasi CT dalam kurikulum di negara lain.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 23


1.2. Persiapan Sebelum Kuliah Tatap Muka

Dosen menugaskan mahasiswa untuk membaca beberapa bahan bacaan. Bahan


bacaan terdiri dari dua jenis, yaitu bacaan wajib yang perlu dibaca oleh seluruh
mahasiswa dan bacaan yang ditugaskan oleh dosen. Masing-masing mahasiswa
mendapatkan tugas untuk membaca salah satu dari tiga makalah yang terdapat
pada bagian “Bacaan yang Diatur Penugasannya oleh Dosen”. Tujuan dari
melakukan pembagian tugas membaca referensi ini ada 2, yaitu :

(1) Agar mahasiswa tidak terlalu banyak beban membaca materi sebelum
perkuliahan sehingga dapat lebih fokus membaca bahan seputar CT dalam
kurikulum di Indonesia dan.
(2) Agar mahasiswa dapat saling berbagi intisari dari makalah yang dibacanya
di kelas belajar dari sesama peserta mata kuliah ini). Tautan lengkap dari
masing-masing materi yang perlu dibaca, dapat dilihat pada bagian referensi
dari modul ini.
1.2.1. Bacaan Wajib

- Kebijakan Kurikulum untuk Membantu Pemulihan Pembelajaran., Badan


Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi, 2021).

- Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan


Nomor 028/H/KU/2021 tentang Capaian Pembelajaran PAUD, SD, SMP,
SMA, SMPLB, dan SMALB pada Program Sekolah Penggerak (Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, 2021), halaman
230-241.

- Computational Thinking dalam Kurikulum Prototipe 2022-2024 (Bagian 1)


(Liem, 2021).

- Computational Thinking dalam Kurikulum Prototipe 2022-2024 (Bagian 2)


(Liem, 2021).

24 | PPG Pra Jabatan 2022


1.2.2. Bacaan yang Diatur Penugasannya oleh Dosen
- “Bringing Computational Thinking to K-12: What is Involved and What is the
Role of the Computer Science Education Community?” (Barr & Stephenson,
2011).
- “Defining Computational Thinking for Mathematics and Science Classrooms”
(Weintrop et al., 2016).
- “A Pedagogical Framework for Computational Thinking” (Kotsopoulos et al.,
2017).

Dosen juga boleh menambah bahan bacaan terkait CT yang erat kaitannya
dengan konteks mahasiswa.

1.2.3. Pertanyaan Reflektif (pertanyaan diskusi di kelas)


Jawablah pertanyaan berikut!

Nama/Jenjang/Mapel yang akan diajar :

Pertanyaan Refleksi Respon

Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan


CT di dalam Kurikulum Merdeka?

Karena CT berada dalam kurikulum, CT


dipandang sebagai sesuatu yang perlu dipelajari
oleh peserta didik. Menurut Anda, mengapa CT
tidak diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri?

Pada saat Anda membaca referensi-referensi


yang ditugaskan oleh dosen Anda, bagian mana
yang:
● Paling menarik untuk Anda? Mengapa?
● Paling sulit untuk diajarkan? Mengapa?

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 25


2. Eksplorasi Konsep
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

2.1. Pendekatan Pembelajaran


Pendekatan pembelajaran pada bagian ini adalah dengan flipped learning.
Mahasiswa diminta untuk mempelajari materi sebelum pertemuan kuliah dan
membuat ringkasan dari materi-materi tersebut. Materi ini terkait kurikulum CT
dalam Kurikulum Merdeka dan beberapa makalah mengenai posisi CT dalam
tatanan global. Mahasiswa diajak untuk mempelajari dan memahami CP CT
secara rinci. Selain itu, mahasiswa diajak untuk menyadari bahwa ada negara-
negara lain yang sudah terlebih dahulu mengintegrasikan CT pada kurikulum
pendidikan dasar dan menengah.

2.2. Paparan Konsep


Pada bagian ini, Anda akan mempelajari mengenai CT dalam Kurikulum Merdeka
dan CT dalam tatanan global. Paparan konsep dapat dibaca secara mandiri oleh
mahasiswa atau dipaparkan oleh dosen .

a. CT dalam Kurikulum Merdeka


Dari materi pertemuan ke-1 dan 2, Anda telah mengetahui bahwa CT diusung
menjadi literasi yang baru di Indonesia. Kebijakan ini sejalan dengan pernyataan
Jeanette M. Wing dalam (Wing, 2006) bahwa CT adalah keterampilan yang
diperlukan oleh semua orang, tidak terbatas pada computer scientist. CT adalah
literasi berpikir.

Dalam slide presentasi “Kebijakan Kurikulum untuk Membantu Pemulihan


Pembelajaran” (Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021), diberikan
Karakteristik Kurikulum Merdeka untuk masing-masing jenjang yang ditampilkan
pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1: Karakteristik Kurikulum Merdeka di Setiap Jenjang Pendidikan

26 | PPG Pra Jabatan 2022


(Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021).

Pada Gambar 2.1, dituliskan secara eksplisit mengenai CT dalam kurikulum SD


dan SMP. Dalam kurikulum SD, CT diintegrasikan dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika, dan IPAS. Untuk jenjang SMP dan SMA, CT secara
eksplisit terdapat pada mata pelajaran Informatika. Namun, karena CT adalah
literasi berpikir yang perlu dilatih secara terus-menerus, maka tidak cukup hanya
dilatih pada mata pelajaran Informatika. CT sangat disarankan diintegrasikan pada
seluruh mata pelajaran lain. Integrasi CT dalam mata pelajaran selain Informatika
dibahas pada Topik Integrasi CT dalam Mata Pelajaran.

b. CT dalam Mata Pelajaran Informatika


Definisi Informatika berikut ini diambil dari Buku Informatika untuk SMP Kelas VII
(Wijanto et al., 2021). Informatika adalah bidang ilmu mengenai studi,
perancangan, dan pembuatan sistem komputasi, serta prinsip-prinsip yang
menjadi dasar perancangan tersebut. Komputasi adalah ilmu yang berkaitan
dengan pemodelan matematika dan penggunaan komputer untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan sains. Istilah Informatika sepadan dengan istilah dalam
bahasa Inggris informatics, computing, atau computer science.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 27


Gambar 2.2: Pilar Pengetahuan Informatika (Wijanto et al., 2021)

Dari Gambar 2.2, dapat dilihat bahwa CT atau dalam Bahasa Indonesia disebut
dengan Berpikir Komputasional, menjadi landasan berpikir untuk belajar
Informatika. Dengan demikian, mata pelajaran Informatika menjadi berbeda
dengan mata pelajaran TIK yang sempat ada dalam kurikulum pendidikan
Indonesia. Mata pelajaran Informatika lebih menekankan mengenai kecakapan
untuk menyelesaikan persoalan (problem solving), baik dengan komputer maupun
tanpa komputer. Sedangkan mata pelajaran TIK cenderung bertitik berat pada
mempelajari teknologi atau kakas pada komputer.

Pada Tabel 2.1 diberikan Capaian Pembelajaran dari materi CT untuk fase A-F
berdasarkan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Nomor 028/H/KU/2021 tentang Capaian Pembelajaran PAUD, SD,
SMP, SMA, SDLB, SMPLB, SMALB pada Program Sekolah Penggerak (Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, 2021). Jika diperhatikan
CP pada Tabel 2.1, terdapat keserupaan CP pada fase-fase yang diberikan,
namun pada setiap kenaikan fase, diberikan persoalan atau problem dengan
kompleksitas yang semakin meningkat, untuk objek mulai konkrit sampai dengan
“abstrak”.

28 | PPG Pra Jabatan 2022


Tabel 2.1: Capaian Pembelajaran dari materi CT untuk fase A sampai dengan F

Fase Capaian Pembelajaran CT

Fase A Pada akhir fase A, peserta didik mampu menerapkan berpikir


(Umumnya komputasional dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari yang
untuk kelas I dialami dengan mengidentifikasi, membandingkan, memilih, memilah,
dan II SD) mengelompokkan, dan mengurutkan objek konkrit.

Pada akhir fase B, peserta didik mampu menerapkan berpikir


Fase B komputasional dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari dengan
(Umumnya membandingkan, memilih, memilah, menyusun, mengelompokkan, dan
untuk kelas mengurutkan himpunan data kecil hasil abstraksi benda konkrit
III dan IV SD) menggunakan berbagai cara untuk menghasilkan beberapa solusi
dengan memanfaatkan perkakas yang disediakan.

Pada akhir fase C, peserta didik mampu menerapkan berpikir


komputasional dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari dengan
Fase C
membandingkan, menyusun, mengelompokkan, dan mengurutkan
(Umumnya
himpunan data hasil abstraksi benda konkrit yang lebih banyak dan
untuk kelas V
kompleks dengan menggunakan berbagai cara untuk menghasilkan
dan VI SD)
lebih banyak alternatif solusi yang mengintegrasikan berpikir
komputasional dalam memanfaatkan perkakas yang digunakannya.

Fase D Pada akhir fase D, peserta didik mampu menerapkan berpikir


(Umumnya komputasional untuk menghasilkan beberapa solusi dari persoalan
untuk kelas dengan data diskrit bervolume kecil serta mendisposisikan berpikir
VII, VIII dan komputasional dalam bidang lain terutama dalam literasi, numerasi,
IX SMP) dan literasi sains (computationally literate).

Fase E Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan strategi


(Umumnya algoritmik standar pada kehidupan sehari-hari maupun
untuk kelas X implementasinya dalam sistem komputer, untuk menghasilkan
SMA) beberapa solusi persoalan dengan data diskrit bervolume besar.

Fase F Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis beberapa


(Umumnya strategi algoritmik secara kritis dalam menghasilkan banyak alternatif
untuk kelas solusi untuk satu persoalan dengan memberikan justifikasi efisiensi,
XI dan XII kelebihan, dan keterbatasan dari semua alternatif solusi, kemudian

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 29


SMA) memilih dan menerapkan solusi terbaik, paling efisien, dan optimal
dengan merancang struktur data yang lebih kompleks dan abstrak.

Pada bagian berikutnya (bagian A) diberikan contoh aktivitas-aktivitas yang dapat


menggambarkan peningkatan kompleksitas yang terdapat pada CP CT pada mata
pelajaran Informatika Fase D dan E (pada saat modul ini ditulis, buku Informatika
yang sudah diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Badan Standar Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi adalah buku untuk fase D dan E). Selain itu, diberikan pula contoh
aktivitas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diintegrasikan dengan CP
CT untuk Fase A-C (pada bagian B). Fase D dan E dibahas terlebih dahulu
sebelum fase A-C, karena pada fase D dan E, CP CT tertulis secara eksplisit
sebagai bagian dari CP Mata Pelajaran Informatika.

Diharapkan, dengan contoh-contoh yang diberikan, guru setiap mata pelajaran


dapat mengasosiasikan contoh tersebut dengan CP mata pelajarannya masing-
masing. Contoh Integrasi CT dengan mata pelajaran selain informatika untuk fase
D-F dapat dilihat pada Topik 6: Integrasi CT dalam Mata pelajaran.

1. Contoh Aktivitas pada Mata Pelajaran Informatika untuk Fase D dan E

Pada bagian ini, diberikan dua contoh aktivitas yaitu aktivitas dari kelas VIII
untuk fase D dan aktivitas dari kelas X untuk fase E. Kedua aktivitas tersebut
diambil dari buku Mata Pelajaran Informatika kelas VIII (Natali et al., 2021) dan
buku Mata Pelajaran Informatika kelas X (Mushtofa et al., 2021). Setelah contoh
dua aktivitas tersebut, akan dijelaskan mengenai hasil implementasi peningkatan
CP CT pada dua fase tersebut.

30 | PPG Pra Jabatan 2022


a. Fase D (Umumnya untuk kelas VII, VIII dan IX SMP)
Contoh soal Mata Pelajaran Informatika kelas VIII diberikan pada Gambar 2.3 dan
Gambar 2.4.

Gambar 2.3: Contoh Soal Mata Pelajaran Informatika Kelas VIII - Bagian 1 (Natali et al., 2021)

Gambar 2.4: Contoh Soal


Mata Pelajaran Informatika
Kelas VIII - Bagian 2
(Natali et al., 2021)

b. Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 31


Contoh soal Mata Pelajaran Informatika kelas X diberikan pada Gambar 2.5 dan
Gambar 2.6

Gambar 2.5: Contoh Soal


Mata Pelajaran Informatika
Kelas X - Bagian 1
(Mushtofa et al., 2021)

Gambar 2.6: Contoh Soal


Mata Pelajaran Informatika
Kelas X - Bagian 2
(Mushtofa et al., 2021)

c. Pembahasan Contoh Aktivitas CT Fase D dan E

32 | PPG Pra Jabatan 2022


Kedua contoh aktivitas yang diberikan pada Aktivitas BK-K8-08-U (Gambar 2.3
dan Gambar 2.4) dan BK-K10-04-U (Gambar 2.5 dan Gambar 2.6) melibatkan data
diskrit yang disimpan dengan struktur data stack (tumpukan). Anda dapat
membaca penjelasan singkat mengenai struktur data stack pada Buku Panduan
Guru Informatika kelas VIII (Ayub et al., 2021) dan Buku Panduan Guru Informatika
Kelas X (Wahyono et al., 2021) , yaitu pada pembahasan kedua aktivitas tersebut.
Pada struktur data stack, terdapat beberapa operasi dasar, yaitu memasukkan
elemen ke dalam stack, mengeluarkan elemen dari dalam stack, melihat elemen
yang berada pada posisi paling atas, dan memeriksa apakah sebuah stack kosong
atau tidak (GeeksForGeeks, 2022).

Pada aktivitas kelas VIII, struktur data stack diberikan sebagai aktivitas tanpa
membahas istilah-istilah teknis yang berkaitan dengan operasi dasar stack. Pada
aktivitas kelas X (Mushtofa et al., 2021), siswa sudah diperkenalkan dan
mensimulasikan operasi dasar stack, yaitu push (operasi memasukkan elemen ke
dalam stack) dan pop (operasi mengeluarkan elemen dari stack). Dengan
mengenal operasi-operasi dasar stack, siswa seharusnya sudah lebih siap untuk
mengimplementasikan struktur data tersebut menjadi sebuah program komputer.

Salah satu unsur pembeda CP CT pada fase D dan E (Tabel 2.1) adalah kesiapan
strategi algoritma untuk diimplementasikan dalam sistem komputer. Dengan
demikian, dapat dilihat contoh implementasi perbedaan CP fase D dan E pada
Mata Pelajaran Informatika.

2. Contoh Integrasi CP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan CT untuk


Fase A-C

Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, terdapat empat elemen kemampuan


bahasa, yaitu menyimak, membaca dan memirsa, berbicara dan
mempresentasikan, menulis. CP untuk masing-masing fase pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia dapat dilihat pada “Dokumen Keputusan Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Nomor 028/H/KU/2021 tentang
Capaian Pembelajaran PAUD, SD, SMP, SMA, SDLB, SMPLB, dan SMALB pada
Program Sekolah Penggerak” (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan, 2021).

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 33


1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD)

Proses Pembelajaran

Alat dan bahan: 6-10 kertas berwarna yang terdiri dari 2 warna berbeda. Jumlah
masing-masing warna harus sama.

i. Guru memilih 6-10 orang siswa yang terdiri dari 2 kategori kelompok,
misalnya 3 siswa pria dan 3 siswa wanita, atau 3 siswa berkacamata dan
3 siswa tidak berkacamata. Guru boleh menentukan berdasarkan kriteria
lain.

ii. Guru meminta seluruh siswa yang dipilih berjajar di depan kelas, posisi
siswa tidak terurut berdasarkan apapun.

iii. Guru dapat memberikan penjelasan dan pertanyaan secara lisan.

Contoh: Guru mengatakan bahwa ia akan membagikan kertas putih


kepada para siswi dan kertas hitam kepada para siswa. Guru akan
memberikan kertas dimulai dari siswa yang bertubuh paling tinggi,
kemudian siswa yang memiliki tinggi badan tertinggi ke-2, dst.

Lalu guru dapat bertanya beberapa pertanyaan yang menyangkut pengelompokan


siswa dan urutan tinggi badan. Misalnya:

- Jika seluruh kertas hitam dibagikan terlebih dahulu, baru kemudian


dibagikan kertas putih, siapa yang akan mendapatkan kertas pada urutan
ke-5?

- Jika kertas akan dibagikan dengan aturan tinggi badan saja, tanpa
memperhatikan kategori pria dan wanita, siapa yang akan mendapatkan
kertas pada urutan ke-5?

Aktivitas ini dapat diperagakan di kelas dan dilakukan pembahasan mengenai


jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan guru.

Pembahasan: Kaitan dengan CP mata pelajaran Bahasa Indonesia


Fase A

34 | PPG Pra Jabatan 2022


Setidaknya, aktivitas ini berkaitan dengan dua elemen CP Bahasa Indonesia,
yaitu:

- Elemen menyimak: saat siswa menyimak penjelasan dan pertanyaan guru


yang diberikan secara lisan.

- Elemen berbicara dan mempresentasikan: terjadi pada saat siswa dan guru
membahas jawaban dari pertanyaan yang diajukan guru. Siswa dapat
mengungkapkan jalan pikirannya yang mendasari jawaban yang diberikan.

Pembahasan: Kaitan dengan CP mata pelajaran Informatika Fase A

Pada aktivitas ini, siswa berlatih untuk mengidentifikasi atribut tinggi badan dan
gender dari rekan yang menjadi peraga, membandingkan tinggi badan teman-
temannya, mengelompokkan berdasarkan kategori tertentu (dalam kasus ini
adalah gender) yang merupakan objek konkrit yang adalah sesama siswa,

2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD)

Proses Pembelajaran
Guru dapat meminta siswa membaca artikel atau cerpen yang mengandung
kronologi peristiwa. Guru kemudian mengajukan pertanyaan terkait
pengidentifikasian unsur-unsur dalam cerita, misalnya tokoh, waktu, lokasi. Guru
menyediakan potongan-potongan kertas yang berisikan tulisan peristiwa-peristiwa
yang terjadi dalam artikel atau cerpen tersebut dan siswa diminta untuk
mengurutkan potongan-potongan kertas berdasarkan artikel yang sudah dibaca
olehnya. Kompleksitas artikel/cerpen yang dipilih dapat disesuaikan oleh guru.

Pembahasan: Kaitan dengan CP mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase B


Setidaknya, aktivitas ini berkaitan dengan dua elemen CP Bahasa Indonesia,
yaitu:

- Elemen membaca dan memirsa: saat siswa menggali ide pokok dan
pendukung pada teks informasional.

- Elemen berbicara dan mempresentasikan: saat siswa menceritakan kembali


suatu informasi yang dibaca, walau dengan cara menyusun potongan kertas
kronologi peristiwa.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 35


Pembahasan: Kaitan dengan CP mata pelajaran Informatika Fase B
Pada materi ini, siswa berlatih mengurutkan data (informasi) berdasarkan
kesesuaiannya dengan pemahaman yang didapat dari membaca narasi. Selain
itu, siswa berlatih mengabstraksi artikel yang dibaca, yaitu dengan memperhatikan
informasi-informasi penting yang diharapkan dalam pertanyaan yang diajukan
guru.

3. Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD)

Proses Pembelajaran
Guru dapat meminta siswa membaca artikel, cerpen, atau buku dan meminta
siswa membuat ringkasan dari bahan bacaan yang dipilih. Guru tidak langsung
memberi tahu kepada siswa komponen apa saja yang perlu ada dalam ringkasan
bacaan. Guru memberikan contoh beberapa ringkasan bacaan sejenis dan
meminta siswa untuk mengenali komponen-komponen yang ada pada ringkasan
tersebut. Guru dapat membahas hasil eksplorasi komponen ringkasan bacaan dan
kemudian meminta siswa untuk menuliskan ringkasan dari bahan bacaan yang
dipilih.

Pembahasan: Kaitan dengan CP mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C

Setidaknya, aktivitas ini berkaitan dengan dua elemen CP Bahasa Indonesia,


yaitu:

- Elemen membaca dan memirsa: saat siswa memahami ide pokok dan
pendukung pada teks informasional.

- Elemen menulis: terjadi pada saat siswa menulis ringkasan cerita (teks
eksplanasi) dengan kaidah kebahasaan yang diajarkan, dan sesuai urutan
dan sistematika yang ditentukan.

Pembahasan: Kaitan dengan CP mata pelajaran Informatika Fase C

Siswa berlatih mengabstraksi komponen-komponen yang terdapat dalam


ringkasan tulisan. Dalam menulis ringkasan, siswa memilah informasi yang ada
pada bahan bacaan menjadi kelompok informasi utama yang perlu disajikan pada
ringkasan tulisan atau informasi yang tidak perlu ada pada ringkasan tersebut.

36 | PPG Pra Jabatan 2022


c. CT dalam Tatanan Global

Cukup banyak pihak dari berbagai negara yang menyadari pentingnya CT dan
mengupayakan integrasi CT dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah
atau kurikulum untuk kelas I sampai kelas XII. Beberapa pihak meneliti mengenai
CT dalam pemrograman. Selain itu, semakin banyak pihak yang menyadari bahwa
CT dapat dimanfaatkan untuk bidang-bidang lain selain Informatika.

Dalam (Weintrop et al., 2016), dikatakan bahwa Computer Science Teacher


Association (CSTA) menilai bahwa pembelajaran CT membuat siswa dapat
mengkonsepkan, menganalisis, dan menyelesaikan persoalan kompleks dengan
memilih dan mengaplikasikan strategi-strategi dan kakas-kakas baik baik secara
virtual maupun dalam dunia nyata. Pada makalah tersebut juga dinyatakan
himpunan awal dari keterampilan CT yang merupakan pengembangan 4 fondasi
CT, yaitu:

1. Kemampuan menghadapi open-ended problem.

2. Kegigihan dalam mengatasi persoalan yang menantang.

3. Kepercayaan diri dalam menghadapi kompleksitas.

4. Mampu mempresentasikan ide-ide dengan cara komputasional yang


bermakna.

5. Mampu membagi-bagi persoalan yang besar menjadi beberapa sub-


persoalan yang lebih kecil.

6. Membuat abstraksi dari aspek-aspek dalam persoalan yang sedang dihadapi.

7. Membingkai/menstrukturkan ulang persoalan menjadi persoalan yang dapat

dikenali.

8. Menilai kekuatan/kelemahan representasi data/sistem representasi.

9. Menghasilkan solusi dalam bentuk algoritma.

10. Mengenali dan mengatasi ambiguitas dalam algoritma.

Dalam bidang sains dan matematika, terdapat kesamaan fitur dalam dalam
problem solving dan pendekatan untuk penyelidikan/pengamatan untuk suatu hal,

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 37


yaitu data. Dalam bidang sains dan matematika, CT dapat diintegrasikan melalui
analisis data, modeling, dan simulasi.

Valerie Barr and Chris Stephenson dalam (Barr & Stephenson, 2011)
mengupayakan pembuatan framework dan panduan untuk mengintegrasikan CT
dalam kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah, khususnya dalam bidang
pelajaran ilmu komputer, matematika, sains, pendidikan sosial, bahasa dan seni.
Dalam framework tersebut, diberikan contoh-contoh peran CT dalam masing-
masing bidang tersebut. Untuk lengkapnya, framework tersebut dapat dilihat pada
Topik 6: Integrasi CT dalam Mata Pelajaran.

Dalam bidang pedagogi, (Kotsopoulos et al., 2017) mendefinisikan


Computational Thinking Pedagogical Framework (CTPF) yang didasarkan pada
pengalaman belajar. CTPF diberikan pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7: Empat Pengalaman Pedagogik (Kotsopoulos et al., 2017)

Berikut adalah penjelasan singkat terkait Gambar 2.7.

1. Unplugged. Pengalaman unplugged berfokus pada aktivitas CT yang


diimplementasikan tanpa menggunakan komputer. Hambatan seperti belajar
bahasa pemrograman komputer atau akses terbatas ke komputer dapat
dihindari, terutama untuk pemula dan siswa yang masih muda. Pengalaman
ini adalah pengalaman yang sering kali menjadi pengalaman pertama dan
mendasar dalam mempelajari CT karena dapat dikatakan sebagai yang paling
sedikit memerlukan pengetahuan kognitif dan pengetahuan teknis.

38 | PPG Pra Jabatan 2022


2. Tinkering. Tinkering dalam bahasa Indonesia berarti “mengutak-atik”.
Pengalaman mengutak-atik terutama melibatkan membongkar sesuatu dan
terlibat dalam perubahan dan/atau modifikasi pada objek yang ada. Objek
tersebut dapat berupa lego, teka-teki, simulasi digital atau elektronik, kode
pemrograman, dan lain sebagainya. Selama mengutak-atik, siswa tidak
mengkonstruksi suatu objek, digital atau sebaliknya, melainkan
mengeksplorasi perubahan pada objek yang ada dan kemudian
mempertimbangkan implikasi dari perubahan tersebut.

3. Making artinya berkarya, membuat sesuatu. Dalam pengalaman membuat


sesuatu, siswa dituntut untuk menganalisis permasalahan, memecahkan
persoalan, membuat rencana, memilih alat, merefleksikan, berkomunikasi, dan
membuat koneksi antar konsep. Seringkali pembuatan sesuatu melibatkan
praktik seperti pembuatan prototipe dan pengujian. Pengetahuan dan
pemahaman yang dikembangkan dalam pengalaman pedagogis ini dapat
melibatkan pengembangan keterampilan dasar tetapi sebagian besar,
menggunakan keterampilan dasar yang telah dimiliki. Siswa berkesempatan
untuk belajar saat mereka membuat sesuatu, membagikan apa yang mereka
lakukan, apa yang telah mereka buat, dan bagaimana mereka membuatnya.

4. Remixing. Pengalaman remixing mengacu pada pemanfaatan objek atau


komponen objek untuk digunakan dalam objek lain atau untuk tujuan lain.
Pengalaman ini melibatkan suatu objek dan memodifikasi atau
mengadaptasinya dalam beberapa cara dan/atau menyematkannya di dalam
objek lain untuk tujuan yang berbeda secara substansial. Remixing
membutuhkan tingkat kemahiran yang signifikan untuk mengidentifikasi objek
yang dapat digunakan dan kemudian mengadaptasi dan memodifikasinya agar
sesuai dengan tujuan baru. Tugas ini adalah tugas yang paling menuntut
kemampuan kognitif dan menunjukkan kemajuan substansial di sepanjang
zona perkembangan proksimal.

Pembelajaran yang didapat dari pengalaman unplugged, tinkering, making, dan


remixing ini perlu dilatih terus menerus. Jika ingin menggunakan objek abstrak,
untuk siswa berusia muda, dapat dilatih dengan lab virtual atau pemrograman blok
(misalnya Scratch dan Blockly)

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 39


Penelitian-penelitian yang dibahas pada modul ini adalah contoh dari berbagai
negara yang memandang CT adalah literasi yang dapat membantu pendidikan
dasar dan menengah, dan merupakan generic skill yang dapat diintegrasikan
untuk berbagai bidang pelajaran.

2.3. Lembar Kerja Reflektif individual (pertanyaan diskusi di kelas)

1. Bacalah lagi dengan seksama CP CT (Tabel 2.1) pada fase yang sesuai
dengan kegiatan pembelajaran yang akan Anda ampu sebagai seorang
guru. Jawablah salah satu dari pertanyaan reflektif berikut:

a. Bagi calon guru kelas I sampai VI. Ceritakan dengan kata-kata


Anda sendiri terkait peningkatan capaian yang ada pada fase A sampai
C. Apakah Anda dapat melihat peningkatan capaian dari fase A-C?
Jelaskan jawaban Anda!

b. Bagi calon guru kelas VII-XII. Bacalah kembali dengan seksama CP pada
fase yang akan Anda ampu. Apakah ada istilah-istilah atau kata-kata yang
belum Anda pahami pada CP tersebut? Tuliskan kata-kata yang belum
Anda pahami pada kotak berikut. Anda juga boleh menuliskan istilah-
istilah yang menurut And

c. a menarik untuk dipelajari lebih lanjut.

2. Menurut Anda, bagaimana posisi CT di Indonesia jika dibandingkan


keberadaannya di beberapa negara lain yang sudah berupaya terlebih
dahulu untuk memasukkan CT ke dalam kurikulumnya?

40 | PPG Pra Jabatan 2022


2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (dikumpulkan, penilaian partisipasi)

Mahasiswa memilih salah satu dari tugas berikut sesuai fase yang akan diampu
ketika mengajar.

a. Untuk calon guru yang akan mengampu fase A-C. Pada Lembar Kerja Reflektif
Individual, Anda telah mencoba menelaah peningkatan CP CT pada fase A-C.
Tuliskan hasil yang Anda dapat dari menelaah CP CT fase A-C pada lembar
kerja berikut.

Nama/NIM

Fase (A/B/C/D/E/F)

Tuliskan kata-kata kunci yang membedakan masing-masing fase:


Fase A:
Fase B:
Fase C:

Setelah memperhatikan dengan lebih seksama kata kunci pembeda pada tiap
Fase, tuliskan peningkatan kompleksitas capaian fase A-C:

b. Untuk calon guru yang akan mengampu fase D-F. Dalam CP CT (Tabel 2.1)
terdapat beberapa istilah teknis yang belum tentu diketahui oleh semua orang.
Setelah membaca dengan seksama CP CT untuk fase yang akan Anda ampu
dan menuliskan kata-kata yang masih belum diketahui maknanya, saat ini
carilah arti dari kata-kata tersebut dalam kamus atau tesaurus dan tuliskan
pada lembar kerja mahasiswa ini.

(Catatan: ada beberapa istilah pada CP yang diambil dari bidang Informatika.)

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 41


Nama/NIM

Fase (A/B/C/D/E/F)

CP

Makna yang didapat setelah


Kata-kata atau istilah yang belum diketahui
mencari tahu lebih lanjut
maknanya
mengenai kata/istilah tersebut:

1. … 1. …
2. … 2. …
3. … 3. …
… …

Tuliskan pemaknaan mengenai CP tersebut setelah Anda memahami setiap


istilah yang terdapat pada CT tersebut:

3. Ruang Kolaborasi
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)

3.1. Mekanisme Pembagian Kelompok

Mahasiswa membentuk kelompok dengan anggota 2-3 orang. Pembagian


kelompok dilakukan berdasarkan fase (A,B,C,D,E,F) yang akan diampu oleh
mahasiswa pada saat mengajar. Jika tidak dimungkinkan untuk membagi
kelompok sesuai fase, pembagian kelompok dapat disesuaikan dengan jenjang
yang diampu oleh guru, yaitu calon guru SD berkelompok dengan calon guru SD,
calon guru SMP berkelompok dengan calon guru SMP, dan calon guru SMA
berkelompok dengan calon guru SMA. Mata pelajaran yang akan diampu oleh
calon guru tidak mempengaruhi pembagian kelompok.

Sedapat mungkin, minimal dalam satu kelas ada 6 kelompok agar setiap fase
terbahas dengan detail melalui eksplorasi konsep dan diskusi kelompok. Jika
terdapat kondisi tidak ideal, misalnya jumlah kelompok kurang dari 6 kelompok

42 | PPG Pra Jabatan 2022


atau ada fase tertentu yang tidak ada mahasiswanya, dosen dapat mengatur agar
setiap fase minimal dibahas oleh satu kelompok. Pada kondisi kurang ideal ini,
masing-masing kelompok dapat membahas CP CT yang berasal dari 2 atau lebih
fase yang berbeda.

3.2. Materi Diskusi Kelompok

Setelah mempelajari dengan lebih seksama mengenai makna CP pada fase yang
akan Anda ampu, tentunya Anda mendapatkan pemahaman lebih mendalam
mengenai CP tersebut. Selanjutnya lakukanlah diskusi kelompok. Kelompok Anda
dapat memilih salah satu dari dua pertanyaan ini untuk didiskusikan.

a. Untuk guru kelas I sampai VI

Diskusikan pemahaman Anda terkait keunikan CP CT untuk masing-masing


fase A, B, dan C. Diskusikan juga terkait peningkatan kompleksitas CP
tersebut untuk masing-masing fase. Tuliskan dalam format lembar kerja yang
sama dengan Lembar Kerja Mahasiswa pada 2.4.

b. Untuk guru kelas VII sampai XII

Diskusikan istilah-istilah yang sebelumnya belum dipahami dan makna yang


didapat setelah mempelajari lebih lanjut mengenai istilah tersebut. Jika
terdapat satu istilah yang dimaknai berbeda oleh anggota kelompok, carilah
informasi lebih lanjut mengenai istilah tersebut atau Anda dapat menanyakan
kepada dosen. Tuliskan juga pemaknaan untuk CP setelah mempelajari
setiap istilah dengan lebih seksama.

Pilihlah satu anggota kelompok untuk menjadi notulis dan menuliskan hasil diskusi
pada Lembar Kerja berikut:

Nama/NIM anggota 1:
Nama/NIM anggota 2:
Nama/NIM anggota 3:

Fase (A/B/C/D/E/F)

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 43


CP

Istilah dan makna dari kata-kata yang sudah disepakati oleh kelompok:
1. …
2. …
3. …

Kata-kata yang dipahami sebagai makna yang berbeda oleh anggota kelompok.
Diskusikan lebih lanjut tentang perbedaan makna tersebut! Diskusikan juga dengan
konsep pada saat eksplorasi konsep!
1. …
2. …
3. …

Tuliskan pemaknaan mengenai CP yang dibahas di kelompok, sesuai pemahaman


bersama seluruh anggota kelompok!

4. Demonstrasi Kontekstual
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)

Masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.


Tujuan dari presentasi ini adalah agar mahasiswa dapat saling memperkaya pemahaman
akan CP CT. Mahasiswa memahami makna CP untuk masing-masing fase berdasarkan
hasil kerja setiap kelompok yang ada di kelas.

Saat mendengarkan presentasi dari kelompok lain, masing-masing mahasiswa dapat


membuat catatan pada lembar kerja (individual) berikut. Lembar kerja ini dikumpulkan di
LMS.

Nama/NIM:

Fase Istilah yang baru diketahui Makna dari istilah

44 | PPG Pra Jabatan 2022


maknanya

Tuliskan pemahaman yang Anda dapat dari presentasi rekan Anda mengenai CP CT
pada fase yang berbeda dari fase yang Anda kerjakan dalam kelompok!

Fase Pemaknaan CP

5. Elaborasi Pemahaman
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

Berdasarkan pemahaman mahasiswa terkait CP CT yang mengacu pada Lembar


Kerja pada Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, dan Demonstrasi Kontekstual,
dosen dapat meluruskan pemahaman mahasiswa yang kurang tepat atau
mengkoreksi pemahaman yang salah terkait CT dalam Kurikulum Merdeka dan
posisi CT dalam tatanan global.

Jika masih ada pertanyaan seputar CT dalam Kurikulum Merdeka dan posisi CT
dalam tatanan global, tuliskan pertanyaan-pertanyaan tersebut! Setelah itu,
diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan dosen, maupun rekan
mahasiswa lainnya!

6. Koneksi Antar Materi


Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas)

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 45


Anda telah mempelajari dengan lebih mendalam mengenai CP CT untuk fase A-
F. Tuliskan kaitan antara CP mata pelajaran yang Anda ampu dengan CP CT untuk
fase yang akan Anda ampu!

7. Aksi Nyata
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual.

7.1. Pertanyaan Reflektif (Menjadi Bagian Portofolio)

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dan tuliskan hasilnya sebagai bagian


dari portofolio akhir untuk mata kuliah ini!

1. Bagaimana perasaan Anda saat menelaah lebih lanjut mengenai CP CT


dalam pertemuan kuliah ini?

2. Tuliskan pengetahuan-pengetahuan baru yang Anda dapatkan dari


pertemuan ini.

7.2. Portofolio Topik CT dalam Kurikulum

Seluruh lembar kerja dan pertanyaan reflektif pada topik ini, dapat Anda rangkum
dan restrukturisasi pada saat penyusunan portofolio (pertemuan terakhir kuliah).

46 | PPG Pra Jabatan 2022


Topik 3: CT dalam Problem Solving

Durasi : 4 Pertemuan (lihat petunjuk penggunaan modul)


Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan
ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas.

Capaian Pembelajaran Alokasi Waktu

CPMK-04 Pembelajaran berbasis Studi Kasus Tematik untuk


penerapan CT dengan menjalankan siklus lengkap problem solving
dengan 4 fondasi CT mulai memahami permasalahan, menganalisis,
menemukan akar persoalan, mengusulkan alternatif solusi, memilih
[TM: 4x(2x50”)]
solusi “terbaik” (efektif, efisien, optimal).
[BT: 4x(2x60”);
Sub-CPMK
BM: 4x(2x60”)]
CPMK-04.01 Menerapkan CT dalam problem solving secara
umum (KU1, KU2, KK1).
CPMK-04.02 Penerapan strategi integrasi CT dalam Bidang
literasi membaca, numerasi, sains, finansial (KU1, KU2, KK1).

Pada topik ini, Anda akan belajar menerapkan CT untuk melakukan problem solving.
Topik 3 terdiri dari 4 subtopik dengan 3 subtopik wajib dan 1 subtopik pengayaan.
Detail pemilihan subtopik yang akan dibahas dapat dibaca pada petunjuk teknis.
Hasil akhir yang diharapkan dari topik ini adalah sebagai berikut:

1. Contoh alur penyelesaian masalah dengan menerapkan CT untuk soal


Tantangan Bebras dan soal tes PISA/AKM.

2. Alur penyelesaian masalah dengan menerapkan CT secara umum.

Subtopik 1: Menyelesaikan Persoalan Sehari-hari dengan CT

Pada subtopik ini, Anda akan mencoba menyelesaikan persoalan


sederhana dengan CT. Selain menemukan penyelesaiannya, Anda juga akan
belajar menggali, menstrukturkan, dan mengkomunikasikan cara berpikir saat
Anda menyelesaikan soal.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 47


1. Mulai Dari Diri
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

Tujuan dari bagian ini adalah menggali pengetahuan dan pengalaman Anda
terhadap soal yang menguji kemampuan CT, salah satu contohnya adalah soal
Tantangan Bebras (Bebras Challenge). Jika Anda belum pernah mengetahui
Tantangan Bebras sebelumnya, bukalah https://bebras.or.id/v3/contoh-soal/ dan
pelajari contoh-contoh soal yang disediakan pada situs tersebut.

1.1. Latar Belakang


CT dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Salah satu cara
untuk melatih CT adalah dengan mencoba menyelesaikan persoalan pada
kehidupan sehari-hari yang sederhana. Ada banyak sumber yang menyediakan
contoh-contoh persoalan sederhana yang dapat digunakan untuk berlatih CT,
salah satunya adalah dengan mencoba soal-soal pada Tantangan Bebras.

1.2. Pertanyaan Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas)


Jawablah pertanyaan berikut!

Pertanyaan reflektif Respon


Pernahkah Anda mengerjakan soal Bebras sebelum masuk ke
Topik 3?
Apa pendapat Anda mengenai soal Bebras?
Latihan CT apa saja yang pernah Anda kerjakan selain soal
Bebras? Apa nama situs/sumber Anda mengerjakan latihan CT?
Pernahkah Anda mendapat informasi mengenai Tantangan
Bebras?
Pernahkah Anda membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal
latihan CT (dengan soal Bebras atau soal CT lainnya)? Jika
pernah, bagaimana pengalaman Anda ketika membimbing siswa?

2. Eksplorasi Konsep
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

48 | PPG Pra Jabatan 2022


Tujuan dari eksplorasi konsep ini adalah melatih Anda untuk menggali,
menstrukturkan dan mengkomunikasikan cara berpikir Anda saat menyelesaikan
soal yang diberikan. Soal yang akan Anda selesaikan pada bagian ini adalah soal
sederhana dan dekat dengan persoalan sehari-hari.

2.1. Pendekatan Pembelajaran


Pada pertemuan ini, pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah flipped
learning. Anda akan belajar menyelesaikan beberapa persoalan sederhana secara
mandiri terlebih dahulu kemudian hasil belajar tersebut didiskusikan dengan rekan
yang lain untuk saling memberi koreksi dan masukan.

2.2. Paparan Konsep


Soal yang digunakan sebagai latihan Anda pada pertemuan ini merupakan soal-
soal untuk Tantangan Bebras. Bebras adalah sebuah inisiatif internasional yang
tujuannya adalah mempromosikan Computational Thinking di kalangan guru dan
murid mulai tingkat SD, serta untuk masyarakat luas. Salah satu kegiatan Bebras
adalah menyelenggarakan kompetisi secara daring yang disebut Tantangan
Bebras (Bebras Challenge). Pada tahun 2021, peserta Tantangan Bebras
mencapai lebih dari dua juta peserta dari 37 negara. Tantangan Bebras bukan
kompetisi yang bertujuan untuk mencari pemenang, tetapi menjadi wadah siswa
belajar Computational Thinking selama maupun setelah lomba. Soal-soal yang
digunakan pada Tantangan Bebras disajikan dalam bentuk uraian persoalan yang
dilengkapi dengan gambar yang menarik, sehingga siswa dapat lebih mudah
memaknai soal.

Soal-soal Tantangan Bebras bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih siswa/i


dalam bidang informatika dan CT. Walaupun ada konsep Informatika pada soal-
soal Bebras, namun soal-soal tersebut dapat dijawab tanpa perlu belajar
Informatika terlebih dahulu. Soal-soal yang digunakan pada Tantangan Bebras
selalu baru setiap tahun dan dipersiapkan dengan proses seleksi yang terpercaya
sehingga kualitas soal Bebras sudah terjamin. Setiap tahun para pengurus Bebras
dari seluruh negara yang terlibat di komunitas Bebras berkumpul dan
mendiskusikan usulan soal yang akan digunakan pada Tantangan Bebras. Soal-
soal Tantangan Bebras menjadi tolak ukur internasional untuk bidang CT (Bebras,
2003).

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 49


Untuk mengetahui lebih lanjut seperti apa soal-soal pada Tantangan Bebras dan
kegiatan yang dilakukan oleh Bebras, bacalah makalah “Bebras – a Sustainable
Community Building Model for the Concept Based Learning of Informatics and
Computational Thinking” (Dagiene & Stupuriene, 2016).

Untuk mengakses soal-soal Bebras dalam bahasa Indonesia, Anda dapat


melakukan hal-hal berikut ini:

1. Login ke web: https://latihanbebras.ipb.ac.id. Jika Anda belum pernah


membuat akun pada situs tersebut, buatlah akun dan kemudian melakukan
login. Setelah login ke web tersebut, Anda dapat mencoba latihan-latihan
yang tersedia di sana.
2. Kumpulan soal yang disediakan oleh Bebras Indonesia yang berada pada
tautan: https://bebras.or.id

Anda juga bisa melakukan pencarian mandiri untuk mendapatkan kumpulan soal
Tantangan Bebras lain dari negara yang berbeda.
Pada modul ini, Anda diberikan tiga contoh soal Bebras (satu soal untuk
masing-masing jenjang). Anda dapat mempelajari perbedaan tingkat kesulitan
pada jenjang SD, SMP, dan juga SMA dari contoh-contoh soal tersebut.
Perbedaan tingkat kesulitan bisa berupa perbedaan kerumitan dalam
memformulasikan persoalan atau bisa juga perbedaan kompleksitas persoalan.
Menurut KBBI, kompleksitas adalah perbedaan jumlah bagian atau komponen
yang terlibat dalam persoalan. Sebagai contoh, pada kasus Ibu Ani, Pak Budi, dan
Pak Cakrawala di Topik Pendalaman Pemahaman CT (Topik 1), ketiganya
menghadapi masalah yang sama, namun banyaknya siswa dan kelas yang
nilainya perlu diolah berbeda-beda. Pada contoh soal Bebras dengan judul “Kursi
Musik” dan latihan soal Bebras dengan judul “Memindahkan Dadu”, Anda
diberikan contoh soal yang sama untuk jenjang SD, SMP, dan SMA namun
memiliki kompleksitas yang berbeda.

Masing-masing contoh soal diberikan pembahasannya. Sebelum Anda melihat


contoh pembahasannya, cobalah untuk menyelesaikan sendiri terlebih dahulu.
Pada modul ini diberikan pembahasan dalam bentuk-bentuk berikut ini.

1. Solusi persoalan.

50 | PPG Pra Jabatan 2022


2. Cara berpikir hingga mendapatkan solusi. Cara berpikir yang diberikan sebagai
contoh bukan satu-satunya cara yang benar. Cobalah menemukan cara
berpikir yang berbeda dalam menyelesaikan persoalan.
3. Identifikasi 4 fondasi CT pada permasalahan tersebut. Masing-masing soal
dapat melibatkan satu atau lebih fondasi CT dan tidak selalu keempatnya ada.
4. Ini Informatika! Bagian ini berisi konsep Informatika yang ada pada soal. Walau
pada setiap soal Bebras terdapat konsep Informatika, namun soal-soal ini
dapat Anda kerjakan tanpa pemahaman sebelumnya mengenai Informatika.
5. Contoh implementasi konsep yang dibahas pada persoalan tersebut pada
kehidupan sehari-hari.
6. Soal Bebras sejenis, diberikan sebagai contoh bahwa dengan ide/konsep yang
serupa dapat dibuat soal lain namun dengan adanya variasi cerita atau
perbedaan tingkat kesulitan soal.
Dengan menyelesaikan beberapa persoalan yang sejenis, Anda dapat
menemukan bahwa ada pola penyelesaian yang sejenis dari persoalan-persoalan
tersebut.

Catatan: Selain pembahasan, untuk masing-masing soal terdapat pertanyaan


tantangan yang perlu Anda jawab. Jawaban dari pertanyaan ini tidak perlu
dikumpulkan di LMS tetapi menjadi bahan diskusi di kelas.
Pada contoh dan latihan soal Bebras, Anda diberikan informasi kode soal. Tahun
yang tertulis pada kode soal menunjukan tahun pembuatan soal tersebut, jadi
Anda dapat mencari soal tersebut pada buku “Pembahasan Soal Bebras” (Bebras
Indonesia, 2016) untuk jenjang dan tahun yang tertera pada soal.

Contoh Soal Bebras 1 - Tingkat SD

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 51


Kode soal : I-2018-CH-09
Judul soal : Karangan Bunga
Jenjang : SD
Deskripsi Soal
Klara menyukai bunga. Ia ingin membeli sebuah karangan bunga di sebuah toko bunga.
Toko itu hanya mempunyai 4 jenis bunga (Gambar 3.1).

Gambar 3.1: Empat Jenis Bunga yang Tersedia di Toko Bunga (NBO Bebras Indonesia,
2019)
Untuk setiap jenis bunga hanya tersedia 3 macam warna: putih, biru, kuning. Klara ingin
sebuah karangan bunga yang memenuhi syarat sebagai berikut.
1. Setiap warna muncul dua kali.
2. Jenis bunga yang sama harus berbeda warnanya.
3. Paling banyak ada dua bunga untuk setiap jenis bunga.
Tantangan : Karangan bunga mana yang memenuhi syarat 1, 2, dan 3?
Pilihan Jawaban :
Gambar 3.2: Pilihan Jawaban untuk Soal Karangan Bunga (NBO Bebras Indonesia,

2019)
Solusi
Jawaban yang benar adalah D.

52 | PPG Pra Jabatan 2022


Pembahasan
Berikut ini adalah dua contoh cara berpikir untuk menyelesaikan soal ini.
● Cara Berpikir 1
Ide: Menggali apa yang ingin dicari, yaitu karangan bunga yang memenuhi
ketiga syarat yang diinginkan Klara.
Langkah:

Untuk masing-masing karangan bunga pada pilihan jawaban:


1. Untuk masing-masing warna, periksa apakah setiap warna muncul tepat
2 kali. Jika ya, lanjut ke langkah 2. Jika tidak, pindah ke karangan bunga
berikutnya dan mulai lagi dari langkah 1.
2. Untuk masing-masing jenis bunga:
a. Periksa apakah jenis bunga ini muncul lebih dari 2 kali. Jika ya,
tidak perlu memeriksa lebih lanjut tapi pindah ke karangan bunga
berikutnya dan mulai dari langkah 1. Jika Tidak, lanjut ke langkah
2b.
b. Hitung ada berapa banyak warna berbeda untuk jenis bunga ini.
c. Jika:
i) banyaknya warna pada jenis bunga ini sama dengan banyaknya
jenis bunga ini pada karangan, maka lanjut untuk jenis bunga yang
lain.
ii) banyaknya warna lebih sedikit dari banyaknya jenis bunga ini
pada karangan, maka berhenti memeriksa tapi pindah ke karangan
bunga berikutnya dan mulai dari langkah 1.
3. Jika berhasil melewati langkah 1 dan 2, maka karangan bunga inilah
yang dibeli Klara dan tidak perlu memeriksa karangan bunga
selanjutnya lagi.
● Cara Berpikir 2
Ide: Menggali apa yang ingin dicari, yaitu karangan bunga yang memenuhi
ketiga syarat yang diinginkan Klara.
Langkah:
1. Definisikan ketiga syarat yang diinginkan Klara menjadi tiga himpunan,
yaitu:
a. Himpunan P adalah himpunan karangan bunga di mana setiap warna
muncul dua kali.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 53


b. Himpunan Q adalah himpunan karangan bunga di mana bunga-bunga
yang memiliki jenis sama harus memiliki warna yang berbeda.
c. Himpunan R adalah himpunan karangan bunga di mana untuk setiap
jenis hanya ada paling banyak 2 bunga.
2. Isi himpunan P, Q, dan R dengan karangan bunga yang tersedia pada
pilihan jawaban.
P = {B, C, D}, Q = {A, B, D}, R = {A, C, D}
Diagram Venn untuk himpunan P, Q, dan R dapat dilihat pada Gambar
3.3.

Gambar 3.3: Diagram Venn Sebagai Model Solusi untuk Soal Karnagan Bunga
3. Karena harus memenuhi ketiga syarat yang diinginkan Klara, jadi
karangan bunga yang tepat adalah karangan bunga yang menjadi
anggota dari irisan P, Q, dan R yaitu karangan bunga pada pilihan D.
Dari kedua cara ini, Anda melihat bahwa untuk suatu persoalan bisa ada berbagai cara
untuk menyelesaikannya. Apakah Anda dapat menemukan cara lain? Tuliskanlah
cara lain yang Anda temukan untuk menyelesaikan persoalan ini!

Identifikasi 4 Fondasi CT
● Dekomposisi: Dalam menyelesaikan masalah ini, ada 3 syarat yang perlu
diperhatikan. Anda bisa membagi dengan memeriksa satu per satu syarat
tersebut.
● Algoritma: Untuk menyelesaikan permasalahan ini, Anda perlu menyusun
langkah-langkah dalam pencarian karangan bunga yang sesuai dengan ketiga
syarat yang diinginkan Klara.

54 | PPG Pra Jabatan 2022


Ini Informatika!
Persoalan mencari solusi yang disertai serangkaian syarat adalah persoalan yang umum
ditemui di informatika. Pada persoalan yang lebih kompleks, syarat digabungkan dengan
operator logika seperti konjungsi (dan) atau disjungsi (atau). Solusi yang diharapkan
adalah solusi yang memenuhi semua syarat atau memenuhi sebanyak mungkin syarat
(apabila persoalan yang diselesaikan sudah terlalu kompleks).
Contoh pada Kehidupan Sehari-hari
Persoalan mencari karangan bunga yang sesuai dapat diterapkan pada banyak persoalan
sehari-hari lainnya. Salah satu contohnya: Anda ingin memilih hadiah untuk teman Anda.
Dalam memilih hadiah tentu ada batasan-batasan yang Anda tetapkan, seperti dana yang
dimiliki, apa yang teman Anda sukai, dan waktu untuk membelinya. Dari batasan-batasan
tersebut, Anda akan memilih hadiah yang paling sesuai. Temukan contoh yang lainnya!

Soal Bebras Sejenis


Jenjang: SD, Kode: I-2017-HU-05, Judul: Memilih Sepatu.
Jenjang: SD, Kode: I-2018-LV-03, Judul: Trio Robot.
Jenjang: SD, Kode: I-2018-SK-02, Judul: Barisan Bunga.
Jenjang: SMA, Kode: 2016-SK-02, Judul: Kaca Jendela Pecah.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 55


Contoh Soal Bebras 2 - Tingkat SMP

Kode soal : I-2017-MY-01


Judul soal : Kursi Musik
Jenjang : SMP
Deskripsi Soal
Kelompok berjumlah 7 berang-berang memainkan "kursi-musik" yaitu berpindah kursi saat
musik dimainkan. Saat musik dimulai, setiap berang-berang harus berpindah ke kursi lain
searah dengan putaran jarum jam. Satu kursi dapat ditempati oleh lebih dari satu berang-
berang.
Pada setiap putaran, Berang-berang besar (A dan B) akan berpindah tiga (3) kursi
berlawanan arah jarum jam. Berang-berang sedang (C dan D) akan berpindah dua (2) kursi
berlawanan arah jarum jam, sedangkan berang-berang kecil (E, G, dan F) hanya akan
berpindah satu (1) kursi searah jarum jam.
Tantangan
Gambar 3.4: Posisi Awal Berang-berang. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras Indonesia,
2018)

Jika pada awalnya posisi masing-masing sebagaimana terlihat pada Gambar 3.4, kursi mana
yang TIDAK diduduki berang-berangnya tepat setelah putaran ke-3?
Pilihan Jawaban:
a. 2 dan 7
b. 3 dan 7
c. 1 dan 2
d. 1 dan 4

56 | PPG Pra Jabatan 2022


Solusi
Jawaban yang benar adalah A.
Pembahasan
Berikut ini adalah dua contoh cara berpikir untuk menyelesaikan soal kursi musik. Kedua cara
berpikir ini memiliki metode yang berbeda.
● Cara Berpikir 1
Ide: Anda mensimulasikan gerakan setiap berang-berang untuk 3 putaran. Cara ini
sederhana dan mudah dimengerti, namun akan sulit dikerjakan jika ada lebih banyak
berang-berang atau putaran.
Langkah:
1. Simulasikan gerakan setiap berang-berang per putaran. Berikut ini adalah posisi masing-
masing berang-berang dari awal hingga putaran ketiga:

A: 1-5-2-6 E: 2-3-4-5
B: 6-3-7-4 F: 7-1-2-3
C: 4-2-7-5 G: 5-6-7-1
D: 3-1-6-4

2. Dari hasil simulasi, kursi yang terisi adalah 1, 3, 4, 5, dan 6. Jadi kursi yang tidak terisi
adalah 2 dan 7.
● Cara Berpikir 2
Ide: Anda menggunakan model matematika untuk mengetahui posisi duduk berang-berang
setelah 3 putaran. Untuk menemukan model yang sesuai, Anda perlu mengenali pola
perpindahan berang-berang dan melakukan abstraksi untuk membuat model yang tepat.
Cara kedua memungkinkan Anda menemukan posisi berang-berang dengan lebih mudah
walau ada lebih banyak berang-berang atau putaran yang dilakukan.
Langkah:
1. Untuk melihat pola pergerakan berang-berang mari mulai dari yang gerakannya paling
sederhana yaitu berang-berang kecil. Catatan: Anda boleh saja memulai dengan meneliti
pola pergerakan berang-berang lainnya jika Anda merasa lebih mudah dipahami.
Berang-berang kecil selalu berpindah satu kursi searah jarum jam. Artinya setelah 1
putaran, posisi berang-berang kecil adalah posisi saat ini + 1.
2. Jika posisi saat ini dari berang-berang adalah 7, maka pada posisi berikutnya kembali ke
kursi nomor 1. Nomor 1 ini bisa diperoleh dengan mengurangi hasil penjumlahan (posisi
saat ini + 1) dengan 7.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 57


3. Dengan memperluas ide pada nomor 1 dan 2, jika berang-berang kecil bergerak n
putaran dari posisi awalnya maka berang-berang kecil berpindah n kursi searah jarum
jam yang bisa diperoleh dari posisi awal + n.
4. Jika hasil posisi awal + n sudah melebihi 7, maka hasil penjumlahan dikurangi dengan 7.
Misalnya posisi awal berang-berang adalah 6 dan berang-berang berpindah sebanyak 3
kali. Posisi akhir berang-berang adalah 9 di mana pada posisi duduk melingkar ini, 9
merupakan kursi nomor 2 (9-7).
5. Bagaimana jika posisi awal berang-berang adalah 3 dan berputar sebanyak 20 kali?
Posisi berang-berang adalah 23. Jika dikurangi 1 kali dengan 7, posisi berang-berang
adalah 16 di mana masih lebih besar dari 7 (nomor kursi terbesar yang tersedia).
Pengurangan dengan 7 dilakukan hingga mendapatkan hasil dari 1 hingga 7. Hasil
setelah dikurangi berkali-kali dengan sebuah nilai memiliki makna yang sama dengan
modulo (sisa hasil bagi).
6. Posisi akhir berang-berang kecil setelah n putaran searah jarum jam adalah (posisi awal
+ n) modulo 7. Pada soal ini, n adalah 3 sehingga posisi akhir berang-berang kecil
adalah (posisi awal + 3) modulo 7.
7. Dengan ide yang sama, lakukan untuk berang-berang berukuran sedang. Berang-
berang berukuran sedang berpindah 2 kursi berlawanan arah jarum jam sehingga
setelah 3 kali putaran, berang-berang sedang berpindah 6 (2 x 3) kursi berlawanan arah
jarum jam (ditandakan dengan -). Posisi akhir berang-berang sedang setelah 3 putaran
adalah (posisi awal - 6) modulo 7.
8. Dengan ide yang sama juga, posisi akhir berang-berang besar setelah 3 putaran adalah
(posisi awal - 9) modulo 7.
9. Dengan model pada nomor 6, 7, dan 8 hitunglah posisi akhir dari masing-masing
berang-berang kemudian tentukan kursi yang tidak ditempati.
Dari dua cara berpikir ini, cara berpikir kedua menghasilkan model yang memungkinkan Anda
untuk mencari solusi dengan lebih efisien.
Mungkin saja ada cara lainnya untuk menyelesaikan soal ini. Cobalah untuk menuliskan juga
cara berpikir Anda dalam menyelesaikan soal ini. Apakah Anda dapat menemukan cara lain?

Identifikasi Fondasi CT
● Dekomposisi: persoalan ini dapat dibagi menjadi 3 subpersoalan di mana masing-masing
persoalan mewakili satu kelompok berang-berang berdasarkan ukuran.

58 | PPG Pra Jabatan 2022


● Pengenalan pola: Anda perlu mengenali pola perubahan nomor kursi dari masing-masing
berang-berang untuk dapat menemukan modul matematika yang sesuai.
● Abstraksi: Anda menggunakan model matematika untuk menentukan posisi akhir berang-
berang. Model matematika ini dapat digunakan untuk posisi awal, besar perpindahan, dan
arah perpindahan yang berbeda-beda.
● Algoritma: untuk menemukan solusi dari persoalan ini, Anda perlu melakukan langkah-
langkah yang sistematis.
Ini Informatika!
Pada persoalan ini, semua berang-berang bergerak dengan cara yang sama sepanjang
putaran. Penguraian informasi tersebut berguna untuk fokus pada masalah tanpa terganggu
oleh perulangan yang menyertainya, Dengan ini, dapat dilakukan identifikasi pola dan
penyederhanaan algoritma.
Contoh Lain pada kehidupan sehari-hari
Permasalahan perubahan gerak pada kondisi yang melingkar sering ditemui pada kehidupan
sehari-hari. Misalnya saja Ibu belanja setiap 3 hari sekali. Jika sekarang Ibu belanja pada hari
Sabtu, maka pada hari apa Ibu belanja yang kelima kalinya dari sekarang? Persoalan ini
biasa dikombinasikan dengan persoalan ingin mengetahui kapan dua orang yang memiliki
interval belanja yang berbeda akan berbelanja di hari yang sama lagi untuk kedua kalinya.
Temukan contoh lainnya!

Soal Bebras Sejenis


Jenjang: SD, Kode: I-2017-MY-01, Judul: Kursi Musik
Soal Kursi Musik tersedia untuk jenjang SD dan SMP. Bacalah soal Kursi Musik untuk SD
(Dari buku Pembahasan Soal Bebras SD 2017) dan tuliskan perbedaan kompleksitas antara
soal Kursi Musik untuk SD dan SMP! Dapatkah Anda memodifikasi soal ini untuk digunakan
pada jenjang SMA?

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 59


Contoh Soal Bebras 3 - Tingkat SMA

Kode soal : I-2018-RO-03-X-001-5


Judul soal : Titik Utama Wifi
Jenjang : SMA
Deskripsi Soal

Gambar 3.5: Jaringan Lokal Rumah Bebras (NBO Bebras Indonesia, 2019)
Jaringan lokal rumah Bebras (Gambar 3.5) dilengkapi dengan 14 titik akses (Access Point) ke
Wifi. Pada jaringan ini, beberapa Access Point disebut Titik Kunci (Key Point), yang jika rusak
akan menyebabkan Titik Akses lain tidak berfungsi. Misalnya, Titik Akses XX-009 adalah
sebuah Titik Kunci: jika XX-009 rusak, maka XX-011 tidak dapat mengakses jaringan lagi.
Tantangan
Titik Akses mana saja yang merupakan Titik Kunci? Jawaban bisa lebih dari satu.
Solusi
Titik akses yang merupakan Titik Kunci adalah XX-002, XX-007, XX-009, XX-004, XX-005
Pembahasan
Berikut ini adalah satu cara berpikir hingga mendapatkan solusi.
1. Menggali apa yang ingin dicari, yaitu Titik Akses yang menjadi Titik Kunci.
2. Modelkan jaringan sebagai sebuah graf di mana masing-masing titik akses adalah
simpul.
3. Mengenali simpul seperti apa yang menjadi Titik Kunci. Titik Kunci adalah simpul yang
jika rusak/hilang dari jaringan maka akan membuat jaringan terbagi menjadi 2 atau
lebih jaringan yang terpisah.
4. Salah satu cara untuk menentukan apakah jaringan terbagi menjadi 2 atau lebih
jaringan yang terpisah adalah dengan memeriksa apakah Anda bisa berjalan dari suatu
simpul yang tidak rusak ke setiap simpul lainnya yang tidak rusak dengan melewati sisi

60 | PPG Pra Jabatan 2022


yang tersedia. Anda tidak boleh melewati simpul yang rusak. Jika setiap simpul lainnya
berhasil dicapai, maka simpul rusak ini bukan titik kunci. Jika tidak, maka simpul rusak
ini adalah titik kunci.
Berikut ini adalah ilustrasi untuk langkah 3 & 4. Anda diberikan 2 contoh kasus, yaitu kasus
saat simpul rusak yang diperiksa bukan titik kunci dan saat simpul rusak yang diperiksa
adalah titik kunci.
1. Untuk kasus saat memeriksa apakah XX-001 adalah titik kunci.
a. Andaikan simpul XX-001 rusak seperti pada Gambar 3.6.
b. Gunakan simpul XX-002 sebagai simpul yang diperiksa apakah dapat
berjalan dari simpul XX-002 ke setiap simpul lainnya dengan melewati sisi
yang tersedia.

Gambar 3.6: Pemeriksaan XX-001 Tahap 1. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras
Indonesia, 2019)

Gambar 3.7: Pemeriksaan XX-001 Tahap 2. Gambar diadaptasi dari (NBO


Bebras Indonesia, 2019)

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 61


c. Pada Gambar 3.7 ditunjukkan bahwa dari simpul XX-002 dapat dicapai
seluruh simpul lainnya yang tidak rusak sehingga simpul XX-001 bukanlah
titik kunci.
2. Untuk kasus saat memeriksa apakah XX-002 adalah titik kunci.
a. Andaikan simpul XX-002 rusak seperti pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8: Pemeriksaan XX-002 Tahap 1. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras
Indonesia, 2019)
b. Gunakan simpul XX-003 sebagai simpul yang diperiksa apakah dapat
berjalan dari simpul XX-003 ke setiap simpul lainnya dengan melewati sisi
yang tersedia.

Gambar 3.9: Pemeriksaan XX-002 Tahap 2. Gambar diadaptasi dari


(NBO Bebras Indonesia, 2019)

62 | PPG Pra Jabatan 2022


c. Pada Gambar 3.9 ditunjukkan bahwa dari simpul XX-003 ada simpul yang
tidak dapat dicapai seperti simpul XX-005 karena simpul XX-002 rusak. Oleh
karena itu, simpul XX-002 adalah titik kunci.
Apakah Anda dapat menemukan cara lain untuk menyelesaikan soal ini?

Identifikasi 4 Fondasi CT
● Abstraksi: Anda perlu mengerti konsep tentang Titik Kunci, sehingga Anda dapat
mencari titik kunci untuk jaringan lainnya yang berbeda.
● Algoritma: Untuk menyelesaikan persoalan ini, Anda perlu menyusun langkah-
langkah dalam pencarian Titik Kunci (Nomor 3 & 4 pada bagian cara berpikir
hingga mendapatkan solusi).
Ini Informatika!
Praktik umum dalam Informatika adalah menggunakan graf sebagai struktur data untuk
mewakili jaringan. Pada soal ini, tugasnya adalah menemukan simpul yang memisahkan graf
menjadi paling sedikit 2 komponen terkait dalam graf terhubung, yang disebut titik artikulasi.
Contoh Lain pada kehidupan sehari-hari
Persoalan mencari Titik Kunci dapat dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari. Salah satu
contohnya: Di sebuah pulau terdapat beberapa kota. Terdapat jalan-jalan yang dapat
digunakan untuk berpindah dari satu kota ke kota lain. Namun tidak semua kota saling
terhubung langsung oleh sebuah jalan. Misalnya untuk mencapai kota A dari kota C perlu
melalui kota B dulu. Oleh karena itu, ada jalan-jalan vital di mana jika jalan tersebut rusak
maka akan ada kota yang tidak dapat dikunjungi dari kota-kota lain sehingga jalan tersebut
perlu diberi perawatan ekstra. Penentuan jalan mana yang merupakan jalan vital sama
dengan menentukan Titik Akses mana yang merupakan Titik Kunci.
Temukan contoh lainnya!

Soal Bebras Sejenis


Jenjang: SMP, Kode: I-2017-DE-06a, Judul: Jembatan Honomakato.
Tantangan!
Pada contoh soal Bebras 2 (Kursi Musik), Anda melihat contoh soal yang dapat digunakan
untuk beberapa jenjang (SD dan SMP). Dengan menggunakan ide soal “Titik Utama Wifi”,
buatlah soal untuk jenjang SD dan SMA?

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 63


2.3. Lembar Kerja Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas)

1. Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari mempelajari CT
melalui aktivitas problem solving menggunakan soal Bebras!

2. Menurut pengalaman Anda mengajar atau saat Anda menjadi siswa, apakah
soal Bebras yang digunakan untuk contoh soal memiliki kompleksitas yang
sesuai dengan jenjang yang ditargetkan dan bidang pelajaran Anda? Jika
tidak, berikan alasannya dan usulkan jenjang serta bidang apa yang sesuai
untuk soal tersebut!

Jenjang Judul Soal Jawaban

SD Karangan Bunga

SMP Kursi Musik

SMA Titik Utama Wifi

2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (Dikumpulkan dan Dinilai)


Setelah Anda mempelajari contoh yang diberikan pada paparan konsep, Anda
diberikan sebuah soal latihan untuk dikerjakan. Soal ini dapat digunakan untuk
jenjang SD, SMP, SMA. Perbedaan untuk masing-masing jenjang adalah
kompleksitas soal. Tujuan diberikan soal ini adalah agar Anda dapat melihat
bahwa sebuah ide soal dapat diberikan ke jenjang yang berbeda-beda dengan
menyesuaikan tingkat kesulitan soal. Dari latihan soal ini, Anda juga mengamati
perbedaan kesulitan soal pada jenjang yang berbeda-beda.

64 | PPG Pra Jabatan 2022


Soal Latihan Bebras

Soal ini diambil dari soal Bebras Memindahkan Dadu untuk jenjang SD dan
modifikasi dari soal Bebras Memindahkan Dadu untuk jenjang SMP dan SMA.

Judul soal : Memindahkan Dadu


Kode soal : I-2017-MY-05
Jenjang : SD, SMP, dan SMA

Deskripsi Soal
Jack si berang-berang menggulirkan sebuah dadu sepanjang jalan tanpa penggeseran.
Untuk memindahkan dadu dari satu petak ke petak berikutnya, Jack memutar dadu
sepanjang pinggir yang ada di perbatasan antara dua petak. Dia melakukannya n kali sampai
dadu mencapai petak berisi bulatan putih. Masing-masing jenjang (SD, SMP, SMA)
menggunakan nilai n yang berbeda. Perhatikan Gambar 3.10 berikut ini!

Gambar 3.10: Soal Memindahkan Dadu untuk Jenjang SD, SMP, SMA. Gambar diadaptasi
dari (NBO Bebras Indonesia, 2019)
Perhatikan bahwa jumlah titik-titik pada dua sisi yang berlawanan di sebuah dadu selalu 7 (1
berlawanan dengan 6; 2 berlawanan dengan 5; 3 berlawanan dengan 4). Pada mulanya, sisi
dengan 1 titik (berlawanan dengan sisi 6) ada di dasar dadu, seperti ditunjukkan pada
gambar. Setelah memutar dadu sekali ke petak kedua, sisi dengan 2 titik (berlawanan
dengan 5) akan berada di dasar dadu.
Tantangan
Sisi dadu dengan berapa titik ada di atas permukaan dadu saat dadu mencapai petak hijau di
ujung?

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 65


Lembar kerja yang perlu diisi. Lembar kerja ini perlu dilengkapi dengan penilaian
pada Tabel 3.1 dari Ruang Kolaborasi.

Nama/NIM:
Jenjang/mata pelajaran yang diampu:
Judul soal:
No Pertanyaan Jawaban
1 Tuliskan solusi untuk masing-masing soal!
Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga
mendapat solusi dari masing-masing soal! Jika
2 Anda menggunakan lebih dari satu cara berpikir,
tuliskan pada jenjang mana Anda menggunakan
cara berpikir tersebut!
Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan
3
dalam menyelesaikan persoalan ini!
Adakah contoh pada kehidupan sehari-hari yang
4 mengimplementasikan konsep yang ada pada
soal ini?
Tuliskan perbedaan kompleksitas persoalan untuk
5
masing-masing jenjang yang terdapat di soal ini!

Catatan: Dosen bisa saja meminta Anda untuk mencoba soal selain yang
diberikan di modul ini. Jika soal yang diberikan dosen berbeda untuk masing-
masing jenjang (bukan jenis soal yang sama untuk semua tingkat namun memiliki
kesulitan yang berbeda-beda), maka Anda perlu membuat satu lembar kerja untuk
masing-masing soal.

3. Ruang Kolaborasi
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)

Tujuan dari ruang kolaborasi ini adalah mahasiswa saling mengoreksi dan
memberi masukan untuk lembar kerja hasil eksplorasi dari teman sekelompok.
Dengan mendapat koreksi dan masukan dari teman sekelompok, harapannya

66 | PPG Pra Jabatan 2022


Anda dapat belajar memeriksa dan mengidentifikasi jika ada kesalahan yang
dilakukan juga oleh teman sekelompok Anda. Dengan belajar memeriksa,
mengidentifikasi kesalahan dari orang lain dan memberi masukan untuk
perbaikannya Anda dapat menguji apakah Anda sudah cukup paham konsepnya
atau belum.

Mekanisme Pembagian Kelompok

Buatlah kelompok dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Kelompok terdiri dari 3-4 orang.

2. Anggota kelompok tidak harus dari jenjang ataupun mata pelajaran yang
sama.

Materi Diskusi Kelompok


1. Masing-masing anggota kelompok menambahkan Tabel 3.1 pada lembar kerja yang
dikerjakan pada 02.04.
2. Pilihlah lembar kerja dari salah satu anggota kelompok untuk didiskusikan bersama!
3. Anggota kelompok yang lain memberi penilaian terhadap hasil lembar kerja tersebut
di Tabel 3.1. Setelah semua selesai menilai, seluruh anggota kelompok mendiskusikan
apa yang masih kurang dan bagaimana perbaikan yang dapat dilakukan. Perbaikan
yang perlu dilakukan dicatat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.1: Penilaian Teman Kelompok


Penilaian dari teman kelompok

Kriteria Penilaian Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3

Apakah cara mengerjakan soal


yang dituliskan dapat dipahami?
Apakah cara mengerjakan sudah
lengkap?
Apakah cara mengerjakan dapat
diikuti tanpa menimbulkan
keambiguan?
Apakah 4 pondasi CT yang ditulis
benar?

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 67


Apakah 4 fondasi CT yang
dituliskan dijelaskan dengan
lengkap?
Apakah contoh masalah sehari-
hari yang dituliskan sesuai
dengan persoalan yang
diselesaikan?

Tabel 3.2: Perbaikan yang perlu dilakukan


Nomor Soal Hal yang perlu diperbaiki Masukan atau saran perbaikan
1
2
3
Rubrik penilaian untuk masing-masing kriteria diberikan di Tabel 3.3.

Tabel 3.3: Rubrik Penilaian untuk Masing-masing Kriteria

A = Sangat
B = Baik C = Cukup D = Kurang
Baik

Jika hanya 2 Jika hanya 1


Jika ketiga soal
soal yang soal yang Jika ketiga-tiganya tidak
memenuhi
memenuhi memenuhi memenuhi kriteria
kriteria
kriteria kriteria

Jika ada keraguan saat diskusi, mahasiswa dapat berkonsultasi dengan dosen
kelas.
4. Setelah selesai mendiskusikan hasil kerja salah satu anggota, mahasiswa bisa
berpindah ke anggota kelompok lainnya hingga hasil kerja seluruh anggota
selesai didiskusikan.

Pada akhir ruang kolaborasi, dosen bisa menunjuk satu atau lebih mahasiswa
untuk mempresentasikan hasil eksplorasi dan hasil diskusi kelompoknya. Dosen
dan mahasiswa lainnya bisa memberi masukan atau koreksi jika masih ada yang
perlu diluruskan. Tujuan sesi ini adalah agar dosen bisa memberi feedback kepada

68 | PPG Pra Jabatan 2022


seluruh mahasiswa sebelum mahasiswa mencoba latihan pada demonstrasi
kontekstual. Pemberian feedback berkali-kali sangat penting karena melatih cara
berpikir tidaklah cukup dalam satu kali mencoba dan dikoreksi.

4. Demonstrasi Kontekstual
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)

Pada bagian ini, Anda akan diberi satu soal Bebras atau sejenisnya (dalam konteks
kehidupan sehari-hari dan melatih CT) oleh dosen sesuai dengan tingkatan yang akan
Anda ajar. Lengkapi lembar kerja di bawah ini untuk soal tersebut. Tujuan dari bagian ini
adalah Anda mendemonstrasikan hasil eksplorasi pemikiran yang sudah Anda lakukan
baik secara mandiri maupun berkelompok untuk soal Bebras lainnya yang sesuai dengan
jenjang yang akan Anda ajar.

Lembar Kerja Mahasiswa


Nama/NIM :
Jenjang/mata pelajaran yang diampu :
Kode soal :
Judul soal :

No Pertanyaan Jawaban
1 Tuliskan solusi untuk soal ini!

Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga


2
mendapat solusi dari permasalahan ini!
Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan
3
dalam menyelesaikan masalah ini!
Adakah contoh pada kehidupan sehari-hari yang
4 mengimplementasikan konsep yang ada pada
soal ini?

5. Elaborasi Pemahaman
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 69


Pada bagian ini, dosen akan mengajak mahasiswa membahas persoalan yang
diberikan pada demonstrasi kontekstual. Dosen akan menunjuk beberapa orang
mahasiswa untuk menceritakan jawabannya dan mengajak kelas untuk berdiskusi
bersama. Tujuannya adalah untuk memberi masukan dan meluruskan
pemahaman mahasiswa jika masih ada yang kurang tepat. Anda juga diberi
kesempatan untuk bertanya hal yang masih Anda ragukan. Tuliskan pertanyaan
yang ingin Anda diskusikan dan diskusikanlah bersama dengan dosen Anda!

Subtopik 2: CT dalam Menyelesaikan Soal Literasi Membaca,


Matematika, Sains, dan Finansial)

Pada pertemuan ini, Anda akan mencoba mengerjakan soal-soal literasi


membaca, matematika, sains, dan finansial dengan CT, yang merupakan literasi
mendasar yang diujikan pada beberapa tes internasional. Selain literasi ini
tentunya masih ada beberapa literasi lainnya yang lebih spesifik yang dapat
dieksplorasi oleh guru kelak sesuai konteksnya. Selain mencoba menyelesaikan,
Anda juga belajar menggali, menstrukturkan, dan mengkomunikasikan cara
berpikir Anda dalam menyelesaikan soal literasi membaca, matematika, sains, dan
finansial.

1. Mulai Dari Diri


Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

1.1. Latar Belakang


Sejak tahun 2021, Ujian Nasional sudah tidak dilakukan lagi dan digantikan oleh
Asesmen Nasional. Salah satu komponen pada Asesmen Nasional adalah
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). AKM akan fokus pada literasi dan
numerasi seperti pada tes PISA. Dengan membiasakan CT pada siswa,

70 | PPG Pra Jabatan 2022


harapannya mereka bisa mengimplementasikannya untuk menyelesaikan
permasalahan literasi dan numerasi.

1.2. Pertanyaan Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas)


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

Pertanyaan reflektif Respon

Apakah Anda pernah mendengar AKM? Apa yang Anda


ketahui tentang AKM?

Pernahkah Anda membimbing siswa yang akan menghadapi


AKM?

Apakah Anda pernah mendengar tentang tes PISA? Apa


yang Anda ketahui tentang tes PISA?

Apakah Anda pernah mengerjakan soal AKM/PISA? Jika


pernah, bagaimana pendapat Anda mengenai soal
AKM/PISA? Apakah siswa Indonesia akan kesulitan dalam
mengerjakan soal sejenis AKM/PISA?

2. Eksplorasi Konsep
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

Tujuan dari eksplorasi konsep ini adalah Anda dapat menggali, menstrukturkan
dan mengkomunikasikan cara berpikir Anda saat menyelesaikan soal yang
diberikan. Soal yang akan Anda selesaikan pada bagian ini adalah soal literasi
membaca, matematika, sains, dan finansial.

2.1. Pendekatan Pembelajaran


Pada pertemuan ini, pendekatan pembelajaran yang dilakukan adalah flipped
learning. Anda akan mempelajari framework tes PISA dan AKM terlebih dahulu.
Setelah itu, Anda akan mencoba menyelesaikan beberapa contoh soal tes PISA
yang diberikan di modul. Bisa juga dosen meminta Anda mengerjakan soal lain

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 71


dari tes PISA/AKM selain yang tersedia di modul. Hasil pengerjaan Anda kemudian
didiskusikan dengan rekan yang lain untuk saling memberi koreksi dan masukan.

2.2. Paparan Konsep


Soal yang digunakan sebagai latihan Anda pada pertemuan ini merupakan soal-
soal untuk tes PISA. Sebelum mencoba soal-soal PISA, Anda perlu mengerti
terlebih dahulu apa itu tes PISA, bagaimana framework tes PISA, dan hubungan
tes PISA dengan AKM yang dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2021.

Programme for International Student Assessment (PISA) adalah program yang


dilaksanakan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development
(OECD) untuk mengukur literasi membaca, matematika, dan sains dari siswa
berusia 15 tahun yang akan dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dunia nyata.
Sejak tahun 2012 tes PISA juga mengukur literasi finansial. Pada tahun 2022 PISA
berencana untuk juga mengukur creative thinking dan ICT.

Pada tahun 2021 Indonesia mulai melakukan asesmen yang sejenis dengan PISA
yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) (Puspendik, 2020). AKM merupakan
program evaluasi sistem pendidikan pada jenjang dasar dan menengah, meliputi
sekolah, madrasah, juga program pendidikan kesetaraan di Indonesia. AKM dan
PISA memiliki kesamaan yaitu keduanya mengukur literasi yang dibutuhkan untuk
menghadapi tantangan dunia nyata. Perbedaannya adalah pada framework AKM
tahun 2021, AKM hanya mengukur literasi membaca dan matematika. Perbedaan
lainnya adalah AKM dilakukan 3 kali yaitu pada kelas 5, 8, dan 11 sementara PISA
hanya dilakukan untuk siswa berusia 15 tahun.

Sebagai bagian program yang telah diimplementasikan di Indonesia, maka guru


sebagai fasilitator pendidikan perlu menguasai AKM serta tujuannya. Tanpa
pemahaman yang baik mengapa AKM merupakan program yang relevan dengan
tantangan pada dunia yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, maka guru
dapat terjebak dalam pemikiran bahwa yang terpenting adalah siswa mendapat
nilai bagus pada AKM. Hal itu dapat menyebabkan tujuan dari AKM yaitu siswa
dapat berpikir secara mandiri dalam menghadapi masalah yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari menjadi tidak tercapai.

72 | PPG Pra Jabatan 2022


Bila Anda menggali dengan lebih dalam, maka Anda akan mendapati bahwa
literasi membaca, matematika, sains dan lainnya erat kaitannya dengan CT. Salah
satu contoh penerapan CT dalam literasi membaca adalah kemampuan abstraksi
yang digunakan dalam menemukan pokok pikiran dari sebuah paragraf.
Dekomposisi juga diperlukan untuk teks yang berasal dari berbagai sumber, dan
pengenalan pola untuk merelasikan suatu sub-persoalan dengan sub-persoalan
lainnya.

Setelah Anda menyadari pentingnya AKM dalam mendidik siswa untuk dapat
menghadapi tantangan dunia nyata, sekarang Anda akan mempelajari lebih dalam
mengenai tes PISA dan AKM.

Framework Literasi pada Tes Pisa

Pada tes PISA ada beberapa literasi yang akan diuji. Awalnya tes PISA hanya
menguji tiga literasi, yaitu literasi membaca, matematika, dan sains. Tapi sejak
tahun 2012 ada satu literasi lagi yang ditambahkan yaitu literasi finansial. Pada
bagian ini, Anda akan mempelajari mengapa keempat literasi tersebut penting,
framework dan apa yang diukur untuk masing-masing literasi.

Untuk mengerti motivasi, framework, dan asesmen tes PISA untuk setiap literasi,
pelajarilah dokumen Framework tes PISA tahun 2018 yang disediakan pada situs
https://www.oecd.org/education/pisa-2018-assessment-and-analytical-
framework-b25efab8-en.htm (OECD, 2019). Framework yang akan Anda pelajari
adalah framework tes PISA tahun 2018 karena saat modul ini ditulis tes PISA
terakhir dilaksanakan pada tahun 2018. Perlu dicatat bahwa dosen bisa saja
meminta Anda untuk menggunakan dokumen pada tahun lainnya untuk Anda
pelajari. Pada situs tersebut bacalah keempat dokumen berikut ini.

1. PISA 2018 Reading Framework

2. PISA 2018 Mathematics Framework

3. PISA 2018 Science Framework

4. PISA 2018 Financial Literacy Framework

Setelah membaca keempat dokumen tersebut, kerjakan lembar kerja 02.04.01


hingga 02.04.04.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 73


Framework AKM

AKM merupakan program yang diadakan oleh pemerintah Indonesia untuk


menanggapi salah satu kebutuhan global yang ada, yaitu kemampuan peserta
didik untuk beradaptasi dengan dunia nyata yang cepat berubah dan berpartisipasi
aktif di masyarakat. Kondisi dunia nyata yang cepat berubah menyebabkan
peserta didik perlu menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat. Dua literasi
paling dasar yang menentukan kecakapan seseorang untuk menjadi pembelajar
sepanjang hayat adalah literasi membaca dan literasi matematika.

AKM bertujuan untuk mengukur kompetensi yang diperlukan pada dunia nyata.
Dua kompetensi yang diukur pada AKM adalah literasi membaca dan literasi
matematika. Literasi membaca dan matematika membantu siswa dalam
mempelajari bidang ilmu lainnya terutama dalam berpikir dan mencerna informasi
dalam bentuk tertulis dan bentuk angka (secara kuantitatif). Literasi membaca dan
matematika adalah kemampuan yang akan berdampak pada semua mata
pelajaran yang diajarkan dan dipelajari siswa. Agar tujuan tersebut tercapai, maka
soal AKM mengukur berbagai konten, konteks, dan tingkat kognitif.

Konten pada literasi membaca merujuk pada jenis teks yang digunakan. Jenis teks
yang digunakan terbagi menjadi dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi.
Konten pada literasi matematika dibedakan menjadi empat kelompok yaitu
bilangan, geometri, data dan ketidakpastian, serta aljabar.

Konteks merujuk pada aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan.
Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga yaitu personal, sosial budaya, dan
saintifik.

Tingkat kognitif merupakan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan dalam
menyelesaikan soal. Proses kognitif pada literasi membaca dibedakan menjadi
tiga level yaitu menemukan informasi, menafsirkan dan mengintegrasikan
informasi, serta mengevaluasi dan merefleksi informasi. Proses kognitif pada
literasi matematika dibedakan menjadi tiga level juga yaitu pengetahuan dan
pemahaman, penerapan, dan penalaran.

Terdapat enam learning progression dalam pelaksanaan AKM. Learning


progression berkaitan dengan kesinambungan antara jenjang yang satu dengan

74 | PPG Pra Jabatan 2022


jenjang yang lainnya. Ada perbedaan konten dan konteks yang diujikan, level
kognitif, dan indikator yang diukur dimulai dari level 1 hingga ke level 6. Di dalam
learning progression terlihat rincian kompetensi yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik pada setiap level (jenjang), yaitu level 1 (kelas 1-2), level 2 (kelas 3-
4), level 3 (kelas 5-6), level 4 (kelas 7-8), level 5 (kelas 9-10), dan level 6 (kelas
11-12). Penjelasan lebih dalam mengenai kompetensi yang diharapkan pada
masing-masing learning progression dari setiap literasi yang diuji dapat dipelajari
pada dokumen Framework AKM dan video-video seputar AKM yang dapat Anda
unduh menggunakan link
https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/frontpage/detail (Puspendik,
2020).

Hubungan Literasi dengan Computational Thinking

Untuk tes PISA 2022, soal-soal CT masuk secara eksplisit pada framework tes
PISA matematika. Anda dapat melihat salah contoh soal CT pada tes PISA
matematika menggunakan link https://oecdedutoday.com/computer-science-and-
pisa-2021/. Walaupun soal CT secara eksplisit ada pada framework tes PISA 2022
matematika, namun CT sebenarnya memiliki peran dalam literasi lainnya termasuk
literasi matematika pada tahun-tahun sebelumnya (Sharin & Warschauer, 2018).

Pada bagian ini, Anda akan mempelajari peran CT dalam literasi melalui beberapa
contoh dan latihan mengerjakan soal literasi. Soal yang digunakan sebagai contoh
dan latihan adalah contoh-contoh soal tes PISA. Dosen bisa saja menggunakan
soal AKM sebagai contoh dan latihan. Namun, pada modul ini digunakan contoh
dan latihan soal tes PISA agar mahasiswa dapat mempelajari soal tes PISA yang
menjadi rujukan dari AKM dan sudah dilangsungkan sejak tahun 2000 dalam
lingkup internasional.

Dengan melihat contoh-contoh yang diberikan, harapannya adalah Anda dapat


memahami peran CT dalam literasi dan menerapkannya untuk kasus-kasus lain.
Contoh soal dan latihan yang disarankan di modul ini menggunakan soal-soal tes
PISA.

Contoh-contoh soal yang diberikan di modul ini diambil dari buku “Take the Test”
yang diterbitkan pada tahun 2009. Soal-soal pada “Take the Test” merupakan soal

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 75


tes PISA dari tahun-tahun sebelum 2009 dan juga soal yang digunakan dalam uji
coba tes PISA. Buku “Take the Test” dapat Anda unduh menggunakan link
https://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/Take%20the%20test%20e%20book.pdf.
Kumpulan contoh soal tes ini juga dilengkapi dengan jawaban dan penjelasan
penilaian sehingga memungkinkan Anda mengevaluasi jawaban Anda secara
mandiri.

Sejak tahun 2012, tes PISA mulai dilakukan berbasis komputer. Untuk dapat
mempelajari contoh soal PISA berbasis komputer, Anda dapat mengakses lewat
situs https://oecd.org/pisa/test/. Beberapa contoh soal juga disediakan di
framework dari masing-masing literasi. Silahkan mencari contoh-contoh soal
terbaru untuk melihat bagaimana soal tes PISA sejak computer based.

Untuk masing-masing contoh soal berikut ini, Anda diberikan juga


pembahasannya. Sebelum Anda melihat pembahasan, cobalah untuk:

1. Menjawab masing-masing pertanyaan

2. Menjelaskan cara berpikir hingga mendapatkan solusi (cara berpikir Anda bisa
saja berbeda dari yang dituliskan pada pembahasan)

3. Mengidentifikasi fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan soal


tersebut

Untuk masing-masing contoh soal ada pertanyaan tantangan yang perlu Anda
jawab. Jawaban pertanyaan ini tidak dikumpulkan di LMS tetapi akan menjadi
bahan diskusi di kelas.

Catatan: Soal tes PISA ditujukan untuk siswa berusia sekitar 15 tahun (SMP).
Beberapa soal seperti pertanyaan 1 pada contoh soal literasi membaca PISA
(Lake Chad) dan pertanyaan 1 pada contoh soal literasi matematika PISA (Apples)
dapat digunakan untuk jenjang SD. Namun tidak semua konten soal PISA cocok
untuk dijadikan soal SD atau SMA. Untuk mendapat gambaran soal literasi pada
jenjang SD dan SMA silakan belajar mandiri dari buku “Framework AKM” yang
bisa diunduh di
https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/Framework_AKM_31032022.pdf
pada halaman:

76 | PPG Pra Jabatan 2022


1. 35 hingga 62 untuk literasi membaca
2. 91 hingga 103 untuk literasi matematika
Dengan mempelajari contoh-contoh soal AKM, diharapkan Anda dapat membuat
soal literasi sesuai konteks mata pelajaran dan jenjang yang akan Anda ajar.

Contoh Soal Literasi Membaca PISA

Reading Unit 1 : Lake Chad


Sumber : Take the Test (2009)
Deskripsi Soal
Gambar 3.11 menunjukan perubahan permukaan danau Chad di Saharan, Afrika Utara.
Danau Chad menghilang sekitar tahun 20.000 SM (BC), pada akhir dari Ice Age. Sekitar
tahun 11.000 BC, danau tersebut kembali muncul. Saat ini, ketinggian permukaan danau
hampir sama dengan saat 1.000 tahun setelah masehi (AD).

Gambar 3.11: Perubahan Permukaan Danau Chat di Saharan (OECD, 2009)


Pertanyaan
1. (Pilihan ganda, level 1b) Berapakah kedalaman dari danau Chad saat ini?
a. Sekitar 2 meter
b. Sekitar 15 meter
c. Sekitar 50 meter
d. Sudah menghilang sepenuhnya
e. Informasi mengenai hal ini tidak tersedia
2. (Isian, level 1a) Pada tahun berapa grafik tersebut dimulai?

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 77


3. (Essay, level 2) Mengapa penulis memilih untuk memulai grafik di tahun tersebut?

Solusi
1. Sekitar 2 meter (a)
2. Ada beberapa jawaban yang diperbolehkan seperti 11.000 BC, atau di antara 10.500
dan 12.000. Jawaban yang diperbolehkan adalah jawaban yang mengindikasikan
siswa melakukan ekstrapolasi dari skala grafik.
3. Karena merujuk pada awal mula danau ini muncul lagi.

Pembahasan
Berikut ini adalah salah satu cara berpikir hingga mendapatkan solusi.
1. Untuk mendapat jawaban yang tepat dari soal ini, langkah-langkah yang dilakukan
adalah:
a. Mencari informasi pada cerita soal mengenai kedalaman danau saat ini. Di soal
disebutkan kedalaman danau saat ini hampir sama dengan saat 1.000 AD.
b. Karena kedalaman danau saat ini hampir sama dengan saat 1.000 AD, maka
berikutnya periksa kedalaman danau saat 1.000 AD.
c. Tidak ada informasi persis kedalaman danau saat 1000 AD, tapi dengan
mengeliminasi satu per satu pilihan jawaban yang tidak mungkin maka bisa
didapatkan jawaban yang paling cocok:
i. Pilihan jawaban b dan c tidak mungkin, karena pada grafik kedalaman danau
harusnya lebih kecil dari 1000.
ii. Pilihan jawaban d tidak mungkin, karena pada grafik kedalaman danau tidak
di titik 0.
iii. Pilihan jawaban a adalah yang paling mungkin. Dengan melihat ketinggian
grafik pada 1.000 AD dengan skala di sumbu y, ketinggian grafik berada di
sekitar 1/5 dari rentang 10.000 meter yaitu sekitar 2.000 meter.
iv. Pilihan jawaban e jadi salah karena informasinya sebenarnya tersedia.
2. Untuk mengetahui pada tahun berapa kira-kira grafik dimulai, ada beberapa langkah
yang perlu dilakukan:

78 | PPG Pra Jabatan 2022


a. Menghitung rentang dari 2 titik pada sumbu x. Rentang 2 titik pada sumbu x
adalah 2.000 tahun.
b. Awal grafik adalah sebelum 10.000 BC namun tidak sampai 1 rentang sumbu x,
oleh karena itu pasti lebih besar dari 10.000 BC namun kurang dari 12.000 BC.
c. Dengan melihat kedalaman danau pada saat mulai grafik adalah 0, maka yang
dicurigai adalah grafik dimulai saat danau Chad muncul kembali.
d. Pada cerita yang diberikan di soal, diketahui danau Chad muncul sekitar 11.000
BC.
e. Dengan menyatukan informasi dari cerita pada soal dan grafik, maka awal grafik
ada di sekitar 11.000 BC.
3. Jawaban nomor 3 didapat dengan melihat nilai pada sumbu y grafik pada saat mulai.
Nilai pada sumbu y grafik saat mulai adalah 0. Hal ini berarti grafik dimulai saat danau
muncul kembali. Jadi alasan penulis memilih tahun tersebut sebagai permulaan grafik
adalah merujuk pada awal mula danau muncul kembali.

Apakah Anda dapat menemukan cara lain?

Identifikasi 4 Fondasi CT
● Pertanyaan 1
○ Dekomposisi: Anda dapat memecah masalah ini dengan melakukan
pencarian terhadap 2 hal, yaitu grafik dan cerita soal. Informasi dari grafik
dan cerita soal kemudian digabungkan untuk mendapat kesimpulan yang
tepat.
○ Abstraksi: Anda tidak perlu mencari secara detail berapa kedalaman danau
saat 1.000 AD.
● Pertanyaan 2 dan 3
○ Dekomposisi: Sama dengan saat menjawab pertanyaan 1, Anda perlu
mencari informasi dari 2 hal yaitu grafik dan cerita soal. Anda mencari dari
masing-masing sumber kemudian menggabungkan informasi yang
didapatkan untuk mendapat kesimpulan yang tepat.
○ Abstraksi: Anda tidak perlu mencari secara persis pada tahun berapa grafik
dimulai.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 79


Contoh Soal Literasi Matematika PISA

Mathematics Unit 3 : Apples


Sumber : Take the Test (2009)
Deskripsi Soal
Seorang petani menanam pohon-pohon apel sedemikian sehingga pohon-pohon apel
tersebut membentuk persegi. Untuk melindungi pohon-pohon apel tersebut dari angin maka
ia menanam pohon konifer mengelilingi kebun. Banyaknya pohon konifer yang ditanam
akan tergantung dari banyaknya pohon apel yang ditanam.
Pada Gambar 3.12, Anda diberikan beberapa contoh pola penanaman pohon apel dan
pohon konifer.
Keterangan gambar: ● adalah pohon apel dan x adalah pohon konifer (cemara).

Gambar 3.12: Susunan Apel dan Konifer. Gambar diadaptasi dari (OECD, 2009)
Pertanyaan
1. (Level 1) Lengkapi Tabel 3.4!

80 | PPG Pra Jabatan 2022


Tabel 3.4: Banyaknya pohon konifer dan apel

𝑛 Banyaknya pohon apel Banyaknya pohon konifer

1 1 8

2 4

2. (Level 4) Banyaknya pohon apel dan pohon konifer yang ditanam dapat dihitung
dengan mengetahui berapa banyak baris apel yang diinginkan. Misal banyaknya baris
apel adalah 𝑛, maka:
Banyaknya pohon apel dapat dihitung dengan 𝑛2
Banyaknya pohon konifer dapat dihitung dengan 8𝑛
Ada satu nilai 𝑛 di mana banyaknya pohon apel dan pohon konifer sama. Berapakah
nilai 𝑛 tersebut dan jelaskan bagaimana cara Anda mendapatkan nilai tersebut.

3. (Level 4) Misal petani ingin membuat kebun yang lebih besar lagi. Jika kebun yang
dibuat semakin besar, yang manakah yang bertambah lebih cepat: banyaknya pohon
apel atau banyaknya pohon konifer? Jelaskan jawaban Anda!

Solusi dan Pembahasan


A. Solusi dan Pembahasan untuk Pertanyaan 1
Solusi dari Tabel 3.4 diberikan pada Tabel 3.5

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 81


Tabel 3.5: Solusi Tabel 3.4

𝑛 Banyaknya pohon apel Banyaknya pohon konifer

1 1 8

2 4 16

3 9 24

4 16 32

5 25 40

Paling tidak ada 2 ide berbeda untuk menemukan banyaknya pohon apel dan konifer,
yaitu:
a. Cara Pertama
1. Cari informasi pada soal mengenai bangun datar yang terbentuk dari
pohon-pohon apel yang ditanam. Pada soal dikatakan pohon-pohon apel
ditanam hingga membentuk persegi.
2. Karena pohon-pohon apel ditanam hingga membentuk persegi, maka
banyaknya pohon apel akan sama dengan luas dari persegi.
3. Luas dari persegi didapatkan dari perkalian panjang sisi-sisinya.
4. Panjang sisi dinyatakan oleh banyaknya baris pohon apel yang ditanam.
5. Banyaknya pohon apel berarti 𝑛 × 𝑛
6. Untuk 𝑛 = 3 hingga 𝑛 = 5, isi tabel dengan 𝑛 × 𝑛
b. Cara Kedua
1. Hitung banyaknya pohon konifer dari gambar yang disediakan di soal
untuk 𝑛 = 2.
2. Banyaknya pohon konifer pada saat 𝑛 = 2 adalah 16.
3. Hitung lagi banyaknya pohon konifer dari gambar yang disediakan di soal
untuk 𝑛 = 3.
4. Banyaknya pohon konifer saat 𝑛 = 3 adalah 24.
5. Dari ketiga hasil yang didapat mulai terlihat bahwa banyaknya pohon
konifer membentuk barisan 8, 16, 24.
6. Dari barisan 8, 16, 24 Anda mungkin mulai mencurigai kalau banyaknya
pohon konifer saat 𝑛 adalah sebanyak 8𝑛. Bisakah Anda memberi bukti

82 | PPG Pra Jabatan 2022


yang valid mengapa banyaknya pohon konifer saat n adalah sebanyak
8n?
B. Solusi dan Pembahasan untuk Pertanyaan 2
Nilai 𝑛 di mana banyaknya pohon apel dan pohon konifer sama adalah 8. Untuk
mendapatkan jawabannya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Melanjutkan tabel pada nomor 1 hingga mendapatkan suatu nilai 𝑛 di mana
banyaknya pohon apel dan pohon konifer sama.
2. Menyelesaikan persamaan 𝑛2 = 8𝑛 dengan memfaktorkan. Cara penyelesaian:
𝑛2 = 8𝑛, 𝑛2 − 8𝑛 = 0, 𝑛(8 − 𝑛) = 0, 𝑛 = 0 ∨ 𝑛 = 8. Tidak mungkin 𝑛 = 0, jadi 𝑛 = 8
3. Menyelesaikan persamaan 𝑛2 = 8𝑛 dengan menalar. 𝑛 ⋅ 𝑛 = 8 ⋅ 𝑛, jadi 𝑛 = 8.
C. Solusi dan Pembahasan untuk Pertanyaan 3
Pertambahan pohon apel lebih cepat dibanding pohon konifer. Ada beberapa alasan
yang dapat digunakan:
1. Banyaknya pohon apel bersifat kuadratik sementara banyaknya pohon konifer
linear. Fungsi yang bersifat kuadratik akan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat.
2. Membuat grafik 𝑛2 dan 8𝑛. Dari grafik tersebut, dapat dilihat 𝑛2 akan melewati 8𝑛
setelah 𝑛 = 8.
3. Melihat fungsi dari banyaknya masing-masing pohon. Banyaknya pohon apel =
𝑛 × 𝑛 sementara banyaknya pohon konifer = 8 × 𝑛. Pada kedua fungsi, sama-
sama terdapat perkalian dengan 𝑛. Bedanya pada pohon apel 𝑛 dikali dengan 𝑛,
sedangkan pada pohon konifer dikali dengan 8. Ketika nilai 𝑛 lebih besar dari 8
maka pertambahan pohon apel akan semakin banyak dibanding pohon konifer.
Tantangan Tambahan
Apakah Anda dapat menemukan cara lain untuk menjawab ketiga pertanyaan pada soal
ini?

Identifikasi 4 Fondasi CT
● Pertanyaan 1
○ Pengenalan pola: Anda mencoba menghitung banyaknya pohon konifer
dan apel secara manual kemudian mengenali banyaknya pohon konifer
dan apel masing-masingnya ternyata membuat pola.
○ Abstraksi: Saat menentukan banyaknya pohon apel, Anda bisa juga tidak
memulai dengan melihat pola tapi dengan menggunakan konsep bangun

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 83


datar yang terbentuk dari pohon-pohon apel yang ditanam. Luar daerah
dari persegi adalah sisi x sisi tidak peduli apapun kasusnya.
● Pertanyaan 2
Algoritma: Anda dapat menerapkan langkah-langkah dalam menyelesaikan
persamaan kuadrat untuk mendapatkan nilai 𝑛.
● Pertanyaan 3
Abstraksi: Tanpa harus mengetahui detail dari fungsinya, Anda bisa menggunakan
konsep fungsi kuadrat bertambah dengan lebih cepat dibanding fungsi linear.

Contoh Soal Literasi Sains PISA

Science Unit 5: Greenhouse


Sumber: Take the Test (2009)
Deskripsi Soal
Efek rumah kaca: fakta atau fiksi?
Makhluk hidup memerlukan energi untuk dapat bertahan hidup. Energi yang menopang
kehidupan di Bumi berasal dari Matahari. Matahari memancarkan energi radiasi yang
sebagian kecilnya mencapai Bumi. Atmosfer bumi bertindak sebagai selimut yang
melindungi Bumi dari energi radiasi matahari yang berlebihan.
Sebagian energi radiasi yang melewati atmosfer diserap oleh Bumi dan sebagian lagi
dipantulkan oleh permukaan bumi. Energi yang dipantulkan oleh permukaan bumi diserap
oleh atmosfer sehingga rata-rata temperatur di atas permukaan Bumi lebih tinggi
dibandingkan jika tidak ada atmosfer yang melindungi Bumi.
Penyerapan energi bumi yang dipantulkan dari permukaan bumi oleh atmosfer memiliki
efek yang sama dengan efek rumah kaca sehingga dikenal dengan istilah efek rumah kaca.
Efek rumah kaca banyak dibicarakan sepanjang abad ke-20. Sebuah kenyataan bahwa
rata-rata temperatur Bumi meningkat. Di surat kabar dan majalah sering dikatakan
peningkatan emisi karbon dioksida adalah faktor utama peningkatan temperatur Bumi di
abad ke-20.
Seorang siswa bernama Andre tertarik untuk mengetahui kemungkinan hubungan rata-rata
temperatur Bumi dengan emisi karbon dioksida di Bumi. Di perpustakaan Andre
menemukan dua buah grafik yang ditunjukkan oleh Gambar 3.13 dan Gambar 3.14.

84 | PPG Pra Jabatan 2022


Gambar 3.13: Emisi Karbon Dioksida (dalam Satuan 10.000.000 per Tahun) (OECD, 2009)

Gambar 3.14: Rata-rata Temperatur Atmosfer Bumi (Celcius) (OECD, 2009)


Andre menyimpulkan dari kedua grafik ini bahwa kenaikan rata-rata temperatur bumi pasti
disebabkan oleh peningkatan emisi karbon dioksida.
Pertanyaan
1. (Level 4) Jelaskan bagaimana kedua grafik yang ditemukan Andre mendukung
kesimpulan Andre!

2. (Level 5) Jeanne yang merupakan rekan Andre tidak setuju dengan kesimpulan dari
Andre. Dia membandingkan kedua grafik yang ditemukan Andre dan berkata beberapa
bagian dari grafik tersebut tidak mendukung kesimpulan Andre. Berikan contoh bagian
pada grafik yang tidak mendukung kesimpulan Andre! Jelaskan jawaban Anda!
Solusi
1. Jawaban yang mengacu ke kenaikan rata-rata temperatur bumi dan karbon dioksida
pada kedua grafik, seperti misalnya:
- Ketika emisi karbon dioksida naik, temperatur bumi juga naik
- Kedua grafik sama-sama menaik

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 85


- Karena sejak tahun 1910, kedua grafik mulai menaik
- dll
2. Jawaban yang mengacu ke salah satu atau lebih bagian grafik di mana pada rentang
waktu tertentu karbon dioksida naik namun suhu tidak naik atau sebaliknya.
Pembahasan
Berikut ini adalah salah satu cara berpikir hingga mendapatkan solusi.
1. Untuk mendukung kesimpulan Andre,langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Perhatikan grafik tahun dengan emisi karbon dioksida (Gambar 3.13). Secara
umum, trend grafik emisi karbon dioksida adalah naik dari tahun ke tahun.
b. Grafik tahun dengan rata-rata temperatur bumi juga memiliki trend naik dari tahun
ke tahun.
c. Karena kedua grafik memiliki trend naik dari tahun ke tahun, maka ada
kemungkinan kenaikan emisi karbon dioksida menyebabkan kenaikan rata-rata
temperatur bumi.
2. Jeanne ingin memberikan bukti yang tidak mendukung kesimpulan Andre dengan
menggunakan informasi kedua grafik yang ditemukan Andre. Jika dilihat secara
keseluruhan memang kedua grafik sama-sama memiliki trend yang naik, namun jika
dilihat secara detail ada rentang waktu di mana emisi karbon dioksida naik namun rata-
rata temperatur Bumi turun dan juga sebaliknya. Jadi hal yang perlu dilakukan untuk
mendukung pernyataan Jeanne adalah memperhatikan bagian-bagian pada grafik yang
tidak sesuai dengan trend.
Apakah Anda dapat menemukan cara berpikir lain?

Identifikasi 4 Fondasi CT
● Pertanyaan 1
○ Abstraksi: Anda menggunakan trend dari kedua grafik tanpa
memperhatikan detail dari kedua grafik.
○ Pengenalan pola: Anda melihat pola pergerakan dari kedua grafik dari
tahun ke tahun untuk mendapatkan trend.
● Pertanyaan 2
Dekomposisi: Perhatikan secara detail masing-masing grafik. Untuk masing-masing
grafik, cari rentang waktu yang mengalami penurunan kemudian satukan informasi

86 | PPG Pra Jabatan 2022


dari kedua grafik untuk mendapatkan rentang waktu di mana kedua grafik
berlawanan arah.

Pada soal-soal PISA, ada analisis data, pemodelan dan simulasi yang dilakukan.
Salah satu contohnya adalah pada soal Science Greenhouse, Anda menganalisis
data yang disajikan dalam bentuk grafik. Penjelasan lebih lanjut mengenai analisis
data, pemodelan dan simulasi ada pada Lampiran A.

2.3. Lembar Kerja Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas)

Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari mempelajari CT melalui
aktivitas problem solving soal-soal literasi!

2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (Dinilai - Dikumpulkan Bersama


dengan Hasil Diskusi pada Ruang Kolaborasi)
Kerjakan lembar kerja pada 02.04.01 hingga 02.04.05. Lembar kerja 02.04.01
hingga 02.04.04 dikerjakan dengan mengacu pada framework tes PISA 2018.

2.4.1 Lembar Kerja Mahasiswa 1 (Literasi Membaca pada Tes PISA)

Nama/NIM:

Literasi Membaca

Mengapa literasi membaca dibutuhkan oleh siswa?

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 87


Pengertian dari literasi membaca pada tahun 2018 adalah kemampuan untuk
mengerti, menggunakan, merefleksikan teks untuk suatu tujuan. Literasi membaca
juga mencakup siswa memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih
dalam suatu teks. Apa makna dari masing-masing istilah berikut ini dalam konteks
literasi membaca?
1. Mengerti teks:

2. Menggunakan teks:

3. Merefleksikan teks:

4. Memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks:

Apa saja jenis teks yang digunakan pada tes PISA untuk literasi membaca?

Terdapat 6 level progress pada reading literacy. Tuliskan apa yang seharusnya
siswa dapat lakukan jika ada atau melewati level tersebut! Level 1b diberikan
sebagai contoh.

Level Apa yang dapat dilakukan siswa

Siswa dapat menemukan sebuah informasi yang mudah didapat dari


sebuah teks sederhana. Informasi yang dicari biasanya sering diulang
1b di dalam teks. Informasi yang dicari juga bisa dinyatakan dalam
gambar dan grafik sehingga memudahkan siswa menemukan
informasi tersebut.

88 | PPG Pra Jabatan 2022


1a

Subtopik 3: Mengenali Pola Berpikir dalam Menyelesaikan Persoalan


(Problem Solving) untuk Berbagai Kasus

Pada subtopik ini, Anda akan merangkum pengalaman belajar yang sudah Anda
lakukan dari subtopik 1 hingga 2. Subtopik ini dimulai dari 06. Koneksi Antar Materi
karena 01. Mulai dari Diri hingga 05. Elaborasi Pemahaman sudah dibahas pada
subtopik 1 dan 2. Kegiatan yang Anda lakukan di subtopik ini terdiri dari 2 bagian,
yaitu:

1. Mengkoneksikan materi yang sudah Anda pelajari


2. Membuat aksi nyata

6. Koneksi Antar Materi


Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas)

Mekanisme Pembagian Kelompok

Buatlah kelompok dengan ketentuan:


1. Sebuah kelompok terdiri dari 2 anggota. Jika banyaknya siswa dalam suatu
kelas berjumlah ganjil, maka ada 1 kelompok yang boleh terdiri dari 3 orang.
2. Kelompok tidak harus terdiri dari anggota yang satu jenjang ataupun satu
rumpun ilmu.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 89


Materi Diskusi Kelompok

Anda sudah mencoba mengimplementasikan CT untuk menyelesaikan berbagai


jenis permasalahan. Karena pertemuan ini merupakan penutup dari Topik CT
dalam problem solving, berdasarkan pengalaman Anda menyelesaikan soal
Bebras dan PISA/AKM, cobalah untuk mencari:

1. Kesamaan dan perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM.


2. Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan yang Anda
lakukan sebelumnya
Tuliskan hasil diskusi Anda pada lembar kerja berikut ini! (1 kelompok membuat 1
lembar kerja)

Lembar Kerja Mahasiswa (Berkelompok)

Nama anggota 1 :
NIM anggota 1 :
Nama anggota 2 :
NIM anggota 2 :
(jika ada 3 anggota, tuliskan juga nama dan NIM anggota ketiga)

Kesamaan dan perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM:

Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan:

7. Aksi Nyata
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual.

7.1. Pertanyaan Reflektif (Menjadi Bagian Portofolio)

Jawablah pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut!

1. Pengalaman menarik apa saja yang Anda dapatkan dari


mengimplementasikan CT untuk menyelesaikan berbagai jenis persoalan?
Anda bisa menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang Anda alami dalam
mempelajari topik ini.

90 | PPG Pra Jabatan 2022


2. Apakah terjadi perubahan cara berpikir yang Anda alami setelah
mempelajari topik CT dalam problem solving?

3. Apakah ada perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap cara mengajar
Anda nantinya setelah mempelajari topik CT dalam problem solving?

7.2. Portofolio Topik CT dalam Problem Solving


Susunlah hasil belajar Anda menjadi bagian dari portofolio. Hal-hal yang perlu
Anda sertakan pada portofolio Anda adalah:
1. Lembar kerja mahasiswa pada eksplorasi konsep (2.4).
2. Hasil diskusi dan penilaian pada ruang kolaborasi (3).
3. Hasil pada demonstrasi kontekstual (4).
Bagian 1-3 diulang sebanyak 3 kali untuk pertemuan 4 hingga 6.
4. Lembar kerja pada koneksi antar materi (6).
5. Hasil refleksi pada aksi nyata (7).
Penutup
Pada bagian ini, dibahas mengenai perbedaan karakteristik soal Tantangan
Bebras dan tes PISA (Tabel 3.6).

Tabel 3.6: Perbedaan Karakteristika Soal Tantangan Bebras dan Tes PISA

Bebras Tes PISA

- Sudah dikategorikan berdasarkan


- Ditujukan untuk siswa usia 15 tahun.
usia atau jenjang pendidikan.
- Waktu yang diberikan untuk
- Masing-masing soal dikerjakan dalam
menjawab soal cukup panjang karena
waktu kurang lebih 3 menit. Soal
pada satu soal terdapat beberapa
cenderung singkat dan hanya
pertanyaan.
terdapat satu pertanyaan.
- Konsep yang mendasarinya ada
- Konsep yang mendasari soal-soalnya
literasi membaca, matematika, sains.
adalah konsep CT dan informatika.

Karena soal Bebras sudah dikategorikan jenjangnya, maka soal Bebras dapat
diadopsi untuk masing-masing jenjang tanpa banyak penyesuaian. Namun, saat

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 91


mengadopsi soal tes PISA, calon guru perlu mempertimbangkan apakah soal
tersebut sesuai dengan jenjang yang diajar. Jika belum sesuai, calon guru perlu
melakukan penyesuaian seperti mengubah kompleksitas persoalan yang
diberikan.

Contoh penyesuaian yang dapat dilakukan untuk soal tes PISA adalah sebagai
berikut. Jika guru ingin menggunakan soal tes PISA untuk siswa SD, maka guru
dapat menambahkan pertanyaan yang menguji level progress yang lebih rendah.
Sedangkan jika guru ingin menggunakan soal tes PISA untuk siswa SMA, maka
guru dapat menambahkan pertanyan yang menguji level progress yang lebih
tinggi.

92 | PPG Pra Jabatan 2022


Topik 4: Ujian Tengah Semester
Durasi : 1 pertemuan
Tujuan dari topik mengenai Ujian Tengah Semester (UTS) ini adalah memberikan
gambaran mengenai (A) kisi-kisi UTS, (B) rubrik penilaian, dan (C) contoh soal.
UTS ini akan menguji pemahaman Anda terhadap konsep-konsep yang telah
dipelajari, implementasi CT untuk problem solving, dan disposisi CT dalam
problem solving. Untuk menguji hal tersebut, terdapat tiga tipe soal, yaitu :

● Tipe pertanyaan konseptual. Pada tipe pertanyaan konseptual, mahasiswa


diminta menjawab pertanyaan terkait pemahaman konsep-konsep yang
telah dipelajari
● Tipe pertanyaan problem solving. Pada tipe soal problem solving,
mahasiswa diminta untuk merancang strategi penyelesaian untuk sebuah
persoalan dengan mengimplementasikan konsep-konsep CT.
● Tipe pertanyaan reflektif. Pada tipe soal reflektif, mahasiswa diminta
menggali disposisi konsep yang digunakan dalam perancangan strategi
untuk problem solving.
Bentuk soal yang diberikan dapat berupa pilihan ganda (PG), isian, dan uraian.

Topik UTS ini bukan hanya bertujuan untuk memberikan gambaran kepada Anda
mengenai UTS yang akan diberikan, tetapi juga untuk memberikan gambaran
kepada Anda mengenai cara merancang ujian, rubrik penilaian, dan contoh-contoh
soal yang dapat Anda gunakan pada saat Anda kelak menerapkan CT untuk
mengajar siswa/i Anda.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 93


A. Kisi-kisi UTS Mata Kuliah Computational Thinking dalam Pendidikan

Format kisi-kisi dan pengelompokan indikator capaian pada yang ditunjukkan oleh
Tabel 4.1 mengacu pada Panduan Penulisan Soal SMA/MA-SMK Tahun 2017,
Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Indikator capaian yang ditargetkan adalah indikator berdasarkan Taksonomi


Bloom (C1 s.d.C6). Indikator tersebut dikelompokkan menjadi tiga level kognitif,
yaitu:

- Level 1: mengingat (C1) dan memahami (C2),

- Level 2: mengaplikasikan (C3),

- Level 3: menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).

Sebagai keterangan, perhatikan bahwa Indikator capaian “memahami” (C2) pada


Mata Kuliah CT untuk Pendidikan ini, yang dimaksud adalah pemahaman
bermakna, bukan hanya memahami secara kognitif dan bukan hanya mengulang
hasil hafalan, melainkan juga mampu menjelaskan apa yang telah dipahami dan
dialami setelah melakukan berbagai aktivitas di topik-topik yang sudah dilalui,
khususnya pada alur MER (Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi).
Penjelasan yang diharapkan dari mahasiswa adalah menyampaikan hasil
observasi, eksplorasi, dan proses belajar konsep secara mandiri.

94 | PPG Pra Jabatan 2022


Tabel 4.1: Kisi-kisi Soal UTS Matakuliah CT dalam Pendidikan

Level No Bentuk & Tipe


No CPMK Materi Indikator Soal Secara Umum
Kognitif Soal Soal

CPMK-01. Memahami CT Mahasiswa diminta menjelaskan arti


sebagai pendekatan problem efektif, efisien, dan optimal. Mahasiswa
solving yang dibutuhkan Pengenalan CT: juga diberikan contoh kasus dan diminta Uraian -
sebagai kompetensi penting Apa itu CT, untuk mencari solusi yang efektif, efisien konseptual,
1 L2 1
abad kini dalam profesi Mengapa CT dan optimal untuk kasus tersebut serta problem solving,
apapun di era saat ini, yaitu penting memberi alasan mengapa menurut reflektif
dunia IR4.0, masyarakat 5.0 mereka solusi tersebut efektif, efisien
dan dunia VUCA dan optimal.

Diberikan definisi dari salah satu dari 4


Keterampilan dasar fondasi utama CT (abstraksi, algoritma,
CT (AADP dan dekomposisi, pengenalan pola).
CPMK-02 Keterampilan L1 2 Isian - konseptual
keterampilan Mahasiswa diminta mengidentifikasi
2 dasar dan disposisi Berpikir
lainnya) nama fondasi CT yang dimaksud pada
Komputasional
definisi tersebut.

Pembentukan Diberikan contoh kasus yang L1 3 PG - konseptual

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 95


Level No Bentuk & Tipe
No CPMK Materi Indikator Soal Secara Umum
Kognitif Soal Soal

disposisi CT menerapkan salah satu pendekatan


(kesiagaan melatih CT dari pendekatan-pendekatan
menerapkan CT yang dibahas (tinkering,
dalam bidang yang creating,debugging, collaborating,
dihadapi) persevering). Mahasiswa diminta
memilih nama pendekatan yang tepat
untuk kasus tersebut

Diberikan beberapa pernyataan terkait


keberadaan CT dalam Kurikulum
CT dalam PG (multiple
Merdeka. Salah satu atau beberapa dari
kurikulum Indonesia L1 4 answer) -
pernyataan tersebut tidak benar.
konseptual
Mahasiswa diminta memilih pernyataan
CPMK-03. Integrasi CT ke
yang salah tersebut.
3 dalam berbagai bidang mata
pelajaran dalam kurikulum
Diberikan contoh kegiatan pembelajaran
CT dan posisinya CT berdasarkan Computational Thinking PG (multiple
dalam tatanan Pedagogical Framework (unplugged, L1 5 answer) -
global remixing, making, tinkering), mahasiswa konseptual
diminta memilih satu atau lebih kegiatan

96 | PPG Pra Jabatan 2022


Level No Bentuk & Tipe
No CPMK Materi Indikator Soal Secara Umum
Kognitif Soal Soal

pembelajaran yang melibatkan


pendekatan pembelajaran yang diminta
pada soal.

- CT dalam
CPMK-04 Pembelajaran
problem solving
berbasis Studi Kasus Mahasiswa diberikan dua buah soal
(CT dalam kasus
Tematik untuk penerapan CT problem solving (soal sejenis dengan
umum)
dengan menjalankan siklus soal Bebras, PISA, AKM, atau soal
- CT dan
lengkap problem solving lainnya yang melibatkan analisis data,
literasi
dengan 4 keterampilan dasar pemodelan dan simulasi) kemudian L1, L2, Uraian - problem
4 - CT dalam 6, 7
CT mulai memahami mahasiswa diminta untuk merancang L3 solving & reflektif
analisis data,
permasalahan, menganalisis, strategi yang mengimplementasikan CT
pemodelan dan
menemukan akar persoalan, untuk mendapatkan solusi, menuliskan
simulasi (CT
mengusulkan alternatif solusi, solusi yang diperoleh dan menjelaskan
dalam kasus
memilih solusi “terbaik” konsep CT yang diimplementasikan.
umum yang
(efektif, efisien, optimal)
didasari data)

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 97


Untuk materi kuliah setelah UTS, penilaian dilakukan secara sumatif. Bentuk akhir
dari penilaian sumatif tersebut adalah portofolio (lihat Topik 7: Restrukturisasi
Portofolio).

B. Rubrik Penilaian Secara Umum

Pada bagian ini, diberikan rubrik penilaian untuk bentuk soal uraian yang dapat
berlaku secara umum, untuk kasus yang berbeda, namun dengan tipe soal sejenis.
Rubrik tersebut mengacu ke tipe soal pada Tabel 4.1, kisi-kisi soal. Rubrik
penilaian untuk soal pilihan ganda dan isian singkat dapat ditentukan oleh dosen
(misal: menggunakan nilai minus atau tidak jika ada kesalahan).

Komponen yang dinilai untuk masing-masing tipe pertanyaan adalah:

1. Konseptual: ketepatan dan kemampuan menjelaskan konsep yang diharapkan


dari soal

2. Problem solving: ketepatan solusi untuk persoalan yang diberikan dan


kemampuan menjelaskan strategi yang digunakan dalam problem solving

3. Reflektif: ketepatan dan kemampuan menjelaskan alasan (reasoning)


implementasi suatu konsep (misalnya fondansi CT) dalam problem solving

Pada Tabel 4.2 diberikan rubrik untuk soal uraian pada Tabel 4.1, Kisi-kisi UTS
dengan nomor soal 1. Tujuan pemberian rubrik adalah untuk memberikan
gambaran bagaimana penilaian dilakukan dan menjadi contoh saat calon guru
membuat soal. Rubrik penilaian yang diberikan merupakan rubrik penilaian secara
umum sehingga dapat berubah menyesuaikan soal spesifik yang disusun oleh
dosen (tidak terbatas pada contoh kasus yang diberikan pada contoh soal).

98 | PPG Pra Jabatan 2022


Tabel 4.2: Rubrik Penilaian Contoh Soal Uraian no 1

Tipe
No pertanyaa Elemen Penilaian A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang
n
Ketepatan dalam Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
Mahasiswa dapat
menjelaskan menjelaskan 90- menjelaskan 75- menjelaskan kurang
menjelaskan 60-74%
1 Konseptual definisi efektif, 100% arti efektif, 89% arti efektif, dari 60% arti dari
arti efektif, efisien,
efisien, dan efisien, dan efisien, dan efektif, efisien, dan
dan optimal.
optimal. optimal. optimal. optimal.
Mahasiswa dapat
Perancangan Mahasiswa dapat Mahasiswa salah
Mahasiswa dapat mengimplementasika
strategi mengimplementa dalam.
mengimplementa n CT, namun hanya
implementasi CT sikan CT untuk mengidentifikasi
Problem sikan CT untuk sebatas pada
2 untuk menghasilkan persoalan sehingga
solving menghasilkan identifikasi persoalan
mendapatkan solusi yang solusi yang dihasilkan
solusi yang efektif dan menghasilkan
solusi yang efektif, efektif, efisien, tidak efektif.
dan efisien. solusi yang efektif
efisien, optimal. optimal.
saja.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 99


Tipe
No pertanyaa Elemen Penilaian A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang
n
Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
menuliskan 90- menuliskan 75- Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
100% penjelasan 89% penjelasan menuliskan 60-74% menuliskan kurang
Penjelasan aspek
mengapa solusi mengapa solusi penjelasan mengapa dari 60% penjelasan
efektif, efisien, dan
3 Reflektif yang diusulkan yang diusulkan solusi yang mengapa solusi yang
optimal dari solusi
adalah solusi adalah solusi diusulkan adalah diusulkan adalah
yang diusulkan.
yang efektif, yang efektif, solusi yang efektif, solusi yang efektif,
efisien, dan efisien, dan efisien, dan optimal. efisien, dan optimal.
optimal. optimal.

Pada Tabel 4.3 diberikan rubrik untuk soal uraian pada Tabel 4.1, Kisi-kisi UTS dengan nomor soal 6 dan 7. Rubrik penilaian pada
Tabel 4.3 adalah rubrik umum yang dapat digunakan untuk menilai berbagai soal bersifat problem solving. Persoalan yang diberikan
akan ditentukan oleh dosen Anda dan rubrik pada Tabel 4.3 dapat disesuaikan sesuai kebutuhan dosen Anda dan soal yang diberikan.

100 | PPG Pra Jabatan 2022


Tabel 4.3: Rubrik Penilaian Contoh Soal Uraian no 6-7

Tipe
No. Elemen Penilaian A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang
pertanyaan
Ketepatan menjawab
Mahasiswa Mahasiswa
pertanyaan soal / memberikan Mahasiswa Mahasiswa
menjawab menjawab
Problem solusi (soal sejenis soal menjawab menjawab
1 dengan tepat dengan tepat
solving Bebras, AKM, PISA, atau soal dengan tepat 90- dengan tepat 75-
kurang 60-74% kurang dari 60%
yang melibatkan analisis data, 100% soal. 89% soal.
soal. soal.
pemodelan dan simulasi).
Mahasiswa dapat
Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengimplementa
Mahasiswa dapat salah dalam.
mengimplementa sikan CT, namun
mengimplementa mengidentifikasi
Ketepatan perancangan sikan CT untuk hanya sebatas
Problem sikan CT untuk persoalan
2 strategi implementasi CT menghasilkan pada identifikasi
solving menghasilkan sehingga solusi
untuk mendapatkan solusi. solusi yang persoalan dan
solusi yang efektif yang dihasilkan
efektif, efisien, menghasilkan
dan efisien. tidak efektif.
optimal. solusi yang efektif
saja.
Kemampuan menuliskan Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa
Problem proses berpikir dalam menuliskan 90- menuliskan 75- menuliskan 60- dapat
3
solving perancangan solusi 100% proses 89% proses 74% proses menuliskan
(identifikasi persoalan, strategi berpikirnya berpikirnya berpikirnya kurang dari 60

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 101


Tipe
No. Elemen Penilaian A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang
pertanyaan
yang digunakan) yang runut dengan runut dan dengan runtut dengan runtut proses
dan logis. logis. dan logis. dan logis. berpikirnya
dengan runut
dan logis.
Peserta dapat Peserta dapat Peserta dapat Peserta dapat
Refleksi fondasi CT yang
mengimplementas mengimplementas mengimplementasi mengimplement
diterapkan: Disposisi fondasi
ikan dengan tepat ikan dengan tepat kan dengan tepat asikan kurang
CT (AADP) dan/atau konsep
90-100% fondasi 75-89% fondasi 60-74% fondasi dari 60% fondasi
4 Reflektif CT (analisis data, pemodelan,
dan/atau konsep dan/atau konsep dan/atau konsep dan/atau konsep
simulasi) yang untuk
CT untuk CT untuk CT untuk CT untuk
mendapatkan solusi dari
mendapatkan mendapatkan mendapatkan mendapatkan
persoalan.
solusi. solusi. solusi. solusi.
Peserta dapat Peserta dapat
Peserta dapat Peserta dapat
Kemampuan menjelaskan menjelaskan menjelaskan
menjelaskan menjelaskan
disposisi fondasi CT (AADP) dengan tepat 75- dengan tepat 60-
dengan tepat 90- kurang dari 60%
dan/atau konsep CT(analisis 89% fondasi 74% fondasi
5 Reflektif 100% dan/atau fondasi dan/atau
data, pemodelan, simulasi) dan/atau konsep dan/atau konsep
konsep CT yang konsep CT yang
yang diimplementasikan untuk CT yang CT yang
diimplementasikan diimplementasik
mendapatkan solusi. diimplementasikan diimplementasikan
untuk an untuk
untuk untuk

102 | PPG Pra Jabatan 2022


Tipe
No. Elemen Penilaian A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang
pertanyaan
mendapatkan mendapatkan mendapatkan mendapatkan
solusi. solusi. solusi. solusi.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 103


C. Contoh Soal
Contoh-contoh soal diberikan agar Anda mendapat gambaran soal UTS untuk
masing-masing deskripsi soal pada Tabel 4.1. Untuk masing-masing contoh soal,
ada keterangan konteks dan tipe soal. Contoh soal ini akan dikembangkan dosen
dengan menyesuaikan antara konteks soal dan sebaran mata pelajaran dan
jenjang yang akan diajar oleh calon guru yang sedang mengambil mata kuliah.

Contoh soal nomor 1, 2, 6, 7, dan 8 dapat Anda gunakan juga untuk siswa. Soal
nomor 3, 4, dan 5 adalah soal mengenai konsep CT (teori) sehingga kurang
relevan diajarkan untuk siswa didik Anda. Contoh soal nomor 6, 7, dan 8 adalah
implementasi/realisasi soal mengacu ke kisi-kisi pada Tabel 4.1 untuk CPMK 04
dan penilaiannya dilakukan dengan Rubrik pada Tabel 4.3.

Contoh Soal 1

Bidang Ilmu Soal : Masalah umum sehari-hari, literasi


Tipe Pertanyaan : Konseptual, problem solving, dan reflektif
Bentuk Soal : Uraian
Deskripsi Soal
Pada soal ini, diberikan dua pertanyaan. Pertanyaan pertama adalah pertanyaan
konseptual, pertanyaan kedua adalah pertanyaan studi kasus untuk penerapan
problem solving dengan CT.
a. Definisi CT adalah proses berpikir dalam memformulasikan persoalan dan
berstrategi dalam menentukan/memilih solusi yang efektif, efisien, optimal.
Jelaskan definisi solusi yang efektif, efisien, dan optimal!
b. Bu Kiki adalah seorang Ibu rumah tangga yang pintar memasak. Terkadang Bu
Kiki menerima pesanan makanan untuk acara tertentu. Salah satu menu
buatan Bu Kiki yang paling disukai oleh pelanggannya adalah sambal dadak
buatannya yang sangat sedap. Walaupun Bu Kiki menggunakan resep yang
sama, terkadang Bu Kiki harus memasak sambal dengan jumlah yang
berbeda.
Berilah saran kepada Bu Kiki tentang bagaimana cara membuat sambal yang
efektif, efisien, dan optimal untuk persoalan A dan persoalan B berikut ini!.
Anda boleh menuliskan asumsi yang diperlukan untuk jawaban Anda, misal
alat apa saja yang sudah Anda miliki.

104 | PPG Pra Jabatan 2022


Persoalan A: Hari ini Bu Kiki memasak ayam goreng untuk anggota
keluarganya, tentunya dengan sambal dadak andalan Bu Kiki. Saat ini, Karena
tidak ada pesanan makanan dari pihak luar, Bu Kiki hanya membuat
sambal untuk porsi 5 orang.
Persoalan B: Pada keesokan harinya, Bu Kiki menerima pesanan untuk
membuat sambal dadak sebanyak 100 porsi.
Rubrik penilaian
Lihat Tabel 4.2 (elemen apa saja) - uraikan dengan konteks sambal bu Kiki.
● Pertanyaan a menggunakan rubrik penilaian dari Tabel 4.2 no 1.
● Pertanyaan b menggunakan rubrik penilaian dari Tabel 4.2 no 2 dan 3.
Pada contoh soal ini, rubrik pada Tabel 4.2 tidak perlu dimodifikasi. Pada saat
Anda mengajar siswa/i, Anda dapat memodifikasi ide cerita.

Contoh Soal 2

Bidang Ilmu Soal : Biologi (kelas XI)


Tipe Pertanyaan : Konseptual
Bentuk Soal : Isian
Deskripsi Soal
Dodo adalah seorang siswa kelas XI yang sedang belajar biologi. Topik yang sedang
dipelajari Dodo adalah sistem pencernaan manusia.
a. Dodo ingin mempelajari tentang sistem pencernaan manusia. Agar dapat
memahami sistem pencernaan manusia dengan jelas, ia membagi-bagi waktu
belajarnya dengan mempelajari masing-masing organ yang terlibat dalam
sistem pencernaan. Misalnya, di Hari Senin ia mempelajari tentang mulut,
Selasa tentang kerongkongan, dan seterusnya. Fondasi CT apakah yang
diterapkan oleh Dodo pada kasus ini?
(Jawaban: dekomposisi)
b. Dodo ingin mempelajari tentang sistem pencernaan manusia. Agar dapat
memahami sistem pencernaan manusia dengan jelas, ia membagi-bagi waktu
belajarnya dengan mempelajari masing-masing organ yang terlibat dalam
sistem pencernaan. Misalnya, di Hari Senin ia mempelajari tentang mulut,
Selasa tentang kerongkongan, dan seterusnya. Ternyata, dengan cara ini
Dodo dapat lebih mudah memahami sistem pencernaan manusia. Karena itu,
pada saat mempelajari sistem kekebalan tubuh manusia, sistem saraf

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 105


manusia, dan sistem pernafasan manusia, Dodo menggunakan cara belajar
yang sama. Fondasi CT apakah yang diterapkan oleh Dodo pada kasus ini?
(Jawaban: pengenalan pola)
Rubrik Penilaian
Karena isian singkat, rubrik diatur oleh dosen. Elemen yang dinilai adalah ketepatan
jawaban.

Contoh Soal 3

Bidang Ilmu Soal : Fisika


Tipe Pertanyaan : Konseptual
Bentuk Soal :Pilihanganda

Deskripsi Soal
Seorang guru meminta siswa mengamati nada yang dihasilkan dari beberapa kali
contoh petikan senar gitar dan menghubungkannya dengan luas penampang senar
serta, panjang senar yang dapat bergetar, tegangan senar. Dengan cara demikian,
pendekatan pembelajaran CT apakah yang sedang diterapkan?
a. Debugging dan unplugged
b. Unplugged dan creating
c. Debugging dan persevering
d. Tinkering dan debugging
e. Unplugged dan tinkering
(jawaban: E)
Rubrik Penilaian
Karena pilihan ganda, rubrik diatur oleh dosen. Elemen yang dinilai adalah ketepatan
jawaban.

Contoh Soal 4

Bidang Ilmu soal : CT


Tipe Pertanyaan : Konseptual
Bentuk Soal : Pilihan ganda (multiple answer)
Deskripsi Soal

106 | PPG Pra Jabatan 2022


Berikut ini adalah beberapa pertanyaan terkait keberadaan CT dalam Kurikulum
Merdeka. Pernyataan yang kurang tepat adalah:
● CT secara eksplisit terdapat dalam Mata Pelajaran Informatika pada jenjang
SMP dan SMA.
● CT diintegrasikan dalam pendidikan sejak jenjang SD
● CT tidak dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dan
Matematika pada jenjang SMP dan SMA.
● Untuk mendukung tercapainya CT sebagai literasi, diharapkan semua mata
pelajaran dapat mengimplementasikan CT dalam penyampaian materinya.
● CT hanya dapat diimplementasikan untuk pemrograman.
(jawaban: opsi ke-3 dan ke-5)

Rubrik Penilaian
Karena pilihan ganda, rubrik diatur oleh dosen. Elemen yang dinilai adalah persentase
ketepatan jawaban.

Contoh Soal 5

Bidang Ilmu Soal : Pendekatan pembelajaran CT


Tipe Pertanyaan : Konseptual
Bentuk Soal : Pilihan ganda (multiple answer)

Deskripsi Soal
Dalam Computational Thinking Pedagogical Framework (Kotsopoulos et al., 2017),
didefinisikan empat pengalaman belajar CT. Kegiatan manakah dari pilihan-pilihan
berikut yang melibatkan pengalaman tinkering dan unplugged?
● Mencoba melakukan praktikum fisika melalui lab virtual pada sebuah website.
● Mencoba melakukan pencampuran zat-zat kimia dan mengamati perubahan
yang terjadi setiap kali takaran sebuah zat kimia diubah.
● Membuat program permainan (game) sederhana dengan komputer.
● Menyusun rumah-rumahan dari balok-balok mainan berdasarkan instruksi
yang diberikan.
(jawaban: opsi 2)
Rubrik Penilaian
Karena pilihan ganda, rubrik diatur oleh dosen. Elemen yang dinilai: persentase
ketepatan jawaban.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 107


Contoh Soal 6
Soal ini diambil dari soal Tantangan Bebras 2018

Bidang ilmu soal : Implementasi CT untuk problem solving persoalan sehari-hari


Tipe pertanyaan : Problem solving, reflektif
Bentuk soal : Uraian
Sumber : Buku Pembahasan Bebras 2018 untuk level SIAGA (SD) (NBO
Bebras Indonesia, 2019).
Judul/Kode : Simon Berkata / I-2018-CA-03a
Deskripsi Soal
Simon berkata: jika tombol ditekan, warna akan berpindah seperti ditunjukkan pada
Gambar 4.1.

Gambar 4.1: Perpindahan Warna Setelah Tombol Ditekan (NBO Bebras Indonesia,
2019)
Pertanyaan
Jika kita tekan tombolnya sekali lagi, di mana letak biru, hijau dan kuning pada Gambar
4.2? Jawab dengan mengisi biru, hijau dan kuning di nomor yang tepat.

1 2

3 Merah

Gambar 4.2: Posisi Warna Sesuai Nomor (NBO Bebras Indonesia, 2019)
Untuk soal ini:
a. Tuliskan solusi untuk persoalan ini!
b. Jelaskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapatkan solusi!
c. Jelaskan fondasi CT apa saja yang Anda gunakan dalam menyelesaikan
persoalan ini!
Rubrik Penilaian

108 | PPG Pra Jabatan 2022


Penilaian diberikan menggunakan semua elemen penilaian pada Tabel 4.3 dengan
rincian:
● Bagian a (ketepatan jawaban) dinilai berdasarkan elemen penilaian 1.
● Bagian b (penulisan proses berpikir) dinilai berdasarkan elemen penilaian 2 dan
3.
● Bagian c (disposisi CT) dinilai berdasarkan elemen penilaian 4 dan 5.

Contoh Soal 7
Soal ini merupakan modifikasi dari salah satu contoh soal AKM

Bidang Ilmu Soal : Literasi membaca


Tipe Pertanyaan : Problem solving, reflektif
Bentuk Soal : Uraian
Sumber : Framework AKM (Wijaya & Dewayani, 2021) contoh soal
literasi
membaca (hal 42 dan 45).
Judul/Level : Sepeda Motor/3 (Kelas 5 & 6)
Deskripsi soal
Pada soal ini, Anda diberikan teks yang perlu Anda analisis!
Didi adalah seorang pelajar kelas XII. Sejak Didi mendapatkan KTP dan SIM, Didi selalu
menggunakan motor untuk pergi ke sekolah atau pergi dengan teman-temannya. Suatu
hari, Didi terbangun di kamarnya dan merasakan ada yang tidak beres. Didi pun bangun
dari tempat tidurnya dan membuka tirai jendela. Cuaca hari itu buruk sekali – hujan turun
sangat deras. Saat Didi melihat ke arah halaman rumah, ia berkata dalam hatinya,
“Aduh! Ternyata benar! Itu dia – sepeda motor saya”. Kondisi sepeda motor Didi dalam
keadaan rusak berat seperti ingatan terakhir Didi mengenai kejadian tadi malam. Kepala
dan kaki Didi pun mulai terasa sakit.
Di antara pernyataan berikut manakah situasi yang sesuai dengan teks? Jawab dengan
Y/T pada Tabel 4.4!

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 109


Tabel 4.4: Pertanyaan untuk soal Sepeda Motor

Pertanyaan Jawaban (Y/T) Penjelasan

Setelah kejadian di malam hari itu, Didi tidak


sadar/pingsan

Didi mengalami cedera di kepala dan di kaki

Sepeda motor Didi masuk ke dalam jurang

Didi sudah tidak dapat memperbaiki sepeda


motornya lagi

Untuk soal ini:


a. Tuliskan solusi untuk persoalan ini!
b. Jelaskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapatkan solusi!
c. Jelaskan fondasi CT apa saja yang Anda gunakan dalam
menyelesaikan persoalan ini!
Rubrik Penilaian
Sama dengan Contoh Soal Nomor 6.

110 | PPG Pra Jabatan 2022


Contoh Soal 8
Untuk contoh soal yang melibatkan analisis data, digunakan salah satu soal tes
PISA. Soal ini merupakan terjemahan soal Matematika pada tes PISA.

Bidang Ilmu Soal : Matematika


Tipe Pertanyaan : Problem solving, reflektif
Bentuk Soal : Uraian
Sumber : Take the Test (OECD, 2019)
Judul/Unit : Test Scores/mathematics 20

Deskripsi Soal
Diagram pada Gambar 4.3 menunjukkan nilai ujian sains dari dua grup siswa (Grup A
dan Grup B). Rata-rata nilai yang diperoleh Grup A adalah 62.0 dan rata-rata yang
diperoleh Grup B adalah 64.5. Siswa dinyatakan lulus ujian jika mendapatkan nilai 50
atau lebih.

Gambar 4.3: Nilai Ujian Sains untuk Grup A dan B (OECD, 2009)
Dengan mengacu kepada diagram pada Gambar 4.3, guru yang mengajar Grup A dan B
menyatakan bahwa Grup B mendapatkan hasil yang lebih baik daripada Grup A pada
ujian ini. Siswa-siswa di Grup A tidak setuju dengan pernyataan guru tersebut. Siswa/i di
Grup A meyakinkan guru mereka bahwa Grup B tidak lebih baik dari mereka.
Berikan argumen berdasarkan grafik yang tersedia yang dapat mendukung pernyataan
Grup A!
Untuk soal ini:
a. Tuliskan solusi untuk persoalan ini!
b. Jelaskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapatkan solusi!

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 111


c. Jelaskan konsep CT (4 fondasi CT, analisis data, pemodelan dan simulasi) apa
saja yang Anda gunakan dalam menyelesaikan persoalan ini!
Rubrik Penilaian
Rubrik penilaian yang digunakan sama dengan yang digunakan pada Contoh Soal
Nomor 6.

Penutup/Simpulan
Pada modul ini, tiga komponen penting yang perlu dirancang saat
mempersiapkan ujian adalah kisi-kisi soal ujian, rubrik penilaian, dan contoh-
contoh soal. Dengan adanya contoh rancangan UTS ini, harapannya Anda
dapat merancang ujian dengan mengimplementasikan CT untuk siswa/i
yang akan Anda ajar nanti. Saat mempersiapkan soal latihan atau ujian,
Anda diperkenankan menggunakan soal yang telah dibuat oleh pihak lain
dengan mencantumkan referensinya seperti pada Contoh Soal 6, 7, dan 8.
Jika Anda menilai soal tersebut kurang sesuai, Anda bisa memodifikasi soal
tersebut sesuai keperluan pada bidang ilmu dan jenjang yang Anda ajar.

112 | PPG Pra Jabatan 2022


Topik 5: CT dan Proyek

Durasi : 3 Pertemuan (lihat petunjuk penggunaan modul)


Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan
ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas.

Capaian Pembelajaran Alokasi Waktu

CPMK-04 Pembelajaran berbasis Studi Kasus Tematik untuk


penerapan CT dengan menjalankan siklus lengkap problem
solving dengan 4 fondasi CT mulai memahami permasalahan,
menganalisis, menemukan akar persoalan, mengusulkan
alternatif solusi, memilih solusi “terbaik” (efektif, efisien, [TM: 3x(2x50”)]
optimal). [BT: 3x(2x60”);
Sub-CPMK BM: 3x(2x60”)]
CPMK-04.03 Pendekatan studi kasus untuk penerapan CT
dalam proyek yang berkaitan dengan berbagai bidang mata
pelajaran yang dipilih tergantung kemampuan dan ragam latar
belakang dan jenjang peserta (KU1, KU2, KK1).

Pada pertemuan ke-9, 10, dan 11, mahasiswa mempelajari integrasi CT pada
Proyek STEM, lalu memilih sebuah proyek STEM yang belum mengintegrasikan
CT untuk dirancang ulang sehingga dihasilkan proyek STEM dengan integrasi CT
di dalamnya. Proyek STEM dipilih pada topik ini karena dapat menjadi contoh
proyek yang melibatkan lebih dari satu mata pelajaran. Pada saat ini, STEM sudah
berkembang menjadi STEAM. Proyek STEAM pun dapat melibatkan berbagai
kakas, termasuk kakas digital. Dengan mempelajari topik ini, calon guru dapat
menggunakan konsep yang serupa untuk mengembangkan proyek kreatif STEM
atau STEAM.

Dosen akan berperan dalam menuntun mahasiswa merancang ulang proyek yang
dikerjakan oleh mahasiswa.

1. Eksplorasi Konsep
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 113


1.1. Pendekatan Pembelajaran

Pada topik ini, Anda secara individual akan mempelajari topik Proyek dan CT
dengan pendekatan flipped learning. Anda akan diminta untuk memilih sebuah
proyek STEM. Jika Anda pernah melakukan sebuah proyek STEM, Anda
boleh memilih proyek tersebut. Apabila tidak, maka Anda dapat memilih
sebuah proyek STEM melalui internet, buku, atau media lainnya. Proyek
tersebut akan dipelajari, dibedah, serta dirancang kembali dengan
menggunakan pendekatan CT. Karena itu, proyek STEM yang Anda pilih
harus proyek STEM yang memang belum menggunakan pendekatan CT.

Untuk membantu Anda membedah dan merancang kembali proyek STEM


yang telah Anda pilih, Anda perlu mempelajari terlebih dahulu sebuah
makalah dengan judul "Infusing Computational Thinking in an Integrated
STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned" (Baek et al., 2021).

1.2. Paparan Konsep

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi dari proyek adalah


rencana pekerjaan dengan sasaran khusus (pengairan, pembangkit tenaga
listrik, dan sebagainya) dan dengan saat penyelesaian yang tegas. Secara
umum, proyek dapat dibagi menjadi tiga tahap utama, yaitu perencanaan,
implementasi, dan pengujian.

Ada keterkaitan yang erat pada bidang STEM dan CT, terutama pada bagian
pemodelan, penalaran, dan problem solving. Karena itu, integrasi antara
STEM dan CT dapat membantu proses pembelajaran STEM. Salah satu
pendekatan dalam pembelajaran STEM adalah dengan project-based
learning. Pada makalah “Infusing Computational Thinking in an Integrated
STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021),
disebutkan bahwa sebuah proyek STEM akan memiliki beberapa unsur, yaitu:

● Nama proyek: berisi nama dari proyek STEM.

● Deskripsi singkat proyek: berisi uraian singkat tentang proyek.

● Outline: berisi gambaran besar aktivitas, dan kapan aktivitas tersebut akan
dilaksanakan.

114 | PPG Pra Jabatan 2022


● Tujuan pembelajaran: berisi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui
proyek STEM yang dilakukan.

● Driving questions, pertanyaan pemantik inkuiri atau problem solving:


pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk menuntun mereka
menyelesaikan suatu persoalan tertentu.

● Produk akhir: berisi produk apa yang akan dihasilkan dari proyek STEM yang
dilakukan.

● Hands-on activities: berisi aktivitas-aktivitas yang perlu dilakukan siswa untuk


menyelesaikan proyek STEM.

● Asesmen: berisi penilaian yang akan dilakukan terhadap proyek STEM yang
dilakukan oleh siswa.

● Resources yang dibutuhkan: berisi berbagai sumber yang dibutuhkan untuk


menyelesaikan proyek STEM yang dikerjakan.

Dalam merancang proyek STEM, Anda perlu menjelaskan unsur-unsur tersebut.


Tabel 5.1 adalah contoh sebuah proyek STEM (Baek et al., 2021) beserta dengan
unsur-unsur yang terdapat di dalamnya.

Tabel 5.1: Contoh Proyek STEM (Baek et al., 2021)

Nama proyek Perancangan Jembatan Tahan Gempa

Siswa membentuk kelompok untuk meneliti tentang gempa


Deskripsi singkat
bumi dan jembatan, merancang, serta menguji rancangan
proyek
jembatan di bawah berbagai kondisi gempa yang disimulasikan.

Minggu 1 - 4: Siswa meneliti tentang jembatan dan gempa.


Outline Minggu 5 - 8: Siswa merancang dan menguji rancangan
jembatan tahan gempa. Hasil rancangan akan dikompetisikan.

- Siswa menginvestigasi tentang jembatan dan gempa


Tujuan sehingga mampu merancang jembatan yang tahan gempa.
pembelajaran - Siswa menguji hasil rancangannya di bawah berbagai
kondisi gempa.

Driving Bagaimana kita dapat merancang jembatan yang tahan

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 115


question gempa?

Produk akhir Sebuah rancangan atau model jembatan yang tahan gempa.

Hands-on Perancangan jembatan dan pengujian rancangan jembatan


activities tahan gempa.

Kompetisi hasil rancangan jembatan. Rancangan jembatan


Asesmen yang paling kuat atau tahan gempa adalah pemenang yang
akan mendapatkan nilai tertinggi.

Balok-balok permainan yang dapat digunakan untuk


Resource yang
merancang dan membuat model jembatan, misalnya: K’Nex
Dibutuhkan
building kits.

Jika dikaitkan dengan proyek STEM, (Baek et al., 2021) mendefinisikan


komponen-komponen CT yang lebih luas dari fondasi CT. Deskripsi dari
komponen-komponen tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.2. Integrasi CT ke
dalam Proyek STEM dapat dilakukan dengan menempatkan berbagai komponen
CT ke dalam proyek STEM. Pada Tabel 5.2 juga dapat dilihat komponen-
komponen CT yang diperlukan dalam integrasinya dengan proyek STEM,
beserta dengan penerapannya pada Proyek STEM dengan judul jembatan
Tahan Gempa.

Tabel 5.2: Komponen CT dalam Integrasinya dengan Proyek STEM (Baek et al., 2021)

Contoh Aktivitas yang


merupakan Integrasi CT
Komponen CT Deskripsi dalam Proyek STEM:
Perancangan Jembatan
Tahan Gempa

Variabel, data, modeling, testing


Tes, analisis, debug,
Kosakata CT dan debugging, iterasi, dan lain-
pengujian ulang, solusi.
lain.

Abstraksi Eliminasi bagian-bagian yang Mengidentifikasi ciri-ciri

116 | PPG Pra Jabatan 2022


Contoh Aktivitas yang
merupakan Integrasi CT
Komponen CT Deskripsi dalam Proyek STEM:
Perancangan Jembatan
Tahan Gempa

tidak relevan dan membuat suatu jembatan yang tahan gempa.


generalisasi.

Menyusun langkah-langkah
Langkah-langkah penyelesaian
Algoritma dalam pembuatan model
persoalan.
jembatan tahan gempa.

Presentasi hasil penelitian


Deskripsi secara lisan dan tulisan,
tentang gempa dan jembatan,
Komunikasi dapat didukung dengan grafik,
dengan menggunakan
visualisasi, dan lain-lain.
berbagai tool.

Penggunaan logika dalam


bentuk IF-ELSE untuk
mengidentifikasi jenis atau ciri
Penggunaan logik misalnya jembatan tertentu yang cocok
Conditional dalam bentuk IF-ELSE yang dapat untuk suatu gempa dengan
logic digunakan dalam pemecahan kekuatan tertentu.
persoalan. Misalnya: “Jika kekuatan
gempa kurang dari 5 skala
Richter, maka konstruksi
jembatan harus …”

Pengumpulan Data untuk Mengumpulkan data hasil uji


Pengumpulan
mendefinisikan atau coba rancangan jembatan
data
menyelesaikan suatu persoalan. tahan gempa.

Eksplorasi data untuk


Struktur data, Menggunakan data hasil
menemukan pola, penyebab dari
analisis, dan pengujian untuk menyimpulkan
suatu fenomena, trend, dan lain-
representasi ciri-ciri jembatan yang tahan
lain untuk menghasilkan suatu
data gempa.
pengetahuan baru atau untuk

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 117


Contoh Aktivitas yang
merupakan Integrasi CT
Komponen CT Deskripsi dalam Proyek STEM:
Perancangan Jembatan
Tahan Gempa

menyelesaikan persoalan.

Mengelompokkan balok-balok
Pembagian persoalan ke dalam permainan yang digunakan
beberapa sub-persoalan yang untuk membuat rancangan
Dekomposisi lebih kecil. Tujuannya adalah agar atau model jembatan tahan
persoalan lebih mudah untuk gempa. Misalnya ada balok-
diselesaikan. balok yang dapat menjadi tiang
jembatan.

Mengenali pola berulang yang


Pengenalan terdapat dalam sub-persoalan Identifikasi ciri-ciri jembatan
Pola atau di antara beberapa persoalan tahan gempa.
yang sejenis.

Model jembatan yang sudah


Memodelkan persoalan atau berhasil dibuat diuji melalui
Pemodelan dan
solusinya dan melakukan goncangan buatan yang
Simulasi
simulasi. merupakan simulasi terjadinya
gempa.

1.3. Lembar Kerja Reflektif Individual (pertanyaan diskusi di kelas)

Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari makalah “Infusing
Computational Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions
and Lessons Learned” (Baek et al., 2021)! Tuliskan juga intisari dari hal-hal
yang sudah Anda pelajari dari makalah tersebut!

118 | PPG Pra Jabatan 2022


1.4. Lembar Kerja Mahasiswa (dikumpulkan, dinilai)
Secara individual, mahasiswa memilih sebuah proyek STEM. Proyek STEM dapat
diambil dari proyek sebelumnya yang sudah pernah dilakukan oleh mahasiswa,
atau mencari di media lain seperti buku dan internet. Proyek yang dipilih tidak
boleh proyek yang sudah mengintegrasikan CT. Setelah itu, isilah lembar kerja
berikut ini!

Nama

NIM

Judul Proyek STEM yang Dipilih

Sumber

Deskripsi Singkat tentang Proyek STEM yang


Dipilih

2. Mulai Dari Diri


Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

Setelah mempelajari konsep integrasi CT dan Proyek STEM melalui flipped


learning, Anda selanjutnya perlu menuliskan kendala-kendala apa saja yang
dihadapi pada pelaksanaan proyek yang dipilih. Apabila proyek yang dipilih
bukanlah proyek yang pernah dilaksanakan, maka Anda perlu menuliskan kendala

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 119


apa yang mungkin terjadi, dan bagaimana usulan Anda untuk mengatasi kendala-
kendala tersebut.

2.1. Latar Belakang

Integrasi CT di dalam STEM memiliki potensi untuk meningkatkan pembelajaran


di bidang STEM, serta meningkatkan ketertarikan siswa untuk mempelajari STEM
(Yang et al., 2018). Selain itu, integrasi CT di dalam kelas juga mampu
meningkatkan kreativitas dan kemampuan problem solving yang dimiliki oleh siswa
(Fessakis et al., 2013). Integrasi CT pada STEM dinilai penting karena CT skills
berkaitan erat dengan proses-proses yang ada pada STEM seperti pemodelan,
penalaran, dan pemecahan persoalan.

Oleh karena itu, penting bagi guru untuk dapat mengintegrasikan CT pada
pembelajaran STEM. Salah satu pendekatan pembelajaran pada STEM adalah
pembelajaran berbasis proyek. Pada modul ini, Anda akan mempelajari
bagaimana CT dapat diintegrasikan pada proyek STEM.

2.2. Pertanyaan Reflektif Individual (Tidak Dinilai)


Berdasarkan apa yang telah Anda pelajari melalui makalah “Infusing
Computational Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions and
Lessons Learned” (Baek et al., 2021), jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

Pertanyaan Reflektif Respon

Jika Anda memilih proyek STEM yang sudah pernah Anda


lakukan, kendala apakah yang Anda hadapi dalam
melaksanakan proyek STEM tersebut?
Jika Anda memilih proyek STEM yang belum pernah Anda
lakukan (mengambil proyek yang ada di media lain seperti
buku dan internet), potensi kendala apa yang mungkin
dihadapi jika proyek STEM tersebut dilaksanakan?

Tuliskan usulan Anda untuk mengatasi kendala-kendala yang


telah Anda sebutkan di atas!

120 | PPG Pra Jabatan 2022


3. Ruang Kolaborasi
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)

3.1. Mekanisme Pembagian Kelompok


Pada ruang kolaborasi, mahasiswa membentuk kelompok yang terdiri dari 2
hingga 3 orang. Jika memungkinkan, buatlah kelompok yang sesuai jenjang.
Misalnya, satu kelompok yang terdiri dari guru-guru SD saja, atau guru-guru SMP
saja. Jika tidak memungkinkan, maka mahasiswa dapat membentuk kelompok
dengan anggota yang merupakan campuran berbagai jenjang. Sebaiknya
kelompok yang dibentuk terdiri dari campuran guru dari bidang STEM dan non-
STEM.
Di dalam masing-masing kelompok yang dibentuk, masing-masing mahasiswa
menjelaskan secara singkat proyek STEM yang telah dipilihnya. Kemudian, para
mahasiswa berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing untuk menentukan
proyek STEM mana yang akan dipilih untuk dirancang kembali dengan
mengintegrasikan CT di dalamnya. Karena keterbatasan waktu pada topik ini,
fokus kegiatan adalah perancangan kembali perencanaan proyek dan
perencanaan tersebut tidak perlu diimplementasikan serta diuji hasil
implementasinya.

Perancangan kembali (redesign) bertujuan untuk menghasilkan produk yang lebih


baik dari sebelumnya. Hal lain yang penting dari proses perancangan kembali
adalah adanya unsur keunikan. Jika dikaitkan dengan perancangan ulang proyek
STEM, maka sebenarnya yang ingin kita lakukan adalah menghasilkan rancangan
proyek STEM yang lebih baik dari rancangan sebelumnya. Di dalam perancangan
ulang yang akan kita lakukan pada aktivitas ini, keunikan ada pada integrasi CT.

Hasil diskusi dicatat dalam bentuk log activity yang akan dinilai. Hasil diskusi
kelompok dapat berbentuk hard copy, misalnya lembar kertas flipchart atau dalam
bentuk kolaborasi digital misalnya jamboard atau format file lainnya.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 121


3.2. Panduan Kerja Kelompok
Pilihlah salah satu proyek STEM di kelompok Anda, kemudian isilah lembar
kerja di bawah di bawah ini! Ada tiga lembar kerja yang perlu diisi, yaitu
untuk proyek STEM sebelum diintegrasikan dengan CT, setelah
diintegrasikan dengan CT, dan bagaimana perbedaan keduanya. Dengan
demikian, Anda dapat membandingkan bagaimana hasil rancangan
sebelum dan sesudah diintegrasikan dengan CT.

1) Proyek STEM sebelum Diintegrasikan dengan CT

Pada bagian ini, tuliskan deskripsi tentang proyek STEM yang dipilih, yang
sebelumnya belum mengintegrasikan CT.

Nomor Kelompok

1. ______________

Anggota Kelompok 2. ______________

3. ______________

Judul Proyek STEM yang Dipilih

Sumber

Deskripsi Singkat tentang Proyek


STEM yang Dipilih

2) Proyek STEM setelah Diintegrasikan dengan CT

Pada bagian ini, tuliskan bagaimana CT dapat diintegrasikan dengan


proyek CT yang dikerjakan

Nomor Kelompok

122 | PPG Pra Jabatan 2022


1. ___________________________
Anggota Kelompok 2 .___________________________
3. ___________________________

Nama Proyek

Deskripsi Singkat Proyek

Outline Proyek

Tujuan Pembelajaran

Driving Question

Produk Akhir

Hands-on Activities

Asesmen

Resources yang Dibutuhkan

Abstraksi:

Algoritma:

Komunikasi:

Conditional Logic:

Integrasi CT dalam proyek STEM Pengumpulan Data:


(Baek et al., 2021)
Struktur Data, Analisis dan Representasi
Data:

Dekomposisi:

Pengenalan Pola:

Pemodelan dan Simulasi:

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 123


3) Perbedaan Proyek STEM sebelum dan sesudah Diintegrasikan
dengan CT
Tuliskan perbedaan dari proyek STEM yang sudah dikerjakan, sebelum dan
sesudah diintegrasikan dengan CT!

4. Demonstrasi Kontekstual
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)

Secara berkelompok, mahasiswa mempresentasikan rancangan integrasi CT ke


Proyek STEM yang dikerjakan. Pada presentasi, perlu ditonjolkan bagaimana
proyek STEM sebelum dan sesudah diintegrasikan dengan CT. Aktivitas ini
digabung dengan Elaborasi Pemahaman. Dosen dan kelompok lain akan memberi
masukan untuk rancangan integrasi CT yang dibuat. Mahasiswa memperbaiki lagi
rancangan integrasi CT ke Proyek STEM yang dibuat, sehingga diperoleh
rancangan integrasi CT yang lebih baik.

5. Elaborasi Pemahaman
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

Dosen dan kelompok lain akan memberi masukan untuk rancangan integrasi CT
yang dibuat. Mahasiswa memperbaiki lagi rancangan integrasi CT ke Proyek

124 | PPG Pra Jabatan 2022


STEM yang dibuat, sehingga diperoleh rancangan integrasi CT yang lebih baik.
Tuliskan catatan-catatan perbaikan ke dalam lembar kerja berikut ini.

Nomor Kelompok

1._________________________
Anggota Kelompok 2 .________________________
3._________________________

Nama Proyek

Catatan-catatan Perbaikan yang Perlu


Dilakukan Berdasarkan Masukan Dari Dosen
dan Kelompok Lain

6. Koneksi Antar Materi


Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas)

Secara individual, tuliskanlah kesimpulan Anda tentang bagaimana CT dapat


diintegrasikan ke dalam proyek STEM! Tuliskan juga tantangan-tantangan
mungkin akan dihadapi ketika mengintegrasikan CT ke dalam proyek STEM!
Tambahkan juga solusi apa yang dapat Anda usulkan untuk mengatasi tantangan-
tantangan tersebut.

Nama Mahasiswa

NIM

Kesimpulan tentang integrasi CT ke dalam


proyek STEM

Tantangan apa yang mungkin dihadapi ketika


mengintegrasikan CT ke dalam proyek STEM

Usulan solusi untuk mengatasi tantangan-


tantangan ketika mengintegrasikan CT ke

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 125


dalam proyek STEM

7. Aksi Nyata
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual.

7.1. Pertanyaan Reflektif (menjadi bagian portofolio)


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan
integrasi CT ke dalam proyek STEM?

2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mengerjakan modul ini?

3. Jelaskan bagaimana rencana Anda dalam mengintegrasikan CT di dalam


proyek STEM di kelas yang Anda ajar kelak.

7.2. Portofolio Topik CT dan Proyek STEM


Hal-hal yang menjadi bagian dari portofolio untuk topik CT dan proyek
STEM adalah sebagai berikut:

1. Hasil Lembar Kerja Reflektif Individual (01.03 dan 02.02).


2. Hasil kerja pada Ruang Kolaborasi.

126 | PPG Pra Jabatan 2022


3. Feedback yang diberikan dosen lain pada saat Demonstrasi
Kontekstual.
4. Hasil refleksi yang diisikan pada Aksi Nyata.

Topik 6: Integrasi CT dalam Mata Pelajaran


Durasi : 3 Pertemuan (lihat petunjuk penggunaan modul)
Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan
ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 127


Capaian Pembelajaran Alokasi Waktu

CPMK-05 Mampu merancang integrasi CT dan


mengimplementasikannya dalam satu atau beberapa topik sebuah
mata pelajaran yang dipilih oleh peserta sesuai jenjang dan bidang
yang akan diajarkan atau diminatinya.
Sub-CPMK [TM: 3x(2x50”)]
CPMK-05.01 Menganalisis, memilih salah satu [BT: 3x(2x60”);
aktivitas/topik/materi pada mata pelajaran, dan menentukan satu BM: 3x(2x60“)]
atau lebih Tujuan Pembelajaran yang akan diinjeksi CT (KU1, KU2,
KK1, KK3).
CPMK-05.02 Merancang dan menerapkan integrasi CT dalam
mata pelajaran tertentu.

1. Pendahuluan
Modul ini dimulai dengan kerja kelompok sehingga diperlukan bagian
“Pendahuluan” ini. Pada modul ini, mahasiswa diajak untuk merefleksikan praktik
pembelajaran yang sudah pernah dilakukan, apakah sudah mengintegrasikan CT
atau belum. Tujuan dari modul ini adalah mengintegrasikan CT pada mata
pelajaran yang akan diampu oleh masing-masing calon guru. Untuk dapat
mengintegrasikan CT pada mata pelajaran yang akan diampu, ada beberapa
variabel yang perlu diperhatikan, yaitu:

(1) Fase/usia siswa. Hal ini berkaitan dengan pembagian fase A-F yang ada
pada Kurikulum Merdeka.

(2) Kompleksitas persoalan. CT dapat dimulai dari hal-hal konkrit menuju ke


hal abstrak.

(3) Proses yang dipraktekkan dalam pembelajaran: mulai identifikasi


persoalan dari permasalahan sampai menentukan solusinya. Jika diperlukan,
pelajari lagi materi modul Pendalaman Pemahaman CT yang diberikan pada
Topik 1.

(4) Bidang ilmu calon guru, karena setiap bidang ilmu punya jalan pikir yang
khas.

128 | PPG Pra Jabatan 2022


(5) Metoda/strategi yang dipilih dalam menyampaikan pengajaran.

(6) Desain solusi: tanpa/dengan komputer (dan memanfaatkan komputasi).

Namun, terdapat potensi kendala, yaitu keberagaman peserta mata kuliah CT ini
baik dari segi mata pelajaran maupun jenjang pendidikan yang diampu. Terdapat
peluang bahwa tidak seluruh mata pelajaran pada masing-masing jenjang dapat
tercakup pada Topik Integrasi CT dalam Mata Pelajaran ini. Hal ini tidak menjadi
masalah karena yang ingin dilatih melalui aktivitas-aktivitas pada topik ini adalah
pola pikir untuk melakukan integrasi tersebut. Walau tidak tergarap, diharapkan
seluruh peserta mata kuliah ini kelak dapat mengimplementasikannya pada saat
mempersiapkan materi ajar masing-masing.

2. Mekanisme Pembagian Kelompok


Anda akan mulai berdinamika dalam kelompok sejak alur Mulai dari Diri. Akan ada
2 jenis kelompok untuk berdinamika dalam modul ini yaitu kelompok kecil dan
kelompok besar. Kesulitan yang diprediksi dialami di awal dalam pembagian
kelompok adalah :

- Sebaran populasi peserta kelas, yaitu bidang ilmu dan tingkatan yang
diajarkan.

- Penerapan CT untuk mata pelajaran Informatika sudah lebih jelas kurikulum


dan materinya dibandingkan dengan penerapan CT untuk bidang lain. Oleh
karena itu, sebagai latihan, jika ada mahasiswa yang merupakan calon guru
Informatika, diharapkan bergabung dengan calon guru bidang lain untuk
membuat rancangan mata pelajaran di luar mata pelajaran Informatika.

3. Panduan Pembagian Kelompok Kecil


Mahasiswa membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 2 orang. Jika jumlah
mahasiswa adalah ganjil, dimungkinkan ada kelompok yang terdiri dari 3
orang.

a. Alternatif 1

- Untuk guru SD: sedapat mungkin anggota kelompok berasal dari kategori
yang sama, yaitu SD kecil (kelas 1-3) dan SD kelas besar (kelas 4-6).

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 129


- Untuk guru SMP dan SMA sedapat mungkin anggota kelompok ini adalah
calon guru dari jenjang pendidikan yang sama dan mengampu mata
pelajaran yang satu bidang. Bidang mata pelajaran IPA (dan matematika),
IPS, Bahasa dan mata pelajaran lainnya.
- Mahasiswa calon guru Informatika dapat memilih untuk bergabung
dengan kelompok manapun.
b. Alternatif 2

- Mahasiswa calon guru SD dapat bergabung dalam satu kelompok tanpa


memperhatikan kategori kelas yang diajar (SD kelas kecil atau SD kelas
besar).
- Untuk guru SMP dan SMA dapat bergabung dalam satu kelompok tanpa
dibedakan jenjang SMP atau SMA. Sedapat mungkin, guru dalam satu
kelompok mengampu mata pelajaran yang satu bidang. Bidang mata
pelajaran terdiri dari
- IPA (dan matematika)
- IPS
- Bahasa dan mata pelajaran lainnya.
- Mahasiswa calon guru Informatika dapat memilih untuk bergabung
dengan kelompok manapun.
c. Alternatif 3
Jika alternatif 1 dan alternatif 2 tidak dapat dipenuhi, dosen dapat mengatur
pembagian kelompok sesuai dengan kondisi peserta mata kuliah CT

Tujuan dari guru berkelompok berdasarkan bidang mata pelajaran adalah agar
dalam satu kelompok tersebut, terdapat kesetaraan pola ajar dan pola pikir.

4. Panduan Pembagian Kelompok Besar


Pada alur Ruang Kolaborasi, Anda akan berdinamika dalam kelompok
besar. Kelompok besar terdiri dari 3 kelompok kecil (total beranggotakan 6
orang mahasiswa), sedapat mungkin kelompok besar ini terdiri dari bidang
mata pelajaran yang berbeda agar dapat saling memperkaya pengetahuan
anggota. Jika tidak dimungkinkan membentuk kelompok besar yang terdiri
dari 3 kelompok kecil, kelompok besar dapat terdiri dari 2 kelompok kecil.

130 | PPG Pra Jabatan 2022


1. Mulai Dari Diri
Kegiatan Individu dan Kelompok (Pembagian kelompok mengacu
pada “Mekanisme Pembagian Kelompok”)

Pada modul ini Anda akan berlatih untuk mengintegrasikan CT pada mata
pelajaran yang akan Anda ampu. Sebelum pertemuan kuliah minggu ke-13,
kerjakan tugas berikut ini:

- Tugas individu: Pelajari makalah “Bringing Computational Thinking to K-12:


What is Involved and What is the Role of the Computer Science Education
Community?” (Barr & Stephenson, 2011).

- Tugas dalam kelompok kecil: Carilah sebuah materi ajar yang pernah Anda
susun pada saat Anda kuliah atau materi ajar yang pernah Anda gunakan saat
kuliah lapangan. Materi tersebut boleh dalam bentuk RPP untuk topik tertentu.
Anda dan teman kelompok Anda cukup menyiapkan 1 materi ajar. Silakan
menyepakati bidang ilmu dan jenjang yang akan kalian pakai.

1.1. Latar Belakang


CT adalah salah satu kecakapan untuk problem solving yang tidak dapat diajarkan
hanya dengan teori, melainkan perlu dilatih secara terus menerus. Salah satu cara
melatih kecakapan CT untuk siswa/i adalah melalui kegiatan belajar di sekolah.
Seperti yang Anda ketahui, topik CT sudah terdapat pada mata pelajaran
Informatika SMP dan SMA. Namun, kecakapan CT juga dapat dilatih melalui mata
pelajaran lain. Modul ini ditujukan untuk memberikan pengalaman
mengintegrasikan CT untuk bidang mata pelajaran selain mata pelajaran
informatika, yaitu sains, matematika, studi sosial, bahasa dan seni, agama, PPKN,
dan PJOK. Pada bagian Eksplorasi Konsep, diberikan contoh integrasi CT untuk
materi ajar dari mata pelajaran Bahasa Indonesia dan PPKN. Diharapkan dengan
cara yang serupa, Anda dapat menerapkannya untuk materi ajar pada mata
pelajaran yang Anda ampu.

1.2. Pertanyaan Reflektif (pertanyaan untuk diskusi)


Jenis Kegiatan :

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 131


Kegiatan Kelompok dalam Kelompok Kecil (Pembagian kelompok mengacu
pada “Mekanisme Pembagian Kelompok”)
Berdasarkan materi ajar yang telah Anda siapkan dan materi CT yang sudah Anda
pelajari hingga saat ini, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

Pertanyaan Reflektif Respon

Untuk guru SD:


Menurut Anda, apakah CT dapat diintegrasikan
dalam proses pembelajaran tematik yang Anda
lakukan? Jelaskan jawaban Anda!
Untuk guru SMP/SMA:
Menurut Anda, apakah CT dapat diintegrasikan
pada mata pelajaran yang akan Anda ampu?
Jelaskan alasan dari jawaban Anda!

2. Eksplorasi Konsep
Kegiatan Kelompok dalam Kelompok Kecil yang Sama dari
Alur Mulai dari Diri

2.1. Pendekatan Pembelajaran


Pada modul ini, pendekatan pembelajaran yang dilakukan adalah flipped learning.
CT sebenarnya bukan hal yang baru dalam kegiatan belajar mengajar, terutama
jika pembelajaran dilakukan dengan penerapan critical thinking dan/atau problem-
based learning. Anda pun tanpa disadari mungkin sudah menerapkan CT dalam
menyusun kegiatan belajar mengajar dan materi ajar Anda. Pada modul ini, Anda
akan diminta untuk mengeksplorasi konsep CT yang sudah ada pada materi ajar
yang pernah Anda buat dan memodifikasi atau merancang materi ajar dengan
mengintegrasikan CT di dalamnya. Diharapkan, pengalaman praktik menggali
unsur CT dan mengimplementasikan CT yang telah Anda terapkan pada topik CT
dalam Problem Solving dan CT dalam Proyek, dapat membantu Anda dalam
merancang integrasi CT dalam mata pelajaran.

132 | PPG Pra Jabatan 2022


2.2. Paparan Konsep
CT adalah literasi berpikir yang perlu dipelajari dan dilatih oleh semua orang, tidak
terbatas untuk computer scientist (Wing, 2006). Pada makalah “Bringing
computational thinking to K-12: what is Involved and what is the role of the
computer science education community?” (Barr & Stephenson, 2011) diberikan
beberapa contoh implementasi konsep CT dan keterampilannya yang
diimplementasikan pada berbagai bidang. Contoh implementasi tersebut dapat
Anda lihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1 diterjemahkan apa adanya dari (Barr &
Stephenson, 2011).

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 133


Tabel 6.1: Contoh Implementasi CT pada Berbagai Bidang (Barr & Stephenson, 2011)

Konsep CT Ilmu Komputer Matematika Sains Studi Sosial Bahasa dan Seni

Mengumpulkan data untuk


melakukan
Mengumpulk Mengumpulkan data Melakukan analisis
Menemukan sumber data latihan probabilitas,
Pengumpulan data an data dari peperangan, atau data linguistik dari kalimat-
untuk sebuah persoalan Misalnya,
eksperimen populasi tertentu kalimat
membalik koin
atau melempar dadu

Menghitung jumlah
Menuliskan program untuk
kemunculan elemen Mengidentifikasi tren yang Mengidentifikasi pola
melakukan perhitungan Analisis data
Analisis data tertentu dari lempar koin ada dalam data dengan untuk tipe kalimat yang
statistik dari sekumpulan eksperimen
atau lempar dadu dan perhitungan statistik berbeda
data
menganalisis hasilnya

134 | PPG Pra Jabatan 2022


Konsep CT Ilmu Komputer Matematika Sains Studi Sosial Bahasa dan Seni

menggunakan struktur data Menggunakan histogram,


seperti pie chart, bar chart, dll
Merangkum Merepresentasikan
Representasi data array, list, untuk merepresentasikan Merangkum dan
data pola dari kalimat yang
dan analisis data stack, queue, data; menggunakan merepresentasikan tren
eksperimen berbeda-beda
graph, hash himpunan, list, dll sebagai
table, dll. penyimpanan data

menggunakan prosedur
Menggunakan variabel Membangun
untuk merangkum Merangkum fakta-fakta. Menggunakan
dalam aljabar, identifikasi model untuk
Abstraksi serangkaian perintah yang Menarik kesimpulan dari perumpamaan dan
fakta-fakta esensial dari entitas fisik
sering diulang untuk fakta-fakta metafora
soal cerita tertentu
menjalankan suatu fungsi

Analisis dan Validasi random number Validasi


Pencocokan kurva - -
validasi model generator kebenaran

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 135


Konsep CT Ilmu Komputer Matematika Sains Studi Sosial Bahasa dan Seni

sebuah
model

Menggunakan kakas, Menggunaka


misalnya Geometer n kakas Menggunakan speller
Otomatisasi - Menggunakan Ms. Excel
Sketch Pad, Star Logo, untuk checker
Python code snippets pembuktian

Melakukan debugging,
Melakukan Validasi dan
Pengujian dan membuat unit testing,
penebakan/prediksi dan membersihk - -
verifikasi melakukan verifikasi
pemeriksaan an data
program secara formal

136 | PPG Pra Jabatan 2022


Konsep CT Ilmu Komputer Matematika Sains Studi Sosial Bahasa dan Seni

Mempelajari algoritma-
algoritma klasik, Melakukan
Algoritma dan Melakukan pembagian
mengimplementasikan prosedur - Menuliskan instruksi
prosedur bersusun
algoritma untuk sebuah eksperimen
persoalan

Mendefinisikan objek dan Melakukan


Melakukan urutan operasi
Dekomposisi method; mendefinisikan klasifikasi Menuliskan kerangka
dari sebuah ekspresi -
persoalan main program dan fungsi- makhluk tulisan
matematika
fungsi hidup

Mempelajari fungsi dalam


aljabar dibandingkan
Menuliskan cerita dengan
Menggunakan fungsi dalam
percabangan (ada pilihan
Struktur kontrol percabangan, pengulangan, pemrograman; - -
beberapa alternatif alur
recursif, dll menggunakan iterasi
cerita)
untuk memecahkan soal
cerita

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 137


Konsep CT Ilmu Komputer Matematika Sains Studi Sosial Bahasa dan Seni

Menjalankan
eksperimen
secara
Threading,
Memecahkan sistem linier; serentak
pipelining, pembagian data
Paralelisasi melakukan dengan - -
atau tugas agar dapat
perkalian matriks parameter
diproses secara paralel
yang
berbeda-
beda

Simulasi
grafik fungsi dalam bidang Memainkan Age of Melakukan peragaan
Animasi algoritma, pergerakan
Simulasi Cartesian dan modifikasi Empires; Oregon ulang dari sebuah
penukaran isi variabel dalam sistem
nilai-nilai dari variabel Trail cerita
matahari

Tabel 6.1 memberikan gambaran umum mengenai contoh implementasi CT pada beberapa bidang pelajaran. Guru dapat memikirkan
hal yang lebih spesifik sesuai keperluan kasus yang dibahas bersama siswa. Pada Tabel 6.1 terdapat beberapa sel yang kosong (-).
Sel kosong tersebut tidak berarti bahwa konsep CT tersebut sama sekali tidak dapat diimplementasikan pada mata pelajaran
bersangkutan. Tantangan: dapatkah Anda menemukan contoh implementasi konsep-konsep CT yang masih kosong pada Tab

138 | PPG Pra Jabatan 2022


Tentunya implementasi CT tidak terbatas pada contoh-contoh yang diberikan pada
Tabel 6.1. Pada bagian ini, diberikan contoh integrasi CT pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pada kedua
mata pelajaran tersebut, diberikan contoh kegiatan pembelajaran sebelum dan
sesudah integrasi CT. Contoh dibuat berdasarkan substansi RPP dalam Kurikulum
Merdeka, yaitu dengan komponen inti (1) tujuan pembelajaran, (2) kegiatan
pembelajaran, dan (3) asesmen. Pada bagian kegiatan pembelajaran, diberikan
contoh kegiatan pembelajaran sebelum dan sesudah integrasi CT. Contoh
integrasi CT pada bidang sains telah diberikan pada modul proyek yang
melibatkan analisis data, simulasi, dan modeling.

A. Contoh Integrasi CT pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

1. Sumber Materi Ajar

a) Judul: Buku Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII (Subarna et


al., 2021) (Dewayani et al., 2021).
b) Penerbit: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
c) URL:
● Buku Siswa:
https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/bahasa-indonesia-lihat-
sekitar-untuk-smp-kelas-vii;
● Buku Guru:
https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-panduan-guru-
bahasa-indonesia-lihat-sekitar-untuk-smp-kelas-vii)

d) Bab: Bab VI - Sampaikan Melalui Surat


2. Capaian Pembelajaran

Peserta didik mampu mengevaluasi informasi melalui penilaian ketepatan


gagasan, pikiran, arahan, pandangan, atau pesan dari teks deskripsi, laporan,
narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi, dari teks tulis, visual, audiovisual
dengan membandingkan informasi tersebut dengan pengalaman dan
pengetahuannya. Peserta didik juga mampu menilai pemilihan diksi, kosakata,

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 139


serta cara penyajian data sesuai dengan tipe teks dan tujuan penulisan pada teks
fiksi dan informasional secara sederhana. Peserta didik menilai elemen intrinsik
seperti alur dan perubahan sikap tokoh dalam teks fiksi. Peserta didik mulai
mampu menggunakan sumber informasi lain untuk menilai akurasi informasi pada
teks yang sesuai jenjangnya.

3. Tujuan Pembelajaran

- Peserta didik melatih kemampuannya mengakses informasi dan


menganalisis tujuan penulisan surat melalui kegiatan menjawab
pertanyaan secara tepat.

- Peserta didik mengenal surat resmi dengan menganalisis bentuk, isi


bahasanya dan membandingkannya dengan surat pribadi dengan
baik.

- Peserta didik memahami isi surat resmi dengan berlatih menggunakan


kosakata baru dalam beragam konteks dengan baik.

- Peserta didik membandingkan surat pribadi dan surat resmi dengan


menemukenali perbedaan bentuk, unsur, tujuan, serta aspek
kebahasaan dalam surat pribadi dan surat resmi dengan teliti.

4. Kegiatan Pembelajaran

Pada bagian ini diberikan dua skenario kegiatan, yaitu kegiatan pembelajaran
yang belum ditambahkan integrasi CT dan skenario kegiatan pembelajaran yang
sudah ditambahkan integrasi CT. Pada masing-masing bagian, diberikan
penjelasan mengenai unsur CT yang terdapat dalam cara penyampaian materi
ajar tersebut.

140 | PPG Pra Jabatan 2022


a. Skenario Aktivitas Pembelajaran sebelum ditambahkan Integrasi CT
(Sumber: Buku Siswa dan Buku Guru Bahasa Indonesia SMP Kelas VII)

Deskripsi Aktivitas

Berikut ini adalah aktivitas yang dilakukan siswa:

1) Peserta didik menganalisis isi dan tujuan surat pribadi.

2) Peserta didik menganalisis isi dan tujuan surat resmi.

3) Peserta didik membedah kosakata dalam surat resmi.

4) Peserta didik membandingkan surat pribadi dan surat resmi.

Pada materi ajar ini, siswa diberikan satu contoh surat pribadi dan diminta
untuk memahami isi surat tersebut, dan diuji melalui pertanyaan-pertanyaan
singkat seputar isi surat, misalnya siapa nama pengirim surat, pesan yang
terdapat pada paragraf tertentu pada surat tersebut.

Selain itu, siswa diberikan satu contoh surat resmi, yaitu surat undangan rapat
OSIS. Peserta didik diminta menjawab beberapa pertanyaan terkait isi surat,
misalnya kapan rapat akan diselenggarakan, siapa saja yang diundang untuk
menghadiri rapat tersebut. Pada kegiatan membandingkan isi surat, siswa
diminta untuk mengisi tabel pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2: Unsur-unsur Surat (Subarna et al., 2021)

Surat Pribadi kepada Surat Undangan Rapat


Unsur Surat
Kakak Nakula Osis

Kop surat

Nomor surat

Tanggal surat

Alamat surat

Lampiran

Perihal

Salam pembuka

Isi surat

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 141


Salam penutup

Tanda tangan
penanggung jawab

Nama dan tanda tangan


penulis surat

Selain itu, pada buku siswa terdapat tabel yang berisi informasi unsur-unsur
pembeda antara surat pribadi dan surat resmi. Tabel tersebut diberikan pada Tabel
6.3.

Tabel 6.3: Unsur-Unsur Surat Pribadi dan Surat Resmi (Subarna et al., 2021)

Surat Pribadi kepada Kakak Surat Undangan


No Keterangan
Nakula Rapat Osis

Internal atau
1 Pengirim Individu
lembaga

2 Penerima Keluarga, kawan, dan lain-lain Instansi, individu

3 Sifat Akrab Resmi

Akrab, sesuai tata etika atau


Formal, singkat, dan
4 Bahasa sopan santun, bergantung
jelas
pada siapa penerima surat

Pemberitahuan,
penjelasan,
Menanyakan kabar, keperluan
permintaan,
5 Isi pribadi, dan tujuan komunikasi
pernyataan,
pribadi lainnya
pendapat, dan lain-
lain

a) Kepala surat (kop


surat, nomor
a) Titimangsa (tempat dan surat, tanggal
tanggal dibuatnya surat) surat, lampiran,
b) Alamat tujuan surat perihal)
c) Salam pembuka b) Alamat surat
d) Pendahuluan c) Salam pembuka
6 Unsur
e) Isi surat d) Isi surat
f) Penutup surat e) Penutup surat
g) Salam akhir f) Nama dan tanda
h) Nama dan tanda tangan tangan pihak yang
pengirim memperkuat surat
g) Nama dan tanda
tangan pengirim

142 | PPG Pra Jabatan 2022


Eksplorasi Unsur CT

Pada Materi Ajar Surat Pribadi dan Surat Resmi tersebut, terdapat unsur CT
dekomposisi. Peserta didik diharapkan dapat memahami bahwa surat, baik surat
pribadi maupun surat resmi dapat terdiri dari beberapa bagian.

b. Skenario Aktivitas Pembelajaran setelah ditambahkan Integrasi


CT

Deskripsi Aktivitas

Skenario aktivitas berikut diusulkan untuk semakin dapat melatih kecakapan CT


peserta didik.

1. Guru memberikan contoh surat-surat yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu


kelompok surat resmi dan kelompok surat pribadi. Masing-masing kelompok
minimal terdiri dari 5 surat.
2. Guru meminta siswa untuk menganalisis contoh surat-surat tersebut dan
menuliskan ciri-ciri dari surat resmi dan surat pribadi. Contoh tabel pada
lembar kerja siswa yang sudah diisi oleh siswa diberikan pada Tabel 6.4.
Tabel 6.4: Lembar Kerja Siswa Terkait Ciri-ciri Surat Pribadi dan Surat Resmi

Ciri-ciri yang ada


Ciri-ciri surat resmi Ciri-ciri surat pribadi baik di surat resmi
maupun pribadi

Kemungkinan jawaban siswa diberikan pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5: Kemungkinan Jawaban Siswa Terkait Ciri-ciri Surat Resmi dan Surat Pribadi

Ciri-ciri yang ada


Ciri-ciri surat resmi Ciri-ciri surat pribadi baik di surat resmi
maupun pribadi

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 143


- Ada kop surat
- Ada nomor surat - Bahasa boleh pribadi - Tanggal surat
- Ada perihal - Format tiap surat bisa - Salam pembuka
- Ada tembusan (tapi tidak berbeda-beda (tidak - Salam penutup
selalu ada) ada format baku) -…
- Bahasa yang digunakan
adalah bahasa resmi

3. Guru mengelaborasi pemahaman siswa mengenai surat resmi dan surat


pribadi.

4. Guru meminta siswa untuk membuat contoh surat resmi dan surat pribadi.

5. Guru melakukan asesmen terhadap contoh surat yang dibuat oleh siswa.

Eksplorasi Unsur CT
Pada modifikasi materi ajar surat resmi dan surat pribadi ini, siswa berlatih
keterampilan dasar CT pengenalan pola dan abstraksi. Pengenalan pola terjadi
ketika siswa mencoba mengenali pola yang terdapat pada sekumpulan surat
pribadi dan surat resmi. Jika hanya diberikan masing-masing satu contoh surat,
pengenalan pola ini tidak dapat dilakukan. Keterampilan abstraksi juga dilatih
ketika siswa diminta membuat contoh surat pribadi dan surat resmi. Karena
struktur surat tidak langsung diberikan oleh guru, maka siswa berlatih mengenali
format dasar dari masing-masing jenis surat.

5. Asesmen
Asesmen mengenai surat tetap bisa dilakukan dengan asesmen yang semula
telah dirancang. Jika ingin ditambahkan asesmen untuk CT, guru dapat
memberikan penilaian terkait pengenalan pola, misalnya dengan menghitung
persentase ciri-ciri surat resmi dan surat pribadi yang berhasil ditemukan siswa.
Guru dapat menilai abstraksi siswa dari contoh surat yang dibuat oleh siswa,
yaitu kemampuan siswa mengenali format surat resmi dan pribadi. Contoh
asesmen fondasi CT pada materi ini diberikan pada Tabel 6.6.

144 | PPG Pra Jabatan 2022


Tabel 6.6: Contoh Asesmen Fondasi CT pada Soal Surat Resmi dan Surat Pribadi

Komponen 4 3 2 1

Siswa dapat
Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat mengenali
mengenali mengenali 51- mengenali 26- kurang dari
lebih dari 75% 75% 50% dari atau
Pengenalan pola elemen- elemen- elemen- sama dengan
elemen surat elemen surat elemen surat 25% elemen-
pribadi dan pribadi dan pribadi dan elemen surat
surat resmi. surat resmi. surat resmi. pribadi dan
surat resmi.

Siswa dapat
Siswa dapat mengenali
Siswa dapat Siswa dapat
mengenali kurang dari
mengenali 51- mengenali 26-
lebih dari 75% dari atau
75% struktur 50% struktur
struktur surat sama dengan
surat resmi surat resmi
resmi dan 25% struktur
dan surat dan surat
surat pribadi, surat resmi
pribadi, serta pribadi, serta
Abstraksi serta dan surat
menuangkann menuangkann
menuangkann pribadi, serta
ya dalam ya dalam
ya dalam menuangkan
bentuk tulisan bentuk tulisan
bentuk tulisan nya dalam
surat resmi surat resmi
surat resmi bentuk
atau surat atau surat
atau surat tulisan surat
pribadi. pribadi.
pribadi. resmi atau
surat pribadi.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 145


B. Contoh Integrasi CT pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKN)

1. Sumber Materi Ajar


Materi ajar yang akan dibahas adalah mengenai Sejarah Pancasila. Materi ini
terdapat pada buku PPKN kelas VII.
1.1. Tujuan pembelajaran
- Peserta didik mampu menghayati sejarah kelahiran Pancasila sebagai
karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri.
- Peserta didik mampu menjelaskan proses kelahiran, perumusan,
hingga penetapan Pancasila sebagai dasar negara.
- Peserta didik mampu mempraktikkan nilai-nilai Pancasila di kehidupan
sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

1.2. Kegiatan pembelajaran

a. Skenario Aktivitas Pembelajaran sebelum Ditambahkan Integrasi CT


Sumber: Buku Siswa PPKN SMP Kelas VII (Uchrowi & Ruslinawati,
2021)
Sejarah Pancasila mayoritas diberikan dengan narasi yang dilengkapi
dengan gambar-gambar.
b. Skenario Aktivitas Pembelajaran sesudah Ditambahkan Integrasi CT

Deskripsi Aktivitas
Untuk dapat meningkatkan kemampuan CT siswa dengan materi ajar
Sejarah Pancasila, siswa dapat diminta untuk membuat infografis
terkait sejarah Pancasila, contoh dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Berikut ini adalah aktivitas yang dapat dilakukan.

● Guru mengelaborasi pemahaman siswa mengenai sejarah


Pancasila.
● Guru melakukan asesmen terhadap infografis yang dibuat oleh
siswa.

146 | PPG Pra Jabatan 2022


Gambar 6.1: Contoh Infografis Pancasila
(Diadaptasi dari: https://indonesiabaik.id/infografis/pancasila-ideologi-
kita)

Eksplorasi Unsur CT
Informasi dalam bentuk teks pada infografis cenderung singkat. Dengan
demikian, siswa berlatih untuk mengabstraksi, yaitu mengambil bagian-bagian
penting dari sejarah Pancasila agar dapat dicantumkan pada infografis. Selain
itu, siswa berlatih untuk membagi riwayat tercetusnya Pancasila hingga
menjadi dasar ideologi bangsa Indonesia menjadi beberapa bagian penting.
Hal tersebut melatih dekomposisi siswa.

2. Asesmen
Guru dapat menilai hasil karya siswa dari segi kelengkapan informasi pada
infografis (abstraksi) dan struktur infografis yang dibuat oleh siswa
(dekomposisi). Contoh asesmen dapat dilihat pada Tabel 6.7.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 147


Tabel 6.7: Contoh Asesmen fondasi CT untuk Infografis Pancasila

Komponen 4 3 2 1

Siswa dapat
Siswa dapat Siswa dapat
mengenali Siswa dapat
mengenali mengenali
lebih dari mengenali kurang
51-75% 26-50%
75% fase- dari dari atau sama
fase-fase fase-fase
fase penting dengan 25% fase-
Dekomposisi penting yang penting yang
yang terjadi fase penting yang
terjadi dalam terjadi dalam
dalam terjadi dalam
perjalanan perjalanan
perjalanan perjalanan sejarah
sejarah sejarah
sejarah pancasila.
pancasila. pancasila.
pancasila.

Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat


mengenali mengenali mengenali Siswa dapat
lebih dari 51-75% 26-50% mengenali kurang
75% elemen elemen inti elemen inti dari dari atau sama
inti (misalnya (misalnya (misalnya dengan 25%
waktu, tokoh waktu, tokoh waktu, tokoh elemen inti
Abstraksi yang terlibat) yang terlibat) yang terlibat) (misalnya waktu,
dari sejarah dari sejarah dari sejarah tokoh yang terlibat)
Pancasila Pancasila Pancasila dari sejarah
yang ada yang ada yang ada Pancasila yang ada
pada setiap pada setiap pada setiap pada setiap fase
fase sejarah fase sejarah fase sejarah sejarah pancasila.
pancasila. pancasila. pancasila.

Berdasarkan contoh modifikasi kegiatan pembelajaran pada Mata Pelajaran


Bahasa Indonesia dan PPKN tersebut, dapat dilihat bahwa CT dapat
diintegrasikan dengan berbagai bidang mata pelajaran.

148 | PPG Pra Jabatan 2022


Pada (Resources, 2018) terdapat contoh-contoh poster tentang CT dalam
berbagai mata pelajaran. Contoh poster CT dalam bidang matematika diberikan
pada Gambar 6.2.

Gambar 6.2: Contoh CT dalam Bidang Matematika (Resources, 2018)

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 149


Contoh CT dalam bidang kemanusiaan diberikan pada Gambar 6.3

Gambar 6.3: Contoh CT dalam Bidang Kemanusiaan (Resources, 2018)

C. Asesmen CT
Banyak pihak yang bertanya mengenai bagaimana cara melakukan asesmen
terhadap CT, “Bagaimana saya mengetahui apakah siswa saya sudah menjadi
seorang computational thinker atau belum?” CT tidak terbatas pada keterampilan
kognitif, melainkan melibatkan perilaku (behaviour), sikap, dan kesiagaan
mengaplikasikan CT pada saat menghadapi persoalan. Dengan demikian, CT
dinilai melalui pengaplikasian atau pengejawantahannya pada bidang tertentu,
dalam hal ini bisa saja dalam mata pelajaran tertentu.

Analoginya, kita tidak dapat menilai apakah seseorang bisa memasak rawon jika
ia hanya memiliki resep rawon, namun tidak pernah praktik memasak rawon.
Demikian juga dengan CT, kita tidak dapat menilai apakah seseorang sudah
menjadi seorang computational thinker hanya melalui keterampilan kognitif,
misalnya mengenai definisi empat fondasi CT.

150 | PPG Pra Jabatan 2022


Pada saat melakukan asesmen, seseorang tidak dapat menilai apakah rawon
yang dimasak adalah rawon yang benar atau tidak jika orang yang mencicipi tidak
pernah benar-benar mengenal rawon yang otentik. Terlebih, jika penilai tersebut
pernah memasak rawon dengan cara yang benar, maka ia mengerti setiap detail
yang diharapkan. Sama halnya dengan CT, seseorang dapat menentukan apakah
orang lain termasuk computational thinker jika dan hanya jika ia juga seorang
computational thinker.

Sebagai literasi, CT seharusnya blended di dalam bidang-bidang lain. Dalam ujian


matematika, siswa pun tidak akan dapat mengerjakan ujian tersebut jika ia tidak
dapat membaca soalnya. Jadi, dalam ujian matematika pun terdapat unsur literasi
bahasa, namun fokus penilaiannya adalah dalam bidang matematika. Jadi,
penilaian terhadap CT tetap dapat dilakukan, namun pada umumnya penilaiannya
tidak dapat dilakukan secara tunggal/mandiri: penilaian CT saja.

2.3. Lembar Kerja Reflektif (Dikumpulkan sebagai Penilaian


Partisipasi)
Intisari apa saja yang Anda dapatkan saat mempelajari makalah “Bringing
computational thinking to K-12: what is Involved and what is the role of the
computer science education community” (Barr & Stephenson, 2011)? Tuliskan
juga kaitan makalah tersebut dengan mata pelajaran yang Anda ampu! Masing-
masing kelompok hanya perlu mengisi satu lembar kerja reflektif .

2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (Dikumpulkan dan Dinilai)


Sebelum pertemuan kuliah ini, Anda diminta untuk menyiapkan satu buah materi
ajar. Lakukan analisis pada materi ajar tersebut, tuliskan implementasi CT yang
selama ini sebetulnya sudah ada pada materi ajar yang sudah Anda siapkan! Anda
dapat menuliskan lebih dari 1 implementasi CT. Masing-masing kelompok hanya
perlu mengisi satu hasil lembar kerja mahasiswa.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 151


Implementasi pada materi ajar yang sudah pernah
Fondasi CT
dibuat

Algoritma

Dekomposisi

Pengenalan pola

Abstraksi

Anda boleh menambahkan keterampilan lain yang terdapat pada materi ajar tersebut
(contoh: mengacu ke Tabel 6.1 atau sesuai kepentingan persoalan Anda).

3. Ruang Kolaborasi
Kegiatan Kelompok dalam Kelompok Kecil yang Sama dari bagian
alur Mulai dari Diri (Dikumpulkan dan Dinilai)

3.1. Panduan Kerja Kelompok


Pada bagian Paparan Konsep (2.2), telah diberikan contoh mengenai modifikasi
materi ajar agar melalui materi ajar tersebut, siswa dapat semakin berlatih
keterampilan dasar CT. Tugas Anda adalah memodifikasi materi ajar dengan
mengintegrasikan CT ke dalam materi tersebut. Tuliskan hasilnya pada lembar
kerja berikut. Masing-masing kelompok hanya perlu mengisi satu hasil lembar
kerja kelompok.

Keterangan untuk calon guru SD: jika Anda mengusung tema tertentu (tematik),
Anda dapat memodifikasi satu atau lebih materi ajar dari mata pelajaran yang
mendukung tema yang sedang diusung.

NIM/nama anggota 1:
NIM/nama anggota 2:

152 | PPG Pra Jabatan 2022


Mata pelajaran:

Materi ajar:

Tujuan pembelajaran:

Deskripsi penyampaian materi


sebelum integrasi CT

Deskripsi penyampaian materi


setelah integrasi CT

Penjelasan konsep CT yang


diintegrasikan pada materi ajar

Tuliskan perbedaan yang terdapat pada materi ajar yang belum diintegrasikan
dengan CT dan materi ajar yang telah diintegrasikan dengan CT!

Jika menurut Anda materi ajar yang Anda pilih sudah mengintegrasikan CT
dengan baik, Anda dapat mencari materi ajar lain yang dapat Anda modifikasi agar
materi ajar tersebut mengandung keterampilan dasar CT.

3.2. Tantangan
Anda dapat menambahkan materi ajar lain yang akan Anda tambahkan
integrasi CT di dalamnya.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 153


4. Demonstrasi Kontekstual
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok dalam kelompok Besar
(Dikumpulkan dan Dinilai)

4.1. Panduan Kerja Kelompok

1. Pembagian kelompok mengacu pada “Mekanisme Pembagian Kelompok”.


Untuk tiap kelompok

2. Pada sesi ini, presentasikan hasil diskusi kelompok kecil Anda di dalam
kelompok besar. Anggota kelompok besar yang sedang mendengarkan
presentasi dari rekan kelompoknya mengisi lembar kerja berikut (masing-
masing kelompok mengisi satu buah lembar evaluasi, lembar evaluasi
dapat diduplikasi sesuai kebutuhan):

4.2. Lembar Evaluasi untuk Kelompok yang Sedang Presentasi

NIM / Nama anggota


Kelompok yang presentasi:

NIM / Nama anggota


Kelompok yang memberikan
evaluasi:

Mata pelajaran:

Materi ajar:

Ide baru yang didapatkan terkait


integrasi CT di dalam mata pelajaran:

Evaluasi/saran untuk kelompok


yang sedang presentasi:

154 | PPG Pra Jabatan 2022


5. Elaborasi Pemahaman
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

Dosen meluruskan pemahaman mahasiswa yang kurang tepat atau mengkoreksi


pemahaman yang salah terkait integrasi CT di dalam mata pelajaran. Dosen dapat
menyampaikan kesimpulan atau evaluasi terkait dinamika dan hasil kerja siswa
pada modul ini.

Jika masih ada pertanyaan seputar integrasi CT untuk mata pelajaran, tuliskan
pertanyaan-pertanyaan tersebut! Setelah itu, diskusikanlah pertanyaan-
pertanyaan tersebut dengan dosen, maupun rekan mahasiswa lainnya!

6. Koneksi Antar Materi


Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok dalam Kelompok Kecil yang
Sama dari Bagian Alur Mulai dari Diri (Pertanyaan
Diskusi di Kelas)

Pada Lembar Kerja Mahasiswa (2.5) Anda telah menelaah unsur CT yang sejak
semula ada pada materi ajar Anda. Pada aktivitas sesi Ruang Kolaborasi, Anda
berlatih mengintegrasikan CT pada materi ajar yang Anda pilih. Anda pun telah
mendapatkan feedback dari sesama mahasiswa dan dosen pada aktivitas
Demonstrasi Kontekstual dan Elaborasi Pemahaman.

Isilah lembar kerja berikut!

NIM/nama anggota 1:
NIM/nama anggota 2:

Kesimpulan mengenai integrasi CT ke dalam


mata pelajaran:

Strategi untuk mengintegrasikan CT ke dalam


mata pelajaran:

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 155


7. Aksi Nyata
Jenis Kegiatan : Kegiatan Kelompok dalam Kelompok Kecil yang
Sama Dari Bagian Alur Mulai dari Diri

7.1. Pertanyaan Reflektif

(Nomor 1 & 2 Menjadi bagian portofolio, no 3 dikumpulkan di LMS atau lokasi


yang tentukan dosen Anda dan dinilai)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut!
1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan integrasi
CT ke dalam mata pelajaran yang Anda ampu? Apakah ada kendala yang
Anda hadapi?

2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mengerjakan modul ini?

3. Setelah mendapat feedback dari rekan mahasiswa dan dosen, tuangkan


rancangan materi ajar yang telah Anda integrasikan dengan CT dalam bentuk
RPP! Jika memungkinkan, tampilkan RPP sebelum dan setelah dilakukan
integrasi CT.

7.2. Portofolio Topik Pendalaman Pemahaman CT


Hal-hal yang menjadi bagian dari portofolio untuk topik pendalaman CT adalah
sebagai berikut:

1. Hasil Lembar Kerja Reflektif Individual (2.3).

2. Hasil kerja pada Ruang Kolaborasi.

3. Feedback yang diberikan dosen lain pada saat Demonstrasi Kontekstual.

4. Hasil lembar kerja pada Koneksi Antar Materi.

5. Hasil refleksi dan RPP dari Aksi Nyata.

156 | PPG Pra Jabatan 2022


Topik 7: Restrukturisasi Portofolio

Durasi : 2 Pertemuan
Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan
ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas.

Capaian Pembelajaran Alokasi Waktu

CPMK06 Mendokumentasikan dan mengkomunikasikan


pengalaman mengajar CT.
Sub-CPMK [TM: 2x50”]
CPMK-06.01 Menyusun makalah reflektif dan membangun [BT: 2x60”; BM:
portofolio pengalaman belajar (KU1, KK1, KK3). 4x(2x60“)]
CPMK-06.02 Mengkomunikasikan pengalaman belajar (KU1,
KK3).

Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual (Dikumpulkan dan Dinilai)

Penjelasan Aktivitas

Topik Restrukturisasi Portofolio ini tidak disusun dengan alur MERDEKA. Topik ini
bertujuan untuk memberi panduan umum terkait kegiatan mahasiswa dalam
melakukan restrukturisasi komponen-komponen portofolio yang sudah ditabung
sejak pertemuan pertama kuliah. Anda dapat membaca ulang penjelasan awal
mengenai portofolio pada alur “Aksi Nyata” dari Topik 1: Pendalaman Pemahaman
Computational Thinking. Topik ini terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan pertama
adalah pertemuan untuk memberikan penjelasan mengenai restrukturisasi
portofolio. Pertemuan kedua adalah pertemuan untuk sesi pameran portofolio dan
penilaian.

Secara umum, portofolio diartikan sebagai kumpulan hasil kerja (Tim Pusat
Penilaian Pendidikan, 2019). Pada mulanya, istilah portofolio dipergunakan oleh
para fotografer dan seniman untuk menunjukkan hasil kerja dalam suatu periode
waktu tertentu, untuk menunjukkan prospektif pekerjaan kepada pelanggan.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 157


Dalam bidang pekerjaan, secara umum portofolio dimaknai sebagai suatu
kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi tentang performa
atau kemampuan individu. Dalam bidang pendidikan, portofolio merupakan
kumpulan hasil kerja siswa/mahasiswa dari pengalaman belajarnya selama
periode waktu tertentu.

Untuk mata kuliah ini, portofolio yang dihasilkan adalah kumpulan hasil belajar
selama satu semester untuk menggambarkan learning progression Anda. Artefak
pembelajaran yang sudah Anda hasilkan dikumpulkan dan direstrukturisasi
menjadi sebuah portofolio. Secara harfiah, restrukturisasi berarti penyusunan
kembali objek-objek dengan tujuan untuk mendapatkan struktur yang lebih baik.
Dalam mata kuliah ini, objek-objek yang akan disusun adalah kumpulan komponen
portofolio yang telah Anda buat semenjak pertemuan pertama kuliah sampai
dengan pertemuan pertama perkuliahan.

Tujuan dari melakukan restrukturisasi ini adalah mahasiswa melakukan refleksi


mengenai perkembangan diri selama proses belajar dalam mata kuliah ini dan
apakah selama proses pembelajaran ini telah menerapkan CT. Untuk mencapai
tujuan tersebut, restruktursisasi tidak dapat dilakukan dengan hanya
mengumpulkan objek-objek/artefak-artefak portofolio dan ‘menumpuknya’ dalam
satu dokumen baru, melainkan menjadikan artefak-artefak tersebut sebagai objek
kajian CT.

Karena waktu yang singkat, Portofolio yang Anda hasilkan terdiri dari minimal 2
bagian:

1. Infografis: sebagai abstraksi dari seluruh isi laporan Anda. Anda dapat
menyajikan dalam bentuk poster berukuran A3 (bisa menggunakan kertas
dan ditulis tangan atau digital)

2. Laporan akhir: kumpulan artefak yang sudah direstrukturisasi, misalnya


ada kerangka yang menggambarkan susunan isi dari laporan. Dari kerangka
tersebut, susun dan perbaiki (jika perlu) artefak yang sudah ada sebagai isi
dari laporan. Bentuk laporan akhir disepakati oleh dosen dan mahasiswa
sejak pertemuan pertama.

158 | PPG Pra Jabatan 2022


Panduan Restrukturisasi Portofolio

Untuk memulai restrukturisasi, Anda harus mengumpulkan kembali artefak-artefak


berupa lembar kerja dan catatan/materi lain yang diminta pada masing-masing
topik kuliah. Baca kembali pengantar mengenai portofolio yang diberikan pada
Topik Pendalaman Pemahaman CT. Panduan restrukturisasi portofolio dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu (a) pengumpulan artefak-artefak, (b) proses
restrukturisasi portofolio, (c) post-restrukturisasi portofolio.

a. Pengumpulan artefak-artefak
Bagian ini adalah tahap persiapan dari restrukturisasi portofolio. Bacalah kembali
seluruh materi kuliah yang diberikan, dan telaah kembali bagian mana saja yang
diminta dijadikan bagian dari portofolio. Buatlah checklist terhadap kelengkapan
artefak-artefak portofolio! Pada bagian ini, diberikan contoh format checklist untuk
topik Pendalaman Pemahaman CT diberikan pada Tabel 7.1. Anda dapat
meneruskan untuk topik-topik lainnya.

Tabel 7.1: Conton Format Checklist Kelengkapan Bahan Portofolio untuk Topik
Pendalaman Pemahaman CT

Apakah artefak portofolio


No Topik Artefak
tersedia? (Y/T)

Hasil diskusi pada bagian


Ruang Kolaborasi (dapat
berupa slide
presentasi/laporan)

Pendalaman
1 Feedback yang diberikan
pemahaman CT
kelompok lain pada saat
Demonstrasi Kontekstual

Hasil refleksi yang diisikan


pada Aksi Nyata

CT dalam
2 (silakan dilengkapi)
Kurikulum

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 159


Apakah artefak portofolio
No Topik Artefak
tersedia? (Y/T)

CT dalam
3 (silakan dilengkapi)
problem solving

4 CT dan proyek (silakan dilengkapi)

Integrasi CT
5 dalam mata (silakan dilengkapi)
pelajaran

Setelah Anda mengumpulkan kembali artefak-artefak tersebut, jawablah


pertanyaan berikut ini:

No Pertanyaan Reflektif Jawaban

Apakah artefak yang Anda miliki lengkap? Jika tidak


1. lengkap, tuliskan persentase jumlah artefak portofolio
yang berhasil Anda kumpulkan.

Bacalah kembali capaian pembelajaran yang diberikan


pada setiap awal topik. Apakah artefak yang Anda
kumpulkan sudah menggambarkan pencapaian
tersebut? Jika dikaitkan dengan pencapaian
2. pembelajaran pada setiap topik, tuliskan kelebihan atau
kekurangan dari artefak portofolio yang Anda miliki. Jika
ada kekurangan, bagian apa saja yang perlu Anda
tambahkan atau koreksi? Jika jawaban Anda panjang,
kerjakanlah pada lembar terpisah dari tabel ini.

160 | PPG Pra Jabatan 2022


b. Proses Restrukturisasi Portofolio
Setelah mengumpulkan artefak-artefak, restrukturisasikan-lah artefak-artefak
tersebut agar kumpulan artefak tersebut dapat menggambarkan proses
pembelajaran yang Anda lakukan selama satu semester ini. Anda dapat berkreasi
dalam merestrukturisasi artefak-artefak tersebut. Secara umum, untuk masing-
masing topik, deskripsikan hal apa saja yang Anda pelajari! Apakah ada hal baru
yang Anda pelajari atau apakah ada pemahaman Anda yang ternyata selama ini
salah dan baru diperbaiki pada saat proses belajar berlangsung?

Hasil restruktursisasi dapat Anda sajikan dalam bentuk laporan akhir dan
infografis. Format laporan akhir seharusnya telah disepakati pada pertemuan
pertama kuliah. Sajikan infografis dalam bentuk poster, baik yang dibuat secara
digital (untuk dicetak) atau infografis yang dibuat secara manual, misalnya Anda
membuatnya dengan tulisan tangan, gambar-gambar manual.

Anda telah menerapkan CT untuk berbagai persoalan. Sekarang, terapkanlah CT


untuk merestrukturisasi artefak-artefak kuliah Anda agar menjadi portofolio yang
layak dipamerkan! Sebagai contoh, gunakan dekomposisi untuk menampilkan
struktur atau kronologi pembelajaran yang telah Anda lalui. Gunakan abstraksi
untuk membuat infografis proses belajar Anda! Anda dapat berkreasi. Sesuaikan
kreasi Anda dengan media yang telah disepakati di kelas untuk pembuatan
portofolio!

Komponen yang dinilai dari portofolio Anda adalah laporan akhir dan infografis
yang Anda buat. Elemen penting penilaian laporan portofolio Anda adalah konten
(kelengkapan dan ketepatan) dan format (sistematis dan kreativitas). Sedangkan
untuk infografis, elemen yang dinilai adalah fungsi, keterbacaan, dan keindahan.
Rincian penilaian untuk masing-masing elemen diberikan pada Tabel 7.2 dan
Tabel 7.3. Gunakan rubrik penilaian untuk membantu Anda mengevaluasi
portofolio yang Anda hasilkan. Rubrik penilaian pada Tabel 7.2 akan digunakan
oleh dosen Anda untuk menilai laporan akhir yang Anda buat

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 161


Tabel 7.2: Rubrik Penilaian Laporan Akhir (Wisnubhadra et al., 2021)
Elemen A = Sangat
B = Baik C = Cukup D = Kurang
Penilaian Baik

Portofolio
lengkap Portofolio Portofolio
Portofolio hanya
dari Minggu hanya hanya
Kelengkapan terisi kurang
ke-1 s.d. terisi kurang terisi kurang
dari 60-75%.
Minggu ke-16, dari 75-95%. dari 60%.
95-100%.

Isi portofolio
Isi jurnal Isi portofolio kurang
Isi portofolio
portofolio sangat cukup sesuai sesuai
sesuai dengan
sesuai dengan dengan dengan
Konten kegiatan yang
kegiatan yang kegiatan yang kegiatan
portofolio dirancang dan
dirancang dan dirancang dan yang
harapan
harapan harapan dirancang
capaiannya.
capaiannya. capaiannya. dan harapan
capaiannya.

Portofolio dibuat Portofolio


Portofolio dibuat
dengan sangat dibuat
Kreativitas Portofolio secukupnya,
kreatif, dengan dengan
penyajian dibuat dengan tanpa sentuhan
penampilan kurang rapi
portofolio cermat. artistik atau
artistik dan dan kurang
ilustrasi lainnya.
bermakna. baik.

Alur sistematis
Alur sistematis Alur sistematis
dan
sehingga sangat namun kurang
Format menggambark Alur tidak
menggambarkan menggambarkan
portofolio an sistematis.
perkembangan perkembangan
perkembangan
mahasiswa. mahasiswa.
mahasiswa.

162 | PPG Pra Jabatan 2022


Contoh rubrik penilaian yang akan digunakan oleh dosen Anda untuk infografis
ditunjukkan pada Tabel 7.3.
Tabel 7.3: Rubrik Penilaian Infografis ( (Siricharoen & Siricharoen, 2015)

A=
C= D=
Elemen Penilaian Sangat B = Baik
Cukup Kurang
Baik

Usefulness
Kriteria:
2 <=1
1. Mudah dipahami 4 Kriteria 3 Kriteria
Kriteria kriteria
2. Tujuan jelas terpenuhi terpenuhi
terpenuhi terpenuhi
3. Data dapat dipercaya
4. Informatif

Keterbacaan
Kriteria:
1. Konten-konten termasuk teks
dan gambar mudah dibaca
3 Kriteria 2 Kriteria 1 kriteria 0 kriteria
2. Grafik dan diagram diberi label
terpenuhi terpenuhi terpenuhi terpenuhi
dengan baik
3. Penggunaan huruf, ukuran huruf
dan warna membuat infografis lebih
mudah dibaca

Design dan Estetika


Kriteria
1. Grafik yang digunakan sesuai
<=1
tujuan infografis 4 kriteria 3 Kriteria 2 Kriteria
kriteria
2. Kualitas grafis baik terpenuhi terpenuhi terpenuhi
terpenuhi
3. Penggunaan spasi yang baik
4. Dekomposisi dan
pengorganisasian data yang baik

c. Post-restrukturisasi portofolio

Setelah melakukan restrukturisasi portofolio, jawablah pertanyaan-pertanyaan


berikut!

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 163


No Pertanyaan Reflektif Jawaban

Fondasi CT apa sajakah yang Anda


gunakan dalam restrukturisasi portofolio
1.
Anda? Jelaskan pada bagian mana saja
fondasi CT tersebut dimanfaatkan!

Secara struktur, apakah portofolio Anda


2.
sudah terdekomposisi dengan baik?

Apakah setiap bagian dari portofolio Anda


3.
telah terabstraksi dengan baik?

Apakah secara keseluruhan portofolio


4.
Anda telah terabstraksi dengan baik?

Apakah kalimat, gambar atau sajian lainnya


diuraikan secara runut, jelas, sistematis
5.
dalam bahasa yang mudah dipahami
pembacanya?

Apakah Anda merasa puas dengan


6. portofolio Anda? Jelaskan alasan dari
jawaban Anda!

Hal baru apa saja yang Anda peroleh dari


7
penyusunan portofolio ini?

Mengacu ke mata pelajaran yang akan


Anda, ampu, apa rencana tindakan nyata
8.
saya dalam penerapan CT dalam mata
pelajaran yang saya ampu ?

Selamat merestrukturisasi portofolio Anda! Rayakan keberhasilan Anda selama


perkuliahan Computational Thinking ini dengan memamerkan perkembangan diri
Anda!

164 | PPG Pra Jabatan 2022


Daftar Pustaka

1. Ayub, M., Natali, V., Wijanto, M. C., Wisnubhadra, I., Natalia, N., Hakim, H.,
Wahyono, W., Mulyati, S., Sutardi, S., Pratiwi, H., Saputra, B., Kartawidjaja,
K., & Putro, H. P. (2021). Buku Panduan Informatika Kelas VIII (1st ed.). Pusat
Kurikulum dan Perbukuan. https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-
panduan-guru-informatika-untuk-smp-kelas-viii.

2. Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian


Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2021). Kebijakan Kurikulum
untuk Membantu Pemulihan Pembelajaran. Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi. Retrieved April 25, 2022, from
https://www.ninikpsmalang.net/download/file/Kepala_BSKAP_-
_Materi_Sosialisasi_Kurikulum_Prototipe_dengan_Komisi_X_DPR.pdf

3. Baek, Y., Ching, Y.-H., & Swanson, S. (2021). Infusing Computational


Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons
Learned. European Journal of STEM Education, 6(1).
https://www.researchgate.net/publication/348528768_Infusing_Computationa
l_Thinking_in_an_Integrated_STEM_Curriculum_User_Reactions_and_Less
ons_Learned

4. Barefoot Computing. (2020). Computational Thinking Concepts and


Approaches. Barefoot Computing. Retrieved March 15, 2022, from
https://www.barefootcomputing.org/concept-approaches/computational-
thinking-concepts-and-approaches

5. Barr, V., & Stephenson, C. (2011, March). ArticlePDF Available Bringing


computational thinking to K-12: what is Involved and what is the role of the
computer science education community? ACM Inroads, 2.
0.1145/1929887.1929905

6. Bebras. (2003). Bebras International Challenge on Informatics and


Computational Thinking. Bebras International Challenge on Informatics and
Computational Thinking. Retrieved March 16, 2022, from https://bebras.org

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 165


7. Bebras Indonesia. (2016). Computational Thinking and Bebras Challenge.
Computational Thinking and Bebras Challenges. Retrieved March 16, 2022,
from https://latihanbebras.ipb.ac.id

8. Bebras Indonesia. (2016, September). Bebras Indonesia. Situs Resmi Bebras


Indonesia – Computational Thinking. Retrieved March 16, 2022, from
https://bebras.or.id

9. Bebras Indonesia. (2021). Bebras Podcast - Ep. 3: "Asesmen dan


Computational Thinking. Bebras Indonesia. Retrieved April 25, 2022, from
https://www.youtube.com/watch?v=pK69QI3KxJI

10. Bitesize. (2022). Introduction to Computational Thinking. BBC. Retrieved


March 15, 2022, from
https://www.bbc.co.uk/bitesize/guides/zp92mp3/revision/1

11. CODE. (n.d.). Computational Thinking. Retrieved March 15, 2022, from
https://studio.code.org/unplugged/unplug2.pdf

12. Cummins, K. (2020, December 6). Five reasons why computational thinking is
an essential tool for teachers and students. Innovative Teaching Ideas.
Retrieved March 15, 2022, from
https://www.innovativeteachingideas.com/blog/five-reasons-why-
computational-thinking-is-an-essential-tool-for-teachers-and-students

13. Dagiene, V., & Stupuriene, G. (2016). Bebras – a Sustainable Community


BuildingModel for the Concept Based Learning ofInformatics and
Computational Thinking. Informatics of Education, 15(1), 25-44.
https://doi.org/10.15388/infedu.2016.02

14. Dewayani, S., Subarna, R., & Setyowati, C. E. (2021). Buku Panduan Guru
Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VII. Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-panduan-guru-bahasa-indonesia-
lihat-sekitar-untuk-smp-kelas-vii

15. Fagerlund, J., Häkkinen, P., Vesisenaho, M., & Viiri, J. (2021). Computational
thinking in programming with Scratch inprimary schools: A systematic review.

166 | PPG Pra Jabatan 2022


Computer Applications in Engineering Education, 29, 12-28.
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1002/cae.22255

16. Fesakis, G., Gouli, E., & Mavroudi, E. (2013). Problem solving by 5–6 years
old kindergarten children in a computer programming environment: A case
study. Computers & Education, 63, 87-97.
https://www.researchgate.net/publication/257171388_Problem_solving_by_5
-
6_years_old_kindergarten_children_in_a_computer_programming_environm
ent_A_case_study

17. Free Computational Thinking Posters. (2018). Retrieved April 18, 2022, from
https://robbotresources.com/posters

18. GeeksForGeeks. (2022). Stack Data Structure (Introduction and Program).


GeeksforGeeks. Retrieved June 4, 2022, from
https://www.geeksforgeeks.org/stack-data-structure-introduction-program

19. Get Started in Scratch. (n.d.). Scratch. Retrieved June 4, 2022, from
https://scratch.mit.edu/projects/editor/?tutorial=getStarted

20. Hitachi-UTokyo Laboratory(H-UTokyo Lab.) (Ed.). (2020). Society 5.0: A


People-centric Super-smart Society. Springer Singapore.
https://www.researchgate.net/publication/341752914_Society_50_A_People-
centric_Super-smart_Society_A_People-centric_Super-smart_Society

21. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan. (2021).


Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Nomor 028/H/KU/2021 tentang Capaian Pembelajaran PAUD, SD, SMP,
SMA, SMPLB, dan SMALB pada Program Sekolah Penggerak. Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan. https://penggerak-
simpkb.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/portal-
programsekolahpenggerak/wp-
content/uploads/2021/09/14081555/SALINAN_SURAT-KEPUTUSAN-
NOMOR-028-CP-PAUD-SD-SMP-SMA-SDLB-SMPLB-DAN-SMALB.pdf

22. Kotsopoulos, D., Floyd, L., Khan, S., Namukas, I. K., Somanath, S., Weber,
J., & Yiu, C. (2017). A Pedagogical Framework for Computational Thinking.
Digital Experiences in Mathematics Education, 3(1), 1-18.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 167


https://www.researchgate.net/publication/314487186_A_Pedagogical_Frame
work_for_Computational_Thinking

23. Li, Y., Schoenfeld, A. H., diSessa, A. A., Graesser, A. C., Benson, L. C.,
English, L. D., & Duschl, R. A. (2020). Computational Thinking Is More about
Thinking than Computing. Journal for STEM Educ Res, 3, 1-18.
https://doi.org/10.1007/s41979-020-00030-2

24. Liem, I. (2021, December 16). Computational Thinking dalam Kurikulum


Prototipe 2022-2024 (Bagian 1) - Pendidikan. Indonesiana.id. Retrieved April
5, 2022, from https://www.indonesiana.id/read/151967/computational-
thinking-dalam-kurikulum-prototipe-2022-2024-bagian-1

25. Liem, I. (2021, December 21). Computational Thinking dalam Kurikulum


Prototipe 2022-2024 (Bagian 2) - Analisis. Indonesiana. Retrieved April 5,
2022, from https://www.indonesiana.id/read/152061/computational-thinking-
dalam-kurikulum-prototipe-2022-2024-bagian-2

26. Liem, I., & Natali, V. (2021, December 23). CT dan Programming, Bukan
Hanya Koding (Bagian 3, Habis) - Pendidikan. Indonesiana. Retrieved June 3,
2022, from https://www.indonesiana.id/read/152133/ct-dan-programming-
bukan-hanya-koding-bagian-3-habis

27. Moreno-León, J., Robles, G., & Román-González, M. (2015). Dr. Scratch:
Automatic Analysis of Scratch Projects to Assess and Foster Computational
Thinking. RED-Revista de Educación a Distancia, 46.
https://www.researchgate.net/publication/281714025_Dr_Scratch_Automatic
_Analysis_of_Scratch_Projects_to_Assess_and_Foster_Computational_Thin
king

28. Natali, V., Ayub, M., Wijanto, M. C., Wisnubhadra, I., Natalia, Hakim, H.,
Wahyono, Mulyati, S., Sutardi, Pratiwi, H., Saputra, B., Kartawidjaja, K., &
Putro, H. P. (2021). Informatika Kelas VIII. Pusat Perbukuan Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi.

29. NBO Bebras Indonesia. (2017). Bebras Indonesia Challenge 2016 - Kelompok
Penegak. NBO Bebras Indonesia. http://bebras.or.id/v3/wp-
content/uploads/2019/10/Bebras-Challenge-2016_Penegak.pdf

168 | PPG Pra Jabatan 2022


30. NBO Bebras Indonesia. (2017). Bebras Indonesia Challenge 2016 Kelompok
Penggalang. NBO Bebras Indonesia. http://bebras.or.id/v3/wp-
content/uploads/2019/10/Bebras-Challenge-2016_Penggalang.pdf

31. NBO Bebras Indonesia. (2017). Bebras Indonesia Challenge 2016 - Kelompok
Siaga. NBO Bebras Indonesia. http://bebras.or.id/v3/wp-
content/uploads/2019/10/Bebras-Challenge-2016_Siaga.pdf

32. NBO Bebras Indonesia. (2018). Tantangan Bebras Indonesia 2017 Bahan
Belajar Computaional Thinking Tingkat SD. NBO Bebras Indonesia.
http://bebras.or.id/v3/wp-content/uploads/2018/07/BukuBebras2017_SD.pdf

33. NBO Bebras Indonesia. (2018). Tantangan Bebras Indonesia 2017 Bahan
Belajar Computational Thinking Tingkat SMA. NBO Bebras Indonesia.
http://bebras.or.id/v3/wp-
content/uploads/2018/07/BukuBebras2017_SMA.pdf

34. NBO Bebras Indonesia. (2018). Tantangan Bebras Indonesia 2017 Bahan
Belajar Computational Thinking TIngkat SMP. NBO Bebras Indonesia.
http://bebras.or.id/v3/wp-
content/uploads/2018/07/BukuBebras2017_SMP.pdf

35. NBO Bebras Indonesia. (2019). Tantangan Bebras Indonesia Bahan Belajar
Computational Thinking Tingkat SD. NBO Bebras Indonesia.
http://bebras.or.id/v3/wp-
content/uploads/2019/09/BukuBebras2018%20SD%20v.5%20rev-1.pdf

36. NBO Bebras Indonesia. (2019). Tantangan Bebras Indonesia 2018 Bahan
Belajar Computational Thinking Tingkat SMA. NBO Bebras Indonesia.
http://bebras.or.id/v3/wp-
content/uploads/2019/09/BukuBebras2018%20SMA%20v.5.pdf

37. NBO Bebras Indonesia. (2019). Tantangan Bebras Indonesia 2018 Bahan
Belajar Computational Thinking Tingkat SMP. NBO Bebras Indonesia.
http://bebras.or.id/v3/wp-
content/uploads/2019/09/BukuBebras2018%20SMP%20v.5.pdf

38. OECD. (2009). Take the Test sample Questions from OECD’s PISA
Assessments. OECD.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 169


https://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/Take%20the%20test%20e%20book.
pdf

39. OECD. (2019, April 26). PISA 2018 Assessment and Analytical Framework |
en. OECD. Retrieved March 16, 2022, from
https://www.oecd.org/education/pisa-2018-assessment-and-analytical-
framework-b25efab8-en.htm

40. OECD. (2020). Publications - PISA. OECD. Retrieved March 16, 2022, from
https://www.oecd.org/pisa/publications/pisa-2021-assessment-and-
analytical-framework.htm

41. Project Zero. (2019, June 21). Thinking Dispositions. YouTube. Retrieved
March 15, 2022, from https://www.youtube.com/watch?v=GalkLjxlBaY

42. Puspendik. (2020). Asesmen Kompetensi Minimum - Pusat Assesment dan


Pembelajaran. Asesmen Kompetensi Minimum - Pusat Assesment dan
Pembelajaran. Retrieved March 16, 2022, from
https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/frontpage/detail

43. Resources, R.-B. (2018). Free Computational Thinking Posters. Rob-Bot


Resources. Retrieved April 18, 2022, from
https://robbotresources.com/posters

44. Sharin, J. R., & Warschauer, M. (2018). Computational Thinking and Literacy.
Journal of Computer Science Integration, 1(1). DOI:
http://10.26716/jcsi.2018.01.1.1

45. Siricharoen, W. V., & Siricharoen, N. (2015). How Infographic should be


evaluated. Conference: The 7th International Conference on Information
Technology.
https://www.researchgate.net/publication/276595441_How_Infographic_shou
ld_be_evaluated

46. Subarna, R., Dewayani, S., & Setyowati, C. E. (2021). Bahasa Indonesia untuk
SMP Kelas VII. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi. https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/bahasa-
indonesia-lihat-sekitar-untuk-smp-kelas-vii

170 | PPG Pra Jabatan 2022


47. Tim Pusat Penilaian Pendidikan. (2019). Penilaian Portofolio. Pusat Penilaian
Pendidikan.
http://repositori.kemdikbud.go.id/18342/1/PENILAIAN%20PORTOFOLIO%20
2019.pdf

48. Uchrowi, Z., & Ruslinawati. (2021). Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan Untuk SMP Kelas VII. Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-panduan-guru-pendidikan-
pancasila-dan-kewarganegaraan-untuk-smp-kelas-vii

49. Uchrowi, Z., & Ruslinawati. (2021). Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan Untuk SMP Kelas VII. Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/pendidikan-pancasila-dan-
kewarganegaraan-untuk-smp-kelas-vii

50. Wahyono, Mushthofa, Asfarian, A., Ramadhan, D. A., Prihantoro, H.,


Wisnubhadra, I., Pratiwi, H., & Saputra, B. (2021). Buku Panduan Guru
Informatika Kelas X. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi. https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-panduan-
guru-informatika-untuk-sma-kelas-x

51. Weintrop, D., Beheshti, E., Horn, M., Orton, K., Jona, K., Trouille, L., &
Wilensky, U. (2016). Defining Computational Thinking for Mathematics and
Science Classrooms. Journal of Science Education and Technology, 25.
10.1007/s10956-015-9581-5

52. Wijanto, M. C., Wisnubhadra, I., Natali, V., Wahyono, W., Mulyati, S.,
Wardhani, A., Sutardi, S., Pratiwi, H., Saputra, B., Astiani, K., & Sumiati, S.
(2021). Informatika untuk SMP Kelas VII (1st ed.). Pusat Kurikulum dan
Perbukuan. https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/informatika-untuk-smp-
kelas-vii

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 171


53. Wijaya, A., & Dewayani, S. (2021). Frameworks Asesemen Kompetensi
Minimum (AKM). h Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Badan Penelitian,
Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/Framework_AKM_31032022.
pdf

54. Wing, J. M. (2006). Computational Thinking. Communication of the ACM,


49(3). https://www.cs.cmu.edu/~15110-s13/Wing06-ct.pdf

55. Wing, J. M. (2010). Computational Thinking: What and Why?


https://www.cs.cmu.edu/~CompThink/resources/TheLinkWing.pdf

56. Wisnubhadra, I., Wijanto, M. C., Natali, V., Wahyono, W., Mulyati, S.,
Wardhani, A., Sutardi, S., Pratiwi, H., Saputra, B., Astiani, K., & Sumiati, S.
(2021). Buku Panduan Guru Informatika SMP Kelas VII (1st ed.). Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-panduan-guru-informatika-untuk-
smp-kelas-vii

57. Yang, D., Swasnon, S., & Chittoori, B. (2018). Work in Progress: Integrating
Computational Thinking in STEM Education through a Project-based Learning
Approach. Conference: 2018 ASEE Annual Conference & Exposition.
https://www.researchgate.net/publication/344817667_Board_70_Work_in_Pr
ogress_Integrating_Computational_Thinking_in_STEM_Education_through_
a_Project-based_Learning_Approach

172 | PPG Pra Jabatan 2022


LAMPIRAN A
Topik CT dalam Problem Solving: Menyelesaikan Persoalan
yang Melibatkan Analisis data, Pemodelan, dan Simulasi
dengan CT
Materi Pengayaan

Durasi : 1 Pertemuan (lihat petunjuk penggunaan modul)


Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan
ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas.

Capaian Pembelajaran Alokasi Waktu

CPMK-04 Pembelajaran berbasis Studi Kasus Tematik untuk


penerapan CT dengan menjalankan siklus lengkap problem solving
dengan 4 fondasi CT mulai memahami permasalahan,
menganalisis, menemukan akar persoalan, mengusulkan alternatif [TM: 2x50”]
solusi, memilih solusi “terbaik” (efektif, efisien, optimal). [BT: 2x60”; BM:
Sub-CPMK 2x60”]
CPMK-04.04 Menjelaskan Strategi integrasi CT dalam berbagai
bidang mata pelajaran yang melibatkan analisis data, pemodelan,
dan simulasi (KU1) .

Lampiran A merupakan salah satu subtopik dari Topik 3. Pada subtopik ini, Anda
akan berlatih mengimplementasikan CT dalam banyak bidang melalui analisis
data, pemodelan dan simulasi. Analisis data secara eksplisit dipelajari pada mata
pelajaran matematika melalui statistika. Pemodelan dan simulasi banyak
dipraktikkan pada mata pelajaran matematika dan sains. Walaupun analisis data,
pemodelan dan simulasi banyak digunakan pada mata pelajaran Matematika dan
Sains, tetapi analisis data, pemodelan, dan simulasi juga aplikatif dalam bidang
ilmu lainnya misalnya Ilmu Sosial dan Ekonomi.

Contoh analisis data, pemodelan, dan simulasi pada bidang ilmu sosial adalah
penelitian pengaruh media sosial setiap harinya terhadap perilaku konsumtif
seseorang. Untuk mengetahui hal tersebut, Anda butuh mengumpulkan data-data
yang relevan, melakukan analisis, kemudian membuat model yang

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 173


menggambarkan bagaimana pengaruh media sosial terhadap perilaku konsumtif
seseorang.

Subtopik ini diletakkan pada lampiran namun subtopik ini adalah subtopik yang
penting untuk dipelajari. Materi ini dapat diberikan setelah subtopik 2:
Menyelesaikan persoalan terkait literasi dan numerasi (dari soal-soal tes
PISA/AKM) dan sebelum materi CT dalam problem solving 3: Mengenali pola cara
berpikir dalam menyelesaikan persoalan (problem solving)

1. Mulai Dari Diri


Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

Pada subtopik ini, Anda akan mencoba menyelesaikan persoalan yang melibatkan
analisis data, pemodelan dan simulasi dengan CT. Setelah itu, Anda akan
mencoba membuat rancangan analisis data, pemodelan dan simulasi yang dapat
dilakukan siswa sesuai jenjang yang mengimplementasikan CT.

1.1. Latar Belakang


CT sebagai literasi tidak diajarkan sebagai suatu mata pelajaran, tapi perlu
diimplementasikan pada mata pelajaran lainnya dan digunakan pada kehidupan
sehari-hari. Salah satu implementasi CT adalah pada persoalan yang melibatkan
analisis data, pemodelan dan simulasi. Sekalipun analisis data, pemodelan dan
simulasi banyak digunakan pada mata pelajaran matematika dan sains, namun
analisis data, pemodelan dan simulasi juga relevan dengan mata pelajaran lainnya
seperti ilmu sosial dan ekonomi.

174 | PPG Pra Jabatan 2022


1.2. Pertanyaan Reflektif (pertanyaan diskusi di kelas)

Jawablah pertanyaan berikut:


Pertanyaan reflektif Respon
Apa yang Anda pahami tentang analisis data?
Apakah Anda pernah melakukan analisis data? Jika ya,
ceritakan salah satu pengalaman Anda!
Apa yang Anda pahami tentang pemodelan?
Apakah Anda pernah melakukan pemodelan? Jika ya,
ceritakan pengalaman Anda dalam memodelkan sesuatu?
Apa yang Anda pahami tentang simulasi?
Apa Anda pernah terlibat atau merencanakan sebuah
simulasi? Jika ya, ceritakan salah satu pengalaman Anda!

2. Eksplorasi Konsep
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

Tujuan dari eksplorasi konsep ini adalah Anda diharapkan mengerti analisis data,
pemodelan dan simulasi. Anda juga bisa mengerti peran CT dalam memecahkan
masalah yang melibatkan data, pemodelan dan simulasi.

2.1. Pendekatan Pembelajaran


Pada pertemuan ini, pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah flipped
learning. Anda akan belajar menyelesaikan beberapa permasalahan yang
diberikan secara mandiri terlebih dahulu kemudian hasil belajar tersebut
diimplementasikan untuk membuat rancangan analisis data, pemodelan dan
simulasi bersama rekan yang lain pada ruang kolaborasi.

2.2. Paparan Konsep


Persoalan yang digunakan sebagai latihan Anda pada bagian ini merupakan
persoalan yang melibatkan analisis data, pemodelan dan simulasi.

a. Definisi Analisis data, Pemodelan dan Simulasi

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 175


Analisis data adalah proses mengekstraksi data sehingga menghasilkan
informasi yang bermanfaat. Apakah perbedaan data dan informasi? Secara
sederhana, data adalah himpunan fakta dari sekumpulan objek sementara
informasi adalah hasil pengolahan data yang dapat dipahami oleh manusia.

Untuk membantu Anda mengerti perbedaan data dan informasi silakan


pelajari contoh berikut. Tabel A.1 adalah pencatatan laba bersih toko X dari
tahun 2020 hingga 2022 dalam jutaan rupiah.

Tabel A.1: Data Laba Bersih Toko X dari Tahun 2020 Hingga 2022 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Laba Bersih

2020 3

2021 4

2022 6

Tabel A.1 merupakan data. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap
tahun, laba bersih toko X mengalami peningkatan. Kesimpulan “setiap tahun laba
bersih toko X mengalami peningkatan” merupakan informasi.

Pemodelan adalah penyederhanaan suatu fenomena berdasarkan fitur-fitur yang


mendasari fenomena tersebut. Model yang diperoleh dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah sejenis dengan nilai fitur yang berbeda atau dapat
digunakan untuk mendapatkan data dengan melakukan simulasi. Simulasi adalah
proses menirukan suatu fenomena berdasarkan modul yang ada dengan tujuan
mendapatkan data atau bisa juga untuk mendapatkan pola yang nantinya
digunakan dalam pembuatan model.

Untuk lebih mengerti analisis data, pemodelan dan simulasi serta contoh-contoh
prakteknya pelajarilah makalah “Defining Computational Thinking for Mathematics
and Science Classroom” (Weintrop et al., 2016). Makalah ini membahas praktek
CT pada matematika dan sains yang melibatkan analisis data, pemodelan dan
simulasi. Walaupun analisis data, pemodelan dan simulasi banyak digunakan
pada bidang matematika dan sains namun kemampuan ini merupakan

176 | PPG Pra Jabatan 2022


kemampuan generik yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
berbagai bidang lainnya.

Setelah membaca dan mempelajari makalah “Defining Computational Thinking for


Mathematics and Science Classroom”, isilah lembar kerja 02.04.01. Dengan
mempelajari makalah yang diberikan, Anda mendapatkan gambaran mengenai
analisis data, pemodelan dan simulasi yang dimaksudkan di modul ini.

Untuk membantu Anda lebih mengerti analisis data, pemodelan dan simulasi serta
hubungannya dengan CT, berikut ini Anda diberikan beberapa contoh
permasalahan yang melibatkan analisis data, pemodelan dan simulasi. Contoh-
contoh yang diberikan merupakan contoh soal Bebras, AKM, dan PISA. Dari
contoh-contoh ini, harapannya Anda dapat mengerti bahwa dalam kehidupan
sehari-hari dan pada soal yang sederhana pun, Anda sudah melakukan analisis
data, pemodelan dan simulasi. Konsep CT yang dijelaskan pada contoh yang
diberikan tidak terbatas pada 4 fondasi CT, tetapi ada konsep analisis data,
pemodelan dan simulasi.

Catatan : Pada Topik 1 dijelaskan konsep CT tidak hanya sebatas 4 fondasi CT,
tapi ada konsep lainnya yaitu analisis data, pemodelan, simulasi, dan lainnya
sesuai dengan definisi operasional CT.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 177


b. Contoh soal AKM yang Melibatkan Pemodelan

Jenis soal : Numerasi


Level : 2 (kelas 4)
Deskripsi Soal
Toko sembako dikunjungi oleh:
- Pemasok mie sedap setiap 15 hari
- Pemasok sabun setiap 30 hari
Pada hari pertemuan, 1 Maret 2020 untuk pertama kali pemasok sabun dan pemasok
mie datang bersamaan ke toko Sembako. Pada tanggal berapa mereka akan datang
bersamaan lagi untuk yang kedua kalinya?
Pembahasan
Untuk mengetahui kapan kedua pemasok datang bersama lagi kedua kalinya, langkah-
langkah yang perlu dilakukan adalah:
1. Mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari waktu kedatangan kedua
pemasok. KPK dari 15 dan 30 adalah 30.
2. Setelah mendapatkan KPK, berikutnya tanggal pertama kali kedua pemasok
bertemu ditambahkan dengan KPK tersebut, yaitu 1+30 = 31.
3. Karena bulan Maret memiliki tanggal 31, maka kedua pemasok itu datang
bersamaan lagi pada tanggal 31 Maret 2020.

Konsep CT:
● Pemodelan: interval waktu kedua pemasok datang bersamaan lagi
dimodelkan sebagai KPK
● Abstraksi: memodelkan kapan para pemasok datang bersamaan lagi setelah
pertemuan pertama mereka sebagai KPK merupakan bentuk abstraksi.

c. Contoh Soal Bebras yang Melibatkan Pemodelan dan Simulasi

178 | PPG Pra Jabatan 2022


Deskripsi Soal
Salah satu soal Bebras yang melibatkan pemodelan dan simulasi adalah soal kursi
musik. Soal dan pembahasan untuk Kursi Musik dapat Anda baca ulang pada bagian
Contoh Soal Bebras 2 di paparan konsep (02.02) untuk Topik 3 subtopik 1. Pada Topik
3 subtopik 1, Anda sudah diberikan penjelasan fondasi CT yang digunakan pada
penyelesaian soal ini sehingga penjelasan tersebut tidak diulang lagi di sini.
Pemodelan
Membuat model matematika sehingga tanpa melakukan simulasi, Anda bisa
mengetahui posisi akhir berang-berang.
Simulasi
Untuk menyelesaikan soal Kursi Musik, Anda dapat melakukan simulasi gerakan
berang-berang di setiap putaran.

d. Contoh Soal PISA yang Melibatkan Analisis Data

Deskripsi Soal
Anda mungkin dapat menemukan banyak soal Bebras, AKM, ataupun PISA yang
melibatkan analisis data. Salah satu contohnya adalah soal PISA untuk unit Science
yang digunakan pada Contoh Literasi Sains PISA di paparan konsep (02.02) untuk
Topik 3 subtopik 2. Karena soal dan pembahasan serta penjelasan fondasi CT untuk
soal ini sudah diberikan sebelumnya, maka pada bagian ini hanya diberikan
penjelasan penerapan analisis data pada penyelesaian soal ini.
Analisis Data
- Andre membandingkan bagaimana pola perubahan emisi karbon dioksida dan
rata-rata temperatur bumi.
- Jeanne mencari bagian-bagian dari data yang berbeda sifatnya yaitu bagian
dari data yang perubahan emisi karbon dioksida negatif namun rata-rata
temperatur bumi positif atau sebaliknya.

2.3. Lembar Kerja Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas)


Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari mempelajari CT melalui
aktivitas problem solving yang melibatkan analisis data, pemodelan dan simulasi!

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 179


2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (Dikumpulkan dan Dinilai)
Kerjakan lembar kerja pada 2.4.1 dan 2.4.2!
2.4.1. Lembar Kerja Mahasiswa 1 (Hasil Mempelajari Makalah)
Pelajari makalah (Weintrop et al., 2016) untuk mengisi lembar kerja ini.
Nama/NIM :
Jenjang/mata pelajaran yang akan diampu :
No Pertanyaan Jawaban
Mengapa CT diimplementasikan pada
1
matematika dan sains?
Apa saja praktek (penerapan) CT yang
melibatkan data? Adakah yang kurang Anda
pahami dari hasil eksplorasi konsep pada
2
makalah yang Anda lakukan berkaitan dengan
data? Jika ya, coba tuliskan dan cari tahu apa
artinya.
Salah satu praktek yang melibatkan data adalah
3 analisis data. Tuliskan strategi yang dilakukan
saat melakukan analisis data!
4 Apa saja dimaksud dengan model?
Sebutkan contoh-contoh model yang Anda
5
ketahui berdasarkan makalah!
6 Apa tujuan dari dilakukannya simulasi?
Adakah yang kurang Anda pahami dari hasil
eksplorasi konsep pada makalah yang Anda
7 lakukan berkaitan dengan pemodelan dan
simulasi? Jika ya, coba tuliskan dan cari tahu
apa artinya.

2.4.2. Lembar Kerja Mahasiswa 2 (Latihan Soal yang Melibatkan Analisis


Data, pemodelan dan Simulasi).

180 | PPG Pra Jabatan 2022


Pada bagian ini, Anda diberikan empat latihan untuk dikerjakan. Latihan nomor 1
sampai 3 tidak terikat pada bidang ilmu tertentu dan jenjang tertentu. Latihan
keempat bersifat opsional karena latihan ini spesifik pada bidang sains khususnya
pada jenjang SMP kelas 8. Dosen boleh menentukan apakah Anda harus
mengerjakan latihan keempat atau hanya calon guru untuk bidang sains dan
matematika saja yang perlu mengerjakan. Dosen juga dapat mengganti latihan
keempat dengan latihan lain menyesuaikan dengan sebaran bidang para calon
guru yang mengambil mata kuliah ini. Anda juga perlu saling mengevaluasi
jawaban dari teman Anda. Gunakanlah Tabel 3.1 dan 3.2 untuk melakukan
penilaian kelompok!

Saat mengerjakan latihan-latihan ini Anda perlu mengeksplorasi bagaimana CT


diterapkan dalam menyelesaikan masalah ini. Konsep CT yang perlu Anda
jelaskan pada latihan-latihan ini tidak hanya berupa 4 fondasi CT, tapi juga ada
analisis data, pemodelan dan simulasi.

Untuk masing-masing latihan buatlah lembar kerja dengan format sebagai berikut:

Nama/NIM:
Jenjang/mata pelajaran yang akan diampu:
Nomor soal:

Jawaban:

Implementasi konsep CT (dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, algoritma, analisis


data, pemodelan dan simulasi):

Soal latihan Analisis Data, Pemodelan dan Simulasi


1. Soal Analisis Data 1

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 181


Petunjuk
Pada nomor ini, Anda mencoba melakukan analisis data sederhana. Untuk menjawab
permasalahan ini, Anda perlu mengerti statistika sederhana. Jika Anda kesulitan pada
bagian statistika, silakan mencari referensi-referensi yang menjelaskan istilah-istilah
yang digunakan pada soal ini.
Deskripsi Soal
Pak Agus adalah guru sejarah di suatu sekolah kecil. Pak Agus mengajar sebuah kelas
yang berisi 10 orang siswa. Setelah semester pertama berakhir, Pak Agus mendapati
nilai rata-rata kelas tersebut tidak terlalu bagus yaitu 48. Pak Agus ingin mengetahui
apa yang menyebabkan rata-rata kelas tidak begitu bagus agar dapat melakukan
perbaikan pada semester kedua. Untuk mengetahui hal tersebut, Pak Agus mencoba
melihat lagi nilai siswa pada masing-masing materi. Seorang siswa memiliki 4 nilai.
Masing-masing nilai berasal dari 1 materi. Tabel A.2 adalah rincian nilai siswa selama
semester pertama.

Tabel A.2: Data Nilai Siswa yang Diajar Pak Agus

Nama Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3 Nilai 4

Aldi 90 69 70 95

Budi 70 40 50 75

Ceri 60 21 10 10

Dona 89 73 70 90

Emi 50 5 5 0

Feri 50 15 10 3

Gina 70 30 45 69

Heri 75 48 49 71

Iwan 60 5 10 2

Jojo 75 38 41 78

182 | PPG Pra Jabatan 2022


Dari data yang diberikan di Tabel A.2, apakah Anda bisa memberikan hasil analisis
untuk menjawab keingintahuan pak Agus? Anda akan diberi panduan dalam
melakukan analisis data, tapi sebagai latihan cobalah terlebih dahulu menuliskan
rencana analisis yang akan Anda lakukan sesuai pemahaman Anda!

Berikut ini Anda diberikan contoh panduan dalam menyelesaikan masalah ini. Panduan
ini bisa saja berbeda dari rencana yang sudah Anda buat. Tapi dari contoh ini,
harapannya Anda mengerti bagaimana melakukan analisis data.
Langkah Penyelesaian
Sebelum mengerjakan panduan di bawah ini, mari memecah masalah yang besar
menjadi lebih kecil terlebih dahulu. Pak Agus ingin mengetahui perbaikan apa yang
dapat dilakukan di semester berikutnya. Perbaikan yang dilakukan bisa dari dua sisi,
yaitu dari perlakuan terhadap siswa atau dari materi yang disampaikan.
Untuk mengetahui bagaimana perbaikan yang dapat dilakukan dalam menangani
siswa, maka akan dicoba untuk mencari apakah ada siswa-siswa yang
kemampuannya selevel. Misalnya:
1. Siswa-siswa yang nilainya tidak bagus hampir di seluruh materi.
2. Siswa-siswa yang kemampuannya menengah (kadang bagus, kadang tidak
bagus).
3. Siswa-siswa yang kemampuannya cenderung bagus.
Selain dari sisi siswa, perbaikan juga bisa dari sisi materi yang diajarkan. Pak Agus
ingin mengetahui apakah ada materi yang nilai-nilai siswa cenderung buruk. Jika ada,
pak Agus perlu melakukan perbaikan dengan membuat rencana mengajar yang lebih
baik pada materi tersebut.
Anda dapat mulai dari segi kemampuan siswa. Salah satu cara sederhana yang dapat
dilakukan untuk melihat apakah siswa-siswa tersebut dapat dikelompokkan
berdasarkan kemampuan adalah dengan melihat rata-rata per siswa. Berikut ini adalah
perintah/pertanyaan yang perlu Anda kerjakan pada lembar kerja.
a. Carilah rata-rata untuk masing-masing siswa!

b. Dari rata-rata siswa, cobalah untuk mengelompokkan siswa-siswa mana


yang membutuhkan perhatian khusus, siswa mana yang kemampuannya

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 183


menengah, dan siswa mana yang memiliki kemampuan cenderung bagus.
Berikan penjelasan dari jawaban Anda!

Pada jawaban Anda di bagian b, mungkin Anda akan menyadari bahwa siswa-siswa
yang kemampuannya menengah terkadang mendapat nilai yang bagus tapi juga
pernah mendapat nilai yang tidak bagus. Anda perlu mencari tahu, apakah ada materi-
materi yang nilai perolehan siswa cenderung tidak terlalu bagus. Untuk mencari tahu
adakah materi yang seperti itu, Anda bisa melakukan hal yang mirip seperti
sebelumnya.

a. Carilah rata-rata nilai siswa untuk masing-masing materi!

b. Dari rata-rata tersebut, adakah materi yang nilai rata-ratanya lebih kecil
daripada rata-rata kelas? Materi apa sajakah itu?

c. Dari pertanyaan b, Anda akan mendapati salah satu materi mendapatkan


nilai rata-rata yang sedikit lebih kecil dibanding rata-rata kelas. Nilai rata-
rata yang kecil di sebuah materi tidak selalu berarti materi tersebut terlalu
sulit, bisa saja ada anak-anak yang nilainya sangat kecil sehingga
membuat rata-rata kelas menjadi kecil sekalipun cukup banyak siswa yang
nilainya juga bagus. Untuk mengetahui apakah penyebab kecilnya rata-
rata pada materi tersebut adalah karena soal yang terlalu sulit atau karena
faktor siswa, Anda dapat melihat sebaran nilai untuk masing-masing
materi. Salah satu untuk melihat sebaran adalah dengan membuat grafik
boxplot untuk masing-masing materi. Buatlah grafik boxplot dari masing-
masing materi!
d. Dari grafik boxplot tersebut, berikan kesimpulan akhir Anda mengenai
materi mana yang memang sulit dan materi mana yang rata-ratanya cukup
kecil tapi sebenarnya hal tersebut dikarenakan ada siswa-siswa yang
nilainya sangat tidak bagus!

184 | PPG Pra Jabatan 2022


2. Soal Analisis Data 2

Petunjuk
Pada nomor ini, Anda akan mencoba melakukan analisis data untuk data gambar.
Latihan ini diberikan agar Anda mengetahui bahwa analisis data tidak harus selalu
pada data yang berupa angka.
Deskripsi Soal
Pada Gambar A.1,
Anda diberikan beberapa gambar rumah dari berbagai daerah di Indonesia.

Gambar A.1: Beberapa Rumah Adat dari Berbagai Daerah di Indonesia

Jawablah pertanyaan berikut pada lembar kerja!


a. Buatlah beberapa kelompok rumah yang menurut Anda sejenis (mungkin
Anda bisa menemukan beberapa cara mengelompokkan, benar salahnya
pengelompokkan Anda akan bergantung jawaban Anda pada bagian b)!

b. Tuliskan sifat-sifat dari rumah yang berada di satu kelompok yang sama!

Catatan: Dari latihan 1 dan 2 Anda bisa melihat bahwa analisis data tidak selalu
menggunakan statistika. Jika Anda hanya melakukan perhitungan statistika tanpa
melakukan interpretasi, Anda juga belum melakukan analisis data.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 185


3. Soal Pemodelan dan Simulasi

Petunjuk
Pada nomor ini, Anda akan mencoba membuat rancangan pemodelan dan simulasi
untuk sebuah kasus yang tidak terkait pada suatu mata pelajaran tertentu tetapi
sebuah permasalahan yang terjadi sehari-hari.
Deskripsi Soal
Pada saat terjadi pandemi virus Corona, sekolah-sekolah yang mengadakan
Pertemuan Tatap Muka Terbatas (PTMT) perlu menerapkan protokol kesehatan yang
ketat untuk murid-muridnya. Salah satu yang perlu dilakukan agar protokol kesehatan
terjaga adalah aturan pada saat siswa datang sekolah hingga masuk ke kelas.
Rancanglah model “perjalanan” siswa dari sejak datang ke sekolah hingga masuk ke
dalam kelas.
Model yang dimaksud adalah alur perjalanan siswa sejak dari gerbang sekolah hingga
masuk kelas. Dalam perancangan alur perjalanan, perhatikan beberapa komponen
yang berkaitan dengan protokol kesehatan, misalnya lokasi berlangsungnya aktivitas
(ruang terbuka/tertutup), kapasitas ruang, durasi aktivitas. Model yang dirancang dapat
dievaluasi dengan memperhatikan apakah ada pelanggaran protokol kesehatan,
misalnya potensi terjadinya penumpukan siswa pada ruang/waktu tertentu. Tuliskan
jawaban Anda pada lembar kerja!

4. Soal Analisis Data, Pemodelan, dan Simulasi

Petunjuk
Pada latihan ini, Anda mencoba sebuah praktikum fisika sederhana. Jika Anda bukan
guru pada bidang sains, latihan ini bersifat opsional. Namun Anda tetap dapat
mencoba mengerjakan dan menggali cara berpikir yang Anda gunakan dalam
menyelesaikan masalah ini. Dosen bisa saja mengganti soal ini dengan soal lain yang
sesuai dengan bidang Anda.
Deskripsi Soal
Untuk mengerjakan latihan ini, Anda akan menggunakan lab virtual yang disediakan
oleh https://phet.colorado.edu/. Silakan masuk ke situs tersebut dan mempelajari fitur-
fitur yang tersedia pada situs tersebut. Setelah Anda cukup terbiasa dengan situs
tersebut, masuklah ke lab Forces and Motion: Basics. Anda bisa menggunakan link:
https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-basics/latest/forces-and-motion-
basics_en.html
Pilihlah lab yang berjudul Motion seperti pada Gambar A.2.

186 | PPG Pra Jabatan 2022


Gambar A.2: Tampilan Lab Force and Motion (sumber gambar: screenshot
halaman https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-
basics/latest/forces-and-motion-basics_en.html)
Lakukan langkah-langkah berikut ini dan jawablah pertanyaan yang disediakan pada
lembar kerja :
a. Silakan lakukan eksplorasi dengan mencoba fitur-fitur yang tersedia pada
Gambar A.3 dan lengkapilah Tabel A.3. Jelaskan kegunaan masing-masing
fitur pada Tabel A.3 sesuai nomor yang tertera!

Gambar A.3: Tampilan Net Force (sumber gambar: screenshot halaman


https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-basics/latest/forces-
and-motion-basics_en.html)

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 187


Tabel A.3: Kegunaan Fitur pada Lab Virtual Motion

No Kegunaan fitur

b. Siapkan sebuah timer (Anda bisa menggunakan ponsel Anda sebagai timer)
c. Lakukan percobaan dan jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.
Setiap kali melakukan percobaan, pastikan Anda menampilkan suatu nilai,
benda, dan kecepatan.
i. Gunakan benda dengan massa 50 𝑘𝑔. Berikan gaya sebesar 100 𝑁
hingga kecepatan mencapai kurang lebih 20 𝑚/𝑠. Setelah mencapai
20𝑚/𝑠, kembalikan gaya menjadi 0 𝑁. Apa yang terjadi dengan
kecepatan benda? Apakah benda berhenti bergerak? Berikan
kesimpulan Anda mengenai hubungan gaya dengan kecepatan benda!

ii. Dari percobaan pada butir i, Anda mungkin akan menyadari bahwa
pemberian gaya mengakibatkan adanya perubahan kecepatan.
Perubahan kecepatan pada suatu satuan waktu dikenal sebagai
percepatan. Pada poin ii ini, Anda akan mencoba mencari tahu
bagaimana hubungan gaya dengan percepatan. Untuk mengetahuinya
lakukan percobaan dengan massa benda yang tetap yaitu 𝑚 = 50 𝐾𝑔,
hitunglah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan 40 𝑚/𝑠

188 | PPG Pra Jabatan 2022


jika besarnya gaya yang diberikan adalah sesuai dengan yang terdapat
pada tabel di bawah ini.

Gaya (N) Waktu (detik)

100

200

300

400

Dari hasil percobaan yang sudah Anda lakukan, bagaimanakah


hubungan antara gaya yang diberikan dengan percepatan? Simpulkan
apakah saat gaya membesar, maka percepatan juga membesar atau
sebaliknya!

iii. Selain gaya, ada variabel lain yang mungkin mempengaruhi


percepatan dari suatu benda yaitu massa benda. Pada poin ini, Anda
akan mencari tahu bagaimana hubungan massa benda dengan
percepatan benda. Untuk mengetahuinya lakukan percobaan dengan
gaya yang tetap yaitu 𝐹 = 100 𝑁, hitunglah waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai kecepatan 40 𝑚/𝑠 jika gaya yang diberikan adalah
sesuai dengan yang ditunjukkan oleh tabel berikut ini!

Massa (Kg) Waktu (detik)

50

100

150

200

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 189


Dari hasil percobaan yang sudah Anda lakukan, bagaimanakah
hubungan antara massa benda dengan percepatan?

iv. Selain gaya, ada variabel lain yang mungkin mempengaruhi


percepatan dari suatu benda yaitu massa benda. Pada poin ini, Anda
akan mencari tahu bagaimana hubungan massa benda dengan
percepatan benda. Untuk mengetahuinya lakukan percobaan dengan
gaya yang tetap yaitu 𝐹 = 100 𝑁, hitunglah waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai kecepatan 40 𝑚/𝑠 jika gaya yang diberikan adalah
sesuai dengan yang ditunjukkan oleh tabel berikut ini!

Massa (Kg) Waktu (detik)

50

100

150

200

Dari hasil percobaan yang sudah Anda lakukan, bagaimanakah hubungan antara
massa benda dengan percepatan?

v. Dari hasil analisis pada bagian ii dan iii, Anda akan mendapatkan
bahwa gaya, massa benda, dan percepatan saling berhubungan.
Pilihlah sebuah model yang paling tepat untuk hubungan gaya (F),
massa (m), dan percepatan (a) berdasarkan hasil percobaan yang
sudah Anda lakukan!
a) 𝐹 = 𝑚 ⋅ 𝑎
b) 𝐹 = 𝑚/𝑎
c) 𝐹 = 𝑎/𝑚
Berikan penjelasan mengapa Anda memilih pilihan tersebut!

190 | PPG Pra Jabatan 2022


3. Ruang Kolaborasi
Aktivitas Kelompok (Dikumpulkan Bersama Lembar Kerja Pada
Eksplorasi Konsep)

Tujuan dari ruang kolaborasi ini adalah mahasiswa saling mengoreksi dan
memberi masukan untuk lembar kerja pada eksplorasi konsep dari teman
sekelompok seperti pada pertemuan 4 dan 5.

3.1. Mekanisme Pembagian Kelompok

Buatlah kelompok dengan mengikuti ketentuan berikut ini.


1. Kelompok terdiri dari 3-4 orang
2. Anggota kelompok tidak harus dari jenjang ataupun mata pelajaran yang
sama agar dapat saling bertukar pikiran dan masukan antar rumpun
ilmu.

3.2. Materi Diskusi Kelompok

1. Pada lembar kerja yang dibuat di 2.4.2 tambahkan Tabel 3.1 dan Tabel
3.2 yang tersedia pada Topik 3.

2. Pilihlah lembar kerja salah satu anggota kelompok untuk didiskusikan


bersama!

3. Anggota kelompok yang lain memberi penilaian terhadap hasil lembar


kerja tersebut di tabel yang diberikan di bawah ini. Setelah semua
selesai menilai, seluruh anggota kelompok mendiskusikan apa yang
masih kurang dan bagaimana perbaikan yang dapat dilakukan.

Jika ada keraguan saat diskusi, mahasiswa dapat berkonsultasi dengan dosen
kelas.

4. Setelah selesai mendiskusikan hasil kerja salah satu anggota,


mahasiswa bisa berpindah ke anggota kelompok lainnya hingga hasil
kerja seluruh anggota selesai didiskusikan.
Pada akhir ruang kolaborasi, dosen bisa menunjuk satu atau lebih mahasiswa
untuk mempresentasikan hasil eksplorasi dan hasil diskusi kelompoknya. Dosen
dan mahasiswa lainnya bisa memberi masukan atau koreksi jika masih ada yang

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 191


perlu diluruskan. Tujuan sesi ini adalah agar dosen bisa memberi feedback kepada
seluruh mahasiswa sebelum mahasiswa mencoba latihan pada demonstrasi
kontekstual. Pemberian feedback berkali-kali sangat penting karena melatih cara
berpikir tidaklah cukup dalam satu kali mencoba dan dikoreksi.

4. Demonstrasi Kontekstual
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan
Dinilai)

4.1. Mekanisme Pembagian Kelompok


Buatlah kelompok dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Sebuah kelompok terdiri dari 2 anggota. Jika banyaknya siswa dalam suatu
kelas berjumlah ganjil, maka ada 1 kelompok yang boleh terdiri dari 3
orang.
2. Dalam sebuah kelompok, sebisa mungkin terdiri dari jenjang dan rumpun
ilmu yang sama. Jika tidak bisa, anggota dalam sebuah kelompok boleh
juga terdiri dari jenjang/rumpun ilmu yang berbeda, namun nantinya
anggota kelompok menyepakati akan membuat untuk jenjang dan rumpun
ilmu yang mana.
4.2. Materi Diskusi Kelompok

Pada bagian ini, Anda akan membuat rancangan tugas/kegiatan yang akan
dilakukan oleh siswa yang Anda ajar. Anda boleh memilih salah satu jenis
rancangan yang akan Anda buat:
1. Rancangan tugas analisis data.
2. Rancangan praktikum.

Tuliskan hasil diskusi Anda dalam lembar kerja berikut ini! Untuk bagian rancangan
kegiatan siswa, tuliskan dengan rinci seperti soal pada latihan 1 sampai 4 pada
eksplorasi konsep! Dalam satu kelompok cukup membuat 1 lembar kerja.

192 | PPG Pra Jabatan 2022


Target jenjang kelas yang diajar:
Mata pelajaran:
Nama/NIK anggota kelompok: (tambahkan baris jika dibutuhkan)
1.
2.
Rancangan Kegiatan Siswa:
No Pertanyaan Jawaban
Tuliskan solusi yang Anda harapkan dari
1
kegiatan siswa yang Anda rancang!
Jelaskan konsep CT yang digunakan dalam
2 menyelesaikan kegiatan yang Anda rancang
(jika ada)!

Hasil rancangan Anda akan dinilai dengan menggunakan rubrik pada Tabel A.4.
Tabel A.4: Rubrik Penilaian Rancangan Analisis Data, Pemodelan dan Simulasi
Elemen
A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang
Penilaian
Mahasiswa Mahasiswa
menulis menulis Mahasiswa
Mahasiswa
Rancangan dengan dengan menulis dengan
menulis dengan
kegiatan jelas 75- jelas 60- jelas kurang dari
jelas 90-100%
dituliskan 89% dari 74% dari 60% dari
dari rancangan
dengan jelas rancangan rancangan rancangan
kegiatannya.
kegiatanny kegiatanny kegiatannya.
a. a.
Mahasiswa Mahasiswa
Solusi untuk dapat dapat Mahasiswa
Mahasiswa dapat
rancangan menulis menulis menulis dengan
menulis dengan
dituliskan dengan dengan benar dan jelas
benar dan jelas
dengan benar benar dan benar dan kurang dari 60%
90-100% solusi.
dan jelas jelas 75- jelas 60- solusi.
89% solusi. 74% solusi.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 193


Elemen
A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang
Penilaian
Mahasiswa Mahasiswa
Mahasiswa mampu mampu
Mahasiswa
Konsep CT mampu menjelaska menjelaska
mampu
yang menjelaskan n dengan n dengan
menjelaskan
diimplementasik dengan benar 90- benar 75- benar 60-
kurang dari 60%
an dalam 100% konsep CT 89% 74%
konsep CT yang
kegiatan yang yang konsep CT konsep CT
diimplementasik
dirancang diimplementasika yang yang
an.
n. diimplemen diimplemen
tasikan. tasikan.

5. Elaborasi Pemahaman
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok

Pada bagian ini, dosen akan mengajak mahasiswa membahas contoh rancangan
yang dibuat pada saat demonstrasi kontekstual. Dosen dapat menunjuk beberapa
kelompok mahasiswa untuk menceritakan rancangannya dan mengajak kelas
untuk berdiskusi bersama. Tujuannya adalah untuk memberi masukan dan
meluruskan pemahaman mahasiswa jika masih ada yang kurang tepat. Anda juga
diberi kesempatan untuk bertanya hal yang masih Anda ragukan. Tuliskan
pertanyaan yang ingin Anda diskusikan dan diskusikanlah dengan dosen Anda!

194 | PPG Pra Jabatan 2022


LAMPIRAN B
Topik CT dan Proyek Kreatif: Proyek Programming
dengan Scratch
Materi Pengayaan
Durasi : 2 Pertemuan (lihat petunjuk penggunaan modul)
Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan
ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas.

Capaian Pembelajaran Alokasi Waktu

CPMK-04 Pembelajaran berbasis Studi Kasus Tematik untuk


penerapan CT dengan menjalankan siklus lengkap problem
solving dengan 4 fondasi CT mulai memahami permasalahan,
menganalisis, menemukan akar persoalan, mengusulkan [TM: 2x(2x50”)]
alternatif solusi, memilih solusi “terbaik” (efektif, efisien, [BT: 2x(2x60”); BM:
optimal). 2x(2x60”)]
Sub-CPMK
CPMK-04.05 Menghasilkan karya kreatif sebagai ekspresi
solusi berbasis CT dari sebuah problem (P1, KU1, KK1, KK3).

Anda telah mempelajari bahwa CT adalah suatu cara berpikir yang dapat
membantu menyelesaikan suatu permasalahan. Solusi yang disusun untuk
menyelesaikan permasalahan ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Salah
satunya adalah dalam bentuk program komputer. Solusi persoalan yang
diwujudkan dalam bentuk program komputer dapat digunakan secara berulang-
ulang, oleh banyak orang (tergantung lisensi program yang dibuat), dan proses
komputasi yang dilakukan oleh komputer cenderung lebih cepat jika dibandingkan
dengan dilakukan oleh manusia. Kelebihan-kelebihan tersebut yang
menyebabkan beberapa negara melatih siswa/i-nya untuk membuat program
sederhana sejak usia SD.

Pada Petunjuk Penggunaan Modul (Gambar 1) disebutkan bahwa terdapat dua


cara untuk menuliskan program, yaitu dengan pemrograman visual dan
pemrograman tekstual. Pemrograman visual pada umumnya digunakan oleh
siswa/i usia SD atau SMP ketika memulai belajar membuat program karena
pemrograman visual cenderung mudah dipahami. Dengan alasan tersebut dan

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 195


dengan pertimbangan bahwa mata kuliah ini dapat diambil oleh guru non-
informatika, maka metode pemrograman yang digunakan pada topik ini adalah
metode pemrograman visual.

Untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan mahasiswa, pada bagian


lampiran ini, mahasiswa akan mempelajari bagaimana CT dapat membantu dalam
membuat suatu solusi permasalahan dalam bentuk program komputer. Meskipun
diletakkan pada lampiran dan dijadikan sebagai pengayaan, topik ini adalah topik
yang penting untuk dipelajari. Bagi guru dengan latar belakang pendidikan di
bidang Informatika, topik ini dapat digunakan sebagai penyegaran kembali materi
pemrograman yang dahulu pernah dipelajari. Dengan demikian diharapkan agar
para guru berlatar belakang pendidikan di bidang Informatika dapat melihat
hubungan antara CT dengan pemrograman dengan lebih jelas. Bagi guru dengan
latar belakang pendidikan selain Informatika, topik ini dapat digunakan sebagai
materi untuk pengenalan konsep-konsep dasar pemrograman. Setelahnya, para
guru diharapkan dapat memahami program komputer yang baik adalah cerminan
dari keterampilan CT yang baik pula.

Untuk mendukung tujuan yang disebutkan di atas, di akhir topik ini mahasiswa
akan diminta untuk membuat suatu karya kreatif dalam bentuk pemrograman
Scratch. Ada beberapa proyek yang perlu dikerjakan.

● Pembuatan proyek permainan tebak angka sederhana yang disajikan pada


lembar kerja bagian 01.04.

● Pembuatan karya kreatif yang berkaitan dengan bidang mata pelajaran


yang akan diajar oleh para mahasiswa yang merupakan para calon guru.
Alasan perlu dibuatnya karya kreatif yang berkaitan dengan bidang mata
pelajaran ini adalah karena nantinya solusi dari suatu persoalan di bidang
mata pelajaran, tidak lagi hanya berupa jawaban tertulis, namun bisa saja
dalam bentuk program komputer.

Catatan: Sangat penting untuk menghargai kekayaan intelektual. Karena itu


karya kreatif yang dibangun harus merupakan karya kreatif yang tidak
melanggar HAKI (misalnya tidak menyalin karya orang lain dan diakui

196 | PPG Pra Jabatan 2022


sebagai karya yang dibuat sendiri) karena saat ini ada banyak sekali contoh
program scratch yang dengan mudah dapat di-copy/paste.

1. Eksplorasi Konsep
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

1.1. Pendekatan Pembelajaran


Pada modul ini, Anda secara individual akan mempelajari bagaimana membuat
solusi dari suatu permasalahan dalam bentuk program komputer. Pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan adalah pendekatan flipped learning. Karena
beragamnya latar belakang mahasiswa dan dosen, maka pada modul ini,
mahasiswa dan dosen dapat memilih aktivitas yang berbeda, yang secara umum
adalah sebagai berikut:

1. Jika mahasiswa sudah terbiasa memrogram Scratch, maka mahasiswa


dapat langsung mengerjakan proyek, kemudian menggali CT di dalam
kegiatan memrogram.

2. Jika mahasiswa belum pernah atau tidak/belum terbiasa memrogram,


maka mahasiswa pertama-tama perlu mempelajari secara lebih detail
tentang kegiatan memrogram dan mempraktekkan kegiatan memrogram.
Tujuannya adalah agar mahasiswa dapat merasakan dan mempunyai
pengalaman memrogram. Sebagai permulaan, Anda dapat membaca buku
Informatika Kelas VII, pada Bab Algoritma dan Pemrograman (Wijanto et
al., 2021) dan tutorial penggunaan Scratch (Get Started in Scratch).

Bagian 01 dan 02 dari modul ini dipersiapkan bagi calon guru yang belum biasa
memrogram dengan Scratch. Modul 03, 04, 05, 06, dan 07 dipersiapkan bagi
seluruh calon guru.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 197


1.2. Paparan Konsep

1.2.1. Miskonsepsi: CT adalah Koding (Liem & Natali, 2021)


Pemrograman dan CT adalah dua elemen pada informatika yang komplementer
dan tidak terpisahkan satu sama lainnya. Pemrograman adalah suatu kegiatan
untuk menghasilkan suatu solusi dari sebuah persoalan atau menghasilkan suatu
karya digital. Baris-baris kode yang dituliskan pada kegiatan ini merupakan
cerminan dari pola pikir dari orang yang menulis kode. Karena itulah sebuah
program yang baik merupakan cerminan dari keterampilan CT yang baik pula.
Program yang baik dapat dihasilkan dari: dekomposisi yang baik, abstraksi yang
sesuai, menggunakan pola program yang teruji, serta menggunakan strategi
algoritmik yang tepat. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa CT dan
pemrograman memiliki kaitan yang erat. Perbedaannya adalah bahwa CT
berkaitan dengan konsep berpikir sementara pemrograman adalah suatu
keterampilan untuk menulis program dalam suatu bahasa yang dapat dipahami
baik oleh komputer maupun oleh manusia yang mengeksekusinya.

Terdapat dua buah paradigma dalam pemrograman, yaitu pemrograman visual


dan pemrograman prosedural. Paradigma pemrograman berbeda dengan bahasa
pemrograman. Paradigma pemrograman adalah sudut pandang pemrogram
dalam menghasilkan program komputer. Bahasa pemrograman adalah alat untuk
mengekspresikan program. Pada modul ini, kita akan menggunakan paradigma
pemrograman visual dengan menggunakan bahasa pemrograman Scratch.

Selain paradigma dalam pemrograman, perlu juga diperhatikan bahwa


pembelajaran pemrograman dapat dilakukan secara unplugged dan secara
plugged. Unplugged artinya tidak menggunakan perangkat komputer, sementara
plugged artinya menggunakan perangkat komputer. Keduanya akan dipelajari
pada modul ini.

Bagi mahasiswa yang sudah biasa memrogram, Anda dapat mulai membuat
sebuah karya inovatif berupa proyek yang ada pada Ruang Kolaborasi. Sementara
itu, bagi mahasiswa yang belum pernah memrogram, Anda perlu merasakan dan
mengalami terlebih dahulu aktivitas memrogram.

198 | PPG Pra Jabatan 2022


1.2.2. Mempelajari Scratch dengan Mempraktikkan Membuat
Program Sederhana (Bagi Mahasiswa yang Belum Terbiasa
Memrogram dengan Scratch).

Sebelum mulai melakukan praktek membuat program sederhana, Anda wajib


mempelajari tentang Scratch. Salah satunya adalah melalui Buku Informatika
kelas VII (Wijanto et al., 2021), pada Bab Algoritma dan Pemrograman. Dengan
demikian, Anda akan dapat memahami istilah-istilah pada Scratch dan dapat
mengerjakan bagian ini dengan lebih mudah.

Bahasa Scratch dipilih karena merupakan salah satu bahasa pemrograman yang
cocok digunakan bagi orang-orang yang masih pemula dalam memrogram,
khususnya bagi anak-anak. Itulah mengapa Scratch memiliki antarmuka visual
yang sangat sederhana namun menarik. Selain itu, Scratch dipilih karena
mendukung pengenalan keterampilan CT dan problem solving melalui berbagai
fitur yang ia miliki.

Kita akan membuat program yang sangat sederhana yang akan membuat sprite
bergerak mengelilingi suatu bidang berukuran 100 x 100 satuan langkah. Kita akan
menggunakan CT untuk membuat program ini. Pada contoh ini, program
dimodifikasi berkali-kali dengan tujuan agar penggunaan fondasi-fondasi CT pada
program dapat terlihat. Karena CT adalah pola pikir, seharusnya CT diterapkan
dahulu sebelum membangun sebuah program.

a. Dekomposisi

Untuk dapat bergerak/berkeliling, kita dapat mendekomposisinya menjadi tiga


bagian, yaitu:
1. Gerakkan sprite ke depan
2. Belok kanan atau berputar 90 derajat
3. Diam selama beberapa waktu. Langkah ke-3 ini ditambahkan agar pergerakan
sprite pada Scratch tidak terlalu cepat dan bisa dilihat peralihan gerakannya.
b. Algoritma
Berdasarkan dekomposisi tersebut, kita dapat menyusun langkah
penyelesaiannya. Berikut ini adalah salah satu langkah penyelesaiannya:

1. Gerakkan sprite 100 langkah ke depan.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 199


2. Belok kanan sebesar 90 derajat.

3. Diam selama 3 detik.

4. Gerakan sprite 100 langkah ke depan.

5. Belok kanan sebesar 90 derajat.

6. Diam selama 3 detik.

7. Gerakkan sprite 100 langkah ke depan.

8. Belok kanan sebesar 90 derajat.

9. Diam selama 3 detik.

10. Gerakkan sprite 100 langkah ke depan.

11. Belok kanan sebesar 90 derajat.

12. Diam selama 3 detik.

Apabila langkah-langkah di atas kita terjemahkan menjadi program Scratch, maka


program kita akan menjadi seperti Gambar B.1.

Gambar B.1: Contoh Program Scratch untuk Membuat Sprite


Bergerak Berkeliilng

200 | PPG Pra Jabatan 2022


c. Pengenalan Pola

Pada program di atas, kita dapat melihat ada pola yang dilakukan sebanyak empat
kali, yang masing-masing adalah:

a. Gerakkan sprite 100 langkah ke depan.

b. Belok kanan sebesar 90 derajat.

c. Diam selama 3 detik.

Berdasarkan hal tersebut, kita dapat memodifikasi program kita sehingga menjadi
seperti Gambar B.2.

Gambar B.2: Contoh Penggunaan Pengenalan Pola Pada


Pemrograman Scratch untuk Kasus Membuat Sprite
Bergerak Berkeliling

d. Abstraksi
Lalu bagaimana jika program yang dibuat dapat bersifat lebih general? Misalnya,
kita ingin agar gerakan yang dilakukan bisa berapapun, tidak hanya 100 langkah.
Begitu juga dengan waktu diamnya, ingin kita percepat atau perlambat, bukan
sebesar 3 detik saja. Di sinilah fondasi abstraksi dapat berperan.

Ingat kembali bahwa abstraksi adalah eliminasi detail-detail atau bagian-bagian


yang tidak relevan pada suatu persoalan, dan membangun suatu solusi general
untuk persoalan sejenis. Pada pemrograman, hal ini dapat dilakukan salah
satunya dengan membuat sebuah fungsi. Pada contoh ini, fungsi tersebut diberi
nama berkeliling. Karena banyak langkah dan waktu diamnya dapat berubah-
ubah, maka fungsi yang kita buat akan memiliki dua buah parameter. Pada contoh
implementasi di Gambar B.3, banyak langkah diimplementasikan sebagai variabel
banyakLangkah sedangkan waktu diam sebagai variabel waktuDiam.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 201


Gambar B.3: Contoh Penggunaan Abstraksi Pada Pemrograman Scratch untuk Kasus
Membuat Sprite Bergerak Berkeliling

Dengan adanya fungsi berkeliling, kita dapat membuat sprite melangkah


sebanyak apapun. Gambar B.4 adalah contoh implementasi jika kita ingin agar
sprite bergerak 50 langkah dengan waktu diam sebanyak 1 detik.

Gambar B.4: Contoh Penggunaan Fungsi Pada Pemrograman Scratch

1.2.3. Belajar Membuat Program Secara Unplugged

Seperti yang pernah dibahas sebelumnya, pemrograman dapat dipelajari secara


unplugged. Caranya adalah dengan membuat blok-blok dalam bentuk fisik,
misalnya berupa kartu. Untuk contoh pada kasus yang sebelumnya, yaitu program
untuk bergerak berkeliling, kita dapat membuat blok menggunakan kartu, seperti
pada Tabel B.1.

Setiap jenis blok pada Tabel B.1 dapat dicetak dalam beberapa salinan sesuai
kebutuhan. Anda juga dapat membuat kartu-kartu lainnya untuk jenis blok lainnya
yang ada di Scratch. Gambar B.5 adalah contoh penggunaan kartu-kartu di atas
untuk problem gerak berkeliling pada contoh di bagian 1.2.1.

202 | PPG Pra Jabatan 2022


Tabel B.1: Contoh Pembuatan Blok Untuk Mempelajari Pemrograman Secara Unplugged

No Nama Blok Notasi Keterangan

Blok ini digunakan


sebagai instruksi untuk
maju sebanyak n langkah.
1 maju_n_langkah Nilai n dapat diberikan
dengan menggunakan
kartu
bilangan_bulat_n.

Blok ini digunakan


sebagai instruksi untuk
menyimpan sebuah data
yang bertipe numerik.
2 bilangan_bulat_n
Nilai n yang akan
digunakan dapat
dituliskan dengan spidol
atau pena.

Blok ini digunakan


sebagai instruksi untuk
berputar sebanyak n
3 putar_n_derajat derajat. Nilai n dapat
diberikan dengan
menggunakan kartu
bilangan_bulat_n.

Blok ini digunakan


sebagai instruksi untuk
diam atau menunggu
4 tunggu_n_detik selama n detik. Nilai n
dapat diberikan dengan
menggunakan kartu
bilangan_bulat_n.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 203


No Nama Blok Notasi Keterangan

Blok ini digunakan untuk


mengulangi satu atau
beberapa instruksi
5 ulangi_n_kali sebanyak n kali. Nilai n
dapat diberikan dengan
menggunakan kartu
bilangan_bulat_n.

Gambar B.5: Contoh Blok Unplugged untuk Membuat


Objek Bergerak Berkeliling

Sebagai pengganti komputer yang mengeksekusi rangkaian instruksi di atas, Anda


kelak dapat memilih satu orang siswa Anda untuk mengeksekusi tiap instruksi
yang diberikan.

1.2.4. Asesmen Keterampilan CT melalui Pemrograman


Scratch

Pada makalah “Computational thinking in programming with Scratch in primary


schools: A systematic review” (Fagerlund et al., 2021) dijelaskan berbagai studi
yang telah dilakukan oleh berbagai peneliti yang telah membangun berbagai
framework untuk memberi asesmen pada keterampilan CT melalui pemrograman.
(Moreno-León et al., 2015) menyusun rubrik penilaian seperti yang ditunjukkan
pada Tabel B.2 (Moreno-León et al., 2015).

204 | PPG Pra Jabatan 2022


Tabel B.2: Indikator Level Kompetensi CT Melalui Pemrograman Scratch

Indikator Level Kompetensi

Konsep CT
Dasar Sedang Tinggi

Cloning (pembuatan
Abstraksi dan Penggunaan lebih salinan atau duplikat dari
Pembuatan
Dekomposisi dari satu script dan suatu sprites. Duplikat ini
blok/fungsi.
Problem satu sprite. akan mewarisi sifat dari
induknya)

Penggunaan blok
Penggunaan blok “when I
Penggunaan blok “when key
receive message”, “create
“when green flag pressed”, atau
clone” atau “when
Paralelisme clicked” untuk “when this sprite
backdrop change to”
memulai dua buah clicked” untuk
untuk memulai dua buah
script. memulai dua
script.
buah script.

Logical Penggunaan blok Penggunaan blok Pengunaan operator


thinking “if”. “if-else”. logika

Penggunaan blok
“broadcast”,
“when I receive Penggunaan blok “wait
Penggunaan blok message”, “stop until”, “when backdrop
Sinkronisasi
“wait”. all”, “stop change to” atau
program” atau “broadcast and wait”.
“stop programs
sprite”.

Penggunaan blok
Penggunaan blok- Penggunaan blok “repeat
Flow Control “repeat” atau
blok sekuensial. until”.
“forever”.

Interaktivitas Penggunaan blok Penggunaan blok Penggunaan blok-blok


dengan “green flag”. “key pressed”, untuk audio atau video.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 205


Indikator Level Kompetensi

Konsep CT
Dasar Sedang Tinggi

Pengguna “sprite clicked”,


“ask and wait”
atau blok-blok
yang melibatkan
interaksi melalui
mouse.

Penggunaan
Representasi Penggunaan sprite
operator-operator Pengoperasian list.
Data modifiers.
untuk variabel.

1.3. Lembar Kerja Reflektif Individual (Pertanyaan Diskusi di


Kelas)
Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari mempelajari CT melalui
Pemrograman dengan Scratch!

1.4. Lembar Kerja Mahasiswa (Dikumpulkan dan Dinilai)


Secara individual, mahasiswa mengerjakan sebuah proyek sederhana, yaitu
membuat sebuah permainan menebak angka. Sebelum memulai membuat proyek
ini, ingatlah bahwa mengambil karya orang lain dalam bentuk kode program
termasuk ke dalam tindakan plagiarisme.

Pada permainan ini, pemain akan menebak sebuah angka acak dari 1 hingga 100.
Lalu, sprite akan memberitahukan apakah tebakan benar, terlalu kecil, atau terlalu
besar. Di awal permainan, akan ditampilkan interaksi seperti yang ditunjukkan
pada Gambar B.6. Tampilan ini akan terus menerus ditampilkan selama tebakan
dari pemain belum tepat.

206 | PPG Pra Jabatan 2022


Gambar B.6: Tampilan Awal Permainan Tebak Angka

Gambar B.7 adalah respon dari permainan jika tebakan yang dimasukkan oleh
pemain lebih kecil daripada angka yang seharusnya. Setelah itu, program akan
menampilkan kembali tampilan awal seperti semula.

Gambar B.7: Respon Program Jika Tebakan Terlalu Kecil

Pada Gambar B.8 dapat dilihat respon permainan jika tebakan pemain terlalu
besar. Setelah itu, program akan menampilkan kembali tampilan awal seperti
semula.

Gambar B.8: Respon Program Jika Tebakan Terlalu Besar

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 207


Jika tebakan tepat, maka respon dari permainan adalah seperti Gambar B.9.
Setelah itu, program akan menampilkan kembali tampilan awal seperti semula.

Gambar B.9: Respon Program Jika Tebakan Tepat

Isilah lembar kerja berikut ini!

Nama:

NIM:

1) Seperti yang telah dicontohkan pada bagian


Dekomposisi :
01.02.01, jelaskanlah bagaimana Anda
Algoritma :
menggunakan fondasi CT untuk memrogram
Pengenalan Pola :
permainan tebak angka di atas! Anda bisa
Abstraksi :
melengkapi dengan konsep CT lainnya dari
Tabel B.2!

2) Tuliskan atau tampilkanlah program Scratch


yang telah Anda buat!

208 | PPG Pra Jabatan 2022


2. Mulai Dari Diri
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual

Setelah mempelajari keterkaitan CT dan pemrograman, dan membuat program


sederhana dengan Scratch, Anda selanjutnya perlu menuliskan kendala-kendala
apa saja yang dihadapi pada saat Anda mempelajari hal-hal tersebut.

2.1. Latar Belakang


Pemrograman komputer mulai masuk ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah. Dengan mempelajari pemrograman komputer, sebenarnya siswa
diajak untuk dapat membuat solusi dari suatu problem, dengan cara membuat
program komputer. Untuk dapat membuat program komputer yang menghasilkan
solusi yang efektif, efisien, dan optimal, diperlukan keterampilan CT yang baik.

Jika selama ini solusi dari suatu permasalahan di bidang mata pelajaran terbatas
pada solusi tertulis yang bukan berupa program, maka ada kemungkinan bahwa
kedepannya, solusi yang dihasilkan oleh siswa dapat berupa program komputer.
Oleh karena itu, penting bagi guru untuk juga dapat memahami sedikit konsep
pemrograman sebelum mulai mengajar siswa di kelasnya masing-masing.

2.2. Pertanyaan Reflektif Individual (Pertanyaan Diskusi di


Kelas)
Berdasarkan apa yang telah Anda pelajari tentang pemrograman dengan Scratch,
serta bagaimana melakukan asesmen CT melalui pemrograman, tuliskanlah
kendala-kendala apa yang Anda hadapi. Jelaskan pula bagaimana strategi Anda
untuk mengatasi kendala tersebut!

Pertanyaan Reflektif Respon

Apa saja kendala yang Anda hadapi ketika


mempelajari pemrograman dengan Scratch?

Apa saja kendala yang Anda hadapi ketika


mempelajari asesmen CT melalui pemrograman?

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 209


Pertanyaan Reflektif Respon

Tuliskan strategi Anda dalam mengatasi kendala-


kendala yang telah Anda sebutkan di atas!

3. Ruang Kolaborasi
Aktivitas Kelompok (Dikumpulkan Bersama Lembar Kerja Pada
Eksplorasi Konsep)

Aktivitas ini akan dinilai. Hasil dari aktivitas ini yang berupa program, lembar kerja
dan presentasi akan dikumpulkan bersama dengan bahan untuk presentasi pada
demonstrasi kontekstual.

3.1. Mekanisme Pembagian kelompok

Di Ruang Kolaborasi, mahasiswa secara kelompok akan membuat sebuah karya


kreatif dalam bentuk program Scratch. Kelompok yang dibuat terdiri dari 2 - 3
orang. Jika memungkinkan, bentuklah kelompok yang sesuai jenjang. Akan lebih
baik juga apabila anggota kelompok berasal dari bidang mata pelajaran yang
sama, sehingga karya kreatif yang dihasilkan dapat sesuai dengan bidang mata
pelajaran. Jika tidak memungkinkan, kelompok dapat terdiri dari anggota yang
mengajar di berbagai jenjang dan berbagai mata pelajaran.

Karya kreatif yang dapat dihasilkan dapat beraneka rupa. Berikut ini beberapa ide
yang dapat dipilih:

● Untuk bidang matematika, fisika, kimia, akuntansi, dapat dibuat sebuah


program “kalkulator” yang dapat menghitung sesuatu. Di bidang fisika,
misalnya dapat dibuat program yang dapat menghitung besarnya gaya
berdasarkan massa dan percepatan.

● Untuk bidang lain seperti Bahasa Indonesia, Agama, Sejarah, Bahasa


Inggris, atau Kesenian, dapat dibuat program yang isinya berupa animasi
atau story. Pelajari Buku Informatika kelas VII (Wijanto et al., 2021),
makalah (Fagerlund et al., 2021), (Moreno-León et al., 2015), dan tutorial

210 | PPG Pra Jabatan 2022


Scratch yang dapat diakses melalui link
https://scratch.mit.edu/projects/editor/?tutorial=getStarted agar Anda dapat
lebih memahami bagaimana membuat animasi atau story dengan
menggunakan Scratch.

Kedua ide di atas tidak harus Anda pilih. Anda bebas membuat karya kreatif
apapun sesuai dengan kreativitas Anda.

3.2. Lembar Kerja Kelompok

Isilah lembar kerja kelompok berikut ini!

Nomor Kelompok :

: 1._________________________

Anggota Kelompok 2._________________________

3._________________________

Judul Program yang Dibuat

Tuliskan secara singkat tentang program yang


Anda buat. Apa yang menjadi masukan,
bagaimana masukan akan diproses, dan
jelaskan juga keluaran dari program Anda.
Contoh: program yang dibuat adalah program
untuk menghitung besarnya gaya. Masukan
dari program adalah massa benda dan
percepatannya. Gaya dihitung berdasarkan
rumus F = m.a

Tampilkanlah program Scratch yang telah


Anda buat!

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 211


4. Demonstrasi Kontekstual
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok

Mahasiswa mempresentasikan hasil karya kreatif yang telah dibuat secara


berkelompok. Di dalam presentasinya, mahasiswa perlu menampilkan lembar
kerja yang sudah diisi pada Ruang Kolaborasi. Selain itu, mahasiswa perlu
menjelaskan juga di dalam presentasinya, tentang fondasi-fondasi CT yang
digunakan dalam pembuatan karya kreatif dalam bentuk program Scratch yang
telah dilakukan.

5. Elaborasi Pemahaman
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok

Tuliskanlah hal-hal yang belum Anda pahami tentang CT dan pemrograman.


Setelah itu, diskusikanlah bersama dengan dosen Anda!

Nama

NIM

Hal-hal yang belum dipahami terkait dengan


CT dan programming:

6. Koneksi Antar Materi


Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas)

Setelah mempelajari CT serta pemrograman dengan Scratch, tuliskanlah


bagaimana keterkaitan antara CT dengan pemrograman Scratch! Selanjutnya,
tuliskan juga bagaimana pemrograman dengan Scratch akan dapat membantu
proses pembelajaran Anda di kelas sesuai dengan bidang mata pelajaran yang
Anda ajar! Tuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut pada lembar kerja berikut
ini!

212 | PPG Pra Jabatan 2022


Nama

NIM

Apa keterkaitan CT dengan pemrograman


Scratch?

Bagaimana pemrograman dengan Scratch dapat


membantu proses pembelajaran di kelas, sesuai
dengan bidang mata pelajaran yang Anda ajar?

1. Aksi Nyata
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual.

7.1. Pertanyaan Reflektif (menjadi bagian portofolio)

Jawablah pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut!

1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari mempelajari kaitan CT


dengan pemrograman?

2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mempelajari kaitan CT dengan


pemrograman?

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 213


7.2. Portofolio Topik CT dan Pemrograman

Hal-hal yang menjadi bagian dari portofolio untuk topik CT dan proyek STEM
adalah sebagai berikut:

1. Hasil Lembar Kerja 1.3, 1.4 dan 2.2.

2. Hasil kerja pada Ruang Kolaborasi.

3. Rancangan rubrik penilaian CT dalam pemrograman yang disusun pada


Demonstrasi Kontekstual.

4. Hasil refleksi yang diisikan pada Aksi Nyata.

214 | PPG Pra Jabatan 2022


Penutup
Inti dari Computational Thinking (CT) adalah problem solving. Hakikat dari problem
solving adalah kita mampu menyelesaikan persoalan pada domain tertentu. Pada
kehidupan sehari-hari pun, kita menghadapi persoalan yang berbeda-beda dan
tentu perlu ditangani dengan cara yang berbeda-beda pula. Persoalan yang
sederhana, pada umumnya dapat dihadapi secara natural, tanpa melibatkan
proses mempersiapkan rancangan solusi yang rumit dan serius. Namun, jika Anda
menghadapi persoalan yang kompleks, proses pencarian solusi yang tanpa arah
dan acuan, berpotensi semakin memperkeruh persoalan. CT dapat berperan
penting dalam penyelesaian persoalan kompleks tersebut.

Pada modul ini, telah diberikan konsep dasar mengenai CT dan contoh
implementasinya pada berbagai bidang. Tujuan dari banyaknya latihan dan
contoh-contoh yang diberikan pada modul ini adalah melatih Anda untuk dapat
mendisposisikan CT setiap kali CT diperlukan. Diharapkan, masing-masing materi
yang Anda pelajari dari modul ini memberikan simpul-simpul pengetahuan dan
juga simpul-simpul pengalaman bagi Anda terkait CT. Kelak, ketika diperlukan,
Anda dapat mengaitkan simpul-simpul tersebut untuk membentuk cara berpikir
yang dapat menghasilkan solusi yang efektif, efisien, dan juga optimal bagi
persoalan apapun yang Anda hadapi.

Dalam praktik sebagai pendidik, tentu tidak terlepas dari berbagai persoalan.
Simpul-simpul pengetahuan dan pengalaman yang Anda dapatkan dari mata
kuliah ini akan terus bertambah jika Anda terus mempraktikan CT dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Selama Anda berproses menjadi
seorang computational thinker, tanpa Anda sadari, Anda dapat menularkan proses
berpikir tersebut kepada orang-orang di sekitar Anda, terlebih kepada peserta didik
Anda.

Mari tingkatkan terus literasi berpikir melalui Computational Thinking, dimulai dari
diri Anda!

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 215


Biodata Penyusun Modul

Dr. Inggriani Liem


Inggriani Liem lahir di Blitar, tanggal 16 Januari 1953.
Pada tahun 1977, ia mendapatkan gelar sarjana
dalam bidang fisika dari Departemen Fisika Teknik
ITB. Pada tahun 1985 dan 1986, mendapatkan dua
buah gelar master, yaitu Master DESS-IDC (Diplôme
D’Etudes Supérieures Spécialisées, Informatique
Double Compétence), Université Grenoble I, France dan Master DEA
Informatique, Institute Nationale Politechnique de Grenoble, France.
Kecintaannya pada bidang informatika mendorongnya untuk melanjutkan studi
dan mendapatkan gelar doktor pada tahun 1989, yaitu Doctor en Informatique,
Université Joseph Fourier, Grenoble, France.

Semenjak tahun 1977, ia mengabdikan diri sebagai dosen di Sekolah Teknik


Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung. Kecintaannya pada bidang
Pendidikan, membawanya untuk mendirikan beberapa politeknik, termasuk di
Institut Teknologi Del semenjak tahun 2001 dan hingga saat ini, masih
menjabat sebagai Anggota Senat Akademik pada institut tersebut.
Pengabdiannya dalam bidang Pendidikan membawanya menjadi anggota
Asesor BAN PT semenjak tahun 2014 hingga saat ini. Semenjak tahun 2016,
selain menjadi pembina (Tim Olimpiade Komputer Indonesia) TOKI, Bu Inge,
begitu biasanya Beliau disapa, merintis masuknya Computational Thinking di
Indonesia, melalui organisasi internasional yang bersifat non-profit, yaitu
Bebras Indonesia sebagai bagian dari Komite Internasional Bebras. Misi dari
Bebras adalah memperkenalkan Computational Thinking dan Informatika
kepada para siswa/i di seluruh dunia. Semenjak tahun 2016 hingga saat ini, Bu
Inge saat ini menjabat sebagai ketua National Board Organization of Bebras
Indonesia.
Data Penelitian dan Karya detail dapat dilihat di Google Scholar

216 | PPG Pra Jabatan 2022


Vania Natali, S.Kom., M.T.

Vania Natali lahir di Bandung, 28 Desember 1985. Pada tahun


2008 mendapatkan gelar sarjana dari Jurusan Ilmu Komputer
Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR). Ia pernah bekerja
sebagai asisten dosen pada saat menjalani pendidikan di
UNPAR. Setelah itu, ia bekerja sebagai software developer
pada Biro Teknologi Informasi Universitas Katolik Parahyangan
hingga tahun 2013. Pada tahun 2013 juga ia menjadi kader
dosen di program studi Teknik Informatika UNPAR dan memulai pendidikan
lanjutnya di program Magister Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Institut Teknologi Bandung. Pada tahun 2016 hingga saat ini menjadi dosen tetap
di Jurusan Teknik Informatika UNPAR.

Pada tahun 2017, ia mulai terlibat dalam pengabdian dalam bidang Computational
Thinking dan pendidikan informatika bersama Bebras Indonesia. Salah satu
kegiatan yang diikuti adalah menjadi perwakilan dari Indonesia pada kegiatan
International Bebras Workshop pada tahun 2022. Selain itu, ia terlibat sebagai tim
penulis Buku Peserta didik dan Buku Guru untuk Mata Pelajaran Informatika kelas
VII sampai dengan IX yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Data Penelitian dan Karya detail dapat dilihat di Google Scholar.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 217


Husnul Hakim, S.Kom., M.T.

Husnul Hakim lahir di Palembang, 28 Januari 1988. Pada


tahun 2006 menempuh pendidikan pada Jurusan Teknik
Informatika Institut Teknologi Sepuluh November (ITS),
Surabaya dan mendapatkan gelar sarjananya pada tahun
2010. Ia pernah menjadi asisten dosen ketika menjadi
mahasiswa di Teknik Informatika ITS.

Ia melanjutkan studinya pada program Magister


Informatika – Institut Teknologi Bandung (ITB) dan mendapatkan gelar
Magisternya pada tahun 2012. Sejak tahun 2013, ia menjadi dosen pada Jurusan
Teknik Informatika Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR).

Pada tahun 2015 - 2018 ia menjabat sebagai sekretaris jurusan Teknik Informatika
UNPAR. Ia juga terlibat aktif dalam pengabdian masyarakat dalam bidang
Computational Thinking dan pendidikan informatika bersama Bebras Indonesia
sejak tahun 2017. Keterlibatannya dalam memperkenalkan Computational
Thinking bersama Bebras Indonesia antara lain melalui keikutsertaannya sebagai
wakil Indonesia dalam International Bebras Workshop pada tahun 2020 hingga
2022.

Salah satu publikasinya terkait pendidikan Informatika adalah menjadi tim penulis
Buku SIswa dan Buku Guru untuk mata pelajaran Informatika kelas VIII dan IX
yang diterbitkan oleh Badan Standar Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

218 | PPG Pra Jabatan 2022


Natalia, S.Si., M.Si.

Natalia lahir di Jakarta, 27 Desember 1990. Ia menempuh


pendidikan pada Jurusan Matematika Universitas Katolik
Parahyangan (UNPAR) dan mendapatkan gelar
sarjananya pada tahun 2012. Setelah itu, ia melanjutkan
pendidikannya pada program Magister Matematika di
Institut Teknologi Bandung. Selama menempuh pendidikan
Magister, ia mengajar di SMA Bina Bakti dan mulai
mengajar sebagai dosen Jurusan Matematika Universitas Katolik Parahyangan.
Pada tahun 2017, ia mulai menjadi dosen pada Jurusan Teknik Informatika
Universitas Katolik Parahyangan.

Sejak tahun 2017 hingga kini, ia terlibat aktif dalam pengabdian masyarakat dalam
bidang Computational Thinking dan pendidikan informatika bersama Bebras
Indonesia. Salah satu publikasi terkait pendidikan Informatika adalah menjadi tim
penulis Buku Siswa dan Buku Guru untuk mata pelajaran Informatika kelas VIII
dan IX yang diterbitkan oleh Badan Standar Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya | 219

You might also like