Professional Documents
Culture Documents
0
Cetakan 1
Computational Thinking
Mata Kuliah Pilihan
Kurator/Penulis :
Vania Natali
Penelaah:
Nus Primata Nugraheni, ST., MBA
Dr.Nur Arifah Drajati, M.Pd
Dr. Farikah, M.Pd.
Copyright © 2022
Direktorat Pendidikan Profesi Guru
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (UUGD). mengamatkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam Pasal 8
UUGD menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Sesuai dalam Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi bahwa pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah
program sarjana yang menyiapkan Mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan
persyaratan keahlian khusus.
Isi modul disusun berdasarkan alur MERDEKA, yaitu: Mulai dari diri (M), Eksplorasi
konsep (E), Ruang kolaborasi (R), Demonstrasi kontekstual (D), Elaborasi
pemahaman (E), Koneksi antar materi (K), dan Aksi nyata (A). Modul dengan alur
MERDEKA diharapkan dapat membantu mahasiswa mempersiapkan diri dalam
mencapai tuntutan profesi sebagai agen yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mampu mencetak generasi yang membawa perubahan ke hal yang lebih baik.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim
penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif
mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu terlaksananya PPG
Prajabatan. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang
kita lakukan demi pendidikan Indonesia. Amin.
Modul PPG Prajabatan memuat materi, alur, aktivitas, dan penugasan mahasiswa
PPG Prajabatan. Kami berharap dengan adanya Modul PPG Prajabatan ini
penyelenggaraan PPG Prajabatan di seluruh LPTK dapat terselenggara secara
terstandar agar dihasilkan guru yang memiliki profil dan kompetensi sesuai
kebutuhan perkembangan dunia pendidikan secara global.
Dasar dari CT adalah berbagai konsep dalam bidang Informatika (dalam Bahasa
Inggris: informatics, computing, atau computer science). Berkembangnya ilmu
Informatika berdampak pada semakin banyaknya persoalan yang dapat
diselesaikan dengan bantuan komputer. Komputer terlihat pintar karena dapat
membantu manusia menyelesaikan berbagai persoalan. Kepintaran komputer ini
sebenarnya disebabkan karena adanya para computer scientist yang bekerja di
belakang layar. Computer scientist bekerja sedemikian rupa sehingga komputer
dapat menyelesaikan berbagai persoalan dengan efektif, efisien, dan optimal. Pola
pikir computer scientist inilah yang mendasari CT. Dengan demikian, menjadi jelas
bahwa CT itu bukan mengajarkan manusia berpikir seperti komputer karena
computer scientist adalah seorang manusia yang terus berlatih menyelesaikan
berbagai persoalan. CT adalah proses berpikir yang hasilnya tidak selalu berakhir
dengan membuat program komputer.
Karena CT adalah hal baru, dapat dipahami bahwa masih diperlukan waktu,
latihan, dan adaptasi dari para pendidik untuk mengimplementasikan CT sebagai
literasi. CT perlu diajarkan sesuai usia karena problem yang perlu diselesaikan
pun semakin kompleks seiring dengan perkembangan usia. Karena CT adalah
literasi, maka CT tidak terbatas pada keterampilan kognitif, melainkan berkaitan
Mata Kuliah CT adalah mata kuliah pilihan dengan bobot 2 sks. Mata kuliah ini
bertujuan untuk membantu calon guru agar memahami CT. Tidak hanya itu, tujuan
dari mata kuliah ini adalah juga mengintegrasikan CT dalam mata pelajaran yang
akan diampu oleh masing-masing guru. Sebelum menyusun materi ajar yang
diintegrasikan dengan CT, mahasiswa akan berlatih per tahap agar lebih dapat
memahami dan menghayati CT. Proses belajar diawali dengan dua topik
konseptual, yaitu pemahaman terkait konsep CT dan posisi CT dalam kurikulum.
Setelah itu, mahasiswa berlatih mengimplementasikan CT dalam penyelesaian
persoalan dalam (i) kehidupan sehari-hari (ii) literasi bahasa, sains, numerasi
(PISA/AKM) (iii) persoalan-persoalan lain yang melibatkan analisis data, simulasi,
dan modeling. Setelah itu, CT akan diimplementasikan dalam proyek STEM dan
proyek kreatif lainnya. Hal yang menarik adalah, dengan semakin banyak
mahasiswa membedah dan berlatih tentang CT, mahasiswa akan menyadari
bahwa CT sebenarnya sudah ada di sekitar dan tidak asing.
Setelah melalui berbagai latihan, mahasiswa akan berlatih menyusun RPP yang
sudah diintegrasikan dengan CT. Diharapkan, dengan mengintegrasikan CT,
setiap guru dapat menyampaikan materi ajar dengan lebih baik tanpa mengubah
esensi materi yang ingin disampaikan kepada para peserta didiknya.
Metode Kuliah
Kunci keberhasilan dari belajar CT adalah latihan. Maka, mata kuliah ini
menggunakan thematic activity based learning dengan bobot teori sebesar 40%
dan praktik sebesar 60%. Perkuliahan disampaikan dengan thematic activity
based learning yang terdiri dari inquiry based, problem based, dan project based.
Materi yang disusun untuk mata kuliah ini terkesan padat, karena tingkat
pemahaman CT guru di Indonesia yang masih beragam sehingga diberikan secara
rinci semuanya secara umum. Inti dari belajar CT adalah mendapatkan
pengalaman dan jalan berpikir CT dari pengajarnya. CT tidak dapat dipelajari
secara terlepas tanpa adanya konteks dan jenjang yang tepat. Jika mahasiswa
sudah memahami CT dengan benar, maka studi lewat kasus perlu ditambah agar
pengetahuan dan pengalaman mahasiswa bertambah. Jika mahasiswa baru
memahami CT, sebaiknya dosen memilih kasus yang sesuai dengan jenjang dan
bidang yang akan diajarkan oleh mahasiswa kelak saat menjadi guru. Dengan
demikian, materi dapat disesuaikan dengan populasi mahasiswa. Kasus juga
dapat disesuaikan sesuai minat dan kemampuan literasi digital mahasiswa.
Harapannya, setelah lulus mata kuliah ini, adalah agar mahasiswa yang akan
menjadi guru bidang apapun dan untuk tingkat/jenjang apapun, akan mampu
mengajar dengan mengintegrasikan Computational Thinking yang merupakan
literasi berpikir abad ke-21, yang penting di era saat ini dimana siapapun perlu
mengintegrasikan “komputasi” dan problem solving yang efektif, efisien dan
optimal dalam kehidupan sehari-hari, entah dengan memanfaatkan teknologi,
teknologi Komunikasi dan Informasi atau tidak. Guru Informatika akan mendalami
dan menambahkan aspek-aspek CT dikaitkan dengan konsep informatika yang
terkait dengan implementasi solusi menjadi program.
Hlm
Daftar Isi 7
Daftar Gambar 14
2. Eksplorasi Konsep 3
3. Ruang Kolaborasi 16
4. Demonstrasi Kontekstual 19
5. Elaborasi Pemahaman 20
2. Eksplorasi Konsep 26
3. Ruang Kolaborasi 42
4. Demonstrasi Kontekstual 44
5. Elaborasi Pemahaman 45
7. Aksi Nyata 46
2. Eksplorasi Konsep 48
3. Ruang Kolaborasi 66
4. Demonstrasi Kontekstual 69
5. Elaborasi Pemahaman 69
2. Eksplorasi Konsep 71
Framework AKM 74
7. Aksi Nyata 90
Penutup 91
Penutup/Simpulan 112
C. Asesmen CT 150
Penutup 215
Asesmen dilakukan secara sumatif (hanya pada ujian tengah semester) dan
secara formatif lewat lembar kerja, portofolio dll seperti dirangkum dalam tabel
sebagai berikut. Secara keseluruhan, asesmen mencakup kemampuan yang
dibutuhkan untuk mendukung profil pelajar Pancasila.
Bobot
No Jenis Tugas CPMK Catatan*
(%)
Mengisi Lembar Kerja
1 24 1, 2, 3, 4, 5 Individual
Pribadi
Kegiatan individual:
- Mahasiswa merefleksikan kembali koneksi
K CT dengan kehidupan sehari-hari. Pertanyaan diskusi
- Mahasiswa mencoba mencari koneksi CT
dengan mata pelajaran yang diampu.
Kegiatan individual:
- Mahasiswa merefleksikan materi dengan
menjawab pertanyaan yang disajikan. - Kakas untuk membuat
- Mahasiswa menuliskan harapannya terkait portofolio (misalnya blog
A mata kuliah CT. atau Google Slide)
- Mahasiswa mengerjakan tugas mengerjakan - Lembar pertanyaan
sebagian dari portofolio terkait materi reflektif (individu)
pertemuan 1 dan 2 dalam bentuk yang
disepakati di kelas.
UTS
Saat ini, kebutuhan akan Artificial Intelligence dan Big Data terus meningkat,
terutama untuk mengisi kebutuhan kerja. Kebutuhan lainnya yang dihadapi saat
ini adalah kebutuhan akan system thinking, karena semakin meningkatnya
kompleksitas dari persoalan. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan di atas
adalah dengan memposisikan (Computational Thinking) CT pada semua jenjang
pendidikan, di semua bidang. Melalui mata kuliah CT, diharapkan mahasiswa yang
adalah calon guru dapat berlatih agar memiliki kemampuan CT. Dengan bekal ini,
kelak guru yang mengajar di berbagai bidang dan di berbagai jenjang pendidikan,
dapat mengajar dengan pembelajaran yang berbasis pada CT.
A. Konten
C. Problem Solving.
Untuk dapat menjadi seorang computational thinker, tidak cukup jika mahasiswa
sekedar menghafal materi yang diberikan. Selain harus menguasai konsep-
konsep yang terkait dengan CT, mahasiswa perlu banyak berlatih dan menggali
proses berpikir komputasional dari mentor/dosen. Karena itu, selain diberikan
Problem solving dilakukan pada berbagai domain. Domain problem solving yang
dilatih pada modul ini mencakup problem solving pada kehidupan sehari-hari,
literasi, analisis data, pemodelan, dan simulasi, proyek, dan pada mata pelajaran.
Pada modul ini terdapat materi pengayaan mengenai problem solving yang
berkaitan dengan analisis data, pemodelan, dan simulasi. Materi tersebut
diberikan karena analisis data, pemodelan, dan simulasi dapat diimplementasikan
pada berbagai bidang.
Selain melalui proyek STEM, mahasiswa juga akan memodelkan solusi dalam
bentuk program. Sebenarnya ada dua jenis pemrograman, yaitu visual dan
tekstual. Pada mata kuliah ini, mahasiswa akan mempelajari sebuah bahasa
Domain problem solving yang terakhir adalah dalam mata pelajaran yang akan
diampu masing-masing calon guru. Mahasiswa berlatih merancang metode
pembelajaran yang mengintegrasikan CT. Harapannya dengan mengintegrasikan
CT, calon guru dapat membuat rencana pembelajaran yang lebih baik lagi.
1. Pedagogi
Tingkatan berpikir pada mata kuliah ini mengikuti Taksonomi Bloom yang direvisi
oleh Anderson. Pada topik Pendalaman Konsep CT, mahasiswa mengingat dan
memahami konsep-konsep CT serta CT dalam kurikulum. Setelah mahasiswa
sampai pada level memahami, mahasiswa mengaplikasikan CT dalam problem
solving. Pada domain problem solving, mahasiswa berlatih dengan menggunakan
soal-soal Bebras dan tes PISA untuk menganalisis proses berpikirnya hingga
menghasilkan solusi dari persoalan yang menerapkan CT. Mahasiswa juga
berlatih mengevaluasi apakah solusi yang dihasilkan sudah efektif, efisien, dan
optimal. Tingkatan berikutnya adalah mahasiswa menciptakan karya dengan
menerapkan CT. Tingkatan berpikir ini dilatih mahasiswa pada projek STEM atau
pemrograman. Mahasiswa juga berlatih mengintegrasikan CT untuk mata
2. Teknologi Pembelajaran
Pembelajaran mata kuliah ini dapat dilakukan dengan dua cara. Cara yang
pertama adalah secara plugged, yang artinya akan digunakan komputer atau
perangkat digital lainnya. Cara ini dapat dilakukan jika mahasiswa memiliki akses
pada komputer atau perangkat digital tersebut. Jika tidak, maka pembelajaran
harus dilakukan secara unplugged.
D. Petunjuk Teknis
Pada modul Mata Kuliah Computational Thinking ini, terdapat tujuh topik, yaitu :
1. Pendalaman Pemahaman CT
2. CT dalam Kurikulum Indonesia, CT dan Posisinya dalam Tatanan
Global
3. CT dalam Problem Solving
4. CT dan Proyek
5. Ujian Tengah Semester
6. Integrasi CT dalam Mata Pelajaran
7. Pameran Portofolio
Dari tujuh topik di atas, terdapat dua topik yang merupakan ujian, yaitu Ujian
Tengah Semester dan Pameran Portofolio. Ketujuh topik tersebut disusun dengan
tujuan untuk membantu para mahasiswa untuk menjadi seorang computational
thinker.
Untuk menghindari pemberian materi yang terlalu banyak atau padat, maka
beberapa subtopik dijadikan sebagai subtopik yang bersifat opsional. Terdapat
dua topik yang di dalamnya terdapat subtopik yang bersifat opsional, yaitu Topik
CT dalam Problem Solving serta Topik CT dan Proyek.
Topik “CT dalam Problem Solving” tersusun atas empat subtopik. Tiga subtopik
bersifat wajib dan satu subtopik bersifat opsional. Subtopik yang diberikan disusun
dengan tingkat kesulitan yang meningkat, dimulai dari jenis persoalan dengan
kompleksitas sederhana, menuju kompleksitas yang lebih tinggi. Adapun subtopik
yang bersifat wajib adalah sebagai berikut :
Topik “CT dan Proyek” terdiri dari dua subtopik. Subtopik yang pertama adalah
“CT dan Proyek STEM” yang bersifat wajib. Subtopik kedua adalah “CT dan
Proyek Kreatif: Proyek Programming dengan Scratch” yang bersifat opsional.
Sebelum masuk ke pertemuan “CT dan Proyek”, dosen harus sudah dapat menilai
kemampuan mahasiswa di kelasnya. Berdasarkan hal itu, lalu dosen memilih salah
satu dari pilihan berikut ini :
b. Jika dosen menilai bahwa proses belajar mayoritas mahasiswa cukup cepat,
maka dapat ditambahkan subtopik “CT pada Proyek Kreatif: Proyek
Programming dengan Scratch” yang terdapat pada Lampiran B. Dengan
demikian, urutannya menjadi “CT dan Proyek”, “CT pada Proyek Kreatif:
Proyek Programming dengan Scratch”, dan “Integrasi CT dalam Mata
Pelajaran”. Masing-masing topik/subtopik dilaksanakan dalam 2 pertemuan.
a. Tugas yang dikumpulkan dan dinilai. Nilai dari tugas ini diperhitungkan pada
bobot capaian mata kuliah.
b. Tugas yang dikumpulkan, nilai partisipasi. Dosen dapat menentukan apakah
tugas-tugas ini akan menjadi bahan untuk diskusi di kelas atau bahan untuk
memantau pemahaman siswa terhadap topik tertentu. Dosen dapat
memberikan nilai partisipasi.
c. Tugas berupa pertanyaan untuk diskusi di kelas. Jawaban untuk pertanyaan-
pertanyaan ini tidak perlu dikumpulkan, tetapi menjadi bahan diskusi baik
dalam kelompok maupun di kelas.
d. Bagian portofolio. Tugas atau pertanyaan jenis ini tidak dikumpulkan kepada
dosen dan tidak harus didiskusikan di kelas, tetapi disimpan oleh mahasiswa
sebagai bagian dari portofolio yang akan direstrukturisasi pada pertemuan
terakhir kuliah.
Pada topik pertama ini, Anda akan mendapatkan gambaran umum mengenai Mata
Kuliah Computational Thinking (CT) dan konsep dasar dari CT.
Best of Digital Literacy + Computational Thinking for Children yang dapat Anda
temukan pada tautan berikut ini :
https://www.youtube.com/watch?v=mUXo-S7gzds
dan bacalah artikel dengan judul “Nadiem Usung Computational Thinking Jadi
Kurikulum, Apa Itu?” pada tautan:
https://www.cnbcdonesia.com/tech/2020021815in1009-37-138726/nadiem-
usung-computational-thinking-jadi-kurikulum-apa-itu.
Ada tiga orang yaitu Ibu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala yang perlu
mengevaluasi hasil belajar siswa secara berkala berdasarkan data atau statistik
siswa di lembaga pendidikan tempat mereka bekerja.
b. Pak Budi adalah seorang kepala sekolah dari sekolah yang tidak terlalu
besar. Satu angkatan hanya terdiri dari satu kelas yang terdiri dari 20-30
orang siswa.
c. Pak Cakrawala adalah seorang kepala sekolah dari sekolah yang besar.
Satu angkatan di sekolah ini dapat terdiri dari 8-10 kelas. Masing-masing
kelas terdiri dari 30-40 orang siswa.
Mari kita lihat bagaimana cara pencatatan data yang dilakukan oleh ketiga guru
tersebut guna melakukan evaluasi hasil belajar siswanya.
1) Karena Ibu Ani hanya memiliki siswa sekitar 1-5 orang per harinya,
maka Ibu Ani memutuskan untuk mencatat nilai siswa/i di tempat
bimbingan belajarnya dalam bentuk tabel di sebuah buku.
Pada contoh tersebut, Ibu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala memiliki tujuan yang
sama yaitu pencatatan nilai siswa/i untuk mengetahui perkembangan belajar
siswa/i mereka.
Namun, kita perhatikan bahwa ada tiga jenis solusi yang mereka terapkan.
Diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan rekan sekelas Anda :
Persoalan
Seringkali terjadi kesalahpahaman tentang permasalahan dan persoalan.
Permasalahan adalah gejala-gejala yang tampak di permukaan, sedangkan
persoalan adalah penyebab atau akar permasalahan yang “paling potensial”
menyebabkan timbulnya gejala-gejala tadi.
Misalnya, ada seseorang yang punya masalah kesehatan, yaitu sakit kepala. Sakit
kepala itu adalah gejala yang timbul ke permukaan. Tetapi, akar masalahnya bisa
bermacam-macam, misalnya kurang tidur, sakit gigi, tumor otak, atau lainnya. Akar
masalah inilah yang disebut sebagai persoalan atau problem yang perlu dicarikan
solusinya. Solusi untuk sakit kepala karena kurang tidur tentu berbeda dengan
solusi sakit kepala karena sakit gigi atau tumor otak. Penyelesaian persoalan atau
problem solving ini berkaitan dengan banyak hal, misalnya strategi dan
resources/sumber daya yang tersedia.
Berdasarkan kisah Bu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala, kita dapat melihat bahwa
kompleksitas persoalan menentukan bagaimana solusi efektif, efisien, dan
optimal. Mencatat nilai siswa adalah solusi yang efektif bagi Bu Ani, Pak Budi, dan
Pak Cakrawala. Tetapi, bagaimana pencatatan nilai yang efisien dan optimal untuk
masing-masing kondisi? Pada kasus Ibu Ani, bisa saja Ibu Ani membeli aplikasi
yang juga dibeli oleh Pak Cakrawala. Namun hal ini akan membuat Ibu Ani
mengeluarkan biaya lebih untuk membeli aplikasi yang sebetulnya tidak terlalu
diperlukan.
Jika Bu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala ingin menghitung nilai rata-rata salah
satu ujian, Bu Ani dapat menghitung nilai rata-rata dengan cara manual, yaitu
menghitung dengan kotretan di kertas. Agar manusia dapat berinteraksi dengan
komputer, maka diperlukan cara berkomunikasi tertentu. Sebagai contoh jika Pak
Budi ingin menggunakan spreadsheet untuk menghitung nilai rata-rata, maka Pak
Budi perlu memberikan perintah kepada komputer dengan format “=AVERAGE(sel
awal: sel akhir)”. Jika Pak Budi hanya mencatat nilai dan tidak memberikan
perintah tersebut, maka komputer hanya mencatat dan tidak menghitung rata-rata.
Hal ini terjadi karena komputer hanya bekerja berdasarkan perintah yang
diberikan. Oleh karena itu, agar komputer dapat membantu menyelesaikan
persoalan manusia, kita perlu memberikan rangkaian perintah kepada komputer.
Perintah yang diberikan Pak Budi ke komputer sebenarnya juga dilakukan Ibu Ani
tapi tanpa bantuan komputer. Begitu pula pada kasus Pak Cakrawala, aplikasi
Oleh karena itu, CT tidak terbatas pada proses untuk menghasilkan cara
penyelesaian yang dilakukan oleh komputer tapi juga dapat diterapkan untuk
menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari. CT berfokus pada cara
berpikir dalam menemukan cara penyelesaian persoalan (problem solving) dalam
kehidupan sehari-hari, baik dengan bantuan komputer maupun tanpa bantuan
komputer. Kita akan belajar bagaimana menyelesaikan berbagai persoalan
dengan cara yang efektif, efisien, dan optimal.
b. Mengapa CT Penting
Perkembangan dunia melalui Industri 4.0, VUCA, dan Society 5.0 berdampak pada
berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satunya
adalah perubahan pada lingkungan pembelajaran yang berubah menjadi
lingkungan digital yang menggunakan Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence
(AI), big data, dan lain-lain. Hal ini membuat informasi menjadi lebih mudah untuk
diperoleh oleh siswa. Proses pembelajaran menjadi lebih berpusat pada siswa,
karena guru tidak lagi menjadi sumber informasi utama. Peran guru adalah
sebagai fasilitator dalam proses belajar siswa.
Karena sudah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka bentuk
pembelajaran yang sifatnya hanya ceramah, di mana siswa hanya sekedar
menjadi pendengar, sudah tidak relevan. Bentuk pembelajaran yang cocok untuk
era ini adalah bentuk pembelajaran seperti problem-based atau project-based
learning. Karena CT adalah proses berpikir, maka CT akan sangat cocok untuk
diintegrasikan ke dua bentuk pembelajaran ini. Pada topik-topik berikutnya kita
akan mempelajari bagaimana CT cocok diintegrasikan dalam bentuk
pembelajaran problem-based dan project-based learning.
Dengan CT, Anda akan terbiasa berpikir sistematis dan menemukan solusi yang
efektif, efisien, dan optimal saat menghadapi persoalan sederhana maupun
kompleks. Kemampuan memecahkan persoalan adalah kemampuan yang sangat
dibutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhadapan dengan
persoalan dan perlu memutuskan solusi yang akan diambil dari berbagai solusi
yang mungkin ada.
Sebagai contoh, Anda akan pergi bersama dengan beberapa orang teman Anda.
Untuk menentukan kemana Anda akan pergi, Anda perlu mengumpulkan
beberapa informasi seperti kegiatan apa yang bisa dilakukan di sana, siapa saja
yang ingin melakukan hal tersebut, berapa dana yang dimiliki oleh orang-orang
yang ikut pergi, berapa banyak waktu yang dimiliki, bagaimana cuaca yang
c. Empat Fondasi CT
CT memiliki empat fondasi yang menjadi landasan pemecahan persoalan yaitu
dekomposisi (decomposition), algoritma (algorithm), pengenalan pola (pattern
recognition), dan abstraksi (abstraction).
d. Pembentukan Disposisi CT
“Disposisi pembelajaran” atau dapat juga disebut “kebiasaan berpikir” mengacu
pada cara di mana peserta didik terlibat dan berhubungan langsung dalam proses
belajar. Disposisi pembelajaran mempengaruhi pendekatan pembelajaran peserta
didik, dan oleh karena itu berpengaruh pula pada hasil belajar mereka. Disposisi
pembelajaran dapat memajukan keterampilan, keterlibatan, dan pemahaman yang
mendalam bagi peserta didik untuk hal yang sedang dipelajarinya.
Terdapat tiga hal yang diperlukan untuk membentuk disposisi, yang digambarkan
pada Gambar 1.1 (Project Zero, 2019).
Disposisi tidak serta merta terbentuk, melainkan dihasilkan dari proses belajar
selama bertahun-tahun. Demikian juga dengan pembentukan disposisi CT. CT
perlu terus dilatih melalui pendekatan mengutak-atik (tinkering), berlatih
menciptakan sesuatu (creating), berusaha mencari akar masalah dan
memperbaiki kesalahan tersebut (debugging), bekerja sama (collaborating), dan
memiliki sikap pantang menyerah (persevering) (Barefoot Computing, 2020).
Melalui mata kuliah ini, Anda akan berlatih untuk mendisposisikan CT dalam
aspek-aspek kehidupan Anda. Selain itu, mata kuliah ini dirancang agar Anda
dapat berlatih mengintegrasikan CT dalam berbagai proyek agar Anda
mendapatkan pengalaman aktual dalam CT. Melalui pengalaman dan refleksi,
diharapkan Anda dapat mendisposisikan CT dalam berbagai bidang kehidupan
Anda, termasuk di antaranya adalah dalam mata pelajaran yang Anda ajarkan
kepada siswa/i Anda.
CT “diajarkan” di kelas dengan cara ditularkan melalui cara berpikir guru saat
menyelesaikan sebuah persoalan. Oleh karena itu, sebelum mengajarkan CT
kepada siswa penting untuk guru memahami dan terbiasa menggunakan CT.
Dengan demikian, guru dapat mengimplementasikan CT di dalam mata
pelajarannya dan membiasakan siswa untuk menggunakan CT dalam kehidupan
sehari-hari mereka.
2. Menurut Anda, apakah Anda sudah dapat memahami apa itu CT dan 4
fondasi CT? Jelaskan apa itu CT dan 4 fondasi dasarnya berdasarkan
pemahaman Anda!
3. Ruang Kolaborasi
Jenis Kegiatan:
Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)
Hasil diskusi dicatat dalam lembar kerja yang sudah disediakan. Hasil diskusi
kelompok dapat berupa lembar kertas flipchart (hard copy) atau kolaborasi digital
(Jamboard atau kakas lainnya). Satu kelompok cukup mengerjakan satu lembar
kerja.
Tujuan diskusi: berbagi dan berdiskusi mengenai hasil refleksi pribadi yang
sudah dilakukan pada bagian (2). Hasil diskusi dicatat oleh notulis.
Jika terjadi diskusi seperti ini, tuliskan contoh tersebut pada bagian
“Jawaban yang masih dapat ditelaah lebih lanjut”
Catatan: jika terjadi diskusi seperti ini, bukan berarti jawaban yang
diberikan oleh Anggota 1 adalah jawaban yang tidak berguna, karena kita
dapat belajar dari jawaban yang masih kurang tepat juga.
Nama/No. Kelompok:
1.
No. Induk / Nama Mahasiswa : 2.
3.
Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai “komputer”,
TIK, dan robot tapi membutuhkan CT.
1. …
2. …
3. …
(silakan dilanjutkan)
4. Demonstrasi Kontekstual
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)
Nama/No. Kelompok:
1.
No. Induk / Nama Mahasiswa: 2.
3.
Feedback/pertanyaan: Tanggapan/solusi:
5. Elaborasi Pemahaman
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual
Menurut pendapat Anda, dapatkah CT diterapkan pada mata pelajaran yang akan
Anda ajar? Penerapan CT dapat dilakukan baik pada metode atau bentuk
pengajaran, soal-soal, atau aktivitas lainnya di dalam kelas.
Aksi nyata pada modul ini bukan melaksanakan praktik pengajaran, melainkan
membuat perencanaan untuk pengajaran di kelas kelak.
5. Apa potensi kendala yang mungkin akan Anda alami selama mengikuti
kuliah ini?
Jika ada, tindakan apa yang akan Anda lakukan untuk
mengantisipasinya?
Pada mata kuliah CT ini Anda diminta untuk membuat portofolio yang
menggambarkan proses belajar yang Anda alami. Bentuk portofolio dapat berupa
portofolio digital (misalnya blog) atau non-digital (misalnya menuliskan pada buku
jurnal). Bentuk portofolio yang dipilih dapat disepakati di kelas.
Pada pertemuan terakhir perkuliahan (Topik 7), Anda akan diminta untuk
merestrukturisasi tabungan portofolio menjadi bentuk yang layak dipamerkan
sebagai pencapaian Anda dalam mata kuliah ini. Portofolio ini juga dapat menjadi
bekal Anda pada saat Anda kelak menjalani profesi Anda sebagai seorang guru.
Hal-hal yang menjadi bagian dari portofolio untuk topik pendalaman CT adalah
sebagai berikut:
Durasi : 1 Pertemuan
Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan
ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas.
(1) Agar mahasiswa tidak terlalu banyak beban membaca materi sebelum
perkuliahan sehingga dapat lebih fokus membaca bahan seputar CT dalam
kurikulum di Indonesia dan.
(2) Agar mahasiswa dapat saling berbagi intisari dari makalah yang dibacanya
di kelas belajar dari sesama peserta mata kuliah ini). Tautan lengkap dari
masing-masing materi yang perlu dibaca, dapat dilihat pada bagian referensi
dari modul ini.
1.2.1. Bacaan Wajib
Dosen juga boleh menambah bahan bacaan terkait CT yang erat kaitannya
dengan konteks mahasiswa.
Dari Gambar 2.2, dapat dilihat bahwa CT atau dalam Bahasa Indonesia disebut
dengan Berpikir Komputasional, menjadi landasan berpikir untuk belajar
Informatika. Dengan demikian, mata pelajaran Informatika menjadi berbeda
dengan mata pelajaran TIK yang sempat ada dalam kurikulum pendidikan
Indonesia. Mata pelajaran Informatika lebih menekankan mengenai kecakapan
untuk menyelesaikan persoalan (problem solving), baik dengan komputer maupun
tanpa komputer. Sedangkan mata pelajaran TIK cenderung bertitik berat pada
mempelajari teknologi atau kakas pada komputer.
Pada Tabel 2.1 diberikan Capaian Pembelajaran dari materi CT untuk fase A-F
berdasarkan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Nomor 028/H/KU/2021 tentang Capaian Pembelajaran PAUD, SD,
SMP, SMA, SDLB, SMPLB, SMALB pada Program Sekolah Penggerak (Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, 2021). Jika diperhatikan
CP pada Tabel 2.1, terdapat keserupaan CP pada fase-fase yang diberikan,
namun pada setiap kenaikan fase, diberikan persoalan atau problem dengan
kompleksitas yang semakin meningkat, untuk objek mulai konkrit sampai dengan
“abstrak”.
Pada bagian ini, diberikan dua contoh aktivitas yaitu aktivitas dari kelas VIII
untuk fase D dan aktivitas dari kelas X untuk fase E. Kedua aktivitas tersebut
diambil dari buku Mata Pelajaran Informatika kelas VIII (Natali et al., 2021) dan
buku Mata Pelajaran Informatika kelas X (Mushtofa et al., 2021). Setelah contoh
dua aktivitas tersebut, akan dijelaskan mengenai hasil implementasi peningkatan
CP CT pada dua fase tersebut.
Gambar 2.3: Contoh Soal Mata Pelajaran Informatika Kelas VIII - Bagian 1 (Natali et al., 2021)
Pada aktivitas kelas VIII, struktur data stack diberikan sebagai aktivitas tanpa
membahas istilah-istilah teknis yang berkaitan dengan operasi dasar stack. Pada
aktivitas kelas X (Mushtofa et al., 2021), siswa sudah diperkenalkan dan
mensimulasikan operasi dasar stack, yaitu push (operasi memasukkan elemen ke
dalam stack) dan pop (operasi mengeluarkan elemen dari stack). Dengan
mengenal operasi-operasi dasar stack, siswa seharusnya sudah lebih siap untuk
mengimplementasikan struktur data tersebut menjadi sebuah program komputer.
Salah satu unsur pembeda CP CT pada fase D dan E (Tabel 2.1) adalah kesiapan
strategi algoritma untuk diimplementasikan dalam sistem komputer. Dengan
demikian, dapat dilihat contoh implementasi perbedaan CP fase D dan E pada
Mata Pelajaran Informatika.
Proses Pembelajaran
Alat dan bahan: 6-10 kertas berwarna yang terdiri dari 2 warna berbeda. Jumlah
masing-masing warna harus sama.
i. Guru memilih 6-10 orang siswa yang terdiri dari 2 kategori kelompok,
misalnya 3 siswa pria dan 3 siswa wanita, atau 3 siswa berkacamata dan
3 siswa tidak berkacamata. Guru boleh menentukan berdasarkan kriteria
lain.
ii. Guru meminta seluruh siswa yang dipilih berjajar di depan kelas, posisi
siswa tidak terurut berdasarkan apapun.
- Jika kertas akan dibagikan dengan aturan tinggi badan saja, tanpa
memperhatikan kategori pria dan wanita, siapa yang akan mendapatkan
kertas pada urutan ke-5?
- Elemen berbicara dan mempresentasikan: terjadi pada saat siswa dan guru
membahas jawaban dari pertanyaan yang diajukan guru. Siswa dapat
mengungkapkan jalan pikirannya yang mendasari jawaban yang diberikan.
Pada aktivitas ini, siswa berlatih untuk mengidentifikasi atribut tinggi badan dan
gender dari rekan yang menjadi peraga, membandingkan tinggi badan teman-
temannya, mengelompokkan berdasarkan kategori tertentu (dalam kasus ini
adalah gender) yang merupakan objek konkrit yang adalah sesama siswa,
Proses Pembelajaran
Guru dapat meminta siswa membaca artikel atau cerpen yang mengandung
kronologi peristiwa. Guru kemudian mengajukan pertanyaan terkait
pengidentifikasian unsur-unsur dalam cerita, misalnya tokoh, waktu, lokasi. Guru
menyediakan potongan-potongan kertas yang berisikan tulisan peristiwa-peristiwa
yang terjadi dalam artikel atau cerpen tersebut dan siswa diminta untuk
mengurutkan potongan-potongan kertas berdasarkan artikel yang sudah dibaca
olehnya. Kompleksitas artikel/cerpen yang dipilih dapat disesuaikan oleh guru.
- Elemen membaca dan memirsa: saat siswa menggali ide pokok dan
pendukung pada teks informasional.
Proses Pembelajaran
Guru dapat meminta siswa membaca artikel, cerpen, atau buku dan meminta
siswa membuat ringkasan dari bahan bacaan yang dipilih. Guru tidak langsung
memberi tahu kepada siswa komponen apa saja yang perlu ada dalam ringkasan
bacaan. Guru memberikan contoh beberapa ringkasan bacaan sejenis dan
meminta siswa untuk mengenali komponen-komponen yang ada pada ringkasan
tersebut. Guru dapat membahas hasil eksplorasi komponen ringkasan bacaan dan
kemudian meminta siswa untuk menuliskan ringkasan dari bahan bacaan yang
dipilih.
- Elemen membaca dan memirsa: saat siswa memahami ide pokok dan
pendukung pada teks informasional.
- Elemen menulis: terjadi pada saat siswa menulis ringkasan cerita (teks
eksplanasi) dengan kaidah kebahasaan yang diajarkan, dan sesuai urutan
dan sistematika yang ditentukan.
Cukup banyak pihak dari berbagai negara yang menyadari pentingnya CT dan
mengupayakan integrasi CT dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah
atau kurikulum untuk kelas I sampai kelas XII. Beberapa pihak meneliti mengenai
CT dalam pemrograman. Selain itu, semakin banyak pihak yang menyadari bahwa
CT dapat dimanfaatkan untuk bidang-bidang lain selain Informatika.
dikenali.
Dalam bidang sains dan matematika, terdapat kesamaan fitur dalam dalam
problem solving dan pendekatan untuk penyelidikan/pengamatan untuk suatu hal,
Valerie Barr and Chris Stephenson dalam (Barr & Stephenson, 2011)
mengupayakan pembuatan framework dan panduan untuk mengintegrasikan CT
dalam kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah, khususnya dalam bidang
pelajaran ilmu komputer, matematika, sains, pendidikan sosial, bahasa dan seni.
Dalam framework tersebut, diberikan contoh-contoh peran CT dalam masing-
masing bidang tersebut. Untuk lengkapnya, framework tersebut dapat dilihat pada
Topik 6: Integrasi CT dalam Mata Pelajaran.
1. Bacalah lagi dengan seksama CP CT (Tabel 2.1) pada fase yang sesuai
dengan kegiatan pembelajaran yang akan Anda ampu sebagai seorang
guru. Jawablah salah satu dari pertanyaan reflektif berikut:
b. Bagi calon guru kelas VII-XII. Bacalah kembali dengan seksama CP pada
fase yang akan Anda ampu. Apakah ada istilah-istilah atau kata-kata yang
belum Anda pahami pada CP tersebut? Tuliskan kata-kata yang belum
Anda pahami pada kotak berikut. Anda juga boleh menuliskan istilah-
istilah yang menurut And
Mahasiswa memilih salah satu dari tugas berikut sesuai fase yang akan diampu
ketika mengajar.
a. Untuk calon guru yang akan mengampu fase A-C. Pada Lembar Kerja Reflektif
Individual, Anda telah mencoba menelaah peningkatan CP CT pada fase A-C.
Tuliskan hasil yang Anda dapat dari menelaah CP CT fase A-C pada lembar
kerja berikut.
Nama/NIM
Fase (A/B/C/D/E/F)
Setelah memperhatikan dengan lebih seksama kata kunci pembeda pada tiap
Fase, tuliskan peningkatan kompleksitas capaian fase A-C:
b. Untuk calon guru yang akan mengampu fase D-F. Dalam CP CT (Tabel 2.1)
terdapat beberapa istilah teknis yang belum tentu diketahui oleh semua orang.
Setelah membaca dengan seksama CP CT untuk fase yang akan Anda ampu
dan menuliskan kata-kata yang masih belum diketahui maknanya, saat ini
carilah arti dari kata-kata tersebut dalam kamus atau tesaurus dan tuliskan
pada lembar kerja mahasiswa ini.
(Catatan: ada beberapa istilah pada CP yang diambil dari bidang Informatika.)
Fase (A/B/C/D/E/F)
CP
1. … 1. …
2. … 2. …
3. … 3. …
… …
3. Ruang Kolaborasi
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)
Sedapat mungkin, minimal dalam satu kelas ada 6 kelompok agar setiap fase
terbahas dengan detail melalui eksplorasi konsep dan diskusi kelompok. Jika
terdapat kondisi tidak ideal, misalnya jumlah kelompok kurang dari 6 kelompok
Setelah mempelajari dengan lebih seksama mengenai makna CP pada fase yang
akan Anda ampu, tentunya Anda mendapatkan pemahaman lebih mendalam
mengenai CP tersebut. Selanjutnya lakukanlah diskusi kelompok. Kelompok Anda
dapat memilih salah satu dari dua pertanyaan ini untuk didiskusikan.
Pilihlah satu anggota kelompok untuk menjadi notulis dan menuliskan hasil diskusi
pada Lembar Kerja berikut:
Nama/NIM anggota 1:
Nama/NIM anggota 2:
Nama/NIM anggota 3:
Fase (A/B/C/D/E/F)
Istilah dan makna dari kata-kata yang sudah disepakati oleh kelompok:
1. …
2. …
3. …
Kata-kata yang dipahami sebagai makna yang berbeda oleh anggota kelompok.
Diskusikan lebih lanjut tentang perbedaan makna tersebut! Diskusikan juga dengan
konsep pada saat eksplorasi konsep!
1. …
2. …
3. …
4. Demonstrasi Kontekstual
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)
Nama/NIM:
Tuliskan pemahaman yang Anda dapat dari presentasi rekan Anda mengenai CP CT
pada fase yang berbeda dari fase yang Anda kerjakan dalam kelompok!
Fase Pemaknaan CP
5. Elaborasi Pemahaman
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual
Jika masih ada pertanyaan seputar CT dalam Kurikulum Merdeka dan posisi CT
dalam tatanan global, tuliskan pertanyaan-pertanyaan tersebut! Setelah itu,
diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan dosen, maupun rekan
mahasiswa lainnya!
7. Aksi Nyata
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual.
Seluruh lembar kerja dan pertanyaan reflektif pada topik ini, dapat Anda rangkum
dan restrukturisasi pada saat penyusunan portofolio (pertemuan terakhir kuliah).
Pada topik ini, Anda akan belajar menerapkan CT untuk melakukan problem solving.
Topik 3 terdiri dari 4 subtopik dengan 3 subtopik wajib dan 1 subtopik pengayaan.
Detail pemilihan subtopik yang akan dibahas dapat dibaca pada petunjuk teknis.
Hasil akhir yang diharapkan dari topik ini adalah sebagai berikut:
Tujuan dari bagian ini adalah menggali pengetahuan dan pengalaman Anda
terhadap soal yang menguji kemampuan CT, salah satu contohnya adalah soal
Tantangan Bebras (Bebras Challenge). Jika Anda belum pernah mengetahui
Tantangan Bebras sebelumnya, bukalah https://bebras.or.id/v3/contoh-soal/ dan
pelajari contoh-contoh soal yang disediakan pada situs tersebut.
2. Eksplorasi Konsep
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual
Anda juga bisa melakukan pencarian mandiri untuk mendapatkan kumpulan soal
Tantangan Bebras lain dari negara yang berbeda.
Pada modul ini, Anda diberikan tiga contoh soal Bebras (satu soal untuk
masing-masing jenjang). Anda dapat mempelajari perbedaan tingkat kesulitan
pada jenjang SD, SMP, dan juga SMA dari contoh-contoh soal tersebut.
Perbedaan tingkat kesulitan bisa berupa perbedaan kerumitan dalam
memformulasikan persoalan atau bisa juga perbedaan kompleksitas persoalan.
Menurut KBBI, kompleksitas adalah perbedaan jumlah bagian atau komponen
yang terlibat dalam persoalan. Sebagai contoh, pada kasus Ibu Ani, Pak Budi, dan
Pak Cakrawala di Topik Pendalaman Pemahaman CT (Topik 1), ketiganya
menghadapi masalah yang sama, namun banyaknya siswa dan kelas yang
nilainya perlu diolah berbeda-beda. Pada contoh soal Bebras dengan judul “Kursi
Musik” dan latihan soal Bebras dengan judul “Memindahkan Dadu”, Anda
diberikan contoh soal yang sama untuk jenjang SD, SMP, dan SMA namun
memiliki kompleksitas yang berbeda.
1. Solusi persoalan.
Gambar 3.1: Empat Jenis Bunga yang Tersedia di Toko Bunga (NBO Bebras Indonesia,
2019)
Untuk setiap jenis bunga hanya tersedia 3 macam warna: putih, biru, kuning. Klara ingin
sebuah karangan bunga yang memenuhi syarat sebagai berikut.
1. Setiap warna muncul dua kali.
2. Jenis bunga yang sama harus berbeda warnanya.
3. Paling banyak ada dua bunga untuk setiap jenis bunga.
Tantangan : Karangan bunga mana yang memenuhi syarat 1, 2, dan 3?
Pilihan Jawaban :
Gambar 3.2: Pilihan Jawaban untuk Soal Karangan Bunga (NBO Bebras Indonesia,
2019)
Solusi
Jawaban yang benar adalah D.
Gambar 3.3: Diagram Venn Sebagai Model Solusi untuk Soal Karnagan Bunga
3. Karena harus memenuhi ketiga syarat yang diinginkan Klara, jadi
karangan bunga yang tepat adalah karangan bunga yang menjadi
anggota dari irisan P, Q, dan R yaitu karangan bunga pada pilihan D.
Dari kedua cara ini, Anda melihat bahwa untuk suatu persoalan bisa ada berbagai cara
untuk menyelesaikannya. Apakah Anda dapat menemukan cara lain? Tuliskanlah
cara lain yang Anda temukan untuk menyelesaikan persoalan ini!
Identifikasi 4 Fondasi CT
● Dekomposisi: Dalam menyelesaikan masalah ini, ada 3 syarat yang perlu
diperhatikan. Anda bisa membagi dengan memeriksa satu per satu syarat
tersebut.
● Algoritma: Untuk menyelesaikan permasalahan ini, Anda perlu menyusun
langkah-langkah dalam pencarian karangan bunga yang sesuai dengan ketiga
syarat yang diinginkan Klara.
Jika pada awalnya posisi masing-masing sebagaimana terlihat pada Gambar 3.4, kursi mana
yang TIDAK diduduki berang-berangnya tepat setelah putaran ke-3?
Pilihan Jawaban:
a. 2 dan 7
b. 3 dan 7
c. 1 dan 2
d. 1 dan 4
A: 1-5-2-6 E: 2-3-4-5
B: 6-3-7-4 F: 7-1-2-3
C: 4-2-7-5 G: 5-6-7-1
D: 3-1-6-4
2. Dari hasil simulasi, kursi yang terisi adalah 1, 3, 4, 5, dan 6. Jadi kursi yang tidak terisi
adalah 2 dan 7.
● Cara Berpikir 2
Ide: Anda menggunakan model matematika untuk mengetahui posisi duduk berang-berang
setelah 3 putaran. Untuk menemukan model yang sesuai, Anda perlu mengenali pola
perpindahan berang-berang dan melakukan abstraksi untuk membuat model yang tepat.
Cara kedua memungkinkan Anda menemukan posisi berang-berang dengan lebih mudah
walau ada lebih banyak berang-berang atau putaran yang dilakukan.
Langkah:
1. Untuk melihat pola pergerakan berang-berang mari mulai dari yang gerakannya paling
sederhana yaitu berang-berang kecil. Catatan: Anda boleh saja memulai dengan meneliti
pola pergerakan berang-berang lainnya jika Anda merasa lebih mudah dipahami.
Berang-berang kecil selalu berpindah satu kursi searah jarum jam. Artinya setelah 1
putaran, posisi berang-berang kecil adalah posisi saat ini + 1.
2. Jika posisi saat ini dari berang-berang adalah 7, maka pada posisi berikutnya kembali ke
kursi nomor 1. Nomor 1 ini bisa diperoleh dengan mengurangi hasil penjumlahan (posisi
saat ini + 1) dengan 7.
Identifikasi Fondasi CT
● Dekomposisi: persoalan ini dapat dibagi menjadi 3 subpersoalan di mana masing-masing
persoalan mewakili satu kelompok berang-berang berdasarkan ukuran.
Gambar 3.5: Jaringan Lokal Rumah Bebras (NBO Bebras Indonesia, 2019)
Jaringan lokal rumah Bebras (Gambar 3.5) dilengkapi dengan 14 titik akses (Access Point) ke
Wifi. Pada jaringan ini, beberapa Access Point disebut Titik Kunci (Key Point), yang jika rusak
akan menyebabkan Titik Akses lain tidak berfungsi. Misalnya, Titik Akses XX-009 adalah
sebuah Titik Kunci: jika XX-009 rusak, maka XX-011 tidak dapat mengakses jaringan lagi.
Tantangan
Titik Akses mana saja yang merupakan Titik Kunci? Jawaban bisa lebih dari satu.
Solusi
Titik akses yang merupakan Titik Kunci adalah XX-002, XX-007, XX-009, XX-004, XX-005
Pembahasan
Berikut ini adalah satu cara berpikir hingga mendapatkan solusi.
1. Menggali apa yang ingin dicari, yaitu Titik Akses yang menjadi Titik Kunci.
2. Modelkan jaringan sebagai sebuah graf di mana masing-masing titik akses adalah
simpul.
3. Mengenali simpul seperti apa yang menjadi Titik Kunci. Titik Kunci adalah simpul yang
jika rusak/hilang dari jaringan maka akan membuat jaringan terbagi menjadi 2 atau
lebih jaringan yang terpisah.
4. Salah satu cara untuk menentukan apakah jaringan terbagi menjadi 2 atau lebih
jaringan yang terpisah adalah dengan memeriksa apakah Anda bisa berjalan dari suatu
simpul yang tidak rusak ke setiap simpul lainnya yang tidak rusak dengan melewati sisi
Gambar 3.6: Pemeriksaan XX-001 Tahap 1. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras
Indonesia, 2019)
Gambar 3.8: Pemeriksaan XX-002 Tahap 1. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras
Indonesia, 2019)
b. Gunakan simpul XX-003 sebagai simpul yang diperiksa apakah dapat
berjalan dari simpul XX-003 ke setiap simpul lainnya dengan melewati sisi
yang tersedia.
Identifikasi 4 Fondasi CT
● Abstraksi: Anda perlu mengerti konsep tentang Titik Kunci, sehingga Anda dapat
mencari titik kunci untuk jaringan lainnya yang berbeda.
● Algoritma: Untuk menyelesaikan persoalan ini, Anda perlu menyusun langkah-
langkah dalam pencarian Titik Kunci (Nomor 3 & 4 pada bagian cara berpikir
hingga mendapatkan solusi).
Ini Informatika!
Praktik umum dalam Informatika adalah menggunakan graf sebagai struktur data untuk
mewakili jaringan. Pada soal ini, tugasnya adalah menemukan simpul yang memisahkan graf
menjadi paling sedikit 2 komponen terkait dalam graf terhubung, yang disebut titik artikulasi.
Contoh Lain pada kehidupan sehari-hari
Persoalan mencari Titik Kunci dapat dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari. Salah satu
contohnya: Di sebuah pulau terdapat beberapa kota. Terdapat jalan-jalan yang dapat
digunakan untuk berpindah dari satu kota ke kota lain. Namun tidak semua kota saling
terhubung langsung oleh sebuah jalan. Misalnya untuk mencapai kota A dari kota C perlu
melalui kota B dulu. Oleh karena itu, ada jalan-jalan vital di mana jika jalan tersebut rusak
maka akan ada kota yang tidak dapat dikunjungi dari kota-kota lain sehingga jalan tersebut
perlu diberi perawatan ekstra. Penentuan jalan mana yang merupakan jalan vital sama
dengan menentukan Titik Akses mana yang merupakan Titik Kunci.
Temukan contoh lainnya!
1. Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari mempelajari CT
melalui aktivitas problem solving menggunakan soal Bebras!
2. Menurut pengalaman Anda mengajar atau saat Anda menjadi siswa, apakah
soal Bebras yang digunakan untuk contoh soal memiliki kompleksitas yang
sesuai dengan jenjang yang ditargetkan dan bidang pelajaran Anda? Jika
tidak, berikan alasannya dan usulkan jenjang serta bidang apa yang sesuai
untuk soal tersebut!
SD Karangan Bunga
Soal ini diambil dari soal Bebras Memindahkan Dadu untuk jenjang SD dan
modifikasi dari soal Bebras Memindahkan Dadu untuk jenjang SMP dan SMA.
Deskripsi Soal
Jack si berang-berang menggulirkan sebuah dadu sepanjang jalan tanpa penggeseran.
Untuk memindahkan dadu dari satu petak ke petak berikutnya, Jack memutar dadu
sepanjang pinggir yang ada di perbatasan antara dua petak. Dia melakukannya n kali sampai
dadu mencapai petak berisi bulatan putih. Masing-masing jenjang (SD, SMP, SMA)
menggunakan nilai n yang berbeda. Perhatikan Gambar 3.10 berikut ini!
Gambar 3.10: Soal Memindahkan Dadu untuk Jenjang SD, SMP, SMA. Gambar diadaptasi
dari (NBO Bebras Indonesia, 2019)
Perhatikan bahwa jumlah titik-titik pada dua sisi yang berlawanan di sebuah dadu selalu 7 (1
berlawanan dengan 6; 2 berlawanan dengan 5; 3 berlawanan dengan 4). Pada mulanya, sisi
dengan 1 titik (berlawanan dengan sisi 6) ada di dasar dadu, seperti ditunjukkan pada
gambar. Setelah memutar dadu sekali ke petak kedua, sisi dengan 2 titik (berlawanan
dengan 5) akan berada di dasar dadu.
Tantangan
Sisi dadu dengan berapa titik ada di atas permukaan dadu saat dadu mencapai petak hijau di
ujung?
Nama/NIM:
Jenjang/mata pelajaran yang diampu:
Judul soal:
No Pertanyaan Jawaban
1 Tuliskan solusi untuk masing-masing soal!
Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga
mendapat solusi dari masing-masing soal! Jika
2 Anda menggunakan lebih dari satu cara berpikir,
tuliskan pada jenjang mana Anda menggunakan
cara berpikir tersebut!
Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan
3
dalam menyelesaikan persoalan ini!
Adakah contoh pada kehidupan sehari-hari yang
4 mengimplementasikan konsep yang ada pada
soal ini?
Tuliskan perbedaan kompleksitas persoalan untuk
5
masing-masing jenjang yang terdapat di soal ini!
Catatan: Dosen bisa saja meminta Anda untuk mencoba soal selain yang
diberikan di modul ini. Jika soal yang diberikan dosen berbeda untuk masing-
masing jenjang (bukan jenis soal yang sama untuk semua tingkat namun memiliki
kesulitan yang berbeda-beda), maka Anda perlu membuat satu lembar kerja untuk
masing-masing soal.
3. Ruang Kolaborasi
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)
Tujuan dari ruang kolaborasi ini adalah mahasiswa saling mengoreksi dan
memberi masukan untuk lembar kerja hasil eksplorasi dari teman sekelompok.
Dengan mendapat koreksi dan masukan dari teman sekelompok, harapannya
2. Anggota kelompok tidak harus dari jenjang ataupun mata pelajaran yang
sama.
A = Sangat
B = Baik C = Cukup D = Kurang
Baik
Jika ada keraguan saat diskusi, mahasiswa dapat berkonsultasi dengan dosen
kelas.
4. Setelah selesai mendiskusikan hasil kerja salah satu anggota, mahasiswa bisa
berpindah ke anggota kelompok lainnya hingga hasil kerja seluruh anggota
selesai didiskusikan.
Pada akhir ruang kolaborasi, dosen bisa menunjuk satu atau lebih mahasiswa
untuk mempresentasikan hasil eksplorasi dan hasil diskusi kelompoknya. Dosen
dan mahasiswa lainnya bisa memberi masukan atau koreksi jika masih ada yang
perlu diluruskan. Tujuan sesi ini adalah agar dosen bisa memberi feedback kepada
4. Demonstrasi Kontekstual
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)
Pada bagian ini, Anda akan diberi satu soal Bebras atau sejenisnya (dalam konteks
kehidupan sehari-hari dan melatih CT) oleh dosen sesuai dengan tingkatan yang akan
Anda ajar. Lengkapi lembar kerja di bawah ini untuk soal tersebut. Tujuan dari bagian ini
adalah Anda mendemonstrasikan hasil eksplorasi pemikiran yang sudah Anda lakukan
baik secara mandiri maupun berkelompok untuk soal Bebras lainnya yang sesuai dengan
jenjang yang akan Anda ajar.
No Pertanyaan Jawaban
1 Tuliskan solusi untuk soal ini!
5. Elaborasi Pemahaman
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual
2. Eksplorasi Konsep
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual
Tujuan dari eksplorasi konsep ini adalah Anda dapat menggali, menstrukturkan
dan mengkomunikasikan cara berpikir Anda saat menyelesaikan soal yang
diberikan. Soal yang akan Anda selesaikan pada bagian ini adalah soal literasi
membaca, matematika, sains, dan finansial.
Pada tahun 2021 Indonesia mulai melakukan asesmen yang sejenis dengan PISA
yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) (Puspendik, 2020). AKM merupakan
program evaluasi sistem pendidikan pada jenjang dasar dan menengah, meliputi
sekolah, madrasah, juga program pendidikan kesetaraan di Indonesia. AKM dan
PISA memiliki kesamaan yaitu keduanya mengukur literasi yang dibutuhkan untuk
menghadapi tantangan dunia nyata. Perbedaannya adalah pada framework AKM
tahun 2021, AKM hanya mengukur literasi membaca dan matematika. Perbedaan
lainnya adalah AKM dilakukan 3 kali yaitu pada kelas 5, 8, dan 11 sementara PISA
hanya dilakukan untuk siswa berusia 15 tahun.
Setelah Anda menyadari pentingnya AKM dalam mendidik siswa untuk dapat
menghadapi tantangan dunia nyata, sekarang Anda akan mempelajari lebih dalam
mengenai tes PISA dan AKM.
Pada tes PISA ada beberapa literasi yang akan diuji. Awalnya tes PISA hanya
menguji tiga literasi, yaitu literasi membaca, matematika, dan sains. Tapi sejak
tahun 2012 ada satu literasi lagi yang ditambahkan yaitu literasi finansial. Pada
bagian ini, Anda akan mempelajari mengapa keempat literasi tersebut penting,
framework dan apa yang diukur untuk masing-masing literasi.
Untuk mengerti motivasi, framework, dan asesmen tes PISA untuk setiap literasi,
pelajarilah dokumen Framework tes PISA tahun 2018 yang disediakan pada situs
https://www.oecd.org/education/pisa-2018-assessment-and-analytical-
framework-b25efab8-en.htm (OECD, 2019). Framework yang akan Anda pelajari
adalah framework tes PISA tahun 2018 karena saat modul ini ditulis tes PISA
terakhir dilaksanakan pada tahun 2018. Perlu dicatat bahwa dosen bisa saja
meminta Anda untuk menggunakan dokumen pada tahun lainnya untuk Anda
pelajari. Pada situs tersebut bacalah keempat dokumen berikut ini.
AKM bertujuan untuk mengukur kompetensi yang diperlukan pada dunia nyata.
Dua kompetensi yang diukur pada AKM adalah literasi membaca dan literasi
matematika. Literasi membaca dan matematika membantu siswa dalam
mempelajari bidang ilmu lainnya terutama dalam berpikir dan mencerna informasi
dalam bentuk tertulis dan bentuk angka (secara kuantitatif). Literasi membaca dan
matematika adalah kemampuan yang akan berdampak pada semua mata
pelajaran yang diajarkan dan dipelajari siswa. Agar tujuan tersebut tercapai, maka
soal AKM mengukur berbagai konten, konteks, dan tingkat kognitif.
Konten pada literasi membaca merujuk pada jenis teks yang digunakan. Jenis teks
yang digunakan terbagi menjadi dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi.
Konten pada literasi matematika dibedakan menjadi empat kelompok yaitu
bilangan, geometri, data dan ketidakpastian, serta aljabar.
Konteks merujuk pada aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan.
Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga yaitu personal, sosial budaya, dan
saintifik.
Tingkat kognitif merupakan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan dalam
menyelesaikan soal. Proses kognitif pada literasi membaca dibedakan menjadi
tiga level yaitu menemukan informasi, menafsirkan dan mengintegrasikan
informasi, serta mengevaluasi dan merefleksi informasi. Proses kognitif pada
literasi matematika dibedakan menjadi tiga level juga yaitu pengetahuan dan
pemahaman, penerapan, dan penalaran.
Untuk tes PISA 2022, soal-soal CT masuk secara eksplisit pada framework tes
PISA matematika. Anda dapat melihat salah contoh soal CT pada tes PISA
matematika menggunakan link https://oecdedutoday.com/computer-science-and-
pisa-2021/. Walaupun soal CT secara eksplisit ada pada framework tes PISA 2022
matematika, namun CT sebenarnya memiliki peran dalam literasi lainnya termasuk
literasi matematika pada tahun-tahun sebelumnya (Sharin & Warschauer, 2018).
Pada bagian ini, Anda akan mempelajari peran CT dalam literasi melalui beberapa
contoh dan latihan mengerjakan soal literasi. Soal yang digunakan sebagai contoh
dan latihan adalah contoh-contoh soal tes PISA. Dosen bisa saja menggunakan
soal AKM sebagai contoh dan latihan. Namun, pada modul ini digunakan contoh
dan latihan soal tes PISA agar mahasiswa dapat mempelajari soal tes PISA yang
menjadi rujukan dari AKM dan sudah dilangsungkan sejak tahun 2000 dalam
lingkup internasional.
Contoh-contoh soal yang diberikan di modul ini diambil dari buku “Take the Test”
yang diterbitkan pada tahun 2009. Soal-soal pada “Take the Test” merupakan soal
Sejak tahun 2012, tes PISA mulai dilakukan berbasis komputer. Untuk dapat
mempelajari contoh soal PISA berbasis komputer, Anda dapat mengakses lewat
situs https://oecd.org/pisa/test/. Beberapa contoh soal juga disediakan di
framework dari masing-masing literasi. Silahkan mencari contoh-contoh soal
terbaru untuk melihat bagaimana soal tes PISA sejak computer based.
2. Menjelaskan cara berpikir hingga mendapatkan solusi (cara berpikir Anda bisa
saja berbeda dari yang dituliskan pada pembahasan)
Untuk masing-masing contoh soal ada pertanyaan tantangan yang perlu Anda
jawab. Jawaban pertanyaan ini tidak dikumpulkan di LMS tetapi akan menjadi
bahan diskusi di kelas.
Catatan: Soal tes PISA ditujukan untuk siswa berusia sekitar 15 tahun (SMP).
Beberapa soal seperti pertanyaan 1 pada contoh soal literasi membaca PISA
(Lake Chad) dan pertanyaan 1 pada contoh soal literasi matematika PISA (Apples)
dapat digunakan untuk jenjang SD. Namun tidak semua konten soal PISA cocok
untuk dijadikan soal SD atau SMA. Untuk mendapat gambaran soal literasi pada
jenjang SD dan SMA silakan belajar mandiri dari buku “Framework AKM” yang
bisa diunduh di
https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/Framework_AKM_31032022.pdf
pada halaman:
Solusi
1. Sekitar 2 meter (a)
2. Ada beberapa jawaban yang diperbolehkan seperti 11.000 BC, atau di antara 10.500
dan 12.000. Jawaban yang diperbolehkan adalah jawaban yang mengindikasikan
siswa melakukan ekstrapolasi dari skala grafik.
3. Karena merujuk pada awal mula danau ini muncul lagi.
Pembahasan
Berikut ini adalah salah satu cara berpikir hingga mendapatkan solusi.
1. Untuk mendapat jawaban yang tepat dari soal ini, langkah-langkah yang dilakukan
adalah:
a. Mencari informasi pada cerita soal mengenai kedalaman danau saat ini. Di soal
disebutkan kedalaman danau saat ini hampir sama dengan saat 1.000 AD.
b. Karena kedalaman danau saat ini hampir sama dengan saat 1.000 AD, maka
berikutnya periksa kedalaman danau saat 1.000 AD.
c. Tidak ada informasi persis kedalaman danau saat 1000 AD, tapi dengan
mengeliminasi satu per satu pilihan jawaban yang tidak mungkin maka bisa
didapatkan jawaban yang paling cocok:
i. Pilihan jawaban b dan c tidak mungkin, karena pada grafik kedalaman danau
harusnya lebih kecil dari 1000.
ii. Pilihan jawaban d tidak mungkin, karena pada grafik kedalaman danau tidak
di titik 0.
iii. Pilihan jawaban a adalah yang paling mungkin. Dengan melihat ketinggian
grafik pada 1.000 AD dengan skala di sumbu y, ketinggian grafik berada di
sekitar 1/5 dari rentang 10.000 meter yaitu sekitar 2.000 meter.
iv. Pilihan jawaban e jadi salah karena informasinya sebenarnya tersedia.
2. Untuk mengetahui pada tahun berapa kira-kira grafik dimulai, ada beberapa langkah
yang perlu dilakukan:
Identifikasi 4 Fondasi CT
● Pertanyaan 1
○ Dekomposisi: Anda dapat memecah masalah ini dengan melakukan
pencarian terhadap 2 hal, yaitu grafik dan cerita soal. Informasi dari grafik
dan cerita soal kemudian digabungkan untuk mendapat kesimpulan yang
tepat.
○ Abstraksi: Anda tidak perlu mencari secara detail berapa kedalaman danau
saat 1.000 AD.
● Pertanyaan 2 dan 3
○ Dekomposisi: Sama dengan saat menjawab pertanyaan 1, Anda perlu
mencari informasi dari 2 hal yaitu grafik dan cerita soal. Anda mencari dari
masing-masing sumber kemudian menggabungkan informasi yang
didapatkan untuk mendapat kesimpulan yang tepat.
○ Abstraksi: Anda tidak perlu mencari secara persis pada tahun berapa grafik
dimulai.
Gambar 3.12: Susunan Apel dan Konifer. Gambar diadaptasi dari (OECD, 2009)
Pertanyaan
1. (Level 1) Lengkapi Tabel 3.4!
1 1 8
2 4
2. (Level 4) Banyaknya pohon apel dan pohon konifer yang ditanam dapat dihitung
dengan mengetahui berapa banyak baris apel yang diinginkan. Misal banyaknya baris
apel adalah 𝑛, maka:
Banyaknya pohon apel dapat dihitung dengan 𝑛2
Banyaknya pohon konifer dapat dihitung dengan 8𝑛
Ada satu nilai 𝑛 di mana banyaknya pohon apel dan pohon konifer sama. Berapakah
nilai 𝑛 tersebut dan jelaskan bagaimana cara Anda mendapatkan nilai tersebut.
3. (Level 4) Misal petani ingin membuat kebun yang lebih besar lagi. Jika kebun yang
dibuat semakin besar, yang manakah yang bertambah lebih cepat: banyaknya pohon
apel atau banyaknya pohon konifer? Jelaskan jawaban Anda!
1 1 8
2 4 16
3 9 24
4 16 32
5 25 40
Paling tidak ada 2 ide berbeda untuk menemukan banyaknya pohon apel dan konifer,
yaitu:
a. Cara Pertama
1. Cari informasi pada soal mengenai bangun datar yang terbentuk dari
pohon-pohon apel yang ditanam. Pada soal dikatakan pohon-pohon apel
ditanam hingga membentuk persegi.
2. Karena pohon-pohon apel ditanam hingga membentuk persegi, maka
banyaknya pohon apel akan sama dengan luas dari persegi.
3. Luas dari persegi didapatkan dari perkalian panjang sisi-sisinya.
4. Panjang sisi dinyatakan oleh banyaknya baris pohon apel yang ditanam.
5. Banyaknya pohon apel berarti 𝑛 × 𝑛
6. Untuk 𝑛 = 3 hingga 𝑛 = 5, isi tabel dengan 𝑛 × 𝑛
b. Cara Kedua
1. Hitung banyaknya pohon konifer dari gambar yang disediakan di soal
untuk 𝑛 = 2.
2. Banyaknya pohon konifer pada saat 𝑛 = 2 adalah 16.
3. Hitung lagi banyaknya pohon konifer dari gambar yang disediakan di soal
untuk 𝑛 = 3.
4. Banyaknya pohon konifer saat 𝑛 = 3 adalah 24.
5. Dari ketiga hasil yang didapat mulai terlihat bahwa banyaknya pohon
konifer membentuk barisan 8, 16, 24.
6. Dari barisan 8, 16, 24 Anda mungkin mulai mencurigai kalau banyaknya
pohon konifer saat 𝑛 adalah sebanyak 8𝑛. Bisakah Anda memberi bukti
Identifikasi 4 Fondasi CT
● Pertanyaan 1
○ Pengenalan pola: Anda mencoba menghitung banyaknya pohon konifer
dan apel secara manual kemudian mengenali banyaknya pohon konifer
dan apel masing-masingnya ternyata membuat pola.
○ Abstraksi: Saat menentukan banyaknya pohon apel, Anda bisa juga tidak
memulai dengan melihat pola tapi dengan menggunakan konsep bangun
2. (Level 5) Jeanne yang merupakan rekan Andre tidak setuju dengan kesimpulan dari
Andre. Dia membandingkan kedua grafik yang ditemukan Andre dan berkata beberapa
bagian dari grafik tersebut tidak mendukung kesimpulan Andre. Berikan contoh bagian
pada grafik yang tidak mendukung kesimpulan Andre! Jelaskan jawaban Anda!
Solusi
1. Jawaban yang mengacu ke kenaikan rata-rata temperatur bumi dan karbon dioksida
pada kedua grafik, seperti misalnya:
- Ketika emisi karbon dioksida naik, temperatur bumi juga naik
- Kedua grafik sama-sama menaik
Identifikasi 4 Fondasi CT
● Pertanyaan 1
○ Abstraksi: Anda menggunakan trend dari kedua grafik tanpa
memperhatikan detail dari kedua grafik.
○ Pengenalan pola: Anda melihat pola pergerakan dari kedua grafik dari
tahun ke tahun untuk mendapatkan trend.
● Pertanyaan 2
Dekomposisi: Perhatikan secara detail masing-masing grafik. Untuk masing-masing
grafik, cari rentang waktu yang mengalami penurunan kemudian satukan informasi
Pada soal-soal PISA, ada analisis data, pemodelan dan simulasi yang dilakukan.
Salah satu contohnya adalah pada soal Science Greenhouse, Anda menganalisis
data yang disajikan dalam bentuk grafik. Penjelasan lebih lanjut mengenai analisis
data, pemodelan dan simulasi ada pada Lampiran A.
Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari mempelajari CT melalui
aktivitas problem solving soal-soal literasi!
Nama/NIM:
Literasi Membaca
2. Menggunakan teks:
3. Merefleksikan teks:
4. Memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks:
Apa saja jenis teks yang digunakan pada tes PISA untuk literasi membaca?
Terdapat 6 level progress pada reading literacy. Tuliskan apa yang seharusnya
siswa dapat lakukan jika ada atau melewati level tersebut! Level 1b diberikan
sebagai contoh.
Pada subtopik ini, Anda akan merangkum pengalaman belajar yang sudah Anda
lakukan dari subtopik 1 hingga 2. Subtopik ini dimulai dari 06. Koneksi Antar Materi
karena 01. Mulai dari Diri hingga 05. Elaborasi Pemahaman sudah dibahas pada
subtopik 1 dan 2. Kegiatan yang Anda lakukan di subtopik ini terdiri dari 2 bagian,
yaitu:
Nama anggota 1 :
NIM anggota 1 :
Nama anggota 2 :
NIM anggota 2 :
(jika ada 3 anggota, tuliskan juga nama dan NIM anggota ketiga)
7. Aksi Nyata
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual.
3. Apakah ada perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap cara mengajar
Anda nantinya setelah mempelajari topik CT dalam problem solving?
Tabel 3.6: Perbedaan Karakteristika Soal Tantangan Bebras dan Tes PISA
Karena soal Bebras sudah dikategorikan jenjangnya, maka soal Bebras dapat
diadopsi untuk masing-masing jenjang tanpa banyak penyesuaian. Namun, saat
Contoh penyesuaian yang dapat dilakukan untuk soal tes PISA adalah sebagai
berikut. Jika guru ingin menggunakan soal tes PISA untuk siswa SD, maka guru
dapat menambahkan pertanyaan yang menguji level progress yang lebih rendah.
Sedangkan jika guru ingin menggunakan soal tes PISA untuk siswa SMA, maka
guru dapat menambahkan pertanyan yang menguji level progress yang lebih
tinggi.
Topik UTS ini bukan hanya bertujuan untuk memberikan gambaran kepada Anda
mengenai UTS yang akan diberikan, tetapi juga untuk memberikan gambaran
kepada Anda mengenai cara merancang ujian, rubrik penilaian, dan contoh-contoh
soal yang dapat Anda gunakan pada saat Anda kelak menerapkan CT untuk
mengajar siswa/i Anda.
Format kisi-kisi dan pengelompokan indikator capaian pada yang ditunjukkan oleh
Tabel 4.1 mengacu pada Panduan Penulisan Soal SMA/MA-SMK Tahun 2017,
Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
- CT dalam
CPMK-04 Pembelajaran
problem solving
berbasis Studi Kasus Mahasiswa diberikan dua buah soal
(CT dalam kasus
Tematik untuk penerapan CT problem solving (soal sejenis dengan
umum)
dengan menjalankan siklus soal Bebras, PISA, AKM, atau soal
- CT dan
lengkap problem solving lainnya yang melibatkan analisis data,
literasi
dengan 4 keterampilan dasar pemodelan dan simulasi) kemudian L1, L2, Uraian - problem
4 - CT dalam 6, 7
CT mulai memahami mahasiswa diminta untuk merancang L3 solving & reflektif
analisis data,
permasalahan, menganalisis, strategi yang mengimplementasikan CT
pemodelan dan
menemukan akar persoalan, untuk mendapatkan solusi, menuliskan
simulasi (CT
mengusulkan alternatif solusi, solusi yang diperoleh dan menjelaskan
dalam kasus
memilih solusi “terbaik” konsep CT yang diimplementasikan.
umum yang
(efektif, efisien, optimal)
didasari data)
Pada bagian ini, diberikan rubrik penilaian untuk bentuk soal uraian yang dapat
berlaku secara umum, untuk kasus yang berbeda, namun dengan tipe soal sejenis.
Rubrik tersebut mengacu ke tipe soal pada Tabel 4.1, kisi-kisi soal. Rubrik
penilaian untuk soal pilihan ganda dan isian singkat dapat ditentukan oleh dosen
(misal: menggunakan nilai minus atau tidak jika ada kesalahan).
Pada Tabel 4.2 diberikan rubrik untuk soal uraian pada Tabel 4.1, Kisi-kisi UTS
dengan nomor soal 1. Tujuan pemberian rubrik adalah untuk memberikan
gambaran bagaimana penilaian dilakukan dan menjadi contoh saat calon guru
membuat soal. Rubrik penilaian yang diberikan merupakan rubrik penilaian secara
umum sehingga dapat berubah menyesuaikan soal spesifik yang disusun oleh
dosen (tidak terbatas pada contoh kasus yang diberikan pada contoh soal).
Tipe
No pertanyaa Elemen Penilaian A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang
n
Ketepatan dalam Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
Mahasiswa dapat
menjelaskan menjelaskan 90- menjelaskan 75- menjelaskan kurang
menjelaskan 60-74%
1 Konseptual definisi efektif, 100% arti efektif, 89% arti efektif, dari 60% arti dari
arti efektif, efisien,
efisien, dan efisien, dan efisien, dan efektif, efisien, dan
dan optimal.
optimal. optimal. optimal. optimal.
Mahasiswa dapat
Perancangan Mahasiswa dapat Mahasiswa salah
Mahasiswa dapat mengimplementasika
strategi mengimplementa dalam.
mengimplementa n CT, namun hanya
implementasi CT sikan CT untuk mengidentifikasi
Problem sikan CT untuk sebatas pada
2 untuk menghasilkan persoalan sehingga
solving menghasilkan identifikasi persoalan
mendapatkan solusi yang solusi yang dihasilkan
solusi yang efektif dan menghasilkan
solusi yang efektif, efektif, efisien, tidak efektif.
dan efisien. solusi yang efektif
efisien, optimal. optimal.
saja.
Pada Tabel 4.3 diberikan rubrik untuk soal uraian pada Tabel 4.1, Kisi-kisi UTS dengan nomor soal 6 dan 7. Rubrik penilaian pada
Tabel 4.3 adalah rubrik umum yang dapat digunakan untuk menilai berbagai soal bersifat problem solving. Persoalan yang diberikan
akan ditentukan oleh dosen Anda dan rubrik pada Tabel 4.3 dapat disesuaikan sesuai kebutuhan dosen Anda dan soal yang diberikan.
Tipe
No. Elemen Penilaian A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang
pertanyaan
Ketepatan menjawab
Mahasiswa Mahasiswa
pertanyaan soal / memberikan Mahasiswa Mahasiswa
menjawab menjawab
Problem solusi (soal sejenis soal menjawab menjawab
1 dengan tepat dengan tepat
solving Bebras, AKM, PISA, atau soal dengan tepat 90- dengan tepat 75-
kurang 60-74% kurang dari 60%
yang melibatkan analisis data, 100% soal. 89% soal.
soal. soal.
pemodelan dan simulasi).
Mahasiswa dapat
Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengimplementa
Mahasiswa dapat salah dalam.
mengimplementa sikan CT, namun
mengimplementa mengidentifikasi
Ketepatan perancangan sikan CT untuk hanya sebatas
Problem sikan CT untuk persoalan
2 strategi implementasi CT menghasilkan pada identifikasi
solving menghasilkan sehingga solusi
untuk mendapatkan solusi. solusi yang persoalan dan
solusi yang efektif yang dihasilkan
efektif, efisien, menghasilkan
dan efisien. tidak efektif.
optimal. solusi yang efektif
saja.
Kemampuan menuliskan Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa
Problem proses berpikir dalam menuliskan 90- menuliskan 75- menuliskan 60- dapat
3
solving perancangan solusi 100% proses 89% proses 74% proses menuliskan
(identifikasi persoalan, strategi berpikirnya berpikirnya berpikirnya kurang dari 60
Contoh soal nomor 1, 2, 6, 7, dan 8 dapat Anda gunakan juga untuk siswa. Soal
nomor 3, 4, dan 5 adalah soal mengenai konsep CT (teori) sehingga kurang
relevan diajarkan untuk siswa didik Anda. Contoh soal nomor 6, 7, dan 8 adalah
implementasi/realisasi soal mengacu ke kisi-kisi pada Tabel 4.1 untuk CPMK 04
dan penilaiannya dilakukan dengan Rubrik pada Tabel 4.3.
Contoh Soal 1
Contoh Soal 2
Contoh Soal 3
Deskripsi Soal
Seorang guru meminta siswa mengamati nada yang dihasilkan dari beberapa kali
contoh petikan senar gitar dan menghubungkannya dengan luas penampang senar
serta, panjang senar yang dapat bergetar, tegangan senar. Dengan cara demikian,
pendekatan pembelajaran CT apakah yang sedang diterapkan?
a. Debugging dan unplugged
b. Unplugged dan creating
c. Debugging dan persevering
d. Tinkering dan debugging
e. Unplugged dan tinkering
(jawaban: E)
Rubrik Penilaian
Karena pilihan ganda, rubrik diatur oleh dosen. Elemen yang dinilai adalah ketepatan
jawaban.
Contoh Soal 4
Rubrik Penilaian
Karena pilihan ganda, rubrik diatur oleh dosen. Elemen yang dinilai adalah persentase
ketepatan jawaban.
Contoh Soal 5
Deskripsi Soal
Dalam Computational Thinking Pedagogical Framework (Kotsopoulos et al., 2017),
didefinisikan empat pengalaman belajar CT. Kegiatan manakah dari pilihan-pilihan
berikut yang melibatkan pengalaman tinkering dan unplugged?
● Mencoba melakukan praktikum fisika melalui lab virtual pada sebuah website.
● Mencoba melakukan pencampuran zat-zat kimia dan mengamati perubahan
yang terjadi setiap kali takaran sebuah zat kimia diubah.
● Membuat program permainan (game) sederhana dengan komputer.
● Menyusun rumah-rumahan dari balok-balok mainan berdasarkan instruksi
yang diberikan.
(jawaban: opsi 2)
Rubrik Penilaian
Karena pilihan ganda, rubrik diatur oleh dosen. Elemen yang dinilai: persentase
ketepatan jawaban.
Gambar 4.1: Perpindahan Warna Setelah Tombol Ditekan (NBO Bebras Indonesia,
2019)
Pertanyaan
Jika kita tekan tombolnya sekali lagi, di mana letak biru, hijau dan kuning pada Gambar
4.2? Jawab dengan mengisi biru, hijau dan kuning di nomor yang tepat.
1 2
3 Merah
Gambar 4.2: Posisi Warna Sesuai Nomor (NBO Bebras Indonesia, 2019)
Untuk soal ini:
a. Tuliskan solusi untuk persoalan ini!
b. Jelaskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapatkan solusi!
c. Jelaskan fondasi CT apa saja yang Anda gunakan dalam menyelesaikan
persoalan ini!
Rubrik Penilaian
Contoh Soal 7
Soal ini merupakan modifikasi dari salah satu contoh soal AKM
Deskripsi Soal
Diagram pada Gambar 4.3 menunjukkan nilai ujian sains dari dua grup siswa (Grup A
dan Grup B). Rata-rata nilai yang diperoleh Grup A adalah 62.0 dan rata-rata yang
diperoleh Grup B adalah 64.5. Siswa dinyatakan lulus ujian jika mendapatkan nilai 50
atau lebih.
Gambar 4.3: Nilai Ujian Sains untuk Grup A dan B (OECD, 2009)
Dengan mengacu kepada diagram pada Gambar 4.3, guru yang mengajar Grup A dan B
menyatakan bahwa Grup B mendapatkan hasil yang lebih baik daripada Grup A pada
ujian ini. Siswa-siswa di Grup A tidak setuju dengan pernyataan guru tersebut. Siswa/i di
Grup A meyakinkan guru mereka bahwa Grup B tidak lebih baik dari mereka.
Berikan argumen berdasarkan grafik yang tersedia yang dapat mendukung pernyataan
Grup A!
Untuk soal ini:
a. Tuliskan solusi untuk persoalan ini!
b. Jelaskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapatkan solusi!
Penutup/Simpulan
Pada modul ini, tiga komponen penting yang perlu dirancang saat
mempersiapkan ujian adalah kisi-kisi soal ujian, rubrik penilaian, dan contoh-
contoh soal. Dengan adanya contoh rancangan UTS ini, harapannya Anda
dapat merancang ujian dengan mengimplementasikan CT untuk siswa/i
yang akan Anda ajar nanti. Saat mempersiapkan soal latihan atau ujian,
Anda diperkenankan menggunakan soal yang telah dibuat oleh pihak lain
dengan mencantumkan referensinya seperti pada Contoh Soal 6, 7, dan 8.
Jika Anda menilai soal tersebut kurang sesuai, Anda bisa memodifikasi soal
tersebut sesuai keperluan pada bidang ilmu dan jenjang yang Anda ajar.
Pada pertemuan ke-9, 10, dan 11, mahasiswa mempelajari integrasi CT pada
Proyek STEM, lalu memilih sebuah proyek STEM yang belum mengintegrasikan
CT untuk dirancang ulang sehingga dihasilkan proyek STEM dengan integrasi CT
di dalamnya. Proyek STEM dipilih pada topik ini karena dapat menjadi contoh
proyek yang melibatkan lebih dari satu mata pelajaran. Pada saat ini, STEM sudah
berkembang menjadi STEAM. Proyek STEAM pun dapat melibatkan berbagai
kakas, termasuk kakas digital. Dengan mempelajari topik ini, calon guru dapat
menggunakan konsep yang serupa untuk mengembangkan proyek kreatif STEM
atau STEAM.
Dosen akan berperan dalam menuntun mahasiswa merancang ulang proyek yang
dikerjakan oleh mahasiswa.
1. Eksplorasi Konsep
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual
Pada topik ini, Anda secara individual akan mempelajari topik Proyek dan CT
dengan pendekatan flipped learning. Anda akan diminta untuk memilih sebuah
proyek STEM. Jika Anda pernah melakukan sebuah proyek STEM, Anda
boleh memilih proyek tersebut. Apabila tidak, maka Anda dapat memilih
sebuah proyek STEM melalui internet, buku, atau media lainnya. Proyek
tersebut akan dipelajari, dibedah, serta dirancang kembali dengan
menggunakan pendekatan CT. Karena itu, proyek STEM yang Anda pilih
harus proyek STEM yang memang belum menggunakan pendekatan CT.
Ada keterkaitan yang erat pada bidang STEM dan CT, terutama pada bagian
pemodelan, penalaran, dan problem solving. Karena itu, integrasi antara
STEM dan CT dapat membantu proses pembelajaran STEM. Salah satu
pendekatan dalam pembelajaran STEM adalah dengan project-based
learning. Pada makalah “Infusing Computational Thinking in an Integrated
STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021),
disebutkan bahwa sebuah proyek STEM akan memiliki beberapa unsur, yaitu:
● Outline: berisi gambaran besar aktivitas, dan kapan aktivitas tersebut akan
dilaksanakan.
● Produk akhir: berisi produk apa yang akan dihasilkan dari proyek STEM yang
dilakukan.
● Asesmen: berisi penilaian yang akan dilakukan terhadap proyek STEM yang
dilakukan oleh siswa.
Produk akhir Sebuah rancangan atau model jembatan yang tahan gempa.
Tabel 5.2: Komponen CT dalam Integrasinya dengan Proyek STEM (Baek et al., 2021)
Menyusun langkah-langkah
Langkah-langkah penyelesaian
Algoritma dalam pembuatan model
persoalan.
jembatan tahan gempa.
menyelesaikan persoalan.
Mengelompokkan balok-balok
Pembagian persoalan ke dalam permainan yang digunakan
beberapa sub-persoalan yang untuk membuat rancangan
Dekomposisi lebih kecil. Tujuannya adalah agar atau model jembatan tahan
persoalan lebih mudah untuk gempa. Misalnya ada balok-
diselesaikan. balok yang dapat menjadi tiang
jembatan.
Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari makalah “Infusing
Computational Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions
and Lessons Learned” (Baek et al., 2021)! Tuliskan juga intisari dari hal-hal
yang sudah Anda pelajari dari makalah tersebut!
Nama
NIM
Sumber
Oleh karena itu, penting bagi guru untuk dapat mengintegrasikan CT pada
pembelajaran STEM. Salah satu pendekatan pembelajaran pada STEM adalah
pembelajaran berbasis proyek. Pada modul ini, Anda akan mempelajari
bagaimana CT dapat diintegrasikan pada proyek STEM.
Hasil diskusi dicatat dalam bentuk log activity yang akan dinilai. Hasil diskusi
kelompok dapat berbentuk hard copy, misalnya lembar kertas flipchart atau dalam
bentuk kolaborasi digital misalnya jamboard atau format file lainnya.
Pada bagian ini, tuliskan deskripsi tentang proyek STEM yang dipilih, yang
sebelumnya belum mengintegrasikan CT.
Nomor Kelompok
1. ______________
3. ______________
Sumber
Nomor Kelompok
Nama Proyek
Outline Proyek
Tujuan Pembelajaran
Driving Question
Produk Akhir
Hands-on Activities
Asesmen
Abstraksi:
Algoritma:
Komunikasi:
Conditional Logic:
Dekomposisi:
Pengenalan Pola:
4. Demonstrasi Kontekstual
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)
5. Elaborasi Pemahaman
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual
Dosen dan kelompok lain akan memberi masukan untuk rancangan integrasi CT
yang dibuat. Mahasiswa memperbaiki lagi rancangan integrasi CT ke Proyek
Nomor Kelompok
1._________________________
Anggota Kelompok 2 .________________________
3._________________________
Nama Proyek
Nama Mahasiswa
NIM
7. Aksi Nyata
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual.
1. Pendahuluan
Modul ini dimulai dengan kerja kelompok sehingga diperlukan bagian
“Pendahuluan” ini. Pada modul ini, mahasiswa diajak untuk merefleksikan praktik
pembelajaran yang sudah pernah dilakukan, apakah sudah mengintegrasikan CT
atau belum. Tujuan dari modul ini adalah mengintegrasikan CT pada mata
pelajaran yang akan diampu oleh masing-masing calon guru. Untuk dapat
mengintegrasikan CT pada mata pelajaran yang akan diampu, ada beberapa
variabel yang perlu diperhatikan, yaitu:
(1) Fase/usia siswa. Hal ini berkaitan dengan pembagian fase A-F yang ada
pada Kurikulum Merdeka.
(4) Bidang ilmu calon guru, karena setiap bidang ilmu punya jalan pikir yang
khas.
Namun, terdapat potensi kendala, yaitu keberagaman peserta mata kuliah CT ini
baik dari segi mata pelajaran maupun jenjang pendidikan yang diampu. Terdapat
peluang bahwa tidak seluruh mata pelajaran pada masing-masing jenjang dapat
tercakup pada Topik Integrasi CT dalam Mata Pelajaran ini. Hal ini tidak menjadi
masalah karena yang ingin dilatih melalui aktivitas-aktivitas pada topik ini adalah
pola pikir untuk melakukan integrasi tersebut. Walau tidak tergarap, diharapkan
seluruh peserta mata kuliah ini kelak dapat mengimplementasikannya pada saat
mempersiapkan materi ajar masing-masing.
- Sebaran populasi peserta kelas, yaitu bidang ilmu dan tingkatan yang
diajarkan.
a. Alternatif 1
- Untuk guru SD: sedapat mungkin anggota kelompok berasal dari kategori
yang sama, yaitu SD kecil (kelas 1-3) dan SD kelas besar (kelas 4-6).
Tujuan dari guru berkelompok berdasarkan bidang mata pelajaran adalah agar
dalam satu kelompok tersebut, terdapat kesetaraan pola ajar dan pola pikir.
Pada modul ini Anda akan berlatih untuk mengintegrasikan CT pada mata
pelajaran yang akan Anda ampu. Sebelum pertemuan kuliah minggu ke-13,
kerjakan tugas berikut ini:
- Tugas dalam kelompok kecil: Carilah sebuah materi ajar yang pernah Anda
susun pada saat Anda kuliah atau materi ajar yang pernah Anda gunakan saat
kuliah lapangan. Materi tersebut boleh dalam bentuk RPP untuk topik tertentu.
Anda dan teman kelompok Anda cukup menyiapkan 1 materi ajar. Silakan
menyepakati bidang ilmu dan jenjang yang akan kalian pakai.
2. Eksplorasi Konsep
Kegiatan Kelompok dalam Kelompok Kecil yang Sama dari
Alur Mulai dari Diri
Konsep CT Ilmu Komputer Matematika Sains Studi Sosial Bahasa dan Seni
Menghitung jumlah
Menuliskan program untuk
kemunculan elemen Mengidentifikasi tren yang Mengidentifikasi pola
melakukan perhitungan Analisis data
Analisis data tertentu dari lempar koin ada dalam data dengan untuk tipe kalimat yang
statistik dari sekumpulan eksperimen
atau lempar dadu dan perhitungan statistik berbeda
data
menganalisis hasilnya
menggunakan prosedur
Menggunakan variabel Membangun
untuk merangkum Merangkum fakta-fakta. Menggunakan
dalam aljabar, identifikasi model untuk
Abstraksi serangkaian perintah yang Menarik kesimpulan dari perumpamaan dan
fakta-fakta esensial dari entitas fisik
sering diulang untuk fakta-fakta metafora
soal cerita tertentu
menjalankan suatu fungsi
sebuah
model
Melakukan debugging,
Melakukan Validasi dan
Pengujian dan membuat unit testing,
penebakan/prediksi dan membersihk - -
verifikasi melakukan verifikasi
pemeriksaan an data
program secara formal
Mempelajari algoritma-
algoritma klasik, Melakukan
Algoritma dan Melakukan pembagian
mengimplementasikan prosedur - Menuliskan instruksi
prosedur bersusun
algoritma untuk sebuah eksperimen
persoalan
Menjalankan
eksperimen
secara
Threading,
Memecahkan sistem linier; serentak
pipelining, pembagian data
Paralelisasi melakukan dengan - -
atau tugas agar dapat
perkalian matriks parameter
diproses secara paralel
yang
berbeda-
beda
Simulasi
grafik fungsi dalam bidang Memainkan Age of Melakukan peragaan
Animasi algoritma, pergerakan
Simulasi Cartesian dan modifikasi Empires; Oregon ulang dari sebuah
penukaran isi variabel dalam sistem
nilai-nilai dari variabel Trail cerita
matahari
Tabel 6.1 memberikan gambaran umum mengenai contoh implementasi CT pada beberapa bidang pelajaran. Guru dapat memikirkan
hal yang lebih spesifik sesuai keperluan kasus yang dibahas bersama siswa. Pada Tabel 6.1 terdapat beberapa sel yang kosong (-).
Sel kosong tersebut tidak berarti bahwa konsep CT tersebut sama sekali tidak dapat diimplementasikan pada mata pelajaran
bersangkutan. Tantangan: dapatkah Anda menemukan contoh implementasi konsep-konsep CT yang masih kosong pada Tab
3. Tujuan Pembelajaran
4. Kegiatan Pembelajaran
Pada bagian ini diberikan dua skenario kegiatan, yaitu kegiatan pembelajaran
yang belum ditambahkan integrasi CT dan skenario kegiatan pembelajaran yang
sudah ditambahkan integrasi CT. Pada masing-masing bagian, diberikan
penjelasan mengenai unsur CT yang terdapat dalam cara penyampaian materi
ajar tersebut.
Deskripsi Aktivitas
Pada materi ajar ini, siswa diberikan satu contoh surat pribadi dan diminta
untuk memahami isi surat tersebut, dan diuji melalui pertanyaan-pertanyaan
singkat seputar isi surat, misalnya siapa nama pengirim surat, pesan yang
terdapat pada paragraf tertentu pada surat tersebut.
Selain itu, siswa diberikan satu contoh surat resmi, yaitu surat undangan rapat
OSIS. Peserta didik diminta menjawab beberapa pertanyaan terkait isi surat,
misalnya kapan rapat akan diselenggarakan, siapa saja yang diundang untuk
menghadiri rapat tersebut. Pada kegiatan membandingkan isi surat, siswa
diminta untuk mengisi tabel pada Tabel 6.2.
Kop surat
Nomor surat
Tanggal surat
Alamat surat
Lampiran
Perihal
Salam pembuka
Isi surat
Tanda tangan
penanggung jawab
Selain itu, pada buku siswa terdapat tabel yang berisi informasi unsur-unsur
pembeda antara surat pribadi dan surat resmi. Tabel tersebut diberikan pada Tabel
6.3.
Tabel 6.3: Unsur-Unsur Surat Pribadi dan Surat Resmi (Subarna et al., 2021)
Internal atau
1 Pengirim Individu
lembaga
Pemberitahuan,
penjelasan,
Menanyakan kabar, keperluan
permintaan,
5 Isi pribadi, dan tujuan komunikasi
pernyataan,
pribadi lainnya
pendapat, dan lain-
lain
Pada Materi Ajar Surat Pribadi dan Surat Resmi tersebut, terdapat unsur CT
dekomposisi. Peserta didik diharapkan dapat memahami bahwa surat, baik surat
pribadi maupun surat resmi dapat terdiri dari beberapa bagian.
Deskripsi Aktivitas
Tabel 6.5: Kemungkinan Jawaban Siswa Terkait Ciri-ciri Surat Resmi dan Surat Pribadi
4. Guru meminta siswa untuk membuat contoh surat resmi dan surat pribadi.
5. Guru melakukan asesmen terhadap contoh surat yang dibuat oleh siswa.
Eksplorasi Unsur CT
Pada modifikasi materi ajar surat resmi dan surat pribadi ini, siswa berlatih
keterampilan dasar CT pengenalan pola dan abstraksi. Pengenalan pola terjadi
ketika siswa mencoba mengenali pola yang terdapat pada sekumpulan surat
pribadi dan surat resmi. Jika hanya diberikan masing-masing satu contoh surat,
pengenalan pola ini tidak dapat dilakukan. Keterampilan abstraksi juga dilatih
ketika siswa diminta membuat contoh surat pribadi dan surat resmi. Karena
struktur surat tidak langsung diberikan oleh guru, maka siswa berlatih mengenali
format dasar dari masing-masing jenis surat.
5. Asesmen
Asesmen mengenai surat tetap bisa dilakukan dengan asesmen yang semula
telah dirancang. Jika ingin ditambahkan asesmen untuk CT, guru dapat
memberikan penilaian terkait pengenalan pola, misalnya dengan menghitung
persentase ciri-ciri surat resmi dan surat pribadi yang berhasil ditemukan siswa.
Guru dapat menilai abstraksi siswa dari contoh surat yang dibuat oleh siswa,
yaitu kemampuan siswa mengenali format surat resmi dan pribadi. Contoh
asesmen fondasi CT pada materi ini diberikan pada Tabel 6.6.
Komponen 4 3 2 1
Siswa dapat
Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat mengenali
mengenali mengenali 51- mengenali 26- kurang dari
lebih dari 75% 75% 50% dari atau
Pengenalan pola elemen- elemen- elemen- sama dengan
elemen surat elemen surat elemen surat 25% elemen-
pribadi dan pribadi dan pribadi dan elemen surat
surat resmi. surat resmi. surat resmi. pribadi dan
surat resmi.
Siswa dapat
Siswa dapat mengenali
Siswa dapat Siswa dapat
mengenali kurang dari
mengenali 51- mengenali 26-
lebih dari 75% dari atau
75% struktur 50% struktur
struktur surat sama dengan
surat resmi surat resmi
resmi dan 25% struktur
dan surat dan surat
surat pribadi, surat resmi
pribadi, serta pribadi, serta
Abstraksi serta dan surat
menuangkann menuangkann
menuangkann pribadi, serta
ya dalam ya dalam
ya dalam menuangkan
bentuk tulisan bentuk tulisan
bentuk tulisan nya dalam
surat resmi surat resmi
surat resmi bentuk
atau surat atau surat
atau surat tulisan surat
pribadi. pribadi.
pribadi. resmi atau
surat pribadi.
Deskripsi Aktivitas
Untuk dapat meningkatkan kemampuan CT siswa dengan materi ajar
Sejarah Pancasila, siswa dapat diminta untuk membuat infografis
terkait sejarah Pancasila, contoh dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Berikut ini adalah aktivitas yang dapat dilakukan.
Eksplorasi Unsur CT
Informasi dalam bentuk teks pada infografis cenderung singkat. Dengan
demikian, siswa berlatih untuk mengabstraksi, yaitu mengambil bagian-bagian
penting dari sejarah Pancasila agar dapat dicantumkan pada infografis. Selain
itu, siswa berlatih untuk membagi riwayat tercetusnya Pancasila hingga
menjadi dasar ideologi bangsa Indonesia menjadi beberapa bagian penting.
Hal tersebut melatih dekomposisi siswa.
2. Asesmen
Guru dapat menilai hasil karya siswa dari segi kelengkapan informasi pada
infografis (abstraksi) dan struktur infografis yang dibuat oleh siswa
(dekomposisi). Contoh asesmen dapat dilihat pada Tabel 6.7.
Komponen 4 3 2 1
Siswa dapat
Siswa dapat Siswa dapat
mengenali Siswa dapat
mengenali mengenali
lebih dari mengenali kurang
51-75% 26-50%
75% fase- dari dari atau sama
fase-fase fase-fase
fase penting dengan 25% fase-
Dekomposisi penting yang penting yang
yang terjadi fase penting yang
terjadi dalam terjadi dalam
dalam terjadi dalam
perjalanan perjalanan
perjalanan perjalanan sejarah
sejarah sejarah
sejarah pancasila.
pancasila. pancasila.
pancasila.
C. Asesmen CT
Banyak pihak yang bertanya mengenai bagaimana cara melakukan asesmen
terhadap CT, “Bagaimana saya mengetahui apakah siswa saya sudah menjadi
seorang computational thinker atau belum?” CT tidak terbatas pada keterampilan
kognitif, melainkan melibatkan perilaku (behaviour), sikap, dan kesiagaan
mengaplikasikan CT pada saat menghadapi persoalan. Dengan demikian, CT
dinilai melalui pengaplikasian atau pengejawantahannya pada bidang tertentu,
dalam hal ini bisa saja dalam mata pelajaran tertentu.
Analoginya, kita tidak dapat menilai apakah seseorang bisa memasak rawon jika
ia hanya memiliki resep rawon, namun tidak pernah praktik memasak rawon.
Demikian juga dengan CT, kita tidak dapat menilai apakah seseorang sudah
menjadi seorang computational thinker hanya melalui keterampilan kognitif,
misalnya mengenai definisi empat fondasi CT.
Algoritma
Dekomposisi
Pengenalan pola
Abstraksi
Anda boleh menambahkan keterampilan lain yang terdapat pada materi ajar tersebut
(contoh: mengacu ke Tabel 6.1 atau sesuai kepentingan persoalan Anda).
3. Ruang Kolaborasi
Kegiatan Kelompok dalam Kelompok Kecil yang Sama dari bagian
alur Mulai dari Diri (Dikumpulkan dan Dinilai)
Keterangan untuk calon guru SD: jika Anda mengusung tema tertentu (tematik),
Anda dapat memodifikasi satu atau lebih materi ajar dari mata pelajaran yang
mendukung tema yang sedang diusung.
NIM/nama anggota 1:
NIM/nama anggota 2:
Materi ajar:
Tujuan pembelajaran:
Tuliskan perbedaan yang terdapat pada materi ajar yang belum diintegrasikan
dengan CT dan materi ajar yang telah diintegrasikan dengan CT!
Jika menurut Anda materi ajar yang Anda pilih sudah mengintegrasikan CT
dengan baik, Anda dapat mencari materi ajar lain yang dapat Anda modifikasi agar
materi ajar tersebut mengandung keterampilan dasar CT.
3.2. Tantangan
Anda dapat menambahkan materi ajar lain yang akan Anda tambahkan
integrasi CT di dalamnya.
2. Pada sesi ini, presentasikan hasil diskusi kelompok kecil Anda di dalam
kelompok besar. Anggota kelompok besar yang sedang mendengarkan
presentasi dari rekan kelompoknya mengisi lembar kerja berikut (masing-
masing kelompok mengisi satu buah lembar evaluasi, lembar evaluasi
dapat diduplikasi sesuai kebutuhan):
Mata pelajaran:
Materi ajar:
Jika masih ada pertanyaan seputar integrasi CT untuk mata pelajaran, tuliskan
pertanyaan-pertanyaan tersebut! Setelah itu, diskusikanlah pertanyaan-
pertanyaan tersebut dengan dosen, maupun rekan mahasiswa lainnya!
Pada Lembar Kerja Mahasiswa (2.5) Anda telah menelaah unsur CT yang sejak
semula ada pada materi ajar Anda. Pada aktivitas sesi Ruang Kolaborasi, Anda
berlatih mengintegrasikan CT pada materi ajar yang Anda pilih. Anda pun telah
mendapatkan feedback dari sesama mahasiswa dan dosen pada aktivitas
Demonstrasi Kontekstual dan Elaborasi Pemahaman.
NIM/nama anggota 1:
NIM/nama anggota 2:
Durasi : 2 Pertemuan
Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan
ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas.
Penjelasan Aktivitas
Topik Restrukturisasi Portofolio ini tidak disusun dengan alur MERDEKA. Topik ini
bertujuan untuk memberi panduan umum terkait kegiatan mahasiswa dalam
melakukan restrukturisasi komponen-komponen portofolio yang sudah ditabung
sejak pertemuan pertama kuliah. Anda dapat membaca ulang penjelasan awal
mengenai portofolio pada alur “Aksi Nyata” dari Topik 1: Pendalaman Pemahaman
Computational Thinking. Topik ini terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan pertama
adalah pertemuan untuk memberikan penjelasan mengenai restrukturisasi
portofolio. Pertemuan kedua adalah pertemuan untuk sesi pameran portofolio dan
penilaian.
Secara umum, portofolio diartikan sebagai kumpulan hasil kerja (Tim Pusat
Penilaian Pendidikan, 2019). Pada mulanya, istilah portofolio dipergunakan oleh
para fotografer dan seniman untuk menunjukkan hasil kerja dalam suatu periode
waktu tertentu, untuk menunjukkan prospektif pekerjaan kepada pelanggan.
Untuk mata kuliah ini, portofolio yang dihasilkan adalah kumpulan hasil belajar
selama satu semester untuk menggambarkan learning progression Anda. Artefak
pembelajaran yang sudah Anda hasilkan dikumpulkan dan direstrukturisasi
menjadi sebuah portofolio. Secara harfiah, restrukturisasi berarti penyusunan
kembali objek-objek dengan tujuan untuk mendapatkan struktur yang lebih baik.
Dalam mata kuliah ini, objek-objek yang akan disusun adalah kumpulan komponen
portofolio yang telah Anda buat semenjak pertemuan pertama kuliah sampai
dengan pertemuan pertama perkuliahan.
Karena waktu yang singkat, Portofolio yang Anda hasilkan terdiri dari minimal 2
bagian:
1. Infografis: sebagai abstraksi dari seluruh isi laporan Anda. Anda dapat
menyajikan dalam bentuk poster berukuran A3 (bisa menggunakan kertas
dan ditulis tangan atau digital)
a. Pengumpulan artefak-artefak
Bagian ini adalah tahap persiapan dari restrukturisasi portofolio. Bacalah kembali
seluruh materi kuliah yang diberikan, dan telaah kembali bagian mana saja yang
diminta dijadikan bagian dari portofolio. Buatlah checklist terhadap kelengkapan
artefak-artefak portofolio! Pada bagian ini, diberikan contoh format checklist untuk
topik Pendalaman Pemahaman CT diberikan pada Tabel 7.1. Anda dapat
meneruskan untuk topik-topik lainnya.
Tabel 7.1: Conton Format Checklist Kelengkapan Bahan Portofolio untuk Topik
Pendalaman Pemahaman CT
Pendalaman
1 Feedback yang diberikan
pemahaman CT
kelompok lain pada saat
Demonstrasi Kontekstual
CT dalam
2 (silakan dilengkapi)
Kurikulum
CT dalam
3 (silakan dilengkapi)
problem solving
Integrasi CT
5 dalam mata (silakan dilengkapi)
pelajaran
Hasil restruktursisasi dapat Anda sajikan dalam bentuk laporan akhir dan
infografis. Format laporan akhir seharusnya telah disepakati pada pertemuan
pertama kuliah. Sajikan infografis dalam bentuk poster, baik yang dibuat secara
digital (untuk dicetak) atau infografis yang dibuat secara manual, misalnya Anda
membuatnya dengan tulisan tangan, gambar-gambar manual.
Komponen yang dinilai dari portofolio Anda adalah laporan akhir dan infografis
yang Anda buat. Elemen penting penilaian laporan portofolio Anda adalah konten
(kelengkapan dan ketepatan) dan format (sistematis dan kreativitas). Sedangkan
untuk infografis, elemen yang dinilai adalah fungsi, keterbacaan, dan keindahan.
Rincian penilaian untuk masing-masing elemen diberikan pada Tabel 7.2 dan
Tabel 7.3. Gunakan rubrik penilaian untuk membantu Anda mengevaluasi
portofolio yang Anda hasilkan. Rubrik penilaian pada Tabel 7.2 akan digunakan
oleh dosen Anda untuk menilai laporan akhir yang Anda buat
Portofolio
lengkap Portofolio Portofolio
Portofolio hanya
dari Minggu hanya hanya
Kelengkapan terisi kurang
ke-1 s.d. terisi kurang terisi kurang
dari 60-75%.
Minggu ke-16, dari 75-95%. dari 60%.
95-100%.
Isi portofolio
Isi jurnal Isi portofolio kurang
Isi portofolio
portofolio sangat cukup sesuai sesuai
sesuai dengan
sesuai dengan dengan dengan
Konten kegiatan yang
kegiatan yang kegiatan yang kegiatan
portofolio dirancang dan
dirancang dan dirancang dan yang
harapan
harapan harapan dirancang
capaiannya.
capaiannya. capaiannya. dan harapan
capaiannya.
Alur sistematis
Alur sistematis Alur sistematis
dan
sehingga sangat namun kurang
Format menggambark Alur tidak
menggambarkan menggambarkan
portofolio an sistematis.
perkembangan perkembangan
perkembangan
mahasiswa. mahasiswa.
mahasiswa.
A=
C= D=
Elemen Penilaian Sangat B = Baik
Cukup Kurang
Baik
Usefulness
Kriteria:
2 <=1
1. Mudah dipahami 4 Kriteria 3 Kriteria
Kriteria kriteria
2. Tujuan jelas terpenuhi terpenuhi
terpenuhi terpenuhi
3. Data dapat dipercaya
4. Informatif
Keterbacaan
Kriteria:
1. Konten-konten termasuk teks
dan gambar mudah dibaca
3 Kriteria 2 Kriteria 1 kriteria 0 kriteria
2. Grafik dan diagram diberi label
terpenuhi terpenuhi terpenuhi terpenuhi
dengan baik
3. Penggunaan huruf, ukuran huruf
dan warna membuat infografis lebih
mudah dibaca
c. Post-restrukturisasi portofolio
1. Ayub, M., Natali, V., Wijanto, M. C., Wisnubhadra, I., Natalia, N., Hakim, H.,
Wahyono, W., Mulyati, S., Sutardi, S., Pratiwi, H., Saputra, B., Kartawidjaja,
K., & Putro, H. P. (2021). Buku Panduan Informatika Kelas VIII (1st ed.). Pusat
Kurikulum dan Perbukuan. https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-
panduan-guru-informatika-untuk-smp-kelas-viii.
11. CODE. (n.d.). Computational Thinking. Retrieved March 15, 2022, from
https://studio.code.org/unplugged/unplug2.pdf
12. Cummins, K. (2020, December 6). Five reasons why computational thinking is
an essential tool for teachers and students. Innovative Teaching Ideas.
Retrieved March 15, 2022, from
https://www.innovativeteachingideas.com/blog/five-reasons-why-
computational-thinking-is-an-essential-tool-for-teachers-and-students
14. Dewayani, S., Subarna, R., & Setyowati, C. E. (2021). Buku Panduan Guru
Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VII. Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-panduan-guru-bahasa-indonesia-
lihat-sekitar-untuk-smp-kelas-vii
15. Fagerlund, J., Häkkinen, P., Vesisenaho, M., & Viiri, J. (2021). Computational
thinking in programming with Scratch inprimary schools: A systematic review.
16. Fesakis, G., Gouli, E., & Mavroudi, E. (2013). Problem solving by 5–6 years
old kindergarten children in a computer programming environment: A case
study. Computers & Education, 63, 87-97.
https://www.researchgate.net/publication/257171388_Problem_solving_by_5
-
6_years_old_kindergarten_children_in_a_computer_programming_environm
ent_A_case_study
17. Free Computational Thinking Posters. (2018). Retrieved April 18, 2022, from
https://robbotresources.com/posters
19. Get Started in Scratch. (n.d.). Scratch. Retrieved June 4, 2022, from
https://scratch.mit.edu/projects/editor/?tutorial=getStarted
22. Kotsopoulos, D., Floyd, L., Khan, S., Namukas, I. K., Somanath, S., Weber,
J., & Yiu, C. (2017). A Pedagogical Framework for Computational Thinking.
Digital Experiences in Mathematics Education, 3(1), 1-18.
23. Li, Y., Schoenfeld, A. H., diSessa, A. A., Graesser, A. C., Benson, L. C.,
English, L. D., & Duschl, R. A. (2020). Computational Thinking Is More about
Thinking than Computing. Journal for STEM Educ Res, 3, 1-18.
https://doi.org/10.1007/s41979-020-00030-2
26. Liem, I., & Natali, V. (2021, December 23). CT dan Programming, Bukan
Hanya Koding (Bagian 3, Habis) - Pendidikan. Indonesiana. Retrieved June 3,
2022, from https://www.indonesiana.id/read/152133/ct-dan-programming-
bukan-hanya-koding-bagian-3-habis
27. Moreno-León, J., Robles, G., & Román-González, M. (2015). Dr. Scratch:
Automatic Analysis of Scratch Projects to Assess and Foster Computational
Thinking. RED-Revista de Educación a Distancia, 46.
https://www.researchgate.net/publication/281714025_Dr_Scratch_Automatic
_Analysis_of_Scratch_Projects_to_Assess_and_Foster_Computational_Thin
king
28. Natali, V., Ayub, M., Wijanto, M. C., Wisnubhadra, I., Natalia, Hakim, H.,
Wahyono, Mulyati, S., Sutardi, Pratiwi, H., Saputra, B., Kartawidjaja, K., &
Putro, H. P. (2021). Informatika Kelas VIII. Pusat Perbukuan Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi.
29. NBO Bebras Indonesia. (2017). Bebras Indonesia Challenge 2016 - Kelompok
Penegak. NBO Bebras Indonesia. http://bebras.or.id/v3/wp-
content/uploads/2019/10/Bebras-Challenge-2016_Penegak.pdf
31. NBO Bebras Indonesia. (2017). Bebras Indonesia Challenge 2016 - Kelompok
Siaga. NBO Bebras Indonesia. http://bebras.or.id/v3/wp-
content/uploads/2019/10/Bebras-Challenge-2016_Siaga.pdf
32. NBO Bebras Indonesia. (2018). Tantangan Bebras Indonesia 2017 Bahan
Belajar Computaional Thinking Tingkat SD. NBO Bebras Indonesia.
http://bebras.or.id/v3/wp-content/uploads/2018/07/BukuBebras2017_SD.pdf
33. NBO Bebras Indonesia. (2018). Tantangan Bebras Indonesia 2017 Bahan
Belajar Computational Thinking Tingkat SMA. NBO Bebras Indonesia.
http://bebras.or.id/v3/wp-
content/uploads/2018/07/BukuBebras2017_SMA.pdf
34. NBO Bebras Indonesia. (2018). Tantangan Bebras Indonesia 2017 Bahan
Belajar Computational Thinking TIngkat SMP. NBO Bebras Indonesia.
http://bebras.or.id/v3/wp-
content/uploads/2018/07/BukuBebras2017_SMP.pdf
35. NBO Bebras Indonesia. (2019). Tantangan Bebras Indonesia Bahan Belajar
Computational Thinking Tingkat SD. NBO Bebras Indonesia.
http://bebras.or.id/v3/wp-
content/uploads/2019/09/BukuBebras2018%20SD%20v.5%20rev-1.pdf
36. NBO Bebras Indonesia. (2019). Tantangan Bebras Indonesia 2018 Bahan
Belajar Computational Thinking Tingkat SMA. NBO Bebras Indonesia.
http://bebras.or.id/v3/wp-
content/uploads/2019/09/BukuBebras2018%20SMA%20v.5.pdf
37. NBO Bebras Indonesia. (2019). Tantangan Bebras Indonesia 2018 Bahan
Belajar Computational Thinking Tingkat SMP. NBO Bebras Indonesia.
http://bebras.or.id/v3/wp-
content/uploads/2019/09/BukuBebras2018%20SMP%20v.5.pdf
38. OECD. (2009). Take the Test sample Questions from OECD’s PISA
Assessments. OECD.
39. OECD. (2019, April 26). PISA 2018 Assessment and Analytical Framework |
en. OECD. Retrieved March 16, 2022, from
https://www.oecd.org/education/pisa-2018-assessment-and-analytical-
framework-b25efab8-en.htm
40. OECD. (2020). Publications - PISA. OECD. Retrieved March 16, 2022, from
https://www.oecd.org/pisa/publications/pisa-2021-assessment-and-
analytical-framework.htm
41. Project Zero. (2019, June 21). Thinking Dispositions. YouTube. Retrieved
March 15, 2022, from https://www.youtube.com/watch?v=GalkLjxlBaY
44. Sharin, J. R., & Warschauer, M. (2018). Computational Thinking and Literacy.
Journal of Computer Science Integration, 1(1). DOI:
http://10.26716/jcsi.2018.01.1.1
46. Subarna, R., Dewayani, S., & Setyowati, C. E. (2021). Bahasa Indonesia untuk
SMP Kelas VII. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi. https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/bahasa-
indonesia-lihat-sekitar-untuk-smp-kelas-vii
48. Uchrowi, Z., & Ruslinawati. (2021). Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan Untuk SMP Kelas VII. Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-panduan-guru-pendidikan-
pancasila-dan-kewarganegaraan-untuk-smp-kelas-vii
51. Weintrop, D., Beheshti, E., Horn, M., Orton, K., Jona, K., Trouille, L., &
Wilensky, U. (2016). Defining Computational Thinking for Mathematics and
Science Classrooms. Journal of Science Education and Technology, 25.
10.1007/s10956-015-9581-5
52. Wijanto, M. C., Wisnubhadra, I., Natali, V., Wahyono, W., Mulyati, S.,
Wardhani, A., Sutardi, S., Pratiwi, H., Saputra, B., Astiani, K., & Sumiati, S.
(2021). Informatika untuk SMP Kelas VII (1st ed.). Pusat Kurikulum dan
Perbukuan. https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/informatika-untuk-smp-
kelas-vii
56. Wisnubhadra, I., Wijanto, M. C., Natali, V., Wahyono, W., Mulyati, S.,
Wardhani, A., Sutardi, S., Pratiwi, H., Saputra, B., Astiani, K., & Sumiati, S.
(2021). Buku Panduan Guru Informatika SMP Kelas VII (1st ed.). Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-panduan-guru-informatika-untuk-
smp-kelas-vii
57. Yang, D., Swasnon, S., & Chittoori, B. (2018). Work in Progress: Integrating
Computational Thinking in STEM Education through a Project-based Learning
Approach. Conference: 2018 ASEE Annual Conference & Exposition.
https://www.researchgate.net/publication/344817667_Board_70_Work_in_Pr
ogress_Integrating_Computational_Thinking_in_STEM_Education_through_
a_Project-based_Learning_Approach
Lampiran A merupakan salah satu subtopik dari Topik 3. Pada subtopik ini, Anda
akan berlatih mengimplementasikan CT dalam banyak bidang melalui analisis
data, pemodelan dan simulasi. Analisis data secara eksplisit dipelajari pada mata
pelajaran matematika melalui statistika. Pemodelan dan simulasi banyak
dipraktikkan pada mata pelajaran matematika dan sains. Walaupun analisis data,
pemodelan dan simulasi banyak digunakan pada mata pelajaran Matematika dan
Sains, tetapi analisis data, pemodelan, dan simulasi juga aplikatif dalam bidang
ilmu lainnya misalnya Ilmu Sosial dan Ekonomi.
Contoh analisis data, pemodelan, dan simulasi pada bidang ilmu sosial adalah
penelitian pengaruh media sosial setiap harinya terhadap perilaku konsumtif
seseorang. Untuk mengetahui hal tersebut, Anda butuh mengumpulkan data-data
yang relevan, melakukan analisis, kemudian membuat model yang
Subtopik ini diletakkan pada lampiran namun subtopik ini adalah subtopik yang
penting untuk dipelajari. Materi ini dapat diberikan setelah subtopik 2:
Menyelesaikan persoalan terkait literasi dan numerasi (dari soal-soal tes
PISA/AKM) dan sebelum materi CT dalam problem solving 3: Mengenali pola cara
berpikir dalam menyelesaikan persoalan (problem solving)
Pada subtopik ini, Anda akan mencoba menyelesaikan persoalan yang melibatkan
analisis data, pemodelan dan simulasi dengan CT. Setelah itu, Anda akan
mencoba membuat rancangan analisis data, pemodelan dan simulasi yang dapat
dilakukan siswa sesuai jenjang yang mengimplementasikan CT.
2. Eksplorasi Konsep
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual
Tujuan dari eksplorasi konsep ini adalah Anda diharapkan mengerti analisis data,
pemodelan dan simulasi. Anda juga bisa mengerti peran CT dalam memecahkan
masalah yang melibatkan data, pemodelan dan simulasi.
Tabel A.1: Data Laba Bersih Toko X dari Tahun 2020 Hingga 2022 (dalam jutaan rupiah)
2020 3
2021 4
2022 6
Tabel A.1 merupakan data. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap
tahun, laba bersih toko X mengalami peningkatan. Kesimpulan “setiap tahun laba
bersih toko X mengalami peningkatan” merupakan informasi.
Untuk lebih mengerti analisis data, pemodelan dan simulasi serta contoh-contoh
prakteknya pelajarilah makalah “Defining Computational Thinking for Mathematics
and Science Classroom” (Weintrop et al., 2016). Makalah ini membahas praktek
CT pada matematika dan sains yang melibatkan analisis data, pemodelan dan
simulasi. Walaupun analisis data, pemodelan dan simulasi banyak digunakan
pada bidang matematika dan sains namun kemampuan ini merupakan
Untuk membantu Anda lebih mengerti analisis data, pemodelan dan simulasi serta
hubungannya dengan CT, berikut ini Anda diberikan beberapa contoh
permasalahan yang melibatkan analisis data, pemodelan dan simulasi. Contoh-
contoh yang diberikan merupakan contoh soal Bebras, AKM, dan PISA. Dari
contoh-contoh ini, harapannya Anda dapat mengerti bahwa dalam kehidupan
sehari-hari dan pada soal yang sederhana pun, Anda sudah melakukan analisis
data, pemodelan dan simulasi. Konsep CT yang dijelaskan pada contoh yang
diberikan tidak terbatas pada 4 fondasi CT, tetapi ada konsep analisis data,
pemodelan dan simulasi.
Catatan : Pada Topik 1 dijelaskan konsep CT tidak hanya sebatas 4 fondasi CT,
tapi ada konsep lainnya yaitu analisis data, pemodelan, simulasi, dan lainnya
sesuai dengan definisi operasional CT.
Konsep CT:
● Pemodelan: interval waktu kedua pemasok datang bersamaan lagi
dimodelkan sebagai KPK
● Abstraksi: memodelkan kapan para pemasok datang bersamaan lagi setelah
pertemuan pertama mereka sebagai KPK merupakan bentuk abstraksi.
Deskripsi Soal
Anda mungkin dapat menemukan banyak soal Bebras, AKM, ataupun PISA yang
melibatkan analisis data. Salah satu contohnya adalah soal PISA untuk unit Science
yang digunakan pada Contoh Literasi Sains PISA di paparan konsep (02.02) untuk
Topik 3 subtopik 2. Karena soal dan pembahasan serta penjelasan fondasi CT untuk
soal ini sudah diberikan sebelumnya, maka pada bagian ini hanya diberikan
penjelasan penerapan analisis data pada penyelesaian soal ini.
Analisis Data
- Andre membandingkan bagaimana pola perubahan emisi karbon dioksida dan
rata-rata temperatur bumi.
- Jeanne mencari bagian-bagian dari data yang berbeda sifatnya yaitu bagian
dari data yang perubahan emisi karbon dioksida negatif namun rata-rata
temperatur bumi positif atau sebaliknya.
Untuk masing-masing latihan buatlah lembar kerja dengan format sebagai berikut:
Nama/NIM:
Jenjang/mata pelajaran yang akan diampu:
Nomor soal:
Jawaban:
Aldi 90 69 70 95
Budi 70 40 50 75
Ceri 60 21 10 10
Dona 89 73 70 90
Emi 50 5 5 0
Feri 50 15 10 3
Gina 70 30 45 69
Heri 75 48 49 71
Iwan 60 5 10 2
Jojo 75 38 41 78
Berikut ini Anda diberikan contoh panduan dalam menyelesaikan masalah ini. Panduan
ini bisa saja berbeda dari rencana yang sudah Anda buat. Tapi dari contoh ini,
harapannya Anda mengerti bagaimana melakukan analisis data.
Langkah Penyelesaian
Sebelum mengerjakan panduan di bawah ini, mari memecah masalah yang besar
menjadi lebih kecil terlebih dahulu. Pak Agus ingin mengetahui perbaikan apa yang
dapat dilakukan di semester berikutnya. Perbaikan yang dilakukan bisa dari dua sisi,
yaitu dari perlakuan terhadap siswa atau dari materi yang disampaikan.
Untuk mengetahui bagaimana perbaikan yang dapat dilakukan dalam menangani
siswa, maka akan dicoba untuk mencari apakah ada siswa-siswa yang
kemampuannya selevel. Misalnya:
1. Siswa-siswa yang nilainya tidak bagus hampir di seluruh materi.
2. Siswa-siswa yang kemampuannya menengah (kadang bagus, kadang tidak
bagus).
3. Siswa-siswa yang kemampuannya cenderung bagus.
Selain dari sisi siswa, perbaikan juga bisa dari sisi materi yang diajarkan. Pak Agus
ingin mengetahui apakah ada materi yang nilai-nilai siswa cenderung buruk. Jika ada,
pak Agus perlu melakukan perbaikan dengan membuat rencana mengajar yang lebih
baik pada materi tersebut.
Anda dapat mulai dari segi kemampuan siswa. Salah satu cara sederhana yang dapat
dilakukan untuk melihat apakah siswa-siswa tersebut dapat dikelompokkan
berdasarkan kemampuan adalah dengan melihat rata-rata per siswa. Berikut ini adalah
perintah/pertanyaan yang perlu Anda kerjakan pada lembar kerja.
a. Carilah rata-rata untuk masing-masing siswa!
Pada jawaban Anda di bagian b, mungkin Anda akan menyadari bahwa siswa-siswa
yang kemampuannya menengah terkadang mendapat nilai yang bagus tapi juga
pernah mendapat nilai yang tidak bagus. Anda perlu mencari tahu, apakah ada materi-
materi yang nilai perolehan siswa cenderung tidak terlalu bagus. Untuk mencari tahu
adakah materi yang seperti itu, Anda bisa melakukan hal yang mirip seperti
sebelumnya.
b. Dari rata-rata tersebut, adakah materi yang nilai rata-ratanya lebih kecil
daripada rata-rata kelas? Materi apa sajakah itu?
Petunjuk
Pada nomor ini, Anda akan mencoba melakukan analisis data untuk data gambar.
Latihan ini diberikan agar Anda mengetahui bahwa analisis data tidak harus selalu
pada data yang berupa angka.
Deskripsi Soal
Pada Gambar A.1,
Anda diberikan beberapa gambar rumah dari berbagai daerah di Indonesia.
b. Tuliskan sifat-sifat dari rumah yang berada di satu kelompok yang sama!
Catatan: Dari latihan 1 dan 2 Anda bisa melihat bahwa analisis data tidak selalu
menggunakan statistika. Jika Anda hanya melakukan perhitungan statistika tanpa
melakukan interpretasi, Anda juga belum melakukan analisis data.
Petunjuk
Pada nomor ini, Anda akan mencoba membuat rancangan pemodelan dan simulasi
untuk sebuah kasus yang tidak terkait pada suatu mata pelajaran tertentu tetapi
sebuah permasalahan yang terjadi sehari-hari.
Deskripsi Soal
Pada saat terjadi pandemi virus Corona, sekolah-sekolah yang mengadakan
Pertemuan Tatap Muka Terbatas (PTMT) perlu menerapkan protokol kesehatan yang
ketat untuk murid-muridnya. Salah satu yang perlu dilakukan agar protokol kesehatan
terjaga adalah aturan pada saat siswa datang sekolah hingga masuk ke kelas.
Rancanglah model “perjalanan” siswa dari sejak datang ke sekolah hingga masuk ke
dalam kelas.
Model yang dimaksud adalah alur perjalanan siswa sejak dari gerbang sekolah hingga
masuk kelas. Dalam perancangan alur perjalanan, perhatikan beberapa komponen
yang berkaitan dengan protokol kesehatan, misalnya lokasi berlangsungnya aktivitas
(ruang terbuka/tertutup), kapasitas ruang, durasi aktivitas. Model yang dirancang dapat
dievaluasi dengan memperhatikan apakah ada pelanggaran protokol kesehatan,
misalnya potensi terjadinya penumpukan siswa pada ruang/waktu tertentu. Tuliskan
jawaban Anda pada lembar kerja!
Petunjuk
Pada latihan ini, Anda mencoba sebuah praktikum fisika sederhana. Jika Anda bukan
guru pada bidang sains, latihan ini bersifat opsional. Namun Anda tetap dapat
mencoba mengerjakan dan menggali cara berpikir yang Anda gunakan dalam
menyelesaikan masalah ini. Dosen bisa saja mengganti soal ini dengan soal lain yang
sesuai dengan bidang Anda.
Deskripsi Soal
Untuk mengerjakan latihan ini, Anda akan menggunakan lab virtual yang disediakan
oleh https://phet.colorado.edu/. Silakan masuk ke situs tersebut dan mempelajari fitur-
fitur yang tersedia pada situs tersebut. Setelah Anda cukup terbiasa dengan situs
tersebut, masuklah ke lab Forces and Motion: Basics. Anda bisa menggunakan link:
https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-basics/latest/forces-and-motion-
basics_en.html
Pilihlah lab yang berjudul Motion seperti pada Gambar A.2.
No Kegunaan fitur
b. Siapkan sebuah timer (Anda bisa menggunakan ponsel Anda sebagai timer)
c. Lakukan percobaan dan jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.
Setiap kali melakukan percobaan, pastikan Anda menampilkan suatu nilai,
benda, dan kecepatan.
i. Gunakan benda dengan massa 50 𝑘𝑔. Berikan gaya sebesar 100 𝑁
hingga kecepatan mencapai kurang lebih 20 𝑚/𝑠. Setelah mencapai
20𝑚/𝑠, kembalikan gaya menjadi 0 𝑁. Apa yang terjadi dengan
kecepatan benda? Apakah benda berhenti bergerak? Berikan
kesimpulan Anda mengenai hubungan gaya dengan kecepatan benda!
ii. Dari percobaan pada butir i, Anda mungkin akan menyadari bahwa
pemberian gaya mengakibatkan adanya perubahan kecepatan.
Perubahan kecepatan pada suatu satuan waktu dikenal sebagai
percepatan. Pada poin ii ini, Anda akan mencoba mencari tahu
bagaimana hubungan gaya dengan percepatan. Untuk mengetahuinya
lakukan percobaan dengan massa benda yang tetap yaitu 𝑚 = 50 𝐾𝑔,
hitunglah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan 40 𝑚/𝑠
100
200
300
400
50
100
150
200
50
100
150
200
Dari hasil percobaan yang sudah Anda lakukan, bagaimanakah hubungan antara
massa benda dengan percepatan?
v. Dari hasil analisis pada bagian ii dan iii, Anda akan mendapatkan
bahwa gaya, massa benda, dan percepatan saling berhubungan.
Pilihlah sebuah model yang paling tepat untuk hubungan gaya (F),
massa (m), dan percepatan (a) berdasarkan hasil percobaan yang
sudah Anda lakukan!
a) 𝐹 = 𝑚 ⋅ 𝑎
b) 𝐹 = 𝑚/𝑎
c) 𝐹 = 𝑎/𝑚
Berikan penjelasan mengapa Anda memilih pilihan tersebut!
Tujuan dari ruang kolaborasi ini adalah mahasiswa saling mengoreksi dan
memberi masukan untuk lembar kerja pada eksplorasi konsep dari teman
sekelompok seperti pada pertemuan 4 dan 5.
1. Pada lembar kerja yang dibuat di 2.4.2 tambahkan Tabel 3.1 dan Tabel
3.2 yang tersedia pada Topik 3.
Jika ada keraguan saat diskusi, mahasiswa dapat berkonsultasi dengan dosen
kelas.
4. Demonstrasi Kontekstual
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan
Dinilai)
Pada bagian ini, Anda akan membuat rancangan tugas/kegiatan yang akan
dilakukan oleh siswa yang Anda ajar. Anda boleh memilih salah satu jenis
rancangan yang akan Anda buat:
1. Rancangan tugas analisis data.
2. Rancangan praktikum.
Tuliskan hasil diskusi Anda dalam lembar kerja berikut ini! Untuk bagian rancangan
kegiatan siswa, tuliskan dengan rinci seperti soal pada latihan 1 sampai 4 pada
eksplorasi konsep! Dalam satu kelompok cukup membuat 1 lembar kerja.
Hasil rancangan Anda akan dinilai dengan menggunakan rubrik pada Tabel A.4.
Tabel A.4: Rubrik Penilaian Rancangan Analisis Data, Pemodelan dan Simulasi
Elemen
A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang
Penilaian
Mahasiswa Mahasiswa
menulis menulis Mahasiswa
Mahasiswa
Rancangan dengan dengan menulis dengan
menulis dengan
kegiatan jelas 75- jelas 60- jelas kurang dari
jelas 90-100%
dituliskan 89% dari 74% dari 60% dari
dari rancangan
dengan jelas rancangan rancangan rancangan
kegiatannya.
kegiatanny kegiatanny kegiatannya.
a. a.
Mahasiswa Mahasiswa
Solusi untuk dapat dapat Mahasiswa
Mahasiswa dapat
rancangan menulis menulis menulis dengan
menulis dengan
dituliskan dengan dengan benar dan jelas
benar dan jelas
dengan benar benar dan benar dan kurang dari 60%
90-100% solusi.
dan jelas jelas 75- jelas 60- solusi.
89% solusi. 74% solusi.
5. Elaborasi Pemahaman
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok
Pada bagian ini, dosen akan mengajak mahasiswa membahas contoh rancangan
yang dibuat pada saat demonstrasi kontekstual. Dosen dapat menunjuk beberapa
kelompok mahasiswa untuk menceritakan rancangannya dan mengajak kelas
untuk berdiskusi bersama. Tujuannya adalah untuk memberi masukan dan
meluruskan pemahaman mahasiswa jika masih ada yang kurang tepat. Anda juga
diberi kesempatan untuk bertanya hal yang masih Anda ragukan. Tuliskan
pertanyaan yang ingin Anda diskusikan dan diskusikanlah dengan dosen Anda!
Anda telah mempelajari bahwa CT adalah suatu cara berpikir yang dapat
membantu menyelesaikan suatu permasalahan. Solusi yang disusun untuk
menyelesaikan permasalahan ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Salah
satunya adalah dalam bentuk program komputer. Solusi persoalan yang
diwujudkan dalam bentuk program komputer dapat digunakan secara berulang-
ulang, oleh banyak orang (tergantung lisensi program yang dibuat), dan proses
komputasi yang dilakukan oleh komputer cenderung lebih cepat jika dibandingkan
dengan dilakukan oleh manusia. Kelebihan-kelebihan tersebut yang
menyebabkan beberapa negara melatih siswa/i-nya untuk membuat program
sederhana sejak usia SD.
Untuk mendukung tujuan yang disebutkan di atas, di akhir topik ini mahasiswa
akan diminta untuk membuat suatu karya kreatif dalam bentuk pemrograman
Scratch. Ada beberapa proyek yang perlu dikerjakan.
1. Eksplorasi Konsep
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual
Bagian 01 dan 02 dari modul ini dipersiapkan bagi calon guru yang belum biasa
memrogram dengan Scratch. Modul 03, 04, 05, 06, dan 07 dipersiapkan bagi
seluruh calon guru.
Bagi mahasiswa yang sudah biasa memrogram, Anda dapat mulai membuat
sebuah karya inovatif berupa proyek yang ada pada Ruang Kolaborasi. Sementara
itu, bagi mahasiswa yang belum pernah memrogram, Anda perlu merasakan dan
mengalami terlebih dahulu aktivitas memrogram.
Bahasa Scratch dipilih karena merupakan salah satu bahasa pemrograman yang
cocok digunakan bagi orang-orang yang masih pemula dalam memrogram,
khususnya bagi anak-anak. Itulah mengapa Scratch memiliki antarmuka visual
yang sangat sederhana namun menarik. Selain itu, Scratch dipilih karena
mendukung pengenalan keterampilan CT dan problem solving melalui berbagai
fitur yang ia miliki.
Kita akan membuat program yang sangat sederhana yang akan membuat sprite
bergerak mengelilingi suatu bidang berukuran 100 x 100 satuan langkah. Kita akan
menggunakan CT untuk membuat program ini. Pada contoh ini, program
dimodifikasi berkali-kali dengan tujuan agar penggunaan fondasi-fondasi CT pada
program dapat terlihat. Karena CT adalah pola pikir, seharusnya CT diterapkan
dahulu sebelum membangun sebuah program.
a. Dekomposisi
Pada program di atas, kita dapat melihat ada pola yang dilakukan sebanyak empat
kali, yang masing-masing adalah:
Berdasarkan hal tersebut, kita dapat memodifikasi program kita sehingga menjadi
seperti Gambar B.2.
d. Abstraksi
Lalu bagaimana jika program yang dibuat dapat bersifat lebih general? Misalnya,
kita ingin agar gerakan yang dilakukan bisa berapapun, tidak hanya 100 langkah.
Begitu juga dengan waktu diamnya, ingin kita percepat atau perlambat, bukan
sebesar 3 detik saja. Di sinilah fondasi abstraksi dapat berperan.
Setiap jenis blok pada Tabel B.1 dapat dicetak dalam beberapa salinan sesuai
kebutuhan. Anda juga dapat membuat kartu-kartu lainnya untuk jenis blok lainnya
yang ada di Scratch. Gambar B.5 adalah contoh penggunaan kartu-kartu di atas
untuk problem gerak berkeliling pada contoh di bagian 1.2.1.
Konsep CT
Dasar Sedang Tinggi
Cloning (pembuatan
Abstraksi dan Penggunaan lebih salinan atau duplikat dari
Pembuatan
Dekomposisi dari satu script dan suatu sprites. Duplikat ini
blok/fungsi.
Problem satu sprite. akan mewarisi sifat dari
induknya)
Penggunaan blok
Penggunaan blok “when I
Penggunaan blok “when key
receive message”, “create
“when green flag pressed”, atau
clone” atau “when
Paralelisme clicked” untuk “when this sprite
backdrop change to”
memulai dua buah clicked” untuk
untuk memulai dua buah
script. memulai dua
script.
buah script.
Penggunaan blok
“broadcast”,
“when I receive Penggunaan blok “wait
Penggunaan blok message”, “stop until”, “when backdrop
Sinkronisasi
“wait”. all”, “stop change to” atau
program” atau “broadcast and wait”.
“stop programs
sprite”.
Penggunaan blok
Penggunaan blok- Penggunaan blok “repeat
Flow Control “repeat” atau
blok sekuensial. until”.
“forever”.
Konsep CT
Dasar Sedang Tinggi
Penggunaan
Representasi Penggunaan sprite
operator-operator Pengoperasian list.
Data modifiers.
untuk variabel.
Pada permainan ini, pemain akan menebak sebuah angka acak dari 1 hingga 100.
Lalu, sprite akan memberitahukan apakah tebakan benar, terlalu kecil, atau terlalu
besar. Di awal permainan, akan ditampilkan interaksi seperti yang ditunjukkan
pada Gambar B.6. Tampilan ini akan terus menerus ditampilkan selama tebakan
dari pemain belum tepat.
Gambar B.7 adalah respon dari permainan jika tebakan yang dimasukkan oleh
pemain lebih kecil daripada angka yang seharusnya. Setelah itu, program akan
menampilkan kembali tampilan awal seperti semula.
Pada Gambar B.8 dapat dilihat respon permainan jika tebakan pemain terlalu
besar. Setelah itu, program akan menampilkan kembali tampilan awal seperti
semula.
Nama:
NIM:
Jika selama ini solusi dari suatu permasalahan di bidang mata pelajaran terbatas
pada solusi tertulis yang bukan berupa program, maka ada kemungkinan bahwa
kedepannya, solusi yang dihasilkan oleh siswa dapat berupa program komputer.
Oleh karena itu, penting bagi guru untuk juga dapat memahami sedikit konsep
pemrograman sebelum mulai mengajar siswa di kelasnya masing-masing.
3. Ruang Kolaborasi
Aktivitas Kelompok (Dikumpulkan Bersama Lembar Kerja Pada
Eksplorasi Konsep)
Aktivitas ini akan dinilai. Hasil dari aktivitas ini yang berupa program, lembar kerja
dan presentasi akan dikumpulkan bersama dengan bahan untuk presentasi pada
demonstrasi kontekstual.
Karya kreatif yang dapat dihasilkan dapat beraneka rupa. Berikut ini beberapa ide
yang dapat dipilih:
Kedua ide di atas tidak harus Anda pilih. Anda bebas membuat karya kreatif
apapun sesuai dengan kreativitas Anda.
Nomor Kelompok :
: 1._________________________
3._________________________
5. Elaborasi Pemahaman
Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok
Nama
NIM
NIM
1. Aksi Nyata
Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual.
Hal-hal yang menjadi bagian dari portofolio untuk topik CT dan proyek STEM
adalah sebagai berikut:
Pada modul ini, telah diberikan konsep dasar mengenai CT dan contoh
implementasinya pada berbagai bidang. Tujuan dari banyaknya latihan dan
contoh-contoh yang diberikan pada modul ini adalah melatih Anda untuk dapat
mendisposisikan CT setiap kali CT diperlukan. Diharapkan, masing-masing materi
yang Anda pelajari dari modul ini memberikan simpul-simpul pengetahuan dan
juga simpul-simpul pengalaman bagi Anda terkait CT. Kelak, ketika diperlukan,
Anda dapat mengaitkan simpul-simpul tersebut untuk membentuk cara berpikir
yang dapat menghasilkan solusi yang efektif, efisien, dan juga optimal bagi
persoalan apapun yang Anda hadapi.
Dalam praktik sebagai pendidik, tentu tidak terlepas dari berbagai persoalan.
Simpul-simpul pengetahuan dan pengalaman yang Anda dapatkan dari mata
kuliah ini akan terus bertambah jika Anda terus mempraktikan CT dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Selama Anda berproses menjadi
seorang computational thinker, tanpa Anda sadari, Anda dapat menularkan proses
berpikir tersebut kepada orang-orang di sekitar Anda, terlebih kepada peserta didik
Anda.
Mari tingkatkan terus literasi berpikir melalui Computational Thinking, dimulai dari
diri Anda!
Pada tahun 2017, ia mulai terlibat dalam pengabdian dalam bidang Computational
Thinking dan pendidikan informatika bersama Bebras Indonesia. Salah satu
kegiatan yang diikuti adalah menjadi perwakilan dari Indonesia pada kegiatan
International Bebras Workshop pada tahun 2022. Selain itu, ia terlibat sebagai tim
penulis Buku Peserta didik dan Buku Guru untuk Mata Pelajaran Informatika kelas
VII sampai dengan IX yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Pada tahun 2015 - 2018 ia menjabat sebagai sekretaris jurusan Teknik Informatika
UNPAR. Ia juga terlibat aktif dalam pengabdian masyarakat dalam bidang
Computational Thinking dan pendidikan informatika bersama Bebras Indonesia
sejak tahun 2017. Keterlibatannya dalam memperkenalkan Computational
Thinking bersama Bebras Indonesia antara lain melalui keikutsertaannya sebagai
wakil Indonesia dalam International Bebras Workshop pada tahun 2020 hingga
2022.
Salah satu publikasinya terkait pendidikan Informatika adalah menjadi tim penulis
Buku SIswa dan Buku Guru untuk mata pelajaran Informatika kelas VIII dan IX
yang diterbitkan oleh Badan Standar Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Sejak tahun 2017 hingga kini, ia terlibat aktif dalam pengabdian masyarakat dalam
bidang Computational Thinking dan pendidikan informatika bersama Bebras
Indonesia. Salah satu publikasi terkait pendidikan Informatika adalah menjadi tim
penulis Buku Siswa dan Buku Guru untuk mata pelajaran Informatika kelas VIII
dan IX yang diterbitkan oleh Badan Standar Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.