You are on page 1of 6

Proceeding3rd Conference of Piping Engineering and its Application ISSN No.

Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Analisis Laju Korosi dan Lifetime pada Pipa API 5L Grade B dengan
Perbandingan Inhibitor NaNO₂ dan NaNO₃ Menggunakan Metode
Immersion Test

Rahadyan Kamajaya1*, Fipka Bisono2, Bayu Wiro Karuniawan3

Program studi D-IV Teknik Perpipaan, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya,
Indonesia1*
Program studi D-IV Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya, Indonesia2
Program studi D-IV Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya, Indonesia3
Email: rahadyan1998@email.com1*; fipka@ppns.ac.id2*; bayuwiro@ppns.ac.id3*;

Abstract - The oil and gas company in Gresik experienced internal corrosion in one of its pipes, the
crust clumping inside the pipe which resulted in a decrease in oil production that had to be distributed.
The pipe used is API 5L Grade B with a diameter of 4 inch Sch 40. This study uses the Immersion Test
method to determine the corrosion rate and lifetime by calculating weight loss and comparing NaNO₂
and NaNO₃ inhibitors. This test has three variations of HNO₃ concentration of 700 ppm, 800 ppm
and 900 ppm. The variation of inhibitor concentration is 0 ppm, 150 ppm and 300 ppm. And using 2
temperature variations of 30°C and 40°C. The test results showed that the lowest corrosion rate using
NaNO₂ inhibitors was 0.0697 mm/y. While NaNO₃ inhibitors have the lowest corrosion rate of 0.0712
mm/y. The highest value of inhibitor efficiency is NaNO₂ inhibitor of 0.243%. And the lifetime
calculation for NaNO₂ inhibitors is 65.79 years and 64.41 years for NaNO₃ inhibitors. So the best
corrosion protection method for API 5L Grade B is to use NaNO₂ inhibitors because it has the lowest
corrosion rate and a longer service life.

Keyword: API 5L Grade B, inhibitors, NaNO₂ , NaNO₃ , corrotion rate, lifetime

Nomenclature mengalami Internal Corrotion pada salah satu


𝑪𝒓 Corrotion rate (mm/year) pipanya, kerak menggumpal di bagian dalam pipa
𝑬𝒊𝒏𝒉 Efisiensi Inhibitor korosi (%) yang mengakibatkan penurunan produksi minyak
𝒕𝒓𝒆𝒒 Thickness required (mm) yang harus disalurkan. Pipa yang digunakan
𝒕𝒂𝒄𝒄 Thickness actual (mm) adalah pipa API 5L Grade B berdiameter 4 inch
𝑲 Constant Factor Sch 40.
𝑾 Weight Loss (gram)
𝑫 Density of Material (gr/cm3)
𝑨 Surface Area (cm2)
𝑻 Eksposure Time (Hour)
𝑪𝑹𝟎 Kecepatan laju korosi tanpa
inhibitor (mpy)
𝑪𝑹𝟏 Kecepatan laju korosi dengan
menggunakan inhibitor (mpy)
𝑷 Design Pressure (psig)
𝑺 Allowable stress value for material
(psi) Gambar 1. Internal Corrosion
𝑬 Joint Eficiency (-)
𝒀 Coefficient (-) Untuk mengatasi agar tidak terjadi korosi
kembali, salah satu caranya dengan melakukan
1. PENDAHULUAN pencegahan laju korosi dengan penambahan
Korosi merupakan salah satu permasalahan yang inhibitor. Maka akan dilakukan pengujian
sering terjadi di dunia industri khususnya menggunakan penambahan inhibitor dengan
material. Kerugian yang diakibatkan korosi metode Immersion Test, metode pengujian ini
adalah penurunan kekuatan material dan biaya untuk mengetahui laju korosi, efisiensi inhibitor
perbaikan yang tidak sedikit. Apabila korosi tidak dan lifetime. Hasil yang didapatkan akan di
dicegah dari awal, maka kerugian yang cukup analisa untuk mendapatkan jenis inhibitor terbaik
parah akan timbul seperti kerugian akibat untuk pipa API 5L Grade B.
kebocoran. Perusahaan minyak dan gas di Gresik

193
Proceeding3rd Conference of Piping Engineering and its Application ISSN No.

Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

2. METODOLOGI .
2.1 Metodologi Penelitian
Penelitian ini berupa pengujian dengan A : Surface area (cm2)
menggunakan metode weight loss yang mengacu T : eksposure time (hour)
pada ASTM G31-72 (Standart Practice for
Laboratory Immersion Corrosion Testing of 2.3 Efisiensi Inhibitor
Metals) dengan membandingkan Inhibitor Setelah diketahui laju korosi dari material yang
NaNO₂ dan NaNO₃ [1]. Hasil dari pengujian diuji selanjutnya menghitung persentase proteksi
digunakan untuk menghitung Corrosion Rate, yang dilakukan inhibitor yang digunakan,
Efisiensi Inhibitor dan Lifetime. Variabel yang menggunakan persamaan dari Handbook of
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel Corrosion Engineers Chapter 10 Corrosion
konsentrasi HNO₃ sebesar 700 ppm, 800 ppm, Inhibitor [3] adalah sebagai berikut:
𝐶𝑅0−𝐶𝑅1
dan 900 ppm. Variasi konsentrasi Inhibitornya Einh = 𝐶𝑅0 𝑥100% (2)
sebesar 0 ppm, 150 ppm, dan 300 ppm. Variasi Dimana :
suhu sebesar 30°C dan 40°C. Metode penelitian Einh : Efisiensi Inhibitor Korosi (%)
ini ditunjukkan diagram alir pada gambar 2 CR0 : Kecepatan laju korosi tanpa inhibitor
dibawah ini. (mpy)
MULAI
CR1 : Kecepatan laju korosi dengan
menggunakan inhibitor (mpy)
Persiapan

Studi Literatur Studi Lapangan


2.4 Thickness Required
Metode analisa pada penelitian tugas akhir ini
Pengumpulan
dilakukan dengan melakukan perhitungan
Data Sekunder
Data thickness required (t_req) yang mengacu pada
Persiapan Pengujian
ASME B31.3 [4] dengan persamaan sebagai
berikut :
Menyiapkan Menyiapkan Menyiapkan Menyiapkan 𝑃𝑥𝐷
Spesimen Uji Peralatan Uji Inhibitor Larutan HNO3 𝑡𝑟𝑒𝑞 = 2(𝑆𝐸+𝑃𝑌) (3)
Dimana :
Pengujian Metode 𝑡𝑟𝑒𝑞 : Thickness required (mm)
Immersion Test
P : Design Pressure (psig)
Perhitungan Laju Korosi dengan D : Outside Diameter (mm)
Metode Weight Loss
S : Allowable stress value for material(psi)
Perhitungan
Lifetime
E : Joint eficiency (-)
Y : Coefficient (-)
Kesimpulan dan Saran

2.5 Remaining Life


SELESAI
Perhitungan Remaining Life menggunakan
referensi dari API 570 [5] pada persamaan sebagai
Gambar 2. Diagram Penelitian berikut :
𝑡𝑎𝑐𝑐−𝑡𝑟𝑒𝑞
Remaining life (years) = 𝐶
(4)
𝑟
2.2 Laju Korosi Dimana :
Metode kehilangan berat adalah metode tacc : Thickness actual (mm)
perhitungan laju korosi dengan mengukur Cr : Corrosion Rate (mm/y)
pengurangan berat akibat korosi yang terjadi. treq : Thickness required (mm)
Metode ini menggunakan jangka waktu penelitian
hingga mendapatkan jumlah pengurangan berat 3.HASIL DAN PEMBAHASAN
akibat terjadinya korosi. Standart yang digunakan 3.1 Hasil Laju Korosi
untuk mendapatkan jumlah kehilangan berat Setelah dilakukan uji celup selama 336 jam
korosi yaitu mengacu pada (ASTM G1-03 (2004).
dengan memvariasikan inhibitor NaNO₂ dan
Standards Practice for Preparing, Cleaning, and
NaNO₃ dan larutan HNO₃ untuk pengujian laju
Evaluating Corrosion Test Specimen, American
korosinya. Perhitungan Laju Korosi sesuai pada
Society for Testing Material, U.S.A) [2] maka
persamaan 1 didapatkan hasil dalam grafik yang
digunakan rumus sebagai berikut :
(𝐾.𝑊) menyatakan penambahan konsentrasi inhibitor
Cr = 𝐷𝐴𝑇 (1) dan penambahan konsentrasi HNO₃ pada suhu
Dimana : 30°C dan 40°C seperti gambar berikut ini.
Cr : Corrotion rate (mm/year)
W : weight loss (gr)
D : density of material (gr/cm3)
K : Konstanta Factor (8,76 x 104 )

194
Proceeding3rd Conference of Piping Engineering and its Application ISSN No.

Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Perbandingan Laju Korosi Dari keempat grafik diatas menunjukkan adanya


Inhibitor NaNO₂ Suhu 30°C pengaruh nilai konsentrasi inhibitor, suhu, dan
Laju Korosi (mm/year) 0,1
konsentrasi HNO₃ terhadap laju korosi. Pada
0,09
0,08 suhu 30°C dan 40°C inhibitor dengan nilai
0,07 konsentrasi 0 ppm memiliki laju korosi paling
0,06
0,05 tinggi dan sebaliknya pada inhibitor dengan
0,04 konsentrasi 350 ppm memiliki nilai laju korosi
0,03
0,02 paling rendah. Serta pada suhu 30°C dan 40°C
0,01 larutan HNO₃ dengan konsentrasi tertinggi pada
0 setiap variabel inhibitor juga memiliki laju korosi
0 150 300 paling tinggi kecuali pada inhibitor dengan
Konsentrasi Inhibitor konsentrasi 300 ppm memiliki hasil yang
700 ppm 800 ppm 900 ppm berbanding terbalik. Pada gambar 3 grafik
Gambar 3. Grafik Perbandingan Laju Korosi NaNO₂ Suhu perbandingan laju korosi NaNO₂ suhu 30°C
30°C memiliki nilai laju korosi terbesar yaitu 0.0901
Perbandingan Laju Korosi mm/y dan nilai laju korosi terendah yaitu 0.0697
Inhibitor NaNO₃ Suhu 30°C mm/y. Pada gambar 4 grafik perbandingan laju
Laju Korosi (mm/year)

0,1
0,09 korosi NaNO₃ suhu 30°C memiliki nilai laju
0,08 korosi terbesar yaitu 0.0901 mm/y dan nilai laju
0,07
0,06 korosi terendah yaitu 0.0712 mm/y. Pada gambar
0,05 5 grafik perbandingan laju korosi NaNO₂ suhu
0,04 40°C memiliki nilai laju korosi terbesar yaitu
0,03
0,02 0.0935 mm/y dan nilai laju korosi terendah yaitu
0,01 0.0708 mm/y. Pada gambar 6 grafik perbandingan
0 laju korosi NaNO₃ suhu 40°C memiliki nilai laju
0 150 300 korosi terbesar yaitu 0.0935 mm/y dan nilai laju
Konsentrasi Inhibitor korosi terendah yaitu 0.0720 mm/y. Dapat
700 ppm 800 ppm 900 ppm disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai
Gambar 4. Grafik Perbandingan Laju Korosi NaNO₃ Suhu konsentrasi HNO₃ maka semakin rendah nilai
30°C laju korosi yang dialami dan semakin tinggi suhu
Perbandingan Laju Korosi yang digunakan semakin besar nilai laju korosi.
Inhibitor NaNO₂ Suhu 40°C Dengan demikian, inhibitor terbaik untuk
Laju Korosi (mm/year)

0,1
0,09 perlindungan material API 5L Grade B
0,08 berdasarkan percobaan adalah dengan
0,07
0,06 menggunakan inhibitor NaNO₂ konsentrasi 300
0,05 ppm dengan konsentrasi HNO₃ 900 ppm senilai
0,04 0.0697 mm/y.
0,03
0,02
0,01 3.2 Hasil Efisiensi Inhibitor
0
Perhitungan efisiensi inhibitor sesuai pada
0 150 300
persamaan 2 didapatkan hasil dalam grafik yang
Konsentrasi Inhibitor menyatakan penambahan konsentrasi inhibitor
700 ppm 800 ppm 900 ppm dan penambahan konsentrasi HNO₃ pada suhu
Gambar 5. Grafik Perbandingan Laju Korosi NaNO₂ Suhu 30°C dan 40°C seperti gambar berikut ini.
40°C
Perbandingan Laju Korosi
Perbandingan Efisiensi Inhibitor
Laju Korosi (mm/year)

0,1 Inhibitor NaNO₃ Suhu 40°C


NaNO₂ Suhu 30°C
Efisiensi inhibitor (%)

0,09
0,08 0,3
0,07
0,06
0,05 0,2
0,04
0,03
0,02 0,1
0,01
0 0
0 150 300 0 150 300
Konsentrasi Inhibitor Konsentrasi Inhibitor
700 ppm 800 ppm 900 ppm 700 ppm 800 ppm 900 ppm
Gambar 6. Grafik Perbandingan Laju Korosi NaNO₃ Suhu Gambar 7. Perbandingan Efisiensi Inhibitor NaNO₂ Suhu
40°C 30°C

195
Proceeding3rd Conference of Piping Engineering and its Application ISSN No.

Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Perbandingan Efisiensi Inhibitor gambar 8 perbandingan efisiensi inhibitor


NaNO3 Suhu 30°C NaNO₃ Suhu 30°C memiliki nilai efisiensi
Efisiensi inhibitor (%) inhibitor terbesar yaitu 0,195% dan nilai efisiensi
0,3 inhibitor terendah yaitu 0%. Pada gambar 9
perbandingan efisiensi inhibitor NaNO₂ Suhu
0,2 40°C memiliki nilai efisiensi inhibitor terbesar
yaitu 0,243% dan nilai efisiensi inhibitor terendah
0,1 yaitu 0%. Pada gambar 10 perbandingan efisiensi
inhibitor NaNO₃ Suhu 40°C memiliki nilai
0 efisiensi inhibitor terbesar yaitu 0,220% dan nilai
0 150 300 efisiensi inhibitor terendah yaitu 0%. Dapat
Konsentrasi Inhibitor disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai
700 ppm 800 ppm 900 ppm konsentrasi HNO₃ , maka semakin tinggi nilai
Gambar 8. Perbandingan Efisiensi Inhibitor NaNO₃ Suhu efisiensi inhibitor yang dialami. Inhibitor terbaik
30°C untuk perlindungan material API 5L Grade B
Perbandingan Efisiensi Inhibitor berdasarkan percobaan adalah dengan
NaNO2 Suhu 40°C menggunakan inhibitor NaNO₂ konsentrasi 300
Efisiensi inhibitor (%)

0,3 ppm dengan konsentrasi HNO₃ 900 ppm


memiliki nilai efisiensi sebesar 0,243%.
0,2
3.3 Perhitungan Thickness Required
Perhitungan ini digunakan untuk mendukung
0,1
perhitungan remaining life. Perhitungan thickness
required menurut persamaan 3 adalah sebagai
0 berikut :
0 150 300 𝑃𝑥𝐷
𝑡𝑟𝑒𝑞 = 2(𝑆𝐸+𝑃𝑌)
Konsentrasi Inhibitor
500𝑥4.5
700 ppm 800 ppm 900 ppm = 2((20000𝑥1)+(500𝑥0.4))
Gambar 9. Perbandingan Efisiensi Inhibitor NaNO₂ Suhu = 1.41460 mm
40°C
Perbandingan Efisiensi Inhibitor 3.4 Hasil Remaining Life
NaNO3 Suhu 40°C Perhitungan remaining life sesuai pada persamaan
Efisiensi Inhibitor (%)

0,3 4 didapatkan hasil dalam grafik yang menyatakan


penambahan konsentrasi inhibitor dan
0,2 penambahan konsentrasi HNO₃ pada suhu 30°C
dan 40°C seperti gambar berikut ini.
0,1
Perbandingan Remaining Life
Inhibitor NaNO2 Suhu 30°C
Remaining Life (year)

0 80,00
0 150 300
Konsentrasi Inhibitor 60,00
700 ppm 800 ppm 900 ppm 40,00
Gambar 10. Perbandingan Efisiensi Inhibitor NaNO₃ Suhu 20,00
40°C
Dari keempat grafik diatas menunjukkan adanya 0,00
pengaruh nilai konsentrasi inhibitor dan 0 150 300
konsentrasi HNO₃ terhadap efisiensi inhibitor. Konsentrasi Inhibitor
Pada inhibitor dengan nilai konsentrasi 0 memiliki 700 ppm 800 ppm 900 ppm
nilai efisiensi paling rendah dan sebaliknya pada
inhibitor dengan konsentrasi 300 ppm memiliki Gambar 11. Perbandingan Remaining Life Inhibitor NaNO₂
Suhu 30°C
nilai konsentrasi paling tinggi pada suhu 30°C dan
40°C. Serta pada suhu 30°C dan 40°C larutan
HNO₃ dengan konsentrasi tertinggi pada setiap
variabel inhibitor juga memiliki nilai efisiensi
paling tinggi kecuali pada inhibitor dengan
konsentrasi 0 ppm memiliki hasil yang
berbanding terbalik. Pada gambar 7 perbandingan
efisiensi inhibitor NaNO₂ Suhu 30°C memiliki
nilai efisiensi inhibitor terbesar yaitu 0,226% dan
nilai efisiensi inhibitor terendah yaitu 0%. Pada

196
Proceeding3rd Conference of Piping Engineering and its Application ISSN No.

Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Perbandingan Remaining Life yaitu 51.07 tahun. Pada gambar 12 perbandingan


Inhibitor NaNO3 Suhu 30°C remaining life NaNO₃ suhu 40°C memiliki nilai
Remaining Life (year)
80,00
remaining life terbesar yaitu 64.41 tahun dan nilai
remaining life terendah yaitu 51.07 tahun. Pada
60,00 gambar 13 perbandingan remaining life inhibitor
40,00 NaNO₂ suhu 40°C memiliki nilai remaining life
20,00
terbesar yaitu 65.10 tahun dan nilai remaining life
terendah yaitu 49.12 tahun. Pada gambar 14
0,00 perbandingan remaining life NaNO₃ suhu 40°C
0 150 300 memiliki nilai remaining life terbesar yaitu 63.73
Konsentrasi Inhibitor tahun dan nilai remaining life terendah yaitu 49.12
700 ppm 800 ppm 900 ppm tahun. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
nilai konsentrasi HNO₃ , maka semakin tinggi
Gambar 12. Perbandingan Remaining Life Inhibitor NaNO₃
Suhu 30°C nilai remaining life yang dialami. Inhibitor terbaik
Perbandingan Remaining Life untuk perlindungan material API 5L Grade B
berdasarkan percobaan adalah dengan
Remaining Life (year)

Inhibitor NaNO2 Suhu 40°C


menggunakan inhibitor NaNO₂ konsentrasi 300
80,00
ppm dengan konsentrasi HNO₃ 900 ppm dengan
60,00 nilai remaining life sebesar 65.79 tahun.
40,00
4. KESIMPULAN
20,00 a. Dari pengujian laju korosi dengan
0,00 menggunakan metode weight loss dengan
0 150 300 hasil rata-rata dari masing masing variabel
Konsentrasi Inhibitor inhibitor menunjukkan hasil laju korosi
700 ppm 800 ppm 900 ppm terendah menggunakan inhibitor NaNO₂ 300
ppm, dengan konsentrasi HNO₃ 900 ppm
Gambar 13. Perbandingan Remaining Life Inhibitor NaNO₂ pada suhu 30°C, yaitu sebesar 0.0697 mm/y
Suhu 40°C sedangkan pada inhibitor NaNO₃ memiliki
Perbandingan Remaining Life laju korosi terendah sebesar 0.0712 mm/y. Hal
Remaining Life (year)

Inhibitor NaNO3 Suhu 40°C tersebut menunjukkan penggunaan inhibitor


80,00 NaNO₂ memiliki hasil laju korosi jauh lebih
60,00 kecil dibandingkan dengan menggunakan
inhibitor NaNO₃ .
40,00 b. Berdasarkan perhitungan remaining life yang
20,00 didapat dari perhitungan laju korosi dengan
0,00 membandingkan 2 inhibitor yakni NaNO₂
0 150 300 dan NaNO₃ didapatkan remaining life
Konsentrasi Inhibitor tertinggi adalah inhibitor NaNO₂ sebesar
65.79 tahun sedangkan pada inhibitor NaNO₃
700 ppm 800 ppm 900 ppm
sebesar 64.41 tahun. Hal tersebut
Gambar 14. Perbandingan Remaining Life Inhibitor NaNO₃ menunjukkan perlindungan korosi untuk pipa
Suhu 40°C API 5L Grade B dipilih dengan menggunakan
inhibitor NaNO₂ karena memiliki remaining
Dari keempat grafik diatas menunjukkan adanya life yang lebih lama dibandingkan dengan
pengaruh nilai konsentrasi inhibitor dan inhibitor NaNO₃ .
konsentrasi HNO₃ terhadap perhitungan c. Penggunaan inhibitor yang paling efektif
remaining life. Pada inhibitor dengan nilai untuk material API 5L Grade B adalah
konsentrasi 0 ppm memiliki nilai remaining life menggunakan inhibitor NaNO2 dengan nilai
paling rendah dan sebaliknya pada inhibitor efisiensi sebesar 0.243%. Semakin besar
dengan konsentrasi paling tinggi 300 ppm konsentrasi inhibitor maka semakin kecil laju
memiliki nilai remaining life paling tinggi pada korosinya, semakin tinggi suhu yang
suhu 30°C dan 40°C. Serta pada suhu 30°C dan digunakan semakin cepat laju korosinya.
40°C larutan HNO₃ dengan konsentrasi tertinggi Demikian pula dengan semakin lama usia
pada setiap variabel inhibitor juga memiliki nilai pakai, maka semakin tinggi nilai efisiensi
remaining life paling tinggi kecuali pada inhibitor suatu material.
dengan konsentrasi 0 ppm memiliki hasil yang
berbanding terbalik. Pada gambar 11 5. UCAPAN TERIMA KASIH
perbandingan remaining life inhibitor NaNO₂ Penulis menyadari penyelesaian jurnal ini tidak
suhu 30°C memiliki nilai remaining life terbesar terlepas dari bimbingan dan motivasi dari
yaitu 65.79 tahun dan nilai remaining life terendah

197
Proceeding3rd Conference of Piping Engineering and its Application ISSN No.

Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

berbagai pihak, penulis menyampaikan rasa


terimakasih yang sebesarbesarmya kepada :
1. Allah SWT, karena tanpa rahmat dan
ridhoNya penulis tidak bisa
mengerjakanjurnal Tugas akhir ini dengan
baik dan lancar.
2. Keluarga dan kedua orang tua (Bapak
Sudarsono dan Ibu Siti Rofiah) yang telah
memberi dukungan, semangat, doa, cinta dan
kasih sayang kepada penulis.
3. Bapak Ir. Eko Julianto, M.Sc, F.RINA selaku
Direktur Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya.
4. Bapak Fipka Bisono, S.ST., M.T. selaku dosen
pembimbing I yang telah membantu
membimbing serta mengarahkan dalam proses
penyusunan jurnal Tugas Akhir ini.
5. Bapak Bayu Wiro Karuniawan, S.T., M.T.
selaku dosen pembimbing II yang telah
membantu membimbing serta mengarahkan
dalam proses penyusunan jurnal Tugas Akhir
ini.
6. Seluruh staf pengajar Program Studi D4 -
Teknik Perpipaan Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya yang telah memberikan
banyak ilmu kepada penulis selama masa
perkuliahan.
7. Rekan - rekan mahasiswa Teknik Perpipaan
Angkatan 2016 yang telah memberi
dukungan, memori, motivasi dan membantu
segala kesulitan yang terjadi selama waktu
perkuliahan.
8. Pihak - pihak lain yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.

6. PUSTAKA
[1] ASTM-G31–72. (2004). Standard Practice
for Laboratory Immersion Corrosion Testing
of Metals. American Society for Testing and
Materials, 72 (Reapproved), 1–8.
https://doi.org/10.1520/G0031-72R04
[2] ASTM-G01–03. (2011). Standard Practice
for Preparing, Cleaning, and Evaluating
Corrosion Test Specimens. Annual Book of
ASTM Standards, 1–9. https://doi.org/10.152
0/G0001-03R11
[3] Roberge, P. R. (1999). Handbook of
Corrosion Engineering.
https://doi.org/10.1016/S0026-0576(00)834
45-5
[4] ASME B31.3. (2014). Process Piping.
Chemical Engineer (Vol. ASME Code)
[5] API 570, Piping Inspection Code : In-service
Inspection , Rating , Repair , and Alteration
of Piping Systems. (2010), Edition,
T(November,2009).
https://doi.org/10.1109/TSMCC.2011.21097
10

198

You might also like