You are on page 1of 12
ISSN 1693-5896 Diterbitkan oleh Proyek Pengembangan Keserasian Kebijakan Olahraga ~ Direktorat Jenderal innraan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2004 Jurnal Nasional Pendidikan Jasmani dan Ilmu Keolahragaan (National Journat of Physical Education and Sport Science) Terbit tiow Auli setahun pada bulan April, Agustus dan Desember, berink negkdesin Rail peneittans, qaeasan kormsepta\, 2) teon, apices tecel bidang Fendidiass ladrman Gan fm Kectahragaan Petindung =e Prof, Brn Toho Chota MUtOWN’, MAA PR. Penanggungiawab/Ketua Penyunting: fot De. Rust tutan Penyunting Ani: Doi Hainer Amat Des. Achmad Tarmin Or RPMS. dural May, MS Dex. Marhot Horahae rok Or innam Saiyu Dr. Dana Hedaya, MSc Bre Twitpano Drs. Thobias Twbulau Dry utah shkbar Kontributor: Be Amung My Br Phul dase eof Dr. Ariwast Pars Dr. Tauf Youd Dr. Setya ugraho Drs. Soegivanto, KS, Mi Pelaksana Tata Usaha: Waprman, Puy Astut, Sugar: Alamat Tata Uiahe: a ies Graha Penuda L1-5, J. Gerbang PecnudaNis. 3 Senayan Jakarns, Tela (0209578158, 5727422 Jurnal Nasional Pendidikan Jasmani dan tmu eq Keolahragaan (National Journal of Physical Education and Sport Science) ditertwihan ole) Propek Pengambangan dan Keséraman Kebyenan ‘Olahraga, Dinektorat Jenderat Olarwaga Deparrernen Bencicihan Navional, Tahun 2004 Renyuniing anenenrena surnbaagan tulsa yang beim penah diietkan dalam mecha cetah isn, Naskah dketik Seogan 1946 Fangkap parts kertas ‘ruarto, panjang 10.4.4. 20 halaman sebanyak satu ehsernplar (lebih lanjut paca Petunia bagi Penulis pada sarreu! dalam betakeng) Maskah yang tras dievolues' oleh penyunting) hil, Peryumting dapat meelakuean porubahun pada twisan yang deruat urituk kevevagaman format, tana ‘rergubsh maksud dian Hiya. (National Journal of Physical Education and Sport Science) Volume 3, Momor 2, Agustus 2004 Daftar Isi ‘Guaril Gagasan Pengembangan Motorik ANAK 0... 4.8 Rahma Boedi Perilaku Makan Remaja di Jakarta ................ 9.23 Poerboyo Amat Komari Manajemen Strategis dalam Sebuah Klub s Olahraca Bulutanokis di Tinokat Penacab ......... 94.79 Hari Amirullah Perkembangan Perseps! Motorik: Konsep Rahman dan implementas| dalam Pendidikan Jasmani di Sekolah Agus S. Suryobroto Pembelajaran Aquatik bagi Siswa Sekolah e Dasar Kelas Awal denoan Bentuk Berm: — 4147 Agus Supriyanto Olahraga untuk Kebugaran dan Kesehatan 4E5t Caly Setiawan dan Teaching Games for Understanding (TGFU) Soni Nopembri {(Konsep dan Implikasinya dalam a Pembelsiaran Pendidikan Jasmani _.. 461 Joko Purwanto _Pendiciikan Jasmani Setiap Hari Yang Berkualitas: Sebuah Tantangan Penyelenggaraan Pendidikan Jasmani di Sekolah Pendidikan Jasmani Setiap Hari Yang Berkualitas: Sebuah Tantangan Penyelenggaraan Program Pendidikan Jasmani di Sekolah Oleh: Joko Purwanto Dosen FIK Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak. Gerak adalah pusat dari kehidupan anak. Gerak menjadi perhatian utama perkembangan mereka dan sangat berdampak bagi perkembangan kognitit, afektif, dan motorik mereka. Gerak memberi anak sebuah makna nyata terhadap opa yang dilakukan di dalarnya, interaksi dengennya, dan bereaksi pada dunia sekitar mereka. Ini adalah cara mereka menjelajah, bereksperimen, dan menemukan kehidupan menakjubkan yang tak terhitung banyaknya. Gerak adaiah sebuah afat pengumpul informasi utama bagi ansk, sesustu yang membantu mereka memperoleh peningkatan pengetahuan yang kompleks. Gerak sebagai alat tama —memperiuas konsepsi mereka tentang dirinya sendiri dan dunia mereka. Sebuah perencanaan yang baik, program pendidikan jasmani yang berkualltas, dan disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan anak dapat memberi sumbangan penting terhsdep perkembangan menyeluruh mereka, Kata Kunci: pendidikan jasmani, berkualitas, setiap hari, tantangan, seKolah Pendahuluan “Anak-anak adalah generasi penerus kami, merekalah pembawa tongkat estafet ke arah perwujudan cita-cita nasional kami dan penjaga rantai kemanusiaan di Indonesia” (Presiden RI, 2003). Ungkapan tersebut mengisyaratkan bahwa anak-anak adalah pewaris masa sekarang, sedang masa depan adalah milk mereka. Berdasar hasil sensus 62 nasional tahun 2003, dari lebih 203 juta Penduduk, lebih kurang 20 persennya adalah anak-anak yang berusia hinggs 10 tahun. Bila ihitung sampai usia 20 tahun, jumiah mereka mencapai lebih kurang 40 persen dari total penduduk Indonesia, Merujuk laporan Badan Pusat Statistik tahun 2002, penduduk Indonesia yang berusia di bawah 18 tahun mencapai 70,36 juta jiwa atau sekitar 34 persen dari keseluruhan jumiah penduduk Indonesia. Jumiah ini menunjukkan bahwa ahak-anak adalah potensi berharga di masa depan. Benarkah mereka sudah dihargai sepenting potensi yang mereka memiliki? Jawabnya belum. Berdasarkan publikasi laporan United Nations Development Programme (UNDP), Human Development Report 2003, Human Development, Index (HDI) Indonesia berada pada peringkat 112 dari 175 negara. Lebih Jauh lagi dilaporkan bahwa indeks Indonesia memburuk karena turun dari 0,684 (Tahun 2002) menjadi 0,682 {Tahun 2003). Karena HDI dibangun = atas_—indikator-indikator Kesehatan dan kependudukan, pendidikan, serta ekonomi, maka memburuknya indeks tersebut diyakini mencerminkan memburuknya mutu manusia Indonesia bila dilihat dari sisi kesehatan dan kependudukan, pendidikan, serta ekonomi. Berdasar HDI tersebut, peringkat Indonesia berada di bawah negara- negara tetangga, itupun dengan selisih prestas! Pendidikan Jasmani Setiap Hari Yang Berkualitas: sebuah Tentarcen ‘enpwlanggaraan Program Pendidikan asmari di Sekolah (Ioko Purwanto) yang sangat jauh. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada yang salan dalam sistem pembangunan di negara kita, Hal ini tidak periu disikapi Secara berlebihan akan tetapi harus dismbil pelajaran untuk memperbaiki kines pembangunan kita, yang di dalam hal ini fatah pembangunan di bidang.—_kesehatan, kependudukan, pendidikan, dan ekonomi. Kondisi ini berimplikasi bagi para pemegang kebijakan agar memiliki komitmen yang tinggi khususnya: di bidang pendidikan untuk benar- benar memikirkan masalah anak-anak bangsa, dengan merencanakan dan melaksanakan program-program pendidikan yang disesuaikan dengan —tingkat_ = pertumbuhran dan. perkembangan anak, serta_senantiasa ™memperhatikan perubahan-perubahan sosial di ere globslisasi yang demikian pesat lajunys, Wil Lernke (dalam Rusli Lutan, 2000: 15) mengemukakan dampak media dan komputer menyita banyak waktu anak-anak sehingga Kurang terlibat dalam aktivitas jasmani dan olahraga. Kuma (dalam Rusii Lutan, 2000; 17) mengatakan bahwa otomatisasi, TY, dan komputer sangat berpengaruh _terhadap aktivitas jasmani manusia, dan melalui program pendidikan jasmani yang dinamik masaiah itu dapat diatasi, Namun demikian menurut Ingrid Stahmer (dalam Rusii Lutan, 2000: 14), gaye hidup sehat dapat diperoleh melalui program pendidikan gerak, pendiciken jesmani sebagai wehana pembinaan dan pembentukannya. Melalul aktivitas itu akan teransang otak «dan pada ilirannya. berkontribusi nyata terhadap belajar, karena itu pendidikan jasmani secara_teratur merupakan kebutuhan mutlak untuk pendidikan anak. Sedangkan Dr. Wulf Preising, Sekretaris Jenderal Konfederasi Olahraga Jerman, menegaskan kedudukan olahraga di sekolah sebagai elemen esensial dari pendidikan dan karier. Kegiatan itu mengandung nile! sosial dan pembinaan perilaku. Pendidikan jasmani seperti pendidikan pada umumnya merupakan sebuah investasi luntuk menghadapi masa depan yang lebih batk (Rusii Lutan, 2000: 16). Krisis Pendidikan Jasmani Krisis, pendidikan seperti yang. sering dipaparkan oleh para pakar juga terjadi pada Pendidikan jasmani, karena pendidikan jasmani fu sendiri tidak lepas dari kebijakan pendidican, Seperti dikemukakan Rusii Lutan (2000: 5), sejek tahun 1980-an_ terjadi kemunduran pendidiken jasmani pada tingkat global terkait dengan globalisasi, yaitu karena engaruh ekonomi yang dipacu oleh teknelogi komunikasi, polltik, dan perubahan pads pendidikan itu sendirl. Hal senada diungkapkan Fekro Kidane (dalam Rusil Lutan, 2000: 14), bahwa gerakan olimpik sama sekali tidak terpisah dan selaras_ dengan © gerakan kependidikan. Di antara ital kependiikan dalam olahraga adalah nilai-nilai kemanusiaan dan integritas. Namun sayang, yang menjadi kendala adalah penyelenggaraan pendidikan jasmani itu mengalami hambatan Karena Pemotongan anggaran biaya, schingga ia Mmenyebut pendidiken jasmani sebagai sebuah korban besar dari kebljakan anggaren pendidikan. Pemikiran-pemikiren yang berkembang dalam Kongres Berlin tahun 1999 (Rusti Lutan, 2000) terkait dengan krisis pendidikan jasmani adalah pendidikan jasmani dinilal secara global benar- 63 Juinal Nasional Pendidikan Jasemani an try Keolahragaan, Vol 1 No.2. 2004: 63.00 benar dalam posis! marginal dan_mengalari ancaman status sefta eksistensinya dalam kurikulum = pendidikan, seperti ketidak- seimbangan alokasi waktu dalam kurikulum, kesenjangan antare komitmen retorika dan implementasi di fapangan, dan persaingan ‘antara bidang studi untuk —memperoleh prioritas, Pokok-pokok pikitan bermuara pada himbauan untuk mengembangkan pendidikan jasmani di negara masing-masing dihadapkan dengan ancaman “krisis” pendidikan jasmani yang semuanya itu memeriukan upaya bersams, promosi secara Kolektif dan tindaken masyarakat internasional, Ken Hardman dan J. Joe Marshall (dalam Rusit Lutan, 2000: 17) mengemukakan hasil survai memang tidak diragukan bahwa pada beberapa negara pendidikan —_jasmani dilaksanakan dengan balk. Namun demikian, survai itu. menunjukkan kesenjangan antara kebijakan resmi dengan implementast dan praktik pada beberapa negara. Peiaksanaannya tidak sesual dengan status legal dan terdapat sikap skeptis terhadap status dan nilai pendidikan jasmani dalam kaltannya dengan alokasi waktu dalam kurikulum, bahkan bersaing dengan mata pelajaran lainnya yang berimplikasi terhadap pengurangan biaya, fasilitas yang serba kekurangan, terutama di sekolah dasar, selain itu juga terdapat sikap skeptis terhadap masa depan pendidikan jasmani, Gambaran tainnya yang bersfat_mendunia adalah: 1) panilaian diri rendah dari profesi pendidikan jasmani, 2) alokasi dana yang lebih besar untuk olshraga kompethif dan elit dibandingkan untuk keperiuan pendidikan jasmani, 3) ketidakmampuan _pendidikan 64 Jesmani untuk mengkomunikasikan pesan yang bermakna kepada setiap fapisan masyarakat (warga —masyarakat pada. umumnya, professional, politi, pemimpin organisasi, rang tua, dll.) (Rusii Lutan, 2000; 17), Dalam konteks krisis pendidikan Jasmani, Crum (1994; dalam Rusli_ Lutan, 2000: 8) mengemukakan mengapa pendidikan jasmani dikepinggirkan, yaltu karena pengajaran yang tidak membangkitkan keterjadian proses belajar, sehingga bidang studi itu tidak bermakna; akamya bukan karena kelangkaan infrastruktur atau biaya. Oleh karena itu gagasan mengenal pendidikan jasmani setiap hari yang berkualitas sangat didukung oleh asumsi-asumsi yang menandaskan bahia kedudukan pendidikan jasmani adalah sebagal wahana untuk mendidik. Seperti hainya pendidikan pada umumnya yang dilaksanskan setiap hari di sekolah, maka pendidikan jasmani sebagai wahana untuk mendidik sangat tepat jika pendidikan jasmani juga dilaksanakan setiap hari. Secara lebih ekstrim, Kuma (dalam Rusii Lutan, 2000: 17) mengatakan bahwa seperti halnya kampanye melek huruf sebagai kebutuhan setisp orang, pendidikan jasmani haus merupakan sebuah mata pelajaran wajib di sekolah. Sedangkan Marcellyn Dally (dalam Rusii Lutan, 2000: 15) menekankan tentang pentingnye pembaharuan terutama Pendekatan yang lebih pluralistik bukan menolitik guna melahirkan konsep baru Pendidikan jasmani. Keseluruhan upaya itu berlandaskan pada kerangka iimiah untuk dapat mengidentifikasi pendekatan baru, Terkait dengan kebljakan dalam pendidikan, Benaziza (dalam Rusii Lutan, 2000: 15) Pendidikan 2asmani-Setiap Hari Yang Serkualitas: eb.ohTantangan Penyelenggaraan Program Pendidikan Jasmani dSakolah (ka Purvanto) mengemukekan dempak ekonomi sebagai dasar argumentasi untuk mempengaruhi para pembuat kebijekan dan keputusan. Paparan tentang dampak ekonomi dari manfaat kehidupan aktif itu dapat ditinjau dari kualitas sumber daya manusia sebagai sarana berproduksi, dan dapat pula ditinjau dari semua produk yang bertalian dengan kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga yang mengandung nilai tambah dan manfaat secara ekonomi. Pendidikan jasmani dan olahraga bermuara pada pencapalan masyarakat’ yang sehat, dalam kualitas sejahtera paripura (wel. being) dan dikenakan pada semua lapisan masyarakat dan semua jenjang usia, Untuk itu dibutuhkan strategi baru dan sekaligus, tindakan nyata. Pendidikan Jasmani Setiap Hari Yang Berkualitas Gagasan pendidikan jasmani setiap hari yang berkualitas di seluruh sekolah dasar adalah sebuah tantangan bagi semua guru pendidikan jasmani. Ross dan Gilbert; Ross dan Pate (1985; 1987; daiam Wuest dan Bucher, 1995: 422) menunjukkan sejumiah bukti bahwa banyak anak-anak dan remaja di berbagal bangsa tidak aktif dan tidak bugar. Menurut Wuest dan Bucher (1995: 422), gaya hidup tidak aktif, waktu uang yang sedixit, dan program-program —pendidikan jasmani di sekolah yang kurang berkualitas dan kurang rutin memberikan kontribusl pada tingkat kebugaran yang buruk pada anak-anak dan remaje Amerika. Gerak adalah pusat dari kehidupan anak. Gerak menjadi perhatian utema —perkembangan mereka dan sangat berdampak bagi perkembangan kognitif, afektif, dan motorik mereka, Gerak memberi anak sebuah makna nyata terhadap apa yang dilakukan di dalamnya, interaksi dengannya, dan bereaksi pada dunia sekitar mereka. Ini adalah cara mereka menjelejah, bereksperimen, dan menemukan kehidupan menakjubkan yang tak terhitung banyaknya. Gerak adalah sebuah alat Pengumpul informast utama bagi anak, sesuatu yang © membantu. mereka — memperoleh peningkatan pengetahuan yang kompleks, Gerak sebagai alat utama = memperluas konsepsi mereka tentang dirinya sendin’ dan dunia mereka. (Vanier dan Gallahue, 1978: 3), Sebuah perencanaan yang balk, program engajaran pendidikan jasmani yang baik, dan disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan anak dapat memberi sumbangan penting terhadap perkembangan menyeluruh mereka. Menurut Seefeldt (1986, dalam dalam Wuest dan Bucher, 1995: 422), bahwa aktivitas jasmani yang rutin dan tepat dapat memberikan kontribusi pada kesehatan yang lebih baik dan meningkatkan kualitas ‘hidup bagi individueindividu dari semua umur. Untuk memperolen keuntungan-keuntungan maksimum, seorang individu hatus mulai berfatih sejak dink dan rutin melalui waktu luang. Pendidikan jasmani setiap hari di Sekolah adalah satu dari bentuk yang paling baik untuk membantu individu-individu belajar keterampilan-keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai pada melalui aktivitas jasmani ke dalam gaya hidup mereka. Tujuan pendidikan jasmani adalah sederhana, yaitu belajar untuk bergerak dan belsfar melalui gerak. Tujuan belajar untuk bergerak dari pendidikan jasmani didasarkan pada 65 Jurnal Nasional Penacikan daamaré dan tu Kecaragaan, Vel 3, No: 2008 62.00 pengekuan bahwe pernatian utema Gari setiap program pendidikan jasmani yang berkualitas adalah membantu setiap individu belajar bagaimana menggunaken tubuhnya secara lebih efisien dan efektif di dalam beragam gerak-gerak dasar, olahraga, menari, dan keterampllan akustik. Anak sekolah dasar perlu belajar bagaimana = menggunakan tubuh mereka secara lebih balk. Perkembangan motorik mereka bukan sebuah proses kKematangan tersendiri, tetapi tergantung pada kualitas dan jumiah pengalaman (Vanier dan Gallahue, 1978: 4). Tujuan belajar melalui gerak didasarkan pada kenyataan bahwa pendidikan jasmani dapat + memberikan sumbangan positif dalam banyak segi kognitif dan afektif anak, Domain kognitif dan afektif dari peritaku manusia tidak terpisah. Keduanya dihubungkan secara dekat dan i kompleks dengan perkembangan motorik dan periiaku gerak anak, Tujuan pendidikan jasmeni difokuskan pada perkembangan menyéluruh individu. Perkembangan dan pertumbuhan anak melalui aktivitas-aktivitas fisik langsung. akan mempengaruhi keutuhan anak, pertumbuhan fisik, sosial, mental, dan emosional. Banyak manfast yang dianggap berasal dari partisipasi dalam aktivitas jasmani yang rutin dan tepat. Apakah murid-murid dapat mencapal manfaat-manfaat melalui partisipasi dalam program pendicikan jasmani di sekolah tergantung pada pembagian wakbu Program den kualites program, Program pendidikan jasmani harus secara khusus dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan ini, Keuntungan-keuntungan dari partisipasi di dalam program aktivites jasmani yang rutin 06 dan tepat adalah (NASPE, 1989; dalam Wuest dan Bucher, 1995; 422): 1. Mengurangi resiko penyakit jantung; aktivitas jasmani menanggulengi faktor- faktor utama resiko penyakit jantung, seperti kegemukan, Kurang gerak, dan hnipertensi. 2. Meningkatkan Kesehatan, Memeperkuat tulang-tulang. 4, Mengatur berat badan dan komposisi ‘tubuh. ‘Mengembangkan keterampilan, 6. Disiplin diri dan tanggungjawab bagi aksi, ‘kebugaran, dan kesehatan diri sendir: 7. Mengembangkan penilaian, self-esteem, \percaya diri, dan hubungan antar teman, 8 Mempromosiian Kesehatan mental dan ‘mengurangi depresi. 9, Mengurangi stress, 10. Mempromosikan kesehatan, 11, Promosi dari sebuah gaya hidup yang lebih aktif dan sebuah sikap yang lebih positif terhadap aktivitas jasmani. Manfeat ini dapat terpenuihi metalul suatu penyelenggaraan program. pendidikan jasmani yang direncanakan. Program —pendidikan Jasmani yang bekualitas menyediakan para siswa dengan suatu tambahan yang berarti secora efektif yaitu kesejahteraan dan Kesehatan sepaniang —hidup_— mereka. Pencapaian manfaat ini, bagaimanapun, memeriukan komitmen; program pendidikan jasmani harus dirancang untuk mewujudkan hasil ini, Gerak adalah penyumbang pening bagi perkembangan menyeluruh fungsi kita sebagal individu-individu memungkinkan kita untuk melihat pendidikan jasmani yang berkualltas ‘Pendidikan Yasmani Setiap Hari Yang Berkualitas: Shush Tartanoan Panyelenggaraan Program Pendakan Jaimary Sekolah (Joko Purana) sebagai sebuah alat pendidikan yang berguna. Alat inl memiberikan. sumbangan utema pada tujuan-tujuan pendidikan, yaitu: (1) membantu anak belajar bagaimana menggunakan tubuh mereka secars lebih efektif dan efisien, dan (2) membantu mereka belajar tentang dunia mereka dan memasukinya melalui gerak (Vanier dan Gallahue, 1978: 6). Anak sekolah dasat bukan minlatur orang dewasa. Kebutuhan, minat dan kemampuan mereka berbeda. Di dalam program pendidikan jasmani sekolah dasar tidak ada periode libur atau bermain bebas. Ini adalah sebuah laboratorium belajar di mana anak dilibatkan dalam tugas belajar yang penting untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Tujuan utama program Pendidikan jasmani bukan kesenangan. Kesenangan mungkin tujuan utama anak, tetapi hal ini tidak akan menjadi tujuen guru. Kesenangan adalah sebuah hasil yang berguna dari pendidikan jasmani yang balk, seperti hainya hasil yang diinginkan oleh semua pendidikan yang balk. Pendidikan jasmani merupakan aspek dari proses pendidikan yaitu pendidikan dari fisik dan pendidikan mefaiui fisik Terkait dengan pendicikan jasmani setiap hari yang berkualitas, NASPE (1989, dalam Wuest dan Bucher, 1995: 423) merekomendasikan anak-anak sekolah dasar menerima 30 menit Pendidikan jasmani setlap hari, siswa sekolah menengah menerima 45-55 menit pendidikan jasmani setiap hari, Menurut NASPE (1989, dalam Wuest dan Bucher, 1995: 424) suatu program pendidikan jasmani yang bermutu § harus menjadi Percontohan dan pendidikan secara alami. Program periu memusatkan pada pengajeran ara siswa untuk: 1, Memahami dan mengambil bagian di dalom aktivitas fisik bertenaga yang dapat membantu di dalam mengembangkan dan memelihara kebugaran fisik sepanjang hhidup. 2. Memahami dan meningkatkan keterampilan ‘olahraga dan motorik mereka. 3. Nikmati menggunakan pengetahuan dan ‘ketrampilan mereka sebagai = suatu keuntungan di dalam menetapkan suatu ‘gaya hidup sehat. 4, Memahami bagaimana badan mereka bekerja. NASPE lebih lanjut mengidentifikasi komponen suatu program pendidikan jasmani yang bermutu. (1989, dalam Wuest dan Bucher, 1995: 425), yaltu: 1. Menyediakan bukti tentang efektivitasnya ‘melalui penilaian hasil yang telah dicapai. 2. Menyediakan peluang sehari-hari untuk pengembangan ketrampilan gerak dan ‘kebugaran fisik. 3. Membantu perkembangan suatu pemahaman mengapa, ketika, dan bagaimana aktivitas fisik dapat disatukan ‘ke dalam suatu gaya hidup. 4, Memusatkan pada kesehstan yang terkait dengan keuntungan-keuntungan aktivitas fisik dan bagaimana manfaat ini dapat aquired dan dipefinara. 5, Mempromosikan pengemibangan ‘ketrampilan gerek untuk partisipen di luar TK — 12 tahun, 6, Mengakomodasi kebutuhan dan meningkatkan pengembangan semua siswa dengan mengabaikan tingkat ‘kemampuan fisik dan mental. 67 ters! Nsoionat Pentti Jgemary eon tu Keolshragaan, Vol 3. No.2, 2004-62-89 7. Ajar para siswa bagaimana cara menerapkan konsep tentang latihan yang sesual dalam hidup sehari-hari mereka. Menyatukan semua aktivitas Ini, termasuk komponen program ini, dan menwujudkan manfaat yang maksimum dari Kelkutsertaan di dalam suatu program pendidikan jasmani yang berkualitas tergantung pada program yang sedang ditawarkan setiap hari dengan waktu yang cukup sepanjang tahun pelajaran. Pendidikan jasmani harus diajar oleh instruktur Pendidikan jasmani yang —_bersertifikat, Kepemimpinan yang = berkualitas = dan berdedikasi diperiukan dalam program Pendidikan jasmani setiap hari yang berkualitas, Masing-Masing guru pendidikan jasmani harus bertanggungjawab = untuk = mempromosikan pendigikan jasmani setiap hari yang berkualitas. Bukti menunjukkan bahwa perilaku sehat dibentuk pada awal usia dan lebih mudah membentuk perliaku sehat pada anak- anak dibanding untuk mengubah orang-orang yang tidak sehat pada orang dewasa. Lebih dari itu, selagl minat masyarakat sekarang pada kebugaran dan kekuatan, sekarang adalah waktunya untuk melahirkan dukungan untuk program pendidikan jasmani setiap hari yang berkualitas, Peningkatan status Pendidikan jasmani di sekolah dan membantu mevrujudkan mimi tentang —_pendidikan Jasmani setiap hari yang berkualites untuk semua kaum muda dan anak-anak adalah suatu prioritas pekerjaan penting. Praktik yang baik dibutuhkan dalam pendidikan Jasmani untuk meningkatkan mutu penyajian bidang studi itu dalam kurikulum Sekolah. Bila 68 praktik secara beik ini terlaksana, maka bidang studi itu bukan hanya menghasilkan tujuan pengajaran berupa kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas jasmani, tetapi juga dampak terhadap aspek psikologis yaitu perkembangan emosi, sosial, dan kognitif, Selain itu, bidang studi itu juga mendorong perkembangan hak asasi manusia, fair play, kepedullan dan apreasias! terhadap lingkungan, dan seperangkat kemungkinan dalam perkembangan yang bersifat ‘menyeluruh (holistik) (Rusii Lutan, 2000: 22), Oleh arena itu, semua pihak seperti erencana pendidikan (pemerintah), spesialis kesehatan, jimuan olshraga, organisasi dan asosiasi olahraga nasional dan intemasional, organisesi olahraga ekstrakurikuler, guru, orang twa, organisasi non-pemerintah, sekolah, klinik, kepsla sekolah, siswa dan masyarakat uas perlu mendukung bidang studi itu agar termasuk dan terus dikembangkan dalam kurikulum sekolah, Semua pemain tersebut memiliki baglan penting untuk dimainkan dalam penyampaian pendidikan jasmani. Praktik yang balk dalam pendidikan jasmani berupaya untuk mencapal tujuan yang mengandung nilai.1}'—_perkembangan kemampuan gerak yang efektif, 2) hak asasi manusia, 3) keterampilan hidup, keterampilan membuat keputusan, 4) pemilinan karier, 5) pendidikan perdamaian, 6) partisipasi rekreasi, 7) aspek = keselamatan (safety), 8) kemungkinan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang efektif, 9) hidup sehat dan sejahtera paripuma (heaith and well-being), 10) Fitness, 11) perencanaan cross-curricular, dan 12) eksplorasi keterampilan sosial (Rusil Lutan, 2000: 22). Pendidikan jesmani yang bermutu, yang selaras dengan budaya, sistem sosial dan ekonomi akan memberikan kontribusi kepada anak (Rusli Lutan, 2000: 29): 1, Aktivitas bermakna, menggembirakan dan menyenangkan. 2. Kesehatan jasmani dan perkembangan menyeluruh — dasar bagi seseorang yang terdidik fisiknya. 3. Keselmbangan dengan tekanan akademik dan tekanan sosial selama tumbuh. 4. Kesempatan untuk berprestasi dan sukses, mendorong —_perkemibangan percaya diri dan self-esteem, 5, Kesempatan untuk meiatih keterampilan sosial dalam kegiatan berkelompok. Penutup Tsu dan trend delam pendidikan jasmani yang menjadi fokus masalah di masa yang akan datang adalah bagaimana mengembangkan program yang positif dan praktik yang baik. kita harus optimis dapat menemukan model program pendidikan jasmani yang efektif sebagal alat pendidikan, Isu sentral bukan hanya pengurangan dana, sikap negatif terhadap program, dan bergantung pada Penguasa pembuat keputusan, namun bidang studi itu kehilangan rasa hormat diri karena terus menerus diserang sebagai mata pelajaran yang tidak penting. Implikasi penting hasit-hasil psikologis dan keuntungan sosial dari keterlibatan dalam olahrege dan aktivitas jasmani adalah bahwa program pendidikan jasmani penting untuk mengatasi ketimpangan sosial. Sekolah merupaken sebuah lembaga yang dapat menjangkeu semua anak muda, khususnya Pendidikan 2asmani Setiap Hari Yang derkualitas: sebuah Tentangen Penyelenggarean Program Perxédian Jasmant Sako (Joho Purwarto} yang tidak aktif, anak-anak dari status sosial ekonomi rendah, anak laki-laki dan perempuan yang cacat fisik dan mental, Guru yang mengajar pendidikan jasmani ‘adalah abli dalam pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani. Keabliannya itu penting untuk memberdayakan anak muda melalui aktivitas jasmani dan keterampllan motorik yang dipertukan untuk menjalani engalaman dalam aneka bentuk budaye gerak di satu pihak, dan dalam —mendorong ertumbuhan dan perkembangan individu dan sosial melalui aktivitas fasmani di pihak Iain, Berbagai lembaga dan organisasi yang memainken peranan dalam —_pembinaan kesehatan dan aktivites jasmani kaun muda dianjurian untuk membentuk kerjasama, Daftar Pustaka Rus Lutan. 2000, Krisis Global Pendidikan Jasmani, Reinterpretasi Hasil Kongres World Summit on Physical Education dan Kesan tentang Keolahragaan Jerman, Lokakarya. Bandung: FPOK UPI. Vanier, Maryhelen and Gallhue, David L.. 1978. Teaching Physical Education in Elementary Schools. Philadelphia: Saunders College Publishing Wuest, Deborah A. and Bucher, Charles A., 1995. Foundations of Physical Education and Sport, St Louis: Mosby, 69 Petunjuk bagi Penulis | Aftikel bolum pernah dimuat dalam media cetak lain, diketik spasi rangkap pada kertas kuarto sepanjang 10-20halaman, dalumbentuk disket program Word Star (WS) atau Microsoft Word beserta hacil cetakannya (Print Out) schanyak | ckscmplar Diserahkan paling lambat 3 balan sebelum bulaa penerbitan Artikel merupakan basil penelitian atau non penelitian (gagasan Keolahragaan). 3. Artikel ditulis dalam bentuk essai, discrtal judul subbab (heading). Peringkat judul subbab dinyatakan dengan jenis huruf yang berbeda: PERINGKAT — | (huruf besar semua rata dengan tepi kiri) Perimgkat 2 (huruf besar-keci! dan dicetak tebal}) Peringkat 3 Churuf besar pada awal subbab, dicetak miring dan tebal) 4 Astikel basil penelitian memuat: Jodul Nama Penulis Abstrak (mermmat tujoun, metode, dan hasil penelitian : 50-75 kata) Kara-kata Kunci Pendabuluan (tampa subjudal, memuat latar belakang masalah, perumussn masalah, dan rangkurnan kajiam teoritik) Metode Hasil Pembshasan Kesimpuian dan Saran Daftar Pustaka 3. Artikel Noo Penelitian memuat- Jude Nama Penulis Abstrak ($0 — 75 kata) Karkata kunci Pendahuluan (tampa sub judul, meua! pengantar topik wtaen diakthir\ dengan rumusan tentang hal-hal pokok yang akan dibahas) Subjudul Subjudul — » seal dengan keburwhan Subjudul Penutup (atau Kesimpalan dan Saran) Daftar Pustaks 6. Daftar Pustaka hanya meocantumkan sumber yang dirujuk dalam uraian aja, diurutkan alfabetis, Disajikan seperti contoh berikut: Annarino, A.A, Cowell, C.C. and Harelton, H.W. 1980, Curriculum Theory and Design in Physical Education. London: Cy. Mosby Company.

You might also like