You are on page 1of 6

ISSN: 2620-3332 SELODANG MAYANG

PERCEPATAN PENYELESAIAN PERDA RTRW


KABUPATEN INDRAGIRI HILIR SEBAGAI
PEDOMAN PENATAAN RUANG
Rezky Kinanda
Dosen Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universaitas Islam Indragiri

Email: alfa.boyone@gmail.com (korespondensi)

Abstract
Regional Regulation on Spatial Planning is an important element for each region because it
contains binding regulations regarding spatial planning. This binding regulation will seek strict
direction and strict limits on regional development. Regions that do not yet have local
regulations on RTRW have the potential to experience conflicts, such as the seizure of spatial
use areas by several sectors, furthermore each sector wants to be the main focus and become
the most considered sector, then exploitation of space becomes uncontrolled because there
are no strict rules governing boundaries. It is in the Regional Regulation on Regional Spatial
Planning that local governments can get it all.
The drafting or completion of the Regional Regulation on Spatial Planning is not an easy thing
to achieve in many regions in Indonesia. The proof is that there are still many regions that do
not yet have local regulations on RTRW, including Indragiri Hilir Regency. This becomes the
grid that Inhil Regency is threatened to get a negative effect from the absence of RTRW
regulations.
This journal explains the important points why Inhil District needs a Regional Regulation on
RTRW. This is also emphasized by the display of adverse effects if the RTRW regulation is not
finished by the Inhil Government. This journal will also explain about any obstacles that the
Inhil District Government might face in the effort to resolve the RTRW Perda.
Keywords: RTRW, Acceleration, Compilation, Government, Regency of Inhil

Abstrak
Perda RTRW merupakan elemen penting untuk setiap daerah karena di dalamnya termuat
aturan-aturan-aturan yang mengikat mengenai penataan ruang. Peraturan yang mengikat ini
akan menjari arahan yang tegas dan batasan yang tegas dalam pembangunan daerah. Daerah
yang belum memiliki perda RTRW berpotensi mengalami konflik, seperti perebutan wilayah
pemanfaatan ruang oleh beberapa sektor, lebih jauh setiap sektor ingin menjadi fokus utama
dan menjadi sektor yang paling diperhatikan, kemudia eksploitasi ruang menjadi tidak
terkontrol dikarenakan tidak ada aturan tegas yang mengatur tentang batasan. Di dalam Perda
RTRW lah pemerintah daerah bisa mendapatkan itu semua.
Penyusunan atau penyelesaian Perda RTRW bukanlah hal yang mudah tercapai oleh banyak
daerah di Indonesia. Buktinya adalah masih sangat banyak daerah yang belum memiliki perda
RTRW, termasuk Kabupaten Indragiri Hilir. Hal ini menjadi kisi-kisi bahwa Kabupaten Inhil
terancam mendapat efek negative dari tidak adanya perda RTRW.
Jurnal ini menjelaskan poin-poin penting mengapa Kabupaten Inhil membutuhkan Perda
RTRW. Hal ini juga dipertegas dengan ditampilkannya dampak-dampak buruk apabila perda
RTRW tidak kunjung selesai dikerjakan Pemerintah Inhil. Jurnal ini juga akan menjelaskan
tentang kendala-kendala apasaja yang mungkin akan dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten
Inhil dalam upaya untuk menyelesaikan Perda RTRW.
Kata kunci: RTRW, Percepatan, Penyusunan, Pemerintah, Kabupaten Inhil

1. PENDAHULUAN undang khusus tentang penataan ruang. Hal


ini merupakan hal yang sangat baik untuk
Negara Indonesia memiliki undang-
penataan ruang di Indonesia. Dengan adanya

Percepatan Penyelesaian Perda....(Rezky Kinanda.) 135


ISSN: 2620-3332 SELODANG MAYANG

undang-undang khusus ini ada perhatian 2. PENTINGNYA RTRW UNTUK


khusus pula. PEMBANGUNAN KABUPATAEN
Pelaksanan penataan ruang Indonesia INDRAGIRI HILIR
berpedoman pada UU Nomor 26 Tahun 2007
RTRW adalah pondasi terkuat dalam
tentang penataan ruang. Salah satu amanat
rencana pembangunan atau keijakan
undang-undang tersebut adalah setiap
pembangunan. Di dalamnya berisi segala
daerah harus memiliki perda RTRW. Hal ini
kebutuhan dasar untuk memutuskan
demi meraih kemudahan dalam
kebijakan-kebijakan pembangunan. Hal ini
pembangunan daerah. Di Indonesia sendiri
berlaku untuk skala nasional sampai daerah.
masih sangat banyak daerah yang belum
Termasuk kabupaten Indragiri Hilir.
memiliki perda RTRW yang menjadi salah
Dalam Pepres Nomor 5 tahun 2010
satu sebab besar dari permasalahan
tentang RPJMN, penataan ruang disebutkan
pembangunan di daerah-daerah tersebut
adalah sebagai alat dalam pelaksanaan
Undang-undang tentang Penataan Ruang
kebijakan pembangunan. Hal ini cukup
Nomor 26 tahun 2007 menetapkan
membuktikan bahwa Pemerintah Pusat
kewajiaban kepada setiap wilayah provinsi
sangat yakin dengan RTRW sebagai pondasi
dan juga kabupaten/kota untuk menyusun
pembangunan. Namun amat sangat
atau merevisi peraturan daerah tentang
disayangkan bahwa masih banyak daerah di
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Indonesia yang belum mampu merealisasikan
Penyusunan RTRW harus dibuat secara
Perda RTRW daerahnya dengan berbagai
berjenjang. Dalam makna yang lain bahwa
kendala. Hal ini menjadi penyebab terjadi
penyusunan RTRW Provinsi (RTRWP) harus
banyak konflik di berbagai daerah.
berpijakan kepada RTRW Nasional (RTRWN)
Pertanyaan selanjutnya adalah kenapa
yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun
RTRW menjadi pondasi kuat untuk kebijakan
2008 dan penyusunan RTRW kabupaten/kota
pembangunan ?
harus berpijakan kepada RTRWN dan RTRW
Pada dasarnya RTRW sendiri adalah
Provinsi.
sebuah kebijakan yang mengatur tentang
Dalam proses penyusunan rencana tata
penataan ruang di daerah tertentu. Banyak
ruang suatu wilayah pejabat pemerintah akan
sekali pengertian tentang apa yang maksud
berhadapan dengan berbagai keinginan dan
dengan kebijakan publik dalam literatur-
cita-cita pembangunan dari berbagai bidang.
literatur politik. setiap pengertian
Setiap bidang ingin bidang mereka memiliki
menekankan pada hal yang berbeda-beda.
porsi yang mereka inginkan di dalam perda
Perbedaan dikarenakan masing-masing para
RTRW wilayah mereka. Misalnya bidang
ahli memiliki dasar keahlian yang berbeda-
perkebunan ingin bidang perkebunan diberi
beda.
prioritas tinggi dengan berbagai
Laswell dan Kaplan yang dikutip melalui
pertimbangan, begitu juga bidang pariwisata
buku Nugroho (2008) menekankan bahwa
ingin bidang pariwisata diberi prioritas tinggi
kebijakan publik adalah suatu proyek yang
dengan berbagai pertimbangan. Hal ini tidak
berorientasi pada tujuan-tujuan tertentu,
jarang menciptakan konflik tersendiri.
nilai-nilai tertentu, dan praktik tertentu.
Permasalahan keuangan atau anggaran
Sementara itu William N Dunn yang
juga seringkali menjadi beban yang sangat
dikutip melalui buku Pasolong (2010),
menghambat pelaksanaan penyusunan
menegaskan bahwa kebijakan publik sebagai
RTRW dikarenakan penyusunan ini
suatu rangkaian pilihan-pilihan yang saling
membutuhkan anggaran yang cukup besar.
berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau
Hal ini tentu menjadi indikasi bahwa
pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang
penyusunan perda RTRW kerap kali tidak
menyangkut tugas pemerintahan, seperti
menjadi prioritas dalam penganggaran
pertahanan keamanan, energi, kesehatan,
daerah.
pendidikan, kesejahteraan masyarakat,
Hal ini juga terjadi di kabupaten Indragiri
kriminalitas, perekonomian dan lain-lain.
Hilir. Kabupaten Inhil hingga saat ini (2019)
Definisi-definisi tersebut dapat dijadikan
belum memiliki Perda RTRW. Dengan adanya
dasar pemikiran bahwa kebijakan
Perda RTRW tentu akan memberikan rasa
pembangunan haru memiliki tujuan, arah,
nyaman kepada pemerintah untuk mengatur
dan nilai yang hendak dicapai. Kesemuanya
dan menatata ruang wilayah Kabupaten Inhil.
harus tertancap dengan kokoh melalui Perda
Tantangan-tantangan yang mungkin akan
Rencana Tata Ruang Wilayah. Didefinisikan
dihadapi Pemerintah Kabupaten Inhil juga
pula bahwa di dalam kebijakan publik
cukup banyak seperti anggaran, usulan-
terkandung hubungan antar bidang seperti
usulan yang belum ternegosiasikan,
perekonomian, pertanian, keamanan, dll
kepentingan-kepentingan berbagai pihak.
yang mana seluruhnya itu harus ditampung

136 Jurnal Selodang Mayang, Vol. 5 No. 3, Desember 2019


ISSN: 2620-3332 SELODANG MAYANG

dalam suatu peraturan daerah yang dapat Pasolong (2010;59). Menurut mereka ada
menghubungkan kebutuhan-kebutuhan dari tiga faktor umum yang mempengaruhi
berbagai bidang/sektor tersebut. Peraturan keberhasilan implementasi, yaitu:
tersebut dalah RTRW. a. Landasan teori, logika, hukum yang
menjadi pondasi. Semakin kuat
pondasi penyusunan RTRW maka
semakin kuat dan cepat pula
penyusunan Perda RTRW.
b. Kerja sama antar aktor.
Penyusunan Perda RTRW harus
dikerjakan dengan kerja sama yang
baik antar pemangku kepentingan
atau pemilik kekuasaan.
c. Ketersediaan sumber daya manusia
yang memiliki kemampuan,
Gambar1. Kawasan Rekreasi Pantai Solop komitmen untuk mengelola
pelaksanaanya.
RTRW adalah hasil perencanaan ruang
pada wilayah yang merupakan kesatuan Pernyataan yang hampir serupa juga
geografis beserta segenap unsur terkait yang dijelaskan oleh Bappenas tentang dampak-
batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan dampak yang bisa terjadi apabila suatu
aspek administratif (Permen PU No. daerah belum memiliki perda RTRW. Adapun
16/PRT/M/2009). Pada dasarnya ruang hal-hal yang harus diwaspadai oleh
mempunyai keterbatasan, sehingga Pemerintah Kabupaten Inhil berdasarkan
dibutuhkan peraturan yang dapat menata pernyataan Bappenas adalah:
ruang agar dapat dimanfaatkan secara a. Lamban atau terhentinya
efektif. RTRW juga berfungsi untuk pembangunan Kabupaten Inhil
mengefektifkan pemanfaatan ruang dan karena kemungkinan Bupati
mencegah terjadinya konflik antar bidang khawatir akan mengeluarkan izin
dalam proses pemanfaatan ruang. Serta yang melanggar Undang-Undang
menjaga masyarakat dari bahaya Penataan Ruang
permasalahan lingkungan yang timbul akibat b. Gairah Investasi ke Inhil akan
dari penyalahgunaan pemanfaatan ruang rendah karena investor khawatir
yang tidak sesuai dengan lokasi yang atau ragu dengan arah kebijakan
seharusnya. pembangunan yang tidak jelas.
Dengan adanya Perda RTRW, Pemerintah c. Kerusakan lingkungan
Kabupaten Inhil terbantukan untuk dikarenakan tidak ada batasan
mencegah adanya konflik antar bidang di yang jelas dalam pelaksanaan
jajaran pemerintahan sendiri. sebagai contoh eksploitasi sumberdaya alam yang
setiap bidang yang tadinya memiliki acuan dimiliki.
peraturaannya sendiri berpotensi berkonflik Hal-hal di atas bukanlah hal yang pasti
dengan bidang lain yang juga memiliki akan terjadi terhadap pembangunan di
peraturan sendiri, jika Pemerintah Kabupaten Kabupaten Inhil akan tetapi dampak-dampak
Inhil memiliki Perda RTRW maka konflik- negative ini bisa menghantam daerah mana
konflik yang terkait tata ruang harus saja yang belum memiliki Perda RTRW
mengacu kepada Perda RTRW. Selain itu termasuk Kabupaten Inhil.
dengan adanya Perda RTRW, Pemerintah
Kabupaten Inhil dapat mencegah terjadinya 4. PENGHAMBAT PENYUSUNAN PERDA
pembangunan di wilayah yang tidak sesuai, RTRW
tidak cocok, dilarang, atau bahkan kawasan Pemerintah Kabupaten Inhil harus
berbahaya dikarenakan Perda RTRW telah memahami dan mengidentifikasi apa saja
melewati berbagai kajian dan penelitian hal-hal yang dapat membantu mempercepat
tentang ruang itu sendiri. proses perda RTRW dan apa saja hal-hal yang
dapat menghambat laju perda RTRW. Hal ini
3. DAMPAK NEGATIF TIDAK ADANYA berguna untuk menyusun strategi percepatan
PERDA RTRW TERHADAP Perda RTRW Kabupaten Inhil.
PEMBANGUNAN Jika mengambil pendapat D.L. Weimer
Kendala-kendala perumusan rencana dan Aidan R.Vining (1999;398) dalam
kebijakan sudah diprediksi oleh D.L. Weimer Pasolong (2010;59) dan menghubungkannya
dan Aidan R.Vining (1999;398) dalam dengan percepatan Perda RTRW Kabupaten

Percepatan Penyelesaian Perda....(Rezky Kinanda.) 137


ISSN: 2620-3332 SELODANG MAYANG

Inhil maka ada tiga faktor umum yang dengan rencana pembangunan harus
mempengaruhi keberhasilan kebijakan, ditingkatkan hal ini guna menambah
yaitu: laju percepatan perda RTRW
a. Landasan teori, logika, hukum, serta e. Kendala Regulasi Terkait dengan
hal lain yang menjadi pijakan dalam regulasi dan kebijakan Pemerintah
penyusunan Perda RTRW Kabupaten Pusat, ada beberapa hal yang
Inhil, semakin tegas dan kuat dianggap dapat menjadi kendala,
landasan yang dipakai semakin kuat yaitu:
dan cepat pula kebijakan 1) Dinamisnya perumusan
direncanakan dan dilaksanakan peraturan baru dari Pemerintah
b. Kerjasama antar pejabat dan antar Pusat memengaruhi penyusunan
sektor di Kabupaten Inhil harus RTRW Daerah
terjalin kerjasama yang kuat antar 2) Kebijakan mekanisme
dinas terkait bahkan sampai kepada penyusunan peta dalam
anggota DPRD. perumusan RTRW yang
c. Ketersediaan sumber daya manusia mengharuskan Daerah untuk
yang berkualitas. Pemerintah melakukan verifikasi peta ke BIG
Kabupaten Inhil harus menempatkan di Cibinong. Kebijakan ini justru
SDM yang berkualitas dan cocok menjadi hambatan besar dalam
dengan bidang yang dihadapinya penyusunan RTRW, sehingga
sehingga pekerjaan akan semakin membutuhkan anggaran dan
efektif. waktu yang tidak sedikit. Hal ini
haruslah menjadi bahan evaluasi
Berdasarkan teori diatas dan informasi sehingga memungkinkan
dari Bappenas maka dapat disimpulkan verivikasi dilakukan pihak
bahwa faktor-faktor yang wajib menjadi provinsi saja.
perhatian Pemerintah Kabupaten Inhil, yaitu: 3) Adanya kebijakan dari
a. Tidak singkronnya implementasi Kementerian ATR yang
antar sektor atau bidang di menginstruksikan untuk
Kabupaten Indragiri Hilir dalam mengakomodasi Nawacita dalam
pemanfaatan ruang bisa menjadi RTRW Provinsi.
penyebab konflik pemanfaatan 4) Belum adanya pedoman dari
ruang. Misalnya sektor pertanian, Pemerintah Pusat untuk
perkebunan, pertambangan, dan penyusunan Rencana Tata
hutan berpotensi saling berebut Ruang Kawasan Strategis
wilayah kekuasaan pemanfaatan Provinsi/Kabupaten/Kota, serta
ruang dikarenakan tidak ada Perda pedoman untuk peninjauan
RTRW Kabupaten Inhil kembali RTRW.
b. Dalam hal substansi berpotensi f. Kendala Periodisasi juga kerap
terjadi tabrakan aturan antar sektor menjadi hambatan. Terdapat
dan bidang di Kabupaten Inhil ketidaksingkronan periode antara
dimana setiap sektor mengacu RTRW dengan RPJPD dan RPJMD.
kepada perundang-undangan mereka g. Kendala Faktor Politis dan
sendiri yang membuat Undang- Ketersediaan Anggaran .
undang Penataan Ruang sulit menjadi Telambannya Perda RTRW, RDTR,
acuan. maupun RPJMD di kawasan
c. Kualitas Sumber Daya Manusia kekuasaan legislatif (DPRD) dapat
(SDM). Terjadi banyak mutasi/rotasi disebabkan oleh faktor politik.
SDM di pemerintahan yang tidak
cocok dengan kompetensinya. 5. STRATEGI PERCEPATAN
Ditambah lagi daerah belum PENYUSUNAN PERDA RTRW
memunyai prosedur untuk transfer of
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas
knowledge, sehingga bidang yang
maka dapat dihasilkan beberapa starategi
terisi oleh pejabat baru akan
yag bisa dijadikan pertimbangan oleh
menghadapi hambatan untuk
Pemerintah Kabupaten Inhil. Terdapat 4
menguasai kondisi di jabatannya
variabel yang harus menjadi perhatian
tersebut .
Pemerintah Kabupaten Inhil. Variable-
d. Koordinasi antar Lembaga Pada
variabel ini dikuatkan dengan pendapat dari
umumnya, Komunikasi rutin BKPRD
Edward III dalam agustino (2012) yang mana
yang membahas khusus mengenai
variable-variabel ini memiliki keterkaitan satu
integrasi antara rencana tata ruang

138 Jurnal Selodang Mayang, Vol. 5 No. 3, Desember 2019


ISSN: 2620-3332 SELODANG MAYANG

dengan yang lain dan harus dipegang erat 6. TINDAKAN NYATA


untuk mempercepat Perda RTRW Kabupaten
Selain berpegang Teguh pada variable
Inhil.
diatas tentunya Pemerintah Kabupaten
a. Komunikasi.
Indragiri HIlir membutuhkan langkah-
Pemerintah Kabupaten Inhil harus
langkah nyata. Berikut beberapa langkah
memperhatikan komunikasi antar
nyata yang bisa diambil Pemerintah
sektor, dinas, dan pejabat. Ada tiga
Kabupaten Indragiri Hilir. Langkah atau
indikator yang dapat digunakan dalam
strategi ini diharapkan bisa menjadi
mengukur keberhasilan aspek
pertimbangan dalam menyusunan
komunikasi ini, yaitu :
percepatan Perda RTRW Kabupaten Indragiri
1) Transmisi, yaitu penyaluran
Hilir.
komunikasi yang baik agar
a. Dengan tujuan memperkuat landasan
penyusunan perda RTRW ini bisa
penyusunan RTRW Kabupaten Inhil
berjalan dengan komukasi yang
maka harus diperkuat juga arahan
lancer dan tidak terjadi
Penyusunan Perda RTRW ini di dalam
kesalahpahaman.
agenda Pemerintahan Kabuoaten
2) Kejelasan informasi yang
Indragiri hilir. Diantaranya adalah
disampaikan dalam komunikasi
dengan memasukan Penyelesaian
juga harus jelas, tidak ambigu.
RTRW sebagai salah satu fokus lewat
3) Konsistensi informasi yang
rencana kerja pemerintah (RKP)
disampaikan, yaitu perintah
dengan kata lain memasukan
ataupun informasi yang diberikan
penyelesaian RTRW sebagai kegiatan
harus konsisten sehingga tidak
prioritas dalam rencana pembangunan
terjadi perubahan mendadak tanpa
Kabupaten Indragiri Hilir.
ada konfirmasi.
b. Singkronisasi perundang-undangan
berbagai sektor terkait dengan sektor
b. Sumberdaya
penataan ruang Kabupaten Inhil.
Komunikasi yang baik membutuhkan
Setiap sektor punya perundangan
sumber daya yang baik pula. Edward
sendiri-sendiri sehingga diperlukan
III dalam Agustino (2012:152)
inventarisasi perundangan dan
menyatakan bahwa ada poin-poin yang
inventarisasi data dan informasi
harus diperhatikan untuk memenuhi
terkait
kebutuhan sumberdaya ini, yaitu :
konflik/ketidaksesuaian/pertentangan
1) Sumber Daya Manusia yang
antar sektor.
Berkualitas
c. Dengan menjadikan penyusunan atau
2) Landasan Peraturan yang jelas
penyelesaian RTRW sebagai salah satu
3) Struktur dan wewenang yang
fokus utama maka dari ini seharusnya
kuat, jelas, dan tidak tumpang
akan terjadi peningkatan dalam hal
tindih
teknis seperti peningkatan kualitas
4) Fasilitas yang cukup dalam
dan kuantitas SDM, kucuran dana
pelaksanaannya
yang meningkat, dan peningkatan hal
teknis lainnya.
c. Disposisi
d. Rapat Rutin aktor pemangku
Disposisi adalah sikap dan komitmen
kepentingan atau pemegang
aparat pelaksana terhadap
kekuasaan agar proses percepatan
penyelesaian atau penyusunan Perda
terus bisa dipantau dan digenjot lebih
RTRW Kabupaten Inhil. Jika pelaksana
baik lagi dalam frekuensi waktu yang
memiliki disposisi yang baik, maka
rutin dan banyak.
penyusunan RTRW ini juga menjadi
e. Sosialisasi, pelatihan, atau workshop
efektif dan efesien.
kepada seluruh elemen atau aktor
yang terlibat. Materi yang diangkat
d. Struktur Organisasi
adalah pentingnya Perda RTRW dan
Struktur birokrasi berkenaan dengan
keharmonisan hubungan dalam
kesesuaian organisasi birokrasi yang
penyusunannya. Hal ini guna
menjadi penyelenggara penyusunan
mengangkat moral dan semangat
Perda RTRW. Di Indonesia sering
seluruh pihak agar peduli dengan
terjadi inefektivitas implementasi
Penyusunan Perda RTRW Kabupaten
kebijakan karena kurangnya koordinasi
Indragiri Hilir.
dan kerjasama diantara lembaga-
lembaga Negara dan/atau pemerintah.

Percepatan Penyelesaian Perda....(Rezky Kinanda.) 139


ISSN: 2620-3332 SELODANG MAYANG

7. Penutup Congressional Quarterly Press,


Washington.
Kesadaran akan pentingnya RTRW harus
[5] Pasolong, Harbani. 2010. Teori
tertanam di dada para pemangku
Administrasi Publik, Alfabeta, Bandung.
kepentingan dan pejabat terkait di Kabupaten
[6] Weimer, D.L. & Aidan R. Vining. 1998.
Indragiri Hilir. Kesadaran bahwa RTRW ini
Policy Analysis: Concept and Practice.
adalah elemen penting dalam penataan
New Jersey: Prentice-Hall, Inc
ruang. RTRW akan membawa kebaikan
pembangunan Kabupaten Indragiri Hilir serta
bisa menjadi pencegah dari konflik serta
keburukan pelanggaran tata ruang.
Diharapkan informasi dan usulan dari
jurnal ini dapat menjadi bahan pertimbangan
bahwasanya RTRW adalah hal yang sangat
penting untuk kemajuan pembangunan
Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal ini pula tidak
terlepas dari kekurangan dan diharapkan
akan dilakukan penelitian lebih mendalam
untuk menyempurnakan kekurangan dari
jurnal ini.
Keterbatasan Penelitian dan Penelitian
Lanjutan
a. Kendala-kendala yang dihadapi
dalam penyusunan Perda RTRW pada
jurnal ini bersifat kajian pustaka dari
buku para ahli dan dokumen resmi
Negara. Diharapkan dilakukan kajian
lebih lanjut dan lebih khusus kepada
Kabupaten Indragiri Hilir melalui
berbagai metode yang lebih
mendalam pula.
b. Dampak-dampak yang dihadapi jika
tidak memiliki Perda RTRW pada
jurnal ini bersifat kajian pustaka dari
buku para ahli dan dokumen resmi
Negara. Diharapkan dilakukan kajian
lebih lanjut dan lebih khusus kepada
Kabupaten Indragiri Hilir melalui
berbagai metode yang lebih
mendalam pula.
c. Usulan-usulan yang dipaparkan pada
jurnal ini baru bersifat teoritis
sehingga diharapkan kajian
berikutnya harus lebih khusus
menggali informasi dari kondisi
eksisting di kabupaten Indragiri Hilir.

Daftar Pustaka
[1] Agustino, Leo. 2012. Dasar-Dasar
Kebijakan Publik. Alfabeta: Bandung
[2] Aswicaksana. 2010: ‘Percepatan
Penyelesaian Perda rtrw Daerah Sebagai
Upaya Penyelenggaraan Penataan Ruang
yang Lebih Baik’, Jakarta : Bappenas
[3] Dunn, William N., 2003.
Pengantar Analisis Kebijakan Publik.
Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
[4] Edward III, George C. 1980,
Implementing Public Policy,

140 Jurnal Selodang Mayang, Vol. 5 No. 3, Desember 2019

You might also like