You are on page 1of 21
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PSAK 46 ~ INTISARI PSAK NO.46*, AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN =y ¢ Mengatur perlakuan Akuntansi PPh, dimana masalah utama ECE reir mut seit rei eb CUM leant] pajak pada periode berjalan dan periode mendatang yang berkaitan dengan perbedaan temporer. ¢ Dalam akuntansi PPh, agar dilakukan pengakuan terhadap ‘future tax effect’ yg timbul sebagai akibat adanya transaksi dan peristiwa lain yg telah diakui dalam laporan keuangan dan SPT. Disamping itu, agar dilakukan pengakuan PEGE Mem ebaa em eMC miele Mm eT LCi yl M rates Ur Leek e¢ Pengakuan ‘future tax effect’ diakui dengan mengakui adanya aktiva pajak tangguhan (deffered tax assets) dan kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabilities). Pengakuan pajak tangguhan dalam PSAK No.46 dilakukan dengan menggunakan ‘Balance Sheet Liability Method Creer a eestor a PPV LOL EY N Pajak Tangguhan atau ‘deferred tax’ bukan barang baru bagi Pele weLecere leu lie PNM CLM OR MCUs a LCL ein Pajak Penghasilan sejak 23 Desember 1997 PSAK 46 efektif dilakukan sejak 1 Januari 1999 bagi perusahaan yang sudah go public, sedang untuk perusahaan lain seharusnya sudah dimulai setelah 1 Januari 2001. PSAK 46 timbul oleh tekanan pasar modal agar para pengguna laporan keuangan tidak salah membaca laporan keuangan, yaitu kesalahan dalam menilai laporan keuangan menjadi overvalued atau undervalued Pe CM aes UML am LL eT) murni akuntansi tetapi fiskus akan diuntungkan karena adanya informasi2 dalam Laporan keuangan terutama LeU Ble PC) i Brehacttaut: ANPP Vay) foe AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN =y OMe ute LCM eae MLM ClCH SLM or Tet MM) ler Urls tLe ree Mere Me lee CL dapat memulihkan nilai tercatat aktiva tersebut atau akan melunasi nilai tercatat kewajiban tersebut dalam periode Patel ie od et Le tangguhan akan mengakibatkan perusahaan pelapor membayar pajak lebih kecil di periode mendatang dan pemulihan nilai tercatat kewajiban pajak tangguhan akan Patter dere Me EU stl mtr La OE ae el besar di periode mendatang. « Mengatur tentang penyajian Pajak Penghasilan pada PE Tete TM rele meee Mle ale Clr Le} relevan. Ceara Tenet Tey PERBEDAAN PAJAK DAN AKUNTANSI = [PERMANEN i] TEMPORER Ceara Tenet Tey TUJUAN DIGUNAKAN PSAK 46 AGAR PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN TIDAK : ¢ MENILAI TERLALU RENDAH (UNDER VALUED) ¢ MENILAI TERLALU TINGGI (OVER VALUED) TERHADAP LAPORAN KEUANGAN AKIBAT PENYAJIAN ee Cee ee he MS ewe Ue mrs y Cca TS ea da CONTOH : PAM aE elma Le Ri elt Le PERU aa Tee Le Cl terdiri dari PPh 22 Rp 10 jt, PPh 23 Rp 30 jt, PPh 25 Rp 20 jt dan Fiskal LN Rp 3 jt. PTL Met ete Cet mate ime Le CMe LLM Leder) PRLS rite eon a eestor PPh terutang dari laba fiskal Rp 300 juta, PPh terutang Rp 72.500.000,- Sedang pajak yang telah dipotong dan dibayar dalam tahun berjalan sebesar Rp 63.000.000,- atas transaksi tersebut seharusnya dijurnal sbb : VE) oy Ure ilar lay 11: ell ele TUT MT ce) a 1 MLO 0010 Uang Muka PPh 23 Rp 30.000.000,- ET Rm dd) Rp 20.000.000,- Uang Muka FLN Rp 3.000.000,- Hutang PPh 29 Rp 9.500.000, - [Eley Mele ie me COOL] Lire elas) Rp 72.500.000,- PEs Ryoko Le 1) ee Py Met OL eon a eestor DENGAN BERLAKUNYA PSAK No.46, apakah terdapat perubahan mendasar dalam penyajian PPh baik di Laba Rugi, Neraca maupun dalam pengukapannya (disclosure) PENYAJIAN DI LABA RUGI PPh BADAN DISAJIKAN DI LABA RUGI SEBAGAI : Ce =s-) FL -NEa Ge- bab L-T DLE Le t-ler-LeT- 1 Clits La Geb a aceeliilD) ar VG (14 ees ¢ Current Tax Expense (Pajak Kini) eta: adel mele iu ee EME l: [TLD PENYAJIAN DI NERACA AKAN MUNCUL AKUN BARU, YAITU e Aktiva Pajak Tangguhan (Deferred Tax Assets dan/atau ¢ Kewajiban Pajak Tangguhan (deferred tax liabilities) DISCLOSURE (PENGUNGKAPAN) Terdapat berbagai Cem Clem ie eRe here) ® copyright Djaka Saranta Untuk mempermudah pemahaman_= dalam Prelate) Mute) yO OM LET) cele keuangan ada beberapa“ Key Factor” yang harus eller Cet Le 1. Perbedaan temporer (temporary differences) antara accounting base dengan tax base. 2.Aktiva Pajak Tangguhan (deferred tax assets). 3.Kewajiban Pajak Tangguhan (deferred tax liabilities). 4. Liability method — B/S Approach 5. Penghasilan yang telah dikenakan PPh Final eon a eestor Apakah implementasi PSAK 46 DCU Ut) jumlah Laba Komersial (commercial income), SC TTT Koreksi fiskal untuk tujuan rekonsiliasi Laba Komersial dan Laba Fiskal 2? PSAK 46 adalah Akuntansi Pajak Penghasilan, sehingga sama sekali tidak merubah ketentuan perundang-undangan perpajakan. Dengan demikian, yang berubah hanyalah “accounting treatment” terhadap PPh Badan. 1STt- Wel ¢-} eo] <1 oy OME LaCie] Ue ee eC male MRL c La) sesuai dengan’ ketentuan perundang-undangan Pele Wee lil tate edie t- Latter lap) Ceara Tenet Tey 1. Pencatatan jika dalam tahun berjalan tidak ada pembayaran. Dr. Beban Pajak Penghasilan Kini Rp 27.517.875,- Cr. Hutang PPh Pasal 29 Rp 27.517.875,- Penyajian dalam Laporan Keuangan : PE Dey Ta) Rp 185.643.000,- Taksiran Pajak Penghasilan Rp 27.517.875,- PED Rd Rp 158.125.125,- 2. Pencatatan jika dalam tahun berjalan ada pembayaran. Dr. Beban Pajak Penghasilan Kini Rp 27.517.875,- COO Md ets) a) Rp 2.517.875,- Cr. UM PPh Pasal 25 Lt een Ceara Tenet Tey Jumlah Laba Komersial akan berubah akibat adanya unsur pajak tangguhan (deferred tax 7 TdT) Cyc) MC) LL Cedi) komersial dan laba _ fiskal tetap dilakukan sebagaimana biasanya. eon a eestor KETERANGAN ENC] aL. ee LEAS 210.393.000,- PPh Terutang Oe 23.205.375,- Crear TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN - PPh cfm fiskal - PPh cfm akuntansi SETI) Ceara Tenet Tey Rp 26.299.125,- Le Chee eT eT Lea Beban Pajak Beban Pajak Tangguhan CONTOH 2: PT KLM yang bergerak di bidang perdagangan umum tahun buku 2010 memperoleh laba bersih sebelum pajak Rp 250.000.000,- Didalam laba tersebut sudah termasuk : 1. Biaya sumbangan sebesar Rp 20.000.000,- 2. Biaya pembentukan cadangan piutang tak tertagih, dimana perusahaan memperkirakan 3% dari penjualan kredit tidak akan enero Jika Total Penjualan Rp 2.000.000.000,- diantaranya terdapat penjualan tunai sebesar Rp 470.000.000,- Berapakah Laba setelah PPh ? Dan bagaimanakah sistem pencatatanya? Ceara Tenet Tey PERBEDAAN TEMPORER (BEDA WAKTU) bat SN cme we a a PERPAJAKAN YANG BERBEDA DENGAN AKUNTANSI UNTUK TUJUAN KOMERSIAL YANG MENYANGKUT : PERBEDAAN ALOKASI PEMBEBANAN UNTUK SUATU TAHUN PAJAK SEDANGKAN JUMLAH SECARA TOTAL TIDAK e}451-}5 078 TE Cum uel UNC merrier Oc Ml Cle 1. Beban (expenses) atau kerugian (losses) telah diakui dalam menghitung laba komersial, tetapi jumlah tsb baru diakui dalam menghitung Laba Kena Pajak pada PF tangy a. Pembentukan penyisihan atas piutang tak tertagih (cadangan piutang) dibebankan sebagai biaya untuk tujuan akuntansi, sedangkan untuk tujuan fiskal baru CEL m seem ee Mlle ur lmelir)eL co Geog a eestor CR tlle if) Ry CELT sebagai PUTER Meg Oc) sedangkan untuk tujuan akuntansi diakui secara proposional melalui amortisasi : Clyne i keuntungan karena “sale and leaseback” diakui sebagai keuntungan tahun berjalan untuk tujuan __fiskal, sedangkan untuk tujuan akuntansi diakui melalui proses amortisasi. 4. Pendapatan/keuntungan telah diakui dalam menghitung laba komersial, tetapi baru diakui dalam menghitung Laba Kena Pajak di masa mendatang : a. untuk tujuan akuntansi pengakuan pendapatan atas penyertaan (jnvestment in shares) >= 20% diakui dgn Pate leP ELC Um = a mute Re Meet el) dengan cost method. b. sedangkan untuk fiskal >= 25% Geen a enero 2. Pencatatan yang harus dilakukan. Dr. Beban Pajak Penghasilan Kini Rp 26.299.125,- PP Me LM iets iL) sto) 3.093.750,- Cr. Hutang PPh Pasal 29 Rp =. 26.299.125,- Cr. Penghasilan Pajak Tangguhan Rp 3.093.750,- Penyajian dalam Laporan Keuangan : Laba sebelum PPh Rp 185.643.000,- Taksiran Pajak Penghasilan Lae tet lL) Rp 26.299.125,- Pengh Pjk Tangguhan (Rp 3.093.750,-) Beban Pajak Rp 23.205.375,- PED eco e ela) Rp 162.437.625,- Ceara Tenet Tey tO (1 a) Perbedaan antara Ketentuan perpajakan dng komersial yg menyangkut perbedaan yang bersifat permanen baik Fe Mure mee BEM CLs mere elle) 1. Biaya yang tidak boleh dikurangkan (Ps.9 ay.1) cr ey co EA ute b. Imbalan dalam bentuk natura/kenikmatan c. d. Biaya sehubungan dengan perolehan penghasilan yg bukan Lyall tla) obyek pajak atau telah dikenakan PPh Final. . Sanksi administrasi perpajakan. PU DeTm aul Um delle m ue a ele Ley Pris Ue) CesT 2. Penghasilan yg tidak termasuk Obyek Pajak (Ps.4 ay.3) ch Le Bice eric Re lire ale BC MU RS Le Lae Pengh yg diterima oleh persh modal ventura dari pasangan CUE 3. Penghasilan yg telah dikenakan PPh Final (Ps.4 ay.2) cesar eet CTT ULC Mem Lem CMM eRe Cm orl) tanggal neraca untuk tujuan akuntansi, sedangkan untuk tujuan fiskal diberi pilihan : CMe CC mele miele Mere Le emery ENTE ue Ue U Ble Cem Cet Mert MLM ete Lem lite La le | saat dilunasi) sehingga ada perbedaan temporer 2. Beban (expenses) atau kerugian (/osses) diakui lebih cepat dalam menghitung Laba Kena Pajak, dibandingkan dengan pembebanannya untuk tujuan komersial : Ms Mee UM am lac Me MeL kurang langsung dibebankan sebagai biaya untuk tujuan iC CMe cm ae EMEC UUme lr Le i) secara proposional. ULV e- iceland) (1) tL penyusutan/amortisasi yang dibebankan untuk tujuan pert ert a entry CONTOH 1: PT XYZ yang bergerak di bidang perdagangan umum tahun buku 2010 Pu eee Mera RL CALL Biaya yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya (sumbangan dsbnya SUM Tecate Riel e-em mcm Jika Total Penjualan Rp 1.500.000.000,- diantaranya terdapat penjualan tunai sebesar Rp 560.000.000,- Berapakah Laba setelah PPh : lee LC Rp 185.643.000,- Ll cm ciel) Rp KY Melee m eel 0 ec Rp 220.143.000,- PPh Terutang Rp PYAR Tero Laba setelah PPh st ey to Bagaimanakah pencatatan PT XYZ, jika PT XYZ dalam tahun berjalan tidak pernah membayar pajak dan bagaimana jika telah membayar PPh Pasal 25 sebesar Rp 25.000.000,- ? Ceara Tenet Tey CONTOH 2: AM -Lem Elie oles (ie L@e lM e-alerts Cm Led 2010 memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp 185.643.000,- Didalam laba tersebut sudah termasuk pembentukan cadangan piutang tak tertagih, dimana perusahaan memperkirakan 2,5% dari penjualan kredit tidak akan tertagih. Jika Total Penjualan Rp 1.550.000.000,- diantaranya terdapat penjualan tunai sebesar Rp 560.000.000,- Berapakah Laba setelah PPh ? Dan bagaimanakah sistem pencatatanya? BCL) Rp 1.550.000.000,- PELE} ate) 560.000.000,- ULM ar tei Rp ES Temele lke lt Cu na cr Peat Ee ecu Rp 185.643.000,- Ta ere) Org LT ee Rane ee Tac Ee ee Cre PPh Terutang Rp 26.299.125,- Peeler Le Rp 184.093.875,- Cesare entre}

You might also like