Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Nama : Natasha Priskila
NIM : PO.62.24.2.21.518
LAPORAN KASUS
Disusun oleh:
Nama : Natasha Priskila
NIM : PO.62.24.2.21.518
Kelas : Pendidikan Profesi Bidan Angakatan III
Semester II
Disetujui:
Pembimbing Lapangan
Pembimbing Institusi
Tanggal : 07 Juni 2022
Di : Palangka Raya. Herlinadiyaningsih, SST., M.Kes
NIP. 19800807 200501 2 003
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan,
Pembimbing Institusi,
Mengetahui,
Heti Ira Ayue, SST., M.Keb Eline Charla Sabatina B., SST., M.Kes
NIP. 19781027 200501 2 001 NIP. 19800608 200112 2 001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Fisiologis
Holistik Keluarga Berencana” dapat diselesaikan.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Ibu Oktaviani, S.SiT., M.Keb selaku ketua jurusan Kebidanan
2. Ibu Heti Ira Ayue, SST., M.Keb selaku Plt ketua program studi Sarjana
Terapan Kebidanan dan Pendidikan Profesi
3. Ibu Eline Charla Sabatina Bingan, SST., M.Kes selaku koordinator stase VII
Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi
4. Ibu Herlinadiyaningsih., SST., M.Kes selaku pembimbing Institusi yang telah
memberikan bimbingan dan masukan dalam pelaksanaan kursus online
5. Ibu Nur Indah Ayu, SST, Bdn. Bdn selaku pembimbing lahan yang telah
memberikan bimbingan dan masukan dalam pelaksanaan pratik
Penulis berharap dengan adanya laporan ini dapat berguna serta
bermanfaat untuk pembaca. Selain itu penulis juga sadar bahwa pada laporan
ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kemudian dapat penulis revisi
dimasa yang akan datang, sebab penulis menyadari bahwa tidak ada sesautu yang
sempurna tanpa disertai saran yang membangun.
Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
setiap pihak yang membaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia,
terutama di Asia dan Amerika dan terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara
global, pengguna kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari
54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2014. Secara regional,
proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan penggunaan metode
kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6 tahun terakhir. Di Afrika dari
23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%,
sedangkan Amerika dan Karibia naik sedikit dari 66,7% menjadi 67,0%.
Diperkirakan 255 juta perempuan di Negara-negara berkembang ingin
menunda atau menghentikan kesuburan tapi tidak menggunakan metode
kontrasepsi apapun dengan alasan sebagai berikut: terbatas pilihan metode
kontrasepsi dan pengalaman efek samping. Kebutuhan yang belum terpenuhi
untuk kontrasepsi masih terlalu tinggi. Ketidakadilan didorong oleh
pertumbuhan popilasi (WHO, 2014).
Menurut BKKBN, KB aktif di antara PUS tahun 2018 sebesar
63,27%, hampir sama dengan tahun sebelumnya yang sebesar 63,22%.
Sementara target RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional) yang ingin dicapai tahun 2019 sebesar 66%. Hasil SDKI tahun
2017 juga menunjukkan angka yang sama pada KB aktif yaitu sebesar 63,6%.
KB aktif tertinggi terdapat di Bengkulu yaitu sebesar 71,15% dan yang
terendah di Papua sebesar 25,73%. Terdapat lima provinsi dengan cakupan
KB aktif kurang dari 50% yaitu Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur,
Maluku, dan Kepulauan Riau (Profil Kesehatan RI, 2018).
Berdasarkan pemilihan jenis alat kontrasepsi, sebagian besar peserta
KB aktif memilih suntikan dan pil sebagai alat kontrasepsi bahkan sangat
dominan (lebih dari 80%) dibandingkan metode lainnya, suntikan (63,71%)
dan pil (17,24%). Padahal suntikan dan pil termasuk dalam metode
kontrasepsi jangka pendek sehingga tingkat efektifitas suntikan dan pil dalam
pengendalian kehamilan lebih rendah dibandingkan jenis kontrasepsi lainnya.
Masih rendahnya penggunaan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang)
dikarenakan pengetahuan masyarakat yang masih rendah tentang kelebihan
metode MKJP dan keterbatasan jumlah tenaga terlatih serta sarana yang ada.
Dari keseluruhan jumlah peserta KB modern, hanya 17,8% diantaranya yang
menggunakan KB MKJP. Sedangkan 82,19% lainnya pengguna KB non
MKJP. Berdasarkan metode KB, provinsi tertinggi dengan peserta KB MKJP
tertinggi terdapat di Bali (40,54%). D.I Yogyakarta (37,38%), dan Nusa
Tenggara Timur (31,70%). Sedangkan Kalimantan Tengan dan Kalimatan
Selatan walaupun secara keseluruhan metode merupakan provinsi dengan
cakupan KB aktif yang relative tinggi, namun penggunaan MKJP yang sangat
rendah. (Profil Kesehatan RI, 2018)
Jumlah PUS Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016 sebanyak
471.776 lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah PUS pada tahun 2015
sebanyak 48.661. Peserta KB baru pada tahun 2016 12,6%, lebih sedikit bila
dibandingkan dengan peserta KB baru pada tahun 2015 sebesar 12,9%.
Peserta KB baru tersebut menggunakan kontrasepsi sebagai berikut: 1)
MKJP: Tahun 2016 IUD (2,3%), MOP (0,19%), MOW (1,4) dan Implant
(12,2%) 2) NON MKJP: Tahun 2016 Kondom (3,6%), Suntik 947,2) dan pil
(33,2%). Cakupan peserta KB aktif Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016
78,1% lebih banyak bila dibandingkan dengan presentase KB aktif pada
tahun 2015 sebesar 77,9%. (Profil Kesehatan Kalimantan Tengah, 2016)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, pemberi asuhan merumuskan masalah yaitu
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Keluarga Berencana pada
NY. M Usia 23 tahun Akseptor Suntik 3 Bulan?”
C. Tujuan
1. Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan fisiologis holistik keluarga
berencana akseptor suntik 3 bulan.
2. Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada pada
ibu pengguna KB
b. Mampu melakukan analisa pada asuhan ibu pengguna KB suntik 3
bulan
c. Mampu melakukan perencanaan pada asuhan kebidanan ibu pengguna
KB suntik 3 bulan
d. Mampu melakukan implementasi pada asuhan kebidanan ibu
pengguna KB suntik 3 bulan
e. Mampu melakukan evaluasi dan dokumentasi pada asuhan kebidanan
ibu pengguna KB suntik 3 bulan
D. Manfaat
1. Klien
Diharapkan dapat memberikan wawasan dan informasi pada ibu hamil
dengan akseptor KB suntik 3 bulan dengan memberikan asuhan secara
holistik berdasarkan evidencebased midwifery.
2. Mahasiswa
Diharapkan dapat memberikan wawasan dan informasi pada informasi
pada memberikan holistic berdasarkan evidencebased midwifery.
3. Lahan Praktik
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pelayanan di lahan praktik
untuk meningkatkan pelayanan serta asuhan yang baik pada ibu pengguna
KB suntik 3 bulan dengan memberikan asuhan secara holistik
berdasarkan evidencebased midwifery.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Jenis
a. Kontrasepsi suntikan progestin
DMPA(Depot medroxy progesterone acetate) atau Depo Provera
yang diberikan tiap tiga bulan dengan dosis 150 miligram yang
disuntik secara IM, Depo Noristerat diberikan setiap 2 bulan
dengan dosis 200 mg Nore-tindron Enantat (Mulyani, 2013).
d. Keuntungan
1. Sangat efektif
e. Keterbatasan
1. Usia reproduksi
7. Perokok
amenorea
A. Data Subjektif
Identitas (pasien)
Suami (penanggung jawab)
Nama : Ny. M
Nama : Tn. L
Umur : 23 tahun
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Dayak/Indonesia
Suku/ Bangsa : Dayak/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Antang Kalang
Alamat : Jl. Antang Kalang
Keluhan Utama
Ibu mengatakan semenjak menggunakan kontrasepsi 3 bulan selama 5 bulan
berat badannya semakin bertambah dan ibu merasa tidak percaya diri
Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, Kawin pertama kali umur 22 tahun, dengan suami sekarang sudah
1 tahun.
Riwayat Obstetri
NO Tahun Kehamilan Persalinan Bayi Penyulit
Nifas
UK Penyulit Cara Tempat/ BB PB JK Keadaan
Penolong Lahir
1 2021 39 Tidak Normal BPM/bidan 3600 - ♂ Normal Tidak ada
mgg Ada Gr
2. Ada banyak evidance based yang dapat di terapkan bagi wanita usia
subur (WUS) dalam penggunaan keluarga berencana (KB) pada
peningkatan berat badan salah satunya adalah tindakan asuhan
kebidanan yang dapat diberikan melalui konseling informasi edukasi
(KIE) untuk mengurangi keluhan yang ibu rasakan berupa penjelasan
mengenai penyebab peningkatan berat badan, konsumsi teh hijau
untuk menurunkan berat badan, dan melakukan aktifitas fisik.
3. Pendokumentasian asuhan kebidanan pada wanita usia subur (WUS)
dalam keluarga berencana. Wanita usia subur (WUS) yang sehat dapat
beradaptasi terhadap perubahan perubahan yang terjadi sehingga tidak
akan menimbulkan gangguan dengan menjalankan pola hidup sehat.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan literatur
untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pembelajaran
dalam asuhan kebidanan berdasarkan evidence based midwifery
pada wanita usia subur (WUS) dengan keluarga berencana (KB).
2. Bagi Klien
Diharapkan dapat melaksanakan segala anjuran yang diberikan
dan dapat mengaplikasikannya sebagai upaya untuk mengurangi
keluhan yang dirasakan oleh wanita usia subur (WUS) tersebut.
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan berdasarkan
evidence based midwifery pada wanita usia subur (WUS) dengan
keluarga berencana (KB).
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani, F. W., Afriyani, L. D., Husna, F., Ulyani, N. G. S., Astuti, E. W.,
Sirait, F. P., ... & Indrawati, I. (2021, December). Efek Samping
Peningkatan Berat Badan dari Penggunaan Metode KB Suntik 3
Bulan: Literatur Review. In CALL FOR PAPER SEMINAR
NASIONAL KEBIDANAN (pp. 112-121).