Professional Documents
Culture Documents
M Najmil Husna - Wawasan Sihir Dalam Tafsir Al-Kabir
M Najmil Husna - Wawasan Sihir Dalam Tafsir Al-Kabir
TESIS
Diajukan Kepada Sekolah Pasca Sarjana
Konsenterasi Tafsir-Hadis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai
Gelar Magister Agama
Oleh :
M. Najmil Husna
03.2.00.1.05.01.0002
Pembimbing :
Prof. DR. H. Ahmad Thib Raya, MA.
DR. Abdul Wahib Mu’thi, MA.
KATA PENGANTAR
kepada penulis, hingga dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat dan salam
Hsb, dan semua adik-adik penulis, M. Aidil Husna dan M. Ahyal Husna,
Abdul Wahid, MA dan Ustad Prof. DR. H. Syahrin Harahap, MA, dan
secara khusus terima kasih penulis kepada Ustad Prof. DR. H. Ahmad
Thib Raya, MA sebagai pembimbing I tesis ini dan Ustad DR. Abdul
SYAHID Jakarta, terima kasih penulis ucapkan atas bantuan yang telah
lain. Jangan pernah tanya apa yang diberikan Allah kepada kita, tapi
penulis untuk menyelesaikan tesis ini, semoga Allah Swt., membalas jasa-
jasa mereka.
merenungi hakekat alam, dan yang sedang mencari kebenaran yang tak
M. Najmil Husna
PENGESAHAN PEMBIMBING
Tesis dengan judul “Wawasan Sihir Dalam Tafsîr al-Kabîr”, yang ditulis
Hadis. Telah disetujui pembimbing untuk dinilai oleh tim penguji atau
tim penilai.
Pembimbing I Pembimbing II
_____________________________ ______________________________
Nip. Nip.
Anggota-Anggota
_____________________________ ______________________________
Nip. Nip.
_____________________________ ______________________________
Nip. Nip.
v
PEDOMAN TRANSLITERASI
ﺕ t ﻅ zh
ﺙ ts ﻉ ‘
ﺝ j ﻍ gh
ﺡ h ﻑ f
ﺥ kh ﻕ q
ﺩ d ﻙ k
ﺫ dz ﻝ L
ﺭ r ﻡ m
ﺯ z ﻥ n
ﺱ s ﻭ w
ﺵ sy ﻩ h
ﺹ sh ﺀ `
ﻱ y
Keterangan tambahan :
a. Vokal Tunggal sihr ﺳـﺤﺮ h. Penulisan Kata
b. Vokal Rangkap kaifa ﻛﻴـﻒ amr khâriq li al-‘âdah
c. Maddah al-‘ibârah ﺍﻟﻌﺒـﺎﺭﺓ ﺃﻣـﺮ ﺧـﺎﺭﻕ ﻟﻠـﻌﺎﺩﺓ
d. Ta` Marbuthah al-syahâdah ﺍﻟﺸﻬﺎﺩﺓ i. Huruf Kapital
e. Syaddah al-umm ﺍﻷﻡ al-A’râf ﺍﻷﻋﺮﺍﻑ
f. Kata Sandang al-Baqarah ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ Fakhr al-Dîn ﻓﺨﺮ ﺍﻟﺪﻳﻦ
al-Râzi ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ Karâmiyah ﻛﺮﺍﻣﻴﺔ
g. Hamzah al-mas`alah ﺍﳌﺴﺄﻟﺔ
vi
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Ini dimaknai dari kandungan surat al-Anfâl : 2, bahwa orang yang beriman
kepada mereka. Akan tetapi, bagi mereka yang tidak beriman atau munafik
yang menetapkan tauhid keesaan Allah Swt. Ini dijelaskan Al-Quran di dalam
ﻦﺒِﻴ ﻣﺮﺬﺍﹶ ﺳِﺤ ﻫﻢ ﳌﹶﺎﱠ ﺟﺎﹶﺀَﻫﻖﺍ ﻟِﻠﹾﺤﻭ ﻛﹶﻔﹶﺮﻦﻨﺎﹶﺕٍ ﻗﺎﹶﻝﹶ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻴﻨﺎﹶ ﺑ ﺃﹶﻳﺎﹶﺗﻬِﻢﻠﹶﻴ ﻋﻠﻰﺘﺇِﺫﺍﹶ ﺗﻭ
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang menjelaskan, berkatalah
orang-orang yang mengingkari kebenaran ketika kebenaran itu datang kepada mereka,
Ini adalah sihir yang nyata.
kebenaran ajaran Allah Swt. juga disebut sebagai penyihir-penyihir gila oleh
2
yaitu,
ﻥﹲﻮﻨﺠ ﻣ ﺃﹶﻭﺍﹾ ﺳﺎﹶﺣِﺮﻝٍ ﺇِﻻﱠ ﻗﺎﹶﻟﻮﻮﺳ ﺭ ﻣِّﻦﻠِﻬِﻢ ﻗﹶﺒ ﻣِﻦﻦ ﺍﻟﱠﺬِﻳﺎﺃﹶﺗﻰ ﻣﻛﹶﺬﺍﹶﻟِﻚ
Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum
mereka, melainkan mereka mengatakan, ia adalah tukang sihir atau orang gila.
ketertarikan dalam diri penulis untuk mengangkat tema sihir dalam sebuah
masyarakat, sebab dalam kenyataannya sihir telah ada sejak zaman para nabi
Quran dalam surat al-Baqarah (2) : 102-103. Begitu juga dengan perjuangan Nabi
Musa as., yang mesti berhadapan dengan pakar-pakar sihir Fir’aun. Kisah ini
juga telah diabadikan Al-Quran dalam surat al-A’râf (7) : 103-122. Bahkan ada
riwayat hadis dalam Sunan al-Nasâi dari Zaid ibn al-Arqam, yang menceritakan
3
bahwa Rasulullah Muhammad saw., kena sihir, yang dibuat oleh seorang
menyiarkan acara-acara mistis. Mulai dari tayangan yang dikemas dalam film-
itu, kemunculan tokoh-tokoh mistis seperti Dedi Corbuzer, Romi Rafael dan
latihan dan keyakinan dari fikiran dan olah tubuh manusia, seseorang mampu
melakukan sesuatu yang luar biasa. Pada tahun 1853 M, seorang Maharaja di
1
Muhammad ‘Ali al-Shâbûni, Tafsîr Âyât al-Ahkâm, (Beirut : Dâr al-Kutb al-‘Ilmiyyah, 1999
M/1420 H), jilid 1, h. 54. Untuk selanjutnya akan disebut dengan al-Shâbûni.
2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mistik memiliki 2 arti, yaitu :
a. Sub sistem yang ada dalam hampir semua agama dari sitem religi untuk memenuhi hasrat manusia
mengalami dan merasakan emosi bersatu dengan Tuhan seperti tasawuf atau suluk.
b. Hal-hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia yang biasa.
Dalam tesis ini, penulis menggunakan arti mistik yang kedua. Lihat Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), h. 588.
4
puluh hari kemudian, kuburan haridas digali. Ketika peti mati dibuka, ternyata
Haridas masih hidup dan sehat. Selain itu, dia juga mampu berbaring di atas
lebih dari 150 orang dihakimi karena dituduh sebagai penyihir. Bahkan pada
abad ke 17 M di Eropa, jika ada orang yang memiliki tanda lahir, maka akan
orang diculik, dibunuh atau dikeroyok massa karena tuduhan sebagai dukun
santet yang suka menyihir. Bahkan seseorang lebih mudah menyalahkan nenek
tua yang tinggal di tepi hutan sendirian, sebagai orang yang menyihir sapinya
hingga sakit atau ladangnya hingga rusak. Padahal dia tidak mau menerima
kenyataan, bahwa dia tidak merawat sapi dan ladangnya dengan baik.
3
Rhiannon Lassitier, The Unexplained Series : Supranatural, terj. Veronica Angel, Misteri
Supranatural, (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2001), h. 7.
4
Ibid., h. 4.
5
sebelum terbit fajar. Dari makna ini, bisa difahami bahwa terjadi kesamaran
terhadap sesuatu yang dilihat mata ketika waktu malam menjelang fajar. Boleh
jadi sesuatu yang dilihat itu adalah kenyataan dari keadaan yang sebenarnya,
dan boleh juga sebaliknya. Oleh karenanya, sihir merupakan tipu daya atau
terjadi di luar hukum kebiasaan, atau disebut dengan amr khâriq li al-‘âdah. Di
samping sihir, muncul juga istilah-istilah lain yang dinyatakan sebagai suatu
kemampuan yang luar biasa (amr khâriq li al-‘âdah), yaitu mukjizat dan
karamah. Bila kemunculan kemampuan yang luar biasa tersebut dari diri
seorang Nabi atau Rasul, maka disebut dengan mukjizat. Tetapi jika
kemunculannya bukan dari diri Nabi atau Rasul, maka boleh jadi hal itu adalah
5
Ibn Manzhûr, Lisân al-‘Arab, (Beirut : Dâr al-Ma’ârif, t.th), jilid 3, h. 1951-1952.
6
‘Abdussyakûr al-Hâj Hasan, al-Nubuwwah Bain al-Mutakallimîn wa al-Falâsifah, (Malaysia :
Jami’ al-‘Ulum al-Islamiyah, 2003 M/1424 H), h. 278-279.
6
kemampuan yang luar biasa tersebut datang dari seseorang yang membawa
risalah kenabian, maka disebut sebagai mukjizat.7 Ciri utama mukjizat selalu
Artinya, mukjizat seperti sebuah pertolongan Allah Swt., kepada para Nabi dan
dengan syarat tidak menyalahi hukum syari’at dan sesuai dengan kaidah-
kaidah agama. Artinya, karamah terjadi bukan karena ada misi kenabian, dan
memiliki kemampuan yang luar biasa ataupun tidak.10 Karamah boleh juga
seseorang yang dianugerahi Allah Swt., sifat istiqamah, hingga dia stabil dalam
7
Imâm al-Haramain, Kitâb al-Irsyâd Ila Qawâti’ al-Adillah, (Beirut : Dâr al-Kutb al-‘Ilmiyyah,
1995 M/1416 H), h. 129-130.
8
Said Sâbiq, al-‘Aqîdah al-Islâmiyah, terj. Muktamar Islami, Akidah Islam, (Bandung : CV.
Diponegoro, 1995 M), h. 349-350.
9
Imâm al-Haramain, Kitâb al-Irsyâd Ila Qawâti’ al-Adillah, h. 131-132.
10
Ibid.
11
Said Sâbiq, al-‘Aqîdah al-Islâmiyah, h. 351-352.
7
untuk menaklukkan.
seorang yang kafir, fasik dan munafik. Allah Swt., memang memberikan
kelebihan tersebut kepada mereka sebagai istidrâj. Yaitu agar mereka tetap
white magic. Bila sesuatu yang luar biasa tersebut keluar dari seorang nabi, wali,
ulama atau orang yang shalih, maka mereka mengatakan hal itu adalah white
magic. Begitu juga sebaliknya, bila muncul dari seorang dukun, peramal atau
non muslim dinamakan black magic.14 Dari pengertian ini tampak ada
kesimpang siuran, sehingga sangat perlu dicari pengertian yang lebih logis.
12
Abû Bakr ibn Muhammad ibn Sayyid al-Hanbali, al-Tashdîq bi Karâmah al-Auliyâ min
‘Aqîdah Atbâ ’i Khatm al-anbiyâ, terj. Saefullah MS, Karamah Para Wali Menurut Pandangan
Ahlussunnah, (Jakarta : Darussunnah Press, 2004), h. 22.
13
Ibid., h, 23.
14
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, (Jakarta : Lentera Hati, 2000), Vol 1, h. 270.
8
sihir, pendapat para ulama terbagi dalam dua kelompok, yaitu :15
al-Baqarah (2) : 102 dan riwayat asbâb al-nuzûl surat al-Falaq (113) : 4 yaitu,
saw., sehingga beliau sakit dan merasa berbuat sesuatu, padahal tidak.
2. Kelompok yang tidak meyakini keberadaan dari fakta sihir dan juga
tidak percaya bahwa sihir itu berpengaruh. Pendapat ini diusung oleh
kepada surat al-A’râf (7) : 116 dan Thâhâ (20) : 66-69. Mereka juga
berpendapat bahwa jika sihir dapat membuat sesuatu yang luar biasa,
seperti berjalan di atas air, terbang di udara atau merubah tanah menjadi
manusia tidak perlu susah-susah bekerja, cukup dengan sihir saja maka
15
Al-Shâbûni, Tafsîr Âyât al-Ahkâm, h. 54-55.
9
surat al-falq pada ayat yang mengandung kata al-naffâtsât. Secara zahir, apa
ingin mempelajarinya, tentu ia akan mampu dan bisa melakukan seperti yang
dilakukan oleh para tukang sihir tersebut. Imam al-Zamakhsyâri juga menukil
Imam al-Zamakhsyâri ini, menjadi salah satu sebab yang membuat Imam al-
tentang sihir.
mengingkari keberadaan sihir. Ini ditemukan ketika dia menafsirkan surat al-
Falaq pada ayat yang berbunyi, wa min syarr al-naffâtsât fi al-'uqad. Menurutnya,
16
Imâm al-Zamakhsyâri, Tafsîr al-Kasysyâf, (Beirut : Dâr al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1415 H/1995
M), Jilid 4, h. 816-817.
10
satu cabang dari ilmu sihir.17 Di samping itu, perbuatan al-namîmah membawa
kepada kesesatan, karena orang yang berbuat demikian akan cenderung ingin
dan banyak memberi komentar dalam tafsir al-Manâr berpendapat bahwa ilmu
sihir hanya sebuah kebohongan dan tipu daya belaka. Dia sependapat dengan
tipuan dan kebohongan dan tidak dapat memberi manfa'at atau mudharat.
tersihir tetapi pandangan istri-istrinya yang tersihir sehingga melihat Nabi saw
itu, menurutnya perawi hadis tersebut dinilai cacat oleh mayoritas ulama.
17
18
11
sihir dapat dipelajari dan nyata keberadaannya. Bahkan seseorang yang mahir
sihir dapat merubah sesuatu kepada sesuatu yang lain. Tetapi mempelajari
ilmu sihir menurutnya makruh karena hanya akan mendatangkan bahaya.19 Al-
bahwa para penyihir sanggup melakukan sesuatu yang luar biasa karena
menggunakan perantara. Ada yang menggunakan jin dan ada juga yang
bahwa sihir ada dan bisa dipelajari. Hanya terdapat perbedaan ulama dalam
hukum mempelajarinya.20
Imam Fakhr al-Dîn al-Râzi tampil dengan kitab tafsirnya Mafâtih al-
itu, penobatan para ulama terhadap kitab tafsirnya bahwa kullu syai’in fîhi illâ
al-tafsîr (semua ilmu ada di dalam kitabnya, kecuali tafsir itu sendiri), juga
Penulis berasumsi, bahwa ada alasan dan bukti yang valid dari
19
20
Ahmad Mushthofa al-Marâghi, Tafsîr al-Marâghi, (Beirut : Dâr al-Fikr, t.t) Jilid 1, h. 181.
12
dinyatakan bukan sesuatu kemampuan yang luar biasa dan tidak berada di
tentang kenyataan sihir berbeda dengan mazhab yang dianutnya, yaitu mazhab
ahl al-sunnah wa al-jamâ’ah. Bahkan, di sisi lain Imâm al-Râzi mewajibkan belajar
ilmu sihir, sebagaimana wajib belajar terhadap ilmu-ilmu Agama yang lain.
Upayanya ini sangat terlihat ketika dia menafsirkan firman Allah Swt., dalam
melandasi penafsirannya ini kepada surat al-A’râf (7) : 116.23 Dalam hal ini,
21
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Fakhr al-Râzi al-Musytahar bi al-Tafsîr al-Kabîr wa Mafâtih al-
Ghaib, (Beirut : Dâr al-Fikr, 1993 M/1414 H), jilid 2, h. 220.
22
Ibid., h. 223.
23
Ibid.
13
belum mengetahui hakikat sesuatu, maka dia masih tersihir oleh sesuatu itu.
ulama. Untuk itu, di dalam tesis ini penulis mencoba untuk menganalisis
sehingga dapat ditemukan sintesa dari hakikat sihir tersebut. Oleh karenanya,
penulis membuat judul tesis ini adalah wawasan sihir dalam kitab Tafsîr al-
B. Rumusan Masalah
seputar sihir. Untuk itu, penulis telah merumuskan satu masalah yang akan
C. Kajian Pustaka
Manba’ Ushûl al-Hikmah karya Imâm ‘Ali Al-Bûni. Didalam kitabnya itu, Imâm
14
‘Ali al-Bûni banyak sekali membahas cabang-cabang ilmu sihir. Mulai dari
perbintangan. Selain itu, ada juga kitab al-Awfâq karya Imâm al-Ghazali yang
Selain itu, ada juga kitab Mafâtih al-Ghaib karya Ahmad Mûsâ al-
Zarqâwi yang terdiri dari 232 halaman, berisi tujuh risalah, banyak
Kemudian kitab Fath al-Mâlik al-Majîd atau sering disebut Mujarrabah al-Dairâbi
karya Ahmad al-Dairâbi, terdiri dari 143 halaman. Banyak membahas masalah-
penghancur dan tangkal sihir. Ada juga buku Bahjah al-Sâmi’în Fî Taskhîr Muluk
al-Jîn Ajma’în karya ahli-ahli sihir yang terkenal dengan panggilan Hud-Had.
Kemudian buku al-Sab’ al-Kawâkib al-Sayyârah karya filosof Yunani Hilmus yang
Ada juga kitab al-Rahmah Fî al-Thib Wa al-Hikmah karya Jalâl al-Dîn al-
Kemudian ada juga kitab yang banyak berisi ramalan-ramalan karya Abû
Ma’syar al-Falaki yang bernama Thâli’ al-Maulûd Li al-Rijâl Wa al-Nisâ ‘Alâ al-
Selanjutnya ada buku yang berjudul Daf’ al-Syar Min al-Hasd Wa al-
surat al-Falq (113). Dalam bukunya al-Thibb al-Nabawi, Ibn Qayyim juga banyak
mengarahkan kajian kepada terapi atau pengobatan orang yang terkena sihir.
Selanjutnya, buku yang berjudul al-Munqiz al-Qurân Li Ibthâl al-Sihr wa ‘Ilâj al-
sihir (ruqyah). Selain itu, dia juga menyebutkan sebab–sebab orang terkena sihir,
buku tersebut, dijelaskan juga posisi al-Râzi dalam berbagai ilmu dan mazhab–
mazhab Islam. Selanjutnya, buku yang berjudul al-Imâm al-Fakhr al-Dîn al-Râzi
S2 karya Surahman Amin yang berjudul Wawasan Jin Dalam Al-Quran : Studi
Tentang Tafsir Mafâtih al-Ghaib Karya al-Râzi, terbitan Program Pasca Sarjana
al-Razi tentang asal–usul jin, tujuan penciptaan jin, perbedaan jin dengan
manusia, seputar kehidupan jin dan solusi terapi al-Quran untuk menghindari
pembahasan sihir atau tentang Imâm Fakhr al-Dîn al-Râzi dan kitab tafsirnya
yang lain, banyak tersebar di berbagai kitab atau buku, tetapi dalam bentuk
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan tesis ini adalah :
17
berkembang di masyarakat.
itu, penulis juga menggunakan beberapa teknik dan metode serta langkah–
Obyek penelitian tesis ini adalah kitab Tafsîr al-Kabîr Wa Mafâtih al-
Ghaib karya Imâm Fakhr Dîn al-Râzi. Oleh karenanya, jenis penelitian ini
ayat–ayat tentang sihir. Selain itu, disertakan juga pembacaan buku– buku atau
kitab–kitab yang terkait dengan pembahasan materi ayat dan literatur– literatur
ditetapkan, maka untuk menemukan konsep yang utuh tentang sihir dalam
Sesuai dengan judul tesis ini, maka sumber primer yang penulis
gunakan adalah kitab Tafsîr al-Kabîr Wa Mafâtih al-Ghaib yang diterbitkan oleh
Dâr al-Fikr Beirut pada tahun penerbitan 1993 M/1414 H. Kitab tafsir ini terdiri
dari 17 jilid yang terbagi dalam 32 juz. Kemudian yang menjadi data primernya
Mufahras Li Alfâz al-Hadîts al-Nabawi karya A.J Wensink. Sebagai alat bantunya,
al-Tis’ah.
‘Azhîm karya Ibn Katsîr dan buku-buku lain yang membahas sihir, seperti buku
data, penulis telah menyusun beberapa langkah yang akan diterapkan, yaitu :
ditentukan.
induktif dan deduktif secara bersamaan. Ini berguna untuk menemukan sebuah
Imâm al-Râzi. Selanjutnya, teori tersebut akan dikemas menjadi sebuah konsep
24
Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1989),
h.122.
21
F. Sistematika Pembahasan
Tesis ini terdiri dari lima bab. Untuk bab yang pertama dijelaskan latar
Imâm al-Râzi dan kitab tafsirnya. Pada bab ini, penulis menguraikan riwayat
hakekat sihir dari segi pengertiannya dan perbedaannya dengan mukjizat dan
22
contoh dari hadis Nabi saw., tentang sihir. Dari uraian-uraian tersebut penulis
maksimal.
Pada bab ini dimulai dengan deskripsi tentang asal mula sihir, jenis-jenis sihir,
hukum sihir dan penyihir (dukun) dan diakhiri dengan penjelasan tentang
menemukan konsep sihir yang diinginkan oleh Imâm al-Râzi dalam kitab
telah dirumuskan.
Sedangkan pada bab yang terakhir, yaitu bab yang kelima, penulis
BAB II
julukan sama, al-Râzi. Mereka semua berasal dari satu daerah, yaitu Ray.1
1. Abu Bakr Muhammad ibn Zakariâ al-Râzi. Popular sebagai dokter (al-
memiliki dedikasi tinggi dan punya banyak karya tulis yang sangat
pendapatnya.2
2. Abû al-Husein Ahmad ibn Fâris ibn Zakariâ al-Râzi. Populer sebagai
pakar bahasa dan sastra. Menurut Ibn Khalkan, dia juga seorang
1
Alî Muhammad Hasan al-‘Imâry, al-Imâm Fakhr al-Dîn al-Râzi Hayâtuhu wa Âtsâruhu,
(Uni Emirat Arab : al-Majlis al-a’lâ al-Syu`ûn al-Islâmiyah, 1969 M), h. 35 a/d 39. Selanjutnya
akan disebut al-‘Imâry.
2
Syams al-Dîn Ahmad ibn Muhammad ibn Abû Bakr ibn Khalkan, Wafayât al-A’yân wa
Anbâ` al-Abnâ al-Zamân, (Beirut : Dâr al-Shâdir, 1978 M/1398 H), jilid 5, h. 157-158.
Selanjutnya akan disebut Ibn Khalkan.
22
3. Fakhr al-Dîn al-Râzi, pengarang kitab tafsir al-Kabîr. Dia dikenal juga
Nama asli Imâm al-Râzi adalah Muhammad ibn ‘Umar ibn al-
yang disematkan para ulama kepadanya adalah Abû ‘Abdullâh, Abû al-
Ma’âli, Abû al-Fadhl, Ibn al-Khathîb al-Ray. Sedangkan gelar yang diberikan
kepadanya adalah al-Imâm, Fakhr al-Dîn, Syeikh al-Islâm dan al-Râzi.6 Gelar
3
Ibid, jilid 1, h. 118.
4
Ibid, h. 248-249.
5
Ismâ’îl Abû al-Fidâ` Ibn Katsîr, al-Bidâyah wa al-Nihâyah, (Beirut : Dâr al-Kutb al-
‘Ilmiyyah, t.th), jilid 7, juz 13, h. 57. Selanjutnya akan disebut Ibn Katsîr.
6
Al-‘Imâry, al-Imâm Fakhr al-Dîn al-Râzi Hayâtuhu Wa Âtsâruhu, h. 11-12.
23
yang sangat banyak ini menjadi saksi akan kehebatan ilmu yang dimilikinya.
Bahkan banyak para ulama yang memuji keluasan ilmu dan kedalaman
tahun 544 H/1150 M. Wafat di kota Harrât pada hari senin di hari raya Idul
Fithri pada tahun 606 H, diusia 62 tahun 6 hari.7 Imâm al-Râzi terlahir di
Imâm Dhiyâ’ al-Dîn Abû al-Qâsim al-Râzi. Dia adalah seorang pakar ilmu
fiqh dan ushûl. Dia juga murid Abû al-Qâsim al-Anshâri, yang juga adalah
asy’ariyah pada diri Imâm al-Râzi sangat besar, karena ayahnya juga
ilmu dari beberapa ulama terkenal di daerahnya, seperti Majd al-Dîn al-Jîlî,
7
Muhammad ibn Muhammad ibn ‘Abd al-Karîm ibn ‘Abd al-Wâhid al-Syaibâni Ibn al-Atsîr,
al-Kâmil Fî al-Târîkh, (Beirut : Dâr al-Kutb al-‘Ilmiyyah, 1988 M/1418 H), jilid 10, h. 350. Lihat juga
Ibn Katsîr, al-Bidâyah wa al-Nihâyah, juz 4, h. 57.
8
Ibn Khalkan, Wafayât al-A’yân, jilid 4, h. 252
24
berbeda faham dengan faham yang telah dianut oleh tokoh-tokoh keilmuan
tidak baik dari masyarakat setempat, sehingga dia pernah terusir dari
beberapa daerah yang dikunjunginya. Kondisi ini juga memaksa Imâm al-
ajarannya. Dari sini tampak bahwa ada jalinan kuat antara penguasa daerah
Ray dengan Imâm al-Râzi, bahkan anaknya ada yang dinikahkan dengan
dijuluki Rukn al-Dîn. Berbeda dengan Imâm al-Râzi, Rukn al-Dîn memiliki
sifat yang sangat tidak baik, dia merasa dirinya lebih pintar dan lebih alim
dari Imâm al-Râzi. Bahkan dia sangat iri melihat perhatian dan pengaruh
9
Ibid., h. 251-252.
10
Ibid., h. 250.
25
bernama Dhiyâ’ al-Dîn, yang dijuluki Abdullâh, anak yang kedua bernama
Muhammad dan yang ketiga bernama Syams al-Dîn. Sedangkan anak yang
keempat dan yang kelima adalah perempuan. Salah satu dari anak
Pada tahun 617 H tentara Tar Tar di bawah pimpinan Jenghis Khan
kota Harrât tempat keluarga Imâm al-Râzi menetap. Mesjid tempat Imâm al-
keluarganya, Jalâl al-Dîn Tuksy suami salah seorang anak perempuan Imâm
keluarga mertuanya. Akan tetapi, ketika tentara Tar Tar sampai ke lokasi
11
Al-‘Imâry, al-Imâm Fakhr al-Dîn al-Râzi Hayâtuhu Wa Âtsâruhu, h. 23-24.
12
Ibid., h. 25-26.
26
menjadi seorang manusia yang wara’ dan shaleh. Bahkan Imâm al-Râzi
melakoni hidup secara sufistik. Ini dilihat dari beberapa wirid, shalat, puasa
dan jenis-jenis ibadah lain yang telah menjadi rutinitasnya. Imâm al-Râzi juga
sangat mencintai para ulama. Dia sangat mengharap keberkahan dari ulama-
ulama yang pernah ditimba ilmunya. Selama hidupnya, Imâm al-Râzi sangat
sering menangis, karena ingat akan mati dan juga karena nikmat Allah Swt.,
kepadanya. Dia merasa ilmu yang dia miliki merupakan cobaan besar bagi
Selain itu, Imâm al-Râzi memiliki akhlak yang sangat mulia. Dia
tersebut adalah anak yang shaleh. Bahkan dia memohon kepada siapa saja
13
Ibn al-Atsîr, al-Kâmil Fî al-Târîkh, h. 409. Lihat juga al-‘Imâry, al-Imâm Fakhr al-Dîn al-
Râzi Hayâtuhu wa Âtsâruhu, h. 27.
14
Ibn Katsîr, al-Bidâyah Wa al-Nihâyah, h. 57-58.
27
diberikan oleh ayahnya sendiri, yaitu Imâm Dhiyâ’ ad-Dîn. Dari ayahnya,
Imâm al-Râzi belajar ilmu fiqh dan ilmu ushûl. Dia memperdalam fiqh atas
memiliki karya dalam bidang fiqh, yaitu kitab al-Tharîqah al-‘Alâiyah dan
Syarh al-Wajîz. Dalam bidang ushul yaitu kitab Ibthâl al-Qiyâs. Kemudian
Imâm al-Râzi juga hapal kitab al-Mu’tamad karya Imâm Hasan al-Bashri dan
Dalam bidang ilmu kalam, Imâm al-Râzi belajar ke Imâm Majd al-
Dîn al-Jîlî. Bahkan Imâm al-Râzi juga hapal kitab al-Syâmil karya Imâm al-
Haramain dalam bidang ilmu kalam. Selanjutnya, dia juga menyusun karya
dalam bidang ilmu kalam, antara lain yaitu kitab Ta`sîs al-Taqdîs, Asrâr al-
15
Al-‘Imâry, al-Imâm Fakhr al-Dîn al-Râzi Hayâtuhu Wa Âtsâruhu, h. 25.
16
Ibid., h. 19.
28
karyanya di bidang filsafat antara lain adalah Syarh al-Isyârat, Lubâb al-Isyârat
Râzi sangat mendukung pemikiran filosof semisal Ibn Sînâ dan al-Thûsî.18
rambut.19
17
Al-‘Imâry, al-Imâm Fakhr al-Dîn al-Râzi Hayâtuhu Wa Âtsâruhu, h. 45-46.
18
Ibid., h. 48-49.
19
Ibid., h. 54-55.
29
hadis Nabi saw. Begitu juga dalam bidang sastra Arab, Imâm al-Râzi tidak
al-Zamakhsyari.20 Tetapi, ini juga tidak menguatkan bukti bahwa Imâm al-
al-Râzi hampir mencapai tingkat kompleksitas. Wajar saja jika para ulama
Untuk itu, karya-karya Imâm al-Râzi hampir mencapai ratusan. Ada yang
telah diterbitkan dan ada juga yang masih dalam bentuk manuskrip,
kitab Tafsîr Mafâtih al-Ghaib, Tafsîr Sûrah al-Fâtihah, Tafsîr Sûrah al-Baqarah ‘Alâ
al-Wajh al-‘Aql, Kitâb Syarh al-Wajîz, Kitâb al-Tharîqah al-‘Alâiyah, Kitâb Lawâmi’
20
Ibid., h. 56 s/d 58.
21
Ibid., h. 209 s/d 213.
30
Syarh Saqth al-Zindiq, Syarh al-nahj al-Balâghah, Kitâb Fadhâil al-Shahâbah, Kitâb
Manâqib al-Imâm al-Syâfi’i, Kitâb Nihâyah al-‘Uqûl Fî Dirâyah al-Ushûl, Kitâb al-
Muhshal, Kitâb al-Mathâlib al-‘Âliyah, Kitâb al-Arba’în Fî Ushûl al-Dîn, Kitâb al-
Ghiyatsiyah, Kitâb Syifâ al-‘Ali Min al-khilâf, Kitâb al-Khalq Wa al-ba’ts, Kitâb al-
Khamsîn Fî Ushûl al-Dîn, Kitâb ‘Umdah al-Nazhâr, Kitâb al-Akhlâq, Kitâb al-
Syarh al-Isyârât, Kitâb Lubâb al-Isyârât, Syarh Kitâb ‘Uyûn al-Hikmah, al-Risâlah
al-Dunyâ, Kitâb ihkâm al-Ahkâm, Kitâb al-Mausûm Fî al-sirr al-Maktûm, Kitâb al-
al-Nihal, Kitâb Dankalusya, Kitâb Mabâhis al-Wujûd, Kitâb Nihâyah ijâz Fî Dirâyah
22
Aliran Karâmiyah adalah aliran kalam yang dinisbahkan kepada Abû ‘Abd Allâh
Muhammad Ibn Karâm. Dia adalah seorang zahid yang berasal dari Sijistan. Aliran ini terbagi kepada
7 kelompok, yaitu : al-Tharâyiqah, al-Ishâqiyah, al-Abadiyah, al-Yûnâniyah, al-Surmiyah dan al-
Haishâmiyah. Salah satu I’tikad mereka adalah keyakinan bahwa Allah Swt. Zat yang bermateri
(zauhar) dan tinggal di’arsy. Allah Swt. Berbentuk dengan jism dan merasuk ke sagala maujûdât. Lihat
Fakhr al-Dîn al-Râzi, I’tiqâdât Firâq al-Muslimîn wa al-Musyrikîn, (Kairo : Maktabah al-Kulliyah al-
Azhâriyah, 1398 H/1978 M), h. 101-102.
23
Ibid., h. 109-110.
32
umat saat itu. Tujuannya agar ummat sadar dan kembali bersatu di bawah
terbagi dalam kelompok mazhab Syâfi’i, mazhab Hanafi dan mazhab Mâliki
Akan tetapi, sebagai seorang sunni sejati, ternyata Imâm al-Râzi tampil
sangat lugas dan memperlihatkan bahwa dia sebenarnya seorang sunni yang
ﻜﹸﻢﺘﺒﺠ ﺃﹶﻋﻟﹶﻮﺮِﻛﹶﺔٍ ﻭﺸ ﻣﻦ ﻣﺮﻴﺔﹲ ﺧﻣِﻨﺆﺔﹲ ﻣﻟﹶﺄﹶﻣ ﻭﻣِﻦﺆ ﻳﱴﺮِﻛﺎﹶﺕِ ﺣﻮﺍ ﺍﹾﳌﹸﺸﻜِﺤﻨﻻﹶ ﺗﻭ
ﻜﹸﻢﺒﺠ ﺃﹶﻋﻟﹶﻮﺮِﻙٍ ﻭﺸ ﻣﻦ ﻣﺮﻴ ﺧﻣِﻦﺆ ﻣﺪﺒﻟﹶﻌﻮﺍﹾ ﻭﻣِﻨﺆ ﻳﱴ ﺣﻦﺮِﻛِﻴﻮﺍ ﺍﹾﳌﹸﺸﻜِﺤﻨﻻﹶ ﺗﻭ
24
Lihat dalam Mukaddimah Tafsîr al-Kabîr oleh Syeikh Khalîl al-Mâyis, h. 4.
33
ِ ﺁَﻳﺎﹶﺗِﻪِ ﻟِﻠﻨﺎﱠﺱﻦﻴﺒﻳﺓِ ﺑِﺈِﺫﹾﻧِﻪِ ﻭﻔِﺮﻐﺍﻟﹾﻤﺔِ ﻭﻨﻮﺍﹾ ﺇِﱃﹶ ﺍﻟﹾﺠﻋﺪﺍﷲُ ﻳﻥﹶ ﺇِﱃﹶ ﺍﻟﻨﺎﱠﺭِ ﻭﻮﻋﺪ ﻳﺃﹸﻭﻟﹶﺌِﻚ
ﻥﹶﻭﺬﹶﻛﱠﺮﺘ ﻳﻢﻠﱠﻬﻟﹶﻌ
Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik daripada wanita musyrik
walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang
musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya
budak yang mukmin lebih baik daripada orang yang musyrik walaupun dia menarik
hatimu. Mereka mengajak ke neraka sedangkan Allah mengajak ke surga dan
ampunan dengan izinNya. Dan Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada manusia
supaya mereka mengambil pelajaran.
iman adalah gambaran dari ketetapan mulut (al-‘ibârah ‘an mujarrad al-iqrâr)
bahwa keharaman dalam ayat tersebut adalah keharaman dalam bentuk iqrâr
25
Muhammad al-Râzi Fakhr al-Dîn Ibn Dhiya’ al-Dîn ‘Umar, Tafsîr al-Fakhr al-Râzi al-
Musytahar Bi al-Tafsîr al-Kabîr Wa Mafâtih al-Ghaib, (Beirut : Dâr al-Fikr, 1994 M/1414 H), jilid 3,
juz 5, h. 64-65. Selanjutnya akan disebut dengan Imam al-Râzi. Untuk tafsirnya akan disebut dengan
Tafsîr al-Kabîr.
34
ﻦﻣِﻨِﻴﺆ ﺑِﻤﻢﻣﺎﹶﻫﻡِ ﺍﹾﻵَﺧِﺮِ ﻭﻮﺑِﺎﻟﹾﻴﻨﺎﱠ ﺑِﺎﷲِ ﻭﻝﹸ ﺁَﻣﻘﹸﻮ ﻳﻦ ﺍﻟﻨﺎﱠﺱِ ﻣﻣِﻦﻭ
Di antara manusia ada yang mengatakan kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian, padahal mereka itu bukan orang-orang yang beriman.
kepada Allah Swt., agar tetap benar dan tidak terjerumus dalam kesalahan.
yaitu,
35
ﻧﺎﹶ ﻛِﺪﻪِ ﻛﹶﺬﺍﹶﻟِﻚ ﻭِﻋﺎﹶﺀِ ﺃﹶﺧِﻴﻬﺎﹶ ﻣِﻦﺟﺮﺨﺘ ﺍﺳﻪِ ﺛﹸﻢﻞﹶ ﻭِﻋﺎﹶﺀِ ﺃﹶﺧِﻴ ﻗﹶﺒﺘِﻬِﻢﻋِﻴﺃﹶ ﺑِﺄﹶﻭﺪﻓﹶﺒ
ﻦﺟﺎﹶﺕٍ ﻣﺭ ﺩﻓﹶﻊﺮﺸﺎﹶﺀَ ﺍﷲُ ﻧﻦِ ﺍﹾﳌﹶﻠِﻚِ ﺇِﻻﱠ ﺃﹶﻥﹾ ﻳ ﺩِﻳ ﻓِﻲﺬﹶ ﺃﹶﺧﺎﹶﻩﺄﹾﺧ ﻣﺎﹶﻛﺎﹶﻥﹶ ﻟِﻴﻒﺳﻮﻟِﻴ
ﻢﻠِﻴ ﻋِﻠﹾﻢٍ ﻋ ﻛﹸﻞﱢ ﺫِﻱﻕﻓﹶﻮﺸﺎﹶﺀُ ﻭﻧ
Maka mulailah Yûsuf (memeriksa) karung-karung mereka, sebelum memeriksa
karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung
saudaranya. Demikianlah kami atur untuk (mencapai maksud) Yûsuf. Tiadalah patut
Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah
menghendakinya. Kami tinggikan derajat orang yang kami kehendaki, dan di atas
tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.
tersebut sebagai dalil bahwa Allah Swt., mengetahui dengan zatNya, bukan
dengan ilmu, maka Allah Swt., memiliki ilmu. Dengan demikian di atas ilmu
Allah Swt., akan ada ilmu yang lain. Ini difahami Muktazilah lewat
telah ada dalil-dalil lain yang menetapkan sifat ilmu pada zat Allah Swt.,
seperti surat Luqmân (31) : 34, al-Nisâ (4) : 166, al-Baqarah (2) : 255 dan Fâthir
(35) : 11. Oleh karenanya, pemahaman yang lebih tepat adalah keumuman
ayat tersebut mesti ditakhshîsh, dengan cara ilmu yang dimaksud adalah ilmu
26
Ibid., jilid 9, juz 18, h.186-187.
36
ﻮﺃﹶﻥﱠ ﺍﷲَ ﻫﻗﺎﹶﺕِ ﻭﺪﺬﹸ ﺍﻟﺼﺄﹾﺧﻳ ﻋِﺒﺎﹶﺩِﻩِ ﻭﻦﺔﹶ ﻋﺑﻮﻞﹸ ﺍﻟﺘﻘﹾﺒ ﻳﻮﻮﺍﹾ ﺃﹶﻥﱠ ﺍﷲَ ﻫﻠﹶﻤﻌ ﻳﺃﹶﻟﹶﻢ
ﻢﺣِﻴ ﺍﻟﺮﺍﺏﻮﺍﻟﺘ
Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-
hambanya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang.
pendapat ini, Imâm al-Râzi menyatakan bahwa wajib Allah menerima taubat
ini bertentangan dengan ajaran Asy’ariyah yang difahami oleh Imâm al-Râzi.
Menurut aliran Syi’ah, yang dimaksud dengan al-ghaib dalam ayat tersebut
bahwa pendapat tersebut batal, karena takhshîs al-muthlaq min ghair al-dalîl
d. Sikap Imâm al-Râzi Terhadap Mazhab Fiqh Imâm Hanafi dan Mâliki
pendapat hukum dari Mazhab Hanafi adalah yang paling banyak mendapat
‘Imâri, hal ini dikarenakan pengikut Mazhab Maliki sangat sedikit jumlahnya
28
Ibid., jilid 1, juz 2, h. 32-33.
29
Muhammad Ibrâhîm ‘Abd al-Rahmân, Manhaj al-Fakhr al-Râzi Fî al-Tafsîr Baina Manâhij
Mu’âshirîh, (Kairo : al-Shadr li Khidmah al-Thibâ’ah, 1989 H), h. 181.
38
dalam surat al-Fâtihah (1) saja, Imâm al-Râzi menghabiskan 16 lembar. Salah
ﻟﹶﺌِﻚﺮﺍﹶﺑِﻬﺎﹶ ﺃﹸﻭ ﺧﻰ ﻓِﻲﻌﺳ ﻭﻪﻤﻬﺎﹶ ﺍﺳ ﻓِﻴﺬﹾﻛﹶﺮ ﺍﷲِ ﺃﹶﻥﹾ ﻳﺴﺎﹶﺟِﺪ ﻣﻊﻨ ﻣﻦ ﻣِﻤ ﺃﹶ ﹾﻇﻠﹶﻢﻦﻣﻭ
ِﺓ ﻓِﻲ ﺍﹾﻵَﺧِﺮﻢﻟﹶﻬ ﻭﻱﻴﺎﹶ ﺧِﺰﻧ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪﻢ ﻟﹶﻬﻦﺍﻫﺎﹶ ﺇِﻻﱠ ﺧﺎﹶﺋِﻔِﻴﻠﹸﻮﺧﺪ ﺃﹶﻥﹾ ﻳﻢﻣﺎﹶﻛﺎﹶﻥﹶ ﻟﹶﻬ
ﻢﻈِﻴ ﻋﺬﹶﺍﺏﻋ
Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut
nama Allah di dalam mesjid-mesjidNya, dan berusaha untuk merobohkannya.
Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya kecuali dengan rasa takut. Mereka
di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat azab yang pedih.
adalah najis, sebab non muslim termasuk dalam kelompok orang-orang yang
dianggap bernajis.30
kesimpulan bahwa Imâm al-Râzi sangat membela aliran kalam asy’ariyah dan
30
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 2, juz 4, h, 19.
39
Dalam penyebutan nama kitab, tafsir yang dikarang oleh Imâm al-
Râzi memiliki tiga nama yang popular, yaitu Tafsîr Mafâtih al-Ghaib, Tafsîr al-
Kabîr dan Tafsîr al-Râzi. Dari ketiga nama tersebut, sebutan Tafsîr al-Kabîr
penafsiran yang terdapat di dalam kitab tafsir tersebut. Di samping itu, kitab
tafsir ini juga ditulis oleh Imâm al-Râzi setelah dia menguasai berbagai
disiplin ilmu.
mengalami beberapi kali revisi, maka berkembang menjadi dua belas jilid.
Yang ada di tangan penulis adalah kitab Tafsîr al-kabîr yang berjumlah 17 jilid
berikut dengan jilid fihrisnya dan terdiri dari 32 juz, yang disusun oleh Syeikh
Khalîl Muhyy al-Dîn al-Mâys, cetakan penerbit Dâr al-Fikr, Beirut tahun 1993
M/1414 H.
Menurut Ibn Qâdhi Syuhbah, Ibn Khalkan dan Ibn Hajar al-‘Asqalâni bahwa
Khûwi (w. 639) dan diteruskan oleh Syeikh Najm al-Dîn Ahmad ibn
Muhammad al-Qâmûli (w. 727 H). Ada juga perbedaan pendapat tentang
40
tafsir yang selanjutnya, diteruskan oleh dua mufassir yang telah disebutkan
belakangan.31
bahwa Imâm al-Râzi telah menuntaskan penafsirannya dalam kitab Tafsîr al-
urutan mushhaf yang dimulai dari al-Fâtihah (1) hingga al-Nâs (114). Ini
dia menjelaskan surat al-Baqarah (2) : 97. Ayat yang berbunyi nazalahu ‘alâ
qalbika, telah dia terangkan di surat al-Syu’arâ (26).32 Ini membuktikan bahwa
dihadapinya.
31
Muhammad Husein al-Zahabi, al-Tafsîr Wa al-Mufassirûn, (Kairo : Maktabah Wahbah,
2000 M/1421 H), juz 1, h. 207-208.
32
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 2, juz 3, h. 213.
41
mendalam, kitab tafsir tersebut juga memancing para ulama secara dialogis
pengetahuan, maka sangat wajar jika yang menjadi sumber rujukan adalah
kitab-kitab dari berbagai bidang ilmu juga. Untuk itu, penulis telah
1. Tafsîr Quthrub, karya Muhammad ibn al-Mustanir ibn Ahmad (w. 206 H).
2. Tafsîr al-Akhfasyi, karya Sa’îd ibn Mas’adah Abu al-Hasan (w. 215 H).
3. Tafsîr Abû Bakr al-Asham, karya Abû Bakr al-Asham (w. Abad 3 H).
33
Al-‘Imâry, al-Imâm Fakhr al-Dîn al-Râzi, h. 137.
42
9. Tafsîr Abû Muslim Muhammad ibn ‘Ali al-Ashbahâni, (w. 459 H).
1. Kitab-kitab yang dikarang oleh Ibn Qutaibah, seperti Ta`wîl Musykil al-
Qurân, Ma’âni al-Qurân, I’râb al-Qurân, al-Qirâ`at dan al-Radd ‘Ala al-Qâ`il
Bikhalq al-Qurân.
2. Tafsir Jâmi’ul Bayân karya Ibn Jarîr al-Thabari (w. 310 H).
5. Tafsîr al-Kasyf Wa al-Bayân karya Abû Ishak al-Tsa’labi (w. 427 H).
7. Tafsîr Ma’âlim al-Tanzîl karya Abû Muhammad al-Farrâ (w. 510 H).
8. Syarh al-Sunnah karya Husein ibn Mas’ûd al-Baghâwi (w. 516 H).
4. Ahkâm al-Qurân al-Karîm karya Abû Bakr al-Râzi (w. 370 H).
1. Minhâj al-Dîn Fî Syu’ab al-Îmân karya al-Hulaimi al-Jurjâni (w. 403 H).
2. al-Jâmi’ Fî Syu’ab al-Îmân karya Imâm Ahmad Baihâqi (w. 458 H).
4. Ihyâ ‘ulûm al-Dîn, al-Munqiz min al-Dhalal dan Misykãt al-Anwãr karya
4. al-Nâbighah al-Zibyâni
penulisan kitab tafsir tersebut secara tahlîliy, yaitu penafsiran ayat perayat.
a. Menyebutkan ayat satu demi satu atau juga sekelompok ayat dengan
kebahasaan. Bahkan diuraikan secara panjang lebar pro kontra para ahli
karena Imâm al-Râzi melihat ayat-ayat tersebut berada pada satu tema
yang sama.
d. Penafsiran dilakukan dengan sangat luas hingga pembaca kitab tafsir ini
ada di dalam kitab tafsirnya, maka hal itu hanya sebagai contoh kepada
riwayat tersebut.
dalamnya.
perbedaan tersebut.
yang sangat fantastis dalam kitab tafsir Imâm al-Râzi. Kiranya hal inilah
yang tidak dimiliki kitab-kitab tafsir yang lain. Karakteristik tersebut antara
lain adalah :
a. Kitab Tafsîr al-Kabîr dapat dikatakan kitab tafsir yang mampu membela
b. Kitab Tafsîr al-kabîr ini juga merupakan pembela mazhab fiqh Imâm
c. Di samping akidah, filsafat dan ilmu alam adalah dua ilmu yang sangat
sebagian ulama yang menyematkan label kullu syai in fîhi illa al-tafsîr (semua
ilmu ada di dalam kitabnya kecuali tafsir itu sendiri). Akan tetapi label ini
juga terbantahkan dengan ungkapan Tâj al-Dîn al-Subki, bahwa tafsir al-Râzi
kullu syai`in fîhi ma’a al-tafsîr (semua ilmu ada di dalamnya bersama dengan
tafsirannya).34
34
Al-Zahabi, al-Tafsîr Wa al-Mufassirûn, juz 1, h. 207.
49
al-Râzi sangat diperhatikan. Untuk itu, ada beberapa cabang ilmu tersebut
a. Asbâb al-Nuzûl
‘umûm al-lafzh lâ bi khushûs al-sabab. Jika terdapat ayat yang memiliki banyak
riwayat sabab al-nuzûl, maka Imâm al-Râzi akan melakukan tarjîh dengan
makna ayat.35
b. Al-Nâsikh Wa al-Mansûkh
nâsikh wa al-mansûkh, karena asal mula setiap ayat tidak memiliki al-nâsikh wa
35
Muhammad Ibrâhîm ‘Abd al-Rahmân, Manhaj al-Fakhr al-Râzi, h. 156.
50
demi menjaga keutuhan ayat itu sendiri. Imâm al-Râzi juga menggunakan
surat al-An’âm (6) : 106 untuk memperkuat alasannya yaitu, tidak ada
tidak ada.36
c. Munâsabah al-Âyâh
Râzi menyebut ilmu ini dengan ilmu nazham. Untuk mengetahui hakikat
hubungan antar ayat perlu ketajaman fikiran dan kehalusan rasa. Oleh
36
Ibid., h. 157.
37
Ibid., h. 158.
51
penjelasan yang logis. Dia juga sepakat dengan jumhur ulama, bahwa
sebagian ayat Al-Quran ada yang muhkam dan yang sebagian lagi adalah
ayat-ayat yang mutasyâbih. Oleh karena itu, diperlukan petunjuk ‘aqli untuk
f. Fawâtih al-Suwar
awal-awal surat yang dibaca secara terputus-putus. Mengenai ilmu ini, Imâm
Allah dalam pengetahuanNya. Jika ada yang berpendapat bahwa fawâtih al-
38
Ibid., h. 159.
39
Ibid.
52
suwar telah diketahui dengan sendirinya, maka pendapat ini batal. Allah
oleh pembaca ayat-ayatnya, karena satu hurufpun yang ada di dalam Al-
diperlukan penalaran logika yang baik dan perasaan yang halus untuk
40
Ibid., h. 159.
53
BAB III
A. Hakekat Sihir
bagi keesaan Allah Swt. dan kekuasaanNya.1 Ini dijelaskan di dalam surat
ﺍﹾﻟﻔﹸﻠﹾﻚِ ﺍﻟﱠﺘِﻲﻬﺎﹶﺭِ ﻭﺍﻟﻨﻞِ ﻭﺘِﻼﹶﻑِ ﺍﻟﱠﻴﺍﺧﺽِ ﻭﺍﹾﻷَﺭﺍﺕِ ﻭﻤﺎﹶﻭﻠﹾﻖِ ﺍﻟﺴ ﺧﺇِﻥﱠ ﻓِﻲ
ِﻴﺎﹶ ﺑِﻪ ﻣﺎﹶﺀٍ ﻓﹶﺄﹶﺣﻤﺎﹶﺀِ ﻣِﻦ ﺍﻟﺴﻝﹶ ﺍﷲُ ﻣِﻦﺰﻣﺎﹶﺃﹶﻧ ﻭﺎﺱ ﺍﻟﻨﻔﹶﻊﻨﺮِ ﺑِﻤﺎﹶ ﻳﺤ ﻓِﻲ ﺍﹾﻟﺒﺮِﻱﺠﺗ
ِﺤﺎﹶﺏﺍﻟﺴﻳﺎﹶﺡِ ﻭﻒِ ﺍﻟﺮﺮِﻳﺼﺗﺔٍ ﻭﺍﺑ ﻛﹸﻞﱢ ﺩﻬﺎﹶ ﻣِﻦﺚﱠ ﻓِﻴﺑﺗِﻬﺎﹶ ﻭﻮ ﻣﺪﻌ ﺑﺽﺍﹾﻷَﺭ
ﻥﹶﻘِﻠﹸﻮﻌﻡٍ ﻳﺽِ َﻷَﻳﺎﹶﺕٍ ﻟﱢﻘﹶﻮﺍﹾﻷَﺭﻤﺎﹶﺀِ ﻭ ﺍﻟﺴﻦﻴﺮِ ﺑﺨﺍﹾﳌﹸﺴ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa saja yang berguna bagi
manusia, dan apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan air
itu Dia menghidupkan sesudah mati dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis
hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan di antara langit dan
bumi, sungguh terdapat tanda-tanda bagi orang yang memikirkan.
ditetapkan Allah Swt. Tetapi, pada saat yang sama, tidak tertutup
1
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Quran, (Bandung : Mizan, 1999), h. 21.
54
ajaib dan luar biasa. Apalagi banyak hal yang oleh generasi masa kini
Kalau ada orang yang sakit akut serta enggan meminum obat,
dikenal, maka ketika itu dikatakan bahwa ada tangan pemeliharaan Allah
Swt. atau sering disebut dengan ‘iyânah. Sebaliknya, jika ada orang yang
sakit lantas telah berobat kesana kemari, tetapi tidak juga mengalami
muslim adalah iman kepada hal-hal yang gaib. Kaedah ini ditunjukkan di
Kata gaib pada ayat tersebut meliputi segala hal yang tidak
2
Ibid.
3
Ibid., h. 22.
4
Banyak sekali penafsiran-penafsiran tentang kata gaib. Tetapi pada penelitian ini,
penulis memilih penafsiran yang lebih umum. Lihat Imam al-Razi, Tafsîr al-Kabîr, (Beirut : Dâr
al-Fikr, 1414 H/1993 M), jilid 1, juz 2, h. 32.
55
bahwa terdapat sesuatu yang maujûd yang tidak dapat ditangkap oleh
peristiwa yang terjadi di luar hukum kebiasaan, seperti air yang biasanya
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah bisa berubah
mengalir dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi. Begitu juga api
kesamaan tetapi cukup luas perbedaannya. Oleh karena obyek kajian tesis
5
Imam Al-Razi, Muhashshal Afkâr al-Mutaqaddimîn wa al-Muta`akhkhirîn, (Beirut : Dâr
al-Fikr, 1996), h. 157. Lihat juga Sayyid Husein Afandi al-Jisr al-Tharabalisy, Al-Hushûn al-
Hamîdiyyah, (Surabaya : Maktabah al-Saqâfiyah, t.t), h. 65-64.
6
Ibid.
56
1. Pengertian Sihir
kepada tiga huruf yaitu, sîn, hâ dan râ.8 Kata sihir juga termasuk kata yang
musytarak.9 Arti asal dari kata sihir adalah memalingkan sesuatu dari
Selain itu, kata sihir juga bermakna paru-paru atau dada hingga
7
Imam Al-Razi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 2, juz 3, h. 223.
8
Ibn Manzhur, Lisân al-‘Arab, (Beirut : Dâr al-Ma`ârif, t.th), jilid 3, h. 1951.
9
Ibid.
10
Ibid.
11
Ibid., h. 1952.
12
Ibid.
57
Kemudian kata sihir juga berarti makhluk yang dapat makan dan
kata al-musahharîn dalam surat al-Syu’arâ (26) : 185, sebagai makhluk yang
kata yang lain, maka menunjukkan pelakunya orang yang tidak baik.14
Oleh karenanya, para rasul dan nabi seperi Nabi Musa as. dan Nabi
Maksud hadis Rasul saw. tersebut adalah di antara gaya bahasa dari
terpukau seperti orang yang terkena sihir. Selain itu, khalifah Umar ibn
13
Ibid.
14
Ibid., h. 1953
15
Ibid., h. 1952. Hadis tersebut terdapat dalam Musnad Imam Ahmad, Shahîh al-Bukhari,
Sunan al-Turmuzi dan Sunan Abû Dâud. Lihat Jalâl al-Dîn al-Sayûthi, al-Jâmi’ al-Shaghîr, (Beirut
: Dâr al-Fikr, t.th), 148.
58
Inggris, sihir disebut dengan kata magic. Dari kata tersebut muncullah
yaitu ;20 a. Perbuatan yang ajaib yang dilakukan dengan pesona dan
16
Ibid.
17
Ibn Faris, Mu’jam al-Maqâyis al-Lughah, (Beirut : Dâr al-Fikr, 1415 H/1994 M), h.
507.
18
Majma’ al-Lughah al-‘Arabiyah, al-Mu’jam al-Wasîth, (Kairo : Dâr al-Handasah, 1405
H/1985 M), juz 1, h. 435.
19
al-Fairuzzabadi, Al-Qâmûs al-Muhîth, (Beirut : Muassas al-Risâlah, 1407 H/1989 M),
h. 519.
20
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 1988), h. 838.
59
bahwa magic memiliki tiga arti,21 yaitu : magic adalah the power of
kedua magic adalah tricks with mysterious results done to entertain (tipuan
tangan. Ini difahami dari firman Allah Swt. dalam surat al-A’râf (7) :
116, yaitu :
21
Jonathan Crowther (ed.), Oxford Advanced Learner ’s Dictionary, (Inggris : Oxford
University Press, 1999), h. 706. Lihat juga Jhon. L. Esposito, The Oxford Encyclopedia Of The
Modern Islamic World, (New York : Oxford University Press, 1995), vol III, h. 17.
22
Al-Râghib al-Ashfahâni, Mufradât Alfâz al-Qurân, (Damaskus : Dâr al-Qalm, 1423
H/2002 M), h. 400-401.
60
Begitu juga ejekan yang diberikan Fir’aun kepada Nabi Musa as.
berubah menjadi sesuatu yang lain. Ini diceritakan dalam surat al-
Ini difahami dari firman Allah Swt. yang termaktub dalam surat al-
saat itu. Sehingga orang yang membawa atau yang terkena azimat
tersebut akan tersihir. Ini difahami dari firman Allah Swt. dalam
Nabi Syu’aib as. adalah orang yang terkena sihir dengan sihirnya
yaitu,
kebohongan belaka yang diliputi tipu daya dan tidak nyata.23 Dia
23
Muhammad Husein al-Zahabi, al-Tafsîr Wa al-Mufassirûn, (Kairo : Maktabah
Wahbah, 1421 H/2000 M), juz 2, h. 100.
63
dalam surat al-Baqarah (2) : 102, dia menyatakan bahwa jika sihir itu
mukjizat akan tertandingi dan akan benar ucapan orang-orang kafir yang
keberadaan sihir dan menyatakan bahwa sihir itu memang ada dan orang
yang mampu sihir juga akan mampu membuat sesuatu yang luar biasa.24
tersebut. Menurutnya, hal ini dapat dilakukan karena alam diatur oleh
kelebihan dan keistimewaan yang ada pada manusia telah diberikan oleh
24
Ibid., h. 137.
25
Ibid., h. 172.
64
menurut mufassir syi’ah diketahui bahwa sihir memang ada dan nyata,
mantera dan perkataan yang diucapkan atau ditulis atau dibuat sesuatu
yang berpengaruh pada jasad orang yang terkena sihir, atau pada hati dan
26
Wahid ibn Abdus Salam Bali, Al-Sharâim al-Battâr fî al-Tashaddî li al-Saharah al-
Asyrâr, (Jeddah : Maktabah al-Shahâbah, t.t), terj. Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Sihir dan Cara
Pengobatannya Secara Islami, (Jakarta : Rabbani Press, 1995), h. 10.
27
Ibn Qayyim al-Jauziyah, Zâd al-Ma ’âd fî Hady Khair al-‘Ibâd, (Beirut : Muassas al-
Risâlah, 1991 M/1412 H), juz 4, h. 127.
28
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 596.
65
Allah Swt. lewat para nabi sebagai bukti atas kenabian mereka, ketika
memiliki 2 arti, yaitu ;30 a. Suci dan dapat mengadakan sesuatu di luar
dan bertuah yang dapat memberikan efek magis dan psikologis kepada
fihak lain. Menurut para ulama, karamah adalah suatu hal yang luar biasa
tersebut, di mana hal-hal luar biasa tersebut tampak pada seorang hamba
29
Abdus Syukur al-Haj Husein, al-Nubuwwah Bain al-Mutakallimîn Wa al-Falâsifah,
(Malaysia : Jami` al-`Ulûm al-Islâmiyah, 1424 H/2003 M), h. 303.
30
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 423.
31
Abu Bakr Muhammad ibn Sayyid al-Hanbali, al-Tashdîq Bi Karâmah al-Auliyâ Min
‘Aqîdah Atbâ ’ Khatam al-Anbiyâ, terj. Saefullah MS, Karamah Para Wali Menurut Pandangan
Ahlussunnah, (Jakarta : Darus Sunnah, 2004), h. 23. Lihat juga Su’âd al-Hâkim, al-Mu’jam al-
Shûfy, (t.tp : Dâr al-Nadwah, t.th), h. 963.
66
Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad saw. tentang sihir, dapat diketahui
ﺎﺍ ﻓﹶﻠﹶﻤ ﻗﺎﹶﻝﹶ ﺃﹶﻟﹾﻘﹶﻮ.ﻦ ﺍﹾﳌﹸﻠﹾﻘِﻴﻦﺤﻥﹶ ﻧﻜﹸﻮﺇِﻣﺎﱠ ﺃﹶﻥﹾ ﻧ ﻭﻠﹾﻘِﻲﺎﺃﹶﻥﹾ ﺗﻰ ﺇِﻣﺳﻮﺍ ﻳﺎﹶﻣﻗﹶﺎﻟﹸﻮ
ٍﻢ ِﻈﻴﺮٍ ﻋﺍ ﺑِﺴِﺤﺟﺎﹶﺀُﻭ ﻭﻢﻫﻮﺒﻫﺮﺘﺍﺳﺎﺱِ ﻭ ﺍﻟﻨﻦﻴﺍ ﺃﹶﻋﻭﺮﺤﺍ ﺳﺃﹶﻟﹾﻘﹶﻮ
Ahli-ahli sihir berkata, hai Musa kamukah yang akan melemparkan terlebih
dahulu ataukah kami yang akan melemparkan ?, Musa menjawab
lemparkanlah, maka tatkala mereka (para ahli sihir) melemparkan, mereka
menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta meraka
mendatangkan sihir yang menakjubkan
sihir di masa Fir’aun dengan mukjizat Nabi Musa as. Sihir pada ayat
manusia, dari sesuatu yang benar menjadi sesuatu yang salah. Ini
difahami dari penggunaan kata saharû a’yun al-nâs. Selain itu, sifat sihir
wastarhabûhum.
difahami dari kandungan surat al-Baqarah (2) : 102. dalam ayat ini
sihir ﺍﻟﺴﺤﺮ ﻭﻟﻜﻦ ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﲔ ﻛﻔﺮﻭﺍ ﻳﻌﻠﻤﻮﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ. Lantas manusia mempelajari
yang kedua dari sihir ini difahami dari hadis Aisyah rah. yang
ulama, tetapi menurut penulis hadis ini dapat digunakan sebagai bukti
4. Semua sihir bertujuan negatif atau buruk, karena sihir muncul dari
sirik kepada Allah. Oleh karena itu, sihir termasuk dosa besar. Selain
itu dalam hadis Abu Hurairah yang lain, riwayat Imam Abu Daud,
ﻣﻦ ﺃﺗﻰ ﻛﺎﻫﻨﺎ ﻓﺼﺪﻗﻪ ﲟﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﺃﻭ ﺃﺗﻰ ﺇﻣﺮﺃﺗﻪ ﰲ ﺩﺑﺮﻫﺎ ﻓﻘﺪ ﺑﺮﺉ ﳑﺎ ﺃﻧﺰﻝ
ﻋﻠﻰ ﳏﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Barang siapa yang mendatangi tukang ramal lantas membenarkan apa yang
dikatakannya atau mendatangi istrinya lewat belakang, maka sesungguhnya
ia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad saw.
bergerak dan hidup, sehinggga dia merasa takut. Akan tetapi Allah
berubah menjadi ular besar dan menelan semua ular-ular ciptaan para
32
Abu Daud al-Sijistani, Sunan Abî Dâwud, (Beirut : Dâr al-Kutb al-‘Ilmiyyah, 1416
H/1996 M), juz 3, h. 14-15.
69
tukang sihir Fir’aun. Uraian ayat ini sangat jelas membuktikan bahwa
keajaiban yang muncul dari sihir walaupun sangat luar biasa, tetap
merupakan sesuatu yang biasa. Yang dimaksud luar biasa adalah sesuatu
dipelajari maka ia bukan sesuatu yang termasuk dalam istilah luar biasa.
Bukan mustahil bila terjadi sesuatu yang luar biasa pada diri
siapapun. Namun bila muncul bukan dari diri seorang nabi, maka ia tidak
dinamai mukjizat. Boleh jadi juga bahwa sesuatu yang luar biasa itu
muncul dari seseorang yang bakal menjadi seorang nabi. Ini juga tidak
dinamai mukjizat, tetapi irhâsh.34 Boleh jadi juga sesuatu yang luar biasa
itu muncul dari seseorang yang taat dan dicintai Allah, tetapi ini juga
tidak dinamai mukjizat, tapi dinamai karâmah. Bahkan boleh juga sesuatu
33
Abdus Syukur al-Haj Husein, al-Nubuwwah Bain al-Mutakallimîn Wa al-Falâsifah, h.
304-305. Lihat juga M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Quran, h. 24-26.
34
Abu Abdillah al-Sanusi, Syarh al-Sanûsiyah al-Kubrâ, (Kuweit : Dâr al-Qalam, 1402
H/1982 M), h. 359.
70
yang luar biasa itu muncul dari orang yang durhaka kepada Allah. Ini
durhaka).35 Yang jelas setiap mukjizat pasti muncul dari seorang Nabi dan
kerasulannya.
tersebut harus sejalan dengan ucapan sang Nabi. Bila seorang Nabi
mengatakan bahwa batu itu dapat bicara, maka mestinya batu tadi akan
berbicara, tetapi bila tidak maka keluar biasaan itu bukan mukjizat tetapi
Fir’aun mengancam mereka. Ini diceritakan dalam surat Thâha (20) : 63-76.
Demikian juga dengan Nabi Isa as. yang ummatnya mengklaim sangat
pandai dalam ilmu perobatan, tetapi kemahiran mereka tidak berarti sama
35
Ibid.
71
yang sudah mati. Semua mukjizat itu atas izin Allah dan tertulis dalam
1. Karamah muncul dari diri seorang Alim yang wara’ dan taat kepada
duduknya. Akan tetapi ada seorang hamba Allah yang sholeh dan
yang telah mendapat ilmu dari kitab suci mengatakan, bahwa ia dapat
mengamalkan isinya.
mukjizat dan karamah. Ini diceritakan dalam surat Alu ‘Imrân (3) : 37,
lantas Nabi Zakaria keheranan karena dia tidak tahu dari mana
rizki yang diberikan Allah kepadanya. Dari kisah ini juga difahami
dia itu seorang Nabi atau Rasul, tetapi orang biasa yang senantiasa
3. Karamah terkadang bukan mesti sesuatu yang luar biasa, tetapi juga
dapat berwujud sifat kemuliaan atau akhlak mulia. Selain itu, karamah
Penyebutan kata sihir dalam bentuk kata kerja (fi’l) sebanyak 3 kali, dalam
(fâ’il) sebanyak 23 kali dan dalam bentuk obyek (maf’ûl bih) sebanyak 6
di akhir tesis ini. Sedangkan yang bermakna bukan sihir sebanyak 3 kali,38
yaitu surat al-Qamar (54) : 34, surat Âlu Imrân (3) : 17 dan surat al-Zâriyât
(51) : 18.
menggunakan kata kerja (fi’l) adalah surat al-A’râf (7) : 116 yaitu,
ﻢ ِﻈﻴﺮٍ ﻋﺍ ﺑِﺴِﺤﺟﺎﹶﺀُﻭ ﻭﻢﻫﻮﺒﻫﺮﺘﺍﺳﺎﺱِ ﻭ ﺍﻟﻨﻦﻴﺍ ﺃﹶﻋﻭﺮﺤﺍ ﺳﺍ ﻓﹶﻠﹶﻤﺎﱠ ﺃﹶﻟﹾﻘﹶﻮﻗﺎﹶﻝﹶ ﺃﹶﻟﹾﻘﹶﻮ
Musa menjawab, lemparkanlah lebih dahulu !, maka tatkala mereka melemparkan,
mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta
mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan).
37
Muhammad Fuad Abdul Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfâz al-Qurân, (Indonesia :
Maktabah Dahlan, t.th), h. 439-440.
38
Ibid., h. 440.
74
tentang mukjizat Nabi Musa as. di samping itu, ayat ini menceritakan
pertarungan antara Nabi Musa as. dengan para penyihir Fir’aun. Pada
Musa as. kalah maka hal ini menguntungkan bagi Fir’aun, sebab dia bias
dengan Nabi Musa as. Dengan etika yang baik, Nabi Musa as.
dengan kata a’yun dalam ayat tersebut membuktikan bahwa yang tertipu
39
Imam al-Razi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 7, juz 14, h. 212.
75
yang luar biasa). Oleh karenanya, sihir yang terjadi saat itu hanyalah
benarnya.40
ِﺡﻭ ﺑِﺮﻚﺗﺪ ﺇِﺫﹾ ﺃﹶﻳﺗِﻚﺍﻟِﺪﻠﹶﻰ ﻭﻋ ﻭﻚﻠﹶﻴ ﻋﺘِﻲﻤ ﻧِﻌ ﺍﺫﹾﻛﹸﺮﻢﻳﺮ ﻣﻦﻰ ﺍﺑﺴﺇِﺫﹾ ﻗﺎﹶﻝﹶ ﺍﷲُ ﻳﺎﹶﻋِﻴ
ﺍﺓﹶﺭﻮﺍﻟﺘﺔﹶ ﻭﺍﻟﹾﺤِﻜﹾﻤ ﻭ ﺍﹾﻟﻜِﺘﺎﹶﺏﻚﺘﻠﱠﻤﺇِﺫﹾ ﻋﻼﹰ ﻭﻛﹶﻬﺪِ ﻭ ﻓِﻲ ﺍﹾﳌﹶﻬﺎﺱ ﺍﻟﻨﻜﹶﻠﱢﻢﺱِ ﺗﺍﹾﻟﻘﹸﺪ
ﺮﺍﹰ ﺑِﺈِﺫﹾﻧِﻲﻥﹸ ﻃﹶﻴﻜﹸﻮﻬﺎﹶ ﻓﹶﺘ ﻓِﻴﻔﹸﺦﻨ ﻓﹶﺘﺮِ ﺑِﺈِﺫﹾﻧِﻲﺌﹶﺔِ ﺍﻟ ﱠﻄﻴﻴﻦِ ﻛﹶﻬ ﺍﻟﻄﱢﻴ ﻣِﻦﻠﹸﻖﺨﺇِﺫﹾ ﺗﻞﹶ ﻭﺠِﻴﺍﹾ ِﻹﻧﻭ
ﻞﹶﺍِﺋﻴﺮ ﺇِﺳﻨِﻲ ﺑﺇِﺫﹾ ﻛﹶﻔﹶﻔﹾﺖ ﻭﻰ ﺑِﺈِﺫﹾﻧِﻲﺗ ﺍﹾﳌﹶﻮﺮِﺝﺨﺇِﺫﹾ ﺗ ﻭ ﺑِﺈِﺫﹾﻧِﻲﺹﺮﺍﹾﻷَﺑ ﻭﻪ ﺍﹾﻷَﻛﹾﻤﺮِﺉﺒﺗﻭ
ﻦﺒِﻴ ﻣﺮﺬﹶﺍ ﺇِﻻﱠﺳِﺤ ﺇِﻥﹾ ﻫﻢﻬﺍ ﻣِﻨﻭ ﻛﹶﻔﹶﺮﻦﻨﺎﹶﺕِ ﻓﹶﻘﺎﹶﻝﹶ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻴ ﺑِﺎﻟﹾﺒﻢﻬ ﺇِﺫﹾ ﺟِﺌﹾﺘﻚﻨﻋ
Ingatlah ketika Allah mengatakan, hai Isa putera Maryam ingatlah nikmatKu
kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan rûhul
kudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan
sesudah dewasa. Dan ingatlah di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah,
taurat dan injil, dan ingatlah pula di waktu kamu membentuk dari tanah suatu
bentuk yang berupa burung dengan keizinanKu, kemudian kamu meniup
padanya, lalu bentuk itu menjadi burung yang sebenarnya dengan seizinKu. Dan
ingatlah waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan
ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizinKu, dan ingatlah di waktu
kamu mengeluarkan orang mati dari kubur menjadi hidup dengan seizinKu, dan
ingatlah di waktu Aku menghalangi Bani Israil dari keinginan untuk
membunuhmu di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-
keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, ini tidak
lain melainkan sihir yang nyata.
40
Ibid.
76
kafarû minhum in hazâ illâ sihrun mubîn. Ayat tersebut menceritakan kisah
Nabi Isa as. Sejak kelahirannya, Nabi Isa as. telah menunjukkan keanehan-
1. Penciptaan Nabi Isa as. dari rûh al-quds tanpa lewat pernikahan atau
tidak memiliki ayah. Ini difahami dari kalimat uzkur ni’matî ‘alaika wa
4. Nabi Isa as. bisa menyembuhkan sakit yang telah ada dari kecil dan
Akan tetapi menurut Bani Israil yang saat itu Nabi Isa as. diutus
kepada mereka, semua keanehan itu adalah sihir yang nyata. Dari ayat ini
pada ayat tersebut diyakini kebenarannya oleh sebagian dari Bani Israil.
Ini dilihat dari penggunaan kalimat allazîna kafarû minhum. Tetapi diujung
harf illâ. Bila kedua kata bantu ini terdapat dalam sebuah kalimat, ini
orang dikalangan Bani Isra’il yang sangat meyakini bahwa mukjizat Nabi
mereka sangat nyata dan tidak tertandingi. Salah satu ayat yang
mengandung kata sihir dalam bentuk subyek (ism fâ’il) adalah surat Thâha
(20) : 69 yaitu,
41
Ibid., jilid 6, juz 16, h. 40.
42
Ibid.
78
daya tukang sihir. Dan tidaklah akan menang tukang sihir itu dari mana saja ia
datang.
Pada ayat ini Allah Swt. menjelaskan bahwa apapun yang
dilakukan oleh para tukang sihir tidak akan ada manfaat dan
pertarungan Nabi Musa as. dengan para penyihir Fir’aun. Kalimat lâ yuflih
al-sâhir menggunakan kata kerja umum, karena diiringi dengan shîgat nafi.
Dari kaedah ini ada sebuah kesimpulan, bahwa setiap sihir tidak akan ada
untungnya.43 Ini diperkuat lagi dengan bentuk kata kerja yang diiringi
shîgat nafi yang ada dalam surat al-Baqarah (2) : 102 yang menceritakan
43
Ibid., jilid 11, juz 22, h. 86.
44
Ibid.
79
ﻥﹶﻮﻋ ﻓِﺮﻢ ﻓﹶﻘﺎﹶﻝﹶ ﻟﹶﻬﻢﻞﹶ ﺇِﺫﹾ ﺟﺎﹶﺀَﻫﺮﺍﹶﺋِﻴ ﺇِﺳﻨِﻲﺌﹶﻞﹾ ﺑﻨﺎﹶﺕٍ ﻓﹶﺴﻴ ﺁَﻳﺎﹶﺕٍ ﺑﻊﻰ ﺗِﺴﺳﻮﻨﺎﹶ ﻣﻴ ﺁَﺗﻟﹶﻘﹶﺪﻭ
ﺭﺍﹰﻮﺤﺴﻰ ﻣﺳﻮ ﻳﺎﹶﻣﻚ ﻟﹶﺄﹶ ﹸﻇﻨﻲﺇِﻧ
Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepada Musa sembilan buah mukjizat
nyata, maka tanyakanlah Bani Israil tatkala Musa datang kepada mereka, lalu
Fir’aun berkata kepadanya, sesungguhnya aku sangka kamu hai Musa seorang
yang kena sihir.
Pada ayat ini disebutkan bahwa Nabi Musa as. diberi Allah
mukjizat ini diruhkan kepada Nabi Musa as. oleh Fir’aun sebagai
dengan sihirnya. b. Bani Israil yang menyihir Nabi Musa as. sehingga dia
Salah satu hadis Nabi saw., yang sangat populer dan banyak
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﻣﻮﺳﻰ ﺃﺧﱪﻧﺎ ﻋﻴﺴﻰ ﺑﻦ ﻳﻮﻧﺲ ﻋﻦ ﻫﺸﺎﻡ ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ )ﻋﺮﻭﺓ ﺑﻦ
ﺍﻟﺰﺑﲑ( ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﻗﺎﻟﺖ ﺳﺤﺮ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻌﻢ ﺭﺟﻞ ﻣﻦ ﺑﲏ ﺯﺭﻳﻖ ﻳﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﻟﺒﻴﺪ ﺑﻦ
ﺣﱴ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ,ﺍﻷﻋﺼﻢ ﺣﱴ ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﳜﻴﻞ ﺇﻟﻴﻪ ﺇﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﻔﻌﻞ ﺍﻟﺸﻲﺀ ﻭﻣﺎﻓﻌﻠﻪ
ﻳﺎﻋﺎﺋﺸﺔ ﺃﺷﻌﺮﺕ ﺃﻥ ﺍﷲ,ﺫﺍﺕ ﻳﻮﻡ ﺃﻭﺫﺍﺕ ﻟﻴﻠﺔ ﻭﻫﻮ ﻋﻨﺪﻱ ﻟﻜﻨﻪ ﺩﻋﺎ ﻭﺩﻋﺎ ﰒ ﻗﺎﻝ
,ﺍﻓﺘﺎﱐ ﻓﻴﻤﺎ ﺍﺳﺘﻔﺘﻴﻨﻪ ﻓﻴﻪ ؟ ﺁﺗﺎﱐ ﺭﺟﻼﱐ ﻓﻘﻌﺪ ﺃﺣﺪﳘﺎ ﻋﻨﺪ ﺭﺃﺳﻲ ﻭﺍﻵﺧﺮ ﻋﻨﺪ ﺭﺟﻠﻲ
, ﻗﺎﻝ, ﻟﺒﻴﺪ ﺑﻦ ﺍﻷﻋﺼﻢ, ﻗﺎﻝ. ﻣﺎﻭﺟﻊ ﺍﻟﺮﺟﻞ ؟ ﻓﻘﺎﻝ ﻣﻄﺒﻮﺏ,ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺣﺪﳘﺎ ﻟﺼﺎﺣﺒﻪ
ﰲ, ﻗﺎﻝ, ﻭﺃﻳﻦ ﻫﻮ؟, ﻗﺎﻝ. ﰲ ﻣﺸﻂ ﻭﻣﺸﺎﻃﺔ ﻭﺟﻒ ﻃﻠﻊ ﺫﻛﺮ, ﻗﺎﻝ,ﰲ ﺃﻱ ﺷﻲﺀ؟
ﻳﺎﻋﺎﺋﺸﺔ ﻛﺄﻥ ﻣﺎﺀﻫﺎ, ﻓﺄﺗﺎﻫﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﰲ ﻧﺎﺱ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻓﺠﺎﺀ ﻓﻘﺎﻝ.ﺑﺌﺮ ﺫﺭﻭﺍﻥ
ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ, ﻗﻠﺖ.ﻧﻘﺎﻋﺔ ﺍﳊﻨﺎﺀ ﻭﻛﺄﻥ ﺭﺅﻭﺱ ﳔﻠﻴﻬﺎ ﺭﺅﻭﺱ ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﲔ
ﺎ ﻓﺄﻣﺮ, ﻗﺪ ﻋﺎﻓﺎﱐ ﺍﷲ ﻓﻜﺮﻫﺖ ﺃﻥ ﺃﺛﲑ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺷﺮﺍ, ﻗﺎﻝ,ﺃﻓﻼﺍﺳﺘﺨﺮﺟﺘﻪ؟
.ﻓﺪﻓﻨﺖ
Ibrahim ibn Musa meriwayatkan dari Isa ibn Yunus dari Hisyam dari ayahnya
dari Aisyah, berkata, Rasulullah disihir oleh seseorang dari Bani Zuraiq bernama
Labid ibn al-A’sham, sehingga beliau berilusi melakukan sesuatu yang tidak
dilakukannya. Pada suatu hari atau suatu malam, ketika beliau di sisiku, beliau
berdoa dan berdoa terus, lalu bertanya, wahai Aisyah tahukah kamu bahwa Allah
telah memperkenankan doaku, telah datang dua orang, yang satu duduk di
samping kepalaku dan yang satu lagi di sebelah kakiku. Apa sakitnya orang ini?,
tanya salah seorang. Terkena sihir, jawab yang lain. Siapa yang menyihirnya?,
tanyanya lagi. Labid ibn al-A’sham, sahut temannya. Dengan apa?, tanyanya
lagi. Dengan sisir, rontokan rambut dan mayang pohon kurma jantan. Dimana
itu?, tanyanya lagi. Di sumur Zarwan, sahut lainnya. Lalu Rasulullah saw
mendatangi tempat tersebut bersama beberapa sahabat beliau. Setelah kembali
beliau berkata kepada Aisyah, wahai Aisyah seakan-akan air sumur itu bercampur
pacar (kemerah-merahan) dan ujung dahan pohon kurma itu seperti kepala-kepala
setan. Aku (Aisyah) bertanya, mengapa tidak anda keluarkan?. Rasul saw
81
menjawab, Allah Swt telah menyembuhkanku dan aku tidak ingin menimbulkan
kejahatan. Lalu beliau memerintahkan untuk menutup sumur itu.45
sanad hadis tersebut diketahui bahwa Urwah ibn Zubeir adalah seorang
nashibi (orang yang benci terhadap keluarga Nabi saw). Ini didapatkannya
dari beberapa penilaian ulama Hadis terhadap Urwah.46 Adapun Imam al-
bertentangan dengan firman Allah Swt dalam surat al-Mâidah (5) : 67 dan
Nabi saw. dapat membahayakan Nabi dan keluarganya. Dan bila cerita
riwayat tersebut benar, maka tuduhan orang-orang kafir bahwa Nabi saw.
Orang yang mashûr (tersihir) akan benar, dan ini tidak dapat dibenarkan.48
kalah hanya dengan sihir. Bukankah Allah Swt telah menyatakan dalam
surat al-Hijr (15) : 42 bahwa hamba-hamba Allah yang shalih dan ikhlas
45
Hadis ini terdapat dalam shahih Bukhari pada kitab al-thib, shahih Muslim pada kitab
al-salâm dan Musnad Ahmad. Lihat A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîs al-
Nabawi, (Leiden : E.J Brill, 1943), juz 2, h. 434.
46
Ali Umar al-Habsi, Benarkah Nabi Muhammad saw. Pernah Tersihir ?, h. 32 s/d 24.
47
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 16, juz 32, h. 188-189.
48
Ibid.
82
setan.
84
BAB IV
surat al-A’râf (7), surat Yûnus (10), surat Thâha (20), surat al-Anbiyâ (21),
surat al-Syu’arâ (26), surat al-Jin (72) dan surat al-Falq (113).1 Dari sini
1
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr pada Fihrisnya, (Beirut : Dâr al-Fikr, 1994 M/1414 H),
jilid 17, h. 190-191.
2
M. Quraish Shihab, Yang Tersembunyi, (Jakarta : Lentera Hati, 1999), h. 165.
85
penafsiran yang sangat luas, bahkan ada yang mengatakan kitab tafsirnya
hampir tidak berisi tafsir, karena pembahasan yang terlalu luas, Imam al-
Razi juga tidak melewatkan pembahasan tentang asal mula sihir. Ini
ditemukan ketika dia menafsirkan surat al-Baqarah (2) : 102.4 Ayat tersebut
berbunyi,
ﻟﹶﻜِﻦﻤﺎﹶﻥﹸ ﻭﻠﹶﻴ ﺳﻣﺎﹶﻛﹶﻔﹶﺮ ﻭ,ﻤﺎﹶﻥﹶﻠﹶﻴﻠﹾﻚِ ﺳ ﻣﻠﻰ ﻋﻦﻴﺎﹶ ِﻃﻴﺍ ﺍﻟﺸﻠﻮﺘﻮﺍﹾ ﻣﺎﹶﺗﻌﺒﺍﺗﻭ
ﻦِ ﺑِﺒﺎﹶﺑِﻞﹶ ﺍﹾﳌﹶﻠﹶﻜﹶﻴﻠﻰﺰِﻝﹶ ﻋﻣﺎﹶ ﺃﹸﻧ ﻭﺮﺤ ﺍﻟﺴﻥﹶ ﺍﻟﻨﺎﱠﺱﻮﻠﱢﻤﻌﺍ ﻳﻭ ﻛﹶﻔﹶﺮﻦﻴﺎﹶﻃِﻴﺍﻟﺸ
ﻜﹾﻔﹸﺮﺔﹲ ﻓﹶﻼﹶﺗﻨ ﻓِﺘﻦﺤﻻﹶ ﺇِﳕﱠﺎﹶ ﻧﻘﹸﻮﻰ ﻳﺘﺪٍ ﺣ ﺃﹶﺣﻠﱢﻤﺎﹶﻥِ ﻣِﻦﻌﻣﺎﹶ ﻳ ﻭﺕﻭﻣﺎﹶﺭ ﻭﺕﻭﻫﺎﹶﺭ
ٍﺪ ﺃﹶﺣ ﺑِﻪِ ﻣِﻦﻦﻳ ﺑِﻀﺎﹶﺭﻢﻣﺎﹶﻫﺟِﻪِ ﻭﻭﺯﺀِ ﻭ ﺍﹾﳌﹶﺮﻦﻴﻥﹶ ﺑِﻪِ ﺑﻗﹸﻮﻔﹶﺮﻤﺎﹶ ﻣﺎﹶﻳﻬﻥﹶ ﻣِﻨﻮﻠﱠﻤﻌﺘﻓﹶﻴ
ﻓِﻲ ﻣﺎﹶﻟﹶﻪﺍﻩﺮﺷﺘ ﻦِ ﺍﺍ ﻟﹶﻤﻮﻠِﻤ ﻋﻟﹶﻘﹶﺪ ﻭﻢﻬﻔﹶﻌﻨﻻﹶﻳ ﻭﻢﻫﺮﻀﻥﹶ ﻣﺎﹶﻳﻮﻠﱠﻤﻌﺘﻳﺇِﻻﱠﺑِﺈِﺫﹾﻥِ ﺍﷲِ ﻭ
ﻥﹶﻮﻠﹶﻤﻌﺍﹾ ﻳﻛﺎﹶﻧﻮ ﻟﹶﻮﻢﻬﻔﹸﺴﺍ ﺑِﻪِ ﺃﹶﻧﻭﺮ ﻣﺎﹶﺷﻟﹶﺒِﺌﹾﺲﻼﹶﻕٍ ﻭ ﺧﺓِ ﻣِﻦﺍﹾ َﻵﺧِﺮ
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan
Sulaiman, (dan mereka mangatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir)
padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah
yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan
apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan
Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun
sebelum mengatakan, sesungguhnya kami hanya cobaan bagi kamu, sebab itu
janganlah kamu kafir. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang
3
Ibid.
4
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 2, juz 3, h. 220.
86
dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan
istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak
memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang
siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya
keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya
dengan sihir kalau mereka mengetahui.
dalam surat al-Baqarah (2) : 102, telah lebih dahulu terjadi di Negeri
Babilonia daripada kisah Nabi Sulaimân as. yang berseteru dengan setan.
Bahkan cerita tentang Hârût dan Mârût terjadi sebelum kenabian Nabi
Nûh as. yakni di masa Nabi Idrîs as. Ini berdasarkan riwayat Ibn Ishâq.
Selain itu, Allah Swt., mengisahkan bahwa ummat Nabi Nûh as.
menuduhnya sebagai ahli sihir. Begitu juga dengan para nabi yang lain,
hingga sampai kepada kisah pertarungan Nabi Mûsâ as. dengan para
5
Ibid., h. 239.
6
Ibid., h. 237-238.
87
dan Mârût, dengan tujuan mengajari manusia ilmu sihir, dengan alasan
yaitu :7
luar biasa.
3. Sihir yang berkembang saat itu, adalah ilmu sihir yang bertujuan
4. Bila sihir itu berbahaya dan dilarang, maka diperlukan orang yang
7
Ibid., h. 239.
88
sekedar ujian dan cobaan, sebab setelah itu Allah Swt., melarang
Kisah Hârût dan Mârût yang diturunkan Allah Swt., juga dinukil
oleh Imâm al-Râzi melalui riwayat Ibn ‘Abbâs pada al-mas’alah al-tsâlitsah.8
Kisah ini termaktub dalam surat al-Baqarah (2) : 30. Para malaikat
manusia akan sering membuat keonaran dan kerusakan. Oleh karena itu,
Allah Swt., mewakilkan bagi setiap manusia anak cucu Adam dua orang
8
Ibid., h. 238.
9
Ibid.
89
Allah tersebut. Untuk itu, Allah Swt., mengutus Hârût dan Mârût, serta
pendapat yang rusak. Yang lebih baik adalah, keduanya dibolehkan untuk
hingga masa Nabi Sulaimân as. Ada yang mengatakan bahwa Nabi
10
Ibid.
11
Ibid.
90
sehingga tidak satupun dari setan-setan dan jin, yang mampu mendekati
kursi itu.12
yang dibaca itu adalah mantera-mantera sihir, yang telah pernah ada di
masa Hârût dan Mârût. Makna ini berkembang menjadi sebuah persoalan,
yaitu; para setan dan jin menganggap kerajaan Sulaimân (mulku Sulaimân)
yang begitu hebat dan besar, hingga dia mampu menguasai segala
makhluk, didapatkan dari sihir, bukan mukjizat yang diberikan Allah. Ini
ditemukan dalam riwayat al-Thabari dari Sa’îd ibn Zubeir dan Ibn ‘Abbâs.
Sungguh sebuah tipu daya setan yang nyata, sebab hal tersebut telah
12
Ibid., h. 236. Lihat juga dalam Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîm, (Beirut : Dâr Fikr,
t.th), juz 1, h. 134-135.
13
Ibid.
91
manusia ilmu sihir, sehingga terjadi kerusakan dan keonaran. Sihir yang
paling menonjol saat itu adalah, sihir yang dapat memisahkan seseorang
berkembang terus hingga ke masa Nabi Mûsâ as., lewat pengajaran setan,
Selain itu, Nabi Mûsâ as., adalah Nabi yang sangat berat
tugasnya, disamping umat Bani Israil yang dia diutus kepada mereka,
musuh yang dihadapi juga adalah seorang Fir’aun, pemimpin Mesir yang
surat Yûnus (10) : 76-81, surat Thâha (20) : 57-72, surat al-Syu’arâ (26) : 32-
49, surat al-Qashash (28) : 36-48, surat al-Isrâ (17) : 101, surat al-Naml (27) :
13, surat Ghâfir (40) : 24, surat al-Zukhruf (43) : 49 dan surat al-Zâriyât (51) :
14
Ibid.
92
30. Kisah pertarungan inilah yang paling banyak disinyalir Al-Quran. Ini
berbeda-beda.
Fir’aun dengan Nabi Mûsâ as. Diceritakan, ketika Nabi Mûsâ as dan
saudaranya Nabi Hârûn as., diutus ke Mesir, untuk menemui Fir’aun dan
kebenaran risalah Nabi Mûsâ as. Lantas Nabi Mûsâ as., menjatuhkan
Fir’aun saat itu keheranana, dan menganggap hal itu semua adalah sihir,
bukan mukjizat.15
pembesar Fir’aun menantang Nabi Mûsâ as., untuk adu tanding dengan
para ahli sihir mereka, seperti yang dinyatakan ayat berikut ini,
.ٍﻢﻠِﻴ ﺑِﻜﹸﻞﱢ ﺳﺎﹶﺣِﺮٍ ﻋﻙﻮﺄﹾﺗ ﻳ.ﻦﺍﺋِﻦِ ﺣﺎﹶﺷِﺮِﻳﺳِﻞﹾ ﻓِﻲ ﺍﹾﳌﹶﺪﺃﹶﺭ ﻭﺃﺧﺎﹶﻩ ﻭﺟِﻪﺍ ﺃﹶﺭﻗﺎﹶﻟﹸﻮ
ﻢﻌ ﻗﺎﹶﻝﹶ ﻧ.ﻦ ﺍﹾﻟﻐﺎﹶﻟِﺒِﻴﻦﺤﺮﺍﹰ ﺇِﻥﹾ ﻛﹸﻨﺎﱠ ﻧﺍ ﺇِﻥﱠ ﻟﹶﻨﺎﹶ ﻟﹶﺄﹶﺟﻥﹶ ﻗﺎﹶﻟﹸﻮﻮﻋﺓﹸ ﻓِﺮﺮﺤﺟﺎﹶﺀَ ﺍﻟﺴﻭ
ﻦﺑِﻴ ﺍﹾﳌﹸﻘﹶﺮ ﻟﹶﻤِﻦﻜﹸﻢﺇِﻧﻭ
Pemuka-pemuka Fir’aun berkata, beri tangguhlah dia dan saudaranya serta
kirimlah ke kota-kota beberapa orang untuk mengumpulkan para ahli sihir.
Supaya mereka membawakan kepadamu semua ahli sihir. Dan beberapa ahli sihir
Fir’aun berkata sesungguhnya kami akan mendapat upah jika kami yang
15
Ibid., jilid 7, juz 14, h. 201.
93
pada masa itu terbukti bahwa ahli-ahli sihir banyak berkembang. Adapun
kota yang dimaksud dalam ayat tersebut kota Madâin yang terletak di
ujung Mesir sendiri. Menurut salah satu riwayat yang dipegang olehnya,
jumlah penyihir yang terkumpul saat itu sekitar tujuh puluh orang.
ﺒِﻊﺘﻠﱠﻨﺎﹶ ﻧ ﻟﹶﻌ.ﻥﹶﻮﻤِﻌﺘﺠ ﻣﻢﺘﻞﹾ ﺃﹶﻧﺎﺱِ ﻫﻞﹶ ﻟِﻠﻨﻗِﻴ ﻭ.ٍﻡﻠﹸﻮﻌﻡٍ ﻣﻮ ﻳﺓﹸ ﻓِﻲﺮﺤ ﺍﻟﺴﻤِﻊﻓﹶﺠ
ﻟﹶﻨﺎﹶﻥﹶ ﺃﹶﺋِﻦﻮﻋﺍﹾ ﻟِﻔِﺮﺓﹸ ﻗﺎﹶﻟﻮﺮﺤ ﻓﹶﻠﹶﻤﺎﱠ ﺟﺎﹶﺀَ ﺍﻟﺴ.ﻥﹶﻮ ﺍﹾﻟﻐﺎﹶﻟِﺒﻢﺍﹾ ﻫﺓﹶ ﺇِﻥﹾ ﻛﺎﹶﻧﻮﺮﺤﺍﻟﺴ
.ﻦﺑِﻴ ﺍﹾﳌﹸﻘﹶﺮ ﺇِﺫﺍﹰﳌﱠِﻦﻜﹸﻢ ﺇِﻧﻢﻌ ﻗﺎﹶﻝﹶ ﻧ.ﻦ ﺍﹾﻟﻐﺎﹶﻟِﺒِﻴﻦﺤﺮﺍﹰ ﺇِﻥﹾ ﻛﹸﻨﺎﱠ ﻧﻟﹶﺄﹶﺟ
Lalu dikumpulkanlah para ahli sihir pada waktu yang telah ditetapkan. Dan
dikatakan pada orang banyak berkumpullah kamu semua. Semoga kita mengikuti
para ahli sihir jika mereka adalah orang-orang yang menang. Fir’aun menjawab
ya kalau demikian sesungguhnya kamu semua benar-benar akan menjadi orang
terdekatku.
Mûsâ as., menyuruh para ahli sihir untuk memperlihatkan sihir mereka
kepada Nabi Mûsâ as., bahwa tali-tali tersebut bergerak hidup, seperti
16
Ibid., h. 207.
94
layaknya ular-ular yang siap menyerangnya. Timbul rasa takut pada diri
menjadi ular besar, dan memakan semua tali-tali penyihir Fir’aun yang
seolah-olah seperti ular. Kemudian ular besar yang berasal dari tongkat
Nabi Mûsâ as., kembali lagi seperti semula ke tangannya. Ini semua
diceritakan dengan jelas dalam surat al-A’râf (7), surat Yûnus (10), surat
Thâha (20) dan surat al-Syu’arâ (26). Menurut Imâm al-Râzi, dari kisah-
ayat-ayat tersebut.18
17
Ibid., h. 212.
18
Ibid., h. 213.
19
Ibn al-Daibi’ al-Syaibâni, Taisîr al-Wushûl ilâ Jâmi’ al-Ushûl, (Beirut : Dâr al-Fikr,
1997 M/1417 H), juz 2, h. 122-123. Lihat juga Ali Umar al-Habsyi, Benarkah Nabi Muhammad
saw Pernah Tersihir, (Jakarta : Zahra, 2003 M/1424 H), h. 12.
95
al-nuzûl surat al-Falaq (113) menurut jumhur mufassirin. Lubaid ibn al-
benda-benda milik Nabi saw., sendiri. Lantas dia simpul sebanyak sebelas
simpul dan ditanam di dalam sumur Zarwan. Selama tiga hari Nabi saw.,
Oleh karenanya, Malaikat Jibril datang dan mengajari Nabi saw., untuk
membaca surat al-Falaq (113). Setiap kali dibaca, maka ikatan simpul sihir
ternyata ilmu sihir telah pernah berkembang dan telah pernah pula
terhadapnya. Dari daerah timur tengah inilah ilmu sihir meluas hingga ke
yang sangat populer adalah di daerah India dan Cina. Dari kedua daerah
20
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 16, juz 32, h. 188.
96
untuk saat ini. Mereka mempercayai bahwa bila seseorang yang memiliki
jiwa yang kuat, dapat mempengaruhi orang lain, yang memiliki jiwa
Sungguh semua itu adalah perbuatan kafir dan syirik kepada Allah.
B. Jenis-Jenis Sihir
21
M. Ali Usman, Manusia Jin Mengganggu Ketenteraman, (Jakarta : Bulan Bintang,
1979), h. 50-51.
22
Ibid., h. 52-54.
97
tersebut, Allah Swt., mengutus Nabi Ibrahim as., untuk membatalkan dan
apa yang telah pernah diyakini oleh kaum Kasdâniyyîn dan Kaldâniyyîn.
23
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 2, juz 3, h. 224. Lihat juga Ibn Katsîr, Tafsîr al-
Qurân al-‘Azhîm, jilid 1, h. 145-147.
98
maka mukjizat yang muncul dari para nabi bisa dibatalkan, karena
tidak bisa dijamin bahwa mukjizat itu memang benar dari Allah,
bahwa benda-benda di alam semesta ini tidak bisa memberi bekas. Allah
24
Ibid., h. 225.
99
filosof yang mengakui bahwa setiap benda punya jiwa. Kekuatan jiwa-
karenanya, bukan sebuah kesalahan jika ada orang yang percaya kepada
2. Sihir orang yang memiliki khayalan dan pengaruh jiwa yang kuat.
latihan-latihan dan uji coba. Seseorang yang menjalani latihan atau semedi
mampu memerintahkan sesuatu agar berbuat seperti apa yang ada dalam
fikirannya.25
sering terganggu, maka dia akan membutuhkan alat bantu yang dapat
dan sitersihir.
jiwa itu lebih tinggi daripada raga, maka dia akan tertarik kepada dunia
langit, sehingga seolah-olah jiwa itu merupakan roh yang ada di langit,
25
Ibid., h. 226.
100
benda yang ada di alam semesta ini. Adapun jika jiwa itu lemah dan
Inilah yang pernah dialami Nabi Muhammad saw., sewaktu dia tersihir
oleh Labîd ibn al-A’sham dalam hadis ‘Âisyah ra., Oleh karena jiwa yang
dimiliki Nabi Muhammad saw., sangat kuat, maka Labîd ibn al-A’sham
atas sebuah jembatan sempit yang diletakkan di atas tanah. Tetapi tidak
Menurut Imâm al-Râzi, hal ini tidak lain karena orang itu berkhayal, atau
26
Ibid.
27
Ibid., h. 227.
101
orang yang baik melihat sesuatu yang jelek, atau orang yang punya
kepada khayalan. Begitu juga jika ada ayam betina menyerupai atau
memiliki banyak kesamaan dengan ayam jantan, seperti suara dan cara
bertarung, maka di kakinya akan tumbuh taji yang sama dengan taji yang
doa atau mantera yang diucapkan secara lisan tidak disertai dengan
permintaan jiwa, maka tidak akan ada pengaruhnya, sebab keinginan dan
jiwa mempunyai efek dan pengaruh.29 Dalam hadis Abû Hurairah riwayat
hak, seandainya sesuatu telah ditentukan oleh qadar, maka mata akan
memiliki mata juga memiliki kekuatan jiwa, maka Allah Swt., akan
28
Ibid.
29
Ibid., h. 226.
30
Mutawalli Sya’rawi, al-Sihr, (Kairo : Maktabah al-Turâts al-Islâmi, t.th), terj. Masturi
Irham dan Malik Supar, Bahaya Sihir, (Depok : Qultum Media, 2006), h. 97.
102
roh bumi). Jin yang mereka maksudkan terbagi dua, yaitu jin yang
jiwa manusia dengan roh-roh langit. Hal ini karena keduanya memiliki
memanggil khaddam atau jin penjaga, baik jin yang menjaga ayat-ayat Al-
31
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 2, juz 3, h. 228.
32
Ibid., h. 228-229.
103
laut. Oleh karenanya, terdapat beberapa cara yang digunakan tukang sihir
a. Metode al-Najasah
najis seperti darah haid atau yang lainnya. Lalu benda tersebut dibuat
sebagai tinta untuk menulis salah satu ayat-ayat Al-Quran. Setelah itu,
kehendaknya.34 Jelas sekali bahwa cara seperti ini sangat melecehkan ayat
Quran tidak dalam keadaan bersuci saja telah dilarang dalam surat al-
b. Metode al-Tankîs
Pada metode kedua ini, para tukang sihir menuliskan salah satu surat atau
Ada yang menuliskan satu surat sekaligus, dan ada juga yang memilih
c. Metode al-Sufliyyah
Metode yang ketiga ini juga hampir sama dengan kedua metode
dalam metode ini. Selain pelecehan juga pelaksanaan dosa besar semisal
d. Metode al-Zabh
35
Ibid., h. 43.
36
Ibid., h. 42.
105
burung, ayam atau bahkan hewan yang diharamkan seperti anjing atau
nama Allah. Lalu hewan yang telah disembelih tadi ditaruh atau
karena menyembelih hewan bukan dengan nama Allah, apalagi jika yang
e. Metode al-Iqsâm
37
Ibid., h. 40-41.
106
kemenyan atau dupa yang berbau harum. Selain itu disyaratkan juga agar
sipenyihir tidak dalam keadaan suci atau memakai pakaian yang ada
jin tersebut, seperti muncul bau atau asap.38 Metode ini juga termasuk
syirik karena bersumpah bukan atas nama Allah tetapi atas nama
f. Metode al-Atsar
yang lainnya. Setelah itu, situkang sihir membuat bundelan atau simpul
38
Ibid., h. 39-40.
107
akan tampak isyarat-isyarat tertentu dari sijin yang dibuatnya pada benda
yang disimpul tadi.39 Metode ini sungguh merupakan sebuah tipu daya
g. Metode al-Tanjîm
39
Ibid., h. 44-45.
40
Ibid., h. 43.
108
bintang-bintang.
orang yang naik kapal melihat ke arah pantai, maka dia akan berasumsi
terkadang salah dalam melihat karena disibukkan oleh sesuatu yang lain.
cepat. Pada saat itu juga akan tampak di hadapan penonton sesuatu yang
109
duduk di tempat yang terlalu terang atau terlalu gelap, sehingga kekuatan
Begitu juga sihir yang dihadapkan kepada Nabi Mûsâ as., ketia
diceritakan dalam surat Thâha (20) : 66-70. Nabi Musa as., melihat bahwa
yang melihat saat itu terkecoh, sebab penglihatan terhadap tali-tali yang
41
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 2, juz 3, h. 229.
42
Ibid.
43
Ibid.
110
air raksa, maka dia akan mengeras. Ketika benda tersebut diletakkan di
bawah sinar matahari yang panas, akan terlihat bagi orang-orang yang
saat itu berada di tempat tersebut, bahwa tali-tali itu hidup dan bergerak-
firman Allah dalam surat al-A’râf (7) : 116, yang menyatakan bahwa sihir
takut bagi orang yang melihatnya, sebab apa yang dilihatnya, tidak
dalam menjelaskan jenis sihir ini. Seorang ksatria yang duduk di atas
juga dengan gambar atau patung yang dilukis dan dipahat oleh orang-
orang Romawi dan India. Orang yang melihatnya tidak bisa membedakan
44
Ibid., jilid 11, juz 22, h. 84.
111
penyihir Fir’aun juga termasuk kategori jenis sihir yang kelima ini, sebab
barang-barang berat.46
pasti akan mengetahuinya. Inilah yang dilakukan oleh para pesulap. Akan
orang yang hanya melihatnya dari luar menganggapnya sebagi sihir. Ini
yang mendengar seekor burung yang berkicau dengan nada sedih dan
45
Ibid, jilid 2, juz 3, h. 230.
46
Ibid.
112
Kemudian sang rahib membuat tiruan burung yang mirip dengan burung
tersebut. Ia membuatnya dari tanah liat hingga kering. Setiap kali angin
masuk terdengarlah suara yang mirip dengan suara burung itu. Sang
mendengar suara seperti suara burung, padahal suara itu adalah suara
Dari kisah riwayat yang dinukil oleh Imâm al-Râzi ini diketahui
benda tersebut hidup, padahal benda mati yang tidak dapat memberi
jenis sihir seperti ini berikut dengan contoh yang dinukil oleh Imâm al-
47
Ibid.
113
Râzi menurut penulis belum dapat dikatakan sebuah sihir, sebab dia
fungsi tertentu.
48
Ibid., h. 231.
49
Ibid.
114
ingin dikasihani oleh orang lain, agar orang lain memberikan kepadanya
a’zham dan bahwa jin dalam berbagai keadaan tunduk dan takluk
muncul di dalam dirinya perasaan takut. Jika telah muncul kondisi takut
melemah. Pada saat itu sang penyihir dapat berbuat apa saja terhadap
orang tersebut.50
beberapa hal dan mengetahui keadaan orang yang berilmu, maka ia akan
50
Ibid.
115
beberapa kerahasiaan.51
Imâm al-Râzi.
dilarang oleh Nabi saw. Akan tetapi menurut Ibn Katsîr, perbuatan adu
domba dapat dibagi dua yaitu, adu domba antara manusia dan memecah
belah orang beriman. Jenis ini semua orang sepakat bahwa hukumnya
persatuan di kalangan umat. Menurut Ibn Katsîr adu domba jenis kedua
51
Ibid.
116
ﺍﳊﺮﺏ ﺧﺪﻋﺔ
Perang adalah tipu daya.
Begitu juga yang pernah dilakukan oleh Nu’aim ibn Mas’ûd dalam upaya
dapat dibedakan mana sihir yang sebenar sihir dan mana yang sebuah
bahwa sihir jenis tersebut bisa diketahui dan bukan sesuatu yang samar
52
Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qurân al-Azhîm, h. 147.
117
memberi pengaruh dan bekas.53 Ini dimaknai dari firman Allah surat al-
adalah :
1. Adanya keputusasaan
2. Keserakahan
53
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 2, juz 3, h. 231-232.
118
54
Wahid Abdus Salam Bali, al-Sharâim al-Battâr, h. 45.
119
tanah.
alat pengasapan.
difahami.
ditanyakannya.
diminum.
ﻣﻦ ﺃﺗﻰ ﻛﺎﻫﻨﺎ ﻓﺼﺪﻗﻪ ﲟﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﻓﻘﺪ ﻛﻔﺮ ﲟﺎ ﺃﻧﺰﻝ ﻋﻠﻰ ﳏﻤﺪ ﺻﻠﻌﻢ
Barang siapa yang mendatangi dukun lantas membenarkan apa yang
dikatakannya, maka sesungguhnya dia telah kafir kepada apa yang diturunkan
kepada Muhammad saw.
120
sihir wajib, maka bagaimana mungkin ilmu sihir dikatakan ilmu yang
tegas melarang mempelajari ilmu sihir. Jika mempelajari ilmu sihir bukan
55
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 2, juz 3, h. 237.
56
Ibid.
121
sihir dan mukjizat, adalah pendapat yang lemah dan salah. Menurutnya,
Quran tidak ada kaitannya dengan mengetahui ilmu sihir. Para sahabat,
membedakan mana mukjizat dan mana ilmu sihir. Tidak diperlukan lagi
57
Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîm, juz 1, h. 144-145.
58
Ibid., h. 145.
59
Ibid.
122
mengetahui ilmu sihir dan ia memiliki keyakinan kuat, maka tidak ada
hanya boleh mengajarkan ilmu sihir sebatas cerita dalam ucapan, bukan
orang yang terkena sihir, maka diperbolehkan. Dengan syarat sihir yang
apakah seseorang yang terkena sihir boleh diobati oleh istrinya dengan
60
Mutawalli Sya’rawi, al-Sihr, h. 128.
123
sihir juga?. Sa’îd menjawab, tidak mengapa karena semua ingin kebaikan.
dukun itu kafir atau tidak, maka perlu dilihat dari tiga sisi, yaitu :62
ﻣﻦ ﺃﺗﻰ ﻛﺎﻫﻨﺎ ﻓﺼﺪﻗﻪ ﲟﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﻓﻘﺪ ﻛﻔﺮ ﲟﺎ ﺃﻧﺰﻝ ﻋﻠﻰ ﳏﻤﺪ ﺻﻠﻌﻢ
Barang siapa yang mendatangi dukun lantas membenarkan apa yang
dikatakannya, maka sesungguhnya dia telah kafir kepada apa yang diturunkan
kepada Muhammad saw.
golongan kafir.
atau dia bisa merubah-ubah sesuatu, maka bagi orang yang punya
keyakinan seperti ini juga dihukum dalam golongan orang yang telah
kafir.
61
Ibid.
62
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 2, juz 3, h. 233.
124
3. Bila sihir dilakukan dengan cara ruqyah, minyak atau obat, lantas
sebabnya, maka sihir yang seperti ini tidak dihukum sebagai kafir.
diperbuatnya. Yang jelas, bagi Imâm al-Râzi, dukun atau penyihir yang
Ahkâm al-Qurân, tukang sihir yang mengerjakan sihir padahal orang lain
ﻢﻬﻔﹸﺴﺍﺑِﻪِ ﺃﹶﻧﻭﺮ ﻣﺎﹶﺷﻟﹶﺒِﺌﹾﺲﻼﹶﻕٍ ﻭ ﺧﺓِ ﻣِﻦ ﻓِﻲ ﺍﹾ َﻵﺧِﺮ ﻣﺎﹶﻟﹶﻪﺍﻩﺮﺷﺘ ِ ﺍﺍ ﳌِﻦﻮﻠِﻤ ﻋﻟﹶﻘﹶﺪﻭ
ﻥﹶﻮﻠﹶﻤﻌﺍﹾ ﻳﻛﺎﹶﻧﻮﻟﹶﻮ
63
Ibid.
125
Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukar kitab
Allah dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat.
Berdasarkan ayat ini Imâm Mâlik berpendapat dukun atau penyihir harus
Imâm al-Syâfi’i, Imâm Ahmad ibn Hanbal, Abû Tsaur dan Ishak.
hukum bunuh bagi dukun atau penyihir. Ini dilihat dari sisi muslim atau
zimminya.65
bahwa dukun yang muslim atau penyihir yang muslim tidak dikatakan
dan ulama salaf. Tetapi hukuman atas sihirnya adalah dibunuh. Hanya
64
Al-Qurthûbi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qurân, (Beirut : Dâr Ihyâ` al-Turâts al-‘Arabi, t.th),
jilid 1, juz 2, h. 47-48.
65
Ibid.
66
Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîm, juz 1, h. 147.
126
kesurupan dengan orang yang terkena sihir, sebab salah satu jenis
67
M. Quraish Shihab, Yang Tersembunyi, h. 218.
68
Wahid Abdus Salam Bali, al-Sharâim al-Battâr, h. 61 s/d 112. Lihat juga Amran
Kasimin dan Haroen Din, Rawatan Gangguan Makhluk Halus, (Kuala Lumpur : Percetakan Watan
SDN. BHD, 1989), h. 92 s/d 140.
127
minuman.
terutama jika telah masuk malam hari, atau di salah satu anggota
orang lain.
cinta yang sangat luar biasa, hingga tidak bisa menahan keinginan
10. Benda-benda yang dijadikan alat sihir atau tempat sihir dibuat
4. Menegakkan qiyamullail.
pengobatan sihir, yaitu; cara nusyrah dan cara ruqyah.70 Berikut ini akan
sihir tersebut dengan sihir juga. Tindakan itu dinamakan nusyrah. Secara
69
Mutawalli Sya’rawi, al-Sharâim al-Battâr, h. 74 s/d 83.
70
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr, Jilid 16, juz 32, h. 189-190. Lihat juga Ibn Qayyim al-
Jauziyah, Zâd al-Ma ’âd, (Beirut : Muassas al-Risâlah, 1991 M/1412 H), juz 4, h. 126-127.
129
dan menghilangkannya.71
Sedangkan salah satu jenis sihir ada yang memanfaatkan kekuatan jin.
Boleh jadi dari do’a-do’a, bacaan-bacaan zikr atau awrâd. Imâm al-Râzi
71
Al-Fairuzzabadi, al-Qâmûs al-Muhîth, (Beirut : Muassas al-Risâlah, 1407 H/1989 M),
h. 621. Lihat juga ‘Abdurrahmân ibn Hasan Alu al-Syeikh, Fath al-Majîd, (Makkah : Maktabah al-
Tijâriyah, t.th), h. 307.
72
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 16, juz 32, h. 190.
130
karena tidak ada yang tahu cara melepaskan sihir kecuali orang yang tahu
73
Ibid. Lihat juga ‘Abdurrahmân ibn Hasan Alu al-Syeikh, Fath al-Majîd, h. 308.
74
M. Ali Usman, Manusia Jin Mengganggu Ketenteraman, h. 116.
75
al-Qurthûbi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qurân, jilid 1, juz 2, h. 49.
131
adalah hadis tentang Jibril meruqyah Nabi saw., hadis tentang ‘Âisyah
dalam surat al-Isrâ (17) : 82, menyatakan bahwa sebagian ayat-ayatnya ada
sihir, yaitu :
1. Membaca al-mu’awwizât
76
Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 16, juz 32, h. 190. Lihat juga Muhammad Haqq an-
Naziliy, Khazînatul Asrâr, (Semarang : Usaha Keluarga, t.t), h. 66-67.
77
Al-Fairuzzabâdi, al-Qâmûs al-Muhîth, h. 1664.
78
Ibn Qayyim al-Jauziyah, Zâd al-Ma ’âd, juz 4, h. 126.
132
Dalam surat Fushshilat (41) : 36, Allah Swt. menyatakan bila ada
ditimbulkan setan. Selain itu ada juga bentuk isti’âzah lain yang diajarkan
Nabi saw. ini ada dalam riwayat Imâm al-Turmûzi dari Khaulah binti
sebuah tempat atau rumah ucapkanlah isti’âzah tersebut, maka tidak akan
adalah,
memperbanyak bacaan surat al-Ikhlâsh, surat al-Falaq dan surat al-Nâs. Ini
kepada Allah Swt. dari gangguan jin manusia, hingga kemudian turunlah
surat al-Falaq dan surat al-Nâs. Ketika kedua surat ini turun beliau
79
Muhammad Haqq al-Nâzili, Khazînah al-Asrâr, h. 177.
80
Ibid.
133
surat Alu ‘Imrân (3) : 18, surat al-A’râf (7) : 54, surat al-Mu`minûn
(23) : 115-116, surat al-Jin (72) : 1-3, surat al-Shâffât (37) : 1-10 dan
ditemukan dalam hadis Ubay ibn Ka’ab, ketika seorang Arab datang
satunya adalah zikir yang diajarkan Nabi saw dalam hadis riwayat Imâm
ﻠﻰ ﻋﻮﻫ ﻭﺖ ِﻤﻴﻳﻲِ ﻭﺤ ﻳﺪ ﺍﹾﳊﹶﻤﻟﹶﻪ ﻭ ﺍﹾﳌﹸﻠﹾﻚ ﻟﹶﻪ ﻟﹶﻪﻚﺮِﻳ ﻻﹶﺷﻩﺪﺣ ﺇِﻻﱠﺍﷲُ ﻭﻻﹶﺇِﻟﹶﻪ
ﺮﻲﺀٍ ﻗﹶﺪِﻳ ﻛﹸﻞﱢ ﺷ
Tiada Tuhan selain Allah, Zat yang satu dan tiada sekutu bagiNya, Zat yang
memiliki kerajaan dan berhak mendapat pujian, Dialah yang berkuasa atas segala
sesuatu.
81
Ibid., h. 130.
82
Muhammad Mutawalli Sya’râwi, al-Sharâmul Battâr, h. 41.
134
Imâm Muslim agar memperbanyak bacaan do’a ini setiap pagi dan
ﺍﹾﳊﹸﺐﺀٍ ﻓﺎﹶﻟِﻖﻲ ﻛﹸﻞﱢ ﺷﺏﺭﻨﺎﹶ ﻭﺑﻢِ ﺭﻈِﻴﺵِ ﺍﹾﻟﻌﺮ ﺍﹾﻟﻌﺏﺭﺍﺕِ ﻭﻤﺎﹶﻭ ﺍﻟﺴﺏ ﺭﻢﺍﻟﱠﻠﻬ
ﺖﺀٍ ﺃﹶﻧﻲ ﻛﹸﻞﱢ ﺷﺮ ﺷ ﻣِﻦﺫﹸﺑِﻚﻮ ﺃﹶﻋ,ِﻗﺎﹶﻥﺍﻟﹾﻔﹸﺮﻞِ ﻭﺠِﻴﺍﹾﻹِﻧﺓِ ﻭﺭﻮﺰِﻝﹸ ﺍﻟﺘﻨﻣﻯ ﻭﻮﺍﻟﻨﻭ
ﻙﺪﻌ ﺑﺲ ﻓﹶﻠﹶﻴ ﺍﹾﻵﺧِﺮﺖﺃﹶﻧ ﻭ,ٌﺀﻲ ﺷﻠﹶﻚ ﻗﹶﺒﺲﻝﹸ ﻓﹶﻠﹶﻴ ﺍﹾﻷَﻭﺖ ﺃﹶﻧﻢ ﺍﻟﱠﻠﻬ,ِﺘِﻪﺁﺧِﺬﹲ ﺑِﻨﺎﹶﺻِﻴ
ٌﺀﻲ ﺷﻚﻧﻭ ﺩﺲ ﻓﹶﻠﹶﻴ ﺍﹾﻟﺒﺎﹶﻃِﻦﺖﺃﹶﻧ ﻭ,ٌﺀﻲ ﺷﻗﹶﻚ ﻓﹶﻮﺲ ﻓﹶﻠﹶﻴ ﺍﻟﻈﺎﱠﻫِﺮﺖﺃﹶﻧ ﻭ,ٌﺀﻲﺷ
Ya Allah Tuhan langit dan Penguasa ‘arsy yang Maha Agung, Engkaulah Tuhan
kami dan Tuhan bagi segala sesuatu, Engkaulah yang menumbuhkan biji-bijian,
menurunkan Taurat, Injil dan Al-Quran, aku berlindung kepadaMu dari
kejahatan segala sesuatu yang Engkau penguasanya, ya Allah Engkaulah Zat
yang Awal dan tiada yang mendahuluiMu, Engkaulah Zat yang Akhir dan tiada
yang setelahMu, Engkaulah Zat yang Zahir dan tiada yang di atasMu,
Engkaulah Zat yang Bathin dan tiada sesuatupun yang ada selainMu.
83
Ibid., h. 51.
137
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Artinya sihir bersifat tipuan terhadap pandangan mata saja. Untuk itu, sihir
bisa dipelajari, dan bahkan Imâm al-Râzi mewajibkan belajar semua jenis
ilmu sihir, dengan maksud untuk mengetahui hakekatnya dan cara kerjanya.
1. Sihir bersumber dari orang yang fasik dan kafir, mukjizat bersumber
laranganNya.
138
Oleh karena ilmu sihir tidak tercela dan tidaklah buruk untuk
mempelajarinya, tentunya hukum kafir bagi para ahli sihir perlu ditinjau
kemahiran dalam nusyrah atau ruqyah harus meyakini terlebih dahulu bahwa
B. Saran-Saran
Ada beberapa saran yang penulis ingin ajukan dalam tesis ini, yaitu :
masyarakat.
mistis, seperti tentang roh, malaikat, gaib, setan, atau yang lainnya. Ini
DAFTAR PUSTAKA
Abû Bakr ibn Muhammad ibn Sayyid al-Hanbali, al-Tashdîq bi Karâmah al-
Auliyâ min ‘Aqîdah Atbâ’i Khatm al-anbiyâ, terj. Saefullah MS,
Karamah Para Wali Menurut Pandangan Ahlussunnah, (Jakarta :
Darussunnah Press, 2004).
Abû Daud al-Sijistani, Sunan Abî Dâwud, (Beirut : Dâr al-Kutb al-
‘Ilmiyyah, 1416 H/1996 M).
Ali Umar al-Habsyi, Benarkah Nabi Muhammad saw Pernah Tersihir, (Jakarta
: Pustaka Zahra, 2003 M/1424 H).
Ibn Faris, Mu’jam al-Maqâyis al-Lughah, (Beirut : Dâr al-Fikr, 1415 H/1994
M).
Ibn al-Daibi’ al-Syaibâni, Taisîr al-Wushûl ilâ Jâmi’ al-Ushûl, (Beirut : Dâr al-
Fikr, 1997 M/1417 H).
Imâm al-Haramain, Kitâb al-Irsyâd Ila Qawâti’ al-Adillah, (Beirut : Dâr al-
Kutb al-‘Ilmiyyah, 1995 M/1416 H).
Ismâ’îl Abû al-Fidâ` Ibn Katsîr, al-Bidâyah wa al-Nihâyah, (Beirut : Dâr al-
Kutb al-‘Ilmiyyah, t.th).
142
Muhammad ‘Ali al-Shâbûni, Tafsîr Âyât al-Ahkâm, (Beirut : Dâr al-Kutb al-
‘Ilmiyyah, 1999 M/1420 H).
Muhammad ibn Muhammad ibn ‘Abd al-Karîm ibn ‘Abd al-Wâhid al-
Syaibâni Ibn al-Atsîr, al-Kâmil Fî al-Târîkh, (Beirut : Dâr al-Kutb
al-‘Ilmiyyah, 1988 M/1418 H).
Syams al-Dîn Ahmad ibn Muhammad ibn Abû Bakr ibn Khalkan, Wafayât
al-A’yân wa Anbâ` al-Abnâ al-Zamân, (Beirut : Dâr al-Shâdir, 1978
M/1398 H).
Keluarga :
a. Ayah : KH. Drs. Usman Husni, MA.
b. Ibu : Hj. Aidatul Fauziah Hsb, S.Pd.
c. Saudara : Muhammad Aidil Husna, S.S
Muhammad Ahyal Husna.
Riwayat Pendidikan :
a. Taman Kanak-Kanak Arafah Simp. Limun Medan
b. Sekolah Dasar Al-Ulum Medan
c. Sekolah Dasar Al-Azhar Medan
d. Tarbiyyah al-Mu’allimîn al-Islâmiyyah Pondok Pesantren Plus
Al-Husna Medan
e. Fakultas Ushuluddin IAIN Sumatera Utara
f. Konsenterasi Tafsir-Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Kerja :
a. Direktur TMI Pondok Pesantren Al-Husna Medan
b. Staf Pengajar dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Husna
c. Sekretaris Umum Badan Silaturrahim Pondok Pesantren Sumatera
Utara (BPSPSU)
d. Asisten Dosen Fakultas Agama Islam UISU Medan
e. Asisten Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Sumatera Utara
f. Anggota Dewan Dakwah Islam wilayah Kab. Deli Serdang
Karya-Karya :
a. Skripsi, “Rasi Bintang Dalam Al-Quran”.
b. Tesis, “Wawasan Sihir Dalam Tafsîr al-Kabîr”.
c. Paper, “Analisis Hadis-Hadis Tentang Roh Gentayangan”.
d. Buku, “Tanggung Jawab Muslim”.
e. Sejumlah risalah tentang zikir, do’a, shalawat dan wirid-wirid.
f. Sejumlah tulisan lepas dibeberapa bulletin, majalah dan Koran.
LAMPIRAN
DAFTAR HADIS-HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG SIHIR
ﺍﳌﺆﻣﻨﺎﺕ ﺍﻟﻐﺎﻓﻼﺕ
Dari Ibn Abbas ra dia berkata, telah bersabda Rasulullah
2 ﻣﻦ ﺍﻗﺘﺒﺲ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻌﻢ,ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺭﺽ ﻗﺎﻝ saw, barangsiapa yang belajar dari sebagian ilmu nujum
Hadis ini terdapat dalam sunan
Abu Daud pada kitab ath-thib,
(perbintangan) maka ia telah belajar sebagian dari sihir,
ﻋﻠﻤﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺠﻮﻡ ﻓﻘﺪ ﺍﻗﺘﺒﺲ ﺷﻌﺒﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﺤﺮ ﺯﺍﺩﻣﺎﺯﺍﺩ
sunan Ibn Majah pada kitab adab
bertambah dari sihir apa yang bertambah dari bintang- dan musnad Ahmad
bintang.
Dari Umran ibn Hushain ra, ia berkata, telah bersabda
3 : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻌﻢ,ﻋﻦ ﻋﻤﺮﺍﻥ ﺑﻦ ﺣﺼﲔ ﺭﺽ ﻗﺎﻝ Rasulullah saw tidak termasuk dari golongan kami,
orang yang melakukan tathayyur (ramalan kesialan) atau
ﻟﻴﺲ ﻣﻨﺎ ﻣﻦ ﺗﻄﲑﺃﻭﺗﻄﲑﻟﻪ ﺃﻭﺗﻜﻬﻦ ﺃﻭﺗﻜﻬﻦ ﻟﻪ yang meminta untuk tathayyur atau orang bertenung
atau meminta untuk ditenungkan atau orang yang
ﺃﻭﺳﺤﺮﺃﻭﺳﺤﺮﻟﻪ ﻭﻣﻦ ﺃﺗﻰ ﻛﺎﻫﻨﺎ ﻓﺼﺪﻗﻪ ﲟﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﻓﻘﺪ ﻛﻔﺮ menyihir atau minta disihirkan, barang siapa yang
mendatangi dukun lalu membenarkan apa yang
ﲟﺎ ﺃﻧﺰﻝ ﻋﻠﻰ ﳏﻤﺪ ﺻﻠﻌﻢ diucapkannya, maka sesungguhnya dia telah kafir kepada
apa yang diturunkan kepada Muhammad saw.
Dari Abu Musa al-Asy’ari ra bahwa Rasulullah saw
4 :ﻋﻦ ﺃﰊ ﻣﻮﺳﻰ ﺍﻷﺷﻌﺮﻱ ﺭﺽ ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻌﻢ ﻗﺎﻝ bersabda, tidak akan masuk surga pecandu khamar, orang
yang percaya sihir dan orang yang memutuskan tali
ﻻﻳﺪﺧﻞ ﺍﳉﻨﺔ ﻣﺪﻣﻦ ﲬﺮ ﻭﻻﻣﺆﻣﻦ ﺑﺴﺤﺮ ﻭﻻﻗﺎﻃﻊ ﺭﺣﻢ silaturrahim.
Ibrahim ibn Musa meriwayatkan dari Isa ibn Yunus dari
5 ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﻣﻮﺳﻰ ﺃﺧﱪﻧﺎ ﻋﻴﺴﻰ ﺑﻦ ﻳﻮﻧﺲ ﻋﻦ ﻫﺸﺎﻡ Hisyam dari ayahnya dari Aisyah, berkata, Rasulullah
Hadis ini terdapat dalam shahih
Bukhari pada kitab ath-thib,
disihir oleh seseorang dari Bani Zuraiq bernama Labid
ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ )ﻋﺮﻭﺓ ﺑﻦ ﺍﻟﺰﺑﲑ( ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﻗﺎﻟﺖ ﺳﺤﺮ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ
shahih Muslim pada kitab as-
ibn al-A’sham, sehingga beliau berilusi melakukan salâm dan Musnad Ahmad
sesuatu yang tidak dilakukannya. Pada suatu hari atau
ﺻﻠﻌﻢ ﺭﺟﻞ ﻣﻦ ﺑﲏ ﺯﺭﻳﻖ ﻳﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﻟﺒﻴﺪ ﺑﻦ ﺍﻷﻋﺼﻢ ﺣﱴ ﻛﺎﻥ suatu malam, ketika beliau di sisiku, beliau berdoa dan
berdoa terus, lalu bertanya, wahai Aisyah tahukah kamu
ﺣﱴ ﺇﺫﺍ,ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﳜﻴﻞ ﺇﻟﻴﻪ ﺇﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﻔﻌﻞ ﺍﻟﺸﻲﺀ ﻭﻣﺎﻓﻌﻠﻪ bahwa Allah telah memperkenankan doaku, telah datang
dua orang, yang satu duduk di samping kepalaku dan
ﻛﺎﻥ ﺫﺍﺕ ﻳﻮﻡ ﺃﻭﺫﺍﺕ ﻟﻴﻠﺔ ﻭﻫﻮ ﻋﻨﺪﻱ ﻟﻜﻨﻪ ﺩﻋﺎ ﻭﺩﻋﺎ ﰒ yang satu lagi di sebelah kakiku. Apa sakitnya orang ini?,
tanya salah seorang. Terkena sihir, jawab yang lain.
ﻳﺎﻋﺎﺋﺸﺔ ﺃﺷﻌﺮﺕ ﺃﻥ ﺍﷲ ﺍﻓﺘﺎﱐ ﻓﻴﻤﺎ ﺍﺳﺘﻔﺘﻴﻨﻪ ﻓﻴﻪ ؟ ﺁﺗﺎﱐ,ﻗﺎﻝ Siapa yang menyihirnya?, tanyanya lagi. Labid ibn al-
A’sham, sahut temannya. Dengan apa?, tanyanya lagi.
ﻓﻘﺎﻝ,ﺭﺟﻼﱐ ﻓﻘﻌﺪ ﺃﺣﺪﳘﺎ ﻋﻨﺪ ﺭﺃﺳﻲ ﻭﺍﻵﺧﺮ ﻋﻨﺪ ﺭﺟﻠﻲ Dengan sisir, rontokan rambut dan mayang pohon
kurma jantan. Dimana itu?, tanyanya lagi. Di sumur
ﻟﺒﻴﺪ, ﻗﺎﻝ. ﻣﺎﻭﺟﻊ ﺍﻟﺮﺟﻞ ؟ ﻓﻘﺎﻝ ﻣﻄﺒﻮﺏ,ﺃﺣﺪﳘﺎ ﻟﺼﺎﺣﺒﻪ Zarwan, sahut lainnya. Lalu Rasulullah saw mendatangi
tempat tersebut bersama beberapa sahabat beliau. Setelah
ﰲ ﻣﺸﻂ ﻭﻣﺸﺎﻃﺔ, ﻗﺎﻝ, ﰲ ﺃﻱ ﺷﻲﺀ؟, ﻗﺎﻝ,ﺑﻦ ﺍﻷﻋﺼﻢ kembali beliau berkata kepada Aisyah, wahai Aisyah
seakan-akan air sumur itu bercampur pacar (kemerah-
. ﰲ ﺑﺌﺮ ﺫﺭﻭﺍﻥ, ﻗﺎﻝ, ﻭﺃﻳﻦ ﻫﻮ؟, ﻗﺎﻝ.ﻭﺟﻒ ﻃﻠﻊ ﺫﻛﺮ merahan) dan ujung dahan pohon kurma itu seperti
kepala-kepala setan. Aku (Aisyah) bertanya, mengapa
ﻳﺎﻋﺎﺋﺸﺔ,ﻓﺄﺗﺎﻫﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﰲ ﻧﺎﺱ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻓﺠﺎﺀ ﻓﻘﺎﻝ tidak anda keluarkan?. Rasul saw menjawab, Allah Swt
telah menyembuhkanku dan aku tidak ingin
ﻛﺄﻥ ﻣﺎﺀﻫﺎ ﻧﻘﺎﻋﺔ ﺍﳊﻨﺎﺀ ﻭﻛﺄﻥ ﺭﺅﻭﺱ ﳔﻠﻴﻬﺎ ﺭﺅﻭﺱ menimbulkan kejahatan. Lalu beliau memerintahkan
untuk menutup sumur itu.
ﻗﺪ, ﻗﺎﻝ, ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺃﻓﻼﺍﺳﺘﺨﺮﺟﺘﻪ؟, ﻗﻠﺖ.ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﲔ
.ﺎ ﻓﺪﻓﻨﺖ ﻓﺄﻣﺮ,ﻋﺎﻓﺎﱐ ﺍﷲ ﻓﻜﺮﻫﺖ ﺃﻥ ﺃﺛﲑ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺷﺮﺍ
Dari Shuhaib bahwa Rasulullah saw bersabda, dahulu
6 ﻛﺎﻥ ﻣﻠﻚ ﻓﻴﻤﻦ ﻛﺎﻥ: ﻋﻦ ﺻﻬﻴﺐ ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻌﻢ ﻗﺎﻝ jauh sebelum masa kalian, ada seorang raja yang
Hadis ini terdapat dalam shahih
Muslim pada kitab az-zuhd.
mempunyai ahli sihir. Ketika dia telah merasa tua, dia
ﻗﺒﻠﻜﻢ ﻭﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﺳﺎﺣﺮ ﻓﻠﻤﺎ ﻛﱪ ﻗﺎﻝ ﻟﻠﻤﻠﻚ ﺇﱐ ﻗﺪ berkata kepada Raja, sesungguhnya saya telah merasa
tua, karenanya kirimlah kepadaku seorang anak untuk
ﻓﺒﻌﺚ ﺇﻟﻴﻪ ﻏﻼﻣﺎ ﻳﻌﻠﻤﻪ,ﻛﱪﺗﻔﺎﺑﻌﺚ ﺇﱄ ﻏﻼﻣﺎ ﺃﻋﻠﻤﻪ ﺍﻟﺴﺤﺮ kudidik dan kuajari sihir. Kemudian sang raja
menrimkannya seorang anak yang setiap hari diajarinya
ﻓﻘﻌﺪ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﲰﻊ ﻛﻼﻣﻪ,ﻓﻜﺎﻥ ﰲ ﻃﺮﻳﻘﻪ ﺇﺫﺍ ﺳﻠﻚ ﺭﺍﻫﺐ sihir. Ketika dalam perjalanannya ke tempat sipenyihir,
sang anak bertemu dengan seorang rahib. Dia lalu duduk
ﻓﺸﻜﺎ ﺫﺍﻟﻚ ﺇﱃ, ﻓﻜﺎﻥ ﺇﺫﺍ ﺃﺗﻰ ﺍﻟﺴﺎﺣﺮ ﺿﺮﺑﻪ.ﻓﺄﻋﺠﺒﻪ mendengarkan perkataan dan nasehat-nasehat si rahib
hingga dia terlambat datang ke rumah sipenyihir. Lantas
ﻓﻘﺎﻝ ﺇﺫﺍ ﺧﺸﻴﺖ ﺍﻟﺴﺎﺣﺮ ﺃﻫﻠﻚ ﻓﻘﻞ ﺣﺴﺒﲏ,ﺍﻟﺮﺍﻫﺐ rahib memukulnya. Hal itu dia laporkan kepada sang
rahib. Lantas rahib memberi petunjuk, bila engkau
ﻓﺒﻴﻨﻤﺎ ﻫﻮ ﻛﺬﺍﻟﻚ ﺇﺫﺃﺗﻰ ﻋﻠﻰ ﺩﺍﺑﺔ ﻋﻈﻴﻤﺔ ﻗﺪ.ﺍﻟﺴﺎﺣﺮ merasa takut dipukul sipenyihir, terangkan bahwa saya
ditahan oleh keluargaku, dan bila engkau merasa takut
ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺃﻋﻠﻢ ﺍﻟﺴﺎﺣﺮ ﺃﻓﻀﻞ ﺃﻡ ﺍﻟﺮﺍﻫﺐ, ﻓﻘﺎﻝ,ﺣﺒﺴﺖ ﺍﻟﻨﺎﺱ dipukul keluargamu, sebutkan saja, aku ditahan oleh
sipenyihir. Demikian seterusnya ia belajar setiap hari.
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﺮﺍﻫﺐ ﺃﺣﺐ, ﻓﺄﺧﺬ ﺣﺠﺮﺍ ﻓﻘﺎﻝ,ﺃﻓﻀﻞ؟ Ketika ada seekor binatang besar menakutkan sehingga
orang-orang tidak berani melintasi jalan, anak itu
.ﺇﻟﻴﻚ ﻣﻦ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﺴﺎﺣﺮ ﻓﺎﻗﺘﻞ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺪﺍﺑﺔ ﺣﱴ ﳝﻀﻲ ﺍﻟﻨﺎﺱ berfikir, hari ini aku akan mencoba untuk mengetahui
apakah ajaran sipenyihir yang benar ataukah sirahib. Dia
ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ, ﻓﺄﺗﻰ ﺍﻟﺮﺍﻫﺐ ﻓﺄﺧﱪﻩ.ﻓﺮﻣﺎﻫﺎ ﻓﻘﺘﻠﻬﺎ ﻭﻣﻀﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ segera mengambil sebuah batu untuk membunuh
binatang tersebut sambil mengucapkan kata-kata
ﻗﺪ ﺑﻠﻎ ﻣﻦ ﺃﻣﺮﻙ, ﺃﻱ ﺑﲏ ! ﺃﻧﺖ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﲏ,ﺍﻟﺮﺍﻫﺐ Allahumma ya Allah jika ajaran rahib lebih Engkau sukai
daripada ajaran sipenyihir, maka bunuhlah binatang ini
ﻭﻛﺎﻥ, ﻓﺈﻥ ﺍﺑﺘﻠﻴﺖ ﻓﻼﺗﺪﻝ ﻋﻠﻲ. ﻭﺇﻧﻚ ﺳﺘﺒﺘﻠﻰ,ﻣﺎﺃﻣﺮﻯ supaya tidak mengganggu lalu lintas orang banyak. Lalu
batu itu dilemparkannya. Dengan taqdir Allah binatang
ﺍﻟﻐﻼﻡ ﻳﱪﺉ ﺍﻷﻛﻤﻪ ﻭﺍﻷﺑﺮﺹ ﻭﻳﺪﺍﻭﻱ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻦ ﺳﺎﺋﺮ tersebut mati, sehingga lalu lintas orang banyak tidak
terhalang lagi. Anak itu lalu datang dan melaporkan
ﺪﺍﻳﺎ ﻓﺄﺗﺎﻩ, ﻓﺴﻤﻊ ﺟﻠﻴﺲ ﻟﻠﻤﻠﻚ ﻛﺎﻥ ﻗﺪ ﻋﻤﻲ,ﺍﻷﺩﻭﺍﺀ kejadian aneh tersebut kepada sirahib. Rahibpun berkata,
wahai anakku sejak hari ini imanmu lebih baik dariku,
ﺇﱐ, ﻓﻘﺎﻝ. ﻓﻘﺎﻝ ﻣﺎﻫﺎﻫﻨﺎﻟﻚ ﺃﲨﻊ ﺇﻥ ﺃﻧﺖ ﺷﻔﻴﺘﲏ.ﻛﺜﲑﺓ karena engkau telah mencapai tingkat seperti yang telah
kusaksikan. Namun nanti engkau akan mendapat ujian
ﻓﺈﻥ ﺃﻧﺖ ﺁﻣﻨﺖ ﺑﺎﷲ ﺩﻋﻮﺕ ﺍﷲ,ﻻﺃﺷﻔﻰ ﺃﺣﺪﺍ ﺇﳕﺎﻳﺸﻔﻰ ﺍﷲ dan cobaan. Karenanya, bila kelak engkau mendapat
cobaan itu janganlah menunjukku. Sementara itu,
ﻓﺄﺗﻰ ﺍﳌﻠﻚ ﻓﺠﻠﺲ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﻤﺎ,ﻓﺸﻔﺎﻙ ﻓﺂﻣﻦ ﺑﺎﷲ ﻓﺸﻔﺎﻩ ﺍﷲ keadaan belajar anak tersebut semakin maju, dia dapat
menyembuhkan orang sakit buta sejak lahir, orang yang
, ﺭﰊ: ﻣﻦ ﺭﺩ ﻋﻠﻴﻚ ﺑﺼﺮﻙ؟ ﻗﺎﻝ: ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺍﳌﻠﻚ,ﻛﺎﻥ ﳚﻠﺲ berpenyakit supak dan mengobati orang banyak dalam
berbagai penyakit. Suatu ketika, keadaan anak tersebut
ﻓﺄﺧﺬﻩ ﻓﻠﻢ. ﺭﰊ ﻭﺭﺑﻚ ﺍﷲ: ﻗﺎﻝ, ﻭﻟﻚ ﺭﺏ ﻏﲑﻱ؟:ﻭﻗﺎﻝ terdengar oleh seorang yang dekat dengan raja, tetapi
karena sesuatu sebab matanya menjadi buta, sehingga
lama tidak dekat lagi dengan raja. Ia datang kepada anak
ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ. ﻓﺠﺊ ﺑﺎﻟﻐﻼﻡ,ﻳﺰﻝ ﻳﻌﺬﺑﻪ ﺣﱴ ﺩﻝ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻐﻼﻡ itu dengan membawa banyak hadiah dengan maksud
untuk berobat. Dia berkata, tidakkah ini begitu banyak
ﺃﻱ ﺑﲏ! ﻗﺪ ﺑﻠﻎ ﻣﻦ ﺳﺤﺮﻙ ﻣﺎﺗﱪﺉ ﺍﻷﻛﻤﻪ ﻭﺍﻷﺑﺮﺹ:ﺍﳌﻠﻚ jika engkau dapat menyembuhkanku. Saya tidak dapat
menyembuhkan seseorang, jawab anak itu. Yang
, ﺇﳕﺎ ﻳﺸﻔﻲ ﺍﷲ, ﺇﱐ ﻻﺃﺷﻔﻲ ﺃﺣﺪﺍ: ﻓﻘﺎﻝ.ﻭﺗﻔﻌﻞ ﻭﺗﻔﻌﻞ menyembuhkan adalah Allah, sambungnya. Jika anda
beriman kepada Allah lalu saya berdoa kepadaNya pasti
ﻓﺠﺊ ﺑﺎﻟﺮﺍﻫﺐ.ﻓﺄﺧﺬﻩ ﻓﻠﻢ ﻳﺰﻝ ﻳﻌﺬﺑﻪ ﺣﱴ ﺩﻝ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﺍﻫﺐ Allah menyembuhkanmu. Lalu orang itu segera beriman
kepada Allah, dan setelah anak itu berdoa sebentar, maka
ﻓﺪﻋﺎ ﺑﺎﳌﻨﺸﺎﺭ ﻓﻮﺿﻊ ﺍﳌﻨﺸﺎﺭ, ﻓﺄﰉ, ﺍﺭﺟﻊ ﻋﻦ ﺩﻳﻨﻚ:ﻓﻘﻴﻞ ﻟﻪ diapun sembuh. Demikianlah seterusnya, orang tersebut
nampak setiap hari duduk bersama raja seperti sediakala.
ﻓﻘﻴﻞ,ﰲ ﻣﻔﺮﻕ ﺭﺃﺳﻪ ﻓﺸﻘﻪ ﺣﱴ ﻭﻗﻊ ﺷﻘﺎﻩ ﰒ ﺟﻴﺊ ﺑﺎﻟﻐﻼﻡ Siapa yang menyembuhkanmu?, tanya raja suatu hari.
Tuhanku, jawab orang itu. Apakah anda mempunyai
: ﻓﻘﺎﻝ, ﻓﺪﻓﻌﻪ ﺇﱃ ﻧﻔﺮ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ, ﻓﺄﰉ, ﺍﺭﺟﻊ ﻋﻦ ﺩﻳﻨﻚ:ﻟﻪ Tuhan selain aku, kata raja kembali. Tuhanku dan Tuhan
tuan adalah Allah, jawab orang itu. Dengan segera orang
ﺍﻟﻠﻬﻢ: ﻓﻘﺎﻝ.ﺍﺫﻫﺒﻮﺍﺑﻪ ﺇﱃ ﺟﺒﻞ ﻛﺬﺍﻛﺬﺍ ﻓﺎﺻﻌﺪﻭﺍﺑﻪ ﺍﳉﺒﻞ tersebut ditangkap dan disiksa terus menerus hingga dia
mengaku dan menunjukkan tempat anak tersebut. Lalu
ﻭﺟﺎﺀ ﳝﺸﻲ ﺇﱃ,ﻢ ﺍﳉﺒﻞ ﻓﺴﻘﻄﻮﺍ ﻓﺮﺟﻒ.ﺍﻛﻔﻨﻴﻬﻢ ﲟﺎﺷﺌﺖ anak tersebutpun ditangkap dan dihadapkan kepada raja.
Raja berkata kepadanya, wahai anakku sungguh
. ﻛﻔﺎﻧﻴﻬﻢ ﺍﷲ: ﻗﺎﻝ, ﻣﺎﻓﻌﻞ ﺃﺻﺤﺎﺑﻚ؟: ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺍﳌﻠﻚ.ﺍﳌﻠﻚ menyenangkan bahwa ilmu sihirmu telah dapat membuat
orang buta sejak lahir menjadi sembuh, menyembuhkan
ﺍﺫﻫﺒﻮﺍﺑﻪ ﻓﺎﲪﻠﻮﻩ ﰲ ﻓﺮﻓﻮﺭ:ﻓﺪﻓﻌﻪ ﺇﱃ ﻧﻔﺮ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻓﻘﺎﻝ orang sakit supak, dan banyak lagi yang telah engkau
lakukan. Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan
. ﻓﺈﻥ ﺭﺟﻊ ﻋﻦ ﺩﻳﻨﻪ ﻭﺇﻻﻓﺎﻗﺬﻓﻮﻩ ﻓﺬﻫﺒﻮﺍﺑﻪ,ﻓﺘﻮﺳﻄﻮﺍﺑﻪ ﺍﻟﺒﺤﺮ seseorang, yang menyembuhkan hanyalah Allah, jawab
anak itu dengan terus terang. Dengan segera anak
.ﻢ ﺍﻟﺴﻔﻴﻨﺔ ﻓﻐﺮﻗﻮﺍ ﻓﺎﻧﻜﻔﺄﺕ. ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻛﻔﻨﻴﻬﻢ ﲟﺎﺷﺌﺖ:ﻓﻘﺎﻝ itupun ditangkap dan disiksa terus menerus hingga dia
merasa terpaksa menunjuk sirahib. Karenanya,
, ﻣﺎﻓﻌﻞ ﺃﺻﺤﺎﺑﻚ؟: ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺍﳌﻠﻚ,ﻭﺟﺎﺀ ﳝﺸﻲ ﺇﱃ ﺍﳌﻠﻚ sirahibpun ditangkap dan didatangkan ke hadapan sang
raja. Harus keluar dari agamu, sahut semua orang
ﺇﻧﻚ ﻟﺴﺖ ﺑﻘﺎﺗﻠﻲ ﺣﱴ: ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻠﻤﻠﻚ. ﻛﻔﺎﻧﻴﻬﻢ ﺍﷲ:ﻗﺎﻝ memaksa dan mengancamnya. Tapi sirahib enggan dan
tetap mempertahankan agamanya dengan gigih. Raja lalu
ﲡﻤﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﰲ ﺻﻌﻴﺪ: ﻗﺎﻝ, ﻭﻣﺎﻫﻮ؟: ﻗﺎﻝ.ﺗﻔﻌﻞ ﻣﺎﺁﻣﺮﻙ ﺑﻪ memerintahkan untuk mengambil sebuah gergaji untuk
menggergaji kepala sirahib, dimulai dari tengah-tengah
ﻭﺗﺼﻠﺒﲏ ﻋﻠﻰ ﺟﺬﻉ ﰒ ﺧﺬ ﺳﻬﻤﺎ ﻣﻦ ﻛﻨﺎﻧﱵ ﰒ ﺿﻊ.ﻭﺍﺣﺪ kepalanya hingga terbelah dua. Kemudian didatangkan
anak tersebut dan diperintahkan untuk meninggalkan
agamanya, tetapi anak itu dengan gigih
ﰒ, ﺑﺎﺳﻢ ﺍﷲ ﺭﺏ ﺍﻟﻐﻼﻡ:ﺍﻟﺴﻬﻢ ﰲ ﻛﺒﺪ ﺍﻟﻘﻮﺱ ﰒ ﻗﻞ mempertahankannya. Raja lalu memerintahkan beberapa
orang untuk membawa anak tersebut ke puncak gunung
ﻓﺈﻧﻚ ﺇﺫﺍ ﻓﻌﻠﺖ ﺫﺍﻟﻚ ﻗﺘﻠﺘﲏ ﻓﺠﻤﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﰲ ﺻﻌﻴﺪ,ﺍﺭﻣﲏ yang letaknya di daerah yang telah ditentukan. Bila anak
itu tidak mau kembali dari agamanya, jatuhkanlah ia dari
ﻭﺍﺣﺪ ﻭﺻﻠﺒﻪ ﻋﻠﻰ ﺟﺬﻉ ﰒ ﺃﺧﺬ ﺳﻬﻤﺎ ﻣﻦ ﻛﻨﺎﻧﺘﻪ ﰒ ﻭﺿﻊ atas puncak gunung itu. Setelah mereka sampai di atas
puncak gunung yang dimaksud, anak itu berdoa, Ya
ﰒ ﻗﺎﻝ ﺑﺎﺳﻢ ﺍﷲ ﺭﺏ ﺍﻟﻐﻼﻡ ﰒ ﺭﻣﺎﻩ,ﺍﻟﺴﻬﻢ ﰲ ﻛﺒﺪ ﺍﻟﻘﻮﺱ Allah cukup Engkaulah yang membela diriku terhadap
mereka dengan apa saja yang Engkau kehendaki. Tiba-
ﻓﻮﺿﻊ ﻳﺪﻩ ﰲ ﺻﺪﻏﻪ ﰲ ﻣﻮﺿﻊ,ﻓﻮﻗﻊ ﺍﻟﺴﻬﻢ ﰲ ﺻﺪﻏﻪ tiba puncak gunung tersebut bergoncang dan mereka
semua berjatuhan. Sedangkan anak itu, datang kembali
ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺁﻣﻨﺎ ﺑﺮﺏ ﺍﻟﻐﻼﻡ ﺁﻣﻨﺎ ﺑﺮﺏ,ﺍﻟﺴﻬﻢ ﻓﻤﺎﺕ keraja dengan berjalan kaki dan melaporkan keadaan
orang-orang yang membawanya. Allah telah menolak
ﻗﺪ ﻭﺍﷲ, ﺃﺭﺃﻳﺖ ﻣﺎﻛﻨﺖ ﲢﺬﺭ؟: ﻓﺄﰐ ﺍﳌﻠﻚ ﻓﻘﻴﻞ ﻟﻪ,ﺍﻟﻐﻼﻡ kejahatan mereka dariku, katanya. Lalu siraja kembali
menyerahkan anak tersebut kepada orang-orangnya lagi
ﻗﺪ ﺁﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓﺄﻣﺮ ﺑﺎﻷﺧﺪﻭﺩ ﰲ ﺃﻓﻮﺍﻩ,ﻧﺰﻝ ﺑﻚ ﺣﺬﺭﻙ untuk dibawa dengan sebuah perahu ke tengah-tengah
laut. Kemudian bila saja anak itu tidak juga mau kembali
ﺍﻟﺴﻜﻚ ﻓﺨﺪﺕ ﻭﺃﺿﺮﻡ ﺍﻟﻨﲑﺍﻥ ﻭﻗﺎﻝ ﻣﻦ ﱂ ﻳﺮﺟﻊ ﻋﻦ ﺩﻳﻨﻪ dari agamanya, lemparkanlah dia ke dalam laut itu.
Kembali anak itu berdoa, ya Allah cukuplah Engkau
ﺍﻗﺘﺤﻢ ﻓﻔﻌﻠﻮﺍ ﺣﱴ ﺟﺎﺀﺕ ﺍﻣﺮﺃﺓ: ﺃﻭﻗﻴﻞ ﻟﻪ,ﻓﺄﲪﻮﻩ ﻓﻴﻬﺎ Pembelaku terhadap mereka dengan apa saja yang
Engkau kehendaki. Tiba-tiba perahu menjadi karam dan
: ﻓﻘﺎﻝ ﳍﺎ ﺍﻟﻐﻼﻡ,ﻭﻣﻌﻬﺎ ﺻﱯ ﳍﺎ ﻓﺘﻘﺎﻋﺴﺖ ﺃﻥ ﺗﻘﻊ ﻓﻴﻬﺎ tenggelamlah mereka. Sedangkan anak itu datang
berjalan kaki dan kembali mengunjungi raja, melaporkan
ﻳﺎﺃﻣﻪ! ﺍﺻﱪﻱ ﻓﺈﻧﻚ ﻋﻠﻰ ﺍﳊﻖ peristiwa yang telah dialaminya. Allah telah menolak
kejahatan mereka dariku, menutup ucapannya.
Kemudian dia mengusulkan kepada raja, tuan tidak dapat
membunuh saya, kecuali tuan mau melakukan apa yang
saya anjurkan ini. Apa itu? Coba sebutkan?, kata raja.
Anak itu menerangkan, tuan kumpulkan orang banyak
pada suatu tempat yang luas, lalu tuan ikat saya pada
sebatang pohon, kemudian tuan ambil sebuah anak panah
kepunyaan saya dari sarungnya, letakkanlah pada
busurnya untuk dibidikkan, sementara itu ucapkanlah
bismillah (atas nama Allah, Tuhan anak ini) bidikkanlah
panah itu. Demikianlah siraja melaksanakan anjuran
sianak tersebut, dan panah dibidikkan tepat mengenai
pelipis matanya, kemudian anak tersebut meletakkan
tangannya di tempat panah tertusuk dan matilah dia.
Orang banyak menjadi ribut dan berkata, kami beriman
kepada Tuhan anak itu, kami beriman kepada Tuhan anak
itu. Disampaikanlah berita tersebut kepada raja,
sesungguhnya apa yang tuan raja kuatirkan telah terjadi,
orang banyak beriman kepada Tuhan anak itu. Lalu raja
memerintahkan untuk menggali parit-parit, disetiap
ujungnya dan di dalamnya dinyalakan api. Bermaksud
untuk mengepung orang-orang itu dan memaksa mereka
untuk kembali. Bila tidak maka ceburkanlah dirimu ke api
itu. Setiap orang yang beriman tanpa ragu-ragu
menceburkan diri ke dalam api, hingga tiba giliran
seorang perempuan yang sedang menggendong anak
kecil. Dia ragu-ragu antara iman dan kasihan pada anak
yang dicintainya untuk menceburkan diri ke dalam api
yang sedang menyala. Dengan taqdir Allah, anak yang
digendongnya berkata, wahai ibuku, bersabarlah,
ceburkan dirimu karena ibu berada dalam kebenaran.
LAMPIRAN
DAFTAR AYAT-AYAT TENTANG SIHIR
Surat asy-syu’arâ Fir’aun berkata, apakah kamu sekalian beriman kepada Musa,
10 49
ﺍﻟﱠﺬِﻱﻛﹸﻢﺮ ﻟﹶﻜﹶﺒِﻴﻪ ﺇِﻧﻞﹶ ﺃﹶﻥﹾ ﺁَﺫِﻥﹶ ﻟﹶﻜﹸﻢ ﻗﹶﺒ ﻟﹶﻪﻢﺘﻨﻗﺎﹶﻝﹶ ﺁَﻣ sebelum aku memberi izin kepada kamu ?, sesungguhnya dia
benar-benar pemimpin kamu yang mengajarkan sihir
ﻜﹸﻢﺪِﻳ ﺃﹶﻳﻦﻥﹶ ﻟﹶﺄﹸﻗﹶﻄﱢﻌﻮﻠﹶﻤﻌ ﺗﻑﻮ ﻓﹶﻠﹶﺴﺮﺤ ﺍﻟﺴﻜﹸﻢﻠﱠﻤﻋ kepadamu, maka kamu nanti pasti benar-benar akan
mengetahui akibat perbuatanmu. Sesungguhnya aku akan
َﻦﻌِﻴﻤ ﺃﹶﺟﻜﹸﻢﻨﻠﱢﺒﻟﹶﺄﹸﺻ ﺧِﻼﹶﻑٍ ﻭﻦ ﻣﻠﹶﻜﹸﻢﺟﺃﹶﺭﻭ memotong tanganmu dan kakimu dengan bersilangan, dan
aku akan menyalibmu semuanya.
Ia hendak mengusir kamu dari negeri kamu sendiri dengan
35
ﻥﹶﻭﺮﺄﹾﻣﺮِﻩِ ﻓﹶﻤﺎﹶﺫﺍﹶ ﺗ ﺑِﺴِﺤﺿِﻜﹸﻢ ﺃﹶﺭ ﻣِﻦﻜﹸﻢﺮِﺟﺨ ﺃﹶﻥﹾ ﻳﺪﺮِﻳﻳ sihirnya, maka Karena itu apakah yang kamu anjurkan ?.
Fir’aun berkata kepada pembesar-pembesar yang ada di
34
ﻢﻠِﻴ ﻋﺬﺍﹶ ﻟﹶﺴﺎﹶﺣِﺮ ﺇِﻥﹾ ﻫﻟﹶﻪﻮﻠﹶﺄِ ﺣﻗﺎﹶﻝﹶ ﻟِﻠﹾﻤ sekelilingnya, sesungguhnya Musa ini benar-benar seorang
ahli sihir yang pandai.
Lalu dikumpulkanlah ahli-ahli sihir pada waktu yang
38
ٍﻡﻠﹸﻮﻌﻡٍ ﻣﻮﺓﹸ ﳌِﻴِْﻘﺎﹶﺕِ ﻳﺮﺤ ﺍﻟﺴﻤِﻊﻓﹶﺠ ditetapkan pada hari yang maklum.
Semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir jika mereka adalah
40
ﻦ ﺍﹾﻟﻐﺎﹶﻟِﺒِﻴﻢﺍﹾ ﻫﺓﹶ ﺇِﻥﹾ ﻛﺎﹶﻧﻮﺮﺤ ﺍﻟﺴﺒِﻊﺘﻠﱠﻨﺎﹶ ﻧﻟﹶﻌ orang-orang yang menang.
Maka tatkala ahli-ahli sihir datang, mereka bertanya kepada
41
ﺮﺍﹰ ﺇِﻥﹾ ﻛﹸﻨﺎﱠ ﻟﹶﻨﺎﹶ ﻟﹶﺄﹶﺟﻥﹶ ﺃﹶﺋِﻦﻮﻋﺍﹾ ﻟِﻔِﺮﺓﹸ ﻗﺎﹶﻟﻮﺮﺤﻓﹶﻠﹶﻤﺎﱠ ﺟﺎﹶﺀَ ﺍﻟﺴ Fir’aun apakah kami sungguh-sungguh mendapat upah yang
besar jika kami adalah orang yang menang.
ﻦ ﺍﹾﻟﻐﺎﹶﻟِﺒِﻴﻦﺤﻧ
46
ﻦﺓﹸ ﺳﺎﹶﺟِﺪِﻳﺮﺤ ﺍﻟﺴﻓﹶﺄﹸﻟﹾﻘِﻲ Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud.
Surat az-zukhruf Dan tatkala kebenaran Al-Quran itu dating kepada mereka,
15 30
ﻥﹶﻭﺇِﻧﺎﱠ ﺑِﻪِ ﻛﺎﹶﻓِﺮ ﻭﺮﺬﺍﹶ ﺳِﺤﺍﹾ ﻫ ﻗﺎﹶﻟﻮﻖ ﺍﻟﹾﺤﻢﳌﹶﺎﱠ ﺟﺎﹶﺀَﻫﻭ mereka berkata, ini adalah sihir dan sesungguhnya kami
adalah orang-orang yang mengingkarinya.
Dan mereka berkata, hai ahli sihir berdoalah kepada Tuhanmu
49
ﻨﺎﹶ ﺇِﻧﻙﺪ ﻋِﻨﻬِﺪ ﺑِﻤﺎﹶ ﻋﻚﺑ ﻟﹶﻨﺎﹶ ﺭﻉ ﺍﺩﺎﺣِﺮ ﺍﻟﺴﻪﺄﹶﻳﺍﹾ ﻳﻗﺎﹶﻟﻮﻭ untuk melepaskan kami sesuai dengan apa yang telah
dijanjikanNya kepadamu, sesungguhnya kami kami benar-
ﻥﹶﻭﺪْﺘﳌﹶﻬ benar akan menjadi orang-orang yang mendapat petunjuk.
Surat al-ahqâf Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang
16 7
ﳌﹶﺎﱠﻖﺍ ﻟِﻠﹾﺤﻭ ﻛﹶﻔﹶﺮﻦﻨﺎﹶﺕٍ ﻗﺎﹶﻝﹶ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻴﻨﺎﹶ ﺑ ﺁَﻳﺎﹶﺗﻬِﻢﻠﹶﻴﻠﹶﻰ ﻋﺘﺇِﺫﹾ ﺗﻭ menjelaskan, berkatalah orang-orang yang mengingkari
kebenaran, ketika kebenaran itu datang kepada mereka, ini
ﻦﺒِﻴ ﻣﺮﺬﺍﹶ ﺳِﺤ ﻫﻢﺟﺎﹶﺀَﻫ adalah sihir yang nyata.
Surat ath-thûr Maka apakah ini sihir, ataukah kamu tidak melihat
17 15
ﻥﹶﻭﺼِﺮﺒ ﻻﹶ ﺗﻢﺘ ﺃﹶﻧﺬﺍﹶ ﺃﹶﻡ ﻫﺮﺃﹶﻓﹶﺴِﺤ
Surat al-qamar Dan jika mereka (orang-orang musyrik) melihat sesuatu
18 2
ﻤِﺮﺘﺴ ﻣﺮﺍ ﺳِﺤﻟﹸﻮﻘﹸﻮﻳﺍ ﻭﻮﺮِﺿﻌﺔﹰ ﻳﺍ ﺃﹶﻳﻭﺮﺇِﻥﹾ ﻳﻭ tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, (ini adalah)
sihir yang terus menerus.
Surat ash-shaf Dan ingatlah ketika Isa putera Maryam berkata, hai Bani
19 6
ِﻝﹸ ﺍﷲﻮﺳ ﺭﻲﻞﹶ ﺇِﻧﺍﺋِﻴﺮ ﺇِﺳﻨِﻲ ﻳﺎﹶﺑﻢﻳﺮ ﻣﻦﻰ ﺍﺑﺴﺇِﺫﹾ ﻗﺎﹶﻝﹶ ﻋِﻴﻭ Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu,
membenarkan kitab (yang duturunkan) sebelumku, yaitu
ٍﻝﻮﺳﺮﺮﺍﹰ ﺑﺸﺒﻣﺍﺓِ ﻭﺭﻮ ﺍﻟﺘ ﻣِﻦﻱﺪ ﻳﻦﻴﻗﺎﹰ ﳌﱢﺎﹶ ﺑﺼﺪ
ﻣﻜﹸﻢﺇِﻟﹶﻴ taurat dan memberi kabar gembira dengan datangnya seorang
rasul yang akan datang sesudahku yang namanya Ahmad,
ﺍﹾﻨﺎﹶﺕِ ﻗﺎﹶﻟﻮﻴ ﺑِﺎﻟﹾﺒﻢ ﻓﹶﻠﹶﻤﺎﱠ ﺟﺎﹶﺀَﻫﺪﻤ ﺃﹶﺣﻪﻤ ﺍﺳﺪِﻱﻌ ﺑ ﻣِﻦﺄﹾﺗِﻲﻳ maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan
membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata ini adalah
ﻦﺒِﻴ ﻣﺮﺬﺍﹶ ﺳِﺤﻫ sihir yang nyata.
Surat al-muddasir Lalu dia berkata, (Al-Quran) ini tidak lain hanyalah sihir
20 24
ﺛﹶﺮﺆ ﻳﺮﺬﺍﹶ ﺇِﻻﱠ ﺳِﺤﻓﹶﻘﺎﹶﻝﹶ ﺇِﻥﱠ ﻫ yang dipelajari (orang-orang terdahulu).
Surat shad Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang
21 4
ﺬﺍﹶﻥﹶ ﻫﻭﻗﺎﹶﻝﹶ ﺍﹾﻟﻜﺎﹶﻓِﺮ ﻭﻢﻬ ﻣِﻨﺬِﺭﻨ ﻣﻢﺍ ﺃﹶﻥﹾ ﺟﺎﹶﺀَﻫﻮﺠِﺒﻋﻭ pemberi peringatan dari kalangan mereka dan orang-orang
kafir berkata, ini adalah seorang ahli sihir yang banyak
ﻛﹶﺬﱠﺍﺏﺳﺎﹶﺣِﺮ berdusta.
Surat ghâfhir Kepada Fir’aun, Haman dan Qarun, mereka berkata, ia
22 4
ﻛﹶﺬﺍﱠﺏﺍﹾ ﺳﺎﹶﺣِﺮﻥﹶ ﻓﹶﻘﺎﹶﻟﻮﻭﻗﺎﹶﺭ ﻭﻦﻫﺎﹶﻣﻥﹶ ﻭﻮﻋﺇِﱃﹶ ﻓِﺮ adalah tukang sihir yang pendusta.
Surat az-zâriyât Maka di (Fir’aun) berpaling dengan tentaranya, dan berkata,
23 39
ﻥﹲﻮﻨﺠﻣ ﺃﹶﻭﺎﺣِﺮﻗﺎﹶﻝﹶ ﺳﻛﹾﻨِﻪِ ﻭﻟﱠﻰ ﺑِﺮﻮﻓﹶﺘ dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila.
Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada
52
ﺍﹾ ﺳﺎﹶﺣِﺮﻝٍ ﺇِﻻﱠﻗﺎﹶﻟﻮﻮﺳ ﺭ ﻣِﻦﻠِﻬِﻢ ﻗﹶﺒ ﻣِﻦﻦﻰ ﺍﻟﱠﺬِﻳﺎﺃﹶﺗ ﻣﻛﹶﺬﺍﹶﻟِﻚ orang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, ia
adalah seorang tukang sihir atau seorang gila.
ﻥﹲﻮﻨﺠﻣﺃﹶﻭ
Surat al-isrâ Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka
24 47
ﻢﺇِﺫﹾﻫ ﻭﻚﻥﹶ ﺇِﻟﹶﻴﻮﻤِﻌﺘﺴﻥﹶ ﺑِﻪِ ﺇِﺫﹾ ﻳﻮﻤِﻌﺘﺴ ﺑِﻤﺎﹶ ﻳﻠﹶﻢ ﺃﹶﻋﻦﺤﻧ mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan kamu, dan
sewaktu mereka berbisik-bisik, ketika orang-orang zalim itu
ﺭﺍﹰﻮﺤﺴﻻﹰ ﻣﻮﺟﻥﹶ ﺇِﻻﱠﺭﻮﺒِﻌﺘﻥﹶ ﺇِﻥﹾ ﺗﻮﻝﹸ ﺍﻟﻈﺎﱠﻟِﻤﻘﹸﻮﻯ ﺇِﺫﹾ ﻳﻮﺠﻧ berkata, kamu tidak lain adalah mengikuti seorang laki-laki
yang terkena sihir.
Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepada Musa
101
ﻞﹶﺮﺍﹶﺋِﻴ ﺇِﺳﻨِﻲﺌﹶﻞﹾ ﺑﻨﺎﹶﺕٍ ﻓﹶﺴﻴ ﺁَﻳﺎﹶﺕٍ ﺑﻊﻰ ﺗِﺴﺳﻮﻨﺎﹶ ﻣﻴ ﺁَﺗﻟﹶﻘﹶﺪﻭ sembilan buah mukjizat nyata, maka tanyakanlah Bani Israil
tatkala Musa datang kepada mereka, lalu Fir’aun berkata
ﻰﺳﻮ ﻳﺎﹶﻣﻚ ﻟﹶﺄﹶﻇﹸﻨﻲﻥﹶ ﺇِﻧﻮﻋ ﻓِﺮﻢ ﻓﹶﻘﺎﹶﻝﹶ ﻟﹶﻬﻢﺇِﺫﹾ ﺟﺎﹶﺀَﻫ kepadanya, sesungguhnya aku sangka kamu hai Musa
seorang yang kena sihir.
ﺭﺍﹰﻮﺤﺴﻣ
Surat al-furqân Atau diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau ada kebun
25 8
ﻗﺎﹶﻝﹶﻬﺎﹶ ﻭﺄﹾﻛﹸﻞﹸ ﻣِﻨﺔﹲ ﻳﻨ ﺟﻥﹸ ﻟﹶﻪﻜﹸﻮﺗ ﺃﹶﻭﺰﻪِ ﻛﹶﻨﻠﹾﻘﹶﻰ ﺇِﻟﹶﻴﻳﺃﹶﻭ baginya yang dia dapat dari hasilnya, dan orang-orang zalim
itu berkata, kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti
ﺭﺍﹰﻮﺤﺴﻻﹰ ﻣﻮﺟﻥﹶ ﺇِﻻﱠﺭﻮﺒِﻌﺘﻥﹶ ﺇِﻥﹾ ﺗﻮﺍﻟﻈﱠﺎﻟِﻤ seorang lelaki yang terkena sihir.
Surat al-hijr Tentulah mereka berkata, sesungguhnya pandangan kamilah
26 15
ﻥﹶﻭﺭﻮﺤﺴ ﻣﻡ ﻗﹶﻮﻦﺤﻞﹾ ﻧﻧﺎﹶ ﺑﺼﺎﹶﺭ ﺃﹶﺑﺕﻜﱢﺮﻤﺎﹶ ﺳﺍﹾ ﺇِﻧﻟﹶﻘﺎﹶﻟﻮ yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang-orang yang kena
sihir.