Professional Documents
Culture Documents
Askep Keluarga Tari
Askep Keluarga Tari
Disusun oleh :
MAHASISWA
MENGETAHUI
(Ns.Nurhayati M.Kes) ( )
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Secara umum, tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri (Suprajitpno,
2004 hal 27).
Dismenorea merupakan rasa nyeri yang muncul saat haid, biasanya terjadi pada hari pertama
dan kedua (Wong 2008 dan Smith 2003, dalam Novitasari 2012).
Setiap wanita memiliki pengalaman yang berbeda-beda, sebagian wanita mendapatkan haid
tanpa keluhan, namun tidak sedikit wanita mendapatkan haid disertai dengan keluhan berupa
dismenore yang mengakibatkan ketidaknyamanan serta dampak terhadap gangguan aktivitas
(Widjanarko, 2006).
Prosentase masalah dismenorea di dunia sangat besar yaitu dengan rata-rata lebih dari 50%
perempuan di setiap negara mengalami dismenorea (Proverawati dan Misaroh, 2009).
Angka kejadian dismenorea di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89%
dismenorea primer, dan 9,36% adalah dismenore sekunder (Proverawati, 2012). Selama ini
pemerintah Indonesia memberikan perhatian yang cukup besar pada masalah kewanitaan baik
bagi pelajar (mahasiswi) maupun masyarakatyang diwujudkan melalui Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS), yaitu dengan adanya program KKR (Kesehatan Reproduksi Remaja) yang
bertujuan agar seluruh remaja dan keluarganya memiliki pengetahuan, kesadaran sikap dan
perilaku kesehatan reproduksi sehingga menjadi remaja yang siap sebagai keluarga
berkualitas tahun 2015 BKKBN (2001, dalam Amin 2016).
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka penulis tertarik untuk lebih mengenal, menangani
dan memberi asuhan keperawatan serta langsung kepada keluarga dengan gastritis dalam
karya tulis ilmiah berjudul Asuhan Keperawatan Pada keluarga Tn.L Dengan Diagnosa
Medis Disminore pada Nn.U di wilayah kerja Puskesmas Penimbung Kecamatan
Gunungsari.
B. Tujuan Penulisan
a. Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan secara komprehensif pada keluarga dengan
masalah disminore.
e. Dapat melakukan evaluasi terhadap keberhasilan proses keperawatan pada keluarga
dengan masalah disminore.
C. Manfaat
Penyusun mengharapkan makalah ini bermanfaat :
1. Bagi mahasiswa agar sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu tersebut
ataumenerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik
dan benar.
2. Bagi para pembaca, sebagai bahan bacaan dan referensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang
hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi,
tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama,
mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi.
(Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010)
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada didalamnya
terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan
bersama. (Friedman, 1998)
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
Keluarga adalah unit terkecil dari mastarakat yang terdiri dari dua orang atau
lebih dengan ikatan perkawinan, kelahiran atau adopsi yang tinggal di satu
tempat/ rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masing-
masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Ciri-Ciri Keluarga
a. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi, 2008) :
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
3) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur)
4) Termasuk perhitungan garis keturunan
5) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan
dan membesarkan anak.
6) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah
tangga.
b. Ciri keluarga Indonesia (Setiadi, 2008) :
1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong
royong.
2) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.
3) Umumnya dipimpim oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan
secara musyawarah.
3. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri :
a. Pola dan proses komunikasi
1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
- bersifat terbuka dan jujur.
- selalu menyelesaikan konflik keluarga.
- berfikiran positif.
- tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
2) Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
- Karakteristik pengirim
Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang
disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima
umpan balik.
- Karakteristik penerima
Siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan validasi.
b. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah
posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan
sebagainya. Tapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-
masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain, sedangkan
orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah.
c. Struktur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain kearah positif.
Ada beberapa macam tipe struktur kekuatan :
1) Legimati power
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa
dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol
tingkah laku anggota keluarga yang lain.
2) Referent power
Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain karena
identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi positif seorang
anak dengan orang tua (role mode).
3) Reward power
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh
seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan
seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.
4) Coercive power
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan
paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.
5) Affectif power
Kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan atau
tidak memberikan afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya
hubungan seksual pasangan suami istri.
d. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma
dan peraturan. Norma adalah perilaku yang baik, menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari
pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah.
4. Tipe Keluarga
Dalam (Murwani, 2007) di sebutkan beberapa tipe keluarga yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan
istri tanpa anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost
untuk bekerja atau kuliah)
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The Unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari orang
tua(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2) The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua
tiri.
3) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama.
4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa
melelui pernikahan.
5) Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
suami – istri (marital partners).
6) Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alas an tertentu.
7) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga bersama
yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan
membesarkan anaknya.
8) Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau
berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan
anaknya.
9) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
10) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian
tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
5. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai
berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif.
Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan
melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian,
keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota
keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan
dukungan dari anggota yang lain. Maka kemampuannya untuk
memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan
intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memeberikan
hubungan dengan orang lain diluar keluarga/ masyarakat.
2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan
tercapai.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial.
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian
beranjak balita dia mulai belajar dengan lingkungan sekitar meskipun
demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi
atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,
selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat
dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal ini
menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga
dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga
yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan.
6. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan
yang harus dilakukan, yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila
menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan erjadinya,
perubahan apa yang terjadi dan beberapa besar perubahannya.
2.2 KLASIFIKASI
a) Nyeri Spasmodik ( Dismenorea Primer )
Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut terjadi dihari pertama dan kedua
haid.Banyak perempuan terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita nyeri itu
sehingga ia tidak dapat mengerjakan apa pun. Ada di antaramereka yang pingsan,
merasa sangat mual, bahkan ada yang benar-benar muntah.Kebanyakan penderitanya
adalah perempuan muda walaupun dijumpai pula pada kalangan yang berusia 40 tahun
ke atas.
Dismenorea spasmodik dapat diobati atau paling tidak dikurangi dengan
lahirnya bayi pertama walaupun banyak pula perempuan yang tidak mengalami hal
seperti itu.
b) Nyeri Kongestif ( Dismenorea Sekunder )
Penderita dismenorea kongestif biasanya dirasakan berhari. Dismenorea
kongesif juga memerlukan pengkajian nyeri untuk mengetahiu sekala nyerinya.
Pengkajian nyeri yang biasanya dilakukan pada saat nyeri haid yaitu dengan
skala nyeriagar mendapatkan diagnosa keperawatan yang tepat dan merencanakan
intervensi yang sesuai (Potter & Perry, 2007).
Pengkajian karakteristik nyeri sangat membantu dalam membentuk pola nyeri
dan tindakan untuk mengatasi nyeri. Pengukuran intensitas keparahan nyeri dapat
dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran nyeri yaitu
:
2.3 ETIOLOGI
Penyebab pasti dismenorea belum diketahui. Diduga faktor psikis sangat berperan
terhadap timbulnya nyeri. Dismenorea primer umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus
haid berevolusi.
Penyebab tersering dismenorea sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik
genitalia interna. Hingga baru-baru ini, dismenorea disisihkan sebagai masalah psikologis
atau aspek kewanitaan yang tidak dapat dihindari.
a. Dismenorea primer
Ada beberapa faktor yang dapatmempengaruhi dismenore antara lain:
1. Faktor Kejiwaan
Dismenore primer banyak dialami oleh remaja yang sedang mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis. Ketidaksiapan remaja putri
dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya tersebut,
mengakibatkan gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya,
misalnya gangguan haid seperti dismenore.
2. Faktor endokrin
Pada umumnya hal ini dihubungkan dengan kontraksi usus yang tidak baik. Hal ini
sangat erat kaitanya dengan pengaruh hormonal. Peningkatan produksi prostagladin akan
menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang tidak terkordinasi sehingga menimbulkan
nyeri.
b. Dysmenorrhea sekunder
Dalam dismenorea sekunder, etiologi yang mungkin terjadi adalah:
1. Faktor konstitusi
Seperti kista, tumor atau fibroid.
2. Anomali uterus konginental
Seperti : rahim yang terbalik.
3. Endometriosis
Penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan endometrium di luar
rongga rahim. Endometrium adalah jaringan yang membatasi bagian dalam rahim. Saat siklus
mentruasi, lapisan endometrium ini akan bertambah sebagai persiapan terjadinya kehamilan.
Bila kehamilan tidak terjadi, maka lapisan ini akan terlepas dan dikeluarkan sebagai
menstruasi.
2.4 PATOFISIOLOGI
a. Dismenorea primer(primary dysmenorrhea)
Disebabkan karena kelebihan atau ketidak seimbangan dalam jumlah sekresi
prostaglandin (PG) dari endometrium saat menstruasi, prostaglandin F2α (PGF2α) merupakan
stimulan miometrium yang kuat dan vasokonstriktor pada endometrium. Selama peluruhan
endometrium, sel-sel endometrium melepaskan PGF2α saat menstruasi dimulai. PGF2α
merangsang kontraksi miometrium, iskemia dan sensitisasi ujung saraf.
Dismenorea terjadi karena kontraksi uterus yang berkepanjangan sehingga terjadi
penurunan aliran darah ke miometrium. Kadar prostaglandin meningkat ditemukan di cairan
endometrium wanita dengan dismenorea dan berhubungan lurus dengan derajat nyeri.
Peningkatan prostaglandin endometrium sebanyak 3 kali lipat terjadi dari fase folikuler
ke fase luteal, dengan peningkatan lebih lanjut yang terjadi selama menstruasi. Peningkatan
prostaglandin di endometrium setelah penurunan progesterone pada akhir fase luteal berakibat
peningkatan tonus miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan. Leukotrien diketahui
dapat meningkatkan sensitivitas serat nyeri di rahim. Sejumlah besar leukotrien telah
ditemukan dalam endometrium wanita dengan dismenorea primer yang tidak merespon baik
dengan pengobatan antagonis prostaglandin. Hormon hipofisis posterior vasopressin dapat
terlibat dalam hipersensitivitas miometrium, berkurangnya aliran darah uterus, dan nyeri pada
dismenorea primer. Peran Vasopresin dalam endometrium mungkin terkait dengan sintesis dan
pelepasan prostaglandin. Vasokonstriksi menyebabkan iskemia dan telah diteliti bahwa neuron
nyeri tipe C dirangsang oleh metabolit anaerob yang dihasilkan oleh endometrium iskemik dan
dapat meningkatkan sensitivitas nyeri.
2.5 PATHWAY
Prostaglandin
Merangsang
miometrium
Kurang pengetahuan
DISMINOREA
MK:Intoleransi
Aktifitas Kurang MK: NyeriAkut
pengetahuan
kelurga
2.6 MANIFESTASI KLINIS
a) Dismenorea primer
1. Haid pertama berlangsung
2. Nyeri perut bagian bawah
3. Nyeri punggung
4. Nyeri paha
Kontraksi di uterus
5. Sakit kepala
6. Diare
7. Mual dan muntah
b) Dismenorea sekunder
1. Terjadi selama sikuls pertama haid dan sampai berhari hari, yang merupakan
indikasi adanya obstruksi kongenital. Dismenorea dimulai setelah berusia 25
tahun
2. Terdapat ketidak normalan pelvis kemungkinan adanya :
a. Endometriosis
b. Pelvic inflamatory disease
c. Pelvic adhesion (pelekatan pelvis)
d. Adenomyosis
2.7 PENATALKSANAAN
a) Disminorea Primer
1. Latihan
a. Latihan moderat, seperti berjalan atau berenang
b. Latihan menggoyangkan panggul
c. Latihan dengan posisi lutut ditekukkan ke dada, berbaring terlentang atau miring
2. Panas
a. Buli-buli atau botol air panas yang di letakkan pada punggung atau abdomen
bagian bawah
b. Mandi air hangat atau sauna
3. Hindari kafein yang dapat meningkatkan pelepasan prostagladin
4. Istirahat
5. Obat-obatan
a. Kontrasepsi oral, Menghambar ovulasi sehingga meredakan gejala
b. Mirena atau progestasert AKDR, Dapat mencegah kram
b) Disminorea sekunder
1. PRP
a. PRP termasuk endometritis, salpoingitis, abses tuba ovarium, atau peritonitis
panggul.
b. Organisme yang kerap menjadi penyebab meliputi Neisseria Gonnorrhoea dan
C. thrachomatis, seperti bakteri gram negative, anaerob, kelompok B
streptokokus, dan mikoplasmata genital. Lakukan kultur dengan benar.
c. Terapi anti biotic spectrum-luas harus di berikan segera saat diagnosis di
tegakkan untuk mencegah kerusakan permanen (mis, adhesi, sterilitas).
Rekomendasi dari center for disease control and prevention (CDC) adalah
sebagai berikut :
Minum 400 mg oflaksasin per oral 2 kali/hari selama 14 hahri, di
tambah 500 mg flagyl 2 kali/hari selama 14 hari.
Berikan 250mg seftriakson IM 2 g sefoksitin IM, dan 1g probenesid
peroral di tambah 100 mg doksisiklin per oral , 2 kali/ hari selama 14
hari.
Untuk kasus yang serius konsultasikan dengan dokter spesialis
mengenai kemungkinan pasien di rawat inap untuk di berikan antibiotic
pe IV.
d. Meskipun efek pelepasan AKDR pada respons pasien terhadap terapi masih
belum di ketahui, pelepasan AKDR di anjurkan.
2. Endometriosis
a. Diagnosis yang jelas perlu di tegakkan melalui laparoskopi
b. Pasien mungkin di obati dengan pil KB, lupron, atau obat-obatan lain sesuai
anjuran dokter.
3. Fibroid dan polip uterus
a. Polip serviks harus di angkat
b. Pasien yang mengalami fibroleomioma uterus simtomatik harus di rujuk ke
dokter.
4. Prolaps uterus
a. Terapi definitive termasuk histerektomi
b. Sistokel dan inkonmtenensia strees urine yang terjadi bersamaan dapat di
ringankan dengan beberapa cara berikut :
Latihan kegel
Peralatan pessary dan introl untuk reposisi dan mengangkat kandung
kemih.
3. Asuhan Keperawatan Keluarga
Menurut Effendy (1998, hal 46). Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh
perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga
maupun sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk
megatasinya.
Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga adalah, seperti yang dijelaskan
oleh Effendy (1998, hal 46) dan tambahan isi format pengkajian keluarga :
Data umum, yaitu meliputi nama keluarga, alamat dan telepon, komposisi kleuarga (dilengkapi
dengan genogran keluarga), tipe keluarga, suku (dikaji data yang berhubungan dengan suku
kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan suku seseorang atau keluarga), agama (dikaji tentang
agama yang dianut), aktifitas rekreasi keluarga (dikaji data tentang kebiasaan dan pendapatan
keluarga), status ekonomi keluarga (dikaji data tentang besarnya penghasilan atau pendapatan
keluarga).
Dikaji tentang tahap perkembangan tertinggi yang saat ini dicapai oleh keluarga.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini. Dikaji tentang maladaptif dari
tengah pertumbuhan dan perkembangan keluarga yang terpenuhi.
Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap upaya dan pengalaman keluarga terhadap pelayanan kesehatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan kesehatan, meliputi keluhan, berapa lama sudah terjadi, apa upaya yang
dilakukan untuk menanggulangi dan bagaimana hasilnya.
Menjelaskan riwayat kesehatan diatas orang tentang riwayat penyakit keturunan, upaya generasi
tersebut tentang upaya peanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang di pertahankan sampai saati
ini.
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Dikaji tentang ukuran rumah, jumlah kamar, ventilasi, sumber air, jumlah keliarga, saluran
pembuangan limbah, jamban keluarga, pembuangan sampah dan kandang ternak.
Meliputi tentang jenis pekerjaan yang dominan dari tetangga diawali yang terdekat dengan kleuarga.
4) Perkumpulan keluarga dan nteraksi dengan masyarakat meliputi data keefketifan dalam
berinteraksi dengan masyarakat.
Meliputi tentang sumbe pendukung eperti orang tua, mertua, saudara, teman dan lain-lain.
Meliputi data tentang peran anggota keluarga misalnya, ayah berperan sebagai kepala keluarga.
Meliputi data tentang nilai dan aturan yang ada dalam keluarga.
Meliputi sikap dan perhatian masing-masing keluarga terhadap anggota keluarga yang lain.
Meliputi bagaimana keluarga mengajarkan anak-anak untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Menjelaskan kemampuan keluarga mengenai masalah kesehatan dan mengambil keputusan terhadap
masalah kesehatan atau manfaat fasilitas pelayanan kesehatan.
f. Stresor dan koping keluarga
Meliputi mekanisme pertanahan diri yang digunakan oleh keluarga jika mendapatkan
masalah/stressor.
Meliputi data tentang mekanisme pertahanan diri (koping) keluarga yang maladaptif.
Meliputi pemeriksaan head to toe untuk semua anggota keluarga baik sehat maupun yang sakit.
Meliputi tentang apa yang diharapkan keluarga dengan bantuan yang diberikan oleh perawat keluarga.
Menurut Seitawan dan Dermawan (2008, hal 40) diagnosa keperawatan adalah kumpulan pernyataan,
uraian dari hasil wawancara, pengamatan langsung, dan pengukuran dengan menunjukkan status
kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual.
Setelah mengumpulkan data dan menganalisa, maka diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin
terjadi pada keluarga dengan masalah gastritis menurut klasifikasi NANDA dapat dirumuskan
sebagai berikut :
a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan
kondisi klien.
b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan pancaindra
perawat yang objektif.
c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki ketergantungan dapat
diminimalisasi.
4. Implementasi
Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Prinsip yang
mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain (Setaiwan dan Dermawan, 2008, hal 47) :
c. Kekuatan-kekuatan kleuarga berupa finansial, motivasi dan sumber-sumber pendukung lainnya
jangan diabaikan.
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga. Eveluasi merupakan tahapan
yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan direncanakan
keperawatan. Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada beberapa
kemungkinan yang ditinjau kembali yaitu (Setiawan dan Dermawan, 2008, hal 47) :
c. Genogram:
Keterangan :
Lak- laki : Menikah :
Perempuan : Keturunan :
Pasien : Meninggal :
Keluaraga satu rumah : ----
d. Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga:
Tipe keluarga Tn.Ladalah tipe Single Parentyang terdiri dari ayah, dan 2 orang anak
yang tinggal dalam satu rumah yang sama.
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut:
Masalah yang dialami oleh keluarga ini berkaitan dengan masalah persaingan antara adik dan
kakak, masalah-masalah yang berkaitan dengan gangguan tumbuh kembang yang dialami
oleh keluarga Tn.LKeluarga Lanjut Usia.
e. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa:
Keluarga Tn.L berasal dari suku yang sama yakni suku Sasak.
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan:
Tidak ada budaya dari keluarga Tn.L yang berhubungan dengan masalah kesehatan.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Agama keluarga Tn.L ini adalah Islam dan tidak ada satupun ketentuan islam yang
bertentangan dengan kesehatan.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah Tn.M
b) Penghasilan yang didapatkan oleh Tn.L> Rp.1.500.000 Perbulan
c) Upaya lain: kadang-kadang tiap bulannya keluarga Tn.L dibantu oleh saudaranya
d) Harta benda yang dimiliki : Keluarga Tn.L memiliki sebuah sepeda motor.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: untuk pengeluaran pada keluarga Tn.L tiap bulannya
menghabiskan biaya sekitar Rp. 1.000.000 untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
f) Kegiatan yang dilakukan oleh keluarga untuk rekreasi adalan refresing ke pantai-pantai
terdekat
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga Lanjut Usia.Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :Penyesuaian tahap
masa pension dengan cara merubah cara hidup, Menerima kematian pasangan, kawan dan
mempersiapkan kematian dan Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
b. Melakukan life review masa laluTahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan
kendalnya:
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.namun,tugas
keluarga yang belum di capai saat ini adalah kurangnya pemeliharaan komunikasi yang terbuka
dan kurannya persiapan sistem peran.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Menurut Tn.L riwayat masing-masing anggota keluarganya yaitu Tn.S dalam keadaan
sehat,tidak pernah mengalami sakit serius, sedangkan Nn.U keadaan pernah mengalami sakit
dan saat ini mengalami sakit perut di bagian bawah dan saat ini Nn.U sedang Haid..
b) Riwayat penyakit keturunan:
Tidak ada riwayat penyakit keturunan yang dimiliki oleh keluarga Tn.L.
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
Imunisasi Tindakan
Keadaan Masalah
No Nama Umur BB (BCG/Polio/ Yang telah
Kesehatan kesehatan
DPT/HB/ Campak dilakukan
1. Tn.L 68 kg Sehat Imunisasi lengkap Tidak ada Tidak ada
56Tahun
2. Tn.S 33 Tahun 60 kg Sehat Imunisasi lengkap Tidak ada Tidak ada
3. Nn.U 19Tahun 54 kg Kurang sehat Imunisasi lengkap Nyeri Haid Tidak ada
ANALISIS DATA
PRIORITAS MASALAH
SKORING DIAGNOSE KEPERAWATAN
3.12 INTERVENSI
NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
1 Defisit pegetahuan Keluarga Tn.L 1. Libatkan pasien/ orang terdekat dalam
b.d kurang mengatakan memahami rencana perawatan An.U.
terpaparnya informasi tentang perkembagan
pada keluarga anaknya. 2. Berikan lingkungan tenang dan istirahat
Keluarga Tn.L 3. Berikan penkes kepada keluarga Tn.L
Mengatakan tentang disminore.
pengetahuan mengenai
perawatan ketika anak
sakit (disminore).
2 Nyeri akut 1. Skala nyeri 0-1 1. Beri lingkungan tenang dan kurangi
berhubungan dengan 2. Pasien tampak rileks rangsangan penuh stress
dismenorea 2. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
analgesic
3. Ajarkan strategi relaksasi (misalnya nafas
berirama lambat, nafas dalam, bimbingan
imajinasi
4. Evaluasi dan dukung mekanisme koping px
5. Berikan Kompres hangat
6. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehesif
3 Intoleran aktivitas 1. Pasien dapat 1. Beri lingkungan tenang dan perode istirahat
berhubungan dengan mengidentifikasi tanpa gangguan, dorong istirahat sebelum
dismenorea faktor – faktor yang makan
3.14 EVALUASI
No Tanggal/jam Diagnosa Evaluasi Paraf
1. 25 Oktober 2022 Defisit pegetahuan b.d S : keluarga Tn.L dan An.U mengatakan
16.00-16.30 kurang terpaparnya sudah mengetahui tentangf disminore.
informasi pada keluarga
O : keluarga Tn.L dan An.U tampak sudah
mengerti tentang penyakitnya.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
2. 25 Oktober 2022 Nyeri akut berhubungan S: Pasien mengatakan nyeri berkurang
16.30-17.00 dengan dismenorea O : Wajah pasien tampak ceria
TD = 120/70mmhg
S =36oC
N = 80x/menit
RR =24x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 2 dan 3
1. Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgesic
2. Mengajarkan strategi relaksasi (misalnya
nafas berirama lambat, nafas dalam,
bimbingan imajinasi)
3 25 Oktober 2022 Intoleran aktivitas S : Pasien mengatakan sudah bisa
17.00-17.30 berhubungan dengan melakukan aktivitas dan tidak merasa
dismenorea lelah saat beraktivitas terus-menerus
O : Wajah pasien tampak bugar dan
konjungtiva merah muda
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Secara umum, tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri
Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menntruasi yang dapat
mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di
daerah perut maupun pinggul. Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri; yaitu
dismenore spasmodic dan dismenore kongestif, dan ada tidaknya kelainan atau penyebab yang
dapat diamati; yaitu dismedore primer dan dismenore sekunder. Penyebab dari nyeri haid ini
belum ditemukan secara pasti meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mencari
penyebabnya. Ada beberapa factor yang menyebabkan dismenore yaitu factor psikologis, factor
endokrin, factor konstitusi,anomaly uterus congenital dan endometriosis.
4.2 SARAN
Disarankan bagi wanita banyak mengkonsumsi makanan yang berzigidanolah raga secara
teratur dan Disarankan bagi wanita agar mengupayakan pola hidup sehat dan Periksa kesehatan
secara berkala dan teratur. Bagi mahasiswa, diharapkan sebagai perawat nantinya bisa
mengaplikasikan ilmu ini atau menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan
keluargadengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA