You are on page 1of 42

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

Asuhan Keperawatan Pada keluarga Tn.L Dengan Diagnosa Medis


Disminore pada Nn.U di wilayah kerja Puskesmas Penimbung
Kecamatan Gunungsari.

Disusun oleh :

NAMA : DWIK PUSPITA AYU LESTARI


SEMESTER :1 (SATU)
PRODI :NERS

Dosen Pembimbing : Ns.Nurhayati M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
PROGRAM KHUSUS NERS KEPERAWATAN
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disahkan dan disetujui pada :
Hari :
Tanggal :

MAHASISWA

DWIK PUSPITA AYU LESTARI

MENGETAHUI

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING LAHAN

(Ns.Nurhayati M.Kes) ( )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM


2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Secara umum, tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri (Suprajitpno,
2004 hal 27).

Dismenorea merupakan rasa nyeri yang muncul saat haid, biasanya terjadi pada hari pertama
dan kedua (Wong 2008 dan Smith 2003, dalam Novitasari 2012).

Setiap wanita memiliki pengalaman yang berbeda-beda, sebagian wanita mendapatkan haid
tanpa keluhan, namun tidak sedikit wanita mendapatkan haid disertai dengan keluhan berupa
dismenore yang mengakibatkan ketidaknyamanan serta dampak terhadap gangguan aktivitas
(Widjanarko, 2006).

Prosentase masalah dismenorea di dunia sangat besar yaitu dengan rata-rata lebih dari 50%
perempuan di setiap negara mengalami dismenorea (Proverawati dan Misaroh, 2009).

Angka kejadian dismenorea di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89%
dismenorea primer, dan 9,36% adalah dismenore sekunder (Proverawati, 2012). Selama ini
pemerintah Indonesia memberikan perhatian yang cukup besar pada masalah kewanitaan baik
bagi pelajar (mahasiswi) maupun masyarakatyang diwujudkan melalui Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS), yaitu dengan adanya program KKR (Kesehatan Reproduksi Remaja) yang
bertujuan agar seluruh remaja dan keluarganya memiliki pengetahuan, kesadaran sikap dan
perilaku kesehatan reproduksi sehingga menjadi remaja yang siap sebagai keluarga
berkualitas tahun 2015 BKKBN (2001, dalam Amin 2016).

Berdasarkan uraian singkat di atas, maka penulis tertarik untuk lebih mengenal, menangani
dan memberi asuhan keperawatan serta langsung kepada keluarga dengan gastritis dalam
karya tulis ilmiah berjudul Asuhan Keperawatan Pada keluarga Tn.L Dengan Diagnosa
Medis Disminore pada Nn.U di wilayah kerja Puskesmas Penimbung Kecamatan
Gunungsari.

B. Tujuan Penulisan

1.    Tujuan Umum

Untuk meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman yang nyata dalam


memberikan Asuhan Keperawatan Pada keluarga Tn.L Dengan Diagnosa Medis
Disminore pada Nn.U Asuhan Keperawatan Pada keluarga Tn.L Dengan Diagnosa
Medis Disminore pada Nn.U di wilayah kerja Puskesmas Penimbung Kecamatan
Gunungsari.
2.    Tujuan Khusus

a.    Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan secara komprehensif pada keluarga dengan
masalah disminore.

b.    Dapat merumuskan dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga, dengan


masalah disminore.

c.    Dapat menetukan perencanaa keperawatan keluarga, dengan masalah disminore.

d.   Dapat melaksanakan tindakan keperawatan keluarga, dengan masalah disminore.

e.    Dapat melakukan evaluasi terhadap keberhasilan proses keperawatan pada keluarga
dengan masalah disminore.

C. Manfaat
Penyusun mengharapkan makalah ini bermanfaat :
1. Bagi mahasiswa agar sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu tersebut
ataumenerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik
dan benar.
2. Bagi para pembaca, sebagai bahan bacaan dan referensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang
hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi,
tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama,
mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi.
(Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010)
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada didalamnya
terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan
bersama. (Friedman, 1998)
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
Keluarga adalah unit terkecil dari mastarakat yang terdiri dari dua orang atau
lebih dengan ikatan perkawinan, kelahiran atau adopsi yang tinggal di satu
tempat/ rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masing-
masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Ciri-Ciri Keluarga
a. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi, 2008) :
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
3) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur)
4) Termasuk perhitungan garis keturunan
5) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan
dan membesarkan anak.
6) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah
tangga.
b. Ciri keluarga Indonesia (Setiadi, 2008) :
1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong
royong.
2) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.
3) Umumnya dipimpim oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan
secara musyawarah.
3. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri :
a. Pola dan proses komunikasi
1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
- bersifat terbuka dan jujur.
- selalu menyelesaikan konflik keluarga.
- berfikiran positif.
- tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
2) Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
- Karakteristik pengirim
Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang
disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima
umpan balik.
- Karakteristik penerima
Siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan validasi.
b. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah
posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan
sebagainya. Tapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-
masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain, sedangkan
orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah.
c. Struktur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain kearah positif.
Ada beberapa macam tipe struktur kekuatan :
1) Legimati power
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa
dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol
tingkah laku anggota keluarga yang lain.
2) Referent power
Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain karena
identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi positif seorang
anak dengan orang tua (role mode).
3) Reward power
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh
seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan
seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.
4) Coercive power
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan
paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.
5) Affectif power
Kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan atau
tidak memberikan afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya
hubungan seksual pasangan suami istri.
d. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma
dan peraturan. Norma adalah perilaku yang baik, menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari
pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah.
4. Tipe Keluarga
Dalam (Murwani, 2007) di sebutkan beberapa tipe keluarga yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan
istri tanpa anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost
untuk bekerja atau kuliah)
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The Unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari orang
tua(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2) The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua
tiri.
3) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama.
4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa
melelui pernikahan.
5) Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
suami – istri (marital partners).
6) Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alas an tertentu.
7) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga bersama
yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan
membesarkan anaknya.
8) Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau
berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan
anaknya.
9) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
10) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian
tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
5. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai
berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif.
Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan
melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian,
keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota
keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan
dukungan dari anggota yang lain. Maka kemampuannya untuk
memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan
intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memeberikan
hubungan dengan orang lain diluar keluarga/ masyarakat.
2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan
tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan


sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga
dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada
berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-
anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang
tuanya.

Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan


kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah
keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat
terpenuhi.

b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial.
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian
beranjak balita dia mulai belajar dengan lingkungan sekitar meskipun
demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi
atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,
selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat
dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal ini
menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga
dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga
yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan.
6. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan
yang harus dilakukan, yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila
menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan erjadinya,
perubahan apa yang terjadi dan beberapa besar perubahannya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga


Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan
tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan
teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta
bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumah apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau
kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjjutan agar masalah
yang lebih parah tidak terjadi.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)

7. Tahap Perkembangan Keluarga


Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua.
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi
orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak
bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1) Suami merasa diabaikan.
2) Peningkatan perselisihan dan argument.
3) Interupsi dalam jadwal kontinu.
4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.

Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :

a) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).


b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi
dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
d) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
e) Konseling KB post partum 6 minggu.
f) Menata ruang untuk anak.
g) Biaya / danaChild Bearing.
h) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
i) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses
belajar dan kotak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang
anak.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini
adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah
minat social dan waktu santai.
2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3) Keakraban dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/ pension.
h. Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.
8. Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keperawatan Keluarga
Setiadi (2008) mengatakan dalam pemberian asuhan keperawatan
kesehatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat
antara lain adalah :
a. Pengenal kesehatan (health monitor)
Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari
keadaan normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara
objektif serta membuat keluarga sadar akan akibat masalah dalam
perkembangan keluarga
b. Pemberian pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan
memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga,
yaitu berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluaraga
baik secara berkelompok maupun individu.
d. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu
mudah dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan
pemecahannya.
e. Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku
tidak sehat menjadi perilaku sehat.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13
tahun) Tugas perkembangan keluarga pada saat
ini adalah :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah
dan lingkungan lebih luas.
2) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini
adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang
seimbang dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang
yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri
dan menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber
yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman.
3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak -
anaknya.
g. Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang
asuhan keperawatan dasar dalam keluarga.

Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga perawat tidak


dapat bekerja sendiri, melainkan bekerja sama secara tim dan bekerja sama
dengan profesi lain untuk mencapai asuhan keperawatan keluarga dengan baik.

9. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga


Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu
diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat
sebagai tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan
peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
secara keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan
masalah dengan menggunakan proses keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan
kesehatan dasar atau perawatan dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
h. Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan
keperawatan dasar dalam keluarga.

Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga perawat tidak


dapat bekerja sendiri, melainkan bekerja sama secara tim dan bekerja sama
dengan profesi lain untuk mencapai asuhan keperawatan keluarga dengan baik.

9. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga


Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu
diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu :
k. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
l. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat
sebagai tujuan utama.
m. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
n. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan
peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
o. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
p. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
q. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
secara keseluruhan.
r. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan
masalah dengan menggunakan proses keperawatan.
s. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan
kesehatan dasar atau perawatan dirumah.
t. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan
antara lain adalah :

1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan


masalah :
a) Tingkat sosial ekonomi yang rendah.
b) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah
kesehatan sendiri.
c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga
dengan penyakit keturunan
2) Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan yaitu :
a) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun).
b) Menderita kekurangan gizi (anemia).
c) Menderita hipertensi.
d) Primipara dan Multipara.
e) Riwayat persalinan atau komplikasi
3) Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena :
a) Lahir prematur (BBLR).
b) Berat badan sukar naik.
c) Lahir dengan cacat bawaan.
d) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
e) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi
dan anaknya.
4) Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga
a) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk
digugurkan.
b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan
sering timbul cekcok dan ketegangan.
c) Ada anggota keluarga yang sering sakit
d) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari
meninggalkan rumah .
2. Konsep Dasar
2.1 Pengertian
Dismenorea didefinisikan sebagainyeri haid. Dismenorea merupakan gangguan
menstruasi yang umum dialami oleh remaja dengan gejala utama termasuk nyeri dan
mempengaruhi kehidupan dan kinerja sehari-hari. Dismenorea ditandai dengan nyeri panggul
(kram) dimulai sesaat sebelum atau pada awal menstruasi dan berlangsung 1-2 hari. Sekitar 2-
4 hari sebelum menstruasi dimulai,prostaglandin diproses dengan cepat di awal menstruasi dan
bertindak sebagai kontraktor otot polos yang membantu dalam peluruhan endometrium. Terapi
yang optimal dari gejala ini tergantung pada penyebab yang mendasari. (Ramaihah, 2006)
Dismenorea dapat dibagi menjadi 2 kategori:
a) Dismenorea primer
Didefinisikan sebagai nyeri haid yang tidak berhubungan dengan patologi pelvis
makroskopis (yaitu, terjadi karena tidak adanya penyakit panggul). Ini biasanya terjadi
dalam 6 sampai 12 bulan setelah menarche atau setelah siklus ovulasi ditetapkan.
b) Dismenorea Sekunder
Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disertai kelainan anatomis genitalis
(Manuaba,2007). Sedangkan menurut (Hacker 2007) tanda – tanda klinik dari
dismenorea sekunder adalah endometriosis, radang pelvis,mioma uteri, dan kista
ovarium . Umumnya,dismenorea sekunder terjadi berhari hari,kebanyakan terjadi pada
perempuan yang lebih tua (30-40 th) walaupun ada juga yang mengalami dismenorea
ini pada usia muda (Hermawan, 2012).

2.2 KLASIFIKASI
a) Nyeri Spasmodik ( Dismenorea Primer )
Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut terjadi dihari pertama dan kedua
haid.Banyak perempuan terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita nyeri itu
sehingga ia tidak dapat mengerjakan apa pun. Ada di antaramereka yang pingsan,
merasa sangat mual, bahkan ada yang benar-benar muntah.Kebanyakan penderitanya
adalah perempuan muda walaupun dijumpai pula pada kalangan yang berusia 40 tahun
ke atas.
Dismenorea spasmodik dapat diobati atau paling tidak dikurangi dengan
lahirnya bayi pertama walaupun banyak pula perempuan yang tidak mengalami hal
seperti itu.
b) Nyeri Kongestif ( Dismenorea Sekunder )
Penderita dismenorea kongestif biasanya dirasakan berhari. Dismenorea
kongesif juga memerlukan pengkajian nyeri untuk mengetahiu sekala nyerinya.
Pengkajian nyeri yang biasanya dilakukan pada saat nyeri haid yaitu dengan
skala nyeriagar mendapatkan diagnosa keperawatan yang tepat dan merencanakan
intervensi yang sesuai (Potter & Perry, 2007).
Pengkajian karakteristik nyeri sangat membantu dalam membentuk pola nyeri
dan tindakan untuk mengatasi nyeri. Pengukuran intensitas keparahan nyeri dapat
dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran nyeri yaitu
:

Kriteria nyeri adalah sebagai berikut :


1. Skala 0 tidak ada rasa nyeri yang dialami.
2. Skala 1-3 merupakan nyeri ringan dimana secara objektif, klien masih dapat
berkomunikasi dengan baik. Nyeri yang hanya sedikit dirasakan.
3. Skala 4-6 merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, klien mendesis,
menyeringai dengan menunjukkan lokasi nyeri. Klien dapat mendeskripsikan rasa
nyeri, dan dapat mengikuti perintah. Nyeri masih dapat dikurangi dengan alih posisi.
4. Skala 7-9 merupakan nyeri berat dimana klien sudah tidak dapat mengikuti perintah,
namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon terhadap tindakan.
Nyeri sudah tidak dapat dikurangi dengan alih posisi.
5. Skala 10 merupkan nyeri sangat berat. Klien sudah tidak dapat berkomunikasi klien
akan menetapkan suatu titik pada skala yang berhubungan dengan persepsinya
tentang intensitas keparahan nyeri (Potter & Perry, 2007).

2.3 ETIOLOGI
Penyebab pasti dismenorea belum diketahui. Diduga faktor psikis sangat berperan
terhadap timbulnya nyeri. Dismenorea primer umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus
haid berevolusi.
Penyebab tersering dismenorea sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik
genitalia interna. Hingga baru-baru ini, dismenorea disisihkan sebagai masalah psikologis
atau aspek kewanitaan yang tidak dapat dihindari.
a. Dismenorea primer
Ada beberapa faktor yang dapatmempengaruhi dismenore antara lain:
1. Faktor Kejiwaan
Dismenore primer banyak dialami oleh remaja yang sedang mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis. Ketidaksiapan remaja putri
dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya tersebut,
mengakibatkan gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya,
misalnya gangguan haid seperti dismenore.
2. Faktor endokrin
Pada umumnya hal ini dihubungkan dengan kontraksi usus yang tidak baik. Hal ini
sangat erat kaitanya dengan pengaruh hormonal. Peningkatan produksi prostagladin akan
menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang tidak terkordinasi sehingga menimbulkan
nyeri.

b. Dysmenorrhea sekunder
Dalam dismenorea sekunder, etiologi yang mungkin terjadi adalah:
1. Faktor konstitusi
Seperti kista, tumor atau fibroid.
2. Anomali uterus konginental
Seperti : rahim yang terbalik.
3. Endometriosis
Penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan endometrium di luar
rongga rahim. Endometrium adalah jaringan yang membatasi bagian dalam rahim. Saat siklus
mentruasi, lapisan endometrium ini akan bertambah sebagai persiapan terjadinya kehamilan.
Bila kehamilan tidak terjadi, maka lapisan ini akan terlepas dan dikeluarkan sebagai
menstruasi.

2.4 PATOFISIOLOGI
a. Dismenorea primer(primary dysmenorrhea)
Disebabkan karena kelebihan atau ketidak seimbangan dalam jumlah sekresi
prostaglandin (PG) dari endometrium saat menstruasi, prostaglandin F2α (PGF2α) merupakan
stimulan miometrium yang kuat dan vasokonstriktor pada endometrium. Selama peluruhan
endometrium, sel-sel endometrium melepaskan PGF2α saat menstruasi dimulai. PGF2α
merangsang kontraksi miometrium, iskemia dan sensitisasi ujung saraf.
Dismenorea terjadi karena kontraksi uterus yang berkepanjangan sehingga terjadi
penurunan aliran darah ke miometrium. Kadar prostaglandin meningkat ditemukan di cairan
endometrium wanita dengan dismenorea dan berhubungan lurus dengan derajat nyeri.
Peningkatan prostaglandin endometrium sebanyak 3 kali lipat terjadi dari fase folikuler
ke fase luteal, dengan peningkatan lebih lanjut yang terjadi selama menstruasi. Peningkatan
prostaglandin di endometrium setelah penurunan progesterone pada akhir fase luteal berakibat
peningkatan tonus miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan. Leukotrien diketahui
dapat meningkatkan sensitivitas serat nyeri di rahim. Sejumlah besar leukotrien telah
ditemukan dalam endometrium wanita dengan dismenorea primer yang tidak merespon baik
dengan pengobatan antagonis prostaglandin. Hormon hipofisis posterior vasopressin dapat
terlibat dalam hipersensitivitas miometrium, berkurangnya aliran darah uterus, dan nyeri pada
dismenorea primer. Peran Vasopresin dalam endometrium mungkin terkait dengan sintesis dan
pelepasan prostaglandin. Vasokonstriksi menyebabkan iskemia dan telah diteliti bahwa neuron
nyeri tipe C dirangsang oleh metabolit anaerob yang dihasilkan oleh endometrium iskemik dan
dapat meningkatkan sensitivitas nyeri.

b. Dismenorea Sekunder (secondery dysmenorrhea)


Dapat terjadi kapan saja setelah menarche (haid pertama), namun paling sering muncul
di usia 30-an atau 40-an, setelah tahun-tahun normal, siklus tanpa nyeri (relatively painless
cycles). Peningkatan prostaglandin dapat berperan pada dismenorea sekunder, namun, secara
pengertian penyebab yang umum termasuk: endometriosis, leiomyomata (fibroid),
adenomyosis, polip endometriumdanchronic pelvic inflammatory disease

2.5 PATHWAY
Prostaglandin

Merangsang
miometrium

Kurang pengetahuan

DISMINOREA

MK:Intoleransi
Aktifitas Kurang MK: NyeriAkut
pengetahuan
kelurga
2.6 MANIFESTASI KLINIS
a) Dismenorea primer
1. Haid pertama berlangsung
2. Nyeri perut bagian bawah
3. Nyeri punggung
4. Nyeri paha
Kontraksi di uterus
5. Sakit kepala
6. Diare
7. Mual dan muntah
b) Dismenorea sekunder
1. Terjadi selama sikuls pertama haid dan sampai berhari hari, yang merupakan
indikasi adanya obstruksi kongenital. Dismenorea dimulai setelah berusia 25
tahun
2. Terdapat ketidak normalan pelvis kemungkinan adanya :
a. Endometriosis
b. Pelvic inflamatory disease
c. Pelvic adhesion (pelekatan pelvis)
d. Adenomyosis

2.7 PENATALKSANAAN
a) Disminorea Primer
1. Latihan
a. Latihan moderat, seperti berjalan atau berenang
b. Latihan menggoyangkan panggul
c. Latihan dengan posisi lutut ditekukkan ke dada, berbaring terlentang atau miring
2. Panas
a. Buli-buli atau botol air panas yang di letakkan pada punggung atau abdomen
bagian bawah
b. Mandi air hangat atau sauna
3. Hindari kafein yang dapat meningkatkan pelepasan prostagladin
4. Istirahat
5. Obat-obatan
a. Kontrasepsi oral, Menghambar ovulasi sehingga meredakan gejala
b. Mirena atau progestasert AKDR, Dapat mencegah kram
b) Disminorea sekunder
1. PRP
a. PRP termasuk endometritis, salpoingitis, abses tuba ovarium, atau peritonitis
panggul.
b. Organisme yang kerap menjadi penyebab meliputi Neisseria Gonnorrhoea dan
C. thrachomatis, seperti bakteri gram negative, anaerob, kelompok B
streptokokus, dan mikoplasmata genital. Lakukan kultur dengan benar.
c. Terapi anti biotic spectrum-luas harus di berikan segera saat diagnosis di
tegakkan untuk mencegah kerusakan permanen (mis, adhesi, sterilitas).
Rekomendasi dari center for disease control and prevention (CDC) adalah
sebagai berikut :
 Minum 400 mg oflaksasin per oral 2 kali/hari selama 14 hahri, di
tambah 500 mg flagyl 2 kali/hari selama 14 hari.
 Berikan 250mg seftriakson IM 2 g sefoksitin IM, dan 1g probenesid
peroral di tambah 100 mg doksisiklin per oral , 2 kali/ hari selama 14
hari.
 Untuk kasus yang serius konsultasikan dengan dokter spesialis
mengenai kemungkinan pasien di rawat inap untuk di berikan antibiotic
pe IV.
d. Meskipun efek pelepasan AKDR pada respons pasien terhadap terapi masih
belum di ketahui, pelepasan AKDR di anjurkan. 
2. Endometriosis
a. Diagnosis yang jelas perlu di tegakkan melalui laparoskopi
b. Pasien mungkin di obati dengan pil KB, lupron, atau obat-obatan lain sesuai
anjuran dokter.
3. Fibroid dan polip uterus
a. Polip serviks harus di angkat
b. Pasien yang mengalami fibroleomioma uterus simtomatik harus di rujuk ke
dokter.
4. Prolaps uterus
a. Terapi definitive termasuk histerektomi
b. Sistokel dan inkonmtenensia strees urine yang terjadi bersamaan dapat di
ringankan dengan beberapa cara berikut :
 Latihan kegel
 Peralatan pessary dan introl untuk reposisi dan mengangkat kandung
kemih. 
3. Asuhan Keperawatan Keluarga

1.      Pengkajian Keperawatan

Menurut Effendy (1998, hal 46). Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh
perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga
maupun sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk
megatasinya.

Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga adalah, seperti yang dijelaskan
oleh Effendy (1998, hal 46) dan tambahan isi format pengkajian keluarga :

a.    Data umum

Data umum, yaitu meliputi nama keluarga, alamat dan telepon, komposisi kleuarga (dilengkapi
dengan genogran keluarga), tipe keluarga, suku (dikaji data yang berhubungan dengan suku
kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan suku seseorang atau keluarga), agama (dikaji tentang
agama yang dianut), aktifitas rekreasi keluarga (dikaji data tentang kebiasaan dan pendapatan
keluarga), status ekonomi keluarga (dikaji data tentang besarnya penghasilan atau pendapatan
keluarga).

b.    Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1)   Tahap perkembangan saat ini

Dikaji tentang tahap perkembangan tertinggi yang saat ini dicapai oleh keluarga.

2)   Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini. Dikaji tentang maladaptif dari
tengah pertumbuhan dan perkembangan keluarga yang terpenuhi.

3)   Riawayat kesehatan keluarga inti

Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap upaya dan pengalaman keluarga terhadap pelayanan kesehatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan kesehatan, meliputi keluhan, berapa lama sudah terjadi, apa upaya yang
dilakukan untuk menanggulangi dan bagaimana hasilnya.

4)   Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Menjelaskan riwayat kesehatan diatas orang tentang riwayat penyakit keturunan, upaya generasi
tersebut tentang upaya peanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang di pertahankan sampai saati
ini.

c.    Lingkungan
1)        Karakteristik rumah

Dikaji tentang ukuran rumah, jumlah kamar, ventilasi, sumber air, jumlah keliarga, saluran
pembuangan limbah, jamban keluarga, pembuangan sampah dan kandang ternak.

2)        Karakteristik tentang komunikasi

Meliputi tentang jenis pekerjaan yang dominan dari tetangga diawali yang terdekat dengan kleuarga.

3)        Mobilitas keluarga

Bagaimana perpindahan tempat tinggal yang terjadi dalam keluarga.

4)        Perkumpulan keluarga dan nteraksi dengan masyarakat meliputi data keefketifan dalam
berinteraksi dengan masyarakat.

5)        Sistem pendukung keluarga

Meliputi tentang sumbe pendukung eperti orang tua, mertua, saudara, teman dan lain-lain.

d.   Struktur keluarga

1)   Pola komunikasi keluarga

Meliputi data tentang sifat komunikasi dalam keluarga.

2)   Struktur kekuatan keluarga

Meliputi data tentang kemampuan komunikasi keluarga.

3)   Struktur peran

Meliputi data tentang peran anggota keluarga misalnya, ayah berperan sebagai kepala keluarga.

4)   Nilai dan norma kebudayaan

Meliputi data tentang nilai dan aturan yang ada dalam keluarga.

e.    Fungsi keluarga

1)   Fungsi efektif

Meliputi sikap dan perhatian masing-masing keluarga terhadap anggota keluarga yang lain.

2)   Fungsi sosialisasi

Meliputi bagaimana keluarga mengajarkan anak-anak untuk bersosialisasi dengan orang lain.

3)   Fungsi peran kesehatan

Menjelaskan kemampuan keluarga mengenai masalah kesehatan dan mengambil keputusan terhadap
masalah kesehatan atau manfaat fasilitas pelayanan kesehatan.
f.     Stresor dan koping keluarga

1)         Stresor jangka panjang dan pendek

Kekuatan keluarga memikirkan tentang penyakit yang terjadi pada keluarga.

2)         Kemapuan keluarga berespon terhadap masalah

3)         Strategi koping yang digunakan

Meliputi mekanisme pertanahan diri yang digunakan oleh keluarga jika mendapatkan
masalah/stressor.

4)         Strategi adaptasi dsifungsional

Meliputi data tentang mekanisme pertahanan diri (koping) keluarga yang maladaptif.

5)         Pemeriksaan fisik

Meliputi pemeriksaan head to toe untuk semua anggota keluarga baik sehat maupun yang sakit.

g.     Harapan keluarga

Meliputi tentang apa yang diharapkan keluarga dengan bantuan yang diberikan oleh perawat keluarga.

h.     Tabel skoring, menurt Effendy (1998, hal 53)

Skala Prioritas Masalah Keperawatan

2.      Diagnosa Keperawatan

Menurut Seitawan dan Dermawan (2008, hal 40) diagnosa keperawatan adalah kumpulan pernyataan,
uraian dari hasil wawancara, pengamatan langsung, dan pengukuran dengan menunjukkan status
kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual.

Setelah mengumpulkan data dan menganalisa, maka diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin
terjadi pada keluarga dengan masalah gastritis  menurut klasifikasi NANDA dapat dirumuskan
sebagai berikut :

a.    Nyeri akut/kronis

b.     Kerusakan mobilitas fisik

c.    Gangguan citra tubuh

d.   Gangguan pemenuhan nutrisi

e.    Kurang perawatan diri

f.     Kurang pengetahuan mengenai penyakit.

3.      Intervensi Keperawatan


Menurut ANA (1995) intervensi sebagai rencana tindakan perawat untuk kepentingan klien atau
keluarga. Perencanaan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada
penyebab, selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar.

Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan :

a.    Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai  jangka waktu yang sesuai dengan
kondisi klien.

b.    Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan pancaindra
perawat yang objektif.

c.    Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki ketergantungan dapat
diminimalisasi.

4.      Implementasi

Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Prinsip yang
mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain (Setaiwan dan Dermawan, 2008, hal 47) :

a.    Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.

b.    Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah.

c.    Kekuatan-kekuatan kleuarga berupa finansial, motivasi dan sumber-sumber pendukung lainnya
jangan diabaikan.

d.   Pedokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah terlupakan dengan menyertakan


tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.

5.      Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga. Eveluasi merupakan tahapan
yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan direncanakan
keperawatan. Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada beberapa
kemungkinan yang ditinjau kembali yaitu (Setiawan dan Dermawan, 2008, hal 47) :

a.    Tujuan tidak realistis.

b.    Tindakan keperawatan tidak tepat

c.    Faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi.

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama : Tn.L Pendidikan : SMA
Umur : 56 Tahun Pekerjaan : Buruh Harian
Agama : Islam Alamat : Dusun Kekeri Barat, RT 9
Suku : sasak Nomor Telpon : -
b. Komposisi Keluarga:
No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan
1. Tn.S L 33 Tahun Anak Buruh SMA
2. Nn.U P 19 Tahun Anak - SMA

c. Genogram:

Keterangan :
Lak- laki : Menikah :
Perempuan : Keturunan :
Pasien : Meninggal :
Keluaraga satu rumah : ----
d. Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga:
Tipe keluarga Tn.Ladalah tipe Single Parentyang terdiri dari ayah, dan 2 orang anak
yang tinggal dalam satu rumah yang sama.
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut:
Masalah yang dialami oleh keluarga ini berkaitan dengan masalah persaingan antara adik dan
kakak, masalah-masalah yang berkaitan dengan gangguan tumbuh kembang yang dialami
oleh keluarga Tn.LKeluarga Lanjut Usia.
e. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa:
Keluarga Tn.L berasal dari suku yang sama yakni suku Sasak.
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan:
Tidak ada budaya dari keluarga Tn.L yang berhubungan dengan masalah kesehatan.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Agama keluarga Tn.L ini adalah Islam dan tidak ada satupun ketentuan islam yang
bertentangan dengan kesehatan.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah Tn.M
b) Penghasilan yang didapatkan oleh Tn.L> Rp.1.500.000 Perbulan
c) Upaya lain: kadang-kadang tiap bulannya keluarga Tn.L dibantu oleh saudaranya
d) Harta benda yang dimiliki : Keluarga Tn.L memiliki sebuah sepeda motor.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: untuk pengeluaran pada keluarga Tn.L tiap bulannya
menghabiskan biaya sekitar Rp. 1.000.000 untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
f) Kegiatan yang dilakukan oleh keluarga untuk rekreasi adalan refresing ke pantai-pantai
terdekat
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga Lanjut Usia.Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :Penyesuaian tahap
masa pension dengan cara merubah cara hidup, Menerima kematian pasangan, kawan dan
mempersiapkan kematian dan Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
b. Melakukan life review masa laluTahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan
kendalnya:
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.namun,tugas
keluarga yang belum di capai saat ini adalah kurangnya pemeliharaan komunikasi yang terbuka
dan kurannya persiapan sistem peran.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Menurut Tn.L riwayat masing-masing anggota keluarganya yaitu Tn.S dalam keadaan
sehat,tidak pernah mengalami sakit serius, sedangkan Nn.U keadaan pernah mengalami sakit
dan saat ini mengalami sakit perut di bagian bawah dan saat ini Nn.U sedang Haid..
b) Riwayat penyakit keturunan:
Tidak ada riwayat penyakit keturunan yang dimiliki oleh keluarga Tn.L.
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

Imunisasi Tindakan
Keadaan Masalah
No Nama Umur BB (BCG/Polio/ Yang telah
Kesehatan kesehatan
DPT/HB/ Campak dilakukan
1. Tn.L 68 kg Sehat Imunisasi lengkap Tidak ada Tidak ada
56Tahun
2. Tn.S 33 Tahun 60 kg Sehat Imunisasi lengkap Tidak ada Tidak ada

3. Nn.U 19Tahun 54 kg Kurang sehat Imunisasi lengkap Nyeri Haid Tidak ada

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Pelayanan kesehatan yang digunakan oleh keluarga Tn.L adalah puskesmas Penimbung
yang jaraknya cukup dekat dari tempat tinggal keluarganya.
e) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:
Almahum Ny.S melahirkan anak pertamanya dan keduanya dengan persalinan normal.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik Rumah
1. Luas rumah: luas bangunan rumah yang ditempati adalah sekitar (PxL: 3x7 meter)
2. Type rumah: tipe rumah 21 m2
3. Kepemilikan: Rumah yang ditempati keluarga Tn.L adalah milik pribadi
4. Jumlah dan ratio kamar/ruangan: Ruangan dirumah Tn.L terdiri dari 2 kamar tidur ,1 dapur,1
WC dan 1 ruang keluarga
5. Ventilasi/cendela: Rumah keluarga Tn.Lsudah memiliki ventilasi yang bagus
6. Septic tank: Rumah keluarga Tn.Lmeiliki septic tank
7. Sumber air minum: sumber air minum yang digunakan setiap hari berasal dari air mineral
galon,dan memiliki sumur sendiri yang berada di belakang rumahnya
8. Kamar mandi/WC: memiliki 1 kamar mandi/WC dalam rumah
9. Sampah: Tempat pembuangan sampah berada didepan rumah
10. Kebersihan lingkungan: Rumah keluarga Tn.Ltampak rapi dan bersih
11. Denah rumah : -

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Keluarga Tn.Ltinggal didesa rasa persaudaraan antar sesama warga tinggi, penduduk
disekitar rumah adalah penduduk asli sasak. Keluarga Tn.Ltinggal dilingkungan yang jarak rumah
dengan tetangga nya sanggat dekat, hubungan keluarga Tn.Ldengan tetangga berjalan dengan
baik.
c. Mobilitas Geografis Keluarga:
Keluarga Tn.Lsudah menempati rumah yang sudah ditempati sejak mereka menikah
hingga sekarang.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Karena Tn.Lsibuk dengan pekerjaan nya, maka waktu berkumpul dengan keluarga sedikit,
Tn.M biasanya pulang sore sekitar jam 18.00 bahkan kadang kala malam hari.namun Tn.Lbisa
memanfaatkan waktu yang sedikit ini untuk berkumpul dengan keluarga.
Hubungan dengan tetangga baik, walaupun jarang berinteraksi dengan tetangga sekitar
rumahnya untuk sekedar berbincang-bincang atau bersantai di depan rumah nya.
Hubungan dengan keluarga besar berjalan baik dan mereka saling mengunjungi
e. System Pendudukung Keluarga
Saat pengkajian, anggota keluarga Tn.Lbersikap dengan baik dan selalu menjawab
pertanyaan yang kami berikan.
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga:
Keluarga Tn.Lmempunyai pola komunikasi yangg fungsional,komunikasi berjalan dengan
dua arah dan saling memuaskan kedua belah pihak, biasanya diskusi dan di berikan umpan balik
yang tepat.ada terjadi perbedaan pendapat ,namun segera mereda karena biasanya dengan
kesabaran sendiri akan minta maaf jika merasa bersalah.
b. Struktur Kekuatan Keluarga:
Yang memegang kendali rumah tangga Tn.Lsebagai kepala keluarga.dalam urusan rumah
tangga seperti pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mengurus dan anak sudah mandiri, pengambilan
keputusan di lakukan dengan musyawarah.
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
Saat ini Tn.L berperan sebagai kepalakeluarga yang bertaanggung jawab pada keluarganya,
mencari nafkah untuk pemenuhan kebutuhan primer maupun sekunder keluarga.sedangkan semua
anggota keluarga membagi tugas untuk berperan sebagai pengurus rumah tangga dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti memasak,mencuci, dll.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Tn.Lmeyakini tentang nilai-nilai yang berhubungan dengaan kesehatan yang ada di
masyarakat, Tn.L mengatakan tidaak pernah percaya pada duku atau paranormal, kalau sakit
keluarga biasanya menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Tidak ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan pangan maupun sandang,
Tn.Lmengatakan gaji suami nya sudah lebih dari cukup dalam pemenuhan kebutuhan keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga:
keluarga Tn.Ltermasuk dalam keluarga yang rukun.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: Keluarga Tn.Lmemiliki interaksi yang baik satu
sama lain
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: yang dominan mengambil
peran adalah Tn.L
d) Kegiatan keluarga waktu senggang: Menonton TV, berkumpul dengan keluarga lainnya
e) Partisipasi dalam kegiatan social: keluarga Tn.Lterkadag ikut berpartisipasi dalam kegiatan
sosiial yang diadakan di tempat ia da keluargaya tinggal
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya:
Tn.Lmengatakan bahwa sakit adalah tanda dan gejala yang tidak biasanya dan anaknya
sering berbaring sambil memegang perut. sedangkan sakit bagi keluarga Tn.Lbila anggota
keluaraga tidak mampu beraktivitas.Masalah kesehatan dalam keluarga Tn.Lmengalami
bukan penyakit yang berat, biasa nya hanya sakit ringan..
Namun keluarga Tn.Lmengatakan kurang memehami tentang pertumbuhan anaknya.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat:
Keluarga Tn.Lterkadang masih belum bisa mengambil keputusan yang tepat untuk
melakukan tindakan kesehatan terutama saat masalah kesehatan yang ringan seperti saat
anaknya terjatuh akibat lari-larian didalam rumah.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Keluarga Tn.Lmengatakan belum terlalu mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Terutama jika An.A yang sakit dan nafsu makannya menurun maka keluarga Tn.L akan
kesulitan utuk mengembalikan nafsu makan anak mereka.
d) Kemampuan memodifikasi lingkungan keluarga mendukung proses penyembuhan
Keluarga Tn.Lmengatakan sudah mampu memelihara lingkugan sekitarya untuk tetap
bersih,terutama sejak pandemi ini berlangsung.
e) Kemampuan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar keluarganya
Keluarga Tn.Lmengatakan saat salah satu anggota keluarganya sakit dan benar-benar
membutuhkan perawatan mereka terkadang langsung membawa anaknya ke puskesmas
terdekat. Sebelumnya jika sakitnya tidak begitu parah mereka memilih menggunakan obat
tradisional dulu.
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak : keluarga Tn.Lmengatakan tidak mempunyai keingan untuk
menambah anak danmenikah lagi.
b) Akseptor :-
c) Keterangan lain : Tidak Ada Keterangan
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan:
Tn.Lmengatakan bahwa kebutuhan primer seperti pangan, sandang, papan sudah
terpenuhi dengan baik.begitu juga kebutuhan sekunder juga sudah cukup terpenuhi, ini
terlihat dari fasilitas rumah yang dimiliki.
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat:
Kalau sakit biasanya sebelum pergi ke pusat pelayanan kesehatan seperti menggunakan
pengobatan tradisional dulu, tapi kalau sudah parah baru di bawa ke pusat pelayanan
kesehatan.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek:
Sementara tidak mempunyai masalah
b. Stressor jangka panjang:
Tn.Lmengatakan hal yang dipikirkannya adalah mengenai persiapan sekolah anaknya Nn.U
karena pendapatan yang masi kurang.
c. Respon keluarga terhada stressor:
Keluarga Tn.Lmengatakan ketika ada masalah keluarganya tidak pernah putus asa dan
menganggap masalah tersebut hanya ujian dari tuhan.
d. Strategi koping:
Bila ada masalah Tn.Ldengan anggota kerluarga selalu berdiskusi umtuk mencari jalan
keluar/ menyelesaikan masalah
e. Strategi adaptasi disfungsional:
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi yang disfungsional meskipun dalam
kondisi yang sangat sulit.
VII. KEADAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi: Tn.Lsudah bisa memnuhi kebutuhan gizi keluarganya.
VIII. HARAPAN KELUARGA
Keluarga Tn.Lberharap, ia dan keluarganya tidak mengalami masalah kesehatan kedepannya dan
mendapat pengetahuan yang lebih mengenai tumbuh kembang Nn.U agar kebutuhan anaknya
terpenuhi.
PEMERIKSAAN FISIK

No Variabel Nama anggota keluarga


Tn.L Tn.S An.U
1. Riwayat penyakit saat ini Tidak ada keluhan Tidak ada An.U mengatakan
keluhan nafsu makan
anaknya berkurang
2. Keluhan yang dirasakan Tn.L Merasa khawatir Tidak Nyeri Perut bawah
terkait keuangan atau dan dan sedang Haid
kondisi ekonominya keluhan hari pertama.
saat ini karena
anaknya sebentar lagi
akan berkuliah
3. Tanda & gejala Tidak ada keluhan Tidak ada Tidak ada keluhan
4. Riwayat penyakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada
sebelumnya
5. Tanda-tanda vital Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
6. Sistem cardiovaskuler Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
7. Sistem respirasi Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
8. Sistem GI. Trac Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
9. Sistem persyarafan Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
10 Sistem muskuloskeletal Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
11 Sistem genetalian Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji

ANALISIS DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 Data Subjektif: Prostagladin Defisit
 Keluarga Tn.L mengatakan kurang memahami Pengetahuan
tentang perkembagan anaknya.
Miometrium
 Keluarga Tn.L Mengatakan kurang
pengetahuan mengenai perawatan ketika anak terangsang
sakit.

Data Objektif: Kontraksi uterus


 Keluarga Tn.L tampak Cemas mengenai
perawatan ketika anak sakit. Dismenorea
 Keluarga Tn.L tampak Binggung mengenai
perawatan ketika anak sakit.
Kurangnya informasi
pada kelurga
2 Data Subjektif: Prostagladin Nyeri akut
 Pasien mengatakan nyeri haid
 Pasien mengatakan lokasi nyeri di abdomen
bagian bawah Miometrium
 Pasien mengatakan skala nyeri menunjukkan terangsang
skala nyeri 8
 Pasien mengatakan nyeri sering dan terus –
menerus Kontraksi uterus
Data Objektif:
 Wajah tampak menahan nyeri haid pada
perut bagian bawah Dismenorea
 TD = 130/90mmhg
 S = 37,6 OC
 RR=18x/menit
N= 100x/menit

3 DS:Pasien mengatakan mudah lelah saat beraktivitas Prostagladin Intoleransi aktivitas


DO:
 TD = 130/90mmhg miometrium
terangsang
 S = 37,6 OC
 RR=18x/menit
Kontraksi uterus
 N= 100x/menit
 Px. terlihat pucat Dismenorea
Sclera/ konjungtiva anemi

PRIORITAS MASALAH
SKORING DIAGNOSE KEPERAWATAN

Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan magiaya (1978)


No Kriteria Skor Bobot
1 Sifatmasalah 3 1
Skala : Tidak/kurang sehat 2
Ancaman kesehatan 1
Keadaan sejahtera
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala: mudah 2
Sebagian 1
```` Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk dicegah


Skala : Tinggi 3 1
Sebagian 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala: Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
DX : 1) Defisit pegetahuan b.d kurang terpaparnya informasi pada keluarga
No Kriteria Skor Pembenaran
1 2 x 1 =2 Kurangnya Pengetahuan mengenai keperawatan anak
Sifat Masalah 3 3 dapat diatasin dengan pemberian penyuluhan penkes.
Skala: Acaman Kesehatan
2 Kemungkinana masalah 2x 2 =2 Masalah dapat diubah dengan penkes dan pengetahuan
yang dapat di ubah 2 yang lebih banyak
Skala: Sebagian
3 Kemungkinana masalah 2 x 1 =2 Masalah dapat dicegahjika menerapkan pengetahuan
yang dapat di ubah 3 3 yang diperoleh
Skala: Cukup
4 Menonjolnya Masalah 2x1=0 Keluarga menggap masalah belum perlu ditangani
Skala: Masalah Berat harus 2
segera ditangani
31
3
Jumlah

DX : 2) Nyeri akut berhubungan dengan dismenorea


No Kriteria Skor Pembenaran
1 2 x 1 =2 Kurangnya Pengetahuan mengenai keperawatan
Sifat Masalah 3 3 anak dapat diatasin dengan pemberian penyuluhan
Skala: Acaman Kesehatan penkes.
2 Kemungkinana masalah 2x 2 =2 Masalah dapat diubah dengan penkes dan
yang dapat di ubah 3 pengetahuan yang lebih banyak
Skala: Sebagian
3 Kemungkinana masalah 2 x 1 =2 Masalah dapat dicegah jika menerapkan
yang dapat di ubah 3 3 pengetahuan yang diperoleh
Skala: Cukup
4 Menonjolnya Masalah 2x 1 = 0 Keluarga menggap masalah belum perlu ditangani
Skala: Masalah Berat harus 2
segera ditangani
31
Jumlah 3

DX : 3) Intoleran aktivitas berhubungan dengan dismenorea


No Kriteria Skor Pembenaran
1 2 x 1 =2 Kurangnya Pengetahuan mengenai keperawatan
Sifat Masalah 3 3 anak dapat diatasin dengan pemberian penyuluhan
Skala: Acaman Kesehatan penkes.
2 Kemungkinana masalah 2x 2 =2 Masalah dapat diubah dengan penkes dan
yang dapat di ubah 4 pengetahuan yang lebih banyak
Skala: Sebagian
3 Kemungkinana masalah 2 x 1 =2 Masalah dapat dicegah jika menerapkan
yang dapat di ubah 3 3 pengetahuan yang diperoleh
Skala: Cukup
4 Menonjolnya Masalah 1x 1 = 1 Keluarga menggap masalah belum perlu ditangani
Skala: Masalah Berat harus 2 2
segera ditangani
31
Jumlah 3
DIAGNOSA PRIORITAS
1. Defisit pegetahuan b.d kurang terpaparnya informasi pada keluarga
2. Nyeri akut berhubungan dengan dismenorea
3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan dismenorea

3.12 INTERVENSI
NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
1 Defisit pegetahuan  Keluarga Tn.L 1. Libatkan pasien/ orang terdekat dalam
b.d kurang mengatakan memahami rencana perawatan An.U.
terpaparnya informasi tentang perkembagan
pada keluarga anaknya. 2. Berikan lingkungan tenang dan istirahat
 Keluarga Tn.L 3. Berikan penkes kepada keluarga Tn.L
Mengatakan tentang disminore.
pengetahuan mengenai
perawatan ketika anak
sakit (disminore).
2 Nyeri akut 1. Skala nyeri 0-1 1. Beri lingkungan tenang dan kurangi
berhubungan dengan 2. Pasien tampak rileks rangsangan penuh stress
dismenorea 2. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
analgesic
3. Ajarkan strategi relaksasi (misalnya nafas
berirama lambat, nafas dalam, bimbingan
imajinasi
4. Evaluasi dan dukung mekanisme koping px
5. Berikan Kompres hangat
6. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehesif

3 Intoleran aktivitas 1. Pasien dapat 1. Beri lingkungan tenang dan perode istirahat
berhubungan dengan mengidentifikasi tanpa gangguan, dorong istirahat sebelum
dismenorea faktor – faktor yang makan

memperberat dan 2. Observasi adanya pembatasan klien

memperingan dalam melakukan aktivitas


3. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
intoleran aktivitas
4. Kaji adanya faktor yang menyebabkan
2. Pasien mampu
kelelahan
beraktivitas
5. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik
dan emosi secara berlebihan
6. Monitor pola tidur dan lamanya tidur /
istirahat pasien
3.13 IMPLEMENTASI
N DIAGNOSA IMPLEMETASI
O
1 Defisit pegetahuan b.d 1. Melibatkan pasien/ orang terdekat dalam rencana
kurang terpaparnya
informasi pada keluarga perawatan An.U
2. Memberikan lingkungan tenang dan istirahat
3. Memberikan penkes kepada keluarga Tn.L tentang
disminore
2 Nyeri akut berhubungan 1. Memberi lingkungan tenang dan kurangi rangsangan
dengan dismenorea penuh stress
2. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic
3. Mengajarkan strategi relaksasi (misalnya nafas berirama
lambat, nafas dalam, bimbingan imajinasi
4. Mengevaluasi dan dukung mekanisme koping px
5. Memberikan kompres hangat
6. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehesif

3 Intoleran aktivitas 1. Memberi lingkungan tenang dan perode istirahat tanpa


berhubungan dengan gangguan, dorong istirahat sebelum makan
dismenorea 2. Mengobservasi adanya pembatasan klien dalam
melakukan aktivitas
3. Memberikan bantuan sesuai kebutuhan
4. Mengkaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
5. Memonitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan
emosi secara berlebihan
6. Memonitor pola tidur dan lamanya tidur / istirahat
pasien

3.14 EVALUASI
No Tanggal/jam Diagnosa Evaluasi Paraf
1. 25 Oktober 2022 Defisit pegetahuan b.d S : keluarga Tn.L dan An.U mengatakan
16.00-16.30 kurang terpaparnya sudah mengetahui tentangf disminore.
informasi pada keluarga
O : keluarga Tn.L dan An.U tampak sudah
mengerti tentang penyakitnya.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
2. 25 Oktober 2022 Nyeri akut berhubungan S: Pasien mengatakan nyeri berkurang
16.30-17.00 dengan dismenorea O : Wajah pasien tampak ceria
TD = 120/70mmhg
S =36oC
N = 80x/menit
RR =24x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 2 dan 3
1. Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgesic
2. Mengajarkan strategi relaksasi (misalnya
nafas berirama lambat, nafas dalam,
bimbingan imajinasi)
3 25 Oktober 2022 Intoleran aktivitas S : Pasien mengatakan sudah bisa
17.00-17.30 berhubungan dengan melakukan aktivitas dan tidak merasa
dismenorea lelah saat beraktivitas terus-menerus
O : Wajah pasien tampak bugar dan
konjungtiva merah muda
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Secara umum, tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri
Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menntruasi yang dapat
mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di
daerah perut maupun pinggul. Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri; yaitu
dismenore spasmodic dan dismenore kongestif, dan ada tidaknya kelainan atau penyebab yang
dapat diamati; yaitu dismedore primer dan dismenore sekunder. Penyebab dari nyeri haid ini
belum ditemukan secara pasti meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mencari
penyebabnya. Ada beberapa factor yang menyebabkan dismenore yaitu factor psikologis, factor
endokrin, factor konstitusi,anomaly uterus congenital dan endometriosis.

4.2 SARAN
Disarankan bagi wanita banyak mengkonsumsi makanan yang berzigidanolah raga secara
teratur dan Disarankan bagi wanita agar mengupayakan pola hidup sehat dan Periksa kesehatan
secara berkala dan teratur. Bagi mahasiswa, diharapkan sebagai perawat nantinya bisa
mengaplikasikan ilmu ini atau menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan
keluargadengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Lestari,Dewi.2013.Pengaruh Desminore Pada Remaja.Denpasar:Fmipa Undiska


Dito,Anugro.2011. Penyakit pada Kehamilan.Jakarta:Erlangga
Bruner & Sudart.2001.Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2.Jakarta:EGC
BUKTI KUNJUNGAN RUMAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : Dwik Puspita Ayu Lestari
Tempat praktek : di wilayah kerja Puskesmas Penimbung Kecamatan Gunungsari.

Telah melaksanakan kunjungan rumah


Hari/ Tanggal : Selasa, 25 Oktober 2022
Waktu : 16.00-16.30
Nama KK/ Sasaran : Tn. L
Alamat : Dusun Kekeri Barat, RT 9
Hasil kunjungan rumah : Keluarga Tn. L Antusias dan Memahami semua yang sudah di
paparkan.

Mataram, 25 Oktober 2022


Mahasiswa Kepala Keluarga/
Penanggung Jawab

(Dwik Puspita Ayu Lestari) ( Tn. L)


BUKTI KUNJUNGAN RUMAH

You might also like