You are on page 1of 97

TIM RESUSITASI BAYI BARU LAHIR DI

KAMAR OPERASI
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

001/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/3

Ditetapkanoleh:
Tanggal Terbit : Direktur RSIA EstoEbhu
STANDAR
PROSEDUR
01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh.Ibnu Hadjar, Sp.OG

Resusitasi neonatus adalah prosdur yang di aplikasikan pada BBL


PENGERTIAN yang tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur pada saat lahir
dan beberapa saat setelah lahir.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkahtim resusitasi bayi baru
lahir di kamar operasi..
KEBIJAKAN Bantuan diberikan untuk bayi yang membutuhkan bantuan
pernafasan saat baru dilahirkan dan pemeriksaan bayi baru lahir
membantu agar bernafas normal dan memperkuat degup jantung
PROSEDUR Peralatan untuk resusitasi neonatus :
a. Perlengkapan penghisap
 Balon penghisap atau penghisap lendir .
 Penghisap mekanik dengan selangnya.
 Kateter penghisap nomor 5F ATAU 6 F dan nomor 10
F,12 F,dan 14 F.
 Pipa lambung nomor 8 F dan semprit 20 ml.
 Penghisap mekonium / konektor aspirator mekonium.
b. Peralatan balon dan sungkup.
 Peralatan untuk memberikan ventilasi tekanan positif (
VTP ) .balon resusitasi atau T – piece resuscitator.
 Sungkup dengan ukuran bayi cukup bulan dan kurang
bulan ( di anjurkan yang memiliki bantalan pinggirnya
)
c. Peralatan intubasi
 Laringoskop dengan daun lurus no.00 dan no.0
( untuk bayi yang kurang bulan dan untuk bayi yang
cukup bulan.
 Lampu cadangan dan baterai cadangan untuk
laringoskop.
 Pipa endotrakeal no. 2,5 – 3,0 -3,5 – 4,0 mm diameter
internal.
 Stilet ( bila tersedia ) pita pengukur .tabel pemasangan
kedalaman pipa endotrakeal.
 Gunting.
 Plester kedap air atau viksasi endotrakeal.
 Alat pendeteksi CO2 atau kapnograf.
 Sungkup larings ( LMA )
d. Alat untuk pemberian obat obatan
 Pipa orogastrikno.5F
 Cateter umbilica lno. 3,5 F – 5 F.
 Three way stopcock
 Spuit ukuran 1,- 3,-5 , -10,-20,-50 ml
 Jarum ukuran 25, 21, 18, atau alat penusuk lain tanpa
jarum
 Sarung tangan steril , skalpel / atau gunting ,larutan
yodium ,pita / plester /tape umbilical
e. Lain lain
 Sarung tangan dan alat pelindung lain ( apron )
 Alat pemancar panas atau sumber panas lainnya
 Alas resusitasi yang cukup keras
 Jam
 Kain ( yang hangat )
 Stetoskop untuk neonatus
 Plester
 Monitor jantung dan pulse oksimeter dengan probe
serta elektrodenya ( bila tersedia di kamar bersalin )
 Oropharyngeal airways ( 0,00 dan ukuran 000 atau
panjang 30,- 40- 50 dan 50 mm )
f. Untuk bayi kurang bulan ( bila tersedia )
 Blender oksigen untuk mencampur oksigen dan udara
tekan
 Pulse oksimeter dan probe oksimeter
 Kantong plastik ( 1 galon ) atau pembungkus plastik
yang dapat di tutup dan transparan
 Alat pemanas kimia
 Inkubator transport untuk mempertahankan suhu bayi
ke ruang perawatan

Langakah awal resusitasi :

1. Indikasi bila salah satu atau lebih dari penilaian awal


mendapat jawaban “ tidak “ langkah resusitasi harus segera di
lakukan
 Memberi kehangatan
 Memosisikan bayi dan membuka / membersihkan jalan
nafas
 Mengeringkan, sambil merangsang
 Memosisikan kembali
 Menilai bayi
2. Memberikan kehangatan
 Memberikan kehangatan untuk menghindari hipotermi di
lakuakandengan cara meletakkan bayi di atas meja
resusitasi di bawah pemancar panas .
3. Meletakkan bayi pada posisi yang benar
 Bayi baru lahir harus di letakkan terlentang dengan kepala
pada posisi menghidu atau sedikit ekstensi .
4. Menghisap mulut dan faring
 Bayi baru lahir normal tidak membutuhkan pengisapan
dari mulut ,hidung atau faring setelah lahir secara
berlebihan ,bayi akan membersihkan jalan nafasnya
dengan sendirinya secara efektif.
5. Tata laksana jalan nafas bayi dengan air ketuban bercampur
meconium
 Pengsiapan mulut dan dan faring intra aprtum ,yaitu
setelah kepala lahir sebelum bahu lahir ,tidak di
rekomendasikan sebagai tata laksana rutin karena tidak ad
perbedaan luaran
6. Stimulsi taktil
 Pengeringan dan perangsangan sekligus merupakan
intervensi penilaian dan resusitasi.
7. Penilaian
 Setelah langkah awal selesai dilakukan penilaian
peprnafasan frekuensi jantung.bila bayi apnea atau megap
-megap atau frekuensi jantung < 100 kali / menit lakukan
VTP.bila pernafasan dan frekuensi jantung bayi memandai
tetap terdapat cyanosis sentral ,berikan oksigen aliran
bebas .bila bayi bernafas spontan dan frekuensi jantung >
100 kali/ menit tetapi nafas berat ,merintih
retraksi ,berikan CPAP.

TIM RESUSITASI BAYI BARU LAHIR DI


KAMAR OPERASI
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

001/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 2/2
UNIT TERKAIT  Ruang Kamar Bersalin
 Instalasi Rawat Inap
 Ruang Perinatal
PENGAKTIFAN CODE PINK
(PENCULIKAN BAYI DAN ANAK)
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

002/3.15.4/RSIA’EE/V/2022 1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 1 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Proses pelaporan kejadian darurat penculikan bayi, anak, dewasa


(code pink) yang terjadi di lingkungan rumah sakit.
TUJUAN Mencegah Tindakan penculikan pasien

KEBIJAKAN Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Eso Ebhu Nomer
43 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan Keselamatan.

PROSEDUR 1. Petugas menghubungi satpam dengan telepon nomer


081944888838, dan mengucapkan “CODE BLACK”,
sebanyak 3 kali dan lokasi kejadian satpam menginformasikan
lewat pengeras suara.
Petugas ruangan melaporkan ke kepala ruangan dan HUMAS
2. Petugas HUMAS melapor ke Direktur adanya tindakan
penculikan bayi/anak/dewasa.
3. Satpam menuju lokasi kejadian dan melakukan pemeriksaan
seluruh area rumah sakit termasuk ciri-ciri pelaku dan identitas
seseorang yang diculik.
4. Satpam menutup dan mengawasi ketat semua pintu akses
keluar Gedung, mengecek seluruh orang yang akan
meninggalkan Gedung rumah sakit dengan anak dan bayi dan
pemantauan seluruh ruangan dengan CCTV
5. Jika ada titik penyelesaian atau situasi yang membahayakan
maka satpam melaporkan ke pihak berwajib (POLISI)
6. HUMAS menonaktifkan code pink jika sudah situasi sudah
teratasi

UNIT TERKAIT Semua ruangan


PEMASANGAN KATETER UMBILIKAL

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

003/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1\2

Ditetapkanoleh:
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA EstoEbhu
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh.Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Pemasangan kateter pada arteri neonatus


TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pemasangan kateter
umbilikal
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang memerlukan pemasangan cateter
umbilical
PROSEDUR Pemasangan Kateter

1. Tentukan panjang kateter yang akan dimasukkan dengan


tepat.
Ujung kateter vena umbilikal harus diatasi hati/tepat diatas
diafragma, sedangkan ujung kateter arteri umbilical antara
T6-T9.
2. Ikuti teknik steril
a. Cuci tangan prabedah hingga siku selam 2 menit.
b. Gunakan gaun dan sarung tangan.
c. Cuci umbilikus dan area sekelilingnya dengan larutan
antiseptic.
d. Tutup abdomen dengan duk steril.
3. Persiapan area
a. Klem umbilikus di sekitar pangkal umbilikus.
b. Potong umbilikus dengan scalpel sepanjang 1.0 cm.
4. Membuka pembuluh darah
a. Singkirkan gumpalan darah dengan forsep.
b. Buka pembuluh secara perlahan denganforsep iris ke
dalam lumen hingga kedalaman 0.5 cm dan biarkan
selama 1 menit setelah melepaskan tegangan pada forsep.
5. Pemasangan kateter
a. Kateter umbilikus steril ukuran 3.5 6 Fr berisi NaCl
0.9% dimasukkan kedalam pembuluh dengan kedalaman
yang telah diperkirakan
PEMASANGAN KATETER UMBILIKAL
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

003/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 2/2

PROSEDUR b. Aliran darah yang baik harus dapat melewati kateter.


c. Posisi harus diverifikasi dengan foto
Rontgen,sebaiknyasebelum fiksasi.
6. Fiksasi
a. Jahit purse-string menggunakan benang sutra.
b. Tempelkan dengan selotip agar tidak berpisah.

Pencabutan Kateter

Cabut perlahan-lahan kateter dalam waktu 1-2 menit agar terjadi


konstriksi pembuluh (arteri). Kencangkan jahitan untuk mencegah
perdarahan dari arteri umbilikal.
UNIT TERKAIT Ruang Perinatal
PENANGANAN BAYI DENGAN KEJANG

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

004/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2

Ditetapkan oleh:
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA EstoEbhu
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh.Ibnu Hadjar, Sp.OG

Kejang neonatus adalah secara klinis adalah perubahan paroksimal


PENGERTIAN dan funsi neorologik ( misalnya perilaku,sensorik,motoric, dan fungsi
autonomy system syaraf )yang terjadi pada masa neonatus.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah bayi dengan kejang dan
mencegah terjadinya komplikasi.
KEBIJAKAN Pertolongan perawatan dengan segera dan tepat untuk mengatasi bayi
kejang dan mencegah kecacatan dengan pemberian obat dan disertai
pemeriksaan penunjang lainnya.
PROSEDUR 1. Penentuan Diagnosis
a. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat.
Anamnesis difokuskan pada riwayat persalinan, keadaan
bayi saat dilahirkan, dan gejala dan tanda lain yang timbul
belakangan.
b. Pemeriksaan fisik merupakan hal yang agak sulit karena
kejang pada bayi, terutama bayi baru lahir. Sering kali
gerak tonik klonik kejang hanya terjadi pada satu atau
sebagian ekstremitas.Mintalah pemeriksaan laboratorium
darah lengkap, gula darah, CRP, dan elektrolit serum
2. Penatalaksanaan
a. Obat kejang yang dapat diberikan adalah phenobarbital
mg/kg/kali, im, yang dapat diulang sebanyak 3 kali dalam
24 jam.Apabila kejang masih sukar dihentikan dengan 1
jenis obat,tambahkan difenilhidantoin 2 mg/kg/kali, iv
encer pelan, yang dapat diulang 3 kali dalam 24 jam
b. Berikan cairan sesuai kebutuhan, dan sementara
sebaiknya bayi dipuasakan
c. Berikan oksigen
d. Koreksi gangguan gula darah dan elektrolit bila dijumpai
e. Berikan antibioatika adekuat. Biasanya diberikan
cefotaxime dan gentamisin sesuai Protap Pemberian
Antibiotika pada bayi baru lahir
3. Tatalaksana kejang
a. Memperrtahankan ventilasi dan perfusiyang adekuat
b. Mencari dan memberikan tatalaksana dan etilogi kejang
sesegera mungkin
c. Tatalaksana kejang dengan mempertimbangkan manfaat
pemberantasan dengan mempertimbangkan manfaat
pemberantasan kejang dengan efek samping yang
mungkin timbul dari pemberian obat antikonvulsaan .

PENANGANAN BAYI DENGAN KEJANG


No. Dokumen : No. Revisi Halaman

004/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 2/2

PROSEDUR Pemantauan
1. Lakukan pemantauan keadaan umum, tanda vital, kejangnya.
2. Lakukan pemeriksaan laboratorium ulangan yang dibutuhkan
saja
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Rawat inap
 Ruang Perinatal

PENANGANAN BAYI DENGAN SESAK


No. Dokumen : No. Revisi Halaman

005/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2

Ditetapkan oleh:
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA EstoEbhu
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh.Ibnu Hadjar, Sp.OG

Asfiksia neonatal adalah keadaan gawat bayi yang tidak dapat


PENGERTIAN bernafas spontan dan teratur ,sehingga dapat menurunkan oksigen
dan mungkin meningkatkan karbon dioksida yang menimbulkan
akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah bayi dengan sesak.

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan sesak

PROSEDUR Tatalaksana :
1. Lakukan anamnesis terutama tentang keluhan utama, lamanya
keluhan, kemungkinan penyebab (makanan, infeksi, dll,
gejala dan tanda yang dilihat oleh keluarga, serta adanya
faktor-faktor lain yang juga terjadi.
2. Lakukan pemeriksaan fisik terutama pada tanda-tanda sesak
seperti meningkatnya frekuensi nafas, penafasan cuping
hidung, retraksi, adanya kelainanauskultasi paru, dan
sebagainya.
3. Memastikan suhu bayi tetap terjaga ( kondisi hangat)
4. Tidak ada sumbatan di jalan nafas
5. Melakukan pengisapan lendir dan feses pertama ( meconium )
6. Lakukan stimulasi atau rangsangan takti luntuk merangsang
bayi menangis
7. Memantau perkembangan dan memeriksa ada tidaknya nafas
spontan dan denyut jantung bayi
8. Pantau SPO2 atau saturasi oksigen
9. Melakukan resusitasi jantung paru dan alat pemasangan bantu
nafas ( ETT ) jika nafas tetap tidak spontan dan denyut
jantung tetap lemah
10. Melakukan evaluasi berkala danpemberian obat obatan
tertentu seperti epineprin untuk merangsang kerja jantung
PENANGANAN BAYI DENGAN SESAK
No. Dokumen : No. Halaman
Revisi
005/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 2/2
1
PROSEDUR 11. Pantau keadaan sesak, tanda vital lainnya, serta efek
pengobatan

UNIT TERKAIT  instalasi Gawat Darurat


 Ruang Perinatal
PERTUMBUHAN JANIN TERLAMBAT

No. Revisi Halaman


No. Dokumen :
006/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022
1 1/1

Ditetapkanoleh:
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA EstoEbhu
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh.Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Penyimpangan dari pola pertumbuhan yang diharapkan pada janin.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pertumbuhan janin


terhambat untuk menghindari angka mortalitas.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan pertumbuhan janin terlambat

PROSEDUR A. Ruang bersalin


1. Persiapan untuk resusitasi
2. Berikan lingkungan yang suhunya disesuaikan
3. Penilaian awal untuk usia kehamilan
4. Nilai tanda-tanda dismorfik dan kelainan bawaan
5. Periksa glokusa.
B. Ruang Bayi
1. Sediakan lingkungan dengan melakukan kontak kulit dengan
kulit dan memeriksa suhu setiap 4 jam (lebih sering pada bayi
kurang bulan).
2. Bila mungkin, berikan ASI sedini mungkin (ASI yang
diperah dapat diberikan melalui sonde).
3. Memberikan asupan dini jika memungkinkan tetapi jika tidak
memungkinkan maka berikan cairan intravena segera.
4. Memeriksa Hb dan mengobati polisitemia.
5. Memeriksa glukosa setiap 4 jam pada hari pertama kemudian
setiap 8-12 jam jika stabil.
C. Tindak lanjut Jangka Panjang
1. Nutrisi yang memadai dengan rujukan pada konselor
2. Imunisasi tepat waktu
3. Penilaian perkembangan dengan kunjungan rutin.
4. Rujukan dini untuk intervensi perkembangan danprogram
pendidikan khusus
5.Konselling maternal untuk kehamilan berikutnya
UNIT TERKAIT Ruang perinatal
PELAYANAN PENUNJANG
LABORATORIUM
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

006/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2
Ditetapkanoleh:
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA EstoEbhu
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh.Ibnu Hadjar, Sp.OG

Pengambilan darah untuk pemeriksaan tertentu guna mengetahui


PENGERTIAN
hasil dari pemeriksaan tersebut yang ada hubungannya dengan suatu
penyakit.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pelayanan penunjang
laboratorium .
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang memerlukan pelayanana laboratorium

PROSEDUR A. Umum
1. Petugas ruangan membuat daftar acara pemeriksaan
laboratorium untuk semua pasien yang diacarakan laborat
2. Daftar acara pemeriksaan tersebut disampaikan kepada
petugas laborat seawal/sepagi mungkin
3. Petugas laboratorium datang ke tiap-tiap ruangan untuk
mengambil bahan pemeriksaan
4. Hasil laboratorium yang telah selesai diambil petugas
ruangan, untuk dilaporkan kepada dokter yang memerlukan
dan selanjutnya disisipkan dalam berkas status penderita.
B. Khusus
a. IBU
1. Pasien baru di poli hamil diperiksa :
- Hb darah
- Albumin dan globulin darah
- Gula darah
- Asam urat
- Urine lengkap
2. Bila ada indiikasi dapat diperiksa Toxoplasma, fungsilever
dan ginjal, urine culture2. Pasien lama di poli hamil dan
pasien yang dirawat di ruang perawatan diperiksa bila ada
kelainan yang menyertai kehamilan, misalnya albumin
PELAYANAN PENUNJANG
LABORATORIUM
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

006/3.15.4/RSIA’EE/V/2022 1 2/2
PROSEDUR urin pada kasus hipertensi dalam kehamilan
3. Pasien di kamar bersalin diperiksa :
- Hb darah
- Albumin urin
Bila ada indikasi dapat diperiksa : darah lengkap, urin
lengkap, gula darah, fungsi lever dan ginjal, bekuan
darah.
4. Pada 2 jam pertama post natal diperiksa : Hb darah
5. Pada masa nifas selanjutnya pemeriksaan laboratorium
sesuai dengan keluhan yang menyertai saat hamil dan
persalinan, misalnya : albumin urin tiap pagi pada
kasus hipertensi dan kehamilan
b. BAYI
1. Setiap bayi risiko tinggi akan diperiksa darah lengkap
dan kalau perlu glukosa darah.
2. Bayi dengan icterus selalu diperiksa bilirubin direct /
indirect dan pada kasus-kasus tertentu selalu dicek
golongan darah (ABO, Rhesus) baik terhadap bayi
maupun terhadap ibu
3. Bayi premature dan juga bayi besar/BMK selalu dicek
glukose darah acak/dextrostic.
4. Bayi-bayi dengan klinik sepsis dilakukan selain
pemeriksaan rutin : darah lengkap, glucose darah,
trombosit dan CRP juga diperiksa culture darah
sesegera mungkin di BLK Surabaya sebagai
penunjang diagnosa
UNIT TERKAIT Ruang Perinatal
KOMPRESI DADA PADA BAYI

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

008/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2

Ditetapkanoleh:
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA EstoEbhu
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh.Ibnu Hadjar, Sp.OG

Kompresi dada adalah tindakan yang dilakukan dengan menekan


PENGERTIAN
dada untuk memompa jantung. Kompresi dada dilakukan apabila
jantung tidak berdenyut.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pelaksanaan tehnik
kompresi dada
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang memerlukan tindakan kompresi dada

PROSEDUR 1. Lokasi : kompresi dada dilakukan pada sepertiga bawah sterum,


dibawah garis imajiner yang menghubungkan papilla mamma
(juga menekan xipoid).
2. Metode ibu jari : teknik ini dilakukan denganmemegang dada
jari lateral, kemudian tekankan kedua ibu jari pada stermun
(lahan pijatan), dua ibu jari bisa bersusun atau berdampingan.
Tekan sterum dengan ujung ibu jari. Jari lain menyangga
punggung bayi.
3. Metode 2 jari : gunakan jari manis dan jari tengah atau telunjuk
dan jari tengah. Tangan yang bebas untuk menyangga punggung
bayi.
4. Gunakan kekuatan untuk menekan sternum secukupnya sedalam
1/3 diameter anteroposterior rongga dada. Kemudian
lepaskan.Selama kompresi ujung jari menempel di dada agar
lokasi selalu tetap.
5. Kecepatan kompresi dada untuk mencapai frekuensi bayi normal
120 kali/ menit.
6. Kompresi dada selalu dikombinasi dengan VTP.
7. Untuk bayi baru lahir 3x kompresi dada diselingi 1x VTP
(dalam 1 menit 90 x kompresi dada dan 30x VTP).
8. Penolong yang melakukan kompresi dada memerlukan
kerjasama antara kompresi dada dan VTP.
9. Setelah melalui VTP dan kompresi dada selama 30 detik
lakukan penilaian kembali : jika detak jantung bayi > 60x/menit,
Kompresi dada dihentikan.
KOMPRESI DADA PADA BAYI
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

008/3.15.4/RSIA’EE/V/2022 1 2/2

UNIT TERKAIT Ruang Perinatal


PEMAKAIAN TIMBANGAN BAYI

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

009/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkanoleh:
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA EstoEbhu
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh.Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Timbangan bayi adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat
badan bayi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah penggunaan timbangan.

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang baru lahir

PROSEDUR a. Persiapan alat


- Timbangan yang sudah terkalibrasi
Persiapan pasien
- Bayi diusahakan dalam keadaan telanjang.
b. Pelaksanaan
- Siapkan timbangan dan beri alas di atasnya
- Letakkan timbangan pada area yang datar dan keras.
- Posisikan jarum timbangan pada angka nol.
- Letakkan bayi diatas timbangan, lihat angka jarum
timbangan.
- Catat berat badan bayi.
- Angka bayi dan pasang baju bayi/ selimut bayi
- Bereskan alat-alat
UNIT TERKAIT  InstalasiRawat Darurat
 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Rawat Inap
 Ruang perinatal

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS


No. Dokumen : No. Revisi Halaman

010/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkanoleh:
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA EstoEbhu
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh.Ibnu Hadjar, Sp.OG

Prosedur kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi ulang


PENGERTIAN
sertamengambil tindakan pada pasien yang mempunyai resiko
jatuhdi bangsal rawat inap.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah persetujuan tindakan
medis untuk meminimalisasi kejadian pasien jatuh
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang memerlukan tindakan medis.

PROSEDUR Pasien Dengan Resiko Jatuh


1. Dokter dan perawat melakukan screening pada setiappasien
yang masuk rawat inap dengan resiko jatuhdengan gejala
sebagai berikut, antara lain : penurunankesadaran, kelemahan
anggota gerak, kejang, riwayatpenggunaan alkohol, riwayat
penggunaan obatpsikotropika.
2. Perawat memberi tanda resiko jatuh pada rekam medis

UNIT TERKAIT  Ruang Gawat Darurat


 Ruang Rawat Inap
 Ruang perinatal
PERAWATAN BAYI DALAM INKUBATOR

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

011/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkanoleh:
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA EstoEbhu
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh.Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Perawatan bayi didalam inkubator adalah kegiatan yang perawatan


bayi didalam inkubator
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah perawatan bayi dalam
inkubator.

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang memerlukan perawatan inkubator.

PROSEDUR 1. Bayi yang dirawat didalam inkubator adalah bayi yang belum
dapat mempertahankan suhu tubuh dengan baik sebelum lahir
2. Bayi yang dirawat didalam inkubator tanpa baju dapat dengan
popok atau bayi tanpa popok, untuk memudahkan observasi
pernafasan dan warna kulit
3. Perhatikan secara tepat(pancar suhu ruangan dan suhu bayi)
setiap saaat
4. Cek kelembaban setiap saaat ( bila menambah air,masukan
terlebih dahulu kedalam inkubator, kosongkan air lalu
tambahkan air aqua
5. Ganti alas atau popok bayi setiap kali basah
6. Lakukan tindakan dan perawatan ,termasuk pemberian minum
dengan tanpa mengeluarkan bayi dari inkubator
7. Pindahkan bayi keinkubator lain setiap 1 minggu sekali dengan
dibersihkan ( secara menyeluruh)
UNIT TERKAIT Ruang perinatal
PENGGUNAAN INKUBATOR

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

012/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkanoleh:
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA EstoEbhu
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh.Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Inkubator adalah alat untuk menghangatkan bayi agar suhunya stabil
supaya tidak terjadi hipotermi
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkahdalam penggunaan
inkubator
KEBIJAKAN Dilakukan pada saaat menggunakan inkubator

PROSEDUR 1. Pedoman penggunaan inkubator


• Inkubator dalam keadaaan kering
• Hubungkan inkubator dengan listrik
• Atur suhu ruang inkubator
• Setelah suhu sesuai dengan yang dibutuhkan kurang lebih
seperempat jam, masukan bayi kedalam inkubator
• Atur posisi bayi dan observasi suhu bayi dan suhu inkubator
2. Pedoman perawatan inkubator
• Tiap pagi inkubator dibersihkan dengan larutan clear
• Inkubator dibersihkan (dibongkar)dengan larutan klorin
0,5% sekali seminggu
• Bila bayi dipindah atau pulang atau meninggal , inkubator
dibersihkan (dibongkar) dengan larutan klorin 0,5% dan
disterilkan
• Inkubator kotor langsung dibersihkan /diopenkan . Bila
belum sempat dibersihkan diberi tulisan “KOTOR”
UNIT TERKAIT Ruang perinatal
PENGHISAPAN LENDIR( MUCUS SUCTION)

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

013/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2

Ditetapkanoleh:
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA EstoEbhu
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh.Ibnu Hadjar, Sp.OG

Penghisapan lendir dilakukan apabila dijalan nafasa bayi banyak


PENGERTIAN
dijumpai lendir sehingga bayi berpotensi mengalami gangguan jalan
nafas
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah dalam menghisap lendir
mulut dan tenggorok agar jalan nafas bebas dari lendir.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang memerlukan penghisapan lendir.

PROSEDUR 1. Persiapan alat dan obat


• Mesin penghisap lendir (slym zuiger)
• Pipa plastik(slang) penghisap lendir sesuai dengan
kebutuhan(ukuran anak)
• Air matang untuk pembilas dalam tempatnya untuk
merendam slang
• Pinset anatomi untuk memegang slang
• Spatel/sudip lidah yang terbungkus kain kasa
2. Pelaksanaan
A. Pra tindakan
 Bila pasien sadar ,siapkan dalam posisi setengah duduk
 Bila pasien tidak sadar:
 Posisi miring
 Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar
B. Tindakan
 Perawat cuci tangan.Alat didekatkan pada pasien
 Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi
 Slang dipasang pada mesin penghisap lendir
 Mesin penghisap lendir dihidupkan
 Sebelum menghisap lendir pada pasien , cobakan lebih
dahulu untuk bersih yang tersedia
Bila penghisapan lendir selesai , mesin atau pesawat
dimatikanSlang direndam dalam cairan desinfektan yang
tersedia.

PENGHISAPAN LENDIR( MUCUS SUCTION)


No. Dokumen : No. Revisi Halaman

013/3.15.4/RSIA’EE/V/2022 1 2/2

UNIT TERKAIT Ruang Perinatal


MEMANDIKAN BAYI

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

014/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2
Ditetapkanoleh:
Tanggal Terbit : Direktur RSIA EstoEbhu
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022
dr. Moh.Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Kegiatan yang dilakukakan untuk menjaga kebersihan pada bayi

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langlah untuk memandikan bayi

KEBIJAKAN Dilakukan pada saat memenadikan pasien

I. Siapkan alat
1. Meja atau tempat tidur yang lunak,bersih
2. Kassa steri. Sabun mandi bayi.Waskom atau bak mandi yang
berisi air hangat
3. Handuk.Waslap. Minyak/ baby oil.Pakaian lengkap.Tempat
pakaian tidur
II.Laksanakan
a) Cuci tangan
b) Alaskan handuk diatas
c) Lepaskan pakaian bayi dan masukan pakaian tersebut
kedalam ember tempat pakaian kotor
d) Setelah pakaian bayi dibuka bayi dibungkus dengan selimut
mandi
e) Bersihkan terlebih dahulu muka dan kepala bayi lalu
PROSEDUR keringkan
f) Amati hidung telinga dan mata pakah mengeluarkan kotoran
atau tanda infeksi
g) Bersihkan mata dengan kapas dari arah hidung dan arah
telinga
h) Sabun tubuh bayi sambil mengamati adanya kelainan
i) Masukan bayi kedalam air secara perlahan mulai dari kaki
dengan cara mengangkat bayi dengan kepala diletakkan
dipergelangan tangan kiri dibagian dalam, empat jari

MEMANDIKAN BAYI
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

014/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 2/2

tangan kiri ditempatkan diketiak bayi dan jempol pada bahu


kiri,tangan kanan dibawah pantat bayi
PROSEDUR j) Gunakan tangan untuk membersihkan sabun pada seluruh
tubuh bayi
k) Perawat cuci tangan
UNIT TERKAIT Ruang Perinatal
PEMBERIAN CALSIUM GLUCONAS 10%
PADA NEONATUS
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

015/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Pemberian calsium Glukonas 10 % pada neonatusadalah prosedur


PENGERTIAN yang dipakai untuk memberikan calsium glukonas 10% pada
neonatus
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah memberikan calsium
gluconas.
KEBIJAKAN Dialkuakan pada setiap pasien yang memerlukan pemberian ca
glukonas.
PROSEDUR 1. Pada kasus neonatus dengan gejala (jettery,kejang,trismus)
- Loading dose 200 mg(2cc)/kg BB dalam ¼ diencerkan
dengan D5%aa
- Dilanjutkan mentennance 200mg-400mg(2-4cc)/kg BB/24
jammenggunakan prinsipo diencerkan dengan D5%aa.
- Meintenance menggunakan pump diencerkan dengan D5%
aa.
2. Jarum injeksi steril
3. Lama pemberian sampai penderita sudah mendapatkan metode
peroral dengan formula.
4. Monitoring denyut jantung
5. Tidak boleh diberikan bersamaan/ dicampur dengan nabic
UNIT TERKAIT Ruang perinatal
PEMBERIAN AIR SUSU IBU PADA BAYI NORMAL
DAN BAYI TINDAKAN DENGAN KONDISI BAYI
BAIK
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

016/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Air susu ibu adalah minuman terbaik yang dapat diberikan pada
PENGERTIAN
bayi .Protap ini menguraikan pemberian air susu ibu pada bayi
normal.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah dalam memberikan air
susu ibu secepat mungkin
KEBIJAKAN Dilakukan pada setiap pasien yang diberikan ASI

PROSEDUR Apabila kondisi bayi maupun ibu baik


- Selambat lambatnya setengah jam setelah bayi lahir, bayi
harus ditetekkkan ke ibunya.
- Setelah ibu/ bayi dibersihkan , bayi harus didekatkan
dengan ibunya( Rawat Gabung)
- Setelah 2 jam kondisi stabil, bayi harus ditetekkan pada
ibunya
- Apabila ASI belum keluar sementara bayi harus diberi
PASI sampai ASI keluar.
1. Petugas/ Bidan ruangan bersalin berusaha
memberikan pertolongan untuk bayi maupun ibu
agar bisa meneteki sedini mungkin( setengah jam)
2. Petugas berusaha melatih ibu agar dapat meneteki
sedini mungkin dalam 6 jam pertama
3. Petugas harus memberi penerangan mengenai
pentingnya menentiki sendiri dan keunggulan ASI
UNIT TERKAIT  Ruang Perinatal
 Instalasi Rawat Inap
PERAWATAN TALI PUSAT BAYI

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

017/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Perawatan tali pusat bayi adalah: perawatan sejak bayi dilahirkan
sampai talim pusat tersebut terlepas.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah dalam memberikan
perawatan tali pusat
KEBIJAKAN Dialkukan pada setiap pasien yang memerlukan perawatan tali pusat.

PROSEDUR  Persiapan alat


1. Lidi kapas steril
2. Gaas steril
3. Alkohol 70% / triple dye
4. Aquadest
 Pelaksanan:
1. Perawat cuci tangan
2. bersihkan daerah sekitar tali pusat menggunakan lidi kapas
dan alkohol
3. Kasa kotor diangkat , sebelumnya harus dibasahi dengan
aquadest
4. Tali pusat harus didesinfektan dengan triple dye
5. Pasang gurita tapi tidak boleh terlalu erat
6. lakukan perawatan tali pusat 2 kali sehari / setelah mandi
UNIT TERKAIT  Ruang perinatal
 Instalasi Rawat Inap
TERAPI SINAR

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

018/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Pengobatan penyakit kuning pada bayi dengan cara sinar.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah dalam terapi sinar untuk
menurunkan kadar bilirubinemia
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang memerlukan terapi sinar.

PROSEDUR 1. Yang terbaik adalah lampu biru dengan panjang


gelomabang425-475nm
2. Bayi tidak diberi pakaian kecualai popok dan penutup mata.
Penuutup mata harus pas dan tidak boleh terlalu kencang atau
menutup cuping hidung
3. Lampu harus berada 5-8 cm diatas inkubator dan 50 cm diatas
bayi.
4. Pertahankan lingkungan suhu netral, pantau suhu dan ukur
setiap hari
5. Keseimbangan cairan bayi harus dipantau dengan hati hati
dan dehidrasi dicegahdengan cara menentukan kebutuhan
cairan bayi dan menggantikan insensible water loss(IWL)
6. Ferkuensi pengambilan bilirubin serum adalah setiap 6-12
jam,tapi mungkin setiap 4 jam
7. Kadar bilirubin harus dipantau sedikitnya 24 jam setelah
terapi sinar dihentikan
UNIT TERKAIT Ruang perinatal

PENANGANAN BAYI DENGAN HIPOTERMI


No. Dokumen : No. Revisi Halaman

019/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Hipotermi adalah suhu dibawah 365oC rektal / dibawah 36oC aksiler.


PENGERTIAN
Hipotermi adalah suatu keadaan yang sangat berbahaya bagi bayi dan
karena itu harus dicegah semaksimal mungkin
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah memberikan penanganan
yang tepat bagi bayi dengan hipotermi sehingga akibat yang terjadi
dapat diminimalkan
KEBIJAKAN Dialkukan pada pasien dengan hipotermi.

PROSEDUR 1. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan


seksama.Apabila suhu sesuai dengan kriteria maka diagnosis
hipotermi dapat ditegakkan.
2. Letakkan bayi pada infarm warmer tau inkobator untuk
menghangatkan
3. Tutup seluruh kepala , badan , dan ekstrimitas dengan cukup
rapat untuk membantu menghangatkan
4. Pasang Oksigen
5. Periksa suhu stiap 15-30 menit sampai dengan hipotermi
teratasi
6. Apabila perlu penderita dapat juga diinfus
UNIT TERKAIT  Ruang perinatal
 Instalasi Rawat Inap
 instalasi Gawat Darurat

SEPULUH LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN


MENYUSUI
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

020/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Memberikan ASI kepada bayi setelah lahir sampai usia 2 tahun

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah penatalaksanaan 10


langkah menuju keberhasilan menyusui. Dengan demikaian
diharapkan agar ibu- ibu berhasil memberikan ASI ekslusif
KEBIJAKAN Dilakukan untuk keberhasilan menyusui.

PROSEDUR 1. latih semua staff pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk


menerapkan kebijakan tersebut
2. beritahukan keuntungan dan tatalaksana pemberian ASI pada
semua ibu hamil
3. bantu ibu melalui pemberian ASI dalam waktu setengan jam
setelah kelahiran/ IMD
4. perlihatkan kepada ibu yang belum berpengalaman
bagaimana cara menyusi dan tetap memberikan ASI
meskipun ibu terpisah dari neonatus
5. Tidak memberikan makan / minuman lain selain ASI kepada
Neonatus kecuali terindikasi secara medis
6. praktekan rawat gabung: mengijinkan ibu dan neonatus untuk
terus bersama – sama 24 jam sehari
8. dorong pemberian ASI setiap saat neonetus memintanya
9. Tidak memberikan dot / empeng pada neonatus yang diberi
ASI
10. anjurkan dibentuknya kelompok pendukung ASI dan merujuk
para ibu kekelompok mtersebut ketika mereka keluar dari
RSIA Esto Ebhu

UNIT TERKAIT  Ruang perinatal


 Instalasi Rawat Inap
 Instalasi Rawat Jalan
PEMAKAIAN INFARM WARMER

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

021/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Infarm warmer adalah tepmpat tidur bayi yang dilengkapi


pemanasan,oksigen dan suction
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah dalam pemakaian infant
warmer sebagai alat untuk menghangatkan bayi ( terutama pada saat
dilakukan tindakan medik)
KEBIJAKAN Dialkukan untuk perawatan infant warmer

PROSEDUR Persiapan alat


1. Pastikan alat dalam keadaan baik
Persiapan pasien
1. Bayi dibungkus kain / ditelanjangi
2. Posisikan bayi sesuai kebutuhan
Pelaksanaan
 Hubungkan alat dengan satu daya
 On kan pesawat
 Cek fungsi termometer, atur sesuai kebutuhan
 Tunggu waktu pemanansan
 Letakkan bayi di tempat tidur infant
 Tindakan / pemanasan selesai
 Off kan pesawat
 Bereskan alat
UNIT TERKAIT Ruang perinatal
TIM RESUSITASI BAYI BARU LAHIR DI VK
BERSALIN
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

022/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Persalinan bayi di RSIA Esto Ebhu Sumenep pada umumnya terjadi


PENGERTIAN di 2 lokasi yaitu dikamar operasi dan di VK bersalin( ruang tindakan
kebidanan dan kandungan). Untuk setiap lokasi diberikan aturan
tersendiri yang perlu dipahami oleh anggota tim resusitasi neonatus.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah memberikan panduan
bagi Tim resusitasi bayi baru lahir di VK bersalin.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang memerlukan resusitasi di kamar
bersalin.
PROSEDUR 1. Ibu hamil yang akan melahirkan di VK bersalin menjadi
tanggung jawab tim VK bersalin
2. Apabila persalkinan diperkirakan fisiologis,tim resusitasi bayi
hanya terdiri dari tim VK bersalin
3. Apabila diperkirakan patologis , petugas VK bersalin memberi
tau petugas NICU
4. Petugas NICU menyiapkan peralatan, menghubungi dokter
spesialis anak, dan menuju lokasi VK bersalin.
5. Setelah bayi lahir resusitasi dilakukan oleh Tim VK
bersalin( untuk bayi fisiologis) dam Tim NICU( untuk bayi
patologis)
6. Setelah resusitasi selesai, bayi fisiologis dirawat oleh VK
bersalin dan bayi patologis dirawat oleh Tim NICU
7. Apabila bayi meninggal, urusan administratif menjadi
tanggung jawab TIM VK bersalin
8. Biaya resusitasi bayi dibagi menjadi 2 Tim : tim VK bersalin
dan Tim NICU
UNIT TERKAIT Ruang perinatal

PHOTO THERAPI PADA BAYI BARU LAHIR


No. Dokumen : No. Revisi Halaman

023/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Photo teraphy adalah salah satu cara pengobatan untuk menurunkan
kadar bilirubin pada bayi baru lahir
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah acuan dalam
melaksanakn PHOTO TERAPHY
KEBIJAKAN Dilakuakn pada pasien yang memerlukan foto terapi.

PROSEDUR Sebelum dilakukan PHOTO TERAPHY biasanya penderita harus


diambil darahnya dulu untuk pemeriksaan kadar bilirubin
1. Persiapan alat
 Lampu photo teraphy( Neon 20 watt sebanyak 7 buah)
 Cuve bayi
 Kaca mata untuk menutup mata pasien. Kaca mata ini
biasanya terbuat dari perlak tebal berwarna hitam yang
dilapsi verban
 Plester
 Bantal dan Kasur kecil
2. Pelaksanaan
 jelaskan pada keluarga pasien bahwa pasien perlu photo
teraphy sebagai slah satu bagian dari proses
pengobatan.
 Siapkan cuve yang diberi bantal atau kasur kecil
setinggi 20 cm ( bayi tidak terjatuh)
 Tutup mata bayi dengan kaca mata yang sudah
disiapkan dan trempelkan dengan plester
 Taruh bayi pada cuve
 Cek lampu photo teraphy, bila baik / hidup semua
pasangkan / atur diatas cuve bayi teraphy: tanggal, jam
mulai dan posisi
 Lakukan observasi suhu tubuh bayi, eliminasi BAB dan
BAK tiap 3 jam
 Ubah posisi bayi tiap 6 jam
 Bila terjadi hipertermi ( suhu diatas 37,5 c) photo
teraphy distop sementara
PHOTO THERAPI PADA BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

023/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 2/2

PROSEDUR  Cegah terjadinya dehidrasi dengan pemberian ekstra


minum
 Lampu sesudah dipakai 3000 jam (blue lamp),atau
200 jam untuk white lamp harus diganti
 Jarak antara lampu dengan bayi 30 cm.

UNIT TERKAIT Ruang Perinatal


KEJANG PADA NEONATUS

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

024/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Episode kehilangan kesadaran yang berhubungan dengan kegiatan


motorik/ sistem otonom abnormal
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah kejang pada neonatus

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan kejang.

PROSEDUR a. Tatalakssana pertolongan pertama


 Mempertahankan termoregulasi
 Memberikan dukungan pernafasan ( posisi,
penghisapan lendir dan pemberian oksigen)
 Memberikan dukungan CVS
 Memberikan obat phenobartial (awal)
b. Mengorreksi penyebab dasarnya, jika mungkin
 Berikan bolus larutan dextrose10 %(2cc/kg IV)
kepada bayi yang sedang kejang
 Berikan bolus kalsium glukonat (200mg/kg IV),jika
jika dicurigai hipokalsimia.Pemberian bolus dilakukan
secara berlahan dibawah pengawasan ketat denyut
jantung dan irama jantung
 Berikan bolus Magnisium sulfat 50% 0,2ml/kg atau
2m,jika dicurigai hipomagnesemia
c. Tatalaksana Katif
 Mempertahankan kadar glukosa, kalsium
dan magnesium normal menurut protokol
 Mempertahankan keseimbangan asam basa normal
menurut protokol
 Memulai terapi anti konvulsan menurut
protokol(phenobarbital,dipenilhydantoin)
 Menambahkan obat ke3 dalm kasaus kejang menetap
menurut protokol
 Memberikan piridoksin50mg Ivsebagaiperxcobaan
untuk mengatasi kejang menetap
 Menghentikan anti konvulsan menurut prtokol
KEJANG PADA NEONATUS
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

024/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 2/2

PROSEDUR  Memulai terapi antibiotika jika dicurigai adanya


sepsis
UNIT TERKAIT Ruang Perinatal.

PENANGANAN BAYI DENGAN IKTERUS


NEONATORUM
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

025/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

 Ikterus neonatorum adalah bayi baru lahir yang kulit dan


mukosanya kuning akibat peningkatan kadar bilirubin dalam
darah.Harga patologis bilirubin dalam darah: aterm>12mg/dl
dan prematur >10mg/dl atau didapatkan peningkatan kadar 0,2
PENGERTIAN mg/jam atau 4mg/hari
 Ikterus neonaturum dibedakan antara yang fisiologis dan
patologis. Kriteria fisiologis adalah tampak pada hari III-IV ,
bayi tampak normal,kadar <12mg/dl, menghilang paling lambat
10-14 hari, tak ada faktor resiko , dan etiologinya proses
fisiologis
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah memberikan penanganan
yang tepat bagi bayi dengan ikterus neonaturum
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan icterus.

PROSEDUR A. Penegakan diagnosis


1. Lakukan anamnesis dan pemeriksaaan fisik.Anamnesisi
diutamakan pada lamanya keluhan kuning dan gejala yang
menyertai sepereti malas minum, panas dan
sebagainya.Pemeriksaaan fisik menentukan batas kuning
secara klinis sesuai dengan kriteria Zone Kramer (I-V)
2. Lakukan pemeriksaaan darah lengkap , bilirubin direk-
indirek dan mungkin beberapa pemeriksaan laik sebagai
pelengkap
B. Penatalaksanan
1. Beri pengobatan sesuai penetapan derajat ikterus baiksecara
klinis maupun laboratoris
2. Untuk kadar bilirubin indirek yang dibawah 10-12 mg/dl,
kadang tidak diperlakjukan terapi yang mengharuskan
penderita masuk rumah sakit.
3. Berikan saja pengobatan oral dengan phenobarbital 0,5-
1mg/kg/kali
4. Apabila kadar bilirubin indirek .12-20 maka penderita
diterapi sinar.lama terapi sinar adalah1x24 jam dan
sesudahnya dapat diulang sesuai keadaan.Pengulangan pada

PENANGANAN BAYI DENGAN IKTERUS


NEONATORUM
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

025/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 2/2
PROSEDUR umumnya juga dalam satuan 24 jam.Antara 2 foto terapi
yang berurutan bayi dapat diistirahatkan selama 12- 24
jam .Namun pada keadaan tertentu istirahat tidak diperlukan.
5. Apabila kadar lebih dari 20 mg/dl pilihan yang dapat
diambil adalah tranfusi tukar dan terapi sinar,sesuai dengan
keadaan klinisnya.
6. Dehidrasi, hipotermi, dan keadaan lain yang dapat menyertai
bisa memperburuk keadaan.
C. Pemantauan
1. Pantau keadaan umum,tanda vital, dan batas kuning secara
seksama
2. Periksa kadar bilirubin setiap 1-2 hari, apabila dianggap
perlu
UNIT TERKAIT - Instalasi Gawat Darurat
- Instalasi Rawat Inap
- Ruang Perinatal

NEONATUS KURANG BULAN

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

026/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Neonatus dengan usia kehamilan sebelum 37 minggu

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk merawat bayi


kurang bulan
KEBIJAKAN Dialukan pada setiap neonates yang kurang bulan.

PROSEDUR 1. Pengaturan suhu tubuh ditujukan untuk mencapai lingkungan


suhu netral sesuai dengan protocol
2. Terapi oksigen dan bantuan ventilasi
3. Terapi cairan dan elektrolit harus menggantikan
IWL(Insensible Water Loss) serta mempertahankan hidrasi
yang baik serta konsentrasi glukosa dan elektrolit plasma
normal
4. Nutrisi: Neonatus kurang bulan mungkin memerlukan
pemberian asupan dengan sonde/nutrisi parenteral
5. Hiperbilirubinemia: dapat ditangani secara efektif dengan
pemantauan seksama kadar bilirubindan pelaksannan terapi
sinar.Tranfusi diperlukan dalam berbagai kasus berat
6. Antibiotik spektrum luas dapat diberikan jika ada kecurigaan
juga adanya infeksi. Pertimbangan antibiotik anti
stapilococcus untuk BBLSR yang telah mengalami sejumlah
besar prosedur / yang sudah dirawat dalam waktu lama
dirumah sakit
7. Menangani Duktus Arteriorus Paten ( Patent Ductus
arteorus/PDA)
- Tatalaksana awal biasanya bersifat konservatif, oksigenasi
yang memadai , pembatasan cairan dan diuretik
- Pada kasus yang lebih, antiprostaglandin seperti
indomethacine mungkin diperlukan
8. Pada kasus yang sangat berat ligasi melalui pembedahan
mungkin diperlukan.
UNIT TERKAIT Ruang perinatal

ENSELOPHATY ISKEMIK HIPOKSIK

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

027/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Neonatus dengan GEJALA BERIKUT:


1. Asidosis campuran metabolic yang menonjol (pH 7,0)
PENGERTIAN 2. Skor Apgar 0-3.5 menit
3. Manifestasi nearologis neonatus
4. Disfungsi organ multisystem
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah - langkah enselophaty iskemik
hipoksik
KEBIJAKAN Dilakukan pada setiap pasien dengan enselophaty iskemik hipoksik

PROSEDUR 1. Tatalaksana pertolongan pertama:


- Memberikan lingkungan bersuhu netral
- Memberikan oksigenasi yang memadai
- Mempertahankan keseimbangan asam basa
- Menghitung cairan IV yang memadai
2. Tatalaksan aktif
- Mempertahankan oksigenasi dan keseimbangan asam
basa, mulai fentilasi mekanik jika perlu
- Memantau dan mempertahankan suhu tubuh
- Mengoreksi dan mempertahankan elektrolit, cairan dan
glukosa(D10W pada 60cc/kg/hari)
- Mengoreksi hipovolemia
- Menghindari kelebihan cairan, hipertensi dan
hiperviskositas
- Mengobati kejang
- Fenobartial 20 mg/kg naikan 5 mg/kg sampai kejang
terkontol atau dosis maksimal 40 mg/kg
tercapai.Pertahankan pada 5-10 mg/kg/hari,diberikan
setiap 8 jam dalam dosis terbagi rata.
- Tidak ada inervensi terapi lain,termasuk kortikos
tiroid,fenobarbital,profilaksis,furosemida,manitol,dll
karena belum terbukti bermanfaat dalam ranah klinik.
UNIT TERKAIT Ruang perinatal

PEMBERIAN TRANFUSI DARAH


SECARA UMUM
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

028/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Pemberian darah secara umum adalah proses memasukkan darah


melalui vena
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah pemberian transfusi
darah
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang memerlukan tranfusi darah.

PROSEDUR 1. Mengambil contoh darah dan memeberi etiket


2. Menyiapkan surat permintaan darah ke PMI
3. Bila darah yang diperlukan untuk tranfusi sudah ada,
cocokkan jenis darah atau golongan darah sesuai donor
sedikitnya 3x
4. Melakukan pemasangan tranfusi set dengan cairan NaCl yang
tersedia
5. Bila aliran atau tetesan darah sudah lancar, plad set ke botol
darah lebih dulu baru kemudian memindahkan selang udara
6. Mengatur tetesan darah sesuai dengan indikasi
medis. Catat di lembar observasi tanggal dan jam
pemasangan serta jumlah tetesan dengan jelas
7. Mengawasi lokasi infus dan jumlah tetesan serta reaksi
pasien selama pemberian tranfusi
8. Memmberikan rasa aman dan nyaman pada pasien

UNIT TERKAIT  instalasi Rawat Inap


 Isntalasi Gawat Darurat
 Ruang perinatal

PEMBERSIHAN BOX BAYI


No. Dokumen : No. Revisi Halaman

029/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Pembersihan box bayi adalah tata laksana yang dipakai untuk
memberikan box bayi atau kotak tempat tidur bayi
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah pembersihan box bayi.

KEBIJAKAN Dialkukan untuk membersihkan box bayi.

PROSEDUR  Persiapan alat:


1. Lap basah
2. Lap kering
3. Larutan chlorine 0,5%
4. Sarung tangan
 Pelaksanaan:
1. Petugas memakai sarung tangan
2. Lepaskan semua sprei, perlak dan kasur dari box bayi
3. Lap box bayi dengan larutan chlorine 0,5% pada seluruh area
4. Lap box bayi dengan lap kering
5. Biarkan box bayi dengan lap kering
6. Lakukan perasat ini setiap pagi hari
7. Pasang kembali kasur, sprei, perlak
8. Alat-alat dibereskan
9. Sarung tangan dibuka
10. Petugas cuci tangan
UNIT TERKAIT Ruang perinatal
PENANGANAN BAYI DENGAN MENINGOKEL

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

030/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Meningokel adalah tonjolan dikepala, di daerah garis tengah, dengan


ukuran bervariasi, yang terjadi karena defek tulang yang tidak
PENGERTIAN
menutup. Bagian yang membentuk tonjolan adalah selaput
meningen. Meningokel dapat berisi bahan otak maupun hanya cairan
belaka.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah memberikan
penanganan yang tepat bagi bayi yang meningokel
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan meningkokel

PROSEDUR Penegakan diagnosa:


1. Diagnosa awal meningokel cukup ditegakkan secara klinis.
Lakukan anamnesis mengenai riwayat kehamilan dan
perasalinan ,dan gejala dan tambahan lain yang terjadi
dikemudian.
2. Pemeriksaan fisik difokuskan didaerah garis tengah ,terutama
dikepala dan tulang belakang
3. Siapkan surat rujukan
4. Lakukan rujukan kerumah sakit rujukan

UNIT TERKAIT Ruang perinatal


PEMBERIAN MINUM LEWAT SONDE

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

031/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR
PROSEDUR 01 Juli 2022
OPERASIONAL
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Pemberian minum pada bayi adalah proses memberi minum pada
bayi oleh perawat ruangan
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam memberi minum
pada bayi yang tidak dapat minum secara biasa
KEBIJAKAN Dilakukan pada setiap pasien pemberian minum lewat sonde.

PROSEDUR Persiapan alat:


1. ASI/PASI sesuai dengan kebutuhan dalam tempatnya
2. Sonde Lambung
3. Semprit 5cc/10cc
4. Air matang
5. Bengkok
6. Plester
Pelaksanaan:
1. Perawat cuci tangan
2. Pasang sonde lambung dan fiksasi
3. Lakukan retensi cairan lambung dan catat jumlahnya
4. Masukan susu dengan semprit perlahan lahan sesuai
kebutuhan
5. Setelah selesai bilas sonde dengan air matang secukupnya
6. Perhatikan reaksi pasien
7. Alat alat dibereskan
8. Perawat cuci tangan
9. Catat jumlah cairan yang masuk
10. lakukan pada bayi yang tidak mampu menghisap sesuai
dengan instruksi dokter
UNIT TERKAIT Ruang perinatal
PEMAKAIAN NEBULEZER

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

032/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkan oleh :
STANDAR Direktur RSIA Esto Ebhu
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Nebulezer adalah suatu alat yang digunakan pada tindakan perawat


PENGERTIAN
yang diberikan dengan memberikan penguapan agar lendir lebih
encer sehingga lendir mudah dihisap.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah pemakaian nebulezer

KEBIJAKAN Dialkukan pada setiap pemakaian nebulizer.

PROSEDUR Persiapan alat:


1. PZ/NaCl 0,9 % combivent,bisolvon, (obat untuk
bronkodilator kalau perlu)
2. Nebulizer dengan berbagai bentuk
3. Sarung tangan steril
4. Kain penutup mata
Persiapan pasien :
- Inform consent
Pelaksanaan:
1. Cuci tangan
2. Berikan penjelasan kepada pasien / keluarga tentang proses
nebulizer
3. Pakai sarung tangan
4. Posisikan pasien sesuai kebutuhan
5. Lakukan penguapan selama 10-15 menit disaluran jalan nafas
6. Bila perlu fisio terapi dada
7. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
UNIT TERKAIT Ruang perinatal

PENCUCIAN PAKAIAN BAYI


No. Dokumen : No. Revisi Halaman

033/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkan oleh :
STANDAR Direktur RSIA Esto Ebhu
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Pencucian pakaian bayi adalah kegiatan yang dilakukan dalam


mencuci pakaian bayi
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah pencucian pakaian bayi

KEBIJAKAN Dialkuakn pada setiap pencucian baju bayi.

PROSEDUR 1. Pakaian kotor bayi diruang perinatal dimasukkan kekatong


plastik( sesuai nama bayi) dan ditutup rapat
2. Petugas perinatal menyerahkan pakain kotor kekeluarga
pasien
3. Pakaian bayi dibawa oleh keluarga dan dicuci
4. Pakain bayi yang sudah bersih dan kering dilipat dan
diserahkan kepada petugas perinatal
Diruang perinatal pakaian bayi disimpan diloker sesuai nama
masing masing
UNIT TERKAIT Ruang perinatal

PELAKSANAN KUMBAH LAMBUNG


BAYI DAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

034/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2
Ditetapkan oleh :
STANDAR Direktur RSIA Esto Ebhu
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Kumbah lambung yang dimaksudkan dalam protap ini adalh tindakan


PENGERTIAN mengeluarkan isi lambung bayi dengan saluran karet lewat hidung /
mulut
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah pelaksanaan kumbah
lambung bayi dan anak
KEBIJAKAN Dialksanakan pada setiap pemakaian kumbah lambung.
PROSEDUR Persiapan alat:
1. Bengkok
2. Cairan yang diperlukan untuk pemeriksaan (0,5%)
3. Spuit 10cc-20cc
4. Sonde lambung no 3-8
5. Plester
6. Stetoskop
7. Sarung tangan
Persiapan pasien:
1. Pasien/ keluarga diberi penjelasan maksud dan tujuan
tindakan
2. Atur posisi bayi
Pelaksanaan:
1. Petugas memakai sarung tangan
2. Pasang sonde lambung sesuai aturan
3. Pastikan sonde lambung dalam posisi yang tepat
4. Masukan 5cc D5% melalui sonde
5. Kosongkan lambung dengan cara mengaspirasi cairan yang
masuk sampai habis
6. Catat jumlah cairan dan warna yang keluar
7. Tutup kembali ujung sonde
8. Ulangi sekitar 1 jam kemudian ( dapat sampai 3 kali)

PELAKSANAN KUMBAH LAMBUNG


BAYI DAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

034/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 2/2
PROSEDUR 1. Alat dibereskan
2. Petugas cuci tangan lagi
UNIT TERKAIT - Instalasi Gawat Darurat
- Instalasi Rawat Inap
- Ruang Perinatal

PENGAMBILAN SAMPEL DARAH

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

035/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2
Ditetapkan oleh :
STANDAR Direktur RSIA Esto Ebhu
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Pengambilan sampel darah adalh tatalaksana yang dipakai dalam


PENGERTIAN
pengambilan sampel darah
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah pengambilan sampel
darah
KEBIJAKAN Dialkuakn pada saat pengambilan sampel darah.
PROSEDUR Persiapan alat :
1. Spuit 3cc
2. Jarum no 21
3. Botol medis klinis
4. Botol darah kimiawi/EDTA
5. Alkohol
6. Kapas steril
7. Sarung tangan
Persiapan petugas :
1. Untuk pemeriksaan DL,CRP,GDA,Bilirubin : mpengambilan
darah dilakukan oleh petugas NICU dan diantar
kelaboratorium segera setelah diambil
2. Untuk pemeriksaan pemeriksaan
tertentu,CT,BT,Hapusan,BGA; sampel darah diambil oleh
petugas lab dan dibawa sendiri oleh petugas lab ke lab .
3. Untuk permintaan darah ke PMI petugas NICU mengambil
sampel darah kenudian diserahkan kepada keluarga pasie
beserta pengantar untuk dibawa ke PMI
Pelaksanaan :
1. Pastikan lahan pengambilan sampel darah
2. Petugas memakai sarung tangan
3. Olesi dengan kapas alkohol daerah yang akn diambil
darahnya dengan arah sentral keluar,ulangi lakukan
desinfektan sampai benar benar bebas dari kotoran :oles satu
arah , tunggu sampai kering 30-60”
4. Ambil jarumno 21 ,tusukan pada vena

PENGAMBILAN SAMPEL DARAH


No. Dokumen : No. Revisi Halaman

035/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 2/2
PROSEDUR 5. Masukan darah kedalam botol / ambil darah dengan spuit 3cc
melalui jarum tanpa melepas spuit.sesuai kebutuhan
6. Beri label nama,alamat ,tanggal, jam pengambilan,serta asal
ruangan pasien
7. Lepaskan jarum dari vena,tutup dengan kapas alkohol steril
kemudian diplester
8. Sarung tangan dilepas
Petugas cuci tangan
UNIT TERKAIT - Instalasi Gawat Darurat
- Instalasi Rawat Inap
- Ruang Perinatal

PENGGANTIAN PAKAIAN BAYI

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

036/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1

Ditetapkan oleh :
STANDAR Direktur RSIA Esto Ebhu
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Penggantian pakaian bayi adalah penggantian pakaian bayi dan


PENGERTIAN dilengkapi tindakan pembersihan kotoran pada tubuh bayi yang
dirawat,apabila bayi tidak hipotermi serta mempunyai berat badan
normal.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah mengganti pakaian bayi

KEBIJAKAN Dilakuakn pada setiap pengggantian pakaina bayi.


PROSEDUR Persiapan alat:
1. Perlengkapan pakaian bayi (popok ,gurita ,baju,selimut)
2. Kain pengalas bayi
3. Kapas pembersih cebok dan tempat kapas kotor
4. Waslap , air hangat dalam tempatnya
5. Ember tertutup untuk pakain kotor
Pelaksanaan:
1. Perawat memakai pakaian khusus
2. Popok basa/kotor dibuka/ditanggalkan
3. Bokong bayi dibersihkan dengan kapas pembersih, dilap
dengan waslap hangat,kemudian dikeringkan
4. Pasang popok bersih dan bila perlu baju bayi diganti
5. Bayi dirapikan,kemudian dibaringkan kembali dengan posisis
sesuai dengan kebutuhan
6. Alat alat dibersihkan ,dibereskan dan dikembalikan ketempat
semula
7. Mengganti pakaian bayi setiap BAB/ BAK
UNIT TERKAIT Ruang perinatal

MENERIMA BAYI BARU LAHIR DENGAN


TINDAKAN SECTIO CESAREA (SC)
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

037/3.15.3/RSIA’EE/VII/2022 1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Menerima bayi baru lahir dengan tindakan Sectio Cesarea (SC) di


PENGERTIAN
kamar operasi
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Melakukan
resusitasi bayi bari yang lahir secara SC Mencegah hipotermi pada
bayi
KEBIJAKAN Dilakukan pada bayi baru lahir dengan SC secara elektif/
direncanakan

PROSEDUR 1. Siapkan peralatan


2. Pakai baju operasi, masker dan topi
3. Cuci tangan
4. Pakai handscoon
5. Pegang duk steril untuk menerima bayi
6. Lakukan resusitasi pada Bayi Baru Lahir
7. Dokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan pada Rekam
Medis Bayi
8. Pindahkan bayi ke ruang rawat inap pada bayi dengan kondisi
stabil post resusitasi
9. Pada bayi yang kondisinya belum stabil, pindahkan bayi ke
ruang perinatology

UNIT TERKAIT Unit Perina


Unit Kamar Bersalin
Unit Kamar Operasi

PROSEDUR PENGGUNAAN INKUBATOR


No. Dokumen : No. Revisi Halaman

038/3.15.3/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2

Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Tata cara untuk menggunakan inkubator (alat untuk menjaga suhu
bayi agar tidak terjadi hipotermi)
TUJUAN Sebagai acuan dalam menyiapkan dan menggunakan inkubator
untuk digunakan merawat bayi
KEBIJAKAN Dilakukan pada setiap pemakaian inkubator

PROSEDUR 1. Pastikan inkubator dalam keadaan bersih dan siap digunakan


2. Isi air untuk kelembaban dengan air matang/aquades sebatas
garis penutupnya
3. Tentukan mode yang akan dipakai (skin mode atau air mode).
4. Atur suhu yang diinginkan sesuai dengan keadaan pasien
5. Usahakan seminimal mungkin membuka pintu/jendela untuk
mencegah kontaminasi dengan suhu ruangan
6. Pasang inkubator 15-20 menit sebelum dipakai agar suhu
sesuai dengan yang diinginkan
7. Setelah inkubator siap pakai, siapkan bayi dengan memakai
popok/pampers
8. Masukkan bayi pelan-pelan ke dalam inkubator
9. Pasang skin probe (pengontrol suhu) pada kulit
10. Ukur suhu aksila bayi tiap 3 jam
11. Suhu tubuh bayi yang tetap dingin, tangani sesuai manajemen
termoregulasi
12. Pindahkan bayi ke ibu secepat mungkin ketika bayi sudah
tidak menunjukkan tanda-tanda sakit
13. Bersihkan inkubator segera setelah selesai digunakan
Pemantauan :
1. Suhu tubuh bayi, tanda vital dari keadaan umum
2. Suhu ruangan inkubator

PROSEDUR PENGGUNAAN INKUBATOR


No. Dokumen : No. Revisi Halaman
1 2/2
038/3.15.3/RSIA’EE/VII/2022

UNIT TERKAIT 1. Unit Kaber


2. Unit Perinatal
PROSEDUR PENGGUNAAN CPAP
(Continous Positive Airway Pressure)
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

039/3.15.3/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Tata cara untuk menggunakan CPAP (alat yang digunakan untuk


PENGERTIAN
mempertahankan tekanan positif pada saluran nafas bayi baru lahir
selama pernafasan spontan).
TUJUAN Sebagai acuan dalam menggunakan CPAP

KEBIJAKAN Dilakukan pada setiap pemakaian CPAP

PROSEDUR 1. Periksa kelengkapan nasal CPAP meliputi sirkuit untuk nasal


CPAP, nasal prong, botol outlet yang berisi air steril,
humaidyfier, blender O2
2. Pilih ukuran nasal prong sesuai dengan berat badan bayi
a. Ukuran 1 untuk berat badan 700-1000 gram
b. Ukuran 2 untuk berat badan 1000-2000gram
c. Ukuran 3 untuk berat badan 2000-3000 gram
d. Ukuran 4 untuk berat badan 3000-4000 gram
e. Ukuran 5 untuk berat badan diatas 4000gram
3. Masukan Ujung sirkuit ekspirasi kedalam botol outlet sedalam
besarnya tekanan positif yang dikehendaki.
4. Coba alat terlebih dahulu dengan cara mengaktifkan CPAP dan
menutup kedua ujung nasal prong apabila muncul gelembung
pada botol outlet berarti alat bekerja dengan benar.
5. Tempatkan bayi di inkubator atau di bawah pemancar panas
atau di dalam boks bayi sesuai indikasi.
6. Pasangkan nasal prong di hidung bayi dengan nyaman,ujung
nasal prong tidak mengenai septum nasi
7. Seting awal CPAP
8. Lakukan pengamatan ;
a. Amati sirkuit setiap setiap 2 jam untuk melihat keefektifan
sirkuit.
PROSEDUR PENGGUNAAN CPAP
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

039/3.15.3/RSIA’EE/VII/2022 1 2/2

b. Periksa humidifier apakah menyala dan terdapat air dalam


ukuran yang benar.
a. Amati apakah konsentrasi O2 yang diberikan sudah
sesuai.
b. Amati ada tidaknya air dalam selang sirkuit
c. Amati apakah ujung selang pada botol outlet berada
pada ketinggian 5cm dan batas atas air pada 0cm
d. Amati apakah bayi kembung
e. Lakukan pengisapan lender pada hidung bayi setiap 2
– 4 jam sekali
9. Prosedur penyapihan CPAP
a. Setelah pemasangan CPAP, bayi harus dapat bernafas
dengan mudah disertai penurunan kecepatan respirasi
dan berkurangnya retraksi.
b. FiO2 harus diturunkan secara bertahap dengan
penurunan 2-5% secara bertahap dipandu oleh
pembacaan pulse-oximetri atau hasil pemeriksaan gas
PROSEDUR darah.
c. Bayi yang bernafas nyaman dengan CPAP pada FiO2
21% harus dicoba untuk lepas dari CPAP.
d. Bayi harus dinilai selama percobaan tersebut untuk
munculnya tanda-tanda takipnoe, retraksi, turunya
saturasi oksigen atau apnoe. Jika tanda-tanda ini
teramati maka percobaan berhasil.
10. Kriteria kegagalan CPAP
BBL dengan CPAP nasal H2O2 5 cm akan memerlukan
ventilasi mekanik jika salah satu di bawah ini terjadi;
- FiO2 pada CPAP >60%
- PaCO2 >65 mmHg
- Asidosis metabolic yang terus bertahan dengan deficit
basa> -10
- Retraksi yang jelas teramati ketika sedang diterapi
CPAP.
- Sering terjadi episode apnoe atau bradikardi
11. Bersihkan CPAP segera setelah digunakan
UNIT TERKAIT Perinatologi

TRUSH DI MULUT
Halaman
No. Dokumen : No. Revisi
1/1
040/3.15.3/RSIA’EE/VII/2022 1

Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Trush di mulut adalah lapisan pada mulut dan atau lidah yang
disebabkan oleh infeksi jamur
TUJUAN Sebagai acuan menangani trush di mulut pada neonatus

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang mengalami trush di mulut

PROSEDUR 1. Lakukan pemeriksaan untuk membedakan trush dari bercak


susu dengan mengorek lidah dengan lembut untuk melihat
apakah bercak putih mudah dilepas: Trush sukar dilepas
2. Olesi bercak trush dalam mulut bayi dengan larutan gentian
violet 4 kali sehari, lanjutkan sampai dua hari setelah lesi
menghilang
3. Anjurkan ibu untuk mengoles payudaranya dengan krim
nistatin atau larutan gentilen violet setiap kali selesai menyusui
selama bayi diobati
UNIT TERKAIT Unit Perina
Unit Kamar Bersalin
Instalasi Rawat Inap
APNEA PADA NEONATUS
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

041/3.15.3/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2

Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Apnea adalah henti nafas selama 20 detik atau lebih atau sebagai
PENGERTIAN salah satu episode singkat dengan disertai brakikardia (denyut
jantung < 80 kali/menit), sianosis sentral atau pucat
TUJUAN Sebagai acuan dalam memberikan langkah-langkah:
1. Memberikan bantuan nafas dan rangsang taktil setiap neonatus
yang mengalami apnea
2. Memberikan pengobatan untuk merangsang pusat nafas
KEBIJAKAN Dilakukan pada semua pasien yang mengalami apnea )

PROSEDUR Penanganan Umum :


1. Bayi dirangsang dengan meraba/ mengelus dada atau
punggung bayi
2. Bayi yang mulai bernafas atau mengalami sianosis sentral,
megap-megap atau denyut jantung menetap kurang dari 100
kali per menit, lakukan resusitasi dengan memakai balon
dan sungkup
3. Evaluasi ulang temuan dari anamnesis/riwayat umum dan
pemeriksaan fisik
4. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan identifikasi
penyebab : Darah rutin, CRP, kultur, kalsium, glukosa,
analisis gas darah
5. Kadar glukosa yang kurang dari 45 mg/ dl (2,6 mmol/l)
tangani sebagai pasien hipoglikemia
6. Lakukan foto rontgen dada untuk kemungkinan sindrom
distres respirasi, pneumonia dan lain-lain
7. Lakukan USG kepala untuk kemungkinan terjadi
perdarahan intrakranial, dilatasi ventrikel
8. Observasi bayi secara ketat terhadap serangan periodik
apnea berikutnya dan rangsang pernafasan bayi dengan
meraba atau menepuk dada atau punggung.

APNEA PADA NEONATUS


Halaman
No. Dokumen : No. Revisi
1
2/2
041/3.15.3/RSIA’EE/VII/2022

9. Bayi yang mendapat serangan episode apnea lebih dari sekali,


lakukan resusitasi tiap jam :
9.1 Jangan diberikan minum. Pasang infus i.v dan berikan
cairan infus rumatan setiap hari sesuai usia post natal
9.2 Bayi yang tidak ada serangan episode apnea resusitasi
diperlukan untuk 6 jam. Bayi diperbolehkan menyusu, bila
tidak dapat menyusu, berikan ASI peras dengan memakai
cara minum alternatif
9.3 Serangan episode apnea yang berlangsung setelah
resusitasi, berikan oksigenasi menggunakan tekanan positif
kontinyu (CPAP) sesuai prosedur yang ada, ambil sampel
darah arteri atau perifer untuk pemeriksaan analisis gas
PROSEDUR darah
10. Lakukan perawatan lekat atau kontak kulit bayi-ibu; dengan
cara ini serangan apnea bayi berkurang dan ibu mampu
melakukan pengamatan secara ketat
11. Berikan antibiotik (ampicilin dan gentamicin) untuk sepsis
12. Untuk bayi kecil (berat lahir < 1500 gram atau kehamilan <32
minggu) serangan apnea menetap walaupun dengan cara-cara
tersebut diatas dan infeksi berat telah teratasi, berikan
aminopilin dosis awal 6 mg/kg BB IV, diteruskan 2 mg/kg BB
tiap 8 jam selama 7 hari
13. Amati bayi selama 24 jam setelah pemberian antibiotik di stop.
Jika tidak ada serangan apnea selama 7 hari, minum bayi baik
dan tidak ada masalah-masalah lain yang memerlukan
perawatan di RS, bayi dipulangkan
UNIT TERKAIT IGD
Perinatologi
Kamar bersalin
FOTOTERAPI (TERAPI SINAR)
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

042/3.15.3/RSIA’EE/VII/2022 1 1/3

Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Fototerapi (Terapi sinar) adalah terapi menggunakan sinar


PENGERTIAN
ultraviolet dengan panjang gelombang tertentu dan waktu tertentu
yang dimaksud untuk menurunkan kadar bilirubin
TUJUAN Menurunkan kadar bilirubin indirek sampai pada kadar yang tidak
memerlukan fototerapi lagi
KEBIJAKAN Dilakukan pada semua bayi dengan ikterus neonatorum dan kadar
bilirubin indirek lebih tinggi dari batas tertentu

PROSEDUR Persiapan alat fototerapi


1. Pastikan penutup atau pelindung pada posisi yang tepat. Hal
ini untuk mencegah agar bayi tidak terluka bila tiba-tiba lampu
pecah serta melindungi dari bahaya sinar ultraviolet
2. Hangatkan ruangan dimana unit itu berada sehingga suhu
dibawah lampu 28-300 C
3. Nyalakan tombol unit dan periksa apakah seluruh lampu
fluorosens menyala dengan baik
4. Ganti lampu fluorosens bila terbakar atau mulai berkedip-
kedip
5. Catat tanggal kapan lampu mulai dipasang dan pastikan durasi
total penggunaan lampu
6. Ganti lampu setiap 2000 jam atau setelah penggunaan 3 bulan
walaupun lampu masih menyala
7. Gunakan kain pada box bayi atau inkubator dan letakkan tirai
putih mengelilingi area sekeliling unit tersebut berada untuk
memantulkan kembali sinar sebanyak mungkin ke arah bayi
Cara melakukan fototerapi
1. Bila berat badan bayi 2000 gram atau lebih, letakkan bayi
dalam keadaan telanjang di box bayi. Letakkan bayi yang lebih
kecil di inkubator
2. Tutup mata bayi dengan penutup, pastikan penutup mata tidak
menutupi lubang hidung. Jangan gunakan plester untuk fiksasi
penutup

FOTOTERAPI (TERAPI SINAR)


No. Dokumen : No. Revisi Halaman

042/3.15.3/RSIA’EE/VII/2022 1 2/3
3. Letakkan bayi sedekat mungkin dengan lampu sesuai dengan
petunjuk atau manula dari pabrik pembuat unit
4. Diusahakan permukaan tubuh seluas-luasnya terpapar sinar
5. Ubah posisi bayi tiap 3 jam
6. Pastikan bayi diberi minum :
6.1 Anjurkan ibu untuk memberi minum setiap diperlukan,
paling tidak setiap 3 jam
6.2 Pindahkan bayi dari unit fototerapi selama diberi minum
dan lepaskan penutup mata
6.3 Tidak diperlukan untuk menambah atau mengganti ASI
dengan air, dekstrosa atau PASI
6.4 Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras dengan
menggunakan salah satu cara alternatif pemberian minum,
naikkan volume pemberian ASI peras dalam sehari (10-
15% dari kebutuhan rumatan sehari, mungkin sampai 25%)
atau dengan menambah 25 ml/kg susu selama bayi dibawah
lampu terapi sinar. Jika masukan cairan tidak mencukupi,
diberikan cairan per infus
UNIT TERKAIT 7. Bila bayi menerima cairan iv, naikkan jumlah cairan 10% selama
bayi di bawah terapi sinar
8. Bila bayi menerima cairan iv atau diberi minum melalui pipa
lambung, tidak perlu dipindahkan dari terapi sinar
9. Timbang bayi setiap hari dan awasi penurunan BB akibat
kehilangan air secara evaporasi atau diare, terutama pada bayi
premature
10.Feses bayi mungkin akan keluar dan berwarna kuning sat bayi
menerima terapi sinar. Kondisi ini tidak memerlukan terapi
khusus
11.Hentikan fototerapi saat orangtua mengunjungi bayinya dan
membuka pelindung mata untuk memudahkan interaksi alami
antara orang tua dan bayi
12.Lanjutkan pengobatan dan pemeriksaan lain
12.1 Bayi dipindahkan dari unit terapi sinar hanya untuk
prosedur yang tidak dapat dilakukan selama di bawah
lampu terapi sinar
12.2 Bila bayi menerima terapi oksigen, matikan lampu saat
memeriksa bayi untuk mengetahui sianosis sentral

FOTOTERAPI (TERAPI SINAR)


No. Dokumen : No. Revisi Halaman

042/3.15.3/RSIA’EE/VII/2022 1 3/3
13. Pantau suhu tubuh bayi dan suhu udara sekitar bayi setiap 3 jam.
Untuk bayi dalam inkubator, thermistor probe harus dilindungi
dari sinar
14. Periksa kadar bilirubin serum tiap 12 jam :
Hentikan fototerapi ketika kadar bilirubin turun di bawah kadar
indikasi dilakukan fototerapi atau 15 mg/dl
PROSEDUR 15. Bila kadar bilirubin tidak dapat diperiksa :
Bila bayi kecil (berat lahir < 2500 gram dan umur kehamilan < 37
minggu) atau sepsis, hentikan fototerapi setelah 3 hari
Bila ada kecurigaan ikterus hemolitik atau ikterus ditemukan pada
hari pertama, hentikan fototerapi setelah 4 hari

UNIT TERKAIT Perinatologi

KEJANG PADA NEONATUS


No. Dokumen : No. Revisi Halaman

043/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/3

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


PROSEDUR Direktur RSIA Esto Ebhu
OPERASIONAL 01 Juli 2022
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Kejang pada neonatus adalah setiap gerakan yang tidak biasa pada
bayi baru lahir, berlangsung berulang-ulang dan periodik .
TUJUAN Mengatasi kasus Kejang pada neonatus dengan segera

KEBIJAKAN Dilakukan pada neonatus yang mengalami kejang

PROSEDUR 1. Pasang jalur infus IV beri cairan IV dengan dosis rumat


2. Bila kadar glukosa darah kurang dari 45 mg/dl, tangani untuk
hipoglikemia sebelum melanjutkan manajemen kejang seperti
dibawah ini, untuk menyingkirkan kemungkinan hipoglikemia
sebagai penyebab kejang
3. Bila bayi dalam keadaan kejang, atau bayi kejang dalam
beberapa jam terakhir, beri fenobarbotal dengan dosis 20 mg/kg
berat badan IV pelan-pelan dalam waktu 5 menit.
a. Bila jalur iv belum terpasang, beri fenobarbital 20 mg/kg
sebagai dosis tunggal dengan injeksi IM
b. Bila kejang tidak berhenti dalam waktu 30 menit, beri dosis
ulangan fenobarbital 10 mg/kg berat badan IV atau IM.
Dapat diulangi sekali lagi 30 menit kemudian bila perlu
c. Bila kejang masih berlanjut atau berulang, beri fenitoin IV 20
mg/kg BB, dengan memperhatikan hal-hal berikut
i. Beri fenitoin hanya IV
ii. Campur jumlah dosis total di dalam 15 ml garam fisiologis
dengan kecepatan infus 0,5 ml/menit selama 30 menit.
Hanya gunakan larutan garam fisiologis untuk mencampur
fenitoin, sebab jenis cairan lain akan mengakibatkan
kristalisasi fenitoin
iii. Monitor denyut jantung selama pemberian fenitoin IV

KEJANG PADA NEONATUS


No. Dokumen : No. Revisi Halaman

043/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 2/3
PROSEDUR 4. Lanjutkan pemberian oksigen bila bayi mengalami gangguan
nafas (misalnya : sianosis sentral, nafas kurang dari 30
kali/menit). Kurangi oksigen secara bertahap sampai batas
terendah yang tidak menyebabkan sianosis sentral
5. Amati bayi untuk melihat kemungkinan kejang berulang,
khususnya cari kejang subtle
6. Bila kejang berulang dalam waktu 2 hari, beri fenobarbital 5
mg/kg BB per hari per oral, sampai bebas kejang selama 7
hari. Bila kejang berulang setelah 2 hari bebas kejang, ulangi
pengobatan dengan fenobarbital dari awal
7. Lanjutkan pemberian cairan IV :
Batasi volume cairan sampai dengan 60 ml/kg BB per hari
untuk hari pertama;
7.1 Monitor diuresis :
7.1.1 Bila bayi kencing kurang dari 6 kali perhari atau
tidak ada sama sekali produksi urin, jangan
ditambah jumlah volume caian pada hari
berikutnya
7.1.2 Bila jumlah urin mulai meningkat, naikkan
volume cairan IV
8. Berikan perawatan umum untuk bayi :
8.1 Hindarkan stimulasi suara dan memegang bayi secara
berlebihan
8.2 Pegang dan gerakkan bayi dengan pelan untuk
menghindari trauma karena ototnya masih lemah
8.3 Fenobarbital dapat menyebabkan bayi mengantuk untuk
beberapa hari
9. Bila bayi sudah 3 jam tidak kejang, anjurkan bayi untuk
menyusu ASI. Bila bayi tidak mau menyusu ASI, beri ASI
peras dengan menggunakan salah satu alternatif pemberian
minum
10. Bila bayi sedang mendapat fenobarbital setiap hari :
10.1 Lanjutkan fenobarbital sampai dengan tujuh hari setelah
kejang yang terakhir
10.2 Bila fenobarbital sudah dihentikan, lanjutkan amati
untuk 3 hari berikutnya

KEJANG PADA NEONATUS


No. Dokumen : No. Revisi Halaman
043/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 3/3

PROSEDUR 11. Jelaskan pada ibu bahwa bila kejang sudah berhenti dan bayi
dapat minum sampai dengan umur 7 hari kemungkinan bayi
akan sembuh sempurna
12. Anjurkan untuk memegang dan mengelus-elus bayinya untuk
membantu mengurangi iritabilitas
13. Bila sudah tidak kejang minimal 3 hari dan ibu dapat
menyusui dengan ASI dan tidak dijumpai masalah yang
memerlukan perawatan di rumah sakit, maka bayi dapat
dipulangkan
14. Rencanakan kunjungan tidak lanjut, dimulai setiap minggu
14.1 Nilai minumnya, bantu ibu untuk menemukan cara yang
paling baik untuk memberi minum, bila bayi tidak dapat
menyusu ASI
14.2 Bila kondisi bayi tidak membaik setelah 1 minggu
(bayi berlanjut menjadi letargik, tidak menyusu ASI atau
malas minum, atau masih kejang), kemungkinan bayi
menderita kerusakan otak yang berat dan akan
merupakan masalah jangka panjang

UNIT TERKAIT IGD


Perinatologi
Kamar bersalin
Nifas
PENANGANAN HIPERTERMIA PADA
NEONATUS
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
1
044/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Hipertermia adalah suhu lebih dari 37,50 C

TUJUAN Mencegah dan mengatasi hipertermia pada neonatus

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang mengalami hipertermia

PROSEDUR Hipertermia diduga karena paparan panas yang berlebihan


1. Bila bayi tidak pernah diletakkan di dalam alat penghangat:
1.1 Letakkan bayi di dalam suhu lingkungan yang normal
(25-280 C)
1.2 Lepaskan sebagian atau seluruh pakaiannya bila perlu
1.3 Periksa suhu aksiler setiap jam sampai dicapai suhu
dalam batas normal
1.4 Bila suhu sangat tinggi (390 C), bayi dikompres dengan
air hangat
2. Bila bayi pernah diletakkan di bawah pemancar panas atau
inkubator :
2.1 Kurangi pengatur suhu alat penghangat. Bila bayi di
dalam inkubator, buka inkubator sampai suhu dalam
batas normal
3. Lepaskan sebagian atau seluruh pakaian bayi selama 10
menit kemudian beri pakaian lagi sesuai dengan alat
penghangat yang digunakan
4. Periksa suhu bayi setiap jam sampai suhu dalam batas
normal
5. Periksa suhu inkubator atau pemancar panas setiap jam dan
sesuaikan pengatur suhu
Hipertermia bukan karena paparan panas yang berlebihan :
1. Terapi untuk kemungkinan besar sepsis
2. Letakkan bayi di dalam suhu lingkungan yang normal (25-
280 C

PENANGANAN HIPERTERMIA
PADA NEONATUS
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
044/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1
2/2
PROSEDUR 3. 1 Lepaskan sebagian atau seluruh pakaian bayi bila perlu
4. Periksa suhu bayi setiap jam sampai suhu dalam batas normal
5. Bila suhu sangat tinggi (390C), bayi dikompres dengan air
hangat
Manajemen lanjutan suhu lebih dari 37,50C
1. Yakinkan bayi mendapat cukup cairan atau minuman
1.1 Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya. Bila bayi tidak
dapat disusui beri ASI peras dan gunakan cara alternatif
pemberian minum
1.2 Bila terdapat tanda dehidrasi (mata atau ubun-ubun besar
cekung, elastisitas kulit berkurang, lidah dan membran
mukosa kering) tangani untuk dehidrasi
2. Periksa kadar glukosa darah, bila < 45 mg/dl (2.6 mmol/l)
tangani untuk hipoglikemia
3. Cari tanda sepsis sekarang dan ulangi lagi bila suhu telah
mencapai batas normal
4. Setelah suhu bayi normal :
4.1 Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi
4.2 Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu
setiap 3 jam
5. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum
dengan baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan
perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan. Nasehati
ibu cara menghangatkan bayi di rumah dan melindungi dari
pemanasan yang berlebihan

UNIT TERKAIT IGD


Kamar Bersalin
Nifas
Perinatologi
PENANGANAN HIPOGLIKEMIA PADA
NEONATUS
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman
045/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022
1 1/2

Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Hipoglikemia adalah kadar glukosa darah < 45 g/dl pada bayi


PENGERTIAN kurang bulan/ cukup bulan disertai gejala apnea, hipotonia, kejang,
asfiksia, refleks hisap turun, letargis, hipotermia, syok, atau ibu DM
TUJUAN Meningkatkan kadar glukosa sampai kadar yang tidak
membahayakan bayi baru lahir/ neonatus
KEBIJAKAN Dilakukan pada semua pasien bayi yang mengalami hipoglikemia

PROSEDUR Manajemen glukosa darah < 25 mg/dl atau terdapat tanda


hipoglikemi
1. Pasang jalur IV jika belum terpasang
2. Berikan glukosa 10% 2 ml/kg BB secara IV bolus pelan dalam
lima menit. Jika jalur IV tidak dapat dipasang dengan cepat,
berikan dengan dosis yang sama larutan glukosa melalui pipa
lambung
3. Infus glukosa 10% sesuai kebutuhan rumatan menurut umur dan
BB
4. Periksa kadar glukosa darah satu jam setelah bolus glukosa dan
kemudian tiap tiga jam
a. Jika kadar glukosa darah masih tetap 25 mg/dl (1,1 mmol/l)
ulangi pemberian bolus glukosa seperti tersebut di atas dan
lanjutkan pemberian infus
b. Jika kadar glukosa darah 25-45 mg/dk (1,1-2,6 mmol/l),
teruskan infus dan ulangi pemeriksaan kadar glukosa tiap 3
jam sampai kadar glukosa 45 mg/dl (2,6 mmol/l) atau lebih
c. Bila kadar glukosa darah 45 mg/dl (2,6 mmol/l) atau lebih
dalam dua kali pemeriksaan berturut-turut, ikuti petunjuk
tentang pemeriksaan kadar glukosa darah setelah kadar
glukosa darah kembali normal
5. Anjurkan ibu menyusui, Bila bayi tidak dapat disusui beri ASI
peras dan gunakan cara alternatif pemberian minum
6. Bila kemampuan minum bayi meningkat turunkan pemberian
cairan infus setiap hari secara bertahap. Jangan menghentikan
infus glukosa secara tiba-tiba.

PENANGANAN HIPOGLIKEMIA PADA


NEONATUS
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
1 2/2
045/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022
PROSEDUR Manajemen glukosa darah 25 mg/dL-45 mg/dLtanpa tanda
hipoglikemia
2. Anjurkan ibu menyusui, Bila bayi tidak dapat disusui beri
ASI peras dan gunakan cara alternatif pemberian minum
3. Pantau tanda hipoglikemia, bila dijumpai tanda tersebut,
tangani seperti tersebut diatas
4. Periksa kadar glukosa darah tiap 3 jam atau sebelum
pemberian minum berikutnya :
3.1 Jika kadar glukosa darah kurang dari 25 mg/dl atau
terdapat hipoglikemia, tangani seperti tersebut diatas
3.2 Jika kadar glukosa darah masih 25-45 mg/dl, naikkan
frekuensi pemberian minum ASI atau naikkan voume
pemberian minum dengan menggunakan salah satu cara
alternatif cara pemberian minum
3.3 Jika kadar glukosa darah 45 mg/dl atau lebih, lihat
tentang frekuensi pemeriksaan kadar glukosa darah di
bawah ini
Frekuensi pemeriksaan glukosa darah setelah glukosa darah
kembali normal
1. Jika bayi mendapatkan cairan IV, dengan alasan apapun, lanjutkan
pemeriksaan kadar glukosa darah setiap 12 jam selama bayi masih
memerlukan infus. Jika kapan saja kadar glukosa darah turun,
tangani seperti tersebut diatas
2. Jika bayi sudah tidak lagi mendapat infus cairan IV, periksa kadar
glukosa darah setiap 12 jam selama dua kali pemeriksaan
3. Jika kapan saja kadar glukosa turun, tangani seperti tersebut diatas
4. Jika kadar glukosa darah tetap normal selama waktu tersebut,
maka pengukuran dihentikan
UNIT TERKAIT
Perinatologi
IGD
Nifas
RESUSITASI NEONATUS
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
1
046/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1/4

Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Tindakan resusitasi adalah tindakan bantuan nafas pada bayi baru
lahir menggunakan prinsip resusitasi
TUJUAN 1. Memberikan rangsangan dan bantuan nafas pada bayi baru lahir
dengan asfiksia
2. Mempertahankan kelangsungan pemberian oksigen dan sirkulasi
darah

KEBIJAKAN 1. Tindakan resusitasi merupakan tindakan life saving pada bayi


baru lahir dengan asfiksia
2. Tindakan resusitasi pada bayi baru lahir harus dilakukan oleh
tim yang terkoordinasi dan yang telah ditunjuk
PROSEDUR Penilaian awal setiap bayi baru lahir
1. Apakah umur kehamilan cukup bulan?
2. Apakah bayi bernafas atau menangis?
3. Apakah tonus otot baik?
Bila semua pertanyaan jawabnya “ya”, bayi memerlukan
perawatan rutin untuk bayi baru lahir (lihat protap perawatan bayi
baru lahir)Bila salah satu jawabnya “tidak”, bayi memerlukan
beberapa langkah awal resusitasi. Langkah awal resusitasi
(dilakukan dengan cepat dan diselesaikan dalam waktu 30 detik)
1. Jaga lingkungan yang hangat dan kering
2. Letakkan bayi pada posisi yang benar dan bersihkan jalan nafas,
terutama bila ada mekonium
3. Bayi dikeringkan dan dilakukan stimulasi nafas sambil
dilakukan reposisi kepala untuk membuka jalan nafas Berikan
oksigen, bila perlu, untuk mengurangi sianosis
Evaluasi langkah awal
1. Bila bayi bernafas dan denyut jantung > 100 kali per menit,
kulit berwarna merah muda, selanjutnya bayi memerlukan
perawatan suportif
2. Bila bayi tidak bernafas (apnea) atau denyut jantung
<100kali/menit, bayi memerlukan tindakan selanjutnya (tahap
B-memulai pernafasan)

RESUSITASI NEONATUS
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman
046/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022
1 2/4

PROSEDUR Ventilasi tekanan positif/VTP (dilakukan selama 30 detik)


1. Pilih ukuran sungkup sehingga menutup mulut, hidung dan
ujung dagu, tapi tidak menutup mata
2. Patikan jalan nafas bersih, lakukan isapan mulut dan hidung
sekali lagi untuk meyak
3. inkan tidak ada sumbatan pada waktu melakukan bantuan
nafas
4. Letakkan kepala bayi pada posisi sedikit ekstensi untuk
membuka jalan nafas
5. Letakkan sungkup ke muka bayi dan rapatkan bantalan
sungkup agar tercapai tekanan positif yang diperlukan untuk
mengembangkan paru
6. Pompa balon resusitasi dengan tekanan pertama > 30 mm
H2O, dengan frekuensi 40-60 kali/menit
Evaluasi VTP
1. Sementara denyut jantung meningkat kearah normal, tetap
lanjutkan ventilasi dengan kecepatan 40-60 kali/menit
2. Bila denyut jantung stabil di atas 100 kali / menit, kecepatan
dan tekanan ventilasi diturunkan secara
3. bertahap sambil dilakukan rangsangan agar bayi bernafas
4. Bila bayi sudah bernafas spontan dan denyut jantung telah
mencapai normal, bantuan ventilasi dapat dihentikan setelah
denyut jantung dan nafas spontan adekuat
5. Lanjutkan pemberian oksigen dengan arus bebas seperlunya
agar bayi tetap berwarna merah muda
6. Bila denyut jantung tidak meningkat dan < 60 kali/menit
lakukan tahap resusitasi C dengan melakukan kompresi dada.
Kompresi dada (Dilakukan selama 30 detik)
1. Kompresi dada harusselalu dilakukan bersama dengan VTP
dan harus dilaksanakan terkoordinir dengan melakukan
ventilasi setelah kompresi ketiga (1:3), sehingga didapat
frekuensi ventilasi 30 kali dan kompresi 90 kali per menit
Evaluasi Kompresi dada
1. Bila denyut jantung > 60 kali/menit, kompresi dada dapat
dihentikan tetapi VTP tetap dilanjtkan
2. Bila denyut jantung meningkat 100 kali/menit dan bayi mulai
bernafas spontan, VTP diturunkan secara perlahan-lahan
3. Bila denyut jantung tetap < 60 kali/menit, lanjutkan ke tahap
resusitasi D dengan memberikan pengobatan (epinefrin)
RESUSITASI NEONATUS
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
046/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1
3/4
PROSEDUR Intubasi Endotrakeal
Tujuan
1. Bila diperlukan mengisap mekonium langsung dari trakea
pada bayi baru lahir dengan air ketuban bercampur
mekonium disertai distres nafas
2. Mamperbaiki ventilasi bayi dan memfasilitasi koordinasi
ventilasi dan kompresi dada
3. Jalan untuk memberikan epinefrin
Cara :
1. Letakkan bayi dengan posisi kepala sedikit ekstensi
2. Stabilkan kepala bayi dengan tangan kanan. Oksigen aliran
bebas haru diberikan selama prosedur.
3. Masukkan daun laringoskop diatas sebelah kanan lidah, tekan
lidah ke sisi mulut, terus masukkan lagi daun laringoskop
sampai ujungnya di valekula, tepat di bawah lidah
4. Angkat daun sedikit, mengangkat lidah sehingga tidak
menghalangi pandangan untuk memvisualisasikan daerah
faring. Pada waktu mengangkat daun, naikkan seluruh daun
dengan menekan ke atas searah dengan pegangan
5. laringoskop
6. Visualisasikan glotis dengan memberikan tekanan ke bawah
pada krikoid
7. Masukkan pipa endotrakheal dengan ukuran yang sesuai
mengguanakan tangan kanan lewat sisi kanan mulut
8. Fiksasi pipa T dengan tangan kanan dan keluarkan
laringoskop dengan tangan kiri
9. Lakukan prosedur tersebut dalam 20 detiksaja. Bila dalam 20
detik pipa endotrakeal belum berhasil dimasukkan, lakukan
ventilasi dengan balon dan sungkup sampai keadaan bayi
stabil dan lanjutkan memasang ET kembali

Pemberian epinefrin
Indikasi :
Denyut jantung tetap < 60 kali/menit setelah dilakukan VTP selama
30 detik dilanjutkan kompresi dada bersama VTP selama 30 detik
Cara pemberian :
1. Dapat diberikan melalui pipa ET dan vena umbilikalis
2. Melalui pipa ET : suntikkan epinefrin langung melalui pipa
ET, kemudian didorong ke paru-paru dengan melakukan
VTP.

RESUSITASI NEONATUS
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
1 4/4
046/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022

PROSEDUR 3. Melalui vena umbilikalis


3.1 Pasang tali umbilikal secara longgar di sekitar dasar tali
pusat
3.2 Isi kateter 3,5 F/5F dengan salin normal
3.3 Potong tali pusat secara steril dengan skalpel di bawah
klem 1-2 cm di atas garis kulit
3.4 Masukkan kateter ke dalam vena umbilikalis dengan arah
ke atas menuju jantung selama 2-4 cm sampai darah
mengalir
3.5 Suntikkan epinefrin sesuai dosis (0,1-0,3 ml/kg BB
larutan 1:10.000, kemudian diikuti injeksi salin normal
0,5-1 ml
3.6 Bila dalam 30 detik denyut jantung tidak
meningkat 60 kali/menit, ulangi pemberian setiap 3-5
menit
3.7 Bila bayi tampak lemah dan ada bukti ada perdarahan,
pikirkan kemungkinan hipovolemia dan asidosis
metabolik
Penanganan hipovolemia akut
1. Cairan yang direkomendasikan adalah cairan kristaloid
isotonik (salin normal, ringer laktat, golongan darah O) dan
pemberian paling mudah melalui vena umbilikalis (boleh
diberikan secara intra osseus)
2. Berikan dosis awal 10 mg/kg BB, bila belum ada perbaikan
ulangi pemberian 10 mg/kg BB
3. Cara pemberian : melalui vena umbilikalis yang aliran
darahnya baik, diberikan secara lembut (tidak boleh lebih dari
1 mEq/kg/menit.
UNIT TERKAIT
IGD
Kamar Bersalin
Perinatologi
MANAJEMEN PEMBERIAN MINUM PADA BAYI
KECIL
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
1
047/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1/3
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Manajemen pemberian minum pada bayi dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram
TUJUAN Memberi minum pada bayi berat lahir rendah

KEBIJAKAN Bayi dengan berat badan < 2500 gram harus mendapatkan minum
untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan cara sesuai dengan
kondisi dan kemampuannya
PROSEDUR Prinsip Umum
1. Apabila bayi mendapatkan ASI, pastikan bayi menerima
jumlah yang cukup dengan cara apapun
1.1 Periksa apakah bayi puas setelah menyusu
1.2 Catat jumlah urine setiap bayi kencing untuk menilai
kecukupan minum (paling kurang 6 kali sehari)
1.3 Timbang bayi setiap hari, hitung penambahan atau
pengurangan berat, sesuaikan pemberian cairan dan susu
dan catat
1.4 Bayi dengan berat 1500-2500 gram tidak boleh
kehilangan berat lebih dari 10% dari berat lahirnya paa
4-5 hari pertama
1.5 Bayi dengan berat kurang dari 1500 gram dapat
kehilangan berat sampai 15% dari berat lahir selama 7-
10 hari pertama
2. Apabila kenaikan berat badan bayi tidak memadai, tangani
sebagai masalah kenaikan berat badan kurang
3. Apabila bayi telah menyusu ibu perhatikan cara pembeian
ASI dan kemampuan bayi mengisap paling kurang sehari
sekali
4. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan
beratnya naik selama 3 hari berturut-turut sebanyak 20 gram
per hari,timbang bayi 2 kali seminggu
MANAJEMEN PEMBERIAN MINUM PADA BAYI
KECIL
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
1 2/3
047/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022
PROSEDUR BERAT LAHIR 1500-1749 gram
BAYI SEHAT
1. Berikan ASI peras melalui cangkir/sendok
1.1 Apabila jumlah yang dibutuhkan tidak dapat diberikan
dengan cangkir/sendok atau ada risiko terjadi aspirasi ke
dalam paru (terdapat batuk atau tersedak), berikan minum
dengan pipa lambung
2. Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal 3 jam sekali).
Apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kg perhari tetapi
masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum
3. Apabila bayi telah dapat minum baik dengan cangkir atau
sendok, coba untuk menyusu langsung
BERAT LAHIR 1250-1499 gram
BAYI SEHAT
1. Berikan ASI peras melalui cangkir/sendok
1.1 Apabila jumlah yang dibutuhkan tidak dapat diberikan
dengan cangkir/sendok atau ada risiko terjadi aspirasi ke
dalam paru ( terdapat batuk atau tersedak), berikan
minum dengan pipa lambung
1.2 Lanjutkan dengan pemberian melalui cangkir/sendok
apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini
dapat berlangsung setelah sehari-dua hari namun
adakalanya memakan waktu lebih dari seminggu)
1.3 Apabila bayi telah dapat minum baik dengan cangkir atau
sendok, coba untuk menyusu langsung
BAYI SAKIT
1. Hanya berikan cairan IV untuk 24 jam pertama
2. Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai dari hari kedua
dan kurangi jumlah cairan IV secara perlahan
3. Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila
bayi telah mendapat minum 160 ml/kg perhari tetapi masih
tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum
4. Lanjutkan dengan pemberian melalui cangkir/sendok apabila
bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat
berlangsung setelah sehari-dua hari namun adakalanya
memakan waktu lebih dari seminggu)
5. Apabila bayi telah dapat minum baik dengan cangkir atau
sendok, coba untuk menyusu langsung
MANAJEMEN PEMBERIAN MINUM PADA BAYI
KECIL
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
1
047/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 3/3
PROSEDUR BERAT LAHIR KURANG DARI 1250 gram (tidak tergantung
kondisi)
1. Hanya berikan cairan IV untuk 48 jam pertama
2. Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai dari hari ketiga
dan kurangi jumlah cairan IV secara perlahan
3. Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila
bayi telah mendapat minum 160 ml/kg perhari tetapi masih
tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum
4. Lanjutkan dengan pemberian melalui cangkir/sendok apabila
bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat
berlangsung setelah sehari-dua hari namun adakalanya
memakan waktu lebih dari seminggu)
5. Apabila bayi telah dapat minum baik dengan cangkir atau
sendok, coba untuk menyusu langsung

UNIT TERKAIT Ruang Perinatologi


Ruang Rawat Inap
MEMERAH ASI
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

048/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2

Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Cara mengeluarkan ASI secara langsung tanpa dihisap oleh bayi

TUJUAN Mengeluarkan atau memeraH ASI

KEBIJAKAN Ibu bayi yang tidak mampu menyusu harus dilatih tata cara
memerah ASI yang benar
PROSEDUR 1. Cuci tangan sampai bersih
2. Perah sedikit ASI dan oleskan pada puting dan areola
sekitarnya
3. Duduk yang enak dan letakkan waah yang steril yang
bermulut lebar di bawah payudara
4. Perah ASI
5. Topang payudara dengan empat jari dan letakkan ibu jari
diatas, perah areola antara ibu jari dan jari lainnya sambil
menekan ke arah dada
6. Tampat menampung ASI harus terbuat dari gelas
7. Peras ASI dari satu payudara untuk paling kurang 4 menit
8. Kemudian peras payudara lain untuk paling kurang 4 menit
9. Lanjutkan memeras bergantian selama paling kurang 20-30
menit
10. Apabila ASI tidak mengalir dengan lancar :
10.1 Bantu ibu untuk tehnik memeras yang benar
10.2 Berikan kompres hangat pada payudara
10.3 Pijat punggung ibu agar rileks
11. Apabila ASI peras tida akan digunakan segera, setelah
diberi label simpan ASI peras di dalam lemari es dan
gunakan dalam waktu 24 jam
12. Apabila tidak mempunyai lemari es, dapat disimpan pada
suhu kamar sampai 6 jam
13. Usahakan suhu ASI peras pada saat diminum bayi berada
pada suhu kamar
14. Hangatkan ASI peras dengan merendamnya dalam air
hangat

MEMERAH ASI
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

048/3.15.3/RSIA’EE/VII/2022 1 2/2

PROSEDUR 15. Gunakan ASI peras segera, bila bersisa tidak boleh disimpan ke
dalam lemari es kembali, jangan merebus ASI peras
16. Anjurkan ibu untuk memeras paling kurang 8 kali dalam 24 jam
sebanyak yang dibutuhkan oleh bayi atau lebih

UNIT TERKAIT
Rawat Inap
Prinatologi
MANAJEMEN PEMBERIAN MINUM
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

049/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2

Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Pemenuhan nutrisi pada bayi berat lahir cukup atau pada bayi kecil
baik secara oral maupun parenteral
TUJUAN Memberi nutrisi pada bayi secara oral dan parenteral

KEBIJAKAN Semua bayi baru lahir harus mendapatkan nutrisi sesuai dengan
kemampuan dan kondisi bayi

PROSEDUR PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


1. Anjurkan pemberian ASI dini dan eksklusif pada bayi yang
tidak bermasalah
2. Jelaskan kepada ibu dan keluarga manfaat pemberian ASI
dini dan eksklusif
3. Anjurkan ibu untuk menyusui tanpa jadwal siang dan
malam (paling kurang 8 kali dalam 24 jam) selama bayi
ingin
4. Bila bayi melepaskan isapannya pada satu payudara, berikan
payudara yang lainnya
5. Nasehati ibu agar tidak memaksakan bayi untuk menyusu
ketika ia belum mau, tidak melepaskan hisapan bayi
sebelum bayi selesai menyusu dan tidak memberikan
makanan lain selain ASI atau menggunakan dot atau
kempeng
5.1 Anjurkan agar ibu hanya memberikan ASI untuk 4-6
bulan pertama
5.2 Bila ibu tidak dapat dirawat bersama bayi, usahakan
agar ia dapat menginap di tempat yang dekat agar
proses menyusu tetap berlangsung
5.3 Pastikan ibu agar makan dan minum yang cukup
5.4 Anjurkan agar ibu mengunjungi bayi, memegang bayi
sesering mungkin
5.5 Jelaskan kepada ibu bahwa sbagian besar obat-obatan
yang perlu diminum ibu tidak akan mengganggu bayi.
MANAJEMEN PEMBERIAN MINUM
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

049/3.15.4/RSIA’EE/VIII/2022 1 2/2

PROSEDUR PEMBERIAN ASI PADA BAYI YANG TIDAK MAMPU


MENYUSU
1. Apabila bayi tidak dapat menyusu (misalnya bayi kecil atau
sakit atau ibu sakit berat) anjurkan ibu untuk memeras ASI
dan berikan ASI peras dengan salah satu alternatif cara
pemberian minum yang lain
2. Ajarkan ibu cara memeras ASI bila perlu. Terangkan bahwa
ia dapat menyusui lagi setelah bayi dan ibu telah sembuh
3. Nilai kemampuan menyusu dua kali sehari dan anjurkan
menyusu langsung apabila bayi menunjukkan tanda siap
untuk menyusu
MEMBERIKAN ASI PERAS DENGAN CANGKIR
1. Berikan ASI peras dengan cangkir atau dengan cangkir dan
sendok
2. Cuci dan rebus semua alat yang diperlukan sebelum
digunakan
3. Berikan ASI peras sesegera mungkin, bila tidak habis dapat
disimpan di dalam lemari es
MEMERAS ASI LANGSUNG KE MULUT BAYI
1. Siapkan ibu untuk memeras ASI
1.1 Peras ASI sampai mulai keluar
1.2 Rangsang bayi agar bangun dan membuka mulutnya
1.3 Biarkan bayi mencium bau ASI pada puting
1.4 Teteskan beberapa tetes ASI langsung ke mulut bayi
1.5 Tunggu sampai bayi menelan sebelum meneteskan ASI
lagi.
2. Apabila bayi telah kenyang ia akan menutup mulutnya
2.1 langi lagi proses ini setiap 1 sampai 2 jam apabila berat
bayi < 1500 gram setiap 2-3 jam apabila berat bayi 1500
gram atau lebih
2.2 Pastikan bayi mendapat cukup minum dengan
menimbang berat setiap hari
UNIT TERKAIT
Perinatologi
Ruang Rawat Inap
PEMBERIAN SUSU FORMULA
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
1/1
050/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1

Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Tata cara memberikan susu formula (susu yang dibuat bukan ASI,
biasanya dibuat dari susu sapi) pada bayi
TUJUAN 1. Memberikan susu formula kepada bayi
2. Mempertahankan kecukupan intake nutrisi pada bayi

KEBIJAKAN Permenkes no 39 th 2013 tentang Susu formula bayi dan produk


bayi lainnya

PROSEDUR 1. Cuci tangan dengan sabun


2. Untuk mempersiapkan susu formula dari susu bubuk gunakan
air yang telah dididihkan selama 10 menit
3. Gunakan perlengkapan yang telah disteril
4. Tentukan jumlah susu bubuk yang diperlukan
5. Takar air yang diperlukan dan campur dengan cara mengocok
6. Tuangkan jumlah susu formula yang diperlukan ke dalam
cangkir atau spuit dan berikan kepada bayi
7. Setelah setiap pemberian minum, bersihkan semua perlengkapan
yang digunakan
8. Pada bayi kecil (berat lahir < 2500 gram atau lahir kurang
bulan), gunakan susu formula untuk bayi prematur
9. Dengan persetujuan keluarga, dapat juga diberikan ASI donor
yang telah dipasteurisasi
UNIT TERKAIT Perinatologi
Ruang Rawat Inap
IMUNISASI HEPATITIS Bo
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

051/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2

Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan


PENGERTIAN memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
untuk mencegah terhadap penyakit hepaptitis B
TUJUAN 1. Memberikan kekebalan pada bayi baru lahir terhadap penyakit
hepaptitis B
2. Menekan angka penyakit menular
3. Meningkatkan derajat kesehatan nasional
4. Memberikan pelayanan yang optimal dan bermutu

KEBIJAKAN Setiap pasien di lakukan tindakan PONEK berdasarkan format isian


yang sudah ditetapkan (sesuai keputusan Direktur RSIA Esto Ebhu
Sumenep Nomor 0003/3.15.1/RSIA’EE/V/2019 tentang PONEK)
PROSEDUR Posisi bayi :
Terlentang di atas meja periksa, orang tua/ pengasuh bisa diminta
membentu memegang bayi
Cara Imunisasi :
1. Beri desinfektan pada lokasi penyuntikan
2. Lokasi : daerah anterolateral paha (otot vastus lateralis)
kanan
3. Ukuran jarum : bila yidak memakai dosis tunggal, dipakai
jarum ukuran 26 G (jarum insulin)
4. Arah jarum : membentuk sudut 450-600 ke dalam otot vastus
lateralis, mengarah ke lutut
Waktu pemnerian : 1 jam setelah pemberian vit K ( dianterolateral
kiri)
Dosis vaksin hepatitis B :0,5 ml IM
Dosis HBIG (bila orangtua bersedia) 0,5 ml IM
Status imunologis ibu :
1. Ibu HbsAg negatif :
1.1 Bayi berat lahir lebih dari 2000 g : imunisasi Hep B, 2
jam sesudah lahir
1.2 Bayi berat lahir kurang dari 2000 gram : imunisasi pada
usia kronologis 30 hari atau sebelum pulang dari rumah
sakit

IMUNISASI HEPATITIS Bo
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
051/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1
2/2

PROSEDUR 2. Ibu HbsAg Positif


Bayi diimunisasi Hep B, 2 jam sesudah lahir dan HBIG
dalam 12 jam berikutnya, bila tersedia dan oranr tua bersedia
membeli
3. Ibu yang tidak diketahui HbsAg nya :
3.1 Bayi berat lahir lebih dari 2000 g : imunisasi Hep B, 2
jam sesudah lahir. HBIG dapat ditunda sampai tujuh hari
sambil menunggu tes HbsAg ibu
Bayi berat lahir kurang dari 2000 gram : imunisasi Hep B, 2 jam
setelah lahir + HBIG dalam 12 jam setelah dilahirkan bila tersedia
dan orang tua bersedia membeli
UNIT TERKAIT
Perinatologi
Ruang rawat Inap
METODE KANGURU
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

052/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2

Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Metode kanguru adalah perawatan untuk bayi berat lahir rendah


PENGERTIAN atau prematur dengan melakukan kontak langsung anatara kulit
bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact, dimana ibu
menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi.
TUJUAN 1. Mencegah Hipotermi terutama pada bayi kecil
2. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi
3. Meningkatkan pemberian ASI

KEBIJAKAN Bayi baru lahir dengan berat lahir rendah, dengan tanda-tanda vital
yang stabil

PROSEDUR 1. Menjelaskan pada ibu tentang Metode Kanguru


2. Ibu duduk dan mengatur posisi bayi sejajar dengan dada ibu
3. Bayi menggunakan popok, topi dan kaus kaki
4. Sanggah bayi dengan kain panjang, muka bayi menghadap
ke pinggir dan kepala sedikit ekstensi untuk membantu
menjaga jalan udara tetap terbuka serta memungkinkan
kontak mata ibu dan dengan bayinya
5. Pinggul bayi harus dalam keadaan fleksi dan bayi berada
dalam posisi “kodok”, tangan juga harus fleksi
6. Tepi kain di bawah telinga bayi. Pasang kain erat-erat agar
bayi tidak terlepas saat ibu berdiri. Pastikan bahwa kain
melekat erat di bagian dada dan bukan di daerah perut.
Jangan mengikat terlalu keras di bagian perut bayi tapi
harus disekitar epigastrum ibu. Dengan cara ini, bayi leluasa
bernafas dengan perut. Nafas ibu akan menstimulasi
bayinya
7. Selama dilakukan metode Kanguru harus dilakukan
pemantauan suhu, pernafasan, minum dan tanda bahaya
pada bayi
8. Metode Kanguru dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu
intermiten (dilakukan minimal selama 2 jam) atau continue
(dillakukan terus menerus selama minimal 24 jam)

METODE KANGURU
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
1 2/2
052/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022

PROSEDUR 9. Kriteria pulang untuk bayi PMK


1) Bayi sudah dapat menyusu
2) Tanda vital stabil
3) Pertambahan berat badan setiap hari minimal 20 gram
selama 3 hari berturut-turut
4) Ibu memahami asuhan kontak kulit-kulit
5) Ibu percaya diri merawat bayi di rumah
6) Ada dukungan keluarga

UNIT TERKAIT 1. Unit rawat inap


2. Perinatologi
PEMBERIAN NUTRISI PADA BAYI KURANG
BULAN
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

053/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Nutrisi yang diberikan pada bayi kurang bulan ataupun BBLR

TUJUAN 1. Pada masa transisi (0-7 hr): memberikan nutrisi yang cukup
secara parenteral maupun enteral(pipa lambung) untuk
mencegah defisiensi nutrisi
2. Pada periode tumbuh stabil (stabil sampai keluar ruang
perawatan) : untuk pertumbuhan dan mencapai nutrisi-retensi
yang sama dengan yang dicapai dalam Rahim
3. Periode setelah dipulangkan: untuk mencapai asupan energi
yang adekuat untuk kejar tumbuh (cath up growth)
KEBIJAKAN Semua petugas mampu dan trampil melakukan manajemen
pemberian minum pada bayi kurang bulan atau BBLR

PROSEDUR 1. Pada masa transisi: berikan kombinasi nutrisi enteral (ASI atau
formula kurang bulan) dalam jumlah kecil (0,5-1 ml/jam atau
kurang) dengan pipa lambung melalui (orogastrik) segera setelah
metabolisme bayi stabildan parenteral pada hari kedua atau
ketiga setelah lahir
2. Pada periode tumbuh stabil: akhiri nutrisi parenteral sesegera
mungkin setelah kondisi memungkinkan. Berikan ASI sesering
mungkin yang dapat ditoleransi bayi atau jika memungkinkan
ASI yang difortifikasi sampai usia 34 minggu postkonsepsi atau
BB mencapai 2000gram. Fortifikasi biasanya ditambahkan pada
ASI kurang bulan bila asupan makanan bayi berkisar antara ¼
sampai ½ total makanan yang diberikan
3. Periode setelah dipulangkan: pantau efek kelebihan vitamin yang
larut lemak. Pengenalan nutrisi oral dapat dimulai pada sekitar
usia 33 minggu postkonsepsi atau setelah sistem koordinasi,
reflek hisap, telan, dan pernafasan baik. Berikan suplement
vitamin dan besi sampai bayi setidaknya berusia 6 bulan
terutama pada bayi yang hanya mendapatkan ASI.
PEMBERIAN NUTRISI PADA BAYI KURANG
BULAN
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
1 2/2
053/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022

1. Unit rawat inap


UNIT TERKAIT 2. Perinatologi
MANAJEMEN PASCA RESUSITASI PADA BAYI
ASFIKSIA
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

054/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Bayi dengan asfiksia yang telah dilakukan resusitasi memerlukan


perawatan supportif dan berkelanjutan, pengawasan dan evaluasi
diagnostik yang sesuai. Bayi yang memerlukan resusitasi beresiko
PENGERTIAN
memburuk setelah tanda-tanda vitalnya kembali normal. Program
resusitasi pada bayi baru lahir mengacu pada 3 tahap perawatan
pasca resusitasi berikut ini: perawatan rutin, supportif dan
berkelanjutan
TUJUAN Mengelola bayi asfiksia pasca-resusitasi

KEBIJAKAN Bayi dengan asfiksia yang telah dilakukan resusitasi memerlukan


perawatan supportif dan berkelanjutan, pengawasan, dan evaluasi
keadaan klinis bayi
PROSEDUR 1. Jaga kehangatan bayi dengan menggunakan radiant warmer atau
inkubator. Jika terjadi hipotermi kelola sesuai protap
HIPOTERMI
2. Jaga kadar glukosa darah normal. Lakukan skrining/
pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu (kapiler atau vena).
Bila terjadi hipoglikemi, kelola sesuai protap HIPOGLIKEMI
3. Jaga oksigenasi jaringan (saturasi oksigen dengan puls oxymeter
≥90% kalau perlu berikan oksigen nasal, headbox atau CPAP.
4. Jaga perfusi jaringan, dengan memeriksa capillary refill time ≤ 2
detik. Bila perfusi jaringan kurang berikan dopamin atau
dobutamin atau dopamin dan dobutamin; dosis mulai dari 5
ug/kgBB/menit yang dapat dinaikan sampai 8 ug/kgBB/menit
5. Monitor diuresis. Jaga agar diuresis > 1mL/kgBB/jam
6. Lakukan pemeriksaan hematokrit, bila kurang dari 40% lakukan
tranfusi pack red cell (lihat PROTAP TRANFUSI DARAH)
7. Bila terjadi kejang, lakukan penanganan kejang sesuai PROTAP
PENANGANAN KEJANG PADA NEONATUS.Berikan nutrisi
enteral bila saturasi baik, dan tidak ada kontraindikasi pemberian
nutrisi enteral. Monitor tanda-tanda sepsis. Bila terjadi sepsis
maka kelola sesuai PROTAP SEPSIS NEONATORUM.
Lakukan USG kepala dalam 72 jam pertama.
MANAJEMEN PASCA RESUSITASI PADA BAYI
ASFIKSIA
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
054/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 2/2
1
Unit rawat inap
Perinatologi
UNIT TERKAIT IGD
Kamar Bersalin
MANAJEMEN PEMBERIAN ANTOBIOTIK PADA
PASIEN SEPSIS NEONATORUM
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

055/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Pemberian antibiotik pada pasien dengan diagnosa sepsis


neonatorum
TUJUAN 1. Mengatasi gejala sepsis
2. Mengurangi rawat inap lebih lama
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien-pasien dengan tanda dan gejala sepsis

PROSEDUR 1. Menentukan faktor resiko sepsis


2. Menentukan gejala klinis sepsis
3. Melakukan pelacakanan untuk sepsis : darah lengkap, gula
darah, It rasio, CRP
4. Bila bayi tidak menderita meningitis, berikan ampisillin dan
gentamicin atau ampisillin sulbaktan sesuai dengan pedoman
yang ada. Pantau perkembanagn bayi setiap hari.
1.1. Bayi membaik setelah pengobatan selama 3 hari, lanjutkan
pengobatan selama 5-7 hari
1.2. Bila keadaan bayi tidak membaik setelah pengobatan
selama 3-5 hari, lakukan kultur darah. Jika kultur darah
tidak dapat dilakukan atau bila organisme tidak dapat
diidentifikasi, hentikan ampisillin dan gentamisin, dan
berikan cefotaxim dan amikasin atau fosfomisin dan
amikasin sampai 7 hari terhitung sejak pertama kali
dijumpai perbaikan.
1.3. Bila setelah pemberian antibiotik kedua selama 5-7 hari
keadaan tetap tidak membaik, lakukan kultur darah dan
ganti antibiotik sesuai hasil kultur. Jika kultur darah tidak
dapat dilakukan atau organisme tidak dapat diidentifikasi,
hentikan sefotaxim dan amikasin, ganti dengan sefalosporin
generasi ketiga (ceftazidin dan netilmisin atau cefopera-
sulbaktam) atau golongan carbapenem sampai dengan 7
hari sejak pertama kali perbaikan.
MANAJEMEN PEMBERIAN ANTOBIOTIK PADA
PASIEN SEPSIS NEONATORUM
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

055/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1 2/2
PROSEDUR 4. Anjurkan bayi untuk menyusu ASI setelah 12 jam pengobatan
dengan antibiotika atau bila bayi menunjukan perbaikan. Bila
bayi tidak menyusu ASI berikan ASI peras dengan
menggunakan salah satu cara alternatif pemberian minum
5. Setelah selesai pengobatan antibiotika, amati bayi selama 24
jam berikutnya. Bila bayi tetap baik selama pengamatan 24 jam
dan minum dengan baik serta tidak dijumpai masalah lainyang
memrlukan perawatan di rumah sakit, maka bayi dapat
dipulangkan. Bila dijumpai lagi tanda infeksi, maka ulangi lagi
manajemen infeksi/sepsis
6. Untuk bayi rujukan apabila mendapat antibiotik tunggal maka
diberikan kombinasi dari lini pertama.
7. Apabila bayi mendapatkan antibiotik lini pertama dan tidak
menunjukan perbaikan klinis, maka diganti dengan antibiotik
lini kedua

UNIT TERKAIT
Perinatologi
PENATALAKSANAAN CAIRAN INTRAVENA
UNTUK NEONATUS BERAT BADAN LAHIR
RENDAH
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman
056/3.15.4/
1 1/3
RSIA’EE/VII/2022
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

Pemberian cairan secara intravena pada bayi dalam keadaan


PENGERTIAN tertentu supaya bayi menerima cairan, kalori dan elektrolit yang
dibutuhkan
TUJUAN Membeirkan cairan intravena pada bayi agar kebutuhan cairan,
kalori dan elektrolitnya terpenuhi
KEBIJAKAN Bayi yang memerlukan cairan intravena adalah:
1. Sakit berat
2. Bayi kecil
3. Dehidrasi
4. Pemberian minum secara oral kurang diterima (hanya 2/3 atau
kurang dari yang dibutuhkan)
5. Memerlukan obat intra vena
PROSEDUR I. PILIHAN CAIRAN INTRA VENA
1. Berikan glukosa 10% dalam 2 hari pertama
2. Pada hari ketiga berikan NaCl dengan glukosa 10%
3. Lebih baik gunakan cairan 5:1 (glukosa 10% dengan NaCl
0,9%) bila tersedia, untuk mengurangi resiko infeksi dan
salah mencampur cairan
4. Bila cairan tersebut tidak tersedia, tambahkan 5 ml/kg NaCl
0,9% kedalama 10% glukosa yang diperlukan pada hari itu
II. CARA PEMBERIAN CAIRAN INTRA VENA
1. Gunakan set infus dengan tetesan mikro ( 1 ml = 60 tetes ).
Ini dapat memberikan cairan dengan jumlah yang kecil.
Menggunakan set infus yang biasa ( 1 ml = 20 tetes ).
2. Sebelum memberikan cairan intra vena periksa :
a. Tanggal kadaluarsa cairan
b. Apakah segel / penutup botol masih utuh
c. Apakah cairan masih jernih
3. Hitung jumlah tetes yang akan diberikan
4. Atur pengatur tetes agar bayi mendapat cairan yang
dibutuhkan

PENATALAKSANAAN CAIRAN INTRAVENA


UNTUK NEONATUS BERAT BADAN LAHIR
RENDAH
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman
1 2/3
056/3.15.4/
RSIA’EE/VII/2022
PROSEDUR III. JUMLAH CAIRAN DAN MINUMAN SELAMA HARI
PERTAMA
1. Tentukan jumlah cairan yang diperlukan setiap hari yang
mengkombinasikan jumlah cairan intra vena dan peroral
( ingat bahwa hari pertama adalah hari kelahiran bayi )
2. Kurangi jumlah cairan yang diperoleh bayi melalui oral
dari jumlah total cairan yang diperlukan
3. Sesuaikan jumlah cairan apabila bayi mempunyai masalah
( misal bayi diletakkan dibawah alat pemancar panas atau
mendapat terapi sinar, tambahkan jumlah yang dibutuhkan
bayi sebanyak 10% oleh karena bayi kehilangan panas
lebih banyak)
4. Rubahlah jumlah cairan yang dibutuhkan kedalam ml/jam
atau tetes/menit
Jumlah cairan yang dibutuhkan bayi sejak lahir
Usia 1 2 3 4 5+
≥1500g 60 80 100 120 150
<1500g 80 100 120 140 150

IV. PEMANTAUAN BAYI YANG MENDAPAT CAIRAN


INTRA VENA
1. Periksa dan sesuaikan kecepatan dan jumlah cairan setiap
4 jam
2. Periksa tempat pemasangan jalur intra vena setiap jam bila
ada pembengkakan atau kemerahan berarti cairan ke
jaringan subkutan
3. Ganti set infus setiap 72 jam walaupun masih terisi cairan
( dapat menjadi sumber infeksi )
4. Periksa kadar glukosa setiap 6 jam :
a. Apabila kadar glukosa darah kurang dari 45 mg/dl
tangani sebagai hipoglikemia
b. Apabila kadar glukosa lebih dari 103 mg/dl ganti
cairan ke glukosa 5%. Ukur kadar glukosa darah
setelah 3 jam.
5. Nilai hidrasi setiap hari
a. Apabila ada tanda dehidrasi ( lidah dan selaput lendir
kering, turgor kurang, mata dan ubun – ubun cekung )
tambahkan jumlah cairan sebanyak 10% pada saat
dehidrasi ditemukan.

PENATALAKSANAAN CAIRAN INTRAVENA


UNTUK NEONATUS BERAT BADAN LAHIR
RENDAH
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
1
056/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 3/3

PROSEDUR b. Apabila ada tanda kelebihan cairan ( peningkatan berat


yang berlebihan, edema pada mata ) kurangi jumlah
cairan sebanyak 50% selama 24 jam.
6. Catat jumlah urin setiap bayi kencing. Apabila jumlah urin
dalam 24 jam menurun atau tidak ada, hitung kenaikan berat
badan dan berikan cairan sebanyak yang diberikan hari
sebelumnya.
7. Timbang bayi setipa hari. Apabila terjadi penurunan berat
badan lebih dari 5% tingkatkan jumlah cairan

UNIT TERKAIT
Perinatologi
PROSEDUR PENGGUNAAN PEMANCAR PANAS (Radiant
Warmer)
Halaman
No. Dokumen : No. Revisi
1/1
057/3.15.4/RSIA’EE/VII/2022 1

Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022

dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG

PENGERTIAN Tata cara menggunakan Radiant Warmer

TUJUAN Sebagai acuan dalam menggunakan Pemancar Panas (Radiant


Warmer)
KEBIJAKAN Dilakukan pada setiap pemakaian pemancar panas (radiant
warmer)
PROSEDUR 1. Hangatkan ruangan dimana pemancar panas akan digunakan
2. Bersihkan matras dan alas, tutup alas dengan kain bersih
sebelum bayi diletakkan di bawah pemancar panas
3. Nyalakan alat dan atur suhu sesuai dengan petunjuk
4. Sebelum bayi datang, nyalakan alat untuk menghangatkan
matras dan alat agar bayi tidak kedinginan
5. Bayi hendaknya tidak menggunakan pakaian atau dibungkus
selimut, sebaiknya dibiarkan menggunakan popok atau
pampers saja
6. Bila mendapat cairan IV, hitung jumlah cairan yang
diberikan (misalnya beri tambahan cairan 10%) untuk
mengganti cairan yang hilang
7. Pindahkan bayi ke ibu sesegera mungkin jika tidak ada
tindakan atau pengobatan yang diberikan
8. Bersihkan Radiant Warmer sesegera mungkin setelah
digunakan
UNIT TERKAIT Unit Perina
Unit Kamar Bersalin
Instalasi Rawat Inap
Kamar Operasi

You might also like