Professional Documents
Culture Documents
Bab 12 - 232 - SMKN3 Tarakan
Bab 12 - 232 - SMKN3 Tarakan
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Pengemasan
Penanganan Limbah Pengolahan
Agar-Agar
KATA KUNCI
MATERI PEMBELAJARAN
Pendahuluan
Gambar 12.1. Contoh produk agar bubuk yang memanfaatkan rumput laut
Sumber: https://shopee.co.id/Agar-Swallow-Globe-12x7gr-(Merah-Putih-Hijau-
atau-Cokelat)-i.39535765.606539177
Pengertian
1. Pada suhu 25°C dengan kemurnian tinggi tidak larut dalam air dingin tetapi
larut dalam air panas.
2. Pada suhu 32–39°C berbentuk padat dan mencair pada suhu 60–97°C pada
konsetrasi 1,5%.
3. Dalam keadaan kering agar-agar sangat stabil, pada suhu tinggi dan pH rendah
agar-agar mengalami degradasi.
4. Viskositas agar-agar pada suhu 45°C, pH # 4,5–9 dengan konsentrasi larutan
1% adalah 2–10 cp.
Agar merupakan produk berbentuk koloid dari suatu polisakarida yang
kompleks hasil ekstraksi rumput laut kelas Rhodophyceae. Senyawa ini tersusus
atas sebuah disakarida berulang dengan unit 3-linked 3,6-anhidro-l-galaktosa.
Agar mengandung substituen sulfat, metioksil, atau piruvat diberbagai posisi pada
rantai polisakarida tersebut. Jenis, pola substituen serta berat molekul menentukan
sifat gelling agar. Rentang yang lebar pada sifat gel membuat agar cocok untuk
digunakan dalam bidang medis, industri farmasi, dan diaplikasikan pada
makanan.
A. Jenis Rumput Laut Penghasil Agar-Agar
Gambar 12.2. Gracilaria Sp
Sumber: http://www.marinelife.ac.nz/species/1122
Gracillaria sp Merupakan salah satu jenis alga merah (Rhodophyceae).
Gracilari sp. Tumbuh melekat pada substrat karang di terumbu karang berarus
sedang disamping itu juga bisa tumbuh di sekitar muara sungai dan dapat
dibudidayakan di dalam tambak. Gracilaria sp. dapat ditemui di daerah terumbu
karang dan estuari. Sebagian besar lebih menyukai intensitas cahaya matahari
yang tinggi untuk berlangsungnya proses fotosintesis. Daerah sebaran rumput laut
ini cukup luas di perairan Indonesia, meliputi Lampung, Jawa, Sulawesi, Lombok,
Sumba, Sumbawa, dan Sawu
pH 6,8 – 7,0
Abu (g) 4
Fosfor (mg) 18
b. Tangki Pemasak;
(a) (b)
Gambar.12.12 Alat penyaring (a) dan pengepres rumput laut (b)
Sumber:https://indonesian.alibaba.com/product-detail/seaweed-vibrator-filter-
machine-60494155105.html
d. Ruang Pendingin (Refrigerator)
1. Agar kertas
a. Bahan Utama
Rumput laut yang digunakan dalam pengolahan ini adalah jenis agar merah
(Gracilaria sp.) yang hidup di laut dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
warna merah tua sampai kehitaman, rupa kusam, thallus panjang dan
bergerigi, kondisi kering agak lembab (kadar air sekitar 40%), hanya sedikit
yang tercampur dengan kotoran seperti pasir, garam, tanah, batu karang, kulit
kerang dan jenis rumput laut lainnya.
b. Bahan Pendukung
1) Air bersih untuk pengolahan (pencucian dan perebusan) dapat berasal dari air
PAM atau air tanah yang bersih (air sumur, air pompa,artesis).
2) Kapur tohor atau kapur bubuk yang dibuat dari kapur gamping yang ditambah
sedikit air. Kapur ini diperlukan untuk proses pencucian rumput laut.
3) Kalium Hidroksida (KOH) teknis atau kalium klorida (KCl) teknis. Bahan ini
diperlukan untuk proses penjendelan agar-agar.
4) Bahan bakar minyak tanah atau kayu bakar, untuk pemanasan selama
perebusan.
c. Proses pengolahan:
2). Pembersihan, Ada tiga perlakuan dalam tahap ini, yaitu perendaman,
pencucian, dan sortasi. Rumput laut agar merah kering direndam dalam air bersih
sekitar 2 jam, sedangkan untuk campuran agar merah dan Gracilaria tambak
direndam 1 malam. Rumput laut diremas-remas sambil disortasi untuk
memisahkan kotoran (pasir, karang, jenis rumput laut lain, dsb), kemudian dibilas
sampi bersih.
Gambar.12.19 Proses pembersihan rumput laut
Sumber: https://docplayer.info/56854279-Analisis-kadar-tanin-total-dari-alga-
coklat-sargassum-sp-dan-padina-sp-sebagai-obat-antiperdarahan-pilot-study.html
dengan kain saring dan ampasnya diekstrak lagi selama 1,0 jam dengan air
perebus 6 kali berat rumput laut kering. Hasil perebusan disaring, ampas dibuang,
dan filtratnya dicampurkan ke filtat hasil penyaringan pertama. Campuran ini lalu
diendapkan untuk memisahkan kotoran halus yang masih ada.
(a) (b)
Gambar ,12.21 Proses ekstraksi dan perebusan (a) Penyaringan (b)
Sumber: https://nanopdf.com/download/eucheuma-spinosium-gracilaria-sp_pdf
(a) (b)
Gambar.12.22 (a) Proses penambahan KOH/KCl (b) Penjendalan
Sumber: https://nanopdf.com/download/eucheuma-spinosium-gracilaria-sp_pdf
6). Pemotongan dan pengepresan, Hasil dari penjendalan akan diperoleh agar-
agar yang padat. Selanjutnya agar-agar tersebut diiris tipis dengan alat pemotong
agar dengan ketebalan 8-10 mm. Tiap irisan dibungkus kain dan disusun dalam
alat pengepres dan dilakukan pengepresan untuk mengeluarkan air dari agar-agar
dengan beban pengepres ditambah secara bertahap. Pengepresan dihentikan jika
lembaran agar-agar dudah cukup tipis. Jika agar-agar belum cukup tipis,
pengepresan dilanjutkan dengan menambahkan beban secara bertahap.
(a) (b)
Gambar.12.23 (a) Proses pemotongan (b) Pengepresan
Sumber: https://nanopdf.com/download/eucheuma-spinosium-gracilaria-sp_pdf
7). Pengeringan, Selanjutnya lembaran agar-agar hasil pengepresan yang sudah tipis
tersebut dijemur di panas matahari sampai kering berikut kain pembungkusny. Selama
penjemuran agar-agar dibalik-balik sampai agar benar-benar keting.
8). Sortasi dan pengemasan, Setelah kering benar, agar-agar dilepas satu persatu dari
kain pembungkus. Agar-agar kering disortasi untuk memisahkan yang rusak, sobek, dan
kotor sekaligus dilakukan pengelompokan mutunya. Agar-agar kertas dikemas dalam
kantong plastik, atau tergantung perinitaan pasar .
9). Produk akhir, Jumlah agar kertas yang diperoleh dari hasil pengolahan
(rendemen) dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya mutu rumput laut yang
digunakan. Dari hasil pengolahan rumput laut agar merah biasany dapat diperoleh
rendemen 20-25% dari berat rumput laut.
(a) (b) (c)
Gambar.12.26 (a) Kualitas 1, (b) Kualitas 3, (c) yang sudah dikemas dan siap jual
Sumber: https://nanopdf.com/download/eucheuma-spinosium-gracilaria-sp_pdf
2.Agar batang
Untuk menghasilkan agar-agar dalam bentuk batangan pada prinsipnya hampir
sama dengan pengolahan agar-agar dalam bentuk lembaran, tapi tidak dilakukan
pengepresan, hanya penyaringan biasa dan dicetak dengan ukuran 10×4×3 cm.
Hasil cetakan didinginkan dan dibekukan semalam, kemudian dikeringkan dengan
penjemuran di bawah sinar matahari.
3. Agar bubuk/tepung
a. Proses pengolahan secara semi tradisional:
1) Rumput laut yang telah melewati proses pembersihan awal dicuci lagi supaya
lebih bersih. Pencucian dilakukan dalam drum-drum berisi air yang mengalir
secara over flow atau pencucian dengan mengalirkan air tawar ke dalam drum
berlubang arah horizontal yang berisi rumput laut. Drum berputar mengikuti
porosnya.
2) Setelah dicuci bersih, rumput laut direndam dalam kaporit 0,25% selama 4–6
jam sambil diaduk, sehingga diperoleh rumput laut berwarna putih dan bersih.
Setelah direndam dicuci kembali untuk menghilangkan bau kaporit, kamudian
direndam dalam asam sulfat encer 10% sampai lunak.
3) Rumput laut hasil rendaman dengan asam sulfat dimasak dengan
menambahkan air dalam suatu tangki pemasak. Pemanasan dilakukan sampai
suhu operasi 90–100°C, pH = 5–6 (dalam suasana asam), dimana pH diatur
dengan jalan menambahkan asam cuka 0,5%. Di samping untuk memper-
tahankan pH, asam cuka juga berfungsi sebagai stabilizer sehingga diperoleh
tekstur molekul yang konsisten. Pemasakan dilakukan selama 4–8 jam sambil
diaduk sampai merata.
2). Pemasakan, rumput laut ke dalam tangki dan dipanaskan dengan air selama
beberapa jam. Untuk rumput laut Gracilaria biasanya diekstraksi dengan air pada
95-100 ° C selama 2-4 jam Agar-agar larut dalam air dan campuran disaring
untuk menghilangkan residu rumput laut.Filtrat panas didinginkan kemudian akan
membentuk gel (jelly) yang berisi sekitar 1 persen agar.
4). Pengepresan. Kemudian air akan dipisahkan dari gel, baik dengan proses
freez-thaw atau dengan squeezing dengan menggunakan tekanan. Setelah
perlakuan tersebut, air yang tersisa dikeringkan dengan oven.
E. Pengemasan
G. Analisa Usaha
Tabel 12.3 Biaya Investasi Yang Dibutuhkan Untuk Pengolahan Agar Kertas
Harga
No. Uraian Satuan Jumlah Jumlah Jumlah/bulan
satuan
Biaya Tidak Tetap
1. Rumput laut Kg 100 600.000 600.000 15.000.000
2. NaOH Kg 5 100.000 100.000 2.500.000
3. KCI Kg 3 90.000 90.000 2.250.000
4. Kapur tohor Kg 5 50.000 50.000 1.250.000
5. Kayu bakar Paket 1 50.000 50.000 1.250.000
6. Plastik Lembar 150 110 16.500 412.500
7. Upah tenaga kerja 50.000 100.000 2.500.000
Orang 2
pria
8. Upah tenaga kerja 30.000 60.000 1.500.000
Orang 2
wanita
Jumlah 26.662.500
Biaya Tetap
1. Listrik KWH 10 1.300 13.000 325.000
2. Air m3 2 2.900 5.800 145.000
3. Biaya umum kegiatan 1 50.000 50.000 1.250.000
Jumlah 1.720.000
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui kebutuhan biaya investasi dan biaya
operasional yang meliputi biaya tetap dan tidak tetap untuk menjalankan usaha
pengolahan agar batang. Dari informasi biaya investasi dan operasional tersebut,
dapat diperoleh perhitungan modal usaha yang merupakan penjumlahan dari biaya
investasi, biaya tidak tetap dan biaya tetap. Oleh karena itu, modal usaha yang
dibutuhkan untuk memulai usaha pengolahan agar batang adalah sebagai berikut.
Modal usaha = biaya investasi + biaya tidak tetap + biaya tetap
= Rp 159.010.000,00 + Rp 26.662.500,00 + Rp 6.270.000,00
= Rp 191.942.500,00
Diasumsikan bahwa modal usaha 70% merupakan pinjaman bank dengan
bunga sebesar 12% per tahun maka pinjaman yang diajukan ke bank adalah
sebagai berikut.
1. Modal usaha = Rp 191.942.500,00
2. Pinjaman (70%) = Rp 134.359.750,00
3. Bunga bank per tahun adalah 12% maka bunga bank yang harus dibayarkan per
tahun adalah Rp 16.123.170,00 atau Rp 1.343.598,00 per bulan.
Total biaya produksi yang harus dikeluarkan selama sebulan adalah sebagai
berikut:
Biaya produksi = biaya tidak tetap + biaya tetap + penyusutan + bunga
bank
= Rp 26.662.500,00 + Rp 6.270.000,00 + Rp 1.860.000,00 + Rp 1.343.598,00
= Rp 36.136.098,00
Sementara itu, total pendapatan pengolahan agar batang selama sebulan adalah:
Pendapatan = hasil produksi × harga penjualan × jumlah produksi
= 15 kg × Rp 120.000,00/kg × 25
= Rp 45.000.000,00
Analisis laba-rugi pengolahan agar batang dilakukan untuk mengetahui besarnya
keuntungan atau kerugian dari usaha yang dikelola. Jika penerimaan > dari total
pengeluaran berarti usaha tersebut menguntungkan.
Laba = pendapatan – biaya produksi
= Rp 45.000.000,00 – Rp 36.136.098,00
= Rp 8.863.903,00
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa laba bersih yang bisa
diperoleh selama satu bulan adalah sebesar Rp 8.863.903,00
Pertimbangan Perhitungan Kelayakan Usaha
Indikator yang dapat digunakan untuk pertimbangan perhitungan kelayakan usaha
yaiu nilai BEP dan Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C).
Break Even Point (BEP) adalah suatu kondisi pada saat tingkat produksi
atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran proyek sehingga
pada saat itu proyek tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Perhitungan
BEP dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut.
biaya tetap
BEP =
1−biayatidak tetap /hasil penjualan
Rp 6.270.000,00
=
1−Rp 26.662.500,00/ Rp 45.000 .000,00
= Rp 15.386.503,00
biaya tetap
Persentase BEP = × 100%
hasil penjualan−biaya tidak tetap
Rp 6.270 .000,00
= × 100%
Rp 45.000.000,00−Rp26.662 .500,00
= 34,19%
Kapasitas BEP= persentase pada BEP × total produksi per tahun
= 34,19 × 375 kg
= 12.822 kg
keuntungan bersih−penyusutan
Tingkat pengembalian modal =
Total investasi
Rp 8.863 .903,00−Rp 1.860 .000,00
=
Rp 159.010 .000,00
= 4,40%
waktu balik modal = 1/tingkat pengembalian modal
= 1/4,40%
= 22,72 bulan atau 1 tahun 10 bulan
CAKRAWALA
PT .SATELIT
SRITI
PT.Satelit Sriti
merupakan salah satu
pabrik rumput laut
yang menghasilkan
produk agar.
PT.Satelit Sriti
didirikan pada tahun
Gambar.12.28
Perusahaan PT.Satelit Sriti
Sumber: : http://www.satelitsriti.com/gallery.html
1958 dan mulai beroperasi pada tahun 1958. UPI tersebut merupakan PMDN,
yang dimiliki oleh RAHARDJO SOETJIJO dan dipimpin oleh TRI WIBISONO.
PT Satelit Sriti adalah salah satu produsen bubuk rumput laut dan agar-agar
terbesar di Indonesia dengan lebih dari 30 tahun berpengalaman dan telah
berkembang menjadi salah satu produsen agar-agar terbesar di Indonesia
PT Satelit Sriti memiliki jaringan yang seluruhnya mencakup 33 provinsi
di Indonesia dan memiliki tim penjualan yang andal untuk mendistribusikan
produknya melalui sistem multi-channel dan telah bekerja sama dengan
distributor nasional yang sangat terkemuka (Indofood Group). Total outlet PT
Satelit Sriti adalah lebih dari 40.000 outlet nasional yang siap melayani konsumen
setianya. Selain pasar lokal PT.Satelit Sriti juga mengekspor produk ke beberapa
negara asing di Asia, Eropa,Australia, Timur Tengah, Amerika Serikat dan
Amerika Selatan.
JELAJAH INTERNET
LEMBAR PRAKTIKUM
I .Tujuan
1. Siswa dapat menyiapkan alat dan bahan dalam pengolahan rumput laut
menjadi agar kertas
2. Siswa mampu melakukan pengolahan rumput laut menjadi agar kertas
II. Alat
1. Panci perebus
2. Kompor
3. Sendok pengaduk
4. Pisau
5. Loyang
6. Talenan
7. Timbangan
8. Hand Sealer
9. pH Meter
10. Thermometer
11. Tempat penjemuran
III. Bahan
1. Rumput laut gracillaria
2. Kain Blacu
3. Kapor Tohor
4. KOH
5. Pelastik kemasaan
6. Air Tawar
VII. Pembahasan
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
VIII. Kesimpulan
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
IX. Penilaian
Nilai Keterangan
......
.............,........................
........................ ..........................
Nis NIP.
RANGKUMAN
Dari pembelajaran pada bab ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Agar adalah produk bentuk koloid dari suatu polisakarida yang kompleks
hasil ekstraksi rumput laut kelas Rhodophyceae. Senyawa ini tersusus atas
sebuah disakarida berulang dengan unit 3-linked 3,6-anhidro-l-galaktosa.
2. Kebutuhan akan bahan baku rumput laut untuk memproduksi agar terus
meningkat seiring dengan pertambahan penduduk, maka perlu untuk terus
dikembangkan terutama teknik pengolahannya
3. Agar diperoleh dari ekstraksi jenis rumput laut alga merah (Rhodophyceae)
salah satunya adalah jenis Gracillaria sp. Tingginya potensi kebutuhan
produk agar, memberi peluang kepada kita untuk membangun industri baik
skala besar maupunskala kecil
4. Ada tiga jenis bentuk agar yang ada di pasaran, yaitu:agar batang, agar kertas
dan agar bubuk. Ketiga jenis ini diproduksi baik secara tradisional, semi
tradisional dan modern.
5. Untuk memperoleh agar yang berkualitas, maka diperlukan bahan baku
rumput laut yang berkualitas juga. Kadar air bahan baku yang baik sekitar 30-
35% dengan kandungan bahan asing tidak lebih dari 5 %
6. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengolahan agar-agar mengikuti
teknologi yang digunakan yaitu: tradisional. Semi tradisional dan modern
7. Pengolahan yang dilakukan pada gracillaria akan menghasilkan 3 bentuk
agar yaitu: agar kertas, agar batang dan agar bubuk
8. Cara pengolahan agar kertas yaitu:
a. Menyiapkan Peralatan
b. Pembersihan
c. Pemucatan
d. Ekstraksi dengan perebusan dan penyaringan
e. Penjendalan
f. Pemotongan dan pengepresan
g. Pengeringan
h. Sortasi dan pengemasan
9. Agar-agar dalam bentuk batangan pada prinsipnya hampir sama dengan
pengolahan agar-agar dalam bentuk lembaran, tapi tidak dilakukan
pengepresan, hanya penyaringan biasa dan dicetak dengan ukuran 10×4×3
cm. Hasil cetakan didinginkan dan dibekukan semalam, kemudian
dikeringkan dengan penjemuran di bawah sinar matahari.
10. Pembuatan agar bubuk secara modern dilakukan di pabrik-pabrik dengan
menggunakan mesin mesin yang menggunakan sistem komputerisasi. Adapun
prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Pencucian bahan baku
b. Pemasakan
c. Pemotongan
d. Pengepresan
e. Penepungan
11. Tujuan pengemasan makanan adalah membuat umur simpan bahan pangan
menjadi panjang, menyelamatkan produksi bahan pangan yang melimpah,
mencegah rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan. Tujuan lainnya, menjaga
tingkat kesehatan alias higienitas, memudahkan distribusi atau pengangkutan
dan belakangan kemasan sangat mendukung perkembangan makanan siap
saji. Jangan lupa, kemasan juga menambah nilai estetik atau membuat sebuah
produk menjadi lebih menarik bagi calon pembeli.
12. Penanganan limbah dari kegiatan pengolahan agar-agar sebaiknya dilakukan
dengan serius agar tidak mencemari lingkungan dan membawa dampak buruk
bagi manusia. Pemanfaatan teknologi pengolahan agar-agar diharapkan
mejadi sebuah keharusan untuk menjadikan limbah tersebut dapat bermanfaat
bagi lingkungan dan mahluk hidup lainny
TUGAS MANDIRI
PENILAIAN MANDIRI
Kerjakanlah soal –soal dibawah ini dengan baik dan benar
1. Jelaskan menurut kalian apa yang dimaksud dengan agar!
2. Jelaskan perkembangan dan permintaan akan bahan baku Gracillaria sp
sebagai pembuat agar-agar!
3. Sebutkan dan jelaskan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengolahan
agar sistem:
a.Tradisional
b. Semi Tradisional
c. Modern
4. Jelaskan menurut anda apa yang mendasari sehingga ada pengolahan secara
tradisional, semi tradisional dan modern!
5. Jelaskan prosedur pengolahan agar kertas!
6. Jelaskan prosedur pengolahan agar batang!
7. Jelaskan prosedur pengolahan agar bubuk!
8. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan sebelum kita melakukan pengolahan
rumput laut menjadi agar-agar?
9. Uraikan cara pengemasan agar-agar kertas, batang dan bubuk!
10. Jelakan cara penanganan limbah dari kegiatan pengolahan agar-agar!
REFLEKSI
Setelah mempelajari dan memahami Pengolahan rumput laut menjadi agar-agar
pada bab ini, menurut anda apakah anda telah menguasai seluruh materi
pembelajaran ini? Jika ada materi yang belum dikuasai tulis materi apa saja. Anda
boleh berdiskusi dengan teman maupun guru anda sehingga pemahaman anda
pada materi ini bisa anda gunakan untuk mengikuti materi selanjutnya