You are on page 1of 39

BAB XII

PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI AGAR-AGAR

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pengolahan rumput laut menjadi agar-agar, peserta


didik diharapkan mampu melakukan pengolahan rumput laut menjadi agar-agar
sesuai prosedur jika disiapkan bahan dan peralatan di bengkel /Laboratorium
dengan tepat

PETA KONSEP

Jenis Rumput Laut


Penghasil Agar-Agar

Syarat Bahan Baku

Sarana dan prasarana


PENGOLAHAN RUMPUT LAUT pengolahan agar agar
MENJADI AGAR-AGAR
Tahapan pengolahan agar-agar

Pengemasan
Penanganan Limbah Pengolahan
Agar-Agar

KATA KUNCI

Pengolahan, Agar, rumput laut, Gracillaria sp

MATERI PEMBELAJARAN

Pendahuluan

Permintaan pasar terhadap rumput laut terus meningkat setiap tahun.


Permintaan  total rumput laut saat ini diperkirakan sekitar 40.000 ton per tahun.
Total permintaan tersebut meliputi kebutuhan dalam negeri sekitar 22.000 ton per
tahun dan untuk ekspor sekitar 18.000 ton per tahun. KKP telah menargetkan
peningkatan produksi rumput laut sebesar 5,1 juta ton atau meningkat sebesar
18% pada tahun 2012 dibandingkan tahun sebelumnya. Pemanfaatan rumput laut
sudah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang. Salah satu kandungan dari
rumput laut yang digunakan untuk indudtri pangan dan non pangan adalah agar.
Agar diperoleh dari ekstraksi jenis rumput laut alga merah (Rhodophyceae)
salah satunya adalah jenis Gracillaria sp. Tingginya potensi kebutuhan produk
agar, memberi peluang kepada kita untuk membangun industri baik skala besar
maupunskala kecil apalagi diikuti dengan produksi jenis gracillaria sp yang
teerus meningkat baik dari kegiatan budidaya maupun dari alam.
Umumnya ada tiga jenis agar yaitu:agar batang, agar kertas dan agar bubuk.
Ketiga jenis ini diproduksi baik secara tradisional, semi tradisional dan modern.
Pada bab ini akan dibahas cara pengolahan rumput laut untuk dijadikan agar-agar.

Gambar 12.1. Contoh produk agar bubuk yang memanfaatkan rumput laut
Sumber: https://shopee.co.id/Agar-Swallow-Globe-12x7gr-(Merah-Putih-Hijau-
atau-Cokelat)-i.39535765.606539177

Pengertian

Agar adalah polimer alami dari ester-sulfat dari polisakarida terutama


galaktosa.Terdapat pada ganggang merah (red algae) terutama dari jenis
gracillaria, dan Gelidium. Banyak digunakan untuk pemadatan, Mengandung 9
residu alpha-galaktopiranosa yang diikat oleh ikatan glukosida pada posisi 1,3;
residu 1-galaktosa diikat pada posisi 1,4 dan residu asam diikat pada posisi 6
Agar-agar merupakan senyawa ester asam sulfat dari senyawa galaktan,
tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas dengan membentuk gel.
Rumus molekul : (C12H14O5(OH)4)n

Beberapa sifat dari agar-agar :

1. Pada suhu 25°C dengan kemurnian tinggi tidak larut dalam air dingin tetapi
larut dalam air panas.
2. Pada suhu 32–39°C berbentuk padat dan mencair pada suhu 60–97°C pada
konsetrasi 1,5%.
3. Dalam keadaan kering agar-agar sangat stabil, pada suhu tinggi dan pH rendah
agar-agar mengalami degradasi.
4. Viskositas agar-agar pada suhu 45°C, pH # 4,5–9 dengan konsentrasi larutan
1% adalah 2–10 cp.
Agar merupakan produk berbentuk koloid dari suatu polisakarida yang
kompleks hasil ekstraksi rumput laut kelas Rhodophyceae. Senyawa ini tersusus
atas sebuah disakarida berulang dengan unit 3-linked 3,6-anhidro-l-galaktosa.
Agar mengandung substituen sulfat, metioksil, atau piruvat diberbagai posisi pada
rantai polisakarida tersebut. Jenis, pola substituen serta berat molekul menentukan
sifat gelling agar. Rentang yang lebar pada sifat gel membuat agar cocok untuk
digunakan dalam bidang medis, industri farmasi, dan diaplikasikan pada
makanan. 
A. Jenis Rumput Laut Penghasil Agar-Agar

1. Deskripsi dan Klasifikasi Gracilaria sp.


Gracilaria sp. merupakan jenis rumput laut yang paling banyak digunakan
dalam produksi agar-agar. Gracilaria sp. memiliki jumlah lebih dari 300 spesies.
Sebanyak 60 diantaranya telah diterima secara taksonomis. Alga jenis ini biasanya
berwarna merah, hijau, atau hijau kecoklatan dengan tiga fase siklus dan dapat di
temukan di laut tropis dan sub tropis Taksonomi Gracilaria sp. menurut
Anggadiredja et al. (2008) adalah sebagai berikut:
Divisi                : Rhodophyta
Kelas                : Rhodophyceae
Ordo                 :
Gigartinales
Famili               : Gracillariaceae
Genus               : Gracillar
ia
Spesies            : Gracillari
a sp.

Gambar 12.2. Gracilaria Sp
Sumber: http://www.marinelife.ac.nz/species/1122

Gracillaria sp Merupakan salah satu jenis alga merah (Rhodophyceae).
Gracilari sp. Tumbuh melekat pada substrat karang di terumbu karang berarus
sedang disamping itu juga bisa tumbuh di sekitar muara sungai dan dapat
dibudidayakan di dalam tambak.  Gracilaria sp. dapat ditemui di daerah terumbu
karang dan estuari. Sebagian besar lebih menyukai intensitas cahaya matahari
yang tinggi untuk berlangsungnya proses fotosintesis. Daerah sebaran rumput laut
ini cukup luas di perairan Indonesia, meliputi Lampung, Jawa, Sulawesi, Lombok,
Sumba, Sumbawa, dan Sawu

Gracilaria sp. kaya akan vitamin, mineral, protein, polisakarida, steroid,


dan serat makanan. Sejak awal 3000 SM, rumput laut jenis ini dianggap penting
untuk obat tradisional. Kandungan asam lemak tidak jenuhnya mampu
memberikan perlindungan terhadap bakteri patogen kardiovaskular. Jenis rumput
laut ini penting untuk industri dan bioteknologi karena mengandung fikokoloid,
dan merupakan sumber utama agar 

B. Syarat Bahan Baku


Sebagai bahan baku jenis Gracillaria sp yang akan digunakan harus
memiliki kesesuian standar baku mutu untuk diolah. Kriteria utama dari standar
baku mutu yaitu kadar air dan tingkat kebersihannya. Kadar air bahan baku yang
baik sekitar 30-35% dengan kandungan bahan asing tidak lebih dari 5 %

Agar merupakan komoditas yang diekspor  dan beberapa pengusaha sudah


mengusahakan  dalam skala industri. Di Indonesia agar agar sudah mulai di
produksi pada tahun 1930, dan sekarang beberapa industri pengasil  agar – agar
sudah banyak memproduksi, Untuk mengekspor bubuk agar – agar mutu produk
harus memenuhi persyaratan untuk bubuk agar agar di Indonesia umumnya
menggunakan jenis Gracillaria sp.  Pada Tabel  5 dapat dilihat standar mutu agar
agar.

Tabel. 12.1. Standar Mutu Agar-agar 


Komponen Spesifikasi

Ukuran Partikel 80 – 100 mesh

Kadar Air <18%

Kadar Abu <6,99 ppm

Logam Berat <10 ppm

Arsenik <3 ppm

pH 6,8 – 7,0

Kelarutan Larut pada temperatur 1000C

Sumber : Poncomulyo dkk, 2006


Agar merupakan senyawa poli galaktosa yang diperoleh dari pengolahan
rumput laut jenisagarophyte. Agar-agar disebut sebagai gelosa atau gelosa bersulf
at. Agar mengandung polisakarida sebagai senyawa utama, agar-agar juga mengan
dung kalsium dan mineral lainnya. Kandungan kalsium ini cukup tinggi
dibandingkan dengan mineral-mineral lain.
Kandungan agar Gracilaria sp. beragam tergantung pada jenis dan lokasi
penanamannya. Umumnya kandungan agar Gracilaria sp. berkisar antara 16-
45%. Kandungan agar Gracilaria sp. di Indonesia mencapai 47,34%. Berikut
merupakan data komposisi kimia Gracilaria sp

Tabel 12.2 Komposisi kimia agar Gracilaria Sp

Parameter Kandungan (100 gram kering)

Kalori (kkal) 312

Protein (g) 1,3

Lemak (g) 1,2

Karbohidrat (g) 83,5

Serat (g) 2,7

Abu (g) 4

Kalsium (g) 756

Fosfor (mg) 18

Besi (mg) 7,8

Sodium (mg) 115

Potassium (mg) 107

Thiamin (mg) 0,01

Robovlafin (mg) 0,22

Niasin (mg) 0,2

Sumber:Anonim(1972) dalam Angka dan Suhartono (2000)

C. Sarana Dan Prasarana Pengolahan Agar Agar

1. Pengolahan secara tradisionil


Pada pengolahan secara tradisionil/ sederhana diperlukan peralatan yang cukup
sederhana yaitu :
a. Drum besar (tangki pemasak) dengan volume 200 liter

Gambar 12.3. .Drum sebagai tangki pemasak rumput laut


Sumber: Membuat agar dari rumput laut gracillaria sp , Penebar swadaya (2012)

b. Tungku pemasak (kompor minyak)

Gambar.12.4. Contoh alat pemasak secara tradisional


Sumber: https://www.kiosmesin.com/2019/06/mesin-pemasak-rumput-laut.html

c. Loyang ( tempat penampung dan cetakan) dengan ukuran 30×20×10 cm

Gambar 12.5. Contoh loyang utuk pemanfaatan pengolahan agar


Sumber:https://id-id.facebook.com/pages/category/Shopping---Retail/Loyang-
loyang-kue-331103983942528/

d. Rak penyimpanan loyang


Gambar.12.6 Contoh rak loyang
Sumber: https://nanopdf.com/download/eucheuma-spinosium-gracilaria-sp_pdf

e. Alat tempat pengepres

Gambar.12.7. Alat pengepresan rumput laut


Sumber: Membuat agar dari rumput laut gracillaria sp , Penebar swadaya (2012)

f. Lembaran kain berukuran 30×20×10 cm


Gambar.12.8.Kain blacu jenis kain yang digunakan dalam pengolahan agar
Sumber:https://www.bahankain.com/products/show/kain-blacu-katun-c2-lebar-
125-cm

g. Tempat penjemuran/ pengering-an.

Gambar .12.9. Tempat penjemuran agar kertas


Sumber:https://jateng.tribunnews.com/2015/10/24/dulu-desa-ini-primadona-
udang-sekarang-jawara-agar-agar-kertas

2. Pengolahan secara semi tradisionil


Pada pengolahan secara semi tradisionil, rumput laut diolah menjadi agar-agar
berbentuk bubuk ataupun bentuk lain yaitu agar batangan dan agar lembaran.
Adapun peralatan yang diperlukan yaitu :
a. Alat Pencuci;
Gambar.12.10 Alat pencuci rumput laut
Sumber: https://www.rumahmesin.com/produk/mesin-pengolah-rumput-laut/

b. Tangki Pemasak;

Gambar.12.11 Tangki Pemasak Rumput Laut


Sumber: https://www.rumahmesin.com/produk/mesin-pengolah-rumput-laut/

c. Filter Press (Alat Penyaring Dan Pengepres)

(a) (b)
Gambar.12.12 Alat penyaring (a) dan pengepres rumput laut (b)
Sumber:https://indonesian.alibaba.com/product-detail/seaweed-vibrator-filter-
machine-60494155105.html
d. Ruang Pendingin (Refrigerator)

Gambar.12.13 Contoh ruang refrigerator


Sumber: http://coldstorageindonesia.co.id/air-blast-freezer-abf/

e. Alat Pengepres (Kain)


f. Alat Cetakan
g. Alat Penghancur/ Mesin Pembuat Bubuk

Gamabar.12.14 Mesin menghalus dan pembuatan bubur rumput laut


Sumber: https://www.kiosmesin.com/2019/06/mesin-pemasak-rumput-laut.html
h. Bak Perendam
3. Pengolahan secara modern
Pengolahan secara modern dilakukan oleh pabrik/industri dengan menggunakan
mesin-mesin. Adapun mesin mesin yang digunakan adalah sevagai berikut:
a. Mesin pencuci rumput laut
Gambar.12.15 Mesin pencuci rumput laut
Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/factory-price-automatic-
kelp-cleaning-machine-kelp-washing-machine-sea-weed-washing-machine-
60455573341.html

b. Mesin Pemasakan rumput laut

Gambar .12.16 Mesin pemasakan rumput laut


Sumber: http://www.satelitsriti.com/gallery.html

c. Mesin ekstraksi agar


Gambar.12.17. Contoh mesin ekstraksi
Sumber: http://www.satelitsriti.com/gallery.html

d. Mesin Penepung Agar

Gambar 12.18. Mesin Penepung Rumput laut


Sumber: http://www.satelitsriti.com/gallery.html

D. Tahapan Pengolahan Agar

1. Agar kertas
a. Bahan Utama
Rumput laut yang digunakan dalam pengolahan ini adalah jenis agar merah
(Gracilaria sp.) yang hidup di laut dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
warna merah tua sampai kehitaman, rupa kusam, thallus panjang dan
bergerigi, kondisi kering agak lembab (kadar air sekitar 40%), hanya sedikit
yang tercampur dengan kotoran seperti pasir, garam, tanah, batu karang, kulit
kerang dan jenis rumput laut lainnya.
b. Bahan Pendukung

Bahan pembantu utama yang diperlukan dalam pengolahan adalah:

1) Air bersih untuk pengolahan (pencucian dan perebusan) dapat berasal dari air
PAM atau air tanah yang bersih (air sumur, air pompa,artesis).
2) Kapur tohor atau kapur bubuk yang dibuat dari kapur gamping yang ditambah
sedikit air. Kapur ini diperlukan untuk proses pencucian rumput laut.
3) Kalium Hidroksida (KOH) teknis atau kalium klorida (KCl) teknis. Bahan ini
diperlukan untuk proses penjendelan agar-agar.
4) Bahan bakar minyak tanah atau kayu bakar, untuk pemanasan selama
perebusan.

c. Proses pengolahan:

1). Menyiapkan Peralatan, beberapa peralatan yang perlu disipakan cukup


sederhana, yaitu peralatan untuk: perendaman, pencucian, dan pemucatan rumput
laut, perebusan dan penyaringan hasil ekstraksi, penjendelan, pemotongan,
pembungkusan, dan pengepresan agar-agar, penjemuran dan pengepakan produk
agar-agar kertas kering.

2). Pembersihan, Ada tiga perlakuan dalam tahap ini, yaitu perendaman,
pencucian, dan sortasi. Rumput laut agar merah kering direndam dalam air bersih
sekitar 2 jam, sedangkan untuk campuran agar merah dan Gracilaria tambak
direndam 1 malam. Rumput laut diremas-remas sambil disortasi untuk
memisahkan kotoran (pasir, karang, jenis rumput laut lain, dsb), kemudian dibilas
sampi bersih.
Gambar.12.19 Proses pembersihan rumput laut
Sumber: https://docplayer.info/56854279-Analisis-kadar-tanin-total-dari-alga-
coklat-sargassum-sp-dan-padina-sp-sebagai-obat-antiperdarahan-pilot-study.html

3). Pemucatan, Setelah pembersihan, dilakukan pemucatan dengan cara


merendam rumput laut di dalam larutan kapur 0,5% selama 5-10 menit. Rumput
laut kemudian dicuci sambil diremas-remas, dibilas dengan air bersih, ditiris dan
dijemurdi di panas matahari sampai kering. Ketika dijemur tersebut terjadi proses
pemucatan sehingga rumput laut menjadi lebih putih. Setelah itu, rumput laut
direndam kembali dengan air bersih selama semalam, dicuci sambil daremas-
remas dan dibilas sampai rumput laut/bau kapur.

Gambar.12.20 Proses pemucatan rumput laut


Sumber: https://nanopdf.com/download/eucheuma-spinosium-gracilaria-sp_pdf
4). Ekstraksi dengan perebusan dan penyaringan, Selanjutnya rumput laut
diekstraksi. Ekstraksi agar merah dilakukan dalam dua tahap dengan direbus
dengan air dengan total air perebusan sebanyak 20 kali berat rumput laut kering.
Perebusan pertama dilakukan dengan air perebus 14 kali berat kering selama 2
jam (suhu 850C – C, dan pH 6-7) sambil diaduk. Hasil perebusan disaring
950

dengan kain saring dan ampasnya diekstrak lagi selama 1,0 jam dengan air
perebus 6 kali berat rumput laut kering. Hasil perebusan disaring, ampas dibuang,
dan filtratnya dicampurkan ke filtat hasil penyaringan pertama. Campuran ini lalu
diendapkan untuk memisahkan kotoran halus yang masih ada.

Ekstraksi rumput laut campuran dilakukan sekali dengan menggunakan air


perebus sebanyak 12 kali berat kering campuran rumput laut. Ekstraksi dilakukan
selama 2 jam pada suhu 80-850C dan pH 4,5. Hasil perebusan lalu diendapkan.

(a) (b)
Gambar ,12.21 Proses ekstraksi dan perebusan (a) Penyaringan (b)
Sumber: https://nanopdf.com/download/eucheuma-spinosium-gracilaria-sp_pdf

5). Penjendalan, Setelah pengendapan, dilakukan penjedelan dengan


menambahkan bahan penjendalan (KCI atau KOH0 sambil dipanaskan selama 15
menit dan terus diaduk. Untuk hasil ekstraksi rumput laut agar merah digunakan
bahan penjendal 2-3% KOH atau KCI, sedangkan hasil ekstraksi campuran
rumput laut dengan 2,5% KCI. Hasilnya dituang ke dalam pan pencetak dan
dibiarkan selama sampai agar-agar menjendal cukup keras.

(a) (b)
Gambar.12.22 (a) Proses penambahan KOH/KCl (b) Penjendalan
Sumber: https://nanopdf.com/download/eucheuma-spinosium-gracilaria-sp_pdf

6). Pemotongan dan pengepresan, Hasil dari penjendalan akan diperoleh agar-
agar yang padat. Selanjutnya agar-agar tersebut diiris tipis dengan alat pemotong
agar dengan ketebalan 8-10 mm. Tiap irisan dibungkus kain dan disusun dalam
alat pengepres dan dilakukan pengepresan untuk mengeluarkan air dari agar-agar
dengan beban pengepres ditambah secara bertahap. Pengepresan dihentikan jika
lembaran agar-agar dudah cukup tipis. Jika agar-agar belum cukup tipis,
pengepresan dilanjutkan dengan menambahkan beban secara bertahap.

(a) (b)
Gambar.12.23 (a) Proses pemotongan (b) Pengepresan
Sumber: https://nanopdf.com/download/eucheuma-spinosium-gracilaria-sp_pdf
7). Pengeringan, Selanjutnya lembaran agar-agar hasil pengepresan yang sudah tipis
tersebut dijemur di panas matahari sampai kering berikut kain pembungkusny. Selama
penjemuran agar-agar dibalik-balik sampai agar benar-benar keting.

Gambar 12.24. Proses peneringan dengan memanfaatkan sinar matahari


Sumber: https://nanopdf.com/download/eucheuma-spinosium-gracilaria-sp_pdf

8). Sortasi dan pengemasan, Setelah kering benar, agar-agar dilepas satu persatu dari
kain pembungkus. Agar-agar kering disortasi untuk memisahkan yang rusak, sobek, dan
kotor sekaligus dilakukan pengelompokan mutunya. Agar-agar kertas dikemas dalam
kantong plastik, atau tergantung perinitaan pasar .

Gamabar 12.25 Proses Sortasi


Sumber: https://nanopdf.com/download/eucheuma-spinosium-gracilaria-sp_pdf

9). Produk akhir, Jumlah agar kertas yang diperoleh dari hasil pengolahan
(rendemen) dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya mutu rumput laut yang
digunakan. Dari hasil pengolahan rumput laut agar merah biasany dapat diperoleh
rendemen 20-25% dari berat rumput laut.
(a) (b) (c)
Gambar.12.26 (a) Kualitas 1, (b) Kualitas 3, (c) yang sudah dikemas dan siap jual
Sumber: https://nanopdf.com/download/eucheuma-spinosium-gracilaria-sp_pdf

2.Agar batang
Untuk menghasilkan agar-agar dalam bentuk batangan pada prinsipnya hampir
sama dengan pengolahan agar-agar dalam bentuk lembaran, tapi tidak dilakukan
pengepresan, hanya penyaringan biasa dan dicetak dengan ukuran 10×4×3 cm.
Hasil cetakan didinginkan dan dibekukan semalam, kemudian dikeringkan dengan
penjemuran di bawah sinar matahari.

Gambar.12.27 Contoh agar-agar batang yang siap dipasarkan


Sumber: https://www.tokopedia.com/tokokacang/agar-agar-batang

3. Agar bubuk/tepung
a. Proses pengolahan secara semi tradisional:

1) Rumput laut yang telah melewati proses pembersihan awal dicuci lagi supaya
lebih bersih. Pencucian dilakukan dalam drum-drum berisi air yang mengalir
secara over flow atau pencucian dengan mengalirkan air tawar ke dalam drum
berlubang arah horizontal yang berisi rumput laut. Drum berputar mengikuti
porosnya.
2) Setelah dicuci bersih, rumput laut direndam dalam kaporit 0,25% selama 4–6
jam sambil diaduk, sehingga diperoleh rumput laut berwarna putih dan bersih.
Setelah direndam dicuci kembali untuk menghilangkan bau kaporit, kamudian
direndam dalam asam sulfat encer 10% sampai lunak.
3) Rumput laut hasil rendaman dengan asam sulfat dimasak dengan
menambahkan air dalam suatu tangki pemasak. Pemanasan dilakukan sampai
suhu operasi 90–100°C, pH = 5–6 (dalam suasana asam), dimana pH diatur
dengan jalan menambahkan asam cuka 0,5%. Di samping untuk memper-
tahankan pH, asam cuka juga berfungsi sebagai stabilizer sehingga diperoleh
tekstur molekul yang konsisten. Pemasakan dilakukan selama 4–8 jam sambil
diaduk sampai merata.

4) Setelah rumput laut hancur semua, dilakukan pemisahan melalui penyaringan


dengan filter press. Filtrat ditampung, kemudian didinginkan selama lebih
kurang 7 jam (sampai membeku).
5) Hasil pembekuan dihancurkan dan dipress dengan menggunakan kain. Hasil
pengepresan adalah agar-agar dalam bentuk lembaran dengan ukuran sekitar
40× 30 cm.
6) Lembaran agar-agar diangin-anginkan kemudian dijemur di bawah sinar
matahari sampai kering. Lembaran agar-agar yang sudah kering dihancurkan
dengan mesin penghancur sehingga berbentuk agar-agar dengan ukuran 5×5
mm. Agar-agar hancur dimasukkan ke mesin pembuat bubuk (mill) sehingga
diperoleh agar-agar powder yang berwarna putih. Dapat ditambahkan vanili
untuk menambah aroma.
b. Cara Modern
Pembuatan agar bubuk secara modern dilakukan di pabrik-pabrik dengan
menggunakan mesin mesin yang menggunakan sistem komputerisasi. Adapun
prosesnya adalah sebagai berikut:
1). Pencucian bahan baku, bertujuan untuk menghilangkan pasir, garam, kerang
dan benda asing lainnya

2). Pemasakan, rumput laut ke dalam tangki dan dipanaskan dengan air selama
beberapa jam. Untuk rumput laut Gracilaria biasanya diekstraksi  dengan air pada
95-100 ° C selama 2-4 jam Agar-agar larut dalam air dan campuran disaring
untuk menghilangkan residu rumput laut.Filtrat panas didinginkan kemudian akan
membentuk gel (jelly) yang berisi sekitar 1 persen agar.

3). Pemotongan, Gel diiris menjadi potongan-potongan kecil kemudian dicuci


untuk membuang larutan garam, dan jika perlu ditambahkan  pemutih untuk
mengurangi warna buram pada agar-agar.

4). Pengepresan. Kemudian air akan dipisahkan dari gel, baik dengan proses
freez-thaw atau dengan squeezing dengan menggunakan tekanan. Setelah
perlakuan tersebut, air yang tersisa dikeringkan dengan  oven.

5). Penepungan, hasil dari pengepresan kemudian digiling di mesin penepung


menjadi ukuran partikel yang sesuai dan seragam sesuai keinginan.

E. Pengemasan

Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan


merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk.
Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau
pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk
menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting
sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).Pengemasan adalah sebuah cara
memperlakukan bahan pangan sehingga menguntungkan manusia yang
mengkonsumsinya. Beberapa tujuan pengemasan makanan adalah membuat umur
simpan bahan pangan menjadi panjang, menyelamatkan produksi bahan pangan
yang melimpah, mencegah rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan.
Tujuan lainnya, menjaga tingkat kesehatan alias higienitas, memudahkan
distribusi atau pengangkutan dan belakangan kemasan sangat mendukung
perkembangan makanan siap saji. Jangan lupa, kemasan juga menambah nilai
estetik atau membuat sebuah produk menjadi lebih menarik bagi calon pembeli.
Agar berbagai tujuan tadi tercapai maka bahan pengemas yang dipakai haruslah
memenuhi syarat tertentu, metode atau teknik pengemasan harus tepat dan pola
penyimpanan kemasan juga harus baik.

F. Penanganan Limbah Pengolahan Agar-Agar

Pengolahan rumput laut menjadi agar –agar membutuhkan banyak air


yang artinya banyak limbah juga yang akan dihasilkan. Penanganan limbah dari
kegiatan pengolahan agar-agar sebaiknya dilakukan dengan serius agar tidak
mencemari lingkungan dan membawa dampak buruk bagi manusia. Pemanfaatan
teknologi pengolahan agar-agar diharapkan mejadi sebuah keharusan untuk
menjadikan limbah tersebut dapat bermanfaat bagi lingkungan dan mahluk hidup
lainnya

G. Analisa Usaha

Berikut contoh analisa usaha dari kegiatan pengolahan rumput laut


Gracillaria sp menjadi agar kertasdan agar batang. Adapun rincian analisis usaha
pengolahan agar kertas yang meliputi biaya investasi dan biaya operasional dapat
dilihat pada tabel 12.3 berikut ini:

Tabel 12.3 Biaya Investasi Yang Dibutuhkan Untuk Pengolahan Agar Kertas

Harga/ Nilai Umur Penyusutan/


No. Uraian Satuan Jumlah
unit investasi Ekonomi bulan
A. Biaya 1.000.000 1.000.000 83.333
paket 1 1
Perizininan
B. Bangunan
1. Unit 500.000 40.000.000 166.667
m2 80 20
Pengolahan
2. Gudang bahan 500.000 10.000.000 41.667
m2 20 20
baku
C. Peralatan
Unit
pengolahan
1. Pompa air Unit 1 1.000.000 1.000.000 5 16.667
2. Bak pencuci Unit 1 500.000 500.000 5 8.333
3. Pemanas 1.000.000 1.000.000 16.667
sistem uap Unit 1 5
(smog steam)
4. Dandang 500.000 1.000.000 16.667
Unit 2 5
stailess steel
5. Timbangan 300.000 300.000 8.333
gantung 100 Unit 1 3
kg
6. Timbangan 500.000 500.000 8.333
Unit 1 5
digital
7. Keranjang 100.000 300.000 12.500
Buah 3 2
pelastik besar
8. Ember plastik Buah 2 50.000 100.000 2 4.167
9. Drum plastik Buah 2 200.000 400.000 2 16.667
10. Pengaduk 50.000 100.000 16.667
Buah 2 0,5
kayu besar
11. Saringan 30.000 60.000 10.000
Unit 2 0,5
bambu
12. Kain 20.000 200.000 33.333
m 10 0,5
saring/waring
13. Pan pencetak 150 100.000 15.000.000 250.000
Buah 5
satnless steel
14. Meja 300.000 300.000 5.000
Unit 1 5
pemotong
15. Rak 1.000.000 1.000.000 16.667
Unit 1 5
penyimpan
16. Alat 35.000 70.000 11.667
Unit 2 0,5
pemotong
17. Bak 500.000 500.000 13.889
Unit 1 3
pengepresan
18. Beban beton Unit 10 25.000 250.000 2 10.417
19. Para-para Unit 5 300.000 1.500.000 1 125.000
20. Kain blacu m 100 15.000 1.500.000 0,5 250.000
Jumlah 76.580.000 - 1.142.639
Tabel 12.4 . Biaya Operasional Yang Dikeluarkan Untuk Pengolahan Agar Kertas

Harga
No. Uraian Satuan Jumlah Jumlah Jumlah/bulan
satuan
Biaya Tidak Tetap
1. Rumput laut Kg 100 600.000 600.000 15.000.000
2. NaOH Kg 5 100.000 100.000 2.500.000
3. KCI Kg 3 90.000 90.000 2.250.000
4. Kapur tohor Kg 5 50.000 50.000 1.250.000
5. Kayu bakar Paket 1 50.000 50.000 1.250.000
6. Plastik Lembar 150 110 16.500 412.500
7. Upah tenaga kerja 50.000 100.000 2.500.000
Orang 2
pria
8. Upah tenaga kerja 30.000 60.000 1.500.000
Orang 2
wanita
Jumlah 26.662.500
Biaya Tetap
1. Listrik KWH 10 1.300 13.000 325.000
2. Air m3 2 2.900 5.800 145.000
3. Biaya umum kegiatan 1 50.000 50.000 1.250.000
Jumlah 1.720.000

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui kebutuhan biaya investasi dan


biaya operasional yang meliputi biaya tetap dan tidak tetap untuk menjalankan
usaha pengolahan agar kertas. Dari informasi biaya investasi dan operasional
tersebut, dapat diperoleh perhitungan modal usaha yang merupakan penjumlahan
dari biaya investasi, biaya tidak tetap, dan biaya tetap. Oleh karena itu, modal
usaha yang dibutuhkan untuk memulai usaha pengolahan agar kertas adalah
sebagai berikut.
Modal usaha = biaya investasi + biaya tidak tetap + biaya tetap
= Rp 76.580.000,00 + Rp 26.662.500,00 + Rp 1.720.000,00
= Rp 104.962.500,00
Diasumsikan bahwa modal usaha 60% merupakan pinjaman bank dengan bunga
sebesar 12% per tahun maka pinjaman yang diajukan ke bank adalah sebagai
berikut:
1. Modal usaha = Rp 104.962.500,00
2. Pinjaman (60%) = Rp 62.977.500,00
3. Bunga bank per tahun adalah 12% maka bunga bank yang harus pertahun
adalah Rp 7.557.300,00 atau Rp 629.775,00 per bulan.
Total biaya produksi yang harus dikeluarkan selama sebulan adalah sebagai
berikut.
Biaya produksi = Biaya tidak tetap + Biaya tetap + Penyusutan + Bunga bank
= Rp 26.662.500,00 + Rp 1.720.000,00 + Rp 1.142.639,00 + Rp 629.775,00 =
Rp 30.154.914,00
Sementara itu, total pendapatan pengolahan agar kertas selama sebulan adalah
sebagai berikut.
Pendapatan = hasil produksi × harga penjualan × jumlah produksi
= 15 kg × Rp 100.000,00/kg × 25
= Rp 37.500.000,00
Selanjutnya, dapat dilakukan analsis laba-rugi pengolahan agar kertas yang
bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan atau kerugian dari usaha yang
dikelola. Jika penerimaan > dari total pengeluaran berarti usaha tersebut
menguntungkan.
Laba = pendapatan – biaya produksi
= Rp 37.500.000,00 – Rp 30.154.914,00
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa laba yang bisa diperoleh
selama satu bulan adalah sebesar Rp 7.345.086,00
Pertimbangan perhitungan kelayakan usaha
Indikator yang dapat digunakan untuk pertimbangan perhitungan
kelayakan usaha yaitu nilai BEP dan Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C).
Break Even Point (BEP) adalah suatu kondisi pada saat tingkat produksi
atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran proyek tidak
mengalami keuntungan atapun kerugian. Perhitungan BEP dapat dilakukan
dengan beberapa cara berikut.
biaya tetap
BEP =
1−biayatidak tetap /hasil penjualan
Rp1.720 .000,00
=
1−Rp 26.662.500,00/ Rp 37.500.000,00
= Rp 5.951.557,00
biaya tetap
Presentase BEP = × 100%
hasil penjualan−biaya tidak tetap
Rp 1.720 .000,00
= × 100 %
Rp 37.500 .000,00−Rp 26.662.500,00
= 15,87%
Kapasitas pada BEP = persentase pada BEP × total produksi per bulan
= 15,87 × 375 kg
= 5.952 kg
keuntungan bersih−penyusutan
Tingkat pengembalian modal =
total investasi
Rp 7.345 .086,00−Rp 1.142.639,00
=
Rp 76.580 .000,00
= 8,10%
Waktu balik modal = 1/tingkat pengembalian modal
= 1/8,10%
= 12,35 bulan atau 1 tahun 4 bulan
Net B/C = hasil penjualan/biaya produksi
= Rp 37.500.000,00/Rp 30.154.914,00
= 1,24
Berdasarkan perhitungan BEP, titik impas usaha pengolahan agar kertas
dicapai ketika produksi agar kertas berada pada jumlah penjualan Rp
5.951.557,00. Sementara itu, berdasarkan perhitungan waktu balik modal maka
biaya investasi akan kembali setelah usaha berjalan selama 1 tahun 4 bulan.
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) dihitung untuk mengetahui keuntungan
dalam 1 tahun terhadap biaya yang dipakai. Dengan Net B/C ini bisa dilihat
kelayakan suatu usaha. Suatu usha dikatakan layak bila nilai Net B/C > 1. Bila
Net B/C nilainya = 1, berarti usaha tersebut belum mendapatkan keuntungan
sehingga perlu pembenahan. Semakin kecil rasio, semakin besar kemungkinan
perusahaan menderita kerugian.
Berdasarkan hitungan B/C, angka yang diperoleh adalah 1,24 atau > dari
1. Sehingga usaha pengolahan agar kertas ini layak untuk dillaksanakan.
B. Analisis Usaha Pengolahan Agar Batang
Perbedaan antara pengolahan agar kertas dan agar batang adalah pada
proses pembekuan dan pengepresan. Untuk pengolahan agar batang dilakukan
melalui proses pembekuan, sedangkan untuk pengolahan agarkertas melalui
proses pengepresan. Oleh karena itu, untuk melakukan usaha pengolahan agar
batang memerlukan mesin pembeku (freezer).
Analisis usaha pengolahan agar batang ini didasarkan atas beberapa asumsi
berikut:
1. Produksi dilakukan setiap hari, tiap bulannya diasumsikan selama 25 hari.
2. Kapasitas pengolahan yang direncanakan dapat mengolah rumput laut
Gracilaria sp. sebanyak 100 kg/hari.
3. Dalam satu kali proses ekstraksi digunakan dua buah tangki
ekstraksi/perebusan dengan Kapasitas 25 kg rumput laut dalam 250 l air (10 ×
berat rumput laut).
4. Tenaga kerja yang digunakan adalah dua orang untuk ekstraksi dan dua orang
untuk tenaga penjemur serta pengemas. Jadi, jumlah tenaga kerja yang
digunakan berjumlah 4 orang.
5. Rendemen yang diperoleh dalam ekstraksi agar batang adalah sebesar 15%
maka rendemen yang diperoleh sebesar 15 kg agar batang per hari.
6. Agar batang dikemas per 100 g dalam plastik bermerk dengan harga Rp
110,00/lembar. Dalam sehari dibutuhkan 150 lembar kemasan.
7. Seluruh biaya investasi yang dikeluarkan untuk pengolahan agar ini
diasumsikan adalah 30% milik pengusaha, dan 70% kredit dari bank dengan
bunga per tahun sebesar 12%.
8. Lahan yang digunakan merupakan lahan milik pribadi dengan luas lahan 200
m2.
Adapun rincian analisis usaha pengolahan agar batang yang meliputi biaya
investasi dan biaya operasional dapat dilihat pada Tabel 12.5 berikut ini:
Tabel 12.5. Biaya Investasi Yang Dibutuhkan Untuk Pengolahan Agar Batang
Umur
Jumla Harga/ Nilai Penyusuta
No. Uraian Satuan ekonomi
h unit investasi n/bulan
(tahun)

A. Biaya Paket 1 1.000.000 1.000.000 1 83.333


perizinan
B. Bangunan
1. Unit m2 80 500.000 40.000.000 20 166.667
pengolahan
2. Gudang bahan m2 20 500.000 10.000.000 20 41.667
baku
C. Peralatan pengolahan
1. Pompa air Unit 1 1.000.000 1.000.000 5 16.667
2. Bak pencuci Unit 1 500.000 500.000 5 8.333
3. Pemanas Unit 1 1.000.000 1.000.000 5 16.667
sistem uap
(smog steam)
4. Dandang Unit 2 500.000 1.000.000 5 16.667
pemasak
stainless steel
5. Timbangan Unit 1 300.000 300.000 3 8.333
gantung 100
kg
6. Timbangan Unit 1 500.000 500.000 5 8.333
digital
7. Keranjang Buah 3 100.000 300.000 2 12.500
plastik besar
8. Ember plastik Buah 2 50.000 100.000 2 1.167
9. Drum plastik Buah 2 200.000 400.000 2 16.667
10. Pengaduk Buah 2 50.000 100.000 0,5 16.667
kayu besar
11. Saringan Unit 2 30.000 60.000 0,5 10.000
bambu
12. Kain m 10 25.000 250.000 0,5 41.667
saring/waring
13. Pan pencetak Buah 1.000 50.000 50.000.000 5 833.333
stainless steel
14. Rak Unit 1 1.000.000 1.000.000 5 16.667
penyimpan
15. Freezer Unit 1 50.000.000 50.000.000 10 416.667
16. Para-para Unit 5 1.500.000 1.500.000 1 125.000
Jumlah 159.010.000 1.860.000
Tabel 12.6. Biaya Operasional Yang Dikeluarkan Untuk Pengolahan Agar Batang
Harga
No. Uraian Satuan Jumlah Jumlah Jumlah/bulan
satuan
Biaya Tidak Tetap
1. Rumput laut Kg 100 6.000 600.000 15.000.000
2. NaOH Kg 5 20.000 100.000 2.500.000
3. KCI Kg 3 30.000 90.000 2.250.000
4. Kapur tohor Kg 5 10.000 50.000 1.125.000
5. Kayu bakar Paket 1 50.000 50.000 1.125.000
6. Plastik Lembar 150 110 16.500 412.500
7. Upah tenaga kerja Orang 2 50.000 100.000 2.500.000
pria
8. Upah tenaga kerja Orang 2 30.000 60.000 1.500.000
wanita
Jumlah 26.662.500
Biaya tetap
1. Listrik KWH 150 1.300 195.000 4.875.000
2. Air m3 2 2.900 5.800 145.000
3 Biaya umum Kegiatan 1 50.000 50.000 1.250.000
Jumlah 6.270.000

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui kebutuhan biaya investasi dan biaya
operasional yang meliputi biaya tetap dan tidak tetap untuk menjalankan usaha
pengolahan agar batang. Dari informasi biaya investasi dan operasional tersebut,
dapat diperoleh perhitungan modal usaha yang merupakan penjumlahan dari biaya
investasi, biaya tidak tetap dan biaya tetap. Oleh karena itu, modal usaha yang
dibutuhkan untuk memulai usaha pengolahan agar batang adalah sebagai berikut.
Modal usaha = biaya investasi + biaya tidak tetap + biaya tetap
= Rp 159.010.000,00 + Rp 26.662.500,00 + Rp 6.270.000,00
= Rp 191.942.500,00
Diasumsikan bahwa modal usaha 70% merupakan pinjaman bank dengan
bunga sebesar 12% per tahun maka pinjaman yang diajukan ke bank adalah
sebagai berikut.
1. Modal usaha = Rp 191.942.500,00
2. Pinjaman (70%) = Rp 134.359.750,00
3. Bunga bank per tahun adalah 12% maka bunga bank yang harus dibayarkan per
tahun adalah Rp 16.123.170,00 atau Rp 1.343.598,00 per bulan.
Total biaya produksi yang harus dikeluarkan selama sebulan adalah sebagai
berikut:
Biaya produksi = biaya tidak tetap + biaya tetap + penyusutan + bunga
bank
= Rp 26.662.500,00 + Rp 6.270.000,00 + Rp 1.860.000,00 + Rp 1.343.598,00
= Rp 36.136.098,00
Sementara itu, total pendapatan pengolahan agar batang selama sebulan adalah:
Pendapatan = hasil produksi × harga penjualan × jumlah produksi
= 15 kg × Rp 120.000,00/kg × 25
= Rp 45.000.000,00
Analisis laba-rugi pengolahan agar batang dilakukan untuk mengetahui besarnya
keuntungan atau kerugian dari usaha yang dikelola. Jika penerimaan > dari total
pengeluaran berarti usaha tersebut menguntungkan.
Laba = pendapatan – biaya produksi

= Rp 45.000.000,00 – Rp 36.136.098,00
= Rp 8.863.903,00
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa laba bersih yang bisa
diperoleh selama satu bulan adalah sebesar Rp 8.863.903,00
Pertimbangan Perhitungan Kelayakan Usaha
Indikator yang dapat digunakan untuk pertimbangan perhitungan kelayakan usaha
yaiu nilai BEP dan Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C).
Break Even Point (BEP) adalah suatu kondisi pada saat tingkat produksi
atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran proyek sehingga
pada saat itu proyek tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Perhitungan
BEP dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut.
biaya tetap
BEP =
1−biayatidak tetap /hasil penjualan
Rp 6.270.000,00
=
1−Rp 26.662.500,00/ Rp 45.000 .000,00
= Rp 15.386.503,00
biaya tetap
Persentase BEP = × 100%
hasil penjualan−biaya tidak tetap
Rp 6.270 .000,00
= × 100%
Rp 45.000.000,00−Rp26.662 .500,00
= 34,19%
Kapasitas BEP= persentase pada BEP × total produksi per tahun
= 34,19 × 375 kg
= 12.822 kg
keuntungan bersih−penyusutan
Tingkat pengembalian modal =
Total investasi
Rp 8.863 .903,00−Rp 1.860 .000,00
=
Rp 159.010 .000,00
= 4,40%
waktu balik modal = 1/tingkat pengembalian modal
= 1/4,40%
= 22,72 bulan atau 1 tahun 10 bulan

Net B/C = hasil penjualan/biaya produksi


= Rp 45.000.000,00/Rp 36.136.098,00
= 1,25
Berdasarkan perhitungan BEP, titik impas usaha pengolahan agar batang dicapai
ketika produksi agar batang berada pada jumlah penjualan Rp 15.386.503,00.
Sementara itu, berdasarkan perhitungan waktu balik modal maka biaya investasi
akan kembali setelah usaha berjalan selama 1 tahun 10 bulan.
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) dihitung untuk mengetahui keuntungan
dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai. Dengan Net B/C ini bisa dilihat
kelayakan suatu usaha. Suatu usaha dikatakan layak bila nilai Net B/C > 1. Bila
Net B/C nilainya = 1, berarti usaha tersebut belum mendapatkan keuntungan
sehingga perlu pembenahan. Semakin kecil rasio, semakin besar kemungkinan
perusahaan menderita kerugian. Berdasarkan hitungan B/C, angka yang diperoleh
adalah 1,25 atau > dari 1 sehingga usaha pengolahan agar batang ini layak untuk
dilaksanakan.

CAKRAWALA

PT .SATELIT
SRITI

PT.Satelit Sriti
merupakan salah satu
pabrik rumput laut
yang menghasilkan
produk agar.
PT.Satelit Sriti
didirikan pada tahun
Gambar.12.28
Perusahaan PT.Satelit Sriti
Sumber: : http://www.satelitsriti.com/gallery.html

1958 dan mulai beroperasi pada tahun 1958. UPI tersebut merupakan PMDN,
yang dimiliki oleh RAHARDJO SOETJIJO dan dipimpin oleh TRI WIBISONO.
PT Satelit Sriti adalah salah satu produsen bubuk rumput laut dan agar-agar
terbesar di Indonesia dengan lebih dari 30 tahun berpengalaman dan telah
berkembang menjadi salah satu produsen agar-agar terbesar di Indonesia
PT Satelit Sriti memiliki jaringan yang seluruhnya mencakup 33 provinsi
di Indonesia dan memiliki tim penjualan yang andal untuk mendistribusikan
produknya melalui sistem multi-channel dan telah bekerja sama dengan
distributor nasional yang sangat terkemuka (Indofood Group). Total outlet PT
Satelit Sriti adalah lebih dari 40.000 outlet nasional yang siap melayani konsumen
setianya. Selain pasar lokal PT.Satelit Sriti juga mengekspor produk ke beberapa
negara asing di Asia, Eropa,Australia, Timur Tengah, Amerika Serikat dan
Amerika Selatan.
JELAJAH INTERNET

Untuk mengetahui lebih luas mengenai pengolahan rumput laut menjadi


agar –agar kita dapat mempelajarinya secara mandiri dari internet. Dari internet
kita dapat mengetahui lebih luas lagi materi pengolahan rumput laut rumput laut
disertai video pembelajarannya. Salah satunya website yang dapat kita kunjungi
untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi tersebut adalah
sebagai berikut :
http://yunishaa08.student.ipb.ac.id/2010/06/19/pembuatan-agar-agar-kertas-dari-
rumput-laut-gracilaria/
atau lihat tayangan video pada link dibawah ini:

LEMBAR PRAKTIKUM

Lembar kerja Siswa (LKS)/WORKSHEET

Judul : Mengolah rumput laut menjadi agar kertas


Mata Pelajaran/Kompetensi : Teknik Pengolahan Rumput Laut
Kompetensi Dasar : Pengolahan Rumput Laut Menjadi Agar-Agar
Kelas : XI ARL
Alokasi Waktu : 21 x 45 menit

I .Tujuan
1. Siswa dapat menyiapkan alat dan bahan dalam pengolahan rumput laut
menjadi agar kertas
2. Siswa mampu melakukan pengolahan rumput laut menjadi agar kertas
II. Alat
1. Panci perebus
2. Kompor
3. Sendok pengaduk
4. Pisau
5. Loyang
6. Talenan
7. Timbangan
8. Hand Sealer
9. pH Meter
10. Thermometer
11. Tempat penjemuran

III. Bahan
1. Rumput laut gracillaria
2. Kain Blacu
3. Kapor Tohor
4. KOH
5. Pelastik kemasaan
6. Air Tawar

IV. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Gunakan pakaian kerja saat melakukan kegiatan di lapangan sesui kaidah
K3
2. Lakukan kegiatan dengan berhati-hati
3. Jaga kebersihan lingkungan dan alat praktik
4. Kembalikan peralatan praktik ke tempat semula dalam kondisi kering,
bersih dan rapi
V.Langkah Kerja
1. Timbanglah rumput laut Gracillaria sp kering sebanyak 1 kg
2. Bersihkan rumput laut dengan air mengalir sampai benar-benar bersih dari
kotoran , lumut dan benda asing lainnya
3. Lakukan pemucatan pada rumput laut dengan menggunakan kaput tohor
yang direndam air selama 10-15 menit, kemudian jemur kembali dan bilas
sampai bersih
4. Masukkan rumput laut yang sudah disipakan kedalam panci perebusan
dengan perbandingan air dan rumput laut 1:14
5. Masaklah rumput laut sampai menjadi bubur kurang lebih 2 jam (suhu
850C – 950C, dan pH 6-7) sambil diaduk.
6. Saringlah hasil perebusan dengan kain saring (Blacu) dan ampasnya
diekstrak lagi selama 1 jam dengan air perebus 6 kali berat rumput laut
kering dan endapkan pada loyang
7. Setelah pengendapan, dilakukan penjedelan dengan menambahkan bahan
penjendalan ( KOH sambil dipanaskan selama 15 menit dan terus diaduk.
Untuk hasil ekstraksi rumput laut agar merah digunakan bahan penjendal
2-3% KOH )\
8. Lakukan pengirisan agar-agar tersebut dengan alat pemotong agar dengan
ketebalan 8-10 mm.
9. Bungkus hasil irisan dengan kain dan disusun dalam alat pengepres
10. Lakukan pengepresan untuk mengeluarkan air dari agar-agar dengan
beban pengepres ditambah secara bertahap.
11.Lakukan Penjemuran pada agar-agar kertas selama 2-3 hari
12. Lakukan pengemasan dengan plastik kemas dan hand sealer
VI. Hasil
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

VII. Pembahasan
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
VIII. Kesimpulan
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
IX. Penilaian

Nilai Keterangan
......
.............,........................

Peserta Didik Guru

........................ ..........................
Nis NIP.

RANGKUMAN

Dari pembelajaran pada bab ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Agar adalah produk bentuk koloid dari suatu polisakarida yang kompleks
hasil ekstraksi rumput laut kelas Rhodophyceae. Senyawa ini tersusus atas
sebuah disakarida berulang dengan unit 3-linked 3,6-anhidro-l-galaktosa.
2. Kebutuhan akan bahan baku rumput laut untuk memproduksi agar terus
meningkat seiring dengan pertambahan penduduk, maka perlu untuk terus
dikembangkan terutama teknik pengolahannya
3. Agar diperoleh dari ekstraksi jenis rumput laut alga merah (Rhodophyceae)
salah satunya adalah jenis Gracillaria sp. Tingginya potensi kebutuhan
produk agar, memberi peluang kepada kita untuk membangun industri baik
skala besar maupunskala kecil
4. Ada tiga jenis bentuk agar yang ada di pasaran, yaitu:agar batang, agar kertas
dan agar bubuk. Ketiga jenis ini diproduksi baik secara tradisional, semi
tradisional dan modern.
5. Untuk memperoleh agar yang berkualitas, maka diperlukan bahan baku
rumput laut yang berkualitas juga. Kadar air bahan baku yang baik sekitar 30-
35% dengan kandungan bahan asing tidak lebih dari 5 %
6. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengolahan agar-agar mengikuti
teknologi yang digunakan yaitu: tradisional. Semi tradisional dan modern
7. Pengolahan yang dilakukan pada gracillaria akan menghasilkan 3 bentuk
agar yaitu: agar kertas, agar batang dan agar bubuk
8. Cara pengolahan agar kertas yaitu:

a. Menyiapkan Peralatan
b. Pembersihan
c. Pemucatan
d. Ekstraksi dengan perebusan dan penyaringan
e. Penjendalan
f. Pemotongan dan pengepresan
g. Pengeringan
h. Sortasi dan pengemasan
9. Agar-agar dalam bentuk batangan pada prinsipnya hampir sama dengan
pengolahan agar-agar dalam bentuk lembaran, tapi tidak dilakukan
pengepresan, hanya penyaringan biasa dan dicetak dengan ukuran 10×4×3
cm. Hasil cetakan didinginkan dan dibekukan semalam, kemudian
dikeringkan dengan penjemuran di bawah sinar matahari.
10. Pembuatan agar bubuk secara modern dilakukan di pabrik-pabrik dengan
menggunakan mesin mesin yang menggunakan sistem komputerisasi. Adapun
prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Pencucian bahan baku
b. Pemasakan
c. Pemotongan
d. Pengepresan
e. Penepungan
11. Tujuan pengemasan makanan adalah membuat umur simpan bahan pangan
menjadi panjang, menyelamatkan produksi bahan pangan yang melimpah,
mencegah rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan. Tujuan lainnya, menjaga
tingkat kesehatan alias higienitas, memudahkan distribusi atau pengangkutan
dan belakangan kemasan sangat mendukung perkembangan makanan siap
saji. Jangan lupa, kemasan juga menambah nilai estetik atau membuat sebuah
produk menjadi lebih menarik bagi calon pembeli.
12. Penanganan limbah dari kegiatan pengolahan agar-agar sebaiknya dilakukan
dengan serius agar tidak mencemari lingkungan dan membawa dampak buruk
bagi manusia. Pemanfaatan teknologi pengolahan agar-agar diharapkan
mejadi sebuah keharusan untuk menjadikan limbah tersebut dapat bermanfaat
bagi lingkungan dan mahluk hidup lainny

TUGAS MANDIRI

Setelah mempelajari materi tentang pengolahan rumput laut menjadi agar-agar,


lakukanlah observasi di lingkungan sekitar anda amatilah kegiatan para petani
/pengusahan rumput laut yang berkaitan dengan pengolahan rumput laut menjadi
agar-agar. Kemudian lakukanlah tugas dibawah ini:
1. Dokumentasikan semua kegiatan yang kalian amati
2. Catatlah beberapa kegiatan yang mereka lakukan yang tidak didapatkan di
kegiatan pembelajaran
3. Diskusikanlah hal tersebut dengan kelompokmu dan presentasekan di depan
kelas pada pertemuan selanjutnya

PENILAIAN MANDIRI
Kerjakanlah soal –soal dibawah ini dengan baik dan benar
1. Jelaskan menurut kalian apa yang dimaksud dengan agar!
2. Jelaskan perkembangan dan permintaan akan bahan baku Gracillaria sp
sebagai pembuat agar-agar!
3. Sebutkan dan jelaskan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengolahan
agar sistem:
a.Tradisional
b. Semi Tradisional
c. Modern
4. Jelaskan menurut anda apa yang mendasari sehingga ada pengolahan secara
tradisional, semi tradisional dan modern!
5. Jelaskan prosedur pengolahan agar kertas!
6. Jelaskan prosedur pengolahan agar batang!
7. Jelaskan prosedur pengolahan agar bubuk!
8. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan sebelum kita melakukan pengolahan
rumput laut menjadi agar-agar?
9. Uraikan cara pengemasan agar-agar kertas, batang dan bubuk!
10. Jelakan cara penanganan limbah dari kegiatan pengolahan agar-agar!

REFLEKSI
Setelah mempelajari dan memahami Pengolahan rumput laut menjadi agar-agar
pada bab ini, menurut anda apakah anda telah menguasai seluruh materi
pembelajaran ini? Jika ada materi yang belum dikuasai tulis materi apa saja. Anda
boleh berdiskusi dengan teman maupun guru anda sehingga pemahaman anda
pada materi ini bisa anda gunakan untuk mengikuti materi selanjutnya

You might also like