You are on page 1of 187

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATAN HASIL

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA

KELAS V SDN 01 TABEK PATAH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh :
DESNI ZURIANTI,S.Pd.SD
NIP . 19701231 199312 2 001

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KABUPATEN TANAH DATAR
PROVINSI SUMATERA BARAT
2019
PENGESAHAN

PTK dengan judul :

“Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa

Dalam Pembelajaran Tematik Pada Kelas V SDN 01 Tabek Patah “

Dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kenaikan pangkat dan disetujui
sebagai kelengkapan bahan kenaikan pangkat. Hasil penelitian tercakup dalam
naskah laporan ini. Laporan PTK ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Tebek Patah, Oktober 2019


Kepala Sekolah

INDRA RISWAN S.Pd.MM


NIP.19661231 199011 1 006

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya :


Nama : Desni Zurianti,S.Pd.SD
NIP : 19701231 199312 2 001
Jabatan : Guru Kelas
Sekolah : SDN 01 Tabek Patah
Judul PTK :Model Pembelajaran Inkuiri Untuk
Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Tematik Pada Kelas V SDN 01
Tabek Patah

Menyatakan bahwa laporan atau karya tulis ini dengan seluruh isi dan
pengungkapannya memang benar tulisan asli saya sendiri dengan tidak
melakukan penjiplakan dan penyampaian dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan kode etik yang berlaku dalam masyarakat keilmuan dan HAKI (Hak atas
kekayaan Intelektual).
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang di jatuhkan dalam
laporan saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika
keilmuan dalam laporan saya ini atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

Tabek Patah, Oktober 2019


Yang membuat pernyataan

DESNI ZURIANTI, S.Pd.SD


NIP. 19701231 199312 2 001

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Alam Takambang Jadi Guru

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabbullah

Dima Bumi Dipijak Disinan Langik di Junjuang

PTK ini penyusun persembahkan kepada:

Allah SWT, semoga karya ini adalah salah satu wujud


ibadah kepada-Mu.Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan
hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

Kepada Al-Qur’an dan Al-hadist yang selalu menjadi


pedoman dalam hidup dunia.

Kepada keluarga yang telah memberi doa siang dan malam


serta dalam tidurku kau berdoa untukku supaya aku selalu dalam
jalan-Nya dan menjadi khalifah yang baik di muka bumi ini.(amin)

iv
ABSTRAK
DESNI ZURIANTI, NIP. 19701231 199312 2 001. Model Pembelajaran
Inkuiri Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Tematik Pada Kelas V SDN 01 TABEK PATAH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan


keaktifan dan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
Inkuiri dalam pembelajaran tematik. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN
01 Tabek Patah Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar tahun ajaran
2019/2020 yang berjumlah sebanyak 26 siswa. Objek yang diamati adalah hasil
belajar siswa dan keaktifan siswa.
Teknik penggumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar
observasi dan tes. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelas.
Metode ini dilakukan dengan melakukan empat tahapan, yaitu perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Keempat tahapan tersebut dilakukan pada setiap
penurunan siklusnya sampai terjadinya peningkatan dan keberhasilan dalam
proses pembelajaran tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan
penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan Hasil belajar siswa
pada pembelajaran tematik pada pokok bahasan organ gerak hewan dan manusia
pada subtema 1. Hal tersebut dapat terlihat dari pencapaian posttest yang
dilakukan pada setiap siklusnya, angket pada ranah sikap serta lembar observasi
kegiatan pembelajaran tematik yang di lakukan oleh guru dan siswa yang
mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.
Pada hasil pretest saat prasiklus persentase rata rata hasil kelulusan siswa
yang mencapai KKM hanya sebesar 34.6% atau cuman 9 orang saja dari total 26
siswa kelas V. Pada siklus I, persentase rata-rata hasil kelulusan siswa sedikit
naik dibandingkan hasil prasiklus yaitu 57.6% atau 15 orang yang sudah
mencapai KKM. Selanjutnya dilaksanakan penelitian pada Siklus II dan
persentase kelulusannya meningkat cukup siknifikan yaitu menjadi 92.3 % atau
24 orang yang sudah mencapai batas kelulusan atau KKM. Dan selain dari hasil
posttest yang diperoleh pada setiap siklus terlihat juga adanya peningkatan pada
angket (ranah sikap) pada siklus I anak dengan presentase sikap dan keaktifan
siswa cukup baik yaitunya sebesar 70%, sedangkan batas yang ditentukan oleh
peneliti adalah 80%. Pada siklus II terjadi peningkatan sikap siswa dengan
persentase menjadi 81%. Dari hal tersebut dapat dilihat setiap kegiatan
pembelajaran tematik yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar dengan penerapan model pembelajaran inkuiri yang mengalami
peningkatan pada setiap siklusnya dan dapat dikatakan berhasil.

Kata kunci : Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Model Pembelajaran Inkuiri,


Hasil Belajar, dan Pembelajaran Tematik.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas izin serta
karunianyalah penulis dapat menyelesaikan pembuatan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Shalawat serta salam kita junjung tinggi kepada baginda kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
PTK ini dilaksanakan berkaitan dengan masalah-masalah yang dihadapi
selama proses pembelajaran di kelas. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN
01 Tabek Patah Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar bertujuan
sebagai syarat untuk kenaikan pangkat / golongan.
Selama penyusunan laporan ini, tidak luput dari berbagai kendala atau
kesulitan yang dihadapi penulis, namun karena bantuan maupun bimbingan dari
berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Pengawas TK/SD Kecamatan Salimpaung
2. Bapak Indra Riswan S.Pd.MM selaku Kepala Sekolah SDN 01 Tabek
Patah Kecamatan Salimpaung.
3. Seluruh staff guru dan karyawan tata usaha yang telah membantu penulis
demi kelancaran pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas di SDN 01 Tabek
Patah Kecamatan Salimpaung.
4. Seluruh Siswa dan Siswi SDN 01 Tabek Patah yang telah ikut
berpartisipasi selama kegiatan Penelitian Tindakan Kelas.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
Penelitian Tindakan Kelas, mohon maaf tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Penulis berharap agar laporan ini dapat memberikan kontribusi pendidikan
sekaligus bahan kajian untuk berbagai pihak yang memerlukannya dan laporan
penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca.

Tabek Patah, Oktober 2019

vi
DESNI ZURIANTI, S.Pd.SD
NIP. 19701231 199312 2 001
DAFTAR ISI

PENGESAHAN ..................................................................................................ii
PERNYATAAN .................................................................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................iv

ABSTRAK ...........................................................................................................v

KATA PENGANTAR .......................................................................................vi

DAFTAR ISI .....................................................................................................vii


DAFTAR TABEL ..............................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................5
C. Batasan Masalah............................................................................................5
D. Rumusan Masalah.........................................................................................6
E. Tujuan Penelitian...........................................................................................6
F. Manfaat Penelitian.........................................................................................7

BAB II KAJIAN TEORI


A.Deskripsi Teori..............................................................................................8
1.Pembelajaran.............................................................................................8
2.Pembelajaran Tematik...............................................................................9
3.Tujuan Pembelajaran Tematik.................................................................13
4.Karakteristik Pembelajaran Tematik.......................................................13
5.Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tematik...........................................18
6.Tahapan Pelaksanaan Pemeblajaran Tematik ........................................21
7.Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik...................................................25
8.Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik................................25
9.Model Pembelajaran................................................................................29
a.Pengertian Model Pembelajaran ........................................................29
b.Macam-Macam Model Pembelajaran ...............................................30
c.Pemilihan Model Pembelajaran..........................................................35
10. Model Pembelajaran Inkuiri....................................................................38

vii
a. Pengertian Model Pembelejaran Inkuiri............................................38
b. Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri..................................................39
c. Prinsip-prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri.................41
d. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri..................................................43
e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri.................47
11. Hasil Belajar ...........................................................................................49
B. Kerangka Berfikir ......................................................................................52
C. Hipotesis Tindakan ....................................................................................54
D. Penelitian Yang Relevan ...........................................................................54

BAB III METODE PENELITIAN


A.Jenis Penelitian ...........................................................................................57
B.Desain Penelitian ........................................................................................57
C.Tahapan Tindakan Penelitian .....................................................................59
D.Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................64
E.Subjek dan Obyek Penelitian ......................................................................65
F.Intervensi Tindakan yang diharapkan..........................................................65
G.Data dan Sumber Data.................................................................................66
H.Instrumen Pengumpulan Data.....................................................................66
I.Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................71
J. Teknik Analisis Data .................................................................................71
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan .....................................................72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.Deskripsi Hasil Penelitian...........................................................................73
1.Prasiklus .................................................................................................73
2.Siklus I 76
a.Tahap Perencanaan .......................................................................77
b.Tahap Tindakan..............................................................................78
c.Tahap Pengamatan / Obserfasi........................................................80
d.Tahap Refleksi................................................................................85
3.Siklus II 86
a.Tahap Perencanaan .......................................................................86
b.Tahap Tindakan.............................................................................88
c.Tahap Pengamatan / Obserfasi.......................................................90
d.Tahap Refleksi...............................................................................94
B.Analisis Data ..............................................................................................96
1. Hasil Belajar Siswa................................................................................96
2. Hasil Ranah Sikap .................................................................................97
C.Pembahasan..................................................................................................99
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan ..................................................................................................103
B.Implikasi ...................................................................................................104

viii
C.Saran ........................................................................................................104

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................105


LAMPIRAN LAMPIRAN ............................................................................107
RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Hasil belajar Ranah Sikap ................................ 67


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Ranah Pengetahuan .................. 67
Tabel 3.3 Kisi- Kisi Lembar Obserfasi Guru ................................................... 69
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa PraSiklus .......................................................... 75
Tabel 4.2 Pencapaian Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ...................................... 76
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Kelulusan Siswa Prasiklus dan Siklus I............ 82
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Postest Siswa Siklus I ........................................ 82
Tabel 4.5 Tabel Obserfasi Keaktifan Siswa Siklus I ........................................ 83
Tabel 4.6 Kategori Nilai Keaktifan Siswa Kelas V Siklus I............................. 84
Tabel 4.7 Perbandingan hasil kelulusan Siswa Siklus I dan Siklus II............... 90
Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil Postest Siswa Kelas V Siklus II........................... 91
Tabel 4.9 Hasil Obserfasi Keaktifaan Siswa Siklus II ..................................... 92
Tabel 4.10 Kategoti Nilai Keaktifan siswa Kelas V Siklus II .......................... 93
Tabel 4.11 Tabel Hasil Kelulusan Siswa Setiap Siklus.....................................94
Tabel 4.12 Hasil Bejalar Siswa Pada PraSiklus, Siklus I dan Siklus II ........... 96
Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Terhadap Aktifitas Siswa Pada Tiap Siklus...... 98

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berfikir ............................................................................ 53


Gambar 2 Rancangan Penelitian Menurut Kemmis dan Taggart ..................... 58
Gambar 3 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tiap Siklus ............. 97
Gambar 4 Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa................................................98

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Kurikulum 2013 Revisi 2017


Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PraSiklus
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 5 Lembar Uji Kompetensi Siswa PraSiklus
Lampiran 6 Lembar Uji Kompetensi Siswa Siklus I
Lampiran 7 Lembar Uji Kompetensi Siswa Siklus II
Lampiran 8 Lembar Obserfasi Keterlaksanaan Pembelajaran Tematik Siklus I
Lampiran 9 Lembar Obserfasi Keterlaksanaan Pembelajaran Tematik Siklus I
Lampiran 10 Daftar Hasil Belajar Siswa
Lampiran 11 Persentase Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
Lampiran 12 Instrumen Obserfasi Keaktifan Siswa Siklus I & II
Lampiran 13 Lembar Keaktifan dan Sikap Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 14 Lembar Keaktifan dan Sikap Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 15 Dokumentasi Selama Penelitian

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan memiliki

efek langsung yaitu mendapatkan pengetahuan. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan. Undang–undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Hal tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan generasi penerus bangsa

yang berkualitas baik secara ilmu pengetahuan, budi pekerti, keterampilan, dan

berakhlak mulia serta bertanggung jawab dalam upaya pencapaian kesejahteraan

diri yang berdampak pada kemakmuran keluarga, masyarakat, bahkan negara.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UUSPN NO. 20 Tahun 2003 pasal

1 ayat 10). Definisi ini menjadi landasan yuridis formal tentang teknis

pelaksanaan pembelajaran bahwa pembelajaran harus dilakukan secara interaktif,

hal ini dapat dipahami karena secara psikologis setiap individu terlahir sebagai

manusia yang aktif dalam belajar, oleh karena itu pembelajaran harus dibangun di

1
atas paradigma student centered dan meminimalisir peran teacher centered yang

akhirnya memfasilitasi siswa belajar (Asep.E.Latip,2013:1)

Perubahan paradigma pembelajaran dari teacher centered menuju student

centered menjadikan siswa lebih aktif dan belajar kontekstual bukan hanya belajar

khayalan atau dongeng semata. Maka dari itu untuk menghasilkan belajar, harus

ada situasi eksternal yang dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan,

mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap

permasalahan belajar pada siswa. Oleh karena itu pembelajaran harus dibuat untuk

mendorong siswa belajar secara aktif agar siswa akan mendapatkan hasil belajar

yang baik.

Pembelajaran tematik merupakan deviasi dari pada kurikulum tematik yang

muaranya pada tema. Kurikulum tematik secara terorganisir baru disusun pada

kurikulum 2013, tetapi secara praktis sudah mulai di uji cobakan dalam kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk jenjang kelas awal yaitu kelas 1,2, dan 3.

Secara etimologi pembelajaran tematik merupakan gabungan dari istilah

pembelajaran, tematik dan integratif (Asep.E.Latip,2013:7). Maka pada kurikulum

2013 untuk jengjang sekolah dasar (SD) dan sederajat sudah menggunakan

pembelajaran tematik yang sudah diterapkan pada tiap-tiap kelasnya.

Pada pembelajaran tematik diajarkan kepada peserta didik pada usia MI/SD

pada perkembangannya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu

kesatuan yang utuh (holistik), sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih

bermakna. Di dalam pembelajaran tematik pembelajaran tidak lagi terkotak-kotak

dalam mata pelajaran-mata pelajaran secara terpisah. Namun muatan masing-

masing mata pelajaran itu sudah diramu secara utuh dan dipadu oleh guru dalam

2
sebuah tema tertentu. Dan peserta didik pada usianya 7 sampai 12 tahun siswa

memiliki pola pikir yang nyata dalam lingkungan sekitar.

Pada kurikulum 2013 sekolah dasar di Indonesia sudah disajikan dalam

pembelajaran tematik, termasuk di SDN 01 Tabek Patah. Hasil dari observasi

guru wali kelas V menyatakan bahwa dengan adanya pembelajaran tematik siswa

terlihat jelas karakter dan bakatnya lebih muncul, namun siswa kurang fokus

dalam materi. Maka dari itu peneliti ingin membangun siswa untuk fokus dalam

menerima materi, agar siswa akan mendapatkan hasil belajar yang baik. Peneliti

mengambil penelitian pada pembelajaran tematik dengan tema organ gerak

hewan dan manusia untuk pembahasan dalam penelitian tersebut.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya (Sudjana,1989:22). Pada faktanya beberapa dari

siswa di kelas V SDN 01 Tabek Patah, dengan hasil observasi bahwa hasil belajar

siswa di kelas V belum memuaskan karena nilai hasil belajar siswa belum

mencapai nilai KKM 75, serta adanya beberapa faktor yang membuat hasil belajar

siswa kurang baik yaitu: minat belajar kurang, lingkungan rumah yang sangat

bebas, didikan orang tua kurang karena kedua orang tuannya bekerja, serta kurang

perhatian dari orang tua atau keluarga yang ada dirumahnya.

Dalam menerapkan pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik di

kelas V ada beberapa kesulitan dalam menerapkannya, karena kurangnya

dipahami proses penilaian yang dianggapnya rumit dan belum memperdalam cara

mengajarnya dengan menggunakan kurikulum 2013 serta juga belum menerapkan

model pembelajaran inkuiri maupun model-model pembelajaran lainnya dikelas.

Dalam proses pembelajaran dalam kelas sebelumnya hanya menggunakan metode

ceramah, metode tanya jawab, dan sarana prasarana dari sekolah saja, maka

3
proses belajar dan belajar pada kelas V belum optimal dalam penggunaan

penerapan model pembelajaran inkuiri. Dengan demikian dalam proses

pelaksanaan pembelajaran tematik untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka

peneliti menggunakan penerapan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran

tematik. Dengan model ini bisa membantu proses pembelajaran siswa lebih aktif

dan menyenangkan.

Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekan kan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban suatu masalah yang di pertanyakan. Proses berfikir

itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

Dalam proses pembelajaran dikelas dalam pembelajaran tematik guru belum

menerapkan model pembelajaran inkuiri, maka dalam penelitian ini guru ingin

menerapan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran tematik dikelas V,

agar siswa dapat belajar secara aktif dan dapat meningkatan hasil belajarnya

karena model pembelajaran inkuiri membuat siswa beperan secara aktif dan guru

hanya sebagai fasilitator dan juga membuat suasana menjadi menyenangkan.

Pembelajaran tematik sudah dilakukan oleh beberapa sekolah, termasuk di

SDN 01 Tabek Patah, namun sebelumnya dikelas V belum optimal dalam

menerapkan model pembelajaran inkuiri. Hal ini yang menarik perhatian peneliti

untuk mengadakan penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran inkuiri

dalam pembelajaran tematik di sekolah. Dimulai dari kondisi tersebut diperlukan

penelitian mengenai penerapan model pembelajaran inkuiri. Pembelajaran tematik

dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa serta tinggi

rendahnya kualitas pembelajaran merupakan hasil dari sebuah proses yaitu proses

kegiatan belajar mengajar. Di samping itu, kualitas pembelajaran juga dipengaruhi

4
oleh kondisi orang-orang yang terlibat dalam proses tersebut serta cara mereka

bekerjasama dengan menggunakan model pembelajaran yaitu model pembelajaran

inkuiri. Maka dari itu peneliti ingin meningkatkan prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran tematik melalui model pembelajaran inkuiri.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan penelitian tindakan kelas

ini dengan judul “Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatan Hasil

Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Pada Kelas V SDN 01 Tabek

Patah”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang

muncul adalah sebagai berikut :

1. Rendah nya hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dikarenakan

penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat seperti metode

ceramah menyebabkan siswa kurang antusias dalam pembelajaran.

2. Siswa kurang fokus dalam memahami materi pada pembelajaran tematik.

3. Hasil dari Tes Pratindakan pada Tema Organ Gerak Hewan dan Manusia

kelas V dari sebanyak 26 siswa, sebanyak 17 orang siswa yang belum

mencapai KKM yang telah ditentukan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas untuk menghindari luasnya

permasalahan yang diteliti, maka peneliti akan membatasi masalah tentang

bagaimana penerapan model pembelajaran :

5
1. Pada hasil belajar dapat meningkatkan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan pada pembelajaran tematik dengan tema organ gerak hewan

dan manusia melalui model pembelajaran inkuiri.

2. Pada pembelajaran tematik peneliti membatasi pada tema organ gerak

hewan dan manusia dengan subtema 1 di kelas V.

3. Menggunakan pendekatan saintifik dalam penerapan model pembelajaran

inkuiri.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, maka

rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah “Apakah

dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil

belajar dan keaktifan siswa kelas V pada pembelajaran tematik di SDN 01

Tabek Patah ?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang sudah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan

1. Mengetahui peningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 01 Tabek

Patah setelah dilakukan pembelajaran dengan penerapan model

pembelajaran Inkuiri.

2. Mengetahui peningkatkan keaktifan siswa kelas V SDN 01 Tabek Patah

setelah dilakukan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran

Inkuiri.

6
F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat berguna sebagai bentuk sumbangan pemeikiran agar

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendorong guru beserta

peserta didik agar lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran tematik di

kelas- kelas lain.

2. Bagi Guru

Penelitian ini agar guru dapat memberikan model pemebelajaran yang

bervariasi agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa, serta keaktifan dalam

kegiatan pemebelajaran.

3. Bagi Siswa

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dan agar siswa dapat untuk lebih mendalami materi pemebelajaran

yang disampaikan.

4. Bagi Peniliti

Penelitian ini sumber belajar bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana

seharusnya proses pembelajaran itu dilakukan. Agar peneliti dapat

mengaplikasikan apa yang telah didapat melalui penelitian ini.

7
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran

Pembelajaran secara harfiah berarti proses belajar. Pembelajaran

dapat dimaknai sebagai proses penambahan pengetahuan dan wawasan

melalui rangkaian aktivitas yang dilakuakan secara sadar oleh seseorang dan

mengakibatkan perubahan dalam dirinya, sehingga terjadi perubahan yang

sifatnya positif, dan pada tahap akhir akan didapatkan keterampilan ,

kecakapan dan pengetahuan baru (Saefuddin, 2014:8). Menurut (Winkel,

1991) pembelajaran adalah seperangakat tindakan yang dirancang untuk

mendukung proses belajaran siswa, dengan memperhitungkan kejadian-

kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern

yang berlangsung yang dialami siswa.

Pusat Bahasa Depdiknas (1996: 14) menjelaskan bahwa pembelajaran

adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar, sedangkan

belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah

laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Menurut Ngalimun (2016:40) tujuan pembelajaran adalah suatu cita-

cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan atau usaha. Yang

jalas, sebagaimana diketahui bersama dalam dunia pendidikan nasional

bahwa ada tujuan pendidikan nasional, yaitu tujuan instruksional khusus.

Namun demikian kerena menyangkut proses belajar – mengajar, dimana

8
setiap pendidik/guru menginginkan agar pada akhir setiap proses

pembelajaran, anak didik dapat menerima, mengerti dan dapat mengerjakan

serta dapat menerapkan apa yang mereka peroleh dalam sehari – hari.

Sardiman (2011:26) menyatakan tujuan belajar adalah (1) untuk mendapatkan

pengetahuan, (2) penambahan konsep dan ketrampilan, (3) pembentukan

sikap.

Dari uraian dan pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah proses penyampaian materi ajar dan pendidikan (guru)

kepada peserta didik. Oleh karena itu seorang guru wajib menguasai materi

pelajaran, menyediakan sumber belajar, merancang kegiatan belajar,

mngukur pengalokasikan waktu dan mengatur pengelolaan kelas.

2. Pembelajaran Tematik

Istilah pembelajaran tematik sering disebut juga dengan pembelajaran

terpadu dan dipersamakan dengan integrated teaching and learning, integrated

curriculum approach, a coherent curriculum approach. Konsep ini telah lama

dikemukakan oleh John Dewey dalam buku Sugiyar sebagai upaya untuk

mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa-siswi dan

kemampuan pengetahuannya. Ia memberikan pengertian bahwa pembelajaran

terpadu adalah pendekatan untuk mengembangkan pengetahuan siswa-siswi

dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan pada interaksi dengan

lingkungan dan pengalaman kehidupannya.

Sedangkan menurut Rakajoni dalam buku Sugiyar, pembelajaran

tematik merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa-

9
siswi secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan

menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan

otentik (Sugiar,2009:6).

Menurut John tematik adalah organisasi dari kurikulum di sekitar

tema sentral. Dengan kata lain adalah serangkaian pelajaran yang

mengintegrasikan mata pelajaran di kurikulum, seperti matematika,

membaca, seni bahasa, ilmu sosial, ilmu pengetahuan dan lain-lain

(John,2015:175).

Berdasarkan pengertian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik merupakan gabungan mata pelajaran yang dapat

dipadukan dalam kehidupan nyata serta membangkitkan siswa untuk berfikir

kritis dan berwawasan luas.

Pembelajaran tematik, sebagai model pembelajaran memiliki arti

penting dalam membangun kompetensi peserta didik, antara lain:

Pertama, pembelajaran tematik lebih menekankankan pada keterlibatan siswa

dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa

dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan

sendiri sebagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman

langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan

menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori

pembelajaran ini dimotori oleh para tokoh psikologi Gestalt, termasuk piaget

yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi

pada kebutuhan dan perkembangan anak.

10
Kedua, pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep

belajar sambil melakukan (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu

mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi

kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan

unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan

konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema,

sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan.

Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan

sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa

yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic).

Maka dalam pembelajaran tematik berperan sangat penting dalam

proses belajar mengajar. Dengan pembelajaran tematik ini guru hanya

merancang proses belajar mengajarnya saja, sedangkan siswa dapat berfikir

aktif serta siswa juga dapat berinteraksi dengan lainnya.

Selain itu, pembelajaran tematik juga memiliki arti penting dalam

kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya, antara

lain:

a. Dunia anak adalah nyata

Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap

berpikir nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak terlihat mata

pelajaran berdiri sendiri. Mereka melihat obyek/peristiwa yang

didalamnya memuat sejumlah konsep/materi beberapa mata pelajaran.

Misalnya, saat mereka berbelanja di pasar, mereka akan dihadapkan

dengan suatu perhitungan (Matematika), aneka ragam makan sehat

11
(IPA), dialog tawar menawar (Bahasa Indonesia), harga naik turun

(IPS), dan beberapa mata pelajaran lainnya.

b. Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep

Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu obyek

sangat bergantungan pada pengetahuan yang sudah dimiliki anak

sebelumnya. Masing-masing anak selalu membangun sendiri

pemahaman terhadap konsep baru. Anak dapat gagasan baru jika

pengetahuan yang disajikan selalu berkaitan dengan pengetahuan yang

sudah dimilikinya.

c. Pembelajaran akan lebih bermakna

Pembelajaran akan lebih bermakna kalau pelajaran yang sudah

dipelajari siswa dapat memanfaatkan untuk mempelajari materi

berikutnya.

d. Memberi peluang untuk mengembangkan kemampuan diri

Pengajaran terpadu memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga

ranah sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga ranah sasaran

pendidikan meliputi sikap (jujur, teliti, tekun, terbuka tergadap gagasan

ilmia), keterampilan (memperoleh, memanfaatkan, dan memilih

informasi, menggunakan alat, bekerja sama dan kepemimpinan), dan

ranah kongnitif (pengetahuan).

e. Memperkuat kemampuan yang diperoleh

Kemampuan yang diperoleh dari sartu mata pelajaran akan saling

memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain.

12
f. Efisiensi waktu

Guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun persiapan

mengajar. Tidak hanya siswa, gurupun dapat belajar lebih bermakna

terhadap konsep-konsep sulit yang akan diajarkan.

3. Tujuan Pembelajaran Tematik

Berdasarkan tujuan pembelajaran tematik berarti sebagai berikut:

a. Pembelajaran dengan pemusatan perhatian pada suatu tema tertentu.

b. Pembelajaran dengan pengetahuan dan pengembangan berbagai

kompetensi dasar atau isi mata pelajaran dalam tema yang sama.

c. Pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan setiap kompetensi dasar

mata pelajaran yang dikaitkan dengan pengalaman pribadi siswa-siswi

yang disajikan secara tematik.

d. Pembelajaran yang mendorong gairah belajar siswa karena dapat

berkomunikasi dalam situasi nyata, dan mengembangkan suatu

kemampuan yang terintergrasi dengan mata pelajaran lain.

4. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Dalam prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan, pembelajaran

tematik mengadopsi prinsip belajar PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan. Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar,

pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini

sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

13
menempatkan siswa belajar sebagai subyek belajar, sedangkan guru lebih

banayak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan

kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada

siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa

dihadapkan pada susatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk

memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan anatar mata pelajaran menjadi

tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan

tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata

pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa

mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini

diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah

yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran

lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keberadan

lingkungan tempat sekolah dan siswa berada.

f. Hasil pemebelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

14
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya

sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Dan menggunakan prinsip belajar

sambil bermain dan menyenangkan.

Dalam prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan, pembelajaran

tematik mengadopsi prinsip belajar PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan.

a. Aktif : bahwa dalam pembelajaran peserta didik aktif secara fisik dan

mental dalam mengemukakan pelajaran (alasan), mengkomunikasikan

ide/gagasan, mengemukakan bentuk representasi yang tepat, dan

menggunakan semua itu untuk memecahkan masalah.

b. Efektif : artinya adalah berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang

diharapkan. Dengan kata lain dalam pembelajaran telah terpenuhi apa

yang menjadi tujuan dan harapan yang hendak dicapai.

c. Kreatif : berarti dalam pembelajaran peserta didik, melakukan

serangkaian proses pembelajaran secara runtut dan berkesinambung

yang meliputi:

1) Memahami masalah

 Menemukan ide terkait

 Mempresentasikan dalam bentuk lain yang lebih mudah diterima

 Menemukan gap yang harus diisi untuk memecahkan masalah

2) Merencanakan pemecahan masalah

 Memikirkan macam-macam strategi yang mungkin dapat

digunakan untuk memecahkan masalah

15
 Memilih strategi atau gabungan strategi yang paling efektif dan

efesien

 Merancang tahap-tahap eksekusi

3) Melaksanakan rencana pemecahan masalah

 Menentukan titik awal kegiatan pemecahan masalah

 Menggunakan penalaran untuk memperoleh solusi yang dapat

dipertanggungjawabkan

4) Memeriksa ulang pelakasanaan pemecahan masalah

 Memerikasa ketepatan jawaban dan langkah-langkahnya

d. Menyenangkan : berarti sifat terpesona dengan keindahan, kenyamanan,

dan kemanfaatan sehingga mereka terlibat dengan asyik dalam belajar

sampai lupa waktu, penuh percaya diri, dan tertantang untuk melakukan

hal serupa atau hal yang lebih berat lagi.

Menurut Depdikbud dalam Trianto ialah pembelajaran terpadu sebagai

suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu: holistik,

bermakna, otentik, dan aktif.

a. Holistik

Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam

pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian

sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak -kotak. Pembelajaran

terpadu memungkinkan siswa yang memahami suatu menomena dari

segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi

lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang

ada di depan mereka.

16
b. Bermakna

Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang

dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar

konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan

berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Rujukan

yang nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan keterkaitannya

dengan konsep-konsep lainnya akan menambah kebermaknaan konsep

yang dipelajari. Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan pembelajaran

yang fungsional. Siswa mampumenerapkan perolehan belajarnya untuk

memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupannya.

c. Otentik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung

prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar

secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan

sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh

sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya

diperoleh siswa melalui kegiatan ekperimen. Guru lebih banyak bersifat

fasilitator dan katalisator, sedang siswa bertindak sebagai aktor pencari

informasi dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan kearah mana

yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk

mencapai tujuan tersebut.

d. Aktif

Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran

baik secara fisik, mental, intelktual, maupun emosional guna tercapainya

17
hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan

kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus-menerus

belajar.

Dengan demikian pembelajaran terpadu bukan semata-mata merancang

aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait.

Pembelajaran teroadu bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakati

bersama dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara

bersama melalui pengembangan tema tersebut.

Seorang guru yang sangat efektif memaksimalkan jumlah dan efektivitas

praktek yang disengaja oleh siswa. Peran ini mengharuskan mereka untuk

memiliki secara substansial keahlian lebih banyak konten daripada tradisional

mengajar dengan kuliah.

Guru harus memiliki pengalaman dan keahlian dalam disiplin ilmu

masing-masing untuk merancang tugas sesuai yang memberikan latihan otentik

keterampilan ahli untuk siswa mereka di tepat tingkat tantangan. Para guru juga

harus memiliki keahlian konten substansial untuk memberikan spesifik umpan

balik tentang seberapa baik siswa berkinerja tugas-tugas dan bagaimana mereka

dapat meningkatkan kinerja. Akhirnya, karena praktek ini secara inheren kerja

keras, itu membutuhkan motivasi.

5. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Strategi pembelajaran berkenaan dengan kegiatan pembelajaran secara

konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi

18
pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan

indikator, dan kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembuka, inti, dan penutup.

Dick and Carey dalm Trianto mengemukakan bahwa suatu strategi

pembelajaran menjelaskan komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran

dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tertentu untuk

menghasilkan hasil belajar tertentu pada peserta didik.

Komponen set bahan dan prosedur yang akan digunakan dalam

pembelajaran. Dick and Carey menyebutkan lima komponen utama yaitu :

1. Kegiatan pra-pembelajaran

2. Penyajian informasi

3. Partisipasi malam

4. Tes

5. Tindakan lanjut

Senada dengan pendapat di atas, Suciati dan Irawan dalam Trianto

mengajukan sembilan peristiwa pembelajaran untuk membantu proses belajar

dalam peserta didik, sebagai berikut :

1. Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian

siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontrakdiksi atau

kompleks.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa

dapat memahami apa yang diharapakan dari dirinya.

3. Mengingat kembali konsep/prinsip atau informasi yang sebelumnya telah

dipelajari untuk dapat mempelajari materi baru dengan baik.

19
4. Menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan contoh, penekanan

untuk menunjukkan perbedaan atau bagian yang penting, baik secara

verbal maupun nonverbal.

5. Memberikan bimbingan belajar melalui pertanyaan yang membimbing

proses atau berfikir siswa.

6. Memperoleh unjuk kerja siswa terhadap apa yang telah dipelajari.

7. Memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas.

8. Mengukur/mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian tes atau

melakukan suatu tugas.

9. Memperkuat retensi dengan berkali-kali berlatih menggunakan prinsip

yang dipelajari dalam konteks yang berbeda, dan transfer belajar dengan

meningkatkan perbedaan antara situasi waktu belajar dan situasi transfer.

Dari pandangan beberapa ahli seperti dikemukakan diatas, tampaknya

mereka sepakat bahwa strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan

pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara sistematis, sehingga isi

pelajaran dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Di dalamnya

terkandung empat pengertian sebagai berikut :

1. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pengajar dalam

menyampaikan isi pelajaran kepada siswa.

2. Metode pembelajaran, yaitu cara mengajar mengorganisasikan materi

pelajaran dan siswa agar terjadi proses belajar secara efektif dan efesien.

3. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang

digunakan pengajar dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

20
4. Waktu yang digunakan oleh pengajar dan siswa menyelesaikan setiap

langkah dalam kegiatan pembelajaran.

Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara

pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu

yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditentukan. Oleh karena itu, dalam menentukan strategi pembelajaran

perlu dilakukan pemilihan dan disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran

tertentu.

6. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan

menggunakan tiga tahapan kegiatan, yaitu: kegiatan pembukaan / awal /

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap

tahapan adalah kegiatan pembukaan lebih kurang 5-10% waktu pelajaran yang

disediakan, kegiatan ini lebih kurang 80% dari waktu pelajaran yang telah

disediakan, sedangkan kegiatan penutup dilaksanakan dengan alokasi waktu lebih

kurang 10-15% dari waktu pelajaran yang disediakan.

Tahap pelaksanaan pembelajaran tematik yang akan dijelaskan pada

dasarnya terbagi atas tiga tahap utama kegiatan pembelajaran, yaitu:

a. Kegiatan pendahuluan/awal/pembukaan

Kegiatan ini terutama dilakukan untuk menciptakan suasana awal

pembelajaran untuk mendorong siswa memfokuskan dirinya agar mampu

mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dimaksudnyakan untuk

mempersiapkan siswa agar secara mental siap mempelajari pengetahuan,

keterampilan, dan sikap baru. Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan

21
untuk pemanasan. Pada tahap ini, dapat dilakukan panggilan anak tentang tema

yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah

berdoa sebelum belajar, bercerita, kegiatan fisik/ jasmani, dan menyanyi.

b. Kegiatan inti/ penyajian

Dalam kegiatan ini difokuskan pada kegiatan yang bertujuan untuk

pengembangan kemampuan baca, tulis, dan hitung. Penyajian bahan

pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang

bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, dan

perorangan. Pada kegiatan pengajar dalam penyajian bahan, diharapkan

memberikan contoh benda atau kegiatan yang relevan dan terdapat dalam

kehidupan siswa. Contohnya yang relevan dapat berbentuk uraian lisan, tulisan,

media audio visual,poster, benda nyata, dan sebagainya. Uraian dan contoh ini

merupakan tanda-tanda dan kondisi belajar yang merangsang siswa untuk

memberikan respons terhadap isi pelajaran yang sedang dipelajarinya.

c. Kegiatan penutup/akhir tidak lanjut

Sifat dari kegiatan penutup ini adalah untuk menenangkan. Beberapa

contoh kegiatan penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/

mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, membaca ayat-ayat

pendek al-Quran, mendongeng, membaca cerita/kisah-kisah teladan dari buku,

pantonim,pesan-pesan moral, dan musik/apresiasi musik. Pada kegiatan

penutup ini, dapat pula diajukan tes dalam bentuk lisan, di samping untuk

mengukur kemajuan siswa, tes merupakan, bagian, dari kegiatan belajar siswa

yang secara aktif membuat respons. Hasil tes harus diberitahukan kepada

siswa, dan diikuti dengan penjelasan tentang kemajuan siswa. Hal ini penting

22
artinya bagi siswa agar proses belajar mengajar menjadi efektif, efesien, dan

menyenangkan.

Rancangan strategi pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran

tematikpada dasarnya terbagi atas empat komponen utama yaitu:

a. Waktu

Komponen dalam strategi pembelajaran adalah waktu, jumlah waktu

dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar untuk menyelesaikan setiap

langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Jumlah waktu yang dibutuhkan

mengajar, terbatas kepada waktu yang digunakan pengajar dalam pertemuan

dengan siswa. Waktu untuk siswa adalah jumlah waktu yang digunakan

dalam pertemuan dengan pengajar ditambah dengan waktu yang digunakan

untuk melaksanakan tugas yang sehubungan dengan mata pelajaran di luar

pertemuan dengan pengajar.

b. Kegiatan pembelajaran

Uraian kegiatan pembelajaran terdiri atas komponen pendahuluan,

inti/penyajian, dan penutup. Setiap subkomponen ini terdiri atas beberapa

langkah sebagaimana diuraikan pada tahap pelaksanaan pembelajaran

tematik di atas. Subkomponen dari masing-masing urutan komponen

kegiatan pembelajran bersifat fleksibel pada setiap tema yang disajikan

dalam pembelajaran tematik. Sub komponen ini tergantung pada waktu,

kondisi kelas dan lingkungan kelas, tema, dan tujuan yang akan disajikan

dalam kegiatan pembelajaran tematik.

c. Metode pembelajaran

23
Salah satu komponen utama pada strategi pembelajaran diluar urutan

kegiatan pembelajaran adalah metode pembelajaran. Metode pembelajaran

berfungsi sebagai cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh,

dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan

tertentu. Untuk merancang strategi pembelajaran tematik, pengembangan

harus memilih metode yang sesuai untuk setiap tujuan pembelajaran

tertentu, sesuai untuk semua tingkatan kelas (terutama di kelas awal sekolah

dasar), sesuai untuk setiap tema yang disajikan dalam pembelajaran tematik.

Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik, antara

lain ceramah, demonstrasi, penampilan, latihan, simulasi,bermain peran, dan

sebagainya.

d. Media/Bahan Pembelajaran

Media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau

informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Pengirim dan penerima

pesan itu dapat berbentuk orang atau lembaga, sedangkan media

tersebutdapat berupa alat –alat elektronik, gambar, buku, benda nyata, dan

sebagainya. Media yang digunakan dalam pembelajaran dapat beraneka

ragam. Pengembangan pembelajaran dapat memilih salah satu atau beberapa

diantaranya untuk digunakan dalam menyusun strategi pembelajaran.

Maka sebagai gambaran rancangan strategi pembelajaran tematik, dapat

dijelaskan bahwa strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran

dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara sistematik, sehingga isi pelajaran

dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Di dalam rancangan strategi

pembelaajaran terkandung empat pengertian sebagai berikut:

24
a. Waktu yang digunakan oleh pengajar dan siswa dalam menyelesaikan

setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.

b. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pengajar dalam

menyampaikan isi pelajaran kepada siswa.

c. Metode pembelajaran yaitu, cara pengajar mengorganisasikan materi

pelajaran dan siswa agar terjadi proses belajar secara efektif dan

efisien.

d. Media/bahan pembelajaran, peralatan, dan bahan pembelajaran yang

digunakan pengajar dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

7. Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik

Ada enam rambu-rambu pembelajaran tematik, yaitu :

a. Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan.

b. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompotensi dasar lintasan

semester.

c. Kompotensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan

untuk dipadukan. Kompotensi dasar yang tidak diitegrasikan

dibelajarkan secara tersendiri.

d. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap

diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.

e. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca,

menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral

f. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa,

lingkungan, dan daerah setempat.

8. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

25
Pembelajaran tematik dalam kenyataan memiliki beberapa kelebihan dan

kekurangan. Menurut Permendikbud, pembelajaran tematik memiliki kelebihan

sebagai berikut:

a. Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat

perkembangannya.

b. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

c. Kegiatan belajar bermakna bagi anak sehingga, hasilnya dapat bertahan

lama.

d. Keterampilan berfikir anak berkembang dalam proses pembelajaran

terpadu.

e. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkungan anak.

f. Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran

tematik. Keterampilan sosial ini antara lain adalah: kerja sama,

komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.

Sedangkan kekurang dari pembelajaran tematik dilihat dari beberapa aspek yaitu :

a. Aspek guru

Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan

metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani

mengemas dan mengembangjan materi. Secara akademik guru dituntut

untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan

dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca membaca

buku agar penguasaan bahan ajar tidak berfokus pada bidang kajian

tertentu saja. Tahap kondisi ini, maka pembelajaran tematik akan sulit

diwujudkan.

26
b. Aspek peserta didik

Pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar peserta didik yang

relatif baik, dalam kemampuan akademik maupun kreatuvitasnya.

Karena model pembelajaran tematik menekankan pada kemampuan

analiti, asosiatif, eksploratif, dan elaboratif. Bila kondisi ini tidak

dimiliki, maka penerapan model pembelajaran tematik ini sangat sulit

dilaksanakan.

c. Aspek sarana dan sumber pembelajaran

Pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi

yang cukup banyak dan bervariasi, dan fasilitas internet. Semua ini akan

menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan.

Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran akan

terhambat.

d. Aspek kurikulum

Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan

pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian

materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi,

metode, penelian keberhasilan pembelajaran peserta didik.

e. Aspek penilaian

Pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh

yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa

bidang kajian terkait yang dipadukan.

f. Aspek suasana pembelajaran

27
Pembelajaran tematik berkencederungan mengutamakan salah satu

bidang kajian dan tenggelamnya bidang kajian lain. Dengan lain kata,

pada saat mengajarkan sebuah tema, maka gur berkecenderungan

menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai

dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu

sendiri.

Konsep pemetaan untuk menunjukkan hubungan antara konsep tema, "Star

and Sun", sebagai metode penelitian utama, dilengkapi dengan wawancara semi-

terstruktur. Ada empat langkah dalam penelitian ini yaitu :

a. Pertama, memimpin siswa dalam latihan pembelajaran adalah dalam

rangka untuk membantu mereka menjadi akrab dengan situasi

pembelajaran tematik dan keterampilan dari pembangkit peta konsep.

b. Kedua, penelitian ini melakukan konseptual tes pemetaan siswa pada awal

instruksi berbasis tematik dan pada masing-masing dari lima tahap.

c. Ketiga, mewawancarai siswa untuk memahami situasi belajar mereka

menggunakan metode tematik pembelajaran.

d. Keempat, penelitian ini mengevaluasi hasil siswa menggunakan pemetaan

konseptual, wawancara, dan profil mahasiswa dari penggunaannya dari

tematik pembelajaran berbasis tematik.

Dalam pembelajaran tematik tema organ gerak hewan dan manusia di

pembelajaran tersebut meliputi kompetensi dasar yaitu bahasa indosesia, IPS,

IPA, PKN yang memiliki aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Maka dalam proses pelaksanaan pembelajaran tematik ini untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang melibatkan ranak sikap, pengetahuan, dan keterampilan

28
dapat dilakukan dengan penerapan pendekatan saintifik yang didukung oleh

model pembelajaran inkuiri. Dalam pendekatan saintifik meliputi aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Pada aspek sikap meliputi (Menerima,

Menghormati, Mengamalkan), aspek pengetahuan (Mengingat, Memahami,

Menerapkan, Menganalisis) dan aspek keterampilan (Mengamati, Menanya,

Mencoba, Menalar, Menyaji).

9. Model Pemebelajaran

a) Pengertian Model Pembelajaran

Istilah model pembelajaran sama dengan pendekatan pembelajaran,

Model pemebelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pemebelajaran di kelas. Model

pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu

penyelenggaraan proses belajar mengajar dari awal sampai akhir (Endang,

2011).

(Ngalimun, 2016 : 24) Model pembelajaran adalah suatu perencanaan

atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk

menentukan perangkat-perangkat pemebelajaran termasuk di dalamnya buku,

film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (joyce, 1992). Kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajarar untuk mencapai tujuan belajar.

29
Menurut Suprijono (2009: 76) model pembelajaran adalah pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

maupun tutorial. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang

digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi

petunjuk pada guru di kelas. Menurut Arends dalam Suprijono (2009: 76)

model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

termasuk didalamnya tujuan–tujuan pembelajaran, tahap–tahap dalam

kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Model pembelajaran menurut Trianto (2010: 53) adalah kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman

bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan

melaksanakan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengertian model pembelajaran adalah suatu pola pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan tertentu berdasarkan kemampuan siswa, dan

karakteristik mata pelajarannya agar penyerapan informasi oleh siswa dapat

berjalan dengan optimal.

b) Macam – Macam Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang berpusat pada siswa dikenal sebagai model

pembelajaran yang demokratis atau sering disebut denga model pembelajaran

student centered. Guru didepan kelas berperan sebagai penyedia layanan dan

memfasilitasi siswa untuk belajar. Siswa yang harus aktif mencari dan

menemukan pengetahuan mereka sendiri. Oleh karena itu guru harus

30
merancang pola pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran yang

diinginkan tercapai melalui model – model pembelajaran.

Joyce & Weil yang dikutip oleh Jamil (2013: 186) membagi model–

model mengajar menjadi beberapa kategori sebagai berikut :

1) Information Processing Model (Model Pemprosesan Informasi) Model

menekankan pada pengolahan informasi dalam otak sebagai aktivitas

mental siswa. Model ini akan mengoptimalkan daya nalar dan daya pikir

siswa melalui pemberian masalah yang disajikan oleh guru. Tugas siswa

adalah memecahkan masalah– masalah tersebut. Dalam model ini akan

merangkai kegiatan– kegiatan siswa mulai dari siswa menanggapi

rangsangan dari lingkungan, mengolah data, mendeteksi masalah,

menyusun konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan simbol–simbol

baik verbal dan nonverbal. Model ini menerapkan teori belajar

behavoristik dan kognitivistik.

Ada tujuh model yang termasuk rumpun ini, yakni :

a) Inductive thinking model (Hilda Taba)

b) Inquiry Training Model (Richard Suchman)

c) Scientific Inquiry (Joseph J. Schwab)

d) Concept attainment ( Jerome Bruner)

e) Cognitive Growth (Jean Piaget, Irving Sigel, Edmund Kohlberg)

f) Advance Organizer model (David Ausubel)

g) Memory (Harry Lorayne, jerry Lucas)

2) Personal Model (Model Pribadi)

31
Model mengajar dalam kategori ini berorientasi kepada

perkembangan diri individu. Setiap siswa adalah individu unik yang

berinteraksi dengan lingkungannya.oleh karena itu, model mengajar ini

memfokuskan pada usaha guru untuk menolong siswa dalam

mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya.

Dengan model ini, siswa diharapkan dapat melihat potensi diri dan

mengembangkannya dalam bentuk kecakapan sebagai bagian dari suatu

kelompok.

Terdapat lima model yang termasuk rumpun ini yaitu,

a) Nondirective teaching (Carl Rogers)

b) Awareness Training (William Achutz)

c) Synectics (wiliam Gordon)

d) Conceptual Systems (David Hunt)

e) Classroom Meeting (William Glasser)

3) Social Interaction Model (Model Interaksi Sosial)

Model interaksi sosial adalah model mengajar yang

menitikberatkan pada proses interaksi antar individu yang terjadi dalam

kelompok. Model–model mengajar digunakan dalam pembelajaran

berkelompok. Model ini mengutamakan pengembangan kecakapan

individu dalam berhubungan dengan orang lain. Siswa dihadapkan pada

situasi yang demokratis dan didorong untuk berperilaku produktif dalam

masyarakat. Melalui model ini, guru menciptakan timbulnya dialog antar

siswa dan siswa belajar dari dialog yang dilakukannya. Isi pelajaran

difokuskan kepada masalah – masalah yang berkenaan dengan

32
sosiokultural. Salah satu contoh model yang sering diterapkan oleh guru

adalah bermain peran (role playing).

Selain role playing, model pemebelajaran yang termasuk dalam

kategori ini :

a) Grub investigation (herbert thelen, john dewey)

b) Social Inquiry (Byron Massalas, Benjamin Cox)

c) Laboratory method (National Training Laboratory Bethel, Maine)

d) Jurisprudential (Donald Oliver, James P. Shaver)

e) Role Playing ( Fannie Shaftel, George Shaftel)

f) Social simulation ( Sarene Boocock, Harold Guetzkow)

4) Behavioral Model (Model Perilaku)

Pembelajaran harus memberikan perubahan pada perilaku si pembelajar

ke arah yang sejalan dengan tujuan pembelajaran perubahan tersebut

harus dapat diamati. Terdapat 7 model pembelajaran yang termasuk

dalam kategori ini.

a) Contingency management (B.F.Skinner)

b) Self- Control (B.F.Skinner)

c) Relaxtation (Rimm and Masters, Wolpe)

d) Stress Reduction (Rimm and Masters, Wolpe)

e) Assertive training (Wolpe, Lazarus, Salter)

f) Desensitization (Wolpe)

g) Direct Training (Gagne, Smith and Smith)

Sedangkan menurut Suprijono (2009: 45), model pembelajaran yaitu :

33
a. Model pembelajaran langsung merupakan pembelajaran dimana

guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada siswa dan

mengajarkannya secara langsung.

b. Model pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas

meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk–bentuk

yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.

c. Model pembelajaran kontekstual, merupakan konsep yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya

dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota keluarga dan

masyarakat.

Menurut Mulyasa (2003), menyatakan bahwa kualitas

pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses,

pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau

setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif baik

fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping

menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang

besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil,

proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan tingkah

laku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya

sebagian besar. Pembelajaran yang berkualitas adalah terlibatnya peserta

didik secara aktif dalam pebelajaran. Keterlibatan yang dimaksud adalah:

aktivitas mendengarkan, komitmen terhadap tugas, mendorong

34
berpartisipasi, menghargai kontribusi/pendapat, menerima tanggung

jawab, bertanya kepada pengajar atau teman dan merespon pertanyaan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, terdapat begitu banyak

model-model pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran

Kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan bagian dari

pembelajaran konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan

bentuk pengajaran yang menekankan adanya kerja sama, yaitu kerja

sama antar kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar (Johnson &

Johnson,1987). Model pembelajaran ini bermanfaat untuk melatih

kerjasama, berani mengemukakan pendapat, dan berani bermusyawarah

mufakat untuk menentukan pendapat yang tepat sesuai dengan topik

permasalahan yang diberikan. Model pembelajaran kooperatif sangat

berbeda dengan pengajaran langsung. Di samping model pembelajaran

kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model

pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan

keterampilan sosial siswa. Jadi pola belajar kelompok dengan cara

kerjasama antar siswa dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih

bermutu dan meningkatkan kreativitas siswa, pembelajaran juga dapat

mempertahankan nilai sosial bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan.

Ketergantungan timbal balik mereka memotivasi mereka untuk dapat

bekerja lebih keras untuk keberhasilan mereka, hubungan kooperatif juga

mendorong siswa untuk menghargai gagasan temannya bukan

sebaliknya.

c) Pemilihan Model Pembelajaran

35
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

diguna-kan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat perangkat

pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum,

dan lain-lain (Joyce dalam Trianto, 2011:5) Model pembelajaran yang tepat

sangat berpengaruh dengan hasil atau output dari siswa. Model pembelajaran

yang digunakan dapat disesuaikan dengan karak-teristik materi yang

diajarkan. Setiap mata pembelajaran memiliki sifat maupun ciri khusus yang

berbeda dengan mata pelajaran yang lainnya, sehingga perlu pemikiran yang

matang untuk menerapkan model yang tepat untuk suatu kompetensi yang

diajarkan.

Arends dan pakar–pakar pembelajaran yang lain berpendapat bahwa

tidak ada satu pun model mengajar yang lebih unggul daripada model

pembelajaran yang lainnya. Semua model mengajar adalah baik, tergantung

pada implementasinya di kelas sesuai dengan karakteristik materi dan siswa.

Oleh karena itu, guru perlu memiliki pertimbangan yang matang dalam

memilih model mengajar sesuai dengan relevansi dan tujuan yang akan

dicapai melalui pembelajaran.

Pertimbangan yang dimaksud misalnya terhadap materi pelajaran,

tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia

sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan akan dapat tercapai.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dapat memodifikasi model

mengajar atau menciptakan model mengajar sendiri. Yang terpenting adalah

guru dapat menciptakan ruang bagi siswanya untuk berkembang, produktif,

36
aktif dan kreatif sesuai bakat dan minatnya. Oleh karena itu, model mengajar

juga harus adaptif terhadap kebutuhan siswa. (Jamil, 2013 :186)

Pendapat di atas semakin diperkuat oleh pendapat M.Atwi (2014:119)

bahwa setiap model memiliki tujuan untuk menghasilkan suatu sistim

instruksional yang efektif dan efisien dalam memfasilitasi pencapaian tujuan

instruksional. Sedangkan menurut Syaodih (2012: 104) pemilihan

pendekatan, metode pembelajaran hendaknya didasarkan atas beberapa

pertimbangan :

1) Tujuan Pembelajaran

Tujuan memberikan arahan terhadap semua kegiatan dan bahan yang

akan disajikan. Setiap bahan dan pendekatan mengajar dirancang dan

dilaksanakan dengan maksud pencapaian tujuan secara maksimal.

Tujuan pembelajaran tersebut berkenaan dengan ranah kognitif, afektif,

ataupun psikomotor.

2) Karakteristik Mata Pelajaran

Mata pelajaran yang akan diberikan termasuk atau bagian dari bidang

ilmu atau bidang profesi tertentu. Tiap bidang ilmu dan profesi memiliki

karakteristik yang berbeda dengan yang lainnya. Guru perlu

menyesuaikan model pembelajarannya sesuai dengan karakteristik

masing–masing bidang ilmu atau profesi.

3) Kemampuan Siswa

Siswa adalah subjek dan pelaku dari kegiatan pembelajaran. Melalui

kegiatan belajar ini potensi–potensi, kecakapan dan karakteristik siswa

dikembangkan. Kemampuan siswa merupakan hal yang kompleks, selain

37
terkait dengan jenis dan variasi tingkat kemampuan yang dimiliki para

siswa, tetapi juga dengan tahap perkembangan, status, pengalaman

belajar, serta berbagai faktor yang melatar belakanginya.

4) Kemampuan Guru

Guru seharusnya berkualifikasi sebagai pendidik Profesional.

Kenyataannya kemampuan profesionalnya masih terbatas. Terbatas

karena latar belakang pendidikan, pengalaman, pembinaan yang belum

intensif, atau karena hal–hal yang bersifat internal. Pemilihan

pendekatan, model dan metode mengajar juga harus disesuaikan dengan

keterbatasan– keterbatasan yang ada pada guru/dosen tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa model

pembelajaran apapun baik tergantung bagaimana cara guru mengimplemen-

tasikannya di suatu kelas. Sedangkan untuk memilih model pembelajaran

yang tepat, guru hendaknya mempertimbangkan pemilihan model belajar

dengan melihat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran yang akan

diajarkan, karakteristik mata pelajaran, kemampuan siswa/mahasiswa, dan

kemampuan guru tersebut.

10. Model Pembelajaran Inkuiri

a) Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran

yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru

dan siswa. Strategi ini sering dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari

38
bahasa yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan

(Wina,2006:195).

Model pembelajaran inkuiri dari asumsi bahwa sejak manusia lahir di

dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuan.

Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di kelilingnya merupakan kodrat

manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia meliki keinginan untuk

mengenal segala sesuatu melalui indra pengecap, pendengaran, penglihatan,

dan indra-indra lainnya.

Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus- menerus

berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang

dimiliki manusia akan bermakana manakala didasari oleh keingintahuan itu.

Dalam rangka itulah strategi inkuiri itu dikembangkan.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri.

Pertama, model inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara

maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model inkuiri menempatkan

siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya

berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal,

tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu

sendiri.

Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari

dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga

diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan

demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai

sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

39
Ketiga, tujuan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah

mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau

mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Dengan demikian, dalam model pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut

agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat

menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai

pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara

optimal, namun sebaliknya siswa akan dapat mengembangkan kemampuan

berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran ((Wina,2006:196).

Para pendidik memberikan nama pada anak rentang usia 7-10 tahun

dengan nama “Periode kritis dalam dorongan berprestasi”. Perilaku berprestasi

pada masa ini mempunyai korelasi yang sangat tinggi dengan perilaku

berprestasi pada masa dewasa.

Pembelajaran yang dibuat dengan sistem inkuiri dan berkelompok sangat

cocok untuk anak usia ini dalam mengoptimalkan kemampuan dasar anak dan

memberikan dorongan berprestasi di masa yang akan datang.

b) Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri

Tujuan utama model pembelajaran inkuiri adalah menolong siswa untuk

dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa

ingin tahu mereka.

Model pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan

pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach).

40
Dikatakan demikian, sebab dalam model ini siswa memegang peran yang

sangat dominan dalam proses pembelajaran (Sochibin,2009:97)

Model pembelajaran inkuiri akan efektif apabila :

 Guru mengharapakan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu

permasalahan yang ingin dipisahkan. Dengan demikian dalam model

inkuiri penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama

pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.

 Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak terbentuk fakta atau konsep

yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.

 Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap

sesuatu.

 Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki

kemauan dan kemampuan berfikir. Model inkuiri akan kurang berhasil

diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berfikir.

 Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa

dikendalikan oleh guru.

 Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan

yang berpusat pada siswa.

c) Prinsip–prinsip Pengunaan Model Pembelajaran Inkuiri

Dalam penggunaan model pembelajaran inkuiri terdapat beberapa prinsip

yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsip tersebut dijelaskan di

bawah ini.

a. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

41
Tujuan utama dari model inkuiri adalah pengembangan

kemampuan berpikir. Dengan demikian, model pembelajaran ini selain

berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan

menggunakan model inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa

dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa

beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari “sesuatu” yang

harus ditemukan oleh siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang

dapat ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap

gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.

b. Prinsip Interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik

interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan

interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses

interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi

sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu

mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan

berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengatur

interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering guru terjebak oleh

kondisi yang tidak tepatmengenai proses interaksi itu sendiri. Misalnya,

interaksi hanya berlangsung antar siswa yang mempunyai kemampuan

berbicara saja walaupun pada kenyataannya pemahaman siswa siswa

tentang substansi permasalahan yang dibicarakan sangat kurang atau guru

justru menanggalkan peran sebagai pengatur interaksi itu sendiri.

c. Prinsip Bertanya

42
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan model

pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan

siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan

sebagaian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk

bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Berbagai jenis

dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu betanya

hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak,

bertanya untuk mengembangkan kemampuan atau bertanya untuk

menguji.

d. Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar

adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses

mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan;

baik otak reptil, otak limbik, maupun otak neokortek. Pembelajaran

berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.

Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan

memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional, akan membuat anak

dalam posisi “kering dan hampa”. Oleh karena itu, belajar berpikir logis

dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, misalnya

denganmemasukkan unsur0unsur yang dapat mempengaruhi emosi, yaitu

unsur estetika melalui proses belajar yang menyenangkan dan

menggairahkan.

e. Prinsip Keterbukaan

Belajar adalah sesuatu proses mencoba berbagai kemungkinan.

Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan

43
kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan

logika dan nalarnya.

d) Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri

Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar

siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Berbeda dengan tahapan

preparation dalam strategi pembelajaran ekspositori sebagai langkah untuk

mengondisikan agar siswa siap menerima pelajaran, pada langkah orientasi

dalam model pembelajaran inkuiri, guru merangsang dan mengajak siswa

untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah

yang sangat penting. Keberhasilan model pembelajaran inkuiri sangat

tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan

kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan

kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan

lancar. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini

adalah:

 Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat

dicapai oleh siswa.

 Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa

untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah

inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan

masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.

44
 Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini

dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

b. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa

pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang

disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir

memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah

yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa

didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban

itulah yang sangat penting dalam model pembelajaran inkuiri, oleh sebab

itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang

sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses

berpikir. Dengan demikian, teka-teki yang menjadi masalah dalam

berinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang

harus dicari dan ditemukan. Ini penting dalam pembelajaran inkuiri.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, di

antaranya :

 Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan

memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam

merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru

sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru

hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana

rumusan masalah sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya

diarahkan kepada siswa.

45
 Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang

jawabannya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar siswa dapat

merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah

ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawaban secara pasti.

 Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah

diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu

dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih

dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-

konsep yang ada dalam rumusan masalah. Jangan harapkan siswa

dapat melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, manakala ia belum

paham konsep-konsep yang terkandung dalam rumusan masalah.

c. Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang

sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji

kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada

dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu

dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-

mengira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat

membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa

mendorong untuk berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk

mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina.

Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan

kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan

mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswauntuk dapat

merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai

46
perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus

memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang

dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu

sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki

serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang

mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional

dan logis.

d. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam model

pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang

sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data

bukan hanya memerlukan motivasi yang sangat kuat dalam belajar, akan

tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan

potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan

ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong

siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala siswa tidak

apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanya

ditunjukan oleh gejala-gejala ketidak bergairahan dalam belajar. Manakala

guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara

terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui

penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa

sehingga mereka terangsang untuk berpikir.

47
e. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang

dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh

berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis

adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.

Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan

kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan

bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh

data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.

f. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan

yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan

kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering

terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan

kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak

dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat

sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

e) Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri

Dalam pembelajaran inkuiri memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:

 Model pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan

kepada pengembangan aspek kongnitif, afektif, dan psikomotorik secara

seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih

bermakna.

48
 Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya

belajar mereka.

 Merupakan model yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi

belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan

tingkah laku berkat adanya pengalaman.

 Keuntungan lain adalah model pembelajaran ini dapat melayani

kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya,

siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat

oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Disamping memiliki kelebihan, model pembelajaran inkuiri juga

memiliki kelemahan, di antaranya:

 Model pembelajaran inkuiri sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan

siswa.

 Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh kerena terbentur dengan

kebiasaan siswa dalam belajar.

 Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu

yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu

yang telah ditentukan.

 Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa

menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran ini akan sulit

diimplementasikan oleh tiap guru.

Dalam model pembelajaran inkuiri ini menekan kepada proses mencari dan

menemukan. Dan meteri pembelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran

siswa dalam model pembelajaran inkuiri ialah mencari dan menenukan sendiri

49
materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan bimbingan siswa

untuk belajar.

11. Hasil Belajar

a) Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Sudjana (2011:22) adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya. Sedangkan menurut Rusyan,dkk (1994:79) hasil belajar adalah

kebulatan pola tingkah laku. Prilaku atau tingkah laku mengandung

pengertian yang luas mencakup pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap

dan sebagainya, hal ini dapat diidentifikasi bahkan diukur dari penampilan.

Penampilan ini dapat berupa kemampuan menjelaskan, menyebutkan sesuatu

atau melakukan sesuatu kegiatan atau perbuatan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

pengetahuan, kemampuan dan sikap yang dimiliki oleh siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar dapatdilihat dari nilai ulangan

harian yang dilakukan setelah materi pelajaran sudah disampaikan.

b) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut Rusyan dkk (1994:81) yang tergolong faktor internal adalah

1) Faktor jasmaniah, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.

2) Faktor psikologi, terdiri atas :

a) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, kecerdasan dan bakat,

faktor kecakapan nyata.

b) Faktor nomintelektif ialah unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan lain-lain.

50
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis yang tergolong faktor eksternal

adalah

a) Faktor sosial yang terdiri atas : Lingkungan keluarga, Lingkungan

sekolah, Lingkungan masyarakat, Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya seperti, adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan

kesenian.

c) Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dikatan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi keberhasilan belajar dapat digolongkan menjadi dua

yaitu :

1) Faktor intern

Ini berkaaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan diri siswa itu

sendiri berupa motivasi, minat, bakat, sikap, kesiapan, kesehatan,

kepribadian dan faktor pribadi lainya.

2) Faktor ekstern

Berkaitan dengan pengaruh yang datang dari luar diri siswa. Adapaun

faktor ini dapat berupa lingkungan, sarana, metode mengajar guru,

keadaan sosial ekonomi dan lain sebagainya.

c) Evaluasi hasil belajar

Hasil belajar dapat diketahui, dinilai dan diukur dengan menggunakan

evaluasi. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan

dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan,

materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian

itu sendiri. Sedangkan tujuan khusus evaluasi pembelajaran disesuaikan

51
dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendiri, seperti evaluasi perencanaan

dan pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi dampak, evaluasi efisiensi-

ekonomis, dan evaluasi program komprehensif. (Arifin,2012: 22)

Dalam buku evaluasi pembelajaran Dr.Zainal Arifin,M.T. Sax (1980 :

28) mengemukakan tujuan evaluasi dan pengukuran adalah untuk “selection,

placement, diagnosis and remediation, feedback : norm-referenced and

criterion-referenced interpretation, motivation and guidance of learning,

program and curriculum improvement : formative and summative

evaluations, and theory development”. (seleksi, penempatan, diagnosis dan

remediasi, umpan balik : penafsiran acuran-norma dan acuan-patokan,

motivasi dan bimbingan belajar, perbaikan program dan kurikulum : evaluasi

formatif dan sumatif, dan pengembangan teori).

Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai tes. Daryanto

(2008:12-14) membagi tes menjadi empat macam yaitu :

1) Tes penempatan

Tes jenis ini disajikan diawal tahun pelajaran untuk mengukur kesiapan

siswa dan mengetahui tingkat pengethuan yang dicapai sehubungan

dengan pelajaran yang akan disiapkan.

2) Tes formatif

Tes jenis ini ditrngah program pengajaran untuk memantau kemajuan

belajat siswa demi memberikan umpan balik baik kepada siswa maupun

kepada guru. Dalam tes yang mengacu kriteria dibuatkan tugas-tugas

berupa tujuan instruksional yang harus dicapai oleh siswa untuk dpat

dikatakanberhasil dalam belajarnya.

52
3) Tes diagnosis

Tes ini bertuuan mendiagnosis kesulitan belajar siswa untuk mengupayakan

perbaikanya. Tes diagnosis dilakukan setelah mendapatkan data dari tes

formtif, kemudian dianalisa bagian mana dari pengajaran yang

memberikan kesulitan kepada siswa. Baru setelah diketahui bagian mana

yang belum diketahui siswa, dapat dibuat butir-butir soal yang memusat

pada bagian itu hingga dapat dipakai untuk mendeteksi bagian – bagian

mana dari pokok bahasan yang belum dikuasai. Atas dasar tersebut guru

dapat mengupayakan perbaikan.

4) Tes sumatif

Tes ini biasanya diberikan pada akhir tahun ajaran atau akhir dari suatu

jenjang pendidikan, walaupun maknanya telah diperluas menjadi tes

akhir semester atau tes akhir bahasan. Tes ini dimaksudkan untuk

memberikan nilai yang menjadi dasar menentukan kelulusan dan atau

memberi sertifikat bagi yang telah menyelesaikan pelajaran bagi yang

berhasil baik.

B. Kerangka Berfikir

Pembelajaran tematik pada model pembelajaran inkuiri bertujuan untuk

mengembangkan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam

pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan

aktivitas-aktivitas ilmiah yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba,

dan membentuk jejaring dalam pembelajaran. Pembelajaran tematik integratif

merupakan pembelajaran yang memadukan beberapa pelajaran menjadi satu tema

tertentu. Pada organ gerak hewan dan manusia didalam pembelajaran yang

53
meliputi pada kompetensi dasar Bahasa Indonesia, SBDP, IPS, Matematika, IPA,

dan PKN.

Peningkatan Hasil Belajar

Pembelajaran Tema Organ Gerak Model pembelajaran


Tematik Hewan dan Manusia Inkuiri

Pada kelas V menggunakan pembelajaran Inkuiri


sehingga pembelajarannya menjadi lebih Menarik,
bermakna, dan menyenangkan

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Pembelajaran tematik integratif di SDN 01 Tabek Patah sudah

menggunakan pendeketan saintifik sesuai dengan kebijakan pemerintah, serta

untuk meningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan model

pembelajaran inkuiri.

Dengan model pembelajaran inkuiri ini mekankan kepada proses mencari

dan menemukan, dalam materi pelajaran siswa tidak diberikan secara langsung.

Peran siswa dalam model pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan

sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan

bimbingan siswa untuk belajar.

54
Apabila proses pembelajaran yang diterapkan secara maksimal, maka

pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna. Bermakna di sini maksudnya

adalah pembelajaran tidak hanya menyangkut ranah pengetahuan saja, melainkan

terkait dengan ranah sikap maupun keterampilan sehingga segala sesuatu yang

telah peserta didik terima dalam pembelajaran dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan diatas,

maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut: “Model pembelajaran Inkuiri

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 01 Tabek Patah dalam

Pembelajaran Tematik dengan Tema Organ Gerak Hewan dan Manusia.

D. Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran Inkuiri telah banyak

digunakan di berbagai jenjang pendidikan. Berikut ini beberapa penelitian yang

relevan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang mana

akan dipaparkan sebagaimana berikut :

1. Penelitian yang berjudul “PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN

INKUIRI PADA TEMA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II SD NEGERI PERUMNAS 3

DEPOK” Hasil penelitian yang dilaksanakan Penerapan strategi

pembelajaran inkuiri pada tema lingkungan dapat meningkatkan hasil

belajar IPS siswa kelas II SD Negeri Perumnas 3 Depok Tahun Pelajaran

2012/2013. Peningkatan tersebut ditandai dengan 86,36% dari jumlah siswa

55
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan. Pada

pra tindakan jumlah siswa yang memenuhi standar KKM ada 9 siswa,

setelah dilaksanakan tindakan siklus 1 siswa yang memenuhi standar KKM

menjadi 16 anak, kemudian setelah tindakan siklus 2 siswa yang memenuhi

standar KKM meningkat lagi menjadi 19 anak. Penerapan strategi

pembelajaran inkuiri pada tema lingkungan sudah menunjukkan adanya

kemauan dan kemampuan serta aktivitas siswa dalam merumuskan masalah,

menentukan hipotesis, membuat siswa berani bertanya, menjawab, dan

mengajukan gagasan. Selain itu juga telah mengaktifkan siswa dalam proses

diskusi.

2. Penelitian yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

IPS MENGGUNAKAN METODE PETA KONSEP BAGI SISWA KELAS

III SD N MINOMARTANI 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015.” Hasil

penelitian menunjukkan bahwa sebelum diterapkannya metode peta konsep

pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, diperoleh sebanyak 5 siswa

(20%) tuntas dan 20 siswa (80%) belum tuntas dan nilai rata-rata kelas 60%.

Namun setelah pembelajaran dengan menggunakan metode peta konsep

dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada siklus I dan II diperoleh

data bahwa hasil belajar siswa meningkat. Hasil belajar siklus I menyatakan

sebanyak 13 siswa (52%) tuntas dan 12 siswa (48%) belum tuntas dan nilai

rata-rata kelas 70,24%. Kemudian pada hasil tes siklus II menunjukkan 22

siswa (88%) tuntas dan 3 siswa (12%) belum tuntas dan nilai rata-rata kelas

81,44%. Dengan adanya peningkatan yang terjadi pada siswa yang telah

56
mencapai 88% maka dinyatakan bahwa standar keberhasilan telah mencapai

75% dan tuntas.

3. Penelitian yang berjudul “IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK

MODEL INKUIRI PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI

KELAS IV C MIN JEJERAN.” Peneliti Muhammad Rifa’i menyatakan

hasil penilitian yang dilaksanakan di kelas IV C Jejeran ini bahwa penelitian

sangat berhasil, karena pendekatan saintifik model pembelajaran inkuiri ini

berhasil membuat pembelajaran berpusat pada peserta didik, lebih nyaman

dan senang dalam pembelajaran. Peserta didik juga menjadi lebih aktif,

kritis, dan analitis serta meningkatan rasa ingin tahu peserta didik.

Perbedaanya dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan

tempat daerah sekolah yang berbeda serta kajian berbeda. Penelitian yang akan

dilakukan di SDN 01 Tabek Patah Tanah Datar Sumatera Barat sedangkan

penelitian ini di daerah luar Daerah Tanah Datar. Dalam kajiannya untuk

mencapai peningkatan belajar pada tematik peneliti menggunakan hasil belajar

untuk peningkatan belajar dalam pembelajaran tematik dengan mengunakan

penerapan model inkuiri, sedangkan penelitian ini untuk mencapai peningkatan

belajar menggunakan hasil belajar untuk peningkatan belajar dalam pembelajaran

tematik dengan mengunakan penerapan model inkuiri. Walaupun penelitian ini

sama-sama berhasil dalam meningkatkan belajar siswa dalam pembelajaran

tematik dengan penerapan model inkuiri.

57
BAB III

MOTODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Tampubolon (2013: 15) adalah suatu

pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata berupa siklus melalui

proses kemampuan mendeteksi dan memecahkan masalah. Jenis penelitian

tindakan kelas ini dipilih karena penelitian tindakan kelas merupakan salah satu

teknik agar pembelajaran yang dikelola peneliti selalu mengalami peningkatan

melalui perbaikan secara terus menerus. Peningkatan hasil belajar siswa

dikarenakan pada penelitian tindakan kelas terdapat proses refleksi diri (self

reflection) yakni upaya menganalisis untuk menemukan kelemahan–kelemahan

dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Proses perbaikan dilakukan

melalui perencanaan dan pengimplementasian dalam proses pembelajaran sesuai

dengan program pembelajaran yang telah disusun.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian atau desain studi menurut Restu (2010: 212) dapat

didefinisikan sebagai rencana, struktur dan strategi penyelidikan yang hendak

dilakukan guna mendapatkan jawaban dari pertanyaan atau permasalahan

pendidikkan. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain

penelitian milik Kemmis & Mc Taggart (1988) dalam Dadang (2013: 46), yang

58
dilakukan dengan 4 proses penelitian, yakni penyusunan rencana, tindakan,

observasi, dan refleksi.

Gambar 2 . Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & Mc Taggart

a) Penyusunan rencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang

secara kritis untuk meningkatan apa yang telah terjadi.

b) Tindakan yang dimaksud di sini adalah tindakan yang dilakukan secara

sadar dan kendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan

bijaksana.

c) Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang

terkait.

d) Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis

seperti yang telah dicatat dalam observasi.

59
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dengan dua siklus pada

pembelajaran tematik dengan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan

hasil belajar pada siswa.

C. Tahapan Tindakan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 siklus. Secara rinci kegiatan pada

masing -masing siklus akan dijabarkan sebagai berikut :

1. SIKLUS I

Siklus I terdri dari tahap perencanaan (planning), tahap tindakan /

pelaksanaan (action), tahap pengamatan (observasion), dan Tahap refleksi.

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Pada siklus pertama, perencanaan tindakan (planning) dikembangkan

berdasarkan hasil observasi awal. Dari masalah yang ada dan cara

pemecahannya yang telah ditetapkan, dibuat perencanaan kegiatan belajar

mengajarnya (KBM). Perencanaan ini persis dengan KBM yang dilakukan

oleh guru sehari–hari, termasuk penyiapan media, dan alat–alat pemantauan

perkembangan pengajaran seperti lembar observasi, tes, catatan harian dan

lain–lain. Pada tahap perencanaan, yang dapat dilakukan peneliti adalah :

1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses

belajar mengajar

2) Menentukan pokok bahasan

3) Menyusun lembar kerja siswa

4) Mengembangkan skenario pembelajaran melalui Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang dibuat menekankan pada

proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa, untuk bertanya,

60
memberikan pendapat bahkan menjawab dan menanggapi sebuah

pertanyaan. Hal ini sesuai dengan prinsip model pembelajaran inkuiri

yang akan diterapkan.

5) Menyiapkan sumber belajar

6) Mengembangkan lembar observasi pembelajaran

b. Tahap tindakan / pelaksanaan (Action).

Tahap ini adalah realisasi dari teori dan teknik mengajar serta

tindakan (treatment) yang sudah direncanakan sebelumnya dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri. Pada akhir tindakan dapat

memberikan tes sesudah pembelajaran berlangsung. Secara rinci, tindakan

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Pendahuluan

Pada tahap awal guru akan memberikan motivasi kepada siswa, dan

menyampaikan tujuan dari pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk

mengkondisikan siswa sebelum pelajaran dimulai.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari kegiatan eksplorasi, kegiatan elaborasi dan

kegiatan konfirmasi. Kegiatan eksplorasi merupakan kegiatan.

3) Kegiatan Penutup

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai materi yang telah disampaikan. Guru memberikan

kesimpulan mengenai materi pada pertemuan tersebut dan kemudian

membagi lembar pertanyaan. Setelah siswa selesai menjawab

61
pertanyaan evaluasi tersebut, pembelajaran ditutup dengan

mengucapkan salam.

c. Tahap Observasi/pemantauan (Observation)

Tahap pengamatan dilakukan peneliti pada saat proses pembelajaran

berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri. Pengamatan

yang dilakukan adalah pengamatan terhadap keaktifan siswa pada saat

proses pembelajaran berlangsung Aspek yang diamati adalah keberanian

siswa bertanya, keberanian siswa untuk menjawab

pertanyaan/mengungkapkan pendapat, interaksi siswa dengan guru,

interaksi siswa di dalam kelompok, dan perhatian siswa selama proses

pembelajaran. Sedangkan untuk mengetahui keberhasilan siswa yaitu

dengan menulis nilai hasil belajar siswa yang diperoleh melalui evaluasi

soal isian atau essay pada tema organ gerak hewan dan manusia.

d. Tahap Refleksi (Reflection)

Pada tahap Refleksi peneliti berusaha memahami proses, masalah,

persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi

mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam suatu

situasi dan memahami persoalan serta keadaan tempat timbulnya persoalan

itu. Refleksi dibantu oleh diskusi diantara peneliti dan kolaborator. Melalui

diskusi, refleksi memberikan dasar perbaikan rencana pada siklus

berikutnya. Berdasarkan keterangan diatas, yang dapat dilakukan pada

refleksi adalah :

1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi

evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap tindakan.

62
2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang

skenario pembelajaran dan lain–lain.

3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk

digunakan pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan pada tahap

refleksi ini akan menentukan apakah diperlukan tindakan pada siklus

selanjutnya. Bila penilaian hasil belajar siswa dan pengamatan

keaktifan siswa masih rendah, maka diperlukan perbaikan pada siklus

selanjutnya.

2. SIKLUS II

Siklus kedua dilaksanakan setelah pembelajaran pada siklus pertama

dianalisis dan direfleksi. Siklus kedua dirancang untuk memperbaiki

kekurangan yang ada pada siklus I. Peneliti dan kolaborator mendiskusikan

masalah berdasarkan refleksi dari tindakan siklus I. Tindakan pada siklus II

masih menggunakan model pembelajaran inkuiri.

a. Tahapan Perencanaan (Planning)

Perencanaan tindakan dilakukan oleh guru berkolaborasi dengan

peneliti. Sebelum melakukan tahap perencanaan pada siklus II terlebih

dahulu peneliti, guru dan observer melakukan pengidentifikasian masalah

dan penetapan alternatif pemecahan masalahnya. Setelah itu dikembangkan

perencanaan agar dapat melaksanakan tindakan. Rencana yang dapat

dilakukan sama dengan siklus I, seperti berikut :

1) Mendata masalah masalah yang muncul pasda siklus I selama proses

pembelajaran berlangsung.

63
2) Merencanakan perbaikan yang bisa diubah atau di perbaiki untuk

proses pembelajaran pada siklus II berdasarkan Refleksi Siklus I.

3) Menyusun perangkat pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam

proses pembelajaran, antara lain RPP pada pembelajran tematik yang

sesuai dengan temayang telah ditetapkan.

4) Merumuskan langkah–langkah pembelajaran yang terdiri dari

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

5) Membuat lembar observasi dan evaluasi kognitif. Lembar observasi

merupakan lembar pengamatan selama proses pembelajaran untuk

melihat keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Sedangkan evaluasi kognitif untuk mengukur pemahaman siswa

setelah materi ajar disampaikan. Evaluasi kognitif berupa soal isian

singkat atau Essay.

b. Tahap tindakan / pelaksanaan (Action)

Kegiatan inti dari proses pembelajaran adalah penerapan model

pembelajaran inkuiri. Sama seperti pada tindakan I, pada tindakan II proses

pembelajaran juga menekankan pada aktifitas siswa yang terjadi selama

kegiatan proses pembelajaran seperti keberanian siswa dalam bertanya,

menjawab pertanyaan, mendengarkan dan keberanian siswa dalam

menyampaikan pendapat. Tahap tindakan dan Observasi dilakukan secara

bersamaan. Proses pengamatan selama pembelajaran, peneliti dibantu oleh

observer yakni guru lain. Setelah proses pembelajaran berlangsung dapat

diberikan tes yang berupa pertanyaan dalam bentuk Isian singkat atau

Essay.

64
c. Tahapan Obserfasi / Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan semua proses yang

dilaksanakan dalam tindakan dengan menggunakan format obserfasi.

Sedangkan untuk mengetahui keberhasilan siswa yaitu dengan menulis nilai

hasil belajar siswa yang diperoleh melalui evaluasi soal isian atau essay

pada tema organ gerak hewan dan manusia.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi II akan mengungkapkan hasil pengamatan, baik

dari segi aktivitas siswa maupun dari hasil belajar melalui tes. Dari hasil

refleksi diketahui bahwa peningkatan keaktifan siswa dan hasil belajarnya

belum terlihat maka dapat dilanjutkan pada siklus II.

Kekurangan pada siklus–siklus yang telah dilaksanakan, apabila

hasilnya belum optimal dapat diperbaiki dengan melakukan tindakan pada

siklus berikutnya.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada pembelajaran

Tematik pada kelas V di SDN 01 TABEK PATAH yang beralamatkan di

Tabek Patah Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar Provinsi

Sumatera Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil pada tahun

ajaran 2019/2020. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender

65
akademik sekolah dan sesuai dengan jadwal Pembelajaran Tematik yang di

teliti.

E. Subjek dan Obyek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 01 Tabek Patah.

Dengan jumlah siswa pada kelas V adalah 26 siswa. Teknik pemilihan

sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive

sampling adalah cara pengambilan subjek berdasarkan keputusan subyektif

peneliti yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu. Kelas

V dipilih karena kelas tersebut diajar oleh Penulis.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dan keaktifan

siswa setelah model pembelajaran inkuiri diterapkan atau dilaksanakan.

F. Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dihentikan apabila yaitu:

1. Apabila 85% hasil belajar siswa dikelas nilainya melebihi mencapai nilai

KKM 75.

2. Apabila 80% peneliti berhasil menerapkan model pembelajaran inkuiri

pada pembelajaran tematik.

66
Adapun pencapaian proses pembelajaran jika belum diharapakan,

maka peneliti melakukan tindakan siklus selanjutnya sampai pencapaian

proses pembelajaran yang diharapkan.

G. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang dibutuhkan dari penelitian ini yaitu data

kualitatif yang meliputi tes tertulis, hasil posttest, hasil lembar observasi,

dan hasil dokumentasi yang dilaksanakan pada kelas V SDN 01 Tabek

Patah Kecamatan Salimpaung.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument adalah bagian-bagian dari tahapan penelitian yang dijadikan

sumber data untuk memperkuat hasil dari suatu penelitian. Untuk memperoleh

data yang diperlukan tersebut, maka yang dikerjakan terlebih dahulu adalah

membuat instrument penelitian yang terjadi dari :

1. Variabel hasil belajar dengan Tema Organ Gerak Hewan dan Manusia

a. Definisi Konseptual

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

b. Definisi Operasional

Skor yang didapat setelah melakukan pengukuran hasil belajar

menggunakan angket dengan indikator ranah sikap, dan menggunakan

67
tes tertulis dengan indikator ranah pengetahuan dan ranah keterampilan

dalam belajar yang dimiliki siswa.

c. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar

Kisi-kisi instrumen hasil belajar dalam bentuk angket yang akan

digunakan pada ranah sikap (rasa ingin tahu, bekerja sama, tanggung

jawab, dan percaya diri) dan bentuk tes tertulis terdiri dari beberapa soal

isian yang akan digunakan pada ranah pengetahuan dan keterampilan

dengan kemampuan siswa yang telah dicapai.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Ranah Sikap


Skor Jumlah
No Ranah Indikator
1 2 3 4 5
1 Rasa Ingin Tahu
2 Bekerja Sama
Sikap
3 Tanggung Jawab
4 Percaya Diri
Jumlah

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Hasil Belajar pada Ranah Pengetahuan dan
Keterampilan dengan Tema Organ Gerak Hewan dan Manusia
Bobot
Kompetensi Dasar Indikator Soal
Soal
BI 3.1 Menentukan pokok pikiran dalam teks Menggali informasi dari
C2
lisan dan tulis bacaan tentang sepeda.
BI 4.1 Menyajikan hasil identifikasi pokok Mengumpulkan informasi
pikiran dalam teks tulis dan lisan tentang jenis-jenis vertebrata C2
secara lisan, tulis, dan visual. dan intervertebrata.

IPA 3.1 Menjelaskan alat gerak dan Menjelaskan tentang organ


fungsinya pada hewan dan manusia gerak manusia dan hewan
C1
serta cara memelihara kesehatan alat
gerak manusia.
IPA 4.1 Membuat model sederhana alat Menyimpulkan hasil laporan
gerak manusia dan hewan. tentang organ gerak manusia C2
dan hewan.
IPS 3.1 Mengidentifikasi karakteristik Menjelaskan nilai-nilai yang C1
geografis Indonesia sebagai negara terkandung dalam pancasila.
kepulauan/maritim dan agraris serta

68
pengaruhnya terhadap kehidupan
ekonomi, sosial, budaya, komunikasi
serta transportasi.
IPS 4.1 Menyajikan hasil identifikasi Menjeniskan kondisi Geografis
karakteristik geografis Indonesia pulau besar di Indonesia.
sebagai negara kepulauan/ maritim dan
C2
agraris serta pengaruhnya terhadap
kehidupan ekonomi, sosial, budaya,
komunikasi serta transportasi.
PKN 3.1 Mengidentifikasi nilai-nilai Mencontohkan nilai-nilai yang
pancasila dalam kehidupan sehari-hari. terkandung dalam sila-sila C2
pancasila.
PKN 4.1 Menyajikan hasil Identifikasi nilai- Membuat laporan tentang
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari- perilaku sikap dalam
hari kehidupan sehari hari yang C2
terdapat di wilayah tempat
tinggal

d. Validasi Instrumen

Validasi instrumen hasil belajar disusun berdasarkan teori yang

relevan dan berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah terbukti, serta

melalui konsultasi ahli.

e. Instrumen yang digunakan

Instrumen yang digunakan yaitu lembar angket dan tes tertulis

yang telah divalidasi dan dianggap reliabel.

2. Variabel pada Model Pembelajaran Inkuiri

a. Definisi Konseptual

Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan

analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu

69
masalah yang dipertanyakan. Dengan model pembelajaran inkuiri ini

pelaksanaan pembelajaran tematik akan lebih efektif.

b. Definisi Operasional

Skor yang didapat setelah melakukan pelaksanaan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk mempermudah proses

belajar mengajar. Apabila dinyatakan berhasil pada hasil pengamatan

yang dilakukan oleh observer terhadap aktivitas guru dan siswa yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

c. Kisi-kisi Instrumen Pengamatan Tindakan Kelas pada

model pembelajaran Inkuiri.

Tabel 3.3 Kisi kisi Lembar Obserfasi Guru


Hasil
Kegiatan
Aspek yang Diamati Pengamatan
Pembelajaran
Ya Tidak
Melakukan proses AKTIFITAS GURU
pembelajaran dengan A. Tahapan Orentasi
menggunakan model 1. Guru mengkondisikan siswa agar siap
pembelajaran Inkuiri melaksanakan proses pembelajaran.
2. Guru mengajak siswa untuk berdo’a secara
bersama dan mengecek kehadiran siswa.
3. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk
berfikir memecahkan masalah.
4. Guru menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar
yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
5. Guru menjelaskan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran pada pertemuan kali ini
dengan model pembelajaran inkuiri.
6. Guru menjelaskan pentingnya topik untuk
memotivasi belajar siswa
B. Tahap Merumuskan Masalah
7. Guru hanya memberikan topik yang akan
dipelajari.
8. Guru bersama-sama kepada siswa untuk
merumuskan masalah sesuai dengan topik
pembelajaran.
C. Tahap Merumuskan Hipotesis
9. Guru mengajukan berbagai pertanyaan yang
berkaitan dengan rumusan masalah yang sudah

70
dikerjakan.
D. Tahap Mengumpulkan Data
10.Guru memberi kesempatan pada siswa
mendemonstrasikan teks bacaan yang sesuai
dengan masalah yang dikaji.
11.Guru memberi kesempatan siswa untuk
mengidentifikasi isi yang ada dalam teks bacaan
dengan tanya jawab.
12.Guru mencari informasi yang terdapat dalam
merumuskan masalah.
13.Guru memberikan kebebasan siswa untuk
berinisiatif dan bertindak dalam mengumpulkan
data.
14.Guru membimbing siswa dalam proses diskusi.
15.Guru mengarahkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dalam diskusi.
16.Guru mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat
mendorong siswa berpikir untuk mencari
informasi yang dibutuhkan.
E. Tahap Menguji Hipotesis
17. Guru memberikan siswa untuk menyampaikan
hasil kelompoknya secara bergantian
18. Guru membimbing siswa menemukan konsep
materi yang dikaji.
F. Tahap Merumuskan Kesimpulan
19. Guru menunjukkan pada siswa mana data yang
relevan
AKTFITAS SISWA
1. Siswa menemukan berbagai masalah yang akan
dikaji sesuai dengan topik.
2. Siswa merumuskan berbagai perkiraan
kemungkinan jawaban dari permasalahan yang
dikaji.
3. Siswa merumuskan hipotesis.
4. Siswa mencoba membaca pada teks bacaan
5. Siswa aktif mencari data.
6. Siswa kreatif dalam mencari data dari sumber
lain.
7. Siswa mengajukan pertanyaan sesuai dengan
masalah yang dikaji.
8. Siswa menghargai pendapat teman.
9. Siswa menganalisis data secara sederhana
10. Siswa menemukan konsep materi yang dikaji
dengan bimbingan guru.
11. Siswa melaksanakan tugas dengan tertin
Jumlah
Presentase

71
d. Validasi Instrumen

Validasi instrumen model pembelajaran inkuiri disusun

berdasarkan teori yang relevan dan berdasarkan fakta-fakta empiris yang

telah terbukti, serta melalui konsultasi ahli.

e. Instrumen yang digunakan

Instrumen yang digunakan pada model pembelajaran inkuiri yaitu

lembar observasi yang telah divalidasi dan dianggap reliabel.

I. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah intrumen atau alat untuk pengumpulan data. Ada

berbagai teknik pengumpulan data yaitu:

1. Tes Tertulis

Tes tertulis digunakan oleh peneliti untuk mengetahui hasil belajar siswa

dalam ranah pengetahuan dan keterampilan.

2. Observasi

Observasi adalah kegiatan mengamati dan pencatatan informasi mengenai

aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran.

3. Dokumentasi

Dokumentasi pada peneliti ini berupa kamera yang digunakan untuk

membantu menggambarkan apa yang terjadi dikelas pada waktu pembelajaran

berlangsung baik berupa foto atau video.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan oleh peneliti untuk mendeskripsikan hasil

peristiwa yang terjadi dilapangan.

72
J. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data yang digunakan yaitu diarahkan untuk menjawab

rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal.

Karena datanya kualitatif, maka teknik analisis data menggunakan cara deskriftif,

data yang diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yang bermacam-macam dilakukan secara terus-menerus

sampai datanya jenuh (Sugiyono, 2006:273).

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian tindakan

kelas yang memiliki tahapan-tahapan dalam setiap siklusnya, tahapan tersebut

meliputi: perencanaa, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan apabila setelah dilakukan

tindakan siklus I belum terjadi peningkatan hasil belajar pada pembelajaran

tematik tema organ gerak hewan dan manusia, maka akan di tindak lanjutkan

untuk melakukan tindak selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan

pembelajaran. Penelitian berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian

ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran tematik tema

organ gerak hewan dan manusia melalui model pembelajaran inkuiri.

73
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas V SDN 01

Tabek Patah Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar. Penelitian tentang

model pembelajaran inkuiri pada pembelajaran Tematik Tema Organ gerak

Hewan dan Manusia dilaksanakan selama +/- 1 bulan, yakni pada bulan Juli,

tepatnya pada tanggal 1 Juli 2019 – 27 Juli 2019. Untuk mengetahui hasil belajar

siswa baik sebelum tindakan dilaksanakan dan setelah tindakan dilaksanakan

(pretest dan posttest).

Penggumpulan data pada penelitian ini, dilaksanakan mengacu pada desain

penelitian milik Kemmis & Taggart (1988), yang terdiri dari 4 tahap yakni tahap

perencanaan (planning), tahap tindakan/pelaksanaan (action), tahap pengamatan

(observasion), dan tahap refleksi. Pada penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus.

Berikut ini adalah deskripsi kegiatan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran

tematik dikelas V SDN 01 Tabek Patah dengan penerapan model inkuiri yang

dilaksanakan pada masing-masing siklusnya adalah sebagai berikut :

1. PraSiklus

74
Sebelum proses tindakan dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti

melakukan observasi atau prasiklus di kelas V SDN 01 Tabek Patah pada

Pembelajaran Tematik. Setelah observasi tersebut selesai dilaksanakan,

peneliti dapat mengambil kesimpulan berdasarkan informasi yang telah

didapatkan. Kesimpulan tersebut semakin menguatkan peneliti untuk dapat

melaksanakan penelitian dengan model pembelajaran inkuiri. Berikut adalah

hasil observasi dan data nilai siswa yang didapatkan pada kegiatan :

1) Metode mengajar ceramah menjadikan guru sebagai pusat informasi,

sedangkan siswa hanya berperan sebagai penerima informasi. Kurang

terlibatnya siswa di dalam proses pembelajaran membuat siswa tidak

memperhatikan pelajaran, ataupun bercanda dengan siswa yang lain.

2) Salah satu kelemahan model ceramah adalah guru sulit mengetahui apakah

seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Hal tersebut

terbukti dari hasil belajar siswa kelas V yang masih kurang, yaitu hanya

34.6% siswa atau hanya 9 orang dari total 26 siswa yang mampu mencapai

nilai KKM yang ditentukan yaitu 75.

Pada kondisi di atas, permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran

tematik kelas V disebabkan karena tidak dipergunakannya model

pembelajaran yang tepat untuk mengantisipasi kurangnya perhatian siswa

selama proses pembelajaran yang ada di kelas. Model pembelajaran yang tepat

untuk permasalahan di atas adalah dengan menggunakan model pembelajaran

yang sepenuhnya melibatkan peranan siswa untuk menemukan sendiri konsep

pelajaran yang diajarkan.

75
Salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

yaitunya model pembelajaran Inkuiri. Prinsipnya model pembelajaran ini

membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil. Model pembelajaran ini

juga menuntut siswa untuk berkolaborasi dengan teman, menyampaikan

pendapat, mengajukan dan menjawab pertanyaan. Oleh karena itulah, peneliti

memilih model pembelajaran inkuiri untuk penelitian ini karena model

pembelajaran tersebut akan merangsang daya kreatif siswa untuk menggali

informasi pelajaran melalui diskusi.

Pada tahap pra penelitian ini peneliti akan memberikan tes kognitif

(pretest), hal ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum

digunakannya model pembelajaran inkuiri. Sehingga peneliti dapat melihat

apakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah penggunaan model

pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa. Berikut hasil nya

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus


Keterangan
No Nama Nilai
L TL
1 Adya Virgina D 40 √
2 Ahmad Nabil 60 √
3 Airini Melani Putri 75 √
4 Algiyasri Luthfi D 75 √
5 Alifatul Husaini 75 √
6 Andre Setiawan 60 √
7 Arumi Fathehana A 75 √
8 Bunga Yetriyani 65 √
9 Fahlan Amanda A 60 √
10 Farel Yusfa 60 √
11 Fhatiya Rumaysha 60 √
12 Habibi Ramadani 70 √
13 Johan Juanda 65 √
14 Kenzo Namara 60 √
15 Kirana Althafunnisa 75 √
16 Muhammad Ikbal 55 √
17 Nikmatul Akbar J 65 √
18 Putri Nurul Syafina 75 √
19 Rahmad Afdol I 50 √

76
20 Ratu Adri N 55 √
21 Rangga Saputra 75 √
22 Rohim 65 √
23 Sayyidina Asyraf 60 √
24 Shindi Febiola S 70 √
25 Yorien Allesandra 75 √
26 Yuga Mei Saputra 75 √
Jumlah 1685 9 17
Rata-Rata Nilai 64.8
Jumlah Siswa Yang Lulus 9 orang
Persentase Kelulusan 34.6% 34.6% 65.4%

Tabel 4.2 Pencapaian Hasil Belajar Siswa pra Siklus


Katagori Jumlah siswa Presentase
Lulus 9 34.6 %
Belum Lulus 17 65.4 %
Total 26 100 %

Dari 26 siswa kelas V yang mengikuti tes pretest, hanya 9 siswa atau

dengan presentase sebesar 34.6% yang mampu mencapai nilai kriteria

ketuntasan minimal (KKM). Nilai KKM yang telah ditetapkan adalah 75.

Sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 17 siswa atau 65.4%. Hal ini

menunjukkan bahwa lebih dari 50% siswa belum memahami materi yang telah

diajarkan. Rata-Rata siswa yang rendah dan sedikitnya siswa yang mampu

mencapai nilai KKM menandakan bahwa perlu adanya perbaikan untuk

peningkatan hasil belajar.

Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan

pembelajaran di kelas adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri.

Model pembelajaran tersebut menekankan pada keaktifan siswa, siswa

berperan lebih aktif untuk memahami pelajaran yang diberikan. Melalui

pembelajaran berkelompok siswa akan menyampaikan pendapat, menjawab

pertanyaan, dan menyampaikan pertanyaan dengan cara tersebut akan

menggali daya kreatif siswa dalam berpikir. Dari permasalahan di atas peneliti

77
berkolaborasi dengan guru sepakat untuk melakukan tindakan melalui

pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri untuk

meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada pembelajaran tematik

Kelas V SDN 01 Tabek Patah.

2. SIKLUS I

Siklus I mulai dilaksanakan pada awal Juli 2019. Selama siklus 1

berlangsung model pembelajaran inkuiri diterapkan. Mengacu pada desain

penelitian milik Kemmis & Mc Taggart (1988) maka penelitian ini terdiri dari

tahap perencanaan (planning), tahap tindakan/pelaksanaan (action), tahap

pengamatan (observasion), dan Tahap refleksi 1

a. Tahap Perencanaan

Pada dasarnya tahap perencanaan adalah tahapan yang perlu dilalui

untuk mengantisipasi rendahnya hasil belajar siswa, sekalipun model

pembelajaran inkuiri diasumsikan dapat meningkatkan keaktifan siswa di

dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang

matang sebelum tahap tindakan dilakukan. Rencana–rencana tersebut

adalah sebagai berikut.

a) Menyusun perangkat pembelajaran, berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). RPP disusun sesuai dengan pembelajaran tematik

Tema Organ Gerak Hewan Dan Manusia, disediakan juga dengan buku

litelatur yang akan disampaikan dan didesain dengan langkah–langkah

pada model pembelajaran inkuiri.

b) Membuat alat evaluasi yang berupa lembar observasi dan tes kognitif

isian singkat atau Essay. Lembar observasi merupakan sebuah alat

78
untuk mengevaluasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung, sedangkan tes isian singkat atau essay untuk mengetahui

pencapaian taraf kognitif siswa mengenai pengetahuan, pemahaman

dan penerapan terhadap bahan pengajaran.

c) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama

proses pembelajaran dan menyiapkan instrument penelitian yang terdiri

dari lembar obserfasi guru untuk mengamati aktifitas guru dan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung, lembar angket siswa untuk

mengetahui sikap pada siswa dan alat dokumentasi. Lembar angket ini

digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setiap pertemuan.

b. Tahapan Tindakan

Pada pertemuan pertama guru membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan membaca doa. Kemudian guru

mengabsen kehadiran siswa kelas V dengan menyebutkan nama siswa satu

persatu agar guru bisa mengenal siswa. Setelah itu guru mengkondisikan

kelas dengan mengajak siswa melakukan ice breaking untuk siswa

berkosentrasi sebelum dimulainya pembelajaran hari ini. Setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dengan model

pembelajaran yang akan digunakan yaitu Model Inkuiri. Kemudian,

dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi tujuannya untuk memacu interaksi

anatara guru dan siswa dan mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki

oleh siswa. Pada kegiatan apersepsi ini terdapat respon positif dari siswa,

karena pada saat guru memberikan stimulus berupa pertanyaan, ada

sebagian siswa yang mau menjawab pertanyaan tersebut, walaupun masih

79
banyak siswa yang tidak mau untuk menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh guru.

Guru membahas tema organ gerak hewan dan manusia pada subtema

organ gerak hewan pada pertemuan 5. Sedangkan pada tahap kegiatan inti

pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar,

mengkomunikasikan dan mengevaluasi. Kemudian guru menampilkan

sebuah teks cerita fiksi yang dilengkapi dengan gambar-gambar yang sesuai

dengan cerita fiksi dan berbagai gambar tentang organ gerak hewan

avetebrata seperti siput, belalang cacing dan lain lain. Dengan mengamati

gambar hewan avetebrata seperti siput, belalang cacing siswa dapat

merangkai sebuah cerita dengan percaya diri. Dengan mengamati gambar,

siswa dapat mengetahui ciri-ciri hewan vertebrata dan avertebrata. Dan

dengan membaca, siswa dapat menentukan ide pokok dari masing-masing

paragraf. Guru juga memberikan pertanyaan tentang sebuah teks cerita fiksi

beserta hubungannya dengan organ gerak hewan tersebut apa yang terdapat

pada gambar yang telah ditampilkan. Guru memancing peserta didik agar

dapat merumuskan masalah setelah melihat gambar yang telah ditampilkan.

Guru membimbing peserta didik dalam mengamati organ gerak hewan

gambar hewan avetebrata seperti siput, belalang cacing dan lain lain.

Peserta didik melaksanakan kegiatan observasi tentang organ gerak hewan

tersebut. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan hasil

pengamatannya ke dalam bentuk lembar kerja siswa yang diberikan oleh

guru. Peserta didik saling menukar jawabannya mengoreksi jawabannya

secara bersama-sama. Guru memverifikasi jawaban-jawaban peserta didik.

80
Berdasarkan tabel observasi keterlaksanaan pembelajaran tematik

melalui model inkuiri pada kegiatan guru dan siswa di siklus I pertemuan

kelima yaitu, dapat dilihat bahwa terdapat 1 aspek kegiatan aktivitas guru

yang tidak dilakukan dalam proses pembelajaran. Aspek yang tidak

dilakukan antara lain adalah guru tidak mengarahkan siswa untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam diskusi. Sedangkan

pada aspek kegiatan pembelajaran siswa terdapat 1 aspek kegiatan yang

tidak dilakukan oleh siswa yaitu diantaranya adalah siswa tidak

mengajukan pertanyaan sesuai dengan masalah yang dikaji.

Pada akhir pertemuan, peneliti akan memberikan evaluasi mengenai

pelajaran yang telah disampaikan pada pertemuan tersebut, dan

diadakannya tes kognitif. Posttest diadakan selama 30 menit sebelum

proses pembelajaran berlangsung, siswa disuruh untuk mengerjakan 10 soal

isian singkat atau essai. Kemudian guru / peneliti sebelum mengakhiri kelas

akan merangkum inti pelajaran hari denga menunjuk salah satu dari siswa

untuk menyimpulkan pelajaran dan dilengkapi oleh guru / peneliti dan

menutup kelas dengan mengucapkan salam.

c. Tahap Pengamatan / Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, selama itu pula proses

pengamatan dilaksanakan. Untuk proses pengamatan keaktifan siswa, pada

siklus I peneliti dibantu oleh seorang observer untuk mengetahiu proses

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan kondisi siswa saat belajar

sesuai dengan yang telah tertulis di lembar obserfasi. Adapun yang

81
merupakan aspek sikap siswa yang akan diamati tercantum dalam

instrumen penilaian sikap, aspek– aspek tersebut meliputi :

a. Rasa Ingin Tahu

b. Bekerja sama

c. Tanggung jawab

d. Percaya diri

Pada siklus I dilaksanakan 1 kali pertemuan atau tahap tindakan.

Penilaian keaktifan siswa hanya dilakukan 1 kali. Karena pada pertemuan

dilakukan model pembelajaran Inkuiri sehingga peneliti dapat mengawasi

keaktifan siswa saat model pembelajaran tersebut diaplikasikan.Beberapa

aktifitas guru yang dapat membuat penelitian ini menjadi terlaksana yaitu :

a. Guru membimbing siswa dalam proses diskusi.

b. Guru mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemampuan

berpikir kritis dalam diskusi.

c. Guru memberi kesempatan pada siswa mendemonstrasikan teks

bacaan yang sesuai dengan masalah yang dikaji.

d. Guru memberikan kebebasan siswa untuk berinisiatif dan bertindak

dalam mengumpulkan data.

e. Guru mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa

berpikir untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

f. Guru memberikan siswa untuk menyampaikan hasil kelompoknya

secara bergantian

g. Guru membimbing siswa menemukan konsep materi yang dikaji.

h. Guru mengajak siswa untuk berfikir memecahkan masalah.

82
i. Guru bersama-sama kepada siswa untuk merumuskan masalah sesuai

dengan topik pembelajaran.

j. Guru mengajukan berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan

rumusan masalah yang sudah dikerjakan.

Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran tematik tema organ gerak

hewan dan manusia subtema organ gerak hewan pada pertemuan ke 5.

Untuk mengukur kemampuan hasil belajar pada ranah pengetahuan dan

keterampilan pada pembelajaran tematik dengan penerapan model inkuiri

pada tema 1 subtema 1 tentang organ gerak hewan dilaksanakan posttes

setelah proses pembelajaran berlangsung dengan melibatkan seluruh siswa

kelas V yang berjumlah 26 orang. Hasil rata-rata nilai belajar pada akhir

siklus I sebagai berikut :

Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Kelulusan Siswa Prasiklus dan Siklus I


Nilai
No Nama Siklus I
Prasiklus
1 Adya Virgina D 40 50
2 Ahmad Nabil 60 70
3 Airini Melani Putri 75 85
4 Algiyasri Luthfi D 75 80
5 Alifatul Husaini 75 80
6 Andre Setiawan 60 70
7 Arumi Fathehana A 75 85
8 Bunga Yetriyani 65 70
9 Fahlan Amanda A 60 80
10 Farel Yusfa 60 70
11 Fhatiya Rumaysha 60 70
12 Habibi Ramadani 70 80
13 Johan Juanda 65 70
14 Kenzo Namara 60 75
15 Kirana Althafunnisa 75 85
16 Muhammad Ikbal 55 70
17 Nikmatul Akbar J 65 75
18 Putri Nurul Syafina 75 80
19 Rahmad Afdol I 50 60
20 Ratu Adri N 55 70
21 Rangga Saputra 75 90

83
22 Rohim 65 75
23 Sayyidina Asyraf 60 70
24 Shindi Febiola S 70 80
25 Yorien Allesandra 75 90
26 Yuga Mei Saputra 75 85
Jumlah 1685 1950
Rata-Rata Nilai 64.8 75
Jumlah Siswa yang Lulus 9 orang 15 orang
Persentase Rata – Rata Kelulusan 34.6% 57%

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Posttest Siswa Kelas V Siklus I


Kelulusan Jumlah Siswa Persentase
Lulus 15 57.6 %
Belum Lulus 11 42.4 %
Jumlah 26 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa ketuntasan hasil posttest

siswa berdasarkan batas KKM yang sudah ditetapkan yaitunya 75. Dari 26

orang siswa kelas V, 15 orang siswa sudah mencapai KKM atau dengan

persentase sebesar 57.6 % dan 11 orang siswa belum mencapai KKM atau

rata rata persentasenya 42.4 % .

Pada lembar observasi, observer akan mengisi kolom– kolom aspek

penilaian siswa dengan angka. Angka 1 menunjukkan aktivitas siswa sangat

kurang. Angka 2 menunjukkan bahwa aktivitas siswa kurang baik. Angka 3

menunjukkan aktivitas siswa cukup baik. Angka 4 menunjukkan aktivitas

siswa baik. angka 5 menunjukkan aktivitas siswa sangat baik. Angka

tersebut memiliki kriteria tertentu. Berikut adalah hasil observasi aktivitas

belajar siswa pada siklus I.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I


Aspek Penilaian Jumlah %
No Nama Rasa ingin Bekerja Tanggung Percaya
tahu Sama Jawab diri
skor keaktifan
1 Adya Virgina D 3 3 3 3 12 60%
2 Ahmad Nabil 4 4 4 4 16 80%
3 Airini Melani Putri 3 3 3 3 12 60%
4 Algiyasri Luthfi D 4 4 4 4 16 80%

84
5 Alifatul Husaini 3 3 3 2 11 55%
6 Andre Setiawan 4 3 3 3 13 65%
7 Arumi Fathehana A 2 3 3 3 11 55%
8 Bunga Yetriyani 3 4 3 3 13 65%
9 Fahlan Amanda A 4 3 3 3 13 65%
10 Farel Yusfa 4 4 4 4 16 80%
11 Fhatiya Rumaysha 2 3 3 3 11 55%
12 Habibi Ramadani 4 4 4 4 16 80%
13 Johan Juanda 3 3 3 3 12 60%
14 Kenzo Namara 4 4 4 4 16 80%
15 Kirana Althafunnisa 4 4 4 4 16 80%
16 Muhammad Ikbal 4 4 4 4 16 80%
17 Nikmatul Akbar J 4 3 3 3 13 65%
18 Putri Nurul Syafina 4 4 4 4 16 80%
19 Rahmad Afdol I 4 3 3 3 13 65%
20 Rangga Saputra 4 3 4 5 16 80%
21 Ratu Adri N 4 4 4 3 15 75%
22 Rohim 4 3 3 3 13 65%
23 Sayyidina Asyraf 4 4 4 4 16 80%
24 Shindi Febiola S 4 3 3 3 13 65%
25 Yorien Allesandra 4 4 4 4 16 80%
26 Yuga Mei Saputra 4 3 3 3 13 65%
Jumlah Skor 364
70%
Skor Ideal 520
Keterangan :
1. Sangat kurang
2. Kurang baik
3. Cukup baik
4. Baik
5. Sangat baik

Setiap siswa menunjukkan perilaku yang berbeda–beda saat

menerima pelajaran. Oleh karena itu, nilai yang didapatkan juga berbeda.

Untuk menganalisis nilai sikap yang telah ditunjukkan siswa selama proses

pembelajaran, maka diperlukannya pemberian makna atas nilai yang telah

dicapai oleh masing–masing siswa tersebut.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui hasil pengamatan keaktifan

siswa pada siklus I baru mencapai 70 %. Model pembelajaran inkuiri sudah

dapat dikatakan berhasil apabila kaaktifan siswa dan sikap siswa selama

85
proses pembelajaran kelas mancapai 80 % dari keseluruhan kelas V.

Sedangkan presentasi keaktifan siswa pada siklus I adalah sebagai berikut :

Presentase = Skor aktivitas siswa x 100 %


Skor total aktivitas siswa

Presentase = 364 x 100 %


(20x26)

Presentase = 70%

Berdasarkan presentase di atas, dapat disimpulkan bahwa perlu

dilakukan peningkatan aktivitas pada siklus selanjutnya karena hasil

presentase belum mampu mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan

peneliti, yakni sebesar 80%.

d. Tahap Refleksi

Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran

Inkuiri, selanjutnya dilakukan tahap refleksi terhadap proses pembelajaran

yang telah dilaksanakan. Refleksi dimaksudkan untuk mengungkapkan

hasil pembelajaran baik dari segi pengamatan, maupun dari segi aktivitas

siswa dan dari hasil belajar melalui tes. Pada tahap refleksi peneliti dan

observer mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan selama

pelaksanaan tindakan.

Setelah melaksanakan proses pembelajaran tematik berlangsung

selama beberapa kali pertemuan di siklus I, didapatlah beberapa kesimpulan

dari penelitian pada siklus I yaitu dari 26 orang siswa kelas V, sudah 15

orang siswa sudah mencapai KKM atau dengan persentase sebesar 57.6 %

dan 11 orang siswa belum mencapai KKM atau rata rata persentasenya

42.4%. Untuk keaktifan siswa pada siklus I baru mencapai keaktifan rata

86
rata kelas adalah 70 %, sedangkan batas yang ditentukan oleh peneliti

adalah 80%.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan, maka ditemukan masalah

sebagai berikut :

a) Siswa yang kurang tertib di kelas

b) Siswa yang malu – malu bertanya pada didepan kelas

c) Ada beberapa siswa yang bercanda atau mengobrol dengan teman

sebangkunya dan menimbulkan kegaduhan dalam kelas

d) Ada siswa yang belum aktif dalam proses pembelajaran

Permasalahan di atas perlu diperbaiki pada pelaksanaan tindakan pada

siklus selanjutnya. Solusi yang diperlukan menjadi topik pembahasan yang

didiskusikan oleh guru dan peneliti. Supaya hasil refleksi untuk hasil

belajar siswa setelah melaksanakan model pembelajaran inkuiri pada siklus

I agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Oleh karena itu, penelitian

tindakan kelas ini memerlukan tindakan pada siklus selanjutnya.

3. SIKLUS II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, peningkatan hasil belajar siswa

belum mencapai Kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu bila 80 %

siswa kelas V mendapatkan nilai tuntas, sedangkan peningkatan aktivitas

siswa mencapai 70% dengan nilai sikap baik dan sangat baik. Oleh karena itu,

siklus II dirancang untuk dapat mencapai kriteria keberhasilan tersebut.

a. Tahap Perencanaan

Melihat peningkatan hasil belajar siswa dari pretest ke siklus I yang

cukup signifikan, maka peneliti melakukan perencanaan yang hampir sama

87
sebagaimana saat melakukan perencanaan pada siklus I. Perencanaan yang

dilakukan sebelum tahap tindakan pada siklus II ini adalah :

 Peneliti mempersiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan dan

mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada RPP, peneliti

juga menyiapkan beberapa pertanyaan untuk membangkitkan keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran.

 Mempersiapkan alat evaluasi berupa soal posttest untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa dengan pembelajaran inkuiri. Dan

peneliti juga mempersiapkan lembar observasi untuk menilai sikap

siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

 Memberikan waktu tambahan untuk masing – masing kelompok

menyampaikan pendapat atau pertanyaannya .

 Mempersiapkan sarana dan peneliti menyiapkan modul pembelajaran

yang berisi gambar–gambar. Pada siklus II, materi yang disampaikan

adalah pembelajaran tematik tema Organ Gerak Hewan dan Manusia.

Penggunaan gambar dimaksudkan agar siswa semakin mudah untuk

menerima informasi dan mengingatnya.

Dengan tidak mengesampingkan model pembelajaran Inkuiri,

perencanaan peneliti pada siklus II juga menekankan pada tanya jawab.

Memberikan penghargaan dengan bentuk pemberian nilai sikap pada aspek

penilaian yakni keberanian siswa bertanya dan keberanian siswa untuk

menjawab pertanyaan kepada siswa yang mampu memberikan pertanyaan

maupun menjawab pertanyaan dengan tepat akan membangkitkan keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran.

88
b. Tahap Tindakan

Pada pertemuan pertama siklus II ini guru membuka pembelajaran

dengan mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan membaca doa.

Kemudian guru mengabsen kehadiran siswa kelas V dengan menyebutkan

nama siswa satu persatu agar guru bisa mengenal siswa. Setelah itu guru

mengkondisikan kelas dengan mengajak siswa melakukan ice breaking

untuk siswa berkosentrasi sebelum dimulainya pembelajaran hari ini.

Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

dengan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu Model Inkuiri.

Kemudian, dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi tujuannya untuk memacu

interaksi anatara guru dan siswa dan mengetahui pengetahuan awal yang

dimiliki oleh siswa. Pada kegiatan apersepsi ini terdapat respon positif dari

siswa, karena pada saat guru memberikan stimulus berupa pertanyaan, ada

sebagian siswa yang mau menjawab pertanyaan tersebut, walaupun

beberapa siswa yang tidak mau untuk menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh guru.

Guru membahas tema organ gerak hewan dan manusia pada subtema

organ gerak hewan pada pertemuan 6. Sedangkan pada tahap kegiatan inti

pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar,

mengkomunikasikan dan mengevaluasi. Kemudian guru menampilkan

sebuah teks cerita fiksi yang dilengkapi dengan gambar-gambar yang sesuai

dengan cerita fiksi dan berbagai gambar. Materi yang disampaikan dapat

berupa gambar motifasi, bacaaan tentang hewan vertebrata dan avetebrata,

gambar tentang organ gerak hewan dan teks bacaan tentang kupu-kupu.

89
Guru memberikan pertanyaan tentang penokohan yang terdapat dalam

sebuah teks cerita fiksi tersebut dan hubungan dengan organ gerak hewan

tersebut dan apa yang terdapat pada gambar yang telah ditampilkan. Guru

memancing peserta didik agar dapat merumuskan masalah setelah melihat

gambar yang telah ditampilkan. Guru membimbing peserta didik dalam

mengamati organ gerak hewan veterbrata dan avetebrata. Peserta didik

melaksanakan kegiatan observasi tentang organ gerak hewan. Guru

meminta peserta didik untuk menuliskan hasil pengamatannya ke dalam

bentuk lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. Peserta didik saling

menukar jawabannya mengoreksi jawabannya secara bersama-sama yang di

damping oleh peneliti / guru.

Pada siklus II dapat terlihat bahwa aktifitas guru dan siswa sudah

terlaksana secara keseluruhan. Dengan begitu proses aktifitas pembelajaran

pada siklus II berjalan dengan baik. Karena siswa dan guru sudah dapat

melaksanakan proses aktifitas pembelajaran dengan baik.

Pada akhir pertemuan, peneliti akan memberikan evaluasi mengenai

pelajaran yang telah disampaikan pada pertemuan tersebut, dan

diadakannya tes kognitif. Posttest diadakan selama 30 menit sebelum

proses pembelajaran berlangsung, siswa disuruh untuk mengerjakan 10 soal

isian singkat atau essai. Kemudian guru / peneliti sebelum mengakhiri kelas

akan merangkum inti pelajaran hari dengan menunjuk salah satu dari siswa

untuk menyimpulkan pelajaran dan dilengkapi oleh guru / peneliti dan

menutup kelas dengan mengucapkan salam.

90
c. Tahap Pengamatan / Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, selama itu pula proses

pengamatan dilaksanakan. Untuk proses pengamatan keaktifan siswa, pada

siklus II peneliti dibantu oleh seorang observer untuk mengetahiu proses

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan kondisi siswa saat belajar

sesuai dengan yang telah tertulis di lembar obserfasi. Adapun yang

merupakan aspek sikap siswa yang akan diamati tercantum dalam

instrumen penilaian sikap, aspek– aspek tersebut meliputi :

a. Rasa Ingin Tahu

b. Bekerja sama

c. Tanggung jawab

d. Percaya diri

Pada Siklus II dilaksanakan pembelajaran Tematik dengan tema

Organ Gerak hewan pada pertemuan ke 6. Untuk mengukur kemampuan

hasil belajar pada ranah pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran

tematik dengan penerapan model inkuiri pada tema 1 subtema 1 pertemuan

ke 6 yang terdiri dari seluruh siswa kelas V yang berjumlah 26 orang. Hasil

rata-rata nilai belajar pada akhir siklus II sebagai berikut :

Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Kelulusan Siswa Siklus I dan Siklus II


No Nama Siklus I Siklus II
1 Adya Virgina D 50 70
2 Ahmad Nabil 70 80
3 Airini Melani Putri 85 85
4 Algiyasri Luthfi D 80 100
5 Alifatul Husaini 80 85
6 Andre Setiawan 70 85
7 Arumi Fathehana A 85 90
8 Bunga Yetriyani 70 80

91
9 Fahlan Amanda A 80 85
10 Farel Yusfa 70 85
11 Fhatiya Rumaysha 70 80
12 Habibi Ramadani 80 100
13 Johan Juanda 70 80
14 Kenzo Namara 75 80
15 Kirana Althafunnisa 85 100
16 Muhammad Ikbal 70 80
17 Nikmatul Akbar J 75 80
18 Putri Nurul Syafina 80 100
19 Rahmad Afdol I 60 70
20 Ratu Adri N 70 85
21 Rangga Saputra 90 95
22 Rohim 75 85
23 Sayyidina Asyraf 70 80
24 Shindi Febiola S 80 85
25 Yorien Allesandra 90 100
26 Yuga Mei Saputra 85 90
Jumlah 1965 2235
Rata-Rata Nilai 75.5 85.9
Jumlah Siswa yang Lulus 15 orang 24 orang
Persentase Rata – Rata Kelulusan 57% 92%

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Posttest Siswa Kelas V Siklus II


Kelulusan Jumlah Siswa Persentase
Lulus 24 92 %
Belum Lulus 2 8%
Jumlah 26 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa ketuntasan hasil posttest

siswa berdasarkan batas KKM yang sudah ditetapkan yaitunya 75. Dari 26

orang siswa kelas V, sudah 24 orang siswa sudah mencapai KKM atau

dengan persentase sebesar 92 % dan 2 orang siswa belum mencapai KKM

atau rata rata persentasenya 8 %

Untuk ranah sikap setiap siswa menunjukkan perilaku yang berbeda–

beda saat menerima pelajaran. Oleh karena itu, nilai yang didapatkan juga

berbeda. Untuk menganalisis nilai sikap yang telah ditunjukkan siswa

92
selama proses pembelajaran, maka diperlukannya pemberian makna atas

nilai yang telah dicapai oleh masing–masing siswa tersebut. Untuk

mengetahui ranah sikap siswa, maka hasil angket siswa pada siklus II

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II


Aspek Penilaian Jumlah %
No Nama Rasa ingin Bekerja Tanggung Percaya
tahu Sama Jawab diri
skor Keaktifan
1 Adya Virgina D 3 4 4 4 15 75%
2 Ahmad Nabil 4 4 4 4 16 80%
3 Airini Melani Putri 4 4 4 4 16 80%
4 Algiyasri Luthfi D 5 4 4 4 17 85%
5 Alifatul Husaini 4 4 4 4 16 80%
6 Andre Setiawan 4 5 4 4 17 85%
7 Arumi Fathehana A 4 4 4 4 16 80%
8 Bunga Yetriyani 3 4 4 4 15 75%
9 Fahlan Amanda A 4 3 4 4 15 77%
10 Farel Yusfa 4 4 4 3 15 75%
11 Fhatiya Rumaysha 3 4 4 4 15 75%
12 Habibi Ramadani 4 4 4 5 17 85%
13 Johan Juanda 3 3 4 4 14 70%
14 Kenzo Namara 4 4 4 5 17 85%
15 Kirana Althafunnisa 4 4 5 5 18 90%
16 Muhammad Ikbal 4 5 4 4 17 85%
17 Nikmatul Akbar J 5 4 4 4 17 85%
18 Putri Nurul Syafina 4 4 4 4 16 80%
19 Rahmad Afdol I 4 4 3 4 15 75%
20 Rangga Saputra 4 4 4 5 17 85%
21 Ratu Adri N 4 5 4 4 17 85%
22 Rohim 4 3 4 5 16 80%
23 Sayyidina Asyraf 4 4 5 4 17 85%
24 Shindi Febiola S 4 3 4 4 15 75%
25 Yorien Allesandra 5 4 4 5 19 95%
26 Yuga Mei Saputra 4 5 4 5 18 90%
Jumlah Skor 423
81%
Skor Ideal 520
Keterangan :
1. Sangat kurang
2. Kurang baik
3. Cukup baik
4. Baik
5. Sangat baik

93
\
Tabel 4.10 Kategori Nilai Keaktifan Siswa Kelas V Siklus I
No Kategori Skor Total Jumlah Persentase
Keaktifan Siswa Siswa
1 Kurang 0-5 - -
2 Cukup Baik 6-10 - -
3 Baik 11-15 8 30%
4 Sangat Baik 16-20 18 70%
26 100 %

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui hasil pengamatan keaktifan

siswa pada siklus II. Siswa yang mendapatkan skor dengan kategori baik

sebanyak 8 orang siswa atau sebesar 30 % dari total 26 siswa. Siswa yang

mendapatkan skor dengan kategori sangat baik sebanyak 18 orang siswa

atau sebesar 70%. Model pembelajaran inkuiri sudah dapat dikatakan

berhasil karena keaktifan siswa dan sikap siswa selama proses

pembelajaran kelas sudah mancapai 81 % dari keseluruhan kelas V.

Sedangkan presentasi keaktifan siswa pada siklus I adalah sebagai berikut :

Presentase = Skor aktivitas siswa x 100 %


Skor total aktivitas siswa

Presentase = 423 x 100 %


(20x26)

Presentase = 81%

Berdasarkan presentase di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan

aktivitas belajar pada siklus II sudah tercapai karena hasil presentase

keaktifaan siswa sudah mampu mencapai kriteria keberhasilan yang

ditetapkan peneliti, yakni sebesar 80%. Peningkatan keaktifan siswa pada

94
tiap siklus ini dapat disebabkan oleh perencanaan matang yang telah

peneliti rumuskan.

d. Tahap refleksi

Setelah peneliti melaksanakan proses pembelajaran tematik selama

enam kali pertemuan dengan penerapan model inkuiri, maka peneliti

meminta siswa untuk mengisi lembar posttest dalam hasil belajar siswa

pada pembelajaran tematik tema 1 subtema 1 pertemuan ke 6 untuk

mengetahui pengetahuan dan keterampilan siswa.

Refleksi dilakukan pada siklus II untuk mengkaji keberhasilan

tindakan siklus II. Peningkatan hasil belajar terlihat dari nilai pra siklus ke

siklus I dan siklus II. Berikut gambaran peningkatan hasil belajarnya :

Tabel 4.11 Tabel Hasil Kelulusan Siswa Setiap Siklus


Nilai
No Nama Siklus I Siklus II
Prasiklus
1 Adya Virgina D 40 50 70
2 Ahmad Nabil 60 70 80
3 Airini Melani Putri 75 85 85
4 Algiyasri Luthfi D 75 80 100
5 Alifatul Husaini 75 80 85
6 Andre Setiawan 60 70 85
7 Arumi Fathehana A 75 85 90
8 Bunga Yetriyani 65 70 80
9 Fahlan Amanda A 60 80 85
10 Farel Yusfa 60 70 85
11 Fhatiya Rumaysha 60 70 80
12 Habibi Ramadani 70 80 100
13 Johan Juanda 65 70 80
14 Kenzo Namara 60 75 80
15 Kirana Althafunnisa 75 85 100
16 Muhammad Ikbal 55 70 80
17 Nikmatul Akbar J 65 75 80
18 Putri Nurul Syafina 75 80 100
19 Rahmad Afdol I 50 60 70
20 Ratu Adri N 55 70 85
21 Rangga Saputra 75 90 95

95
22 Rohim 65 75 85
23 Sayyidina Asyraf 60 70 80
24 Shindi Febiola S 70 80 85
25 Yorien Allesandra 75 90 100
26 Yuga Mei Saputra 75 85 90
Jumlah 1695 1965 2235
Rata-Rata Nilai 65.1 75.5 85.9
Jumlah Siswa yang Lulus 9 orang 15 orang 24 orang
Persentase Rata – Rata Kelulusan 34.6% 57% 92%

Pada hasil posttest di siklus II rata-rata persentase kelulusan adalah

92%, hal ini menunjukkan bahwa hasil tindakan yang diharapkan sudah

tercapai.

Selanjutnya pada ranah sikap pada pembelajaran tematik tema 1

subtema 1 pertemuan ke 6, Siswa yang mendapatkan skor dengan kategori

baik sebanyak 8 orang siswa atau sebesar 30 % dari total 26 siswa. Siswa

yang mendapatkan skor dengan kategori sangat baik sebanyak 18 orang

siswa atau sebesar 70%. Model pembelajaran inkuiri sudah dapat dikatakan

berhasil karena keaktifan siswa dan sikap siswa selama proses

pembelajaran kelas sudah mancapai 81 % dari keseluruhan kelas V. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil tindakan yang diharapkan sudah tercapai.

Sedangkan keaktifan kegiatan pembelajaran tematik dalam penerapan

model inkuiri menunjukkan bahwa hasil tindakan yang diharapkan sudah

tercapai, maka hal ini terjadi karena pengamatan yang terjadi selama proses

pembelajaran antara lain:

a) Pada siklus 2 siswa sudah bisa tertib di kelas dan mengikuti proses

pembelajaran dengan baik.

b) Siswa sudah mulai aktif dalam tanya jawab serta mengeluarkan

pendepat dan ide yang dimiliki masing-masing siswa.

96
c) Siswa juga sudah bisa mempresentasikan tugasnya di depan kelas

d) Siswa sudah tidak malu untuk maju kedepan.

e) Guru sudah bisa mengkondisikan kelas serta mengatur alokasi

waktu dalam proses pembelajaran.

Hal ini menunjukkan bahwa hasil tindakan yang diharapkan sudah

dianggap berhasil dan cukup sampai siklus II. Berdasarkan hasil data yang

diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar

siswa kelas V pada pembelajaran tematik dalam penerapan model inkuiri di

SDN 01 Tabek Patah Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar.

B. ANALISIS DATA

1. Hasil Belajar Siswa

Penilaian hasil belajar siswa pada penelitian ini adalah menggunakan

tes. Tes dilakukan pada akhir pembelajaran atau pada setelah berakhirnya

kegiatan model pembelajaran inkuiri. Tes tersebut merupakan tes isian

singkat atau esay berisi 10 soal. Tes pada penelitan ini dilaksanakan pada

setiap akhir pertemuan proses pembelajaran. Siklus I dilaksanakan 1 kali

pertemuan dan 1 kali posttest pada akhir pembelajaran , dan pada siklus II

juga dilaksanakan seperti siklus sebelumnya yaitu 1 kali pertemuan dan 1

kali posttest pada angkir pembelajaran. Rata-rata hasil belajar siswa yang

didapatkan pada tiap tahap atau siklus adalah sebagai berikut ini.

Tabel 4.12 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I, dan Siklus II.
Rata-Rata Jumlah Jumlah Siswa yang Kriteria
Persentase
per-Siklus Siswa Lulus Keberhasilan

97
Prasiklus 26 9 34.6 %
Siklus I 26 15 57 % 80%
Siklus II 26 24 92 %

GRAFIK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V


100%
92%
90%
80% 80% 80%
80%
70%
60% 57%

50%
40% 34%
30%
20%
10%
0%
Prasiklus Siklus I Siklus II

Persentase Kelulusan Kriteria Keberhasilan


Gambar 3 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Tiap Siklus

Berdasarkan gambar grafik diatas memperlihatkan bahwa posttest

hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator yang diharapkan

karena jumlah presentase kelulusan hanya mencapai 57%, namun setelah

melakukan kegiatan penelitian pada siklus II posttest prestasi belajar siswa

mengalami peningkatan menjadi 92%. Hal ini membuktikan indikator yang

diharapkan telah tercapai dengan baik.

2. Hasil Ranah Sikap

Pengamatan keaktifan siswa pada model pembelajaran inkuiri ini

melalui lembar observasi. Lembar observasi tersebut menggunakan tipe

numerical rating scale. Tipe ini memberikan angka dari angka 1–5 dengan

keterangan kurang–sangat baik pada kolom–kolom aspek penilaian dengan

klasifikasi terbatas. Aspek penilaian yang dinilai pada pengamatan

98
keaktifan siswa terdiri dari keberanian siswa bertanya, keberanian siswa

untuk menjawab pertanyaan, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa di

dalam kelompok, dan perhatian siswa selama proses pembelajaran.

Hasil pengamatan keaktifan siswa secara keseluruhan pada tiap siklus

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Siswa Pada Tiap Siklus.
Jumlah Kriteria
Siklus Persentase
Siswa Keberhasilan
Siklus I 26 70 %
80%
Siklus II 26 81 %

GRAFIK PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA


100%

90%
80% 81% 80%
80%
70%
70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
SIKLUS I SIKLUS II

KEAKTIFAN SISWA BATAS PENCAPAIAN


Gambar 4 Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa Pada Tiap Siklus

Berdasarkan gambar grafik diatas memperlihatkan bahwa prestasi

belajar siswa (ranah sikap) pada siklus I belum mencapai indikator yang

diharapkan karena jumlah presentase yang dicapai 70 % saja, namun

setelah melakukan kegiatan penelitian pada siklus II ranah sikap siswa

99
mengalami peningkatan menjadi 81%. Hal ini membuktikan indikator

keterampilan dansikap yang diharapkan telah tercapai.

C. PEMBAHASAN

Permasalahan pembelajaran yang terjadi di SDN 01 Tabek Patah

khususnya pada pembelajaran Tematik tema 1 tentang Organ Gerak hewan

dan Manusia di kelas V adalah rendahnya hasil belajar siswa dan kurang

aktifnya siswa selama proses belajar mengajar di kelas. Penggunaan metode

ceramah oleh guru menyebabkan siswa kurang antusias dan merasa cepat

bosan dengan pelajaran. Saat pelajaran berlangsung, ada siswa yang

membuat kegaduhan, berbicara dengan teman sebangku dan bercanda

selama proses pembelajaran. Aunurrahman (2012: 36) mengatakan bahwa

suatu kegiatan belajar akan dikatakan semakin baik, bilamana intesitas

keaktifan jasmaniah maupun mental seseorang semakin tinggi. Artinya

adalah semakin banyak peran siswa dalam proses pembelajaran akan

membuat proses pembelajaran semakin efektif (baik).

Menurut Khanifatul (2014: 37) hal yang mampu mendorong keaktifan

belajar siswa adalah apabila guru mampu menciptakan susana pembelajaran

yang menyenangkan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan

metode dan model pembelajaran yang bervariasi. Untuk itulah pada

penelitian ini dipergunakan model pembelajaran Inkuiri yang menekankan

keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan

selama 2 siklus, dan hasilnya mampu meningkatkan hasil belajar dan

keaktifan siswa. Peningkatan keaktifan siswa setelah menggunakan model

pembelajaran inkuiri dapat meningkat pada setiap pertemuan dan siklusnya.

100
Berhasilnya model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan

keaktifan siswa dikarenakan perencanaan yang matang. Perencanaan

menurut Sukiman (2011: 138) adalah berupa perincian kegiatan mengenai

tindakan yang bertujuan untuk mencapai suatu peningkatan, perbaikan atau

perubahan. Perencanaan tindakan merupakan suatu formulasi solusi dalam

bentuk hipotesis tindakan. Perencanaan tersebut mengacu pada hasil

refleksi yang telah didiskusikan oleh peneliti, guru dan dibantu oleh

observer pada siklus sebelumnya. Kemudian perencanaan–perencanaan

tersebut akan dilaksanakan pada tahap tindakan selanjutnya. Pada siklus II,

peneliti melakukan perencanaan yang bertujuan untuk merangsang siswa

lebih aktif dengan pertanyaan–pertanyaan yang telah peneliti persiapkan

sebelumnya. Menurut Martinis dan Ansari (2009: 31) memberikan

pertanyaan bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa untuk siswa

berpikir menggunakan gagasan sendiri dalam menjawab pertanyaan bukan

mengulangi gagasan yang sudah dikemukakan guru.

Peneliti akan memberikan penghargaan dengan bentuk pemberian

nilai sikap pada aspek penilaian yakni keberanian siswa bertanya dan

keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan. Tujuan pemberian

penghargaan tersebut adalah supaya siswa menjadi lebih termotivasi untuk

meningkatkan keaktifannya selama proses pembelajaran berlangsung.

Menurut Dimiyati (2009: 91) pemberian hadiah merupakan sebuah

dorongan terhadap perilaku seseorang dalam berbuat sesuatu. Dalam hal ini

dapat berarti bahwa dengan diberikannya hadiah (penghargaan) seseorang

akan bersungguh–sungguh, misalnya dalam proses pembelajaran.

101
Pada hasil posttest di Siklus I rata-rata persentase adalah 57%, hal ini

menunjukkan bahwa hasil tindakan yang diharapkan masih belum

mencapai 80%. Selanjutnya pada lembar angket bertujuan untuk

mengetahui ranah sikap pada pembelajaran tematik tema 1 subtema 1, maka

hasil ranah sikap siswa di siklus I adalah 70% hal ini menunjukkan bahwa

hasil tindakan yang diharapkan masih belum tercapai karena belum

mencapai kriteria baik dan sangat baik minimal 80%. Hal ini terjadi karena

peneliti dan siswa disebabkan mengalami faktor yang terjadi selama proses

pembelajaran diantaranya siswa masih belum tertib di dalam kelas,

beberapa siswa belum ada yang berani atau aktif dalam proses

pembelajaran, dan guru belum mampu membagi waktu dalam kegiatan

proses pembelajaran dikelas, sehingga tidak sesuai dengan alokasi waktu

pembelajaran.

Berdasarkan adanya faktor yang telah dijelaskan di atas maka peneliti

memutuskan untuk melakukan penelitian tindakan selanjutnya yaitu

tindakan ke Siklus II. Setelah melakukan penelitian tindakan pada Siklus II

maka hasil posttest (tema 1 subtema 1 pertemuan ke 6) dengan rata-rata

persentase adalah 92%, maka hal ini menunjukkan bahwa hasil tindakan

yang diharapkan sudah tercapai. Selanjutnya hasil angket ranah sikap siswa

di siklus II adalah 81%, maka hal ini menunjukkan bahwa hasil tindakan

yang diharapkan sudah tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tindakan

yang diharapkan sudah dianggap berhasil dan cukup sampai siklus II.

Maka hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

piaget dalam teori kontruktivisme yaitu suatu proses pembelajaran yang

102
mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep

baru, pengertian baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data

(Sukarjo,2012:55).

Pada hasil Pretest saat prasiklus persentase rata rata hasil kelulusan

siswa yang mencapai KKM hanya sebesar 34% atau cuman 9 orang saja

dari total 26 siswa kelas V. Tetapi setelah dilaksanakan penelitian masuk

pada siklus I, persentase rata-rata hasil kelulusan siswa sedikit naik

dibandingkan hasil prasiklus yaitu 57% atau 15 orang yang sudah mencapai

KKM , hal ini menunjukkan bahwa hasil tindakan yang diharapkan masih

belum mencapai 80%. Selanjutnya dilaksanakan penelitian pada Siklus II

dan persentase kelulusannya meningkat cukup siknifikan yaitu menjadi 92

% atau 24 orang yang sudah mencapai batas kelulusan atau KKM

Berdasarkan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah

diuraikan di atas, maka target yang telah ditentukan oleh peneliti telah

tercapai untuk peningkatan hasil belajar pada pembelajaran tematik siswa

kelas V melalui model inkuiri yang telah tercapai pada Siklus II dan

termasuk kedalam katagori sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut maka

hipotesis yang telah diajukan sebelumnya bahwa “Terdapat Peningkatan

Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas V Melalui

Model Pembelajaran Inkuiri Di SDN 01 Tabek Patah Kecematan

Salimpaung Kabupaten Tanah Datar” telah terbukti secara ilmiah atau

hipotesis diterima.

103
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada kelas V SDN 01

Tabek Patah maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran

yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk

mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui

tanya jawab antara guru dan siswa.

2. Penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran

104
tematik Tema 1 Tentang Organ Gerak Hewan dan Manusia. Hal tersebut

dapat dilihat pada sebelum dilaksanakan Penelitian atau Prasiklus jumlah

siswa yang lulus batas KKM hanya 34% saja, Siklus I jumlah siswa

yang lulus naik sedikit menjadi 57%, sedangkan pada siklus II

peningkatannya sangat signifikan yaitunya 92%.

3. Penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Inkuiri

terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal tersebut dapat dilihat

dari peningkatan tiap siklus, yakni siklus I tingkat keaktifan dan sikap

siswa sebesar 70% dan pada siklus II keaktifan siswa meningkat menjadi

81% mencapai batas kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti.

B. IMPLIKASI

Pada dasarnya penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui

peningkatan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa setelah diterapkannya

model pembelajaran Inkuiri. Hasilnya adalah penggunaan model

pembelajaran inkuiri terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka

untuk meningkatkan hasil belajar siswa guru dapat menggunakan model

pembelajaran inkuiri pada proses pembelajaran tematik lain.

C. SARAN

Berdasarkan simpulan diatas, maka beberapa saran yang dapat peneliti

paparkan yaitu:

105
1. Untuk guru, agar dapat menerapkan model pembelajaran inkuiri

sebagai salah satu model pembelajaran alternatif dalam proses belajar

dan mengajar pada kelas dan mata pelajaran yang lain.

2. Saran kepada kepala sekolah untuk menyediakan sarana dan

prasarana yang lengkap pada setiap kelas seperti infokus dengan

tujuan agar guru dapat menggunakan ketika mengajar dikelas supaya

tercipta suasana belajar yang efektif dan menyenangkan.

3. Untuk Sekolah, agar dapat mengembangkan dan mendukung kegiatan

guru dalam inovsi model pembelajaran dan menerapkannya untuk

kemajuan kualitas pendidikan.

4. Untuk Dinas Pendidikan, agar dapat memberikan pelatihan tentang

model-model pembelajaran yang menjadi inovasi pendidikan disetiap

sekolah-sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Aries, E F. (2011). Assesmen dan Evaluasi. Yogyakarta: AM Publishing.


Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Kementrian Agama.
Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Radja Grafindo persada.
Atwi, M. (2014). Desain Instruksional Modern Panduan Para Pengajar dan
Inovator Pendidikan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Benny.A. dan Pribadi. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Penerbit Dian Rakyat.
Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Dimiyati dan Mudijono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Hamalik, O. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

106
Huda, M. (2017). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Pelajar.
Khanifatul. (2012). Pembelajaran Inovatif: Startegi Mengelola Kelas Secara
Efektif dan Menyenangkan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Komalasari, K. (2013).Pembelajaran Kontekstual, konsep dan Aplikasi.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Ngalim, M P. (2013). Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.132
Ngalimun. (2016). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit
Aswaja Pressindo.
Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Pusat Bahasa Depdiknas. (1996) Tentang Pengertian Pembelajaran. Jakarta:
Depdiknas.
Restu. (2010). Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rusman. (2012).Belajar dan Pembelajaran Berbasis
Komputer. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Saefuddin, A. (2014). Pembelajaran Efektif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, W. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana.
Sardiman A.M. (2011).Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT.Raja Garfindo Persada.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung : Penerbit Alfabeta.
Wagiran. (2015). Metodologi Penelitian Pendidikan Teori dan Implementasi.
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Winkel. (1991). Pengertian pembelajaran. Di dalam buku Asis
Saefuddin: Pembelajaran Efektif hal 9.

107
LAMPIRAN - LAMPIRAN

108
109
Lampiran 1
SILABUS KURIKULUM 2013
REVISI 2017

Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia


Sub Tema : Organ Gerak Hewan (1)
Alokasi Waktu : 66 jam pelajaran
Satuan Pendidikan : SDN 01 TABEK PATAH

Mata Pelajaran dan Materi


Pembelajaran
Kompetensi Dasar yang Akan Dicapai Pembelajajaran

Subtema 1: Di Kandang Kelinci


(22 jam pelajaran)
BAHASA INDONESIA  Membaca bacaan tentang organ  Teks organ
3.1 menentukan pokok pikiran dalam teks lisan gerak hewan dan manusia gerak
dan tulis; manusia
4.1 menyajikan hasil identifikasi pokok pikiran
dalamteks tulis dan lisan
secaralisan,tulis,dan visual;
ILMU PENDIDIKAN ALAM
3.1 menjelaskan alatgerak dan
fungsinyapada hewandan manusia
sertacaramemeliharakesehatan alat
gerak manusia;
4.1 membuat model sederhana alat gerak
manusia atau hewan;

BAHASA INDONESIA  Menentukan ide pokok setiap  Pokok


3.1 menentukan pokok pikiran dalam teks lisan paragraf dalam bacaan pikiran
dan tulis;  Menulis dan mengembangkan dalam teks
4.1 menyajikan hasil identifikasi pokok pikiran ide pokok menjadi sebuah teks
dalamteks tulis dan lisan  Berdiskusi menyebutkan
secaralisan,tulis,dan visual; pengertian, fungsi, dan cara
menentukan ide pokok bacaan

ILMU PENDIDIKAN ALAM  Mengamati dan menceritakan  Rangka


3.1 menjelaskan alatgerak dan gambar cerita tentang kelinci organ
fungsinyapada hewandan manusia  Mengamati rangka organ gerak gerak
sertacaramemeliharakesehatan alat kelinci, burung, katak, ikan, dan hewan
gerak manusia; kadal (kelinci,
4.1 membuat model sederhana alat gerak burung,
manusia atau hewan; katak, ikan,
kadal)

ILMU PENDIDIKAN ALAM  Membaca bacaan gerak hewan  Rangka


3.1 menjelaskan alatgerak dan vertebrata organ
fungsinyapada hewandan manusia gerak
sertacaramemeliharakesehatan alat hewan
gerak manusia; vertebrata
4.1 membuat model sederhana alat gerak
Mata Pelajaran dan Materi
Pembelajaran
Kompetensi Dasar yang Akan Dicapai Pembelajajaran
manusia atau hewan;

PPKN  Mengidentifikasi dan  Nilai-nilai


1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa menganalisis sikap-sikap yang Pancasila
atas nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sesuai dengan nilai-nilai yang dalam
sehari-hari; terkandung dalam sila Pancasila kehidupan
2.1 Bersikap tanggung jawab, cinta tanah air, sehari-hari
dan rela berkorban sesuai nilai-nilai sila
Pancasila;
3.1 Mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari;
4.1 Menyajikan hasil identifikasi nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;

ILMU PENDIDIKAN SOSIAL  Mengidentifikasi potensi  Keragaman


3.1 mengidentifikasi karakteristik geografis kekayaan alam bangsa flora dan
Indonesia sebagai negara Indonesia fauna
kepulauan/maritim dan agraris serta  Menyebutkan keragaman flora wilayah di
pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi, dan fauna sesuai dengan Indonesia
sosial, budaya, komunikasi serta kondisi geografis wilayah di
transportasi; Indonesia
4.1 menyajikan hasil identifikasi karakteristik
geografis Indonesia sebagai negara
kepulauan/maritim dan agraris serta
pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi,
sosial, budaya, komunikasi serta
transportasi;
PPKN  Mengidentifikasi dan  Nilai-nilai
1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa menemukan contoh perilaku- Pancasila
atas nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan perilaku yang sesuai dengan dalam
sehari-hari; nilai-nilai luhur yang terkandung kehidupan
2.1 Bersikap tanggung jawab, cinta tanah air, dalam sila-sila Pancasila sehari-hari
dan rela berkorban sesuai nilai-nilai sila  Merangkai sebuah cerita
Pancasila; berdasarkan gambar
3.1 Mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari;
4.1 Menyajikan hasil identifikasi nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;

ILMU PENDIDIKAN ALAM  Membaca teks berkaitan dengan  Organ


3.1 menjelaskan alatgerak dan gerak hewan gerak
fungsinyapada hewandan manusia hewan
sertacaramemeliharakesehatan alat avertebrata
gerak manusia;
4.1 membuat model sederhana alat gerak
manusia atau hewan;

BAHASA INDONESIA  Menyusun cerita dengan  Pokok


3.1 menentukan pokok pikiran dalam teks lisan menentukan ide pokok pikiran
dan tulis; dalam teks
4.1 menyajikan hasil identifikasi pokok pikiran
Mata Pelajaran dan Materi
Pembelajaran
Kompetensi Dasar yang Akan Dicapai Pembelajajaran
dalamteks tulis dan lisan
secaralisan,tulis,dan visual;

SBdP  Menggali informasi dari bacaan  Gambar


3.1 memahami gambar cerita; untuk dituangkan ke dalam cerita
4.1 membuat gambar cerita; bentuk gambar cerita

ILMU PENDIDIKAN ALAM  Menyebutkan organ gerak  Organ


3.1 menjelaskan alatgerak dan hewan vertebrata dan hewan gerak
fungsinyapada hewandan manusia avertebrata hewan
sertacaramemeliharakesehatan alat vertebrata
gerak manusia; dan
4.1 membuat model sederhana alat gerak avertebrata
manusia atau hewan;

Mengetahui Tabek Patah, Juli 2019


Kepala Sekolah Guru Kelas V

INDRA RISWAN S.Pd.MM DESNI ZURIANTI,S.Pd.SD


NIP.19661231 199011 1 006 NIP. 19701231 199312 2 001
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) PRASIKLUS

Satuan Pendidikan : SDN 01 Tabek Patah


Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)
Sub Tema : Organ Gerak Hewan (Sub Tema 1)
Pembelajaran ke : 4
Alokasi waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Muatan : PPKN

No Kompetensi Indikator
3.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha 3.1.1 Mengamalkan nilai-nilai pancasila
Esa atas nilai-nilai Pancasila dalam dalam kehidupan sehari-hari.
kehidupan sehari-hari.
2.1 Bersikap tanggung jawab, cinta tanah air, 2.1.1 Mengikuti gotong royong yang ada
dan rela berkorban sesuai nilai-nilai sila di masyarakat.
Pancasila.
3.1 Mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila 3.1.1 Menjelaskan cara mengikuti
dalam kehidupan sehari-hari. gotong royong secara benar.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi nilai-nilai 4.1.1 Membuat laporan tentang gotong
Pancasila dalam kehidupan royong yang ada di masyarakat.
sehari-hari

Muatan : IPS

No Kompetensi Indikator
3.1 Mengidentifikasi karakteristik geografis 3.1.1 Menunjukkan kondisi geografis
Indonesia sebagai negara kepulauan/ pulau-pulau di Indonesia.
maritim dan agraris serta pengaruhnya
terhadap kehidupan ekonomi, sosial,
budaya, komunikasi serta transportasi.
No Kompetensi Indikator
4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik 4.1.1 Mempresentasikan kondisi
geografis Indonesia sebagai negara geografis pulau-pulau yang ada di
kepulauan/maritim dan agraris serta indonesia.
pengaruhnya terhadap kehidupan
ekonomi, sosial, budaya, komunikasi
serta transportasi.

Muatan : Bahasa Indonesia

No Kompetensi Indikator
3.1 Menentukan pokok pikiran dalam teks 3.1.1 Mencari ide pokok yang terdapat
lisan dan tulis. pada bacaan.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi pokok 4.1.1 Menuliskan hasil ide pok yag di
pikiran dalam teks tulis dan lisan dapat dari teks.
secara lisan, tulis, dan visual.

C. TUJUAN
1. Dengan mengamatigambar peta, siswa dapat mengidentifikasi kondisi geografis pulau-
pulau di Indonesia secara tepat.
2. Dengan membuat informasi, siswa dapat menyebutkan kondisi geografis wilayah
Indonesia secara benar.
3. Dengan eskplorasi, siswa dapat mengidentifikasi perilaku-perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sila-sila Pancasila secara benar.
4. Dengan membaca, siswa menemukan contoh perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
luhur dalam sila-sila pancasila yaitu gotong royong secara benar.
5. Dengan membaca, siswa dapat menemukan ide pokok bacaan secara tepat

D. .MATERI
1. Peta Indonesia.
2. Kondisi geografis pulau-pulau di Indonesia.
3. Perilaku yangs sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
4. Teks tentang gotong royong.

E. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pembukaan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan 15 menit


kabar dan mengecek kehadiran siswa

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang


siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa
siswa yang hari ini datang paling awal. (Menghargai
kedisiplikan siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
5. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/ berbicara
selama 15-20 menit materi non pelajaran seperti tokoh
dunia, kesehatan, kebersihan, makanan/minuman sehat ,
cerita inspirasi dan motivasi . Sebelum membacakan buku
guru menjelaskan tujuan kegiatan literasi dan mengajak
siswa mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
 Apa yang tergambar pada sampul buku.
 Apa judul buku
 Kira-kira ini menceritakan tentang apa
 Pernahkan kamu membaca judul buku seperti ini
Inti Langkah-Langkah Pembelajaran 140 menit

Kegiatan awal pembelajaran:

 Pada awal pembelajaran, guru menstimulus ide, gagasan,


dan motivasi siswa dengan meminta siswa untuk
mengamati gambar pada buku siswa.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

 Ciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga siswa


percaya diri, teliti, dan memiliki imajinasi yang tepat dalam
mengamati gambar.
 Siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan
berdasarkan gambar yang diamati. Guru menunjuk
beberapa siswa untuk mengemukakan jawabannya.
 Guru mengonfimasi dan mengapresiasi jawaban-jawaban
siswa.
 Gunakan jawaban-jawaban siswa sebagai pengetahuan
awal untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran
berikutnya.

A. Ayo Mengamati
 Siswa menuliskan kondisi geografis pulau-pulau besar di
Indonesia. Untuk memudahkan siswa dalam
mengerjakan kegiatan ini, guru mengarahkan siswa
untuk melakukan studi pustaka.
 Siswa diminta untuk mencari informasi dan data melalui
buku, majalah, surat kabar, maupun artikel di internet.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Alternatif jawaban:

1. Pulau Sumatra merupakan pulau terluas ke lima di


dunia. Merupakan wilayah perairan sehingga banyak
terdapat daerah rawa. Di wilayah timur terdapat
banyak sungai besar seperti sungai Musi, Batanghari,
Asahan, Inderagiri, dan lain-lain. Adapun di wilayah
barat sampai selatan membentang bukit barisan. Di
Sumatra banyak terdapat gunung berapi aktif, seperti
Marapi, Talang, Sinabung, dan lain-lain.
2. Pulau Jawa merupakan wilayah terluas ke lima di
Indonesia dan merupakan pulau terbesar ke 13 di
dunia. Pulau yang relatif muda dan sebagaian besar
terbentuk dari aktivitas vulkanik dengan deretan
gunung-gunung berapi membentuk jajaran yang
terbentang dari timur hingga barat dengan endapan
aluvia sungai. Oleh karena itu, sebagian besar tanah
di Pulau Jawa dalah tanah yang subur.

3. Kondisi geografis Pulau Kalimantan, wilayah


Kalimantan didominasi oleh hutan hujan tropis yang
kaya akan pohon berkayu besar. Di Kalimantan
bagian selatan terdiri atas dataran rendah, pantai,
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

rawa, perbukitan, dan pegunungan. Di bagian tengah


terdapat Pegunungan Maratus yang membujur dari
utara hingga selatan. Di bagian timur terdapat daerah
berbukit yang ditumbuhi oleh hutan primer, hutan
sekunder, semak belukar, dan padang ilalang. Di
bagian barat, dataran rendah yang terdiri atas rawa
monoton, rawa banjir, rawa pasang surut, dan daerah
aluvial. Pada daerah ini ditumbuhi hutan bakau, hutan
rawa, dan lahan dengan berbagai jenis rawa.

4. Kondisi geografis Pulau Sulawesi, wilayah ini


merupakan daerah yang terjal dan berbukit-bukit
sehingga memungkinkan untuk memiliki sungai-
sungai yang terjal dan pendek karena terbatasi oleh
bukit-bukit tersebut. Di Sulawesi banyak terdapat
palung laut dan basin sehingga basin-basin tersebut
membentuk seperti Selat Makasar, Laut Flores, dan
Laut Banda. Di Sulawesi terdapat 41 gunung.
Sebagian besar wilayah Sulawesi merupakan daerah
vulkanik.
5. Kondisi geografis Pulau Papua. Pulau Papua adalah
pulau yang terletak di utara Australia dan merupakan
bagian dari wilayah Indonesia Timur. Pulau Papua
juga merupakan pulau terbesar di Indonesia dan
termasuk pulau terbesar kedua di dunia setelah
Pulau Greenland. Sebagian besar daratan Papua
masih berupa hutan belantara. Lebih dari 71%
wilayah Papua merupakan hamparan hutan hujan
tropis yang sulit ditembus karena terdiri dari lembah-
lembah yang curam dan pegunungan tinggi. Bahkan
puncak tertinggi di Indonesia berada di Papua, yakni
puncak Jayawijaya yang sebagian puncaknya ditutupi
salju.
6. Kondisi geografis pulau Nusa Tenggara. Keadaan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

goegrafis Nusa Tenggara Barat dan Timur berbukit-


bukit dengan daratan tersebar secara sporadik pada
gugusan yang sempit. Pada pulau yang dominan,
permukaanya berbukit dan bergunung-gunung, diapit
daratan tinggi atau perbukitan dengan kondisi
kemiringan tanah yang curam. Dengan kondisi yang
demikian, lahan untuk pertanian sangat terbatas, baik
pertanian basah ataupun kering.

Hasil yang diharapkan

- Siswa termotivasi untuk belajar lebih jauh.


- Pengetahuan awal tentang kondisi geografis wilayah
Indonesia. 44 Buku Guru SD/MI Kelas V
- Keterampilan mengamati sebuah objek dengan
cermat.
- Mencari informasi dan mengomunikasikannya.

B. Ayo Berdiskusi
 Setelah mengetahui kondisi geografis masing-masing
pulau di Indonesia, siswa membuat kesimpulan
mengenai kondisi geografis Indonesia secara umum.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Alternatif Jawaban

Kondisi geografis wilayah Indonesia adalah kepulauan


dengan duapertiga wilayahnya berupa perairan.
Bentang alam Indonesia sangat lengkap dan bervariasi
mulai dari pantai, dataran rendah, lembah, padang
rumput, rawa, sungai, hutan, dataran tinggi, bukit dan
perbukitan, serta gunung dan pegunungan. Di Indonesia
juga banyak terdapat gunung berapi, danau, dan sungai,
baik sungai besar maupun kecil, sungai panjang atau
pun pendek. Antara pulau yang satu dengan pulau yang
lainnya memiliki karakteristik kondisi geografis yang
berbeda-beda. Demikian pula dengan hasil alamnya.

Hasil yang diharapkan

- Siswa mengetahui kondisi geografis wilayah


Indonesia.
- Cermat dan memiliki keterampilan untuk membuat
informasi.
 Selesai membuat informasi tentang kondisi geografis
wilayah Indonesia dan pulau-pulau yang ada di
Indonesia, siswa membuat gambar peta wilayah tempat
tinggalnya.
 Siswa diminta mengerjakan secara mandiri. Guru
berkeliling dan memandu siswa yang mengalami
kesulitan.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Hasil yang diharapkan

 Siswa mampu membuat gambar peta wilayah tempat


tinggalnya.
 Siswa mengenal wilayah tempat tinggalnya.
 Cermat, kreatif, Kerja keras dan bertanggung jawab.

C. Ayo Membaca
 Siswa membaca teks yang berjudul Gotong Royong
Modal Dasar Pembangunan.

Alternatif kegiatan membaca:

1. Alternatif 1, guru memberikan waktu selama 5 menit


dan siswa diminta membaca dalam hati.
2. Alternatif 2, guru menunjuk satu siswa untuk
membacakan bacaan tersebut dan meminta siswa
lain menyimak.
3. Alternatif 3, bacaan tersebut dibaca secara
bergantian dan bersambung oleh seluruh siswa.
 Selesai membaca siswa mencari dan menyebutkan ide
pokok dari masing-masing paragraf.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Alternatif Jawaban:

1. Ide pokok Paragraf 1: Gotong royong merupakan


modal terwujudnya suasan masyarakat yang
harmonis.
2. Ide pokok paragraf 2 : Dalam gotong royong tidak
adaperbedaan antara yang satu dengan yang lain.
3. Ide pokok paragraf 3: Prinsip-prinsip dalam gotong
royong bisa menjadi modal pembangunan nasional.
Hasil yang diharapkan

- Siswa membaca salah satu contoh kebiasaan, sikap,


dan perilaku masyarakat yang sesuai dengan nilai-
nilai dalam sila-sila Pancasila.
- Siswa menemukan ide pokok masing-masing
paragraf.
- Siswa cermat dalam menggali informasi dan
menganalisis bacaan.

D. Ayo Berlatih
 Siswa membuat paragraf berdasarkan ide pokok yang
ada pada buku siswa.

 Guru berkeliling dan membimbing siswa yang


mengalami kesulitan.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

 Selesai membuat paragraf, guru menunjuk secara acak


beberapa anak untuk menuliskan hasil paragraf yang
dibuatnya di papan tulis.
Hasil yang diharapkan

- Siswa mengembangkan ide pokok menjadi sebuah


paragraf.

E. Ayo Renungkan
Berdasarkan pertanyaan pada buku siswa: Sikap apa yang
kamu pelajari pada hari ini? Apakah kamu sudah
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari?

 Secara mandiri siswa diminta untuk mengemukakan


pendapatnya berdasarkan pemahaman yang sduah
didapatkannya selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.

 Siswa mengemukakan pendapatnay sesuai dengan


perilaku kesehariannya berkaitan dengan kompetensi-
kompetensi yang sudah dipelajari, dalam hal ini
berkaitan dengan kondisi geografis wilayah Indonesia
dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Hasil yang diharapkan

- Siswa menindaklanjuti semua kompetensi yang sudah


dipelajari dengan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

F. Kerja Sama dengan Orang Tua


 Siswa menceritakan perilakunya yang sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Penutup 1. Siswa mampu mengemukan hasil belajar hari ini 15 menit


2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya..
4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan
sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut.

1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap: Percaya diri, peduli, tanggung jawab, disiplin
b. Penilaian Pengetahuan: Tes Tertulis
c.Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Sikap
1) Disiplin
2) Tanggung jawab
3) Peduli
4) Percaya Diri
b. Pengetahuan
Siswa mengerjakan soal-soal latihan tertulis, remedial, dan pengayaan pada
buku siswa.

Format Penilaian

c. Keterampilan
Penilaian Unjuk Kerja
a. Rubrik Mencari Tahu

b. Mencari Ide Pokok Bacaan


c. Menuliskan Ide Pokok dari Bacaan

H. PENGAYAAN
a. Pengayaan
Isilah kolom-kolom berikut sesuai dengan pemahaman dan pengalamanmu sendiri!
I. SUMBER DAN MEDIA
1. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 5 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
2. Gambar/Slide tentang nilai-nilai pancasila.
3. Gambar/slide tentang letak geografis pulau-pulau yang adadi indonesia.
4. Buku, gambar, teks, peta Indonesia

Refleksi Guru

Catatan Guru

1. Masalah :……….

2. Ide Baru :………..

3. Momen Spesial :………….

Mengetahui Tabek Patah, Juli 2019


Kepala Sekolah Guru Kelas V

INDRA RISWAN S.Pd.MM DESNI ZURIANTI,S.Pd.SD


NIP.19661231 199011 1 006 NIP. 19701231 199312 2 001
Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SDN 01 Tabek Patah


Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)
Sub Tema : Organ Gerak Hewan (Sub Tema 1)
Pembelajaran ke : 5
Alokasi waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : SBdP
No Kompetensi Indikator
3.1 Memahami gambar cerita. 3.1.1 Menjelaskn cerita yang terdapat
pada gambar.
4.1 Membuat gambar cerita. 4.1.1 Membuat cerita yang berbetuk
gambar.

Muatan : IPA
No Kompetensi Indikator
3.1 Menjelaskan alat gerak dan fungsinya 3.1.1 Menyebutkan cir-ciri hewan
pada hewan dan manusia serta cara vertebrata dan avertebrata.
memelihara kesehatan alat gerak
manusia.
4.1 Membuat model sederhana alat gerak 4.1.1 Membuat bagan tentang cir-ciri
manusia dan hewan. hewan vertebrata dan avertebrata.

Muatan : Bahasa Indonesai


No Kompetensi Indikator
3.1 Menentukan pokok pikiran 3.1.1 Menetukan ide pokok pada masing-
dalam teks lisan dan tulis. masing paragraf.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi pokok 4.1.1 Menuliskan ide pokok yang
pikiran dalam teks tulis dan lisan terdapat pada paragraf.
secara lisan, tulis, dan visual.

C. TUJUAN
1. Dengan mengamati gambar , siswa dapat merangkai sebuah cerita dengan percaya diri.
2. Dengan mengamati gambar, siswa dapat mengetahui ciri-ciri hewan vertebrata dan
avertebrata.
3. Dengan membaca, siswa dapat menentukan ide pokok dari masing-masing paragraf
dengan tanggung jawab.

D. MATERI
1. Ciri-ciri hewan vertebrata dan avertebrata.
2. Cara merangkai sebuah cerita.
3. Bacaacn yang berjudul ”siput bukanlah hewan lemah”.

E. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific (5M=Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar,
Mengkominukasikan)
Strategi : Inkuiri
Teknik : Percobaan, tanya jawab, Demonstrasi
Media : Hewan Yang Ada Disekitar Sekolah (Keong dan Cacing)

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pembukaan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan 15 menit
kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa
siswa yang hari ini datang paling awal. (Menghargai
kedisiplikan siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
5. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/ berbicara
selama 15-20 menit materi non pelajaran seperti tokoh
dunia, kesehatan, kebersihan, makanan/minuman sehat ,
cerita inspirasi dan motivasi. Sebelum membacakan buku
guru menjelaskan tujuan kegiatan literasi dan mengajak
siswa mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
 Apa yang tergambar pada sampul buku.
 Apa judul buku
 Kira-kira ini menceritakan tentang apa
 Pernahkan kamu membaca judul buku seperti ini
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Inti A. Langkah-Langkah Pembelajaran 140 menit


Merumuskan Masalah (Mengamati)
1. Guru bertanya mengenai pembelajaran sebelumnya
2. Peserta didik menghubungkan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran hari ini
3. Guru menginformasikan topik pembelajaran yang akan
dipelajari
4. Guru meminta siswa untuk mecermati gambar ilustrasi.
5. Peserta didik memberikan tanggapan terhadap gambar yang
diamatinya.
6. Peserta didik memberikan tanggapan, guru memberikan
penguatan dan penjelasan gambar dan kaitannya dengan
materi yang akan dipelajari.
7. Peserta didik memahami apa yang dimaksud guru, peserta
didik kembali mengamati gambar untuk kemudian
dibandingkan.

Merumuskan Hipotesis (Menalar)


1. Guru memberikan pertanyaan tentang hewan siput dan cacing.
(Mengkomunikasikan dan Menalar).
2. Guru memberikan pertanyaan tentang organ gerak hewan.
(Mengkomunikasikan dan Menalar).
3. Guru memberikan pertanyaan tentang organ gerak manusia.
(Mengkomunikasikan dan Menalar).
4. Guru memancing memberikan berbagai pertanyaan kepada
peserta didik tentang “bagaimana siput bisa berjalan ?
(Mencoba)
5. Guru memancing memberikan berbagai pertanyan kepada
peserta didik tentang “apakah yang dapat bergerak hanya
hewan saja?”(Mencoba)
6. Guru memancing memberikan berbagai pertanyaan kepada
peserta didik tentang “apakah siput dapat bertahan diri
dilingkungan ?” (Mencoba)
7. Guru memancing memberikan berbagai pertanyaan kepada
peserta didik tentang “ apa fungsi dari cangkang siput?”
(Mencoba)
8. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dari hasil
mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru.(Menalar dan
Mencoba)

Mengumpulkan Data (Mengamati)


1. Guru memberi kesempatan pada siswa mendemonstrasikan
teks bacaan yang sesuai dengan masalah.(Mengamati)
2. Guru membimbing peserta didik dalam mengamati teks
cerita siput bukanlah hewan lemah. (Mengamati)
3. Guru membimbing peserta didik dalam mengamati
gambar-gambar organ gerak hewan .(Mengamati)\
4. Peserta didik melaksanakan kegiatan observasi tentang
organ gerak manusia dan hewan. (Mengamati)
5. Guru memberikan kebebasan siswa untuk berinisiatif dan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
bertindak dalam mencari jawaban. (Mengamati)
6. Guru mengarahkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dalam diskusi. (Mengamati)

Menguji Hipotesis
1. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan hasil
laporan ke dalam bentuk lembar kerja siswa yang
diberikan oleh guru.(Mengamati)
2. Guru membimbing siswa menemukan konsep materi yang
dikaji (Mengamati)

Merumuskan Kesimpulan
1. Guru membenarkan jawaban jawaban peserta didik yang
sedikit berbeda dengan maksud dan tujuan pembelajaran

B. Ayo Mengamati
 Siswa memerhatikan gambar kelinci yang merupakan
hewan vertebrata dan hewan siput yang merupakan hewan
avertebrata.

 Selesai mengamati gambar, siswa menuliskan


perbandingan karakteristik kelinci dengan siput.
Alternatif Jawaban:
1. Karakteristik Kelinci
a. Vertebrata
b. Gerakannya lincah dan cepat
c. Berpindah tempat dengan berlari, berjalan, dan
meloncat
2. Karakteristik siput
a. Avertebrata
b. Gerakannya lambat
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
c. Berpindah tempat seolah-olah merayap

Hasil yang diharapkan


 Siswa mengenal karakteristik kelinci yang merupakan
vertebrata dan siput yang merupakan avertebrata.
 Siswa dapat memiliki keterampilan mengamati dan
menganalisa suatu objek, dalam hal ini gambar.
 Mandiri dan berpikir kritis.

C. Ayo Mengamati
 Siswa mengamati rangka organ gerak berbagai hewan
avertebrata secara seksama.

 Siswa mengidentifikasi organ gerak hewan avertebrata


beserta fungsinya.
 Kegiatan ini bisa dilakukan dengan alternatif pembelajaran
seperti berikut.
 Siswa dapat mencari informasi dan data dengan
melakukan studi pustaka, wawancara, maupun observasi.
 Dilakukan dengan diskusi, dengan alternatif sebagai
berikut.
Alternatif 1:
 Kegiatan berdiskusi dilakukan secara klasikal dan guru
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
bertindak sebagai moderator. Jawaban dan pendapat
siswa ditulis di papan tulis.
Alternatif 2:
 Diskusi dilakukan secara berkelompok. Bentuk
kelompok-kelompok terdiri atas 4 siswa per kelompok.
Setiap kelompok diminta mendiskusikan jawaban
pertanyaan-pertanyaan tersebut dan 56 Buku Guru
SD/MI Kelas V menuliskan hasilnya. Selanjutnya
jawaban dari tiap kelompok didiskusikan bersama
kelompok lain. Guru dapat bertindak sebagai moderator
atau menunjuk salah satu siswa menjadi moderator.

Hasil yang diharapkan


 Siswa dapat menyebutkan organ gerak hewan
avertebrata beserta fungsinya.
 Bertanggung jawab terhadap tugas.
D. Ayo Berkreasi
 Siswa menggambar atau membuat model sederhana organ
gerak siput.

 Agar kegiatan pembelajaran ini dapat berlangsung dengan


menarik dan tidak membosankan, maka dapat dilakukan di
luar kelas.

E. Ayo Berdiskusi
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Siswa menceritakan gambar yang telah dibuatnya
dihadapan guru dan teman-temannya.

Alternatif pembelajaran
 Alternatif 1: Guru mempersilakan siswa secara mandiri
dan sukarela
 atau yang bersedia untuk bercerita.
 Alternatif 2: Guru menunjuk beberapa siswa secara
acak untuk menceritakan gambarnya.
 Alternatif 3: Guru meminta siswa untuk bercerita satu
per satu secara bergiliran.

Hasil yang diharapkan


 Siswa terampil dalam membuat gambar.
 Siswa terampil dalam menuangkan ide, gagasan,
maupun imajinasinya ke dalam bentuk gambar.
 Siswa terampil dalam berkomunikasi secara lisan
dengan bercerita.
 Kemandirian, percaya diri, dan tekun.

F. Ayo Membaca
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Siswa membaca teks berjudul "Siput Bukanlah Hewan
Lemah".

Alternatif kegiatan membaca


 Alternatif 1: Guru memberikan waktu selama 5 menit
dan siswa diminta membaca dalam hati.
 Alternatif 2: Guru menunjuk satu siswa untuk
membacakan bacaan tersebut dan meminta siswa lain
menyimak.
 Alternatif 3: Bacaan tersebut dibaca secara bergantian
dan bersambung oleh seluruh siswa.
 Selesai membaca siswa menentukan dan menuliskan ide
pokok masing-masing paragraf dari bacaan secara mandiri.
 Guru memberikan keleluasaan kepada siswa untuk
mengemukakan pendapatnya dan membantu siswa yang
mengalami kesulitan.
Alternatif Jawaban
1. Ide pokok paragraf 1: Siput, menurut sebagian orang
dianggap sebagai hewan yang lamban dan menjijikkan.
58 Buku Guru SD/MI Kelas V
2. Ide pokok paragraf 2: Sebenarnya siput memiliki
kelebihan dan keistimewaan.
3. Ide pokok paragraf 3: Siput merupakan hewan yang
berjasa dalam penguraian serpihan daun-daunan.
4. Ide pokok paragraf 4: Siput adalah sang pengembara
yang mandiri.
5. Ide paragraf 5: Siput memiliki pertahanan diri yang baik
dalam beradaptasi dan juga dalam mempertahankan
diri dari serangan predator.
Hasil yang diharapkan
 Siswa dapat memahami isi bacaan.
 Kecermatan dan ketelitian dalam menggali informasi
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
dari bacaan.
 Terampil menentukan ide pokok bacaan.

G. Ayo Berkreasi
 Siswa mempelajari beberapa hal mengenai beragam gaya
gambar dan ilustrasi.

 Siswa membuat gambar ilustrasi yang bisa mewakili isi dan


informasi bacaan berjudul "Siput Bukanlah Hewan Lemah"
dengan gaya atau corak yang telah dipelajari.

H. Ayo Renungkan
 Siswa diminta untuk mengingat kegiatan pembelajaran hari
ini dan kembali mengaitkan dengan tema yang sedang
mereka pelajari. Siswa diminta menggambar organ gerak
salah satu hewan avertebrata.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

 Siswa diminta untuk merefleksikan penguasaan mereka


tentang pembelajaran untuk kemudian di berikan catatan
dan komentar orang tua.
 Merupakan media untuk mengukur seberapa banyak materi
yang sudah dipelajari dan dipahami siswa.
 Pada aktivitas ini lebih ditekankan pada sikap siswa setelah
mempelajari materi.
 Sebagai tindaklanjut dari kegiatan ini, guru dapat
memberikan REMEDIAL dan PENGAYAAN sesuai dengan
tingkat pencapaian masing-masing siswa.
Hasil yang diharapkan
 Siswa dapat bersikap reflektif dan jujur dalam
menyimpulkan penguasaan hasil pembelajaran
mereka.Siswa dapat menindaklanjuti penguasaan materi
mereka dengan catatan dan bimbingan orangtua di rumah.

I. Kerja Sama dengan Orang Tua


 Siswa bersama orang tuanya melakukan kegiatan
mengamati hewan-hewan di sekitar rumah dan
mengelompokkan hewan-hewan mana yang termasuk
hewan avertebrata.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Penutup 1. Siswa mampu mengemukan hasil belajar hari ini 15 menit


2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya..
4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

J. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan
sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut.
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap: Percaya diri, peduli, tanggung jawab, disiplin
b. Penilaian Pengetahuan: Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Sikap
1) Disiplin
2) Tanggung jawab
3) Peduli
4) Percaya Diri
b. Pengetahuan
Siswa mengerjakan soal-soal latihan tertulis, remedial, dan pengayaan
pada buku siswa.
Format Penilaian
Kisi-kisi Instrument Hasil Belajar pada Ranah Pengetahuan dan Keterampilan dengan Tema
Organ Gerak Hewan dan Manusia
Bobot
Kompetensi Dasar Indikator Soal
Soal
SPDP 3.1 Memahami gambar cerita. Menjelaskn cerita yang terdapat
C2
pada gambar.
SPDP 4.1 Memahami gambar cerita. Membuat cerita yang berbetuk C2
gambar.
IPA3.1 Menjelaskan alat gerak dan Menyebutkan cir-ciri hewan
fungsinya pada hewan dan manusia vertebrata dan avertebrata.
C1
serta cara memelihara kesehatan
alat gerak manusia.
IPA 4.1 Membuat model sederhana alat Membuat bagan tentang cir-ciri
C2
gerak manusia dan hewan. hewan vertebrata dan avertebrata.
BI 3.1 Menentukan pokok pikiran Menetukan ide pokok pada masing-
C1
dalam teks lisan dan tulis masing paragraf.
BI 4.1 Menyajikan hasil identifikasi pokok Menuliskan ide pokok yang terdapat
pikiran dalam teks tulis dan lisan pada paragraf. C2
secara lisan, tulis, dan visual.

No Soal Siklus 1 Jawaban


1 Gambar yang mendukung isi sebuah cerita di (Ilustrasi)
sebut gambar…………
2 Gambar sketsa kita siapkan sebelum (Warna)
pemberian…………
3 Langkah-langkah pembuatan gambar ilustrasi (Gagasan, sketsa,pewarnaan)
adalah …………
4 Gambar yang dibuat sesuai dengan aslinya (Realistis)
disebut gambar …………
5 Manusia dan hewan tidak bisa bergerak tanpa (Gerak)
adanya organ…………
6 Hewan vertebrata adalah hewan ………… (Hewan mempunyai tulang belakang)
7 Organ gerak aktif pada manusia dan hewan (Otot)
adalah…………
8 Hewan yang tidak bertulang belakang disebut (Avertebrata)
…………
9 Sebenarnya siput memiliki kelebihan dan ( Siput memiliki kelebihan dan
keistimewaan, Kelebihan dan keistimewaan keistimewaan)
siput ini adalah karunia tuhan Yang Maha Esa
yang tidak dimiliki oleh hewan lain.
Tuliskan ide Pokok pada kalimat
diatas………………
10 Yang merupakan kalimat penjelas pada ( Kelebihan dan keistimewaan siput ini
bacaan diatas adalah………… adalah karunia tuhan yang maha esa
yang tidak dimiliki oleh hewan lain)
c. Keterampilan
Penilaian uji unjuk kerja
a. Mencari ide pokok bacaan

b. Ide Pokok dari Bacaan


c. Rubrik Membuat Gambar

d. Rubrik Membuat Model Sederhana Organ Gerak


Kisi kisi penilaian sikap dan ketrampilan siswa
Aspek Penilaian Jumlah %
No Nama Rasa ingin Bekerja Tanggung Percaya
tahu Sama Jawab diri
skor keaktifan
1 Siswa 1
2 Siswa 2
3 Siswa 3
4 Siswa 4
5 dst
Jumlah Skor
Skor Ideal
Keterangan skor :1. Sangat kurang 2.Kurang baik 3. Cukup baik 4.Baik 5.Sangat baik

Σ skor yang diperoleh


Perhitungan Nilai Keaktifan/keterampilan = 100 %
20

K. REMEDIAL DAN PENGAYAAN


a. Remedial
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Apakah perbedaan organ gerak hewan vertebrata dan avertebrata?
2. Sebutkan hewan-hewan yang termasuk avertebrata!
3. Sebutkan organ gerak siput!
4. Sebutkan organ gerak cacing!

b. Pengayaan
Lakukan studi pustaka untuk mencari informasi mengenai hewan. Ambillah salah satu
jenis hewan, kemudian lakukan kajian secara mendalam mengenai hewan yang kamu
pilih tersebut berkaitan dengan:
1. Karakteristiknya
2. Organ geraknya
Setelah membuat kajian, buatlah sebuah artikel dan tampilkan di majalah sekolah atau
majalah dinding di sekolah.

L. SUMBER DAN MEDIA


1. Buku bacaan hewan vertebrata dan avertebrata.
2. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 5 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
3. Gambar/slide tentang hewan vertebrata dan avertebrata.

Refleksi Guru
Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….

Mengetahui Tabek Patah, Juli 2019


Kepala Sekolah Guru Kelas V

INDRA RISWAN S.Pd.MM DESNI ZURIANTI,S.Pd.SD


NIP.19661231 199011 1 006 NIP. 19701231 199312 2 001
Lampiran 4
PRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SDN 01 Tabek Patah


Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)
Sub Tema : Organ Gerak Hewan (Sub Tema 1)
Pembelajaran ke : 6
Alokasi waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : Bahasa Indonesia


No Kompetensi Indikator
3.1 Menentukan pokok pikiran dalam teks 3.1.1. Menunjukkan pokok pikiran pada
lisan dan tulis. sebuah paragaraf
4.1 Menyajikan hasil identifikasi pokok 4.1.1 Mengidentifikasi pokok pikiran yang
pikiran dalam teks tulis dan lisan secara terdapat dalam sebuah teks.
lisan, tulis, dan visual.
4.1.2 Menunjukkan pokok pikiran dari
sebuah percakapan.

Muatan : SBDP
No Kompetensi Indikator
3.1 Memahami gambar cerita. 3.1.1 Menceritakan ulang cerita yang
terdapat pada gambar
3.1.2 Menyusun cerita berdasarkan
gambar.
4.1 Membuat gambar cerita. 4.1.1 Menentukan ide pokok sebuah
gambar
4.1.1 Membuat sebuah cerita dari gambar.
Muatan : IPA
No Kompetensi Indikator
3.1 Menjelaskan alat gerak dan 3.1.1 Menghafal alat gerak dan fungsinya
fungsinya pada hewan dan manusia pada hewan dan manusia.
serta cara memelihara kesehatan 3.1.2 Menjelaskan cara memelihara
alat gerak manusia. kesehatan alat gerak manusia
3.1.3 Menyebutkan hewan yang termasuk
hewan vertebrata dan hewan yang
termasuk arvebrata.
4.1 Membuat model sederhana alat 4.1.1 Menciptakan model alat gerak dari
gerak manusia dan hewan. kawat

C. TUJUAN
1. Dengan mengamati gambar, siswa dapat menyusun cerita secara benar.
2. Dengan membaca, siswa dapat menemukan ide pokok masing-masing paragraf secara
percaya diri.
3. Dengan membandingkan, siswa dapat menyebutkan organ gerak hewan vertebrata dan
hewan avertebrata secara tepat.

D. MATERI
1. Gambar yang di dalamnya menunjukan adanya motivasi
2. Bacaan tentang hewan vertebrata dan avertebrata.
3. Gambar tentang organ gerak hewan.
4. Teks bacaan tentang kupu-kupu

E. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific (5M=Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar,
Mengkominukasikan)
Strategi : Inkuiri
Teknik : Percobaan,Tanya Jawab dan Demonstrasi
Media : Hewan Yang Ada Disekitar Sekolah (Keong, anak ayam, Kupu-kupu)

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pembukaan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan 15 menit
kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa
yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
5. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/ berbicara
selama 15-20 menit materi non pelajaran seperti tokoh dunia,
kesehatan, kebersihan, makanan/minuman sehat , cerita
inspirasi dan motivasi . Sebelum membacakan buku guru
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
menjelaskan tujuan kegiatan literasi dan mengajak siswa
mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
 Apa yang tergambar pada sampul buku.
 Apa judul buku
 Kira-kira ini menceritakan tentang apa
 Pernahkan kamu membaca judul buku seperti ini
Inti A. Langkah Langkah Pembelajaran 140 menit
Merumuskan Masalah (Mengamati)
1. Guru bertanya mengenai pembelajaran sebelumnya
2. Peserta didik menghubungkan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran hari ini
3. Guru menginformasikan topik pembelajaran yang akan
dipelajari
4. Guru meminta siswa untuk mecermati gambar ilustrasi.
5. Peserta didik memberikan tanggapan terhadap gambar yang
diamatinya.
6. Peserta didik memberikan tanggapan, guru memberikan
penguatan dan penjelasan gambar dan kaitannya dengan
materi yang akan dipelajari.
7. Peserta didik memahami apa yang dimaksud guru, peserta
didik kembali mengamati gambar untuk kemudian
dibandingkan.

Merumuskan Hipotesis (Menalar)


1. Guru memberikan pertanyaan tentang hewan siput dan Kelinci.
(Mengkomunikasikan dan Menalar).
2. Guru memberikan pertanyaan tentang organ gerak hewan
Vetebrata dan avetebrata.(Mengkomunikasikan dan Menalar).
3. Guru memberikan pertanyaan tentang organ gerak hewan
vertebrata dan avetebrata. (Mengkomunikasikan dan Menalar).
4. Guru memancing memberikan berbagai pertanyaan kepada
peserta didik tentang “apakah kupu termasuk hewan
serangga?”( Mencoba)
5. Guru memancing memberikan berbagai pertanyan kepada
peserta didik tentang “sebutkan salah satu organ gerak pada
kupu-kupu?”(Mencoba)
6. Guru memancing memberikan berbagai pertanyaan kepada
peserta didik tentang “sebutkan ciri-ciri hewanvertebrata ?”
(Mencoba)
7. Guru memancing memberikan berbagai pertanyaan kepada
peserta didik tentang “sebutkan ciri-ciri hewan avertebrata?”
(Mencoba)
8. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dari hasil mengamati
gambar yang ditampilkan oleh guru.(Menalar dan Mencoba)

Mengumpulkan Data (Mengamati)


1. Guru memberi kesempatan pada siswa mendemonstrasikan
teks bacaan yang sesuai dengan masalah yang dikaji.
(Mengamati)
2. Guru membimbing peserta didik dalam mengamati teks cerita
gerak kupu-kupu (Mengamati)
3. Guru membimbing peserta didik dalam mengamati gambar-
gambar organ gerak hewan .(Mengamati)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
4. Peserta didik melaksanakan kegiatan observasi tentang organ
gerak manusia dan hewan. (Mengamati)
5. Guru memberikan kebebasan siswa untuk berinisiatif dan
bertindak dalam mencari jawaban. (Mengamati)\
6. Guru mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dalam diskusi. (Mengamati)

Menguji Hipotesis
1. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan hasil laporan ke
dalam bentuk lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru.
(Mengamati)
2. Guru membimbing siswa menemukan konsep materi yang dikaji
(Mengamati)

Merumuskan Kesimpulan
1. Guru membenarkan jawaban jawaban peserta didik yang
sedikit berbeda dengan maksud dan tujuan pembelajaran

B. Ayo Berkreasi
 Awal pembelajaran dimulai dengan kegiatan motivasi.
Pergunakan gambar (pengamatan gambar) yang tersedia
untuk menstimulus ide, gagasan, dan pendapat siswa.
Kegiatan ini juga dapat digunakan untuk memancing
pemahaman awal peserta didik mengenai gambar cerita.

 Tumbuhkan rasa ingin tahu siswa tentang pelajaran yang


akan dilakukan
 Setelah mengamati gambar, siswa menyusun cerita
berdasarkan gambar.
 Kegiatan menyusun cerita ini diawali dengan menentukan
ide pokoknya terlebih dulu.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Hasil yang diharapkan


 Siswa termotivasi untuk belajar lebih jauh.
 Keterampilan mengamati gambar.
 Menggali informasi dari gambar.
 Menuangkan atau menyajikan informasi yang didapat
melalui pengamatan gambar ke dalam bentuk cerita
atau bacaan.

C. Ayo Membaca
 Siswa membaca teks Gerak Kupu-Kupu.

 Selesai membaca, secara mandiri siswa mencari dan


menuliskan ide pokok bacaan.
Alternatif jawaban
1. Paragraf 1 : Kupu-kupu adalah hewan yang lucu.
2. Paragraf 2 : Kupu-kupu termasuk hewan serangga.
3. Paragraf 3 : Tahukah kamu, sayap kupu kupu yang
indah sebenarnya transparan?
4. Paragraf 4 : Kupu-kupu memiliki kemampuan terbang
yang luar biasa.
Hasil yang diharapkan
 Memiliki kecermatan dan keterampilan mengolah
informasi yang terdapat pada bacaan.
 Menentukan ide pokok dari bacaan.
 Tekun, cermat, dan komunikatif.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
D. Ayo Mengamati
 Guru memberikan kesempatan bagi masing-masing siswa
untuk kembali mengingat tentang organ gerak hewan
vertebrata dan avertebrata.

 Siswa membandingkan organ gerak hewan vertebrata dan


hewan avertebrata
Alternatif Pembelajaran
 Alternatif 1: Guru memfasilitasi dengan menyediakan
alat peraga berupa patung organ gerak, gambar, atau
video.
 Alternatif 2: Ajaklah siswa keluar kelas untuk mencari
inspirasi dengan mengamati hewan-hewan yang ada di
sekitar.
 Berilah keleluasaan siswa untuk menjadikan alam
sekitar sebagai bahan belajar dan sumber inspirasi
mengenai organ gerak hewan

Hasil yang diharapkan


 Siswa dapat menyebutkan organ gerak hewan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Siswa dapat membandingkan organ gerak hewan
vertebrata dan avertebrata.

E. Ayo Berkreasi
 Setelah membandingkan antara hewan vertebrata dengan
avertebrata, siswa membuat model sederhana salah satu
hewan yang termasuk vertebrata dan salah satu hewan
yang termasuk avertebrata. Model sederhana ini dibuat
dengan bahan kawat.

 Untuk memberikan suasana yang berbeda, kegiatan ini


dapat dilakukan di luar kelas, misalnya di halaman, ruang
kesenian, atau aula.
Hasil yang diharapkan
 Siswa dapat membandingkan organ gerak hewan
vertebrata dengan hewan avertebrata.
 Siswa memiliki ketrampilan dan kreativitas dalam
membuat model sederhana.

F. Ayo Renungkan
 Secara mandiri siswa mengemukakan pendapatnya
berdasarkan pemahaman yang sudah didapatkannya
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
 Siswa mengemukakan pendapatnya sesuai dengan
perilaku kesehariannya berkaitan dengan kompetensi-
kompetensi yang sudah dipelajari, dalam hal ini organ
gerak hewan.
 Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku menyayangi
hewan.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Hasil yang diharapkan


 Siswa menindaklanjuti semua kompetensi yang sudah
Penutup dipelajari
1. Siswa mampu dengan menerapkannya
mengemukan dalam
hasil belajar hari ini kehidupan 15 menit
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya..
4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

H. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan
sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut.

1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap: Percaya diri, peduli, tanggung jawab, disiplin
b. Penilaian Pengetahuan: Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Sikap
1) Disiplin
2) Tanggung Jawab
3) Peduli
4) Percaya Diri
3. Format Penilaian
a. Pengetahuan
Format Penilaian
Kisi-kisi Instrument Hasil Belajar pada Ranah Pengetahuan dan Keterampilan dengan Tema
Organ Gerak Hewan dan Manusia
No Soal Siklus II Jawaban
1 Hari Menjelang Sore Sudah Saatnya Edo Kembali Sebelum pulang edo
Kerumah. Namun Sebelum Pulang Edo Mambantu Pak membantu pak rudi
Rudi Membersihkan Kendang Kelinci, Kandang Kelinci Di membersihkan kandang
Bersihkan Untuk Menjaga Kebersihan Kelinci. kenci
Yang Merupakan Pokok Pikiran Pada Alenia Diatas Adalah
…………
2 Kalimat Pengambang Pada Bacaan Diatas Ada………… 2
Buah.
3 Dalam Membuat Gambar Cerita Kita Harus Mengetahui Tema
………… Gambar Cerita.
4 Gambar Yang Melebih-Lebihkan Atau Mengubah Dari Karikatur
Objek Aslinya Disebut Gambar………… Yang
Mengandung Sindiran Tau Kritikan.
5 Alat Gerak Pada Burung Adalah ………… Sayap
6 Alat Gerak Yang Terdapat Pada Ular Adalah ………… Perut
7 Berolahraga Adalah Cara Memelihara Alat Gerak Pada Manusia
…………
8 Kambing Dan Kucing Adalah Hewan Bertulang Belakang Vertebrata
Yang Disebut …………
9 Siput Disebut Hewan ………… Avertebrata
10 Tulang Adalah Organ Gerak ………… Pasif

b. Keterampilan
Penilaian Unjuk Kerja
a. Mencari Ide Pokok Bacaan
b. Menuliskan Ide Pokok dari Bacaan

c. Rubrik Membuat Gambar


d. Rubrik Membuat Model Sederhana Organ Gerak

Kisi kisi penilaian sikap dan ketrampilan siswa


Aspek Penilaian Jumlah %
No Nama Rasa ingin Bekerja Tanggung Percaya
tahu Sama Jawab diri skor keaktifan
1 Siswa 1
2 Siswa 2
3 Siswa 3
4 Siswa 4
5 dst
Jumlah Skor
Skor Ideal
Keterangan skor :1. Sangat kurang 2.Kurang baik 3. Cukup baik 4.Baik 5.Sangat baik

Σ skor yang diperoleh


Perhitungan Nilai Keaktifan/keterampilan = 100 %
20

I. REMEDIAL DAN PENGAYAAN


1) Remedial
1. Sebutkan pola gerak hewan-hewan berikut.
a. Kelinci : ………………………………………………………………………..
b. Ikan : ……………………………………………………………….
c. Siput : ……………………………………………………………….
d. Burung : ………………………………………………………………………..
e. Cacing : ………………………………………………………………………..
2. Mengapa otot disebut sebagai organ gerak aktif?
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………...
2) Pengayaan
1. Buatlah seri gambar cerita dengan tema “ Binatang Kesayanganku”.
2. Kumpulkan hasil gambarmu dan teman-teman satu kelas.
3. Buatlah pameran gambar cerita di kelasmu dengan menyajikan hasil
4. gambarmu dan teman-temanmu.
5. Undanglah guru-guru di sekolah untuk memberikan tanggapan.

J. SUMBER DAN MEDIA


1. Buku bacaan sistem organ gerak manusia,
2. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 5 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
3. Buku, buku gambar, gambar, peralatan membuat model sederhana.

Refleksi Guru

Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….

Mengetahui Tabek Patah, Juli 2019


Kepala Sekolah Guru Kelas V

INDRA RISWAN S.Pd.MM DESNI ZURIANTI,S.Pd.SD


NIP.19661231 199011 1 006 NIP. 19701231 199312 2 001
Lampiran 5
LEMBAR UJI KOMPETENSI SISWA
PRA SIKLUS

Nama : ……………………………..
Kelas / Semester :V/I
Tema : Organ Gerak Hewan dan Manusia
Sub Tema : Organ Gerak Hewan
Pembelajaran :4

Indikator
PKN
3.1.1 Mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
3.1.2 Menjelaskan cara mengikuti gotong royong secara benar.
IPS
3.1.1 Menunjukkan kondisi geografis pulau-pulau di Indonesia.
BAHASA INDONESIA
3.1.1 Mencari ide pokok yang terdapat pada bacaan.

Isilah titik titik dengan jawaban yang benar !


1. Musyawarah untuk menyelesaikan suatu masalah sesuai dengan Pancasila yaitu sila ke
………… dari Pancasila.
2. Lambang Pancasila sila ketiga adalah …………
3. Menjenguk teman yang sakit berarti kita mengamalkan Pancasila yaitu sila ke…………
yang berbunyi …………
4. Gotong royong mencerminkan sila ke…………
5. Gambaran tentang letak suatu ruangan atau tempat disebut …………
6. Indonesia secara geografis terletak di antara benua yaitu ………… dan …………
7. Kita bisa mengetahui kondisi geografis negara Indonesia dengan menggunakan …………
8. Dalam suatu paragraf terdapat ………… kalimat utama,
9. Ide pokok biasanya terdapat di dalam kalimat…………
10. Dalam satu paragraph terdapat satu kalimat utama dan ………… kalimat penjelas.
Lampiran 6
LEMBAR UJI KOMPETENSI SISWA
SIKLUS I

Nama : ……………………………..
Kelas / Semester :V/I
Tema : Organ Gerak Hewan dan Manusia
Sub Tema : Organ Gerak Hewan
Pembelajaran :5

Indikator
SBDP
3.1.1 Menjelaskan cerita yang terdapat pada gambar.
IPA
3.1.1 Menyebutkan ciri-ciri hewan vertebrata dan avetebrata.
BAHASA INDONESIA
3.1.1 Menentukan Ide Pokok Pada Masing-Masing paragraf.

Isilah titik titik dengan jawaban yang benar !


1. Gambar yang mendukung isi sebuah cerita di sebut gambar…………
2. Gambar sketsa kita siapkan sebelum pemberian…………
3. Langkah-langkah pembuatan gambar ilustrasi adalah …………
4. Gambar yang dibuat sesuai dengan aslinya disebut gambar …………
5. Manusia dan hewan tidak bisa bergerak tanpa adanya organ…………
6. Hewan vertebrata adalah hewan …………
7. Organ gerak aktif pada manusia dan hewan adalah…………
8. Hewan yang tidak bertulang belakang disebut …………
9. Sebenarnya siput memiliki kelebihan dan keistimewaan, Kelebihan dan keistimewaan siput
ini adalah karunia tuhan Yang Maha Esa yang tidak dimiliki oleh hewan lain.
Tuliskan ide Pokok pada kalimat diatas
……………………………………………………………………………………………
10. Yang merupakan kalimat penjelas pada bacaan diatas adalah…………
Lampiran 7
LEMBAR UJI KOMPETENSI SISWA
SIKLUS II

Nama : ……………………………..
Kelas / Semester :V/I
Tema : Organ Gerak Hewan dan Manusia
Sub Tema : Organ Gerak Hewan
Pembelajaran :6

Indikator
BAHASA INDONESIA
3.1.1 Menujukkan pokok pikiran sebuah Paragraf.
SBDP
3.1.1 Menceritakan ulang cerita yang terdapat pada gambar.
3.1.2 Menyusun cerita berdasarkan gambar.
IPA
3.1.1 Menghafal alat gerak hewan dan fungsinya pada manusia.
3.1.2 Menjelaskan cara memelihara kesehatan alat gerak manusia.
3.1.3 Menyebutkan hewan yang termasuk vertebrata dan hewan yang termasuk Avertebrata.

Isilah titik titik dengan jawaban yang benar !


1. Hari menjelang sore sudah saatnya Edo kembali kerumah. Namun sebelum pulang Edo
mambantu Pak Rudi membersihkan kendang kelinci, kandang kelinci di bersihkan untuk
menjaga kebersihan kelinci.
Yang merupakan pokok pikiran pada alenia diatas adalah …………
2. Kalimat pengambang pada bacaan diatas ada………… buah.
3. Dalam membuat gambar cerita kita harus mengetahui ………… gambar cerita.
4. Gambar yang melebih-lebihkan atau mengubah dari objek aslinya disebut gambar…………
yang mengandung sindiran tau kritikan.
5. Alat gerak pada burung adalah …………
6. Alat gerak yang terdapat pada ular adalah …………
7. Berolahraga adalah cara memelihara alat gerak pada …………
8. Kambing dan kucing adalah hewan bertulang belakang yang disebut …………
9. Siput disebut hewan …………
10. Tulang adalah organ gerak …………
Lampiran 8

Lembar Obserfasi Keterlaksanaan Pembelajaran Tematik

Melalui Model Pembelajaran Inkuiri SIKLUS I

Hasil
Kegiatan
Aspek yang Diamati Pengamatan
Pembelajaran
Ya Tidak
Melakukan proses AKTIFITAS GURU
pembelajaran A. Tahapan Orentasi
dengan 1. Guru mengkondisikan siswa agar siap
menggunakan melaksanakan proses pembelajaran. √
model pembelajaran 2. Guru mengajak siswa untuk berdo’a secara
bersama dan mengecek kehadiran siswa. √
Inkuiri
3. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk
berfikir memecahkan masalah. √
4. Guru menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar
yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. √
5. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran pada pertemuan kali ini dengan √
model pembelajaran inkuiri.
6. Guru menjelaskan pentingnya topik untuk
memotivasi belajar siswa √
B. Tahap Merumuskan Masalah
7. Guru hanya memberikan topik yang akan
dipelajari. √
8. Guru bersama-sama kepada siswa untuk
merumuskan masalah sesuai dengan topik √
pembelajaran.
C. Tahap Merumuskan Hipotesis
9. Guru mengajukan berbagai pertanyaan yang √
berkaitan dengan rumusan masalah yang sudah
dikerjakan.
D. Tahap Mengumpulkan Data
10.Guru memberi kesempatan pada siswa
mendemonstrasikan teks bacaan yang sesuai √
dengan masalah yang dikaji.
11.Guru memberi kesempatan siswa untuk
mengidentifikasi isi yang ada dalam teks bacaan √
dengan tanya jawab.
12.Guru mencari informasi yang terdapat dalam
merumuskan masalah. √
13.Guru memberikan kebebasan siswa untuk
berinisiatif dan bertindak dalam mengumpulkan √
data.
14.Guru membimbing siswa dalam proses diskusi. √
15.Guru mengarahkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis √
dalam diskusi.
16.Guru mengajukan berbagai pertanyaan yang √
dapat mendorong siswa berpikir untuk mencari
informasi yang dibutuhkan.
E. Tahap Menguji Hipotesis
17. Guru memberikan siswa untuk menyampaikan √
hasil kelompoknya secara bergantian
18. Guru membimbing siswa menemukan konsep √
materi yang dikaji.
F. Tahap Merumuskan Kesimpulan
19. Guru menunjukkan pada siswa mana data yang √
relevan
AKTFITAS SISWA
1. Siswa menemukan berbagai masalah yang √
akan dikaji sesuai dengan topik.
2. Siswa merumuskan berbagai perkiraan √
kemungkinan jawaban dari permasalahan yang
dikaji.
3. Siswa merumuskan hipotesis. √
4. Siswa mencoba membaca pada teks bacaan √
5. Siswa aktif mencari data. √
6. Siswa kreatif dalam mencari data dari sumber
lain. √
7. Siswa mengajukan pertanyaan sesuai dengan
masalah yang dikaji. √
8. Siswa menghargai pendapat teman. √
9. Siswa menganalisis data secara sederhana √
10. Siswa menemukan konsep materi yang dikaji √
dengan bimbingan guru.
11. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan √
materi yang telah di pelajari
12. Siswa melaksanakan tugas dengan tertib √
Jumlah 26 5
Presentase 83%

Observer

Gris Enike S.Pd


NIP. 19860312 201406 2 002
Lampiran 9

Lembar Obserfasi Keterlaksanaan Pembelajaran Tematik

Melalui Model Pembelajaran Inkuiri SIKLUS II

Hasil
Kegiatan
Aspek yang Diamati Pengamatan
Pembelajaran
Ya Tidak
Melakukan proses AKTIFITAS GURU
pembelajaran A. Tahapan Orentasi
dengan 1. Guru mengkondisikan siswa agar siap
menggunakan melaksanakan proses pembelajaran. √
model pembelajaran 2. Guru mengajak siswa untuk berdo’a secara
bersama dan mengecek kehadiran siswa. √
Inkuiri
3. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk
berfikir memecahkan masalah. √
4. Guru menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar
yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. √
5. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran pada pertemuan kali ini dengan √
model pembelajaran inkuiri.
6. Guru menjelaskan pentingnya topik untuk
memotivasi belajar siswa √
B. Tahap Merumuskan Masalah
7. Guru hanya memberikan topik yang akan
dipelajari. √
8. Guru bersama-sama kepada siswa untuk
merumuskan masalah sesuai dengan topik √
pembelajaran.
C. Tahap Merumuskan Hipotesis
9. Guru mengajukan berbagai pertanyaan yang √
berkaitan dengan rumusan masalah yang sudah
dikerjakan.
D. Tahap Mengumpulkan Data
10.Guru memberi kesempatan pada siswa
mendemonstrasikan teks bacaan yang sesuai √
dengan masalah yang dikaji.
11.Guru memberi kesempatan siswa untuk
mengidentifikasi isi yang ada dalam teks bacaan √
dengan tanya jawab.
12.Guru mencari informasi yang terdapat dalam
merumuskan masalah. √
13.Guru memberikan kebebasan siswa untuk
berinisiatif dan bertindak dalam mengumpulkan √
data.
14.Guru membimbing siswa dalam proses diskusi. √
15.Guru mengarahkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis √
dalam diskusi.
16.Guru mengajukan berbagai pertanyaan yang
dapat mendorong siswa berpikir untuk mencari
informasi yang dibutuhkan. √
E. Tahap Menguji Hipotesis
17. Guru memberikan siswa untuk menyampaikan √
hasil kelompoknya secara bergantian
18. Guru membimbing siswa menemukan konsep √
materi yang dikaji.
F. Tahap Merumuskan Kesimpulan
19. Guru menunjukkan pada siswa mana data yang √
relevan
AKTFITAS SISWA
1. Siswa menemukan berbagai masalah yang √
akan dikaji sesuai dengan topik.
2. Siswa merumuskan berbagai perkiraan √
kemungkinan jawaban dari permasalahan yang
dikaji.
3. Siswa merumuskan hipotesis. √
4. Siswa mencoba membaca pada teks bacaan √
5. Siswa aktif mencari data. √
6. Siswa kreatif dalam mencari data dari sumber √
lain.
7. Siswa mengajukan pertanyaan sesuai dengan
masalah yang dikaji. √
8. Siswa menghargai pendapat teman. √
9. Siswa menganalisis data secara sederhana √
10. Siswa menemukan konsep materi yang dikaji √
dengan bimbingan guru.
11. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan √
materi yang telah di pelajari
12. Siswa melaksanakan tugas dengan tertib √
Jumlah 31
Presentase 100%

Observer

Gris Enike S.Pd


NIP. 19860312 201406 2 002
Lampiran 10

DAFTAR HASIL BELAJAR SISWA


Satuan Pendidikan : SDN 01 Tabek Patah
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)
Sub Tema : Organ Gerak Hewan (Sub Tema 1)
Siklus : Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

PraSiklsu Siklus I Siklus II


No Nama
Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket
1 Adya Virgina D 40 TL 50 TL 70 TL
2 Ahmad Nabil 60 TL 70 TL 80 L
3 Airini Melani Putri 75 L 85 L 85 L
4 Algiyasri Luthfi D 75 L 80 L 100 L
5 Alifatul Husaini 75 L 80 L 85 L
6 Andre Setiawan 60 TL 70 TL 85 L
7 Arumi Fathehana A 75 L 85 L 90 L
8 Bunga Yetriyani 65 TL 70 TL 80 L
9 Fahlan Amanda A 60 TL 80 L 85 L
10 Farel Yusfa 60 TL 70 TL 85 L
11 Fhatiya Rumaysha 60 TL 70 TL 80 L
12 Habibi Ramadani 70 TL 80 L 100 L
13 Johan Juanda 65 TL 70 TL 80 L
14 Kenzo Namara 60 TL 75 L 80 L
15 Kirana Althafunnisa 75 L 85 L 100 L
16 Muhammad Ikbal 55 TL 70 TL 80 L
17 Nikmatul Akbar J 65 TL 75 L 80 L
18 Putri Nurul Syafina 75 L 80 L 100 L
19 Rahmad Afdol I 50 TL 60 TL 70 TL
20 Ratu Adri N 55 TL 70 TL 85 L
21 Rangga Saputra 75 L 90 L 95 L
22 Rohim 65 TL 75 L 85 L
23 Sayyidina Asyraf 60 TL 70 TL 80 L
24 Shindi Febiola S 70 TL 80 L 85 L
25 Yorien Allesandra 75 L 90 L 100 L
26 Yuga Mei Saputra 75 L 85 L 90 L
Jumlah 1695 1965 2235
Rata-Rata Nilai 65.1 75.5 85.9
Jumlah Siswa yang Lulus 9 orang 15 orang 24 orang
Persentase Rata – Rata Kelulusan 34.6% 57% 92%
Lampiran 11

PERSENTASE PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA


Satuan Pendidikan : SDN 01 Tabek Patah
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)
Sub Tema : Organ Gerak Hewan (Sub Tema 1)
Siklus : Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Persentase
No Nama
Siklus I Siklus II
1 Adya Virgina D 60% 75%
2 Ahmad Nabil 80% 80%
3 Airini Melani Putri 60% 80%
4 Algiyasri Luthfi D 80% 85%
5 Alifatul Husaini 55% 80%
6 Andre Setiawan 65% 85%
7 Arumi Fathehana A 55% 80%
8 Bunga Yetriyani 65% 75%
9 Fahlan Amanda A 65% 77%
10 Farel Yusfa 80% 75%
11 Fhatiya Rumaysha 55% 75%
12 Habibi Ramadani 80% 85%
13 Johan Juanda 60% 70%
14 Kenzo Namara 80% 85%
15 Kirana Althafunnisa 80% 90%
16 Muhammad Ikbal 80% 85%
17 Nikmatul Akbar J 65% 85%
18 Putri Nurul Syafina 80% 80%
19 Rahmad Afdol I 65% 75%
20 Ratu Adri N 80% 85%
21 Rangga Saputra 75% 85%
22 Rohim 65% 80%
23 Sayyidina Asyraf 80% 85%
24 Shindi Febiola S 65% 75%
25 Yorien Allesandra 80% 95%
26 Yuga Mei Saputra 65% 90%
Rata-rata 70% 81%
Nilai Tertinggi 80% 95%
Nilai Terendah 55% 75%
Lampiran 12

INSTRUMEN OBSERFASI KEAKTIFAN SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II

No Aspek penilaian Skor & Kategori Kriteria


1. Rasa Ingin Tahu 5. Sangat baik Bertanya minimal 3 pertanyaan.
4. Baik Bertanya 2 pertanyaan atau lebih dengan sikap yang
santun.
3. Cukup Bertanya minimal 1 pertanyaan dengan sikap yang
santun.
2. Kurang Siswa bertanya minimal 1 pertanyaan dengan sikap
yang kurang santun.
1.Sangat Kurang Siswa pasif (tidak bertanya)
2. Tanggung Jawab 5. Sangat baik Mengerjakan tugas, bertanya kepada guru dengan
sikap yang santun.
4. Baik Merespons perkataan guru mengerjakan tugas
dengan penuh tanggung jawab.
3. Cukup Mengerjakan tugas denagan penuh rasa antusias.
2. Kurang Mengerjakan tugas dengan sikap yang kurang
antusias
1.Sangat Kurang Tidak berinteraksi dengan guru atau teman
3. Bekerja Sama 5. Sangat baik Ikut terlibat dalam diskusi kelompok,
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat
siswa lain dan kemampuan menyimpulkan hasil
diskusi.
4. Baik Ikut terlibat dalam diskusi kelompok,
mengemukakan pendapat, dan menghargai
pendapat siswa lain.
3. Cukup Ikut terlibat dalam diskusi kelompok dan
mengemukakan pedapat.
2. Kurang Ikut terlibat dalam diskusi kelompok.
1.Sangat Kurang Tidak terlibat dalam diskusi Kelompok
4. Percaya diri 5. Sangat baik Mendengarkan, mencatat penjelasan guru, mencari
buku pedoman belajar dan mengikuti pembelajaran
penuh.
4. Baik Mendengarkan, mencatat penjelasan guru dan
mengikuti pembelajaran penuh.
3. Cukup Mendengarkan dan menghadiri mata pelajaran
penuh
2. Kurang Menghadiri pelajaran secara penuh tetapi kurang
memperhatikan pelajaran
1.Sangat Kurang Tidak hadir pada mata pelajaran yang bersangkutan.
Lampiran 13

LEMBAR KEAKTIFAN DAN SIKAP BELAJAR SISWA SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SDN 01 Tabek Patah


Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)

Aspek Penilaian Jumlah %


No Nama Rasa ingin Bekerja Tanggung Percaya
tahu Sama Jawab diri
skor keaktifan
1 Adya Virgina D 3 3 3 3 12 60%
2 Ahmad Nabil 4 4 4 4 16 80%
3 Airini Melani Putri 3 3 3 3 12 60%
4 Algiyasri Luthfi D 4 4 4 4 16 80%
5 Alifatul Husaini 3 3 3 2 11 55%
6 Andre Setiawan 4 3 3 3 13 65%
7 Arumi Fathehana A 2 3 3 3 11 55%
8 Bunga Yetriyani 3 4 3 3 13 65%
9 Fahlan Amanda A 4 3 3 3 13 65%
10 Farel Yusfa 4 4 4 4 16 80%
11 Fhatiya Rumaysha 2 3 3 3 11 55%
12 Habibi Ramadani 4 4 4 4 16 80%
13 Johan Juanda 3 3 3 3 12 60%
14 Kenzo Namara 4 4 4 4 16 80%
15 Kirana Althafunnisa 4 4 4 4 16 80%
16 Muhammad Ikbal 4 4 4 4 16 80%
17 Nikmatul Akbar J 4 3 3 3 13 65%
18 Putri Nurul Syafina 4 4 4 4 16 80%
19 Rahmad Afdol I 4 3 3 3 13 65%
20 Rangga Saputra 4 3 4 5 16 80%
21 Ratu Adri N 4 4 4 3 15 75%
22 Rohim 4 3 3 3 13 65%
23 Sayyidina Asyraf 4 4 4 4 16 80%
24 Shindi Febiola S 4 3 3 3 13 65%
25 Yorien Allesandra 4 4 4 4 16 80%
26 Yuga Mei Saputra 4 3 3 3 13 65%
Jumlah Skor 364
70%
Skor Ideal 520
Lampiran 14

LEMBAR KEAKTIFAN DAN SIKAP BELAJAR SISWA SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SDN 01 Tabek Patah


Kelas / Semester : 5/1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)

Aspek Penilaian Jumlah %


No Nama Rasa ingin Bekerja Tanggung Percaya
skor Keaktifan
tahu Sama Jawab diri
1 Adya Virgina D 3 4 4 4 15 75%
2 Ahmad Nabil 4 4 4 4 16 80%
3 Airini Melani Putri 4 4 4 4 16 80%
4 Algiyasri Luthfi D 5 4 4 4 17 85%
5 Alifatul Husaini 4 4 4 4 16 80%
6 Andre Setiawan 4 5 4 4 17 85%
7 Arumi Fathehana A 4 4 4 4 16 80%
8 Bunga Yetriyani 3 4 4 4 15 75%
9 Fahlan Amanda A 4 3 4 4 15 77%
10 Farel Yusfa 4 4 4 3 15 75%
11 Fhatiya Rumaysha 3 4 4 4 15 75%
12 Habibi Ramadani 4 4 4 5 17 85%
13 Johan Juanda 3 3 4 4 14 70%
14 Kenzo Namara 4 4 4 5 17 85%
15 Kirana Althafunnisa 4 4 5 5 18 90%
16 Muhammad Ikbal 4 5 4 4 17 85%
17 Nikmatul Akbar J 5 4 4 4 17 85%
18 Putri Nurul Syafina 4 4 4 4 16 80%
19 Rahmad Afdol I 4 4 3 4 15 75%
20 Rangga Saputra 4 4 4 5 17 85%
21 Ratu Adri N 4 5 4 4 17 85%
22 Rohim 4 3 4 5 16 80%
23 Sayyidina Asyraf 4 4 5 4 17 85%
24 Shindi Febiola S 4 3 4 4 15 75%
25 Yorien Allesandra 5 4 4 5 19 95%
26 Yuga Mei Saputra 4 5 4 5 18 90%
Jumlah Skor 423
81%
Skor Ideal 520

Lampiran 15
DOKUMENTASI

1. PROSES PEMBELAJARAN PRA SIKLUS

2. PELAKSANAAN PRETEST
3. PENGARAHAN GURU SEBELUM MELAKSANAKAN SIKLUS I

4. PEMBAGIAN KELOMPOK BELAJAR


5. DISKUSI KELOMPOK SIKLUS I

6. PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS I


7. GURU MEMONITORING TIAP KELOMPOK PADA SIKLUS I

8. PRESENTASI PERKELOMPOK PADA SIKLUS I


9. PENGARAHAN GURU SEBELUM MELAKSANAKAN SIKLUS II

10. DISKUSI KELOMPOK SIKLUS II


11. PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS II

12. GURU MEMONITORING TIAP KELOMPOK PADA SIKLUS II


13. PRESENTASI PERKELOMPOK PADA SIKLUS II

14. KEGIATAN EVALUASI


15. KEGIATAN EVALUASI

16. PENGAWASAN PADA KEGIATAN EVALUASI

You might also like