Professional Documents
Culture Documents
Resume 8 Inklusi
Resume 8 Inklusi
Tentang
Disusun Oleh :
18 BKT 12
2020
A. Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar (dalam Maulana, 2007) adalah suatu gangguan dalam satu atau
lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa
ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk
kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau
berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perseptual, luka
pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak-
anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya
hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karena tunagrahita,
karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi.
Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di
rumah. Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan
berbeda dengan anak-anak yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang
terlalu diberikan perhatian. Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan
anak, apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan terpisah. Hal ini
tentunya juga memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak.
b. Faktor non-sosial
Faktor non-sosial yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah
kesulitan belajar adalah faktor guru di sekolah, kemudian alat-alat pembelajaran,
kondisi tempat belajar, serta kurikulum.
Lambat belajar (dalam Maulana, 2007) adalah istilah yang digunakan untuk
menyebut anak yang mempunyai intelegensi di bawah rata-rata, tetapi di atas golongan
tunagrahita mampu didik. Orang sering menyebut dengan istilah slow learner, di sekolah
sering dikatakan anak yang bodoh, meskipun tidak selalu anak yang dikatakan bodoh itu
adalah slow learner (lambat belajar). Anak golongan ini apabila dimasukkan pada
sekolah luar biasa bagian C tuna grahita) tidak cocok sebab anak ini menjadi paling
pandai, paling cepat belajar, sedangkan kalau dimasukkan ke sekolah umum menjadi
paling bodoh. Meskipun prestasi anak lambat belajar ini selalu rendah, namun bukan
termasuk anak terbelakang mental. Dikatakan anak lambat belajar masih mampu
mengikuti pelajaran sekolah umum seperti anak-anak normal (Sutratinah, 2001).
Lamban belajar atau slow learner (dalam Maulana, 2007) adalah anak yang
memiliki potensi intelektual sedikit di bawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita.
Dalam beberapa hal mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon
rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik dibanding dengan yang
tunagrahita, lebih lamban dibanding dengan yang normal, mereka butuh waktu yang lebih
lama dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun
nonakademik.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Purwandari (Sutratinah, 2001) ternyata anak
lambat belajar (Slow Learner) mempunyai ciri-ciri emosi sebagai berikut :
1. Daya konsentrasi rendah
Anak sering menampakkan sikap cepat bereaksi terhadap rangsang tanpa ada
pertimbangan pemikiran terlebih dahulu. Bila tidak diberi tugas akan nampak kecewa.
C. Autisme
1. Komunikasi
2. Interaksi sosial
3. Perilaku
4. Gangguan sensoris
1. Faktor neurobiologis
2. Masalah genetik
Masalah pada masa kehamilan dan proses melahirkan memiliki resiko autisme
terutama yang terjadi pada masa delapan minggu pertama kelahiran. Ibu yang
mengonsumsi alkohol, terkena virus rubella, menderita infeksi kronis atau
mengonsumsi obat-obatan terlarang diduga mempertinggi resiko autisme. Proses
melahirkan yang sulit sehingga bayi kekurangan oksigen juga diduga berperan dalam
penyebab autisme.
Keracunan logam berat merupakan kondisi yang sering dijumpai ketika anak
dalam kandungan. Keracunan logam seperti timbal, merkuri, cadmium, spasma
infantile, rubella kongenital, sclerosis tuberosa, lipidosis serebral, dan anomaly
kromosom X. Racun dan logam berat dari lingkungan, berbagai racun yang berasal
dari pestisida, polutan udara, dan cat tembok dapat mempengaruhi kesehatan janin.
5. Terinfeksi virus
Lahirnya anak autisme diduga dapat disebabkan oleh virus seperti rubella,
toxoplasmolis, herpes, jamur, nutrisi yang buruk, pendarahan, dan keracunan
makanan pada masa kehamilan yang dapat menghambat pertumbuhan sel otak yang
menyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung terganggu terutama fungsi
pemahaman, komunikasi, dan interaksi.
D. Anak Tunaganda
Faktor ini berasal dari keturunan atau gen yang dibwakan oleh orangtuanya.
Faktor ini disebabkan karena anak mengalami sakit parah atau kronis,
kecelakaan atau karena salah mengonsumsi obat.
DAFTAR PUSTAKA
Maulana. 2007. Mendidik Anak Autis dan Gangguan Mental Lain Menuju Anak Cerdas dan
Sehat. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media Group.
Bumi Aksara.
Veskarisyanti, G. A. 2008. 12 Terapi Autis Paling Efektif dan Hemat : Untuk Autisme,