You are on page 1of 11

MODUL PERKULIAHAN

PANCASILA
Makna pancasila dalam sistem filsafat dan dasar
ilmu

Kode Mata Kuliah : 12121E5BA


Fakultas : Ilmu Komunikasi Tatap Muka

Program Studi : Public Relations


05 Disusun Oleh : Anitasari, M.I.Kom

Elvira Junisa, M.Pd


ABSTRAK TUJUAN
Pancasila dalam kajian Mahasiswa mampu
sejarah bangsa Indonesia memahami makna
Presiden Soekarno pernah pancasila dalam sistem
mengatakan jangan sekali- filsafat dan dasar ilmu
kali meninggalkan sejarah.
Dari perkataan tersebut
dapat dimaknai bahwa
sejarah mempunyai fungsi
yang beragam bagi
kehidupan

2019
Pancasila Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Anitasari, M.I.Kom http://www.undira.ac.id
Elvira Junisa., M.Pd
PEMBAHASAN

Filsafat berasal dari bahasa Yunani “philein” yang berarti cinta dan “shopia” yang berarti kebijaksanaan.
Jadi, filsafat menurut asal katanya berarti cinta akan kebijaksanaan,atau mencintai kebenaran/pengetahuan.
Dengan demikian,filsafat secara sederhana dapat di artikan sebagai keinginan yang sungguh- sungguh untuk
mencari kebenaran yang sejati. Filsafat merupakan induk dari ilmu pengetahuan menurut J. Gredt dalam bukunya
“elementa philosophiae” , filsafat sebagai “ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip – prinsip mencari sebab
musebabnya yang terdalam”.
Filsafat secara harafiah berasal dari bahasa Yunani, yakni philo-sophia. Kata philo/philein memiliki arti
cinta, dan sophia/sophos memiliki arti hikmah atau kebijaksanaan. Maka filsafat memiliki arti mencintai sesuatu
hhal yang memiliki sifat bijaksana. Filsafat sendiri merupakan ilmu atau teori yang menjadi dasar alam pikiran
dalam melakukan suatu kegiatan. Dan makna filsafat menurut D. Runes ialah sebuah ilmu yang paling umum
yang mengandung usaha untuk mencari kebijakan dan cinta akan kebijakan.
Sebagai sebuah filsafat, di dalam Pancasila terkandung sebuah pandangan, nilai-nilai serta suatu
pemikiran yang menjadikannya inti utama dari sebuah ideologi. Pancasila sebagai sebuah filsafat merupakan
cerminan sebuah pemikiran yang kristis dan rasoinal secara mendasar dan menyeluruh. Filsafat Pancasila
ditujukan untuk semua orang dan bukan hanya untuk bangsa Indonesia saja, sebab didalamnya terkandung
konsep kehidupan secara luas dan tidak terbatas. Didalam fisafat Pancasila ada beberapa sudut pandang yang
mendasarinya, diantaranya sebagai berikut.

Ontologi
D. Runes mengungkapkan, ontologi merupakan teori tentang suatu keberadaan atau eksistensi. Sedangkan
menurut pemikiran Aristoteles mengenai filsafat terutama, ontologi merupakan ilmu yang menyelidiki tentang
sebuah hakikat sesuatu hal yang memiliki arti yang sama dengam metafisika. Jadi dengan pemjelasan tersebut,
ontologi ialah suatu bidang filsafat yang mendalami sebuah makna tentag sebuah keberadaan sesuatu hal
(eksistensi). Bidang ontologi meliputi keberadaan manusia, benda, dan alam semesta beserta segala isinya.
Dalam aspek ontologi, “keberadaan” Pancasila merupakan sesuatu hal yang nyata dan realistis. Sebab didalam
Pancasila menjelaskan tentang keberadaan Tuhan serta kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk adalah
sesuatu yang nyata (real). Seperti yang tertera pada sila pertama, “Ketuhanan yang Maha Esa”. Bahwa Pancasila
secara ontologi mengakui keberadaan Tuhan yang memiliki kuasa dan sebagai pencipta alam semesta.

2019
Pancasila Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Anitasari, M.I.Kom http://www.undira.ac.id
Elvira Junisa., M.Pd
Epistemologi
Epistemologi merupakan cabang ilmu filsafat yang mendalami tentang dasar-dasar, asal muasal, ketentuan,
susunan metode dan kesahihan sebuah ilmu pengetahuan. Maka dari segi epistemologi Pancasila merupakan
sebuah ilmu pengetahuan yang dapat dibuktikan dan memiliki dasar-dasar yang memiliki kekuatan hukum.
Sebagaimana yang tercantum dalan UUD 1945.

Aksiologi
Aksiologi merupakan ilmu filsafat yang mendalami tentang makna, sumber dan jenis sebuah nilai serta tingkatan
dan hakikat yang terkandung didalam sebuah nilai tersebut. Dilihat dari segi aksiologi, Pancasila memiliki nilai-
nilai yang mendasari terciptanya sebuah hak dan kewajiban warga negara didalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang majemuk. Nilai-nilai tersebut merupakan cerminan dari kehidupan bangsa yang
memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat

Filsafat Pancasila merupakan sistem ialah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling memiliki keterkaitan,
keterikatan dan saling bekerjasama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh yang dinamakan sebuah kesatuan organis. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada
dasarnya menggunakan beberapa pendekatan untuk menyelami nilai-nilai pokok yang mendasarinya, beberapa
penjelasannya sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan pendekatan secara deduktif yakni dengan mencari hakikat serta menganalisis isi
dari Pancasila itu sendiri dan menyusunnya secara sistematis menjadi suatu keutuhan pandangan yang
komprehensif.
2. Dengan menggunakan pendekatan secara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala yang timbul
dalam kehidupan sosial dan budaya pada masyarakat kemudian merefleksikannya lantas menarik arti
serta makna yang hakiki dari gejala-gejala yang timbul tersebut.
Pancasila sebagai filsafat mengandung sebuah pandangan, konsep-konsep kebenaran dan cara berpikir yang
menjadikan Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa Indonesia. Pancasila memiliki fungsi dasar negara bagi
suatu negara yang sesungguhnya ditujukan bukan hanya untuk bangsa Indonesia nammun juga pada kehidupan
manusia secara menyeluruh. Didalam Pancasila yang terdiri dari lima sila yang pada hakikatnya merupakan
sebuah sistem filsafat.

2019
Pancasila Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Anitasari, M.I.Kom http://www.undira.ac.id
Elvira Junisa., M.Pd
Prinsip Filsafat Pancasila

Pancasila memiliki lima sila didalamnya yang antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang tidak
dapat dipisahkan, artinya kelima sila didalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
berdiri sendiri. Pada prinsipnya Pancasila ditinjau dari teori kausa (sebab) yang dikemukakan oleh Aristoteles,
adalah sebagai berikut.
a. Kausa Material, yakni sebuah sebab yang memiliki hubungan dengan materi atau bahan. Materi maupun
bahan dasar Pancasila berasal dari nilai-nilai kehidupan sosial serta kebudayaan yang telah ada dan
berkembang di tengah masyarakat Indonesia sendiri.
b. Kausa Formalis, yakni sebuah sebab yang memiliki hubungan dengan asal-mula sebuah bentuk.
Pancasila sebagai Ideologi negara merujuk pada proses pembentukan Pancasila yang kemudian
dirumuskan hingga menjadi Pancasila yang dimuat dalam UUD 1945. (baca juga: Manfaat UUD Republik
Indonesia tahun 1945 bagi warga serta bangsa dan negara)
c. Kausa Finalis, yakni sebuah sebab yang terkait dengan asal mula sebuah tujuan. Para anggota BPUPKI
dan panitia sembilan yang menentukan tujuan perumusan Pancasila sebagai ideologi negara dan bangsa
yang merdeka.BPUPKI – Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
d. Kausa Efisien, tentang asal mula sebuah karya. Kegiatan-kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam melahirkan
Pancasila melalui sidang bersama, merupakan kausa efisien yang membentuk Pancasila sebagai dasar
negara.

Pokok-pokok atau intisari (nilai esensi) sila-sila didalam Pancasila ialah, Tuhan sebagai kausa prima(utama).
Manusia sebagai makhluk individu dan juga sosial, satu merupakan kesatuan yang memiliki kepribadian sendiri.
Rakyat sebagai suatu unsur mutlak sebuah negara, harus bekerja sama serta bergotong royong. Dan adil, yang
memiliki makna memberikan keadilan kepada diri sendiri maupun pada orang lain yang telah menjadi haknya.

Pancasila sebagai sebuah filsafat memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri yang sangat berbeda dengan
filsafat lainnya, yaitu sila-sila dalam pancasila merupakan sebuah suatu kesatuan sistem yang bulat, utuh dan
meyeluruh (totalitas). Yang membuatnya saling memiliki keterkaitan yang sama dan tidak dapat dipisah maupun
diganti.

2019
Pancasila Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Anitasari, M.I.Kom http://www.undira.ac.id
Elvira Junisa., M.Pd
a. Filsafat pancasila

Menurut Ruslan Abdul Gani,bahwa pancasila merupakan Negara yang lahir collective idiologi (cita–cita
bersama ). Dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat,karena pancasila merupakan
hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father bangsa Indonesia, kemudian di
tuangkan dalam suatu “ system “ yang tepat. Adapun menurut Notonagoro, filsafat pancasila member
pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakekat pancasila

b. Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila

Sebagai, filsafat pancasila memiliki karakteristik system filsafat tersendiri yang berbeda dengan
filsafat lainnya. Diantaranya:

1. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sebagai satu totalitas). Dengan
pengertian lain, apabila tidak bulat dan tidak utuh atau satu sila dengan sila yang lainnya terpisah-
pisah,maka ia bukan pancasila.
2. Susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh :
• Sila 1, meliputi,mendasari,menjiwa:sila 2,3,4 dan 5
• Sila 2,diliputi,didasari,dan dijiwai sila 1,serta mendasari dan menjiwai sila 3,4,dan 5
• Sila 3,meliputi,mendasari,dan menjiwai sila 1,2 serta mendasari jiwa ;sila 4 dan 5
• Sila 4, meliputi,didasari,dan di jiwai sila 1,2,dan 3,serta mendasari dan menjiwai sila 5
• Sila 5,meliputi didasari,dan dijiwai sila 1,2,3 dan 4
• Pancasila sebagai suatu substansi. Artinya unsur asli/permanen/primer pancasila sebagai suatu
yang ada mandiri,yaitu unsure-unsurnya berasal dari dirinya sendiri
3. Prinsip – prinsip filsafat pancasila
Pancasila ditinjau dari Kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kausal Materialis,maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan

2. Kausal Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya sebab yang
berhubungan dengan bentuknya, pancasila yang ada pada pembukaan UUD 45 memenuhi bsyarat formal
(kebenaran formal;
3. Kausal Efisiens, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI idalam menyusun dan merumuskan
pancasila menjadi dasar Negara Indonesia merdeka; serta

2019
Pancasila Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Anitasari, M.I.Kom http://www.undira.ac.id
Elvira Junisa., M.Pd
4. Kausa finalis, maksudnya berhubngan dengan tujuannya ,yaitu tujuan diusu’kannya pancasila
sebagai dasar Negara Indonesia merdeka.
Inti atau esensi sila- sila pancasila meliputi:
1. Tuhan,yaitu sebagai kausa prima;
2. Manusia, yaitu mahluk individu dan mahluk sosial;
3. Satu, yaitu kesatuan memiliki milik kepribadian sendiri;
4. Rakyat,yaitu unsur mutlak Negara,harus bekerja sama dengan bergotongroyong,;serta
5. Adil,yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

FUNGSI DAN TUJUAN FILSAFAT PANCASILA

1. Cita-cita Nasional
Cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana telah dirumuskan oleh para bapak pendiri
Negara kita yaitu : “Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Para pendiri
Negara kita telah sepakat bahwa landasan,pangkal tolak ukur atau platform untuk mencapai cita-
cita tersebut, ialah Pancasila. Oleh karena itu, seluruh warga Negara baik yang duduk di
pemerintahan Negara, yang duduk di organisasi politik atau organisasi sosial maupun warga
Negara pada umumnya, berangkat dari pangkal tolak perjuangan yang sama, yaitu Pancasila.
Sehingga bangsa Indonesia memiliki wawasan yang sama dalam mewujudkan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Wawasan itu adalah wawasan nasional.
2. Tujuan Nasional
Tujuan nasional Indonesia yang ada pada pembukaan undang-undang dasar 1945 adalah
mencakup tiga hal, yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Dari ketiga point di atas maka dapat kita simpulkan bahwa negara Indonesia melindungi negara
tanah air dan seluruh warga negara indonesia baik yang berada di dalam maupun di luar negeri.
Selain itu negara kita menginginkan situasi dan kondisi rakyat yang bahagia, makmur, adil,
sentosa, dan lain sebagainya. Di samping itu negara indonesia turut berperan aktif dalam menjaga
perdamaian dunia untuk kepentingan bersama serta tunduk pada perserikatan bangsa-bangsa
atau disingkat PBB.

2019
Pancasila Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Anitasari, M.I.Kom http://www.undira.ac.id
Elvira Junisa., M.Pd
3. Visi, Misi, Kompetensi Pendidikan Pancasila

1. Visi Pendidikian Pancasila


Sumber nilai dan pedoman penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan
mahasiswa mengembangkan kepribadiannya selaku warga negara yang berperan aktif
menegakan demokrasi menuju masyarakat madani.
2. Misi Pendidikan Pancasila
Membantu mahasiswa selaku warga negara agar mampu mewujudkan nilai-nilai dasar
perjuangan bangsa indonesia serta kesadaran berbangsa bernegara dalam menerapkan
ilmunya secara bertanggung jawab terhadap kemanusiaan.

3. Kompetensi Pendidikan Pancasila


4. Menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasional, dan dinamis, berpandangan luas
sebagai manusia intelektual, serta mengantarkan mahasiswa selaku warga negara ri yang
memiliki:
a. Wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dengan perilaku cinta tanah air

b. Wawasan kebangsaan , kesadaran berbangsa demi ketahanan nasional

c. Pola pikir, sikap yang komprehensip integral pada seluruh aspek kehidupan nasional

4. Fungsi dan Tujuan Pancasila

a. Pancasila sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga disebut sebagai Dasar Falsafah Negara
ataupun sebagai ideologi Negara, hal ini mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar
mengatur penyelenggaraan pemerintahan.
Pancasila sebagai dasar Negara ditegaskan lagi dengan adanya Ketetapan MPR No.
XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan P4 dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai
Dasar Negara. Pada Ketetapan ini dinyatakan bahwa Pancasila sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah dasar Negara dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten. Dalam penjelasan Ketetapan
inipun dinyatakan bahwa kedudukan Pancasila sebagia Dasar Negara di dalamnya mengandung
makna sebagai Ideologi Nasional, Cita-cita dan Tujuan Negara.

2019
Pancasila Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Anitasari, M.I.Kom http://www.undira.ac.id
Elvira Junisa., M.Pd
Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai kaidah
Negara yang fundamental atau mendasar, sehingga sifatnya tetap, kuat dan tidak dapat dirubah
oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil pemilihan umum.
Mengubah Pancasila berarti membubarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang di
proklamirkan tanggal 17 Agustus 1945. Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai makna yaitu:

• Sebagai dasar untuk menata Negara yang merdeka dan berdaulat;


• Sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan aparatur Negara yang bersih dan
berwibawa, sehingga tercapai tujuan nasional; yang tercntum dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 alinea ke 4; dan
• Sebagai dasar, arah dan petunjuk aktifitas perikehidupan bangsa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional
Istilah ini merupakan istilah baru dalam tata hukum Indonesia, yaitu muncul pasca reformasi
melalaui Tap MPR No. III/2000, yang kemudian diubah dengan UU No. 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dinyatakan bahwa :

• Sumber hukum terdiri atas sumber hokum tertulis dan tidak tertulis.
• Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana yang tertulis dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, serta Batang Tubuh Undang-Undang Dasar
1945.
Dalam ilmu hukum istilah sumber hukum berarti sumber nilai-nilai yang menjadi penyebab
timbulnya aturan hukum. Jadi dapat diartikan Pancasila sebagai Sumber hukum dasar nasional,
yaitu segala aturan hukum yang berlaku di negara kita tidak boleh bertentangan dan harus
bersumber pada Pancasila.

c. Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia


Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa atau Way of Life mengandung makna bahwa
semua aktifitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila daipada
Pancasila, karena Pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber
dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan
bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut yaitu :

2019
Pancasila Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Anitasari, M.I.Kom http://www.undira.ac.id
Elvira Junisa., M.Pd
• Nilai dan jiwa Ketuhanan – keagamaan
• Nilai dan jiwa kemanusiaan
• Nilai dan jiwa persatuan
• Nilai dan jiwa kerakyatan – demokrasi
• Nilai dan jiwa keadilan sosial

d. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia


Walaupun nama atau kata Pancasila diperkenalkan kembali tanggal 1 Juni 1945 oleh Bung
Karno, namun pada dasarnya jiwa Pancasila telah ada sejak berabad-abad lamanya dalam
kehidupan Bangsa Indonesia dan bahkan menurut AG. Pringgodigdo bahwa Pancasila sebagai
jiwa bangsa lahir bersamaan adanya Bangsa Indonesia. Jadi Pancasila lahir dari jiwa kepribadian
bangsa Indonesia yang terkristalisasi nilai-nilai yang dimilikinya.

e. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia


Pada saat bangsa Indonesia bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka,
bangsa Indonesia telah sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan
itu terwujud pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh bangsa Indonesia.

f. Pancasila sebagai Ideologi Negara


Diatas telah dijelaskan bahwa ideologi dalam arti sehari-hari adalah cita-cita yang
merupakan dasar, pandangan, atau paham. Jadi Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan
tujuan bersama Bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam Pembangunan Nasional yaitu
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan
Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan RI yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan
rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

g. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa


Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah Nusantara yang terdiri dari berbagai pulau-
pulau, maka sangat tepat apabila Pancasila dijadikan Pemersatu Bangsa, hal ini dikarenakan
Pancasila mempunyai nilai-nilai umum dan universal sehingga memungkinkan dapat
mengakomodir semua perikehidupan yang berbhineka dan dapat diterima oleh semua pihak.

2019
Pancasila Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Anitasari, M.I.Kom http://www.undira.ac.id
Elvira Junisa., M.Pd
DAFTAR DAFTAR PUSTAKA
kapustakapustaka
Karim, M. Abdul. 2014. Islam Nusantara. Yogyakarta: Gramasurya.

Karim, M. Abdul. 2004. Menggali Muatan Pancasila dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: Surya Raya.

Pasha, Musthofa Kamal dkk. 2003. Pancasila dalam Tinjauan Historis, Yuridis dan Filosofis. Yogyakarta: Citra
Karsa Mandiri.

Muhamad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonnesia, Refika Aditama, Bandung, 2010.

Derita Prapti Rahayu, Budaya Hukum Pancasila, Thafamedia, Yogyakarta, 2014.

Ni’matul Huda, Kedudukan Peraturan Daerah Dalam Hierarki Peraturan Perundang-undangan, Jurnal Hukum, Vol
13 No. 1 Januari 2006.

I Gde Pantja Astawa dan Suprin Na’a, Dinamika Hukum dan Ilmu Perundang-undangan di Indonesia, Alumni,
Bandung, 2008.

Teguh Prasetyo dan Arief Purnomisidi, Membangun Hukum Berdasarkan Pancasila, Nusamedia, Bandung, 2014

Otong Rosadi dan Andi Desmon, Studi Politik Hukum : Suatu Optik Ilmu Hukum, Thafamedia, Yogyakarta, 2013.

2019
Pancasila Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Anitasari, M.I.Kom http://www.undira.ac.id
Elvira Junisa., M.Pd

You might also like