Professional Documents
Culture Documents
Bab Xiia. Spesifikasi Teknis Tasikagung Rembang
Bab Xiia. Spesifikasi Teknis Tasikagung Rembang
SPESIFIKASI TEKNIS
PERSYARATAN
UMUM
A. Ketentuan Umum
1. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar serta penuh
dengan tanggung jawab dan teliti sesuai dengan ketentuan Kontrak;
2. Seluruh cara dan prosedur yang diikuti, termasuk semua pekerjaan sementara yang
akan dilaksanakan, semuanya harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.
C. Rencana Kerja
1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal Surat Keputusan Pemberian
Pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan Kepada Direksi Lapangan untuk mendapat
persetujuannya antara lain:
a) Suatu rencana kerja atau jadwal waktu pelaksanaan dalam bentuk Bar Chart
yang lengkap dan terperinci, meliputi seluruh pekerjaan seperti dimaksud
dalam Dokumen Kontrak.
b) Keterangan lengkap mengenai organisasi dan Personalia yang akan
melaksanakan tugas pekerjaan.
c) Jadwal Pengerahan Tenaga Kerja.
d) Jadwal penyediaan bahan bangunan dan peralatan serta perlengkapan
lainnya.
2. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja yang telah
diajukan tersebut di atas.
2. Tanah tempat pekerjaan dalam keadaan pada waktu Penawaran termasuk segala
sesuatu yang berada dalam batas-batas yang ditentukan, diserahkan tanggung jawab
kepada Kontraktor. Namun demikian, semua benda yang ditemukan di Lapangan
tersebut, tetap menjadi milik Pemberi Tugas (Bouwheer).
E. Setting Out
1. Untuk menentukan posisi dan ketinggian bangunan di lapangan Pemborong harus
melakukan pengukuran dilapangan secara teliti dan benar, sesuai dengan referensi
Benchmark atau titik tetap dilapangan seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas
petunjuk Pengawas Lapangan.
3. Dalam hal terdapat perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil
pengukuran yang dilaksanakan pemborong dilapangan, maka sebelum melanjutkan
pekerjaan yang mungkin dipengaruhi perbedaan tersebut, pemborong harus
melaporkan hal ini kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan keputusan dan
dinyatakan dalam Berita Acara.
4. Keputusan akan hasil pengukuran oleh Pemborong akan didasarkan atas keamanan
konstruksi dan kelancaran operasional.
2. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan bangunan dan jalur
pengangkutan material dibuat oleh Pemborong dengan persetujuan Pengawas
Lapangan.
G. Material
1. Material yang akan dipakai dalam pekerjaan-pekerjaan ini diutamakan produksi
dalam negeri yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2. Jika pemborong mengajukan bahan lain yang akan digunakan selain yang
disyaratkan, maka mutunya minimal harus sama dengan yang disyaratkan dalam
dokumen tender. Sebelum pemesanan bahan harus diberitahukan pada Pengawas
Lapangan yang meliputi jenis, kualitas dan kuantitas bahan yang dipesan, untuk
mendapat persetujuan.
3. Penumpukan material harus pada tempat yang baik agar mutu dari material dapat
terjaga
H. Lalu Lintas
1. Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan
pekerjaan, Pemborong harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu
kelancaran operasional atau menimbulkan kerusakan terhadap jalan yang telah ada
I. Cuaca
1. Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak mengizinkan yang mengakibatkan
penurunan mutu suatu pekerjaan.
J. ServiceSementara
1. Pemborong harus menyediakan air dan listrik yang diperlukan selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung.
2. As Built Drawing
Apabila terdapat perbedaan antara gambar-gambar dengan pelaksanaan pekerjaan
(atas persetujuan Pengawas Pekerjaan Lapangan), maka segera setelah pelaksanaan
bagian pekerjaan tersebut harus membuat As Built Drawing. Setelah seluruh
pekerjaan selesai dilaksanakan, pemborong diwajibkan membuat gambar-gambar
dari seluruh pekerjaan termasuk perubahan-perubahan yang dilaksanakan di
lapangan. Gambar-gambar As Built Drawing dibuat dengan menggunakan software
Auto Cad, dan dicetak rangkap 4 (empat) serta file As Built Drawing diserahkan
kepada Pengawas pekerjaan.
c) Di dalam Laporan Harian harus tercantum keadaan cuaca, bahan yang masuk,
jumlah pekerja/pegawai/karyawan, catatan-catatan tentang perintah-perintah
dari Pemberi Tugas / Direksi atau wakilnya dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
d) Jumlah pekerja setiap hari dicatat menurut golongan dan upah. Daftar pekerja
ini setiap waktu dapat diperiksa oleh Pemberi Tugas, dan ia berhak mengadakan
penelitian tentang produktivitas pekerjaan tersebut
e) Setiap akhir pekan Pemborong harus menyampaikan Laporan Mingguan kepada
Pemberi Tugas tentang kemajuan pekerjaan dalam minggu yang bersangkutan,
meliputi persediaan bahan di tempat proyek, penambahan, pengurangan atau
perubahan pekerjaan, jumlah/macam dan harga satuan bahan-bahan yang
masuk dan kejadian-kejadian penting lainnya yang terjadi dalam proyek yang
mempengaruhi pelaksanaan proyek.
f) Setiap akhir bulan, Pemborong harus melaporkan kemajuan pekerjaan secara
terperinci dan besarnya persentase terhadap keseluruhan/bagian, disamping
dokumentasi foto berwarna ukuran postcard yang menunjukkan kemajuan
pekerjaan beserta peralatan yang dipakai dan lain-lain foto ditempel pada album
dengan keterangan-keterangan serta tanggal gambar-gambar diambil.
Pemborong harus mengirimkannya kepada Pemberi Tugas sebanyak 3 (tiga) set
album atas biaya kontraktor.
2. Foto-Foto.
Kontraktor diharuskan mengadakan pengambilan foto di lapangan, yang berkenaan
dengan kemajuan tahap pekerjaan, detail-detail yang akan ditutup, adanya bencana
dan sebagainya. Hasil cetakan foto tersebut harus disampaikan pada Pengawas
Lapangan sebanyak 3 (tiga) set atas biaya kontraktor.
PERSYARATAN
TEKNIS
Pekerjaan yang dimaksudkan rencana kerja dan syarat -syarat dalam dokumen pengadaan ni
adalah :
Jenis Pekerjaan : Revitalisasi Kawasan PPP Tasikagung
Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Rembang
1. Survey lokasi :
a) Survey lokasi merupakan kegiatan yang sama-sama dilakukan oleh pemberi
kerja/pengawas lapangan dengan kontraktor untuk melihat kondisi lapangan
dan mencari kesesuaian antara rancangan asli yang ditunjukkan gambar
dengan kebutuhan aktual lapangan.
7. Izin-Izin
Kontraktor harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin-izn
yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain : izin
penerangan/listrik, izin pengambilan material, izin pembuangan, izin pemakaian
jalan, izin penggunaan bangunan serta izin-izin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/peraturan daerah setempat.
A. PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan termasuk
pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
• Pondasi Rolaag Batu Bata tb 1 bata, camp 1 PC :6 PP;
• Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
1. Galian Tanah.
a) Seluruh daerah yang akan terletak dibawah lantai bangunan harus dikupas
lapisan
humusnya, hasil kupasan dibuang ketempat yang akan ditunjuk oleh direksi
lapangan / ptp
b) Galian tanah dilaksanakan untuk :
➢ Mendapatkan peil yang sesuai dengan peil permukaan lantai sesuai
dengan gambar.
➢ Konstruksi Pondasi.
c) Jika terdapat air hujan menggenang dalam parit/galian pondasi harus dipompa
keluar
d) Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar parit/galian pondasi, harus digali
dan ditimbun kembali dengan pasir urug kemudian di siram air dan di padatkan
e) Galian harus mencapai kedalaman seperti tercantum dalam gambar bestek dan
cukup lebar agar para pekerja dapat bekerja dengan leluasa.
f) Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yg ditentukan, dan bila hal ini
terjadi pengurugan kembali harus dilakukan tanpa biaya tambahan dari pimilik.
g) Apabila ada kemungkinan dinding parit/galian akan runtuh atau longsor, agar
dilakukan usaha – usaha pengamanan misalnya dengan membuat anyaman
bambu keliling dinding parit / galian
2. Urugan Tanah.
Perencanaan Pembangunan Revitalisasi Kawasan PPP Tasikagung
Kabupaten Rembang Page 8
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
3. URUGAN PASIR
a) Urugan pasir dilaksanakan untuk :
• Menguruk kembali galian yang ada dibawah pondasi setebal 5 – 10 cm.
• Urugan dibawah lantai setebal 5 cm
• Tempat – tempat lain dianggap perlu sebagai syarat teknis yang baik dan
sempurna sesuai Gambar bestek dan AV 1941.
b) Urugan pasir dilaksanakan lapis demi lapis, maximum 20 cm setiap lapis dan
harus ditumbuk serta diairi sampai padat sebelum lapisan berikutnya dipasang.
B. PEKERJAAN PONDASI
- Pekerjaan pondasi harus didasarkan pengukuran dan papan bouwplank yang teliti,
sesuaidengan ukuran minimal dalam gambar.
- Perubahan pada konstruksi pondasi diperbolehkan setelah mendapat persetujuan
dari direksi pekerjaan, ptp dan pemilik proyek.
C. PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup pekerjaan meliputi :
a) Dinding sisi luar bangunan.
b) Dinding penyekat antar ruang.
c) Plesteran untuk dinding dan kolom
3. Pelaksanaan
a) Permukaan yang akan dipasang batu bata harus bersih dan basah, sedangkan
batu bata sebelum dipasang harus dicelup / dibasahi dengan air, batu bata yang
pecah tidak lebih dari 10 %.
b) Adukan harus dibuat secara hati-hati, diaduk dalam bak kayu dan besarnya
memenuhi syarat. Semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan kering,
kemudian diberi air sesuai dengan persyaratan sampai didapat campuran yang
plastis. Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan
baru
c) Didalam pemasangan batu bata dinding tembok harus tegak lurus dan tidak
boleh ada sisa vertikal yang berurutan secara terus-menerus
d) Semua rangka kayu / kusen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat
melanjutkan pekerjaan pasangan. Pemasangan harus diperkuat dengan angker
besi berbentuk L yang ujungnya disekrupkan ke dalam kusen, sedang ujung
bengkoknya ditanamkan kedalam pasangan dinding
e) Didalam satu hari khusus untuk pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari
1 ( satu ) meter dan pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun untuk
menghindari retaknya dinding dikemudian hari
f) Untuk pekerjaan beton bertulang K. 175, sebelum pemasangan begisting baja
tulangan harus dipasang dengan ketentuan PBI 1971, baja tulangan harus diikat
dengan kuat agar memperoleh pengecoran yang baik. Adukan beton bertulang
K. 175 dipakai 1 Pc : 2 Psr : 3 Kerikil, untuk tulangan pokok dipakai 12 mm dan
sengkangΦ 6 mm – 20 cm. Pengecoran dilakukan terus-menerus, sebelumΦ
pengecoran dilaksanakan agar sebelumnya diberitahukan kepada Direksi /
Pengawas Lapangan
Setelah pekerjaan pasangan batu bata selesai, diadakan pekerjaan plesteran, khusus
untuk pasangang batu bata siar harus dikerok sedalam 1 ( satu ) cm dan harus benar-
benar baik adukannya. Plesteran menggunakan adukan yang sama dengan adukan
pasangan, sebelum diplester permukaan dinding harus disiram air terlebih dahulu.
Permukaan plesteran harus rata serta diaci, sehingga diperoleh permukaan dinding
yang halus dan rata.
2. Semen
a) Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah
Portland Cement yang memenuhi syarat-syarat SII 0013 – 81
b) Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan
baru. Kantong-kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan.
c) Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup dan harus
terlindung dari pengaruh hujan, lembab udara dan tanah. Semen ditumpuk di
dalamnya di atas lantai panggung kayu minimal 30 cm di atas tanah. Tinggi
penumpukan maksimal adalah 15 lapis. Semen yang kantongnya pecah tidak
boleh dipakai dan harus segera disingkirkan keluar proyek.
d) Semen yang dipakai harus diperiksa oleh Pengawas Lapangan sebelumnya.
Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan
pemakaian harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut di lapangan
sehingga untuk itu. Kontraktor diharuskan menumpuk semen berkelompok
menurut urutan tibanya di lapangan.
e) Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak dikeluarkan dari pabrik tidak
diperkenankan dipakai untuk pekerjaan yang sifatnya structural
f) Bilamana Pengawas Lapangan memandang perlu, Kontraktor harus melakukan
pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat apakah mutu semen
memenuhi syarat, atas biaya Kontraktor.
3. Agregat
a) Agregat halus atau pasiruntuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir
keras, bersih dari kotoran - kotoran dan zat - zat kimia organic dan anorganik
yang dapat merugikan mutu beton ataupun baja tulangan, dan bersudut tajam.
Susunan pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti dalam tabel di
bawah ini :
b) Persentase berat fraksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm dan atau
kotoran atau lumpur tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat keseluruhan.
Kecuali ketentuan di atas, semua ketentuan agregat halus beton (pasir) pada
SKSNI T-15-1991-03 harus dipenuhi.
c) Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimal 2,5 cm, dan
mempunyai bidang pecah minimum 4 buah, dan mempunyai bentuk lebih
kurang seperti kubus.
d) Batu pecah harus diperoleh dari batu keras yang digiling oleh mesin pemecah
batu sesuai dengan persyaratan PBI, bersih, serta bebas dari kotoran-kotoran
yang dapat mengurangi kekuatan mutu beton maupun baja. Pembagian
butir harus memenuhi ketentuan seperti di bawah ini.
Presentase lewat saringan
6. Bekisting
a) Bahan bekisting untuk pekerjaan ini dapat menggunakan bekisting dari kayu
dan plywood untuk pekerjaan beton bertulang seperti yang tertera dalam
gambar
b) Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran beton seperti dalam gambar
konstruksi bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti dan kokoh.
c) Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa hingga bekisting terjamin rapat dan
adukan tidak merembes keluar.
d) Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari
kotoran serta tidak ada genangan air yang mengakibatkan turunnya mutu
beton. Untuk menjamin bahwa bagian dalam bekisting benar-benar bersih dan
tidak ada genangan air dapat digunakan compressor
e) Finishing beton bertulang dalam arti penambalan - penambalan sejauh mungkin
dihindari dan bila terpaksa dilakukan, harus dilakukan sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.
7. Tulangan
a) Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan,
pembengkokan, sambungan, penghentian, diajukan oleh Kontraktor kepada
Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang
Perencanaan Pembangunan Revitalisasi Kawasan PPP Tasikagung
Kabupaten Rembang Page 13
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
dicantumkan dalam gambar kerja dan syarat-syarat yang harus diikuti menurut
SKSNI T-15-1991-03.
b) Diameter-diameter pengenal harus sama seperti persyaratan dalam gambar
kerja dan bila mana diameter tersebut akan diganti maka jumlah luas tulangan
persatuan lebar beton minimal harus sama dengan luas penampang rencana
semula dan persyaratan jarak minimal antara tulangan menurut SKSNI T-15-
1991-03 dipenuhi. Sebelum melakukan perubahan-perubahan, Kontraktor harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan.
c) Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan atau
penempatan. Tidak diperkenankan membengkokkan tulangan bila sudah
ditempatkan kecuali apabila hal ini terpaksa dan mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan.
d) Penulangan baja sebelum ditempatkan, keseluruhan harus dibersihkan dari
karat yang lepas dari flaky, millscale, lapisan atau bahan lain yang dapat
menghancurkan atau mengurangi pelekatan dengan beton.
e) Tebal selimut beton untuk memberi perlindungan pada baja tulangan harus
sesuai dengan gambar rencana.
f) Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan
harus dijaga jarak antara tulangan dan bekesting untuk mendapatkan
tebal selimut beton (beton deking) minimal sesuai persyaratan. Untuk itu
Pemborong harus mempergunakan penyekat (spacer), dudukan
(chairs) daribalok-balok beton dengan mutu minimal sama dengan beton yang
bersangkutan. Semua tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga
dijamin tidak bergeser pada waktu pengecoran. Kawat pengikat yang berlebih
harus dibengkokkan ke arah dalam beton.
g) Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu
diperiksa untuk memastikan jumlah dan ukurannya, ketelitian untuk
penempatannya, kebersihan, dan untuk mendapatkan perbaikan bilamana
perlu. Tulang yang berkarat harus dibersihkan atau diganti bilamana dianggap
Pengawas Lapangan akan merugikan atau melemahkan konstruksi. Pengecoran
tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh
Pengawas Lapangan
h) Khusus untuk selimut beton, dudukkan harus cukupkuat dan jaraknya
sedemikian hingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak
kurang dari yang disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk
penyimpangan atau deviasi terhadap bidang horizontal atau vertical adalah 5
mm.
i) Tidak ada bagian logam/tulangan atau alat digunakan untuk menyambungkan
atau untuk menjaga penulangan dalam posisi yang sebenarnya akan dibiarkan
tetap diantara selimut beton yang telah ditentukan.
j) Untuk semua tulangan kecuali sengkang harus merupakan tulangan ulir tidak
diperkenankan tulangan polos.
8. Pengecoran Beton
a) Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus
dihindarkan penghentian pengecoran (cold joint) kecuali bila sudah
diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman dan sebelumnya sudah
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. Pemborong harus sudah
mempersiapkan segala sesuatunya untuk pengamanan pelindung dan lain-lain
yang dapat menjamin kontinuitas pengecoran.
b) Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata Pemborong harus
memakai beton siap pakai/Ready Mix Concrete yang mempunyai kapasitas yang
cukup untuk melayani volume pekerjaan yang direncanakan
c) Bilamana perlu Pemborong diperkenankan untuk menggunakan concrete
pump,, gerobak-gerobak dorong untuk mengangkut adukan ketempat yang
akan dicor. Pengangkutan beton tidak diperkenankan dengan menggunakan
ember-ember
d) Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan, material, serta tenaga yang
diperlukan sudah harus siap dan cukupuntuk suatu tahap pengecoran sesuai
dengan rencana yang sebelumnya disetujui Pengawas Lapangan. Tulangan,
jarak, bekesting dan lain-lain, harus dijaga dengan baik sebelum dan selama
pelaksanaan pengecoran
e) Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus dipadatkan
dengan concrete vibrator yang kemampuannya harus mencukupi. Penggetaran
harus dijaga sedemikian agar supaya tidak terjadi pemisahan / segregasi antara
komponen adukan beton. Penggetaran dengan concrete vibrator dapat
dibantu dengan perojokan, apabila dengan concrete vibrator tidak mungkin
dilakukan dan harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan
terlebih dahulu.
f) Vibrator-vibrator internal berfrekuensi tinggi pada masing-masing type
pneumatic elektrik ataupun hidrolik harus digunakan untuk pemadatan
beton dalam seluruh kedudukan. Vibrator-vibartor tersebut harus dari jenis
yang disetuju ioleh Pengawas Lapangan dengan frekuensi minimum 7000
getaran per menit dan harus mampu mempengaruhi campuran secara tepat
danmemiliki 25 mm slump untuk jarak sekurang-kurangnya 500 mm dari
vibrator tersebut. Vibrator tidak boleh mengenai cetakan, tulangan baja dan
juga tidak boleh digunakan untuk mengalirkan beton atau menyemprotkannya
kedalam tempatnya. Vibrator tidak boleh terlalu lama ditempatkan
disuatu tempat yang dapat menyebabkan pemisahan beton tersebut
g) Penuangan beton melebihi ketinggian lebih dari 1,5 meter atau pengendapan
yang terlalu banyak pada suatu titik atau menariknya sepanjang cetakan
tidak diperkenankan
h) Pengecoran harus menerus dan hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang
diperhitungkan aman dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan. Penghentian maksimum
2jam. Untuk menyambung pengecoran-pengecoran sebelumnya harus
dibersihkan permukaannya dan dibuat kasar agar sempurna sambungannya dan
sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung harus
disiram dengan air semen dengan campuran semen dan air adalah 1:0,5. Untuk
penghentian pengecoran lebih dari 5 jam, bidang yang akan disambung/dicor
harus terlebih dahulu dioles dengan additive/epoxy resin.
i) Segera setelah pengecoran selesai, selama waktu pengerasan, beton
harus dirawat / dilindungi dengan cara menggenanginya dengan air bersih
atau ditutup dengan karung-karung yang senantiasa dibasahi dengan air,
terus-menerus selama paling tidak 10 hari setelah pengecoran
j) Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas Lapangan tetap menghendaki
agar pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak Pemborong diwajibkan
menyediakan alat pelindung seperti terpal yang cukup untuk melindungi
tempat/bagian yang sudah maupun yang akan dicor. Pengecoran tidak diijinkan
selama hujan lebat atau ketika suhu udara naik di atas 320C.
k) Untuk setiap jumlah 5m3 pengecoran, Pemborong diwajibkan mengambil
contoh (sample) untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan slump
test, dengan prosedur sebagaimana ditentukan dalam SKSNI T-15-1991-03 atau
ketentuan lain yang berlaku.
l) Kubus beton yang diambil selama pengecoran harus diuji kekuatan tekan
karakteristiknya di laboratorium yang telah disetujui Pengawas Lapangan atas
biaya Pemborong dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada Pengawas
Lapangan untuk dievaluasi. Bilamana hasil pengujian menunjukkan mutu beton
kurang dari K yang disyaratkan, maka Pemborong diwajibkan untuk
mengajukan kepada Pemberi Tugas dan Pengawas Lapangan rencana dan
mengadakan perkuatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya Pemborong.
m) Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari nilai
Karakteristik yang disyaratkan Pemborong harus mengambil core-sample darii
bagian-bagian konstruksi. Jumlah core-sample untuk tiap pemeriksaan adalah 3
buah, dan selanjutnya kekuatannya akan diperiksa dilaboratorium dengan
petunjuk Pemberi Tugas dan/atau Pengawas Lapangan atas biaya Pemborong.
Hasilnya akan dievaluasi Pengawas Lapangan dan apabila ternyata nilai yang
diperoleh membahayakan konstruksi, Pemborong harus melakukan per-baikan
dengan biaya Pemborong.
9. Perawatan Beton
a) Seluruh beton harus dilindungi selama proses pengerasan terhadap efek-
efek yang ditimbulkan oleh sinar matahari dan angin, kelembaban dan
pengeringan yang cepat yang dapat menyebabkan pengeringan, gangguan
pada proses hidrasi dan perubahan terhadap mutu beton setelah
pengecoran, permukaan horizontal selesai diratakan dan/atau pada waktu
pemindahan dari cetakan
b) Perlindungan dapat dilakukan dengan penyiraman “springkling” dengan air
pada permukaan beton, menutup permukaan dengan plastik/karung basah
atau penyemprotan permukaan dengan curing compound.
c) Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap dengan tekanan atmosfir,
panas dan lembab atau proses-proses
lainnya yang bisa diterima, hanya dilakukan untuk mempercepat
pencapaian kekuatan serta mengurangi waktu perawatan, dengan
persetujuan dari Pengawas Lapangan
lurus maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan
tahan lama.
c) Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding
di isi silicone sealant.
d) Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame
untuk pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada
kusen dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
e) Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman
dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan
daunnya
2. Pemasangan penutup atap agar dilakukan dengan secermat dan seteliti mungkin
sehingga tidak terjadi kebocoran serta lendut.
G. PEKERJAAN LANTAI
1. Pekerjaan lantai menggunakan beton rabat setinggi 7 cm.
2. Adukan Ready Mix K-250 atau Site Mix setara kualitas K-250
H. PEKERJAAN CAT
1. Untuk cat tembok, cat kayu, cat besi, cat menie dan lain-lain dipergunakan cat
dengan kualitas / merek seperti ketentuan sebagai berikut :
a) Cat tembok menggunakan setara merek Metrolite atau Catylac.
b) Menie kayu dan menie besi merek Glotex atau sejenis.
c) Teknik pengecatan harus mengikuti ketentuan dari pabrik
I. INSTALASI PLUMBING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi perbaikan instalasi pipa talang (existing) air hujan
2. Bahan/Material
a) Semua bahan/material yang digunakan/dIpasang harus dari jenis material
berkualitas. baik, dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan bekas pakai/
rusak/afkir), sesuai dengan mutu dan standar yang berlaku (SII) atau standar
internasional seperti BS, JIS, ASA, DIN atau yang setaraf
b) Pemborong bertanggung jawab penuh atas mutu dan kualitas material yang
akan dipakai, setelah mendapat persetujuan pengawas/Direksi.
c) Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan, pemborong harus menyerahkan
contoh-contoh (sample) dari bahan/material yang akan dipasang kepada
pengawas/Direksi.
• Setelah pengujian selesai system pipa harus dibersihkan dari segala kotoran
yang mungkin ada.
J. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. LINGKUP PEKERJAAN
Sistim penerangan
• Shop Drawings
Gambar-gambar ini menunjukkan dimensi, diagram, uraian dan data peralatan,
material, komponen dan sistim secara lengkap dan terperinci, serta sudah
disesuaikan dengan kondisi lapangan dan slap untuk dilaksanakan
• Brosur-brosur Teknis
Dokumen ini dicetak oleh pabrik pembuat komponen, peralatan dan
material,yang memperlihatkan dengan tepat mengenal jenis dan kapasitas
barang-barang yang akan diadakan dan dipasang. Dokumen harus asli, bukan
fotocopy
• As-Built Drawing
Garnbar-gambar ini memperlihatkan keseluruhan sistim, peralatan, komponen
dan material sesuai dengan yang terpasang di lapangan
• Program Pelatihan
Pemborong harus membuat program pelatihan (training) untuk operator
Pemberi Tugas, dimana pelaksanaannya diatur oleh pengawas. Program ini
terutama berisi penjelasan dan/atau peragaan materi yang disebutkan dalam
buku petunjuk operasi dan perawatan.
a) Semua bahan./material dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan
baik, 100 % baru, dan lulus pengujian di pabrik dan/atau di lapangan
e) Kabel Instalasi
Kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus sesuai dengan
standar PLN, kabel inti dari tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih
(NYA/NYM).
Kode warna insulasi kabel harus menglkuti ketentuan PUIL sebagai berikut:
• Fasa 1 merah
• Fasa 2 kuning
• Fasa. 3 hitam
• Netral biru
• Tanah (ground) hijau - kuning
• Merek kabel
Kabelindo, Kabel metal, Supreme / standar PLN
g) Lain-lain
Pengetesan
a) Kabel-kabel yang akan dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min.0,6
KV dan 0,5 KV untuk kabel NYM
b) Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis kabel NYM dan
NYY
c) Sebelum dipergunakan kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada pengawas
d) Penampang kabel minimum yang dapat dipakal 2,5 mm2.
PERATURAN PENUTUP
1. Jika dalam Rencana kerja & Syarat-syarat ini tidak disebutkan perkataan Yang dilever
Pemborong atau Yang dipasang Pemborong, maka harus dianggap bahwa perkataan
tu sudah tercantum apabila pekerjaan tsb jelas termasuk pekerjaan penyedia
barang/jasa (Kontraktor) dan tidak diterangkan sebaliknya.
2. Kalau dianggap perlu, maka penyedia barang/jasa diwajibkan membuat gambar-
gambar revisi pada gambar bestek / gambar detail yang telah dilaksanakan. Gambar
tersebut dibuat dalam 2 (dua) rangkap dan diserahkan kepada direksi pekerjaan, ptp
dan pemilik pekerjaan pada saat penyerahan pertama pekerjaan, satu copy gambar
tersebut diserahkan pada perencana pada waktu yang sama.
3. Jika dalam dokumen pelelangan ini belum tercakup beberapa jenis pekerjaan atau
persyaratan lainnya, maka hal tersebut akan diatur dalam penjelasan pekerjaan
(aanwijzing) dan akan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.