Professional Documents
Culture Documents
Karlin I Leihitu Fraktur Servikal
Karlin I Leihitu Fraktur Servikal
DISUSUN OLEH
NAMA : KARLIN I. LEIHITU
NIM : 1490122028
Ciri-ciri dari vertebra cervical 3-6 adalah corpus kecil dan berbentuk oval
dengan diameter transversal yang lebih panjang. Foramen vertebralis luas dan
berbentuk segitiga, pedikelnya kecil dan berbentuk silinder, lamina panjang dan
sempit.
Processus spinosus kecil dan menjorok ke belakang. Ujungnya terbelah dua
yang puncaknya menjadi dua tuberkulum. Facies dari procesus artikularis
superior menjorok ke atas dan ke belakang berlawanan dengan facies artikularis
inferior yang facies artikularisnya menjorok ke bawah dan ke anterior.
Processus transversus pendek, ramping, menjorok ke lateral dan sedikit ke
anterior serta ke belakang, tuberkulum anterior dari vertebra cervical keenam
lebih lebar. Menurut Frank, dkk (2012), kolumna vertebra.
Gambar 2.4 Anatomi Servikal ketiga sampai keenam tampak dari
superior (Hansen,2003)
Keterangan :
1. Body 7. Inferior articular facet
2. Transverse process 8. Vertebra foramen
3. Groove for spinal nerve 9. Spinous process
4. Transverse foramen 10.Lamina
5. Pedicle 11.Posterior tubercle
6. Superior articular facet 12. Anterior tubercle
d. Vertebra servikal ke tujuh
Keterangan :
1. Transverse process 7. Vertebral foramen
2. Groove for spinal nerve 8. Spinous process
3. Transverse foramen 9. Body
4. Pedicle 10. Anterior tubercle
5. Superior articular facet 11. Posterior tubercle
6. Inferior articular facet 12. Lamina
D. Etiologi
Menurut Arif Muttaqin (2013) penyebab dari fraktur adalah :
1. Kecelakaan lalu lintas
2. Kecelakaan olahraga
3. Kecelakaan industry
4. Kecelakaan lain, seperti jatuh dari pohon atau bangunan
5. Luka tusuk, luka tembak
6. Trauma karena tali pengaman (Fraktur Chance)
7. Kejatuhan benda keras
E. Patofisiologi
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada pasien fraktur servikal menurut
Doenges (2000), yaitu :
1. Sinar X Spinal
Menentukan lokasi dan jenis cedera tulang (fraktur, dislokasi) untuk kesejajaran,
reduksi setelah dilakukan traksi atau operasi.
2. CT-Scan
Menentukan tempat luka/jejas, mengevaluasi gangguan structural.
3. MRI
Mengidentifikasi adanya kerusakan sarah spinal, edema dan kompresi.
4. Mielografi
Untuk memperlihatkan kolumna spinalis (kanal vertebral) jika factor patologisnya
tidak jelas atau di curigai adanya oklusi pada ruang subarachnoid medulla spinalis.
5. Foto Rontgen Torak
Memperlihatkan keadaan paru (contohnya: perubahan pada diagframa, anterlektasis).
6. GDA
Menunjukan keefektifan pertukaran gas atau upaya ventilasi.
G. Penatalaksanaan
Menurut ENA (2000), penatalaksanaan pada pasien trauma servikal yaitu :
1. Mempertahankan ABC (airway, breathing, circulation).
2. Mengatur posisi kepala dan leher untuk mendukung airway : headtilt, chin lift, jaw
thrust. Jangan memutar atau menarik leher ke belakang (hiperekstensi),
mempertimbangkan pemasangan intubasi nasofaring.
3. Stabilisasi tulang servikal dengan manual support, gunakan servikal collar,
imobilisasi lateral kepala, meletakan papan di bawah tulang belakang.
4. Stabilisasi tulang servikal sampai ada hasil pemeriksaan rontgen (C1-C7) dengan
menggunakan collar (mencegah hiperekstensi, fleksi dan rotasi), memberi lipatan
selimut di bawah pelvis kemudian mengikatnya.
5. Menyediakan oksigen tambahan
6. Memonitor TTV meliputi RR, AGD (PaCO2), dan pulse oksimetri.
7. Menyediakan ventilasi mekanik jika diperlukan.
8. Memonitor tingkat kesadaran dan output urin untuk menentukan pengaruh dari
hipotensi dan bradikardi.
9. Meningkatkan aliran balik vena ke jantung.
10. Berikan antiemboli.
11. Tinggikan ekstremitas bawah
12. Gunakan baju antisyok
13. Meningkatkan tekanan darah
14. Monitor volume infus
15. Berikan terapi farmakologi (vasokontriksi)
16. Berikan atropine sebagai indikasi untuk meningkatkan denyut nadi jika terjadi gejala
bradikardi
17. Mengatur suhu ruangan untuk menurunkan keparahan dari poikilothermy.
18. Mempersiapkan pasien untuk reposisi spina.
19. Memberikan obat-obatan untuk menjaga, melindungi dan memulihkan spinal cord :
steroid dengan dosis tinggi diberikan dalam periode lebih dari 24 jam, dimlai dari 8
jam setelah kejadian.
a. Memantau status neurologi pasien untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien.
b. Memasangan NGT untuk mencegah distensi lambung dan kemungkinan aspirasi
jika ada indikasi.
c. Memasang kateter urin untuk pengosongan kandung kemih.
d. Mengubah posisi pasien untuk menghindari terjadinya decubitus.
e. Mempersiapkan pasien ke pusat SCI (jika diperlukan).
f. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan pasien yang teridentifikasi secara
konsisten untuk menumbuhkan kepercayaan pasien pada tenaga kesehatan.
g. Melibatkan orang terdekat untuk mendukung proses penyembuhan.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
a. Identitas pasien berupa nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor RM, diagnose
medis.
b. Identitas penanggung-jawab berupa nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan
hubungan dengan klien.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
3. Pengkajian Fungsional Gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisi
c. Pola eliminasi
d. Pola istirahat dan tidur
e. Pola personal hygiene
f. Pola aktivitas
g. Pola kognitif dan persepsi
h. Pola konsep diri
i. Pola hubungan dan peran
j. Pola seksual dan reproduksi
k. Pola penanganan masalah stress
l. Pola keyakinan dan nilai-nilai
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d disfungsi neuromuscular
2. Pola napas tidak efektif b.d kelumpuhan otot pernapasan (diafragma), kompresi
medulla spinalis
3. Nyeri akut b.d adanya cedera pada servikalis
4. Kerusakan mobilitas fisik b.d kelumpuhan pada anggota gerak
5. Defisit perawatan diri b.d kerusakan neuromuscular
6. Resiko gangguan integritas kulit b.d imobilitas fisik
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama Klien : Tn. S
2. Usia : 58 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama/ Keyakinan : Hindu
5. Suku/ Bangsa : Bali
6. Status Pernikahan : Menikah
7. Pekerjaan : PNS
8. No RM : 17 04 22xx
9. Tanggal Masuk RS : Minggu, 15 Mei 2022
10. Tanggal Pengkajian : Senin, 16 Mei 2022
B. Penanggung Jawab
1. Nama : Ny. K
2. Usia : 57 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : PNS
5. Hubungan dengan Klien : Istri
II. Riwayat Kesehatan
A. Keluhan utama : pasien tidak sanggup bernapas spontan
B. Riwayat penyakit sekarang : pasien datang diantar polisi akibat kecelakaan lalu lintas.
Pasien ditemukan tergeletak di jalan. Pasien sebelumnya ditabrak sepeda motor
dengan kecepatan tinggi dari samping ketika sedang mengendarai sepeda motor di
perempatan jalan A sekitar pukul 22.00, pasien kemudian pingsan. Tidak ada riwayat
kejang, muntah proyektil atau nyeri kepala. Pasien tidak dapat menggerakkan
keempat ekstermitasnya dan tidak dapat merasakan sensasi dari tulang dada ke-2
hingga ke bawah.
C. Riwayat penyakit dahulu : pasien tidak mengalami sakit berat atau kronik dan belum pernah masuk rumah sakit
sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat alergi atau alergi penggunaan obat. Pasien belum pernah dioperasi.
D. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada.
1. Genogram : tidak terkaji.
E. Pola Aktivitas Sehari-hari (Gordon)
TERAPI
Tutofusin Infus Iv
500ml/24 jam Dopamin
IV 5mg/ml
Sonde Tim 6x250ml
Nebulizing Ventolin
2x/24 jam
Penurunan kemampuan
pengembangan dada
Gagal napas
Pemasangan trakeostomi
DIAGNOSA KEPERAWATAN :