You are on page 1of 5

TUGAS KELOMPOK 1 AGENDA III

Agenda Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya Smart


Governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Nama Kelompok : Bintang Emas


Anggota : 1. Mochamad Fajrin, S.Kep 6. Widya Dwi Qinahyu, S.K.M.
2. Anita Puspasari, S.H.G. 7. Apt. Septanti Ratna P,S.Farm
3. Titik Nurkholifah, S.K.M 8. Apt. Annisa Yuna I., S.Farm
4. dr. Ratna Ardyanti 9. Lelly Prakusya, S.K.M.
5. Umi Choerini, S.Kep.,Ns 10. Apt. Dyah Purnaning T., S.Farm

1. Soal:
Diskusikan apakah UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No. 11 Tahun 2017 juncto PP No. 17
Tahun 2020 sudah menjamin birokrasi akan lebih efisien dan efektif bila dikelola oleh
ASN yang rekruitmennya dengan Sistem Merit!

Jawaban:

Menurut kami, UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No. 11 Tahun 2017 juncto PP No.
17 Tahun 2020 sudah menjamin birokrasi akan lebih efisien dan efektif bila dikelola oleh
ASN yang rekruitmennya dengan Sistem Merit.
Sistem merit menjadikan rekruitmen pegawai ASN itu murni dinilai dari kemapuan
dalam diri ASN itu sendiri bukan karena latar belakang lainnya sehingga diharapkan
orang yang tepat menempati posisi yang tepat pula. Dengan demikian tata kelola Negara
lebih efektif dan efisien karena sistem merit:
(1) Dapat menjaga kualitas pelayanan publik karena dilaksanakan oleh ASN yang
memiliki keahlian yang sesuai dibidangnya;
(2) Menjamin jenjang karir yang jelas bagi para ASN karena didasarkan oleh proses
dan kinerja aparatur.

UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN dan PP No. 11 Tahun 2017 juncto PP No. 17
Tahun 2020 tentang manajemen ASN mengatur tentang sistem merit sehingga ASN
mendapatkan perlindungan misalnya dari diskriminasi SARA, persaingan jabatan yang
dihalang-halangi di instansi tempat ASN bekerja sehingga ASN dapat menjalankan
tugasnya dengan tenang karena pelanggaran tersebut dapat dilaporkan kepada Kominsi
Aparatur Sipil Negara (KASN).
Gambar 1. Bukti jaminan penyelanggaraan sistem merit
dalam PP No. 17 Tahun 2020
pejabat Pembina kepegawaian

Gambar 2. Bukti jaminan penyelanggaraan sistem merit


dalam UU No. 5 tahun 2014
2. Soal:
Di dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dinyatakan
bahwa ASN (PNS) memiliki hak dalam pengembangan kompetensinya (mengikuti
pelatihan) sedikitnya 20 JP/tahun. Diskusikan bentuk-bentuk pengembangan
kompetensi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah!

Jawaban:
Bentuk- bentuk pengembangan kompetensi ASN yang dapat dilakukan oleh
Pemerintah meliputi:
a. Pendidikan formal (tugas belajar atau studi lanjut)
Peningkatan pendidikan formal melalui tugas belajar atau studi lanjut baik jenjang
S1 maupun S2. Perbedaan mendasar antara tugas belajar dan studi belajar adalah
dari pembiayaan/ pendanaan. Pembiayaan tugas belajar harus dianggarkan
terlebih dahulu dalam APBD dan pegawai yang mengajukan harus melalui proses
perizinan. Sedangkan pembiayaan izin belajar berasal dari biaya ASN sendiri.
b. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Struktural/ Perjenjangan/ Kepemimpinan
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Struktural/ Perjenjangan/ Kepemimpinan
diprogramkan untuk pengembangan kompetensi kepemimpinan atau manajerial
ASN.
c. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis/ Fungsional
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis merupakan proses belajar yang di
programkan untuk peningkatkan kemampuan dalam mencapai persyaratan
kompetensi teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Pegawai Negeri Sipil.
Sedangkan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional yang selanjutnya disingkat
Diklat Fungsional diprogramkan untuk proses belajar dalam rangka mencapai
persyaratan kompetensi aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenis jabatan
fungsional.
d. Kursus, Penataran, Seminar, Lokakarya
Pengembangan kompetensi ASN dapat dilaksanakan melalui pelatihan penunjang
seperti Kursus, Penataran, Seminar dan Lokakarya, selama tidak bertentangan
dengan pelatihan teknis, fungsional, sosial kultural, kepemerintahan, manajerial
dan praktek kerja.
e. Pelatihan di Tempat Kerja (Coaching, rotasi jabatan/ pekerjaan, magang,
penugasan sementara, instruksi pekerjaan)
Pelatihan di tempat kerja merupakan pengembangan kompetensi yang berkaitan
dengan tugas pokok, fungsi, kewenangan, dan tanggung jawab yang harus
dilaksanakan untuk upaya mengimbangi perubahan lingkungan strategis baik
internal maupun eksternal organisasi dengan memperhatikan penilaian kinerja dan
kompetensi yang dimiliki.
f. Pemerintah Daerah menyediakan platform digital yang mendukung
pengembangan kompetensi ASN dalam rangka revolusi industry 4.0 dan
society 5.0.
Pemerintah Kabupaten Kendal melalui BKPP memanfaatkan Platform Gerakan
Pinter Bareng Learning Management System sebagai model pembelajaran yang
interaktif dan kolaboratif

Gambar 1. Tangkapan layar tampilan Gerak Terbang (Link:


https://lmsbkpp.kendalkab.go.id/)

3. Soal:
Pengembangan kompetensi ASN dihadapkan dengan perubahan global dan pandemi
Covid-19 yang mendunia, diskusikan tambahan kompetensi apa yang dibutuhkan
ASN dengan menggunakan Pelayanan Publik Digital dalam perubahan global dan
pandemi Covid-19!

Jawaban:
Pengembangan kompetensi ASN dihadapkan dengan perubahan global dan
pandemi Covid 19 yang mendunia, diskusikan tambahan kompetensi apa yang
dibutuhkan ASN dengan menggunakan Pelayanan Publik Digital dalam perubahan
global dan pandemi covid 19.
Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017, kompetensi ASN terdiri dari:
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang
teknis jabatan.
b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola
unit organisasi.
c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku
dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan
prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh
hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
Pengembangan kompetensi tambahan yang dibutuhkan ASN antara lain
Digital Skills. Contohnya seperti pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras
teknologi informasi dan komunikasi seperti gawai, komputer, laptop. Pengetahuan
dasar menggunakan perangkat lunak (software), pengetahuan dasar tentang mesin
telusur dalam mencari informasi, pengetahuan tentang beragam aplikasi chat dan
media sosia untuk berkomunikasi dan berinterkasi. Beberapa pengetahuan tersebut
merupakan tambahan kompetensi teknis yang akan mempermudah ASN dalam
melaksanakan tugasnya sebagai Pelayan Publik Digital.
Kompetensi tambahan berikutnya berupa kemampuan untuk beradaptasi
menyesuaikan diri terhadap perubahan. Pada masa pademi covid 19 pemerintah
mengeluarkan beberapa kebijakan antaranya yaitu Work Form Home (WFH).
Dengan adanya kebijakan WFH memaksa ASN untuk beradaptasi bekerja
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi serta terbiasa menggunakan
aplikasi pelayanan online seperti zoom meeting, email. Kemampuan untuk
beradaptasi merupakan soft skill yang harus dimiliki ASN sesuai dengan kompetensi
manajerial.
Kecerdasan emosional dapat menjadi tambahan kompetensi manajerial bagi
ASN di masa pandemi covid 19. ASN yang memiliki kecerdasan emosional yang
baik akan mampu mengendalikan dirinya dalam berbagai kondisi dan situasi, lebih
profesional dalam bekerja dan mampu mengendalikan orang lain dengan maksud
mengendalikan emosi orang lain dengan kontrol emosi pada diri sendiri yang baik.
Kecerdasan emosional merupakan kombinasi kebutuhan bagi pemeliharaan kondisi
mental bagi ASN untuk membantu masyarakat dan dirinya sendiri untuk tetap berdiri
teguh sebagai pribadi yang melayani publik.

You might also like