Professional Documents
Culture Documents
PTK 3
PTK 3
LAPORAN HASIL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan
Pangkat Golongan III/d ke IV/a
Disusun Oleh:
Judul Penelitian :
Identitas :
Mengetahui,
Ketua PGRI Cabang Tulungagung
ii
LEMBAR PUBLIKASI
Judul PTK
Identitas :
Kepala Perpustakaan
SMP Negeri 5 Tulungagung
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan hasil penelitian
tindakan kelas ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Penyusunan laporan hasil penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan
dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis sadar bahwa penyusunan karya tulis ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan sehingga saran dan kritik demi kesempurnaan sangat dibutuhkan.
Besar harapan penulis semoga karya tulis ini memberikan manfaat kepada
berbagai pihak pada umumnya dan penulis khususnya.
Penulis
iv
ABSTRAK
Ida Ayu Mima Maulidya, S.Pd, S.Kom. Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan
Aktivitas Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan
Komunikasi dengan materi Jaringan Komputer Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas IX-I SMPN 5 Tulungagung
Semester I Tahun 2019/2020.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
LEMBAR PUBLIKASI...................................................................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................................v
DAFTAR ISI....................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................4
D. Manfaat Penelitian................................................................................4
A. Keaktifan Siswa....................................................................................6
A. Subyek Penelitian.............................................................................. 28
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN.......................................................................37
BAB V PENUTUP..........................................................................................54
A. Kesimpulan.........................................................................................54
B. Saran - saran.......................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum TIK disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan
teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini kesejahteraan bangsa tidak
hanya bersumber pada sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik ,tetapi
bersumber pada modal perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Pengembangan kurikulum TIK merespons secara positif berbagai
perkembangan informasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan relevansi
program pembelajaran TIK dengan keadaan dan kebutuhan setempat.
Kompetensi TIK menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Penguasaan kecakapan hidup, penguasaan prinsip–
sosial, ekonomi, budaya dan kewarganegaraan sehingga tumbuh generasi yang
kuat dan berakhlak mulia.
Memperhatikan tujuan yang dikandung oleh mata pelajaran TIK maka
seharusnya pembelajaran disekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi,
menantang dan bermakna bagi peserta didik. Kegiatan belajar mengajar
mengandung arti interaksi dari berbagai komponen, seperti guru, murid, bahan
ajar dan sarana lain yang digunakan pada saat kegiatan berlangsung.
Dari uraian diatas dapat asumsikan bahwa mata pelajaran TIK
mempunyai nilai yang strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber
daya manusia yang unggul, handal, dan bermoral semenjak dini. Hal yang
menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran TIK adalah kurang
dikemasnya pembelajaran TIK dengan metode yang menarik, menantang, dan
menyenangkan. Para guru sering kali menyampaikan materi TIK apa adanya,
sehingga pembelajaran TIK cenderung membosankan dan kurang menarik
minat para siswa yang pada gilirannya prestasi belajar siswa kurang
memuaskan. Disisi lain juga ada kecenderungan bahwa aktivitas siswa dalam
pembelajaran TIK masih rendah. Setidaknya ada tiga indikator yang
menunjukkan hal ini. Pertama, siswa kurang memiliki keberanian untuk
menyampaikan pendapat kepada orang lain. Kedua, siswa kurang memiliki
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang dapat
diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Mata Pelajaran Teknologi
Informasi Dan Komunikasi dengan materi Jaringan Komputer Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas IX-I SMPN 5
Tulungagung Semester I Tahun 2019/2020?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa pada Mata
Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi dengan materi Jaringan
Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas IX-I
SMPN 5 Tulungagung Semester I Tahun 2019/2020?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Mata Pelajaran Teknologi
Informasi Dan Komunikasi dengan materi Jaringan Komputer Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas IX-I SMPN 5
Tulungagung Semester I Tahun 2019/2020
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa pada Mata
Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi dengan materi Jaringan
Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas IX-I
SMPN 5 Tulungagung Semester I Tahun 2019/2020
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini mempunyai manfaat yang cukup besar, baik secara teoritis
maupun secara praktis bagi siswa, guru, sekolah (lembaga). Berikut
disampaikan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
5
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan bagi dunia
pendidikan pada umumnya dan pendidikan SMP pada khususnya.
b. Penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa
c. Penelitian ini sebagai dasar pembelajaran untuk mengembangkan
kemampuan menganalisis dan menemukan masalah dalam
pembelajaran siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa :
1) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
2) Dapat dijadikan kegiatan pembelajaran yang menarik melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
3) Dapat meningkatkan hasil belajar jika pembelajaran berjalan
dengan aktif
b. Bagi Guru
1) Sebagai bahan acuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar
dengan media yang paling efektif
2) Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran
3) Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang menarik bagi
siswa
c. Bagi sekolah
1) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah itu sendiri.
2) Dapat mendukung terwujudnya hasil siswa yang berkualitas.
3) Dapat mengurangi permasalahan dalam pembelajaran.
4) Sekolah memiliki guru atau pengajar yang berpotensi dan mampu
untuk mengelola pembelajaran bagi siswa dan kelas
5) Kondisi dan situasi pendidikan akan terasa lebih kondusif dan
semangat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KEAKTIFAN SISWA
Belajar merupakan wujud tindakan keaktifan siswa. Keaktifan berasal
kata dasar aktif yang berarti giat atau sibuk, sedangkan keaktifan adalah
kegiatan atau kesibukan (Depdiknas, 2007). Menurut Hamalik (2009) Belajar
adalah suatu proses, dan bukan hasil yang hendak dicapai semata. Sedangkan
menurut Djamarah (2014), “Belajar adalah “perubahan” yang terjadi di dalam
diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar”. Aktivitas
belajar diartikan sebagai berbagai aktivitas yang diberikan pada pembelajar
dalam situasi belajar-mengajar (Hamalik, 2009).
Dalam pembelajaran siswa dituntut untuk belajar lebih aktif dalam
menggali informasi. Sesuai dengan konsep CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
dimana sistem pembelajaran lebih menekankan keaktifan siswa secara fisik,
mental, intelektual, dan emosional untuk dapat memperoleh hasil belajar yang
merupakan perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pengertian Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) menurut Hamalik (2013) adalah
pendekatan dalam pembelajaran yang berfokus pada keaktifan siswa, yang
merupakan inti dari kegiatan belajar.Dalam konsep CBSA kegiatan belajar
diwujudkan dalam bentuk kegiatan seperti berdiskusi, mendengarkan,
membuat sesuatu, memecahkan masalah, memberikan gagasan, menyusun
rencana, dan sebagainya. Konsep tersebut merupakan cara pembelajaran
secara aktif.Pembelajaran secara aktif merupakan suatu metode pembelajaran
yang mampu membuat siswa menjadi lebih aktif (Amri, 2015).
Menurut Uno (2013) pembelajaran aktif merupakan proses
pembelajaran dimana seorang guru harus mampu menciptakan suasana agar
siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasannya.
Dalam pembelajaran secara aktif, anak didik tidak hanya sekedar
mendengarkan penjelasan dari guru, namun perlu dituntut pula untuk aktif
belajar seperti membaca, menulis, dan berdiskusi untuk memecahkan suatu
masalah, dan peran guru hanyalah membimbing sekaligus mengarahkan.
6
7
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi di sekitar siswa.
1) Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil
belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam
dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam
misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan
sebagainya. Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki
ventilasi udara kurang tentunya akan berbeda dengan suasana
belajar di pagi hari yang udaranya masih segar, apalagi di dalam
ruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega.
Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun
hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Seringkali guru dan para siswa yang sedang belajar di dalam kelas
merasa terganggu oleh obrolan orang-orang yang berada di luar.
Hiruk pikuk lingkungan sosial seperti suara mesin pabrik, lalu
lintas, gemuruhnya pasar, dan lain-lain juga akan berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar. Karena itu, sekolah hendaknya
didirikan dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar.
2) Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan
dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah
direncanakan. Faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum,
sarana prasarana, guru, dan metode pembelajaran.
e. Proses kelompok
Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok.
Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan
bahwa mereka akanmencapai tujuan dengan baik dan membuat
hubungan kerja yang baik.
Salah satu tipe pembelajaran dalam pendekatan pembelajaran
kooperatif adalah tipe STAD. STAD atau Tim Siswa-Kelompok Prestasi
yaitu jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam STAD,
siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan anggota 3-6
orang, dan setiap kelompok harus heterogen. Guru menyajikan pelajaran
dan siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan seluruh anggota
tim telah menguasai pelajaran. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis
tentang materi itu dan mereka tidak boleh saling membantu mengerjakan
kuis.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe
dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-
kelompok kecil yang jumlah anggota setiap kelompok 4-5 orang siswa
secara heterogen. Diawali dengan menyampaikan tujuan pembelajaran,
penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok
(Trianto, 2009:68)
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division (STAD)
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division(STAD). Adapun langkah-langkah dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Division) antara lain:
13
proses perubahan tingkah laku merupakan suatu misteri, atau para ahli
psikologi menamakannya sebagai kotak hitam (black box).
Menurut Skinner yang dikutip Dimyati dan Mudjiono (2006:9),
belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya
menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya
menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:
1) kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pelajar,
2) respon si pelajar, dan
3) konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat
terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai
ilustrasi, perilaku respon si pembelajar yang baik diberi hadiah.
Sebaliknya, perilaku respon yang tidak baik diberi teguran dan
hukuman.
Berdasarkan pendapat di atas, belajar merupakan usaha menguasai
hal-hal yang baru atau peningkatan kemampuan seseorang dalam
memahami sesuatu sehingga ada perubahan yang mengarah kepada
perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sebagai dampak dari
aktivitas belajar yang dilakukan, akan meningkatkan kemampuan belajar
siswa sehingga akan dapat memberikan hasil belajar yang maksimal di
sekolah sebagai pencerminan kemampuan belajar siswa, yang lazim
dikenal dengan istilah hasil atau prestasi belajar.
Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat
dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya
perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari
segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap
suatu objek.
Berdasarkan pendapat di atas, hasil belajar dapat diartikan sebagai
hasil yang dicapai siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Hasil belajar
siswa merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan
menggunakan tes hasil belajar atau evaluasi belajar siswa, di mana hasil
belajar yang dimaksud dalam kajian ini adalah hasil belajar pada pelajaran
TIK.
16
3) Jaringan Hybrid
Jaringan hybrid memiliki semua tipe yang terdapat pada tiga tipe
jaringan atas. Ini berarti pengguna dalam jaringan dapat mengakses
sumber daya yang dishare oleh jaringan peer, sedangkan di waktu
bersamaan juga dapat memanfaatkan sumber daya yang disediakan
oleh server.
e. Manfaat Jaringan Komputer
Manfaat jaringan computer bagi user dapat dikelompokan menjadi
2,yaitu : untuk kebutuhan perusahaan, dan jaringan untuk umum.
Adapun manfaat jaraingan computer untuk umum adalah sebagai
berikut : Jaringan computer memberikan layanan yang berbeda kepada
pengguna di rumah-rumah dibandingkan dengan layanan yang
diberikan pada perusahaan.
f. Topologi Jaringan
Topologi jaringan yaitu gambaran perencanaan hubungan
antarkomputer dalam Local Area Network, yang umumnya
menggunkan kabel,dengan konektor,Ethernet card, dan perangkat
pendukung lainnya.
Ada beberapa jenis topologi yang sering terdapat pada hubungan
computer pada jaringan local area yaitu :
1) Topologi Bus
Topologi ini merupakan bentangan satu kabel yang kedua
ujungnya ditutup,dimana sepanjang kabel terdapat node-node.
Signal dalam kabel dengan topologiini dilewati satu arah sehingga
memungkinkan sebuah collision.
2) Topologi Ring
Topologi ini mempunyai karakteristik yaitu jaringan yang berupa
lingkaran tertutup yang berisi node-node. Signal mengalir dalam
dua arah sehingga dapat menghindarkan terjadinya collision.
3) Topologi Star
25
6) Topologi Hybrid
Topologi ini merupakan topologi gabungan dari beberapa topologi
yang ada, yang bisa memadukan kinerja dari beberapa topologi
yang berbeda, baik berbeda system maupun berbeda media
transmisinya.
3. Perangkat Keras untuk Mengakses Internet/Intranet
a. Gambaran Umum Sambungan Internet
Ada dua cara yang digunakan untuk terhubung ke internet yaitu
menggunakan media kabel dan tanpa menggunakan media kabel .
Dalam konfigurasi sebuah sambungan ke internet terdpat beberapa
unsur penting yaitu :
˗ Komputer
˗ Internet,biasanya melalui sebuah Internet service provider.
˗ Modem
Masing-masing modaem mempunyai karakteristik yang berbeda yaitu :
˗ Menggunakan modem dial-up dan sambungan melalui kabel
telepon
˗ Menggunakan handphone.
26
˗ Menggunakan wireless.
b. Alat-Alat dalam Jaringan Internet
1. Network Interface Card
2. PCMCIA Network Interface Card
PCMCIA card adlah card jaringan yang digunakan kedalam sebuah
jaringan tanpa kabel.
3. Modem
Modem adalah singkatan dari modulator-demulator. Modem
mengkonversikan sinyal data “1” dan “0” menjadi sinyal data yang
dapat disalurkan melalui saluran komunikasi.
4. HUB/Switch
HUB atau Switch digunakan untuk menghubungkan setiap node
dalam jaringan LAN. Peralatan ini sering digunakan pada topologi
star dan extended star.
5. Bridge
Bridge berfungsi menghubungkan dua jaringan yang memilik
segmen yang sama, menghubungkan dan menggabungkan media
jaringan yang tidak sama. Bridge hadir dalam 3 tipe dasar, yaitu
local,remote,dan wireless.
6. Router
Route berfungsi mengubungkan dua jaringan yang memilik
segmen yang berbeda.
7. Repeater
Repeater berfungsi memperkuat sinyal dari sebuah segmen
jaringan ke segmen jaringan lainnya,repeater bermanfaat mengatasi
keterbatasan panjang kabel .
8. Crimping Tools
Crimping tools berguna untuk memotong ,merapikan dan
mengunci kabel UTP dalam melakukan instalasi Networking.
4. Teknik Mengakses Internet
27
A. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-I SMPN 5 Tulungagung
2019-2020 yang berjumlah 34 siswa dengan tingkat kemampuan yang
berbeda-beda.
1. Lokasi
Lokasi penelitian ini berada di kelas IX-I SMPN 5 Tulungagung yang
beralamatkan di Kedungsuko Kabupaten Tulungagung
2. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan selama 3 bulan terhitung
dari bulan Agustus sampai dengan November 2020. Adapun jadwal
penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Jadwal Penelitian
No Siklus Kelas Hari/Tanggal Waktu
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang diberikan dalam penelitian ini adalah mata pelajaran
Teknologi Informatika dan Komunikasi dengan materi Jaringan Komputer.
4. Karakteristik Siswa
Jumlah seluruh siswa kelas IX-I SMPN 5 Tulungagung adalah 34 orang.
Kemampuan masing-masing siswa kelas IX-I SMPN 5 Tulungagung
berbeda satu sama lainnya. Hal ini dianggap wajar karena memang mereka
29
30
datang dari latar belakang yang berbeda seperti latar belakang keluarga
dan tempat tinggal. Tapi secara umumnya kemampuan semua siswa di
sekolah terlihat baik, karena guru memberikan pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan siswa.
R1 R2 R3
L1 L2 L3
M1 M3 M3
Keterangan :
M : Merencanakan
L : Melaksanakan
R : Refleksi
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dimulai pada bulan Agustus 2019
sampai dengan bulan Nopember 2019. Kegiatan meliputi perencanaan,
pelaksanaan, perbaikan, monitoring dan refleksi. Langkah-langkah
penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus.
2. Pra Siklus
a. Tahap Perencanaan
31
1 ANS 2 8 20 v
2 AS 3 7 30 v
3 BRP 5 5 50 v
38
39
4 DAA 5 5 50 v
5 DFW 4 6 40 v
6 DA 2 8 20 v
7 EF 3 7 30 v
8 FRP 8 2 80 v
9 FPW 4 6 40 v
10 IA 3 7 30 v
11 IR 5 5 50 v
12 KAD 5 5 50 v
13 MF 5 5 50 v
14 MLR 3 7 30 v
15 MFK 7 3 70 v
16 MIT 2 8 20 v
17 MAH 5 5 50 v
18 MHA 3 7 30 v
19 MMM 3 7 30 v
20 MRA 6 4 60 v
21 MZF 4 6 40 v
22 NAP 5 5 50 v
23 NBA 8 2 80 v
24 NY 4 6 40 v
25 RT 5 5 50 v
26 SN 3 7 30 v
27 YP 7 3 70 v
28 ZAC 2 8 20 v
29 MZI 5 5 50 v
30 NF 3 7 30 v
31 SAS 4 6 40 v
32 STD 5 5 50 v
33 YF 5 5 50 v
40
34 ZAA 4 6 40 v
Tabel 3
Hasil Aktivitas Siswa Pra Siklus
No Aspek yang diamati Nilai rata-rata
Jumlah skor 7
Persentase 35%
Keterangan:
Skor tertinggi per parameter = 4
Skor total maksimal = 20
Kriteria penilaian :
41
2. Deskripsi siklus I
Adapun dalam pelaksanaan siklus I berikut tahapan-tahapannya:
a. Perencanaan
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi pada saat
observasi awal maka peneliti merencanakan perbaikan berdasarkan
hasil refleksi pra perbaikan yaitu menyusun langkah-langkah
mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa mata pelajaran TIK.
Perencanaan pengajaran pada siklus I ini dituangkan dalam bentuk
RPP sebagai acuan pelaksanaan proses pembelajaran dengan berdasar
kurikulum yang berlaku. Penyusunan RPP ini juga disesuaikan dengan
langkah-langkah pada model pembelajaran yang diterapkan, dalam hal
ini model pembelajaran dengan metode kooperatif tipe STAD. Materi
yang dibahas pada siklus I adalah “Jaringan Komputer”. Selain RPP,
peneliti juga mempersiapkan instrumen lainnya seperti lembar
penugasan aktivitas siswa dan tes akhir pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak satu
kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 40 menit. Pertemuan
dilaksanakan pada tanggal 21 September 2019. Materi yang diajarkan
adalah “Jaringan Komputer”, dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan
prosedur yang direncanakan dalam RPP.
Pada tahapan ini pelaksanaannya didasarkan rencana
pembelajaran yang disusun sebelumnya dengan kegiatan sebagai
43
berikut:
1) Pendahuluan
a) Guru mengkondisikan kelas, dengan menanyakan kerapian
serta kesiapan alat tulis dan sumber belajar siswa
b) Guru memberi salam kepada siswa dan memulai pelajaran
dengan mengucapkan basmalah dan kemudian berdoa bersama-
sama sebelum memulai pelajaran.
c) Guru melakukan absensi kepada peserta didik
d) Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan
dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.
2) Kegiatan Inti
a) Membentuk kelompok Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 5-6 orang
b) Memberikan materi diskusi untuk masing-masing kelompok
c) Meminta kelompok terpilih untuk mempresentasikan hasil
diskusinya
d) Kelompok terpilih mempresentasikan hasil diskusinya,
sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan
e) Apabila kelompok lain belum memaghami materi, maka
kelompok terpilih terus memberikan penjelasan
f) Memberikan pengautan terhadap hasil diskusi siswa
a) Kegiatan Penutup
a) Siswa dengan panduan guru menyimpulkan hasil pembelajaran
b) Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi
c) Guru menyampaikan informasi pembelajaran yang akan
datang.
d) Guru bersama siswa membaca doa dan menutup pelajaran.
c. Observasi
Selama pembelajaran berlangsung aktivitas guru maupun siswa
diamati oleh peneliti. Aktivitas belajar siswa yang diamati di antaranya
adalah antusias siswa dalam mengikuti pelajaran, kerjasama siswa baik
dengan guru maupun teman, perhatian siswa dalam kegiatan
44
Jumlah skor 13
Persentase 65%
Keterangan:
Skor tertinggi per parameter =4
Skor total maksimal = 20
Kriteria penilaian :
1) 0% - 39% = Sangat Kurang
2) 40% - 55% = Kurang
3) 56% - 65% = Cukup
4) 66% - 79% = Baik
5) 80% - 100% = Sangat Baik
Dari hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa persentase
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran secara klasikal adalah
65% dengan kriteria baik akan tetapi masih di bawah indikator
keberhasilan tindakan yaitu 80%. Siswa sudah mulai aktif dalam
pembelajaran dan dapat bekerjasama baik dengan guru maupun antar
teman serta perhatian siswa meningkat dan kemampuan siswa dalam
berdiskusi dan menyelesaikan tugas juga meningkat.
d. Refleksi
Dalam kegiatan ini berdasarkan hasil belajar siswa dan
45
3. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Pada siklus II ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan
model yang sama pada siklus I hanya saja pada siklus II ini kooperatif
tipe STAD dilaksanakan lebih maksimal untuk meningkatkan
perhatian siswa saat pelajaran sedang berlangsung berdasarkan hasil
refleksi siklus I. Perencanaan tindakan pada siklus II tertuang dalam
RPP. Materi yang dibahas pada siklus II “Jaringan Komputer”.
Instrumen lainnya yang dipersiapkan adalah media pembelajaran
tentang “Jaringan Komputer”, lembar observasi untuk siswa, lembar
observasi untuk guru, dan lembar soal.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebanyak satu
46
Jumlah skor 17
Persentase 85%
Keterangan:
Skor tertinggi per parameter =4
Skor total maksimal = 20
Kriteria penilaian :
1) 0% - 39% = Sangat Kurang
2) 40% - 55% = Kurang
3) 56% - 65% = Cukup
4) 66% - 79% = Baik
5) 80% - 100% = Sangat Baik
Tabel di atas memperlihatkan bahwa aktivitas belajar siswa
mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya 65% menjadi 85%
pada siklus II. Pada siklus II ini aktivitas belajar siswa berada dalam
kategori sangat baik dan sudah melampaui batas minimal aktivitas
belajar siswa yang diharapkan yaitu 80%. Ini berarti aktivitas belajar
siswa sudah mencapai indikator keberhasilan tindakan.
d. Refleksi
Berdasarkan data-data yang telah terkumpul pada siklus II,
48
Tabel 6
Daftar Nilai Siklus I
Hasil Belajar Ketuntasan
No. Nama Siswa
B S N T BT
1 ANS 5 5 50 v
2 AS 5 5 50 v
3 BRP 7 3 70 v
4 DAA 7 3 70 v
5 DFW 5 5 50 v
6 DA 5 5 50 v
7 EF 5 5 50 v
8 FRP 8 2 80 v
9 FPW 7 3 70 v
10 IA 5 5 50 v
11 IR 6 4 60 v
12 KAD 7 3 70 v
13 MF 6 4 60 v
14 MLR 5 5 50 v
50
15 MFK 8 2 80 v
16 MIT 5 5 50 v
17 MAH 6 4 60 v
18 MHA 5 5 50 v
19 MMM 5 5 50 v
20 MRA 7 3 70 v
21 MZF 5 5 50 v
22 NAP 6 4 60 v
23 NBA 8 2 80 v
24 NY 5 5 50 v
25 RT 7 3 70 v
26 SN 5 5 50 v
27 YP 8 2 80 v
28 ZAC 5 5 50 v
29 MZI 7 3 70 v
30 NF 5 5 50 v
31 SAS 6 4 60 v
32 STD 7 3 70 v
33 YF 7 3 70 v
34 ZAA 6 4 60 v
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I
2. Pembahasan Siklus II
Pada siklus II, peneliti dan guru kolaboran memfokuskan penelitian
pada peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Siswa dituntut
untuk lebih fokus dalam pembelajaran dengan cara masing-masing
kelompok memperhatikan materi pembelajaran “Jaringan Komputer”.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat ditunjang dengan media agar
dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan maksimal dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Pada siklus II ini, hasil belajar siswa baik secara individual maupun
secara klasikal mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata hasil
belajar siswa adalah 60,83 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 55,56%,
sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa adalah 75 dan ketuntasan
klasikalnya mencapai 97,22%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
sebesar 44,44%. Untuk persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I
adalah 65% sedangkan pada siklus II naik menjadi 85%. Ada peningkatan
aktivitas siswa sebesar 20%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil siswa
sudah memenuhi target yang ditetapkan peneliti. Hasil pembelajaran siklus
II dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7
Daftar Nilai Siklus II
Hasil Belajar Ketuntasan
No. Nama Siswa
B S N T BT
1 ANS 7 3 70 v
2 AS 8 2 80 v
3 BRP 8 2 80 v
4 DAA 8 2 80 v
5 DFW 7 3 70 v
6 DA 6 4 60 v
7 EF 7 3 70 v
8 FRP 8 2 80 v
9 FPW 8 2 80 v
10 IA 7 3 70 v
53
11 IR 8 2 80 v
12 KAD 8 2 80 v
13 MF 8 2 80 v
14 MLR 7 3 70 v
15 MFK 8 2 80 v
16 MIT 7 3 70 v
17 MAH 8 2 80 v
18 MHA 5 5 50 v
19 MMM 7 3 70 v
20 MRA 8 2 80 v
21 MZF 6 4 60 v
22 NAP 8 2 80 v
23 NBA 8 2 80 v
24 NY 6 4 60 v
25 RT 8 2 80 v
26 SN 7 3 70 v
27 YP 8 2 80 v
28 ZAC 7 3 70 v
29 MZI 8 2 80 v
30 NF 8 2 80 v
31 SAS 8 2 80 v
32 STD 8 2 80 v
33 YF 8 2 80 v
34 ZAA 7 3 70 v
120
100
80
60
40
20
0
Siklus I Siklus II
3 Siklus II 75 97,22
55
Diagram 4
Perbandingan Antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
yang jumlah anggota setiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.
Diawali dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, penyampaian materi,
kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok (Trianto, 2009:68)
Dengan demikian kooperatif tipe STAD merupakan salah satu
metode yang digunakan dalam pembelajaran yang dimana siswa menjadi
aktif dalam memainkan peran-peran tertentu, sehingga pada dasarnya
kooperatif tipe STAD atau bermain peran merupakan salah satu sarana
yang membantu siswa untuk belajar. Melalui kegiatan tersebut, siswa
berusaha menyelidiki dan mendapatkan pengalaman yang kaya, baik
pengalaman dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain dan
lingkungan disekitarnya.
Menurut Rusman (2011:204) kelebihan pembelajaran kooperatif
tipe STAD adalah antara lain sebagai berikut: a) Siswa memiliki dua
bentuk tanggung jawab, yaitu belajar untuk dirinya sendiri dan membantu
sesame anggota kelompok untuk belajar, b) Siswa saling membelajarkan
sesame siswa lainnya atau pembelajaran oleh rekan sebaya (peerteaching)
yang lebih efektif dari pada pembelajaran guru, c) Pengelompokan siswa
secara heterogen membuat kompotisi yang terjadi di kelas menjadi lebih
hidup, d) Prestasi belajar dan hasil belajar yang baik bisa didapatkan oleh
semua anggota kelompok, e) Kuis yang terdapat pada langkah
pembeleajaran membuat siswa lebih termotivasi, f) Kuis tersebut
meningkatkan tanggung jawab individu, karena nilai akhir kelompok
dipengaruhi nilai khusus yang dikerjakan secara individu, g) Adanya
penghargaan dari guru, sehingga siswa lebih termotivasi untuk aktif dalam
pembelajaran, dan h) Anggota kelompok dengan prestasi dan hasil belajar
rendah memiliki tanggung jawab besar agar nilai yang didapatkan tidak
rendah supaya nilai kelompok baik
Dengan demikian kooperatif tipe STAD merupakan salah satu
metode yang digunakan dalam pembelajaran yang dimana peserta didik
menjadi aktif dalam berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi,
sehingga pada dasarnya kooperatif tipe STAD merupakan salah satu sarana
yang membantu peserta didik untuk belajar. Melalui kegiatan tersebut,
57
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Upaya Peningkatan Hasil Belajar
dan Aktivitas Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan
Komunikasi dengan materi Jaringan Komputer Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas IX-I SMPN 5 Tulungagung Semester I
Tahun 2019/2020” adalah:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas IX-I SMPN 5 Tulungagung. Model pembelajaran
STA dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
sehingga hasil belajar menjadi maksimal.
2. Hasil belajar siswa meningkat dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Hal ini terbukti pada hasil penelitian tindakan yang menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang ditandai dengan
meningkatnya kualitas pembelajaran siswa. Ketuntasan meningkat semula
pada pra siklus hanya 16,67%, siklus I 55,56% dan pada siklus II sebesar
97,22%.
B. SARAN
1. Bagi Guru
a. Guru diharapkan dapat lebih inovatif dalam menerapkan strategi
pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang bisa juga
ditambah dengan media pembelajaran, agar siswa lebih termotivasi
dalam kegiatan pembelajaran khususnya Mata Pelajaran TIK, yang
dapat dilakukan dengan bermacam-macam kegiatan sehingga kegiatan
pembelajaran tidak terkesan monoton.
b. Guru dapat menggunakan strategi dan media untuk meningkatkan
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan mutu pembelajaran siswa dengan secara langsung
melibatkan siswa di dalam pembelajaran, dan lebih inovatif lagi dalam
58
59
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
DAFTAR NAMA SISWA
KELAS IX-I SMPN 5 TULUNGAGUNG TAHUN 2019/2020
No.
No. Nama L/P
Induk
1 7225 ANDIKA NIKO SAPUTRO L
2 7232 ANWAR SETIAWAN L
3 7241 BACHTIAR RIZAL PRASETYA L
4 7263 DEWI ANGGUN APRILIA P
5 7275 DILLA FITRI WULANDARI P
6 7276 DIMAS ADITYA L
7 7288 ERA FAZIRA P
8 7291 FARADILLA RAHMANIA PUTRI P
9 7294 FEBRIAN PUTRA WIJAYA L
10 7311 INDAH ANGGRAINI P
11 7315 IRWAN L
12 7320 KELVIN ADITYA DWI ATMANDIRA L
13 7334 MAWAR FEBRIYANTI P
14 7352 MOHAMMAD LUKHY RAHMAN FAKHIH L
15 7358 MUHAMAD FARHANUL KHARIM L
16 7360 MUHAMAD IRFAN TAUFIQUR RIFQI L
17 7363 MUHAMMAD AKBAR HAVID PANGGAYUHAN L
18 7368 MUHAMMAD HILMAN ARFANDHI L
19 7370 MUHAMMAD MAULFI MIRZA ARDANA L
20 7372 MUHAMMAD RIFAN ASRORI L
21 7379 MUHAMMAD ZIDAN FAQIH L
22 7383 NANDITA EKA PUTRI P
23 7389 NELDA BINTANG AHISTA FAIN P
24 7390 NOVIA YULIANI P
25 7423 RINTAN TRISSISTI P
26 7449 SYAHNIA NURHALISA P
27 7469 YOGA PRASETYO L
28 7481 ZHERATUQUA AULIRA CAHYAKUITA P
29 7380 MUHAMMAD ZIDENA IZZAL KAFI L
30 7394 NURUL FARIDA P
31 7440 SHALSA AULIA SYABINA P
32 7444 SINTIA TRI DEVI P
33 7467 YOGA FERDIANSYAH L
34 7479 ZAKIA AGUSTINA ARIFIN P
63
Lampiran 2
Dokumentasi Penelitian