You are on page 1of 58

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN


KOMUNIKASI MATERI PERANGKAT LUNAK KOMPUTER
MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING SISWA
KELAS VII-B SMPN 5 TULUNGAGUNG SEMESTER II
TAHUN 2018/2019

LAPORAN HASIL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan
Pangkat Golongan III/d ke IV/a

Disusun Oleh:

IDA AYU MIMA MAULIDYA, S.Pd, S.Kom


NIP. 1981019 200801 2 014

Unit Kerja: SMP Negeri 5 Tulungagung

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA


KABUPATEN TULUNGAGUNG
APRIL 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian :

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi


Informasi dan Komunikasi materi Perangkat Lunak Komputer Melalui
Metode Problem Based Learning Siswa Kelas VII-B SMPN 5 Tulungagung
Semester II Tahun 2018/2019”

Identitas :

Nama : IDA AYU MIMA MAULIDYA, S.Pd, S.Kom

NIP : 1981019 200801 2 014

Pangkat / Gol : Penata Tk. I, III/d

Unit Kerja : SMP Negeri 5 Tulungagung

Lokasi Penelitian : SMP Negeri 5 Tulungagung

Lama Penelitian : 3 Bulan (Pebruari – April 2019)

Biaya Penelitian : Mandiri

Kepala Sekolah Tulungagung, 31 April 2019


SMP Negeri 5 Tulungagung Peneliti

SUYATNO, S.Pd, M.M IDA AYU MIMA M, S.Pd, S.Kom


NIP. 19620807 198512 1 001 NIP. 19810119 200801 2 014

Mengetahui,
Ketua PGRI Cabang Tulungagung

Drs. NURSALIM, M.PdI


NPA. 13161440368

ii
LEMBAR PUBLIKASI

Judul PTK

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi


Informasi dan Komunikasi materi Perangkat Lunak Komputer Melalui
Metode Problem Based Learning Siswa Kelas VII-B SMPN 5 Tulungagung
Semester II Tahun 2018/2019”

Identitas :

Nama : IDA AYU MIMA MAULIDYA, S.Pd, S.Kom

NIP : 1981019 200801 2 014

Pangkat / Gol : Penata Tk. I, III/d

Unit Kerja : SMP Negeri 5 Tulungagung

Lokasi Penelitian : SMP Negeri 5 Tulungagung

Lama Penelitian : 3 Bulan (Pebruari – April 2019)

Biaya Penelitian : Mandiri

Dipublikasikan dan didokumentasikan di perpustakaan SMP Negeri 5


Tulungagung pada Tanggal :

Kepala Perpustakaan
SMP Negeri 5 Tulungagung

NONIKA DEWI, S.Pd


NIP. 19801208 200801 2 015

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan hasil penelitian
tindakan kelas ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Penyusunan laporan hasil penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan
dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis sadar bahwa penyusunan karya tulis ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan sehingga saran dan kritik demi kesempurnaan sangat dibutuhkan.
Besar harapan penulis semoga karya tulis ini memberikan manfaat kepada
berbagai pihak pada umumnya dan penulis khususnya.

Tulungagung, 31 April 2019

Penulis

iv
ABSTRAK

Ida Ayu Mima Maulidya, S.Pd, S.Kom. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi materi
Perangkat Lunak Komputer Melalui Metode Problem Based Learning
Siswa Kelas VII-B SMPN 5 Tulungagung Semester II Tahun 2018/2019.

Keyword : Hasil Belajar, Problem Based Learning, Teknologi Informasi dan


Komunikasi

Upaya peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari faktor yang
mempengaruhinya yaitu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang
tepat sehingga siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Jika
siswa hanya menjadi pendengar yang pasif tanpa bergairah untuk berdiskusi,
maka dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut menjadi salah satu
permasalahan dalam pembelajaran yang harus dipecahkan oleh guru TIK.
Pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah satu model
pembelajaran inovatif yang memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa
melalui permasalahan yang diselesaikan secara berkelompok atau individu.
Tujuan model pembelajaran PBL salah satunya agar siswa dapat menyelesaikan
suatu masalah pembelajaran melalui diskusi kelompok. Sehingga melalui interaksi
dan kerjasama tersebut, siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang
beragam.
Pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
penelitian tindakan. Penelitian tindakan kelas dengan empat tahap yang dilalui
yaitu: perencanaan (rencana pelaksanaan), pelaksanaan (prosedur pelaksanaan
penelitian tindakan kelas), pengamatan atau pengumpulan data, refleksi
(Arikunto, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan: 1) Penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VII-B SMPN 5 Tulungagung Tulungagung. Penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa menjadi maksimal. 2)
Hasil belajar siswa meningkat dengan model pembelajaran Problem Based
Learning. Hal ini terbukti pada hasil penelitian tindakan yang menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang ditandai dengan meningkatnya
kualitas pembelajaran siswa. Ketuntasan meningkat semula pada pra siklus hanya
15,63%, siklus I 59,38% dan pada siklus II sebesar 96,88%.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran Problem Based
Learning dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi materi
Perangkat Lunak Komputer dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara
meyakinkan.

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii

LEMBAR PUBLIKASI...................................................................................iii

KATA PENGANTAR......................................................................................iv

ABSTRAK.........................................................................................................v

DAFTAR ISI....................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................5

C. Tujuan Penelitian..................................................................................5

D. Manfaat Penelitian................................................................................5

BAB II KAJLAN PUSTAKA...........................................................................7

A. Hasil Belajar Siswa...............................................................................7

B. Mata Pelajaran TIK...............................................................................9

C. Model Pembelajaran Problem Based Learning..................................14

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................19

A. Subyek Penelitian.............................................................................. 19

B. Deskripsi Rencana Tiap Siklus.......................................................... 20

C. Teknik Analisis Data......................................................................... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN.......................................................................29

A. Deskripsi Hasil Penelitian..................................................................29

1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus..................................................29

vi
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I.......................................................32

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II....................................................35

B. Pembahasan Hasil Penelitian..............................................................39

1. Pembahasan Siklus I.......................................................................39

2. Pembahasan Siklus II.....................................................................40

3. Kesimpulan Antara Pra siklus, Siklus I dan Siklus II....................44

BAB V PENUTUP..........................................................................................46

A. Kesimpulan.........................................................................................46

B. Saran - saran.......................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada era global sangat
diperlukan untuk memperbaiki kinerja individu dan organisasi, tidak
terkecuali institusi yang bergerak di bidang pendidikan. Pemerintah melalui
Depdiknas meyakini bahwa pendayagunaan TIK dapat menunjang upaya
peningkatan dan pemerataan akses pendidikan, peningkatan mutu, relevansi,
dan daya saing pendidikan, serta tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik
pendidikan. Mulai tahun 2006 Depdiknas berkomitmen untuk menerapkan
TIK secara massal, dengan menginvestasikan dana yang cukup besar
membangun infrastruktur Jardiknas yang meliputi penyediaan peralatan TIK
untuk mendukung proses pembelajaran seperti perangkat komputer,
perpustakaan elektronik, dan buku ajar dalam format elektronik.
Lebih lanjut, Departemen Pendidikan Nasional (2010), melalui
Rencana Strategis (Renstra) tahun 2010—2014, merencanakan
penyebarluasan TIK untuk epembelajaran dan eadministrasi didukung melalui
kegiatan; 1) perluasan akses Jardiknas, TV Edukasi dan pengembangan konten
pembelajaran berbasis TIK; 2) pengembangan sistem informasi manajemen
untuk memudahkan tugastugas perencanaan, pelaporan, dan pengendalian
berbagai macam kegiatan dan program; 3) Peningkatan kemampuan SDM
untuk mendukung pendayagunaan TIK di pusat dan daerah; 4) Pengembangan
pusat sumber belajar (learning resources center) berbasis TIK pada
pendidikan dasar dan menengah; 5) Pengembangan sistem dan model
pembelajaran berbasis TIK baik pada pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
Pada rancangan kurikulum 2013, disebutkan bahwa TIK menjadi
sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri. Lebih
tegas disebutkan bahwa TIK menjadi sarana pembelajaran dan diintegrasikan
pada semua mata pelajaran (Kemdikbud, 2012). Hal ini sejalan dengan
kebijakan UNESCO yang salah satunya diwujudkan dalam rangka
memperkuat program ICT in Schools and SchoolNet Project in ASEAN

1
2

Setting. Program ini telah merancang dan mengembangkan kurikulum


berbasis TIK terintegrasi, materi pembelajaran dan aplikasinya untuk
matapelajaran science, matematika dan bahasa. Hal ini didasari hasil proyek
yang menghasilkan simpulan bahwa penggunaan TIK di sekolah secara
terintegrasi, berkontribusi dalam perbaikan kualitas pembelajaran (UNESCO,
2004). Dari sisi regulasi yang berkaitan dengan hal ini, Kemdikbud telah
menetapkan kompetensi yang harus dimiliki seorang guru SMP yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
yang salah satunya adalah menggunakan media pembelajaran dan sumber
belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran
yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
Pembelajaran yang sering mendapatkan problematika menurut
Ngalimun (2013) dihadapi oleh guru dalam menerapkan pemilihan model
pembelajaran. Hal ini dikarenakan pada saat mengajar guru kurang menguasai
situasi dalam pembelajaran. Padahal model pembelajaran merupakan salah
satu cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada
siswa. Jika model pembelajaran kurang efektif disampaikan maka siswa
kesulitan memahami suatu materi sehingga berpengaruh terhadap peningkatan
prestasi siswa.
SMP Negeri 5 Tulungagung merupakan lembaga pendidikan dengan
salah satu mata pelajarannya adalah teknologi informasi dan komunikasi
(TIK). Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada pra siklus dikelas
VII-B SMPN 5 Tulungagung masih ditemukan nilai hasil belajar mata
pelajaran TIK materi perangkat lunak komputer masih rendah. Dari 32 siswa,
terdapat 5 siswa yang nilainya diatas KKM sedangkan 27 siswa masih
mendapatkan nilai dibawah 60 dan belum mencapai nilai kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Adapun salah satu faktor yang menyebabkan hal ini terjadi
yaitu metode pembelajaran yang dipakai oleh guru kurang tepat, sehingga
siswa cenderung kurang aktif dan belum memahami materi yang disampaikan,
hal ini mempengaruhi proses pembelajaran, yang pada akhirnya
mempengaruhi perolehan nilai yang masih banyak dibawah KKM.
3

Pada pembelajaran ini menerapkan metode pembelajaran yang


cenderung bersifat satu arah. Metode yang diterapkan tersebut masih bersifat
konvensional dan belum terlaksana dengan baik karena pelajaran didominasi
oleh guru dan beberapa siswa yang aktif saja. Kebanyakan siswa cenderung
menjadi pendengar, pasif, dan tidak bergairah akhirnya bosan dalam
pembelajaran. Padahal menurut Djamarah (2006) guru sebaiknya menyajikan
pembelajaran dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah untuk
dibahas dan dipecahkan bersama. Jika siswa hanya menjadi pendengar yang
pasif tanpa bergairah untuk berdiskusi, maka dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Hal tersebut menjadi salah satu permasalahan dalam
pembelajaran yang harus dipecahkan oleh guru TIK. Permasalahan tersebut
apabila tidak segera diselesaikan maka akan memperlambat pencapaian tujuan
pembelajaran TIK dan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Upaya peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari faktor yang
mempengaruhinya yaitu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru
kurang tepat sehingga siswa kurang bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat
pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh siswa. Suasana kelas
perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan
model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan
untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh
prestasi belajar yang optimal (Hamid, 2020). Untuk itu perlu disadari oleh
guru bahwa dalam melaksanakan pembelajaran perlu pula diupayakan
pembelajaran yang bersifat membangun dan memberikan pengalaman
terhadap materi-materi yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah menerapkan
model Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah.
Model Problem Based Learning (PBL) dapat diterapkan pada materi
“Perangkat Lunak Komputer“ dengan perencanaan dan pelaksanaan yang
sesuai. Pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah satu model
pembelajaran inovatif yang memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa
melalui permasalahan yang diselesaikan secara berkelompok atau individu.
4

Ibrahim dalam Rusman (2011) mengemukakan bahwa PBL merupakan salah


satu model pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat
tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata. Maka
dapat dipahami bahwa tujuan model pembelajaran PBL salah satunya agar
siswa dapat menyelesaikan suatu masalah pembelajaran melalui diskusi
kelompok. Sehingga melalui interaksi dan kerjasama tersebut, siswa dapat
memperoleh pengalaman belajar yang beragam.
Strategi pembelajaran dalam PBL menawarkan kebebasan siswa dalam
proses pembelajaran. Karena pelaksanaan PBL sepenuhnya tergantung pada
keaktifan, sikap, dan keterampilan siswa selama kegiatan belajar (Amir,
2012). Guru dalam hal ini hanya berperan sebagai pembimbing dan fasilitator,
sedangkan pembelajaran didominasi oleh aktivitas siswa dalam membangun
pengetahuan melalui proses ilmiah, seperti mengamati, menanya, menerapkan,
mengolah data, melakukan percobaan, melaporkan hasil, dan merumuskan
kesimpulan dengan proses yang menyenangkan dan tidak monoton sehingga
produk pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih kuat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakikat model
pembelajaran PBL merupakan pembelajaran dimana siswa belajar melalui
permasalahan-permasalahan praktis yang berhubungan dengan kehidupan
nyata, baik berpikir secara individu atau kelompok dan diberi tanggung jawab
untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dibahas, kemudian
siswa dituntut untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya. Adapun
tujuan model PBL dalam pembelajaran agar siswa dapat menyelesaikan
masalah pembelajaran secara kritis dan aktif.
Berdasarkan uraian diatas, sangatlah menarik jika dilakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran
metode Problem Based Learning. Dengan demikian maka peneliti
mengangkat judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi materi Perangkat Lunak
Komputer Melalui Metode Problem Based Learning Siswa Kelas VII-B
SMPN 5 Tulungagung Semester II Tahun 2018/2019”.
5

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang dapat
diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran metode Problem Based Learning
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi materi Perangkat
Lunak Komputer eelalui Metode Problem Based Learning Siswa Kelas
VII-B SMPN 5 Tulungagung Semester II Tahun 2018/2019?
2. Bagaimana hasil belajar siswa melalui pembelajaran metode Problem
Based Learning dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi materi Perangkat Lunak Komputer eelalui Metode Problem
Based Learning Siswa Kelas VII-B SMPN 5 Tulungagung Semester II
Tahun 2018/2019?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran metode Problem Based
Learning mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi materi
Perangkat Lunak Komputer eelalui Metode Problem Based Learning
Siswa Kelas VII-B SMPN 5 Tulungagung Semester II Tahun 2018/2019.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui pembelajaran metode
Problem Based Learning dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi materi Perangkat Lunak Komputer eelalui Metode Problem
Based Learning Siswa Kelas VII-B SMPN 5 Tulungagung Semester II
Tahun 2018/2019.

D. MANFAAT PENELITIAN
Pengaruh perbaikan dalam pembelajaran memang cukup besar, ada
beberapa manfaat dalam perbaikan pembelajaran ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan kepada
dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan di SMPN pada
khususnya.
b) Penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar dari siswa.
6

2. Manfaat Praktis
Manfaat bagi siswa adalah:
a) Meningkatkan keaktifan siswa, dan bersemangat lagi dalam
pembelajaran.
b) Membuat kegiatan pembelajaran lebih menarik lagi dengan
metode yang diterapkan.
c) Dapat meningkatkan hasil belajar, jika pembelajaran ini berjalan
dengan aktif.
Manfaat bagi guru adalah:
a) Sebagai bahan acuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar
dengan adanya media yang paling efektif.
b) Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses
pembelajaran.
c) Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang cukup menarik
oleh siswa.
Manfaat bagi sekolah:
a) Dapat meningkatkan dan mempertinggi kualitas dalam
pembelajaran di sekolah itu sendiri.
b) Mempunyai guru yang berpotensi mampu mengelola pembelajaran
saat di kelas untuk siswa.
c) Kondisi dan situasi pembelajaran lebih kondusif dan bersemangat
lagi dalam proses belajar mengajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. HASIL BELAJAR SISWA


1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari dua kata, yaitu “hasil” dan “belajar”.
Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan perubahan
secara fungsi. Dalam hal kegiatan belajar mengajar, hasil bisa dilihat bila
siswa mengalami perubahan perilaku. Belajar digunakan untuk
mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar.
Perubahan perilaku ini merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar
(Purwanto, 2013).
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih mencangkup bidang
kognitif, afektif dan psikomotor (Sudjana, 2009). Hasil belajar siswa
merupakan perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari belajar (Susanto,
2013). Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka
atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran.
Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa
dalam menerima materi pelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2006).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar merupakan keseluruhan prestasi belajar yang dicapai siswa
sebagai indikator kompetensi dan derajat perubahan perilaku yang
bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu ditanyakan
sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang
mengacu pada pengalaman langsung.
2. Ranah Hasil Belajar
a. Ranah Kognitif
Ranah belajar pada aspek kognitif dibagi menjadi 6 jenjang:
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian
(Bloom, 1956). Namun demikian Anderson dan Krathwohl membuat
revisi pada tahun 2001 terhadap taksonomi Bloom pada tataran high

7
8

order thinking skills sehingga menjadi mengingat (remembering),


memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis
(analyzing), menilai (evaluating), dan menciptakan (creating).
Berdasarkan revisi tersebut dapat kita lihat bahwa sintesis diubah
menjadi kreasi (menciptakan) dan ada perubahan dari ranah yang
dinyatakan dalam kata benda menjadi kata kerja. Hal ini menunjukkan
bahwa pada pembelajaran yang penting adalah keaktifan siswa dalam
mengerjakan sesuatu (Majid, 2014). Dalam penelitian ini, ranah
kognitif yang digunakan adalah mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis dan menilai.
b. Ranah Afektif
Secara umum ranah afektif diartikan sebagai keyakinan sikap
yang menunjuk kepada arah perubahan batiniah yang semakin baik
yang terjadi bila individu sadar tentang nilai yang diterima dan
kemudian mengambil sikap sehingga kemudian menjadi bagian dari
dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya.
Tingkatan kemampuan ranah afektif yaitu menerima (receiving),
menjawab (responding), menilai (valuing) dan organisasi
(organization) (Majid, 2014).
c. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang
pencapaiannya melalui keterampilan yang melibatkan otot dan
kekuatan fisik. Penilaian hasil belajar psikomotor meliputi :
1) Kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja
2) Kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-
urutan
3) pengerjaan
4) Kecepatan mengerjakan tugas
5) Kemampuan membaca gambar atau simbol
6) Keserasian bentuk dengan yang diharapkan atau ukuran yang telah
ditentukan (Majid, 2014).
9

B. MATA PELAJARAN TIK


1. Mata Pelajaran TIK
Memasuki abad ke-21, bidang teknologi informasi dan komunikasi
berkembang dengan pesat yang dipicu oleh temuan dalam bidang rekayasa
material mikroelektronika. Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap
berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktivitas manusia kini
banyak tergantung kepada teknologi informasi dan komunikasi. Mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dimaksudkan untuk
mempersiapkan peserta didik agar mampu mengantisipasi pesatnya
perkembangan tersebut.
Mata pelajaran ini perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai
peserta didik sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk
menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan
perubahan yang sangat cepat. Untuk menghadapi perubahan tersebut
diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan
cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak
membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat. Dengan demikian
selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi dan
komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang
pada akhirnya dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungan
dan dunia kerja.
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diajarkan
sebagai salah satu mata pelajaran Keterampilan yang pelaksanaannya
dapat dilakukan secara terpisah atau bersama-sama dengan mata pelajaran
keterampilan lainnya. Alokasi waktu pembelajarannya secara keseluruhan
untuk jenjang SMP/MTs adalah 72 jam pelajaran untuk selama 3 tahun,
atau ekivalen dengan 2 jam pelajaran per minggu untuk waktu 1 tahun jika
mata pelajaran ini dibelajarkan secara terpisah dan mandiri
2. Materi Perangkat Lunak Komputer
a. Pengertian
Perangkat lunak atau piranti lunak adalah program computer
yang berfungsi sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat
10

keras. Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai penerjemah


perintah-perintah yang dijalankan pengguna computer untuk
diteruskan ke atau dip roses oleh perangkat keras.
Dilihat dari fungsinya, Jenis Perangkat Lunak Komputer
terbagi menjadi dua kategori, yaitu perangkat lunak sistem dan
perangkat lunak aplikasi. Perangkat lunak sistem adalah perangkat
lunak yang berhubungan langsung dengan komponen-komponen
perangkat keras komputer, perawatan mapupun pemrogramannya.
Perangkat lunak sistem meliputi :
b. Jenis Perangkat Lunak Komputer
1) Perangkat Lunak Sistem
a) Sistem Operasi
Sistem Operasi atau Operating System adalah perangkat lunak
yang bertugas mengontrol dan melakukan manajemen
perangkat keras operasi-operasi dasar sistem, termasuk
menjalankan perangkat lunak aplikasi.
b) Bahasa Pemrograman
Bahasa pemrograman adalah instruksi dan aturan-aturan yang
tertuang dalam bentuk kode-kode yang diberikan pada
komputer untuk dapat melaksanakan tugas.
c) Program Utility
Program Utility adalah perangkat lunak yang ditujukan untuk
melengkapi kinerja sistem operasi dan meningkatkan kinerja
komputer.
Selain perangkat lunak sistem, komputer membutuhkan
perangkat lunak aplikasi. Perangkat lunak aplikasi adalah
perangkat lunak yang berfungsi membantu manusia
menyelesaikan pekerjaan pada bidang tertentu.
Contoh perangkat lunak aplikasi adalah pengolah presentasi.
Microsoft PowePoint yang berguna untuk membuat slide-slide
presentasi. Ada pula Microsoft Word yang digunakan untuk
mengolah kata, sedangkan Microsoft Excel digunakan untuk
11

mengolah tabel, angka, perhitungan-perhitungan baik


matematik maupun statistik.
2) Perangkat Lunak Aplikasi
Perangkat lunak aplikasi atau program aplikasi (application
programm) merupakan program khusus yang digunakan untuk
aplikasi bidang tertentu. Program ini sangat membantu kita dalam
menyelesaikan permasalahan khusus. Banyak program aplikasi
yang sudah beredar antara lain contohnya sebagai berikut :
a) Program apalikasi pengolah kata
Program aplikasi pengolah kata digunakan untuk pengolahan
naskah-naskah, seperti surat menyurat, buku diktat, proposal
laporan kegiatan, media informasi, dan lainnya. Beberapa
contoh program pengolah kata : Microsoft Word, Word Perfect,
Adobe Page Maker, Chi Writer, dan lain-lain.
b) Program aplikasi pengolah angka
Perangkat lunak atau program aplikasi pengolah angka adalah
perangkat lunak yang digunakan untuk menyelesaikan
pengolahan berbagai data kuantitatif (angka) yang relatif cepat
dan akurat. Dengan pengolah angka, user dapat menyajikan
data secara cepat dan tepat, baik dalam bentuk tabel maupun
grafik. Beberapa contohnya antara lain : OpenOffice.Org Cal,
Microsoft Excel, Lotus 123, dan lainya.
c) Program aplikasi pengolah Presentasi
Program aplikasi pengolah presentasi adalah program aplikasi
untuk merancang slide yang biasa digunakan untuk presentasi
dalam suatu pertemuan. Hasil perancangan tersebut dapat
ditampilkan dalam berbagai bentuk media komunikasi seperti
layar monitor, layar lebar melalui infocus, Head Projector,
LCD, internet dan sebagainya.
Dengan menggunakan fasilitas Animation Effects, Transition,
Sound Effects dan fasilitas lainnya yang tersedia pada MS
12

Power Point dapat membuat berbagai slide menjadi menarik


dengan efek-efek yang tesedia tersebut.
Beberapa contohnya antara lain : Microsoft Power Point, Open
Office Impress, Macromedia Authorware dll.
d) Program aplikasi pengolah data
Perangkat lunak ini berfungsi mengelola data yang besar.
Dengan program pengolah data ini kita dapat secara cepat dan
akurat memasukkan dan menyunting data, menyeleksi data
dengan kriteria tertentu, membuat laporan data dengan kriteria
tertentu dan lain-lain.
Hasil penyimpanan dari program ini biasa di sebut basis data
atau database, yang biasanya digunakan untuk pengolahan data
instansi-instansi atau perusahaan. Contohnya : Microsoft
Access, DBase, Foxpro, MySql, SqlServer dan lainnya.
e) Program Aplikasi pengolah grafis
Program aplikasi pengolah grafis seperti namanya diperuntukan
untuk membuat dan mengolah gambar. Program ini cocok
untuk desain, periklanan dan percetakan. Contohna : Corel
Draw, Photoshop, Freehand dan lain-lain.
c. Perangkat Lunak Berbayar dan Bebas
Software atau perangkat lunak komputer berdasarkan
distribusinya dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu software
berbayar, software gratis atau free ( Freeware, free software,
shareware, adware) . untuk lebih jelasnya silahkan baca definisi lebih
detail mengenai beberapa jenis software tersebut.
Software berbayar merupakan perangkat lunak yang
didistribusikan untuk tujuan komersil, setiap pengguna yang ingin
menggunakan atau mendapatkan software tersebut dengan cara
membeli atau membayar pada pihak yang mendistribusikannya.
pengguna yang menggunakan software berbayar umumnya tidak
diijinkan untuk menyebarluaskan software tersebut secara bebas tanpa
ijin ada penerbitnya. contoh software berbayar ini misalnya adalah
13

sistem microsoft windows, microsoft office, adobe photo shop, dan


lain-lain.
Freeware atau perangkat lunak gratis adalah perangkat lunak
komputer berhak cipta yang gratis digunakan tanpa batasan waktu,
berbeda dari shareware yang mewajibkan penggunanya membayar
(misalnya setelah jangka waktu percobaan tertentu atau untuk
memperoleh fungsi tambahan). Para pengembang perangkat gratis
seringkali membuat perangkat gratis freeware “untuk disumbangkan
kepada komunitas”, namun juga tetap ingin mempertahankan hak
mereka sebagai pengembang dan memiliki kontrol terhadap
pengembangan selanjutnya. Freeware juga didefinisikan sebagai
program apapun yang didistribusikan gratis, tanpa biaya tambahan.
Sebuah contoh utama adalah suite browser dan mail client dan Mozilla
News, juga didistribusikan di bawah GPL (Free Software).
Free Software lebih mengarah kepada bebas penggunaan tetapi
tidak harus gratis. Pada kenyataannya, namanya adalah karena bebas
untuk mencoba perangkat lunak sumber terbuka (Open Source) dan di
sanalah letak inti dari kebebasan: program-program di bawah GPL,
sekali diperoleh dapat digunakan, disalin, dimodifikasi dan
didistribusikan secara bebas. Jadi free software tidak mengarah kepada
gratis pembelian tetapi penggunaan dan distribusi. Begitu keluar dari
lisensi kita dapat menemukan berbagai cara untuk mendistribusikan
perangkat lunak, termasuk freeware, shareware atau Adware.
Klasifikasi ini mempengaruhi cara di mana program dipasarkan, dan
independen dari lisensi perangkat lunak mana mereka berasal.
Perbedaan yang nyata antara Free Software dan Freeware.
Konflik muncul dalam arti kata free dalam bahasa Inggris, yang berarti
keduanya bebas dan gratis. Oleh karena itu, dan seperti yang
disebutkan sebelumnya, Free Software tidak perlu bebas, sama seperti
Freeware tidak harus gratis.
Shareware juga bebas tetapi lebih dibatasi untuk waktu tertentu.
Shareware adalah program terbatas didistribusikan baik sebagai
14

demonstrasi atau versi evaluasi dengan fitur atau fungsi yang terbatas
atau dengan menggunakan batas waktu yang ditetapkan (misalnya 30
hari) . Dengan demikian, memberikan pengguna kesempatan untuk
menguji produk sebelum membeli dan kemudian membeli versi
lengkap dari program. Sebuah contoh yang sangat jelas dari tipe ini
adalah perangkat lunak antivirus, perusahaan-perusahaan ini biasanya
memudahkan pelepasan produk evaluasi yang hanya berlaku untuk
jumlah hari tertentu. Setelah melewati maksimum, program akan
berhenti bekerja dan Anda perlu membeli produk jika Anda ingin tetap
menggunakannya.
Kita juga dapat menemukan perangkat lunak bebas sepenuhnya,
namun termasuk dalam program periklanan, distribusi jenis ini disebut
Adware. Sebuah contoh yang jelas adalah program Messenger dari
Microsoft yang memungkinkan penggunaan perangkat lunak bebas
dalam pertukaran untuk masuk dengan cara iklan banner atau pop-up.

C. MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


1. Pengertian Problem Based Learning
Menurut Boud (2010) mengemukakan Problem Based Learning
adalah pembelajaran yang mengarah pada pelibatan siswa dalam
mengatasi masalah belajar dengan praktik nyata yang dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Menurut Kamdi (2007) model Problem Based
Learning adalah sebagai model pembelajaran yang di dalamnya
melibatkan siswa untuk berusaha memecahkan masalah dengan
melalui beberapa tahap metode ilmiah sehingga siswa diharapkan
mampu mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah
tersebut dan sekaligus siswa diharapkan akan memiliki keterampilan
dalam memecahkan masalah.
Ibrahim dalam Rusman (2011) mengemukakan bahwa PBL
merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk
merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang
berorientasi pada masalah dunia nyata. Sama dengan menurut Slameto
15

(2011) model Problem Based Learning merupakan model


pembelajaran yang melatih dan mengembangkan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik dari
kehidupan aktual siswa untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Sementara itu Hosnan (2014) mengemukakan bahwa model
Problem Based Learning merupakan model pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa
dapat menyusun sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang
lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan
kepercayaan diri sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa
Problem Based Learning adalah lingkungan belajar yang di dalamnya
menggunakan masalah yaitu sebelum belajar mempelajari suatu hal,
mereka diharuskan mengidentifikasi masalah, baik yang dihadapi
secara nyata maupun telaah kasus. Masalah disajikan sedemikian rupa
sehingga siswa menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar
mereka dapat memecahkan masalah tersebut.
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)
Langkah-langkah model pembelajaran PBL menurut Shoimin
(2014) dapat digambarkan sebagai berikut:

Orientasi Mengorganis Membimbing Mengembang Mengevaluasi


Siswa asi siswa penyelidikan kan hasil
karya

a) Tahap 1
Orientasi siswa.
Menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang ingin dicapai.
Menyajikan sebuah masalah atau pertanyaan yang harus
dipecahkan oleh siswa, memberikan sebuah motivasi kepada siswa
untuk dapat terlibat dalam pemecahan sebuah masalah yang
dipilih.
b) Tahap 2
16

Mengorganisasi siswa.
Membentuk sebuah kelompok, membantu mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar siswa yang berhubungan dengan
masalah yang diberikan untuk dianalisis.
c) Tahap 3
Membimbing penyelidikan.
Memberikan dorongan siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan sebuah
penjelasan pemecahan masalah yang sedang di diskusikan bersama
kelompok belajarnya.
d) Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Memberikan bantuan ke siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan sebuah hasil karyanya yang sesuai seperti laporan,
untuk dapat dipresentasikan dengan temannya dan dapat
diperlihatkan untuk kelompok lainnya untuk dijadikan bahan
pembahasan.
e) Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Membantu dan mendorong siswa memberikan penghargaan
ataupun masukan kepada kelompok lainnya. Bersama-sama
menyimpulkan dari hasil pembelajaran tentang pembahasan materi
yang telah dibahas, mengumpulkan hasilnya berupa catatan.
3. Kelebihan dari Problem Based Learning
Menurut Suyanti (2010), Problem Based Learning memiliki
beberapa kelebihan diantaranya:
a. PBL dirancang utamanya untuk membantu pembelajar dalam
membangun kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan
intelektual mereka, dan mengembangkan kemampuan mereka
untuk menyelesaikan dengan pengetahuan baru.
b. Membuat mereka menjadi pembelajar yang mandiri dan bebas.
17

c. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk


memahami isi pelajaran, dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa.
d. Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
e. Membantu siswa mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan di
samping itu, juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi
sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
f. Melalui Problem Based Learning bisa memperlihatkan kepada
siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara
berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan
hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku.
g. Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus
belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Pembelajaran model Problem Based Learning ini siswa akan lebih
menggali kemampuannya untuk memperoleh pengetahuan luas lagi,
dan menumbuhkan semangat belajar dalam memecahkan
permasalahan yang ada baik secara individu maupun kelompok. Untuk
mengoptimalkan peningkatan kualitas pembelajaran Problem Based
Learning dapat dipadukan dengan media pembelajaran yang cocok
dengan karakteristik yang dimiliki siswa.
4. Pelaksanaan Pembelajaran Problem Based Learning
Problem Based Learning adalah lingkungan belajar yang di
dalamnya menggunakan masalah yaitu sebelum belajar mempelajari
suatu hal, mereka diharuskan mengidentifikasi masalah, baik yang
dihadapi secara nyata maupun telaah kasus. Masalah disajikan
sedemikian rupa sehingga siswa menemukan kebutuhan belajar yang
diperlukan agar mereka dapat memecahkan masalah tersebut.
Tahap-tahap model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) yaitu:
18

1. Tahap 1 Orientasi siswa


a) Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang ingin dicapai.
b) Guru menyajikan inti materi
c) Guru menyajikan masalah yang harus diamati dan dianalisis
oleh siswa.
d) Guru memberikan motivasi pada siswa untuk terlibat dalam
pemecahan sebuah masalah yang dipilihnya.
2. Tahap 2 Mengorganisasi siswa
a) Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok.
b) Guru meminta siswa memahami perangkat lunak komputer
dengan diskusi, membaca materi dan menonton video youtube.
3. Tahap 3 Membimbing penyelidikan
a) Guru membimbing kelompok dalam menyelesaikan
penyelidikan permasalahan yang diberikan.
b) Guru mendorong siswa dan memantau keterlibatan siswa dalam
pengumpulan data/bahan selama proses penyelidikan untuk
mendapatkan sebuah penjelasan pemecahan masalah
4. Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
a) Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
sebuah karya yang sesuai dalam bentuk laporan.
b) Mempresentasikan hasil karyanya, berbagi dengan teman dan
kelompok lainnya.
5. Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
a) Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok
memberikan suatu penghargaan serta masukkan kepada
kelompok lainnya.
b) Guru bersama siswa menyimpulkan pembahasan tentang materi
tersebut. Mencatat pembahasan semua materi di buku catatan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian yang dilakukan penulis adalah siswa kelas VII-B
SMPN 5 Tulungagung Semester II tahun pelajaran 2019-2022 dengan jumlah
32 siswa.
1. Lokasi pelaksanaan
Lokasi penelitian dilaksanakan dikelas VII-B SMPN 5 Tulungagung.
2. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan selama 2 bulan mulai dari
bulan Februari sampai dengan bulan April 2019. Jadwal penelitian dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Jadwal Penelitian
No Siklus Kelas Hari/Tanggal Waktu

1 Pra Siklus Kelas VII-B SMPN 5 Selasa, 08.30-10.00


Tulungagung
4 Februari
2019

2 Siklus I Kelas VII-B SMPN 5 Selasa, 08.30-10.00


Tulungagung
25 Maret 2019

3 Siklus II Kelas VII-B SMPN 5 Selasa, 08.30-10.00


Tulungagung
8 April 2019

3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang diberikan adalah mata pelajaran Mata Pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi materi Perangkat Lunak Komputer.
4. Karakteristik Siswa
Jumlah seluruh siswa kelas VII-B SMPN 5 Tulungagung adalah 32 orang.
Setiap kemampuan yang dimiliki masing-masing siswa kelas VII-B tidak
sama satu dengan yang lainya disebabkan mereka mempunyai latar
belakang yang berbeda.

19
20

B. DESKRIPSI RENCANA TIAP SIKLUS


Prosedur penelitian ini menggunakan rancangan metode penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas dengan empat tahap yang
dilalui yaitu:
a) perencanaan (rencana pelaksanaan),
b) pelaksanaan (prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas),
c) pengamatan atau pengumpulan data,
d) refleksi ( Arikunto, 2011)
1. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Kegiatan merancang dan melaksanakan perbaikan pembelajaran
dengan menerapkan PTK dapat digambarkan dalam bentuk diagram
berikut.
Gambar 1
Siklus Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran

R1 R2 R3

L1 L2 L3

M1 M3 M3

Keterangan:
M : Merencanakan
L : Melaksanakan
R : Refleksi
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dimulai pada bulan
Februari sampai dengan bulan April 2019. Kegiatan ini meliputi
perencanaan, pelaksanaan, perbaikan, dan refleksi. Langkah-langkah
penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus.
21

2. Pembelajaran Pra Siklus


a. Tahap Perencanaan Pembelajaran
Pada tahapan ini guru melakukan perencanaan pembelajaran dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru merencanakan materi pembelajaran yang akan diberikan pada
siswa.
2) Guru menyusun RPP sebagai acuan pelaksanaan proses
pembelajaran dengan berdasar kurikulum yang berlaku. RPP yang
dibuat disesuaikan dengan langkah-langkah pada model
pembelajaran yang akan diterapkan, model yang diterapkan oleh
guru adalah pembelajaran konvensional (ceramah).
3) Guru membuat lembar penugasan aktivitas siswa.
4) Menyusun tes akhir pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Pada tahapan ini pelaksanaannya didasarkan rencana pembelajaran
yang disusun sebelumnya dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa bersama.
b) Guru melakukan absensi kehadiran siswa.
2) Kegiatan Inti
a) Guru memberikan penjelasan tujuan pembelajaran, dan
manfaat pembelajaran yang akan diajarkan tentang topik
perangkat lunak komputer.
b) Guru mendemonstrasikan pembelajaran tentang perangkat
lunak komputer.
c) Siswa diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati,
membaca dan menuliskannya kembali terkait materi perangkat
lunak komputer.
d) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin hal yang belum dipahami sebagai latihan
awal pembelajaran ini.
3) Kegiatan Penutup
22

a) Siswa dibimbing oleh guru untuk melakukan refleksi


pembelajaran.
b) Guru memberikan evaluasi pada siswa dalam bentuk tes
tertulis.
c) Siswa diminta mempelajari kembali materi pertemuan
berikutnya.
d) Berdoa sebagai penutup pembelajaran.
c. Refleksi dari Pembelajaran
Pada kegiatan refleksi ini, peneliti merefleksikan hasil pembelajaran
yang telah dilakukan pada tahap pra siklus.
Dari hasil yang didapat adalah siswa masih belum memahami materi
perangkat lunak komputer, data ini dapat dilihat dari hasil penilaian
siswa yang masih banyak dibawah KKM, serta dalam proses kegiatan
pembelajaran siswa kurang antusias, ramai sendiri dan cenderung
pasif.
3. Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan Pembelajaran
Pada tahapan ini guru melakukan perencanaan pembelajaran dengan
langkah-langkah berikut :
1) Guru merencanakan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pra siklus
yang dilaksanakan yaitu menyusun langkah-langkah mengatasi
masalah rendahnya hasil belajar siswa mata pelajaran TIK.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sebagai acuan pelaksanaan proses pembelajaran dengan berdasar
kurikulum yang berlaku. RPP ini disesuaikan dengan langkah-
langkah pada model pembelajaran yang diterapkan, dalam hal ini
model pembelajaran dengan metode Problem Based Learning
(PBL).
3) Guru membuat lembar penugasan aktivitas siswa.
4) Menyusun tes akhir pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Pada tahapan ini pelaksanaannya didasarkan rencana pembelajaran
23

yang disusun sebelumnya dengan kegiatan sebagai berikut:


1) Pendahuluan
a) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis para siswa untuk
mengikuti pembelajaran dengan melakukan salam pembuka dan
berdo’a.
b) Guru melakukan absensi kehadiran siswa, menanyakan
kesiapan buku tulis serta sumber belajar.
c) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
d) Guru menjelaskan materi pokok dan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti
Orientasi siswa
a) Guru memberikan materi tentang perangkat lunak komputer.
b) Guru memberikan permasalahan dalam LKPD, siswa
mendeskripsikan tentang perangkat lunak komputer.
c) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat dalam
pemecahan masalah yang dipilih.
Mengorganisasi siswa
a) Guru membentuk siswa menjadi 4 sampai 5 kelompok
b) Guru meminta siswa memahami keberagaman dalam
masyarakat dan memecahkan permasalahan dengan berdiskusi
bersama teman, mencari informasi dari buku.
Membimbing penyelidikan
a) Guru membimbing kelompok dalam menyelesaikan
permasalahan dalam mengerjakan LKPD yang diberikan.
b) Guru mendorong siswa dan memantau keterlibatan siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan sebuah penjelasan pemecahan
masalah tentang perangkat lunak komputer.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
a) Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
24

sebuah hasil karya yang sesuai dalam bentuk laporan.


b) Mempresentasikan hasil karyanya, berbagi dengan teman dan
kelompok lainnya.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
a) Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok
memberikan penghargaan serta masukan kepada kelompok
lainnya.
b) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan pembahasan
tentang perangkat lunak komputer. Mencatat pembahasan di
buku catatan.
2) Kegiatan Penutup
a) Guru menyampaikan informasi pembelajaran yang akan
datang.
b) Guru memberikan evaluasi berupa tes tulis.
c) Pembelajaran diakhiri dengan berdo’a dan salam.
c. Tahap Pengamatan dan Pengumpulan Data dari Pembelajaran
Tahap pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data tentang
pelaksanaan perbaikan yaitu :
1) Pengamatan dan pencatatan data tentang pelaksanaan rencana
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi
guru.
2) Pengamatan terhadap partisipasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan siswa.
3) Mengumpulkan data hasil belajar siswa dengan melakukan analisa
terhadap hasil tes akhir pelajaran.
d. Refleksi dari Pembelajaran
Pada tahap kegiatan pembelajaran siklus I yang telah dilakukan
ternyata masih ditemukan beberapa kelemahan yang terjadi pada hasil
pembelajaran, yaitu nilai hasil belajar siswa masih ada yang di bawah
rata-rata dan belum mencapai nilai batas KKM pada pelajaran TIK
materi perangkat lunak komputer. Serta masih kurangnya antusias
siswa terhadap proses pembelajaran. Sehingga masih banyak siswa
25

yang belum bisa memberikan pertanyaan atau pendapatnya dalam


berdiskusi.
4. Pembelajaran Siklus II
Siklus II merupakan perbaikan pembelajaran dari siklus I. Siklus II
merupakan klimaks dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini. Penulis
berharap dalam pelaksanaan siklus II ini terdapat peningkatan hasil belajar
dan mendapat nilai tuntas dari semua siswa dengan persentase yang tinggi.
Langkah-langkah pembelajaran ini sama dengan siklus sebelumnya yaitu:

a. Tahap Perencanaan Pembelajaran


Pada tahapan ini guru melakukan perencanaan pembelajaran dengan
langkah-langkah berikut :
1) Guru merencanakan perbaikan berdasarkan hasil refleksi perbaikan
siklus I.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai
acuan pelaksanaan proses pembelajaran dengan berdasar
kurikulum yang berlaku. Penyusunan RPP disesuaikan dengan
langkah-langkah pada model pembelajaran yang diterapkan, dalam
hal ini model pembelajaran dengan metode Problem Based
Learning (PBL).
3) Menyiapkan instrumen yang digunakan meliputi media
pembelajaran, lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan
aktivitas siswa.
4) Menyusun tes akhir pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Pada tahapan ini pelaksanaannya didasarkan rencana pembelajaran
yang disusun sebelumnya dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis siswa untuk
mengikuti pembelajaran dengan melakukan berdoa, mengecek
kehadiran siswa, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
b) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
26

pembelajaran yang akan dicapai.


c) Guru menjelaskan materi pokok dan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan.
2) Kegiatan Inti
Orientasi siswa
a) Guru memberikan materi tentang perangkat lunak komputer
b) Guru menyajikan sebuah masalah yang harus dipecahkan dan
dianalisis oleh siswa.
c) Guru memberikan motivasi pada siswa untuk terlibat dalam
pemecahan sebuah masalah yang dipilihnya.
Mengorganisasi siswa
a) Guru membentuk siswa menjadi 4 sampai 5 kelompok.
b) Guru meminta siswa memahami materi perangkat lunak
komputer.
Membimbing penyelidikan
a) Guru membimbing kelompok dalam menyelesaikan
penyelidikan permasalahan yang diberikan.
b) Guru mendorong siswa dan memantau keterlibatan siswa
dalam berdiskusi untuk mengumpulkan data atau bahan selama
proses penyelidikan untuk mendapatkan sebuah penjelasan
pemecahan masalah.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
a) Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
sebuah hasil karya yang sesuai dalam bentuk laporan.
b) Mempresentasikan hasil karyanya, berbagi dengan teman dan
kelompok lainnya.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
a) Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok
memberikan penghargaan serta masukan kepada kelompok
lainnya.
b) Guru beserta siswa menyimpulkan pembahasan tentang materi
tersebut. Mencatat semua pembahasan pembelajaran di buku
27

catatan.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru menyampaikan informasi pembelajaran yang akan
datang.
b) Guru memberikan evaluasi berupa tes tulis.
c) Pembelajaran diakhiri dengan berdo’a dan salam.
c. Tahap Pengamatan dan Pengumpulan Data dari Pembelajaran
Tahap pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data tentang
pelaksanaan perbaikan pembelajaran yaitu :
1) Pengamatan dan pencatatan data tentang pelaksanaan rencana
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi
guru.
2) Pengamatan terhadap partisipasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan siswa.
3) Pengumpulan data hasil belajar siswa dengan melakukan analisa
terhadap hasil tes akhir pelajaran. Serta pengumpulan pekerjaan
tugas LKPD.
d. Refleksi dari Pembelajaran
Pada tahapan ini guru sudah melakukan proses pembelajaran dengan
maksimal, dari data yang sudah dikumpulkan mulai pembelajaran pra
siklus, siklus I, dilakukan dengan perbaikan pada siklus II telah
berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

C. TEKNIK ANALISIS DATA


Dalam penelitian ini ada dua jenis data yaitu data yang berbentuk
kuantitatif dan data yang berbentuk kualitatif:
1. Data Kualitatif
Data kualitatif di antaranya adalah deskripsi data yang
menggambarkan hasil pengamatan observasi terhadap aktivitas siswa
selama berlangsungnya pembelajaran.
2. Data kuantitatif
Data-data kuantitatif di antaranya adalah hasil tes individu TIK dan
angka persentase dari keaktifan siswa dapat dilihat melalui penilaian
28

lembar observasi siswa. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa
tersebut dapat dianalisis dengan cara mencari nilai rata-rata atau persentase
keberhasilan belajar dan lain-lain.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Rumus yang dipakai


untuk menghitung persentase nilai adalah :
P= NR I – NR II X 100%
NRP
Keterangan :
NP = peningkatan hasil belajar
NRI= nilai rata- rata siklus I
NR II = nilai rata-rata siklus II
NR P = nilai rata-rata pra siklus
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN


1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
Pada tahap pra siklus ini adalah kondisi awal pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas VII-B SMPN 5 Tulungagung Tulungagung dengan
menggunakan metode pembelajaran ceramah. Menurut Syah (2002)
metode ceramah yaitu cara mengajar dengan penyajian informasi secara
lisan kepada siswa. Kegiatan pembelajaran pra siklus ini guru
menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan materi dalam pelajaran
TIK materi perangkat lunak komputer yang ternyata pada tahap dari
refleksinya, sebagian besar antusiasme siswa dalam pembelajaran masih
kurang, kegiatan pembelajaran yang terjalin antara guru, siswa dan siswa
pun juga belum maksimal, serta kurang mampu dalam membuat laporan
dan melakukan presentasi di depan kelas.
Dari hasil pembelajaran dengan metode ceramah tersebut ternyata
masih kurang memuaskan, karena terlihat siswa hanya pasif dalam
pembelajaran sehingga penangkapan dan pemahaman terhadap materi
pembelajaran kurang maksimal. Berikut data hasil belajar siswa pada
observasi awal atau sebelum diadakannya tindakan, selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Hasil Belajar Pra Siklus
Hasil Belajar Ketuntasan
No. Nama Siswa
B S N T BT
1 AHF 5 5 50 v
2 AP 5 5 50 v
3 AEW 5 5 50 v
4 AH 4 6 40 v
5 AHH 5 5 50 v
6 BDS 7 3 70 v
7 CSW 5 5 50 v
8 DS 5 5 50 v
9 DAM 4 6 40 v
10 DR 3 7 30 v

29
30

11 DNN 4 6 40 v
12 FR 8 2 80 v
13 AFM 2 8 20 v
14 IBS 3 7 30 v
15 AR 5 5 50 v
16 KB 5 5 50 v
17 KD 4 6 40 v
18 LHRA 2 8 20 v
19 MFR 3 7 30 v
20 MKH 8 2 80 v v
21 NENA 4 6 40 v
22 NRF 3 7 30 v
23 RA 5 5 50 v
24 RFF 5 5 50 v
25 RSY 5 5 50 v
26 SDN 3 7 30 v
27 VAS 7 3 70 v
28 ZIH 2 8 20 v
29 ZM 5 5 50 v
30 ZUN 3 7 30 v
31 VRP 8 2 80 v
32 DIS 4 6 40 v
Jumlah 146 174 1460 5 27
Persentase 45.63% 54.38% 45.63% 15.63% 84.38%
Rata-rata Kelas 45.63

Dari hasil perolehan data pada pembelajaran pra siklus siswa


yang sudah tuntas dan memenuhi KKM yaitu 5 siswa dengan presentasi
15,63%, sedangkan 27 siswa masih belum memenuhi KKM dengan
presentasi 84,38%. Sedangkan presentasi ketentuan yang harus dicapai
yaitu 85%.
Hasil belajar siswa seperti yang tercantum pada tabel di atas
menggambarkan bahwa prestasi belajar yang didapat siswa masih rendah,
perlu ditingkatkan agar rata-rata perolehan nilai siswa meningkat dan
seluruh hasil belajar siswa mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Dari hasil observasi tentang aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.
31

Tabel 3
Hasil Aktivitas Siswa Pra Siklus
Nilai rata-
No Aspek yang diamati
rata
1 Siswa antusias dalam mengikuti pelajaran 2
2 Tingkat kerjasama siswa dengan guru dan siswa lain 2
3 Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang
1
diberikan
4 Kemampuan siswa dalam membuat karya dalam bentuk
1
laporan
5 Kemampuan siswa dalam melakukan presentasi 1
Jumlah skor 7
Persentase 35%

Keterangan:
Skor tertinggi per parameter = 4
Skor total maksimal = 20
Kriteria penilaian :
1) 0% - 39% = Sangat Kurang
2) 40% - 55% = Kurang
3) 56% - 65% = Cukup
4) 66% - 79% = Baik
5) 80% - 100% = Sangat Baik
Berdasarkan hasil pada pembelajaran pra siklus di atas dapat
diketahui bahwa presentase aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
secara klasikal adalah 35% dengan kriteria kurang, masih di bawah
indikator keberhasilan tindakan yaitu 80%. Siswa kurang begitu aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Dalam antusiasme siswa mengikuti pembelajaran masih kurang,
tingkat kerjasama siswa dengan guru dan siswa lain kurang, kemampuan
siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, membuat karya tulis dan
melakukan presentasi juga kurang. Kondisi tersebut dapat disebabkan
metode yang digunakan oleh guru terkesan monoton sehingga membuat
32

siswa cenderung kurang bersemangat dan terlihat bosan saat mengikuti


proses pembelajaran.
Dari hasil observasi pada pembelajaran pra siklus tersebut, maka
dapat diketahui beberapa permasalahan pembelajaran TIK materi
perangkat lunak komputer di kelas VII-B SMPN 5 Tulungagung
Tulungagung adalah:
1. Hasil belajar siswa masih rendah ketuntasan klasikal 15,63% masih
jauh dari standar nilai ketuntasan klasikal yaitu 85%. Hasil penilaian
masih jauh di bawah KKM.
2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah. Adapun
aktivitas yang paling rendah adalah kemampuan siswa dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan, membuat karya tulis dan
melakukan presentasi.
3. Rendahnya nilai hasil belajar siswa yang disebabkan oleh rendahnya
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu faktor yang
menyebabkan rendahnya aktivitas belajar siswa adalah penggunaan
metode yang dilakukan oleh guru kurang tepat, belum mengacu pada
metode mengajar siswa yang aktif (guru lebih sering menggunakan
metode ceramah pada setiap pembelajaran).
Observasi awal ini dijadikan bahan pertimbangan untuk pemberian
tindakan selanjutnya dalam pembelajaran TIK materi keberagaman dalam
masyarakat Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
dalam pembelajaran maka perlu dilakukan tindakan berupa penerapan
pembelajaran. Peneliti bermaksud memperbaiki pembelajaran dengan
menggunakan metode Problem Based Learning pada siklus I.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Adapun dalam pelaksanaan siklus I berikut tahapan-tahapannya:
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi pada saat
observasi awal maka peneliti merencanakan perbaikan berdasarkan
hasil refleksi pra perbaikan yaitu menyusun langkah-langkah
mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa mata pelajaran TIK.
33

Perencanaan pengajaran pada siklus I ini dituangkan dalam bentuk


RPP sebagai acuan pelaksanaan proses pembelajaran dengan berdasar
kurikulum yang berlaku. Penyusunan RPP ini juga disesuaikan dengan
langkah-langkah pada model pembelajaran yang diterapkan, dalam hal
ini model pembelajaran dengan metode Problem Based Learning
(PBL). Materi yang dibahas pada siklus I adalah keberagaman dalam
masyarakat Indonesia. Selain RPP, peneliti juga mempersiapkan
instrumen lainnya seperti lembar penugasan aktivitas siswa dan
pemberian tes akhir pembelajaran berupa lembar kerja soal.
b. Tahap Pelaksanaan
Proses pelaksanaan tindakan siklus I ini berlangsung di kelas
VII-B pada jam pembelajaran TIK dengan durasi waktu satu kali
pertemuan (3 x 40 menit). Pertemuan dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 25 Mei 2019. Materi yang diajarkan adalah keberagaman
dalam masyarakat Indonesia, dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan
prosedur yang direncanakan dalam RPP.
Dalam menjelaskan materi keberagaman dalam masyarakat
Indonesia, guru menggunakan model pembelajaran Promblem Based
Learning dimana siswa dapat memahami sebuah topik yang diberikan,
mendeskripsikan suatu permasalahan dan mengumpulkan informasi
yang didapat secara berkelompok dari berbagai sumber belajar.
Selama dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru
memberikan penjelasan mengenai materi tentang keberagaman dalam
masyarakat. Siswa diberikan kesempatan untuk menganalisis sebuah
permasalahan berupa pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang
keberagaman disekitar lingkungan siswa. Guru meminta siswa
membentuk kelompok yang berjumlah 4 sampai 5 orang, mereka dapat
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa
diberikan motivasi selama proses pembelajaran berlangsung, guru
memberikan bimbingan dan memantau jalannya proses diskusi jika ada
yang belum dipahami atau belum dimengerti dalam proses
penyelesaian diskusi yang dilakukan.
34

Guru meminta siswa menyelesaikan hasil laporanya yang sudah


dikerjakan. Setelah itu siswa mempresentasikan hasil laporanya
didepan kelas, guru memberikan apresiasi dengan memberikan
penghargaan berupa tepuk tangan kepada kelompok yang sudah
mempresentasikan hasilnya. Guru dan siswa bersama-sama menarik
hasil kesimpulan dari pembelajaran materi keberagaman dalam
masyarakat. Pada akhir siklus I guru memberikan tes akhir yang
berfungsi untuk mengukur hasil belajar siswa.
c. Tahap Observasi
Selama pembelajaran berlangsung aktivitas guru maupun siswa
tetap diamati. Aktivitas belajar siswa yang diamati di antaranya adalah
antusias siswa dalam mengikuti pelajaran, kerjasama siswa baik
dengan guru maupun teman, kemampuan siswa dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan, membuat karya dalam bentuk laporan dan dalam
melakukan presentasi. Hasil observasi aktivitas belajar siswa bisa
dilihat dalam tabel 4.
Tabel 4
Hasil Aktivitas Siswa Siklus I
N Nilai rata-
Aspek yang diamati
o rata
1 Siswa antusias dalam mengikuti pelajaran 4
2 Tingkat kerjasama siswa dengan guru dan siswa lain 3
3 Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang
3
diberikan
4 Kemampuan siswa dalam membuat karya dalam
2
bentuk laporan
5 Kemampuan siswa dalam melakukan presentasi 2
Jumlah skor 14
Persentase 70%

Keterangan:
Skor tertinggi per parameter =4
Skor total maksimal = 20
Kriteria penilaian :
1) 0% - 39% = Sangat Kurang
2) 40% - 55% = Kurang
3) 56% - 65% = Cukup
35

4) 66% - 79% = Baik


5) 80% - 100% = Sangat Baik
Dari hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa persentase
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran secara klasikal adalah
70% dengan kriteria baik akan tetapi masih di bawah indikator
keberhasilan tindakan yaitu 80%. Siswa sudah mulai aktif dalam
pembelajaran dan dapat bekerjasama baik dengan guru maupun antar
teman serta sudah mulai mampu menyelesaikan tugas yang diberikan,
membuat karya dalam bentuk laporan dan dalam melakukan
presentasi.
d. Tahap Refleksi
Dalam kegiatan ini berdasarkan hasil belajar siswa dan
observasi terhadap aktivitas siswa dan pengelolaan pengajaran pada
siklus I, maka refleksi pada siklus I dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Aktivitas siswa pada siklus I sudah berada dalam kategori baik,
namun belum mencerminkan aktivitas belajar yang tinggi, ini dapat
dilihat dari presentasi aktivitas siswa yaitu 70%. Sedangkan
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti adalah
minimal 80%.
2) Pengelolaan pengajaran yang dilakukan oleh guru sudah berada
pada tingkat baik, namun masih ada beberapa aspek yang perlu
diperbaiki seperti kemampuan guru dalam menciptakan
komunikasi dua arah dan kemampuan dalam
mengimplementasikan model pembelajaran Problem Based
Learning. Diharapkan pada siklus berikutnya kemampuan guru
dalam membantu siswa memecahkan masalah dan kemampuan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning menjadi
lebih baik. Melihat hasil refleksi ini maka perlu adanya perbaikan-
perbaikan dalam pembelajaran pada siklus berikutnya, seperti
upaya meningkatkan lagi aktivitas belajar siswa dan pengelolaan
pengajaran yang dilakukan oleh guru.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
36

a. Tahap Perencanaan
Pada siklus II ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan
model yang sama pada siklus I hanya saja pada siklus II ini akan lebih
ditingkatkan lagi pembelajaran problem based learningnya untuk
meningkatkan perhatian siswa saat pelajaran sedang berlangsung
berdasarkan hasil refleksi siklus I. Perencanaan tindakan pada siklus II
tertuang dalam RPP. Materi yang dibahas adalah perangkat lunak
komputer. Instrumen lainnya yang dipersiapkan adalah buku
pembelajaran tentang materi perangkat lunak komputer, lembar
observasi untuk siswa, lembar observasi untuk guru, dan lembar soal.
b. Tahap Pelaksanaan
Proses pelaksanaan tindakan siklus II ini berlangsung di kelas
VII-B pada jam pembelajaran TIK dengan durasi waktu satu kali
pertemuan (3 x 40 menit ). Pertemuan dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 8 Juni 2019. Pokok pembahasan yang diajarkan tentang
keberagaman dalam masyarakat Indonesia.
Pelaksanaan dari pembelajaran mengacu pada RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah dipersiapkan. Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I, tetapi
peneliti meningkatkan lagi kegiatan pembelajaran problem based
learning agar aktivitas siswa lebih meningkatkan dari siklus I. Gru
kembali memberikan permasalahan tentang perangkat lunak komputer
untuk dipecahkan dan dianalisis siswa. Diharapkan pembelajaran
siklus II ini aktivitas siswa lebih meningkatkan dari siklus I. Pada akhir
siklus II juga dilakukan tes akhir yang berfungsi untuk mengukur hasil
belajar siswa.
c. Tahap Observasi
Selama pembelajaran aktivitas guru maupun siswa tetap
diamati. Hasil observasi mengenai aktivitas belajar siswa dapat dilihat
pada tabel 5.
37

Tabel 5
Hasil Aktivitas Siswa Siklus II
N Nilai rata-
Aspek yang diamati
o rata
1 Siswa antusias dalam mengikuti pelajaran 4
2 Tingkat kerjasama siswa dengan guru dan siswa lain 4
3 Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang
3
diberikan
4 Kemampuan siswa dalam membuat karya dalam
3
bentuk laporan
5 Kemampuan siswa dalam melakukan presentasi 3
Jumlah skor 17
Persentase 85%

Keterangan:
Skor tertinggi per parameter =4
Skor total maksimal = 20
Kriteria penilaian :
1) 0% - 39% = Sangat Kurang
2) 40% - 55% = Kurang
3) 56% - 65% = Cukup
4) 66% - 79% = Baik
5) 80% - 100% = Sangat Baik
Tabel di atas memperlihatkan bahwa aktivitas belajar siswa
mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya 70% menjadi 85%
pada siklus II. Aktivitas belajar siswa pada perbaikan pembelajaran
siklus II berada dalam kategori sangat baik dan sudah melampaui batas
minimal aktivitas belajar siswa yang diharapkan yaitu 80%. Ini berarti
aktivitas belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan
tindakan.
d. Tahap Refleksi
38

Berdasarkan data-data yang telah terkumpul pada siklus II,


maka hasil refleksi pada siklus II dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Hasil belajar siswa pada siklus II sudah lebih baik menunjukan
penigkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dapat dilihat nilai
rata-rata kelas pada siklus I 65,63 naik menjadi 78,13 pada siklus II
dan ketuntasan klasikal 59,38% pada siklus I naik menjadi 96,88%
pada siklus II. Hal ini berarti ketuntasan klasikal telah melebihi
indikator keberhasilan yaitu 85%. Jadi hasil belajar siswa pada
siklus II sudah tuntas.
2) Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya
70% menjadi 85% pada siklus II. Ini berarti batas minimal aktivitas
siswa yang diharapkan sebesar 80% sudah terpenuhi.
3) Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus II
sudah tergolong baik dan mengalami peningkatan dari siklus I.

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa baik hasil belajar maupun
aktivitas siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Hasil belajar
siswa diukur melalui tes evaluasi yang dilakukan pada tiap akhir siklus.
Indikator keberhasilan tindakan kelas tersebut adalah apabila standar
ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai 85% dan secara
individual nilai yang diperoleh siswa 70. Sedangkan untuk aktivitas belajar
siswa indikatornya adalah apabila persentase aktivitas belajar siswa di kelas >
80 %.
1. Pembahasan Siklus I
Pada siklus I pembelajaran difokuskan pada model pembelajaran
Problem Based Learning. Secara teknis, siswa belum tahu bagaimana
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning ini dalam
pembelajaran TIK. Meskipun begitu penerapan model ini pada siklus I
masih mengalami beberapa kendala, diantaranya kemampuan siswa dalam
menyelesaikan tugas masih kurang baik, dalam melakukan presentasi juga
belum baik, dan kemampuan siswa dalam membuat laporan masih perlu
39

bimbingan. Dalam hal ini kendala secara cepat ditangani oleh guru dengan
mengkoordinasikan siswa yang ditunjuk, sehingga siswa yang lainya
dengan cepat dapat mengikuti arahan yang diberikan.
Hasil penelitian pada siklus I ini menunjukkan peningkatan
dibandingkan pada tahap pra siklus (observasi awal). Pada tahap pra siklus
nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 45,63 dan ketuntasan klasikalnya
mencapai 15,63% sedangkan pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah
65,63 dan ketuntasan klasikalnya 59,38% Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan sebesar 43,75%.
Untuk persentase aktivitas belajar siswa pada tahap pra siklus
adalah 35% sedangkan pada siklus I naik menjadi 70%. Ada peningkatan
aktivitas siswa sebesar 35%. Meskipun ada peningkatan, namun hasil dari
siklus I belum memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan
peneliti. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus II. Adapun
daftar nilai siklus I dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6
Daftar Nilai Siklus I
Hasil Belajar Ketuntasan
No. Nama Siswa
B S N T BT
1 AHF 8 2 80 v
2 AP 8 2 80 v
3 AEW 8 2 80 v
4 AH 7 3 70 v
5 AHH 5 5 50 v
6 BDS 8 2 80 v
7 CSW 8 2 80 v
8 DS 5 5 50 v
9 DAM 5 5 50 v
10 DR 5 5 50 v
11 DNN 7 3 70 v
12 FR 8 2 80 v
13 AFM 5 5 50 v
14 IBS 4 6 40 v
15 AR 8 2 80 v
16 KB 7 3 70 v
17 KD 7 3 70 v
18 LHRA 5 5 50 v
19 MFR 8 2 80 v
20 MKH 5 5 50 v
40

21 NENA 5 5 50 v
22 NRF 5 5 50 v
23 RA 8 2 80 v
24 RFF 7 3 70 v
25 RSY 8 2 80 v
26 SDN 5 5 50 v
27 VAS 8 2 80 v
28 ZIH 5 5 50 v
29 ZM 7 3 70 v
30 ZUN 8 2 80 v
31 VRP 8 2 80 v
32 DIS 5 5 50 v
Jumlah 210 110 2100 19 13
Persentase 65.63% 34.38% 65.63% 59.38% 40.63%
Rata-rata Kelas 65.63

Berikut adalah diagram perbandingan antara pra siklus dan siklus 1:


Diagram 1
Diagram Perbandingan Pra Siklus dan Siklus I

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I

Nilai rata-rata Persentase


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari pra
siklus ke siklus I. Pada pra siklus nilai rata-rata siswa 45,63. Sedangkan
pada siklus I nilai rata-rata siswa menjadi 65,53. Keberhasilan tersebut
sejalan dengan Shoimin (2014), bahwa pengertian dari model Problem
Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah model
pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks
untuk para siswa belajar kritis dan keterampilan memecahkan masalah
serta memperoleh pengetahuan. Meskipun demikian pembelajaran
41

Problem Based Learning belum bisa memaksimalkan fokus siswa pada


pembelajaran yang berlangsung sehingga masih diperlukan
penyempurnaan pembelajaran pada siklus II.
2. Pembahasan Siklus II
Pada siklus II, peneliti memfokuskan penelitian pada peningkatan
aktivitas siswa dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk lebih fokus
memperhatikan pembelajaran tentang perangkat lunak komputer dan
melakukan pemecahan masalah yang diberikan oleh guru. Pembelajaran
model Problem Based Learning ini siswa akan lebih menggali
kemampuannya untuk memperoleh pengetahuan luas lagi, dan
menumbuhkan semangat belajar dalam memecahkan permasalahan yang
ada baik secara individu maupun kelompok. Untuk mengoptimalkan
peningkatan kualitas pembelajaran Problem Based Learning dapat
dipadukan dengan media pembelajaran yang cocok dengan karakteristik
yang dimiliki siswa.
Ibrahim dalam Rusman (2011) mengemukakan bahwa PBL
merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk
merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi
pada masalah dunia nyata. Sama dengan menurut Slameto (2011) model
Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang melatih
dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
berorientasi pada masalah autentik dari kehidupan aktual siswa untuk
merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sementara itu Hosnan
(2014) mengemukakan bahwa model Problem Based Learning merupakan
model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah
autentik sehingga siswa dapat menyusun sendiri, menumbuh kembangkan
keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan
meningkatkan kepercayaan diri sendiri.
Menurut Suyanti (2010), Problem Based Learning memiliki
beberapa kelebihan diantaranya: 1) PBL dirancang utamanya untuk
membantu pembelajar dalam membangun kemampuan berpikir kritis,
42

pemecahan masalah, dan intelektual mereka, dan mengembangkan


kemampuan mereka untuk menyelesaikan dengan pengetahuan baru, 2)
Membuat mereka menjadi pembelajar yang mandiri dan bebas, 3)
Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk
memahami isi pelajaran, dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
siswa, 4) Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata, 5)
Membantu siswa mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan di samping itu, juga
dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil
maupun proses belajarnya, 6) Melalui Problem Based Learning bisa
memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya
merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa,
bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku, 7) Dapat
mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun
belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Pada siklus II ini, hasil belajar siswa secara klasikal mengalami
peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 65,63
dan ketuntasan klasikalnya mencapai 59,38%, sedangkan pada siklus II
nilai rata-rata siswa adalah 78,13 dan ketuntasan klasikalnya mencapai
96,88%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 40,62%. Untuk
persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 70% sedangkan
pada siklus II naik menjadi 85%. Ada peningkatan aktivitas siswa sebesar
15%. Berdasarkan dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil
siswa sudah memenuhi target yang ditetapkan peneliti. Hasil pembelajaran
siklus II dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7
Daftar Nilai Siklus II
Hasil Belajar Ketuntasan
No. Nama Siswa
B S N T BT
1 AHF 8 2 80 v
2 AP 8 2 80 v
3 AEW 8 2 80 v
43

4 AH 8 2 80 v
5 AHH 5 5 50 v
6 BDS 8 2 80 v
7 CSW 9 1 90 v
8 DS 8 2 80 v
9 DAM 7 3 70 v
10 DR 7 3 70 v
11 DNN 8 2 80 v
12 FR 8 2 80 v
13 AFM 8 2 80 v
14 IBS 7 3 70 v
15 AR 8 2 80 v
16 KB 8 2 80 v
17 KD 9 1 90 v
18 LHRA 7 3 70 v
19 MFR 9 1 90 v
20 MKH 8 2 80 v
21 NENA 8 2 80 v
22 NRF 7 3 70 v
23 RA 8 2 80 v
24 RFF 9 1 90 v
25 RSY 8 2 80 v
26 SDN 7 3 70 v
27 VAS 8 2 80 v
28 ZIH 8 2 80 v
29 ZM 8 2 80 v
30 ZUN 7 3 70 v
31 VRP 8 2 80 v
32 DIS 8 2 80 v
Jumlah 250 70 2500 31 1
Persentase 78.13% 21.88% 78.13% 96.88% 3.13%
Rata-rata Kelas 78.13

Adapun perbandingan antara siklus I dan siklus II dapat kita lihat


pada diagram 2.
Diagram 2
Perbandingan Siklus I dan Siklus II
44

120

100

80

60

40

20

0
Siklus I Siklus II

Nilai rata-rata Persentase


Dari diagram diatas dapat kita ketahui dari siklus I dan Siklus II
dalam hal nilai rata-rata dan persentase ketuntasan meningkat. Pada siklus
I nilai rata-rata siswa 65,53 dan persentase ketuntasan 59,38% sedangkan
pada siklus II nilai rata-rata siswa 78,13 dan persentase ketuntasan sebesar
96,88%.
3. Kesimpulan Antara Pra siklus, Siklus I dan Siklus II
Dalam perbaikan pembelajaran terdapat peningkatan hasil belajar
dari siklus ke siklus. Berikut hasil belajar siswa tiap siklus dapat dilihat
pada tabel 8.
Tabel 8
Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No. Siklus Nilai Rata-rata Persentase Ketuntasan Belajar
1 Pra Siklus 45,63 15,63
2 Siklus I 65,63 59,38
3 Siklus II 78,13 96,88

Untuk melihat hasil peningkatan tersebut dalam bentuk grafik,


berikut peneliti tampilkan diagramnya pada diagram 3.
Diagram 3
Perbandingan Antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
45

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai rata-rata Persentase


Diagram diatas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil
belajar pada setiap siklus yang dilakukan terhadap pembelajaran TIK
materi perangkat lunak komputer menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning dengan penambahan pembelajaran media power
point, siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa
meningkat dari keadaan semula, pada pra siklus rata-ratanya 45,63, saat
siklus I meningkat menjadi 65,53 dan di siklus II meningkat menjadi
78,13. Dan persentase ketuntasan meningkat semula pada pra siklus hanya
15,63%, siklus I 59,38% dan pada siklus II sebesar 96,88%.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
materi Perangkat Lunak Komputer Melalui Metode Problem Based Learning
Siswa Kelas VII-B SMPN 5 Tulungagung Semester II Tahun 2018/2019”
adalah:
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-B SMPN 5 Tulungagung
Tulungagung. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga
hasil belajar siswa menjadi maksimal.
2. Hasil belajar siswa meningkat dengan model pembelajaran Problem Based
Learning. Hal ini terbukti pada hasil penelitian tindakan yang
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang ditandai
dengan meningkatnya kualitas pembelajaran siswa. Ketuntasan meningkat
semula pada pra siklus hanya 15,63%, siklus I 59,38% dan pada siklus II
sebesar 96,88%.

B. SARAN
1. Bagi Guru
a. Guru harus lebih mampu memberikan motivasi dan inovatif untuk
mengembangkan kegiatan pembelajaran dalam setiap pertemuan.
b. Guru dapat menggunakan media yang sesuai untuk meningkatkan
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c. Guru harus lebih aktif dalam menggunakan metode dan media dalam
pembelajaran yang disenangi siswa.
d. Guru harus dapat meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan kelas,
mengatur waktu dan sistem pembelajaran.

46
47

2. Bagi Sekolah
a. Dengan adanya fasilitas yang lengkap dan mendukung suatu proses
pembelajaran di sekolah sebagai upaya untuk dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran siswa.
b. Meningkatkan mutu pembelajaran siswa dengan secara langsung
melibatkan siswa di dalam pembelajaran, dan lebih inovatif lagi dalam
menentukan kegiatan dengan menggunakan berbagai media
pembelajaran.
3. Bagi Siswa
a. Model pembelajaran Problem Based Learning ini dapat melibatkan
seluruh kemampuan siswa secara maksimal dalam suatu rangkaian
kegiatan belajar untuk mencari informasi dan menyelidiki secara kritis,
logis, analitis, dan sistematis sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
b. Hasil belajar yang maksimal dapat memberikan kepercayaan diri serta
kepuasan bagi siswa jika hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
c. Kegiatan belajar dengan menggunakan strategi dan media juga dapat
dijadikan kegiatan pembelajaran yang menarik untuk siswa.
d. Kegiatan belajar dengan kelompok dapat membangun sifat gotong
royong atau bekerja sama dalam menyelamatkan suatu masalah.
48

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. 2012. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning.


Jakarta: Prenada Media Group.
Anderson, L.W. dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Asessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational
Objectives. A Bridged Edition. New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Anderson, Ronald H. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk
Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka bekerja sama dengan CV.
Rajawali.
Anitah, Sri. 2012. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi. Badan Standar Nasional
Pendidikan: Jakarta.
Boud, D and Falleti G. 1997. The Challenge of Problem Based Learning. London:
Kogan Page.
Cholisin. 2011. Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Daryanto. 2011. Belajar dan Mengajar. Bandung : Yrama Widya.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka.
Cipta. 
Djamarah, Syaiful Bahri, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka.
Cipta.
Hadi, S. 2017. Efektivitas Penggunaan Video Sebagai Media Pembelajaran
Untuk Siswa Sekolah Dasar. Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran
Dan Pendidikan Dasar 2017, 96–102.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hamid, A. 2020. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif Dalam Pembelajaran.
(https://bdkbanjarmasin.kemenag.go.id/berita/pembelajaran-aktif-kreatif-
efektif-dalam-pembelajaran-h-abdul-hamid, diakses 8 Mei 2019).
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hujair, AH Sanaky. 2010. Media Pembelajaran. Buku Pegangan Wajib Guru
Dan Dosen. Yogyakarta: Kaukaba.
Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan
Deskriminasi Ras dan Etnis.
Kamdi. 2007. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
49

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. 


Lukman, S. Dkk. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan: Buku Guru
SMP/MTs kelas VII.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moeis, Syarif. 2009. Keragaman Budaya Indonesia. Malang: UM Pres.
Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Press
Sindo.
Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press. 
Sadiman, Arief S, dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Persada.
Samsuri. 2011. Pendidikan Karakter Warga Negara. Yogyakarta: Diandara
Pustaka Indonesia.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Shadily, Hassan. 2000. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Shoimin, Malik. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Slameto. 2011. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suyanti, Dwi Retno. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Rosdakarya.
Ubaedillah, A. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan (Demokrasi, Hak Asasi
Manusia dan Masyarakat Madani, Edisi Ketiga). Jakarta: ICCE UIN
50

Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan Penerbit Prenada Media


Group, Cetakan ke-7.
Lampiran 1
DAFTAR NAMA SISWA
KELAS VII-B SMPN 5 TULUNGAGUNG TAHUN 2018/2019

No. No. Induk Nama L/P

1   AHMAD HABIB FIRMANSYAH L


2   ANASTRIDHA PRABOWO L
3   ARDHAN EKA WIRAYUDHA L
4   ASFIYATUL HASANAH P
5   AYU HANIFATUL HUSNA P
6   BAYU DWI SANTOSO L
7   CHAESARAH SEKAR WULANDARI P
8   DAVID SAPUTRA L
9   DEFRIZAL ARIELENTA MAULANA L
10   DELTA REFINANSA P
11   DINTA NOVIANTA NUGRAHA L
12   FIRANTIKA RIDASARI P
13   IFA FATATUL MUKARROMAH P
14   ILHAM BAGUS SABPUTRA L
15   IMANDA RIYANTI P
16   KAMALUDIN BASTIAN L
17   KARTIKA DEVI P
18   LUCIANO HARYA REZA ANANTA L
19   MUHAMMAD FARHAN ROMADHONI L
20   MUKHOIRIYA P
21   NADIA EKA NANDA ARLIZA P
22   NOVIA RAHMA FITRIANA P
23   RAFLI AGUSTA L
24   ROZAN FARIQOHUL FIRDAUS L
25   RUSYDIKAFI L
26   SANDIXA DEBBY NURAVIANTO L
27   VEMAS ARDIN SAPUTRA L
28   ZULFA ISTIQOMAH HIKMAH P
29   ZAKI MAULANA L
30   ZULFA ULIN NUHA P
31   DIDIK IMAM SANTOSO L
32   VIRA RAMADHANI PRASTIYA PUTRI P
51

Lampiran 2
Dokumentasi Foto

You might also like